MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DAN PRESTASI BELAJAR BAHASA JAWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE ROLE PLAYING BERBASIS KEARIFAN LOKAL PADA KELAS III SD NEGERI 2 LEMBUPURWO MIRIT KEBUMEN Ayu Agustin Tri Kusuma Wardani Rosalia Susila Purwanti Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Email:
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbicara dan prestasi belajar Bahasa Jawa dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe role playing berbasis kearifan lokal pada siswa kelas III SD Negeri 2 Lembupurwo Mirit Kebumen. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan langkah-langkah yang terdiri atas tahap tahap perencanaan, pelaksanaan (tindakan), observasi, dan refleksi. Pengambilan data dilakukan dengan observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran cooperative learning tipe role playing berbasis kearifan lokal. Analisis data menggunakan pedoman penilaian berbicara, rata-rata hitung, dan persentase ketuntasan belajar. Berdasarkan analisis data penelitian, keterampilan berbicara yang diperoleh siswa saat pra siklus rata-rata 57 dengan ketuntasan 32% pada siklus I rata-rata 63 dengan ketuntasan 46% dan pada siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi 77 dengan ketuntasan 86%. Sedangkan, prestasi belajar yang diperoleh siswa saat pra siklus rata-rata 59 dengan ketuntasan 39% pada siklus I rata-rata 69 dengan ketuntasan 57% dan pada siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi 79 dengan ketuntasan 96%. Dari hasil penelitian tersebut, kesimpulan yang dapat diambil adalah penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe role playing berbasis kearifan lokal dapat meningkatkan keterampilan berbicara dan prestasi belajar Bahasa Jawa, sehingga meningkatkan ketuntasan klasikal yang diharapkan. Kata Kunci: Keterampilan Berbicara, Prestasi Belajar, Cooperative Learning, Role Playing Berbasis Kearifan ABSTRACT This research aimed to improve speaking skills and achievements of the Java language learning used learning model cooperative learning-based role playing based local wisdom learning model of III class students at Lembupurwo Elementary School Mirit Kebumen. This research was classroom action research (CAR) with the steps were planning phase, the implementation, observation, and reflection. Data collection technique used observation, interviews, tests, and documentation. The learning model used a model of cooperative learning, learning-based role playing local wisdom type. Data analysis used the guidelines for the assessment of speaking, the average count, and the percentage of learningcompleteness. Based on the analysis of data research, the speaking skills score in the pre cycle, the average was 57 with 32% of completeness. In the 1st cycle the average was 63 with 46% of completeness. In the 2nd cycle the score increased to 77 with completeness 86%. While the learning achievements score in the pre cycle the average was 59 with 39% completeness,in the 1st cycle the average was 69 with 57% of completeness,in the 2nd cycle the average score increased to 79 with 96% completeness. From the results above, the conclusions that can be drawn, that the application of cooperative learning model of learning-based role playing the local wisdom type improve students speaking skills and achievements in studying Java language, so that the classical completeness can be achieved. Keywords: Speaking Skills, Learning Achievements, Cooperative Learning, Role Playing-based Local Wisdom.
1
PENDAHULUAN
Menurut hasil wawancara dengan guru kelas III, faktor penyebab rendahnya keterampilan berbicara dan prestasi belajar adalah dapat dilihat dari kondisi siswa, guru, dan proses pembelajaran. Beberapa siswa mengaku memang tidak bersemangat jika sedang belajar pelajaran Bahasa Jawa, dan ada juga yang memang tidak bisa menggunakan menggunakan Bahasa Jawa yang sesuai dengan unggahungguhnya. Jika dilihat dari guru dan proses pembelajaran, hal ini disebabkan karena guru biasanya lebih banyak menggunakan metode ceramah, sehingga suasana pembelajaran cenderung monoton karena metode ataupun model pembelajaran kurang variatif.Selain itu, guru mempunyai tugas ganda di sekolah yaitu sebagai guru kelas dan juga operator sekolah, dikarenakan tenaga dalam sekolah kurang, sehingga guru tidak intens dalam mengajar. Padahal, Bahasa Jawa merupakan bahasa tutur yang digunakan oleh masyarakat Jawa.Dalam berkomunikasi menggunakan Bahasa Jawa, masyarakat Jawa harus bisa menerapkan penggunaan unggah-ungguh.Oleh karena itu, perlu diadakan perubahan dalam pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan berbicara dan prestasi belajar Bahasa Jawa. Berdasarkan uraian di atas, Berdasarkanuraian tersebut, maka penulis bermaksud untuk menerapkan model pembelajarancooperative learning tipe role playing sebagai suatu upaya untuk meningkatkan keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Jawa.Peneliti memilih model pembelajarancooperative learning tipe role playing karena model pembelajarancooperative learning tipe role playing akan membantu siswa untuk menemukan makna pribadi dalam dunia sosial dan membantu memecahkan dilema pribadi dengan bantuan kelompok. Dalam dimensi sosial, model ini memudahkan individu untuk bekerja sama dalam menganalisis kondisi sosial, khususnya masalah kemanusiaan. Dengan diterapkannya model pembelajarancooperative learning tipe role playing, para siswa dapat memerankan tingkah laku tokoh secara bebas sesuai dengan imajinasinya dansiswa akan lebih menghayati pelajaran yang diberikan. Model pembelajarancooperative learning tipe role playing ini juga menyokong beberapa cara dalam proses pengembangan sikap sopan dan demokratis dalam menghadapi masalah. Model pembelajaran yang dipilih yaitu role playing yang nantinya akan dipadukan
Manusia mempunyai potensi sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.Salah satu hal yang dibutuhkan manusia dalam menjalankan kehidupan sosial adalah anak harus melakukan interaksi dengan sesama.Dalam melakukan interaksi, manusia membutuhkan bahasa. Bahasa merupakan sarana intelektual paling berdaya dan fleksibel yang dikembangkan oleh manusia. Disamping dapat menggambarkan makna yang ingin disampaikan oleh seseorang, bahasa juga digunakan sebagai sarana interaksi antar manusia satu dengan manusia yang lain. Di Indonesia terdapat banyak bahasa yang sangat beragam yang merupakan kekayaan budaya bangsa Indoensia.Menurut Sri Rahayu, dkk, (2003: 1) “Bahasa Jawa adalah bahasa daerah yang ada di Indonesia dan merupakan aset kekayaan yang dimiliki bangsa Indonesia.” Oleh karenanya, bahasa daerah perlu dijaga dan dilestarikan agar kekayaan Indonesia tetap terjaga. Seiring dengan perkembangan zaman, bahasa yang digunakan masyarakat telah banyak mengalami perubahan.Telah banyak tersebar berbagai bahasa baru di masyarakat kita seperti bahasa alay, bahasa gaul, dan bahasa-bahasa lainnya yang dipergunakan sehari-hari khususnya anak-anak dan remaja, sehingga banyak anakanak yang enggan untuk mempergunakan bahasa daerah atau Bahasa Jawa karena dipandang kuno atau tidak gaul, sehingga berakibat pada rendahnya keterampilan berbicara siswa terutama dalam Bahasa Jawa. Menurut hasil tindakan pra siklus di kelas III SD Negeri 2 Lembupurwo, terlihat banyak siswa yang tidak bisa berbicara menggunakanBahasa Jawa dengan baik dan benar.banyak siswa yang ketika bertanya kepada gurunya menggunakan Bahasa Jawa yang kurang sopan, mereka bertanya dengan menggunakan Bahasa Jawa ngoko, seperti berbicara dengan teman sebaya atau dengan teman yang seumuran. Hal tersebut tentu saja kurang sopan. Tercatat dari 28 jumlah siswa kelas III, terdapat sebanyak 9 siswa yang mencapai KKM atau hanya sekitar 32%. Sedangkan 19 siswa atau 68% tidak mencapai KKM dalam aspek keterampilan berbicara. Sedangkan dalam aspek prestasi belajar dari 28 siswa hanya sekitar 11 siswa yang mencapai KKM atau hanya sekitar 39%. Sedangkan 18 siswa atau 61% tidak mencapai KKM. KKM yang ditetapkan yaitu 68.
2
dengan kearifan lokal. Pemilihan kearifan lokal yaitu agar para siswa mampu mengenali kearifan lokal yang sudah ada di daerah tersebut sejak dini, sehingga siswa mampu menjaga kearifan lokal yang sudah ada di daerah setempat. Melalui model pembelajarancooperative learning tipe role playing berbasis kearifan lokal, diharapkan siswa akan memiliki keterampilan berbicara bahasa Jawa yang lebih baik lagi, setiap siswa dapat memahami serta menerapkan penggunaan bahasa Jawa dan mampu mengenalis serta menjaga kearifan lokal yang sudah ada. Dengan meningkatnya keterampilan berbicara tentu akan diikuti dengan meningkatnya prestasi belajar siswa. Selain itu, diharapkan siswa akan lebih mudah dalam mempelajari materi pada mata pelajaran bahasa Jawa, mempertahankan karakter masyarakat Jawa yang berbudi pekerti dan selalu menghormati serta menjaga kelestarian budaya atau tradisi Jawa.
5.
6.
7.
RUMUSAN MASALAH Berdasarkanlatar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana meningkatkan keterampilan berbicara dan prestasi belajar Bahasa Jawa dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe role playingberbasis kearifan lokal pada siswa kelas III SD Negeri 2 Lembupurwo Kecamatan Mirit Kabupaten kebumen?” KAJIAN TEORI 1. Pengertian Keterampilan Sudjana (1996: 17) menjelaskan pengertian “keterampilan adalah pola kegiatan yang bertujuan, yang memerlukan manipulasi dan koordinasi informasi yang dipelajari.” 2. Pengertian Berbicara Tarigan (2008: 16) mengemukakan bahwa “bericara adalah suatu alat untuk mengomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak.” 3. Pengertian Prestasi Muhammad Fathurrohman dan Sulistyorini (2012: 118) mendefinisikan “prestasi adalah suatu hasil yang telah diperoleh atau dicapai dari aktivitas yang telah dilakukan atau dikerjakan.” 4. Pengertian Belajar
8.
9.
3
Djamarah (2012: 21) mendefinisikan “belajar adalah suatu aktifitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari.” Pengertian Prestasi Belajar Djamarah (2012: 23) mendefinisikan prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Pengertian Model PembelajaranCooperative Learning Taniredja (2014: 55) mendefinisikan “cooperative learning atau pembelajaran kooperatif merupakan sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesame siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur.” Tinjauan tentang Model Pembelajaran Kooperatif tipe Role Playing Huda (2014) mengemukakan bahwa model pembelajaran role playing merupakan sebuah model pengajaran termasuk ke dalam model pembelajaran cooperative learning yang mana berasal dari dimensi pendidikan individu maupun sosial.Model ini membantu masing-masing siswa untuk menemukan makna pribadi dalam dunia sosial mereka dan membantu memecahkan dilema pribadi dengan bantuan kelompok. Dalam dimensi sosial, model ini memudahkan individu untuk bekerja sama dalam menganalisis kondisi sosial, khususnya masalah kemanusiaan. Model ini juga menyokong beberapa cara dalam proses pengembangan sikap sopan dan demokratis dalam menghadapi masalah. Esensi role playing adalah keterlibatan partisipan dan peneliti dalam situasi permasalahan dan adanya keinginan untuk memunculkan resolusi damai serta memahami apa yang dihasilkan dari keterlibatan ini. Role playing berfungsi untuk mengeksplorasi perasaan siswa; mentransfer dan mewujudkan pandangan mengenai perilaku, nilai, dan persepsi siswa; mengembangkan skill pemecahan masalah dan tingkah laku; dan mengeksplorasi materi pelajaran dengan cara yang berbeda. Pengertian Kearifan Lokal Alwasilah (2009: 50-51) mendefinisikan “kearifan lokal adalah proses bagaimana pengetahuan dihasilkan, disimpan, diterapkan, dan diwariskan.” Ragam Bahasa Jawa Sasangka (2005: 17) “unggah-ungguh Bahasa Jawa terdiri atas ragam ngoko dan
ragam krama. Kedua ragam tersebut memiliki beberapa variasi, yaitu ngoko lugu dan ngoko alus serta krama lugu dan krama alus.” METODE PENELITIAN Penelitian mengenai penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Role Playing berbasiskearifan lokal nsebagai upaya meningkatkan keterampilan berbicara dan prestasi belajar Bahasa Jawa pada siswa kelas III SD Negeri 2 Lembupurwo Mirit Kebumen merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilaksanakan di kelas yang tujuan utamanya adalah untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri 2 Lembupurwo Mirit Kebumen pada semester II tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei semester II tahun ajaran 2015/2016. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri 2 Lembupurwo Mirit Kebumen tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 28 siswa yang terdiri dari 9 siswa lakilaki dan 19 siswa perempuan. Obyek penelitian ini adalah pelajaran Bahasa Jawa dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe role playing berbasis kearifan lokal. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Adapun desain penelitian yang peneliti gunakan adalah desain penelitian tindakan kelas yang dikemukakan Kemmis dan Mc Taggart, (A. Aziz Saefudin, 2012: 32) dijelaskan bahwa di dalam satu siklus atau putaran terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observation), dan refleksi (reflection) dengan menjadikan satu kesatuan komponen tindakan (action) dan observasi (observation).Keempat prosedur tersebut harus dilakukan secara berurutan dan tidak boleh ada yang terlewatkan.desain penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
Gambar 1: Model siklus penelitian menurut Kemmis dan Mc Taggart (A. Aziz Saefudin, 2012: 32) Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, tes dan dokumentasi yang di jelaskan sebagai berikut: Observasi atau wawancara, catatan harian, dan tes Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu dari observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes setiap siklus. Proses analisis data observasi, wawancara, dan dokumentasi dianalisis secara deskriptif untuk melengkapi data sehingga data peningkatan keterampilan berbicara dan prestasi belajar siswa lebih akurat. Penelitian ini dianggap berhasil jika 70% siswa kelas III SD Negeri 2 Lembupurwo Mirit Kebumen bisa mencapai KKM mata pelajaran IPS, baik dalam keterampilan berbicara maupun dalam prestasi belajar. KKM mata pelajaran IPS disebutkan 68 adalah standar minimalnya. Peneliti mendorong peningkatan keterampilan berbicara dan prestasi siswa dengan penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe role playing berbasis kearifan lokal. Dalam penelitian ini, peningkatan keterampilan berbicara dan prestasi belajar siswa dianalisis dengan mencari nilai rata-rata. PEMBAHASAN Hasil penelitian tindakan kelas dengan menerapakan model pembelajaran cooperative learning tipe role playing berbasis kearifan lokalpada mata pelajaran Bahasa Jawa di kelas III SD Negeri 2 Lembupurwo Mirit Kebumen keterampilan berbicara dan prestasi belajar siswa. Dari data yang telah diperoleh dan dianalisis, dapat dikatakan bahwa kegiatan pembelajaran telah mencapai tujuan yang
4
diinginkan. Tujuan dari pembelajaran ini yaitu guru terampil dalam menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe role playing berbasis kearifan lokal dalam pembelajaran Bahasa Jawa sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menarik, menyenangkan, dan bervariasi. Sedangkan bagi siswa, dapat mempermudah dalam memahami materi yang diajarkan guru dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe role playing berbasis kearifan lokal. Peningkatan keterampilan berbicara Bahasa Jawa persentase hasil pengerjaan LKS siklus I dan siklus II. Persentase ketuntasan belajar siswa meningkat dari 32% pada pra siklus menjadi 46% pada siklus I dan meningkat pada siklus II menjadi 86%. Jumlah siswa yang mencapai KKM juga mengalami peningkatan dari 9 siswa yang tuntas dalam pra siklus menjadi 13 siswa pada siklus I dan meningkat menjadi 24 orang pada siklus II. Adapun grafik peningkatan hasil LKS siswa sebagai berikut.
16siswa pada siklus I dan meningkat menjadi 28 orang pada siklus II. Adapun grafik peningkatan hasil evaluasi belajar siswa sebagai berikut.
Persentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa 120% 100%
60% 39% 20%
32%
Persentase Ketuntasan
0%
Gambar 3: Persentase Hasil Prestasi Selain nilai keterampilan berbicara dan prestasi belajar siswa yang mengalami peningkatan, skor keterampilan guru dalam mengajar dan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan observasi keterampilan guru dalam mengajar melalui model pembelajaran cooperative learning tipe role playing berbasis kearifan lokal diperoleh 65% pada siklus I dan meningkat pada siklus II sebesar 85%. Sedangkan, observasi siswa ketika pembelajaran berlangsung melalui model pembelajaran cooperative learning tipe role playing berbasis kearifan lokal diperoleh 75% pada siklus I dan meningkat pada siklus II sebesar 84%.Berdasarkan wawancara siswa juga menunjukkan adanya dampak positif dari penggunaan model pembelajaran model pembelajaran cooperative learning tipe role playing berbasis kearifan lokal. Dari data yang diperoleh, siswa berpendapat bahwa kegiatan yang telah dilaksanakan sangat menyenangkan. Menurut siswa, mereka menjadi lebih mudah memahami pelajaran yang telah diajarakan dengan menggunakan model pembelajaran model pembelajaran cooperative learning tipe role playing berbasis kearifan lokal. Kegiatan pembelajaran menjadi menarik karena siswa
86%
46%
57%
40%
Persentase Peningkatan Ketuntasan Keterampilan Berbicara Siswa 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
96%
80%
Persentase Ketuntasan
Gambar 2: Persentase Hasil Keterampilan Berbicara Peningkatan prestasi belajar Bahasa Jawa persentase hasil pengerjaan evaluasi siklus I dan siklus II. Persentase ketuntasan belajar siswa meningkat dari 39% pada pra siklus menjadi 57% pada siklus I dan meningkat pada siklus II menjadi 96%. Jumlah siswa yang mencapai KKM juga mengalami peningkatan dari 11 siswa yang tuntas dalam pra siklus menjadi
5
dikelompok-kelompokkan dan melakukan permainan peras secaara bebas sesuai dengan imajinasi siswa serta guru dalam menyampaikan materi lebih mudah diterima. Mereka juga mengungkapkan bahwa ada sedikit kendala dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut, yaitu beberapa siswa tidak suka jika dikelompokkan dengan anak yang beda jenis atau lawan jenis. Peningkatan keterampilan berbicara dan prestasi belajar siswa meningkat setelah diterapkannya model pembelajaran model pembelajaran cooperative learning tipe role playing berbasis kearifan lokal karena dengan menggunakan model pembelajaran model pembelajaran cooperative learning tipe role playing berbasis kearifan lokal guru menyampaikan materi dapat dibantu dengan media dan aktif dalam kegiatan tanya jawab dengan siswa sehingga materi yang disampaikan mudah untuk dipahami. Setelah selesai penyampaian materi guru meminta siswa untuk melakukan permainan peran secara bebas di depan kelas. Peningkatan aktivitas siswa terjadi karena dengan model pembelajaran model pembelajaran cooperative learning tipe role playing berbasis kearifan lokal siswa lebih mudah untuk menerima pembelajaran dan lebih terdorong untuk aktif belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran model pembelajaran cooperative learning tipe role playing berbasis kearifan lokal pada siswa kelas III SD Negeri 2 Lembupurwo Mirit Kebumen pada mata pelajaran Bahasa Jawa dapat meningkatkan keterampilan berbicara dan prestasi belajar siswa.
pembelajaran yang bermakna. Dengan model pembelajaran kooperatif cooperative learning tipe role playing berbasis kearifan lokal kerja sama siswa sangat dibutuhkan dalam mengerjakan lembar soal latihan. Kegiatan pembelajaran memberikan kontribusi yang positif terhadap meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan aktivitas, nilai keterampilan berbicara, dan prestasi belajar siswa yang meningkat. Berdasarkan analisis data hasil penelitian dalam aspek keterampilan berbicara siswa mengalami peningkatan dari yang semula sebesar 57dengan persentase ketuntasan 32% meningkat pada siklus I menjadi 63 dengan persentase ketuntasan 46% dan meningkat menjadi86 dengan persentase ketuntasan 86% pada siklus II. Sedangkan analisis data hasil penelitian menunjukkan dalam aspek prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari yang semula sebesar 59dengan persentase ketuntasan 39% meningkat pada siklus I menjadi 69 dengan persentase ketuntasan 57% dan meningkat menjadi79 dengan persentase ketuntasan 96% pada siklus II. DAFTAR PUSTAKA Abdul Aziz Saefudin. 2012. Meningkatkan Profesionalisme Guru dengan PTK. Yogyakarta: PT. Citra Aji Parama. Henry Guntur Tarigan. 2008. Berbicara sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Miftahul Huda. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas pada kelas III SD Negeri 2 Lembupurwo Mirit Kebumen dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe role playing berbasis kearifan lokal pada mata pelajaran Bahasa Jawa dapat meningkatkan keterampilan berbicara dan prestasi belajar siswa. Model pembelajaran cooperative learning tipe role playing berbasis kearifan lokal memberikan suasana baru yang mana siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran, siswa dapat melakukan permainan peran dengan memilih tokoh dan gaya bahasa secara bebas, akan tetapi tidak melenceng dari materi pembelajaran dan peraturan kelas. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan tidak monoto. Selain itu, semangat belajar siswa menjadi lebih meningkat karena memberikan
Muhammad Fathurrohman dan Sulistyorini. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Teras. Nana Sudjana. 1996. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Syaiful Bahri Djamarah. 2012. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional. Tukiran Taniredja, dkk. 2014. Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung: Alfabeta.
6