BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Strategi
pembelajaran
adalah
siasat
guru
dalam
mengefektifkan,
mengefesienkan, serta mengoptimalkan fungsi dan interaksi antara siswa dengan komponen pembelajaran dalam suatu kegiatan untuk mencapai
tujuan
pengajaran1. Pembelajaran merupakan perbuatan yang disengaja untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Dalam proses pembelajaran terdapat beberapa komponen yang saling berhubungan antara satu komponen dengan komponen lainnya. Dengan demikian, untuk meningkatkan proses pembelajaran dapat dimulai dari menganalisis setiap komponen yang dapat membentuk dan mempengaruhi proses pembelajaran itu. Dalam proses pembelajaran terdapat kegiatan membimbing siswa, melatih keterampilan siswa baik keterampilan intelektual maupun kemampuan motorik sehingga siswa mampu dan berani hidup di masyarakat yang cepat berubah dan penuh persaingan, memberi motivasi kepada siswa agar mereka dapat memecahkan berbagai persoalan hidup dalam masyarakat yang penuh tantangan dan rintangan. Oleh karena itu, seorang guru perlu memiliki kemampuan untuk merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran yang sesuai dengan bakat, minat, dan taraf perkembangan siswa termasuk memanfaatkan berbagai sumber dan media pembelajaran untuk menjamin efektivitas pembelajaran. 1
Yatim Riyanto, Paragdima Pembelajaran : Sebagai Referensi Bagi Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta : Kencana, 2010), hlm. 132
1
2
Selama ini sering kita jumpai guru menggunakan strategi pembelajaran yang monoton tanpa melibatkan keaktifan siswa
dalam mengikuti pelajaran
terutama mata pelajaran PAI. Siswa sekedar mengikuti pelajaran PAI yang diajarkan guru di dalam kelas, yaitu dengan hanya mendengar ceramah tanpa adanya respon, kritik dan pertanyaan siswa kepada guru sebagai feed beack atau umpan balik. Demikian juga dengan guru hanya mengejar waktu mengingat harus mengajarkan materi yang cukup banyak tetapi dengan jam pengajaran yang disediakan cukup singkat, tanpa mempedulikan siswanya paham atau tidak. Sehingga hal ini menjadikan siswa kurang tertarik mengikuti mata pelajaran PAI, masih dijumpai juga beberapa siswa yang mengalami kelesuan dalam belajar seperti siswa yang tidak berangkat tanpa ijin, hasil ulangan yang rendah dan tidak mengerjakan tugas yang telah diberikan. Maka dari itu, untuk mengatasi permasalahan di atas dibutuhkan guru yang dapat menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Salah satu strategi yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran PAI dengan menerapkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction).2 Richard I Arends mengatakan : Model ini membantu siswa mempelajari berbagai keterampilan dan pengetahuan dasar yang dapat diajarkan secara langkah-demi langkah. Untuk maksud kita di sini, model itu disebut direct instruction model (model pengajaran langsung). Model ini tidak selalu memiliki nama yang sama kadang-kadang disebut active learning (Good, Grouws, & Ebmeier1983). Hunter (1982) menyebut pendekatan mastery teaching model. Rosenshine dan Stevens (1986) menyebut pendekatan ini explicit instruction..3 2
3
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran ( Bandung : Rosdakarya, 2013), hlm. 10
Richard I. Arends, Learning To Teach, diterjemahkan oleh Helly Prajitno & Sri Mulyantini (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 294
3
Pembelajaran langsung merupakan pembelajaran yang banyak diarahkan oleh guru dan melibatkan keaktifan siswa. Strategi ini efektif untuk menentukan informasi atau membangun keterampilan tahap demi tahap.
4
Walaupun strategi
pembelajaran langsung menggunakan pendekatan teacher centered
namun
mampu membangkitkan motivasi belajar siswa terutama pada fase yang keempat.5 Pada fase ini siswa terlibat secara langsung dengan menjawab atau mempraktekan kemampuannya. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran menjadi salah satu ciri dalam strategi ini dan partisipasi siswa secara aktif dalam fase ini menunjukan siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran. Strategi ini efektif untuk menentukan informasi atau membangun keterampilan tahap demi tahap.
6
Penekanan pada strategi ini yaitu agar siswa menguasai
pengetahuan yang berupa pengetahuan deklaratif (mengetahui elemen dasar dari sesuatu) dan pengetahuan procedural (mengetahui tata cara melakukan sesuatu).7 Alur dari strategi ini memiliki lima tahap yaitu menentukan tujuan, menjelaskan atau
mendemonstrasikan
pengetahuan,
memberikan
latihan
terbimbing,
memberikan umpan balik dan memberikan latihan lanjutan.8 Bentuk pembelajaran ini menghemat banyak waktu.9Inti dari strategi ini adalah aktivitas praktek
4
Abdul Majid, Strategi …, hlm. 73
5
Bruce Joyce, Marsha Weil dan Emily Calhoun, Models of Teaching, diterjemahkan oleh Achmad Fawaid dan Ateilla Mirza ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 428-429 6
Abdul Majid, Strategi …, hlm. 73
7
Richard I. Arends, Learning…, hlm. 300
8
Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 232 9
Richard I. Arends, Learning…, hlm. 304
4
siswa.10Siswa tidak hanya mendengar keterangan yang disampaikan oleh guru tetapi ikut aktif dalam pembelajaran dalam menyampaikan atau mempraktekan materi yang sedang dipelajari. Penggunaan strategi pembelajaran mempunyai peranan penting dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang dapat melibatkan aktivitas siswa. Oleh karena itu perlu adanya aktivitas siswa serta kemampuan guru dalam menerapkan strategi dan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga siswa tidak merasa bosan. Penggunaan strategi pembelajaran yang tepat dan bervariasi akan dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.11 Motivasi merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kegiatan dalam mencapai suatu tujuan tertentu termasuk di dalamnya kegiatan belajar. Motivasi belajar merupakan segala sesuatu yang ditujukan untuk mendorong atau memberikan semangat kepada siswa yang melakukan kegiatan belajar agar menjadi lebih giat lagi dalam belajarnya
12
Dalam belajar sangat dibutuhkan
adanya motivasi siswa. Motivation is en essensial condition or learning. Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang selanjutnya mendorong siswa dalam mencapai prestasi.13 Seorang guru harus dapat memberikan motivasi kepada
10
Bruce Joyce, Marsha Weil dan Emily Calhoun, Models of…, hlm. 426
11
Syaeful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), hlm.73 12
Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, (Jogjakarta : ArRuzz Media, 2013), hlm. 320 13
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012), hlm. 84-85
5
siswa, bahwa belajar memiliki beberapa maksud, antara lain dengan mengetahui suatu kepandaian, kecakapan atau konsep yang sebelumnya tidak pernah diketahui, dapat mengerjakan sesuatu ,baik tingkah laku maupun keterampilan, pengetahuan, konsep maupun sikap atau tingkah laku, dan dapat memahami atau menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh14 . SMPN 5 Batang merupakan salah satu sekolah yang memiliki siswa yang banyak dibandingkan dengan siswa yang ada di kecamatan Batang. Sekolah ini belum melaksanakan kurikulum 2013. Walaupun masih menggunakan KTSP namun alokasi waktu untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas IX yaitu 3 jam perminggu, karena sisa waktu dalam KTSP salah satunya digunakan untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, dengan harapan siswa SMPN 5 Batang lebih dapat memahami dan mengamalkan Pendidikan Agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. Dari hasil tanya jawab dengan siswa masih ada beberapa siswa yang tidak memiliki semangat dalam belajar Pendidikan Agama Islam. Hal itu disebabkan karena dalam strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam hanya menekankan aspek penguasaan konsep dan kurangnya pelaksanaan latihan keterampilan bagi siswa, sehingga learning to do dalam pembelajaran belum tercapai. Sebagian besar pembelajaran Pendidikan Agama Islam dilakukan dengan model pengajaran konvensional, sehingga siswa tidak mendapatkan kesempatan untuk aktif dalam proses belajar mengajar. Dalam situasi yang demikian penulis tertarik untuk menerapkan strategi pembelajaran langsung dalam pembelajaran Pendidikan
14
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi … hlm. 6
6
Agama Islam. Karena strategi ini tidak hanya menekankan pada penguasaan konsep tetapi juga dalam pengetahuan yang bersifat procedural. Dari latar belakang masalah di atas, penulis ingin mengetahui apakah benar strategi pembelajaran langsung mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa, maka penelitian tesis ini akan penulis susun dalam
sebuah
penelitian
eksperimen
dengan
judul
”Pengaruh
Strategi
Pembelajaran Langsung Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMP Negeri 5 Batang”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana telah dipaparkan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1.
Bagaimana motivasi belajar siswa SMP Negeri 5 Batang sebelum dan sesudah diterapkannya strategi pembelajaran langsung pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ?
2.
Bagaimana pelaksanaan strategi pembelajaran langsung pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 5 Batang ?
3.
Apakah penggunaan strategi pembelajaran langsung pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa SMP Negeri 5 Batang? Penulis memandang perlu memberikan penegasan tempat penelitian yang
belum tercantum pada judul agar tidak terjadi kesimpangsiuran dalam menginterpretasikan judul yang dimaksud. Penelitian ini dilaksanakan pada mata
7
pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VIII Tahun Pelajaran 2014/2015 di SMP Negeri 5 Batang C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan motivasi belajar siswa SMP Negeri 5 Batang sebelum dan sesudah diterapkannya strategi pembelajaran langsung pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
2.
Untuk menjelaskan pelaksanaan strategi pembelajaran langsung pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 5 Batang.
3.
Untuk menjelaskan pengaruh strategi pembelajaran langsung pada mata pelajaran PAI terhadap motivasi belajar siswa SMP Negeri 5 Batang.
D. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat secara teoritik dan praktis. 1.
Secara teoritik Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam bidang pendidikan terutama dari segi psikologis siswa yaitu motivasi belajar.
2.
Secara Praktis
a.
Dapat dijadikan motivasi guru untuk lebih meningkatkan keilmuan dan keterampilan dalam mengajar.
b.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
8
c.
Dapat memberikan sumbangan pemikiran yang berguna untuk (1) siswa, (2) guru dan (3) sekolah yang bersangkutan sehingga dapat dijadikan bahan referensi untuk kegiatan pembelajaran
yang dapat memberikan motivasi
belajar bagi siswa. E. Kajian Pustaka Ada beberapa tulisan baik berupa buku maupun hasil penelitian yang mengkaji tentang tema penelitian ini. Di antaranya adalah
Trianto mengutip
pendapat Arend dalam bukunya yang berjudul Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep, Landasan, dan Implikasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengemukakan bahwa pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan procedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dan memperoleh informasi tersebut supaya siswa dapat melakukan suatu kegiatan dan melakukan segala sesuatu dengan berhasil.15 David A.Jacobsen, Paul Eggen dan Donald Kauchak dalam bukunya yang berjudul Methods For Teaching Metode-Metod Pengajaran Meningkatkan Belajar Siswa TK-SMA mengemukakan bahwa pembelajaran langsung (Direct Instruction) merupakan pembelajaran yang berpusat pada guru, dimana guru dapat menyajikan pengetahuan untuk dipelajari dan mengarahkan proses pembelajaran
15
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep, Landasan, dan Implikasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2009), hlm. 41
9
siswa dengan cara eksplisit. Dan adanya keterlibatan siswa dalam pembelajaran ini untuk memotivasi siswa dalam belajar.16 Bruce Joyce, Marsha Weil dan Emily Calhoun
dalam bukunya yang
berjudul Models of Teaching Model-Model Pengajaran mengemukakan bahwa pembelajaran langsung memberikan materi akademik yang sistematis. Rancangan pembelajaran ini dibentuk untuk meningkatkan dan memelihara motivasi melalui aktivitas yang mengandalkan diri sendiri dan penguatan ingatan terhadap materimateri yang telah dipelajari. Melalui kesuksesan dan respon balik positif, pembelajaran langsung mencoba memperkaya penghargaan diri siswa.17 Paul Eggen dan Don Kauchak dalam bukunya yang berjudul Strategi dan Model
Pembelajaran
Mengajarkan
Konten
dan
Keterampilan
Berpikir
mengemukakan bahwa pembelajaran langsung umumnya digambarkan “berpusat pada guru”, tapi bukan berarti bahwa motivasi siswa tidak penting. Pembelajaran langsung memberikan banyak peluang untuk meningkatkan motivasi siswa. Kemudian, peningkatan motivasi ini bisa menghasilkan pembelajaran yang semakin baik.18 Menurut Keller sebagaimana dikutip oleh Made Wena dalam bukunya yang berjudul
Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan
Konseptual Operasional mengemukakan bahwa motivasi belajar sebagai a 16
David A.Jacobsen, Paul Eggen dan Donald Kauchak, Methods For Teaching MetodeMetod Pengajaran Meningkatkan Belajar Siswa TK-SMA (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009), hlm.197 17
18
Bruce Joyce, Marsha Weil dan Emily Calhoun, Models of T….., hlm. 430
Paul Eggen & Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berpikir, (Jakarta : Permata Puri Media, 2012), hlm.382
10
general trait dan a situation-spesific state. Sebagai suatu a general trait motivasi belajar diasumsikan sebagai suatu kecenderungan siswa yang relative stabil dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan sebagai a situation-spesific state , motivasi belajar diasumsikan sebagai suatu kecenderungan yang tidak stabil dalam kegiatan pembelajaran, dalam arti motivasi belajar siswa bisa meningkat dan bisa menurun.19 Di antara hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu berjudul Penerapan Model
Pengajaran
Langsung
(Direct
Instruction)
Untuk
Meningkatkan
Pemahaman Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak (Rpl) karya Wawan Setiawan, Eka Fitrajaya dan Tri Mardiyanti pada 2010. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan nilai kognitif setelah pembelajaran. Data hasil pretest diperoleh rata-rata nilai sebesar 40,5 dan post-test sebesar 72,8, dengan indeks
sebesar 0,53. Kemudian berdasarkan angket persepsi, 77% siswa menyatakan bahwa pengajaran langsung adalah “baik” dan “sangat baik”.20 Hasil penelitian yang kedua yaitu Efektifitas Contextual Teaching And Learning dalam meningkatkan motivasi dan perilaku keagamaan siswa di SMA 3 Pekalongan. Tesis yang ditulis oleh Malikus Solekha pada tahun 2010. Hasil
19
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, (Jakarta : Bumi Aksara, 2013) ,hlm. 34 20
Wawan Setiawan, Eka Fitrajaya dan Tri Mardiyanti, Penerapan Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction) Untuk Meningkatkan Pemahaman Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak (Rpl) Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi Dan Komunikasi (PTIK) Vol. 3 No.1 / Juni 2010 Issn 1979-9462
11
penelitiannya menunjukan bahwa model pembelajaran CTL dapat memberikan motivasi siswa dalam belajar sebanyak 62, 16 %.21 Hasil penelitian yang ketiga yaitu Pengaruh kinerja guru terhadap motivasi belajar siswa karya S. Eko Putro Widoyoko dan Anita Rinawati tahun 2012, hasil penelitiannya menunjukan bahwa kinerja guru memberikan 35% terhadap motivasi belajar siswa.22 Hasil penelitian yang keempat yaitu Pengaruh Model Pengajaran lansung (Direct Instruction) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa di SMP Islamiyah Ciputat Tangerang Selatan Tahun 2010, tesis ini ditulis oleh Sofiyah, hasil yang diperoleh adalah nilai thitung adalah 6,76 dan ttabel pada taraf signifikansi 5% untuk dk 58 adalah sebesar 2,00. Terlihat bahwa nilai – t tabel < t hitung atau t tabel < t hitung adalah -2,00 < 6,76 atau 2,00 < 6,76.23 Persamaan penelitian di atas dengan penelitian ini terletak pada penerapan strategi pembelajaran langsung (direct instruction)
di kelas. Sedangkan
perbedaan penelitian dan kajian yang dilakukan dalam penulisan tesis ini dengan kajian-kajian sebelumnya terletak pada obyek penelitian. Obyek penelitian dan kajian tesis ini adalah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP. Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa penelitian yang 21
Malikus Solekha, Efektifitas Contextual Teaching And Learning Dalam Meningkatkan Motivasi Dan Perilaku Keagamaan Siswa di SMA 3 Pekalongan, IAIN Syekh Nurjati, Cirebon,2010, hal 225. 22
S. Eko Putro Widoyoko dan Anita Rinawati Pengaruh kinerja guru terhadap motivasi belajar siswa dari Univeritas Muh. Purworojo dalam jurnal Cakrawala Pendidikan, juni 2012 Th.XXXI, no 2 23
Sofiyah, Pengaruh Model Pengajaran lansung (Direct Instruction) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.
12
terfokus pada penerapan strategi pembelajaran langsung (direct instruction) dengan obyek mata pelajaran Pendidikan Agama Islam belum penulis temukan, maka posisi peneliti dalam penelitian ini adalah untuk menggambarkan dan mengungkap (to describe and explore) penerapan strategi pembelajaran langsung (direct instruction)
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa PAI di SMP secara komprehensif. F. Kerangka Teori Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai pola umum kegiatan gurusiswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.24 Strategi pembelajaran langsung ini efektif untuk menentukan informasi atau membangun keterampilan tahap demi tahap.
25
Penekanan pada
strategi ini yaitu agar siswa menguasai pengetahuan yang berupa pengetahuan deklaratif (mengetahui elemen dasar dari sesuatu) dan pengetahuan procedural (mengetahui tata cara melakukan sesuatu).26 Menurut Bruce Joyce, Marsha Weil dan Emily Calhoun strategi ini memiliki lima sintak yaitu :Orientasi, presentasi, praktik terstruktur, praktik di bawah bimbingan guru dan praktik mandiri. Dalam oreintasi kegiatan yang dilakukan guru adalah menentukan materi pelajaran, meninjau pelajaran sebelumnya, menentukan tujuan pelajaran. Pada tahap kedua yaitu presentasi, kegiatan guru yaitu menjelaskan konsep atau keterampilan baru, menyajikan representasi visual atas tugas yang diberikan, memastikan
24
Ahmad Barizi , Menjadi Guru Unggul, ( Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2013 ), hlm. 81
25
Abdul Majid, Strategi …, hlm. 73
26
Richard I. Arends, Learning…, hlm. 300
13
pemahaman. Tahap ketiga yaitu praktik terstruktur yaitu guru menuntun kelompok siswa dengan contoh praktik dalam beberapa langkah, siswa merespon pertanyaan dan guru memberikan koreksi terhadap kesalahan dan memperkuat praktik yang benar. Tahap keempat
yaitu praktik di bawah bimbingan guru
dilaksanakan dengan siswa berpraktik secara semi-independen, guru menggilir siswa untuk melakukan praktik dan mengamati praktik selanjutnya guru memberikan tanggapan balik berupa pujian, maupun petunjuk. Sedangkan pada tahap yang terakhir yaitu praktik mandiri, siswa melakukan praktik secara mandiri di rumah atau di kelas, guru menunda respons balik dan memberikannya di akhir rangkaian praktik, dan praktik mandiri dilakukan beberapa kali27 Menurut Jamil Suprahatiningrum strategi pembelajaran langsung meliputi menjelaskan dan menetapkan
tujuan,
mendemonstrasikan
pengetahuan
atau
keterampilan,
memberikan latihan dan memberikan bimbingan, memeriksa pemahaman dan memberikan umpan balik dan yang terakhir memberikan latihan lanjutan atau mandiri.28 Paul Eggen dan Don Kauchak mengemukakan pendapatnya tentang kaitan pengajaran langsung dengan motivasi siswa, yaitu : Model guru”, Model siswa.
pengajaran langsung umumnya digambarkan “berpusat pada tapi ini bukan berarti bahwa motivasi siswa tidak penting. ini memberikan banyak peluang untuk meningkatkan motivasi Kemudian, peningkatan motivasi ini bisa menghasilkan
27
Bruce Joyce, Marsha Weil dan Emily Calhoun, Models of Teaching, diterjemahkan oleh Achmad Fawaid dan Ateilla Mirza ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 428-429 dan Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 232 28
Jamil Suprahatiningrum, Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi, (Jogjakarta : ArRuzz Media), hlm.232-233
14
pembelajaran yang kian baik saat model ini digunakan. Perbaikan sikap terhadap pembelajaran secara umum pun juga bisa tercipta.29 Motivasi berasal dari kata latin movers yang berarti menggerakan. Dengan definisi yang lain motivasi merupakan proses yang terjadi di dalam diri individu yang mengarahkan aktifitas individu mencapai tujuan yang perlu didorong dan dijaga.30 Proses belajar mengajar di kelas selalu menuntut adanya motivasi dalam diri setiap siswa. Keberadaan motivasi dalam proses belajar merupakan faktor penting yang akan mempengaruhi seluruh aspek-aspek belajar dan pembelajaran. David Mc Clelland sebagai tokoh motivasi hasil atau product mengatakan bahwa motivasi memiliki dua faktor yaitu dari lingkungan (stimulus) dan bangkitnya afeksi pada individu. Hal yang sangat berperan dalam mengembangkan motif berprestasi adalah keluarga dan masyarakat di sekitarnya. Jika di dalam kelas guru hendaklah membuat siswa memiliki semangat terhadap hasil dari tujuan dalam kehidupan yang sangat erat dengan perkembangan motif baru bagi dirinya. Selain itu guru juga selayaknya dapat menciptakan iklim sosial yang bersifat kondusif dalam kelas sehingga setiap siswa akan merasa aman kelompoknya.
31
dalam
Fudyartanto menerangkan tentang teori motivasi belajarnya
bahwa guru hendaklah dapat :
29
Paul Eggen dan Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berpikir Origial title : Strategic and Models for Teachers : Teaching Content and Thinking Skills, Sixth Edition, diterjemahkan oleh Satrio Wahono, (Jakarta : Indeks Permata Puri media, 2012), hlm. 382 30
Esa Nur Wahyuni, Motivasi dalam Pembelajaran, (Malang :UIN Malang Press ,2009),
hlm .13 31
Purwa Atmaja Prawira, Psikologi…, hlm. 338-340
15
1.
Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
2.
Memberikan hadiah dan hukuman kepada siswa
3.
Berusaha mendorong siswa lebih bersemangat dalam belajarnya
4.
Melakukan kompetensi dan kerja sama pada siswa
5.
Menggunakan hasil belajar sebagai umpan balik
6.
Memberikan pujian
7.
Menyiapkan tujuan yang jelas
8.
Pandai menciptakan sesuatu yang baru.
9.
Dalam mengajar tidak menggunakan prosedur yang menekan
10. Melibatkan siswa secara aktif. 32 Siswa yang termotivasi akan menunjukan minatnya untuk melakukan aktifitas-aktifitas belajar, merasakan keberhasilan diri, mempunyai usaha-usaha untuk sukses, dan memiliki strategi-strategi kognitif dan afektif dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan padanya.33 Menurut Made Wena siswa yang memiliki motivasi belajar dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu antusias dalam belajar, memiliki minat pada pembelajaran, aktif dalam kegiatan belajar, memiliki rasa ingin tahu pada isi pembelajaran, tekun dalam belajar, selalu berusaha mencoba dan aktif mengatasi tantangan yang ada dalam pembelajaran.34
32
Purwa Atmaja Prawira, Psikologi…, hlm. 340-350
33
Esa Nur Wahyuni, Motivasi …., hlm. 3
34
Made Wena, Strategi…, hlm.33
16
Sedangkan menurut Hamzah B Uno siswa yang memiliki motivasi belajar dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu : 1.
Adanya hasrat dan keinginan berhasil
2.
Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
3.
Adanya harapan dan cita-cita masa depan
4.
Adanya penghargaan dalam belajar
5.
Adanya keinginan yang menarik dalam belajar
6.
Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik.35 Jika digambarkan dalam bagan maka akan terlihat sebagaimana berikut : Sintak Strategi Pembelajaran Langsung : 1. Menjelaskan dan menetapkan tujuan 2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan 3. Memberikan latihan dan memberikan bimbingan A. 4. Mengevaluasi pemahaman siswa dan memberikan Perumusan Hipotesis umpan balik 5. Memberikan latihan lanjutan/mandiri
35
Indikator Motivasi Belajar : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Hasrat Dorongan Penghargaan dalam belajar Harapan dan citacita Tertarik dalam belajar Lingkungan yang kondusif
.
Hamzah B Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya : Analisis Di Bidang Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), hlm.23
17
G. Perumusan Hipotesis Berdasarkan kajian teori dan penyusunan kerangka berpikir, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : Ho = Tidak terdapat pengaruh strategi pembelajaran langsung terhadap motivasi belajar siswa. H. Metodologi Penelitian 1.
Desain Penelitian
a.
Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif
merupakan pendekatan yang hasil penelitiannya disajikan dalam bentuk deskriptif dengan menggunakan angka-angka statistik.36 Informasi yang menyangkut variabel dalam penelitian diperoleh dari responden yang ditransfer dalam bentuk angka-angka kemudian dianalisis dengan cara manual maupun dengan perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 22. for windows. Dalam hal ini pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara strategi pembelajaran langsung pada mata pelajaran PAI
terhadap motivasi
belajar Siswa Kelas VIII di SMPN 5 Batang. b.
Jenis Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang diangkat, maka penelitian ini termasuk
kedalam jenis penelitian eksperimen (Quasi Experiment) yaitu untuk menguji
36
hlm. 69
Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1983),
18
dampak suatu treatment terhadap suatu penelitian yang dikontrol oleh faktorfaktor lain yang dimungkinkan mempengaruhi hasil penelitian.37 c.
Rancangan dan Prosedur Penelitian
1) Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada kelas VIII
pada semester dua tahun
pelajaran 2014/2015. Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran langsung pada mata pelajaran PAI terhadap motivasi belajar siswa. Desain eksperimen yang digunakan adalah desain kelompok-kontrol (Pre-test dan Post-Test) Nonekuivalen. Alasan menggunakan rancangan tersebut karena terdapat lebih dari satu kelompok yang menerima perlakuan, baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol, keduanya mendapatkan perlakuan. Hanya saja kelompok eksperimen diberikan perlakuan tertentu yang diharapkan memberikan pengaruh, sedangkan kelompok kontrol diberikan perlakuan yang berlawanan secara konsep dari kelompok eksperimen. Secara konsep pembelajaran langsung (direct instruction) mempunyai efek membangkitkan motivasi belajar siswa. Oleh karena itu kelompok kontrol tetap diberi perlakuan yaitu dengan menerapkan pembelajaran konvensional yaitu dengan menggunakan ceramah, yang secara teori tidak membangkitkan motivasi belajar siswa. Berikut rancangan penelitian Quasi Experiment seperti ditunjukan dalam Tabel 1.1
37
John W. Creswell, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, (Yogyakarta : PUSTAKA PELAJAR, 2009 ), hlm. 216
19
Tabel 1.1 Desain Penelitian Kelas A O1
X1
O2
Kelas B O 3
X2
O4
Keterangan : O1 dan O3
= pre-test
O2 dan O4 = post-test X1
= pembelajaran langsung ((direct instruction)
X2
= pembelajaran konvensional (ceramah)
2) Prosedur Penelitian a). Tahap Persiapan Meliputi kegiatan orientasi lapangan, penentuan subjek penelitian dalam hal ini penulis memilih kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan VIII B sebagai kelas kontrol, mengidentifikasi karakter subjek penelitian serta melaksanakan observasi awal. b) Tahap Pra Tindakan Meliputi penyusunan rencana kegiatan, penyusunan rancangan pembelajaran, penyusunan instrument yang meliputi menyusun angket, membuat buku panduan pelaksanaan, menerangkan pada guru di sekolah tentang pelaksanaan strategi pembelajaran langsung dan menyiapkan sarana yang diperlukan untuk pembelajaran.
20
c) Tahap Tindakan Meliputi kegiatan pendahuluan (pemberian tes awal dan apersepsi materi ajar), kegiatan pembelajaran sesuai dengan peraturan dari strategi pengajaran langsung serta kegiatan akhir (pemberian tes akhir). d) Tahap Terakhir Yaitu tahap analisis dan pengolahan data hasil penelitian. 2. Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.38 Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu : a.
Variabel Bebas ( Independent Variable ) Variabel
bebas
adalah
variabel
yang
mungkin
menyebabkan,
mempengaruhi atau berefek pada outcome.39 Variabel bebas dalam penelitian ini adalah : Strategi Pembelajaran Langsung ( variabel X ) dengan indikator dapat terlihat dalam sintak strategi pembelajaran langsung, yaitu : 1) Menjelaskan dan menetapkan tujuan 2) Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan 3) Memberikan latihan dan memberikan bimbingan 4) Mengevaluasi pemahaman siswa dan memberikan umpan balik
38
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung : Alfabeta, 2009), cet.14, hlm. 3
39
John W. Creswell, Research…, hlm. 77
21
5)
Memberikan latihan lanjutan/mandiri 40
b.
Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel terikat yaitu variabel yang bergantung pada variabel-variabel
bebas. Variabel terikat ini merupakan outcome atau hasil dari pengaruh variabelvariabel bebas.41 Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa (variabel Y). Indikator dari motivasi belajar yaitu : 1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil 2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan 4) Adanya penghargaan dalam belajar 5) Adanya keinginan yang menarik dalam belajar 6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik.42 3.
Subjek Penelitian Subjek Penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti.43
Adapun yang dijadikan subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 5 Batang. Sampel dalam penelitian ini diambil dari subjek kelas VIII dengan penentuan secara cluster sample. Sukardi
40
berpendapat bahwa teknik
Bruce Joyce, Marsha Weil dan Emily Calhoun, Models of Teaching, diterjemahkan oleh Achmad Fawaid dan Ateilla Mirza ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 428-429, Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 338-348 41
John W. Creswell, Research…, hlm. 77
42
Hamzah B Uno, Teori Motivasi …, hlm.23
43
Sugiyono…..,hlm.6
22
klaster ini memilih sampel bukan berdasarkan pada individual, tetapi lebih berdasarkan kelompok, daerah, atau kelompok subjek yang secara alami.44 Kelas VIII di SMP N 5 Batang terdiri dari tujuh kelas. Penulis memilih dua kelas yang akan dijadikan sampel, yaitu kelas VIII A yang berjumlah 34 siswa dan kelas VIII B yang berjumlah 36 siswa. Kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII B sebagai kelas kontrol. Penetapan ini didasarkan pertimbangan bahwa kelas tersebut terdiri dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan yang relatif homogen.45 terlihat pada data yang di peroleh berupa hasil rata-rata ulangan harian kelas tersebut pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015 SMP N 5 Batang sebagai berikut : Tabel 1.2 Rata-Rata Nilai Ulangan Harian
KELAS VIII A
KELAS VIII B
71
70
71
71
73
72
44
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara , 2012), hlm.61
45
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka
Cipta,2002),hlm.109-110
23
4.
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII
SMP Negeri 5 Batang.
Sedangkan waktu penelitian yaitu pada semester dua tahun pelajaran 2014/2015. Materi yang disampaikan sesuai dengan materi yang sedang dipelajari di SMP Negeri 5 Batang. 5.
Teknik pengumpulan data Dalam mengeksplorasi data empirik, digunakan teknik pengumpulan data.
Untuk keperluan penelitian dilakukan melalui kuisioner atau angket sesuai ukuran sampel yang telah ditentukan dan data pendukung lainnya menggunakan dokumentasi dan observasi. a.
Metode Angket Metode angket yaitu pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan
tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya.46 Metode ini digunakan untuk memperoleh data primer yaitu motivasi belajar siswa SMP Negeri 5 Batang sebelum dan sesudah dilaksanakannya strategi pembelajaran langsung pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Dibawah ini penulis lampirkan blue print angket motivasi belajar sebelum dan setelah dilaksanakan uji coba.
46
Salafudin, Statistika Terapan Untuk Penelitian Sosial, (Pekalongan : STAIN Press, 2009), hlm. 23
24
Tabel 1.3 Blue Print Angket Motivasi Belajar
No item soal sebelum uji coba
No item soal yang gugur
No item soal yang lolos uji coba
Adanya hasrat dan keinginan berhasil
1,7,13,19,25,31
7,13
1,19,25,31
Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
2,8,14,20,26,32
2,8,32
14,20,26
Adanya harapan dan cita-cita masa depan
3,9,15,21,27,33
15,21
3,9,27,33
Adanya penghargaan dalam belajar
4,10,16,22,28,34
10
4,16,22,28,34
Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
5,11,17,23,29,35
5,29
11,17,23,35
6,12,18,24,30,36
12
6,18,24,30,36
Aspek yang dinilai
Adanya lingkungan belajar yang kondusif b.
Metode Observasi Metode obsevasi yaitu metode ilmiah yang biasa diartikan sebagai
pengamatan dan pencatatan secara sistematis fenomena-fenomena yang terjadi.47 Metode ini digunakan pada saat pelaksanaan strategi pembelajaran langsung di SMP Negeri 5 Batang. c.
Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu cara pengumpulan data dengan meneliti data
dokumentasi yang ada dan mempunyai relevansi dengan tujuan penelitian.48 47
Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1999), hlm.136 48
hlm. 27
Anas Sudijono, Pengantar Statistika Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2003)
25
Metode ini digunakan untuk melengkapi data-data mengenai kondisi umum SMP Negeri 5 Batang, seperti Sejarah berdirinya, Visi dan Misi SMP Negeri 5 Batang, Struktur Organisasi SMP Negeri 5 Batang, Keadaan Guru, Karyawan, dan siswa serta keadaan sarana dan prasarana SMP Negeri 5 Batang. d.
Metode Wawancara Metode wawancara yaitu percakapan dengan maksud-maksud tertentu.49
Wawancara ini digunakan untuk mengetahui metode yang selama ini digunakan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 5 Batang. 6.
Uji validitas dan reliabilitas instrument Oleh karena pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
kuisioner/angket maka perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas atas instrument penelitian ini untuk mengetahui tingkat akurasi dan konsistensi data yang sebenarnya dari angket yang disusun kepada responden. Validitas adalah ukuran yang menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator dalam mengukur sesuatu pengukuran atas apa yang seharusnya diukur. Validitas suatu tes dibedakan menjadi empat macam, yaitu validitas isi, validitas konstruk, validitas konkuren dan prediksi . Dalam penelitian ini menggunakan validitas isi dan validitas konstruk. Validitas konstruk yaitu untuk menunjukan suatu tes yang mengukur sebuah konstruk sementara atau hypothetical construct.50 Dalam penelitian ini untuk menguji validitas dan reliabilitas
49
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif , (Bandung : Remaja Rosdakara,2008),
hlm.135 50
Sukardi, Metodologi …, hlm. 55
26
soal angket dengan menggunakan software SPSS 22. Untuk menentukan apakah item valid atau tidak dengan membandingkan r hitung (nilai pada Corrected item total correlation) dengan r tabel (didapat dari tabel r). r tabel dicari signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi. Jika nilai pada Corrected item total correlation di bawah r tabel maka item tidak valid.51 Sedangkan validitas isi penulis gunakan untuk mengetahui kelengkapan instrument dalam penelitian, seperti RPP, silabus (lampiran 1.1) dan buku panduan pelaksanaan strategi pembelajaran langsung (lampiran 1.2). 7.
Tekhnik Analisa Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke bentuk yang mudah
dibaca. Data mentah yang telah dikumpulkan oleh peneliti perlu dipecahpecahkan
dalam
kelompok-kelompok,
diadakan
kategorisasi,
dilakukan
manipulasi, dan diproses sedemikian rupa sehingga data tersebut mempunyai makna untuk menjawab masalah.52 Untuk menganalisa data yang ada, penulis menggunakan tiga tahapan analisis data, yaitu analisis pendahuluan untuk memberikan skor pada masing-masing item, analisis uji hipotesis untuk menguji kebenaran hipotesis, dan analisis lanjut untuk membuat interprestasi lebih lanjut dengan membandingkan harga F tabel dengan Freg hasil penelitian. Pengolahan data tersebut dilakukan menggunakan bantuan software SPSS 22.
51
Duwi Priyatno, SPSS 22 Pengolah Data Terpraktis, (Yogyakarta : Andi Offset,2013),hlm.60 52
Mohammad Nasir, Metode Penelitian, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1988), hlm. 405
27
a)
Analisis Pendahuluan Analisis pendahuluan merupakan langkah awal yang diambil dalam
melakukan analisis data. Tahapan ini berupa langkah mengubah data kualitatif yang bersumber dari metode angket menjadi data kuantitatif yaitu dengan memberi nilai pada setiap item jawaban pada pernyataan dengan berdasarkan teknik skoring yang telah ditentukan. Dalam analisis pendahuluan ini juga dilakukan upaya untuk mengetahui validitas item angket, dan reliabilitas angket penelitiannya. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengetahui keshahihan dan kehandalan angket penelitian. b) Analisis Uji Hipotesis Uji hipotesis ini merupakan tahapan untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian dapat diterima atau ditolak. Untuk membuktikan hipotesis penelitian penulis menggunakan uji t (Paired Samples T Test). Menurut Duwi Priyatno jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima dan jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak.53 Sedangkan untuk melihat seberapa besar korelasi antara sebelum dan sesudah diberi treatment menggunakan kriteria yan ditulis oleh Sugiono yaitu : 0,000 - 0,199 = sangat rendah 0,200 - 0,399 = rendah 0,400 - 0,599 = sedang 0,600 - 0,799 = kuat 0,800 – 1,000 = sangat kuat54
53
Duwi Priyatno, SPSS 22… ,hlm.180
54
Sugiono, Statistik Non Parametrik Untuk Penelitian, (Bandung : Alfabeta,2007), hlm.85
28
c)
Analisis lanjut Analisis lanjut adalah analisis secara kualitatif terhadap hasil uji hipotesis
baik itu berupa hasil yang signifikan (klop), maupun yang tidak signifikan (tidak klop). Analisis lanjut merupakan analisis pengolahan lebih lanjut dari analisis uji hipotesis. I.
SISTEMATIKA PENULISAN Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan menyeluruh tentang
pembahasan tesis ini, secara singkat dapat dilihat dalam sistematika pembahasan tesis yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir tesis sebagaimana dijelaskan berikut ini : Bagian awal tesis berisi tentang judul tesis, halaman persetujuan, halaman pengesahan, moto dan persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi dan daftar lampiran. Bagian isi dibagi menjadi lima bagian bab yaitu : pada bab pertama berisi tentang pendahuluan yaitu pembahasan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan , manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka teori, hipotesis, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. Bab kedua adalah landasan teori tentang strategi pembelajaran langsung dan motivasi belajar siswa yang meliputi sub bab pertama tentang pengertian strategi pembelajaran langsung, landasan teoritik dan empirik pembelajaran langsung, ciri-ciri
pembelajaran langsung, tujuan pembelajaran langsung,
kelebihan dan kekurangan serta tahapan pembelajaran langsung. Sub bab kedua tentang pengertian motivasi belajar, fungsi motivasi belajar, jenis motivasi,
29
prinsip motivasi, cara membangkitkan motivasi dan mengukur aspek-aspek dalam motivasi. Dan sub bab ketiga tentang pengaruh strategi pembelajaran langsung terhadap motivasi belajar siswa. Bab ketiga berisi sajian data pengaruh strategi pembelajaran langsung terhadap motivasi belajar siswa. Pembahasannya berisi semua data di lapangan sebagai fokus kajian, terdiri dari tiga sub judul. Sub judul pertama berisi tentang tinjauan umum SMP Negeri 5 Batang yang terdiri dari letak geografis, visi dan misi sekolah, struktur organisasi sekolah, keadaan guru, karyawan dan siswa, saran dan prasarana, model pembelajaran yang digunakan di SMP Negeri 5 Batang dan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 5 Batang. Sub judul kedua menjelaskan tentang tahap perencanaan penelitian, tahap pelaksanaan
pre-test,
tahap
pelaksanaan
kegiatan
pembelajaran
dengan
menggunakan strategi pembelajaran langsung dan tahap pelaksanaan post-test. Dan sub judul ke tiga berisi tentang deskripsi hasil penelitian. Pada bab keempat berisi analisis pengaruh strategi pembelajaran langsung dan motivasi belajar siswa. Yang terdiri dari pembahasan perbedaan motivasi sebelum
dan
sesudah
diberlakukannya
strategi
pelaksanaan strategi pembelajaran langsung dan
pembelajaran
langsung,
keterkaiatan hasil penelitian
dengan teori yang diajukan dan keterbatasan penelitian. Pada bab kelima penutup yang berisi kesimpulan, saran dan keterbatasan masalah. Bagian akhir tesis adalah daftar pustaka yang digunakan dalam penelitian, lampiran-lampiran dan biodata penulis.