BAB 1 PENDAHULUAN
Latar Belakang Spesifikasi kebutuhan adalah sekumpulan fungsi, atribut, properti, dan batasan yang diperlukan dalam sistem. Spesifikasi kebutuhan berisi sebuah pernyataan yang mengidentifikasi kemampuan, karakter, atau faktor kualitas dari sebuah sistem dengan tujuan untuk mendapatkan nilai dan kegunaan untuk pelanggan atau pengguna (Ralph, 2004). Menurut IEEE (The Institute of Electrical and Electronics Enggineers) kebutuhan adalah kondisi atau kemampuan yang diperlukan pemakai untuk menyelesaikan suatu persoalan, atau untuk mencapai sebuah objek (IEEE, 1993). Selain itu kebutuhan adalah suatu kondisi atau kemampuan yang harus dipenuhi oleh sistem. Kebutuhan harus memenuhi kontrak, standart, spesifikasi atau dokumen formal lain yang diinginkan. Penjabaran kebutuhan di atas mempunyai arti sangat penting pada suatu kebutuhan. Setiap tahapan kebutuhan akan mempengaruhi proses – proses yang akan dilakukan dalam pembangunan sistem. Menurut Basili (2005) dan Zelkowitz (2005) ada lima faktor yang mempengaruhi produktivitas perangkat lunak. Faktor pertama adalah manusia mengenai jumlah dan tingkat keahlian tim; faktor masalah mengenai tingkat kerumitan masalah yang harus dipecahkan; faktor proses yaitu mengenai teknik analisis dan desain, bahasa dan alat; faktor produk yaitu mengenai keandalan dan kemampuan sistem berbasis komputer dan faktor sumber daya yaitu mengenai ketersedian alat, sumber-sumber perangkat lunak dan perangkat lunak. Dari spesifikasi kebutuhan yang tidak benar tentunya akan mempengaruhi dalam proses analisis dan desain. Gambar 1.1 dijelaskan spesifikasi kebutuhan yang salah. Kebutuhan spesifikasi yang salah akan berakibat pada hasil program yang tidak sempurna.
1
Gambar 1.1 Dampak Kesalahan Kumulatif (Rekayasa dan Analisis Perangkat Lunak, ITB, Laksmiwati, 1998)
2
Manajer sering memikirkan bahwa aktivitas yang berhubungan dengan spesifikasi kebutuhan utamanya terdiri dari pengumpulan spesifikasi kebutuhan dan pengelolaan perubahan terhadap spesifikasi kebutuhan tersebut sepanjang siklus hidup sistem. Dalam kenyataannya, ada beberapa aktivitas lain yang berhubungan dengan spesifikasi kebutuhan yang perlu di tempatkan dalam siklus hidup sistem (Ralph, 2004). Aktivitas tersebut adalah Identifikasi stakeholder, mendapatkan pemahaman pelanggan dan pengguna guna perencanaan sistem serta kebutuhannya terhadap sistem, identifikasi kebutuhan, klarifikasi dan mengulangi kebutuhan, analisis kebutuhan, mendefinisikan kebutuhan dengan cara pemahaman yang sama terhadap semua stakeholder. Tiap analisis merupakan tahapan pengumpulan kebutuhan-kebutuhan dari semua elemen perangkat lunak yang akan di bangun. Pada tahap ini dibentuk spesifikasi kebutuhan perangkat lunak, fungsi perangkat lunak yang dibutuhkan, performansi (unjuk kerja) sistem perangkat lunak, penjadwalan proyek, identifikasi sumber daya (manusia, perangkat lunak dan perangkat lunak yang dibutuhkan) dan taksiran biaya pengembangan perangkat lunak. Aturan pembuatan dokumen SKPL yang baik jika telah memenuhi karakteristik SKPL
seperti
benar,
tidak
ambigu,
lengkap,
konsisten,
terurut
berdasarkan
kepentingannya atau kestabilannya, dapat diverifikasi, dapat dimodifikasi, dapat ditelusuri (IEEE, 1993). Istilah di dalam SKPL digunakan secara konsisten. Alur informasi di dalam SKPL bergerak dari depan ke belakang, sehingga tidak diharapkan muncul referensi maju. Umumnya kalimat dimulai dengan “Sistem seharusnya…” atau “Sistem sebaiknya …” Selain daripada itu, kalimat dalam SKPL lazimnya merupakan kalimat pernyataan. Meyer (1985) menjelaskan tujuh hal kepentingan dalam membuat spesifikasi kebutuhan. “Noise, Silence, Overspecification, Contradiction, Ambiguity, Forward Reference, Wishful thinking”
adalah tujuh aturan yang menyebabkan seorang
spesifikator salah dalam menganalisis sebuah dokumen spesifikasi kebutuhan. Penelitian tentang analisa dokumen spesifikasi lebih banyak pada ambiguitas, kontradiksi,
3
kelebihan spesifikasi, sedangkan kesalahan lainnya belum banyak dipermasalahkan. Lima kesalahan lainnya belum banyak dibahas seperti “Forward Reference” (FR) yang merupakan permasalahan yang timbul ketika munculnya elemen fitur pada dokumen spesifikasi kebutuhan yang tidak terlist secara jelas pada teks sebelumnya. Pembuatan dokumen spesifikasi harus menggunakan kalimat-kalimat yang jelas. Kalimat yang dibentuk tidak mengandung pertanyaan dan istilah yang tidak terdefinisikan. Benar dan lengkap adalah syarat dalam pembuatan dokumen SKPL sehingga diperlukan bantuan untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam penelitian Meyer pada tahun 1985, FR adalah salah satu penyebab proses analisis dokumen SKPL menjadi salah. IEEE dan penelitian Ralph mendukung bahwa pembuatan dokumen SKPL harus memenuhi aturan. FR adalah bagian dari proses membuat kalimat yang benar dan mendeteksi adanya kalimat yang mengandung definisi. Deteksi FR digolongkan sebagai frase kata benda (Noun Phrase). Proses tahap awal untuk menemukan FR adalah dengan mencari istilah yang tergolong kata benda. (Shady dkk, 2006) berpendapat jika sistem dapat melakukan analisis dokumen secara otomatis, maka proses pencarian dokumen yang relevan akan lebih mudah. Sampai sekarang belum ada penelitian yang lebih khusus membahas masalah FR dan tidak ada penelitian yang membahas pentingnya mengatasi FR. Penelitian ini mengacu pada penelitian Meyer yang mana FR adalah salah satu faktor yang membuat dokumen spesifikasi menjadi tidak benar. Deteksi FR akan membantu pengguna SKPL agar lebih mudah dalam menganalisis dokumen SKPL. Penelitian ini mengajukan sebuah metode untuk mendeteksi FR dalam dokumen SKPL berdasarkan kalimat yang di bentuk dan munculnya istilah yang belum terdefinisikan pada kalimat – kalimat sebelumnya. Ekstrak dokumen serta parsing setiap kalimat sebagai proses pemecahan masalah FR. Penandaan (POS) kalimat sebagai bantuan dalam teknik pengolahan bahasa alamiah. Perumusan Masalah Permasalahan yang akan di selesaikan dalam penelitian ini adalah:
4
Aturan apa saja yang perlu di bangun untuk mendeteksi FR dalam dokumen Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak? Bagaimanakah menganalisa pola kalimat yang mengandung FR? Batasan masalah yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah kalimat- kalimat yang mengandung definisi dan terdapat frase kata benda. Kalimat dan frase kata benda diambil dari proses analisa dokumen SKPL. Tujuan dan Kontribusi Penelitian Penelitian ini bertujuan mengembangkan metode deteksi FR dalam dokumen menggunakan pemrosesan bahasa alamiah. Manfaat penelitian ini adalah membantu pengguna dokumen SKPL menemukan FR dalam dokumen SKPL.
5