Perancangan Aktivitas Pemeliharaan dengan Reliability Centered Maintenance II (Studi Kasus : Unit 4 PLTU PT. PJB UP LOGO Gresik)
Disusun Oleh : Ahmad Nizar Pratama 2510100069 Dosen Pembimbing : Yudha Prasetyawan S.T., M.Eng. Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2014
Kerangka Presentasi
Pendahuluan Kerangka Berpikir Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penjadwalan Pemeliharaan Cost Based Criticality Net Present Value Kesimpulan dan Saran 2
Latar Belakang Penelitian
Kebutuhan Listrik di Indonesia
Meningkat 5500 MW tiap tahun
Didominasi provinsi di Jawa-Bali
RUPTL PLN 2010-2019 Proyeksi Kebutuhan Listrik dari 2012-2021
Proyeksi Kebutuhan Listrik PLN Jawa-Bali Proyeksi Kebutuhan Listrik PLN (dalam GWh)
Kondisi Saat Ini...
80000 70000 60000 Jawa Barat
50000
Jawa Timur
40000
DKI Jakarta
30000
Banten
20000
Jawa Tengah
10000
Bali DI Yogyakarta
0
Tahun
Sumber : www.pln.co.id
pertumbuhan proyeksi kebutuhan listrik di Jawa-Bali dari tahun 2012 sampai ke tahun 2021 semakin bertambah yaitu rata-rata naik 7,9% tiap tahunnya.
3
Latar Belakang Penelitian (Con’t) Proyeksi kebutuhan energi listrik di Jawa-Bali yang semakin meningkat dari tahun ke tahun harus diimbangi oleh supply energi listrik yang cukup dari perusahaan pembangkit energi listrik
PT. PJB UP Gresik memiliki daya total sebesar 2.418 MW PLTU unit 1 dan 2 sebesar 2x200 MW
PLTU unit 3 dan 4 sebesar 2x200 MW
PLTGU blok 1,2 dan 3 sebesar 3x526 MW
PLTG unit 1 dan 2 sebesar 2x20 MW
Terhambatnya ketersediaan pasokan energi listrik
Aktivitas masyarakat baik di sektor industri manufaktur, usaha dan rumah tangga terganggu Aktivitas pemeliharaan yang tepat
4
Latar Belakang Penelitian (Con’t) Unit 4 PLTU PT. PJB UP Gresik
Overhaul setiap setahun sekali
Jenis Overhaul
Simple Inspection
Mean Inspection
Serious Inspection
Durasi Overhaul
2 minggu
3 minggu
1 bulan
Jam operasi mesin Mesin yang mengalami kerusakan sebelum periode overhaul 5
Latar Belakang Penelitian (Con’t) Downtime dan Derating
Downtime dan Derating Unit 4 PLTU PJB UP Gresik 474,18
500 450
Kinerja Sistem
400 350
Jam
300
315,02 283,01 258,78
Jam Derating
250 200
175,906 143,87
149,22
Jam Downtime
122,02
150 100
60,67
74,7
50
Production Loss
0 2009
2010
Pasokan produksi listrik
2011
2012
2013
Tahun
Sumber : PT. PJB UP Gresik
RCM II 6
Latar Belakang Penelitian (Con’t) Aliran Kas Masuk Rancangan Aktivitas Pemeliharaan
Aliran Kas Keluar
Pembanding Rancangan Pemeliharaan Eksisting dan Rancangan Pemeliharaan yang disesuaikan
Menilai rancangan aktivitas pemeliharaan
NPV
7
Rumusan Masalah Bagaimana merancang penjadwalan aktivitas pemeliharaan, interval pemeliharaan dan teknis pemeliharaan yang tepat dan bagaimana melakukan perbandingan efisiensi biaya antara rancangan aktivitas pemeliharaan eksisting dengan rancangan aktivitas pemeliharaan yang telah dilakukan dengan proses penyesuaian di unit 4 PLTU PT. PJB UP Gresik
8
Tujuan Penelitian 1
Melakukan identifikasi fungsi dan kegagalan fungsi dari peralatan utama yang ada dalam sistem unit 4 PLTU PT. PJB UP Gresik serta membuat RCM II Information Worksheet dalam bentuk Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
2
Menentukan rancangan aktivitas pemeliharaan yang tepat pada unit 4 PLTU PT. PJB UP Gresik dalam bentuk RCM II Decision Worksheet
3
4
Menentukan interval waktu pemeliharaan peralatan utama pada unit 4 PLTU PT. PJB UP Gresik Menentukan efisiensi rancangan aktivitas pemeliharaan dengan melakukan perbandingan biaya pada rancangan aktivitas pemeliharaan eksisting dan rancangan aktivitas pemeliharaan yang telah diskenario dengan proses penyesuaian pada unit 4 PLTU PT. PJB UP Gresik menggunakan metode Net Present Value 9
Manfaat Penelitian 1 Memberikan alternatif rancangan jadwal pemeliharaan yang dapat meningkatkan performansi aktivitas pemeliharaan perusahaan dan penghematan pengeluaran biaya pemeliharaan Secara ekonomi 2 Memberikan informasi yang tepat mengenai aktivitas pemeliharaan di unit 4 PLTU PT. PJB UP Gresik berdasarkan Reliability Centered Maintenance II dalam menentukan pemeliharaan peralatan-peralatan Yang digunakan pada unit 4 PLTU PT. PJB UP Gresik 3 Memberikan informasi kepada perusahaan terkait dengan efisiensi biaya yang dikeluarkan untuk melakukan rancangan penjadwalan pemeliharaan yang diusulkan pada penelitian ini dengan menggunakan metode Net Present Value 10
Ruang Lingkup Penelitian BATASAN
Ruang Lingkup Penelitian
Rancangan aktivitas pemeliharaan yang diusulkan dengan RCM II hanya ditujukan pada peralatan di unit 4 PLTU Penelitian hanya dilakukan pada peralatan yang sedang digunakan dalam proses produksi dan tidak dilakukan pada komponen peralatan cadangan Penjadwalan pemeliharaan hanya dilakukan selama periode 1 tahun pemeliharaan Biaya yang dimasukkan kedalam perhitungan NPV hanya biaya yang terkait dengan kegiatan pemeliharaan peralatan kritis dan tidak dimasukkan biaya lain seperti biaya overhead
ASUMSI
Kuantitas listrik yang dihasilkan oleh unit 4 PLTU PT. PJB UP Gresik tidak berubah selama proses pengambilan data yaitu sebesar 200 MW Kerusakan yang terjadi pada peralatan yang ada pada unit 4 PLTU PT. PJB UP Gresik bukan disebabkan oleh human error
11
Kerangka Berpikir Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah : 1. RCM II untuk membuat rancangan aktivitas pemeliharaan 2. CBC menentukan kerusakan peralatan kritis berdasarkan biaya yang berkaitan dengan pemeliharaan 3. NPV menentukan rancangan pemeliharaan yang paling menguntungkan
12
Perbandingan Penelitian Terdahulu Konten Tipe
Penulis
Jurnal
B. Yssaad, et. al
Jurnal
W.J Moore, A.G Starr
Tugas Akhir
Dewi Novita
Tugas Akhir
Anisa Lathifani
Tugas Akhir
Ahmad Nizar P
RCM
Interval Pemeliharaan
√
Biaya Pemeliharaan
Perbandingan Biaya Pemeliharaan Eksisting dan Rancangan Pemeliharaan
√
Net Present Value
√ √
√
CBC Value
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
13
Metodologi Penelitian START Tahap Identifikasi dan Perumusan Masalah
Studi Pustaka : · Konsep Pemeliharaan Observasi Lapangan · Model Distribusi Secara Langsung Probabilitas Keandalan · Net Present Value
Penentuan Ruang Lingkup Penelitian : Batasan dan Asumsi
Pengumpulan
Data
Penyusunan Functional Block Diagram (FBD) Identifikasi fungsi sistem dan kegagalan sistem di unit 4 PLTU PJB UP Gresik A
Tahapan Pendahuluan Penelitian
Tahapan Pengumpulan
Data
Tahapan Pengolahan Data dengan RCM II
14
Metodologi Penelitian (Con’t) A Penyusunan RCM Information Worksheet
II
Perancangan Aktivitas Pemeliharaan melalui RCM Decision Worksheet
II
Penentuan Interval Aktivitas Pemeliharaan Penentuan prioritas Peralatan kritis dengan Criticality Based Cost
Tahapan Pengolahan Data dengan NPV
Perhitungan NPV dari Perhitungan NPV dari rancangan r a n c a n g a n p e m e l i h a r a apne m e l i h a r a a n y a n g t e l a h d i s k e n a r i o eksisting dengan proses penyesuaian
Analisis dan Interpretasi Data Penarikan Kesimpulan dan Saran END
Tahapan Analisis dan Interpretasi Data Tahapan Kesimpulan Saran
dan
15
Proses Produksi Listrik PLTU S T A R T A i r L a u t
D E S A N I L A T I O N P L A N T
R A W
W A T E R
W A T E R M A K E U P T R E A T M E N T W A T E R P L A N T
L P H L P H 1 C O N D E N S O R
2C O N D E N S O R P U M P
E C O N O M I Z E R B O I L E R S T E A M U A P
H P H
4 B O I L E R F E E D P U M P
H P H 3 D A E R A T O R
D R U M
T U R B I N E
G E N E R A T O R
T R A F O
F I N I S H E n e r g i L i s t r i k
16
Pemeliharaan Unit 4 PLTU PT. PJB UP Gresik FLM CM ringan yang dilakukan sendiri oleh operator dan berbekal peralatan sederhana
Preventive dilakukan sesuai dengan anjuran manual instruction dan pengalaman tim maintenance
Corrective Jenis aktivitas pemeliharaan ini, tidak terjadwal dan dengan cakupan yang tidak terlalu luas
Overhaul Dilakukan setiap setahun sekali dengan urutan SIMI-SI-SE
17
Peralatan Utama Unit 4 PLTU PT. PJB UP Gresik NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Breakdown Peralatan Superheater Reheater Economizer Boiler Furnace Force Draft Fan Air Heater Boiler Feed Pump Gas Main Burner Igniter Burner HP Heater Sealing Air Fan Soot Blower Make Up Water Pump Steam Coil Air Heater Deaerator Fuel Oil Tank Phosphat Injection
NO 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Breakdown Peralatan Ferrouss Injection Hydrazine Injection Circulating Water Pump Main Oil Tank Exhaust Gas Duct Condensor Main Stop Valve Main Steam Pipe Auxiliary Steam Instrument Air Compressor Evaporator Cooling Water Heat Exchanger ABC Control Panel Gas Injection Fan Sea Water Booster Pump Bar and Travelling Screen
18
RCM II Information Worksheet RCM II Information WorkSheet
Sistem : Unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap
FUNCTION
FUNCTION FAILURE
1 Mengubah uap jenuh menjadi uap panas lanjut (super heat steam) yang keluar dari High Pressure Steam Drum
1 Primary superheater, secondary superheater dan final superheater tidak dapat mengubah uap jenuh yang berasal dari High Pressure Steam Drum menjadi uap panas lanjut
1 Mengubah uap jenuh menjadi uap panas lanjut (super heat steam) yang keluar dari High Pressure Steam Drum
1 Primary superheater, secondary superheater dan final superheater tidak dapat mengubah uap jenuh yang berasal dari High Pressure Steam Drum menjadi uap panas lanjut
Unit 4 PLTU PT. PJB UP Gresik 1 SUPERHEATER FAILURE MODE FAILURE EFFECT (Penyebab Kerusakan) 1 Pipa Drain Inlet Pipa Drain Inlet Primary Superheater Boiler Primary Superheater pecah dikarenakan permukaan pipa yang telah Boiler pecah keropos dan tidak mampu lagi menahan panas yang ada di dalam sistem pembakaran uap jenuh sehingga pipa tersebut pecah secara tiba-tiba. Pecahnya pipa drain inlet primary superheater boiler ini akan berdampak pada unit 4 akan menga-lami shutdown atau trip dan apabila dilakukan perbaikan pada superheater juga akan mengakibatkan unit 4 mengalami trip. 2
Secondary Superheater Inlet Header Drain Valve mengalami kebocoran
Pembentukan uap lanjut tidak dapat dilakukan secara sempurna apabila terjadi kebocoran pada salah satu bagian penting dari superheater system, salah satunya adalah secondary superheater inlet header drain valve. Kebocoran pada bagian ini akan mengakibatkan unit 4 mengalami trip dan perbaikan yang dilakukan pada superheater juga akan menyebabkan unit 4 mengalami trip
19
RCM II Decision Worksheet
20
Interval Aktivitas Pemeliharaan Finding Failure Interval Task FFI = 2 x Utive x Mtive (Moubray, 1997) Scheduled Restoration / Scheduled Discard Interval Penentuan interval pemeliharaan Scheduled Restoration Task / Scheduled Discard Task dapat dilakukan dengan menggunakan penjadwalan berdasarkan preventive maintenance tradisional
(Yudha Prasetyawan, 2011) 21
TTF dan TTR (dalam hari) Peralatan
Superheater
Reheater
Economizer
1 2 3 4 5 6 ....
97,32 56,67 14,34 62,27 39,19 8,99 ....
9,50 147,02 5,74 92,02 90,86 25,14 ....
5,04 294,97 6,01 81,01 35,00 77,00 dst
Time To Repair
Boiler Force Furnace Draft Fan 34,99 276,05 46,00 332,00 39,02 66,66 78,98 127,12 9,99 35,01 19,33 157,98 .... .....
Peralatan
Superheater
Reheater
Economizer
1 2 3 4 5 6 ....
1,42 0,63 2,63 2,47 1,77 2,04 ....
1,40 1,10 0,58 1,68 0,78 2,23 ....
0,96 0,61 0,21 0,39 0,32 0,47 dst
Time To Failure
Boiler Force Furnace Draft Fan 0,42 0,19 0,40 0,39 0,18 0,31 0,55 0,21 1,14 0,51 0,61 0,18 .... ....
22
Fitting Distribusi TTF dan TTR Superheater TTF Distribution
TTR Distribution
23
Rekap TTF fitting distribution No 1 2 3 4
Peralatan Superheater Reheater Economizer Boiler Furnace
Distribusi Weibull 3 Weibull 2 Weibull 3 Weibull 2
α 65,6885 59,2169 86,3349 41,1167
β 2,1628 0,8418 0,8832 1,9846
γ -9,8116
5
Force Draft Fan
Weibull 3
211,7795
1,5189
-8,3899
6
Air Heater Lognormal Boiler Feed Weibull 2 35,4868 Pump Gas Main Weibull 3 31,2315 Burner Igniter Burner Weibull 3 45,8621 HP Heater Weibull 3 94,5901 Sealing Air Fan Weibull 3 75,4339 Soot Blower Lognormal Make Up Water Weibull 3 312,0795 Pump
7 8 9 10 11 12 13
μ
σ
μ Mean
-7,15
σ St. Deviation
3,3669 1,1485 1,2764
α Scale Parameter
0,6419
1,7005
β
0,5731 0,6492 0,8716
1,6386 17,4101 2,579
Shape Parameter
γ 2,2495 1,1006
1,767
Gamma
-68,218
24
Rekap TTF fitting distribution (Con’t _1) No 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Peralatan Steam Coil Air Heater Deaerator Fuel Oil Pump Phosphat Injection Ferrouss Injection Hydrazine Injection Circulating Water Pump Main Oil Tank Exhaust Gas Duct Condensor
Distribusi
α
β
γ
Lognormal Weibull 2 Weibull 3
3,6331 87,5575 57,9841
0,6519 0,5164
1,3636
μ Mean
St. Deviation
16,773 3,3209
32,711
σ
σ
Lognormal Weibull 2
μ
0,7623
α Scale Parameter
1,4289
β
Weibull 3
38,0379
0,74
12,3413
Weibull 3
30,9489
0,5675
4,7879
γ
Weibull 3 102,5737 0,6253
3,8672
Gamma
Weibull 3
58,1644
0,918
10,6315
Weibull 3
43,1151
0,559
17,7596
Shape Parameter
25
Rekap TTF fitting distribution (Con’t _2) No
Peralatan
24 Main Stop Valve 25 Main Steam Pipe 26 Auxiliary Steam Instrument Air 27 Compressor 28 Evaporator Cooling Water 29 Heat Exchanger ABC Control 30 Panel 31 Gas Injection Fan Sea Water Booster 32 Pump Bar and 33 Travelling Screen
Distribusi Weibull 3 Weibull 2 Weibull 3
α
β
γ
μ
σ
Mean
137,5737 0,5391 38,164 109,2363 0,9326 28,3118 0,6866 9,5908
σ
Lognormal
4,2742 0,9158
Lognormal
2,962 1,0164
Weibull 3
Weibull 3
75,3252
95,94
0,7252 17,3425
0,829 10,4324
Weibull 3
179,6434 0,7567
-3,79
Weibull 3
82,7213
0,7651 9,7761
Weibull 2
96,1276
1,0071
μ
St. Deviation
α Scale Parameter
β Shape Parameter
γ Gamma
26
Mean Time to Failure (hari) Lognormal (Air Heater) Mean (μ) : 3,3669 Std (σ) : 1,1485 Perhitungan MTTF Superheater :
Weibull 2 Parameter (Reheater)
Weibull 3 Parameter (Economizer) Eta : 86,3349 Beta : 0,8832 Gamma : -7,15 Perhitungan MTTF Economizer :
Eta : 59,2169 Beta : 0,8418 Perhitungan MTTF Reheater :
27
Rekap TTR fitting distribution No
Peralatan
Distribusi
α
β
1 2 3 4
Superheater Reheater Economizer Boiler Furnace Force Draft Fan Air Heater Boiler Feed Pump Gas Main Burner Igniter Burner HP Heater Sealing Air Fan Soot Blower Make Up Water Pump
Weibull 2 Weibull 3 Weibull 3 Weibull 2
1,7448 0,6349 0,357 0,6337
1,6623 1,165 1,2733 2,6985
0,469 0,1601
Weibull 3
0,3136
2,1922
0,0447
5
6 7 8
9 10 11 12 13
γ
μ
σ
Mean
σ St. Deviation
α
Lognormal
-1,153
Lognormal
-0,8017 0,6874
Lognormal
-0,6478 0,6096
Weibull 3 Weibull 3 Weibull 3 Lognormal Lognormal
0,3939 0,2902 0,3555
1,4911 1,1066 1,2298
μ
0,4641
Scale Parameter
β Shape Parameter
γ
0,0412 0,1941 0,1306
Gamma
-0,8165 0,6027 -0,5194 0,4374
28
Rekap TTR fitting distribution (Con’t_1) No
Peralatan
Distribusi
α
β
γ
14
Steam Coil Air Heater Deaerator Fuel Oil Pump Phosphat Injection Ferrouss Injection Hydrazine Injection Circulating Water Pump Main Oil Tank Exhaust Gas Duct Condensor
Weibull 3
0,4004
0,7889
0,5093
15 16 17 18 19 20 21 22 23
Lognormal Weibull 3 0,5581
1,7707
0,1862
Weibull 3
0,5514
1,5318
0,0932
Weibull 3
0,6162
1,7802
0,1061
Weibull 3
0,3005
1,0119
0,2621
0,5668
1,6316
0,1779
Weibull 3
0,566
0,9217
0,3151
Lognormal 2,2707
μ
0,7004
σ St. Deviation
α Scale Parameter
β Shape Parameter
γ -0,9974
0,5199
σ
Mean
-0,6732
Weibull 3
Weibull 2
μ
0,5495
Gamma
29
Rekap TTR fitting distribution (Con’t_2) No
Peralatan
24 25
Main Stop Valve Main Steam Pipe
Weibull 2 0,9138 1,5301 Lognormal
26
Auxiliary Steam Instrument Air Compressor Evaporator
Weibull 3 Lognormal
29
Cooling Water Heat Exchanger
Lognormal
30
ABC Control Panel
Weibull 3
0,1806 0,9579 0,1688
31
Gas Injection Fan
Weibull 3
0,3792 1,5681 0,2215
32
Sea Water Booster Lognormal Pump
-0,7658
0,5937
33
Bar and Travelling Screen
-0,5097
-0,4965
27 28
Distribusi
Weibull 3
Lognormal
α
β
γ
μ
σ
-0,8106
0,5909
-0,6316 2,211
Mean
σ
0,9395 1,7377 0,0461
0,757
μ
0,5095
0,058
St. Deviation
α -0,5186
0,4299
Scale Parameter
β Shape Parameter
γ Gamma
30
Mean Time to Repair (hari) Lognormal (Air Heater) Mean : -1,153 Std : 0,4641 Perhitungan MTTR Air Heater :
Weibull 2 Parameter (Superheater)
Weibull 3 Parameter (Reheater) Eta : 0,6349 Beta : 1,165 Gamma : 0,469 Perhitungan MTTR Reheater :
Eta : 1,7448 Beta : 1,6623 Perhitungan MTTR Superheater :
31
Kurva Reliability SUPERHEATER
32
Rancangan Penjadwalan Pemeliharaan Preventive Maintenance Tradisional Hasil Penjadwalan : • Periode Pemeliharaan = 113 Stage (1 Tahun) • Total Durasi Pemeliharaan = 1816 Jam = 75,67 hari
Klik Untuk Melihat Penjadwalan 33
Penjadwalan Pemeliharaan Eksisiting Schedule
Duration Month Date
Hour
Soot Blower
Ferrouss Injection
Evaporator
1
13
1
17
10
v
-
-
2
16
1
30
7
-
v
-
3
18
2
2
15
-
-
v
4
14
2
3
21
-
-
-
5
13
2
6
9
v
-
-
Penjadwalan pemeliharaan kemudian dilakukan proses penyesuaian (adjusment) berdasarkan interval pemeliharaan yang berdekatan (kurang lebih dalam rentan 1 minggu) dan keandalan dari peralatan tersebut
34
Scheduling Adjusment (Penyesuaian Penjadwalan) Schedule Duration Month
Date
Hour
Soot Blower
Ferrouss Injection
Evaporator
1
13
1
17
10
v
-
-
2
16
1
30
7
-
v
v
3
18
2
2
15
-
-
-
4
14
2
3
21
-
-
-
5
13
2
6
9
v
-
-
Dari hasil adjusment (penyesuaian) kemudian dibandingkan arus kas Pengeluaran (biaya pemeliharaan) dan pemasukan (manfaat dilakukan Pemeliharaan) dengan NPV 35
Finding Failure Interval
Unavailability Superheater MTTF ) MTTF MTTR 181,123 Unavailability 1 ( ) 181,123 1,559 Unavailability 1 (
Unavailability 0,85%
FFI Superheater FFI = 2 × Utive × Mtive
= 2 × 0,85% × 182,683 = 3,12 hari = 74,85 jam
36
Finding Failure Interval (Con’t)
37
Cost Based Criticality
RCM II Decision Worksheet
38
Cost Based Criticality (Con’t_1) Production Loss Cost
PLC (Soot Blower) = ((Tf x LPf)+(Tr x LPr)) x SP = (( 2 x 200000) + (11 x 200000)) x Rp 765 = Rp 1.989.000.000, 39
Cost Based Criticality (Con’t_2) Production Loss Cost
40
Cost Based Criticality (Con’t_3) Capital Loss Cost
CLC (Soot Blower) = (Tenaga Kerja x Gaji Tenaga kerja/jam) + Biaya Pemeliharaan
= (6 x Rp 12.784) + Rp 2.039.125 = Rp 2.882.875,41
Cost Based Criticality (Con’t_4) Capital Loss Cost
42
Cost Based Criticality (Con’t_5) CBC VALUE
P (soot Blower) = n.rusak (Soot Blower) Jumlah n total = 17/387 = 0,044
CBC (Soot Blower) = (PLC + CLC) x P = (1.989.000.000 + 2.882.875) x 0,044 = Rp 87.498.731
43
Cost Based Criticality (Con’t_6) CBC VALUE
Perhitungan CBC membuktikan bahwa 9 Peralatan mulai dari ABC Control Panel sampai Main Stop Valve bukan merupakan peralatan yang kritis untuk dilakukan pemeliharaan selama 1 tahun. 44
Interest Rate Bulan Jul-13 Agust-13 Sep-13 Okt-13 Nop-13 Des-13 Forecast
BI Rate 6,50% 7,00% 7,25% 7,25% 7,50% 7,50% 7,4%
Tingkat Suku Bunga yang digunakan dalam perhitungan NPV adalahforecast BI rate mulai dari periode Juli 2013 – Desember 2013 yang senilai 7,4%
45
Biaya Pemeliharaan (Outflow)
46
Benefit (inflow)
47
NPV Dengan menginputkan nilai arus kas ke dalam rancangan pemeliharaan baik eksisting maupun adjusment dan nilai suku bunga 7,4%
NPV Rancangan Aktivitas Rp 42.088.102.225,56 Pemeliharaan Eksisting Rancangan Aktivitas Pemeliharaan yang Rp 42. 656.258.475,42 telah disesuaikan SELISIH Rp568.156.249,86
Selisih nilai NPV dari rancangan aktivitas pemeliharaan eksisting dan adjusment merupakan besarnya penghematan yang dapat didapatkan perusahaan jika rancangan aktivitas pemeliharaan adjusment diterapkan.
KLIK 48
Analisis Sensitivitas Perubahan MTTR
Scheduled Restoration Task / Scheduled Discard Task
Semakin besar nilai MTTR maka durasi pemeliharaan yang akan dilakukan akan semakin lama
Finding Failure Task
Loss Production Cost Semakin kecil MTTR, maka failure time akan semakin kecil dan loss production akibat kerusakan juga semakin kecil
Semakin besar nilai MTTR, maka nilai MTBF akan semakin besar dan nilai availability semakin kecil. Sehingga FFI akan semakin besar 49
Sensitivitas MTTR terhadap FFI
50
Sensitivitas Loss Production Cost
51
Kesimpulan 1
Fungsi dan kegagalan fungsi dari 33 peralatan utama yang ada pada unit 4 PLTU diidentifikasi dengan menggunakan Failure Mode and Effect Analysis yang dijadikan sebagai RCM II information worksheet
2
Penentuan aktivitas pemeliharaan yang telah dilakukan terhadap setiap failure mode dari peralatan utama didapatkan hasil 3 jenis pemeliharaan yaitu scheduled discard task, scheduled restoration task dan finding failure task pada RCM II Decision Worksheet
3
Dari hasil penjadwalan interval pemeliharaan dengan preventive maintenance tradisional didapatkan ada 9 peralatan utama yang selama 1 tahun penjadwalan pemeliharaan dibuat, tidak mendapatkan bagian untuk dilakukan pemeliharaan
52
Kesimpulan (Con’t) 4
rancangan rancangan aktivitas pemeliharaan eksisting memberikan pemasukan NPV sebesar Rp 42.088.102.225,56 dan rancangan aktivitas pemeliharaan penyesuaian memberikan pemasukan NPV sebesar Rp 42.656.258.475,42 Sehingga dapat disimpulkan bahwa rancangan aktivitas pemeliharaan penyesuaian (skenario perbaikan) akan memberikan keuntungan Rp 568.156.249,86 lebih besar daripada rancangan aktivitas pemeliharaan eksisting.
52
Saran (Penelitian Selanjutnya)
melakukan perhitungan cost based criticality dengan memperhatikan semua kriteria biaya seperti production loss cost, capital loss cost, quality loss cost, safety and environment cost dan customer satisfaction cost.
53
Saran Untuk Perusahaan
1
2
Pencatatan waktu kerusakan dan perbaikan tidak hanya dilakukan untuk peralatan utama saja agar informasi yang didapatkan lebih detail
Melakukan pemeliharaan secara berkala sesuai dengan penjadwalan pemeliharaan yang dihasilkan pada penelitian ini dan tidak harus menunggu periode overhaul dilakukan untuk mencegah kerusakan yang akan merugikan perusahaan nantinya.
54
Daftar Pustaka • Corder, A.S. (1996). Teknik Manajemen Pemeliharaan. Jakarta : Erlangga • Dhillon, Balbir S., Hans Reiche. (1985). Reliability and Maintanability Management. New York: Van Nostrand Reinhold Company • Ebeling, C.E. (1997). Open Architecture, Inventory pooling, and Maintenance Modules, 128, pp.393-403 • Fahmi, S. (2013). Design of Proposed Maintenance Task Based On The Trade-Off Analysis Between Reliability and Utility (Case Study : Phonska I Plant - PT. Petrokimia Gresik). Surabaya: Industrial Engineering ITS. • Ferrer,G., (2010)An Introduction Reliability and Mainainability Engineering. New York: The MC. Graw Hill Companier Inc. • Lewis, E. E. (1994). Introduction to Reliability Engineering. Second Edition. Illinois: John Wiley & Sons, Inc. • Mayangsari, D. N. (2012). Perancangan Proposed Maintenance Task dengan Metode Reliability Centered Maintenance II di Sub Sistem WWT Pabrik Urea Kaltim-3. Surabaya: Industrial Engineering ITS. • Moore W. & Starr, A. (2006). Intelligent Maintenance System for Continuous Cost Based Prioritisation of Maintenance Activities. Computer in Industy, 57. 55
Daftar Pustaka • Moubray, John, (1997). Reliability Centered Maintenance. 2nd edition. New York: Industrial Press Inc. • Narayan, V. (2004) Effective Maintenance Management Risk and Reliability Strategies for Optimizing Performance. New York: Industrial Press Inc. • Percy, D.F., Kobbacy, K.A.H & Fawzy, B.B, (1997) Setting Preventive Maintenance Schedule When Data are Sparse Production Economics, 51, pp. 223-34 • PJB, P. (2011) Sequence of Reliability Improvement, Unit Pembangkitan PT. PJB UP Gresik • Prasetyawan, Y. (2011). Penjadwalan Pemeliharaan Sederhana Berdasarkan Prinsip Preventive Maintenance. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Industri XV. Surabaya: Fakultas Teknologi Industri - ITS. • Pujawan, I.N. (2009) Ekonomi Teknik, Surabaya : Prima Printing • Tsai, Y.T., Wang, K.S. & Tsai, L.C., (2004) A Study of Availability-Centered Preventive Maintenance for Multicomponent Systems. Reliability Engineering and System saffety, 84, pp. 261-62
56
Daftar Pustaka • •
•
Yssaad, B., M. Khiat, A. Chaker, (2012) Reliability Centered Maintenance Optimization for Power Distribution Systems, 108 Zahirah, A. L. (2012). Penentuan Interval Waktu Perawatan Optimum dan Analisis Perbandingan Finansial Komponen Auxiliary (Studi Kasus : Sistem Gas Turbin PLTGU PT. PJB UP Gresik). Surabaya : Industrial Engineering ITS. Bank Indonesia. (2013). BI Rate. Accessed January 01, 2013, from Official Website of Bank Indonesia : http://www.bi.go.id/id/moneter/birate/data/Default.aspx
57
LOGO
Konsep Keandalan Keandalan merupakan peluang sebuah komponen atau sistem akan dapat beroperasi sesuai dengan fungsi yang diinginkan untuk suatu periode waktu tertentu ketika digunakan dibawah kondisi operasional yang telah ditetapkan (Ebeling, 1997) Secara umum, gambaran keandalan :
R = P (x =1)
R(t) = P(x(t)=1)
Reliability Centered Maintenance Reliability Centered Maintenance merupakan suatu proses yang berkelanjutan yang digunakan untuk menentukan pendekatan maintenance yang paling efektif dalam mendukung misi sebuah perusahaan
Reactive Maintenance
Planned Preventive Maintenance
Predictive Maintenance dan CBM
Reliability Centered Maintenance
Reliability Centered Maintenance II Reliability Centered Maintenance II merupakan proses pengembangan RCM yang digunakan untuk menentukan apa yang harus dilakukan untuk menjamin sebuah asset fisik dapat terus melakukan apa yang diinginkan penggunanya sesuai dengan operating context dari asset fisik tersebut (Moubray,1997)
FMEA Tahapan RCM II ( B. Yssad et. al,2012)
7 Pertanyaan Utama RCM II 1
Apa fungsi dan asosiasi standar performansi dari aset yang sesuai dengan konteks operasinya saat ini?
2
Bagaimana aset tersebut mengalami kegagalan dalam memenuhi fungsinya ?
3
Apa penyebab dari masing-masing kegagalan fungsi?
4
Apa yang terjadi jika kegagalan tersebut muncul ?
5
Bagaimana kegagalan-kegagalan tersebut dapat mempengaruhi sistem?
6
Apa yang dapat dilakukan untuk memprediksi atau mencegah terjadinya kegagalan tersebut?
7
Apa yang akan dilakukan apabila tidak ditemukan tindakan proaktif yang sesuai?
Interval Pemeliharaan Finding Failure Task finding failure dilakukan apabila aktivitas proactive maintenance tidak dapat diterapkan untuk mereduksi multiple failure yang memiliki hubungan dengan hidden function FFI = 2 x Utive x Mtive (Moubray, 1997) FFI : Finding Failure Interval Utive : Unavailability yang dikehendaki dari protective device Mtive : MTBF dari protective device
Interval Pemeliharaan (Con’t) Scheduled Discard Task & Scheduled Restoration Task Penentuan interval pemeliharaan Scheduled Restoration Task / Scheduled Discard Task dapat dilakukan dengan menggunakan penjadwalan berdasarkan preventive maintenance tradisional
(Yudha Prasetyawan, 2011)
Cost based Criticality Cost based Criticality merupakan metode yang bertujuan untuk memprioritaskan (ranking) perbaikan pada peralatan (Moore, 2006) CBC Value
Cost based Criticality
peluang terjadinya kerusakan dan dampak akibat terjadi kerusakan pada sebuah mesin peluang terjadinya kerusakan
Perhitungan data historis
dampak terjadi kerusakan
kriteria yang dinyatakan dalam satuan uang berupa biaya yang muncul akibat kerusakan
P : Production Loss C : Capital Loss Pf : Peluang terjadinya Kerusakan
Net Present Value Pengukuran kelayakan suatu aktivitas pemeliharaan dapat dilakukan dengan menggunakan indikator Net Present Value. Net Present Value merupakan nilai sekarang dari aliran kas masuk suatu investasi dikurangi aliran kas keluar (James C Van Horne ,2004) NPV
Cashflow Maintenance Manfaat pemeliharaan
P(i) At i N
: Nilai sekarang dari keseluruhan aliran kas pada tingkat bunga i % : Aliran kas pada akhir periode t : Tingkat suku bunga : Horizon Perencanaan (periode)
Horizon Perencanaan
0
N Biaya-biaya pemeliharaan