BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Transportasi memiliki peranan penting terhadap kehidupan manusia dalam mendukung, mendorong, dan menunjang segala aspek kehidupan baik di bidang ekonomi, sosial budaya, politik, dan pertahanan keamanan. Transportasi merupakan cara memindahkan manusia/barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. Pengangkutan manusia atau distribusi barang dengan transportasi dibutuhkan karena keterbatasan tenaga manusia dalam berpindah tempat dengan jarak yang jauh. Pemilihan moda dapat dikatakan sebagai tahap terpenting dalam perencanaan transportasi. Ini karena peran kunci dari angkutan umum dalam berbagai kebijakan transportasi. Tidak seorangpun dapat menyangkal bahwa moda angkutan umum menggunakan ruas jalan jauh lebih efisien daripada moda angkutan pribadi (Tamin, 1997). Tingginya pergerakan masyarakat saat ini, menuntut penyelenggaraan transportasi yang tidak hanya bertumpu pada satu moda. Pengintegrasian antar moda dengan memanfaatkan keunggulan yang melekat pada masing-masing moda akan menciptakan sinergi, yang menjadikan pergerakan masyarakat terlayani secara menerus. Bandara sebagai simpul pergerakan mempunyai peranan penting dalam mewujudkan keterpaduan antar moda khususnya moda udara, moda jalan, dan moda rel. Yogyakarta merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang memiliki banyak pilihan moda yang dapat digunakan, diantaranya becak, delman, ojek motor, bus Trans Jogja, bus KOPAJA, taksi, kereta api, dan pesawat terbang. Kebutuhan sarana transportasi dari waktu ke waktu mengalami peningkatan akibat semakin banyak kegiatan yang menggunakan jasa transportasi, salah satunya adalah layanan transportasi menuju bandara. Diharapkan masyarakat Yogyakarta menggunakan transportasi umum untuk menuju bandara. Dengan kulitas dan kuantitas sarana transportasi umum yang menuju bandara yang semakin membaik,
1
secara tidak langsung akan meningkatkan kemudahan dan kenyamanan akses menuju bandara. Keberadaan Bandara Adisutjipto di Yogyakarta secara tidak langsung telah membawa perubahan pola pergerakan masyarakat seiring dengan pertumbuhan penumpang pesawat setiap tahunnya. Hal ini menuntut peningkatan kapasitas bandara baik dari sisi darat maupun sisi udara. (Wijayanti, 2013) menyebutkan bahwa kapasitas runway Bandara Adisutjipto sudah melebihi nilai kapasitas sehingga menyebabkan penundaan jadwal keberangkatan dan penumpukan penumpang pesawat di terminal keberangkatan. Pada kenyataanya, pengembangan kapasitas bandara ini tidak memungkinkan untuk dilaksanakan karena terkendala permasalahan keterbatasan lahan di sekitar lokasi. Langkah lain untuk mengantisipasi permasalahan tersebut adalah dengan membangun bandara baru yang direncanakan di Temon, Kulonprogo (lihat Gambar 1.1), yang berjarak 54.6 km dari Bandara Adisutjipto. Detail jarak Bandara Adisutjipto dan Bandara Temon dapat dilihat pada Gambar 1.2.
Gambar 1.1 Peta Bandara Adisutjipto dan Bandara Temon
2
Bandara
10.1 km
Adisutcipto
Pusat Kota Yogyakarta
44.5 km
Bandara Temon
Gambar 1.2 Jarak Antara Bandara Adisutjipto dan Bandara Temon Dengan dipindahkannya bandara lama Yogyakarta, yaitu Bandara Adisutjipto, menuju bandara baru, Bandara Temon, menjadikan akses masyarakat Yogyakarta menjadi lebih jauh menuju Bandara Temon. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas transportasi umum yang terintegrasi dengan bandara, sehingga pengguna Bandara Temon akan tetap merasakan kenyamanan dan kemudahan dalam menuju Bandara Temon mengingat jaraknya yang sangat jauh. Salah satu solusinya adalah pengadaan jalur khusus kereta api. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Yogyakarta dalam penyediaan moda transportasi menuju Bandara Temon dibutuhkan transportasi pendukung yang baik secara kualitas maupun kuantitas. Dengan disediakan kereta api jalur khusus untuk mengangkut penumpang dari pusat Kota Yogyakarta menuju Bandara Temon diharapkan meningkatkan kemudahan dan kenyamannya transportasi menuju Bandara Temon, sehingga semakin banyak masyarakat Yogyakarta atau bahkan masyarakat di luar Yogyakarta yang akan menggunakan Bandara Temon untuk bertransportasi udara bahkan secara tidak langsung dapat meningkatkan perekonomian Kota Yogyakarta dan meningkatkan eksistensi Kota Yogyakarta.
1.2 Rumusan Masalah Integrasi kereta dengan bandara termasuk hal yang baru dalam sistem transportasi di Indonesia. Pelayanan kereta menuju bandara umumnya mempunyai spesifikasi yang berbeda dengan kereta api reguler, dimana karakteristik penumpang pesawat dan frekuensi penerbangan di suatu bandara akan berpengaruh terhadap standar pelayanan yang diterapkan. Pelayanan yang diterapkan dalam pengoperasian kereta menuju bandara sangat menentukan kesediaan penumpang pesawat menggunakan moda tersebut. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu kiranya 3
dilakukan kajian untuk mengetahui kualitas pelayanan kereta menuju bandara yang tepat sesuai dengan kebutuhan penumpang pesawat, sehingga dapat menjawab pertanyaan terkait perencanaan kereta menuju bandara sebagai berikut, Bagaimana perilaku pemilihan moda transportasi oleh pengguna bandara untuk menuju Bandara Temon?
1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tujuan. Tujuan ini dimaksudkan untuk lebih memfokuskan penelitian yang akan dilakukan. Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1. Mengetahui perilaku pemilihan moda transportasi oleh pengguna bandara untuk menuju Bandara Temon. 2. Menjelaskan konsekuensi dari pemilihan moda transportasi menuju Bandara Temon bagi pengguna Bandara Temon.
1.4 Manfaat Penelitian Jika diketahui tujuan dari penelitian, dapat disimpulkan kelebihan dan kekurangannya sehingga dapat diambil manfaat dari penelitian ini. Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini sebagai berikut: 1. Memberikan gambaran lebih dini kepada Kementerian Perhubungan selaku penyelenggara
perkeretaapian
terhadap
kebutuhan
moda
transportasi
penghubung menuju Bandara Temon oleh pengguna bandara dalam menetapkan kebijakan pembangunan kereta sebagai jalur khusus menuju bandara dengan melihat kualitas pelayanan yang dibutuhkan calon pengguna. 2. Membuka peluang bisnis PT KAI dalam menyelenggarakan sarana kereta menuju bandara di masa mendatang yang sesuai dengan kebutuhan pergerakan penumpang.
4
1.5 Batasan Penelitian Mempertimbangkan luasnya cakupan permasalahan, maka diperlukan beberapa batasan dari penelitian ini. Seperti pada luasnya responden yang akan diteliti mengingat besarnya jumlah populasi orang di Kota Yogyakarta ini, dengan begitu diperlukan adanya pembatasan penelitian. Beberapa batasan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Responden adalah pengguna Bandara Adisutjipto dan mereka yang sering menggunakan jasa transportasi udara.
2.
Objek penelitian didasarkan pada kualitas moda transportasi menuju bandara tujuan.
3.
Jenis moda angkutan yang dijadikan objek penelitian adalah kereta api dan kendaraan pribadi.
4.
Teknik pengumpulan data berpedoman pada teknik Stated Preference.
1.6 Keaslian Penelitian Beda penelitian ini dengan yang sudah adalah salah satunya lokasi penelitian. Seperti pada penelitian yang dilakukan Praditajati (2006), Magribi (1998), penelitian ini jelas berbeda lokasi, penelitian kali ini berlokasikan di Yogyakarta. Penelitian yang dilakukan Praditajati berlokasi di Surakarta dan Magribi berlokasi di Kendari. Dalam hal bahasan penelitian, dibandingkan penelitian yang dilakukan olah Pratomo
(2013),
Magribi
(1998),
Kurniawan
(2012),
Irawan
(2013),
Wibowo (2009) dan Tedo (2010) terdapat perbedaan bahasan namun terjadi kesamaan tempat dan beberapa metode yang digunakan. Penelitian kali ini lebih berkonsentrasi pada pelayanan angkutan umum menuju Bandara Temon yaitu kereta api. Sementara pada penelitian Praditajati (2006) dan Tedo (2010), perbedaan penelitian terletak pada metode penelitian. Selengkapnya dapat di lihat pada Tabel 1.1.
5
Tabel 1.1 Penelitian Lain No. 1
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
Tujuan Penelitian
Metode Penelitian
Hasil
Agnes
Pengembangan
Mengetahui kualitas pelayanan,
Metode Important
Diketahui tanggapan konsumen
Galih P.
Pelayanan dan jaminan
fasilitas, dan jaminan keselamatan
and Performance
atas kualitas pelayanan serta
(2006)
Keselamatan Maskapai
maskapai penerbangan BUMN
Analysisdan
jaminan keselamatan maskapai
Penerbangan (Studi
dan Swasta.
analisis prosentase
penerbangan dan dapat
Kasus Bandara Adi
kepuasan
dibandingkan kualitas pelayanan
Sumarmo Surakarta)
responden
dan jaminan keselamatan antara maskapai penerbangan BUMN dan swasta.
2
Suryo
Analisis Permintaan
Mengetahui alasan utama
- Stated Preference
Mengetahui kebutuhan layanan
Pratomo
Penumpang Kereta Api
penumpang pesawat memilih
- Kuesioner
yang dibutuhkan oleh pengguna
(2013)
yang Menghubungkan
salah satu bandara ketika kedua
- Penelitian
dan mengetahui perkiraan jumlah
antar Bandara Ditinjau
bandara telah terhubung dengan
dari Competitor Market
kereta api dan menganalisis
Kuantitatif
pengguna yang akan menggunakan layanan tersebut.
faktor-faktor pelayanan yang dibutuhkan calon pengguna, serta
6
prediksi jumlah pengguna kereta antar bandara berdasarkan respon penumpang terhadap kualitas pelayanan yang tersedia. 3
Andri
Analisis Pelayanan
Mengetahui tingkat kebutuhan
- Stated Preference
Wibowo
Kereta Api Prambanan
pelayanan pengguna Kereta Api
- Kuesioner
penumpang dengan keterlambatan
(2009)
Ekspres Rute Solo –
Prambanan Ekspres Rute Solo –
- Penelitian
dan frekuensi keberangkatan
Yogyakarta – Kutoarjo
Yogyakarta – Kutoarjo
Kuantitatif
dengan Metode Stated
- Formula hubungan antara respon
- Rekomendasi pelayanan berdasarkan kebutuhan pelayanan
Preference 4
Yohanes
Analisis Pengaruh
Mengetahui perbandingan
- Cluster and One
Dedeo Tedo Kualitas Layanan
pelayanan, fasilitas, dan jaminan
Simple t Test
(2010)
Terhadap Kepuasan
keselamatan pesawat udara yang
- Kuesioner
Pelanggan (Studi
disediakan oleh maskapai BUMN
- Penelitian
Kasus: Penumpang
dan swasta, dan mengetahui
Kuantitatif
- Penumpang masih kurang puas terhadap pelayanan di terminal domestik - Masih diperlukan perubahan dan perbaikan variabel pada harapan
Keberangkatan Bandara pelayanan, fasilitas, dan jaminan
responden terhadap kinerja
Adisutjipto
pelayanan bandara
keselamatan.
Yogyakarta)
7
5
La Ode
Aplikasi Metode Stated
Mengetahui respon pengguna jasa
- Stated Preference
Muhamad
Preference untuk
angkutan laut dan penyeberangan
- Revealed
Magribi
Model Pemilihan Moda
yang dapat dikuantifikasikan
(1998)
Angkutan Laut dan
menggunakan probabilitas
- Kuesioner
Penyeberangan (Studi
pemilihan moda angkutan
- Penelitian
Kasus Rute Kendari –
berdasarkan variabel-variabel
Raha)
biaya perjalanan lama perjalanan
Preference
Kuantitatif
- Dengan pertimbangan R2 diperoleh model regresi terbaik adalah regresi berganda - Faktor biaya transportasi dan faktor keamanan masih menjadi faktor utama pemilihan moda
kondisi pelayanan. 6
Ferry
Evaluasi Penggunaan
Mengetahui Load Factor,
- Tabulasi Silang
Kurniawan
Bus Damri Sebagai
karakteristik, dan presepsi
- Kuesioner
kerja, Sabtu, dan Minggu paling
(2012)
Pemadu Moda
pengguna bandara terhadap
- Penelitian
besar terjadi pada hari Minggu.
Transportasi Di
kinerja pelayanan Bus DAMRI.
Bandara Adisutjipto
Serta mendapat informasi untuk
menggunakan Bus DAMRI
perbaikan kinerja Bus DAMRI
sebagai transportasi menuju
Kuantitatif
- Load Factor berdasarkan hari
- Presepsi paling banya
bandara - Untuk bukan pengguna Bus DAMRI, responden tidak
8
mengetahui akan keberadaan bus tersebut 7
Puput Surya Analisis Komparasi
Mengetahui karakteristik
Irawan
Pelayanan Kereta Api
pengguna dan pelayanan KA
(2013)
Kelas Ekonomi AC dan
Gajah Wong dan KA Senja Utama - Tabulasi Silang
Kereta Api Kelas Bisnis serta Membandingkan
- Spider Web
Responden terbanyak usia antara
Diagram
17-25 tahun dan pengasilan satu hingga dua setengah juta rupiah.
- Kuesioner
Dalam bangkitan perjalanan, warga
(Studi Kasus: KA
Karakteristik pelayanan KA Gajah - Penelitian
Sleman sangat mendominasi. Moda
Gajah Wong dan KA
Wong dan KA Senja Utama
pengumpan menuju bandara
Kuantitatif
Senja Utama Yogya)
mayoritas menggunakan sepeda motor.
8
Irfan
Perilaku Pemilihan
- Mengetahui perilaku pemilihan
- Stated Preference
Diketahui tanggapan responden
Fitriatmaja
Moda Transportasi
moda transportasi oleh pengguna
- Kuesioner
terhadap kebutuhan pelayanan yang
(2015)
Pengumpan Menuju
bandara untuk menuju Bandara
- Penelitian
diperlukan yaitu Skenario 1 dan
Bandara Temon (Studi
Temon.
Kasus: Kendaraan Pribadi dan Kereta Api)
Kuantitatif
- Menjelaskan konsekuensi dari pemilihan
moda
transportasi
Skenario 3.
- Reggresi Berganda
menuju Bandara Temon bagi pengguna Bandara Temon.
9