BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, kini telah
mengalami perubahan serta tantangan dengan perubahan lingkungan yang cepat dan dinamis, dikutip dari (Gustomo & Silvianita, 2009). Hal tersebut merupakan tuntutan dan merupakan kewajiban bagi perusahaan untuk melakukan perubahan yang cepat dan dapat bertahan di dunia bisnis yang semakin kompetitif (Metcalfe, 2005) Dalam melakukan perubahan dan mengembangkan bisnis menjadi lebih baik lagi, perusahaan harus merubah cara berfikir mereka untuk bagaimana mencari peluang, tidak lagi mengandalkan apa yang telah diraih (Cummings & Worley, 2005) Perubahan yang dilakukan dalam sebuah organisasi dilakukan oleh pimpinan puncak dalam organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan performance, tetapi seluruh anggota memberikan kontribusi dengan sesuai kempapuannya dengan mengambil peran dan inisiatif yang diperlukan (Yukl, 2002) Adanya permasalahan sumber daya manusia dan permasalahan manajerial dalam suatu organiasasi menjadikan sebuah dorongan untuk melakukan perubahan. Permasalahan tersebut berasal dari persepsi karyawan ditempat kerja, bagaimana mereka diperlakukan, adanya ketidakpuasan kerja, yang biasanya berakibat pada menurunnya produktivitas / kinerja dan tingginya tingkat absen serta perputaran pekerja, sedangkan adanya permasalahan sistem reward adalah permasalahan dari manajerial dalam organisasi, dikutip dari (Arum Darmawati, 2007) Bass (1990) menyatakan kegagalan organisasi atau keberhasilan organisasai sering kali dianggap sebagai faktor terpenting yang menentukan hal tersebut.. Maka dari itu upaya peningkatan gaya kepemimpinan akan mempengaruhi peningkatan kinerja karyawan, dimana variable dari gaya kepemimpinan tersebut meliputi bonus, budaya, dan pengembangan karyawan. Salah satu unsur penentu keberhasilan suatu organisasi adalah kepemimpinan, terlebih dalam menuju keberhasilan sebuah perusahaan, oleh karena hal tersebut kita perlu mengetahui arti pemimpin, dikutip dari (Kahar, 2008)
1
2 Menurut Robbert D Stuart (2002: 352) seseorang yang diharapkan mempunyai kemampuan untuk mengetahui, memberi petunjuk dan juga mampu menentukan individu untuk mencapai tujuan organisasi. Pemimpin itu adalah agen perubahan dengan kegiatan mempengaruhi orang orang lebih dari pada pengaruh orang-orang tersebut kepadanya (James P. Spillane (2006: 10). Beragam konsep dan definisi dalam berbagai pustaka pada konsep kepemimpinan yang ditemukan yang memiliki penekanan arti yang masing-masing berbeda. Suatu pengaruh yang berhubungan antara para pemimpin dan pengikut adalah suatu definisi kepemimpinan (leadership) dari Richard L. Daf (2005: 5). Kemudian Gibson yang dikutip dari (Kahar, 2008) yang menyatakan, guna pencapaian suatu tujuan, kepemimpinan adalah suatu upaya yang dapat digunakan untuk memotivasi orang orang guna pencapaian hal tersebut PT. Bumitangerang Mesindotama adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang memproduksi bubuk cokelat. PT. Bumitangerang Mesindotama merupakan perusahaan yang berasal dari Indonesia, dan merupakan sebuah perusahaan keluarga. PT. Bumitangerang Mesindotama akrab dikenal dengan nama BT Cocoa. Perusahaan ini telah berdiri cukup lama sejak tahun 1983, dan terus memperbesar perusahaanya hingga berhasil eksport produk bubuk coklat hingga ke luar negeri.. Disinilah terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perusahaan yang dapat menentukan kemajuan prestasi perusahaan. Banyak kebijakan – kebijakan yang dapat dilakukan oleh seorang pemimpin untuk memotivasi para pekerja untuk dapat tampil dengan baik dan semangat dalam menjalakan perusahaan sehingga perusahaan tersebut dapat berkembang dengan pesat. Dalam hal ini, peneliti melakukan Observasi dan wawancara beberapa narasumber yang telah bekerja cukup lama di PT. Bumitangerang Mesindotama, dan dari hasil observasi dan wawancara tersebut, peneliti mendapatkan hal hal berikut ini •
Terdapat budaya perusahaan yang diaplikasikan di perusahaan BT Cocoa, berupa adanya kebijakan pada jam masuk kerja yang dapat dikatakan tergolong cukup pagi untuk para karyawan datang, yaitu pukul 08.30, hal ini membuat para karyawan tertuntut untuk datang pagi, namun hal ini berdampak pada kinerja perusahaan serta juga kinerja karyawan yang menjadi tertuntut jam masuk pekerjaan, sehingga para karyawan kehilangan rasa nyaman untuk bekerja diperusahaan tersebut. Kemudian bedasarkan observasi yang peneliti lakukan dapat tarik kesimpulan PT. Bumitangerang Mesindotama belum
3 memiliki budaya yang yang khas/menonjol yang ditunjukan dalam perusahaan tersebut, sehingga membuat kurangnya motivasi, semangat, dan kebangaan para karyawan untuk berkerja diperusahaan tersebut. •
Adanya sistem reward/bonus yang diterapkan perusahaan kepada setiap divisi2 yang dapat mencapai target perusahaan, dengan memberikan bonus yang diberikan secara per divisi juga dengan mempertimbangkan masa kerja. Namun berdasarkan hasil observasi peneliti reward utama yang diberikan berupa bonus 3x bulan gaji yang diberikan pada awal setiap tahun untuk seluruh karyawan. Namun berdasarkan hasil observasi, peneliti mendapatkan informasi bahwa pada 2 tahun terakhir ini, perusahaan tidak mencapai target penjualan yang ditentukan sehingga profit yang didapatkan pun tidak memenuhi target, hal ini berdampak reward/bonus yang seharusnya diterima karyawan tidak didapatkan pada 2 tahun terakhir ini. Hal ini membuat semangat dari para karyawan unutuk memberikan kinerja terbaiknya menurun karena tidak adanya bonus/ penghargaan yang diberikan.
•
Dalam hal pelatihan/pengembangan karyawan, berdasarkan hasil observasi peneliti terdapat tidak adanya pelatihan tersebut. PT. Bumitangerang Mesindotama tidak mendukung adanya pelatihan karyawan pada selama ini secara formal maupun non formal. Dalam hal ini membuat kinerja karyawan tidak berkembang untuk terus berkarya karena terbatasnya pengalaman dan pengetahuannya. Menurut (Narsa dan Rani, 2003) sistem reward adalah
upaya untuk
meningkatkan kinerja para karyawan dengan melaksanakan suatu sistem atau program yang dilaksanakan managemen dengan memberikan tambahan penerimaan. Di PT. Bumitangerang Mesindotama tentunya ada sistem reward yang diberlakukan untuk para karyawannya apabila target perusahaan dapat tercapai tiap tahunnya. Namun banyak anggapan dari para karyawan bahwa target tersebut merupakan target yang terlalu tinggi yang ditetapkan perusahaan sehingga karyawan kurang termotivasi dalam meningkatkan kinerja mereka. Dalam pemberian penghargaan merupakan suatu komponen struktur pengendalian manajemen disamping struktur organisasi dan jejaring informasi dan pemberian penghargaan tersebut untuk mewujudkan tujuan sistem perusahaan dan elem-elemennya, dikutip dari (Sianipar, 2008).
4 Menurut Handoko (1997) dalam Rosa (2009), segala sesuatu yang diterima karyawan sebagai balas jasa untuk kinerja mereka, adalah pengertian dari rewad. Pemberian program insentif jika dihubungkan dengan pekerjaan yang mendukung, meliputi keamanan kerja, penilaian kerja, dan informasi yang merata, membuat kinerja yang tinggi, hal tersebut menurut Snell dan James (1992), Sim dan Killough (1998), dan Ichniowski (1997) dalam Aida dan Listianingsih (2004) yang dikutip dari (Sianpar, 2008). Sedangkan Suprantiningrum dan Zulaikha (2003) menjelaskan bahwa kinerja manajerial sangat berpengaruh positif terhadap sistem reward, sehingga dengan pemberian sistem reward akan berpengaruh terhadap kinerja, karena Pemberian reward merupakan salah satu strategi manajemen sumber daya manusia untuk menciptakan keselarasan kerja antar staf dengan mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan perusahaan (Walker, 1992) dalam Nicke (2011). Dalam budaya organisasi terdapat beberapa definisi budaya organisasi yang dikemukakan oleh para ahli. Nilai-nilai dominan yang disebar luaskan didalam organisasi dan menjadikannya sebagai filosofi kerja karyawan merupakan istilah dari budaya korporat atau budaya manajemen yang dikemukakan oleh Moeljono Djokosantoso (2003: 17 dan 18). Sedangkan menurut Robbins (1998; 248) mendefinisikan bahwa budaya organisasi merupakan suatu sistem yang dianut oleh para anggotanya didalam suatu korporat dan menjadikannya hal tersebut pembeda dari organisasi-organisasi lainnya. Kinerja organisasi atau kinerja perusahaan adalah indikator tingkat prestasi yang dihasilkan oleh karyawan dalam organisasi tersebut atas hasil kerja yang telah ia lakukan selama ini, hal tersebut dikutip dari (Soedjono, 2005). Maka dari itu terdapat keterkaitan hubungan antara budaya organisasi dengan kinerja organisasi, yang menyatakan bahwa semakin baik kinerja organisasi tersebut berarti menunjukan semakin baik pula kualitas faktor-faktor yang terdapat dalam budaya organisasi (Moelyono Djokosantoso, 2003 : 42). Kinerja individual tiap karyawan akan meningkat seiring ia sudah memahami keseluruhan nilai-nilai organisasi dan menjadikan nilai organisasi tersebut menjadi suatu kepribadian organisasi tersebut, dan menjadikan nilai tersebut menjadi keyakinan dan menjadi perilaku keseharian mereka, dikutip dari (Soedjono, 2005). Lewis (1997) dikutip dari Ameeq & Hanif (2013) menunjukkan dan tegas menyatakan bahwa pelatihan dan pengembangan merupakan alasan penting dan utama di balik kinerja tinggi pekerja dan organisasi perusahaan.
5 Program pelatihan dan pengembangan yang komprehensif membantu dalam pembahasan pada pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi dan juga untuk menciptakan keunggulan kompetitif (Peteraf 1993). Pelatihan yang ditawarkan kepada karyawan, dapat membantu mereka mengurangi kecemasan atau frustasi, yang dibawa oleh tuntutan pekerjaan, bahwa mereka tidak akrab dengan, dan mereka tidak memiliki keterampilan untuk menangani secara efektif (Chen, 2004). Kinerja karyawan akan menjadi lebih efektif jika ia dilatih dengan cara yang baik dan dengan komitmen akan menyebabkan jenis yang lebih emosional lampiran yang akan meningkatkan efisiensi kerja dan membantu organisasi dalam mensukseskan keunggulan kompetitif di pasar karena pelatihan karyawan tetap pada organisasi yang sama yang membantu dia untuk mengembangkan sebagai komitmen lebih dari jenis norma untuk membantu organisasi (Meyer dan Allen, 1990 : 1). Bartleet (2001) memiliki penelitian yang mengatakan bahwa ada hubungan erat antara persepsi karyawan terhadap program pelatihan dan komitmen organisasi, karyawan secara positif terkait dengan kemampuan yang dirasakan pelatihan karyawan, kesediaan untuk berpartisipasi, dan dukungan pelatihan dari Staf senior dan juga manajemen organisasi. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap kinerja dari PT. Bumitangerang Mesindotama, dimana peneliti melakukan observasi selama kurang lebih 3 bulan diperusahaan tersebut sehingga membuat peneliti tertarik dan melakukan penelitian terhadap kinerja perusahaan tersebut. Adapun kerangka utama pemikiran penelitian ini ditekankan pada kinerja perusahaanndi PT. Bumitangerang Mesindotama melalui sistem reward, budaya, dan pengembangan karyawan yang diberikan perusahaan sebagai variable penelitian ini. Dalam skripsi ini penulis memberikan judul “Analisis Pengaruh Sistem Reward, Budaya, dan Pengembangan Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan di PT. Bumitangerang Mesindotama”
1.2
Identifikasi Masalah Organisasi yang baik adalah organisasi yang berusaha meningkatkan
kemampuan sumber daya manusianya, karena hal tersebut merupakan faktor kunci
6 untuk meningkatkan kinerja karyawan. Sehingga bedasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diidentifikasikan rumusan masalah berikut: 1.
Bagaimana hubungan antara reward/bonus terhadap kinerja pegawai/karyawan di PT. Bumitangerang Mesindotama ?
2.
Bagaimana hubungan antara budaya terhadap kinerja pegawai/karyawan di PT. Bumitangerang Mesindotama ?
3.
Bagaimana hubungan antara pengembangan karyawan yang dilakukan terhadap kinerja pegawai/karyawan di PT. Bumitangerang Mesindotama ?
4.
Bagaimana hubungan antara kepemimpinan, sistem reward, budaya, dan pengembangan
karyawan
terhadap
kinerja
di
PT.
Bumitangerang
Mesindotama?
1.3
Tujuan Penelitian Adapun rumusan masalah yang telah dijabarkan, tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian dan penyusunan Skripsi ini antara lain: 1.
Memahami hubungan reward/bonus yang diberikan oleh PT. Bumitangerang Mesindotama mempengaruhi kinerja dari karyawan/pegawai.
2.
Memahami hubungan budaya yang diterapkan oleh PT. Bumitangerang Mesindotama mempengaruhi kinerja dari karyawan/pegawai.
3.
Memahami hubungan pelatihan dan pengembangan karyawan yang diberikan oleh
PT.
Bumitangerang
Mesindotama
mempengaruhi
kinerja
dari
karyawan/pegawai. 4.
Mengetahui dan memahami kepemimpinan, sistem reward, budaya, dan pengembangan
karyawan
yang
dilakukan
oleh
PT.
Bumitangerang
Mesindotama mempengaruhi kinerja perusahaan tersebut.
1.4
Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi perusahaan Berdasarkan
hasil
penelitian
maka
diharapkan
perusahaan
dapat
mengetahui dan mempelajari apa yang ditemukan dari penelitian ini, sehingga dapat mengetahui pentingnya peran kepemimpinan dalam suatu perushaan, serta kebijakan-kebijakan yang ditentukan oleh perusahaan dapat mempengaruhi kinerja karyawan/pegawai dan tentunya juga
7 meningkatkan kinerja dari perusahaan itu sendiri. Kebijakan yang peneliti bahas yang kiranya dapat menentukan kinerja perusahaan yaitu dalam hal bonus/reward yang diberikan perusahaan, kemudian budaya yang diaplikasikan lingkungan perusahaa, dan pelatiahan pengembangan karyawan yang diberikan perusahaan. Hal hal tersebutlah yang menjadi fokus peneliti pada penelitian kali ini dan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi perusahaan tersebut untuk meningkatkan kinerja perusahaan. 2. Manfaat pada akademis Bagi perguruan tinggi, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi aset-aset dokumen akademik yang berguna untuk dijadikan acuan dan referensi bagi aktivitas mahasiswa. 3. Manfaat bagi peneliti Berdasarkan hasil penelitian, maka diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi peneliti untuk menambah pengalaman, menabah ilmu pengetahuan, dan pemahaman dari sebuah informasi atau adanya fakta yang terjadi dan mengolah semua hal tersebut menjadi suatu penelitian yang sangat berguna.
1.5
Ruang Lingkup Penelitian Untuk memfokuskan pada tujuan penelitian, maka dilakukan pembatasan ruang
lingkup penelitian sebagai berikut : Peneliti hanya melakukan penelitian terhadap 75 karyawan PT. Bumitangerang Mesindotama. Penelitian hanya dilakukan selama kurang lebih 3 bulan, dan hanya sebatas variable sistem reward, budaya, pengembangan karyawan, dan kinerja karyawan
8 1.6
State of the Art (SOTA) Tabel 1.1 State of Art
No
Tahun
Nama Jurnal
Judul Jurnal
Nama
Ringkasan
Penulis 1
2012
International Journal of Business, Humanities and Technology
The Reward
Ong Tze
Reward adalah
Strategy and
San dan Yip Mei Theen
salah satu
Performance
elemen penting untuk
Measurement
memotivasi
(Evidence
karyawan
from
untuk
Malaysian
memberikan
Insurance
kontribusi
Companies)
usaha terbaik mereka.
2
2013
International Journal review of management and business research
Impact of Organizationl Culture on Employee Performance
Alharbi Mohammad Awadh dan Alyahya Mohanned Saad.
Kinerja karyawan meningkat dengan pembentukan budaya yang kuat dari sebuah organisasi
9 3
2013
European Journal of Business and
The Effect of Training on
Dr . Amir Elnaga dan Amen Imran
Studi ini memberikan gambaran
Management
Employee
singkat dari
Vol.5, No.4
Performance
literatur tentang pelatihan efektivitas dan bagaimana berkontribusi dalam meningkatkan kinerja karyawan
4
2013
Journal of Business Studies
Impact of Training on
Ameeq-ul-
Pelatihan
Ameeq dan
meningkatkan
Furqan
efisiensi
Hanif
kinerja
Quarterly
Employee’s
volume 4,
Development
karyawan
number 4,
and
tingkat lanjutan
2013
Performance
karena adanya
in Hotel
pelatihan program.
Industry of Lahore, Pakistan
10 5
2013
International Effect of
W.L. Njanja
bonus tunai
Journal of
Reward on
sedikit
Business and
Employee
berdampak
Management
Performance:
pada kinerja
; Vol. 8, No.
A Case of
perusahaan.
21; 2013
Kenya Power
bonus tunai
and Lighting
hanya
Company
tampaknya
Ltd., Nakuru,
membuat
Kenya
karyawan bahagia dan untuk menghentikan mereka dari ketidakpuasan, tetapi mereka tampaknya tidak berdampak pada kinerja karyawan.
11