Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN PROYEK PT. NUSA RAYA CIPTA
4.1. Pekerjaan Tanah Untuk Lahan Bangunan Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, material atau bahan, mobilisasi dan demobilisasi alat-alat berat seperti dozer, back hoe, dump truck dan escavator yang dibutuhkan untuk menyelesaikam semua pekerjaan tanah. Pekerjaan tanah terdiri dari pembersihan dan pembabatan, galian dan urugan untuk bangunan, perbaikan atau penggantian tanah
yang kurang bagus atau
humus, pekerjaan cut and fill dan memadatkan tanah dan lain-lain. Penebasan atau pembabatan harus dilaksanakan terhadap semua belukar, sampah yang tertanam dan material lain yang tidak diinginkan berada dalam daerah yang akan dikerjakan, harus dihilangkan ditimbun kemudian dibakar atau dibuang dengan cara-cara yang disetujui oleh Pengawas. Semua sisa-sisa tanaman seperti akar-akar, rumput-rumput dan sebagainya, harus dihilangkan sampai kedalaman 0,500 m dibawah tanah dasar. Semua daerah urugan, harus dipadatkan secara berlapis dengan ketinggian tiap lapisan maksimal 30 cm sebelum dipadatkan, baik urugan yang telah ada maupun terhadap urugan yang baru. Tanah urugan harus bersih dari sisa-sisa tumbuhan atau bahan-bahan yang dapat menimbulkan pelapukan dikemudian hari.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 1
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
Material, sampah, puing, akar-akaran dan rumput harus dibuang keluar lokasi/site dan menjadi tanggungjawab Kontraktor. Pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan (bouwplank) termasuk pekerjaan Kontraktor dan harus dibuat dari kayu jenis meranti atau setara setebal 3 cm dengan tiang dari kaso 5/7 atau dolken berdiameter 8-10 dengan jarak 2 meter satu sama lain. Pemasangan harus kuat dan permukaan atasnya rata dari sifat datar (Waterpass). Semua pekerjaan pengukuran, dari mulainya pekerjaan persiapan sampai dengan selesainya pekerjaan termasuk harus disediakan dan menjadi tanggungan Kontraktor. Kontraktor harus membuat 3 buah titik Bench Mark sebagai titik referensi yang diambil dari titik Bench Mark awal. Titik tersebut harus terlindung dan tidak mudah rusak akibat pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Titik-titik tersebut harus dilengkapi koordinat sumbu X dan Y serta elevasi Z, dibuat dari beton K225 dimensi 20 cm x 20 cm. 4.1.1. Pekerjaan Galian Pekerjaan galian harus memenuhi syarat-syarat seperti yang ditentukan dalam gambar. Kontraktor harus menjaga supaya tanah dibawah dasar elevasi seperti pada gambar rencana atau ditentukan oleh Pengawas, tidak terganggu, jika terganggu Kontraktor harus mengurug kembali lalu dipadatkan sesuai syarat yang tertera dalam spesifikasi. Semua galian dilaksanakan sesuai dengan gambar dan syarat-syarat yang ditentukan. Apabila pada dasar setiap galian masih terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka harus digali keluar dan lubanglubang tadi diisi kembali dengan tanah urug, disiram dan dipadatkan Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 2
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
sehingga mendapatkan kembali dasar waterpass. Setelah mencapai jumlah tertentu, semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat yang dianggap perlu dan atas petunjuk Pengawas. Kemungkinan adanya air didasar galian yang diakibatkan oleh air dari dalam tanah maupun air hujan, baik pada waktu penggalian maupun pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan pompa air atau pompa lumpur yang jika diperlukan dapat berkerja terus menerus, untuk menghindari tergenangnya air pada dasar galian. Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar tidak longsor dengan memberikan suatu dinding penahan tanah atau penunjang sementara atau menggali dan membentuk lereng yang cukup, sesuai dengan design yang ditentukan dan diwajibkan mengikuti design pengamanan terhadap bangunan sekitar serta segera memberikan informasi bila akan membahayakan bangunan tersebut untuk diambil tindakan pengamanan lebih lanjut. Bagian-bagian yang akan diurug kembali harus diurug dengan tanah yang bersih bebas dari segala kotoran dan memenuhi syarat-syarat sebagai tanah urug. Pelaksanaannya secara berlapis – lapis dengan ketebalan tiap lapisan maksimal 30 cm sebelum dipadatkan dengan penimbrisan lubanglubang galian yang terletak disalam garis bangunan harus diisi kembali dengan pasir urug yang diratakan dan dialiri serta dipadatkan sampai
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 3
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
mencapai 95% kepadatan kering maksimum yang dibuktikan dengan test laboratorium. Seluruh barang-barang berharga yang mungkin ditemui dilapangan harus dilindungi dari kerusakan, Kontraktor harus memberikan informasi apabila terdapat alat atau pelayanan Dinas yang mungkin akan terganggu untuk mendapatkan solusi pengamanan sebelum melanjutkan pekerjaan, dan bila sampai terjadi kerusakan harus diganti oleh Kontraktor atas pertanggungjawabannya. Bila suatu alat atau pelayanan Dinas yang sedang berkerja ditemui dilapangan dan hal tersebut tidak tertera pada gambar atau dengan cara lain yang dapat diketahui oleh Kontraktor dan ternyata diperlukan perlindungan atau pemindahan, Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengambil setiap langkah apa pun untuk menjamin bahwa pekerjaan yang sedang berlangsung tersebut tidak terganggu. Apabila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan Kontraktor, maka Kontraktor harus segera mengganti kerugian yang terjadi yang dapat berupa perbaikan dari barang yang rusak akibat pekerjaan Kontruksi. Sarana yang sudah tidak berkerja lagi yang mungkin ditemukan dibawah tanah dan terletak disalam lapangan pekerjaan harus dipindahkan keluar lapangan atas tanggungan Kontraktor. 4.1.2. Pekerjaan Urugan dan Pemadatan Pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah dilakukan dengan mengkuti syarat khusus dimana tanah hasil urugan ini akan dipergunakan sebagai pemikul beban dilakukan pengujian CBS dan CBR. Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 4
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
Pekerjaan galian ini terdiri dari seluruh detail yang disebutkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Pengawas. Seluruh sisa galian yang tidak terpakai untuk penimbunan, juga seluruh sisa-sisa, puing-puing, sampahsampah harus disingkirkan dan dibuang keluar lapangan pekerjaan. Seluruh biaya untuk ini adalah tanggung jawab Kontraktor. Bila tidak dicantumkan dalam gambar detail, maka minimum diberi 10 cm urugan pasir padat (setelah disirami,diratakan dan dipadatkan) dibagian atas dari urugan dibawah plat-plat beton bertulang, beton rabat, pondasi dangkal, tie beam, pile cap. Urugan yang dipakai dibawah lapisan pasir padat tersebut adalah dari jenis tanah silty clay yang bersih tanpa potongan-potongan bahan-bahan yang bisa lapuk serta bahan batuan yang telah dipecah-pecah dimana ukuran dari batu pecah tersebut tidak boleh lebih besar dari 15 cm. Diharuskan semua bahan urugan hanya terdiri dari mutu yang terbaik yang dapat dipergunakan. Semua daerah urugan dan timbunan harus diurug secara berlapis dengan tinggi maksimal tiap lapisan 30 cm sebelum dipadatkan, lapisan berikutnya baru boleh dikerjakan dengan syarat lapisan dibawahnya sudah dipadatkan sesuai ketentuan dan sudah disetujui oleh Pengawas. Daerah urugan atau daerah yang terganggu harus dipadatkan dengan alat pemadat (compactor vibrator type) yang disetujui oleh Pengawas. Pemadatan dilakukan sampai mencapai hasil kepadatan lapangan tidak kurang dari 95% kepadatan maksimum hasil laboratorium. Kepadatan maksimum terhadap kadar air optimum dari percobaan proctor dimana Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 5
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
Kontraktor harus melaksanakan penelitian kepadatan maksimum terhadap kadar air optimum, minimal satu kali untuk setiap jenis tanah yang dijumpai dilapangan. Penelitian harus mengikuti prosedur yang umum dipakai yaitu ASTMD 1557. Pengeringan atau pengaliran air harus diperhatikan selama pekerjaan tanah supaya daerah yang dikerjakan terjamin pengaliran airnya. Apabila material urugan mengandung batu-batu, tidak dibenarkan batu-batu yang besar dikumpulkan menjadi satu, dan semua pori-pori harus diisi dengan batu-batu kecil dan tanah yang dipadatkan. Kelebihan material galian, harus dibuang oleh Kontraktor ke tempat pembuangan yang ditentukan oleh Pengawas. Jika material galian tidak cukup, material tambahan harus didatangkan dari tempat lain, tanpa tambahan biaya. Pengawas harus diberitahu bila penelitian dilapangan sudah dapat dilaksanakan untuk menentukan kepadatan relatif yang sebenarnya di lapangan. Jika kepadatan dilapangan kurang dari 95% dari kepadatan maksimum, maka Kontraktor harus memadatkan kembali tanpa biaya tambahan sampai memenuhi syarat kepadatan, yaitu tidak kurang dari 95% kepadatan maksimum dilaboratorium. Penelitian kepadatan dilapangan harus mengikuti prosedur ASTM D 1556 atau prosedur lainnya yang disetujui Pengawas. Penunjukan laboratorium harus dengan persetujuan Pengawas dan semua biaya yang timbun untuk keperluan ini menjadi beban Kontraktor. Penelitian kepadatan di lapangan tersebut dilaksanakan setiap 300 meter Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 6
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
persegi dari daerah yang dipadatkan atau ditentukan lain oleh Pengawas. Penentuan kepadatan dilapangan dapat dipergunakan salah satu dari prosedur di bawah ini: a.
Density of soil inplace by sand-cone method
b.
Density of soil inplace by the Rubber Balloon Method
c.
Cara-cara lain yang harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas.
4.2. Pekerjaan Cetakan dan Perancah Cetakan dan perancah untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam SNI 03-2847-2002, ACI 347, ACI 301, ACI 318. Dalam gambar yang diajukan Kontraktor kepada Pengawas harus secara jelas terlihat konstruksi cetakan, sambungan, kedudukan serta sistem rangkanya, pemindahan dari cetakan dan perlengkapan untuk struktur yang aman. Asuransi keselamatan dan peralatan haruslah menjadi tanggung jawab dari Kontraktor. Pekerjaan ini meliputi perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran dari semua cetakan beton serta penunjang untuk semua beton cor. Dalam pekerjaan ini pada gambar mengikuti peraturan, standart dan spesifikasi sebagai berikut : a.
SNI 03-2847-2002
Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung
b.
SII
Standart Industri Indonesia
c.
ACI 117
Specification for Tolerances for Concrete Construction and Materials
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 7
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
d.
ACI 301
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
Specification
for
Structural
Concrete
Building e.
ACI 318
Building Code Requirement for Reinforced Concrete
f.
ACI 347
Guide to Formwork for Concrete\
4.2.1. Bahan-Bahan Bahan-bahan dan perlengkapan harus disediakan sesuai keperluan cetakan dan penunjang pekerjaan, juga untuk menghasilkan jenis penyesuaian permukaan beton seperti terlihat dan terperinci. 1.
Perancangan Perancah Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang
belum mengeras, Kontraktor harus mengajukan rancangan perhitungan dan gambar perancah tersebut untuk disetujui oleh Pengawas. Segala biaya yang perlu sehubungan dengan perancangan perancah dan pekerjaannya harus sudah tercangkup dalam perhitungan biaya dan harga satuan perancah. Beban-beban untuk perancangan perancah harus didasarkan pada ketentuan ACI 347. 2.
Cetakan Untuk Permukaan Beton Ekspose Cetakan
Plastic-Faced
Plywood
(Penyelesaian
Halus
dan
Penyelesaian dengan cat atau smooth Finish and Painted Finish). Pola sambungan dan pola pengikat harus seragam dan simetris. Setiap sambungan antara bidang panel ataupun sudut maupu pertemuan-pertemuan bidang, harus disetujui oleh Pengawas untuk pola sambungannya. Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 8
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
Cetakan sambungan panel untuk sambungan beton ekspose antara panel-panel cetakan harus dikencangkan untuk mencegah kebocoran dari grout (penyuntikan air semen) atau butir-butir halus dan harus diperkuat dengan rangka penunjang untuk mempertahankan permukaan yang berhubungan dengan panel yang bersebelahan pada bidang yang sama. Gunakan bahan penyambung cetakan antara beton ekspose yang diperkeras dengan panel-panel cetakan untuk mencegah kebocoran dari grout atau butir-butir halus adukan beton baru ke permukaan campuran beton sebelumnya. Tambahan pada cetakan tidak diijinkan. 3.
Penyelesaian Beton Dengan Cetakan Papan Cetakan dengan papan harus terdiri dari papan yang kering dioven
dengan lebar nominal 8 cm dan tebal minimal 2,5 cm. Semua papan harus bebas dari mata kayu yang besar, takikan, goncangan kuat, lubang-lubang dan perlemahan lain yang serupa. Lengkapi dengan penunjang plywood melewati cetakan papan untuk stabilitas dan untuk mencegah lepas atau terurainya adukan. Cetakan papan harus dikencangkan pada penunjang plywood dengan kondisi akhir dari paku yang ditanam tidak terlihat. Pola dari paku harus seragam dan tetap. 4.
Cetakan untuk Beton yang Terlindung (Unexposed Concrete) Cetakan untuk beton terlindung haruslah dari logam (metal),
plywood atau bahan lain yang disetui bebas dari lubang-lubang atau mata kayu yang besar. Kayu harus dilapis setidaknya pada satu sisi dan kedua ujungnya dilengkapi dengan permukaan kasar yang memadai untuk Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 9
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
memperoleh rekatan dimana beton diindikasikan menerima seluruh ketebalan plesteran. 5.
Perancah, Penunjang dan Penyokong (Studs, Wales and Supports) Kontraktor harus bertanggung jawab, bahwa perancah, penunjang
dan penyokong adalah stabil dan mampu menahan semua beban hidup dan beban pelaksanaan. 6.
Jalur Kayu Jalur kayu diperlukan untuk membetuk sambungan jalur dan
chamfer. 7.
Melapis Cetakan Melapis cetakan bertujuan untuk membuat beton yang halus, tanpa
urat kayu dan noda, yang tidak akan meninggalkan bekas pada permukaan beton atau efek yang merugikan bagi rekatan dari cat, plester, morter atau bahan penyelesaian yang akan dipakai untuk permukaan beton. Apabila dipakai cetakan dari besi, lengkapi cetakan dengan “Chemical Form Release Agent” (bahan untuk melepaskan beton) dari pabrik khusus untuk cetakan dari besi. 8.
Pengikat cetakan Pengikat cetakan harus batang yang dibuat pabrik atau jenis jalur
pelat, atau model yang dapat dilepas dengan ulir, dengan kapasitas tarik yang cukup dan ditempatkan sedemikian sehingga menahan semua beban hidup dari pengecoran beton basah dan mempunyai penahan bagian luar dari luasan perletakan yang memadai. Pengikat untuk dipakai pada beton Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 10
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
dengan permukaan yang diekspose, harus dari jenis dengan kerucut (Cone snap off type). Kemiringan kerucut haruslah 2,5 cm maksimum diameter pada permukanaan beton dengan 3,8 cm tebal atau tingginya ke pengencang sambungan. Pengikat haruslah lurus ke dua arah baik mendatar maupun tegak di dalam cetakan seperti lerlihat pada gambar atau seperti disetujui oleh Pengawas. 9.
Penyisipan Besi Penanaman besi untuk angker dari bahan lain untuk peralatan pada
pelaksanaan pekerjaan beton haruslah dilengkapi gambar detailnya seperti yang diperlukan pada pekerjaan, yang diijinkan serta disetujui oleh Pengawas. 10. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan Bahan cetakan harus dikirim ke lapangan sedemikian agar penggunaannnya praktis, dan harus ditumpuk dengan rapi ditanah secara hati-hati guna memberi kesempatan untuk pengeringan udara (alamiah). 11. Pemasangan Benda-Benda yang akan Ditanam Didalam Beton Penempatan saluran harus sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi kekuatan struktur dengan memperhatikan persyaratan didalam SNI 03-2847-2002. Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain didalam bagian-bagian struktur beton bila tidak ditunjuk secara detail didalam gambar. Didalam beton perlu dipasang selongsong pada tempattempat yang dilewati pipa.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 11
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
Dalam pemasangan pipa-pipa, saluran listrik, bagian-bagian yang tertanam dalam beton dan lain-lain terhalang oleh adanya baja tulangan yang terpasang, maka kontraktornya segera mengkonsultasikan hal ini dengan Pengawas. Apabila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukan didalam gambar, maka tidak dibolehkan untuk menanam saluran listrik didalam struktur beton. Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong pada peralatan yang akan ditanam dalam beton diharuskan tidak terisi beton harus ditutupi dengan bahan lain yang mudah dilepas nantinya setelah pelaksanaan pengecoran beton. 4.2.2. Pelaksanaan Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar dari bahaya kemiringan dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri harus juga kokoh terhadap pembebanan yang akan ditanggungnya, termasuk gaya-gaya prategang dan gaya-gaya sentuhan yang ada. Perancah harus dibuat dari baja atau kayu yang bermutu baik dan tidak mudah lapuk. Bila sebelum atau selama pekerjaan pengecoran beton berlangsung perancah menunjukan tanda-tanda penurunan yang berlebihan sehingga menyebabkan kedudukan (peil) akhir tidak sesuai dengan gambar rancangan atau dapat membahayakan dari segi konstruksi, maka Pengawas dapat memerintahkan untuk membongkar pekerjaan beton yang sudah dilaksanakan dan mengharuskan Kontraktor untuk memperkuat perancah tersebut sehingga dianggap cukup kuat dan biaya sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor. Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 12
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
Perancah harus diperiksa secara rutin sementara pengecoran beton berlangsung untuk melihat bahwa tidak ada perubahan elevasi, kemiringan ataupun rongga. Bila selama pelaksanaan terdapat perlemahan yang berkembang dan pekerjaan perancah meperlihatkan penurunan atau perubahan bentuk, pekerjaan harus dihentikan, diberlakukan pembongkaran bila kerusakan permanen dan peracah diperkuat seperlunya untuk mengurangi penurunan atau perubahan bentuk yang lebih jauh. 4.2.3. Pemasangan Perancah Perancah dan cetakan harus sesuai dengan dimensi, kelurusan dan kemiringan dari beton seperti yang ditunjukan pada gambar, dilengkapi untuk bukaan (openings), celah, pengunduran (recesses), chamfers dan proyeksi-proyeksi seperti yang diperlukan. Cetakan harus dibuat dari bahan dengan kelembaban rendah, kedap air dan dikencangkan secukupnya dan diperkuat untuk mempertahankan posisi dan kemiringan serta mencegah tekuk dan lendutan antara penunjang cetakan. Toleransi untuk beton secara umum harus sesuai ACI 117 Standard Specification For Tolerances For Concrete Contruction And Materials. Kolom sudah boleh dipasang cetakannya dan dicor sampai tepi bawah dari balok diatasnya, setelah penunjang dari pelat lantai mencapai kekuatannya sendiri. Tidak diperbolehkan ada pelat atau balok yang dicetak atau dicor sebelum balok lantai dibawahnya bekerja penuh. Pada waktu pemasangan rangka konstruksi beton betulang, Kontraktor harus benar-benar yakin bahwa tidak ada bagian atau batang Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 13
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
tegak yang mempunyai plumbness atau kemiringan yang tidak sesuai dengan persyaratan pada ACI 117. 4.2.4. Pengikat cetakan Pengikat cetakan harus dipasang pada jarak tertentu untuk ketepatannya menahan cetakan selama pengecoran beton dan untuk menahan berat serta tekanan dari beton basah. 4.2.5. Jalur kayu, Blocking dan Percetakan Bentuk-bentuk Khusus (Moulding) Pasanglah didalam cetakan jalur kayu, blocking, moulding, pakupaku dan sebagainya seperti diperlukan untuk menghasilkan penyelesaian yang berbetuk khusus dan permukaan seperti diperlihatkan pada gambar dan bentuk melengkapi pemasangan paku untuk batang-batang kayu dan ciri-ciri lain yang dibutuhkan untuk ditempelkan pada permukaan beton denga suatu cara tertentu. Lapislah kayu, blocking dan percetakan khusus dengan bahan untuk melepaskannya. 4.2.6. Chamfers Garis chamfers harus seperti yang ditunjukkan pada gambar. 4.2.7. Bahan untuk melepas beton (Release Agent) Bahan untuk melepas beton harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan dan Pengawas. Lapislah cetakan dengan bahan untuk pelepas beton sebelum besi tulangan dipasang. Buanglah kelebihan dari bahan pelepas sehingga cukup membuat permukaan dari cetakan sekedar
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 14
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
berminyak bila beton manapun pada pertemuan beton yang diperkeras dimana beton basah akan dicor. 4.2.8. Pekerjaan Sambungan Untuk mencegah kebocoran oleh lubang-lubang pada cetakan beton ekpose, perlu dilengkapi dengan gasket, plug, atau pun caulk joints. Perawatan sambungan dilaksanakan dalam 24 jam setelah jadwal pengecoran. 4.2.9. Pembersihan Lengkapi dengan lubang-lubang untuk pembersihan secukupnya pada bagian bawah dari cetakan dinding dan pada titik-titik lain dimana diperlukan untuk fasilitas pembersihan dan pemeriksaan dari bagian dalam dari cetakan utama untuk pengecoran beton. Lokasi dari bukaan pembersihan berdasar kepada persetujuan Pengawas. Untuk beton ekspose sama dengan beton pada umumnya, kecuali pembersihan pada lubang-lubang tidak diijinkan pada cetakan beton ekspose untuk permukaan ekspose tanpa persetujuan Pengawas. Dimana cetakancetakan mengelilingi suatu potongan beton ekspose pada dua sisinya, harus disiapkan cetakan yang bagian-bagiannya dapat dilepas sepenuhnya seperti disetujui oleh Pengawas. Pembersihan dan pelapisan dari cetakan sebelum penempatan dari tulangan-tulangan, bersihkan semua cetakan pada muka bidang kontak dan lapisi secara seragam dengan release agent untuk cetakan yang spesifik sesuai dengan intruksi pabrik yang tercantum. Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 15
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
4.2.10. Penyisipan dan Perlengkapan Buatlah
perlengkapan
untuk
keperluan
pemasangan
atau
perlengkapan-perlengkapan, baut-baut, penggantung, pengunci angkur dan sisipan didalam beton. Buatlah pola atau instruksi untuk pemasangan dari macam-macam benda. Tempatkan expansion joint fillers seperti dimana di detailkan. 4.2.11. Dinding-dinding Buatlah dinding-dinding beton mencapai ketinggian, ketebalan dan profil seperti yang diperlihatkan pada gambar-gambar. Lengkapi dengan lubang-lubang sementara pada bagian bawah dari semua cetakan-cetakan untuk kemudahan pembersihan dan pemeriksaa. Tutuplah lubang-lubang tersebut setepatnya, segera sebelum pengecoran beton kedalam cetakancetakan dari dinding. Lengkapi dengan keperluan pengunci didalam dinding untuk menerima tepian dari lantai-lantai beton. 4.2.12. Waterstops Untuk setiap sambungan pengecoran beton yang mempunyai selisih waktu pengecoran lebih dari empat jam dan sambungan tersebut berhubungan langsung dengan tanah atau air dibawah lapisan tanah dan dimana diperlihatkan pada gambar-gambar, harus dilengkapi dengan waterstops. Letak waterstops harus akurat dan ditunjang terhadap penurunan. Untuk tipe waterstops dapat digunakan produk Sika, Fosroc atau sejenisnya yang setara.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 16
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
4.2.13. Cetakan untuk kolom Cetakan-cetakan untuk kolom haruslah dengan ukuran dan bentuk seperti terlihat pada gambar-gambar. Siapkan lubang sementara pada bagian bawah dari semua cetakan-cetakan kolom untuk kemudahan pembersihan dan pemeriksaan, dan tutup kembali dengan cermat sebelum pengecoran beton. 4.2.14. Cetakan untuk plat dan balok Buatlah semua lubang-lubang pada cetakan lantai beton seperti diperlukan untuk lintasan tegak dari duct, pipa-pipa, conduit dan sebagainya. Lengkapi dengan dongkrak yang sesuai, baji-baji atau perlengkapan lainnya untuk mendongkrak dan untuk mengambil alih penurunan pada cetakan, baik sebelum ataupun pada waktu pengecoran dari beton. 4.2.15. Pembongkaran Cetakan dan Pengencangan Kembali Perancah (Reshoring) Pembongkaran cetakan harus sesuai dengan SNI 03-2847-2002 dan ACI 347. Minimum waktu untuk pembongkaran cetakan adalah untuk beton normal. Bila nantinya akan ada pemakaian bahan adimixtures, maka waktu untuk pembongkaran cetakan harus disesuaikan lagi dan mendapatkan dari Konsultan serta Pengawas.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 17
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
Tabel 1 Minimum Waktu untuk Pembongkaran Cetakan Minimum Waktu untuk Pembongkaran Cetakan Keterangan
Waktu
Dinding Beton
12 jam
Kolom Beton
12 jam
Tepi Cetakan balok beton
12 jam
Tumpuan balok L<3m
7 hari
Tumpuan balok L=3-6m
14 hari
Tumpuan balok L>6m
21 hari
Pelat/Balok kantilever
21 hari
Secara hati-hati lepaslah seluruh bagian dari cetakan yang sudah dapat dibongkar tanpa menambah tegangan atau tekananan terhadap sudutsudut, offsets ataupun bukaan-bukaan (reveals). Secara hati-hati lepaskan dari pengikat. Lindungi semua ujung-ujung dari beton yang tajam dan secara umum pertahankan keutuhan dari desain. Pemasangan
kembali
perancah
(reshore)
segera
setelah
pembongkaran cetakan dan harus dilakukan bertahap. Pemasangan perancah kembali harus tetap tinggal sampai beton mencapai kriteria umur kekuatan tekan 28 hari. Periksa dengan teliti kekuatan beton dengan test silinder dengan biaya Kontraktor. 4.2.16. Pemakaian ulang cetakan Cetakan-cetakan boleh dipakai ulang hanya bisa betul-betul dipertahankan dengan baik dan dalam kondisi yang memuaskan bagi Pengawas. Cetakan-cetakan yang tidak dapat benar-benar dikencangkan dan dibuat kedap air, tidak boleh di pakai ulang. Bila pemakaian ulang dari Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 18
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
cetakan disetujui oleh Pengawas, bagian pembersihan cetakan dan memperbaiki kerusakan permukaan dengan mengindahkan lembaranlembaran yang rusak. Sebelum pemakaian ulang dari cetakan plywood, bersihkan secara menyeluruh, dan lapis ulang dengan lapisan untuk cetakan. Plywood yang mempunyai tambalan, ujung yang usang, kerusakan akibat lapisan damar pada permukaan atau kerusakan lain tidak boleh dipakai ulang karena mempengaruhi tekstur dari penyelesaian permukaan. Agar supaya cetakan yang dipakai ulang tidak akan ada tambalannya yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan, cetakan untuk beton ekspose pada bagian yang terlihat hanya boleh dipakai ulang hanya pada potonganpotongan yang identik. Cetakan tidak boleh dipakai ulang bila nantinya mempengaruhi mutu dan hasil pada bagian permukaan yang tampak dari beton ekspose akibat cetakan akan ada bekas jalur akibat dari plywood yang robek atau lepas seratnya. 4.2.17. Cetakan Untuk Beton Prestress Cetakan haruslah dari konstruksi sedemikian sehingga tidak akan membatasi regangan-regangan didalam beton sementara tarikan mulai dilakukan
dan
kekuatannya
harus
ditentukan
sehubungan
dengan
petimbangan darti perubahan-perubahan dalam ditribusi tegangan bila penarikan dimulai.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 19
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
4.2.18. Pembongkaran Dari Cetakan Untuk Pekerjaan Prestress Cetakan harus dibongkar secara hati-hati tanpa menimbulkan getaran, dan hanya boleh dilakukan dibawah pengawasan Pengawas. Beton harus diperiksa sebelum pembongkaran dari cetakan. Cetakan dapat dibongkar hanya bila beton telah mencapai kekuatan yang mencukupi untuk memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksana lainnya. Bila diperkirakan ada beban lain yang merupakan tambahan beban terhadapa beban yang direncanakan, perancah-peracnah harus disediakan dalam jumlah yang diperlukan, segera setelah pembongkaran cetakan. Untuk perancah yang menyangga balok prategang perancah balok prategang boleh dibongkar setelah balok prategang dua lantai diatasnya selesai ditarik. 4.3. Pekerjaan Beton Bertulang Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pembuatan dan mendirikan semua baja tulangan, dan semua pekerjaan pertukangan. Tanggung jawab Kontraktor atas instalasi semua alat-alat yang terpasang, selubung-selubung dan sebagainya yang tertanam didalam beton. Syarat-syarat umum pada pekerjaan ini berlaku penuh peraturan Beton SNI 032847-2002 Jika karena keadaan pasaran, besi penulangan perlu diganti guna kelangsungan pelaksanaan maka jumlah luas penampang tidak boleh berkurang dengan memperhatikan syarat-syarat lainnya yang termuat dalam SNI 03-28472002 pasal 9.6. Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 20
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
Penyediaan dan penempatan tulangan baja untuk pekerjaan beton yang berlangsung dicor ditempat, termasuk penyediaan dan penempatan batang-batang dowel ditanamkan di dalam beton, penyediaan penulangan untuk dinding blok beton juga termasuk pekerjaan ini. Kontraktor harus bertanggungjawab untuk membuat dan membiayai semua design campuran beton dan test-test untuk menentukan kecocokan dari bahan dan proposi dari bahan-bahan terperinci untuk setiap jenis dan kekuatan beton, dari perincian slump, yang akan berfungsi penuh untuk semua teknik dan kondisi penempatan dan akan menghasilkan yang diijinkan oleh Pengawas. Kontraktor berkewajiban mengadakan dan membiayai test laboratorium. Pekerjaan-pekerjaan lain yang termasuk adalah: a. Semua pekerjaan beton yang tidak terperinci di luar ini b. Pemeliharaan dan finishing, termasuk grouting c. Mengatur benda-benda yang ditanam didalam beton kecuali tulangan beton d. Koordinasi dari pekerjaan ini dengan pekerjaan dari lain bagian e. Landasan beton untuk peralatan M/E f. Penyediaan dan penempatan stek tulangan pada setiap pertemuan dinding bata dengan kolom atau dinding beton structural dan dindin bata dengan pelat beton structural seperti diunjukan oleh Pengawas. 4.3.1. Standart - Standart Semua pekerja untuk pekerjaan Beton Bertulang, harus memenuhi standard dan spesifikasi berikut ini: a. SNI 03-2847-2002
Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 21
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
b. PUBI – 1982
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
Persyaratan Umum Bahan Bangunan Di Indonesia
c. ACI – 304
ACI 304.IR, Guide For The Use Of Preplaced Aggregate Concrete For Structure And Mass Concrete Applications ACI 304.2R, Placing Concrete By Pumping Methods
d. ASTM – C94
Standart Specification For Ready-Mixed Concrete
e. ASTM – C33
Standart
Specification
For
Concrete
Aggregates f. ACI – 318
Building
Code
Requirements
For
Reinforanced Concrete and Commentary g. ACI – 301
Specification For Structural Concrete
h. ACI – 212
ACI 212.3R, Chemical Admixtures For Concrete ACI 212.4R, Guide For The Use Of HighRange
Water
-
Reducing
Admixture
(Superplasticizer) In Concrete. i. ASTM – C143
Standart
Test
Method
For
Slump
of
Hydraulic Cement Concrete
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 22
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
j. ASTM – C231
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
Standard Test Method For Air Content Of Freshly Mixed Concrete By The Pressure Method
k. ASTM – C171
Standard Specification For Sheet Materials For Curing Concrete
l. ASTM – C172
Standard Practice For Sampling Freashly Mixed Concrete
m. ASTM – C31
Standard Practice For Making And Curing Concrete Test Specimens In The Field.
n. ASTM – C42
Standard Test Method Of Obtaining And Testing Drilled Cores And Sawed Beams Of Concrete
o. SII
Standard industri Indonesia
p. ACI – 315
Details
And
Detailing
Of
Concrete
Reinforcement q. ASTM – A185
Standard Specification For Steel Welded Wire Fabric For Concrete Reinforcement
r. ASTM – A615
Standard Specification For Deformed And Plain Billet Steel Bars For Concrete Reinforcement
s. Petunjuk-petunjuk lisan maupun tulisan yang diberikan oleh Pengawas
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 23
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
4.3.2. Percobaan Bahan dan Campuran Beton Sebelum membuat campuran, test laboratorium harus dilakukan, sehubungan dengan prosedur-prosedur ditunjukan ke standard referensi untuk menjamin pemenuhan spesifikasi proyek untuk membuat campuran yang diperlukan. Berat jenis semen harus diperhatikan. Analisa tapis, berat jenis, prosentase dari void (Kekosongan), penyerapan, kelembaban dari agregat kasar dan halus, berat kering dari agregat kasar, modulus terhalus dari agregat halus. Adukan beton harus didasarkan pada trial mix dan design mix masing-masing untuk umur 7, 14, 28 dan 56 hari yang didasarkan pada minimum 20 hasil pengujian atau lebih sedemikian rupa sehingga hasil uji tersebut dapat disetujui oleh Pengawas, selain itu mutu beton pun harus sesuai dengan mutu standard SNI 03-2847-2002. Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diperiksa Pengawas tentang kekuatannya. Semua pembuatan dan pengujian trial mix dan design mix serta pembiayaannya adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Untuk perincian minimum dan maximum slump untuk setiap jenis kekuatan dari berat normal beton, dibuat empat (4) adukan campuran dengan memakai nilai faktor air-semen yang berbeda-beda. Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji silinder beton diameter 15 cm x tinggi 30 cm sesuai SNI 03-2847-2002 atau ACI 304-00, ACI Committee – 304, ASTM C 94. Pengambilan benda uji kriteria penerimaan beton dilakukan sebagai berikut:
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 24
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
a. Untuk elemen vertikal (kolom,dinding geser) pengambilan 1 (satu) set benda uji untuk mewakili volume beton 105 m3 b. Untuk mass concrete pengambilan 1(satu) set benda uji untuk mewakili volume beton 100 m3 c. Untuk elemen lainnya (Balok, Pelat dll) pengambilan 1 (satu) set benda uji untuk mewakili volume beton 25 m3 Yang dimaksud dengan 1 (satu) set benda uji adalah terdiri dari 5 (lima) buah silinder beton adalah 1 (satu) buah benda uji untuk pengetesan di hari ke 7 (intial warning), 1 (satu) buah benda uji untuk pengetesan di hari ke 14 atau sesuai siklus pembongkaran cetakan (formwork cycling), 2 (dua) buah benda uji untuk pengetesan di hari ke 28 (Design Strength), 1 (satu) buah benda uji untuk cadangan dan apabila diperlukan akan dites di hari ke 56. Jumlah set dapat dipertimbangkan kembali untuk pengurangan setelah tercapai pengambilan 10 (sepuluh) benda uji. Khusus untuk pengecoran dengan menggunakan Concrete Pump, pengambilan benda uji yang diperlukan untuk pencetakan korelasi dilakukan dengan penambahan 2 (dua) set @3 (tiga) benda uji beton silinder atau total 6 (enam) buah benda uji yang diambil di ujung pipa untuk dilakukan pengetesan dihari ke 28, untuk mewakili setiap pengecoran dengan volume < 120 m3 Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan SNI 03-2847-2002, dilakukan di lokasi pengecoran dan harus disaksikan oleh Pengawas. Apabila digunakan metoda pembetonan dengan menggunakan pompa (concrete pump), maka pengambilan contoh segala macam jenis pengujian Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 25
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
lapangan harus dilakukan dari hasil adukan yang diperoleh dari ujung pipa Concrete Pump pada lokasi yang akan dilaksanakan. Pengujian bahan dan beton harus dilakukan dengan cara yang ditentukan dalam Standard Industri Indonesia (SII) dan SNI 03-2847-2002. Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana nilai slump harus dalam batas-batas yang disyaratkan dalam SNI 03-28472002. Pelaksanaan dari persetujuan kontrak adalah bahwa Kontraktor bertanggung jawab penuh untuk produksi dari beton dan pencapaian mutu, kekuatan
dan
penyelesaian
yang
memenuhi
syarat
batas
slump.
Rekomendasi slump untuk variasi beton konstruksi pada keadaan atau kondisi normal (tanpa admixtures):
Slump pada (CM) Konstruksi Beton Pile Cap Raft ( Mat Foundation) Pile Cap, Slab, Tie Beam Basement Wall Wall & Column Slab, Beam & Prestress Beam
Maksimum 14 14 17 17 14
Minimum 10 10 13 13 10
Tanpa membebankan biaya kepada pemilik, Kontraktor harus mengadakan percobaan laboratorium selaku percobaan tambahan pada bahan-bahan beton dan membuat design adukan baru bila sifat datau pemilihan bahan diubah atau apabila beton yang ada tidak dapat mencapai kekuatan spesifikasi.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 26
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
4.3.3. Bahan-bahan 1.
Semen Semen Portland harus memenuhi persyaratan standard internasional
atau spesifikasi bahan bangunan SK SNI 3-04-1989-F atau sesuai SII-001382, Type-1 atau NI-8 butir pengikat awal kekekalan bentuk, kekuatan tekan aduk dan susunan kimia. Jika mempergunakan semen Portland Pozoland (campuran semen Portland dan bahan Pozoland), maka semen tersebut harus memenuhi ketentuan SII-0132 mutu dan cara uji semen Portland Pozoland atau spesifikasi untuk semen hidraulis campuran. Penyimpanan semen harus dilaksanakan dalam tempat penyimpanan dan dijaga agar semen tidak lembab, dengan lantai terangkat bebas dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen dan menurut urutan pengiriman. Semen yang telah rusak karena terlalu lama disimpan sehingga mengeras atau pun tercampur bahan lain, tidak boleh dipergunakan dan harus disingkirkan dari tempat pekerjaan. Semen harus dalam zak-zak yang utuh dan terlindung baik terhadap pengaruh cuaca, dengan ventilasi secukupnya dan dipergunakan sesuai dengan urutan pengiriman. Semen yang telah disimpan lebih 60 hari tidak boleh digunakan untuk pekerjaan. Semua semen harus baru, bila dikirim setiap pengiriman harus disertai dengan sertifikat test dari pabrik. Semen harus diukur terhadap berat untuk kesalahan tidak lebih dari 2,5%. Kontraktor hanya memakai satu merek dari semen yang telah disetujui untuk seluruh pekerjaan. Kontraktor tidak boleh
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 27
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
mengganti merek semen selama pelakasnaan dari pekerjaan, kecuali dengan persetujuan tertulis dari Pengawas. 2.
Agregat Agregat untuk beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari
SII 0052-80 “Mutu dan Cara Uji Agregat Beton” dan bila tidak tercakup dalam SNI 0052-80, maka harus memenuhi spesifikasi agregat untuk beton. Agregat terdiri dari dua jenis, yaitu : a. Agregat Halus (Pasir) Mutu pasir untuk pekerjaan beton harus terdiri dari butir-butir tajam, keras, bersih dan tidak mengandung lumpur. Agregat halus terdiri dari distribusi ukuran partikel-partikel seperti yang ditentukan di SNI 03-2847-2002. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%. Lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0.063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5%, maka agregat halus dicuci. Sesuai SNI 03-2847-2002 atau SII-0051-82. Ukuran butir-butir agregat halus, sisa diatas ayakan 4 mm harus minimum 2%, berat sisa diatas ayakan 2 mm harus minimum 10%, berat sisa diatas ayakan 0,25 mm harus berkisar antara 80% - 90% berat. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton. b. Agregat Kasar (Kerikil dan Batu Pecah) Agregat kasar yaitu kerikil hasil desintegrasi alami dari batu-batuan atau batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu, dengan besar Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 28
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
butir lebih dari 5 mm sesuai SNI 03-2847-2002. Mutu koral yang baik seperti butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah jumlah butir-butir pipih maksimum 20% bersih, tidak mengandung zat-zat alkali, bersifat kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (terhadap berat kering) apabila kadar lumpur melalui 1% maka agregat kasar harus dicuci. Tidak boleh mengandung zat-zat yang relatif alkali yang dapat merusak beton. Ukuran butir ynag dibutuhkan yaitu sisa diatas ayakan 31,5 mm harus 0% berat, sisa diatas ayakan 4 mm harus berkisar anatara 90% - 98% selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan adalah maksimum 60% dan minimum 10% berat. Kekerasan butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari Rudeloff dengan beban penguji 20 ton harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a. Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5 - 19 mm lebih dari 24% berat b. Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19 - 30 mm lebih dari 22% atau dengan mesin pengaus Los Angeles, tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih dari 50% sesuai SII-0087-75 atau SNI 03-2847-2002 3. Air Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organis atau Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 29
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
bahan-bahan lain yang dapat merusak beton serta baja tulangan atau jaringan kawat baja. Untuk mendapatkan kepastian kelayakan air yang akan dipergunakan, maka air harus diteliti pada laboratorium yang disetujui oleh Pengawas. 4. Bahan Campuran Tambahan (Admixture) Admixture harus disimpan dan dilindung untuk menjaga kerusakan dari container. Admixture harus sesuai dengan ACI-212. Segala macam Admixture yang mengandung chloride atau nitrat tidak boleh dipakai. 5. Mutu dan Konsistensi dari Beton Kekekuatan ultimate tekan silinder 150 mm x 300 mm umur 28 hari, kecuali ditentukan lain, harus seperti berikut: a. Pelat, balok, pile cap dan dinding basemen
: fc = 30-45 MPa
b. Pile cap raft
: fc = 30 MPa
c. Kolom dan dinding geser
: fc = 45-65 MPa
d. Semua beton non-struktural seperti lantai kerja
: fc = 10 MPa
4.3.4. Pelaksanaan Beton Ready-Mixed Semua beton haruslah beton ready-mixed yang didapatkan dari sumber yang disetujui Pengawas, dengan takaran, adukan serta cara pengirimannya harus memenuhi persyaratan didalam ASTM C94 dan ACI 304. Periksa areal kondisi pada mana pekerjaan dibawah bab ini yang akan dilaksanakan perbaiki kondisi yang rusak oleh waktu dan perlengkapan pekerjaan. Adukan beton harus didesgin dan disesuaikan dengan Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 30
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
pemeriksaan laboratorium oleh Kontraktor dan harus diperiksa teratur oleh kedua belah pihak, Kontraktor dan pemasok beton ready mix. Batas temperatur untuk beton ready mix sebelum dicor disyaratkan tidak melampaui 380C. Penambahan bahan Admixtures dalam proses pembuatan beton ready mix harus sesuai dengan petunjuk pabrik. Bila diperlukan dua atau lebih bahan Admixtures maka pelaksanaannya harus dilaksanakan secara terpisah. Dalam pelaksanaannya harus sesuai ACI 212. Penambahan air dilokasi proyek untuk meningkatkan slump beton, dengan alasan apapun tidak diijinkan. Kendaraan pengangkut beton ready mix harus dilengkapi dengan peralatan pengukur air yang tepat. Pelaksanaan pengadukan dapat dimulai dalam jangka waktu 30 menit setelah semen dan agregat dituangkan dalam alat pengaduk. Proses pengeluaran beton ready mix dilapangan proyek dari alat pengaduk dikendaraan pengangkut harus sudah dilaksanakan dalam jangka waktu 1,5 jam atau sebelum alat pengaduk mencapai 300 putaran. Dalam cuaca panas, batas waktu tersebut diatas harus diperpendek sesuai petunjuk Pengawas. Perpanjangan waktu dapat di ijinkan sampai 4 jam bila dipergunakan retarder yang harus disetujui oleh Pengawas, terhitung dari pengadukan ready mix di batching plant yang dibuktikan dengan surat jalan pengiriman ready mix, dan penambahan reatarder dengan alasan apapun tidak boleh dilakukan dilokasi proyek. Apabila temperatur atau keadaan lainnya yang menyebabkan perubahan slump beton maka Kontraktor harus segera meminta petunjuk atau keputusan Pengawas dalam menentukan apakah Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 31
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
adukan beton tersebut masih memenuhi kondisi normal yang disyaratkan. Tidak dibenarkan untuk menambah air ke dalam adukan beton dalam kondisi tersebut. Penggetaran beton agar diperoleh beton yang pada harus sesuai dengan ACI 309 (Guide for Consolidation of Concrete). 4.3.5. Pengecoran dan Pemadatan Beton Kontraktor harus menyiapkan jadwal pengecoran dan menyerahkan kepada Pengawas untuk disetujui sebelum memulai kegiatan Pembetonan. Sebelum pengecoran beton, bersihkan benar-benar cetakannya, semprot dengan air dan kencangkan. Sebelum pengecoran, semua cetakan, tulangan beton dan benda-benda yang ditanamkan atau dicor harus telah diperiksa dan disetujui oleh Pengawas. Logam-logam yang ditanam untuk penulangan harus bebas dari adukan lama, minyak, karat besi dan pengerakan lain ataupun lapisan yang dapat mengurangi rekatan. Basahkan cetakan beton secukupnya untuk mencegah timbulnya retak, basahkan bahan-bahan lain secukupnya untuk mengurangi penyusutan dan menjaga pelaksanaan beton. Bila tidak disebutkan lain, tebal penutup beton harus sesuai dengan persyaratan SNI 03-2847-2002 Pasal 9.7. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton, untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor. Bila tidak ditentukan, maka penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 32
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
minimum 8 buah setiap meter cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak tersebut harus tersebar merata. Pengangkutan dan pengecoran beton harus sesuai dengan SNI 032847-2002, ACI-304, ACI-Committee-304 dan ASTM-C94 Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran harus dilakukan dengan cara-cara dengan mana dapat dicegah pemisahan dan kehilangan bahan-bahan. Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu 1 jam setelah pengadukan dengan air dimulai. Jangka waktu ini harus diperhatikan, apabila diperlukan waktu pengangkutan yang panjang. Jangka waktu tersebut dapat diperpanjang samapai 2 jam, apabila adukan beton digerakan continue secara mekanis. Apabila diperlukan jangka waktu yang lebih panjang lagi, maka harus dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan yang berupa bahan pembantu yang ditentukan dalam pasal SNI 03-2847-2002. Beton harus dicor sesuai persyaratan dalam SNI 03-2847-2002 ataupun ACI-304, ACI-Committee-304, ASTM-C94. Beton yang akan dituang ditempatkan sedekat mungkin kecetakan akhir dalam posisi lapisan horizontal kira-kira tidak lebih dari ketebalan 30 cm. Tinggi jatuh dari beton yang dicor jangan melebihi 2 m bila tidak disebutkan lain atau disetujui oleh Pengawas. Untuk beton expose, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh lebih dari 1,5 m. bila diperlukan tinggi jatuh yang lebih besar, belalai gajah, corong pipa cor ataupun benda-benda lain yang disetujui harus diperiksa, sedemikian sehingga pengecoran beton efektif pada lapisan Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 33
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
horizontal tidak lebih dari ketebalan 30 cm dan jarak corong haruslah sedemikian sehingga terjadi segregasi bahan-bahan. Bila pelaksanaan pengecoran akan dilakukan dengan cara atau metoda diluar ketentuan yang tercantum didalam SNI-03-2847-2002 termasuk pekerjaan yang tertunda ataupun penyambungan pengecoran, maka Kontraktor harus membuat ususlan termasuk pengujiannya untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas paling lambat 3 minggu sebelum pelaksanaan dimulai. Setelah dicor, setiap lapis beton digetarkan dengan alat vibrator, untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan sarang-sarang kerikil. Alat penggetar harus type electric atau “pneumatic power driven, type “ immersion”, beroperasi pada 7000 RPM untuk kepala penggetar lebih kecil diameter 180 mm dan 6000 RPM untuk kepala penggetar berdiameter 180 mm, semua dengan amplitude yang cukup menghasilkan kepadatan yang memadai. Alat penggetar cadangan harus dirawat selalu untuk persiapan pada keadaan darurat dilapangan dan lokasi penempatannya sedekat
mungkin
mendekati
tempat
pelaksanaan
yang
masih
memungkinkan. Hal-hal dari alat penggetar yang harus diperhatikan: a. Pada umumnya jarum penggetar harus dimasukan kedalam adukan kira-kira vertical, tetapi dalam keadaan – keadaan khusus boleh miring sampai 450 b. Selama penggetaran, jarum tidak boleh digerakkan kearah horizontal karena hal ini akan menyebabkan pemisahan bahan-bahan.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 34
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
c. Harus dijaga mengenai cetakan atau bagian beton yang sudah mulai mengeras. Karena itu jarum tidak boleh dipasang lebih dekat dari 5 cm dari cetakan atau dari beton yang sudah mengeras. Diusahakan agar tulangan tidak terkena oleh jarum, agar tulangan tidak terlepas dari betonnya dan getaran-getaran tidak merambat ke bagian-bagian lain dimana betonnya sudah mengeras. d. Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum dan pada umumnya tidak boleh lebih tebal dari 30 cm. berhubung dengan itu, maka pengecoran bagian-bagian konstruksi yang sangat tebal harus dilakukan lapis demi lapis, sehingga tiap-tiap lapis dapat dipadatkan dengan baik. e. Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan mulai terlihat mengkilap sekitar jarum (air semen mulai memisahkan diri dari agregat), yang pada umumnya tercapai setelah maximum 30 detik (untuk beton normal, tanpa Admixture). Penarikan jarum ini dapat diisi penuh lagi dengan adukan. Kondisi ini tidak berlaku untuk beton yang mengandung Superplasticiser dan dipakai nilai slump yang tinggi. f. Jarak antara pemasukan jarum harus dipilih sedemikian rupa hingga daerah-daerah pengaruhnya saling menutupi. 4.3.6. Siar Pelaksanaan Siar pelaksanaan harus direncanakan dengan baik sehingga tidak banyak mengurangi kekuatan dari konstruksi dan mampu meneruskan geser Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 35
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
dan gaya-gaya lainnya. Antara pengecoran balok atau pelat dan pengakhiran pengecoran kolom harus ada waktu antara yang cukup, untuk memberi kesempatan kepada beton dari kolom untuk mengeras. Penebalan miring dari balok dan kepala-kepala kolom sebagai bagian dari sistem lantai dan harus dicor secara monolit dengan itu. Pada pelat dan balok, siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan kirakira ditengah-tengah bentangnya dimana pengaruh gaya melintang sudah banyak berkurang apabila pada balok ditengah-tengah bentangnya terdapat pertemuan atau persilangan dengan balok lain, maka siar pelaksanaan ditempatkan sejauh 2 kali lebar balok dari pertemuan atau persilangan itu. Sesaat sebelum melanjutkan penulangan beton, semua siar pelaksanaan harus cukup lembab dan air yang menggenang harus disingkirkan. 4.3.7. Perawatan Beton Secara umum harus memenuhi persyaratan didalam SNI 03-28472002 dan ACI-301. Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum saatnya dengan cara mempertahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban adalah minimal dan suhu yang konstan dalam jangka waktu yang diperlukan untuk proses hidrasi semen serta pengerasan beton. Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran selesai dilaksanakan dan harus berlangsung terus menerus selama paling sedikit 2 minggu jika tidak ditentukan lain. Suhu beton pada awal pengecoran harus dipertahankan tidak melebihi 380C.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 36
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan beton pun harus tetap dalam keadaan basah. Apabila cetakan dan acuan beton tersebut pelaksanan perawatan beton tetap dilakukan dengan membasahi permukaan beton terus menerus dengan menutupinya dengan karung-karung basah atau dengan cara lain yang disetujui oleh Pengawas. Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar, pemanasan atau proses lain untuk mempersingkat waktu pengerasan dapat dipakai tetapi harus disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas. Bahan campuran perawatan harus sesuai dengan ASTM-C309 type I dan ASTM-C171. 4.3.8. Toleransi Pelaksanaan Sesuai dengan dimensi tercantum dan ketentuan toleransi pada cetakan SNI-03-2847-2002, ACI-301, dan ACI-347. Toleransi kedataran pada pelat lantai: 1. Penyelesaian
akhir
permukaan
pelat
menyatu.
Keseragaman
kemiringan pelat lantai untuk mengadakan pengaliran positif dari daerah yang ditunjuk. Perawatan khusus harus dilakukan agar halus, meskipun sambungan diadakan diantara pengecoran yang dilakukan terus menerus, jangan memakai semen kering, pasir atau campuran dari semen dan pasir untuk beton kering. 2. Toleransi untuk pelat beton yang akan diexpose dan pelat yang akan diberikan karpet harus 7.0 mm dari 3 m. 3. Toleransi untuk pelat dalam menerima kepegasan lantai haruslah 7.0 mm dalam 3 m. Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 37
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
4. Toleransi untuk pelat dalam menerima adukan biasa untuk dasar mengatur keramik, batu, bata, ubin lain dan “paves” (mesin lapis jalan beton), harus 10 mm dalam 1 m. 4.3.9. Penyelesaian dari Plat (Finished Slab) Kemiringan lantai beton untuk pengaliran sangat diperlukan. Apabila pelat gagal mengalir, alihkan aliran dari bagian lantai yang salah lalu aliri lagi dengan lapisan atas sehingga kemiringan pengaliran sesuai dengan gambar. Permohonan toleransi pelaksanaan dalam pengecoran beton harus tidak mengecualikan kegagalan terhadap pemenuhan syarat-syarat ini. Buat kesempatan untuk lendutan dari sistem lantai, pelat atau balok untuk mengadakan pengaliran dari aliran. 4.3.10. Beton Kedap air Beton untuk tangki air,dinding penahan tanah untuk ruang dibawah tanah, lubang galian (pit), dan pekerjaan beton lainnya yang berhubungan dengan air harus dibuat kedap air, w/c ratio < 0,45 atau antara lain dengan menambahkan bahan additive yang sesuai dan atas persetujuan Pengawas. Penggunaan bahan additive tersebut harus sesuai petunjuk dari pabrik membuat serta adanya jaminan bahwa bahan additive tersebut tidak akan mempengaruhi kekuatan maupun ketahanan beton apabila digunakan sesuai petunjuk. Kontraktor harus mendapatkan persetujuan Pengawas dalam hal cara pengadukan, campuran beton, pengangkutan, pengecoran dan perawatan beton serta pengawasannya untuk mendapatkan sifat-sifat kedap air pada bagian pekerjaan itu. Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 38
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
Nilai Slump beton yang diperlukan adalah minimum untuk menjamin
pengecoran
dan
pemadatan
beton
yang
sesuai
untuk
dilaksanakan. Apabila Kontraktor bermaksud menggunakan sistim lain seperti membrane sheet, maka harus dari jenis non-wover polyester dan disetujui oleh engineer. Kontraktor bertanggung jawab atas pekerjaan beton tersebut terhadap sifat kedap airnya. Apabila terjadi kebocoran atau rembesan kedap air tersebut adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor. Kontraktor harus memberikan jaminan sedikitnya untuk jangka waktu 10 tahun terhadap sift kedap air hasil pekerjaannya terhitung sejak selesainya masa pelaksanaan pekerjaan. Jaminan terhadap sifat kedap air meliputi bahannya maupun hasil pekerjaannya. Apabila terjadi kebocoran atau kerusakan-kerusakan lain selama jangka waktu tersebut, Kontraktor harus segera memperbaiki bagian yang mengalami kerusakan tersebut sampai permukaan akhir termasuk juga memperbaiki peralatan-peralatan seperti peralatan listrik, pengatura udara (AC) dan instalasi lainnya yang mengalami kerusakan atas biaya sendiri. 4.3.11. Cacat Pada Beton (Defective Work) Meskipun hasil pengujian benda-benda uji memuaskan, Pengawas mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut: a. Konstruksi beton yang keropos b. Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau posisinya tidak sesuai dengan gambar Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 39
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
c. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan d. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain e. Pada pekerjaan akhir, atau dapat mengenai bahannya atau pekerjaanya pada bagian manapun dari suatu pekerjaan, tidak memenuhi pernyataan dari spesifikasi. f. Semua pekerjaan yang dianggap cacat pada dasarnya harus dibongkar dan diganti dengan yang baru, kecuali Pengawas atau konsultan menyetujui untuk diadakan perbaikan atau perkuatan dari cacat yang ditimbulkan tersebut. g. Perluasan dari pekerjaan yang akan dibongkar dan metoda yang akan dipakai dalam pekerjaan pengganti harus sesuai dengan pengarahan dari Pengawas. Dalam hal pembongkaran dan perbaikan pekerjaan beton harus dilaksanakan dengan memuaskan. a. Semua pekerjaan bongkaran dan pergantian dari pekerjaan cacat pada beton dan semua biaya dan kenaikan biaya dari pembongkaran atau pergantian harus ditanggung sebagai pengeluaran kontraktor. b. Retak-retak pada pekerjaan beton harus diperbaiki sesuai dengan instruksi Pengawas. Toleransi keretakan adalah 0.40 mm (“interior member”) dan 0.32 mm (“Exterior member”) atau mengacu pada peraturan ACI-224R.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 40
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
c. Dalam hal terjadi beton atau retak yang bukan struktur atau cacat beton lain yang nyata pada pembongkaran cetakan, Pengawas harus diberitahu secepatnya, dan tidak boleh diplester atau ditambal kecuali diperintahkan oleh Pengawas. Injeksi dengan epoxy atau material grouting diadakan dengan perincian atau metoda yang paling cocok. 4.3.12. Perlindungan dari kerusakan akibat cuaca (Weather Injury) Selama Pengadukan dalam udara panas, bahan-bahan beton dingin sebelum dicampur (memakai es sampai air dingin), agar pemeliharaan dari suhu beton masih dalam batasan yang disyaratkan. Tidak diijinkan pemakaian air hujan untuk penambahan campuran air. Selama pengecoran dan pemeliharaan, adakan pemeliharaan penutup selama pengecoran dan perawatan dari beton untuk melindungi beton terhadap hujan dan terik matahari. Berikan keteduhan, penyemprotan kabut, ataupun membasahi beton, selama pengecoran dan pemeliharaan beton untuk melindungi beton dari kehilangan bahan terhadap panas, matahari atau angin yang berlebihan. Lindungi beton sedemikian sehingga terjalin perubahan suhu yang seragam di dalam beton. 4.3.13. Pekerjaan penyambungan beton Beton lama harus dikasarkan dan berisikan benar-benar dengan semprotan udara bertekanan (high pressure compressed air) atau sejenisnya. Untuk struktur pelat kedap air, permukaan dari pelat beton lama harus dilapisi dengan bahan perekat beton polyvinyil acryclic (polyvinyl acrylic concrete bonding agent) dan harus mendapat persetujuan oleh Pengawas. Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 41
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
Untuk struktur balok kedap air, permukaan dari balok beton lama harus dilapisi dengan bahan perekat beton epoxy dengan bahan dasar semen (Epoxy cement base concrete bonding agent) seperti disetujui oleh Pengawas. Pengecoran beton baru sesegera mungkin sebelum campuran air dan semen murni atau bahan perekat beton yang dilapiskan pada permukaan beton lama mengering. 4.3.14. Penyelesaian Struktur Beton (Concrete Structure Finishes) 1.
Penyelesaian beton exposed (finish of exposed concrete) Semua permukaan beton cor yang tampak pada penyelesaian
struktur, baik dicat maupun tidak dicat kecuali untuk permukaan kasar yang diselesaikan dengan permukaan disemprot pasir dengan tekanan harus mempunyai penyelesaian halus. Buatlah permukaan halus, seragam dan bebas dari tambalan-tambalan, sirip-sirip, tonjolan-tonjolan, baik tonjolan keluar maupun akibat pemasangan paku, tepian dari serat tanda (edge grain marks), bersihkan cekungan-cekungan dan daerah permukaan celah semua ukuran. Semua pengikat-pengikat dari logam, termasuk yang dari spreaders, harus dipotong kembali dan lubang-lubang dirapihkan. Semua tambalan bila diijinkan harus diselesaikan sedemikan untuk dapat melengkapi dalam perbedaan pada penyelesaian beton. Tambalan pada suatu pekerjaan beton textured concrete work harus diselesaikan dengan tangan untuk mencapai permukaan yang diperlukaan.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 42
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
2.
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
Penyelesaian beton terlindung (finish of concealed concrete) Permukaan beton terlindung harus termasuk beton yang diberi
lapisan termasuk lapisan arsitektur, kecuali cat atau bahan lapisan yang fleksibel dan terlindung dari tampak pada penyelesaian struktur. Beton terlindung dan beton unexposed perlu ditambal dan diperbaiki dari keropos dan kerusakan-kerusakan permukaan sebagaimana semestinya sebelum ditutup permukaanya. 4.3.15. Penyelesaian dari Beton Plat (Concrete slab finishes) Penyelesaian dari lantai harus diselesaikan sampai kemiringan yang benar sesuai dengan kemiringan untuk pengaliran. Pemeliharaan dari penyelesaian beton harus dimulai sedini mungkin setelah selesai pengerjaan. 1. Penyelesaian Menyatu (Monolith Finish) a. Penyelesaian yang monolit harus diadakan untuk lantai beton expose, dimana permukaan agregat dikehendaki. b. Penyelesaian lantai beton yang monolit harus mencapai level dan kemiringan yang tepat yang dapat dilakukan dengan atau tanpa screed dengan power floating yang dilakukan secara merata. Permukaan harus dapat bertahan sampai semua air permukaann menghilang dan beton
telah mengeras
serta berkerja.
Permukaan yang diperbolehkan harus ditrowel dengan besi untuk mencapai permukaan yang halus.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 43
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
c. Apabila permukaan menjadi keras, harus ditrowel dengan besi untu kedua kalinya untuk mendpatkan kekerasan,kehalusan tapi tidak berlapis, padat, bebas dari segala bekas trowel dan kerusakan-kerusakan lain. 2. Perkerasan Beton (Concrete Hardener) Untuk keperluan pelat lantai beton expose dengan beban berat, perkerasan beton harus diadakan dengan kepadatan sebagai berikut: a. Lantai parker atau sirkulasi lalu lintas normal, kepadatan sedang 4,5 kg/m2 b. Ruang M/E : Kepadatan normal 3 kg/m2 c. Loading dock atau sirkulasi lalu lintas berat, kepadatan berat 6 kg/m2 4.3.16. Lapisan Penutup Lantai yang Dikerjakan Kemudian (Sparate Floor Toppings) Sebelum pengecoran, kasarkan permukaan dasar dari beton dan singkirkan benda-benda asing, semprot dan bersihkan. Letakan penyekat, tepian-tepian, penulangan dan hal-hal yang akan dicor. Berikan bahan perekat pada permukaan dasar sesuai dengan petunjuk. Gunakan lapisan pasir dan semen dasar secepatnya sebelum mengecor lapisan penutup (topping). Pengecoran penutup lantai beton harus memenuhi level dan kemiringan yang dikehendaki.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 44
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
4.3.17. Beton Massa Secara umum harus sesuai dengan ACI-207.IR, ACI-207.2R, ACI207.3R, ACI-207.4R dan ACI-207.5R. Sebelum pekerjaan dilaksanakan, kontraktor harus menentukan metoda dari perbandingan, cara pengadukan, pengangkutan, pengecoran serta pengontrolan temperatur dan cara perawatan, yang harus diserahkan kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan beton massa ialah: a. Semen haruslah Type I atau Type IV (Semen Portland yang dalam penggunaanya memerlukan panas hidrasi yang rendah). b. Agregat, ukuran maksimum dari agregat kasar harus seperti telah diperinci sbelumnya. Kecuali dinyatakan lain pada catatan, agregat harus mengikuti ketentuan tentang bentuk dan ukuran dari potongan melintang serta jarak bersih dari tulangan-tulangan beton, dan seperti disetujui oleh Pengawas. c. Bahan tambahan (Admixture) Pozzolanic Bahan tambahan (Admixture) Pozzolanic harus seperti diuraikan pada ASTM-C618 (Specification for flay and raw or calcined natural pozzolan for use as a mineral admixture in Portland cement concrete). d. Bahan tambahan untuk permukaan (surface active agent) Bahan tambahan untuk permukaan memenuhi spesifikasi khusus. e. Bahan-bahan untuk campuran beton yang akan dipakai haruslah dari bahan yang mempunyai suhu serendah mungkin. Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 45
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
1.
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
Perbandingan Campuran a. Slump untuk beton massa tidak boleh lebih dari yang telah ditentukan, kecuali ada ketentuan dan disetujui perencana atau oleh Pengawas. b. Bila penentuan perbandingan campuran berdasarkan umur beton 28 hari, maka umur beton juga perlu diperinci. Dalam design perbandingan campuran harus ditentukan sesuai dengan metoda yang telah diperinci atau disetujui oleh Pengawas.
2.
Penulangan a. Pemasangan tulangan harus sedemikian ruapa sehingga posisi dari bentuk tulangan tidak berubah selama pengecoran b. Peraturan lain tentang penulangan harus sesuai dengan 1.4 tentang penulangan.
3.
Pengecoran beton a. Temperatur beton pada waktu pengecoran tidak boleh lebih dari 380 C b. Ukuran penampang dari setiap penulangan harus ditentukan sedemikian agar kenaikan suhu karena panas dari hidrasi beton tidak melampaui suhu maksimum yang ditentukan c. Tahapan pengecoran dan tegangan waktu penulangan harus ditentukan agar retak-retak karena panas dari hidrasi beton dapat dijaga seminimum mungkin.
4.
Pengecoran dan pemeliharaan temperatur Untuk pekerjaan Massa beton:
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 46
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
a. Sesudah beton dicor, permukaan harus dilindungi terhadap pengaruh langsung dari sinar matahari, pengeringan yang mendadak dan lain-lain. b. Untuk mengetahui kenaikan temperatur beton serta pemeriksaan dalam proses perawatan beton maka temepratur permukaan dan temperatur di dalam beton harus diukur setelah pengecoran beton dilaksanakan. 5.
Ukuran pondasi raft: a. Batasan perbedaan temperatur antara suhu didalam dan diudara disekitar harus dijaga 200 C dengan menyediakan isolasi pada bagian luar dengan metoda apapun seperti melindungi permukaan dari bagian atas pengecoran dengan vapour barrier, seperti lembaran plastic dan lapisan pasir setebal minimal 30 mm dan lembar terpal. Atau metoda lain yang disetujui oelhPengawas. b. Campuran beton harus disyaratkan dengan kenaikan temepratur yang rendah.
Persetujuan
Pengawas
dibutuhkan
bila
menggantikan
sebagaian semen dengan bahan pozzolanic seperti fly ash (PFA) atau perubahan pemakaian semen temperatur rendah type IV. Bila memakai Fly Ash, harus mengikuti ASTM-C618. Penggantian semen dengan fly ash kelas C hanya khusus untuk pile cap Raft (Mat Foundation) Maksimum 20% dengan perbandingan sebagai berikut: (< W.fly ash/ (W.fly ash + W.cement>)x 100%), dimana W adalah berat. Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 47
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
c. Untuk mengetahui kenaikan temperatur dari beton dan untuk memeriksa pemeliharaan, temeratur permukaan dan bagian dalam serta sekitarnya harus diukur memakai Thermocoupler setelah beton dicor. Thermocoupler harus dari jenis kawat yang terdiri dari sepasang kawat, satu dari jenis nikel dan lainnya dari jenis tembaga(cooper). d. Pengamatan
dan
pendekatan
temeratur
dengan
memakai
Thermocoupler harus dilakukan sebagai berikut :
Tiap 2 jam untuk 24 jam pertama
3 jam untuk 48 jam berikutnya
Selanjutnya tiap pagi 11:30
e. Pada waktu yang bersamaan dengan 5, temperatur udara harus juga didata f. Semua temperatur harus diplot sejak mulai pengecoran beton terus menerus sampai dengn waktu yang disesuaikan dengan proposal. g. Isolasi boleh disingkirkan setelah perbedaan temperatur anatara temepratur permukaan beton dan temperatur udara kurang dari 20o C 4.3.18. Perlindungan Terhadap Mekanik Dan Kerusakan Pada Masa Pelaksanaan (Protection From Mechanical And Construction Injury) Selama masa pemeliharaan, beton harus dilindungi dari kerusakan akibat mekanik, tegangan-tegangan akibat beban utama, kejutan besar (Heavy Shock) dan getaran yang berlebihan.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 48
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
4.3.19. Percobaan Beton Standart untuk test kekuatan harus diambil sesuai dengan SNI-032847-2002, ASTM-C172, ASTM-C31. Apabila mutu benda uji berdasarkan hasil percbaan kekuatan kubus ternyata lebih rendah dari yang disyaratkan, maka harus dilakukan percobaan-percobaan dengan tahapan sebagai berikut: 1. Drilled core test sesuai dengan ASTM-C42. Apabila hasil dari percobaan drilled core ini masih lebih rendah dari yang disyaratkan, maka harus dilakukan percobaan tahap loading test. 2. Loading test atau percobaan pembebanan harus sesuai dengan SNI-032847-2002 Pasal 7.6.5 dan ACI-318. Apabila hasil dari percobaan pembebanan ini masih lebih rendah dari yang disyaratkan, maka beton dinyatakan tidak layak dipakai. 4.3.20. Penyimpangan Maksimum dari Pekerjaan Struktur yang Diijinkan Penyimpanan maksimum secara umum harus sesuai dengan ACI-301 (specification for structural concrete for building). Apabila didapati beberapa toleransi yang dapat dipakai bersamaan, maka harus dipakai adalah yang lebih ketat. 4.3.21. Non-Shrink Grout Campurkan dan tepatkan dibawah pelat dasar baja struktur dan ditempat lain dimana non-shrink grout diperlukan, sesuai dengan instruksi dan rekomendasi yang tercantum dari pabrik. Technical service harus Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 49
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
dikerjakan oleh pabrik. Pabrik yang bahan groutnya dipakai, harus mengerjakan percobaan hasil yang memperlihatkan bahwa grout non-shrink tidak ada penyusutan sejak awal pengecoran atau sambungan setelah pemasangan sesuai CRD-C621-80(susut), mempunyai kekuatan tekan 1 hari tidak kurang dari 3000 psi dan 8000 psi pada 28 hari, mempunyai waktu pengikatan awal tidak kurang dari 45 menit, memperlihatkan luasan bearing effective (EBA= effective bearing area) sebesar 90-100%. Grout yang terdiri dari accelatator inorganic, pengurangan air, atau “fluidifiers” harus tidak boleh mempunyai penyusustan kering lebih besar dari persamaan semen dan pasir dan campuran air seperti percobaan dibawah ASTM-C595. Semua grout harus memnurut syarat petunjuk dari CRD-C611-80(flow cone). 4.3.22. Pembesian 1.
Percobaan dan Pemeriksaan (Test and Inspections) Setiap pengiriman harus disertai suart keterangan percobaan dari
pabrik. Benda uji untuk tarik, benda uji diambil masing-masing 1 (satu) buah untuk tiap diameter besi dalam 1 (satu) pengiriman (catatan: 1 (satu) pengiriman ±25-30 ton). Benda uji untuk pengetesan tekuk (bending), benda uji diambil masing-masing 3 (tiga) buah untuk setiap diameter besi yang akan digunakan. Untuk berikutnya test tekuk (bending) akan dilakukan secara acak mengikuti instruksi Pengawas. Semua pengujian tersebut diatas meliputi uji tarik dan lengkung, harus dilakukan di laboratorium independent seperti lembaga uji konstruksi Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 50
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BPPT
(LUK
BPPT)
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
serpong
atau
laboratorium
lainnya
yang
direkomendasikan oleh Pengawas dan minimal sesuai dengan SII-0136-84 salah satu standard uji yang dapat dipakai adalah ASTM-A615. Semua biaya pengetesan tersebut ditanggung oleh Kontraktor. Sebelum pengecoran beton, dilakukan pemeriksaan dan persetujuan dari pembesia n, termasuk jumlah, ukuran, jarak, selimut, lokasi dari sambungan dan panjang penjangkaran dari penulangan baja oleh „Pengawas”. Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka pada saat pemesanan baja tulangan kontrktor harus meyerahkan sertifikat resmi dari laboratorium. Khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini. 2.
Bahan - bahan
a. Tulangan berulir BJTD-40, sesuai dengan SII-013648 dan seperti dinyatakan pada gambar-gambar struktur. b. Tulangan ulir dengan diameter lebih besar atau sama dengan 10 mm mengeluarkan mutu baja tulangan dengan tegangan leleh 4000 kg/m2 c. Tulangan polos dengan diameter lebih kecil dari 10 mm menggunakan mutu baja tulangan dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2. d. Sediakan tulangan anyaman (Wire Mesh), mutu U-50, mengikuti SII-0784-83.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 51
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
e. Dudukan tulangan (bar support) haruslah tahu beton yang dilengkapi dengan kawat pengikat yang ditanam, atau batang kursi tinggi sendiri (Individual high chairs) f. Bolstern, kursi, spacers, dan perlengkapan-perlengkapan lain untuk mengatur jarak. g. Untuk pelat diatas tanah, pakai penunjang dengan lapis pasir atau horizontal runners dimana bahan dasar tidak akan langsung menunjang batang kursi (Chair legs). h. Untuk beton ekspose, dimana batang-batang penunjang langsung mengenai cetakan, sediakan penunjang dengan jenis hot-dipgalvanized atau penunjang yang dilindungi plastik. i. Dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng. 3. Jaminan mutu Sertifikat dari percobaan (Percobaan giling atau lainnya) harus diperlihatkan untuk semua tulangan yang dipakai. Percobaan-percobaan ini harus memperlihatkan hasil-hasil dari semua komposisi kimia dan sifat-sifat fisik. 4.
Perakitan Tulangan Pemasangan tulangan dan pembengkokan harus sedemikian rupa
sehingga posisi tulangan sesuai dengan rencana dan tidak mengalami perubahan bentuk maupun tempat selama pengecoran berlangsung. Pembuatan dan pemasangan tulangan sesuai dengan SNI-03-2847-2002.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 52
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan disesuaikan dengan persyaratan SNI-03-2847-2002 atau ACI-315 5.
Pengiriman, Penyimpanan dan Penggunaannya Pengiriman tulangan ke lapangan dalam kelompok ikatan ditandai
dengan label yang mencantumkan ukuran batang, panjang dan tanda pengenal.nGudang diatas tanah harus kering, daerah yang bagus saluransaluranya, dan terlindung dari lumpur, kotoran, karat. Penumpukan tulangan tidak boleh langsung menyentuk tanah harus disanggah + 30 cm dari tanah, dan pada penimbunannya ditutup cover. 6.
Pelaksanaan
Pemasangan
Tulangan,
Pembengkokan
dan
Pemotongan Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling (mill steel) dan karat lepas, serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat. Bersihkan sekali lagi tonjolan pada tulangan atau pada sambungan konstruksi untuk menjamin rekatannya. 7.
Pemasangan Tulangan Sesuai dengan gambar dan SNI-03-2847-2002 koordinasi dengan
bagian lain dan kelancaran pengadaan bahan serta tenaga perlu diadakan untuk menghindari keterlambatan. Berikan tambahan tulangan pada lubanglubang (Openings). Tulangan harus dipasang diikat dengan kawat baja, hingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya. Pembongkaran Tulangan harus sesuai dengan SNI-03-2847-2002.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 53
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh dibengkokan atau diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan didalam
gambar-gambar
rencana
atau
disetujui
oleh
perencana.
Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin, kecuali apabila pemanasan diijinkan oleh perencana. Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak (polos atau diprofilkan) dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam tetapi tidak boleh mencapai suhu lebih dari 8500C. Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan dingin dalam pelaksnaan ternyata mengalami pemanasan diatas 1000 C yang bukan pada waktu las, maka dalam perhitungan-perhitungan sebagian kekuatan baja harus diambil kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami pengerjaan dingin. Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali diijinkan oleh perencana. Batang tulangan yang dibbengkokan dengan pemanasan tidak boleh didinginkan dengan jalan disiram dengan air. Toleransi pada pemasangan tulangan: a. Terhadap selimut beton (selimut beton) +6 mm b. Jarak terkecil pemisah antara batang : + 6 mm c. Tulangan atas pada pelat dan balok : i.
Balok dengan tinggi sama atau lebih kecil dari 200 mm : +6 mm
ii.
Balok dengan tinggi lebih dari 200 mm tapi kurang dari 600 mm : + 12 mm
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 54
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
iii.
Balok dengan tinggi lebih dari 600 mm : + 12 mm
iv.
Panjang batang : + 50 mm
d. Toleransi pada pemasangan lainnya sesuai dengan SNI-03-28472002. Toleransi pada pemotongan dan pembengkokan tulangan. a. Terhadap penjang total batang harus dipotong menurut ukuran dan terhadap panjang total dan ukuran intern dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi sebesar +25 mm, kecuali mengenai yang ditetapkan dalam ayat 3 dan 4 Terhadap panjang total batang yang diserahkan menurut sesuatu ukuran ditetapkan toleransi sebesar +50 mm dan -25 mm. b. Terhadap jarak turun total dari batang dibengkok ditetapkan toleransi sebesar +6 mm untuk jarak 60 cm atau kurang dari sebesar + 12 mm untuk jarak lebih dari 60 cm. c. Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan ditetapkan toleransi sebesar + 6 mm. 8.
Pemasangan Wire Mesh Pemasangan pada kepanjangan terpanjang yang memungkinkan
dilakukan. Sambungan over lapping wire mesh harus diperhatikan sesuai persyaratan dari pabrik pembuat atau sesuai ketentuan SNI-03-2847-2002. Tidak boleh melakukan penghentian lembar wire mesh antara tumpuan balok atau tepat diatas dari struktur menerus. Keseimbangan pengakhiran dari lewatan dalam arah lebar yang berdampingan untuk mencegah lewatan Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 55
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
yang menerus. Wire mesh harus ditahan pada posisi yang benar selama pengecoran. 4.4. Pekerjaan Konstruksi Beton Prategang dan Hubungannya Pekerjaan meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, instalasi konstruksi, dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pekerjaan pembuatan beton pratekan beserta kabel prategangnya dan lain-lain yang berhubungan dengan itu. Semua pekerjaan yang dihasilkan harus mempunyai mutu yang sebanding sengan standar hasil pekerjaan pertukangan internasional yang terbaik Untuk pelaksanaan pekerjaan ini diharuskan menggunakan ketentuanketentuan yang tercantum didalam dokumen-dokumen tersebut dibawah ini (dan dianggap telah disisipkan dalam persyaratan pelaksanaan). a. Uraian dan syarat-syarat b. Gambar-gambar rencana c. Peraturan-peraturan teknis, yaitu ; i.
SNI 03-2847-2002
ii.
Peraturan Semen Prortland (NI.8)
iii.
ASTM Standart yang berhubungan dengan beton prategang
iv.
ACI - manual of Concrete Standar yang berhubungan dengan beton prategang.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 56
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
4.4.1. Sistem Prategang Sistem perencanaan prestressing yang dipergunakan disini adalah Bonded Postensioning. Sistem pelaksanaannya adalah sistem yang telah disetujui oleh Pengawas dimana sistem tersebut harus sesuai dan mengikuti ketentuan-ketentuan yang tercantum dari pabrik penghasil dari kawat baja prategang yang bersangkutan, dimana satu copy dari sisyem yang dipergunakan harus selalu berada di kantor Pengawas. Kawat-kawat baja ditarik sedemikian rupa sehingga menghasilkan tegangan awal (tranfer) sesuai dengan yang disyaratkan pada gambar-gambar konstruksi. 4.4.2. Material 1.
Bahan – bahan untuk Beton a. Beton yang dipegunakan adalah beton dari Readymix yang dapat menghasilkan mutu beton sebesar fc = 35 Mpa. Mutu beton ini dipergunakan untuk semua balok prategang, yang tercantum pada gambar. b. Pemeriksaan bahan-bahan dan beton harus dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan dalam peraturan ini (SNI 03-28472002).
2.
Bahan - bahan untuk Baja Prategang
a. Strand baja yang dipergunakan dalam post-tensioning tendon harus sesuai
dengan
ketentuan-ketentuan
yang
syarat-syarat
yang
tercantum dalam ASTM A.416/A416M Standard Specification for Steel Strand, Uncoated Seven-Wire for Prestressed Concrete. Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 57
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
b. Mutu beban yang dipergunakan adalah dari jenis low relaxation strand diameter 3/5” (15;24mm) grade 270 ASTM A416. c. Anchorage untuk bonded tendon harus mempunyai mutu paling sedikit sama dengan 90% dari tegangan leleh rencana kawat baja prategang yang dipergunakan. Anchorage yang digunakan adalah anchorage hidup tipe Sc dan anchorage mati tipe U. d. Anchorage harus dipasang dengan baik sehingga penyaluran gaya prategang juga dapat tersalur baik. e. Sheat yang digunakan untuk bonded tendon harus cukup kuat untuk dapat mengikuti bentuk jalannya kabel dan cukup tahan terhadap pemompaan spesi semen ke dalam selubung tersebut. Luas penampang dalam dari sheat yang dipergunakan minimal dua kali luas penampang bersih dari baja prategang yang dipergunakan. 3.
Bahan – bahan untuk Grout Grouting pada bonded post-tensioned harus dipergunakan semen
grout yang bersih dan terbuat dari Portland Semen, air dan expandite admixture yang disetujui oleh pemberi tugas. Pembuatan dan pemeriksaan benda uji untuk konstruksi beton dipakai ketentuanketentuan dan syarat-syarat yang tercantum dalam SNI 03-2847-2002 4.4.3. Pemasanganan dan Penempatan Kabel-kabel Baja Prategang Serta Hubungannya Semua kabel-kabel baja prategang harus terletak baik sesuai dengan bentuk kabel dalam gambar-gambar rencana, serta kabel-kabel yang Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 58
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
terpasang tidak boleh dalam keadaan terputir. Kabel baja yang sudah terpasanga harus terlindung dari kerusakan maupun perubaha bentuk. Selama pengecoran beton berlangsung, maka kabel-kabel baja prategang harus terjamin kedudukannya dan tidak boleh berubah posisi baik terhadap bidang vetikal maupun terhadap bidang horizontal. Setelah setiap kabel terpasang dan tidak langsung ditarik, maka ujung duct harus terlindung dan di sealed. Semua bahan-bahan baja yang belum ditentukan sebelumnya harus seusai dengan ASTM A 36/S36M-97a (Standard Specification for Carbon Structural Steel) 4.4.4. Jack untuk Prestressing Semua jack yang dipakai untuk pelaksanaan prestressing harus dari type jack yang sesuai dengan sistem prestressing yang bersangkutan. Semua gauges load cells, dynamometer dan perlengkapanperlengkapan pembacaan pengukuran lainnya di dalam stressing harus mempunyai ketepatan pembacaan yang tinggi dimana penyimpangan yang terjadi tidak boleh lebih besar dari dua persen. Semua alat-alat pengukuran tersebut diatas sebelum dipergunakan sudah harus diadakan kalibrasi sebelumnya, dan harus disetujui oleh Pengawas. 4.4.5. Prosedur Dari Post-Tensioning Stressing dilaksanakan setelah beton mencapai tegangan yang disyaratkan dan dilaksanakan secara bertahap. Maksimum concerated bearing stress yang bekerja pada beton tidak boleh melampaui 60% dari Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 59
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
tegangan tekan beton yang disyaratkan atau lebih sesuai persetujuan Konsultan Perencana dan Pengawas. Sebelum diadakan stressing, maka Kontraktor harus minta persetujuan dari Pengawas dimana Kontraktor membuktikan bahwa baja prategang didalam duct bebas dari hambatan. Gaya-gaya yang bekerja pada tekanan pada tendon dapat ditentukan dari: 1.
Pembacaan dari load cell atau pressure gauge.
2.
Perpanjangan kabel yang ditimbulkan.
Dari dua hasil pembacaan tersebut diatas harus diperoleh suatu korelasi yang baik dimana tegangan yang diperoleh dari perpanjangan kabel tidak boleh berselisih lebih dari lima persen dibandingan dengan tegangan yang diperoleh dari pembacaan load cell atau pressure gauge. Jika gaya-gaya yang disyaratkan sudah tercapai dengan baik, maka tendon dapat di anchored. Setelah dianchored dengan baik, maka selanjutnya tegangan pada jack diturunkan sedikit demi sedikit secara bertahap, sehingga tidak menimbulkan shock pada anchorage atau pada tendon. Setelah tendon-tendon ditarik, Kontraktor harus melanjutkan perhitugan-perhitungan kehilangan tengangan sesuai dengan sistem kabel dan anchored yang dipergunakan. Tegangan awal (tranfer) dari tendon tidak boleh lebih kecil dari yang ditentukan pada gambar konstruksi. Pada waktu stressing dilaksanakan harus diadakan pengamanan terhadap pekerjaIntan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 60
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
pekerja ataupun hal-hal lain yang berada di belakang jack. Kontraktor harus memberikan semua record dari proses kelangsungan yang sehubungan dengan tensioning paling lambat 48 jam setekah pelaksanaan selesai untuk setiap tensioning. Semua hasil record meliputi : a. Identifikasi dari dynamometer, gauges, pompa dan jack. b. Identifikasi dari tendon-tendon. c. Identifikasi dari bagian-bagian konstruksi dan tendon-tendon yang bersangkutan. d. Tegangan-tegangan dan elongasi dari tendon-tendon yang bersangkutan pada keadaan awal tensioning. e. Tegangan-tegangan dan elongasi dari tendon-tendon yang bersangkutan pada akhir pekerjaan tensioning. f. Elongasi yang timbul setelah jack dilepas g. Ram pressure Interval dari elongasi selama masa tensioning beserta interval tegangan-tegangan yang timbul 4.4.6. Gambar Pelaksanaan Kontraktor harus minta persetujuan dari Pengawas sebelum pelaksanaan konstruksi dimulai, yang meliputi gambar pelaksanaan yang menunjukan lokasi dan posisi baja prategang, detail anchorage, sistem pemeliharaan alignment dari baja prategang, sehingga tidak mengalami perubahan posisi pada waktu pelaksanaan pengecoran. Urutan pelaksanaan dari stressing (sequence of stressing), urutan pelaksanaan pengecoran beton.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 61
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
Perhitungan kehilangan prategang sehubungan dengan anchorage take-up, friction dan lain-lain secara lengkap. 4.4.7. Hubungan Antara Beton Prategang dan Balok Beton Biasa Balok prategang harus dilaksanakan terlebih dahulu dengan memberikan atau menyediakan stek untuk balok-balok yang bukan balok prategang. Balok-balok beton biasa dilaksanakan 7 hari setelah balok-balok prategangan diberi gaya prategangan. Hubungan antara balok beton pratekan dan balok beton biasa akan menimbulkan perbedaan susut dimana memungkinkan fasilitas untuk menimbulkan shrinkage cracks, untuk itu semua konstruksi yang mengalami keretakan sehubungan dengan pengaruh-pengaruh tersebut harus diijeksi dengan mempergunakan bahan epoxy resin atau bahan lain yang cocok dan disetujui oleh Pengawas, dan harus diberi tulangan tambahan. 4.5. Pekerjaan Konstruksi Baja Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelayanan yang diperlukan untuk melaksanakan fabrikasi membuat konstruksi baja termasuk pemasangan percobaan (trial erection) sesuai ketentuan perencanaan, dan pemasangannya di lapangan. Pemborong harus mempersiapkan dan membuat gambar-gambar kerja yang lengkap, daftar material dan sambungan dari komponen-komponen, yang sebelum dilaksanakan harus diperiksa dan disetujui oleh pengawas.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 62
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
4.5.1. Referensi 1. Bahan-bahan konstruksi utama Material profil, pelat dan kisi-kisi yang akan dibuat konstruksinya secara las harus dibuat dari jenis baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A36 atau yang setara. Untuk semua jenis pipa juga harus diberikan baja karbon yang memebuhi persyaratan ASTM A53 type S atau E. Semua bahan-bahan untuk konstruksi baja harus memenuhi spesifikasi American Institute of Steel Construction (AISC) dan SNI 03-1729-2002. 2. Bahan-bahan pengikat konstruksi utama Untuk bahan-bahan pengikat konstruksi utama yaitu baut-baut, sekrup-sekrup dan ring-ring disyaratkan sebagai berikut: a.
Untuk sambungan bukan baja ke baja Harus dari baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A370 dan telah digalvanis.
b.
Untuk sambungan dari baja ke baja Harus dari baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A325 atau ASTM A490 dan harus telah berlapis Cadmium.
c.
Untuk sambungan logam yang berlainan jenis bahannya, pengikatpengikat harus dari baja tahan korosi yang memenuhi persyaratan ASTM A276 type 321
d.
Ring-ring bulat untu baut biasa harus memenuhi ANSI B27 type A 3. Bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan American Welding Society (AWS D1.1; Structural Welding Code Steel)
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 63
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
4. Baut angkur dan sekrup harus memenuhi persyaratan ASTM A36 atau A325. 5. Lapisan seng baja terlapis seng harus memenuhi persyaratan ASTM A123. Lapisan seng untuk memenuhi ulir dan sekrup harus memenuhi persyaratan ASTM A153. 6. Baut dan mur yang tidak terlapis (unfinished) harus memenuhi persyaratan ASTM A307 dengan tipe baut segi enam (hexagon-bolttype) 7. Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan baru, yaitu bahan yang belum pernah digunakan sebelumnya dan harus disertai sertifikat pengiriman dari pabrik. 8. Peraturan-peraturan dan pedoman standart yang di pakai a. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI), Mei 1984 b. American Institute of Steel Construction (AISC), Manual of Steel Construction c. American National Standard Institute (ANSI), B27.265 Plain Washers d. American
Society
for
Testing
and
Materials
(ASTM)
Specification i.
A36 Structural steel
ii.
A53 Welded and Seamless Steel Pipe
iii.
A153 Zink Coating (hot dip) on Iron and Steel Hardware
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 64
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
iv.
A307 Carbon Steel Externally Threaded Standard Fasteners
v.
A325 High
Strenght Bolts for/structural Steel joint,
Including Suitable Nuts and Plain Hardener washers vi.
A490 quencehed and Tempered alloy Steel Bolts for Structural Steel Joints
4.5.2. Syarat-Syarat Pelaksanaan Sebelum pekerjaan fabrikasi dipabrik dimulai, Kontraktor harus menyiapkan gambar-gambar kerja yang menunjukan detail-detail lengkap dari semua komponen, panjang serta ukuran las, jumlah, ukuran serta tempat baut-baut serta detail-detail lain yang diperlukan. a. Ukuran-ukuran Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran dan dimensi yang tercantum pada gambar kerja. b. Pemeriksaan dan lain-lain Seluruh pekerjaan dipabrik harus merupakan pekerjaan yang berkualitas tinggi, semua pekerjaan harus dilakukan dengan ketepatan sedemikian rupa sehingga semua komponen dapat di pasang dengan tepat di lapangan. Pengawas mempunya hak untuk memeriksa pekerjaan di pabrik pada saat yang dikehendaki, dan tidak ada pekerjaan yang boleh dikirim kelapangan sebelum diperiksa dan disetujui Pengawas. Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai dengan gambar atau spesifikasi ini akan ditolak. Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 65
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
4.5.3. Standar Penjelasan Pengelasan harus sesuai dengan gambar kerja dan harus mengikuti prosedur yang berlaku seperti AWS atau AISC Specification. Pelaksanaan pengelasan harus dilakukan oleh personil yang memiliki sertifikat dan pengalaman kecakapan untk pekerjaan las dibawah pengawasan personil yang secara teknis bertanggung jawab atas pekerjaan tersebut. Kedudukan konstruksi baja yang segera akan dilas harus menjamin situasi yang paking aman bagi pengelas dan kualitas hasil pengelasan yang dilakukan. Pada pekerjaan las, sebelum mengadakan las ulangan, baik bekas maupun lapisan pertama, maupun bidang-bidang benda kerja harus dibersihkan dari kerak (slag) dan kotoran lainya. Pada pekerjaan, dimana akan terjadi banyak lapisan las, maka lapisan yang terdahulu harus dibersihkan dari kerak (slag) dan percikanpercikan logam sebelum memulai dengan lapisan las yang baru. Lapisan las yang berpori-pori, rusak atau retak harus dibersihkan kembali dan diulang sejak awal. 4.5.4. Lubang-lubang baut. Pembuatan lubang baut harus dilaksanakan di pabrik dan harus dikerjakan dengan alat bor. 4.5.5. Sambungan Untuk
sambungan
komponen
konstruksi
yang
tidak
dapat
dihindarkan, berlaku ketentuan hanya dipekenankan maksimal satu
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 66
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
sambungan dan dilaksanakan dengan las tumpul/full penetration atau butt weld. 4.5.6. Pemasangan Percobaan (Trial Erection) Bila diperlukan, Kontraktor diwajibkan melaksanakan pemasangan percobaan dari sebagian atau seluruh pekerjaan konstruksi. Komponen tidak cocok atau yang tidak sesuai dengan gambar dan spesifikasinya dapat ditolak oleh Pengawas dan pemasangan percobaan ini boleh dibongkar sebelum mendapat persetujuan Pengawas. Pemasangan percobaan ini tidak dapat dipakai sebagai alasan penambahan biaya oleh Kontraktor. 4.5.7. Pengecatan Semua bahan kontruksi baja harus dilapisi cat. Cat dasar adalah jenis Zink Chromate serata ICI atau Danapaints dan pelaksanaan pengecatan dilakukan satu kali dipabrik dan satu kali dilapangan. Sedangkan baja yang akan ditanam di dalam beton tidak boleh dicat, tetapi harus dibersihkan dari karat dan kotoran lainnya. Untuk lubang baut kekuatan tinggi (high strength bolt) permukaan baja tidak boleh dicat. Pengecatan harus dilakukan setelah baut selesai dipasang. Cat akhir adalah jenis gloss enamel paint setaraf ICI atau Danapaint dan dilakukan dua kali di lapangan kecuali bila dinyatakan lain dalam gambar atau persyaratan teknis arsitektur. Dibagian akhir bawah dari base plate harus digrout dengan bahan setara Master Flow 713 Grout, dengan tebal minimum 2,5cm. Cara pemakaian harus sesuai spesifikasi pabrik.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 67
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
4.5.8. Pemasangan akhir (Final Erection) Peralatan untuk pemasangan akhir harus sesuai dan sebanding dengan pekerjaannya dan dalam kondisi kerja yang baik. Bila dijumpai bagian-bagian konstruksi yang tidak dapat dipasang atau ditempatkan sebagaimana mestinya sebagai akibat dari konstruksi pabrikasi atau perubahan bentuk maka keadaan itu harus segera diaporkan kepada Pengawas untuk memperoleh cara perbaikannya. Perbaikan kesalahan harus dilakukan dihadapan Pengawas, dan pekerjaan perbaikan tersebut adalah menjadi tanggungan Kontraktor. Termasuk sebagai peralatan pemasangan adalah : sabuk pengaman dan tali harus digunakan oleh para pekerja khususnya pada saat bekerja ditemapt tinggi, selain pengaman yang berupa platform atau jaringan (net). Setiap komponen diberi kode yang sesuai dengan gambar pemasangannya, sehingga memudahkan pemasangan. Bagian profil baja harus diangkat dengan baik dan ikatan-ikatan sementara harus digunakan untuk mencegah terjadinya tegangan – tegangan yang melewati tegangan ijin. Ikatan-ikatan itu tetap dipasang sampai keseluruhan konstruksi selesai. Sambungan-sambungan sementara berupa las maupun baut harus diberikan kepada bagian-bagian konstruksi untuk menahan beban mati, angin dan teganga – tegangan selama pembangunan.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 68
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
Baut-baut, baut angker, baut hitam, baut keuatan tinggi dan lain-lain harus telah disediakan dengan lengkap dan siap dipasang sebagaimana mestinya sesuai dengan gambar. Baut kekuatan tinggi harus dikencangkan dengan kunci momen (torque wrench), yang pelaksanaannya harus disaksikan oleh Pengawas. 4.5.9. Toleransi Toleransi mengacu pada America Institude of Steel Construction AISC Code of Standard Practice of Steel Building and Bridges 4.5.10. Pengujian Mutu Pekerjaan Sebelum dilaksanakan fabrikasi, Kontraktor diwajibkan memberikan pada Pengawas Certificate Test yang sah untuk bahan baja profil, baut-baut, kawat las, cat dari pabrik. Bila tidak ada Cerificate Test, maka Kontraktor harus melakukan pengujian atas baja brofil, bait, kawat las di laboratorium. Pengujian contoh harus disiapkan untuk tiap type pekerjaan pengelasan dan tiap jenis dari bahan yang akan dilas. Pengujian yang bersifat merusak contoh dari prosedur dan kualifikasi pengelasan harus diadakan sesuai dengan persyaratan ASTM A370. Pengujian pengelasan yang tidak bersifat merusak khusus untuk bagian-bagian konstruksi dengan ketebalan bagian yang dilas tidak lebih dari 2 cm, pemeriksaan mutu pengelasan dilakukan secara visual, bila ditemukan hal-hal yang meragukan maka bagian tersebut harus diuji dengan cara-cara seperti dibawah ini dan sesuai standart AWS :
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 69
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
a.
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
Pemeriksaan dengan Ultrasonic sesuai dengan lampiran L dari AWS D.11 atau persyaratan ASTM E114 : Ultrasonic Contact Method; E164 : Ultrasonic Contact Examination or Weldmends; E273 : Ultrasonic Inspection of Longitudinal and Spiral Welds of Welded Pipe and Tubing.
b.
Cara pemeriksaan dengan Partikel Magnetic harus sesuai dengan ASTM E109
c.
Cara pemeriksaan dengan Liquid Penetrant harus sesuai dengan E109 Bagian konstruksi yang akan dilakukan pengujian ditentukan oleh
Pengawas termasuk jumah pengujian. Pemeriksaan visual mutu penjelasan dilakukan ketika pelaksanaan pengelasan berlangsung dan setelah tahap pekerjaan diselesaikan. Bagian pengelasan yang telah diselesaikan, harus disikat dengan sikat kawat sampai bersih sebelum Pengawas membuat pemeriksaannya. Pengawas akan memberikan perhatian pada permukaan yang pecahpecah, porous, masuknya kerak-kerak las pada permukaan, potongan bawah, overlap, kantong udara dan ukuran las. Pengelasan yang dinilai rusak harus diperbaiki kembali sesuai dengan persyaratan AWS D.1.1. 4.6. Pekerjaan Water Proofing Lingkup pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, alat-alat bantu termasuk pengangkutan yang diperlukan untuk
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 70
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar, serta memenuhi spesifikasi pabrik pembuatannya. Bagian yang di waterproofing ialah : a.
Pelat dan dinding basement
b.
Pelat atap beton
c.
Ground reservoir & STP
d.
Daerah toilet dan daerah basah lainnya
e.
Bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam gambar
4.6.1 Pengendalian Pekerjaan Standart Mutu Bahan berdasarkan ASTM 828, ASTME, TAPP I 803 DAN 407. Bahan Utama yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Untuk struktur pelat dan dinding basement, ground tank, STP, menggunakan baha additive yang dicampurkan ke dalam adukan beton di batching plant. Produk yang digunakan dari cementaid sika atau sejenisnya yang setara. b. Untuk pelat atap parkir dan pelat atap untuk taman (roof garden) dan daerah basah lainnya seperti toilet dan sebgainya menggunakan bahan Polyurethane Membrane Coating.
1.
Pengujian
a. Bila diperlukan Kontraktor wajib mengadakan test bahan sebelum dipasang, pada laboratorium yang ditunjuk Pengawas. Dan sebelum dimulai pemasangannya kontraktor harus menunjukan sertifikat
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 71
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
keaslian barang dari supplier disertai data-data teknis komposisi unsur material pembentuknya. b. Sewaktu penyerahan hasil pekerjaan Kontraktor wajib memberikan jaminan atas produk yang digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya, selama 10 (sepuluh) tahun termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi. Jaminan yang diminta adalah jaminan dari pihak pabrik untuk mutu material, serta jaminan dari pihak pemasang (applicator) untuk mutu pelaksanaan pemasangannya. c. Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan/pengujian dengan melakukan
penyemprotan
langsung
dengan
air
serta
menggenanginya dengan air diatas permukaan yang diberi lapisan/additive kedap air. Tes rendem akan dilakukan > 3x24 jam.
2. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan a. Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan tertutup (belum dibuka) dan masih tersegel dan berlabel sesuai pabriknya. b. Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung,tertutup,tidak lembab, kering dan bersih. c. Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpannya,baik sebelum atau selama pelaksanaan.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 72
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
4.6.2 Syarat-syarat Pelaksanaan a. Semua material bahan sebelum dikerjakan terlebih dahulu harus diserahkan dan ditunjukan kepada pengawas, lengkap dengan brosur dan persyaratan pabrik yang bersangkutan untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas. Pengajuan paling lambat 2 minggu sebelum diterbitkannya gambar shop drawing atau 4 minggu sebelum surat ijin pelaksanaan diterbitkan. Material yang tidak disetujui harus diganti segera tanpa biaya tambahan. b. Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan diberi lapisan harus dibersihkan sampai kondisi yang dapat disetujui oleh Pengawas. Ukuran harus sesuai dengan gambar. c. Cara-cara pelaksanaan pelaksanaan pekerjaan harus meliputi petunjuk dan ketentuan dari pabrik yang bersangkutan serta petunjuk dari Pengawas. d. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya, Kontraktor harus segera melaporkan kepada pengawas sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan dalam hal terdapat perbedaan ditempat itu. 4.6.3 Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) a. Kontraktor wajib dan harus membuat serta menyampaikan shop drawing berdasarkan gambar dokumen kontrak pekerjaan yang
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 73
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
disesuaikan keadaan lapangan, untuk memperjelas detail-detail khusus yang diperlukan pada saat pelaksanaan dilapangan. b. Shop drawing harus mencantumkan semua data termasuk tipe bahan keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus. 4.6.4 Cara Pelaksanaan Pelaksanaan
pemasangan
harus
dikerjakan
oleh
ahli
yang
berpengalaman dan sesuai dengan metode pelaksanaan berdasarkan spesifikasi pabrik. Khusus untuk bahan water proofing yang dipasang ditempat yang berhubungan langsung dengan matahari tetapi tidak mempunyai lapis pelindung terhadap ultra violet mnaka diatasnya harus diberi lapisan pelindung sesuai gambar pelaksanaan atau petunjuk pengawas, dimana lapisan ini dapat berupa screed maupun material finishing lainnya.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 74
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
4.7. Analisis Pengendalian Material dan Peralatan PT. Nusa Raya Cipta 4.7.1. Flow Chart Prosedur Pengendalian Material Safety Officer/Supervisor
Bagian Logistik / Gudang
Pelaksana
Pemohon/ Mandor
Start
Start
Identifikasi Material yang datang
Melaksanakan inspeksi material
Tidak
Identifikasi Material yang dibutuhkan Buat Permintaan material
Prosedur Pelaksanaan Inspeksi & Test
Form Kas Bon Material Memeriksa permintaan material yang dibutuhkan
Material berbahaya?
Tidak
Ya
Sesuai kebutuhan?
Minta MSDS ke Logistik Kantor & didistribusikan ke Safety Officer/Supervisor MSDS (Material Safety Data Sheet) /Lembar Data Keselamatan bahan
Ketentuan Tata Cara Penyimpanan Material
Identifikasi adanya potensi bahaya
Penyimpanan Material Ya
Kas Bon Material
Identifikasi material yang diminta
Prosedur Identifikasi Bahaya, Penilaian & Pengendalian Resiko
Apakah material masih ada?
Ya
Tidak
Buat Bon Permintaan Prosedur Pembelian Pembelian Material
Keluarkan Material sesuai permintaan
Buat Kartu Stock
Form Kartu Stock Material
Kartu Stock Material
Buat monitoring bahan mingguan
Monitoing bahan mingguan yang sudah diperiksa
Distribusi monitoring bahan minggguan ke Kepala Bagian Logistik Stop
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 75
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
4.7.2. Flow Chart Pengendalian Milik Pelanggan
Project Manager
Bagian Logistik / Gudang
Safety Officer/Supervisor
Start B.Q
Identifikasi material yang dipasok pelanggan Prosedur Pelaksanaan Inspeksi & Test
Monitoring Pengiriman
Melaksanakan Inspeksi material masuk
Material berbahaya?
Ya
Minta MSDS ke Logistik Kantor & didistribusikan ke Safety Officer/ Supervisor
Penyimpanan material
Laporan Stock material milik pelanggan
Ketentuan Tata Cara Penyimpanan Material
Mendata pemakaian material milik pelanggan
Form Laporan Stock material milik pelanggan
MSDS (Material Safety Data Sheet/ Lembar Data Keselamatan Bahan
Identifikasi adanya potensi bahaya Prosedur Identifikasi bahaya, penilaian & pengendalian resiko
Pengembalian material yang masih ada ke pelanggan
Stop
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 76
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
4.7.3. Flow Chart Pengendalian Alat Ukur Start
Bagian yang bersangkutan mengidentifikasi Master alat ukur Theodolite & Autolevel dan membuat order pembelian ke Badan Kalibrasi untuk mengkalibrasi Mengatur pengiriman alat tersebut ke Badan Kalibrasi yang telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) Pelaksanaan kalibrasi oleh Badan Kalibrasi
Setelah selesai dikalibrasi, Bagian yang bersangkutan menyimpan master alat dan sertifikatnya, kemudian membuat daftar induk alat ukur dan menentukan jadwal pelaksanaan kalibrasi internal
Form Daftar Induk Alat Ukur, Form Jadwal Kalibrasi Alat Ukur
Petugas Kalibrasi Internal mengkalibrasi alat ukur terhadap Master
Apakah hasilnya sesuai?
Ya
Laporan penyimpanan alat ukur dan permintaan kalibrasi ulang
Melaporkan penyimpangan alat ukur tersebut dan permintaan ulang
Penggunaan alat di proyek
Ya
Ya
Tidak
Apakah kondisi alat baik?
Tidak
Bagian yang bersangkutan mengirim alat tersebut ke tempat service alat ukur untuk diperbaiki sampai kondisi alat baik
Apakah ada penyimpangan?
Form Laporan penyimpanan alat ukur dan permintaan kalibrasi ulang
Tidak
Pengembalian alat setelah proyek selesai ke bagian yang bersangkutan
Stop
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 77
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
4.7.4. Tujuan Untuk menetapkan tata cara penanganan, pemeliharaan dan pelaksanaan kalibrasi alat ukur yang digunakan untuk membuktikan kesesuaian produk dengan spesifikasi yang ditetapkan, manapun alat ukur yang digunakan untuk kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan proses konstruksi dan penerapan K3. 4.7.5. Ruang lingkup Prosedur ini berlaku untuk semua peralatan ukur yang digunakan untuk pengukuran dan pengujian dengan pelaksanaan proses konstruksi dan penerapan k3 di proyek – proyek pt. Nusa raya cipta. 4.8. Rincian prosedur 4.8.1. Identifikasi dan spesifikasi alat ukur Seluruh peralatan yang digunakan untuk melakukan pengukuran / pemeriksaan produk, diidentifikasi pada daftar induk alat ukur. Daftar ini menyatakan identitas alat, spesifikasi pengukuran dan periode kalibrasinya. Daftar ini dibuat dalam form daftar induk alat ukur. 4.8.2. Program Kalibrasi 1.
Semua alat ukur harus dikalibrasi terhadap peralatan standart, yang memiliki sertifikat kalibrasi dari badan kalibrasi yang diakui oleh organisasi standart nasional atau internasional. Jika standart yang menjadi referensi untuk melakuak kalibrasi tidak ada, maka harus dibuatkan metode kalibrasi dalam prosedur atau instruksi kerja.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 78
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
2.
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
Alat ukur yang digunakan secara terus-menerus, harus dikalibrasi secara periodik. Alat baru, alat yang tidak terusmenerus digunakan dan alat yang selesai diperbaiki, harus dikalibrasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Jadwal kalibrasi untuk seluruh alat ukur yang sedang digunakan, dibuat dalam form jadwal kalibrasi alat ukur
3. Periode kalibrasi tercantun pada daftar induk alat ukur. Faktorfaktor yang dapat dijadikan sebagai dasar untuk menentukan periode kalibrasi adalah sebagai berikut : a)
Data yang diperoleh dari hasil-hasil kalibrasi sebelumnya
b)
Rekomendasi
dari
badan
kalibrasi
(untuk
kalibrasi
eksternal) c)
Akurasi pengukuran yang diminta
4. Kalibrasi yang dilakukan secara internal (oleh perusahaan sendiri), harus dilaksanakan oleh personil yang telah dilatih untuk melaksanakan kalibrasi dan dilaksanakan dalam kondisi lingkungan yang memenuhi syarat. Rekaman hasil kalibrasi ini harus dipelihara sesuai prosedur pengendalian dokumen & rekaman. 5. Kalibrasi yang dilakukan secara ekternal (oleh badan kalibrasi), harus dilaksanakan oleh badan kalibrasi yang diakui secara nasional atau internasional.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 79
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
Untuk nasional, badan kalibrasi ini harus diakreditasi oleh jaringan nasional kalibrasi (jnk) atau perusahaan yang dipastikan memiliki master yang telah dikalibrasi oleh badan kalibrasi yang diakreditasi oleh jnk 6. Laporan hasil kalibrasi atau sertifikat kalibrasi, baik yang dilakukan secara internal maupun eksternal, sekurangnya harus memuat informasi sebagai berikut : a)
Identifikasi dan deskripsi alat yang dikalibrasi
b)
Identitas dan deskripsi peralatan standar yang menjadi referensi
c)
Tanggal dilaksanakannya kalibrasi
d)
Interval atau tanggal kalibrasi berikutnya
e)
Standart/metoda kalibrasi yang digunakan
f)
Kondisi ruangan kalibrasi (suhu dan kelembaban udara)
g)
Nomor identifikasi laporan/ sertifikat kalibrasi
h)
Hasil kalibrasi yang diperoleh sebelum dan sesudah dilakukan penyesuaian.
i)
Nilai ketidakpastian dan pengaruhnya
j)
Rincian kegiatan yang dilakukan pada saat kalibrasi dilakukan seperti: perawatan, perbaikan, penyesuaian atau modifikasi
k)
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
Batasan dalam penggunaan alat setelah dikalibrasi
41111010034 41111010045
IV - 80
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
7.
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
Alat yang telah dikalibrasi harus diberi label, kode atau identifikasi lain yang dapat menyatakan status kalibrasinya. Label, kode atau identitas status kalibrasi, harus dipasang pada alat. Jika pemberian label, kode atau identifikasi tidak memungkinkan, maka nomor seri atau identitas lain pada alat, harus dicantumkan pada laporan kalibrasi.
4.8.3. Tindakan terhadap alat ukur yang tidak memiliki syarat Alat ukur yang tidak memenuhi syarat untuk digunakan, apabila pada alat terjadi hal-hal sebagai berikut: 1.
Rusak pada waktu digunakan atau disimpan
2.
Digunakan melebihi kapasitasnya atau salah penggunaan
3.
Tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya
4.
Berfungsi namun hasil pengukuran atau inspeksinya meragukan
5.
Telah melewati batas masa kalibrasinya
6.
Label kalibrasi hilang atau rusak
Bila terjadi salah satu dari yang tersebut diatas, maka personil yang ditunjuk harus menarik alat dari lokasi pemakaian, dan menerbitkan laporan penyimpangan alat ukur dan permintaan kalibrasi ulang, selanjutnya dilaporkan ke kepala bagian yang menangani alat ukur yang bersangkutan, untuk ditindak lanjuti. Alat ukur yang tidak sesuai, tidak boleh digunakan kembali sampai penyebabnya dihilangkan dari alat dan alat dikalibrasi ulang sehingga memenuhi syarat seperti semula. Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 81
Extraordinaryspace SOHO Podomoro
BAB IV ANALISIS MATERIAL DAN PERALATAN
Kemampuan alat ukur tidak dapat kembali seperti semula, maka berdasarkan hasil kalibrasi ulang, kepala bagian yang menangani alat ukur yang bersangkutan harus menetapkan status pemakaian alat ukur itu dan menindaklanjutinya. 4.8.4. Penanganan, Penyimpanan dan Pemeliharaan Alat ukur diberi pelindung yang cukup untuk mencegah dari kerusakan ketika disimpan, dipindahkan, atau saat digunakan. Jika alat tidak dilengkapi dengan pembungkus (tas, kotak, dll), maka alat tersebut harus dikemas dalam kotak yang dapat melindunginya dari kerusakan pada saat disimpan atau dipindahkan. Pada saat kalibrasi internal, petugas pelaksana kalibrasi harus memeriksa kondisi fisik alat dan melakukan kegiatan pemeliharaan terhadap alat tersebut.
Intan Ratri Agustin Denisa Septiani
41111010034 41111010045
IV - 82