1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bulutangkis
merupakan salah satu cabang olahraga yang cukup di gemari
di Indonesia hampir semua kalangan orang menggemari olahraga ini, prestasinya pun dari tahun 1980an telah mendunia sebagai salah satu contoh adalah telah menorehkan beberapa kali Mendali Emas di Olimpiade, namun untuk sebuah prestasi perlu adanya pembinaan dan pelatihan tak jarang pada setiap pelatihan Bulutangkis banyak mengalami kendala terutama pada teknik dasar salah satu contoh yang banyak ditemukan adalah pukulan Long Service yang kurang tinggi, kurang jauh ke belakang dan terlalu jauh atau keluar, pada hal dalam permainan Bulutangkis Pukulan Long Service merupakan modal awal seorang pemain untuk mengembangkan teknik dan
taknik dalam pola
permainannya, tentunya dalam bermain Bulutangkis Service yang baik dapat memberi peranan yang baik dalam memulai permainan awal dalam bermain Bulutangkis, hasil Long service yang baik akan memaksa lawan untuk bergerak ke daerah belakang lapangannya sehingga daerah pertahanan depan terbuka lebar . Long service juga bisa sangat menyulitkan untuk dipukul apalagi smash sebab shutlecock akan jatuh dalam keadaan tegak lurus dengan lantai sehingga akurasi pukulan dari musuh tidak terlalu akurat kondisi ini sangat memberikan peluang kepada seorang pemain untuk bisa mengembangkan permainannya serta memberikan effisiensi dalam melakukan permainannya sehinga memudahkan untuk mendapat kan point. Bisa anda bayangkan ketika melakukan Long Service hasil pukulannya kurang tinggi
jauh ke
belakang atau pasti akan memberikan kesempatan yang besar kepada musuh untuk melakukan serangan terhadap pertahanan kita sehingga peluang untuk meraih point sangat sulit, dalam menyikapi masalah tersebut tentunya tidak hanya kondisi fisik atau teknik
Fahmi Rapsanjani, 2013 Perbandingan Hasil Pukulan Long Service Dengan Ketegangan Senar Raket 30 LBS Dan 20 LBS Pada Cabor Bulutangkis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2
dasar saja yang mempengaruhi tetapi tegangan raket yang digunakan oleh atlet juga sangat memberi peranan terhadap hasil pukulan, banyak orang tidak menyadari bahwa tegangan senar pada raket seorang sangat memegang peranan penting, dalam cabang olahraga bulutangkis, kontak langsung shuttlecock ketika melakukan pukulan smes, drop shot, Lob atau pukulan lainnya adalah dengan senar raket. Kebanyakan power yang dihasilkan dalam pukulan berasal dari senar raket. Oleh karena itu, kiranya sangatlah penting untuk mengetahui bagaimana perbedaan-perbedaan dalam senar raket bulutangkis dan tegangannya yang dapat berpengaruh terhadap kualitas hasil pukulan. Menurut Sunaryadi (2010) dalam http://jurnal.upi.edu/pko/view/231/tegangan-taliraket--string-tension---kaitannya-dengan-power-dan-kontrol-dalam-permainanbulutangkis.html. yang diunduh pada tgl 16 September 2013 “Dengan menyesuaikan tegangan tali raket, maka pemain bulutangkis dapat menyesuaikan jumlah power atau kontrol yang diperoleh dari berbagai jenis senar raket yang berdiameter tebal atau tipis’’, dalam cabang olahraga Bulutangkis, seorang atlet diharapkan mengetahui sejauh mana hasil pukulan yang dihasilkan dari adanya Impact (Perkenaan) Shutllecock dengan String (Senar Raket), kebanyakan para pemain Bulutangkis menganggap bahwa dengan memasang senar raket pada tegangan amat tinggi akan meningkatkan patulan Shutllecock yang lebih kencang ketika Shutllecock dengan raket berkenaan, ketika seorang atlet belum menemukan tegangan yang cocok untuk raketnya , maka biasanya atlet bulutangkis mencoba mencoba raket dengan tegangan yang berbeda. Sayang sekali, jika bertanya tentang berapa tegangan yang harus digunakan pada seorang pelayan toko olahraga, pelatih profesional, teman, atau atlet , biasanya tidak akan mendapatkan jawaban yang memuaskan, karena kebanyakan orang tidak memahami pengetahuan tentang senar raket. namun kebanyakan hampir semua merk senar di dunia saat ini membuat senar dari bahan nilon yang memang apabila di tarik amat kencang menyebabkan permukaan raket bersifat seperti papan terasa kaku. Dalam olahraga yang menggunakan raket semua memiliki persamaan mengenai tegangan senar
yang dipasang pada raketnya , pada cabor
Fahmi Rapsanjani, 2013 Perbandingan Hasil Pukulan Long Service Dengan Ketegangan Senar Raket 30 LBS Dan 20 LBS Pada Cabor Bulutangkis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3
Bulutangkis umumnya atlet memasang senar berkisar antara 20 Lbs sampai dengan 30 Lbs tegangan tersebut termasuk tegangan yang Rendah-tinggi untuk raket Bulutangkis . Begitu pun dalam olahraga bulutangkis, terdapat berbagai macam teknik pukulan. Namun penulis hanya meneliti Pukulan Long service menurut Hidayat (2007:50) adalah servis dasar anda, servis ini mengarahkan shuttlecock tinggi dan jauh ke belakang, shuttlecock akan berbalik jatuh sedekat mungkin dengan garis batas lapangan, melalui Long service akan memaksa lawan untuk bergerak ke daerah belakang lapangannya sehingga daerah pertahanan bagian depan terbuka lebar. Dalam penelitian ini, peneliti bermaksud untuk meneliti tentang Perbandingan hasil pukulan Long service dengan ketegangan senar raket 20 Lbs dan 30 Lbs pada cabor Bulutangkis . Tegangan tersebut merupakan tegangan yang sering digunakan oleh pemain Bulutangkis namun ada beberapa persoalan dilapangan terutama bagi atlet professional atau pemula mereka sangat awam sekali dalam memilih tegangan raket yang ideal untuk raket yang digunakan. B. Masalah Penelitian Masalah penelitian merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data, dan analisis dari data tersebut, sehingga pada akhirnya akan menjadi sebuah kesimpulan atau hasil dari sebuah penelitian. Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, masalah penelitian yang penulis rumuskan adalah : 1.Manakah yang lebih memberikan hasil pukulan Long serviceyang baik
antara
ketegangan senar raket 30 Lbs dengan 20 Lbs pada cabang olahraga Bulutangkis ? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalah yang telah di uraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui manakah yang lebih memberikan hasil pukulan Long serviceyang baik antara ketegangan senar Raket 30 Lbs dengan 20Lbs .
Fahmi Rapsanjani, 2013 Perbandingan Hasil Pukulan Long Service Dengan Ketegangan Senar Raket 30 LBS Dan 20 LBS Pada Cabor Bulutangkis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4
D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang penulis paparkan di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi seluruh atlet khususnya SGS PLN dan umumnya bagi pihak lain yang berkepentingan dalam bidang olahraga Bulutangkis. 1.
Di pandang secara teoritis dapat dijadikan sumbangan informasi dan keilmuan yang berarti bagi para atlet maupun pelatih Bulutangkis dalam upaya menambah keilmuan di bidang pembinaan dan pelatihan Bulutangkis.
2.
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi penulis khususnya, para pelatih, dan atlet pada umumnya dalam menggunakan tegangan senar raket yang baik.
E. Batasan Penelitian Batasan penelitian sangat diperlukan dalam setiap penelitian agar masalah yang diteliti lebih terarah dan jelas kemana tujuannya. Pembatasan ini diperlukan bukan saja untuk memudahkan atau menyederhanakan masalah bagi penyelidik tetapi juga untuk dapat menetapkan lebih dahulu segala sesuatu yang di perlukan untuk pemecahannya: tenaga, kecekatan, waktu, biaya, dan lain sebagainya yang timbul dari rencana tersebut. Berdasarkan penjelasan diatas, maka penelitian ini di batasi pada hal-hal sebagai berikut pada halaman selanjutnya: 1.
Penelitian ini yaitu mengenai Perbandingan hasil
pukulan Long service dengan
ketegangan senar raket 30 Lbsdan 20 Lbs dalam cabang olahraga Bulutangkis. 2.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tegangan senar raket 30Lbsdan20 Lbs.
3.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Pukulan Long service.
4.
Sampel dalam penelitian ini adalah atlet Bulutangkis
Fahmi Rapsanjani, 2013 Perbandingan Hasil Pukulan Long Service Dengan Ketegangan Senar Raket 30 LBS Dan 20 LBS Pada Cabor Bulutangkis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
5
F.Struktur Organisasi Skripsi 1. JUDUL Disertai pernyataan maksud penelitian skripsi. 2. HALAMAN PENGESAHAN 3. PERNYATAAN Tentang keaslian karya ilmiah. 4. UCAPAN TERIMA KASIH 5. ABSTRAK Ringkasan dari penelitian yang akan dilakukan oleh Peneliti dalam karya ilmiah ini. 6. DAFTAR ISI Urutan isi karya ilmiah. 7. DAFTAR TABEL Berisi daftar table berdasarkan urutan bab dalam karya tulis ilmiah ini. 8. DAFTAR GAMBAR Berisi daftar gambar berdasarkan urutan bab dalam karya tulis ilmiah ini. 9. DAFTAR LAMPIRAN Berisi daftar lampiran berdasarkan urutan bab dalam karya tulis ilmiah ini. 10. BAB I Berisi Pendahuluan 11. BAB II Berisi Kajian pustaka,Kerangka pemikiran dan Hipotesis Penelitian 12. BAB III Berisi Metodologi penelitian 13. BAB IV Berisi Deskripsi data dan Pembahasan
Fahmi Rapsanjani, 2013 Perbandingan Hasil Pukulan Long Service Dengan Ketegangan Senar Raket 30 LBS Dan 20 LBS Pada Cabor Bulutangkis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
6
14. BAB V Berisi Kesimpulan dan Saran
Fahmi Rapsanjani, 2013 Perbandingan Hasil Pukulan Long Service Dengan Ketegangan Senar Raket 30 LBS Dan 20 LBS Pada Cabor Bulutangkis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu