1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogik berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi orang dewasa (Hasbullah, 2005: 1). Sebagaimana tertera dalam tujuan pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) sebagai berikut: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuata spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan ysng diperlukan dirinya, dan masyarakat bangsa dan negara”. Dilihat dari tujuan pendidikan tersebut tampak bahwa kedisiplinan memiliki arti penting untuk membentuk karakter yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Hal ini sejalan dengan kebijakan yang tertuang di dalam keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 1995 Tentang Gerakan Disiplin Nasional (Zaqian dan Murjito, 2012: 2).
1 Peran Ikatan Pelajar…, Pajar Pamungkas, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
2
Menurut Zainal Aqib, disiplin merupakan sikap dan perilaku sebagai cerminan dari ketaatan, ketelitian, dan keteraturan perilaku seseorang terhadap norma dan aturan yang berlaku seperti contoh perilaku tertib masuk kelas.
Slameto
dalam
bukunya
belajar
dan
faktor-faktor
yang
mempengaruhinya, berpendapat bahwa pembinaan dan pendidikan disiplin di sekolah ditentukan oleh keadaan sekolah tersebut. Keadaan sekolah yang dimaksudkan dalam konteks ini adalah ada tidaknya sarana yang diperlukan bagi kelancaran proses belajar mengajar di tempat tersebut. Yang termasuk dalam sarana ini antara lain : gedung sekolah dengan perlengkapannya, pendidik atau pengajar, serta sarana pendidikan lainnya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal berfungsi membelajarkan siswa melalui 2 kegiatan yaitu proses pembelajaran (intra kurikuler) dan kegiatan organisasi (ekstra kurikuler). Organisasi Siswa Intra Sekolah yang ada di sekolah disebut OSIS yang merupakan wadah kegiatan siswa dalam belajar berorganisasi. Di sekolah, guru bertugas membelajarkan siswa, tugasnya yaitu memberikan bimbingan pada siswa, terlebih lagi dalam kegiatan berorganisasi yang ada di sekolah yaitu OSIS, maka dibentuklah bagian
kesiswaan
yang
berfungsi
mengurusi
kegiatan
siswa
(https://ufitahir.wordpress.com). Sekolah Muhammadiyah sebagai
bagian dari
keorganisasian
Muhammadiyah maka menerapkan sistem ke-IPM-an untuk menggantikan OSIS ketika berada dalam lingkup Muhammadiyah. Sebagaimana tertuang dalam SK Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat
Peran Ikatan Pelajar…, Pajar Pamungkas, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
3
Muhammadiyah
tentang
Panduan
Pembinaan
Organisasi
sekolah
muhammadiyah bab II pasal 3 ayat 1 dijelaskan bahwa: “Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah satu-satunya organisasi pelajar di lembaga pendidikan Muhammadiyah” Kemudian dalam bab I pasal 1 dituliskan: “Lembaga pendidikan Muhammadiyah adalah satuan pendidikan pada tingkat sekolah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah Tsanawiyah, Sekolah Menengah Kejuruan, Madrsah Aliyah dan pondok pesantren” (Suroyo Agus dan Dafri Harweli, 2011: 15). Ikatan Pelajar Muhammadiyah di sekolah memiliki peran dan fungsi untuk mengembangkan, melestarikan dan mewariskan nilai-nilai sosial, budaya, agama, kehidupan berbangsa dan bernegara, serta lifeskill dan soft skill kepada para siswanya. IPM juga melakukan pemberdayaan dan pembelaan terhadap kepentingan-kepentingan pelajar di sekolah, salah satunya dengan memberikan wahana penyampaian ekspresi dan aspirasi . Pimpinan Ranting IPM di sekolah juga harus berperan sebagai mediator antara sekolah dan siswa. IPM harus bisa menampung aspirasi para siswa kemudian menyampaikannya ke sekolah, serta berperan sebagai sosialitator dan konsolidator berbagai program sekolah hingga dapat dilaksanakan dengan sukses (radenfakhrudin.wordpress.com). Ketika peneliti melakukan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan di SMK Muhammadiyah 1 Purwokerto, ada hal yang menurut peneliti sangat menarik untuk dikaji. Hal itu terkait dengan aktifitas Ikatan Pelajar
Peran Ikatan Pelajar…, Pajar Pamungkas, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
4
Muhammadiyah yang berkaitan dengan kedisiplinan siswa. Dalam suatu kesempatan ketika peneliti mengajar di kelas, beberapa kader IPM menita ijin untuk masuk kelas dan melakukan pengecekan terhadap kelengkapan seragam siswa dan melakukan razia terhadap barang-barang yang memang tidak sepantasnya dibawa ke sekolah oleh seorang siswa. Setelah Peneliti menggali informasi dari kader IPM yang ada, ternyata memang ada beberapa program kerja IPM yang bertujuan meningkatkan kedisiplinan siswa. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertartik untuk melakukan penelitian dengan judul “Peran Ikatan Pelajar Peran Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dalam Kedisiplinan Siswa di SMK Muhammadiyah 1 Purwokerto” B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah peran Ikatan Pelajar Muhammadiyah dalam kedisiplinan siswa di SMK Muhammadiyah 1 Purwokerto? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Ikatan Pelajar Muhammadiyah dalam kedisiplinan siswa di SMK Muhammadiyah 1 Purwokerto.
Peran Ikatan Pelajar…, Pajar Pamungkas, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
5
D. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian mengenai peran Ikatan Pelajar Muhammadiyah terhadap peningkatan kedisiplinan siswa di SMK Muhammadiyah 1 Purwokerto, diharapkan dapat memperoleh manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis a. Sebagai bahan acuan untuk mengkaji dan menganalis peran organisasi di sekolah. b. Untuk menambah wawasan keilmuan dan pengetahuan tentang peran organisasi di sekolah. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti dapat memperluas pengetahuan tentang pentingnya peran organisasi di sekolah, serta bermanfaat bagi peneliti sendiri karena akan berhubungan dengan organisasi di sekolah ketika telah berprofesi sebagai guru nantinya. b. Sebagai masukan bagi organisasi di sekolah dalam peningkatan peran terhadap, pembinaan, pengarahan, dan pembimbingan siswa supaya siswa mengenal aturan-aturan, batasan-batasan dalam berperilaku yaitu mana perbuatan yang boleh dilakukan dan yang mana tidak boleh dilakukan serta perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari normanorma sekolah.
Peran Ikatan Pelajar…, Pajar Pamungkas, Fakultas Agama Islam UMP, 2017