1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap lembaga pendidikan berusaha meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) agar menghasilkan siswa yang berkualitas. Apabila Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada meningkat, maka kualitas pendidikan akan meningkat. Ada beberapa hal yang mempengaruhi kualitas SDM. Salah satunya adalah keterlibatan semua pihak dalam dunia pendidikan. Keterlibatan semua pihak dalam dunia pendidikan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan, khususnya peran serta siswa, guru dan wali siswa. Tujuan pembelajaran akan tercapai melalui kerjasama yang baik. Tujuan pembelajaran menjadi tolak ukur keberhasilan dari proses belajar mengajar. Tidak berhasilnya proses belajar mengajar dikarenakan berbagai faktor, di antaranya adalah cara belajar siswa yang kurang tepat, pemilihan metode yang kurang tepat dalam proses belajar mengajar, pendekatan mengajar seorang guru yang belum sesuai dengan kondisi di kelas. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting. Pelajaran matematika termasuk ke dalam ilmu ketepatan yang lebih banyak memerlukan pemahaman daripada hafalan. Untuk memahami suatu pokok bahasan dalam mata pelajaran matematika, siswa harus mampu menguasai konsep-konsep matematika (Aisyah,2007:1-3). Pembelajaran matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa, maka sangat diharapkan siswa SD untuk menguasai mata pelajaran tersebut. Dalam mata pelajaran ini siswa ditekankan untuk berpikir
1
2
logis, analistis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama (Aisyah, 2007: 4-8). Tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik. Selain itu, peningkatan sikap kreatifitas dan kritis juga dapat dilatih melalui pembelajaran matematika yang sistematis dan sesuai dengan pola-pola pembelajarannya, oleh Stanic (dalam Lapono, 2008:104). Pemahaman konsep dalam pembelajaran soal cerita sangat penting. Beberapa siswa kurang memahami konsep dalam mengerjakan soal cerita. Apabila pemahaman konsep pada siswa kurang dilakukan, maka siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakannya. Guru cenderung meminta siswa untuk langsung mengerjakan tanpa diminta memahami konsep dalam soal cerita. Sehingga beberapa siswa mendapatkan nilai di bawah KKM. Hasil ulangan soal cerita semester 1, nilai siswa banyak yang dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 70. Dalam satu kelas ada 24 siswa yang terdiri dari 10 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki. Terdapat 13 (57% ) siswa mendapatkan nilai kurang dari KKM, dan 11 (43%) siswa berhasil mencapai KKM yang telah ditetapkan. Nilai terendah siswa adalah 54, dan nilai tertinggi adalah 82. Hasil observasi peneliti di SDN Sumbersekar 02 menunjukkan bahwa guru matematika
menggunakan
metode
konvensional
yang
kegiatan
belajar
mengajarnya didominasi dengan kegiatan ceramah dan pemberian tugas. Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung guru menyampaikan materi soal cerita yang ada di buku, kemudian setelah selesai menyampaikan materi soal cerita,
3
siswa diminta untuk mengerjakan latihan yang ada di buku juga. Siswa hanya diminta untuk membaca soal cerita dan mengerjakannya tanpa memahami konsep dalam soal cerita. Dari kegiatan tersebut, terlihat siswa kurang termotivasi baik saat guru menyampaikan materi soal cerita dan saat guru menyuruh mengerjakan latihan. Banyak di antara siswa yang asyik bermain sendiri, mengobrol dan mengganggu teman yang ada di dekatnya, dan pada saat guru menyuruh mengerjakan latihan, siswa cenderung menyontek tanpa ada usaha sendiri. Kurang optimalnya pembelajaran matematika di SDN Sumbersekar 02 disebabkan oleh metode yang digunakan dalam menyelesaikan soal cerita kurang menarik siswa. Masalah tersebut dapat dikurangi dengan mengubah metode yang digunakan, misalnya dengan menggunakan metode-metode pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih termotivasi dalam belajar menyelesaikan masalah soal cerita. Penerapan metode yang tepat akan mempermudah proses penanaman konsep kepada siswa. Pada dasarnya, jika guru dapat menanamkan konsep dengan benar dan memberikan suasana yang menyenangkan maka siswa akan cenderung senang belajar pemecahan masalah soal cerita. Penanaman konsep dapat dilakukan dengan menerapkan metode yang tepat. Berdasarkan permasalahan tersebut, salah satu cara yang dapat ditempuh yaitu dengan cara menyelesaikan soal cerita dengan menggunakan model Polya. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat manyelesaikan masalah soal cerita materi operasi hitung campuran. Siswa dapat mengaplikasikan pada masalah serupa di situasi lain. Materi tersebut sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
4
Pembelajaran soal cerita menggunakan model Polya ini adalah langkahlangkah yang sangat efektif digunakan untuk menyelesaikan masalah pada pembelajaran soal cerita. Dalam pembelajaran ini digunakan langkah-langkah pembelajaran soal cerita dengan model Polya yang akan digunakan guru (dalam Hudojo, 2005: 137) Secara empiris pembelajaran soal cerita dengan model Polya sangat cocok untuk mengajarkan kepada siswa tentang manfaat pembelajaran soal cerita dalam kehidupan sehari-hari, dengan model Polya siswa akan menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari sesuai dengan materi pelajaran matematika yang akan dipelajari. Dengan langkah-langkah model Polya berarti siswa mampu memahami konsep yang ada pada soal cerita. Siswa mampu menyelesaikan permasalahan yang ada pada soal cerita yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Menurut
George
Polya
(dalam
Hudojo,
2007:
135-140)
untuk
menyelesaikan soal cerita diperlukan 4 tahap, yaitu tahap pertama (1) memahami masalah. Di tahap ini, siswa menguraikan apa yang diketahui dengan kalimat sendiri, mengidentifikasi apa yang diperlukan, merumuskan apa yang ditanyakan dan menggambarkan permasalahan. Tahap kedua (2) adalah membuat rencana penyelesaian. Pada tahap ini siswa melakukan permisalan data yang diketahui dan yang ditanya dalam bantuk huruf disertai penulisan bilangan. Selain melakukan permisalan tersebut, dilakukan juga perumusan formula penyelesaian dengan benar.
5
Pada tahap ketiga (3) adalah melaksanakan rencana penyelesaian untuk mendapatkan hasil dari parmasalahan soal cerita. Jika pada waktu menyusun rencana pemecahan masalah yang berperan adalah pikiran maka pada tahap pelaksanaan rencana ini pikiran dan fisik bersama-sama melakukan kegiatan. Tahap ini dilakukan dengan perhitungan atau mengerjakan soal berdasarkan formula atau strategi yang dirumuskan. Tahap keempat (4) adalah menelaah kembali pelaksanaan yang telah dikerjakan. Pada tahap ini penyelesaian yang telah diperoleh dari tahap sebelumnya dicek kembali kebenaran pengerjaanya. Salah satu pengecekan ini dilakukan dengan mensubstitusikan jawaban kepada model matematika dari permasalahan. Jika substitusi ini menghasilkan jawaban benar, maka jawaban yang dihasilkan juga benar. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk untuk mengambil judul : Pembelajaran Soal Cerita Menggunakan Model Polya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Mata Pelajaran Matematika Di SDN Sumbersekar 02 Malang , yang nantinya diharapkan dapat membantu menyelesaikan
permasalahan
yang
terjadi
dalam
masalah
pembelajaran
matematika. B. Fokus Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kurangnya hasil belajar siswa dalam materi soal cerita operasi hitung campuran pada kelas IV. Faktor tersebut antara lain; siswa kurang memahami konsep dalam menyelesaikan soal cerita operasi hitung campuran, siswa mengerjakan soal cerita operasi hitung campuran dengan langsung menuliskan soal matematikanya sehingga banyak yang kesulitan dalam
6
mengerjakannya, siswa kurang tertarik dengan metode guru yang meminta siswa untuk mengerjakan soal tanpa diminta untuk memahami konsepnya. Model Polya ini merupakan solusi dalam pemecahan masalah pembelajaran soal cerita khususnya materi operasi hitung campuran. Penggunaan model pembelajaran ini dapat membantu siswa memahami konsep dalam pembelajaran soal cerita materi operasi hitung campuran. C. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yaitu tentang kesulitan belajar dalam menyelesaikan masalah matematika dengan pendekatan pemecahan masalah model Polya pada materi operasi hitung, sehingga diperoleh rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan model Polya pada pembelajaran soal cerita operasi hitung campuran untuk siswa kelas IV Sumbersekar 02 Malang? 2. Bagaimana peningkatan hasil belajar dengan model Polya pada pembelajaran soal cerita operasi hitung campuran untuk siswa kelas IV SDN Sumbersekar 02 Malang? D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan harapan yang ingin dicapai oleh peneliti setelah penelitian dilaksanakan. Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui penerapan model Polya pada pembelajaran soal cerita operasi hitung campuran untuk siswa kelas IV Sumbersekar 02 Malang.
7
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dengan model Polya pada pembelajarann soal cerita operasi hitung campuran kelas IV SDN Sumbersekar 02 Malang. E. Manfaat Hasil Penelitian Peneliti berharap dapat memberikan manfaat yang positif. Adapun manfaat yang diharapkan setelah penelitian ini dilaksanakan adalah: 1. Bagi Peserta Didik a) Meningkatkan keaktifan peserta didik selama kegiatan belajar mengajar. b) Meningkatkan kemampuan berpikir matematika peserta didik. c) Meningkatkan hasil belajar/prestasi peseta didik. 2. Bagi Guru a) Membantu guru dalam menciptakan suatu kegiatan belajar yang menarik dan memberikan alternatif metode pembelajaran yang dapat dilakukan guru dalam proses pembelajaran. b) Khususnya guru matematika sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk dapat menjadikan model Polya sebagai salah satu alternatif yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. 3. Bagi Sekolah Memberikan kepada sekolah sumbangan yang baik dalam rangka perbaikan proses pembelajaran matematika sehingga dapat meningkatkan aktivitas, kemampuan berpikir dan prestasi belajar peserta didik. F. Batasan Istilah Supaya tidak terjadi kekeliruan dalam pengertian dan penafsiran terhadap judul skripsi yaitu Pembelajaran Soal Cerita Menggunakan Model Polya untuk
8
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Mata Pelajaran Matematika Di SDN Sumber Sekar 02 Malang , maka perlu adanya batasan dan definisi operasional sebagai berikut: 1. Model Polya yaitu langkah-langkah penyelesaian masalah dengan mengacu pada langkah-langkah pemecahan masalah yang dikemukakan oleh Polya dalam menyelesaikan soal cerita yang ada. Langkah-langkah pemecahan masalah meliputi: memahami masalah, membuat rencana penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian, melakukan pengecekan ulang/melihat kembali (George Polya dalam Hudojo, 2005: 135-140). 2. Soal cerita merupakan soal yang dikemas di dalam bentuk kalimat cerita. Materi yang dikemas di dalam soal cerita sangat bervariasi, soal cerita ini terkait dengan operasi hitung campuran (Winarni & Sri, 2011: 122) 3. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Pencapaian tersebut merupakan peningkatan hasil belajar dalam ranah kognitif siswa. Hasil belajar siswa yang awalnya kurang menjadi baik (Sudjana, 2008: 22-24). 4. Peningkatan hasil belajar dalam penelitian ini adalah parubahan pada nilai evaluasi siklus I dan evaluai sikluas II. Kriteria perubahan tersebut yaitu dari yang kurang menjadi baik, dari yang baik menjadi lebih baik.