25
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Paradigma Penelitian Dalam penelitian kuantitatif, menurut Sugiyono (2013 : 8) yang dilandasi pada suatu asumsi bahwa suatu gejala itu dapat diklasifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kausal (sebab akibat), maka dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan kepada beberapa variabel saja. Pola hubungan antara variabel yang akan diteliti tersebut selanjutnya disebut sebagai paradigma penelitian atau model penelitian. Paradigma penelitian adalah pola pikir yang menunjukkan hubungan
antara
variabel
yang
akan
diteliti
yang
sekaligus
mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan tekhnik analisis statistik yang digunakan. Penelitian ini menggunakan paradigma sederhana. Paradigma penelitian ini terdiri atas satu variabel independen atau variabel bebas dan variabel
dependen
atau
variabel
terikat.
Alasan
penelitian
ini
menggunakan paradigma sederhana karena hanya ada 1 variabel bebas dan 1 variabel terikat. r
X
Y
Gambar 1.1 Paradigma Sederhana
Gambar 1.1 adalah paradigma sederhana dengan satu variabel independen X, dan satu variabel dependen Y.
26
3.2.
Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan melalui pendekatan kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adaalah metode berdasarkan pada filsafat positifisme yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasannya dilakukan dengan cara acak, pengumpulan data dengan menggunakan instrument penelitian tertentu, analisis data bersifat kuantitatif atau statistic yang bertujuan menguji hipotesis yang sudah ditetapkan (Sugiyono, 2013:14). Lebrin R. Aritonang (2007 : 6) menyatakan bahwa pendekatan kuantitatif banyak menggunakan data kuantitatif. Data kuantitatif biasanya diperoleh melalui suatu test, angket, dan lain sebagainya, serta hasilmya adalah berupa angka atau bilangan. Data kuantitatif diolah atau dianalisis dengan menggunakan teknik perhitungan statistik (Syofian Siregar, 2013:17).
3.3.
Tipe dan Jenis Penelitian Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian kuantitatif yang menurut tingkatan jenis yaitu Ekplanasi Asosiatif. Syofian Siregar (2013:7) menyatakan bahawa penelitian menurut tingkat eksplanasi (penjelasan) adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan atau pengaruh atau membandingkan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Penelitian jenis eksplanatif menghubungkan atau mencari sebab akibat antara dua variabel atau lebih konsep (variabel) yang akan diteliti. Syofian Siregar (2013:4) mengatakan bahwa penelitian survey adalah penelitian dengan tidak melakukan perubahan (tidak ada perlakuan khusus) terhadap variabelvariabel yang diteliti, ada 3 karakteristik penelitian survey, yaitu :
27
1.
Objek penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga dapat ditemukan kejadian-kejadian reaktif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel, sosiologim maupun psikologis.
2.
Penelitian survei pada umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan maupun psikologis.
3.
Metode survei ini tidak memerlukan kelompok control seperti halnya pada metode eksperimen.
3.4
Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Variasi metode dimaksud adalah : angket, wawancara, pengamatan, atau observasi, tes, dan dokumentasi (Suharsimi Arikunto,2010:191) Dalam penelitian ini langkah-langkah penelitian yang dilakukan : 1.
Melakukan pengumpulan data, yaitu data primer yang dilakukan dengan kuesioner, dan data sekunder yang diperoleh dari perusahaan.
2.
Data
yang
didapat
kemudian
digunakan
untuk
menganalisis pengaruh antara variabel yang diuji, yaitu Komunikasi Interpersonal (X) dan Penyelesaian Konflik Antar Karyawan (Y) sebagaimana yang telah diuraikan dalam identifikasi masalah. 3.
Dari analisis di atas, jika terdapat perngaruh yang kuat dari komunikasi
interpersonal terhadap penyelesain konflik
antar karyawan, maka benar terbukti bahwa komunikasi
28
interpersonal mempengaruhi penyelesaian masalah antar karyawan PT. Pertamina Hulu Energi -
West Madura
Offshore, Jakarta. 3.5
Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Prof. DR. Sugiyono, 2010). Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari. Variabel adalah suatu kualitas dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya (Kidder, 1981). 1.
Variabel Bebas:
Variabel bebas adalah merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini ada 1 variabel bebas, yaitu Komunikasi Interpersonal (X1). 2.
Variabel Terikat:
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas. Dalam
penelitian ini Manajemen Konflik menjadi variabel terikat (Y).
3.6
Populasi dan Sampel
3.6.1
Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan penjelasan tersebut maka populasi untuk penelitian ini adalah karyawan PT. Pertamina Hulu Energi – West Madura Offshore, Jakarta. Jenis populasi terbagi dua, yaitu : a.
Populasi finit, artinya jumlah individu ditentukan.
29
b.
Populasi infinit, artinya jumlah individu tidak terhingga atau tidak diketahui dengan pasti.
Dalam penelitian ini, maka populasi yang digunakan adalah seluruh karyawan PT. Pertamina Hulu Energi – West Madura Offshore, Jakarta, yang berjumlah 750 karyawan. Alasan pengambilan populasi ini adalah untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian ini, sehingga dapat memberikan masukan kepada pihak-pihak yang berkaitan.
3.6.2
Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, maka penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betulbetul representatif (mewakili). Probability sampling menjadi teknik sampling pada penelitian ini. Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Simple Random Sampling adalah pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Penelitian ini menggunakan simple random sampling karena pengambilan sampel populasi dilakukan secara acak kepada seluruh karyawan PT. Pertamina Hulu Energi -
West Madura Offshore, Jakarta, tanpa
memperhatikan strata dan jabatan atau posisi di dalam perusahaan. Pengambilan sampel acak akan dilakukan dengan cara undian, memilih bilangan dari daftar bilangan secara acak.
30
Sampel penelitian yang digunakan adalah sebagian karyawan PT. Pertamina Hulu Energi – West Madura Offshore, Jakarta. Dengan menggunakan rumus Slovin Syofian Siregar (2013 : 31) maka ukuran sampel dapat ditentukan sebagai berikut :
Dimana : n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = presisi (peran kerkiraan target kesalahan) Total populasi karyawan PT. Pertamina Hulu Energi – West Madura Offshore, Jakarta adalah 750 orang, maka dengan menggunakan rumus slovin dengan tingkat kesalahan 10% dapat diperoleh sampel yang tepat utuk digunakan alam penelitian ini. Berikut perhitungannya : n=
n= n=
88.2352941
n=
88 orang
31
Jadi, jumlah sampel yang diperoleh untuk penyebaran kuesioner adalah sebanyak 88 karyawan PT. Pertamina Hulu Energi – West Madura Offshore, Jakarta. Dengan menggunakan daftar nama karyawan PT. Pertamina Hulu Energi-West Madura Offshore, Jakarta, dibuatlah potongan-potongan kertas yang berisikan nama-nama karyawan setelah itu dilakukan pengundian dengan cara mengambil satu potongan kertas secara acak dan nama yang terambil adalah karyawan yang akan menjadi sampel dalam penelitian (responden).
3.7
Teknik Pengumpulan Data, Jenis, dan Sumber Data
3.7.1
Teknik Pengumpulan Data Telah dibahas dibab satu, dalam penelitian terhadap PT. The Net Indonesia dikatakan bahwa peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Beberapa teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan ialah: 1. Data Primer Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri dalam penelitian langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan ( Syofian Siregar, 2013 : 16). Dalam penelitian ini data primer yang akan dikumpulkan adalah data dari tanggapan karyawan PT. Pertamina Hulu Energi – West Madura Offshore, Jakarta, yang diperoleh dari hasil kuesioner atau angket yang dibagikan. 2. Data Sekunder Menurut Lebrin R. Aritonang (2007:202) data sekunder adalah data
yag
tersedia
namun
telah
digunakan
untuk
menjawab
permasalahan penelitian lain.Data sekunder terbagi atas dua, yaitu data sekunder eksternal, dan data sekunder internal.
32
Data sekunder internal didapat dari organisasi atau perusahaan tempat terjadinya penelitian. Data sekunder interna dapat berupa profil perusahaan, data karyawan, laporan annual PT. Pertamina Hulu Energi – West Madura Offshore, Jakarta. Data sekunder eksternal adalah data yang didapat dari luar organisasi atau perusahaan tempat terjadinya penelitian. Dalam penelitian ini data sekunder eksternal yang digunakan merupakan data informasi yang didapat dari buku-buku, skripsi dan jurnal terdahulu yang dapat mendukung serta dapat digunakan sebagai pedoman dalam penelitian ini. Untuk itu dalam penelitian ini memerlukan teori Komunikasi Interpersonal dan teori yang berkaitan dengan konflik manajemen yang berkaitan dengan hubungan antara karyawan, serta hubungan yang saling berkaitan satu sama lain. 3.8
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang umum digunakan dalam suatu penelitian adalah wawancara, kuesioner, dan observasi. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode pengumpulan data kuesioner. Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh system yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada (Syofian Siregar, 2013 : 17). Adapun menurut Rachmat Kriyantono (2006:97) tujuan penyebaran angket adalah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan. Ada beberapa jenis angket atau kuesioner, angket terbuka dan angket tertutup. Angket Terbuka
33
Suatu pertanyaan difomulasi sedemikian rupa sehingga responden mempunyai kebebasan untuk menjawab tanpa adanya alternatif jawaban yang diberikan. Angket Tertutup Suatu angket dimana responden telah diberikan alternatif jawaban oleh pelaku penelitian. Responden dapat memilih jawaban yang menurutnya sesuuai dengan realitas yang dialaminya, biasanya dengan memberikan tanda X atau √. Jadi dalam penelitian ini saya menggunakan metode pengumpulan data dengan menggunakan angket tertutup. Tabulasi Tabulasi adalah pembuatan table-tabel yang berisi data yang telah diberi kode yang berisi data yang telah diberi kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. Dalam Suharsimi Arikunto (2010 : 279-280) mengemukakan yang termasuk dalam kegiatan tabulasi ini antara lain : 1. Memberikan skor terhadap item-item yang perlu diberikan skor, misalnya tes, angket bentuk pilihan ganda, rating scale, dan sebagainya. 2. Memberikan kode terhadap item-item yang tidak diberi skor. 3. Mengubah jenis data, disesuaikan atau dimodifikasikan dengan teknik analisis yang akan digunakan. 4. Memberikan kode dalam hubungan dengan penglahan data jika akan menggunakan komputer. Dalam hal ini pengolah data memberikan kode pada semua variabel, kemudian mencoba menentukan tempatnya di dalam coding sheet, dalam kolom beberapa baris ke berapa.
Apabila
akan
dilanjutkan,
sampai
penempatan setiap variable pada kartu kolom.
kepada
petunjuk
34
1.8.1
Skala pengumpulan Data Berdasarkan jenis skala pengukuran data, data kuantitatif dikelompokan ke dalam empat jenis yang memiliki sifat berbeda. Menurut Syofian Siregar (2013:22-24) keempat jenis jeni skala pengukuran data tersebut antara lain : 1. Skala Nominal Skala nominal adalah suatu skala yang diberikan pada suatu objek atau kategori yang tidak menggambarkan kedudukan objek atau kategori tersebut terhadap objek atau kategori lainnya, tetapi hanya sekadar label atau kode saja.
2. Skala Ordinal Skala ordinal adalah data yang berasal dari kategori yang disusun secara berjenjang mulai dari tingkat terendah sampai ke tingkat tertinggi atau sebaliknya dengan jarak/rentang yang tidak harus sama.Data jenis ini berlaku perbandingan dengan menggunakan fungsi berbeda > atau <.
3. Skala Interval Skala interval adalah suatu skala di mana objek/kategori dapat diurutkan berdasarkan suatu atribut tertentu, di mana jarak/interval antara tiap objek/kategori sama. Besarnya interval dapat ditambah atau dikurangi.Pada skala ini yang dijumlahkan bukanlah kuantitas atau besaran, melainkan interval dan tidak terdapat nilai nol. Berikut diberikan tiga contoh data berskala interval.
35
a. Pengukuran Temperatur Hasil pengukuran temperatur dengan menggunakan thermometer yang dinyatakan dalam ukuran derajat. b. Pengukuran Kecerdasan Kecerdasan intelektual dinyatakan dengan IQ. c. Pengukuran Instrumen Penelitian Setelah alternatif jawabannya diberi skala yang setara dengan data interval dalam banyak kegiatan penelitian data maka sering kali diperoleh melalui kuesioner untuk menilai sikap atau perilaku yang kerap kali dinyatakan dengan data interval. Contoh : Jawaban : STS TS N S ST 1
2 3 4 5
Interval antara STS dan TS atau S dan ST adalah sama. 4. Skala Rasio Skala rasio adalah suatu skala yang memiliki sifat-sifat skala nominal skala ordinal dan skala interval dilengkapi dengan titik nol absolute dengan makna empiris. Karena terdapat angka nol maka pada skala ini dapat dibuat perkalian atau pembagian.
Dalam
penelitian
ini
pengukuran
instrumen
penelitian
menggunakan skala Likert. Menurut Syofian Siregar (2013:25) Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap seseorang tentang sestuatu objek sikap. Objek sikap ini biasanya telah ditentukan secara spesifik dan sistematik oleh periset Rachman Kriyantono, 2006 :138 dalam Syofian Siregar, 2012. Indikator-indikator dari variabel sikap terhadap suatu objek merupakan titik tolak dalam membuat pertanyaan atau pernyataan yang harus diisi responden.
36
Setiap peryataan dan pertanyaan dihubungkan dengan jawaban yang berupa dukungan atau pernyataan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata : sangat setuju (SS); setuju (S); netral (N); Tidak Setuju (TS); Sangat Tidak Setuju (STS) atau Sangat Puas; Puas; Cukup Puas; Tidak Puas; Sangat Tidak Puas atau Sangat Baik; Baik; Sedang; Buruk; Sangat Buruk, dan lainnya tergantung kepada indikator penelitian.
Pernyataan
Skor
Sangat Setuju (SS)
5
Setuju (S)
4
Netral (N) / Ragu-ragu
3
Tidak Setuju (TS)
2
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
Contoh penggunaan Skala Likert dalam kuesioner
` 3.9. Teknik Analasis Data Suharsimi Arikunto (2010 : 278)
mendefinisikan analisis data adalah
langkah-langkah setelah pengumpulan data. Proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Sedangkan interpretasi data adalah memberikan arti yang significan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian. Karena data riset kuantitatif berbentuk angkaangka, maka analisis datanya berupa perhitungan uji statistik.
37
3.9.1. Analisis Kuantitatif Pada riset kuantatif dikenal beberapa jenis analisis; analisis univariat, analisis bivariat, dan
multivariat. Pada penelitian ini
menggunakan analisis bivariat. Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk melihat hubungan dua variabel. Kedua variabel tersebut merupakan variabel pokok, yaitu variabel pengaruh (bebas) dan variabel terpengaruh (tak bebas). Hubungan antarvariabel ini mempunyai beberapa kemungkinan. a. Simetris Ada hubungan tetapi sifat hubungan adalah simetris, yaitu tidak saling mempengaruhi. Perubahan pada variabel satu tidak disebabkan oleh variabel lainnya. b. Dua variabel mempunyai hubungan dan saling mempengaruhi (timbal balik) c. Asimetris Sebuah variabel mempengaruhi variabel yang lain atau sebuah variabel berubah disebabkan variabel yang lain. 3.10
Uji Validitas Menurut Sugiyono (2013:172) hasil penelitian dikatakan valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang akan diteliti. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Menurut Syofian Siregar (2013 : 121) hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
38
Validitas konstruk adalah kerangka dari suatu konsep, validitas konstruk adalah validitas yang berkaitan dengan kesanggupan
suatu alat ukur dalam
mengukur pengertian suatu konsep yang diukurnya. Validasi konstruk (penentuan validitas konstruk) merupakan yang terluas cakupannya dibanding dengan validasi lainnya, karena melibatkan banyak prosedur termasuk validasi isi dan validasi kriteria. Untuk itu penelitian ini menggunakan uji validitas konstruk. Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk mengetahui kuesioner yang digunakan sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin diukur, yaitu : 1. Jika koefisien korelasi product moment melebihi 0,3 2. Jika koefisien korelasi product moment > r-tabel (α ; n-2) n = jumlah sampel. 3. Nilai Sig.
α
Rumus yang bisa digunakan untuk uji validitas konstruk dengan teknik korelasi product moment, yaitu :
rxy =
n∑ XY − (∑ X )(∑ Y ) {n∑ X 2 − (∑ X ) 2 }{n∑ Y 2 − (∑ Y ) 2 }
n = Jumlah respsonden x = Skor variabel y = Skor total dari variabel (jawaban responden) r = Koefisien korelasi
39
Hasil yang didapat akan memiliki nilai validitas dalam rentang 0-1. Perhitungan ini akan dilakukan dengan bantuan software SPSS ( Statistical Product and Service Solution ). Perlu dikonsultasikan dengan table r product moment. Kriteria penilaian uji validitas tersebut adalah sebagai berikut : a.
Apabila r hitung > r table (pada taraf signifkansi 5%), maka dapat dikatakan item kuesioner tersebut valid.
b.
Apabila r hitung < r table (pada taraf signifikansi 5%), maka dapat dkatakan item kuesioner tersebut tidak valid.
3.11.
Uji Reliabilitas Uji realibilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula. Uji realibilitas alat ukur dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal, pengujian dapat dilakukan test-retest, equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal, realibilitas alat ukur dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrument dengan teknik tertentu. Dalam penelitian ini menggunakan uji realibilitas alpha crobach. Metode alpha crobach yang digunakan untuk menghitung realibilitas suatu tes yang tidak mempunyai pilihan ‘benar’ atau ‘salah’ maupun ‘ya’ atau ‘tidak’, melainkan diigunakan untuk menghitung realibilitas suatu tes yang mengukur sikap atau perilaku (Syofian Siregar, 2013). Instrumen dinyatakan reliabel apabila nilai koefisien Cronbach Alpha >0,60 (Nunnaly dalam Iman Ghozali, 2001: 129).
40 2 k ∑σ b = − 1 Rumus : α Vt 2 k − 1
Dimana : Α
= Koefisien realibilitas instrument (Cronbach Alpha)
K
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σ
= Total varians butir
σb2
= Total varians
2 b
Sebelum bisa memakai rumus tersebut diatas, maka harus ditentukan terlebih dahulu varian tiap X dan Y nya. Rumus untuk menghitung varians tersebut adalah :
3.12.
Uji Normalitas Kesalahan instrument dan pengumpulan data dapat mengakibatkan data yang diperoleh menjadi tidak normal. Bila sekelompok data memang betul-betul sudah valid, tetapi distribusinya tidak membentuk distribusi normal, maka harus membuat keputusan untuk menggunakan teknik statistik nonparametric (Sugiyono, 2010). Uji Kolmogorov-Smirnov termasuk dalam uji nonparametrik untuk kasus satu sampel. Uji ini digunakan untuk menguji asumsi normalitas data dengan menggunakan data dasar yang belum diolah dalam tabel distribusi frekuensi. Data ditransformasikan dalam nilai Z untuk dapat dihitung luasan kurva normal
41
sebagai probabilitas komulatif normal. Penggunaan statistic nonparametrik digunakan pada keadaan jenis data yang akan dianalisis adalah Nominal atau Ordinal, seperti data sikap seseorang kode ! untuk sikap suka, kode 2 untuk sikap cukup suka, dan sebagainya. Tujuan dari uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependent dan variabel independent berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Menurut Priyatno (2009 : 187), uji ini dipakai untuk menguji data yang berskala interval dan ratio. Penelitian ini menggunakan uji normalitas Kolmogorov - Smirnov, karena dalam penelitian ini menggunakan skala interval.
Menurut Sarwono (2012 : 96), distribusi data dapat dilihat dengan membandingkan nilai signifikansi hasil perhitungan yang di dapat dengan taraf signifikasi yang ditentukan sebelumnya dengan criteria sebagai berikut : a.
Jika nilai sig < taraf signifikansi 5% (0,05), maka distribusi data dikatakan tidak normal.
b.
Jika nilai sig > taraf signifikansi 5% (0,05), maka distribusi data dikatakan normal.
3.13
Uji Korelasi Koefisien korelasi adalah bilangan yang menyatakan kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih juga dapat menentukan arah dari kedua variabel. Nilai Korelasi (r) = (-1 ≤ 0 ≤ 1) (Syofian Siregar, 2013:251). Dalam penelitian menggunakan Pearson Product Moment yang menurut Syofian Siregar (2013:252) adalah untuk mencari arah dan kekuatan hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel tak bebas (Y) dan data berbentuk interval dan rasio.
42
Rumus yang bisa digunakan untuk uji validitas konstruk dengan teknik korelasi product moment, yaitu : rxy =
n∑ XY − (∑ X )(∑ Y ) {n∑ X 2 − (∑ X ) 2 }{n∑ Y 2 − (∑ Y ) 2 }
n = Jumlah respsonden x = Skor variabel y = Skor total dari variabel (jawaban responden) r = Koefisien korelasi Hasil yang didapat akan memiliki nilai validitas dalam rentang 0-1. Perhitungan ini akan dilakukan dengan bantuan software SPSS (Statistical Product and Service Solution). Perlu dkonsultasikan dengan tabel r product moment. Kriteria penilaian uji validitas tersebut adalah sebagai berikut : a. Apabila r hitung > r tabel (pada taraf signifikan 5%), maka dapat dikatakan item kuesioner tersebut valid. b. Apabila r hitung < r tabel (pada taraf signifikan 5%), maka dapat dikatakan item kuesioner tersebut tidak valid.
1.14 Koefisien Determinasi
Koefisien determnasi (KD) adalah angka yang menyatakan atau digunakan untuk mengetahui kontribusi atau sumbangan yang diberikan oleh sebuah variabel atau lebih X (bebas) terhadap variabel y (terikat).
Rumus : KD = (r)2 x 100%
43
3.15
Analisis Regresi Regresi adalah salah satu alat yang dapat digunakan dalam memprediksi permintaan di masa akan dating berdasarkan data masa lalu atau untuk mengetahui
pengaruh satu variabel bebas terhadap satu variabel tak bebas.
Regresi linier dibagi ke dalam dua kategori, yaitu regresi linier ganda dan regresi linier berganda. Dalam penelitian ini digunakan regresi linier sederhana karena penelitian ini hanya memiliki satu variabel bebas dan satu variabel tak bebas. Tujuan penerapan metode ini adalah untuk memprediksi besaran nilai variabel tak bebas yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Rumus Regresi Linier Sederhana Y
= Variabel terikat
X
= Variabel bebas
a dan
= konstanta
Mencari nilai konstanta Rumus :
Membuat persamaan regresi : Y = a + b.X 3.14.
Hipotesis
Y = a + b.X
44
Semula istilah hipotesis berasal dari bahasa Yunani yang mempunyai dua kata “hupo” (sementara) dan thesis (pernyataan atau teori). Hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya, maka itu perlu diuji kebenarannya. Kemudian para ahli menafsirkan arti hipotesis adalah dugaan terhadap hubungan antara dua variabel atau lebih. Atas dasar definisi di atas dapat diartikan bahwa hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji kebenarannya. Penelitian ini menggunakan hipotesis asosiatif. Menurut Sugiyono (2010:89), “hipotesis asosiatif adalah suatu peryataan yang menunjukkan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih”. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95% , dan tingkat presisi atau batas ketidakakuratan sebesar 5% = 0,05 Berikut dasar pengambilan keputusan : Jika Sig≤ 0,05 maka H0 ditolak, artinya tidak signifikan Jika Sig ≥0,05 maka H0 diterima, artinya signifikan
Rancangan uji hipotesis : Apakah ada pengaruh yang signifikan antara komunikasi interpersonal terhadap penyelesaian konflik antarpribadi pada karyawan PT. Pertamina Hulu Energi – West Madura Offshore, Jakarta? Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara komunikasi interpersonal terhadap penyelesaian konflik antarpribadi karyawan Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara komunikasi interpersonal terhadap penyelesaian konflik antarpribadi karyawan
45
3.17.
Variabel Operasional
Operasional Variabel Variabel
Definisi
Dimensi
Indikator Utama
Pengukuran
Konseptual Komunikasi Interpersonal
Skala
Dialogis
Komunikasi langsung atau
Komunikasi
tatap muka
interpersonal
Secara pasti mendapatkan
pada dasarnya
tanggapan langsung dari lawan
adalah proses
bicara.
komunikasi yang dilakukan oleh dua orang
Jumlahorang
Hanya melibatkan 2 atau 3
atau lebih,
terbatas
orang lebih dalam
secara tatap
berkomunikasi
muka
Mendorong terjadinya
(langsung) dan
keintiman dengan lawan
dialogis “dua
komunikasi
arah”.
Spontan
Komunikasi sering terjadi tanpa ada perencanaan / direncanakan Komunikasi terjadi tanpa terstruktur dan mengalir secara dinamis.
Kemauan menanggapi Keterbukaan
informasi yang diterima dalam
46
hubungan antarpribadi.
Keterbukaan menumbuhkan komunikasi antarpribadi yang efektif. Mendorong orang lain untuk aktif berpartisipasi dalam komunikasi.
Menciptakan situasi yang Sikap positif
kondusif untuk interaksi yang efektif.
Mampu merasakan apa yang Empati
dirasakan orang lain. Dengan menunjukkan empati pada komunikan dapat memuat komunikasi interpersonal menjadi kondusif. Bersedia memahami orang lain secara baik.
Manajemen
Konflik dapat
Berkelahi
Saling menjaga agar tidak
konflik yang
memiliki
secara sportif
menyakiti pihak lawan yang
efektif
konsekuensi-
akan menyebabkan semakin
konsekuensi
parahnya konflik.
yang positif maupun negatif
Bertengkar
Berperan aktif dalam konflik
secara aktif
antarpribadi.
Likert
47
Tujuan
Tidak menghindar dari konflik
manajemen
yang terjadi.
konflik adalah mengatur sedemikian rupa sehingga
Bertanggung
Secara terus terang
keuntungan-
jawab atas
mengungkapkan perasaan atau
keuntungannya
pikiran dan
pikiran yang mengganjal,
dapat
perasaan
misalnya perbedaan pendapat.
dipertahankan
Fokus pada konflik yang saat
serta akibat-
itu terjadi.
akibat sebaliknya
Langsung
Langsung menyelesaikan
dapat
dan spesifik
dengan seseorang yang memang menjadi lawan
diminimalisir.
konflik yang terkait.
Humor untuk
Humor dapat digunakan
meredakan
menjadi strategi
ketegangan
memenangkan konflik.
48