MEMBANGUN CITRA MADRASAH MELALUI PEMBERDAYAAN HUMAS DI MTs MADRASAH PEMBANGUNAN UIN JAKARTA
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan SI (S.Pd)
Disusun oleh : VITA SETIANTARA 204018203280
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/1432 H
i
ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Vita Setiantara
Tempat/Tgl lahir : Cirebon, 15 Mei 1982 Nim
: 204018203280
Jurusan/Prodi
: KI-Manajemen Pendidikan
Judul skripsi
: Membngun Citra Madrasah Melalui Pemberdayaan Humas di MTs Madrasah Pembangunan UIN Jakarta
Dosen Pembimbing : Nurlena Rifa’I, M.A., Ph.D
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis. Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh ujian Munaqasah.
Jakarta, 19 September 2011 Mahasiswa Ybs.
Vita Setiantara Nim: 204018203280
iii
iv
Abstrak Nama : Vita Setiantara; NIM: 204018203280; Membangun Citra Madrasah Melalui Pemberdayaan Humas di MTs Madrasah Pembangunan UIN Jakarta, Skripsi Program Strata 1 (SI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Humas adalah hubungan masyarakat disebut juga public relations, dengan ruang lingkup kegiatan yang menyangkut baik individu ke dalam maupun individu ke luar dan semua kegiatan diselenggarakan dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing lembaga atau organisasi. Pemberdayaan humas bagi sekolah untuk mendapatkan umpan balik (feedback) dari masyarakat atas kebijakan-bijakan yang ditempuh lembaga, untuk menunjukkan transparansi pengelolaan lembaga pendidikan sehingga memiliki akuntabilitas publik yang tinggi dan untuk mendapatkan dukungan riel dari masyarakat terhadap kelangsungan lembaga pendidikan. Pengelolaan humas dalam menjalin hubungan sekolah dengan masyarakat membutuhkan strategi yang tepat dalam merencanakan proses kegiatan sekolah yang bermanfaat bagi masyarakat. Usaha secara sengaja dan bersungguh-sungguh disertai pembinaan secara kontinyu untuk menempatkan simpati dari masyarakat pada umumnya dan khususnya masyarakat yang berkepentingan langsung dengan sekolah. Simpati masyarakat akan tumbuh melalui upaya-upaya sekolah dalam menjalin hubungan secara intensif dan proaktif sehingga terbentuk citra lembaga sekolah yang baik.
Masalah penelitian difokuskan pada Membangun Citra Madrasah Melalui Pemberdayaan Humas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kedudukan tugas dan fungsi humas, membangun citra sekarang melalui penyebaran informasi media internal dan media eksternal, membangun citra Madrasah Pembangunan melalui media dan non media dan media elektronik dan Pemberdayaan humas dalam menyebarkan informasi melalui 6 M yaitu, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi, melatih SDM melalui training workshop dan seminar, melalui anggaran, melalui sarana dan prasarana humas di sekolah dan melalui pemasaran promosi di sekolah. Penelitian dilakukan di MTs Madrasah Pembngunan UIN Jakarta. Adapun subjek penelitiannya adalah guru di MTs Madrasah Pembangunan Jakarta dengan jumlah 38 guru. Adapun metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif, pengumpulan data pada penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang meliputi, angket, wawancara, dan dokumentasi. Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka sampailah kepada kesimpulan bahwasannya, Membangun Citra Madrasah Melalui Pemberdayaan Humas di MTs Madrasah Pembangunan UIN Jakarta”, termasuk kategori cukup baik. Hal ini menunjukkan dari hasil prosentase jawaban dari sebagian besar guru yaitu pada skor rata-rata yaitu 86,51% yang menunjukkan baik.
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Dengan nama Allah yang maha pengasih dan Maha Penyayang, puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kemudahan, kekuatan, dan kesabaran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad saw yang teramat besar cintanya kepada umatnya dan bimbingan menuju jalan yang di ridhoi Allah semoga kemuliaan pun terarah kepada keluarga, sahabat dan umatnya yang senantiasa istiqomah menetapi sunnahnya sendiri akhir zaman. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya akan bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu, ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada : 1. Prof. Dr. Dede Rosyada. MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Drs. Rusdi Zakaria, Ketua Jurusan Kependidikan Islam Manajemen Pendidikan. 3. Drs. Muarif Sam M.Pd, Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 4. Nurlena Rifa’I M.A. Dosen pembimbing yang senantiasa selalu meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan motivasi kepada penulis. 5. Drs. Rusli Ishaq, M.Pd Kepala Sekolah MTs Madrasah Pembangunan UIN Jakarta beserta para guru dan seluruh Staffnya yang telah memberikan dukungan dan informasi kepada penulis. 6. Seluruh Dosen, Staff Akademik, Dan Staff Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah yang telah memberikan pelayanan yang baik sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
vi
7. Keluargaku tercinta, terutama kepada kakakku (Yuvi-Budiman), atas doa motivasi dan dukungannya yang tiada henti kepada penulis, selalu memberikan doa dan kasih sayangnya selama penulis menuntut ilmu. 8. Sahabat-sahabatku Alin, Ipah, Susi, Amien, Dewi, yang selalu setia menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan teman-teman Manajemen Pendidikan angkatan 2004 atas doa dan dukungannya. Serta tidak lupa buat tanteku Armawati Arbi dan keluarga Arbi terimakasih telah memberikan doa, dukungan,
semangat
dan
kasih
sayangnya
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis mohon maaf apabila dalam penulisan skripsi ini terdapat kesalahan yang kurang berkenan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca sekalian. Semoga menjadi amal kebaikan yang dibalas oleh Allah dengan kebaikan yang berlipat ganda. Amin.
Jakarta, 21 Oktober 2011
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing ............................................................... i Lembar Pengesahan Panitia Ujian Munaqosah ...................................................... ii Surat Pernyataan Karya Sendiri ............................................................................. iii Lembar Uji Referensi ............................................................................................. iv Abstrak .................................................................................................................. v Kata Pengantar ...................................................................................................... vii Daftar Isi ................................................................................................................. viii Daftar Tabel ........................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 8 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................. 9 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 10
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Manajemen Kehumasan Sebagai Penguatan Citra Pendidikan 1. Pengertian Citra Lembaga/Perusahaan ....................................... 12 2. Macam-macam Citra Lembaga/Perusahaan ................................ 13 B. Manajemen Kehumasan 1.
Pengertian Manajemen ............................................................ 15
2.
Pengertian Humas
3.
Fungsi dan Tujuan humas ......................................................... 19
4.
Peran Humas di Lembaga Pendidikan ....................................... 23
5.
Peran Sekolah dalam Masyarakat .............................................. 24
6.
Ruang Lingkup Tugas Humas ................................................... 25
................................................................... 17
viii
C. Pemberdayaan Hubungan Masyarakat (Humas) 1. Pengertian Pemberdayaan ............................................................ 26 2. Pemberdayaan Humas .................................................................. 28 3. Jenis media internal dan eksternal di lembaga Pendidikan a. Media Internal ......................................................................... 32 b. Media Eksternal ....................................................................... 33 D. Ruang Lingkup Kehumasan .............................................................. 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 38 B. Metode Penelitian ........................................................................... 38 C. Fokus Penelitian ............................................................................. 39 D. Populasi dan Sampel ....................................................................... 39 E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 39 F. Definisi Operasional dan Kisi-kisi Instrumen ................................ 41 G. Teknik Analisis Data ..................................................................... 44
BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN A. Objek Penelitian (Profil Sekolah Madrasah) 1.
Sejarah Berdirinya Madrasah Pembangunan UIN Jakarta ...... 48
2.
Visi dan Misi Madrasah Pembangunan UIN ........................... 50
3.
Profil Humas ........................................................................... 51
4.
Profil Guru MTs Madrasah Pembangunan .............................. 54 a. Keadaan guru ...................................................................... 54 b. Keadaan karyawan ............................................................. 55
B. Deskripsi dan Analisis Data ........................................................... 56 C. Analisis Interprestasi Data .............................................................. 75
ix
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN ............................................................................... 85 B. SARAN-SARAN .............................................................................. 287
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
1
Kisi-kisi Instrumen Penelitian ......................................................................... 42
2
Profil guru MTs Madrasah Pembangunan UIN .............................................. 54
3
Tugas Humas dalam membina hubungan ke dalam (Rapat mingguan, bulanan, kuartal, dan semesteran) .................................................................................. 56
4
Membina hubungan ke dalam (rapat mendadak dalam situasi krisis) ............ 57
5
Tugas Humas dalam membina hubungan ke dalam (Rapat brifing pimpinan, guru, dan staf karyawan) ................................................................................. 58
6
Tugas dan kedudukan humas dalam membina hubungan ke dalam (rapat orang tua murid, pameran, dll) .................................................................................. 58
7
Humas membina hubungan keluar (kerja sama sekolah dengan lembaga lain dan Pers) .......................................................................................................... 59
8
Pekerjaan humas dalam menunjang fungsi humas ......................................... 59
8
Menciptakan komunikasi dua arah sebagai fungsi humas .............................. 60
9
Melayani kepentingan umum sebagai fungsi humas ..................................... 60
10 Membina hubungan harmonis sebagai fungsi humas ..................................... 61 11 Membangun citra sekarang, Papan dinding Pengumuman di sekolah ............ 61 12 Membangun citra sekarang dalam penyebaran informasi, pengumuman di ruang guru ................................................................................................................ 62 13 Membngun citra sekarang dalam penyebaran informasi, pengumuman siswa di sekolah ........................................................................................................... 62 14 Membngun citra sekarang dalam penyebaran informasi, pengumuman pegawai disekolah ........................................................................................................ 63 15 Membangun citra sekarang dalam penyebaran informasi, Profil, CD dan Annual report sekolah ...................................................................................... 64 16 Membangun citra madrasah melalui Bulletin news di sekolah ....................... 64 xi
17 Membangun citra madrasah melalui Buku Panduan ....................................... 65 18 Media cetak, majalah internal, brosur dan kliping berita di sekolah .............. 66 19 Membangun citra Madrasah Pembangunan melalui foto-foto kegiatan Sekolah ` .......................................................................................................... 66 20 Membangun citra madrasah melalui Radio ..................................................... 67 21 Membngun citra Madrasah Pembngunan tampil di media elektronik TV ...... 67 22 Membangun citra Madrasah melalui internet ................................................. 68 23 Membngun citra madrasah melalui non media melalui open house .............. 69 24 Membangun citra Madrasah melalui (saresehan, home visiting, pameran di luar seminar dan workshop) .................................................................................. 69 25 Pemberdayaan humas dalam perencanaan humas (alat manajemen, biaya, media, sarana dan teknik) ........................................................................................... 70 26 Pemberdayaan humas dalam pengorganisasian .............................................. 70 27 Pemberdayaan humas dalam pelaksanaan humas ........................................... 71 28 Pemberdayaan humas dalam pengawasan ...................................................... 72 29 Pemberdayaan humas melatih SDM melalui training dan workshop ............. 72 30 Pemberdayaan humas melalui anggaran (money) ........................................... 73 31 Pemberdayaan humas sarana dan prasarana humas di sekolah ....................... 73 32 Pemberdayaan humas melalui pemasaran dan promosi sekolah ..................... 74 33 Analisis Interprestasi Data Hasil Penelitian ..................................................... 75
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Aktivitas manajemen hubungan masyarakat meliputi kegiatan dari pembenahan organisasi itu sendiri dan hingga kegiatan yang bersifat membangun atau menciptakan citra positif di mata masyarakat secara struktural. Humas merupakan bagian integral dari suatu kelembagaan atau organisasi dan bukan merupakan fungsi terpisah dari sistem manajemen suatu perusahaan atau organisasi. Pekerjaan humas adalah penting karena seorang manajer melakukan pekerjaannya sebagai professional. Pekerjaan humas di dunia pendidikan juga dijalankan
oleh seorang guru, guru tersebut juga
berkedudukan sebagai kepala humas (PRO). Baik guru maupun kepala humas kedudukannya dilakukan secara professional. Keprofesionalan guru dibahas dan dikutip dari Undang-Undang Guru dan Dosen “Profesional merupakan pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi”.1 Sedangkan satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan
1
Undang-Undang RI, no 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Undang-Undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional, No. 20 Th 2003), pasal 1, (Jakarta: Asa Mandiri, 2006), h. 2
1
2
pendidikan pada jalur pendidikan formal dalam setiap jenjang dan jenis pendidikan”. Selanjutnya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa ”Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya”. Oleh karena itu guru adalah pekerjaan professional, yang membutuhkan kemampuan khusus hasil proses pendidikan yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan keguruan”2. Untuk meyakinkan bahwa guru sebagai pekerjaan professional marilah kita tinjau syarat-syarat atau ciri-ciri pokok dari pekerjaan profesional yaitu: a. Pekerjaan professional ditunjang oleh suatu ilmu tertentu secara mendalam yang hanya mungkin didapatkan dari lembaga-lembaga pendidikan yang sesuai. b. Suatu profesi menekankan kepada suatu keahlian dalam bidang tertentu yang spesifik sesuai dengan jenis profesinya. c. Tingkat kemampuan dan keahlian suatu profesi didasarkan kepada latar belakang pendidikan yang dialaminya yang diakui oleh masyarakat d. Suatu profesi selain dibutuhkan oleh masyarakat juga memiliki dampak terhadap sosial kemasyarakatan.3 Hak
dan
kewajiban
seorang
guru
dalam
menjalankan
tugas
keprofesionalannya dalam Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 pasal 14 yaitu “ memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial, mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan
tugas
dan
prestasi
kerja,
memperoleh
kesempatan
untuk
meningkatkan kompetensi, memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana
pembelajaran
untuk
menunjang
kelancaran
tugas
keprofesionalannya, memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan, memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan 2
Undang-Undang RI, no 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Undang-Undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional, No. 20 th 2003), pasal 1, ( Jakarta: Asa Mandiri, 2006), h. 3 3 Undang-Undang RI, no 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Undang-Undang. pasal 1, (Jakarta: Asa Mandiri, 2006), h. 8
3
dalam melaksanakan tugas, memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi, memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi, dan memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya”.4 Peran Humas yang profesional di komunikasi bersifat dua arah, pertama, membina hubungan ke dalam (public internal) dan kedua, membina hubungan ke luar (publik eksternal) lembaga pendidikan. Peran Humas merupakan tangan kanan pimpinan, menjadi panca indera pimpinan yaitu menjadi mata, telinga dan hidung pimpinan sehingga humas dapat mendeteksi dan identifikasi masalah publik internal dan masalah publik eksternal.5 Kegiatan humas berkaitan dengan tahap penelitian dari pekerjaan humas di lembaga pendidikan. Sasaran Humas membangun identitas lembaga pendidikan dan citranya. Hakekat kepala sekolah dan jajarannya merupakan orang yang menjalankan humas, akan tetapi jika sekolahnya besar membutuhkan tim khusus untuk menangani pekerjaan humas. Jika tidak ada struktur humasnya maka kepala sekolah menunjuk bagian dari struktur untuk menjalankannya. Lembaga pendidikan tidak lain adalah suatu institusi sosial. Dan yang menjadi bidang garapannya adalah manusia yang terdiri dari individu dan masyarakat yang berada dalam suatu supra sistem, artinya bahwa pendidikan merupakan salah satu sistem bersama-sama sistem yang lain berada dalam sistem yang lebih besar. Sistem-sistem yang lain itu antara lain : pemerintah, agama, ekonomi, kebudayaan dan sebagainya. Antara sistem yang satu dengan yang lainnya saling bertukar kepentingan dan saling berpengaruh dalam supra sistem tadi. Agar pendidikan tetap berkembang maka sistemsistem yang ada di dalamnya harus bisa bekerja sama. Jadi humas bagian dari sistem dan struktur sekolah.
4
Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan UndangUndang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) No 20 Tahun 2003. Pasal 14, (Jakarta: Asa Mandiri, 2006), h. 8 5 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, Konsepsi dan Aplikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2006) h. 22
4
Sekolah juga merupakan suatu organisasi yang tidak dapat berdiri sendiri. Salah satu faktor yang penting dalam berdirinya sebuah sekolah adalah faktor masyarakat. Karena masyarakat merupakan pelanggan pendidikan. Setiap perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam pendidikan sebagai realisasi dari suatu rencana baik dalam hal materi, metode dan sistem tentu akan mempunyai pengaruh terhadap masyarakat. Tahap perencanaan, ini bagian tahap ke 2 dari proses humas. Sekolah merupakan bagian tak terpisahkan dari masyarakat, seperti para orang tua yang tergabung dalam komite sekolah. Pengelola sekolah harus mengadakan hubungan baik secara terus-menerus dan meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat, agar sekolah mengetahui apa yang diinginkan oleh masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya manajemen humas yang baik. Dan dalam penanganannya semua komponen yang ada di sekolah harus mampu menggerakkan bawahannya guna menjalin hubungan baik dengan masyarakat. Hakikat
pekerja
humas
merupakan
kegiatan
pimpinan
dalam
mempertahankan dan membentuk citra yang berlaku (current image). Pihak manajemen pimpinan sekolah menjalankan citra yang berlaku, mereka menggunakan media dan non media untuk menyebarkan informasi programprogramnya yang baik publik internal dan publik eksternal. Rosady Ruslan membahas peran dan kedudukan Humas secara jelas. Berdasarkan peran dan kedudukannya tersebut, kemampuan manajemen komunikasi Pimpinan dan Public Relations Officer (PRO) tidak dapat dielakan. Ketrampilan dan penelitian komunikasi pemimpin dan Public Relations (PR) sangat diharapkan pada lembaga pendidikan.6 Pencapaian ketrampilan tersebut membutuhkan perhatian segala pihak yaitu pemerintah, orang tua dan masyarakat. Tanpa kerjasama semua unsur tidak akan dapat tercapai tugas yang berat tersebut. Semua unsur tidak saling menunggu akan tetapi semua unsur merasa sangat saling bergantung satu sama lainnya. 6
Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 1998) h. 20 dan 101
5
Dalam merancang program kerja humas dan untuk menyelenggarakan komunikasi dua arah tersebut memerlukan peran dan fungsi manajemen. Kegiatan humas tersebut merupakan panduan antara seni dan gabungan ilmuilmu sosial yang akan mampu menganalisis kecenderungan serta meramalkan apa dan bagaimana akibat yang akan terjadi di kemudian hari. Artinya manajemen humas akan memerlukan pemikiran dan konsepsi suatu perencanaan, pengorganisasian, mengkomunikasikan, serta mengkordinasikan yang secara serius dan rasional, dalam upaya pencapaian tujuan bersamasama dari organisasi atau lembaga yang diwakili. Keberhasilan kerja humas tidak terlepas dari kemampuan profesionalisme dari individu-individu yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Maka diperlukan seperangkat pengetahuan, ketrampilan, kejujuran, integritas, loyalitas dan kredibilitas yang tinggi. Humas menjadi bagian struktur dalam suatu lembaga pendidikan, lembaga dakwah organisasi atau perusahaan, baik pemerintah maupun swasta. Oleh karena itulah, sebagai bagian dari suatu lembaga atau organisasi yang dapat menunjang perkembangan dan kemajuan sekolah, humas akan berusaha mencari informasi sebanyak mungkin mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan sekolah untuk memperoleh dukungan masyarakat. Maka jelaslah bahwa pekerjaan humas dalam dunia pendidikan suatu lembaga yang keberadaannya merupakan keharusan pada setiap organisasi seperti sekolah. Public relations memiliki tugas tersebut, baik itu menciptakan, memelihara, meningkatkan serta memperbaiki keadaan sehingga itu semua bisa mencitrakan suatu lembaga atau instansi. Penting sekali untuk mengetahui citra seperti apakah yang dibutuhkan oleh instansi atau lembaga. Kemudian citra seperti apa yang dibuat dan dijalani oleh para profesional public relations. Citra tersebut tentulah citra positif yang menggambarkan bahwa instansi itu positif baik internal maupun eksternal. Humas yang profesional perencanaannya tidak berdasarkan dugaan belaka akan tetapi dari fakta. Fakta yang diambil dari hasil penelitian, pada umumnya kita sering terpeleset dalam membedakan fakta dan persepsi. Persepsi kita harus diuji apakah betul persepsi kita, oleh karena itu tugas
6
Publik Relations (PR) dibantu oleh kemampuan penelitian seperti penelitian Klik, jaringan komunikasi, dampak, sikap, opini publik, dan citra. Oleh karena itu peranan manajemen Humas di lembaga pendidikan sangat dibutuhkan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang ada baik masalah internal atau eksternal serta malayani ide, saran kritik dan opini publik. Berdasarkan fakta diatas apakah humas di Madrasah Pembangunan melakukan penelitian dalam perencanaannya? Lembaga pendidikan tidak lepas dari masyarakat, di mana pendidikan didirikan oleh masyarakat mendidik anak menjadi warga negara yang berguna dalam masyarakat, karena lembaga pendidikan dipandang sebagai suatu lembaga untuk memperbaiki kehidupan masyarakat dan mengetahui kebutuhan masyarakat. Dengan demikian peranan manajemen Humas harus berfungsi dengan baik. Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan: pendidikan non formal adalah satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus dan pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar, masyarakat dan mejelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.7 Secara
formal
yang
bertanggung
jawab
atas
citra
Madrasah
Pembangunan UIN hakekatnya adalah tugas kepala sekolah dan ketua humas disebut juga Kepala Pusat Sistem Informasi Dokumentasi dan Publikasi, beserta guru, pegawai di sekolah dan jajarannya. Secara informal, semua publik internal Madrasah Pembangunan UIN mempunyai kewajiban moral menjaga citra Madrasah Pembangunan UIN yang positif. guru, pegawai, dan siswa harus disemangati dengan menciptakan iklim komunikasi yang positif, iklim organisasi yang positif sehingga budaya organisasi yang kuat mewujudkan kinerja organisasi yang tinggi. Jadi fungsi Humas adalah bersifat melekat pada manajemen perusahaan yaitu bagaimana Humas dapat menyelenggarakan komunikasi dua arah timbal balik antara lembaga dengan
7
Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 26 ayat 2, (Jakarta: Sinar Grafika, 2007), h. 13
7
publiknya : Eksternal dan Internal. Jadi betapa penting meneliti manajemen humas. Dengan demikian, citra dari sesuatu tidak selamanya mencerminkan kenyataan
yang
sesungguhnya,
karena
citra
semata-mata
terbentuk
berdasarkan informasi yang tersedia. Dengan informasi yang benar, akurat tidak memihak lengkap dan memadai itu benar-benar penting bagi munculnya citra yang tepat. Frank Jetkins menjabarkan tentang citra dan dia membagi lima jenis citra yaitu : Citra bayangan (mirror image), citra yang berlaku (current image), citra yang diharapkan (wish image), citra lembaga (corporate image) dan citra majemuk (multiple image).8 Citra majemuk lembaga merupakan sebanyak jumlah publik internal dari lembaga tersebut. Penelitian ini hanya berfokus pada citra current image karena betapa pentingnya meneliti penyebaran informasi agar public internal dan eksternal memahami dan mengetahui kegiatan sekolah. Dalam Penelitian yang penulis lakukan di Madrasah Pembangunan yaitu ingin mengetahui sejauh mana citra humas di Madrasah Pembangunan. karena masih kurang efektifnya fungsi humas yang ditetapkan di Madrasah Pembangunan
dalam
memberikan
informasi
yang
terkait
dengan
pemberdayaan humas segala proses yang terjadi di madrasah baik untuk kalangan intern maupun ekstern luar. Madrasah Pembangunan sendiri merupakan salah satu lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Lembaga ini awalnya didesain sebagai laboratorium bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK). Kemudian berkat pengelolaan yang professional, Madrasah Pembangunan berubah menjadi madrasah unggulan yang diminati ribuan calon siswa dari daerah Jakarta Selatan dan sekitarnya. Berdasarkan fakta di atas, humas Madrasah Pembangunan UIN perlu diteliti apakah manajemen humas berjalan dengan professional.
8
Frank Jefkins, Public Relations, (Surabaya: Erlangga, 1995) h. 20.
8
Keterkaitan
masyarakat
terhadap
Madrasah
Pembangunan
UIN
merupakan upaya mempertahankan dan usaha untuk lebih meningkatkan prestasi
dan reputasi,
maka Madrasah Pembangunan UIN Jakarta
menitikberatkan pembinaan dan pengembangan pada Basic Science, Bahasa dan Akhlakul Karimah, beserta pembinaan dan pengembangan ini menjadi trade mark Madrasah Pembangunan UIN Jakarta dan menjadi landasan penyusunan program tahunan sehingga hasilnya akan dirasakan oleh peserta didik. Hasil kerja humas madrasah dirasakan langsung oleh pendidik internal Madrasah. Berdasarkan fakta di atas, betapa perlunya menggali informasi dari masyarakat, karena citra institusi pendidikan berasal dari kasus-kasus yang dialami oleh individu dan kelompok dari pengetahuan dan pengalamannya masing-masing baik yang positif dan negatif. Pengetahuan itu disebut image dan citra. Membangun citra madrasah UIN yang positif merupakan tugas kepala humas atau Public Relations Officer (PRO). Pada hakekatnya menciptakan citra positif lembaga merupakan tanggung jawab top manager dan manager dari suatu lembaga pendidikan. Oleh karena itu judul skripsi ini adalah, Membangun Citra Madrasah Melalui Pemberdayaan Humas (Study: di MTS Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatulah Jakarta).
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat di identifikasikan masalah-masalah yang relevan dengan penelitian yaitu : 1. Cara membangun citra humas di Madrasah Pembangunan melalui pemberdayaan humas. 2. Tugas dan fungsi humas di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta. 3. Upaya apa saja yang dilakukan Humas dalam membangun citra sekarang di Madrasah Pembangunan. 4. Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan yang menghambat penggunaan media dan non media di Madrasah Pembangunan.
9
5. Pemberdayaan humas dalam menyebarkan informasi melalui SDM dan anggaran sekolah.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, pembatasan masalahnya yaitu, Bagaimana cara membangun citra Humas di Madrasah Pembangunan UIN? Adapun latar belakang dan identifikasi masalah tersebut di atas perumusan masalahnya dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana tugas dan fungsi humas di Madrasah Pembangunan UIN. 2. Upaya apa saja yang dilakukan humas dalam membangun citra sekarang di Madrasah Pembangunan. 3. Pemberdayaan Humas dalam menyebarkan informasi di Madrasah Pembangunan UIN dengan dukungan SDM dan anggaran sekolah.
Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian Berdasarkan dengan permusan masalah di atas, maka tujuan penelitian, sebagai berikut: a. Untuk mengetahui tugas dan fungsi humas di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta. b. Untuk mengetahui ruang lingkup humas dalam membina hubungan ke dalam (publik internal) dan hubungan keluar (publik eksternal) untuk membangun citra sekarang dalam penyebaran informasi tentang kebijakan program Madrasah Pembangunan. c. Untuk mengungkapkan penggunaan media dan non media
dalam
membangun citra Madrasah Pembangunan. d. Untuk mengetahui pemberdayaan humas dalam menyebarkan informasi dengan dukungan SDM dan anggaran.
10
2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja humas di antaranya : a. Secara teoritis, hasil penelitian ini sebagai bahan informasi bagi pemerintah, khususnya manajemen humas dalam dunia pendidikan dalam mengelola pendidikan untuk mendapatkan mutu yang baik. b. Sebagai bahan masukkan bagi para humas di sekolah pendidikan dalam menyebarkan informasi. c. Sebagai bahan pertimbangan bagi praktisi humas secara umum. d. Sebagai bahan informasi bagi lembaga pendidikan dalam merancang program kerja humas dalam pemberdayaan humas di lembaga pendidikan dalam penyebaran informasi, SDM dan anggaran biaya.
11
D. Studi Terdahulu Yang Relevan Penelitian tentang Manajemen Hubungan masyarakat (humas) telah dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya: Djanyanti (2007) dengan judul, Manajemen Humas di SMA Labschool Jakarta dilakukan dengan beberapa cara yaitu diantaranya, kegiatan yang diselenggarakan disekolah kegiatan yang dapat menggali potensi siswa dalam membentuk karakter dan kepribadian. Kegiatan ini mempunyai tahap penelitian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Sehingga banyak kegiatan yang dapat sukses dilaksanakan berdasarkan pemikiran pertimbngan yang matang, apakah kegiatan itu bermanfaat positif bagi para siswa atau tidak, sekolah yang sudah maju karena dilihat dari disiplin yang sangat tinggi, lokasi sekolah yang strategis, guru-guru yang professional, sarana prasarana yang digunakan sudah modern, memiliki sekolah yang sangat menjaga kebersihan, serta mempunyai image (citra) yang baik dpandang oleh masyarakat. Humas dalam upaya mempromosikan sekolah yaitu dengan cara mengadakan acara pentas seni, mengikutsertakan siswa dalam perlombaan-perlombaan yang diikuti antar sekolah menambah kegiatan ekstrakulikuler merekrut guru-guru yang profeional dan meningkatkan kedisiplinan, ketertiban dan keindahan sekolah. Ranti Rahmawati (2008) dengan judul, “Peran Manajemen Humas dalam Penerimaan siswa baru di MTs Al Hidayah Tajur”. Dalam penelitiannya
Ranti
menyimpulkan
hubungan
masyarakat
adalah
komunikasi dua arah antara organisasi dengan publik secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerja sama dan pemenuhan kepentingan bersama. Ria khodijah (2007), dengan judul “Peranan Manajemen Humas Dalam Membangun Citra Lembaga Pendidikan”. Dalam penelitiannya Ranti menyimpulkan,
12
38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini adalah Madrasah Tsnawiyah (MTs) Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah yang berada di Jl. Ibnu Taimia IV Kompleks UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Penelitian ini dilakukan pada masa dan bulan belajar mengajar efektif sehingga memudahkan peneliti untuk menjaring data dan informasi yang dibutuhkan dari responden yaitu dari bulan Mei sampai dengan Desember 2010.
B. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskripsi analisis. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada yaitu penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterprestasikan objek sesuai dengan apa adanya.
38
39
C. Fokus Penelitian Fokus penelitian ini mengenai Membangun Citra Madrsah Melalui Pemberdayaan Humas, seperti meneliti penyebaran informasi agar publik internal dan eksternal memahami dan mengetahui kegiatan sekolah.
D. Populasi dan Sampel Sebagaimana biasanya setiap penelitian memerlukan populasi. Adapun yang dimaksud dengan populasi keseluruhan subyek penelitian.1 Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah guru Madrasah Pembangunan UIN Jakarta tahun pelajaran 2009-2010, 75 guru Ibtidaiyah, 40 guru Tsanawiyah, dan 18 guru Aliyah berjumlah 133 guru madrasah Pembangunan. Sampel adalah sebagian wakil populasi yang akan diteliti.2 Adapun yang menjadi sampel dari penelitian ini adalah seluruh guru MTs Madrasah Pembangunan UIN Jakarta Tahun Pelajaran 2010/2011, dengan jumlah sebanyak 38 orang ketika peneliti mengedarkan angket sesuai dengan Buku Panduan.
E. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan hasil penelitian yang akurat, ada beberapa teknik pengumpulan data yaitu wawancara, angket, observasi, dan studi dokumenter Untuk mendapatkan hasil penelitian yang akurat, ada beberapa teknik pengumpulan data yaitu wawancara, angket, observasi, dan studi dokumenter,3 peneliti menggunakan teknik sebagai berikut :
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2006), h. 108 2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2006), h. 109 3 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), h. 216
40
1. Interview
(Wawancara),
merupakan
salah
satu
bentuk
teknik
pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab antara peneliti dengan kepala sekolah, kepala humas dan 2 staf humas di Madrsah Pembangunan UIN Jakarta berkaitan dengan Membangun Citra Madrasah Melalui Pemberdayaan Humas. 2. Observasi, adalah pengamatan merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung terhadap fenomena-fenomena yang diteliti di MTs Madrasah Pembangunan UIN Jakarta.
Observasi ini
dilakukan untuk mencari data yang valid yang hendak diteliti di lokasi penelitian yaitu mengamati keadaan sekolah, keadaan guru, struktur organisasi sekolah, sarana prasarana, bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan, jenis-jenis kegiatan pendidikan yang digunakan oleh sekolah dan beserta buktinya. 3. Angket atau kuesioner Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan responden), teknik pengumpulan data dengan memberikan beberapa pertanyaan berupa pilihan jawaban yang sudah disediakan. Bentuk kuesioner yang digunakan adalah kuesioner langsung dan bersifat tertutup dengan bentuk pilihan ganda, bagi responden memilih salah satu jawaban. Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui media non media apa saja yang digunakan di sekolah Madrasah Pembangunan UIN tersebut. Kuesioner disebarkan ke 38 guru. 4. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi yaitu cara memperoleh data dari responden dengan melihat dokumen-dokumen yang benar-benar asli. Teknik ini dilakukan dengan mengumpulkan dan memanfaatkan dokumen-dokumen tertulis
41
yang terkait dengan humas, gambar, surat keluar dan masuk atau bendabenda lainnya yang berkaitan dengan aspek-aspek yang diteliti.
F. Definisi Operasional Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini berbentuk angket (kuesioner). 1.
Definisi Operasional a. Definisi Humas Yang dimaksud dengan humas adalah hubungan masyarakat disebut juga
public relation, dengan ruang lingkup kegiatan yang menyangkut baik individu ke dalam maupun individu ke luar dan semua kegiatan diselenggarakan dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing lembaga atau organisasi. Humas adalah rangkaian kegiatan organisasi/instansi untuk menciptakan hubungan yang harmonis dengan pihak masyarakat atau pihak-pihak tertentu diluar organisasi tersebut, agar mendapat dukungan terhadap efisiensi dan efektifitas pelaksanaan kerja secara sadar dan sukarela.
b. Kisi-kisi Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi dengan proses penyebaran informasi melalui media dan non media dengan kepala Humas (kepala pusat sistem informasi dokumentasi dan publikasi) dan guru di MTs Madrasah Pembangunan UIN Jakarta. Adapun jumlah butir soal dalam instrument ini adalah 30 butir. Dengan rincian seperti tertera pada tabel berikut :
42
Tabel I Kisi-kisi Instrumen Penelitian Membangun Citra Madrasah Melalui Pemberdayaan Humas No 1
Aspek Tugas dan
Indikator
No Item
Jumlah
a. Membina hubungan ke
1, 2, 3,
3
4,5
2
6, 7, 8, 9
4
kedudukan,
dalam (public internal)
humas suatu
bagian
organisasi
badan/perusahaan atau
dari
unit
organisasi itu sendiri. b. Membina
hubungan
keluar
(public
eksternal) Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran public yang positif
terhadap
lembaga
yang
diwakilinya. Fungsi Humas
a. Menunjang
kegiatan
manajemen
dan
mencapai
tujuan
organisasi (sekolah). b. Menciptakan komunikasi dua arah secara
timbal
dengan informasi
balik
menyebarkan dari
43
organisasi
kepada
masyarakat
pada
organisasi. c. Melayani dan
masyarakat memberikan
nasihat
kepada
pimpinan untuk
organisasi kepentingan
umum. d. Membina
hubungan
secara harmonis antara organisasi
dan
masyarakat, baik intern maupun ekstern. 2
3
Membangun
Penyebaran informasi
10,11,12,13,
citra sekarang
melalui media internal dan
14
MP
media eksternal
Membangun
5
a. Media cetak
15,16,17,18
4
b. Media Elektronik
19,20,21
3
c. Non Media
22
1
citra MP melalui media dan non media
4
Pemberdayaan
a. Perencanaan
23
1
humas dalam
b. Pengorganisasian
24
1
44
menyebarkan
c. Pelaksanaan
25
1
informasi
d. Pengawasan dan
26
1
melalui 6 M
e. Evaluasi humas
27
1
f. Melatih SDM
28
1
29
1
30
1
(Man) g. Membiayai anggaran (money) h. Memiliki sarana dan prasarana (Machine)
G. Teknik Analisis Data Data yang penulis peroleh dianalisis secara deskripsi kualitatif yaitu teknik analisis data yang penganalisaannya dilakukan dengan memberikan penjelasanpenjelasan mengenai gambaran peristiwa yang terjadi terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan program kerja manajemen humas pada tahap penelitian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta. Data yang terkumpul kemudian dianalisa untuk selanjutnya di tulis dalam bentuk laporan (skripsi). Akan tetapi jika terdapat data yang kurang relevan maka melakukan pengulangan hingga akhirnya diperoleh data yang lengkap. Oleh karena itu, analisa datanya bersifat terbuka (open ended) yakni terbuka bagi perubahan, perbaikan dan penyempurnaan berdasarkan data yang baru. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam menganalisis data tersebut adalah sebagai berikut: 1. Editing Dalam pengolaan data, yang pertama kali dilakukan adalah editing yaitu meneliti satu persatu kelengkapan pengisian dan kejelasan penulisnya.
45
Dalam tahap ini dilakukan pengecekkan terhadap kelengkapan dan kebenaran pengisian dan kejelasan penulisnya. 2. Tabulasi Tabulasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran frekuensi dalam setiap item yang penulis kemukakan. Untuk itu dibuatlah suatu tabel yang mempunyai kolom setiap bagian kuesioner, sehingga terlihat jawaban yang satu dengan jawaban yang lain. 3. Prosentase Perhitungan ini digunakan untuk mengetahui besar kecilnya tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan humas dan menyebarkan informasi yang dilakukan sekolah Madrasah Pembangunan UIN Jakarta. Adapun teknik analisisnya menggunakan statistik prosentase dengan rumus :
P = F x 100% N
Keterangan :
F = Frekuensi yang dicari prosentasenya N = Number of cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu) P = Angka presentase.4
4
43
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), h.
46
Tabel 2 Tafsiran Presentase
No
Persentase
Penafsiran
1
100
2
90-99
Hampir seluruhnya
3
60-89
Sebagian besar
4
51-59
Lebih dari setengahnya
5
50
6
40-49
Hampir setengahnya
7
10-39
Sebagian kecil
8
1-9
Sedikit sekali
9
0
Seluruhnya
Setengahnya
Tidak sama sekali
H. Interprestasi Data Dari sebaran data yang merupakan hasil perhitungan statistik deskriptif, yang perlu dibahas adalah nilai mean atau nilai rata-ratanya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi/gambaran masing-masing aspek yang diteliti berdasarkan tanggapan responden. Untuk memberikan interprestasi atas nilai rata-rata yang diperoleh digunakan pedoman interprestasi yaitu, sebagai berikut : 1. Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 75-100% 2. Cukup baik, jika nilai yang diperoleh pada interval 56-75% 3. Kurang baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 40-56% 4. Tidak baik, jika nilai yang diperoleh kurang dari 40%
47
Untuk menentukan presentase, digunakan perhitungan sederhana dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menentukan nilai harapan (NH). Nilai dapat diketahui dengan mengembalikan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi. 2. Menghitung nilai skor (NS). Nilai ini merupakan nilai rata-rata sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian. 3. Menentukan kategorinya, yaitu dengan menggunakan rumus: P=
NS X100% NH
BAB II KAJIAN TEORI
A. Manajemen Kehumasan Sebagai Penguatan Citra Lembaga Pendidikan Pada dasarnya, humas (hubungan masyarakat) merupakan bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi, baik itu organisasi yang bersifat komersial (perusahaan) maupun organiasasi yang nonkomersial. Mulai dari yayasan, perguruan tinggi, dinas militer, sampai dengan lembaga-lembaga pemerintah, bahkan pesantren dan usaha bersama seperti Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GN-OTA) pun memerlukan humas. Kebutuhan akan kehadirannya tidak bisa dicegah, terlepas dari kita menyukainya atau tidak, karena humas merupakan salah satu elemen yang menentukan kelangsungan suatu organisasi secara positif. Arti penting humas sebagai sumber informasi terpercaya kian terasa pada era globalisasi dan ”banjir informasi” seperti saat ini. Kondisi ini sangat menuntut lembaga-lembaga pendidikan tersebut menjadi lembaga pengemban amanat ilmu pengetahuan untuk menjawab keberadaannya secara ideal. Lembaga pendidikan tersebut harus benar-benar bisa menempatkan diri dan melaksanakan manajemen secara baik agar selalu siap mengikuti perubahan itu.
11
12
Membangun sektor pendidikan tidak pernah akan mencapai tujuan akhir yang sempurna dan final. Hal ini terjadi karena konteks pendidikan selalu dinamis, berubah atau tidak pernah konstan, sesuai dengan perubahan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi. Terlebih-lebih pada era global sekarang ini karena arus informasi secara survival bebas keluar-masuk di wilayah semua negara. Keterbukaan dalam berbagai sistem kehidupan secara terus menerus akan menjadi wacana dan cita-cita yang penting bagi ke hidupan masyarakat.
1.
Pengertian Citra Perusahaan Menurut Rosady Ruslan, citra adalah tujuan utama dan sekaligus merupakan
reputasi dan prestasi yang hendak dicapai bagi dunia hubungan masyarakat (kehumasan) atau Public Relations. Pengertian citra itu sendiri abstrak (intangible) dan tidak dapat diukur secara sistematis, tetapi wujudnya bisa dirasakan dari hasil penilaian baik atau buruk, seperti penerimaan dan tanggapan baik positif maupun negatif yang khususnya datang dari publik internal dan publik eksternal lembaga pendidikan pada umumnya.1 Untuk menjaga citra (image) positif lembaga pendidikan tersebut dibutuhkan profesionalisasi para praktisi Humas di lembaga pendidikan tersebut, karena peran dan fungsi humas (Public Relations) tidak dapat dipisahkan dari opini publik. Disebabkan fungsi humas diantaranya mengelola opini publik guna menumbuhkan kemauan baik, partisipasi dan keterlibatan dari publik dalam rangka menciptakan opini publik yang baik, partisipasi dan keterlibatan dari publik dalam rangka menciptakan opini publik yang baik. Pengertian opini publik adalah pendapat umum.2 Penilaian atau tanggapan masyarakat tersebut dapat berkaitan dengan timbul rasa homat (respek), kesan-kesan yang baik dan menguntungkan terhadap suatu 1
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations&Media Komunikasi: Konsepsi dan Aplikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2006), h.75-77 2 Zulkarnain Nasution, Manajemen Humas Di Lembaga Pendidikan, (Malang: UMM Press, 2006), h. 21
13
citra lembaga/organisasi atau produk barang dan jasa pelayanannya yang diwakili oleh pihak Humas/PR. Biasanya landasan citra itu berakar dari ”nilai-nilai kepercayaan” yang kongkretnya diberikan secara individual dan merupakan pandangan atau persepsi. Proses akumulasi dari amanah kepercayaan yang telah diberikan oleh individu-individu tersebut akan mengalami suatu opini publik yang lebih luas dan abstrak, yaitu sering dinamakan citra (image). Kesimpulan mengenai citra dari suatu lembga/organisasi dan bentuk pelayanan jasa dan lain sebagainya yang hendak dicapai oleh Humas (Public Relations) dalam sistem informasi terbuka dari bentuk kualitas jasa pelayanan yang telah diberikan, nilai kepercayaan dan merupakan ”amanah” dari publiknya, serta goodwill
(kemauan
baik)
yang
ditampilkan
oleh
lembaga/perusahaan
bersangkutan.
2.
Macam-macam Citra Perusahaan/Lembaga Menurut Frank Jefkins dalam bukunya Public Relations, ia menerangkan ada
beberapa macam citra (image) yang dikenal di dunia aktivitas hubungan masyarakat (public relations),3 dan dapat dibedakan satu dengan yang lain sebagai berikut: a. Citra Bayangan Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi biasanya adalah pemimpinnya mengenai anggapan pihak luar tentang organisasinya. b. Citra yang berlaku Adalah suatu citra atau pandangan yang melekat pada pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. c. Citra yang diharapkan Adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. 3
Frank Jefkins, Public Relations, Alih Bahasa: Haris Munandar, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1992), h. 17-19
14
d. Citra Perusahaan Citra perusahaan atau lembaga adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan citra atas produk dan pelayanannya. e. Citra Majemuk Masing-masing unit dan individu tersebut memiliki perangai dan perilaku tersendiri sehingga, secara sengaja atau tidak sengaja atau tidak dan sadar atau tidak, mereka pasti memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan citra organisasi atau perusahaan secara keseluruhan. Jumlah citra yang dimiliki suatu perusahaan boleh dikatakan sama banyaknya dengan jumlah pegawai yang dimilikinya. M. Linggar Anggoro, kedua macam citra bersumber dari adanya citra-citra yang berlaku (current image) yang bersifat negatif dan positif. Sebelumnya juga sudah disebutkan bahwa citra humas yang ideal adalah kesan yang benar, yakni sepenuhnya berdasarkan pengalaman, pengetahuan, serta pemahaman atas kenyataan yang sesungguhnya. Itu berarti citra tidak seyogianya ”dipoles agar lebih indah dari warna aslinya, karena hal itu justru dapat mengacaukannya. Suatu citra yang sesungguhnya bisa dimunculkan kapan saja, termasuk di tengah terjadinya musibah atau sesuatu yang buruk.4 Caranya adalah dengan menjelaskan secara jujur apa yang menjadi penyebabnya, baik itu informasi yang salah atau suatu perilaku yang keliru. Pemolesan citra (yang tidak sesuai dengan fakta yang ada) pada dasarnya tidak sesuai dengan hakikat humas itu sendiri. Kalangan manajemen dan pemasaran yakni mereka yang sering membeli dan menyalahgunakan humas sehingga merusak nama baik, dunia kehumasan acap kali memiliki suatu pemikiran yang keliru bahwasannya pemolesan citra itu merupakan suatu usaha yang sah-sah saja. Tentu saja hal ini tidak bisa dibenarkan. Dalam rangka menegakkan kredibilitas humas maka segala macam usaha pemolesan citra harus dihindari. 4
M. Linggar Anggoro, Teori & Profesi Kehumasan: Serta Aplikasinya di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), h. 69
15
Sedangkan menurut Sandra Oliver, citra memiliki kesan yang buruk di mata insani. Bagian dari kesan yang buruk mungkin terletak pada fakta bahwa citra dapat berupa konsep yang abstrak seperti apa yang dikatakan Boorstin sehingga hal tersebut dapat menimbulkan kecurigaan. Bernstein (1991) menyebut hal ini sebagai konsep yang mudah menguap dari bahasa yang tidak tepat, pemikiran yang dangkal, dan penanda citra dengan gaya sendiri yang mendorong ketidakstabilan. Akan tetapi Mackiewich (1993) percaya bahwa citra korporasi yang kuat adalah aset yang penting dalam era kompetisi tanpa batas, dan menyatakan lalu bagaimana? Namun seberapa samar-samarnya sebuah citra, citra adalah realitas karena orang hanya dapat beraksi terhadap apa yang telah mereka alami dan rasakan. 5 Jadi sifat dari citra korporasi itu sendiri, seberapa pun tak enaknya, tetap merupakan sebuah bidang pertumbuhan dari produktivitas public relations yang dikombinasikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan mengenai harapan stakcholder, tetap merupakan perhatian yang populer. Bahkan perusahaanperusahaan yang lebih suka bersikap low profile juga menilai citra korporasi mereka dan arti pentingnya ketika mempelajari persepsi stakeholder terhadap kebijakan, prosedur, dan perilaku perusahaan mereka.
B. Manajemen Kehumasan 1. Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengelola. Pengelolaan dilakukan melalui proses dan dikelola berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi manajemen itu sendiri.6 Pendapat lain juga dikemukakan oleh Manulang, yang dikutip oleh Abdulsyani bahwa manajemen pada umumnya kegiatan-kegiatan manajer atau 5 6
14
Sandra Oliver, Strategi Public Relations, (Bandung: Penerbit Erlangga, 2006), h. 51 Rohiat, Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktik, (Bandung: Refika Aditama, 2008), h.
16
aktivitas-aktivitas manajemen itu adalah planning, organizing, staffing, directing dan controling.7 Hal ini sering pula disebut dengan istilah proses manajemen, fungsi-fungsi manajemen bahkan ada yang menyebutnya sebagai unsur-unsur manajemen. Sedangkan menurut T. Hani Handoko (1995) mengemukakan bahwa: “Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber dayasumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.8 Manajemen didefinisikan sebagai proses karena semua manajer, tanpa memperdulikan kecakapan/keterampilan khusus mereka harus melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan-tujuan yang mereka inginkan.9 Proses tersebut terdiri dari kegiatan manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan. Perencanaan berarti bahwa para manajer memikirkan kegiatan-kegiatan mereka sebelum dilaksanakan. Berbagai kegiatan ini biasanya didasarkan atas dasar dugaan atau firasat. Pengorganisasian di sini meliputi pemberian tugas yang terpisah kepada masing-masing pihak, membentuk
bagian,
mendelegasikan
dan
menetapkan
jalur
suatu
wewenang/tanggung jawab sistem komunikasi, serta mengkoordinir kerja setiap karyawan di dalam satu tim kerja yang solid dan terorganisir. Para manajer mengkoordinasikan sumber daya-sumber daya manusia dan material organisasi. Kekuatan suatu organisasi terletak pada kemampuannya untuk menyusun berbagai sumber dayanya dalam mencapai suatu tujuan. Semakin terkoordinasi dan terintegrasi kerja organisasi, semakin efektif pencapaian tujuan-tujuan organisasi. Menurut Siagian (1973) pengertian manajemen adalah sebagai proses menggerakkan orang lain untuk memperoleh hasil tertentu dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. “Proses” dalam manajemen 7
Abdulsyani, Manajemen Organisasi, (Jakarta: Bina Aksara, 1987), h. 3 T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 1995), h. 8 9 T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 1995), h. 8 8
17
merupakan bentuk kemampuan atau ketrampilan memperoleh hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan organisasi tersebut.10 Oleh karena itu, dalam manajemen mencakup konsep kepemimpinan, human relations (hubungan manusia), pengambilan keputusan, manusia, sarana dan kerjasama.
2. Pengertian Humas Mengenai pengertian Humas atau dalam bahasa Inggris sering disebut dengan istilah public relations belum ada seragaman pendapat dari para ahli, karena itu agar lebih jelas pengertian tentang humas ini akan dikemukakan beberapa pendapat sebagai berikut: Menurut Cutlip-Center-Broom, mendefinisikan humas sebagai usaha terencana untuk mempengaruhi pandangan melalui karakter yang baik serta tindakan yang bertanggung jawab, didasarkan atas komunikasi dua arah yang saling memuaskan.11 Sedangkan menurut Frank Jefkins terdapat begitu banyak definisi humas, namun ia sendiri memberikan batasan humas, yaitu “sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian”. 12 Menurutnya, humas pada intinya senantiasa berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan muncul suatu dampak yakni perubahan yang positif. Adapun menurut definisi kamus terbitan Institute of Public Relations (IPR), yakni sebuah lembaga humas terkemuka di Inggris dan Eropa, terbitan bulan November 1987, “humas adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara 10
Zulkarnain Nasution, Manajemen Humas di Lembaga Pendidikan, (Malang: UMM PRESS, 2006), h. 11 11 Morissan, Manajemen Public Relations: Strategi Menjadi Humas Profesional, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 7 12 Morissan, Manajemen Public Relations: Strategi Menjadi Humas Profesional, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 8
18
terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya. Jadi, humas adalah suatu rangkaian kegiatan yang diorganisasi sedemikian rupa sebagai suatu rangkaian kampanye atau program terpadu, dan semuanya itu berlangsung secara berkesinambungan dan teratur. Menurut Zulkarnain, Public Relations (Humas) adalah fungsi manajemen yang khas yang mendukung pembinaan dan pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya mengenai komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerjasama, melibatkan penerangan dan tanggapan dalam hubungan dengan opini public, menetapkan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani kepentingan umum, menopang manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan yang dini dalam membantu kecenderungan, dan mengunakan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.13 Sedangkan menurut Rosady Ruslan, manajemen humas adalah suatu proses dalam menangani perencanaan, pengorganisasian, mengkomunikasikan serta pengkoordinasian yang secara serius dan rasional dalam upaya pencapaian tujuan bersama dari organisasi atau lembaga yang diwakilinya.14 Dengan demikian kegiatan Humas di lembaga pendidikan tidak terlepas dari manajemen, dan begitu juga manajemen tidak mungkin berjalan sebagaimana yang diharapkan tanpa adanya Humas. Sebagaimana telah dikemukakan, ada sejumlah definisi mengenai humas adalah sebagai hubungan dengan masyarakat luas, seperti melalui publisitas, khususnya fungsi-fungsi korperasi, organisasi dan sebagainya yang berhubungan dengan usaha untuk menciptakan opini public dan citra yang menyenangkan untuk dirinya sendiri. 13
Zulkarnain Nasution, Manajemen Humas di Lembaga Pendidikan, (Malang: UMM PRESS, 2006), h.13 14 Zulkarnain Nasution, Manajemen Humas di Lembaga Pendidikan, (Malang: UMM PRESS, 2006), h. 14
19
Definisi yang lebih spesifik yang menekankan tanggung jawab khususnya, diberikan oleh Public Relations News: Humas adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik, mengidentifikasi kebijaksanaan-kebijaksanaan dan prosedur-prosedur
seorang
individu
atau
sebuah
organisasi
berdasarkan
kepentingan publik, dan menjalankan suatu program untuk mendapatkan pengertian dan penerimaan publik.15 3. Fungsi dan Tujuan Manajemen Humas a. Fungsi Humas Fungsi manajemen sebagai suatu karakteristik dari pendidikan muncul dari kebutuhan untuk memberikan arah pada perkembangan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif dalam operasional sekolah. Kerumitan yang meningkat karena luas dan banyak program telah mendorong usaha untuk merinci dan mempraktikkan prosedur administrasi dengan sistematis. Usaha ini telah menghasilkan uraian tentang praktik-praktik yang berhasil dan perangkatperangkat atas yang konstruktif.16 Sementara Cutlip and Center mengatakan bahwa fungsi humas adalah sebagai berikut: 1) Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi (sekolah). 2) Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada masyarakat pada organisasi. 3) Melayani masyarakat dan memberikan nasihat kepada pimpinan organisasi untuk kepentingan umum. 4) Membina hubungan secara harmonis antara organisasi dan masyarakat, baik intern maupun ekstern.17 Dalam kaitannya dengan pemahaman Manajemen Humas, apabila ditinjau dari segi selain fungsi manajemen dan proses dalam kegiatan komunikasi (yang 15
Frazier Moore, Humas: Membangun Citra Dengan Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h. 6 16 Rohiat, Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktik, (Bandung, Refika Aditama, 2008), h. 14 17 Frida Kusumastuti, Dasar-Dasar Hubungan Masyarakat, (Bogor: PT Ghalia Indonesia, 2004), h. 23-24
20
merupakan faktor utama yang dapat menentukan kelancaran proses manajemen dalam fungsi kehumasan dari lembaga yang diwakilinya). Menurut Rosady Ruslan, tahapan dalam manajemen humas tersebut, fungsi pokok atau tahapantahapan
dalam
manajemen
meliputi
perencanaan,
pengorganisasian,
penggerakkan, pengkoordinasian, pengarahan, dan pengawasan dalam konteks kegiatan di lembaga pendidikan, sebagai berikut: 1) Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapai, berapa lama, berapa orang yang diperlukan, dan berapa jumlah biayanya. Perencanaan ini dibuat sebelum suatu tindakan dilaksanakan. Perencanaan menurut Gibson, at al (1982) mencakup kegiatan menentukan sasaran dan alat sesuai untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan pada fungsi manajemen Humas di lembaga pendidikan tentang ada yang harus dicapai organisasi. 2) Pengorganisasian, diartikan sebagai kegiatan membagi tugas-tugas pada orang Penggerakan/Pelaksanaan, merangsang anggota-anggota organisasi melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dan kemauan yang baik. Menurut Davis (1972) menggerakkan adalah kemampuan pemimpin membujuk orangorang mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan penuh semangat. Tugas menggerakkan dilakukan pemimpin lembaga pendidikan, karena itu kepemimpinan lembaga pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam menggerakkan karyawan, tenaga pengajar melaksanakan program kerja. 3) Pelaksanaan, merangsang anggota-anggota organisasi melaksanakan tugastugas dengan antusias dan kemauan yang baik. Menurut Davis (1972) menggerakkan adalah kemampuan pemimpin membujuk orang-orang mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan penuh semangat. Tugas menggerakkan dilakukan pemimpin lembaga pendidikan, karena itu kepemimpinan lembaga pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam menggerakkan karyawan, tenaga pengajar melaksanakan program kerja. 4) Pengkoordinasian, berarti menjaga agar masing-masing tugas-tugas yang telah di beri wewenang dan tanggung jawab dikerjakan sesuai dengan aturan dalam mencapai tujuan. Menurut Gie (1983) pengkoordinasian adalah rangkaian aktivitas menghubung, menyatu padukan, dan menyelaraskan orang-orang dan pekerjaannya sehingga semuanya berlangsung secara tertib dan seirama menuju ke arah tercapaian tujuan tanpa terjadi kekacauan, percekcokan, dan kekosongan kerja. 5) Pengawasan dapat diartikan sebagai salah satu kegiatan untuk mengetahui realisasi perilaku tenaga pengajar dan karyawan dalam organisasi lembaga pendidikan. Secara umum pengawasan dikaitkan dengan upaya
21
mengendalikan, membina dan pelurusan sebagai upaya pengendalian kualitas pendidikan. 18 Menurut Rosady Ruslan mengenai tahap pengawasan di atas disebut tahap evaluasi. Pihak public relations/Humas mengadakan penilaian terhadap hasil-hasil dari program-program kerja atau aktivitas Humas lainnya yang telah dilaksanakan, serta keefektivitasan dari tehnik-teknik manajemen dan komunikasi yang telah dipergunakan.19 Rosady Ruslan mengutip Scoot M. Cutlip and Allen H. Center (1982), menyatakan bahwa proses perencanaan melalui 4 tahap: 1) Penelitian dan Mendengarkan,
2)
Perencanaan
dan
pengambilan
keputusan,
3)
Mengkomunikasikan dan pelaksanaan, dan 4) Mengevaluasi. Scoot M. Cutlip and Allen H. Center (1982), dalam bukunya Effective Public Relations, mengungkapkan bahwa: Public Relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara organisasi demi kepentingan publiknya, serta merencanakan suatu program kegiatan dan komunikasi untuk memperoleh pengertian dan dukungan publiknya.20 Untuk menjalankan fungsi di atas memerlukan alat-alat manajemen dapat dirumuskan dalam 6M yaitu: 1) Men, 2) Money, 3) Methods, 4) Material, 5) Machine, and 6) Market. Alat manajemen mendukung manajemen dalam Abdulsyani, pertama, alat manajemen Men adalah sumber daya manusia, seperti kepala humas beserta staf humas. Kedua adalah money adalah anggaran yang diperlukan untuk mencapai tujuan humas. Ketiga adalah methods yang maknanya bagaimana cara/sistem humas untuk mencapai tujuan. Ke empat adalah material, bahan-bahan yang diperlukan, seperti (ATK) alat tulis. Ke lima adalah machines, mesin-mesin yang 18
Zulkarnain Nasution, Manajemen Humas di Lembaga Pendidikan, (Malang: UMM Press, 2006), h. 16-17 19 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), h. 149 20 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi: Konsepsi dan Aplikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), h. 25
22
diperlukan, seperti camera, handycam, dll. Dan ke enam adalah market, pasaran, jasa humas untuk promosi sekolah atau tempat untuk melempar hasil produksi/karya/prestasi sekolah.21
b. Tujuan Humas Mengenai tujuan hubungan sekolah dan masyarakat, T. Sianipar, meninjaunya dari sudut kepentingan kedua lembaga tersebut, yaitu kepentingan sekolah dan kepentingan masyarakat itu sendiri.22 Menurut
M.
Ngalim
Purwanto,
ditinjau
dari
kepentingan
sekolah,
pengembangan penyelenggaraan hubungan sekolah dan masyarakat bertujuan untuk: 1) 2) 3) 4)
Memelihara kelangsungan hidup sekolah. Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang bersangkutan. Memperlancar proses belajar-mengajar Memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan dalam pengembangan dan pelaksanaan program sekolah.
Sedangkan Purwanto juga menjelaskan jika ditinjau dari kebutuhan masyarakat itu sendiri, tujuan hubungannya dengan sekolah adalah untuk: 1) Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama dalam bidang mental-spritual. 2) Memperoleh bantuan sekolah dalam memecah berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat. 3) Menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan masyarakat 4) Memperoleh kembali anggota-anggota masyarakat yang makin meningkat kemampuannya. Purwanto menjabarkan secara lebih kongkrit lagi, tujuan diselenggarakannya hubungan sekolah dan masyarakat adalah: 1) Mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat. 2) Mendapatkan dukungan dan bantuan moral maupun financial yang diperlukan bagi pengembangan sekolah. 21
Abdulsyani, Manajemen Organisasi, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1987), h. 28 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2009), h. 189-190 22
23
3) Memberikan informasi kepada masyarakat tentang isi dan pelaksanaan program sekolah. 4) Mengembangkan kerja sama yang lebih erat antara keluarga dan sekolah dalam mendidik anak-anak.23 4. Peran Humas di Lembaga Pendidikan Peran humas di lembaga pendidikan kedepan antara lain:24 a. Membina hubungan harmonis kepada public intern (dalam lingkungan lembaga pendidikan, seperti: dosen/guru, tenaga administrasi dan siswa), dan hubungan kepada public ekstern (di luar lembaga pendidikan, seperti: dosen/guru, tenaga administrasi, dan siswa), dan hubungan kepada public ekstern (di luar lembaga pendidikan, seperti: orang tua siswa, dan di luar lembaga pendidikan). b. Membina komunikasi dua arah kepada public internal (dosen/guru, karyawan, dan mahasiswa/siswa) dan public eksternal (lembaga luar/ instansi, masyarakat, dan media massa) dengan menyebarkan pesan, informasi dan publikasi hasil penelitian dan berbagai kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan pimpinan. c. Mengidentifikasi dan menganalisis suatu opini atau berbagai persoalan, baik yang ada di lembaga pendidikan maupun yang ada di masyarakat. d. Berkemampuan mendengar keinginan atau aspirasi-aspirasi yang terdapat di dalam masyarakat. e. Bersikap terampil dalam menterjemahkan kebijakan-kebijakan pimpinan dengan baik. Hubungan sekolah dengan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dan masyarakat dengan tujuan meningkatkan pengertian anggota masyarakat tentang kebutuhan dari praktek pendidikan serta mendorong minat kerja sama para anggota masyarakat dalam rangka usaha memperbaiki sekolah.25 23
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2009), h.190 24 Zulkarnain Nasution, Manajemen Humas di Lembaga Pendidikan, (Malang: UMM Press, 2006), h. 30 25 Piet Sahertian, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), h. 233
24
Dari pengertian humas seperti dikemukakan di atas kita dapat merumuskan tujuan humas, antara lain: 1) Mengembangkan tata hubungan antara sekolah dan masyarakat. 2) Meningkatkan usaha masing-masing pihak masyarakat dapat meningkatkan pemahamannya terhadap sekolah dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 3) Meningkatkan kualitas belajar siswa dan meningkatkan pertumbuhan pribadi tiap anak. 4) Menciptakan rasa ikut serta dan tanggung jawab bersama antara komponen rumah tangga, sekolah dan masyarakat dalam mengembangkan amanat pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.26 5. Peran sekolah dalam masyarakat Hubungan sekolah dan hakikat masyarakat yaitu antara keduanya: a. Sekolah adalah bagian yang integral dari masyarakat, ia bukan merupakan lembaga yang terpisah dari masyarkat. b. Hak hidup dan kelangsungan hidup sekolah bergantung pada masyarakat. c. Sekolah adalah lembaga sosial yang berfungsi untuk melayani anggotaanggota masyarakat dalam bidang pendidikan. d. Kemajuan sekolah dan kemajuan masyarakat saling berkorelasi; keduanya saling memerlukannya.27 Fungsi-fungsi pokok sekolah menurut Sutisna (1985) antara lain sebagai berikut: a. Mengabdi selaku lembaga masyarakat b. Melestarikan dan memindahkan nilai-nilai kultural kepada organisasi penerus c. Mengembangkan anak-anak dan para remaja pemahaman tentang dan penghargaan akan tata tertib sosialnya. 26
Piet Sahertian, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, (Surabaya: Usaha Nasional, 994), h. 234 27 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2009), h. 188
25
d. Menjamin kemajuan sosial sejauh lembaga sosial bisa menjamin kemajuan.28 Dalam perbaikan masyarakat, sering menjalankan peranan selaku pengambil inisiatif Sekolah berusaha menjamin kemajuan sosial dengan menjadi pelaku aktif dalam mendorong perbaikan masyarakat. Dalam hal ini, sangat penting bagi sekolah menjalankan peranan kepemimpinan yang aktif dalam menggalakkan program perbaikan masyarakat, terutama di tempat-tempat lembaga lain tidak ada atau lembaga lain ini tidak dilengkapi untuk tugas ini. Dalam hal Ini sekolah yang berfungsi selaku pelaku aktif bagi kemajuan masyarakat, belajar di sekolah diorientasikan kepada kenyataan kehidupan masyarakat dan masalah masyarakat. Sekolah sebagai lembaga pendidikan menggunakan masyarakat menjadi laboratorium dan sumber kedua-duanya.
6. Ruang Lingkup Tugas Humas Ruang lingkup tugas humas dalam sebuah organisasi/lembaga antara lain meliputi aktivitas sebagai berikut:29 a. Membina hubungan ke dalam (public internal) Yang dimaksud dengan public internal adalah public yang menjadi bagian dari unit.badan/perusahaan atau organisasi itu sendiri. Seorang humas harus mampu mengidentifikasi atau mengenali hal-hal yang menimbulkan gambaran negatif di dalam masyarakat, sebelum kebijakan itu dijalankan oleh organisasi. b. Membina hubungan keluar (public eksternal) Yang
dimaksud
dengan
public
eksternal
adalah
public
umum
(masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran public yang positif terhadap lembaga yang diwakilinya. 28
Zulkarnain Nasution, Manajemen Humas di Lembaga Pendidikan, (Malang: UMM Press, 2006), h. 41 29 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations&Media Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Prees, 2006), h. 23
26
Secara stuktural, public relations merupakan bagian integral dari suatu lembaga/organisasi. Artinya public relations merupakan salah satu fungsi manajemen modern yang bersifat melekat pada manajemen perusahaan (corporate management function). Itu berarti bagaimana humas dapat berperan dalam melakukan komunikasi timbal balik (two ways communication) dengan tujuan menciptakan saling pengertian (mutual appreciation), saling mempercayai (mutual confidence) menciptakan good will, memperoleh dukungan public (public support) dan sebagainya demi tercapainya citra yang positif bagi suatu lembaga/perusahaan (corporate image).
C. Pemberdayaan Hubungan Masyarakat (Humas) 1. Pengertian Pemberdayaan Menurut Edi Suharto, pemberdayaan atau pemberkuasaan (empowerment), berasal dari kata „power‟ (kekuasaan atau keberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan. Kekuasaan sering kali dikaitkan dengan kemampuan kita untuk membuat orang lain melakukan apa yang kita inginkan, terlepas dari keinginan dan minat mereka. Ilmu sosial tradisional menekankan bahwa kekuasaan
berkaitan
dengan
pengaruh
dan
control.30
Edi
mengatakan
kemungkinan terjadinya proses pemberdayaan sangat tergantung pada dua hal : 1) Bahwa kekuasaan dapat berubah. Jika kekuasaan tidak dapat berubah, pemberdayaan tidak mungkin terjadi dengan cara apapun. 2) Bahwa kekuasaan dapat diperluas. Konsep ini menekankan pada pengertian kekuasaan yang tidak statis, melainkan dinamis.31 Suharto menjelaskan pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam, a) memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki 30
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Soisial, (Bandung: Refika Aditama, 2005), h. 57 31 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Soisial, (Bandung: Refika Aditama, 2005), h. 58
27
kebebasan (freedom), dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari kesakitan, b) menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan, dan c) berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusankeputusan
yang
mempengaruhi
mereka.
Beberapa
ahli
di
bawah
ini
mengemukakan definisi pemberdayaan dilihat dari tujuan, proses dan cara-cara pemberdayaan. Suharto juga menerangkan pemberdayaan, yaitu: a) Pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan kekuasaan orang-orang yang lemah.(Ife, 1995) b) Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh ketrampilan, pengetahuan dan kekuasaan yang cukup mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya. (Parson, et.al, 1994). c) Pemberdayaan menunjuk pada usaha pengalokasian kembali kekuasaan melalui pengubahan struktur sosial. (Swift dan Levin, 1987). d) Pemberdayaan adalah suatu cara dengan mana rakyat, organisasi, dan komunitas diarahkan agar mampu menguasai atau berkuasa atas kehidupannya. (Rappaport, 1984).32 Demikian pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Riker berpendapat bahwa, kekuasaan adalah kemampuan untuk menggunakan pengaruh sedangkan alasan adalah penggunaan pengaruh yang sebenarnya. Sedangkan Russell mendefinisikan kekuasaan sebagai hasil pengaruh yang diharapkan. Pendekatan kita adalah menelusuri beberapa segi kekuasaan dan
32
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Aditama, 2005), h. 58-59
(Bandung: Refika
28
menguraikan kerumitan konsepnya. Yang penting adalah bagaimana berbagai gagasan kekuasaan berkaitan dengan komunikasi organisasi.33 Komunikasi mempunyai peranan penting bagi eksistensi suatu organisasi. Sekarang manajer biasanya menghabiskan sebagian dari waktunya bekerja dengan berkomunikasi untuk mengkoordinasi bagian-bagian dari organisasi agar menjadi unit-unit kerja yang efektif dan efisien.34 Sehubungan dengan peranan komunikasi Oteng Sutisna, menyarankan bahwa, fungsi pertama seorang eksekutif adalah mengembangkan dan memelihara suatu sistem komunikasi yang bekerja efektif. Informasi yang tepat membutuhkan datadata, fakta-fakta, perasaan-perasaan, ide-ide yang harus di komunikasikan sebelum mengambil keputusan dalam kegiatan organisasi. Komunikasi sangat penting dalam menangani semua masalah, dan sangat penting pula dalam membuat keputusan, karena dalam membuat keputusan yang rasional perlu didukung oleh data, fakta, dan keterangan yang tepat sebagai bahan pemilihan alternatif-alternatif agar dampak dan konsekuensi negatif dari keputusan tersebut dapat ditekan sekecil mungkin.
2. Pengertian Pemberdayaan Humas Hubungan masyarakat mempunyai dua pengertian yang biasa dikenal sebagai teknik komunikasi dan sebagai metode komunikasi. a. Hubungan masyarakat sebagai teknik komunikasi Hubungan masyarakat itu merupakan kegiatan melaksanakan hubungan dengan publik di luar dan di dalam organisasi dengan jalan berkomunikasi. b. Hubungan masyarakat sebagai metode komunikasi Humas sebagai metode komunikasi sering disebut humas sebagai lembaga (public relations as state of being). Humas sebagai lembaga umumnya 33
R. Wayne Pace dan Don F. Faules, editor Deddy Mulyana, Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan kinerja perusahaan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), h. 252-253 34 H.S Koswara dan Ade Yeti Nuryantini, Manajemen Lembaga Pendidikan, (Bandung: Patragading, 2002), h. 120
29
hanya
terdapat
pada
organisasi-organisasi
besar
karena
kegiatan
berkomunikasi dengan public tidak mungkin dilakukan oleh si pemimpin organisasi sendiri. Demikian beberapa hal mengenai pengertian humas. Dari paparan diatas jelaslah perbedaan antara humas sebagai metode komunikasi dan humas sebagai teknik komunikasi. Kegiatan yang dilakukan oleh kahumas beserta staf dari sebuah organisasi merupakan metode komunikasi. Menurut Soetjipto dan Raflis Kosasi, Hubungan sekolah dan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat untuk meningkatkan pengertian masyarakat
tentang kebutuhan serta kegaiatan
pendidikan serta mendorong minat dan kerja sama untuk masyarakat dalam peningkatan dan pengembangan sekolah. Kindred, Bagin dan Gallagher (1976) mendefinisikan husemas ini sebagai usaha kooperatif untuk menjaga dan mengembangkan saluran informasi dua arah yang efisien serta saling pengertian antara sekolah, personel sekolah dengan masyarakat.35 Adapun menurut Onong Uchjana, humas adalah fungsi manajemen dari sikap budi yang berencana dan bersinambungan, yang dengan itu organisasi-organisasi lembaga-lembaga yang bersifat umum dan pribadi berupaya membina pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang ada kaitannya atau yang mungkin ada hubungannya dengan jalan menilai pendapat umum di antara mereka, untuk mengorelasikan, sedapat mungkin, kebijaksanaan dan tata cara mereka, yang dengan informasi yang berencana dan tersebar luas, mencapai kerja sama yang lebih produktif dan pemenuhan kepentingan bersama yang lebih efisien.36 Sutisna, mengemukakan maksud hubungan sekolah dengan masyarakat, 1) untuk mengembangkan pemahaman tentang maksud-maksud dan saran-saran dari sekolah, 2) untuk menilai program sekolah, 3) untuk mempersatukan orang tua murid dan guru dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak didik, 4) untuk mengembangkan kesadaran tentang pentingnya pendidikan sekolah dalam era pembangunan, 5) untuk membangun dan memelihara kepercayaan masyarakat terhadap sekolah, 6) untuk memberitahu masyarakat tentang pekerjaan sekolah, 7) 35
Soejipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 193 Onong Uchjana Effendy, Hubungan Masyarakat: Suatu studi Komunikologis, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), h. 21 36
30
untuk mengerahkan dukungan dan bantuan bagi pemeliharaan dan peningkatan program sekolah.37 Hubungan sekolah dengan masyarakat sangat besar manfaat, dan artinya bagi kepentingan pembinaan dukungan moral, material, dan pemanfaatan masyarakat sebagai sumber belajar. Berbagai teknik dan media dapat dilakukan konteks ini, seperti mengadakan rapat atau pertemuan, surat menyurat, buku penghubung, bulletin sekolah, dan kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler yang bermanfaat bagi peserta didik maupun orang tua. Hubungan sekolah dengan masyarakat pada hakikatnya merupakan sarana yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik di sekolah. Dalam hal ini, sekolah sebagai sistem sosial merupakan bagian integral dari sistem sosial yang lebih besar, yaitu masyarakat. Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat dalam mencapai tujuan sekolah atau pendidikan secara efektif dan efisien. Sebaliknya sekolah juga harus menunjang pencapaian tujuan atau pemenuhan kebutuhan masyarakat, khususnya kebutuhan pendidikan. Oleh karena itu, sekolah berkewajiban memberi penerangan tentang tujuan-tujuan, program-program, kebutuhan, serta keadaan masyarakat. Sebaliknya, sekolah juga harus mengetahui dengan jelas apa kebutuhan, harapan, dan tuntutan masyarakat, terutama terhadap sekolah. Dengan kata lain, antara sekolah dan masyarakat harus dibina dan dikembangkan suatu hubungan yang harmonis. Memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar ini semakin dirasakan pentingnya pada masyarakat yang telah menyadari dan memahami pentingnya pendidikan. Namun tidak bararti pada masyarakat yang masih kurang menyadari pentingnya pendidikan, hubungan kerja sama ini tidak perlu dibina dan dikembangkan.
37
h. 164
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007),
31
Jika hubungan sekolah dengan masyarakat berjalan dengan baik, rasa bertanggung jawab dan partisipasi masyarakat untuk memajukan sekolah juga akan baik antara sekolah dan masyarakat, masyarakat perlu mengetahui dan memiliki gambaran yang jelas tentang sekolah yang bersangkutan. Gambaran dan kondisi sekolah ini dapat di informasikan kepada masyarakat melalui laporan kepada orang tua murid, bulletin bulanan, penerbitan surat kabar, pameran sekolah, open house, kunjungan ke sekolah, kunjungan ke rumah murid, penjelasan oleh tenaga kependidikan sekolah, radio dan televisi, serta laporan tahunan.38 Dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar sekolah kepala dan guru merupakan kunci keberhasilan, yang harus menaruh perhatian terhadap apa yang terjadi pada peserta didik di sekolah dan apa yang dipikirkan orang tua dan masyarakat tentang sekolah. Kepala sekolah dituntut untuk senantiasa berusaha membina dan mengembangkan hubungan kerja sama yang baik antara sekolah dan masyarakat guna mewujudkan sekolah yang efektif dan efisien. Hubungan yang harmonis ini akan membentuk, 1) saling pengertian antara sekolah, orang tua, masyarakat dan lembaga-lembaga lain yang ada di masyarakat termasuk dunia kerja, 2) saling membantu antara sekolah dan masyarakat karena mengetahui manfaat, arti dan pentingnya peranan masing-masing, 3) kerja sama erat antara sekolah dengan berbagai pihak yang ada dimasyarakat dan mereka merasa bangga dan ikut bertanggung jawab atas suksesnya pendidikan di sekolah. Kepala sekolah dituntut untuk senantiasa berusaha membina dan mengembangkan hubungan kerja sama yang baik antara sekolah dan masyarakat guna mewujudkan sekolah yang efektif dan efisien. Hubungan yang harmonis ini akan membentuk, 1) saling pengertian antara sekolah, orang tua, masyarakat dan lembaga-lembaga lain yang ada di masyarakat termasuk dunia kerja, 2) saling membantu antara sekolah dan masyarakat karena mengetahui manfaat, arti dan pentingnya peranan 38
h. 166
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007),
32
masing-masing, 3) kerja sama erat antara sekolah dengan berbagai pihak yang ada di masyarakat dan mereka merasa bangga dan ikut bertanggung jawab atas suksesnya pendidikan di sekolah. Dengan memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar sekolah diharapkan tercapai tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat, yaitu meningkatkan kinerja sekolah terlaksananya proses pendidikan di sekolah secara produktif, efektif, dan efisien sehingga menghasilkan lulusan yang produktif dan berkualitas.
3. Jenis Media Internal Humas di Lembaga Pendidikan Media internal sasarannya publik internal. Menurut Zulkarnain Nasution ada beberapa jenis media internal (ke dalam) yang sering digunakan para praktisi Humas di lembaga pendidikan, antara lain: a. Warta atau bulletin merupakan media cetak internal suatu lembaga pendidikan. Umumnya
berisi
berita-berita
tentang kegiatan
yang
dilaksanakan dan program yang akan dilaksanakan unit kerja dilingkungan lembaga pendidikan. Warta atau bulletin ini diterbitkan secara berkala, ada yang bulanan dan mingguan. b. Papan informasi adalah tempat menempelkan pengumuman, terkait pelaksanaan kegiatan di lembaga pendidikan dan sosialisasi kebijakan pimpinan di lembaga pendidikan secara tertulis, seperti edaran dan sebagainya. Papan informasi bisa juga untuk menempelkan brosur atau leaflet tentang kegiatan-kegiatan yang akan diselenggarakan, seperti brosur atau leaflet kegiatan seminar atau lokakarya, informasi tentang penerimaan mahasiswa baru dan sebagainya. c. Papan Foto Papan foto untuk menempelkan foto-foto kegiatan di lingkungan unit kerja lembaga pendidikan yang didokumentasikan staf Humas.
33
d. Spanduk dan Baliho Spanduk dan baliho merupakan media informasi internal yang ditempatkan di jalan-jalan yang strategis di lingkungan lembaga pendidikan, bisa juga didepan gedung. e. Presentasi Video dan Slide Perangkat audio visual dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti mensosialisasikan program lembaga pendidikan kepada publik internal. f. Komunikasi tatap muka Komunikasi tatap muka merupakan media interpersonal antara pimpinan (pihak Humas) dengan para karyawan, tenaga pengajar dan siswa. Misalnya, ceramah, rapat bulanan, rapat koordinasi, dan sebagainya. Komunikasi tatap muka merupakan media yang efektif, karena bias terjadi interaksi dan feed back antara pimpinan dengan karyawannya. g. Acara kekeluargaan Berbagai kegiatan dan acara tidak resmi, seperti arisan keluarga dan rekreasi atau piknik seluruh karyawan beserta anggota keluarganya. Tujuannya meningkatkan dan membina hubungan harmonis antara sesama karyawan dan refresing atau menghilangkan capek akibat beban kerja rutin setiap hari. h. Literatur Pengenalan/Informasi Literatur pengenalan adalah berbagai macam naskah, materi atau buklet yang berisikan riwayat singkat lembaga pendidikan, berbagai kegiatan pokok, cara kerja, fungsi-fungsi yang dijalankan lembaga pendidikan dengan bagan-bagan, struktur manajemen, dan aneka hal penting lainnya yang harus diketahui para pegawai baru.
4. Jenis Media Eksternal Humas di Lembaga Pendidikan Media eksternal sasaranya publik eksternal (ke luar). Guna menjangkau khalayak tertentu untuk mencapai tujuan Humas. Adakalanya penggunaan
34
media massa pers, radio, televisi tidak sesuai, apalagi jika khalayak tersebut hanya terdiri dari beberapa kelompok kecil saja. Karena itu sangat dibutuhkan adanya media humas eksternal yang berfungsi memberikan informasi dan penyampaian komunikasi kepada pihak atau lembaga luar. Menurut Zulkarnain Nasution media komunikasi eksternal itu sendiri memiliki berbagai bentuk antara lain: a. Jurnal eksternal Jurnal eksternal tidak harus diartikan semata-mata berbagai suatu bentuk terbitan tentang suatu lembaga pendidikan yang dibagikan kepada pihakpihak luar. Pihak luar tidak akan tertarik dengan masalah-masalah yang dihadapi suatu organisasi. b. Media Audio Visual Perangkat audiovisual merupakan suatu mdia yang cakupannya terbatas yang dimiliki dan sepenuhnya dikendalikan pihak tertentu diarahkan kepada khalayak yang bersifat terbatas pula. Para praktisi HUmas dapat memanfaatkan CD untuk merekam dan mendokumentasikan berbagai peristiwa. c. Komunikasi lisan Penyampaian suatu uraian secara lisan, mungkin juga dengan didukung peralatan audiovisual, merupakan suatu kegiatan Humas yang penting. Beberapa lembaga pendidikan bahkan telah memperkerjakan para pembicara
secara
permanen
dan
diserahi
tugas
khusus
untuk
menyampaikan penjelasan mengenai lembaga pendidikannya di berbagai klub dan perkumpulan masyarakat. d. Pameran Kegiatan
pameran
merupakan
pelaksana
fungsi
humas
melalui
penyelenggaraan pameran atau ekshibisi. Pada umumnya, pameran dagang atau pameran yang terbuka untuk umum merupakan suatu media iklan.
35
Tujuan penyelenggaraan pameran tersebut, memperkenalkan suatu produk kepada msyarakjat agar mereka tertarik kemudian membelinya. e. Seminar dan konferensi Guna menunjang penggunaan berbagai macam media yang diuraikan, ada baiknya jika suatu lembaga pendidikan menyelenggarakan suatu pertemuan khusus untuk khalayak. Bentuk pertemuan itu bias berupa seminar atau konferensi pers. Tujuan kegiatan ini menyampaikan presentasi ke orang-orang tertentu. f. Media cetak Media ini bersifat komersial, misalnya surat kabar harian, tabloid, majalah berita atau hiburan yang diterbitkan secara berkala mingguan atau bulanan, tersebar luas dan dibaca oleh masyarakat g. Media elektronik Media elektronik seperti stasiun radio dan televise, baik milik pemerintah (TVRI dan RRI) maupun swasta komersial dan radio swasta niaga lain yang mempunyai pendengar atau pemirsa dalam jumlah besar dan tersebar di seluruh Indonesia. h. Media tatap muka atau secara langsung Media tatap muka ini mempunyai beberapa kelebihan yakni: pesannya dua arah. Dapat melibatkan emosi, audiensinya dalam upaya membangun suatu pengaruh, pendidikan, pengenalan, pengertian atau pemahaman. i.
Media cetakan Media ini, seperti booklet, brosur, leaflet Poster, sticker, pamphlet, post card, kalender, supplement publications dan lain-lain. Media ini dibuat di percetakan. Ini media ini adalah publikasi tentang jurusan, program studi, biaya pendidikan, dan lain-lain.
36
j. Company Profile (Profil Lembaga Pendidikan) Merupakan buku yang memberikan informasi tentang profil dari lembaga pendidikan.
Proses
perencanaan,
perencanaan
tindakan,
strategi
penyampaian pesan (komunikasi). k. Media internet Sekarang ini internet selalu digunakan lembaga pendidikan sebagai sarana informasi dan publikasi kepada masyarakat luas, bahkan sampai kedunia internasional. Misalnya membuat email-Warta mingguan di internet.
D. Ruang Lingkup Kehumasan Dewasa ini, perkembangan pesat di berbagai segi kehidupan masyarakat menyebabkan
masyarakat
menjadi
terbagi-bagi
ke
dalam
segmentasi.
Kecenderungan yang terjadi belakangan ini menunjukkan bahwa praktik kehumasan bahkan juga pemasaran dan iklan sebagaimana yang terjadi pada masa lalu tidak bisa dilakukan lagi. Ini berarti tiadak seluruh masyarakat bisa menjadi khalayak humas. Segmen masyarakat yang menjadi khalayak suatu organisasi-organisasi yang berada pada satu lokasi yang sama pun juga acap kali berbeda. Mereka memiliki kebutuhan-kebutuhan dan masalah komunikasi yang berlainan. Kegiatan humas tidak bisa lagi diarahkan kepada khayalak dalam pengertian yang seluas-luasnya. (masyarakat umum).39 Upaya untuk membuat perbedaan ini sebenarnya tidak terlalu banyak manfaatnya karena saat ini ruang lingkup pekerjaan humas sudah sangat luas tidak hanya pada kegiatan-kegiatan tersebut di atas. Ruang lingkup pekerjaan humas bahkan telah merambah ke bidang pemasaran dan keuangan. Praktisi humas turut bertanggung jawab dalam mempersiapkan strategi pemasaran dan dapat menjelaskan seluk-beluk keuangan perusahaan kepada investor dan wartawan media keuangan. 39
Morissan, Manajemen Public Relation: Strategi Menjadi Humas Profesional. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 9
37
Ruang lingkup humas yang luas ini menyebabkan praktisi humas harus memilih
bidang
kekhususan
humas
yang
diminatinya
(spesialisasi).
Perkembangan mutakhir menunjukkan bahwa ruang lingkup pekerjaan humas kini sudah mencakup seluruh bentuk kegiatan komunikasi tersebut di atas. Dengan kata lain, kegiatan seperti propanganda, publisitas, iklan telah menjadi bagian dari pekerjaan humas. Menurut Cutlip-Center-Broom dalam bukunya Effective Public Relations ruang lingkup humas mutakhir mencakup tujuh bidang pekerjaan yaitu sebagaimana yang dikemukakan mereka: The contemporary meaning and practice of public relations includes all of the following activities and specialities (publicity, advertising, press agentry, public affairs, issues management, lobbying, and investor relations).40 Dengan demikian, menurut Cutlip dan rekan, perkembangan mutakhir humas mencakup seluruh kegiatan tersebut yaitu : iklan, press egentry, public affairs, manajemen isu, lobi dan hubungan investor. Pembagian tersebut di atas tentu saja tidak bermaksud mengabaikan peran humas dalam hubungannya dengan publik internal, yaitu para karyawan perusahaan, keluarga karyawan, pemilik modal dan manajemen perusahaan. Ruang lingkup pekerjaan humas tidak hanya publik eksternal tetapi juga publik internal. Ruang lingkup tugas humas juga tergantung dari karakter organisasi dalam menjalani visi, misi organisasi serta tujuan yang akan dicapai.
40
Morissan, Manajemen Public Relation: Strategi Menjadi Humas Profesional. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 13
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Objek Penelitian (Profil Sekolah Madrasah) 1. Sejarah Berdirinya Madrasah Pembangunan UIN Jakarta Madrasah Tsanawiyah Pembangunan ini berada di bawah naungan Yayasan Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada awal tahun 1972 Rektor IAIN (sejak 2002 berubah menjadi UIN) Syarif Hidayatullah yakni Prof. H.M.Toha Yahya Omar (Almarhum) membentuk panitia Pembangunan Gedung Madrasah yang komprehensif kemudian awal pembangunan gedung Madrasah dimulai pada Juni 1972 dengan peletakkan batu pertama oleh Menteri Agama RI pada masa itu, yaitu Prof. H.A.Mukti Ali dan Rektor IAIN Syarif Hidayatullah. Pada tanggal 17 November 1973, gedung Madrasah diserah terimakan dari pimpinan bagian proyek pembinaan bantuan untuk Madrasah swasta Pemda DKI Jakarta kepada UIN Syarif Hidayatullah. Sebelum berdirinya Madrasah Tsanawiyah Pembangunan, Madrasah Pembangunan lebih dulu membuka tingkat Ibtidaiyah (setingkat SD). Pada saat itu jumlah muridnya hanya berjumlah 58 orang, terdiri dari kelas I yakni 43 orang, kelas II berjumlah 8 orang dan kelas III berjumlah 7 orang. Permulaan kegiatan belajar mengajar yakni pada tanggal 17 Januari 1974 dan pada hari ini ditetapkan sebagai Hari Kelahiran Madrasah Pembangunan UIN Jakarta. 48
49
Kemudian baru berdirilah tingkat Tsanawiyah pada tahun 1977 dengan angkatan pertama berjumlah 19 orang. Dan kemudian disusul pada bulan Juli 1991 dibuka kelas jauh tingkat ibtidaiyah di daerah Pamulang. Sesuai dengan keputusan Rektor UIN Jakarta, sejak awal September 1974 pembinaan Madrasah Pembangunan dilaksanakan oleh suatu tim pembinaan yang dipimpin oleh Dekan Fakultas Tarbiyah. Tim ini bertugas antara lain menyiapkan Madrasah Pembangunan UIN sebagai Madrasah Laboratorium Fakultas Tarbiyah UIN Jakarta. Pada tahun 1978, sesuai dengan keputusan Dirjen Bimas Islam Depag RI, nomor: kep/D/03/1978, Madrasah Pembangunan UIN Jakarta dinyatakan sebagai
pilot
proyek
percontohan.
Berdasarkan
keputusan
tersebut
diselenggarakan kegiatan penataran penulisan modul dan uji coba pembelajaran dengan sistem modul. Hingga tahun 1985 empat modul bidang studi telah diuji cobakan, yaitu Al-qur’an, Hadist, Bahasa Arab, Bahasa Indonesia, dan Matematika. Pada tahun 1988, sesuai dengan keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah nomor 06 tahun 1988, wewenang pembinaan dan pengelolaan Madrasah UIN Jakarta dilimpahkan kepada Yayasan Syarif Hidayatullah. Sedangkan mengembangkan sebagai Madrasah Laboratorium dilaksanakan bersama-sama dengan Fakultas Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah. Kini berusia ke-33 tahun, Madrasah Pembangunan UIN Jakarta dari Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah memiliki siswa yang berjumlah + 2,559 orang. Dengan banyaknya jumlah siswa yang dimiliki, menunjukkan bahwa masyarakat
telah
mempercayakan
putra-putrinya
pada
Madrasah
Pembangunan. Selain itu, kepercayaan tersebut merupakan suatu tantangan bagi Madrasah Pembangunan untuk menjadi Madrasah yang paling unggul dan selalu bisa memberikan pelayanan yang terbaik setiap tahunnya.
50
2. Visi dan Misi Madrasah Pembangunan UIN a. Visi Menjadikan Madrasah Pembangunan UIN sebagai jenjang pendidikan dasar dan menengah yang unggul dan terkemuka dalam pembinaan keislaman, keilmuan, dan keindonesiaan dengan mengapresiasi potensi-potensi anak serta perkembangan era globalisasi dan perkembangan zaman.
b. Misi 1) Menyelenggarakan pendidikan yang akan melahirkan lulusan yang beriman dan bertaqwa serta memiliki kemampuan kompetitif dan keunggulan komparatif. 2) Melakukan
pembinaan
kesehatan
fisik
sehingga
terbentuk
keseimbangan antara kekuatan keilmuan dengan perkembangan jasmani siswa serta dapat melahirkan lulusan yang cerdas, kuat dan sehat. 3) Senantiasa melakukan inovasi kurikulum dengan aksentuasi pada pembinaan keislaman, sains dan teknologi serta apresiatif terhadap kecenderungan globalisasi dengan tetap berpijak pada kepribadian indonesia. 4) Senantiasa melakukan pembinaan terhadap tenaga pendidik sebagai tenaga profesional yang menguasai aspek keilmuan, ketrampilan mengajar (skill teaching), kepribadian pedagogis serta komunikasi gobal yang dijiwai akhlak mulia. 5) Senantiasa melakukan pembinaan terhadap tenaga kependidikan yang profesional yang menguasai bidang ilmu yang mendukung tugasnya, etos kerja yang tinggi, serta kepribadian yang islami. 6) Mengupayakan tersedianya sarana prasarana dan fasilitas belajar mengajar yang dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk dapat mengikuti kegiatan belajar seluas-luasnya, sehingga madrasah benar-benar berfungsi sebagai center for learning.
51
7) Melakukan pembinaan kemandirian dan teamwork melalui berbagai aktivitas belajar baik intra maupun ekstrakurikuler.
3.
Profil Humas Humas (hubungan masyarakat) merupakan komponen penting yang harus
diperhatikan sekolah untuk dapat menciptakan citra yang baik di hadapan publik dan mengembangkan tata hubungan antara sekolah dan masyarakat. Madrasah Pembangunan UIN Jakarta sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang mengedepankan urusan kualitas sekolah selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat sesuai kebutuhan atau keinginan masyarakat. Madrasah Pembangunan UIN Jakarta berdiri di atas tanah 6000 M2 dengan luas bangunan 1176 M2. Gedung ini digunakan pagi dan sore, jumlah lokal belajar yang ada 28 lokal dan jumlah rombongan belajar 21 lokal. Sarana dan prasarana yang ada di Madrasah Pembangunan yaitu sarana olahraga, tempat parkir, masjid, dan kantin. Hamdani
menjabat sebagai
kepala Humas atau kepala pusat SIDP (Sistem Informasi Dokumentasi dan Publikasi) dari tahun 1993-2011 di Madrasah
Pembangunan UIN Syarif
hidayatullah Jakarta. Menurut Hamdani, Humas di sekolah ini diatur dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebagai berikut : Mengembangkan tata hubungan antara sekolah dan masyarakat Meningkatkan usaha masing-masing pihak masyarakat agar dapat meningkatkan pemahamannya terhadap sekolah dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Meningkatkan kualitas belajar siswa dan meningkatkan pertumbuhan pribadi setiap anak. Menciptakan rasa ikut serta dan bertanggung jawab bersama antara komponen rumah tangga, sekolah, dan masyarakat dalam mengembangkan amanat pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.1
1
www.mpuin-jkt.sch.id.
52
Sebagai penunjang keberhasilan tujuan tersebut, sekolah perlu memberikan fasilitas yang memadai, dapat menunjang kegiatan belajar siswa agar dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas. Fasilitas-fasilitas yang disediakan sekolah, antara lain : Ruang Kelas Ruang kelas adalah suatu ruangan yang berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan tatap muka dalam proses belajar mengajar (PBM). Banyaknya ruang kelas yang dimiliki MTs Madrasah Pembangunan UIN Jakarta terdiri dari jumlah lokal belajar yang ada 28 lokal dan jumlah rombongan belajar 21 lokal. Ruang Perpustakaan Perpustakaan
sekolah
merupakan
satu
sarana
pendidikan
dalam
mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap siswa. Keberadaan perpustakaan berhubungan langsung dengan proses belajar mengajar di kelas. Oleh karena itu, ruangannya harus ditata dengan baik dan semakin lengkap koleksi bukunya maka semakin baik pula menunjang KBM siswa. Perpustakaan Madrasah Pembangunan ditata agar suasananya kondusif dan dilengkapi dengan fasilitas seperti, 1 meja berkaca, 1 rak busa, 1 kursi stainless, 3 kursi kayu dan 1 rak majalah. Ruang Laboratorium Laboratorium adalah tempat riset ilmiah atau eksperimen. MTs Madrasah Pembangunan UIN Jakarta memiliki laboratorium yang terdiri dari : Laboratorium Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Laboratorium Komputer Laboratorium Bahasa Over Head Projector (OHP) disetiap kelas (tingkat Tsanawiyah) Audio Visual
53
Struktur Organisasi Madrasah Pembangunan UIN Jakarta
Fak.Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
YAYASAN
KOMITE MADRASAH
DIREKTUR
WAKIL DIREKTUR
Kepala Madrasah Tsanawiyah
Kepala Madrasah Ibtidaiyah
Kepala Madrasah Aliyah
Waka I Bid. Kurikulum
WakaII Bid. Kurikulum
Waka I Bid. Kurikulum
Waka I Bid. Kurikulum
Waka III Bid. Kesiswaan Kelas 3-4
Waka IV Bid. Kesiswaan Kelas 1-2
Waka II Bid. Kesiswaan
Waka I Bid. Kurikulum
KEPALA LABORATORIUM
KEPALA PUSAT Penelitian/Pengembangan Dan Jaminan Mutu
Kepala Bagian Tata Uaha
Kasubag Keuangan dan Kepegawaian
KEPALA PUSAT Sistem/Informasi Dokumentasi&Publikasi
Kasubag Pendidikan dan Pengajaran
KASUBAG UMUM
KEPALA PERPUSTAKAAN
54
Bagan tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa, adanya berbagai komunikasi atau hubungan antara berbagai pihak dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan satuan organisasi Madrasah Pembangunan wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik satuan organisasi masing-masing maupun dengan intansi lain di luar Madrasah sesuai dengan tugasnya masing-masing. Wakil direktur membawahi kepala Madrasah Ibtidaiyah, Kepala Madrasah Tsanawiyah, Kepala Madrasah Aliyah, Kepala Pusat penelitian Pengembangan Jaminan Mutu, Kepala Pusat Informasi Dokumentasi dan Publikasi, Kepala Perpustakaan, Kepala Laboratorium, dan Kepala Bagian Tata Usaha menyampaikan laporan kepada Direktur. Selanjutnya Kepala Bagian Tata Usaha menyusun laporan akuntabilitas kinerja pelaksanaan tugas Madrasah Pembangunan. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepala Pusat Informasi Dokumentasi, dan Publikasi berperan sebagai Humas Madrasah Pembangunan yang meliputi sekolah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan Aliyah.
4. Profil Guru MTs Madrasah Pembangunan UIN 1). Keadaan Guru Berdasarkan buku Panduan Siswa2, guru Ibtidaiyah ada 75 tenaga pengajar, guru Tsanawiyah ada 38 tenaga pengajar, dan guru Aliyah ada 18 tenaga pengajar. Populasi guru berjumlah 131 tenaga pengajar. Seluruh guru telah memenuhi kesarjanaannya tingkat satu, kecuali ada satu guru diploma satu di sekolah Aliyah. Empat guru sekolah Aliyah sudah memiliki gelar master dari UPI, UNPAD, dan Mc.Gill University. Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN memiliki tenaga pengajar yang sebagian besar terdiri dari para sarjana SI dan dua guru S2 yang berkompeten dalam bidangnya serta memiliki dedikasi tinggi dalam dunia pendidikan, dan memiliki kesesuaian bidang dengan mata pelajaran yang dibinanya. Para guru diberi kesempatan untuk mengikuti seminar, loka karya, kursus bahasa inggris,
2
Tim Penyusun, Buku Panduan Siswa Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan Aliyah, (Jakarta: 2010)
55
pelatihan komputer, workshop, studi banding dan kesempatan melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Tabel 2 Jumlah Guru MTs Madrasah Pembangunan UIN Jenis No
Tingkat Pendidikan
Status
kelamin
pegawai SI
S2
SPG
PNS
GTY
1
Laki-laki
18
2
1
7
9
2
Perempuan
19
-
-
6
17
37
2
1
14
26
Jumlah
40
40
Berdasarkan sumber data terbaru (lihat lampiran 4 tentang data guru dan buku Panduan3, guru bertambah dua sarjana. Status pegawai dari guru tersebut terdiri dari 14 guru PNS dan 26 guru tetap yayasan, atau disebut guru swasta.
2). Keadaan Karyawan Kelancaran dan keberhasilan suatu pendidikan sangat ditentukan oleh peran serta karyawan. Kelancaran pendidikan di sekolah tidak terlepas dari administrasi yang baik, teratur dan rencana. Yang dimaksud pegawai pada unit pelaksanaan teknis Madrasah Pembangunan adalah keseluruh karyawan sekolah di antaranya Staf Tata Usaha, Staf kebersihan dan satpam. Menurut Kabag TU Sartana, mengatakan jumlah karyawan di Madrasah Pembangunan UIN sudah memiliki standar layanan yang bermutu bagi siswa madrasah yang masuk ke akademik dan non akademik, karena kepuasan pelanggan pelayanan terhadap wali murid sendiri dan pihak luar terhadap nilai dan kepuasan siswa, karena mereka sudah puas terhadap pelayanan tersebut,
3
Buku Pedoman Siswa Madrasah Pembangunan UIN Jakarta
56
dengan adanya jumlah karyawan tersebut masing-masing di Madrasah Pembangunan dengan total jumlah karyawan sebanyak 212 orang.
C. Deskripsi dan Analisis Data 1. Deskripsi Hasil Penelitian Dalam pengumpulan data penulis menggunakan teknik wawancara, observasi, dan penyebaran angket. Sebelum membuat soal-soal angket, penulis merumuskan beberapa dimensi sebagai acuan pembuatan soal angket. Dimensi-dimensi tersebut antara lain meliputi, bagaimana fungsi dan tugas humas dalam penyebaran informasi melalui media dan non media humas. Wawancara disusun berdasarkan pokok penelitian yang diteliti mengenai citra kepala sekolah dan media humas yang ada di Madrasah Pembangunan UIN. Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan humas dalam membangun citra sekarang (current image) Madrasah Pembangunan UIN, dan bagaimana memahami media dan non media apa saja yang digunakan humas. Bagaimana pemberdayaan humas dalam proses humas, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan/evaluasi melalui enam alat manajemen, yaitu anggaran, sumber daya manusia, sarana, cara menyampaikan. Berikut penulis sajikan hasil angket dari 30 item pernyataan yang diberikan kepada 38 responden. Tabel 1 Tugas Humas dalam Membina Hubungan ke Dalam ( rapat mingguan, bulanan, dan semesteran) No 1 2 3 4
Kategori
F
P
Sangat memuaskan Memuaskan Kurang memuaskan Tidak memuaskan Jumlah
21 14 3 38
55,26% 36,84% 7,90% 100
Berdasarkan data yang telah didapatkan dari penelitian bahwa 55,26% guru mengatakan bahwa pekerjaan humas sangat memuaskan dalam
57
menjalankan tugas humas di sekolah dalam membina hubungan ke dalam. Dan 36,84% guru berpendapat bahwa tugas humas memuaskan. Sebagian kecil 7,90% guru berpendapat bahwa pekerjaan humas kurang memuaskan dalam membina hubungan ke dalam atau pada publik internal Madrasah.
Tabel 2 Membina Hubungan Ke Dalam (Rapat Mendadak dalam Situasi Krisis) No 1 2 3 4
Kategori
F
P
Sangat memuaskan Memuaskan Kurang memuaskan Tidak memuaskan Jumlah
23 12 3 38
60,52% 31,57% 7,91% 100
Berdasarkan data yang telah didapatkan dari penelitian bahwa, 60,52% sebagian besar guru mengatakan bahwa kedudukan humas sangat memuaskan pada pelayanan humas, mengadakan rapat mendadak dalam situasi krisis di sekolah. Dan 31,57% guru berpendapat bahwa pelayanan humas memuaskan. Dan sebagian kecil 7,91% berpendapat pelayanan humas kurang memuaskan dalam menangani rapat mendadak. Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa sebagian besar guru menjawab sangat memuaskan dalam mengadakan kegiatan rapat mendadak di sekolah dalam mendiskusikan setiap permasalahan di sekolah. Dengan kondisi ini humas akan menjamin pemahaman yang sama antar rekan kerja, di mana di dalam sebuah rapat atau pertemuan adanya pemahaman yang sama antara anggota humas dengan publik internal sekolah.
58
Tabel 3 Tugas Humas dalam Membina Hubungan ke Dalam ( rapat Briefing pimpinan, guru dan staf karyawan) No 1 2 3 4
Kategori
F
P
Sangat memuaskan Memuaskan Kurang memuaskan Tidak memuaskan Jumlah
16 21 1 38
42,10% 57,89% 0,38% 100
Berdasarkan kuesioner nomer 1-3 yang telah didapatkan dari penelitian bahwa 42,10% guru menjawab bahwa tugas humas sangat memuaskan. Dan 57,89 % guru mengatakan bahwa humas memuaskan dalam menjalankan tugas dan kedudukan humas, sehingga dapat disimpulkan bahwa
humas
menjalankan tugasnya dengan baik untuk menciptakan hubungan yang harmonis ke dalam. Tabel 4 Tugas dan Kedudukan Humas dalam Membina Hubungan Ke Luar (Rapat Orang Tua Murid, Pameran, dan dll) No 1 2 3 4
Kategori
F
P
Sangat memuaskan Memuaskan Kurang memuaskan Tidak memuaskan Jumlah
8 24 6 38
21,05% 63,15% 15,80% 100
Berdasarkan tabel di atas dinyatakan bahwa 63,15% guru rmenjawab tugas humas memuaskan Pimpinan sekolah mengadakan rapat bersama orang tua murid Humas membina hubungan ke luar dengan baik. Dan 21,05% sebagian guru menjawab bahwa tugas humas sangat memuaskan. dan 15,80% sedikit sekali guru menjawab kurang memuaskan, sehingga dapat disimpulkan bahwa pekerjaan humas mendukung pekerjaan pimpinan.
59
Tabel 5 Humas Membina Hubungan Ke Luar (Kerja Sama Sekolah dengan Lembaga lain dan Pers) No 1 2 3 4
Kategori
F
P
Sangat memuaskan Memuaskan Kurang memuaskan Tidak memuaskan Jumlah
17 15 6 38
44,73% 39,47% 15,80% 100
Hasil kuesioner nomer 4 pada tabel di atas dinyatakan bahwa 44,73% sebagian besar guru mengatakan bahwa tugas humas sangat memuaskan dalam bekerja sama dengan lembaga lain. Dan 39,47% guru berpendapat bahwa memuaskan dengan adanya kerja sama dengan lembaga lain yang memberikan pengarahan terhadap kegiatan penyebaran informasi. Dan 15,80% sedikit sekali guru menjawab kurang memuaskan. Sehingga berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan mendapatkan bantuan/sponsor dari lembaga lain, kegiatan siswa khususnya seperti lomba-lomba antara sekolah.
Tabel 6 Pekerjaan Humas dalam Menunjang Fungsi Humas No 1 2 3 4
Kategori Sangat menunjang Menunjang Kurang menunjang Tidak menunjang Jumlah
F
P
3 21 14 38
7,89 % 55,26% 36,85% 100
Hasil kuesioner nomer 6 pada tabel di atas, pekerjaan humas dalam menunjang fungsi humas dinyatakan bahwa 7,89% guru mengatakan bahwa fungsi humas sangat menunjang sekolah dalam bekerja sama dengan lembaga lain. Dan 55,26 % guru berpendapat bahwa menunjang dengan adanya kerja
60
sama dengan lembaga lain yang memberikan pengarahan terhadap kegiatan penyebaran informasi. Dan 36,85% guru menjawab kurang menunjang dalam menjalankan fungsi humas. Tabel 7 Menciptakan Komunikasi Dua Arah sebagai Fungsi Humas No 1 2 3 4
Kategori Sangat menciptakan Menciptakan Kurang menciptakan Tidak menciptakan Jumlah
F
P
24 6 8 38
63,15% 15,78% 21,07% 100
Hasil kuesioner nomer 7 pada tabel di atas, pekerjaan humas dalam menciptakan komunikasi
dua
arah
dinyatakan
bahwa
63,15% guru
mengatakan bahwa pekerjaan humas sangat menciptakan kerja sama dengan publik internal dan eksternal sekolah. Dan 15,78% guru berpendapat bahwa humas menciptakan dengan adanya kerja sama. Dan 21,07% guru menjawab bahwa humas kurang menciptakan komunikasi dua arah dalam menjalankan fungsi humas. Tabel 8 Melayani Kepentingan Umum sebagai Fungsi Humas No 1 2 3 4
Kategori Sangat melayani Melayani Kurang melayani Tidak melayani Jumlah
F
P
7 18 13 38
18,42% 47,36% 34,22% 100
Berdasarkan hasil kuesioner nomer 8 pada tabel di atas, pekerjaan humas dalam melayani kepentingan umum dinyatakan bahwa 47,36%
guru
mengatakan bahwa humas melayani kepentingan umum. Dan 18,42% guru berpendapat bahwa humas sangat melayani kepentingan umum. Dan 34,22%
61
guru menjawab bahwa humas kurang melayani dalam menjalankan fungsi humas. Tabel 9 Membina hubungan harmonis sebagai fungsi humas No 1 2 3 4
Kategori Sangat membina Membina Kurang membina Tidak membina Jumlah
F
P
13 15 10 38
34,21% 39,47% 26,32% 100
Berdasarkan hasil kuesioner nomer 9 pada tabel di atas, pekerjaan humas dalam membina hubungan harmonis dinyatakan bahwa 39,47% guru mengatakan bahwa humas membina hubungan harmonis Dan 34,21% guru berpendapat bahwa humas sangat membina hubungan harmonis. Dan 26,32% guru menjawab bahwa humas kurang membina hubungan harmonis dalam menjalankan fungsi humas. Tabel 10 Membangun Citra Sekarang dalam Penyebaran Informasi Papan Dinding Pengumuman Di Sekolah No 1 2 3 4
Kategori
F
P
Sangat memuaskan Memuaskan Kurang memuaskan Tidak memuaskan Jumlah
16 18 4 38
42,10% 47,36% 10,54% 100
Berdasarkan hasil kuesioner nomer 10 Membngun citra sekarang dalam penyebaran informasi, pada tabel di atas dinyatakan, bahwa 42,10% guru mengatakan fungsi humas sangat memuaskan dalam penyebaran informasi melalui papan dinding pengumuman. Dan 47,36% guru mengatakan bahwa memuaskan untuk mengetahui informasi pesan yang disampaikan kepada guru. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 10,54% guru menjawab kurang memuaskan
62
terhadap pengumuman di ruang guru di sekolah dalam membangun Citra Sekarang sebagai penyebaran informasi. Tabel 11 Membangun Citra Sekarang dalam Penyebaran Informasi Pengumuman Di Ruang Guru No
Kategori
F
P
1
Sangat memuaskan
24
63,15%
2
Memuaskan
11
28,94%
3
Kurang memuaskan
3
7,91%
4
Tidak memuaskan
-
-
38
100
Jumlah
Berdasarkan hasil kuesioner nomer 11 membngun citra sekarang dalam penyebaran informasi, pada tabel di atas dinyatakan bahwa, 63,15% guru mengatakan bahwa humas sangat memuaskan dalam membangun citra sekarang melalui pengumuman di ruang guru. Dan 28,94% guru mengatakan bahwa humas memuaskan dengan hasil informasi yang didapat oleh sekolah untuk mengetahui informasi pesan yang disampaikan kepada guru cukup baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 7,91% guru menjawab kurang memuaskan terhadap pengumuman di ruang guru di sekolah untuk membangun citra sekarang Madrasah Pembangunan dalam penyebaran informasi.
Tabel 12 Membangun Citra Sekarang dalam Penyebaran Informasi Pengumuman Siswa Di Sekolah No 1 2 3 4
Kategori
F
P
Sangat memuaskan Memuaskan Kurang memuaskan Tidak memuaskan Jumlah
22 14 2 38
57,89% 36,84% 5,27% 100
63
Berdasarkan hasil kuesioner 10 pada tabel di atas nomer 12 Membangun citra sekarang dalam penyebaran informasi, pada tabel di atas dinyatakan bahwa, 57,89% guru mengatakan sangat memuaskan terhadap pengumuman siswa di sekolah. Dan 36,84% guru mengatakan bahwa memuaskan dengan hasil kegiatan penyebaran informasi. 5,27% guru menjawab kurang memuaskan terhadap penyebaran informasi melalui pengumuman siswa dalam membangun citra Madrasah Pembangunan dalam penyebaran informasi.
Tabel 13 Membangun Citra Sekarang dalam Penyebaran Informasi Pengumuman Pegawai Di Sekolah No 1 2 3 4
Kategori
F
P
Sangat memuaskan Memuaskan Kurang memuaskan Tidak memuaskan Jumlah
13 22 3 38
34,21% 57,89% 7,90% 100
Berdasarkan hasil kuesioner nomer 13 pada tabel di atas, humas membangun citra sekarang dalam penyebaran informasi melalui pengumuman pegawai di Sekolah dinyatakan bahwa, 34,21% guru menjawab sangat memuaskan terhadap pengumuman pegawai di sekolah. Dan 57,89% guru mengatakan bahwa pekerjaan humas memuaskan dengan adanya pengumuman pegawai di sekolah. Dan 7,90% guru menjawab kurang memuaskan dengan adanya pengumuman pegawai di sekolah. Sehinga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru menjawab memuaskan dalam membangun citra sekarang dalam penyebaran informasi.
64
Tabel 14 Membangun Citra Sekarang dalam Penyebaran Informasi Profil, CD, dan Annual Report Sekolah No 1 2 3 4
Kategori
F
P
Sangat memuaskan Memuaskan Kurang memuaskan Tidak memuaskan Jumlah
22 16 38
57,89% 42,11% 100
Berdasarkan hasil kuesioner nomer 14 pada tabel di atas, humas membangun citra sekarang dalam penyebaran informasi melalui Profil, CD, dan Annual Report Sekolah dinyatakan bahwa, 57,89% guru mengatakan pekerjaan humas sangat memuaskan dalam penyebaran informasi melalui profil sekolah. Dan 42,11% guru mengatakan pekerjaan humas memuaskan dengan adanya profil sekolah untuk mengetahui keberadaan sekolah tersebut. Dari data di atas, menandakan bahwa pimpinan dan humas memberikan informasi mengenai profil sekolah kepada masyarakat sekitar.
Tabel 15 Membangun Citra Madrasah Melalui Bulletin News di sekolah No 1 2 3 4
Kategori
F
P
Sangat memuaskan Memuaskan Kurang memuaskan Tidak memuaskan Jumlah
25 13 38
65,78% 34,22% 100
Berdasarkan hasil kuesioner nomer 15 pada tabel di atas, humas membangun citra madrasah melalui bulletin news di sekolah dikatakan bahwa, 65,78% guru mengatakan pekerjaan humas sangat memuaskan mengenai bulletin sekolah. Dan 34,21% guru mengatakan bahwa memuaskan terhadap
65
bulletin sekolah yang digunakan oleh semua siswa, guru dan pimpinan dalam membangun citra Madrasah Pembangunan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru mengatakan bahwa pekerjaan humas sangat memuaskan dengan adanya bulletin news masyarakat mengetahui kegiatan
sekolah di Madrasah Pembangunan UIN
dalam membangun citra Madrasah Pembangunan.
Tabel 16 Membangun Citra Madrasah Buku Panduan Sekolah No 1 2 3 4
Kategori
F
P
Sangat memuaskan Memuaskan Kurang memuaskan Tidak memuaskan Jumlah
23 15 38
60,53% 39,47% 100
Berdasarkan hasil kuesioner nomer 16 pada tabel di atas, humas membangun citra madrasah melalui buku panduan di sekolah dinyatakan bahwa, 60,53% guru mengatakan pekerjaaan humas sangat memuaskan dalam membangun citra Madrasah Pembangunan melalui buku panduan sekolah. Dan 39,47% guru mengatakan bahwa pekerjaan humas memuaskan. Sehingga dari data di atas dapat disimpulkan sebagian besar guru menjawab sangat memuaskan terhadap buku panduan sekolah dalam membangun citra Madrasah Pembangunan melalui media cetak. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa guru tidak ada yang menjawab kurang memuaskan dan tidak memuaskan dalam membangun citra Madrasah Pembangunan melalui media cetak.
66
Tabel 17 Membangun Citra Madrasah Melalui media cetak majalah internal, brosur, kliping berita di Sekolah No 1 2 3 4
Kategori
F
P
Sangat memuaskan Memuaskan Kurang memuaskan Tidak memuaskan Jumlah
18 13 7 38
47,36% 34,22% 18,42% 100
Berdasarkan hasil kuesioner nomer 17 pada tabel di atas, humas membangun citra madrasah melalui berbagai media cetak dinyatakan bahwa, 47,36% guru mengatakan sangat memuaskan. Dan 34,22% guru mengatakan bahwa pekerjaan humas memuaskan dalam membangun citra Madrasah Pembangunan melalui media cetak. majalah, brosur, kliping berita di sekolah. Dan 18,42% guru mengatakan pekerjaan humas kurang memuaskan dalam membangun citra Madrasah Pembangunan melalui media cetak. Tabel 18 Membangun Citra Madrasah Pembangunan melalui foto-foto kegiatan sekolah No 1 3 4
Kategori
F
P
Sangat memuaskan Memuaskan Kurang memuaskan Tidak memuaskan Jumlah
26 12 38
68,43% 31,57% 100
Berdasarkan hasil kuesioner nomer 18 pada tabel di atas, humas membangun citra madrasah melalui foto-foto dinyatakan, bahwa 68,43% guru mengatakan bahwa pekerjaan humas sangat memuaskan. Dan 31,57% guru mengatakan bahwa pekerjaan humas memuaskan terhadap foto-foto kegiatan di sekolah.
67
Sehingga dapat disimpulkan bahwa humas telah mempublikasikan dan menyebarkan informasi kegiatan ke publik internal dan eksternal sesuai dalam membangun citra Madrasah Pembangunan.
Tabel 19 Membangun Citra Madrasah Pembangunan Melalui Radio No 1 2 3 4
Kategori Sangat memuaskan Memuaskan Kurang memuaskan Tidak memuaskan Jumlah
F
P
0 0 0 Kosong
% % % 100
Berdasarkan hasil kuesioner nomer 19 pada tabel di atas, humas membangun citra madrasah melalui radio dinyatakan, bahwa guru tidak tahu apakah pimpinan, humas, guru, siswa sebagai publik internal madrasah pernah mengudara dan memanfaatkan radio. Menurut Hamdani sebagai Kepala Pusat Informasi, Dokumentasi, dan Publikasi mengatakan bahwa kami belum memanfaatkan radio dalam membangun citra Madrasah Pembangunan.4
Tabel 20 Membangun Citra Madrasah Pembangunan Tampil Media Elektronik TV No 1 2 3 4
4
Kategori
F
P
Sangat memuaskan Memuaskan Kurang memuaskan Tidak memuaskan Jumlah
22 14 2 38
57,89% 36,84% 5,27% 100
Wawancara Kepala Humas Hamdani 16 Juni 2010
68
Berdasarkan hasil kuesioner nomer 20 pada tabel di atas, humas membangun citra madrasah melalui televisi di sekolah dinyatakan, bahwa 57,89% guru mengatakan sangat memuaskan. Dan 36,84% guru berpendapat bahwa pekerjaan humas cukup memuaskan terhadap kegiatan di luar sekolah dengan mengadakan kegiatan seperti tampil
kegiatan pentas seni dan
kreativitas siswa di televisi. Sehingga berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sekolah mengadakan kegiatan pentas seni dan tampil di acara TV akan meningkatkan citra Madrasah Pembangunan.
Tabel 21 Membangun Citra Madrasah Pembangunan Melalui Internet No 1 2 3 4
Kategori
F
P
Sangat memuaskan Memuaskan Kurang memuaskan Tidak memuaskan Jumlah
18 14 6 38
47,36% 36,85% 15,79% 100
Berdasarkan hasil kuesioner nomer 21 pada tabel di atas, humas membangun citra madrasah melalui internet di sekolah dinyatakan, bahwa 47,36% guru mengatakan pekerjaan humas sangat memuaskan. Dan 36,85% guru berpendapat bahwa pekerjaan humas cukup memuaskan dalam mempromosikan Madrasah Pembangunan di internet. Sehingga berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sekolah mengadakan tampilan di internet akan meningkatkan citra Madrasah Pembangunan.
69
Tabel 22 Membangun Citra Madrasah melalui Non- Media Melalui Acara Open House No 1 2 3 4
Kategori
F
P
Sangat memuaskan Memuaskan Kurang memuaskan Tidak memuaskan Jumlah
26 12 38
68,43% 31,57% 100
Berdasarkan hasil kuesioner nomer 22 bagian 1) pada tabel di atas, humas membangun citra madrasah melalui Open House di sekolah dinyatakan bahwa, 68,43% guru mengatakan sangat memuaskan mengadakan acara open house terhadap kepala sekolah, guru dan staf pegawai untuk menjalin kerja sama yang harmonis dengan semua pihak. Dan 31,57% guru mengatakan bahwa memuaskan adanya kegiatan penyebaran informasi yang disampaikan ke masyarakat. Sehingga dari data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru menjawab sekali dalam setahun mengadakan acara open house terhadap kepala sekolah dan staf pegawai dan orang tua murid dalam membangun citra madrasah melalui Open House di Madrasah Pembangunan.
Tabel 23 Membangun Citra Madrasah melalui Non- Media (Saresehan, Home Visiting, Pameran Rutin Dan Workshop) No 1 2 3 4
Kategori Sangat memuaskan Memuaskan Kurang memuaskan Tidak memuaskan Jumlah
F
P
16 13 9 38
42,10% 34,22% 23,68% 100
Nomer 22 bagian 8) pada tabel di atas, dari hasil penelitian dikatakan bahwa, 42,10% guru mengatakan pekerjaan humas sangat memuaskan dalam mengadakan pertemuan saresehan, home visiting, pameran rutin dan workshop di
70
sekolah. Dan 34,22% guru mengatakan
pekerjaan humas memuaskan dalam
mengadakan pertemuan saresehan, home visiting, pameran rutin dan workshop. Dan 23,68% guru mengatakan pekerjaan humas kurang memuaskan mengadakan acara tersebut dalam membangun Citra Madrasah melalui Non- Media.
Tabel 24 Pemberdayaan Humas dalam Perencanaan humas (alat manajemen, biaya, media, sarana dan teknik) No 1 2 3 4
Kategori Sangat memperhatikan Memperhatikan Kurang memperhatikan Tidak memperhatikan Jumlah
F
P
16 18 4 38
42,10% 47,36% 10,54% 100
Berdasarkan hasil kuesioner nomer 23 pada tabel di atas, pemberdayaan humas dalam perencanaan dinyatakan bahwa 42,10% guru mengatakan sangat memperhatikan permasalahan sekolah dalam perencanaan humas. Dan 47,36% guru berpendapat bahwa pekerjaan humas cukup memperhatikan enam alat mnajemen, antara lain anggaran, biaya, media sarana dan teknik. Sehingga dari kesimpulan di atas 10,54% guru mengatakan kurang memperhatikan pemberdayaan humas dalam perencanaan.
Tabel 25 Pemberdayaan Humas dalam Pengorganisasian No 1 2 3 4
Kategori Sangat terkoordinasi Koordinasi Kurang terkoordinasi Tidak koordinasi Jumlah
F
P
18 13 7 38
47,36% 34,22% 18,42% 100
71
Berdasarkan hasil kuesioner nomer 24 pada tabel di atas, pemberdayaan humas dalam pengorganisasian dinyatakan bahwa 47,36% guru mengatakan sangat terkoordinasi dalam pengorganisasian humas terhadap struktur organisasi di Madrasah Pembangunan. Dan 34,22% guru berpendapat bahwa koordinasi dalam pengorganisasian humas. Dan 18,42% guru mengatakan kurang terkoordinasi. Dengan demikian secara umum guru mengatakan bahwa telah koordinasi pemberdayaan humas dalam penyebaran informasi di Madrasah Pembangunan. Tabel 26 Pemberdayaan Humas dalam Pelaksanaan humas No 1 2 3 4
Kategori
F
P
Sangat sinkronisasi Sinkronisasi Kurang sinkronisasi Tidak sinkronisasi Jumlah
13 21 4 38
34,21% 55,26% 10,53% 100
Berdasarkan hasil kuesioner nomer 25 pada tabel di atas, pemberdayaan humas dalam pelaksanaan dinyatakan bahwa 34,21% guru mengatakan pelayanan humas sangat sinkronisasi dengan pelaksanaan kegiatan humas melalui media. Dan 55,26% guru berpendapat pelayanan humas sinkronisasi dengan hasil pelaksanaan kegiatan humas. Dan 10,53% guru mengatakan pelayanan humas kurang sinkronisasi. Dengan demikian secara umum pelaksanaan kegiatan humas melalui media sudah sinkronisasi pemberdayaan humas dalam penyebaran informasi.
72
Tabel 27 Pemberdayaan Humas dalam Pengawasan No 1 2 3 4
Kategori Sangat mengukur Mengukur Kurang mengukur Tidak mengukur Jumlah
F
P
14 21 3 38
36,84% 55,27% 7,89% 100
Berdasarkan hasil kuesioner nomer 26 pada tabel di atas, pemberdayaan humas dalam pengawasan dinyatakan bahwa 36,84% guru mengatakan pelayanan humas sangat mengukur dalam pengawasan kepala sekolah dan kepala humas. Dan 55,27% guru berpendapat bahwa mengukur dalam pengawasan kepala sekolah dan kepala humas . Dan 7,89% guru mengatakan pelayanan humas kurang mengukur pemberdayaan humas dalam penyebaran informasi. Tabel 28 Pemberdayaan Humas Melatih SDM melalui training dan workshop No 1 2 3 4
Kategori
F
P
Sangat melatih Melatih Kurang pelatihan Tidak ada pelatihan Jumlah
13 20 5 38
34,21% 52,64% 13,15% 100
Berdasarkan hasil kuesioner nomer 27 pada tabel di atas, pemberdayaan humas dalam meningkatkan alat manajemen SDM dinyatakan bahwa 34,21% guru mengatakan pelayanan humas sangat melatih
dengan SDM melalui
training dan workshop. Dan 52,64% guru berpendapat bahwa pelatihan SDM training dan workshop. Dan 13,15% guru mengatakan kurang pelatihan terhadap training dan workshop yang diadakan di Madrasah Pembangunan dalam pemberdayaan humas.
73
Tabel 29 Pemberdayaan Humas Melalui Anggaran (Money) No
Kategori
F
1 2 3 4
Sangat membiayai anggaran Membiayai anggaran Kurang anggaran Tidak ada anggaran Jumlah Berdasarkan hasil kuesioner nomer 28 pada
P
13 34,21% 20 52,64% 5 13,15% 38 100 tabel di atas, pemberdayaan
humas dalam meningkatkan alat manajemen anggaran (money) dinyatakan bahwa 34,21% guru mengatakan pimpinan sangat membiayai anggaran kegiatan humas melalui pemberdayaan humas. Dan 52,64% guru berpendapat bahwa ada anggaran pelayanan humas
dalam pemberdayaan humas. Dan
13,15% guru mengatakan kurang ada anggaran terhadap pelayanan humas dalam pemberdayaan humas. Tabel 30 Pemberdayaan humas Melalui Sarana Dan Prasarana Humas Di Sekolah No 1 2 3 4
Kategori
F
P
Sangat memuaskan Memuaskan Kurang memuaskan Tidak memuaskan Jumlah
15 18 5 38
39,47% 47,37% 13,16% 100
Berdasarkan hasil kuesioner nomer 29 pada tabel di atas, pemberdayaan humas dalam meningkatkan alat manajemen machine; alat pekerjaan humas dinyatakan bahwa 39,47% guru mengatakan pekerjaan humas sangat memuaskan melalui sarana dan prasarana humas di sekolah. Dan 47,37% guru mengatakan sarana humas seperti kamera, handycam, laptop, telepon, fax, dan lainnya memuaskan.
Dan 13,16% guru mengatakan sarana humas kurang
memuaskan dalam mendukung pemberdayaan humas.
74
Tabel 31 Pemberdayaan Humas Melalui Pemasaran dan Promosi Sekolah No 1 2 3 4
Kategori
F
P
Sangat memuaskan Memuaskan Kurang memuaskan Tidak memuaskan Jumlah
13 20 5 38
34,22% 52,63% 13,15% 100
Berdasarkan hasil kuesioner nomer 30 pada tabel di atas, pemberdayaan humas dalam meningkatkan alat manajemen pemasaran dan promosi dinyatakan bahwa 34,22% guru mengatakan bahwa pelayanan humas sangat memuaskan melalui pemasaran dan promosi sekolah. Dan 52,63% guru berpendapat bahwa pelayanan humas memuaskan melalui pemasaran dan promosi sekolah. Dan 13,15% guru mengatakan kurang memuaskan dengan adanya promosi sekolah dalam informasi.
pemberdayaan humas melalui penyebaran
75
D. Interprestasi Data Hasil Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan kepada sejumlah guru yang menjadi sampel, penulis melakukan analisis data yang merupakan bagian yang penting dalam metode ilmiah untuk menjawab masalah penelitian. Dalam menganalisa data penulis memberikan nilai rendah kepada jawaban angket mengenai Membangun Citra Madrasah Melalui Pemberdayaan Humas. Berdasarkan analisis data tersebut penulis dapat interprestasikan bahwa Kepala Humas bertanggung jawab melaksanakan tugas dan fungsi dengan menyebarkan informasi melalui media dan non media di MTs Madrasah Pembangunan UIN dikatakan cukup baik dan sangat memuaskan. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi atau gambaran masing-masing aspek yang diteliti berdasarkan tanggapan responden. Dalam memberikan interpretasi atas nilai rata-rata yang diperoleh digunakan pedoman interpretasi yaitu: 1. Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 75-100% 2. Cukup baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 56-75% 3. Kurang baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 40-56% 4. Tidak baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 40%
Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Penelitian Membangun Citra Madrasah Melalui Pemberdayaan Humas Kategori % No
1
Indikator
Baik
Cukup
Kurang
Tidak
baik
baik
baik
36,84%
7,91%
-
Aspek I Tugas dan fungsi kedudukan humas suatu organisasi 1. Membina hubungan ke dalam (rapat mingguan, bulanan, semesteran).
55,26%
76
2. Membina hubungan ke dalam
60,52%
31,57%
7,91%
-
42,10%
57,89%
0,38
-
21,05%
63,15%
15,80%
-
44,73%
39,47%
15,80%
-
6. Menunjang fungsi humas
7,89%
55,26%
36,85%
-
7. Menciptakan komunikasi dua
63,15%
15,78%
21,07%
-
18,42%
47,36%
34,22%
-
34,21%
39,47%
26,32%
-
347.33%
386.79%
166,26%
-
47,36%
10,54%
-
manajemen
krisis
(siswa
bolos, terlambat, dan etika busana, komputer hilang, dan berat seperti kasus narkoba) 3. Membina hubungan ke dalam (rapat Pimpinan, guru dan staf karyawan). 4. Membina hubungan keluar (rapat pertemuan orang tua murid, pameran, dll). 5. Membina hubungan keluar (kerja sama madrasah dengan lembaga lain).
arah
secara
antara
timbal
madrasah
balik kepada
publik eksternal dan internal. 8. Melayani
masyarakat
dan
memberikan nasihat kepada Pimpinan organisasi. 9. Membina hubungan secara harmonis antara organisasi dan masyarakat Sub Jumlah 2
Aspek 2 Penyebaran informasi melalui media internal dan eksternal 10. Papan Dinding Pengumuman
42,10%
77
disekolah 11. Pengumuman diruang guru
63,15%
28,94%
7,91%
-
57,89%
36,84%
5,27%
-
34,21%
57,89%
7,90%
-
57,89%
42,11%
disekolah 12. Pengumuman untuk siswa disekolah 13. Pengumuman untuk pegawai disekolah 14.Profil,
CD
Madrasah
-
Pembangunan
Sub Jumlah 3
255,24%
213,14%
31,62%
15. Bulletin News di sekolah
65,78%
34,22%
18,42%
-
16. Buku Panduan di sekolah
60,53%
39,47%
5,27%
-
17. Majalah, brosur, spanduk di
47,36%
34,22%
15,79%
-
68,43%
31,57%
-
-
-
-
-
-
57,89%
36,84%
-
-
di
47,36%
36,85%
-
-
House,
68,43%
31,57%
-
-
Aspek 3 Membangun
citra
Madrasah
melalui Media dan non media (media cetak, media elektronik, dan non media)
sekolah 18. Foto-foto kegiatan di sekolah 19. Kerja sama dengan Radio 20.Kerja sama dengan stasuin Televisi siswa
(Pimpinan, dll)
di
guru,
Madrasah
pembangunan 21.Internet
atau
website
Madrasah Pembangunan 22.Acara Saresehan,
Open home
visiting,
78
pameran rutin, workshop dan acara kekeluargaan. Sub Jumlah 4.
415,78%
213.74%
39,48%
23. Perencanaan
42,10%
47,36%
10,54%
-
24. Pengorganisasian
47,36%
34,22%
18,42%
-
25. Pelaksanaan
34,21%
55,26%
10,53%
-
26. Pengawasan
36,84%
55,27%
7,89%
-
34,21%
52,64%
13,15%
-
28. Melalui Anggaran
34,21%
52,64%
13,15%
-
29. Melalui sarana dan prasarana
39,47%
47,37%
13,16%
-
34,22%
52,63%
13,15%
-
302,62%
397,38%
102,62%
Aspek 4 Pemberdayaan
humas
dalam
menyebarkan informasi melalui 6M
27.
Melatih
SDM
melalui
training dan workshop
humas di sekolah 30.Melalui
pemasaran
dan
promosi sekolah. Sub jumlah
Berikut sajian data hasil penyebaran angket terhadap 38 responden. Dari hasil penyebaran angket tersebut diperoleh data tentang Membangun citra madrasah melalui pemberdayaan humas di MTs Madrasah Pembangunan Jakarta yang terdiri dari 4 aspek, yaitu: a. Aspek kedudukan tugas dan fungsi humas suatu organisasi terdiri atas 9 item dengan skor 386 b. Aspek Membangun citra sekarang Madrasah Pembangunan penyebaran informasi melalui media internal dan eksternal terdiri atas 5 item dengan skor 255 c. Aspek Membangun citra Madrasah melalui media dan non media terdiri atas 8 item dengan skor 415
79
d. Aspek Pemberdayaan humas dalam menyebarkan informasi melalui 6 M terdiri atas 8 item dengan skor 397 Selanjutnya data tersebut lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 2 Nilai Rata-Rata Skor Penelitian No
Aspek Penelitian
Skor
Nilai Harapan (NH)
1
Kedudukan, tugas dan fungsi humas Membangun citra sekarang dalam penyebaran informasi melalui media internal dan eksternal Membangun citra madrasah melalui media cetak, media elektronik dan non media Pemberdayaan humas dalam menyebarkan informasi melalui 6 M
386
9 x 3 = 27
386 : 38 = 10,15 %
255
5 x 3= 15
255 : 38 = 6,71%
415
8 x 3 = 24
397
8 x 3 = 24
2
3
4
Rata-rata
Nilai (NS)
Skor
NS X100% NH
Kategori Nilai
10,15 x 100% 27 = 37,59% 6,71 x 100% 15 = 44,73%
Cukup baik
415 : 38 = 10,92%
10,92 x 100% 24 = 45,5%
Baik
397 : 38 = 10,44%
10,44 x 100% 24 = 43,5%
Cukup baik
86,51 %
Baik
Baik
Dari hasil perhitungan nilai rata-rata skor di atas, maka dapat dilihat dengan jelas sebagian besar responden atau guru menjawab 86,51% di nilai baik. Ini menunjukkan bahwa dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada
80
aspek kedudukan, tugas dan fungsi humas membangun citra sekolah, aspek membangun citra sekarang dalam penyebaran informasi melalui media internal dan eksternal, aspek membangun citra melalui media dan non media, dan media elektronik, dan aspek pemberdayaan humas dalam menyebarkan informasi melalui 6 M, sudah terlaksana dengan baik namun pada pemberdayaan humas dalam, menyebarkan informasi melalui 6 M dirasakan kurang baik dimana sekitar 43,5% atau lebih dari setengahnya guru mengatakan pemberdayaan humas yaitu meliputi pekerjaan humas kurang memuaskan dalam membina hubungan ke dalam atau pada publik internal madrasah, pelayanan humas kurang memuaskan dalam menangani rapat mendadak, kerja sama dengan lembaga lain dan Pers kurang memuaskan, kurang menunjang dalam menjalankan fungsi humas, kurang memperhatikan pemberdayaan humas dalam perencanaan, dan guru mengatakan pelayanan humas kurang sinkronikasi, kurang mengukur pelatihan terhadap training, workshop dan seminar yang diadakan di Madrasah Pembangunan, kurang melayani terhadap kegiatan penyebaran informasi dan kurang anggaran terhadap pelayanan humas sarana dan prasarana kurang memuaskan dengan adanya promosi sekolah melalui penyebaran informasi dan guru mengatakan pekerjaan humas kurang memuaskan dalam membina hubungan ke dalam dan keluar atau publik internal dan eksternal. Ini menandakan bahwa kepala sekolah MTs Madrasah Pembangunan UIN dan kepala humas (kepala pusat sistem informasi dokumentasi dan publikasi) melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik demi terciptanya kerjasama yang harmonis dengan guru dan staf pegawai sekolah. Berdasarkan perhitungan statistic sederhana di atas, maka Membangun Citra
Madrasah
Melalui
Pemberdayaan
Humas
di
MTs
Madrasah
Pembangunan UIN Jakarta, dapat diketahui melalui interprestasi aspek-aspek berikut ini: 1. Tugas dan fungsi kedudukan humas Dalam menajalankan tugasnya, humas melaksanakan kegiatannya dengan baik dapat dilihat dari jawaban responden pada item no. 1 sampai
81
dengan no. 9. Pada no 1 sebanyak 55,26% responden menjawab pekerjaan humas sangat memuaskan dalam menjakankan tugas humas di sekolah dalam membina hubungan ke dalam. Pada soal no. 2 sebanyak 60,52% responden menjawab bahwa kedudukan humas sangat memuaskan pada pelayanan humas, mengadakan rapat mendadak dalam situasi krisis di sekolah. Pada soal no. 3 sebanyak 57,89% responden menjawab memuaskan humas dalam menjalankan tugas dan kedudukan humas di sekolah. Pada soal no. 4 sebanyak 63,15% responden menjawab tugas humas memuaskan, Pimpinan sekolah mengadakan rapat bersama orang tua murid, humas membina hubungan keluar dengan baik. Pada soal no. 5 sebanyak 44,73% responden menjawab tugas humas sangat memuaskan dalam bekerja sama dengan lembaga lain. Pada soal no. 6 sebanyak 55,26% responden menjawab
menunjang dengan adanyak kerja sama
dengan lembaga lain yang memberikan pengarahan terhadap kegiatan penyebaran informasi. pada soal no. 7 sebanyak 63,15% responden menjawab pekerjaan humas sangat menciptakan kerja sama dengan publik internal dan eksternal sekolah. Pada soal no. 8 sebanyak 47,36% reponden menjawab humas melayani kepentingan umum. Dan pada soal no. 9 sebanyak 39,47% responden menjawab memuaskan untuk mengetahui informasi pesan yang disampaikan kepada guru. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dalam menjalankan tugas dan fungsi kedudukan humas di sekolah adalah membangun citra madrasah adalah memuaskan. Hal ini sesuai dengan perhitungan persentase yang berada pada interval 37,59% dengan kategori cukup baik. Hal ini berarti kepala sekolah dan kepala humas (kepala pusat sistem informasi, dokumentasi dan publikasi) telah bekerja sama dengan baik dan menciptakan hubungan yang harmonis dengan guru dan staf karyawan di sekolah, dan mengadakan rapat, orang tua siswa dan kegiatan perlombaan di sekolah dan menyebarkan informasi melalui media internal dan media eksternal. 2. Penyebaran informasi melalui media internal dan eksternal
82
Dalam aspek ini, membngun citra madrasah melalui pemberdayaan humas, dapat dilihat dari jawaban responden pada item no. 10 sampai dengan no. 14. Pada no. 10 sebanyak 47,36% responden menjawab memuaskan untuk mengetahui informasi pesan yang disampaikan kepada guru. Pada soal no. 11 sebanyak 63,15% responden menjawab humas sangat
memuaskan
dalam
membangun
citra
sekarang
melalui
pengumuman di ruang guru. Pada soal no. 12 sebanyak 57,89% responden menjawab sangat memuaskan terhadap pengumuman siswa di sekolah. Pada soal no. 13 sebanyak 57,89% responden menjawab pekerjaan humas memuaskan dengan adanya pengumuman pegawai dapat mengetahui kegiatan disekolah. Dan pada soal no. 14 sebanyak 57,89% responden menjawab pekerjaan humas sangat memuaskan dalam penyebaran informasi melalui profil sekolah. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dalam menjalankan kegiatan penyebaran informasi melalui media internal dan eksternal di sekolah guru dan siswa dapat mengetahui informasi yang disampaikan kepada kepala sekolah tentang prestasi siswa, dan kegiatan pelombaan dan bekerja sama dengan lembaga lain. 3. Membangun citra Madrasah melalui media dan non media dan media elektronik Dalam aspek ini, membangun citra madrasah melalui media dan non media, dan media elektronik dapat dilihat dari jawaban responden pada item no. 15 sampai dengan no. 22. Pada no. 15 sebanyak 65,78% responden menjawab pekerjaan humas sangat memuaskan mengenai bulletin sekolah. Pada soal no. 16 sebanyak 60,53% responden menjawab pekerjaan humas sangat memuaskan dalam membangun citra madrasah pembangunan melalui buku panduan sekolah. Pada soal no. 17 sebanyak 47,36% responden menjawab sangat memuaskan dalam membangun citra madrasah melalui media cetak majalah internal, brosur dan kliping berita di sekolah. Pada soal no. 18 sebanyak 68,43% responden menjawab pekerjaan humas sangat memuaskan membangun citra madrasah melalui
83
foto-foto kegiatan di sekolah. Pada soal no. 19 responden tidak ada menjawab melalui radio dalam kerja sama dengan radio. Pada soal no. 20 sebanyak 57,89% responden menjawab sangat memuaskan membngun citra madrasah melalui televisi dan kerja sama dengan televisi di sekolah. Pada soal no. 21 sebanyak 47,36% responden menjawab pekerjaan humas sangat memuaskan membangun citra melalui media internet. Dan pada soal no. 22 sebanyak 68,43% responden menjawab sangat memuaskan mengadakan acara open house di sekolah.
4.
Pemberdayaan humas dalam penyebaran informasi melalui 6 M. Dalam aspek ini, Pemberdayaan humas dalam menyebarkan informasi
dapat dilihat dari jawaban responden pada item no. 23 sebanyak 42,10% responden menjawab pekerjaan humas sangat memuaskan dalam mengadakan pertemuan saresehan, home visiting, pameran, dan seminar atau workshop di sekolah. Pada soal no. 24 sebanyak 47,36% responden menjawab pekerjaan humas cukup memperhatikan enam alat manajemen, antara lain: anggaran, biaya, media, sarana dan prasarana dan teknik. Pada soal no 25 sebanyak 47,36% responden menjawab sangat terkoordinasi dalam pengorganisasian humas terhadap struktur organisasi di Madrasah Pembangunan. Pada soal no. 26 sebanyak 55,26% responden menjawab pelayanan humas sinkronisasi terhadap hasil pelaksanaan kegiatan humas. Pada soal no. 27 sebanyak 55,27% responden menjawab mengukur dalam pengawasan kepala sekolah dan kepala humas (Kepala Pusat Sistem Informasi, Dokumentasi, dan Publikasi). Pada soal no. 28 sebanyak 52,64% responden menjawab pelatihan SDM training dan workshop di sekolah dalam pemberdayaan humas. Pada soal no. 29 sebanyak 52,64% responden menjawab bahwa ada anggaran pelayanan humas dalam pemberdayaan humas. Dan pada soal no. 30 sebanyak 47,37% responden menjawab memuaskan dengan adanya sarana dan prasarana humas di sekolah seperti, kamera, handycam, laptop, telepon fax dan lainnya. Dan
84
pada soal no 31 sebanyak 52,63% responden menjawab pelayanan humas memuaskan melalui pemasaran dan promosi sekolah. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dalam menjalankan tugas dan fungsi kedudukan humas kepala sekolah dan kepala humas (kepala pusat sistem informasi dokumentasi dan publikasi) telah bekerja sama dengan baik dalam menyebarkan informasi melalui media internal dan eksternal di sekolah. Dan menciptakan hubungan yang harmonis dengan lembaga lain. Hal ini sesuai dengan perhitungan presentase yang berada pada interval 43,5% dengan kategori cukup baik.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan di MTs Madrasah Pembangunan UIN Jakarta, penulis dapat menarik kesimpulan: 1. Kedudukan dan tugas humas membina hubungan ke dalam, mengadakan rapat rutin brifieng pimpinan, kenaikan pangkat, sikap siswa dan rapat pleno raport siswa. Tugas humas dalam membina kerja sama dengan lembaga lain, dan mengadakan rapat dengan orang tua murid dalam membina hubungan ke luar. Tugas humas dijalankan oleh kepala Pusat Informasi, Publikasi dan Dokumentasi di bawah wakil direktur Madrasah Pembangunan UIN. Sedangkan para guru berpendapat bahwa pekerjaan humas menunjang fungsi humas, sangat menciptakan kerja sama dengan publiknya,
melayani
kepentingan
umum,
hanya
sebagian
kecil
mengatakan kurang melayani kepentingan umum, sangat membina hubungan. Hal ini sesuai dengan perhitungan persentase yang berada pada interval 37,59 % dengan kategori cukup baik. 2. Humas membangun citra sekarang (current image) melalui papan dinding pengumuman di sekolah, pengumuman untuk guru dan pengumuman untuk siswa, dan pengumuman untuk pegawai, dan profil, CD Madrasah Pembangunan. Hal ini sesuai dengan perhitungan persentase yang berada pada interval 44,73% dengan kategori
baik dalam menyebarkan
informasi. 3. Humas membangun citra Madrasah Pembangunan melalui penggunaan media cetak, penggunaan Bulletins MP News, Buku Panduan, Majalah Lestari, brosur dalam membangun citra Madrasah Pembangunan. Guru
85
86
tidak tahu penggunaan media radio. Namun, penggunaan televisi tampil di TVRI pada tahun 2009 dan internet. Sebagian kecil guru mengatakan ketidakpuasannya terhadap kliping surat kabar, pengumuman siswa, mengundang pers ketika ujian nasional, brosur, majalah, papan dinding, dan pengumuman bagi pegawai dan guru. Sedangkan pola penyebaran informasi melalui
non media humas melaksanakan home visiting,
saresehan setahun sekali, pameran rutin, seminar dan workshop sebulan sekali, pertemuan orang tua murid sebulan sekali. Hal ini sesuai dengan perhitungan persentase yang berada pada interval 45,5% dengan kategori baik. 4. Pimpinan sekolah Madrasah Pembangunan UIN sangat memperhatikan semua alat-alat manajemen dalam pemberdayaan humas. Pimpinan sangat terkoordinasi dengan bagian lainnya, sinkronisasi antara kegiatan humas, bisa mengukur keefektifan individu, kelompok, dan struktur pimpinan, mengadakan pelatihan dan workshop bagi staf humas, didukung oleh sarana pekerjaan humas yang memuaskan, dan anggaran yang produktif. Ditambah lagi, pimpinan dan kepala humas dalam meningkatkan promosi Madrasah Pembangunan dan pemberdayaan humasnya. Hal ini sesuai dengan perhitungan persentase yang berada pada interval 43,5% dengan kategori cukup baik. Dari ke empat aspek yang diteliti hanya pada pemberdayaan humas yang dikatakan dengan kategori cukup baik, akan tetapi dapat disimpulkan bahwa Membangun citra madrasah melalui pemberdayan humas di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta sudah dikatakan baik dalam menjalankan penyebaran informasi melalui media dan non media. Hal ini sesuai dengan hasil perhitungan berdasarkan rumus kategori di atas yaitu 86,51 % dengan kategori baik.
87
B. Saran-saran Berdasarkan hasil temuan dari penelitian, ada beberapa saran-saran dan masukkan yang penulis pandang sebagai hal positif, saran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Bagi kepala humas dalam menjalankan tugas dan fungsi humas di Madrasah Pembangunan UIN, bila humas Madrasah Pembangunan melakukan
identifikasi
masalah
pencitraan
humas,
mengenai
permasalahan penyebaran informasi (current image), permasalahan kepemimpinan sekolah dan humas (mirror image), permasalahan sukses atau tidaknya kerja sama dengan pihak lain (coporate image), permasalahan pandangan/persepsi publik komunitas di sekitar sekolah terhadap public internal Madrasah Pembangunan, seperti pimpinan, guru, pegawai dan siswanya (multi image), dan permasalahan penegakan visi dan misi Madrasah Pembangunan (wish image), seperti kode etik pimpinan, guru, pegawai dan kode etik siswa. Penelitian berikutnya memilih, mengkaji, dan mendalami salah satu citra tersebut. 2. Staf humas dapat bekerja sama dengan anggota OSIS dan siswa lainnya dalam mengkliping surat kabar langganan setiap minggu. Tema kliping membahas permasalahan pendidikan dan pekerjaan humas di surat kabar. Di tambah lagi dengan brosur madrasah dengan sisipkan sejarah singkat Madrasah Pembangunan UIN, prestasi dan karya pimpinan, guru, pegawai dan siswanya. 3. Kerjasama dengan insan media elektronik dan media cetak ditingkatkan lagi untuk mengabadikan kegiatan lomba-lomba dan ulang tahun Madrasah Pembangunan UIN. 4. Pemberdayaan staf humas ditingkatkan lagi
agar mereka lebih
memanfaatkan media internet dan media cetak lainnya, seperti kalender akademik yang kecil dan unik, kenang-kenangan souvenir gelas, jam, saputangan, dan foto kegiatan humas bagi tamu pimpinan dan humas.
88
BAB V PENUTUP
C. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan di MTs Madrasah Pembangunan UIN Jakarta, penulis dapat menarik kesimpulan: 5. Kedudukan dan tugas humas membina hubungan ke dalam, mengadakan rapat rutin brifieng pimpinan, kenaikan pangkat, sikap siswa dan rapat pleno raport siswa. Tugas humas dalam membina kerja sama dengan lembaga lain, dan mengadakan rapat dengan orang tua murid dalam membina hubungan ke luar. Tugas humas dijalankan oleh kepala Pusat Sistem Informasi, Dokumentasi dan Publikasi di bawah wakil direktur Madrasah Pembangunan UIN. Sedangkan para guru berpendapat bahwa pekerjaan humas menunjang fungsi humas, sangat menciptakan kerja sama dengan publiknya, melayani kepentingan umum, hanya sebagian kecil mengatakan kurang melayani kepentingan umum, sangat membina hubungan. Hal ini sesuai dengan perhitungan persentase yang berada pada interval 37,59 % dengan kategori cukup baik. 6. Humas membangun citra sekarang (current image) melalui papan dinding pengumuman di sekolah, pengumuman untuk guru dan pengumuman untuk siswa, dan pengumuman untuk pegawai, dan profil, CD Madrasah Pembangunan. Hal ini sesuai dengan perhitungan persentase yang berada pada interval 44,73% dengan kategori baik dalam menyebarkan informasi. 7. Humas membangun citra Madrasah Pembangunan melalui penggunaan media cetak, penggunaan Bulletins MP News, Buku Panduan, Majalah Lestari, brosur dalam membangun citra Madrasah Pembangunan. Guru
89
tidak tahu penggunaan media radio. Namun, penggunaan televisi tampil kegiatan pentas seni dan kreativitas bagi siswa Madrasah Tsanawiyah di TVRI pada tahun 2009 dan internet. Sebagian kecil guru mengatakan ketidakpuasannya terhadap kliping surat kabar, pengumuman siswa, mengundang pers ketika ujian nasional, brosur, majalah, papan dinding, dan pengumuman bagi pegawai dan guru. Sedangkan pola penyebaran informasi melalui non media humas melaksanakan open house, saresehan setahun sekali, pameran rutin, seminar dan workshop sebulan sekali, pertemuan orang tua murid sebulan sekali. Hal ini sesuai dengan perhitungan persentase yang berada pada interval 45,5% dengan kategori baik. 8. Pimpinan sekolah Madrasah Pembangunan UIN sangat memperhatikan semua alat-alat manajemen dalam pemberdayaan humas. Pimpinan sangat terkoordinasi dengan bagian lainnya, sinkronisasi antara kegiatan humas, bisa mengukur keefektifan individu, kelompok, dan struktur pimpinan, mengadakan pelatihan dan workshop bagi staf humas, didukung oleh sarana pekerjaan humas yang memuaskan, dan anggaran yang produktif. Ditambah lagi, pimpinan dan kepala humas dalam meningkatkan promosi Madrasah Pembangunan dan pemberdayaan humasnya. Hal ini sesuai dengan perhitungan persentase yang berada pada interval 43,5% dengan kategori cukup baik. Dari ke empat aspek yang diteliti hanya pada pemberdayaan humas yang dikatakan dengan kategori cukup baik, akan tetapi dapat disimpulkan bahwa Membangun citra madrasah melalui pemberdayan humas di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta sudah dikatakan baik dalam menjalankan penyebaran informasi melalui media dan non media. Hal ini sesuai dengan hasil perhitungan berdasarkan rumus kategori di atas yaitu 42,83% dengan kategori baik.
90
D. Saran-saran Berdasarkan hasil temuan dari penelitian, ada beberapa saran-saran dan masukkan yang penulis pandang sebagai hal positif, saran tersebut adalah sebagai berikut: 5. Bagi kepala humas dalam menjalankan tugas dan fungsi humas di Madrasah Pembangunan UIN, bila humas Madrasah Pembangunan melakukan
identifikasi
masalah
pencitraan
humas,
mengenai
permasalahan penyebaran informasi (current image), permasalahan kepemimpinan sekolah dan humas (mirror image), permasalahan sukses atau tidaknya kerja sama dengan pihak lain (coporate image), permasalahan pandangan/persepsi publik komunitas di sekitar sekolah terhadap public internal Madrasah Pembangunan, seperti pimpinan, guru, pegawai dan siswanya (multi image), dan permasalahan penegakan visi dan misi Madrasah Pembangunan (wish image), seperti kode etik pimpinan, guru, pegawai dan kode etik siswa. Penelitian berikutnya memilih, mengkaji, dan mendalami salah satu citra tersebut. 6. Staf humas dapat bekerja sama dengan anggota OSIS dan siswa lainnya dalam mengkliping surat kabar langganan setiap minggu. Tema kliping membahas permasalahan pendidikan dan pekerjaan humas di surat kabar. Di tambah lagi dengan brosur madrasah dengan sisipkan sejarah singkat Madrasah Pembangunan UIN, prestasi dan karya pimpinan, guru, pegawai dan siswanya. 7. Kerjasama dengan insan media elektronik dan media cetak ditingkatkan lagi untuk mengabadikan kegiatan lomba-lomba dan ulang tahun Madrasah Pembangunan UIN. 8. Pemberdayaan staf humas ditingkatkan lagi
agar mereka lebih
memanfaatkan media internet dan media cetak lainnya, seperti kalender akademik yang kecil dan unik, kenang-kenangan souvenir gelas, jam, saputangan, dan foto kegiatan humas bagi tamu pimpinan dan humas.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002. Anggoro, M. Linggar, Teori&Profesi Kehumasan: Serta Aplikasinya di Indonesia, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002. Abdulsyani, Manajemen Organisasi, Jakarta: Bina Aksara, 1987. E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2007. Effendy, Onong Uchjana, Humas Suatu Studi Komunikologis, Bandung: Remaja Karya CV, 1986. Handoko, T. Hani, Manajemen, Yogyakarta: BPEF Yogyakarta, 1990, Edisi I cet 8. Jefkins, Frank, Public Relations, Alih Bahasa Haris Munandar, Surabaya: Erlangga, 1995. Kusumastuti, Frida, Dasar-dasar Hubungan Masyarakat, Bogor: UMM Pers, 2004. Koswara, H.S dan Ade Yeti Nuryantini, Manajemen Lembaga Pendidikan, Bandung: Patragading, 2002. Nasution Zulkarnain, Manajemen Humas di Lembaga Pendidikan, Malang: UMM Press, 2006 Moore Frazier, Humas: Membngun Citra Dengan Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005. Mulyasa, E., Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007. Morissan, Manajemen Public Relations: Strategi Menjadi Humas Profesional, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008. Oliver, Sandra, Strategi: Public Relation, Bandung: Penerbit Erlangga, 2006 Purwanto, Ngalim, Administrasi dan supervisi Pendidikan, Bandung: PT Rosda Karya, 2004. Pace R Wayne dan Don F Faules, editor Deddy Mulyana, Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002. Raflis dan Soejipto, Profesi dan Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta, 1999.
Ruslan, Rosady, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi: Konsepsi dan Aplikasi, Jakarta: Rajawali Pers, 2006. Rohiat, Manajemen Sekolah: Teori Dasar Praktik, Bandung: Rafika Aditama, 2008. Sukmadinata Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010 Sahertian, Piet A, Dimensi Administrasi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1994. Suharto, Edi, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, Bandung: Refika Aditama, 2005. Undang-undang Sisdiknas 2003: Jakarta: Penerbit Sinar Grafika, 2007. Undang-undang RI No.14 Th. 2005 Tentang Guru dan Dosen,
Pedoman Wawancara
Nama Responden
: Drs. Rusli Ishaq, MP.d
Jabatan
: Kepala sekolah MTs Madrasah Pembangunan UIN Jakarta
Hari/Tgl
: Senin, 17 Mei 2010
1.
Apa yang dilakukan kepala sekolah dalam menyebarkan informasi ?
2.
Upaya apa yang di lakukan kepala sekolah dalam membangun citra Madrasah Pembangunan?
3.
Media dan non media apa saja yang digunakan untuk membangun citra Madrasah Pembangunan?
4.
Apa strategi kepala sekolah membangun citra (MP) Madrasah Pembangunan yang positif?
5.
Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pengembangan citra sekolah?
6.
Citra sekolah yang bagaimana yang diinginkan/diharapkan oleh kepala sekolah MTs Madrasah Pembangunan?
Jawaban Wawancara
Nama
: Drs. Rusli Ishaq, MP.d
Jabatan
: Kepala Sekolah MTs Madrasah Pembangunan UIN Jakarta
Hari/Tgl
:
1. Kami membuat brosur, surat kabar dan majalah dinding sebagai media informasi, baik untuk kepentingan intern sekolah dan menjalankan fungsi promosi untuk masyarakat luar sekolah. 2. Pimpinan sekolah menerapkan kedisiplinan baik terhadap siswa, guru dan pegawai sekolah. Menciptakan suasana sekolah yang kondusif dan demokratis dengan open manajemen terhadap
orangtua siswa. Kami pun menerima masukkan dari
masyarakat luar sekolah. Dengan demikian akan tercipta kinerja yang optimal bagi semua pihak, dengan sendirinya akan membangun citra yang baik buat sekolah ini. 3. Kami menggunakan media cetak seperti bulletin news dan majalah news. 4. Kami sering mengikuti kegiatan lomba-lomba, seminar, workshop dan studi banding, untuk meningkatkan prestasi siswa dan sekolah. Ini merupakan pencitraan positif sekolah melalui media dan non media, yang bersifat akademik maupun non akademik di tingkat Tsanawiyah. 5. Faktor yang mendukung atau menghambat pengembangan citra positif sekolah yang utama adalah tingkat kedisplin siswa, guru dan staf pegawai MP. Semakin tinggi disiplin mereka, maka semakin baik citra sekolah, begitu juga sebalikmya. Faktor lainnya yang menghambat pengembangan citra sekolah adalah kurangnya sarana dan prasarana sekolah seperti perpustakaan yang tidak lengkap dan lainlain. 6. Citra sekolah yang mendapat nilai positif di mata masyarakat dari segi kualitas dan akademik maupun posisi kualitas dan akhlaknya bagus.
Pedoman Wawancara
Nama Responden
: Hamdani
Jabatan
: Kepala Humas Madrasah Pembangunan UIN Jakarta
Hari/Tgl
: Rabu, 28 Juni 2010
1.
Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi humas di Madrasah Pembangunan UIN yang berkaitan dengan menyebarkan informasi?
2.
Upaya apa Bpk membangun Citra sekarang dalam menyebarkan informasi?
3.
Media apa saja dalam menyebarkan informasi di Madrasah Pembangunan UIN?
4.
Non Media apa saja dalam menyebarkan informasi melalui media cetak?
5.
Faktor-faktor yang mendukung dalam penyebaran informasi melalui media cetak?
6.
Faktor-faktor yang mendukung dalam penyebaran informasi melalui nnon media?
7.
Faktor-faktor yang menghambat dalam penyebaran informasi melalui media cetak?
8.
Faktor-faktor yang menghambat dalam penyebaran informasi melalui non media?
9.
Bagaimana pemberdayaan humas di Madrasah Pembangunan UIN melalui SDM dan biaya anggaran?
10. Menurut pandangan Bpk, apakah humas mampu berkomunikasi dengan publik eksternal Madrasah atau publik komuniti (komunitas sekitar sekolah)? 11. Apakah humas menunjang dan membantu tugas bpk? 12. Apakah harapan bpk humas menunjang dan membantu Pimpinan? 13. Penerangan dibidang apa humas berkomunikasi kepada masyarakat? 14. Siapa saja yang mengikuti rapat rutin?
15. Apa harapan bpk terhadap berlangsungnya rapat rutin? 16. Persuasi apa yang dilakukan Pimpinan bersama humas dan masyarakat? 17. Apa faktor pendukung yang dialami dalam menjalankan fungsi dan tugas humas? 18. Apa faktor penghambat yang dialami dalam menjalankan fungsi dan tugas humas? 19. Aktivitas humas yang mana sangat mendukung pekerjaan Pimpinan? 20. Kegiatan apa yang dilakukan dalam menyebarkan informasi ke publik internal Madrasah? 21. Media apa yang sangat membantu pekerjaan humas? 22. Non media apa yang sangat mendukung pekerjaan humas? 23. Apakah humas setuju terhadap struktur Humas Madrasah Pembangunan UIN? Apa alasannya, setuju atau tidak setuju? 24. Tugas dan fungsi humas yang mana sangat membantu tugas TU?
Jawaban Wawancara
Nama
: Hamdani
Jabatan
: Kepala Humas Madrasah Pembangunan UIN Jakarta
Hari/Tgl
:
1.
Humas itu penting, dia berfungsi sebagai memberikan informasi kepada pihak yang terkait lebih kepada Lembaga Pendidikan Departemen dan khususnya kepada orang tua siswa sehingga informasi-informasi bisa diterima dengan baik.
2.
Sebagai seorang humas, dia terus menerus memberikan informasi-informasi terbaru kepada publik terkhusus semua pihak aktivitas Madrasah sehingga memberikan pencitraan yang baik kepada keberadaan humas.
3.
CD, Profil MP, Perusahaan/lembaga Madrasah Pembangunan, Majalah Lestari, MP News dan informasi-informasi lain, Audio Visual, spanduk media massa, surat kabar dan media elektronik.
4.
Lomba-lomba sejabodetabek, lomba bidang studi, fotball, tenis meja, mewarnai dll.
5.
Faktor pendukung, Manajemen wali orang tua siswa, dan dari media cetak.
6.
Faktor pendukung, adanya kegiatan-kegiatan yang berhubungan seminar, workshop dan pameran.
7.
Faktor penghambat media cetak yaitu, kurang efektif dilihat dari hasil surview siswa yang masuk di Madrasah Pembangunan yang menjalur ke media cetak, tapi kebanyakan siswa yang masuk di Madrasah Pembangunan informasi dari orangorang atau masyarakat.
8.
Faktor menghambat melalui non media yaitu, dilihat dari hasil surview siswa yang masuk Madrasah Pembangunan yang menjalur ke non media.
9.
SDM-nya sangat bagus dan anggaran biayanya sangat produktif
10. Sangat bisa, karena itu bagian dari tugas humas.
11. Ya, karena humas bertanggung jawab terhadap kegiatan yang dilaksanakan disekolah untuk menjamin kebutuhan dalam melakukan perencanaan dan evaluasi untuk menjaga kualitasnya. 12. Mempermudah kerjasama dan membangun kerja sama 13. Hal-hal yang berkaitan dengan Madarsah Pembangunan 14. Pimpinan, guru dan staf pegawai di sekolah. 15. Kordinasi dan komunikasi yang efektif dari unit-unit yang ada. 16. Pendekatannya dengan media dan publik intrnal di Madrasah Pembangunan UIN 17. SDM, Sumber daya manusia yang mempunyai peran semua unsur di Madrasah Pembangunan 18. Ada saja penghambat yang kurang kordinasi dari unit-unit. 19. Komunikasi yang efektif 20. Kegiatan HUT Madarsah Pembangunan, dll. 21. Media Majalah MP, Bulletin news MP. 22. Semangat dan etos kerja humas dan staf humas 23. Setuju, karena Madrasah Pembangunan lembaga yang bagus dan diminati banyak orang. 24. Tugas dan Fungsi Humas : a. Menerima kunjungan tamu b. Memberi informasi tentang Madarsah Pembangunan c. Membuat Buku profile Madrasah Pembangunan, CD Profil, company MP UIN d. Mengelola media cetak sebagai wahana informasi humas e. Menjalin hubungan kerja sama dengan lembaga lain.
Penelitian Angket Untuk Guru
Nama
:
Guru bidang studi
:
1. Bacalah pertanyaan dalam angket ini dengan teliti 2. Isilah dengan memberikan tanda (x) pada jawaban yang bpk/ibu anggap sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Membangun Citra Madrasah Pembangunan UIN Jakarta Melalui Pemberdayaan Humas
A. Tugas, kedudukan humas Membina Hubungan Ke dalam dan ke Luar 1.
Tugas Humas
Bagaimana pendapat bpk/ibu mengenai kegiatan humas (rapat mingguan, bulanan, kuartal, semesteran) dalam membina hubungan ke dalam.
2.
a. Sangat memuaskan
c. Kurang memuaskan
b. Memuaskan
d. Tidak memuaskan
Bagaimana pendapat bpk/ibu menghadapi rapat mendadak ketika ada situasi manajemen krisis (awal seperti bolos, terlambat, dan etika busana, menengah seperti komputer hilang, dan berat seperti kasus narkoba) dalam menerapkan kedudukan humas dalam membina hubungan ke dalam.
3.
a. Sangat memuaskan
c. kurang memuaskan
b. Memuaskan
d. tidak memuaskan
Apakah bpk/ibu mengetahui jenis rapat brifefing Pimpinan, guru dan staf karyawan yang ada di Madrasah Pembangunan UIN dan bagaimana humas membina hubungan ke dalam. a. Sangat Memuaskan
c. kurang memuaskan
b. Memuaskan 4.
d. tidak memuaskan
Apakah bpk/ibu mengetahui jenis rapat orang tua murid, pameran dan lain-lain yang ada di Madrasah Pembangunan UIN dan bagaimana humas membina hubungan ke luar.
5.
a. Sangat memuaskan
c. kurang memuaskan
b. Memuaskan
d. tidak memuaskan
Apakah bpk/ibu mengetahui kerja sama madrasah dengan lembaga lain dan Pers dan bagaimana humas membina hubungan ke luar? a. Sangat memuaskan
c. kurang memuaskan
b. Memuaskan
d. tidak memuaskan
6.
Fungsi Humas
Apakah pekerjaan humas sudah menunjang fungsi humas, bagaimana menurut pandangan bpk/ibu.
7.
a. Sangat menunjang
c. kurang menunjang
b. Menunjang
d.tidak menunjang
Apakah fungsi humas sudah menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik antara madrasah kepada publik internal dan eksternalnya.
8.
a. Sangat menciptakan
c. kurang menciptakan
b. Menciptakan
d. tidak menciptakan
Apakah fungsi humas sudah melayani masyarakat dan memberikan nasihat kepada pimpinan organsasi untuk kepentingan umum?
9.
a. Sangat melayani
c. kurang melayani
b. Melayani
d. tidak melayani
Apakah fungsi humas sudah membina hubungan secara harmonis antara organisasi dan masyarakat, baik publik internal maupun publik eksternal. a. Sangat memuaskan c. kurang memuaskan b. Memuaskan d. tidak memuaskan
B. Membangun Citra sekarang (current image) dalam penyebaran informasi 10. Bagaimana pandangan bpk/ibu terhadap papan dinding pengumuman di Madrasah Pembangunan dalam penyebaran informasi. a. Sangat memuaskan
c. kurang memuaskan
b. Memuaskan
d. tidak memuaskan
11. Bagaimana pandangan bpk/ibu terhadap pengumuman untuk guru pengumuman di Madrasah Pembangunan dalam penyebaran informasi? a. Sangat memuaskan
c. kurang memuaskan
b. Memuaskan
d. tidak memuaskan
12. Bagaimana pandangan bpk/ibu terhadap pengumuman untuk siswa di Madrasah Pembangunan dalam penyebaran informasi. a. Sangat memuaskan
c. kurang memuaskan
b. Memuaskan
d. tidak memuaskan
13. Bagaimana pandangan bpk/ibu terhadap pengumuman untuk pegawai
di
Madrasah Pembangunan dalam penyebaran informasi. a. Sangat memuaskan
c. kurang memuaskan
b. Memuaskan
d. tidak memuaskan
14. Bagaimana pandangan bpk/ibu terhadap profil, CD d di Madrasah Pembangunan dalam penyebaran informasi? a. Sangat memuaskan
c. Kurang memuaskan
b. Memuaskan
d. Tidak memuaskan
C. Membangun Citra Madrasah Pembangunan melalui media cetak dan media elektronik
Media Cetak
15. Bagaimana pendapat bpk/ibu mengenai Bulletin News Madrasah Pembangunan UIN, humas membangun citra madrasah. a. Sangat memuaskan
c. kurang memuaskan
b. Memuaskan 16. Bagaimana
pendapat
d. tidak memuaskan bpk/ibu
mengenai
Buku
Panduan
di
Madrasah
Pembangunan UIN, humas membangun citra madrasah. a. Sangat memuaskan
c. kurang memuaskan
b. Memuaskan
d. tidak memuaskan
17. Bagaimana pendapat bpk/ibu mengenai jenis media cetak yang rutin di gandakan, majalah, brosur, dan bulletin news di Madrasah Pembangunan UIN, humas membangun citra madrasah. a. Sangat memuaskan
c. kurang memuaskan
b. Memuaskan
d. tidak memuaskan
18. Bagaimana pendapat bpk/ibu mengenai
foto-foto kegiatan di Madrasah
Pembangunan UIN, humas membangun citra madrasah. a. Sangat memuaskan
c. kurang memuaskan
b. Memuaskan
d. tidak memuaskan
Media Elektronik 19. Bagaimana pendapat bpk/ibu mengenai kerja sama dengan radio, di Madrasah Pembangunan UIN, humas membangun citra madrasah. a. Sangat memuaskan
c. kurang memuaskan
b. Memuaskan
d. tidak memuaskan
20. Bagaimana pendapat bpk/ibu mengenai kegiatan tampil di stasiun TV, (Pimpinan, guru, siswa, dll) Madrasah Pembngunan UIN, humas membangun citra madrasah. a. Sangat memuaskan
c. kurang memuaskan
b. Memuaskan
d. tidak memuaskan
21. Bagaimana pendapat bpk/ibu mengenai internet atau website di Madrasah Pembangunan UIN, humas membangun citra madrasah. a. Sangat memuaskan
c. kurang memuaskan
b. Memuaskan
d. tidak memuaskan
Non Media 22. Bagaimana pendapat bpk/ibu mengenai acara Open house, Saresehan, home visiting, pameran rutin, workshop, pameran di luar dan acara reuni/kekeluargaan, di Madrasah Pembangunan UIN, humas membangun citra madrasah. a. Sangat memuaskan
c. kurang memuaskan
b. Memuaskan
d. tidak memuaskan
D. Pemberdayaan
pekerjaan
humas
(perencanaan,
pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengawasan) dalam menyebarkan informasi melalui 6 M, 1. SDM (Man), 2. Anggaran (Maney), 3, Sarana dan Prasarana (Machine), 4. media dan non media (Method), 5. Material, dan 6. Market. 23. Apakah perencanaan bagian dokumentasi dan publikasi sudah memperhatikan biaya, media, sarana dan teknik yang akan digunakan a. Sangat memperhatikan
c. kurang memperhatikan
b. Memperhatikan
d. tidak memperhatikan
24. Menurut bpk/ibu apakah kepala sekolah dan bagian dokumentasi dan publikasi sudah mengkoordinasinya (pekerjaan humas) dan pekerjaan pimpinan di sekolah. a. Sangat terkoordinasi
c. kurang terkoordinasi
b. Koordinasi
d. tidak koordinasi
25. Menurut bpk/ibu apakah pelaksanaan humas sudah memperhatikan sinkronisasi antara kegiatan humas dan bagian menjadi efektif dan efesien. a. Sangat sinkronisasi
c. kurang sinkronisasi
b. Sinkronisasi
d. tidak sinkronisasi
26. Menurut bpk/ibu, apakah pengawas kepala sekolah dan kepala humas sudah mengukur efektivitas individu, kelompok dan struktur secara langsung dan tidak langsung.
a. Sangat mengukur
c. kurang mengukur
b. Mengukur
d. tidak mengukur
27. Apakah kepala humas dan stafnya pernah mengikuti dan sudah melatih SDM bagian pusat informasi publikasi dan dokumentasi melalui training dan workshop. a. sangat melatih
c. kurang pelatihan
b. Melatih
d. tidak ada pelatihan
28. Apakah pimpinan pemberdayaan humas membiayai anggaran bagian pusat informasi dokumentasi dan publikasi di Madrasah Pembangunan UIN. a. Sangat anggaran
c. kurang anggaran
b. Ada anggaran
d. tidak ada anggaran
29. Apakah sarana dan prasarana (camera, handycam, laptop, HP, fax, telepon, alat untuk kliping dll), bagian pusat informasi publikasi dan dokumentasi memuaskan? a. Sangat memuaskan
c. kurang memuaskan
b. Memuaskan
d. tidak memuaskan
30. Bagaimana pendapat bpk/ibu mengenai upaya pimpinan dan kepala humas mempromosikan Madrasah Pembangunan UIN. a. Sangat memuaskan
c. kurang memuaskan
b. Memuaskan
d. tidak memuaskan
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama
Vita Setiantara
Nim
204018203280
JurusanlProdi
KI-MP
Judul Skripsi
MembangunCitra MadrasahMelalui PemberdayaanHumas di MTs MadrasahPembangunanUIN Jakarta.
No. Referensi
No
Footnote
Halaman Halaman Skripsi
Paraf
Referensi Pembimbing
BAB I L
Undang-Undang RI, No. 1,4
1
L
2 II
Tahun2005tentangGurudal
YI Ii
Dosen
z
Undang-Undang RI, no 14
It
2
2
3
t I
\ t.-
Tahun2005tentangGurudan
X\
\
Dosen,PasalI 3
Undang-undnag Ri, no. 14
_4) 3
2
8
4
3
22
5
4
t29
L
6
6
13
I
Tahun2005tentangGurudan Dosen"Pasal14 4
RosadyRuslan, (Manajemen
a
Humasdan Komunikasi) 5
RosadyRuslan,(Manajemen
{*
PublicRelations& Media Komunikasi,Konsepsidan Aplikasi). o
Undang-Undang RI No. 20
I
tahun 2003 tentang Sistem
1Y
Pendidikan Nasional Pasal26 ayat2.
(^ ll
7
Frank Jefkins, (Public
6
L7-20
2
12
75-77.,
2
13
3
13
7
-'il
)u*/
Relations).
BAB II 8
RosadyRuslan,(Manajemen PublicRelations&Media Komunikasi:Konsepsidan Aplikasi)
o
ZulkamainNasution,
2t
1J ....J
(Manajemen Humasdi LembagaPendidikan). 1 0 FrankJefkins,(Public
L7-20 \
I
Alih BahasaHaris Relations,
\
Munandar). LL
M. LinggarAnggoro,
---A\
4
L4
69
5
L5
51
(Teori&Profesi Kehumasan: SertaAplikasinyadi Indonesia). L2
SandraOliver, (Strategi PublicRelations).
1 3 Rohiat,(ManajemenSekolah:
e-
6
L5
I4
7
L6
3
C---/'
Teori DasardanPraktik). L4
Abdulsyani, (Manajemen
I
Organisasi). 15
T. Hani Handoko, (Manajemen).
--f
_(
8
t6
8 |\
16
T. Hani Handoko,
9
t6
8
10
t7
LL
11
l7
7
T2
t7
8
13
18
13
I
(Manajemen). L7
Zulkarnain Nasution,(ManajemenHumas
,r/
di Lembaga Pendidikan
1 8 Morissan, (Manajemen Public Relations:StrategiMenjadi
s
Humas Profesional).
t 9 Morissan, (Manajemen Public Relations:StrategiMenjadi
$
Humas Profesional).
20 Zulkarnain Nasution,
(
(ManajemenHumas di LemnbagaPendidikan).
21 ZulkarnainNasution,
t4
18
t4
15
t9
6
t6
I9
l4
I7
20
23-24
l8
20
25\
s
(Manajemen Humasdi LemnbagaPendidikan).
22 FrazierMoore,(Humas:
/
MembangunCitra Dengan Komunikasi). ^a
ZJ
Rohiat, (ManajemenSekolah: Teori Dasar dan Praktik).
24 FridaKusumastuti,(DasarDasarHubungan Masyarakat).
25 RosadyRuslan,(Manajemen PublicRelations&Media Komunikasi:Konsepsidan
<)
26
Zulkarnain Nasution,
t9
2l
20
22
r6-t7 ?
(Manajemen Humas di
1
Lembaga Pendidikan).
27 Rosady Ruslan, (Manajemen
I
t49
Public Relations&Media Komunikasi: Konsepsi dan Aplikasi).
28 Rosady Ruslan, (Manajemen
\
21
22
22
22
25
Public Relations&Media Komunikasi: Konsepsidan Aplikasi).
29 M. Ngalim Purwanto,
I
189-190
(Administrasidan Supervisi Pendidikan).
3 0 M. Ngalim Purwanto,
( z)
ZJ
190
24
23
30
(Administrasidan Supervisi Pendidikan). 31
ZulkamainNasution, (ManajemenHumasdi
/,
LembagaPendidikan). 3Z
Piet Sahertian,(Dimensi-
25
24
z)3
26
25
234
27
25
188
DimensiAdministrasi Pendidikan di Sekolah). JJ
Piet Sahertian,(DimensrDimensiAdministrasi Pendidikan di Sekolah).
3 4 M. Ngalim Purwanto, (Administrasi dan Supervisi
N h'.-:>
Pendidikan). 35
Zulkamain Nasution,
28
25
4l
29
26
23
30
27
57
3l
27
s8
(Manajemen Humas di Lembaga Pendidikan).
3 6 Rosady Ruslan, (Manajemen Public Relations&Media Komunikasi: Konsepsi dan Aplikasi). an JI
Edi Suharto,(Membangun MasyarakatMemberdayakan Rakyat:Kaj ian Strategis PembangunanKe sejahter aan Sosialdan PekerjaanSosisal).
3 8 Edi Suharto,(Membangun MasyarakatMemberdayakan
Kesejahteraan Pembangunan
(
Sosisal). SosialdanPekerjaan
32
28
58- 59
aa JJ
29
252-253
MasyarakatMemberdayakan Rakyat:Kaj ian Strategis PembangunanKe sejahteraan Sosialdan PekerjaanSosisal).
40 R. WaynePacedanDon F. Faules,editorDeddyMulyana, (KomunikasiOrganisasi: StrategiMeningkatakan KinerjaPerusahaan).
t
U
Rakyat:Kajian Strategis
3 9 Edi Suharto,(Membangun
I
41
H.S. Koswara dan Ade Yeti
.A .)6t
29
120
35
30
r93
36
30
21
Nuryantini, (Manaj emen Lembaga Pendidikan). 42
Soejipto dan Raflis Kosasi,
v
(Profesi Keguruan). A'
+-)
Onong Uchjana Effendy,
l'{ \
(Hubungan Masyarakat: Suatu
t".\q
Studi Komunikologis). 44
E. Mulyasa, (Menjadi Kepala
5t
31
164
$
\S\
SekolahProfesional). 45
E. Mulyasa, (Menjadi Kepala
38
32
s\
166
SekolahProfesional). 46
Morissan, Manaj emen Public
\)
39
33
9\ \
Relations: Strategi Meqj adi Humas Profesional).
47
Morissan, Manajemen Public
40
34
l3
Relations:StrategiMenjadi
/
Humas Profesional).
BAB III 48
SuharsimiArikunto, (Prosedur
I
36
108
Penelitian: SuatuPendekatan
\( t\ \r--\
Praktik). 49
Suharsimi Arikunto, (Prosedur
2
36
109
3
36
216-22r
Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik).
5 0 Nana Syaodih Sukmadinata,
h/
s\
\-$
(Metode Penelitian Pendidikan).
Jakarta,6 Agustus2011 f)osenPembimbingSkipsi
NurlenaRifa'I. MA. Ph.D NIP: 19591020 198603 2 001