BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Matematika merupakan mata pelajaran yang perlu diberikan kepada semua
peserta didik mulai dari Sekolah Dasar untuk memberi bekal kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Kemampuan yang dimaksud tersebut nantinya sangat bermanfaat bagi siswa, yakni untuk dapat bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Namun menurut Irianti (2009:46) menyatakan bahwa selama ini sebagian
siswa
beranggapan
bahwa
mata
pelajaran
matematika
sulit,
membosankan, bahkan menakutkan. Banyak siswa yang menganggap bahwa matematika itu ilmu yang abstrak, teoretis, dan penuh dengan lambang-lambang serta rumus-rumus yang sulit, sehingga mereka menganggap matematika menjadi kurang menyenangkan.
Sebagaimana
yang dikemukakan oleh
Suryanto
(2000:109) bahwa salah satu kesulitan siswa dalam mempelajari matematika disebabkan karena objek kajian matematika yang abstrak. Menurut Zamroni (2003:45) objek kajian matematika yang abstrak tersebut seringkali tidak ditunjang dengan model pembelajaran matematika yang tepat. Permasalahan yang sering muncul dalam pembelajaran matematika di Indonesia adalah masih banyak guru yang melakukan proses pembelajaran matematika di sekolah dengan model pembelajaran konvensional, yakni guru secara aktif mengajarkan matematika, kemudian memberi contoh dan latihan. Sementara di sisi lain, siswa mendengarkan, membuat catatan dan mengerjakan latihan yang diberikan guru, sehingga pembelajaran menjadi kurang bermakna dan siswa menjadi pasif dalam pembelajaran. Pengamatan dilakukan peneliti selama dua kali pada saat pembelajaran Matematika berlangsung untuk melihat kondisi awal pembelajaran Matematika siswa kelas 5 SD Negeri Jebeng Plampitan, dalam proses pembelajaran di kelas siswa cenderung pasif dalam menerima pembelajaran, hal ini juga dibenarkan oleh guru kelas 5 pada saat diskusi intensif dengan guru setelah proses pembelajaran
1
2
Matematika selesai. Selain itu model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran masih bersifat konvensional, guru masih menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materi, hal ini dikarenakan guru memiliki keterbatasan waktu dalam mempersiapkan atau merancang pembelajaran. Berdasarkan kesepakatan dengan guru maka diadakan observasi lanjutan dengan menggunakan lembar observasi penilaian keaktifan belajar Matematika yang dibuat peneliti untuk menilai keaktifan belajar Matematika siswa, dimana dalam lembar observasi keaktifan belajar Matematika tersebut terdiri dari 6 indikator penilaian dan dikembangkan dalam 40 pernyataan, lembar observasi pra siklus dapat di lihat pada Lampiran 10. Dari observasi yang dilakukan di dapatkan bahwa masih banyak siswa yang kurang aktif selama kegiatan pembelajaran di kelas. Berikut ini merupakan data hasil observasi keaktifan belajar Matematika dengan menggunakan lembar observasi keaktifan belajar Matematika siswa: Tabel 1 Hasil Observasi Keaktifan Belajar Matematika pada Pra Siklus Siswa Kelas 5 SD Negeri Jebeng Plampitan Semester 1 Tahun Pelajaran 2012-2013 Kriteria Keaktifan Belajar Tinggi Cukup Rendah Jumlah
Frekuensi 0 2 17 19
Persentase 0% 10,52% 89,47% 100%
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa dalam satu kelas yang berjumlah 19 siswa, ada 2 siswa dalam kategori cukup aktif (10,52%) dan 17 siswa kurang aktif (89,47%). Observasi awal dilakukan tidak hanya untuk melihat keaktifan belajar Matematika siswa, namun juga bertujuan untuk melihat bagaimana hasil belajar Matematika siswa pada materi sebelumnya. Berdasarkan nilai hasil ulangan harian Matematika pada Kompetensi Dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar, nilai siswa masih kurang memuaskan, karena sebagian besar siswa masih memperoleh nilai di bawah KKM yang ditentukan sekolah yaitu 65. Berikut ini disajikan tabel ketuntasan hasil belajar matematika pra siklus
3
berdasarkan data nilai ulangan harian matematika siswa pada semester 1 yang diberikan oleh guru kelas 5 : Tabel 2 Nilai Ulangan Harian Matematika Siswa Kelas 5 SD Negeri Jebeng Plampitan Semester 1 Tahun Pelajaran 2012-2013 No 1 2
Ketuntasan Frekuensi Tuntas 5 Tidak Tuntas 14 Jumlah 19 Sumber: Arsip Nilai Ulangan Harian Matematika Kelas 5 Plampitan
Persentase 26,32 % 73,68 % 100 % SD Negeri Jebeng
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa masih ada siswa yang belum tuntas dalam memenuhi KKM 60 pada mata pelajaran Matematika yakni sebanyak 73,68% dari jumlah siswa di kelas, sedangkan siswa yang tuntas hanya 26,32%. Berdasarkan kondisi tersebut, sebagai upaya meningkatkan keaktifan dan hasil belajar Matematika siswa kelas 5 maka peneliti akan mengadakan perbaikan pembelajaran dengan penerapan Group Investigation agar keaktifan dan hasil belajar Matematika siswa kelas 5 SD Negeri Jebeng Plampitan Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo semester 2 tahun pelajaran 2012-2013 dapat meningkat. Perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan dengan menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas dengan berkolaborasi dengan guru kelas 5 di SD tersebut. Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar matematika Kelas 5 semester 2 SD Negeri Jebeng Plampitan Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo dan siswa dapat memahami konsep-konsep matematika dengan mudah. 1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dapat diidentifikasikan beberapa
masalah sebagai berikut yaitu, model pembelajaran yang digunakan guru masih konvensional, keaktifan belajar matematika siswa masih rendah, dan hasil belajar matematika siswa masih rendah.
4
1.3
Pembatasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini antara lain: Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas 5 SD Negeri Jebeng Plampitan Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo. Materi pembelajran difokuskan pada mata pelajaran Matematika KD 6. Memahami sifat-sifat bangun ruang. Model pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar adalah dengan menerapkan pembelajaran Group Investigation, yang dimaksud dengan keaktifan siswa dalam penelitian ini adalah: a). perhatian dan antusias siswa dalam mengikuti pelajaran yang memberikan pengalaman belajar untuk memperoleh serta menemukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan, b). kebebasan atau keleluasaan melakukan sesuatu hal tanpa tekanan dari guru atau pihak lainnya (kemandirian belajar), c). kegiatan yang melibatkan siswa untuk belajar langsung dari media/alat peraga yang diciptakan, d). kesedaan siswa dalam merespon dan menanggapi siswa dalam proses pembelajaran, e) kesediaan siswa untuk mengerjakan tugas-tugas kelompok belajar yang ada dalam proses, dan f). kesiapan dan kesediaan siswa dalam mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Pada penelitian ini diharapkan terjadi peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa. 1.4
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, maka masalah yang diteliti
adalah apakah penerapan Group Investigation dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar Matematika pada pokok bahasan memahami sifat-sifat bangun ruang pada siswa kelas 5 SD Negeri
Jebeng Plampitan Kecamatan Sukoharjo
Kabupaten Wonosobo Semester 2 Tahun Pelajaran 2012-2013? 1.5
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah untuk
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar Matematika pada pokok bahasan memahami sifat-sifat bangun ruang pada siswa kelas 5 SD Negeri Jebeng Plampitan Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo Semester 2 Tahun Pelajaran 2012-2013 dengan penerapan Group Investigation.
5
1.6
Manfaat Penelitian Secara teoretis penelitian ini memberikan informasi dalam dunia
pendidikan berupa gambaran mengenai sebuah teori yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa, serta dapat digunakan sebagai referensi penelitian tindakan kelas. Secara praktis hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan antara lain bagi siswa dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran, meningkatkan bekerjasama dalam kegiatan kelompok belajar, meningkatkan hasil belajar siswa, serta membuat pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan, sedangkan manfaat penelitian ini bagi guru dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan model pembelajaran agar dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Bagi sekolah penelitian ini mampu memberikan inspirasi sebagai upaya dalam perbaikan pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran.