BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Penyajian data Peneltian Penelitian ini mengambil data pada PT. Bank Maluku dengan cara membagikan kuesioner kepada setiap karyawan. Kuesioner disebarkan secara acak PT. Bank Maluku. PT. Bank Maluku telah menerapkan sistem ERP yakni Core Bank System sejak tahun 2004. Dari 70 kuesioner yang dibagikan, hanya 47 kuesioner yang dikembalikan dan sisanya tidak diisi. 47 kuesioner ini semuanya layak untuk diolah dan dijadikan data penelitian. Hal ini dikarenakan 47 kuesioner ini telah diisi dengan lengkap.
4.2 Karakteristik Responden Sebelum disajikan data hasil penelitian setiap variable yang dikaji dalam penelitian ini, terlebih dahulu secara ringkas akan dideskripsikan karakteristik responden. Karakteristik responden tersebut meliputi jenis kelamin, pendidikan terakhir dan usia. Dengan melakukan penggolongan berdasarkan karakteristik responden ini maka akan mampu memberikan kesimpulan mengenai keadaan para user.
4.2.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin Menurut hasil kuesioner dari responden didapatkan data jumlah responden berjenis kelamin pria terdiri dari 20 orang dan wanita terdiri dari 27 orang. Jumlah karyawati di PT. Bank Maluku memang lebih banyak dari karyawannya salah satunya dikarenakan pihak Bank memerlukan wanita sebagai public figure yang menyenangkan nasabah.
63
64
Berikut adalah tabel yang menjelaskan tentang karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin:
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Banyak
Persentase
Pria
20
43%
Wanita
27
57%
Total
47
100%
Dilihat dari jenis kelamin 43% responden (20 orang) berjenis kelamin pria dan 57% responden (27 orang) berjenis kelamin wanita komposisi responden berdasarkan jenis kelamin. Profile responden berdasarkan jenis kelamin dapat digambarkan sebagai berikut:
Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ;0
;0
Pria; 43%
Wanita; 57%
Gambar 4.1 Diagram Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin
4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Berdasarkan pendidikan terakhirnya responden terbagi atas 2 kelompok besar yakni SMA (Sekolah Menengah Atas) sebanyak 27 orang dan S1 (Sarjana1) sebanyak 20 orang. Sisanya tingkat pendidikan SD, SMP dan S2 tidak didapatkan pada responden. Kemudian dapat dijabarkan dan dihitungan dengan menggunakan persentase adalah sebagai berikut:
65
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan
Jumlah
Persentase
SD
0
0
SMP
0
0
SMA
27
57%
S1
20
43%
S2
0
0
Total
47
100%
Dilihat dari jenjang pendidikannya 57% responden (27 orang) berjenjang pendidikan SMA dan 43% responden (20 orang) berjenjang pendidikan Sarjana. Komposisi responden berdasarkan jenjang pendidikan dapat dilihat dalam tabel dan grafik sebagai berikut :
Karakteristik Responden berdasarkan Jenjang Pendidikan SD; 0
S2; 0%
SMP; 0
S1; 43% SMA; 57%
Gambar 4.2 Diagram Karakteristik Responden berdasarkan Jenjang Pendidikan
Jumlah karyawan yang berpendidikan SMA lebih banyak dibanding yang berpendidikan Sarjana, bahkan tidak ada responden yang berpendidikan Pasca Sarjana. Hal ini terkait erat dengan hasil karakteristik responden berdasarkan usia. Dimana cukup banyak responden yang berusia dibawah 30 tahun daripada yang berusia lebih dari 30 tahun. Ini juga dikarenakan banyaknya karyawan yang berlatar belakang pendidikan S1 telah sampai pada masa pensiunnya
66
sehingga banyak karyawan baru yang di pekerjakan masih dengan latar belakang pendidikan SMA.
4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Berdasarkan data responden yang diurutkan berdasarkan usia, responden yang berusia kurang dari 30 tahun sebanyak 31 orang, responden yang berusia 30-39 tahun sebanyak 11 orang, sedangkan yang berusia 40-49 tahun sebanyak 4 orang dan 1 orang yang berusia 50 tahun keatas. Komposisi responden berdasarkan jenis usia, dapat dilihat dalam tabel dan grafik sebagai berikut :
Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia
Banyak
Persentase
<30
31
66%
30-39
11
23%
40-49
4
9%
50>
1
2%
Total
47
100%
Dilihat dari rentang usia kurang dari 30 tahun sebanyak 31 orang atau 66% responden, usia responden lebih dari 30-39 tahun sebanyak 11 atau 23% responden, usia responden 40-49 tahun sebanyak 4 atau 9% responden, dan usia responden lebih dari 50 tahun sebanyak 1 atau 2% responden. Responden yang berusia dibawah 30 tahun lebih banyak daripada rentan usia lainnya yakni sebesar 66% dikarenakan beberapa karyawan yang telah lama menjabat sudah memasuki usia pensiun.
67
Dari data diatas dibuatkan diagram sebagai berikut:
Karakteristik Responden berdasarkan usia 40-49; 9%
50>; 2%
30-39; 23% <30; 66%
Gambar 4.3 Diagram Karakteristik Responden berdasarkan Usia
4.2.4 Jenis ERP yang Digunakan PT. Bank Maluku menggunakan Core Banking System sebagai sistem ERP dalam penunjang performa perusahaannya. Core Banking System ini telah digunakan sejak tahun 2004 dan terus mengalami perbaikan. Core Banking System yang digunakan ini oleh PT. Bank Maluku ini sendiri dikembangkan oleh PT. Sigma Citra Caraka (Telkomsigma).
4.3 Pengolahan Data 4.3.1 Pembobotan Data Melalui data yang telah dikumpulkan, kemudian dibagi menjadi dua variabel yakni variabel independen (Efektivitas) dan variabel dependen (Kinerja). Berdasarkan kedua variabel ini maka dibuatkan 30 pertanyaan. Variabel independen terdiri dari 16 pertanyaan yang digunakan sebagai acuan dalam mengukur efektivitas ERP yang digunakan di dalam perusahaan. Sedangkan variabel dependen (kinerja) sendiri terdiri dari 14 pertanyaan yang digunakan untuk menilai pengaruh Efektivitas ERP terhadap kinerja user. Skala yang digunakan yakni skala LIKERT, dimana diberikan 4 skala masing-masing, sangat tidak setuju diberi poin 1, tidak setuju 2, setuju 3 dan sangat setuju 4. Pembobotan data dilakukan dengan cara tabulasi data dengan menggunakan Microsoft Excell 2007 dan kemudian diolah pada IBM SPSS Statistics 21.
68
4.3.2 Tabulasi Data Setelah pembobotan data selesai kemudian dilakukan tabulasi data. Tabulasi ini dilakukan pada Microsoft Excell 2007. Dengan cara membuat 3 tabel besar yang terdiri dari tabel responden, tabel jawaban variabel Efektivitas dan tabel jawaban variabel Kinerja dengan diberikan skor pada masing-masing tabel sesuai dengan skala Likert.
4.3.3 Pengolahan data dan analisis 4.3.3.1 Analisis deskriptif Data yang diperoleh akan diolah sehingga menghasilkan informasi deskriptif tentang distribusi frekuensi, mean, median, modus, standar deviasi, varians, range, nilai minimum, dan nilai maksimum yang akan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik histogram untuk penyajian frekuensi data. Pada bagian ini juga akan disajikan perhitungan rata-rata pada butir pernyataan kuesioner untuk mengetahui pengaruh per dimensi variabel Efektivitas ERP dan faktor yang dipengaruhi per indikator pada variabel Kinerja. Berikut adalah tabel pengaruh yang telah disediakan:
Tabel 4.4 Interval dan Pengaruh PENGARUH
INTERVAL
SANGAT
0 - 1.00
RENDAH
1.10 - 2.00
RENDAH
2.10 - 3.00
NORMAL
3.10 - 4.00
TINGGI
4.10 - 5.00
SANGAT TINGGI
4.3.3.2 Uji Persyaratan Analisis Data yang telah diolah pada tahap sebelumnya akan memasuki uji persyaratan analisis, yaitu uji untuk memastikan bahwa data yang diolah telah memenuhi syarat kelayakan untuk diolah lebih lanjut. Uji persyaratan analisis ini terdiri dari uji validitas dan reliabilitas, uji
69
normalitas dan uji heteroskedastisitas. Berikut adalah kriteria penilaian agar data yang akan digunakan memenuhi syarat kelayakan: Dasar pengambilan keputusan uji reliabilitas adalah: a. Jika Cronbach Alpha > 0.7 maka dapat dikatakan reliabel b. Jika Cronbach Alpha < 0.7 maka dapat dikatakan tidak reliabel Untuk uji validitas digunakan dasar pengambilan: a. Jika r hitung > r tabel, maka butir pernyataan tersebut valid b. Jika r hitung < r tabel, maka butir pertanyaan tersebut tidak valid Dalam uji normalitas salah satu uji yang sering digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan aplikasi SPSS. Kolmogorov-Smirnov digunakan apabila n lebih dari 50 sedangkan apabila n kurang atau sama dengan 50 digunakan uji Shapiro-Wilk. Kriteria pengujiannya adalah: a. Jika angka Sig uji Kolmogorov-Smirnov > 0,05 maka data berdistribusi normal. b. Jika angka Sig uji Kolmogorov-Smirnov < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Pada uji Heteroskedastisitas digunakan uji glejser. Pada uji Glejser digunakan kriteria pengujiannya sebagai berikut: a. Apabila nilai Sig lebih besar dari 0,05 (Sig > 0,05) maka model regresi terbebas dari masalah heterokedastisitas. b. Apabila nilai Sig kurang dari atau sama dengan 0,05 (Sig <= 0,05) maka model regresi mengandung heterokedastisitas.
4.3.3.3 Pengujian Hipotesis Uji hipotesis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kebenaran hipotesis yang telah ditentukan. Jenis uji yang dapat digunakan adalah uji korelasi, uji koefisien determinasi, uji regresi dan uji t. Berikut adalah kriteria penilaian dalam pengujian hipotesis yang akan dilakukan: Kriteria arah hubungan pada uji korelasi adalah:
70
a. Apabila nilai korelasi negatif (-) artinya apabila variabel X tinggi (naik), maka variabel Y rendah (turun). b. Apabila nilai korelasi positif (+) artinya apabila variabel X tinggi (naik), maka variabel Y juga tinggi (naik). Atau dapat dijelaskan besaran korelasi dilihat dari nilai Pearson Correlation yang memiliki interval dari 0 sampai 1. Jika nilai korelasi mendekati 0 maka dapat dikatakan korelasi antar variabel semakin lemah, sebaliknya jika nilai korelasi mendekati 1 maka dapat dikatakan korelasi antar variabel semakin kuat. Untuk menjelaskan korelasi kedua variabel dengan Sig. (2-tailed) digunakan hipotesis sebagai berikut: Ho = tidak ada hubungan antara kedua variabel. Ha = ada hubungan antara kedua variabel Atau dapat dirumuskan Jika Sig. > 0,05 maka Ho diterima Jika Sig. < 0,05 maka Ha diterima Sedangkan pada uji regresi, rumus dalam membuat regresi sederhana: Y = a + bX Dimana Y adalah nilai yang diprediksi, a adalah konstanta atau bila harga X=0, b adalah koefisien regresi dan X adalah nilai variabel independen. Kriteria uji hipotesisnya adalah: a. Jika Sig < 0,05, artinya variabel tersebut memiliki nilai signifikan dan variabel independen memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. b. Jika Sig > 0,05, artinya variabel tersebut tidak memiliki nilai signifikan dan variabel independen tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Kriteria penilaian pada uji-t adalah: a. H0 diterima apabila nilai Sig > 0,05 b. H0 ditolak apabila nilai Sig < 0,05 dan Ha diterima c. t hitung harus > t tabel
71
4.4 Analisis Deskriptif 4.4.1 Deskripsi Variabel Efektivitas Dibawah ini terdapat tabel yang dapat mendeskripsikan tentang variabel efektivitas yang merupakan variabel independen dalam penelitian ini, tabel ini menunjukkan mean, median, standar deviasi, varians, range, dan nilai minimum serta maksimum. Berikut data yang disediakan:
Tabel 4.5 Data Statistik Deskriptif Variabel Efektivitas Statistics TOTAL_E Valid
47
N Missing
0
Mean
46,1489
Median
47,0000
Mode Std. Deviation Variance
48,00 5,15827 26,608
Range
22,00
Minimum
34,00
Maximum
56,00
Dalam tabel Efektivitas terdapat 30 pertanyaan. Mean pada data diatas adalah 46,1489, median 47,0000, nilai modus 48,00, standar deviasi 5,15827, varians 26,608, range 22,00, minimum 34,00 dan maksimum 56,00. Dapat dijelaskan melalui gambar histogram sebagai berikut:
72
Gambar 4.4 Histogram Frekuensi Variabel Efektivitas
Dibawah ini terdapat tabel yang menjelaskan tentang pengaruh efektivitas. Di dalam pertanyaan efektivitas terdapat 4 indikator variabel yang diuji di dalam 16 pertanyaan. Masing-masing variabel terdapat 4 pertanyaan.
Tabel 4.6 Tabel Rata-rata Indikator Variabel Efektivitas Variabel
MEAN
Pengaruh
Information Quality
2,94 Normal
System Quality
2,84 Normal
User Satisfication
2,90 Normal
Perceived usefulness
2,84 Normal
Pada tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa walaupun masih berada pada range pengaruh yang normal namun keempat indikator variabel terbilang cukup tinggi. Dilihat dari information quality dan user satisfication yang lebih tinggi dibandingkan dua indikator variabel lainnya maka dapat dikatakan bahwa kualitas informasi dan kepuasan pengguna atau user terhadap sistem ERP yang saat ini sedang berjalan adalah baik. Melalui tanggapan dari responden terhadap Information Quality sebagian besar responden setuju bahwa mereka dapat menerima informasi yang akurat dengan sistem ERP ini. Data dan informasi yang diberikan melalui sistem ini pun mampu memenuhi kebutuhan setiap penggunanya sehingga mampu meminimalkan resiko dan memampukan penggunanya untuk melakukan analisis secara rinci dari keputusan bisnis yang
73
penting. Seperti yang diketahui PT. Bank Maluku memiliki cabang yang tersebar di kepulauan Maluku dan juga salah satu cabang di Jakarta, dimana setiap cabangnya dipisahkan secara geografis. Namun dengan adanya sistem ERP ini lebih memudahkan setiap cabang maupun kantor pusat untuk mendapatkan informasi yang rill time. Rata-rata tertinggi berikutnya adalah User Satisfication dimana menurut responden sistem ERP ini mampu meningkatkan efisiensi pekerjaan, memudahkan pengambilan data, data yang ada dilengkapi dengan fitur yang memadai serta hasil dari setiap laporan ERP mampu memenuhi kebutuhan penggunanya. System Quality dan Perceived Usefulness memiliki hasil yang sama yakni 2,84 dan terbilang pengaruhnya normal. Pada system quality pengembangan dan perbaikan pada sistem seringkali menjadi masalah dikarenakan sulitnya untuk menjangkau beberapa cabang yang terletak di daerah yang cukup jauh namun masih dapat dikatakan kualitas sistem yang ada masih terbilang normal pengaruhnya. Pada Perceived Usefulness responden rata-rata setuju bahwa sistem ini dapat menyediakan fakta dan angka yang dibutuhkan untuk mendukung pengambilan keputusan sehari-hari, adanya analisis yang secara rinci dijabarkan, pemantauan pekerjaan atau proyek yang sedang berjalan dari awal hingga selesainya, dan dengan menggunakan sistem ini dapat membantu menghasilkan solusi inovatif untuk masalah bisnis.
74
4.4.2 Deskripsi Variabel Kinerja Berikut adalah tabel yang menjelaskan tentang statistika variabel Kinerja:
Tabel 4.7 Statistik Deskriptif Variabel Kinerja Statistics TOTAL_K Valid
47
N Missing
0
Mean
40,9574
Median
41,0000
Mode Std. Deviation
42,00 4,20640
Variance
17,694
Range
18,00
Minimum
33,00
Maximum
51,00
Pada tabel diatas dapat dilihan nilai mean pada kinerja bernilai 40,9574, median 41,0000, modus 42,00, standar devaisi 4,20640, varians 17,694, range 18,00, minimum 33,00 dan maksimum 51,00. Pada pengujian kinerja digunakan 6 indikator variabel pada 14 pertanyaan. Masing-masing indikator terdapat 2 hingga 3 soal yang menjelaskan masingmasing indikator variabel. Kemudian digambarkan pada histogram sebagai berikut:
75
Gambar 4.5 Histogram Frekuensi Variabel Kinerja
Berikut adalah tabel yang menjelaskan tentang pengaruh variabel Kinerja:
Tabel 4.8 Tabel Rata-rata Indikator Variabel Kinerja Variabel
MEAN
Pengaruh
Cooperation
3,042553 Normal
Quality
2,925532 Normal
Quantity
2,882979 Normal
Personal Qualities
2,950355 Normal
Job knowledge
2,879433 Normal
Dependency
2,882979 Normal
Keenam indikator variabel ini mengikuti indikator variabel yang dikemukakan oleh Chung/Megginson (1981). Dapat dijelaskan melalui tabel yang telah ada bahwa keenap indikator variabel ini memiliki pengaruh yang normal. Dari yang tertinggi yakni Cooperation yang memiliki nilai rata-rata 3,042553 yang dapat diartikan bahwa tingkat kerjasama atau tingkat interaksi seluruh karyawan dengan menggunakan sistem ERP ini baik dan adanya saling interaksi antar sesama karyawan di dalam satu divisi. Pada variabel Personal Qualities rata-rata responden pernah mengikuti program pelatihan formal yang diadakan untuk memampukan dalam pembelajaran sistem ERP yang digunakan. Terlihat disini walaupun karyawan
76
sebagian besar berlatar belakang pendidikan SMA namun tetap dapat menggunakan sistem ini dikarenakan adanya pelatihan yang bermanfaat untuk memperkenalkan sistem yang sedang digunakan saat ini. Pada variabel Quality sendiri diukur apakah sistem yang berjalan mampu menyediakan informasi yang lengkap dan dengan kualitas informasi yang baik sehingga memampukan setiap karyawan memliki kinerja yang baik. Variabel Quantity dan Dependency memiliki nilai mean yang sama yakni 2,882979. Dijabarkan lagi variabel quantity pada kinerja karyawan mampu mengurangi biaya operasional dari perusahaan sedangkan pada variabel dependency terlihat bahwa adanya ketergantungan kinerja karyawan terhadap tinjauan perusahaan terhadap kemampuan sistem ERP dan perencanaan sistem ERP yang dapat didesain mengikuti perkembangan jaman. Nilai paling rendah diantara keenam variabel ini namun tetap memiliki pengaruh yang normal adalah Job Knowledge. Terlihat bahwa setiap karyawan dapat
menguasai
konsep-konsep
yang
dibutuhkan
untuk
melakukan
pekerjaannya.
4.5 Uji Persyaratan Analisis 4.5.1 Uji Validitas Uji validitas dan uji reliabilitas merupakan dua uji yang pertama kali dijalankan dibandingkan uji-uji lainnya. Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk menunjukkan hal yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Penyajian hasil uji validitas efektivitas dibuat pada lembara lampiran. Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa ada 16 pertanyaan yang digunakan dalam mengukur variabel Efektivitas dan dapat dikatakan valid. Penyajian hasil uji validitas kinerja juga terdapat pada lembaran lampiran, pada bagian paling akhir dari skripsi ini. Pada hasil uji validitas menunjukkan ada 14 pertanyaan yang digunakan dalam menguji variabel kinerja. Hasilnya terdapat 1 variabel yang harus dihapuskan yakni K10 dikarenakan lebih rendah dari nilai r tabel.
77
4.5.2 Uji Reliabilitas Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban yang ada konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pada uji relibilitas digunakan cara One Shoot atau pengukuran sekali saja. Dimana pada pengukuran ini dilakukan sekali saja pengukuran dan dibandingkan jawaban pertanyaan. Uji reliabilitas dengan cara one shoot pada SPSS adalah dengan melihat nilai Cronbach Alphanya yakni > 0,70.
Tabel 4.9 Output Uji Reliabilitas – Variabel Efektivitas Reliability Statistics Cronbach's
N of
Alpha
Items
,869
16
Pada tabel reliability statistics dalam pengukuran Efektivitas didapatkan angka Cronbach’s Alpha 0,869 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel efektivitas reliabel atau handal karena 0,869 > 0,70. Sedangkan pada tabel reliability statistics dalam mengukur kinerja di dapatkan nilai Cronbach’s Alpha 0,842 > 0,70 sehingga dapat dikatakan data ini reliabel.
Tabel 4.10 Output Uji Reliabilitas – Variabel Kinerja Reliability Statistics Cronbach's
N of
Alpha
Items
,842
13
4.5.3 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pada uji t dan F diasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Sehingga jika
78
asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah yang kecil. Hasil pengujian normalitas terdapat pada tabel berikut:
Tabel 4.11 Output Uji Normalitas Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic
df
Sig.
Shapiro-Wilk Statistic
df
Sig.
TOTAL_K
,142
47
,018
,958
47
,093
TOTAL_E
,097
47
,200*
,983
47
,716
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
Pada pengujian yang dilakukan kepada lebih dari 50 responden digunakan tabel Kolmogrov-Smirnov dan pada pengujian yang dilakukan kepada kurang dari sama dengan 50 responden digunakan tabel Shapiro-Wilk. Karena pengujian yang dilakukan kepada 47 responden maka hasil yang dibandingkan adalah pada lajur Sig. yakni: TOTAL_K 0,93 > 0,05 data residual berdistribusi normal TOTAL_E 0,716 > 0,05 data residual berdistribusi normal
4.5.4 Uji Heterokedastisitas Uji Heteroskedasitisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas. Pada pengujian dalam penelitian ini digunakan uji Glejser yakni dengan cara meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen.
79
Tabel 4.12 Uji Heterokedastisitas Coefficientsa Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant
Std. Error
3,655
2,916
-,030
,063
t
Sig.
Beta 1,254
,216
-,477
,636
) 1 TOTAL_
-,071
E a. Dependent Variable: RES2
Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi dependen, maka ada indikasi terjadi Heteroskedatisitas. Hasil tampilan output SPSS diatas memperlihatkan bahwa nilai Sig. diatas tingkat kepercayaan 0,05. Nilai Sig. 0,636 > 0,05 tidak mengandung adanya Heteroskedastisis.
4.6 Uji Hipotesis 4.6.1 Uji Korelasi Uji korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan linear dua variabel yang diteliti. Kedua variabel penelitian yang diteliti adalah, enterprise sebagai variabel independen dan kinerja sebagai variabel dependen. Pada tabel korelasi ditulis dengan efektivitasx dan kinerjay. Dengan hasil pada tabel korelas sebagai berikut:
80
Tabel 4.13 Output Uji Korelasi Correlations Efektivita Kinerjay sx Pearson
1
,579**
Efektivitas Correlation x
Sig. (2-tailed)
,000
N Pearson
47
47
**
1
,579
Correlation Kinerjay
Sig. (2-tailed)
,000
N
47
47
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed).
Besaran korelasi dilihat dari nilai Pearson Correlation yang memiliki interval dari 0 sampai 1. Jika nilai korelasi mendekati 0 maka dapat dikatakan korelasi antar variabel semakin lemah, sebaliknya jika nilai korelasi mendekati 1 maka dapat dikatakan korelasi antar variabel semakin kuat. Untuk menjelaskan korelasi kedua variabel dengan Sig. (2-tailed) digunakan hipotesis sebagai berikut: Ho = tidak ada hubungan antara kedua variabel. Ha = ada hubungan antara kedua variabel Atau dapat dirumuskan Jika Sig. > 0,05 maka Ho diterima Jika Sig. < 0,05 maka Ha diterima Hasil analisis yang didapat: Nilai Sig. sebesar 0,00 < 0,05 maka Ha diterima yakni ada hubungan antara kedua variabel. Korelasi tersebut signifikan pada 0,01. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa apabila nilai variabel Efektivitas naik maka nilai variabel Kinerja juga akan ikut naik, sebaliknya bila nilai variabel Efektivitas turun maka nilai variabel kinerja juga akan ikut turun. Dengan kata lain, jika perusahaan
81
meningkatkan efektivitas sistem ERP dalam perusahaan maka kinerja dari para penggunanya atau user dalam hal ini karyawan juga akan ikut meningkat.
4.6.2 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasil pengujiannya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.14 Output Uji Koefisien Determinasi Model Summary Mode
R
R Square
l 1
,579a
Adjusted R
Std. Error of
Square
the Estimate
,335
,321
3,35440
a. Predictors: (Constant), TOTAL_E
Dari tampilan output SPSS model summary besarnya adjusted R square adalah 0,321, hal ini berarti 32,1% variasi kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh variasi dari variabel independen efektivitas. Sedangkan sisasnya (100%32,1%=67,9%) dijelaskan oleh sebab-sebab diluar model seperti kemampuan individu, motivasi dan lain-lain.
4.6.3 Uji Regresi Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Kedua variabel penelitian yang diteliti adalah, enterprise sebagai variabel independen (X) dan kinerja sebagai variabel dependen (Y).
82
Tabel 4.15 Output Uji Regresi Coefficientsa Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant
Std. Error
16,869
4,452
,457
,096
t
Sig.
Beta 3,789
,000
4,766
,000
) 1 TOTAL_
,579
E a. Dependent Variable: TOTAL_K
Rumus dalam membuat regresi sederhana: Y = a + bX Y = nilai yang diprediksi a = konstanta atau bila harga X=0 b = koefisien regresi X = Nilai variabel independen Jadi dapat disimpulkan: Y=16,869 + 0,537X Hal ini berarti bila variabel independennya naik maka variabel dependennya akan ikut naik sebaliknya bila variabel independennya turun maka variabel dependennya juga akan ikut menurun. Pada kolom Sig. bernilai 0.000 < 0.05. Artinya bahwa variabel tersebut memiliki nilai signifikan variabel independen mempengaruhi variabel dependen.
4.6.4 Uji t Uji t dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikatnya. Uji ini dapat dilakukan dengan mambandingkan t hitung dengan t tabel atau dengan melihat kolom signifikansi pada masing-masing t hitung,
83
Tabel 4.16 Output Uji-t Coefficientsa Model
Unstandardized
Standardize
Coefficients
d
t
Sig.
Coefficients B (Constant
Std. Error
16,869
4,452
,457
,096
Beta 3,789
,000
4,766
,000
) 1 TOTAL_
,579
E a. Dependent Variable: TOTAL_K
Hipotesis: Ho : Koefisien efektivitas ERP tidak berpengaruh signifikan Ha : Koefisien efektivitas ERP berpengaruh secara signifikan Jika, Sig. < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Sig. > 0,05 maka Ho diterima t hitung > t table maka Ho ditolak Untuk mencari nilai pada t tabel digunakan rumus, dF = n – var. Nilai dF=45 dengan nilai t tabel 2,014. Dapat disimpulkan: a. Dari tabel diatas diketahui nilai Sig. 0,000 < 0,005, maka Ho ditolak dan Ha diterima. b. t hitung (4,766) > t tabel 2,014 sehingga Ho ditolak. Maka dapat dikatakan bahwa koefisien efektivitas ERP berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja user.
84