LAPORAN UTAMA
Dirut Tanam Pohon Ke 18.274.559 Tanaman Terakhir 2012 Menanam bukan hanya menjadi tanggungjawab mandor saja tetapi menjadi tanggung jawab bersama. Kalau tanaman mau berhasil pimpinan jangan takut kotor tangannya untuk membantu menanam. Demikian dikatakan Direktur Utama Perum Perhutani, Ir Bambang Sukmananto sebelum melakukan tanam tutup tahun 2012 yang berlangsung di petak 87 a RPH Tahunan BKPH Tuder KPH Kebonharjo. Dengan didampingi Direktur PSDHPUHR, Muntoha Iskandar, Kepala Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, Ir Teguh Hadi Siswanto MM dan jajarannya Dirut dengan mungucap Basmalah menanam bibit ke 18.274.559 sebagai tanaman terakhir 2012 di petak 87 a tersebut (10/1). “ Semua pimpinan harus turun ke lapangan melihat bawahan dan juga pekerjaannnya. Sudah tidak jamannya lagi seorang pimpinan hanya menerima laporan di belakang meja saja tanpa mengetahui kondisi riil di lapangan,” tegas Dirut usai menanam dalam arahannya pada apel siaga yang dikemas bertajuk‘ Kumpul Bareng Membangun Perhutani’ itu. Acara yang didahului camping bersama Dirut pada malam harinya di tengah hutan di petak 87 a tersebut sengaja digelar diikuti Kanit dan Wakanit, segenap Kepala Biro, General Manager, Manager, Administratur 2 BINA |
Edisi 11 Januari 2013 / Th XXXVIII
dan segenap Kasi dan Wakil Administratur serta jajaran pelaksana Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah. “ Paling tidak saya dan teman-teman yang selama ini hanya di belakang meja harus merasakan tidur di hutan seperti apa. Saya kira tidak ada sesuatu yang istimewa, back to basic, memang kita diberi tugas oleh negara untuk mengamankan untuk mengelola hutan yang ada di Jawa. Terutama hutan produksi dan hutan lindung, sehingga kalau kita tidak ingat kepada hutan kita nanti terjadi masalah-masalah yang akan berdampak langsung kepada kita semua,”
kata Dirut yang memang sudah sejak awal menjabat sebagai Dirut menginginkan suasana back to basic. Ini penting, tegas Dirut, masalah tanaman adalah prioritas kita sehingga kita harus kembali ke hutan dan camping di hutan bersama-sama agar supaya kita tidak lupa. Kita hidup, kita makan dari hutan tapi sering kita lupa menanam saja lupa, karena takut kotor. Kalau orang kehutanan sudah takut kotor ini gejala, gejala kehancuran kehutanan. “ Kita hidupnya dari sini (hutan-red) kalau kita sumber hidupnya sendiri kita enggak kelola dengan baik saya kira ini menjadi salah satu gejala kita akan sulit nanti hidup,” tegasnya. Dengan tetap berpedoman pada prinsip 3 P (planet, profit dan people) dalam mengelola hutan Dirut meminta perlunya kepedulian karyawan kepada perusahaan. Karena muaranya juga untuk kesejahteraan karyawan. Kalau tidak ada kepedulian dari karyawan bagaimana gaji bisa dinaikkan. PP juga selalu menuntut minta diangkat dan kesejahteraan selalu naik. “ Saya kira timbal balik itu perlu. Kalau saudara peduli kepada seseorang orang itu akan peduli kepada kita. Sama kalau anda peduli kepada perusahaan maka perusahaan juga akan peduli kepada karyawannya,” kata Dirut yang salah satu implementasi kepadulian perusahaan tersebut dilakukan hari itu. Karyawan yang ber-
LAPORAN UTAMA prestasi mendapat reward. Meski nilainya tidak seberapa, namun Dirut meminta agar dinilai dari rasa kepedulian perusahaan kepada karyawan. Gaji naik Tahun ini, lanjut Dirut direksi sudah sepakat gaji akan naik, meski kenaikan belum seberapa dibanding dengan pekerjaan karyawan yang luar biasa kepada perusahaan. “ Tetapi ini adalah suatu bentuk lagi kepedulian perusahaan kepada karyawan. Jadi pelan-pelan dan pasti saya kira saya sebagai penanggungjawab direksi akan memperjuangkan kesejahteraan saudarasaudara semua. Itu pasti. Tentunya, perusahaan juga minta saudara bekerja lebih baik, disiplin dan fokus kepada pekerjaan,” pinta Dirut karyawan agar lebih fokus dalam bekerja. “ Percayalah pelan-pelan semuanya akan diangkat. Tapi jangan paksa. Tahun ini pengangkatan 1.600 yang sudah 4 kali lipat dari 2011. Ini juga komitmen perusahaan peduli karyawan. Makanya saya juga minta kepedulian kepada perusahaan. Saya kira timbal balik ini menjadi hal yang penting,” ujarnya lebih lanjut. Untuk itu pula Bambang juga meminta agar kebersamaan senantiasa dijaga. Karena menurutnya tanpa kebersamaan mustahil untuk bisa bekerja dengan baik. Apa pun pekerjaan itu, menurut Bambang kalau bersama-sama diangkat akan mudah. Buktinya dalam hal menanam yang salalu selesai Maret – April, tapi buktinya tanggal 10 Januari sudah selesai. “ Kenapa ? Karena saudara-saudara mau bekerja bersama-sama. Jadi sekarang tidak ada cerita masalah masa lalu orang kerjanya asal-asalan akan mendapat gaji yang sama,” Makanya ia ditegaskan, sekarang tidak ada pimpinan yang hanya di ruangan saja
terima laporan yang ternyata laporannya tidak pas. Untuk itu maka pimpinan sekarang juga harus turun ke lapangan, menyapa yang di lapangan sehingga bisa mengetahui apa-apa yang perlu dibenahi. Tahun ini meski ada keberhasilan tapi juga ada yang kurang berhasil. Dirut melihat itu sebagai hal yang biasa. Sekarang yang menjadi niat adalah harus mau untuk yang lebih baik. Perlu waktu memang, karena Perhutani sangat komplek permasalahannya. Areal kelolanya seluas 2,5 juta ha permasalahannya banyak sekali baik internal maupun eksternal. “ Tapi kalau kita niat, kalau bekerja pakai hati dan pikiran. Dan kalau kita melihat tanaman sebagai prioritas waktu mengerjakan tanaman saya minta dengan menanam pakai hati. Jangan menanam kaya robot. Terserah jadi apa tidak. Kalau pakai hati pasti jadi, karena kita peduli. Kalau kita peduli tanaman, tanaman juga pasti tahu, tanaman barang hidup kalau kita sayang menanam pasti jadi,” terangnya. Menyinggung masalah korsa rimbawan, Dirut juga menilai bahwasannya jiwa korsa rimbawan kini sudah mulai luntur karena pengaruh eksternal. Antara lain yakni adanya persaingan yang semakin kompetitif. Untuk itu ia meminta karena orang kehutananan dari dulu dididik utuk tidak mementingkan diri sendiri, tapi harus saling gandeng, dari manapun asalnya. Kepentingan perusahaan/negara, katanya, lebih menjadi nomor satu bukan kepentingan kelompok. Perusahaan akan hancur kalau seperti itu. Tapi kalau kita dengan hati nurani yang baik berkontribusi maksimal kepada perusahaan insya Allah penghargaan akan terus ditingkatkan. “ Saya semakin senang karena semakin banyak orang yang mendapat penghargaan. Tapi saya sedih kalau ada yang mendapat punishment. Saya kalau terpaksa menandatangani ya punishment,
Dirut Perhutani, Ir Bambang Sukmananto memberikan penghargaan kepada sejumlah karyawan yang telah menunjukkan prestasi kinerja yang baik.
karena itu penegakan disiplin. Karena kalau tidak disiplin nanti kalau anda-anda yang bekerja keras melihat orang yang tidak disiplin protes. Ini tidak baik. Jadi ada reward dan punishment itu jelas. Tapi prioritas kita yang utama adalah bagaimana meningkatkan kesejahteraan kita bersama-sama. Ini harus dimulai dari efisiensi dan produktivitas. Dengan efisiensi saya bisa menaikkan gaji, walaupun kondisi perusahaan sebetulnya tidak begitu bagus. Karena sumber uang kita dari hutan tidak semuanya bagus. Banyak KPH yang masih minus. Ini saya kira perjuangan kita bersama-sama dari tingkat bawah sampai keatas untuk bisa meningkatkan kemandirian dari pada KPHKPH kita,” jelas Bambang. Internal juga diminta harus peduli kepada rekan-rekannya. " Saya akan buang sekat-sekat direktorat insya Allah sudah tidak ada lagi. Sekarang antar direktorat harus merupakan yang satu, keberhasilan satu sistem," tandasnya. Penghela memang pemasaran, pemasaran juga tidak bisa tanpa ada tanaman dimana ditengah ada rangkaian macammacam. Tapi ujungnya melalui tanaman penghela kita didalam pemasaran yang perlu didukung semua. Harus terintegrasi. Perubahan-perubahan yang akan datang dengan adanya pencangan ini akan menjadi baik. Bila RKAP disetujui ia katakan nantinya akan banyak perubahan-perubahan di Perhutani. Namun yang intinya bagaimana meningkatkan priduktivitas karyawan dan produktivitas penghasilan yang akan dikemabalikan kepada kesejahteraan karyawan dan kesejahteraan sumber daya hutan. “ Kesejahteraan karyawan, kesejahteran teman-teman kita LMDH akan kembali kepada kesejahteraan hutan dalam arti pekerjaannya akan lebih baik. Sehingga kita menatap ke depan akan lebih baik. Ini saya kira perlu komitmen dari sudara-saudara. Komitmen untuk berubah yang lebih baik,” ujarnya. Penghargaan Di kesempatan tersebut Dirut juga memberikan penghargaan para karyawan yang berprestasi tingkat Unit I Perum Perhutani per bidang kegiatan dan karyawan terbaik tingkat Biro 2012. Adupun karyawan berpres terbaik tingakt Biro yakni karyawan terbaik bidang Kelola SDH bidang PHBM dan Binling terbaik I, II dan III masing-masing diberikan kepada M. Imrom Ali Basya (Mandor Pendamping PHBM KPH Peklaongan Timur), Sukasdi (Mndor Pendamping PHBM KPH Kedu Selatan) dan Supriadi (Mandor pendampinbg PHBM KPH Kedu Utara). Sedang untuk bidang Perlindungan SDH, bidang keamanan terbaik diberikan kepada Sunardi (Polhutmob KPH Kebonharjo) dan karyawan Sekretaris Unit dan Kepatuhan Sukendro (Staf SIM Sekretaris Unit dan Kepatuhan). Selain itu Dirut jaga memberikan penghargaan kepada sekitar 200 karyawan berprestasi yang telah memberikan kinerja terbaiknya kepada perusahaan. n S.Widhi BINA |
Edisi 11 Januari 2013 / Th XXXVIII 3
LAPORAN KHUSUS
Temulawak dan Jarak Jadi Perhatian Menteri BUMN
Meneg BUMN Dahlan Iskan didamping Kanit I, Ir Teguh Hadi Siswanto (tengah) dan Adm KPH Randublatung, Ir Herdian Suhartono (baju batik) berdialog dengan LMDH. TANAMAN Temulawak sebagai bahan baku industri jamu dan Jarak pagar sebagai penghasil bahan bakar bio diesel, menjadi perhatian Meneg BUMN, Dahlan Iskan. Kedua komoditas non kayu itu selama ini sudah dikembangkan di Perum Perhutani untuk pemberdayaan masyarakat Desa Hutan. Namun setelah sekian tahun berjalan tampaknya, kedua komoditas itu belum bisa memberikan pendapatan yang maksimal bagi petani penggarap (LMDH). Hal tersebut disebabkan beberapa kendala yang masih belum bisa didapatkan titi temu. Untuk itu Menteri dalam kunjungan kerjanya di Jawa Tengah 4 Januari 2012 melakukan dialog langsung dengan para petani (LMDH) yang menggarap kedua ko-
moditas tanaman itu di KPH Randublaung dan KPH Purwodadi. Tampak mendampingi kunjungan Meneg BUMN itu Kepala Perum Perhutani Unit I, Ir Teguh Hadi Siswanto, Kepala Biro Kelola SDH dan Binkop Perum Perhutani Unit I, Ir Dwi Witjahyono MBA dan Ir Suwarno, Asisten Direktur PSDH dan RUPHR Perum Perhutani. Di KPH Randublatung, usai kunjungan ke SMK Pesantren Sabilil Mutaqien Randublatung menteri melakukan dialog dengan LMDH mengenai tanaman emponempon temulawak. Dialog berlangsung di posko petak 45 RPH Soka BKPH Kedung Jambu. Tanaman Temulawak yang dikembangkan di petak itu seluas 5 ha sejak lima tahun
lalu. Meski LMDH selaku penggarap sudah bisa mendapatkan keuntungan lumayan dari tanaman empon-empon temulawak tersebut, tapi sampai saat ini juga masih ditemui kendala. Terutama dalam hal pemasaran yang harganya masih dipermainkan. Harganya masih naik turun, hanya pada kisaran Rp 5 – 6 ribu per kilo kering. Parah lagi dalam kondisi basah yang hanya dihargai Rp 1000 atau bahkan malah hanya Rp 500 – 600 saja per kilonya. Selain itu teknologi pengolahan pasca panen terutama mesin pengering juga belum ada, sehingga hasil panen sering mengalami busuk karena tertimbun. Apalagi di musim hujan. Dikatakan Deny, salah satu anggota LMDH penggarap tanaman temulawak, paling tidak dibutuhkan penjemuran selama empat hari penuh untuk membuat rajangan kering sebelum disetor ke pengepul. Dan hasilnya dari lahan seluas 0,5 ha kalau pas harganya baik sudah bisa menguntungkan. Dengan hasil rata 2 ton sekali panen bila dibeli Rp 5 ribu per kilo sudah untung. Sementara Meneg BUMN menyinggung keluasan tanam yang hanya 5 ha itu untuk bisa ditambah keluasannya sampai 50 – 100 ha. LMDH ketika ditantang menteri menyatakan kesanggupannya untuk menggarap. “ Masalahnya begini, kalau hanya 5 hektar beli mesin pengering kan nanggung karena setahun kan hanya sekali dipakai. Tapi misalnya punya 25 atau 100 hektar untuk beli mesin pengering cucuk. Dan kalau misalnya bisa 100 ha mungkin tidak apa-apa di panen di musim penghujan asal ada mesin pengering dan hasilnya baik,” kata Dahlan. Dahlan tampaknya serius, untuk bisa memberikan bantuan itu asal petani juga serius. Kalau bisa memang jangan nangung-nanggung untuk pengembangan temulawak tersebut. Hal itu karena nanti bisa melakukan perjanjian dengan pembeli
Meneg BUMN Dahlan Iskan dialog dengan LMDH penggarap tanaman jarak di rumah dinas Asper setempat. 4 BINA |
Edisi 11 Januari 2013 / Th XXXVIII
LAPORAN KHUSUS
Terkendala Pengolahan Pasca Panen dan Pemasaran DITEMUI usai dialog antara LMDH dengan Meneg BUMN Dahlan Iskan, Administratur/KKPH Randublatung, Ir Herdian Suhartono kepada BINA bahwa adanya perhatian dari menteri BUMN tersebut diharapan bisa menemukan jalan keluar terhadap permasalahan dalam pengembangan tanaman temulawak di KPH Randublatung. KPH Randublatung saat ini memiliki luas tanaman empon-empon 50 hektar, 47 hektar meruapan lahan temulawan dan sisanya berupa tanaman lempuyang. Budidaya tanaman empon-empon temulawak dilaksanakan oleh LMDH dengan sebagi dana sharing yang setiap tahun diterima LMDH di Randublatung rata-rata Rp 2,5 miliar. Disamping juga melalui pinjaman luna dana PKBL untuk pengembangan di lahan seluas 18 ha yang dikelola secara perseorangan. Ada 20 petani yang melakukan penggarapan secara perseorangan. Dikatakan Herdian, hasil dari temu lawak rata-rata kalau perlakuakannya benar dari 0,5 hektar dapat menghasilkan 2 ton kering dari 10 ton basah. Meski hasilnya cukup menjanjikan, pengembangan tanaman temulawak di KPH Randublatung belum semua LMDH menggunakan bibit yang unggul. “ Masyarakat masih banyak yang belum tahu benih yang bagus. Kecuali mereka yang telah mendapatkan benih dari Balitro, pasti benih bagus,” katanya. Di BKPH lain karena yang ditanam bukan bibit unggul dan cara menggarapnya juga asal tanam hasilnya memang kurang bagus. Lain dengan bibit unggul dari Balitro seperti yang ditaman di petak 45 RPH Soka BKPH Kedung Jambu ini, tumbuhnya bagus dan hasil panennya juga baik. “ Sehingga dari 1 hektar yang diharap-
kan mendapat 20 ton ternyata tidak bisa karena perlakuan tidak benar. Seperti pendangiran dan pemupukan tidak dilakukan, hanya dibiarkan begitu saja sehingga hasilnya juga kurang baik,” katanya. Selain masih adanya cara perawatan yang tidak benar, kendala lain yang menyangkut pasca panen juga belum ada. Belum adanya kerjasama dengan pihak terkait, harga pasaran temu lawak masih dipermainkan pasar. Harga 1 kg kering hanya dihargai Rp 4 – 6 ribu. Meski dikatakan harganya cukup baik, tapi sangat menyedihkan untuk harga basahnya yang hanya dihargai Rp 500 – 600 saja per kilonya. “ Padahal salah satu kelemahan empon-empon begitu dia basah, dan tidak ada perlakuan dalam satu minggu akan membusuk. Sementara masyarakat ini belum mempunyai kemampuan pasca panen, pengeringan dan perajangan belum mempunyai ilmunya. Mereka belum tahu sehingga begitu melakukan pengeringan caranya tidak benar sehingga hasilnya juga tidak bagu,” tandas Herdian. Sebenarnya, kata Herdian, obsesi saya ada kerjasama dengan produsen jamu besar. Perhutani punya lahan luas kita mau dibayar berapa, sehingga nantinya kita juga dapat keuntungan. Bukan hanya keuntungan di masyarakat, tapi juga ada keuntungan di Perhutani. “ Jadi rencana kami ke depan kita untuk mengembangkan empon-empon selain untuk meningkatkan pendapatan masyarakat itu juga menambah penghasilan lain-lain untuk Perum Perhutani meski hanya kecil,” jelas Herdian. Ditambahkan Asper/KBKPH Kedung Jambu, Ari Wibowo hasil panen temulawak dari petak 45 tersebut saat ini hanya bisa
menembus pasar lokal saja. Hasil panen masih terbatas sehingga masih sulit untuk memenuhi skala besar secara kontinyu yang dibutuhkan perusahaan jamu. “ Dulu pabrik jamu Sido mUncul pernah ke sini tapi sejauh itu masih sulit untuk menembus kerjasama pemasarannya,” katanya. Sebenarnya, lanjut Ari, penanaman temulawak di petak 45 tersebut yang dilakukan oleh LMDH Wana Asri masih dalam taraf pengembangan. Pionirnya ada di BKPH Ngliron. “ Semnentara ini, kita masih sebatas fasilitator untuk mengajak LMDH untuk mengembangkan terus. Karena selama ini pasar juga masih menjadi kendala,” tambahnya. n S.Widhi
dengan harga pasar, bukan harga kontrak dengan harga pasti. Untuk itu dengan keluasan yang ada saat ini Dahlan minta dilapori hitungan hasil panennya untuk dianalisa. “ Kita lihat dulu hasilnya yang 5 hektar ini seperti apa. Nanti akan kita analisa. Kalau memuaskan dan bisa lebih melibatkan ke petani lebih banyak saya akan carikan uang untuk tidak hanya 5 hektar tapi bahkan sampai 100 hektar,” pintanya. Ditengah perbincangan itu, Ir Suwarno, Asisten Direktur PSDH dan RUPHR Perum Perhutani yang turut mendampingi kenjungan Meneg BUMN ntu mengatakan bahwa pengembangan empon-empon di bawah tegakan merupakan terobosan baru Perhutani untuk pemberdayaan masyarakat desa hutan. Dikatakan saat ini Perhutani mengembangkan tiga jenis komoditas tanaman bahwah tegakan. Yakni selain temulawak dan lempuyang juga tanaman
porang. Tanaman porang katanya malah lebih menjanjikan. Setelah diolah menjadi tepung dan diekspor ke Jepang tiap 1 ha bisa menghasilkan 1 ton tepung dengan harga untuk KW 1 bisa mencapai Rp 200 ribu per kilonya. Mendengar penjelasan itu, Meneg BUMN pun meminta Suwarno untuk dilakukan pembicaran lebih lanjut dengannya. Melihat potensinya meski masih kecil, seraya menutup dialognya, menteri meminta kepada pengurus LMDH agar budidaya tanaman empon-empon digarap lebih serius dan menjadikan komoditas andalan di wilayahnya. Dan sore itu Dahlan bersama rombongan melanjutkan kunjunganannya ke KPH Purwodadi untuk melihat kerjasama pengembangan jarak dan PT Waterland. Di KPH Purwodadi, Meneg BUMN juga melakukan dialog dengan masyarakat petani tanaman jarak. Setiba di Purwodadi sekitar pukul 20.00 WIB Dahlan di sambut Adm
KPH Purwodadi, di kantor Asper setempat dan langsung melakukan dialog dengan petani jarak. Tanaman jarak yang dikembangan sejak 2007 seluas 105 ha di RPH Peting BKPH Karangasem KPH Purwodadi yang dikerjasamakan dengan PT Waterland sejauh ini juga belum memberi penghasilan yang maksimal bagi LMDH sebagai penggarap. Tanaman jarak setahun hanya sekali panen memang belum mampu untuk hidup menutup kebutuhan sehari-hari petani. Harganya pun juga tidak stabil. Makanya selain menanam jagung petani masih tetap menanam jagung meski lahan yang dikelola sudah lepas kontrak. Jagung bisa panen tiga kali setahun. Masukan dari kunjungan tersebut Dahlan berjanji akan mengkaji guna memberikan jalan keluar terbaik bagi petani agar bisa memberikan pendapatan yang layak bagi petani. n S.Widhi
Asper BKPH Kedung Jambu, Ari Wibowo
BINA |
Edisi 11 Januari 2013 / Th XXXVIII 5
KEHUTANAN
Hutan Berperan Sebagai Penyangga Kehidupan
Gubernur Bibit Waluyo didampingi Kepala Ka Dishut Jateng, J Oman Djuanam menyerahkan pengharaan kepada mereka yang berprestasi di bidang lingkungan. n CILACAP
miliar pohon dan pada 2011 terealisasi 1,5 miliar pohon. “Di tahun 2012 hingga Oktober telah terealisasi 732 juta batang,” katanya. Usai membacakan sambutan tertulis Menteri Kehutanan, Gubernur mengharapkan, seluruh warga untuk selalu menjaga kelestarian lingkungan khususnya hutan. Menurut dia, jika kelestarian hutan tidak dijaga dapat menimbulkan penderitaan karena bisa mengakibatkan banjir maupun longsor. “Kalau hutannya lestari, rakyat akan
makmur,” katanya meyakinkan hadirin dan masyarakat dalam penanaman yang dilakukan di luar kawasan itu. Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan (Dinhut) Jateng, J Oman Djuanam mengatakan peringatan Hari Menanam Pohon memililiki arti penting karena telah turut memperluas hutan rakyat di Jawa Tengah. “Sampai tahun 2011, luas hutan rakyat di Jawa Tengah mencapai 742.923 hektare,” katanya. Sementara dalam kegiatan menanam pohon di Jawa Tengah, kata dia, pada 2011 terealisasi sebanyak 130 juta batang dari target 100 juta batang. Untuk tahun 2012 ditarget sebanyak 130 juta batang atau sama seperti realisasi tahun 2011. Dikesempatan yang sama Kepala Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, Ir Teguh Hadi Siswanto dikesempatan itu kepada pers mengatakan bahwa dalam kegiatan penanaman di luar kawasan itu setidaknya setiap tahun Perum Perhutani memberikan bantuan bibit sebanyak 3 juta bibit setiap tahunnya. Berupa bibit-bibit tanaman tanaman keras seperti sengon, durian, mangga dan lain-lain. “ Itu yang kita lakukan dalam mendukung mensukseskan program penanaman satu miliar pohon,” katanya. Dalam mewujudkan sukses kegiatan tanam sendiri, di tingkat internal perusahaan manajemen juga menuntuk kepada setiap karyawannya untuk menanam 25 bibit disamping yang menjadi pekerjaan-pekerjaan rutin. “ Kalau itu sudah pasti, karena itu yang menjadi core bisnis kita. Menanam, menanam, memelihara dan menebang karena itu yang menjadi tujuan perusahaan,” pungkasnya. n S.Widhi
Gubernur Jawa Tengah, H Bibit Waluyo mengatakan hutan berperan sebagai penyangga kehidupan yang menghasilkan kayu, bukan kayu, air, ketersediaan air, dan sebagainya. “ Oleh karena itu, hutan yang rusak harus direhabiltasi melalui kegiatan menanam pohon. Dengan komitmen dan ketekunan kita, upaya merehabilitasi hutan rusak dapat terwujud,” kata Gubernur ketika membacakan sambutan tertulis Menteri Kehutanan dalam Peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia, Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon, Bulan Menanam Nasional, dan Kampanye Indonesia Menanam Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 yang dipusatkan di Desa Pangawaren, Kecamatan Karangpucung, Cilacap (21/12/12) Ia mengatakan Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2008 telah menetapkan tanggal 28 November sebagai Hari Menanam Pohon di Indonesia dan Desember sebagai Bulan Menanam Nasional. Menurut dia, minat masyarakat untuk menanam pohon melalui Gerakan Penanam satu miliar pohon sangat tinggi karena dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Secara nasional, kata dia, Gerakan Penanaman 1 Miliar Kanit I dan jajaran pejabat Unit I foto bersama rimbawan KPH Banyumas Barat usai menanam. Pohon pada 2010 terealisasi 1,3 6 BINA |
Edisi 11 Januari 2013 / Th XXXVIII
KEHUTANAN
Penilaian Tanaman 2012 Tidak Fair
bekerja keras hasilnya prestasi, dari tingkat Asper, KRPH, Mandor demikian juga,” sesal Dwi. Pendamping, Mandor Tanam dan Lembaga Penilaian secara umum Masyarakat Desa Hutan (LMDH). ditegaskan Dwi Witjahjono Adapun mereka yang mendapat juara sebenarnya Perum Perhu- PKA tingkat Unit I tersebut masing-masing tani Unit I Jawa Tengah untuk tingkat Asper Juara I,II dan III diberimasih leading. Dari tahun kan kepada Ahmad Efendi (KBKPH Gunung ke tahun tanaman di Unit Slamet Imur KPH Banyumas Timur), TjaryI masih nomor satu. Tapi ani (KBKBH Wonosobo KPH Kedu Utara) dengan adanya aturan pe- dan Eko Teguh Prastyo S Hut (KBKPH nilaian Penghihajuan dan Karanganyar KPH Kedu Selatan). Tingkat Konservasi Alam (PKA) baru Marti (KRPH) masing-masing diberikan tersebut yang menurutnya kepada Pujiana (KRPH Juranganyar BKPH banyak aturan-aturan yang Madoh KPH Gundih), Sarjono (KRPH Candi dilanggar membuat peker- BKPH Jembolo Selatan KPH Semarang) jaan tanaman di Unit I tidak dan Kursin (KRPH Gunung Larang BKPH ada satu mandor pun yang Salem KPH Pekalongan Barat). mendapat predikat juara. Sementara untuk Mandor Pendamping, Mereka yang ditingkat Unit juara I,II dan III masing-masing Kuswoyo sudah mendapat penilaian dari RPH Majenang BKPH Majenang KPH terbaik untuk berangkat Banyumas Barat, Harto dari BKPH Banke Jakarta terpaksa isap tarkawung KPH Pekalongan Barat dan jempol. Mustarojin dari RPH Karangasem BKPH Untuk itu ia meminta Bantarsari KPH Pemalang. Selanjutnya kepada direksi agar aturan untuk juara tingkat Mandor Tanam diberitersebut dibenahi. Terkait kan kepada Gatot Budiono (RPH Persemi Ir Dwi Witjahyono MBA, Kepala Biro Kelola SDH dan itu pihaknya juga sudah me- BKPH Bandungsari KPH Purwodadi), Isna Binkop Perum Perhutani Unit I Jateng. layangkan surat ke direksi Hasan (RPH Jragung BKPH Jembolo Utara bahwa agar cara penilaian KPH Semarang dan Hartono (RPH Ngaren n UNIT I JATENG tahun ini (2012 –red) ditinjau kembali. BKPH Kedungcumpleng KPH Telawa). “ Saya ini mantan Kepala Biro di direksi, Ditingkat Lembaga Masyarakat Desa Ir Dwi Witjahyono MBA, Kepala Biro Kelola SDH dan Binkop Perum Perhutani Unit Jakarta tahu persis cara penilaiannya, yang Hutan (LMDH) penghargaan masing-masI Jateng menyesalkan sistem penilaian lom- dilanggari Peraturan Menteri dan meleceh- ing diberikan kepada LMDH Sekarlangit binaan RPH Kembanglangit BKPH Bandar ba tanaman yang dilakukan direksi tahun kan SK hubernur,” tandasnya. Namun demi mengurangi kekecewaan KPH Pekalongan Timur, LMDH Wana Bumi 2012. Ia menilaianya tidak fair. Pasalnya banyak aturan yang dilanggar, baik SK Gu- para petugas di lapangan yang dinilainya Tirta Makmur binaan RPH Kaligimber BKPH bernur maupun Peraturan Menteri. Perum sudah bekerja sangat keras untuk tingkat Margasari KPH Balapulang dan LMDH Perhutani Unit I Jawa Tengah yang selama Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah Wono Mulyo binaan RPH Plalar BKPH ini leading di bidang tanaman sama sekali juga memberikan penghargaan yang ber- Lawu Selatan KPH Surakarta. n S.Widhi tidak ada petugasnya yang mendapatkan juara di tingkat direksi. “ Sebelum saat adanya PKA yang ditandingkan juara I dari masing-masing unit, sehingga menentukan juara I, II dan III dari unit mana. Tapi sekarang tidak, SK Gubernur dicek lagi sehingga berubah yang I menjadi III yang III menjadi I. Ini kan tidak fair,” katanya kepada BINA usai mengikuti kegiatan Hari Menanam Nasional dan Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon serta Kampanye Inonesia Menanam 2012 tingkat Propinsi Jawa Tengah di Cilacap (22/12/12). Malah, lanjut Dwi ada yang lucu lagi ada penilaian tanpa juara di Unit I, di Unit II dapat juara I dan III. Yang main itu kan tiga, Persib, Sriwijaya dan Arema – Dwi Witjahjono mengibaratkan sebagai kesatuan pemain sepakbola – koq semua juaranya disabet Arema. “ Ini kan tidak lucu, harusnya ini jangan terjadi, walaupun nilainya kecil paling tidak Ir Dwi Witjahyono MBA memberikan penghargaan kepada salah satu petugas yang Unit I kan dapat juara. Jadinya kan kasihan berprestasi bidang tanaman. teman-teman yang betul-betul di lapangan BINA |
Edisi 11 Januari 2013 / Th XXXVIII 7
KEHUTANAN
Ketua Dharma Wanita Perhutani Direksi Perhutani Irma Bambang Sukmananto saat penanaman didampingi Ketua Dharma Wanita Perhutani KPH Bogor Teti Asep Rusanandar dan Admnistratur/KKP Bogor Ir Asep Rusnandar,MM
Jangan Hanya Sebatas Seremonial n KPH BOGOR
Ketua Dharma Wanita Direksi Perhutani, Irma Bambang Sukmananto menegaskan jangan sampai kegiatan menanam yang dilakukan anggota Dharma Wanita Perhutani bersifat seremonial. Akan tetapi, diikuti dengan penuh kesadaran, sebagai budaya, dan merupakan kebutuhan agar
menjadi kebiasaan sehari-hari. “Menanam pohon hendaknya menjadi insting dan menjadi kebiasaan bagi keluarga besar Perhutani. Di mana salah satu cor bisnisnya adalah mengelola hutan, termasuk didalamnya adalah pohon hutan,” jelasnya kepada BINA di sela-sela cara Dharma Wanita Perhutani menanam di petak 1 RPH Babakan Madang BKPH
Bogor KPH Bogor (19/12/2012). “Apalagi pada bulan Desember adalah musim menanam, maka kagiatan ini bagian dari bentuk dukungan kepada bapak – bapak.” Dalam kegiatan menanam, hadir pula perwakilan Dharma Wanita Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten, ketua Dharma Wanita Perhutani KPH Bogor, Tety Asep Rusnandar serta pengurus dan anggota lainnya. Hadir pula Adm Bogor Ir Asep Rusnandar, MM, Kasi PSDH H Syarif, Manager Sentul Eco Edu Forest Tourisme Hutan Hambalang, Ir Agus Yulinto, Asper Bogor Haryanto, Kaur dan karyawan KPH Bogor serta LMDH lingkup BKPH Bogor. RPH Babakan Madang BKPH Bogor Perhutani KPH Bogor, yang secara adminitratif masuk desa Karang Tengah Kecamatan Babakan Madang Kabupaten Bogor. Bibit pohon yang ditanam oleh pengurus dan anggota Dharma Wanita Perhutani terdiri dari jenis suren, pinus, mahoni, dan pulai gading dengan sekitar 100 plances untuk lahan di kawasan hutan seluas kurang lebih 60 hektar, Selaku ketua pelaksana, Teti Asep Rusnandar menyampaikan laporan bahwa kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka memperingati Hari Ibu yang jatuh pada tanggal 22 Desember, yang sebelumnya telah dilaksanakan dikantor Perhutani Unit III Jawa Barat di Bandung. Sebelum acara penanaman dimulai, Dharma Wanita KPH Bogor memberikan sejumlah paket sembako kepada 28 orang penyadap di RPH Babakan Madang, BKPH Bogor. Pun Irma Bambang Sukmananto ikut membantu dengan memberikan bingkisan kepada petugas lapangan sebagai empati Dharma Wanita Kantor Pusat kepada para penyadap. n MU
Tanaman Perlu Dipelihara Agar Beri Kontribusi Nyata n KPH BANYUMAS BARAT Tanggal 28 Nopember sebagai Hari Menanam Nasional dan bulan Desember
sebagai Bulan Menanam Nasional mampu menumbuh kembangkan budaya menanam pohon di masyarakat. Keduanya merupakan momentum strategis dalam upaya
mengantisipasi perubahan iklim global, degradasi dan deforestasi hutan dan lahan serta kerusakan lingkungan lainnya. Pada kegiatan Ground Breaking tahun 2012 KPH Banyumas Barat melaksanakan tanam bersama pada 2 Desember 2012 berlangsung di petak 10 A luas 5 Ha dengan tanaman pokok pinus sejumlah 6.250 batang 2000 batang jenis salam sebagai tanaman pengisi dan 1000 batang tanaman tepi jenis nyamplung. Sebanyak 9.250 batang pohon ditanam bersama-sama dalam waktu sehari yang melibatkan berbagai komponen masyarakat. Seperti Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan kabupaten Cilacap, Karyawan Perhutani KPH Banyumas Barat, Serikat Ketua Darma Wanita Perhutani KPH Banyumas Barat,Yusiliana Erwin (Kanan) menanam pohon Pinus.
8 BINA |
Edisi 11 Januari 2013 / Th XXXVIII
KEHUTANAN
Pendapatan Unit I Tercapai Rp 1,5 Triliun Lebih
Kanit I, Ir Teguh Hadi Siswanto didampingi ibu disaksikan Wakanit Ir Slamet Wibowo saat memotong tumpeng tasyakuran sukses produksi 2012 Perum Perhutani Unit I. n UNIT I JATENG Meski di tengah situasi perusahaan masih kurang menguntungkan, kinerja Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah sampai akhir 2012 telah mampu menorehkan prestasi yang memuaskan, bisa memenuhi target manajemen. Secara umum sumua bidang kerja, baik tebangan dan sadapan telah mampu memenuhi target yang ditetapkan. Sampai Desember 2012 pendapat Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah tercatat sebesar Rp 1.542,942 miliar atau tercapai 103,03 % dari target yang diberikan manajemen dengan keuntungan bersih Rp Karyawan (Sekar) DPD Banyumas Barat), Muspika Kecamatan Sidareja, Kelompok Paguyuban Istri Karyawan Perhutani, tokoh masyarakat, agama, LMDH dan Pramuka Saka Wanabakti. Adm/KKPH Banyumas Barat, Ir Erwin MM dalam sambutannya mengatakan bahwa manfaat pohon yang ditanam akan dapat dirasakan setelah tumbuh besar. “ Mungkin kita nanti tidak bisa merasakan manfaatnya tetapi kita punya anak cucu yang akan menikmati manfaatnya nanti. Karena itu perlu dijaga dan dipelihara dengan baik agar dapat memberikan kontribusi nyata dalam mencegah tanah longsor dan banjir serta manfaat lainnya,” ujarnya. Sementara itu Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Cilacap, Sujiman Sp. Mp dalam sambutannya juga mengatakan bahwa menanam pohon sangat penting untuk menjaga keseimbangan Bumi. Saat ini kondisi Bumi sudah banyak terkena polusi dan kerusakan akibat ulah manusia. “ Untuk itulah mari kita budayakan menanam pohon. Menanam pohon adalah bagian dari ibadah dan amal jariyah. Pasal-
394 miliar. Adapun rincian realisasi pendapatan tersebut meliputi produksi kayu jati sebesar 172.579 M3 atau 113 % dari RKAP, produksi kayu rimba sebesar 115.855 M3 (125 %) dari RKAP. Sedang untuk produksi getah terealisasi 50.732 ton atau 104,5 % dari RKAP, kopal tercapai 222 ton (132 %) dari RKAP. “ Melihat realita pekerjaan yang kita capai tersebut, saya harapkan rekan-rekan semakin bisa mengoptimalkan prestasi kinerja untuk ditingkatkan di 2013,” kata Kepala Perum Perhutani Unit I Jateng, Ir Teguh Hadi Siswanto MM dalam acara ta-
syakuran Pencapaian Kinerja 2012 Perum Perhutani Unit I di gedung Rimba Graha (3/1). Hal tersebut, ditegaskan Kanit karena tak lepas dari kebersamaan dalam melaksanakan program perusahaan dengan mewujudkan prestasi kerja yang baik selama ini. Namun demikian Kanit meminta agar jangan cepat berpuas diri, namun harus tetap fokus untuk terus meningkatkan prestasi yang telah diraih. “ Yakni dengan tetap memperbaiki kinerja kita ke depan agar tergat penghasilan semakin ditingkatkan, yakni dengan mengoptimalkan produksi, baik produsi kayu maupun non kayu,” pintanya. Tak kalah penting, Kanit juga menegaskan masalah pencapaian target profit yang dibebankan manajemen agar tetap melaksanakan efisiensi disetiap bidang pekerjaan. “ Mamang agak terasa berat, namun semua harus kita laksanakan agar pencapaian target yang dibebankan manajemen dapat tercapai dengan baik,” tegasnya lebih lanjut dalam tasyakuran yang berlangsung sederhana itu. Agar kegiatan di 2013 bisa lebih baik lagi, Kanit meminta selain tetap mempertahankan prestasi yang dicapai di 2012 sebagi cemeti dalam bekerja di tahun 2013. Yakni dengan keteguhan dan ketelitian dalam bekerja dan menciptakan inovasiinovasi pengembangan dalam peningkatan capaian yang telah diraih. Untuk itu Kanit kembali menekankan segenap Biro agar selalu mengawal target-target program dengan sebaik-baiknya. n S. Widhi.
nya dengan menanam pohon produksi mas Barat, Ir Erwin MM didampingi Waka oksigen akan semakin banyak. Semakin Adm/KSKPH Majenang, Kamaludin Latief banyak pohon berarti semakin banyak dan Waka Adm/KSKPH Cilacap Luckyarto kehidupan alam dan ekosistem yang turut juga mengikuti kegiatan Hari menanam pada terjaga,” jelasnya. yang diselenggarakan Pemkab Banyumas Dikatakan, satu hektar lahan hijau den- di Desa Kaliori Kecamatan Sokaraja Kab. gan total luas permukaan daun lima hektar Banyumas. n Sp-Hum Byb/Mj_Ada akan membutuhkan dan menyerap carbon dioksida 900 kg untuk melakukan fotosintesis selama 12 jam. Pada waktu yang sama akan menghasilkan 600 kg oksigen, padahal manusia sehari butuh 0,5 kg oksigen. Itu belum termasuk manfaat pohon untuk menyerap air, pencegah banjir dan tanah longsor serta tempat hidup aneka hewan. Adm KPH Banyumas Barat, Ir Erwin MM saat melakukan Ditempat lain, penanaman. Adm/KKPH BanyuBINA |
Edisi 11 Januari 2013 / Th XXXVIII 9
SEPUTAR KPH
Kayu Putih KPH Banyumas Barat Akan Dioptimalkan Pengelolaannya n KPH BANYUMAS BARAT Untuk menyongsong sebagai KPH Mandiri, KPH Banyumas Barat kini mulai berbenah untuk mengoptimalkan asetaset/ potensi non rimba yang dimiliki. Salah satunya adalah untuk memberdayakan kawasan-kawasan yang selama ini menjadi kawasan tenurial. Setidaknya ada 3.600 hektar lahan bersengketa tersebut yang selama ini ditanami padi oleh masyarakat yang berada di wilayah BKPH Rawa Timur dan Rawa Barat. “ Di 2013 akan kita upayakan sharing padi melalui gerakan GP3K, yakni akan kita lakukan off ticker untuk hasil padi atau beras dari kawasan-kawasan tersebut,” kata Administratur/KKPH Banyumas Barat, Ir Erwin MM disela kegiatan pelaksanaan Peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia, Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon, Bulan Menanam Nasional, dan Kampanye Indonesia Menanam Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 yang dipusatkan di Desa Pangawaren, Kecamatan Karangpucung, Cilacap (21/12/12). Selain itu, lanjutnya, juga akan memberdayakan tanaman sengon di bawah tegakan yang selama ini banyak ditanam masyarakat. “ Nanti akan kita keluarkan PKS-nya untuk kita share 60 – 40, 60 persen untuk masyarakat dan 40 persen Perhutani,” jelasnya yang ternyata setelah dilakukan inventarisasi untuk tanaman sengon yang
Pemanenan daun minyak kayu putih. 10 BINA |
Edisi 11 Januari 2013 / Th XXXVIII
ditanam masyarakat di bawah tegakan tersebut ada sebanyak 360 ribu tegakan. Sebenarnya, dikatakan Erwin untuk produksi kayu sengon yang ditanam masyarakat tahun 2012 sudah berproduksi, namun PKS baru akan dilakukan di 2013. Selain itu, tanaman kayu putih yang selama ini juga cukup potensial di KPH Banyumas Barat ia tegaskan juga akan dioptimalkan pengelolaannya. Sampai akhir 2012 target bisa terlampaui diatas 100 % dengan 9 ton produksi daun. “ Harapan kita tahun depan (2013-red) akan kita tingkatkan,” kata Erwin dimana untuk produksi kayu putih ini KPH Banyumas Barat merupakan satu-satunya KPH yang bisa mencapai MPS selama lima tahun terakhir. Baik produksi maupun minyaknya yang selama ini dikerjasamakan diolah oleh LMDH dengan sembilan pabrik pengolah atau penyulingan. Obyek-obyek lain yang Adm KPH Banyumas Barat, Ir Erwin MM dengan akan dibenahi adalah obyek minyak kayu putih produksi LMDH. wisata Hutan Payau Tritih di nyetujui untuk mengimbangi investasi yang Cilacap. Dikatakan Erwin juga akan dilakukan invesatasi bila direksi me- dilakukan oleh Pemda setempat. Juga akan dilakukan pengembangan Air terjun/ Curug Cimandawa melalui PKS. Dikatakan Curug Cimandawa selama ini dikelola oleh Karangtaruna secara tradisional. Menyinggung produksi getah pinus, Erwin mengatakan produksi getah tahun 2012 KPH Banyumas Barat melimpah. Penghasilan sampai akhir 2012 melampaui target, tercatat 106 % dari 102 % yang ditargetkan. Melimpahnya produksi getah pinus tampaknya juga mengundang kerawanan pencurian. Tempat-tempat penampungan getah sering menjadi incaran pencuri. Untuk antisipasi Erwin memerintahkan jajrannya agar pengawasan di tempat-tempat penampungan getah diperketat. “ Meski sejak kejadian beberapa waktu lalu, dengan adanya pengawasan yang ketat hingga sejauh ini jarang terjadi kembali. Kita memang melakukan stresing kepada teman-teman untuk melakukan pengawasan penjagaannya,” pungkasnya. n S.Widhi
SEPUTAR KPH
Tanaman Harus Diikuti Dengan Protap n KPH PEMALANG Pelaksanaan tanaman hendaknya harus diikuti dengan prosedur dan ketetapan (Protap) yang berlaku di Perhutani. Jangan sampai protap ini diabaikan sehingga berakibat kepada menurunnya kualitas dan kuantitas tanaman atau bahkan kegagalan tanaman. Demikian diungkapkan Direktur Umum dan SDM Perum Perhutani, Achmad Fachroji, saat kunjungan kerjanya di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pemalang, baru-baru ini. Saat itu, Achmad Fachroji mengunjungi petak 141 b dan petak 132 RPH Paduraksa, BKPH Slarang dengan obyek tanaman tahun 2012 dan tanaman awal tahun 2011. Lebih lanjut dipetak 141 b dan 132 tersebut Achmad Fachroji menyampaikan pengarahannya kepada sejumlah petugas lapangan BKPH Slarang, bahwa petugas lapangan didalam membuat tanaman harus dilakukan dengan rasa tanggungjawab dan penuh keikhlasan. “ Harus di ingat Perhutani kini sedang dihadapi beberapa masalah yang sangat krusial, diantaranya adalah penurunan SDH akibat adanya penjarahan hutan di era reformasi. Untuk itu, saya mengharapkan sekali petugas lapangan bekerja dengan sepenuh hati, terutama dalam membuat tanaman jangan setengah hati,” tegasnya. Tanaman terlihat baik pada saat pada tahun pertama atau tahun kedua saja, selanjutnya tidak pernah diikuti perkembangannya. Sudah saatmya kultur lama harus ditinggalkan dan kini para petugas lapangan mulai tampil smart dan dinamis. Apalagi di era kompetisi ini petugas lapangan harus sering melakukan inovasi dan
Direktur Umum dan SDM Perhutani. Achmad Fachroji saat meninjau petak 141 b. berimprovisasi mengikuti perkembangan jaman. Petugas lapangan memang harus mengubah mindset dalam menjalankan tugasnya, mereka harus gesit dan dinamis. Membuat tanaman tidak hanya sekedar hanya untuk memenuhi kewajiban saja tetapi diperlukan komitmen dan konsekuensi para petugas lapangan agar tanamannya tetap terjaga sampai umur daun nanti, ujarnya. Dalam kunjungan kerjanya di petak tanaman tersebut, Achmad Fachroji diikuti oleh sejumlah pejabat lingkup Perhutani Unit I Jawa Tengah. Mereka antara lain, Wakil Kepala Unit I Jawa Tengah, Ir. SR Slamet Wibowo, MM dan Administratur/
Direktur Umum dan SDM Perhutani. Achmad Fachroji dan Direktur Produksi dan Industri Perhutani, Heru Siswanto saat meninjau proyek PDGT di Pemalang.
KKPH Pemalang, A. Fadjar Agung Susetyo, S.Hut didampingi Wakil Administratur/ KSKPH Pemalang, Endang Junaedi, BScF. Sebelumnya, Direktur Umum Dan SDM Perhutani, Achmad Fachroji beserta Direktur Produksi dan Industri Perhutani, Heru Siswanto berkesempatan pula meninjau pembangunan proyek pabrik Derivat Gondorukem dan Terpentin (PDGT) di Pemalang untuk mengetahui kemajuan pembangunan PDGT tersebut. Selanjutnya dalam peninjauan pembangunan PDGT di Pemalang, Direktur Produksi dan Industri Perhutani, Heru Siswanto meminta kepada PT Rekayasa Industri selaku kontraktor pembangunan agar pembangunan PDGT bisa dipercepat penyelesaiannya, minimal tata waktu atau progess yang sudah disepakati benarbenar ditaati sehingga tidak akan terjadi keterlambatan. Dari hasil pengamatannya pelaksanaan pembangunan PDGT belum dilaksanakan secara optimal, karena dari data yang didapat masih terdapat minus sampai 2,64 %. Sementara Direktur Umum Dan SDM, Achmad Fachroji menambahkan, terkait dengan keterlambatan tersebut agar PT Reskind perlu untuk menambah tenaga kerja. Diprioritaskan agar tenaga kerja berasal dari lokal saja. Ketika ditanya, apakah pernah terjadi kecelakaan kerja, pihak PT Reskind menegaskan, bahwa PT Reskind tetap menerapkan zero accident, terutama perlengkapan peralatan kerja yang dimilikinya sudah memenuhi standar, terutama alat perlindungan diri (APD) sudah tersedia sesuai standar yang ditentukan. Kunjungan kerja dua direktur Perhutani tersebut berakhir dengan bermain bulu tangkis besama di Gedung Jokam Taman Pemalang. n Hms Pml/Dodi Sukmadi BINA |
Edisi 11 Januari 2013 / Th XXXVIII 11
SEPUTAR KPH
Uniknya Membesakan Kawasan Dari Pendudukan Orang Gila n KPH MANTINGAN Dalam upaya mengembalikan fungsi hutan yang dikuasai oleh masyarakat di kawasan hutan RPH Mantingan BKPH Kebon ada yang menggelitik proses penanganannya. Pasalnya untuk upaya pembebasan kawasan yang didukui penduduk itu bukan seperti penduduk normal umumnya. Tapi kawasan yang diduduki sudah selama lima belas tahun itu diduduki oleh orang yang tidak waras alias gila. Karena pendudukan orang tidk waras itu pekerjaan tanaman di petak itu menjadi terkendala. Tanaman baru selalu gagal tumbuh karena selalu ia cabuti usai penanaman. Adalah Suparno (54), orang yang mengalami gangguan jiwa yang mendudki tanah seluas 1,5 hektar di petak 13 RPH Mantingan BKPH Kebon, 4 Januari 2012 dilakukan upaya penangkapan. Atas prakarsa Kasi PSDH KPH Mantingan, Satya Pratama lewat Kaur Humas Ismartoyo diminta untuk membantu mengatasi menangani orang gila yang menduduki lahan sejak 1977 tersebut. Diawali keterangan dari Asper KBKPH Kebon, Andre Syalendra, kepada Kepala Desa Mantingan, beberapa warga sekitar serta KRPH Mantingan dan mandor tanamnya. Dari beberapa nara sumber memberikan penjelasan bahwa Suparno ini tergolong orang gila . Walaupun secara medis belum pernah diperiksa yang menyatakan dia gila, tapi tindakan dan kelakuannya hampir mirip dengan orang gila. Setiap kali petak itu diolah dan ditanami paginya tanaman itu sudah dicabuti kembali sambil dia mengacung acungkan parangnya. Hal ini mandor tanam ataupun orang yang akan mendekat jadi takut karena tiap hari selalu membawa parang/sabit. Berkat pendekatan persuasip dari Kaur Humas bersama timnya berhasil menyusun rencana membujuk Suparno untuk bisa dibawa ke RSJ di Solo. Kegiatan penangkapan dikoordinasikan dengan Polsek Bulu, Danramil,Satpol PP dan juga Dinas Sosial. Kronologi penangkapan Dengan tekad yang bulat team merencanakan secara matang. Pukul 10.00 WIB yang dibagi tiga dan meluncur untuk melakukan penangkapan. Ketika mendatangi rumahnya tak ditemukan seorang pun, termasuk Suparni istrinya. Setelah tim mencari tahu didapat informasi kalau Suparna sedang mencari rumput untuk pakan ternaknya. Atas informasi itu Ismartoyo pun langsung mencari dimanan Suparno mencari rumput dan berhasil menemukannya. 12 BINA |
Edisi 11 Januari 2013 / Th XXXVIII
Lahan yang dikuasai selama 15 tahun akhirnya kembali ke KPH Mantingan mandornya menggelar syukuran sambil mengadakan penanaman Ismartoyo pun mulai merayu membujuk Suparno bersedia ikut dengannya. “ Saya coba bujuk dia saya janjikan akan saya ajak berwisata,” kata Ismartoyo kepada BINA di ruang kerjanya (9/1) mengisahkan awal penangkapan Suparno. Dengan bahasa Jawa halus Ismartoyo berkata : “ Mbah piye nek dino iki tak ajak wisata ke Borobudur ?,” pinta Is yang maksudnya bagaimana hari itu kalau diajak wisata ke Borobudur. “ Lha sing melu sopo wae ? (Lha yang
Suparno diperiksa team medis RSJ Solo.
ikut siapa saja),” tanya Suparno. Ismartoyo menjawab kalau istrinya juga ikut. Dan termenung sesaat Suparno pun menyatakan bersedia diajak. Petugas lain dengan pakaian bebas yang juga sudah bersiap dengan mobil seolah-olah memang sudah dipersiapkan agar tidak mengundang kecurigaannya. Tanpa curiga Suparno pun bergegas pulang dan mandi serta mempersiapkan perbekalan untuk berwisata di Borobudur ? Pukul 12.15 Suparno bergegas menuju
SEPUTAR KPH mobil yang sudah disiapkan untuk mengangkut ke Rumah Sakit Jiwa. Dalam mobil semua team berusaha untuk mengajak ngobrol dan komonikasi apa saja yang penting dia lupa dan merasa senang karena diajak berwisata. Sampai di kota Porwodadi kendaraan berhenti untuk makan siang. Suparno makan dengan lahabnya tanpa menunjukkan tanda-tanda kalau dia gila. Selesai makan, sambil bersendau guro mereka melanjutkan perjalanan ke Solo untuk menuju RSJ. Pukul 04.30 kendaraan masuk pada halaman RSJ. Suparno pun sempat bertanya koq berhenti di rumah sakit itu. Tapi tim berujar untuk istirahat dulu di hotel karena sudah sore Borobudur sudah tutup. Dan Suparno pun menurut tanpa curiga sementara tim yang lain mengurus administrasi di RSJ itu. Setelah semuanya siap, Ismartoyo pun segera menghampiri tim medis untuk segera membawa Suparno ke ruangan agar dia tidak mengamati dan membaca tulisan IGD di papan nama yang tergantung. Dokter yang menanganipun segera memberikan suntikan penenang agar pasien bisa tidur untuk diobservasi. Satu jam setelah menunggu oleh team psikiater RSJ Solo bahwa yang bersangkutan dinyatakan gila. Keluarga pun diberi pengertian bahwa kalau mau menjenguk Suparno ya di RSJ. Awalnya keluarga ada yang tidak setuju Suparno dibawa ke luar kampungnya. Kabar isu yang merebak membuat istri dan keluarga Suparno awalnya tidak menyetujui. Namun begitu tahu bahwa Suparno dibawa ke RSJ bisa dimengerti dan istrinya setuju untuk membahwa suaminya itu dirawat di RSJ. Ismartoyo pun menyatakan rasa leganya bisa membebaskan lahan yang dikuasai orang gila itu karena selama merasa putuas asa karena selalu buntu untuk mencari cara membebaskan lahan itu. “ Masalah tenurial yang kita hadapi kali ini memang unik namun kita harus bersyukur karena berkat kerja tim kita bisa membebaskan masalah tenurial ini kembali ke pangkuan KPH Mantingan,” jelasnya puas. Di lain tempat ketika dikonfirmasi BINA Satya Riyadi menyatakan bahwa nantinya setelah dirawat di RSJ solo kalau dalam waktu singkat sudah sembuh maka yang bersangkutan akan dimaksukkan panti Rehabilitasi di Desa Landoh. “ Hal ini agar yang bersangkutan sembuh total dan tidak akan lagi kembali menguasai lahan yang sekarang ini sudah ditanami,” katanya. Selama 15 tahun petak 13 menjadi cengkraman Suparno akhirnya bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Kepada semua petugas, Satya Riyadi pun meminta, utamanya yang berada di lapangan untuk segera memberikan laporan bila ada masalah penyerobotan lahan maupun masalah tenurial lainya. Jangan sampai masalahnya bertahun-tahun yang akhir akan menyulitkan. n Hms Mtg/Sigit-S.Widhi
Posko Gabungan KPH KUNINGAN - Untuk mengamankan lalu lintas kayu antar kabupaten antar provinsi, KPH Kuningan (Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten) bersama dengan KPH Bala Pulang (Perhutani Unit I Jawa Tengah) membuka posko gabungan masning – masing di Cemeler RPH Cipondok BKPH Cibingbin KPH Kuningan, Lewi Asem BKPH Ciledug dan di BKPH Banjarharjo Barat KPH Bala Pulang. “Kedua lokasi merupakan pintu gerbang lalu lintas kayu antar kabupaten antar provinsi merupakan lalu lintas kayu maka perlu pengawasan yang ketat,” jelas Adm Kuningan Henry Widodo yang didampingi Waka KPH Kuningan Imam Widodo, S.Hut di Kuningan (3/1). “Keberadaan posko tersebut untuk saling mengiformasikan segala hal terutama berkaitan dengan keamanan hutan.” Imam Widodo menambahkan, kami juga melakukan patroli rutin yang dipandu mandor polter dengan melibatkan LMDH dan unsur masyarakat. Selain itu, direncanakan melakukan pelatihan bersama atau gabungan yang berkaitan dengan keamanan hutan atau Kamhut. “Semua upaya dalam keamanan hutan, intinya, untuk menuju KPH Kuningan
Membentuk Jiwa Generasi Cinta Menanam KPH KEBONHARJO - Paguyuban Istri Rimbawan perum Perhutani KPH (Kesatuan Pemangkuan Hutan) Kebonharjo kembali melakukan kegiatan bersama anak TK Tunas Rimba II Desa Ngandang, Kecamatan Sale, Rembang. Dengan membuat persemaian berbagai jenis tanaman di lokasi persemaian dekat lapangan Desa Ngandang pada medio pertengahan desember lalu. Ketua paguyuban Istri Rimbawan Perhutani Kebonharjo Ny Raka Ardhi Moerti mengatakan, kegiatan semacam itu sering dilakukan, bertujuan untuk membentuk jiwa gernerasi muda cinta menanam dan cinta lingkungan, anak-anak harus kita latih sejak dini untuk kegiatan menanam terlebih yang berhubungan dengan alam dan lingkungan. Masih menurut Raka, dengan cara mendidik anak untuk cinta lingkungan sejak dini. Dengan harapan masa yang akan datang banyak
zero accident,” tegas Waka KPH Kuningan. KPH Kuningan terus berkoordinasi dengan KPH Bala Palung agar keberadaan posko gabungan lebih efektif. Selain berbatasan dengan KPH Bala Pulang, KPH Kuningan (BKPH Luragung) juga berbatasan dengan KPH Pekalongan Barat, kemudian BKPH Garawangi dengan Majenang (KPH Banyumas Barat). n MU
Waka KPH Kuningan (naik sepeda motor) muncul generasi-generasi yang mampu menjaga lingkungan dan kelestarian alam di muka bumi ini, pungkasnya. Sementara Guru TK Tunas Rimba II Ngandang, Susilowati mengatakan, kami dari pihak sekolah mengucapkan terima kasih kepada Paguyuban Istri Rimbawan yang telah memberi kesempatan dan pasilitas untuk belajar membuat persemaian dan menanam, sehingga anak-anak dapat mengenal cara menanam sejak dini, dan semoga dapat menjadi tamabahan pengetahuan serta bekal dikemudian hari untuk tetap mencintai lingkungan. Tandasnya. n Hms Kbh/DJ
BINA |
Edisi 11 Januari 2013 / Th XXXVIII 13
SEPUTAR KPH
Cutting Test untuk Maksimalkan Mutu Dan Pencapaian Target 2013 n KPH PARENGAN Pada 21 Nopember 2012 lalu, KPH Parengan memulai kegiatan cutting test untuk tebangan A2 tahun 2013 di petak 59b, RPH Trembul, BKPH Mulyoagung. Dengan total tebangan A2 tahun 2013 sebanyak 4.474 pohon dengan volume 3.947 m3, diharapkan dari KPH Parengan dapat dihasilkan kayu Jati dengan kualitas yang maksimal. Hasil cutting test akan dipakai sebagai tolok ukur untuk mengawal pencapaian volume, sortimen, status dan mutu tebangan tahun 2013. Administratur/KKPH Parengan, Daniel B Cahyono, memanfaatkan kegiatan tersebut untuk menyamakan persepsi dan membangun komitmen bersama di antara seluruh jajaran yang terkait dengan kegiatan produksi. “Setiap unsur baik pejabat maupun pelaksana mempunyai peran dan pengaruh untuk menentukan keberhasilan tebangan,” demikian ungkap Daniel. Menurutnya, KPH Parengan harus mampu menghasilkan kayu tebangan dengan sortimen dan mutu yang optimal, serta sesuai dengan kebutuhan pasar. Karena itu mandor tebang dan penguji, harus mampu secara cermat menerapkan teknik penebangan, bucking policy, dan pengujian. Dengan begitu produk kayu yang dihasilkan akan menjadi produk yang memenuhi kepuasan pelanggan. “Saya minta agar seluruh kegiatan tebangan nihil dari kebocoran dan inefisiensi sumberdaya kayu. Karenanya harus dijalankan secara konsisten tertib teknis, tertib administrasi, hingga pada pengamanan yang ketat sejak dari petak tebangan hingga sampai di TPK,” imbuhnya. Untuk itu segenap Asper dan KRPH diminta untuk mengawal ketat proses tebangan di wilayah masing-masing. “Dengan pengujian yang akurat, tidak akan terjadi kayu yang kondisi fisiknya tidak sesuai dengan mutu yang ditetapkan” demikian Kasi PSDH KPH Parengan, Ririt Budi Sasyono menambahkan. Sementara itu, Titik Agus Purwati, Kepala Urusan Produksi KPH Parengan mengingatkan agar seluruh petugas yang terlibat dalam proses di areal tebangan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai standard dan telah disediakan. Dengan begitu seluruh proses tebangan akan berjalan dengan aman dan nihil kecelakaan kerja (zero accident). Tanda larangan masuk areal tebangan juga harus terpasang untuk memberikan peringatan dan mengantisipasi resiko terjadinya kecelakaan yang menimpa masyarakat, khususnya para pencari kayu bakar. “Untuk memperlancar kegiatan teban-
14 BINA |
Edisi 11 Januari 2013 / Th XXXVIII
Administratur/KKPH Parengan, Daniel B Cahyono dalam peninjaun lapangan. gan kami tetap melibatkan dan memberdayakan masyarakat desa hutan, mulai dari tenaga operator chain saw, tenaga sarad, hingga tenaga muat bongkar, serta secara
selektif memberi kesempatan masyarakat untuk memungut kayu bakar dari limbah tebangan,” demikian Titik menambahkan. n Hms Prg/Agung AM.
Tahun Baru Semangat Baru Bertempat di Aula Kantor KPH Parengan, pada tanggal 2 Januari 2013 yang lalu, manajemen KPH Parengan menyelenggarakan acara Sarasehan Awal Tahun. Acara ini dihadiri segenap pejabat KPH, seluruh staf kantor, perwakilan mandor dari seluruh BKPH, serta para pengurus HPK. Tak kurang dari 150 orang duduk lesehan menghadiri acara yang bertema “Tahun Baru, Harapan Baru, Semangat Baru, Menuju KPH Parengan yang Luar Biasa” Pada acara yang diadakan untuk mengawali Tahun 2013 ini Administratur/KKPH Parengan tidak banyak memberikan arahan. Kesempatan justru diberikan kepada segenap jajaran di bawahnya untuk menyampaikan uneg-uneg, kritik, maupun gagasan secara terbuka. Diharapkan dengan keterbukaan dan penyampaian opini dari bawah tersebut dapat menjadi refleksi dan bekal bagi KPH Parengan untuk menapaki Tahun 2013. Untuk menambah bekal pencerahan kepada segenap jajaran, dihadirkan seorang pembicara yang cukup ternama,
Prie GS. Pembicara yang juga penulis buku dan pengisi berbagai acara motivasi di beberapa stasiun TV ini menyampaikan ceramah tentang kecerdasan intelektual, mental dan spritual untuk membangun pribadi yang luar biasa. Materi yang sebetulnya bukan hal baru ini oleh Prie GS dikemas dengan cara yang sangat cair dan familiar sehingga sangat menarik bagi para karyawan KPH Parengan. Pada penghujung acara, diadakan doa bersama bagi keselamatan seluruh jajaran dalam melaksanakan pekerjaan dan pencapaian target 2013. Dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng oleh Administratur/KKPH Parengan, Daniel, yang kemudian diserahkan kepada salah satu perwakilan mandor. Menurut Daniel pemotongan pemotongan tumpeng ini adalah simbolisasi dari pencapaian puncak keberhasilan melalui kebersamaan. Sedangkan pemberian potongan tumpeng kepada mandor adalah simbol dari filosofi kepemimpinan yang melayani. n Hms Prg/Agung AM.
SEPUTAR KPH
Penerapan Pola Tanam Khusus Sidonganti Melalui Pola Tanam Khusus Sidonganti pada tanaman tahun 2012 dan tanaman awal tahun 2013 diharapkan akan menjadi solusi untuk persoalan rendahnya keberhasilan tanaman hutan di hutan pangkuan desa Sidonganti sekaligus menjadi salah satu solusi bagi persoalan tingginya kebutuhan masyarakat setempat akan lahan garapan. Diharapkan pula akan semakin mempererat relasi antara Perhutani dan masyarakat Desa Sidonganti Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban. “Untuk membangun sinergitas dalam rangka pelestarian hutan khususnya di hutan pangkuan Desa Sidonganti telah disepakati penerapan Pola Tanam Khusus Sidonganti. Dengan pola tanam tersebut diharapkan akan semakin meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat melalui penyediaan areal penggarapan lahan yang optimal namun dengan tetap menjamin keberhasilan tanaman kehutanan,” kata Talis Rahardjo, Asper BKPH Mulyoagung ketika dijumpai BINA di salah satu lahan garapan warga Desa Sidonganti. Dalam sosialisasi lanjutan yang dihadiri oleh kepala Desa Sidonganti, Babinsa , serta sekitar 75 orang pesanggem warga Sidonganti. Administratur/KKPH Parengan, Daniel Budi Cahyono berpesan agar warga ikut membantu menjaga dan merawat tanaman jati dan tanaman kehutanan lainnya, sekaligus mengajak warga untuk melestarikan sumberdaya hutan khususnya di wilayah Perum Perhutani KPH Paregan. Kepada BINA Daniel menjelaskan bahwa Pola Tanam Khusus Sidonganti sendiri pada dasarnya mengadopsi pola Management Regim (MR) yang sudah cukup lama dikenal. “Penerapan pola ini di wilayah hutan pangkuan desa Sidonganti digagas oleh Administratur pendahulu saya, Ir. Oscar S. Maukar. Saya sampaikan apresiasi atas gagasan dan inisiasi beliau,” papar Daniel. Dengan pola tanam yang bersifat khusus ini diharapkan pertumbuhan tanaman pokok Jati akan terjaga untuk menjawab kebutuhan perusahaan, sekaligus memenuhi kebutuhan ekonomi warga Sidonganti melalui penyediaan lahan garapan yang cukup dan berjangka panjang. Pada pola ini tanaman pokok ditanam pada jalur terpisah selebar 12 meter empat larik, sedangkan untuk masyarakat disediakan jalur khusus tanaman semusim selebar 9 meter yang dapat digarap secara berkelanjutan. Namun demikian pada jalur tanaman pokok masyarakat masih diijinkan untuk menanam palawija utuk dua tahun pertama saja. Dari pantauan BINA masyarakat Sidonganti sangat antusias dan menyambut baik pola tanam khusus tersebut dan mulai menerapkan petunjuk-petunjuk yang disampaikan oleh Perum Perhutani.
Asper/KBKPH Mulyoagung, Talis Rahardj saat memberi pengarahan Pola Tanam Khusus langsung dihadapan petani dari Desa Sidonganti. “Sekarang ini saatnya mereka mulai menggarap lahan mereka. Setiap andil dan jalur tanaman pokok selalu kita pantau dan didata, serta diberi arahan bagi mereka yang masih belum mengerti ataupun memahami apa yang telah kita sepakati bersama, “tandas Talis Rahardjo. Berdasarkan laporan Suwito, KRPH Guwoterus, BKPH Mulyoagung, hingga saat ini penerapan pola tanam khusus
tersebut di lapangan berjalan cukup lancar. Bahkan mulai nampak ada peningkatan kesadaran masyarakat Desa Sidonganti untuk berperan melestarikan hutan di wilayah pangkuan desanya. “Kami harap kesejahteraan masyarakat kian hari makin meningkat dengan pemberian garapan lahan pertanian pada pola tanam khusus ini, “ imbuhnya. n Hms Prg/Agung AM.
KPH TELAWA - Menindaklanjuti surat Kepala Perum Perhutani Unit I Jateng tentang Pelaksanaan Ground Breaking Tanaman Tahun 2012 di KPH Telawa di pusatkan di Petak 36e RPH Kedungjati BKPH Kedungcumpleng yang dilaksanakan 2 Desember 2012 Kegiatan dipimpin oleh Wakil Administratur/KSKPH Telawa dengan menanan bersama. Kegiatan diikuti sekitar 500 orang yang terdiri dari segenap karyawan/karyawati KPH Telawa, unsur MUSPIKA, HPK Cabang Telawa, Pramuka, LMDH, TNI, POLRI, Perangkat Desa, Guru serta pelajar. n Sp Hms Tlw/B.Winarto. BINA |
Edisi 11 Januari 2013 / Th XXXVIII 15
SEPUTAR KPH
KPH Lawu Ds Bisa dan Bisa …! n KPH LAWU DS Belajar, koreksi diri dan benah strategi KPH Lawu Ds selalu mengadakan inovasi dan gebrakan dalam mengejar target ketertinggalan di tahun silam. Tepatnya 2010 KPH Lawu Ds sangat terpuruk dalam hal tanaman. Oleh sebab itu dengan semangat baru maka dapat memperoleh predikat baik walaupun hanya menempati peringkat ke4 tanaman 2011 dari dua puluh tiga KPH dalam wilayah kerja Unit II Jawa Timur . Akhir Nopember 2012 yang baru lewat, Administratur/KKPH Lawu Ds, Djohan Surjoputro S Hut MM membuka apel Ground Breaking Tanaman tahun 2012 di wilayah kerja BKPH Lawu Selatan. Tepatnya di RPH Bedagung petak 67 yang memiliki keluasan
2,5 ha. Dalam arahannya, Djohan meminta kepada Asper BKPH Lawu Selatan, Andry Wahyu Tri P S.Hut supaya bersama jajarannya serius dalam menindak lanjuti dan mengawal tanaman 2012 tersebut agar berhasil dengan baik. “ Harapan kedepan KPH Lawu Ds untuk tanaman semua yang ada di wilayah lawu Ds harus berhasil dengan baik,” katanya. Dari hasil catatan 2011 tersebut membuat Administratur KPH Lawu Ds semakin getol melakukan sidak ke semua kawasan wilayah kerjanya. Terutama wilayah yang tanamannya kurang sempurna selalu dipantau dan disupport untuk melakukan sulaman dan tindakan preventif guna megejar predikat yang lebih baik lagi ditanaman 2012.
Sekar dan SP2P Menanam Bersama Potensi hutannya sangat baik serta tanahnya yang begitu subur terletak di dataran yang mayoritas sebagian besar di areal berhawa dingin. Dengan tekat dan semangat kebersamaan yang begitu besar serta kepedulian yang luar biasa antara ‘ Sekar dan SP2P ‘ maka terjalin langkah bersama
dalam gerakan penanaman pohon yang dilaksanakan bersama-sama oleh kedua serikat itu di wilayah kerja KPH Lawu Ds. Tepatnya di BKPH Wilis Selatan, RPH Pudak , Petak 127 B ( Hutan Lindung ) dengan luas 16,1 Ha. Disediakan berbagai bibit untuk ditamapan. Ada sejumlah 10.723 plc terdiri dari jenis pohon kedawung, kayu putih, mahoni, flamboyan, deglupta, pinus, manggis, cermai, rambutan dan klengkeng. Penyelengaraan yang diadakan oleh DPD Sekar KPH Lawu Ds berkolaborasi dengan DPC SP2P Lawu Ds dengan manajemen KPH lawu Ds berjalan dengan penuh semangat yang di hadiri oleh Administratur/KKPH Lawu Ds, Djohan Surjoputro Shut. MM , Waka Adm/ KSKPH Ponorogo – Pacitan, Fajar Arif Wicaksono S.Hut serta Muspika seKetua DPD Sekar KPH Lawu Ds, Choirul Huda S Hut.
16 BINA |
Edisi 11 Januari 2013 / Th XXXVIII
Selain Karyawan/karyawati serta jajaran pejabat di KPH Lawu Ds kegiatan tersebut juga diikuti oleh Dharma Wanita. Semua karyawan dilibatkan agar semuanya juga bisa merasakan bagaimana rasanya turun ke lapangan dan merawat tanaman dengan baik dan benar. Untuk itu Djohan meminta kepada segenap jajarannya agar senantiasa menjaga kebersamaan. “ Kebersamaan sangat penting dan perlu tidak hanya diacara ground breaking ini saja, tapi juga di hari-hari selanjutnya untuk menghijaukan hutan. Kita akan selalu bisa dan bisa menyelesaikan dan menghijaukan hutan ini dengan semboyan KPH Lawu Bisa,” pungkasnya. n Sp Hms Lawu Ds/Eko tempat. Tujuan diadakan gerakan penanaman bersama adalah untuk menindak lanjuti program pemerintah hari menanam nasional dan Bulan menanam. Serikat karyawan melakukan aksi peduli terhadap lingkungan yang diakibatkan oleh deforestasi, shingga dengan aksi menanam tersebut kedepan supaya bisa menjadi baik dan normal. Tidak kalah pentingnya serikat karyawan juga menindak lanjuti instruksi dari manajemen bahwa setiap karyawan harus terus menanam minimal 25 pohon . Administratur Djohan Surjoputro mengatakan dalam sambutannya kegiatan tersebut agar supaya terus dilanjutkan dalam program berikutnya. Kedua Serikat agar mengadakan gebrakan yang lain dengan mengadakan even-even yang lebih bagus lagi . Selain itu disarankan juga agar ada program kemanusian juga, seperti bantuan air bersih, periksa kesehatan secara gratis bentuan sembako dan lain-lain. Peserta menanam bersama sekitar 115 orang terdiri dari :Serikat karyawan ( Sekar ) DPD Lawu Ds, DPD Madiun, DPD madiun, DPD Saradan,Serikat pekerja DPC SP2P Lawu Ds dan Muspika, Koramil dan Polsek Pudak dan Kades Tambang serta Dharma Wanita Persatuan KPH Lawu Ds. n Sp.Hms Lawu DS/Eko
SEPUTAR KPH
Hambalang, Kawasan Pendidikan Lingkungan dan Wisata Hambalang, kini dikembangkan menjadi lokasi Eco Edu Tourism Forest, tepatnya di petak 1, 2, dan 3 RPH Babakan Madang BKPH Bogor, KPH Bogor. Dari luas 677,80 hektar, sudah dikembangkan sekitar 580 hektar yang merupakan bekerjasama Perhutani, Kemenhut dan pemerintah Korea Selatan. Administratur KKPH Bogor, Ir Asep Rusnandar, MM mengatakan Hambalang telah dirancang sedemikian rupa sehingga ke depannya akan berkembang pesat dengan melibatkan berbagai pihak yan peduli akan pelestarian hutan, diantaranya PT Astra, KIFC, dan lain lain. Di Ir Agus Yulianto, manager Sentul Eco Edu Forest mana para pihak akan diberikan kesempatan penataan kawasan Tourism Hambalang. hutan Hambalang dengan berbagai aktifitas yang menunjang n KPH BOGOR terhadap sumber daya alam sekitarnya. “Ke depannya, lokasi ini menjadi waHari-hari ini dan seterusnya nama hana pendidikan dan wisata yang kaya kawasan hutan Hambalang akan menjadi akan sumber daya alam yang terangkum pembicaraan yang menarik perhatian dalam Eco Edu Forest Tourism, “ katanya, masyarakat Indonesia, khususnya yang berharap di sela-sela kegiatan Dharma peduli masalah politik dan hukum. Di dalam Wanita Perhutani menanam di Hambalang kawasan ini terdapat proyek pembangunan (19/12/2012). olah raga terpadu, yang dalam pelaksanaan Dalam master plan Sentul Eco Edu Formenyimpang dan menyeret Menpora Andi A est Tourism Hambalang akan dibagi berbMallarangeng ditetapkan sebagai tersangagai zona seperti agroforestry, arboretum, ka oleh KPK. Kemudian dia mengundurkan bambu heritage, HCVF, resort tourisme, tadiri dari menteri Kabinet Indonesi Bersatu man burung, taman buah – buahan, wisata (KIB) II. hutan, rest area, dan sebagainya. Dalam Namun, di sepenggal kawasan hutan
kawasan ini sudah dibangun berbagai fasilitas antara lain gedung pertemuan, asrama putra – putri, masjid, resort, dan fasilitas lainya. “Bangunan ini merupakan bantuan dari (pemerintah) Korea Selatan,” ucap Ir Agus Yulianto, manager Sentul Eco Edu Forest Tourism Hambalang kepada BINA dikesempatan itu. “Ke depan, kawasan ini akan menjadi pusat pendidikan kehutanan di Indonesia. Dapat dimanfaatkan untuk penelitian bagi mahasiswa S1,S2, dan S3 dalam bidang kehutanan,” ucap Agus Yulianto. “Demikian pula, dapat dimanfaatkan sebagai ajang pertukaran mahasiswa Korea Selatan dengan mahasiswa Indonesia dalam jenjang pendidikan sarjana, pascasarjana, dan doktoral.” Sentul EcoEdu Tourisme Forest Hambalang telah diresmikan oleh pemerintah Indoneisa dan pemerintah Korea Selatan masing – masing diwakili oleh Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan dan Duta Besar Korea Selatan Kim Young Si, pada 8 Desember 2011. Perhutani sudah menyiapkan sumber daya manusia untuk mengelola kawasan ini, dengan manager Ir Yulianto dan dibantu empat staf. “Kami belum berkantor di sini, masih di kantor KPH Bogor, karena pemerintah Korea Selatan belum menyerahkan semua fasilitas di Hambalang,” ujarnya, yang mengaku baru dua bulan dilantik untuk bertugas di Hambalang. Untuk itu, pihaknya belum dapat bicara panjang lebar tentang pengelolaannya n MU
Mantingan Sukseskan Gerakan Tanam Pohon Satu Miliar n KPH MANTINGAN Musim hujan telah tiba. Saatnya kegiatan penanaman tiba. Berbagai instansi telah mengerahkan kegiatan yang bersifat menghijaukan bumi.lingkungan kita memang banyak yang rusak dan Global Warning yang telah dikumandangkan Dunia harus disikapi dengan serius. Berkaitan dengan datangnya musim hujan kegiatan penanaman 1 milyar pohom harus disukseskan. Bahkan 1 orang 1 pohon ini harus dilaksanakan dan disukseskan. Untuk mengatasi panasnya bumi dan juga Kegiatan penghijauan harus menjadi satu kebutuhan ,bukan seremonial tentunya akan melipatgandakan anggaran kegiatan lingkungan. Bersamaan dengan hari dan bulan menanam nasional dipetak 115 b1 dilaksanakan kegiatan Ground Breaking Tanaman yang dilaksanakan serentak oleh
Perum Pehutani Unit I Jawa Tengah hari pada 2 Desember 2012 yang baru lalu. Kegiatan diikuti oleh Waka Adm/KSKPH Mantingan, Moch Risqon S.Hut, Kasi PSDH Satya Riyadi seluruh Asper, KRPH, Mandor, Karywan Kantor KPH, LMDH, Muspika Kec Blora dan Pramuka Saka Wanabakti. Sebanyak 5000 bibit jati pagi itu ditanam. Ratusan orang berusaha menanam sebanyak mungkin. Sedangkan pusat kegiatan berada di KPH Randublatung. Konon kegiatan Ground Breaking Tanaman ini adalah untuk menambah penanaman 1 milyard
pohon yang siang itu akan dapat tercatat di Muri ( Musium Rekor Indonesia) dengan katagori penanaman pohon jati selama 1 jam yang diiikuti oleh 7000 karyawan Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah. n Hms Mtg/Sigit BINA |
Edisi 11 Januari 2013 / Th XXXVIII 17
SEPUTAR KPH
Komitmen Gerakan Penghijauan Hutan Menuju Hutan Lestari n KPH KUNINGAN KPH Kuningan bersama dengan stake holder lain, berkomitmen untuk mewujudkan hutan lestari dan mewujudkan Kuningan sebagai kabupaten konservasi. Selain KPH Kuningan, stakeholder lain seperti Dandim 0615/Kuningan Sugeng Wasnito Aji, S.Ip, Kadis Hutbun Kab Kuningan Ukas Suharfaputra MP, Danramil 1504/Subang, camat Subang, Kapolsek Subang, kepala desa Subang, kepala desa Gunung Aci, Karang Taruna desa Subang, LMDH Rimba Indah desa Subang, dan LMDH Giri Indah desa Gunung Aci. Mereka bersama – sama mewujudkan pengelolaan hutan secara untuk kemanfaatan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Kemudian bersama – sama mempertahankan dan menjaga kelestarian kawasan hutan; bersama – sama mencegah kerusakan hutan, kawasan hutan, hasil hutan, yang disebabkan oleh gangguan/perbuatan manusia, ternak, dan lain. Terakhir bersama – sama mendukung pengelolaan sumber daya hutan untuk mewujudkan hutan lestari. “Komitmen ini kami tandatangani pada November lalu di desa Subang Kec Subang Kab Kuningan, masuk KRPH Subang, BKPH Garawangi,” ucap Adm/KKPH Kuningan, Ir Henry Gunawan kepada BINA, awal tahun baru 2013. KPH Kuningan juga membantu bibit kepada Pemkab Kuningan dalam rangka hari menanam pohon Indonesia dan bulan menanam nasional 2012 serta green provs. Konsepnya, KPH Kuningan ingin membantu tiap kecamatan di lingkungan Kab
Penandatanganan komitmen bersama. Kuningan sebanyak 10 bibit pohon, agar ditanam di pekarangan kantor kecamatan sebagai penanda atau kenang – kenangan. Apabila ada 32 kecamatan di Kab Kuningan, maka ada sekitar 320 plances. “Kemudian, ada permintaan dari pemkab Kuningan bibit sebanyak 1000 plances. Ini dalam rangka menindaklanjuti instruksi gubernur Jawa Barat agar menjadi provinsi hijau,” jelasnya. Selain itu, lanjut Adm Kuningan, KPH Kuningan juga menganjurkan agar rumah
dinas Asper maupun KRPH ditanami minimal 5 pohon, terutama pada lingkungan rumah dinas KRPH Linggarjati dan KRPH Ambit. Selain itu, juga rumah dinas camat. “Pokoknya lahan – lahan kosong yang di lingkungan Kab Kuningan harus direboisasi. Termasuk juga rumah dinas camat, minimal nanti ada ikatan emosional kalau pohon sudah tegak,” kata Henry Gunawan, berharap. “Tujuannya untuk mendukung Kuningan sebagai kabupaten konservasi.” n MU
Majalengka akan Kembangkan Porang n KPH MAJALENGKA Adm/KKPH Majalengka, Ir Aries Indra Suparta, M.Si menegaskan tidak mungkin KPH Majalengka fokus pada kayu, akan tetapi harus mengembangkan tanaman FGS. Selain itu, pihaknya akan mengembangkan budi daya tanaman porang. Tanaman porang dikembangkan di bawah tegakan tanaman pinus. Rencana budi daya porang seluas 600 hektar. “Tanaman porang sebenarnya sudah ada di kawasan hutan KPH Majalengka, namun tumbuh secara sporadis,” jelas Ir Aries Indra Suparta, M.Si kepada BINA di kantor KPH Majalengka (2/1/2013). “Kita belum mengembangkan. Padahal, tanaman porang itu berasal dari sini (baca: Majalengka), kemudian dijual ke Jawa 18 BINA |
Edisi 11 Januari 2013 / Th XXXVIII
Timur seperti Nganjuk. Kediri, dan Jombang. Kebetulan di tiga kabupaten tersebut terdapat pabrik porang.” Pada saat ini, tanaman porang tumbuh pada 3 tempat, dua lokasi di BKPH Ciwaringin dan 1 lokasi Cibenda. Luasnya mencapai 75 hektar. Tanaman ini sudah panen, hasilnya dikumpulkan pengepul, kemudian dijual ke Jawa Timur. Dikatakan, karena KPH Majalengka kecil, maka harus dikembangkan tanaman yang cepat panen seperti FGS, kemudian dikembangkan pula non kayu seperti tadi porang, kemudian pinus, minyak kayu putih, dan sebagainya. “Untuk rumput gajah kita harus hati – hati. Karena jenis tanaman ini invasive, mudah merusak tanaman lain,” jelas Aries Indra Suparta. Kualita accasia mangium yang dibudi-
Ir Aries Indra Suparta, M.Si dayakan KPH Majalengka
cukup bagus
SEPUTAR KPH
Tunggak Jati Dilarang Diambil n KPH KEBONHARJO Untuk persiapan produksi kayu jati yang bermutu 2013 Perum Perhutani KPH Kebonharjo belum lama ini melaksanakan job training tebangan di petak 99 BKPH Tuder, yang diikuti sekitar 60 orang dari segenap Asper dan semua mandor tebang KPH Kebonharjo. Administratur/KKPH Kebonharjo, Haris Triwahjunita menegaskan, untuk mengoptimalkan hasil produksi kayu jati yang bermutu tinggi maka diperlukan upaya untuk meningkatkan produktivitas tebangan yang dapat meningkatkan volume, mutu dan nilai kayu bundar jati. Petunjuk pelaksanaan tebangan dimaksudkan untuk memberikan pengertian yang sama bagi seluruh mandor tebang dan para penguji agar dapat melaksanakan tebangan yang produktif dan efisien, serta mempunyai nilai mutu yang tinggi sehingga laku dipasaran serta dapat memenuhi permintaan konsumen. Sementara itu Asper Penguji KPH Kebonharjo, Sugiono mengatakan, menentukan arah rebah sangat penting karena kesalahan arah rebah dapat mengakibatkan kerusakan kayu (cacat pecah banting). Untuk pengawasan pelaksana dilapangan sangat diperlukan, petunjuk teknis dengan
Porang Diusulkan RKAP 2013 Dalam RKAP 2013, KPH Majalengka mengusulkan untuk budi daya porang di bawah tegakan. Ini bagian dari pemanfaatan lahan di bawah tegakan atau PLDT dalam upaya untuk menggenjot hasil hutan bukan kayu atau HHBK. Selama ini porang tumbuh secara alami dan sporadis sehingga belum dapat mendukung pendapatan KPH Majalengka. “Karena dapat menjadi uang, maka akan dibudidayakan,” jelas KSS PHBM KPH Majalengka Hariadi kepada BINA di kantor KPH Majalengka (2/1/2013). “Dan, grand design-nya sudah diusulkan ke dalam RKAP 2013.” dibiandingkan accasia mangium dari Indramayu dan Bogor. Tidak heran, accasia mangium dari Majalengka lebih dulu laku jual dibandingkan dari Bogor dan Indramayu. Gmelina juga sangat prospektif, akan tetapi karena tanaman ini terserang ulat, maka susah untuk mengembangkan tanaman ini. “JPP stek pucuk lebih menarik lagi. Dari pada mengembangkan FGS lebih baik mengelola JPP stek pucuk secara betul,
tujuan agar dapat mengendalikan tebangan secara berdaya guna sehingga hasilnya dapat optimal. Tunggak Jati dilarang untuk diambil K a u r Produksi Perhutani Kebonharjo, Parwadi menegaskan, untuk tunggak jati bekas tebangan di KPH Kebonharjo tidak boleh diambil sebelum dua tahun, dikarenakan untuk pemenuhan lacak balak atau CoC (Chain of Custody), bila diperlukan penelusuran asal usul kayu untuk menunjukkan bukti bahwa kayu tersebut berasal dari petak hutan Perum Perhutani KPH Kebonharjo yang dikelola secara lestari. Kayu yang berasal dari KPH Kebonharjo sudah bersertifikat FSC (Forest Stewardship Council) dari badan sertifikasi interna-
sional, maka tunggak jati tidak boleh hilang sebelum dua tahun untuk pemenuhan lacak balak, untuk menjamin kebenaran produk, data hasil hutan yang dikelola dengan prinsif PHL (Pengelolaan Hutan Lestari). Ditambahkan Parwadi, untuk pemenuhan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) maka pengambilan tunggak jati bekas tebangan dilarang sebelum dua tahun setelah tebangan, karena sebagai bukti asal usul kayu jati dari hutan Perhutani KPH Kebonharjo. n Hms Kbh/DJ
Ada dua skema untuk pengembangan budi daya porang. Pertama, menggunakan dana atau biaya dari RKAP 2013. Kedua, apabila usulan pertama tidak setujui, maka akan mengundang investor. “Sebenarnya, untuk pengembangan budi daya porang cukup murah. Bibit Rp 3000/ kg, maka jika butuh satu ton bibit porang hanya memerlukan biaya Rp 3 juta,” ungkapnya. Akan tetapi, lanjutnya, apabila mengundang investor maka KPH Majalengka hanya menyediakan lahan, kemudian biaya dari investor dan tenaga dari LMDH. Budi daya porang akan berlokasi di BKPH Cibenda meliputi RPH Cibenda, RPH Sukajaya, dan RPH Sabandar. “Potensi lahannya cukup bagus, namun ancamannya berupa kebakaran dan pengembalaan. Meskipun tidak makan tanaman porang, namun tanaman ini dapat diinjak – injak sapi dan kambing,” kilah Hariadi. Sebaliknya, karena budi daya porang
melibatkan LMDH, maka mereka dapat menjaga tanaman pokok dan porang dari ancaman kebakaran dan pengembalaan. Pada saat ini, KPH Majalengka sudah memiliki demplot tanaman porang di petak 23 RPH Sukajaya BKPH Cibenda seluas 5 hektar diwah tegakan JPP 2009. Tanaman tahun 2012 ini kerja sama dengan LMDH Tanjung Wiru desa Mekar Mulya Kec Kertajati Kab Majalengka. Dengan jarak tanam 1 x 1 meter untuk mengamankan tanaman pokok. “Satu tahun sudah panen. Cukup tanam satu kali, dapat panen beberapa kali. Apalagi kalau buahnya jatuh, maka akan tumbuh tanaman porang baru,” jelasnya. Menurut analisis usaha, prospek cukup bagus. Satu rumpun akan menghasilkan 5 kg. “Itu yang alami, apalagi dirawat dengan diberi pupuk dan sebagainya, satu rumpun akan lebih dari 5 kg,” tukas KSS PHBM. n MU
maka 10 tahun sudah dapat dipanen. Hasilnya lebih lebih bagus dari FGS,” ungkap Adm Majalengka. Topografi KPH Majalengka, lanjut Aries Indra Suparta, pun sangat menarik untuk dicermati. Kawasan hutan KPH Majalengka sebelah utara cenderung kering berkapur dan sedikit berlumpur, maka cocok untuk dikembangkan tanaman kayu putih. Sebaliknya, kawasan hutan KPH Majelengka
sebelah selatan bergunung – gunung, banyak hutan lindung berupa hutan pinus, kemudian diokupasi masyarakat. “Dibawah tegakan tersebut dapat ditanami porang karena tahan naungan, namun harus hati – hati, jangan sampai terinjak penyadap,” tukas Aries Indra Suparta. “Akan tetapi kalau ditanami di sela – sela pohon pinus akan terhindar dari injakan kaki penyadap.” n MU BINA |
Edisi 11 Januari 2013 / Th XXXVIII 19
SEPUTAR KPH
Menanan di Kompleks LAPAS Kampung Sawah sengon, dan jenis lainnya sebanyak 2500 plances, Menurut Adm/kKPH Bogor, Ir Asep KPH Bogor melakukan penanaman di komplek Lembaga Pemasyarakatan atau Rusnandar, MM kegiatan ini merupakan LAPAS Kelas II A Kab Bogor yang berlokasi penutup dari rangkaian kegiatan karyawan Kampung Sawah Cibinong (28/12/2012). Perhutani KPH Bogor untuk menanam seDi sekitar LAPAS terdapat lahan kosong banyak 25 pohon. Penanaman di kompleks sekitar 4 hektar, kemudian sekitar 2 hektar LAPAS II merupakan kegiatan yang khusus ditanami bersama antara karyawan kantor dilaksanakan oleh karyawan kantor KPH KPH Bogor dengan LAPAS Kelas II Cibi- Bogor. “Ini merupakan bentuk kepedulian nong dengan jenis pohon seperti suren, mahoni, accasia mangium, jabon, durian, karyawan yang ketiga dan keempat yaitu peduli terhadap tanaman dan peduli sosial,” jelas Asep Rusnandar kepada BINA usai melakukan penanaman yang didampingi Waka KPH Bogor Uum Maksum, S.Hut, MM, Kasi PSDH KPH Bogor H Syarif, dan KSS PHBM KPH Bogor. LAPAS dipilih karena lokasinya berdekatan dengan Sub daerah aliran sungai atau DAS Ciliwung, selain itu untuk mengenalkan warga LAPAS tentang kelestarian lingkungan, terutama tanaman. “Selama ini, warga LAPAS hanya mengenal kegiatan seperti pertanian, peternakan, dan perkebunan. Nah, dengan kegiatan penanaman di kompleks ini diharapkan mereka akan juga mengenal kegiatan yang berkaitan dengan kehutanan,” tandasnya. Niat baik kami, lanjutnya, disambut baik oleh Kepala LAPAS II Cibinong Pak Abdul Hani, S.Pd, M.Hum. KPH Bogor akan memonitor perkembangan tanaman di kompleks LAPAS II dan menginstruksikan agar tanaman tersebut dipantau pertumbuhannya. “Nanti, tiap dua minggu atau satu bulan sekali, karyawan KPH Bogor Adm KPH Bogor dan Kepala LAPAS Kelas akan melihat pertumbuhan tanaman di II Cibinong. sini,” ucap Asep Rusnandar. n KPH BOGOR
Baru kali ini, Perhutani melakukan penanam di kompleks LAPAS. Secara kebetulan areal yang ditanami itu berbatasan dengan Sub DAS Ciliwung. Tanaman tersebut diharapkan mampu mencegah erosi, sendimentasi, dan meningkatkan kualitas daerah aliran sungai tersebut. “Penanaman di hulu sungai diharapkan dapat memperbaiki Sub DAS Ciliwung,” kata Asep berharap. Dikatakan, KPH Bogor berkomitmen siap membantu instansi lain untuk reboisasi di kompleks perkantoran baik di kota maupun kabupaten Bogor. Baik itu perusahaan pemerintah maupun perusahaan swasta. “Kami siap membantu reboisasi, bila dibutuhkan, di lokasi – lokasi lahan kosong baik itu instansi pemerintah, perusahaan pemerintah maupun perusahaan swasta,” katanya. Abdul Hani, S.Pd, M.Hum Kepala LAPAS Kelas II Cibinong dalam sambutannya mengatakan, menyambut baik kerja sama Perhutani KPH Bogor dengan LAPAS Kelas II Cibinong. Karena masih banyak lahan kosong yang perlu sentuhan Perhutani agar menjadi hijau. “Karena LAPAS ini baru dibangun 4 tahun lalu dan merupakan perluasan LAPAS Paledang Bogor maka masih banyak lahan kosong yang perlu direboisasi. Sehingga dapat sebagai media pembinaan kepada Napi dalam pengenalan lingkungan, terutama tanaman kehutanan,” katanya. Pada kesempatan itu, hadir pula pejabat KPH Bogor seperti KSS Rentan dan Kaur lingkup KPH Bogor dan karyawan kantor KPH Bogor, karyawan LAPAS Kelas II A, dan siswi SMK yang PKL di KPH Bogor. Sementara ada juga pejabat yang membawa keluarganya seperti Adm Bogor berserta istri dan putrid – putrinya dan karyawan bersama putra – putrinya dalam kegiatan tersebut. n MU
Manajemen Kebun untuk Kelola Tanaman Kayu Putih n KPH KUNINGAN KPH Kuningan fokus untuk mengelola kayu, pinus, dan kayu putih. Untuk jati akan difokuskan pada BKPH Ciledug dan BKPH Waled, sementara untuk pinus di BKPH Garawangi dan sedikit di BKPH Luragung. Dan, untuk pengembangan tanaman kayu putih pada RPH Tonjong BKPH Ciledung. “Ke depan, dalam pengelolaan kayu putih menggunanakan pola manajemen kebun,” ucap Adm/KKPH Kuningan, Ir Henry Gunawan, M.Si kepada BINA di kantor KPH Kuningan, awal 2013. “Selain itu, pola tanaman kayu putih bukan hanya untuk mengatasi masalah 20 BINA |
Edisi 11 Januari 2013 / Th XXXVIII
tenurial, akan tetapi mampu menyumbang pendapatan yang signifikan kepada KPH Kuningan,” jelasnya. Dengan pola kebun, lanjutnya, maka lokasi pabrik penyulingan daun kayu putih atau DKP harus berdekatan dengan tanaman kayu putih. Selain untuk menekan biaya angkut, juga agar rendemen daun kayu putih tetap terjaga. Pada saat ini, KPH Kuningan sudah memiliki pabrik penyulingan daun kayu putih di Tonjong. “Bisnis hasil olahan daun kayu putih (baca: minyak kayu putih) relative tidak ada saingan,” tegasnya. Selain itu, tambah Henry Gunawan, agar tanaman kayu putih menjadi produk
unggulan maka perlu dua langkah. Pertama, tanaman kayu putih harus dikelola secara super intensif sebagaimana pengelolaan JPP stek pucuk. Kedua, perlu benih kayu putih unggul yaitu berupa bibit kayu putih stek pucuk. Dengan kedua langkah tersebut, diharapkan produktiftas daun kayu putih akan semakin bagus. “Saat sekarang produksi DKP hanya 1,5 kg/ pohon, akan tetapi kalau dikelola secara intensif akan menghasilkan DKP 2,5 kg/ pohon,” ungkap Henry Gunawan. Henry berharap, pada suatu saat KPH Kuningan memiliki kebun bibit kayu putih stek pucuk seperti kebon bibit JPP stek pucuk agar dapat memperoleh bibit unggul.
SEPUTAR KPH
Cibeureum Dikembangkan Menjadi Arboretum n KPH KUNINGAN KPH Kuningan mengembangkan arboretum di petak 43 c dan 44 a RPH Cibeureum BKPH Cibingbin seluas 0,70 hektar. Arboretum tersebut selain sarana edukasi untuk pelajar tingkat SLTP dan SLTA, juga untuk sarana rekreasi. Pada tahap awal, sudah ada 70 jenis pohon yang ditanam. Para pelajar, diharapkan sejenik sudah mengenal berbagai jenis pohon “Bapak Bupati Kuningan minta ada 100 jenis pohon,” ucap Adm/KKPH Kuningan Ir Henry Gunawan, MSi yang didampingi Kaur Hugra Rusadi kepada BINA di Kuningan (3/ 1). Selain akan ditanami jenis jabon, manglid, dan sebagianya, juga akan ditanami pohon langka seperti cendana, gaharu, meranti, dan sejenisnya.
Calon lokasinya berdampingan dengan kebon JPP stek pucuk di RPH Bantar Panjang BKPH Ciledug. “Pohon kayu putih sudah sumber genetiknya yang kini dikembangkan Puslitbanghut Perhutani di Cepu sudah berhasil menelorkan bibit pohon kayu putih stek pucuk. Dan, KPH Kuningan sudah menghubungi Puslitbanghut Cepu agar dikirim bibit tersebut, “ katanya. Tanaman kayu putih di KPH Kuningan seluas 950 hektar dengan menghasilkan daun kayu putih sebanyak 850 ton (2012), melebihi target. Tanaman seluas itu masih bersifat sporadis. Tahun 2013, target produksi daun kayu putih di KPH Kuningan sebesar 900 ton. n MU
“Untuk pengadaan pohon langka tersebut, kami berkerja sama dengan tanaman nasional Gunung Ciremai dan Kebon Raya Bogor,” tambahnya. Selain itu, di lokasi tersebut juga akan dimanfaatkan untuk pembibitan. “ Rencananya satu atau dua bedeng di belakang rumah dinas KRPH Cibeureum. Kemudian, rumah dinas juga akan dimanfaatkan sebagai pusat infomasi arboretum,” jelas Henry. Nantinya, ujar Henry Gunawan, lokasi pembibitan tersebut dapat digunakan sebagai media murid dan siswa untuk belajar tentang bagaimana cara membuat membibit pohon. Pusat informasi merupakan media untuk menginfomrasikan berbagai jenis pohon dan kegiatan arboretum. “Setiap pohon akan diberi nomor,” jelas
Adm Kuningan. Sebagai penanggung jawab adalah mandor Dudung , yang SK-nya siap diteken Adm Kuningan. Menurut KRPH Cibeureum Rasbah, untuk lokasi yang bedekatan dengan jalan raya ditanami berbagai jenis pohon rimba, kemudian yang tengah ditanami buah – buahan sebanyak 250 plances Yang berdekatan dengan sungai ditanami bambo lokal yaitu bambo kuning. “Jenis bambo ini atas permintaan pak Adm. Fungsinya untuk mencegah erosi,” ujarnya di di rumah dinas Cibeureum. Sebagai awal pembangunan arboretum, karyawan kantor KPH kuningan melaksanakan penanaman di petak 43 RPH Cibeureum, BKPH Cibingbin, KPH Kuningan (27/12/2012). Pencanangan ini dipimpin Administratur/KKPH Kuningan, Ir.Henry Gunawan MSi didampingi Waka Adm/KSKPH Kuningan, Imam Widodo S Hut dan pejabat lingkup KPH Kuningan mulai dari Kasi PSDH, Irwan Lukmanadar S.Hut bersama Asper/KBKPH Cibingbin, Asep Syaepudin BScF dan jajaran, kemudian beberapa KRPH, mandor tanam, dan LMDH lingkup Asperan Cibingbin. Kegiatan ini sekaligus untuk memperingati Hari Menanam Nasional dan mendukung Kuningan sebagai kabupaten konservasi. n MU
S.K.P.T. KPH KEDU SELATAN - Bersamaan dengan upacara bendera tanggal 17 Desember 2012 di halaman Kantor KPH Kedu Selatan dilakukan pemberian SK kenaikan pangkat oleh Kepala Tata Usaha Mulyono, SH mewakili Adm KPH Kedu Selatan. Pemberian SK kenaikan pangkat dilakukan secara simbolis yang kali ini penerima SK kenaikan pangkat sebanyak 74 orang. n Hms Kds/Agus
Tanaman kayu putih di KPH Kuningan BINA |
Edisi 11 Januari 2013 / Th XXXVIII 21
SEPUTAR KPH
Bibit Selektif Dari Persemaian Hingga Lokasi Tanaman n KPH LAWU DS
Proses pembuatan persemaian Steck Pucuk Pinus dan pinus yang dilakukan KPH Lawu Ds di petak 137 c, RPH Pudak, BKPH Wilis Selatan telah membuahkan hasil dengan pencapaian ketinggian bibit normal 25 centi meter hingga 30 centi meter dan siap tanam untuk program tanaman baru dan sulaman tahun 2012. Persemain ini digarap pada awal bulan (Januari 2012) kata Choirul Huda, Asper BKPH Wilis Selatan saat dijumpai BINA dilokasi Kamis, (20/12) menjelaskan bahwa setelah melalui prosesi seleksi ketat dan masa karantina yang selektif. “Proses pengirimannya juga kita ketati hingga sampai tujuan aman dan tiap pengiriman bibitnya jangan sampai ada yang rusak atau stress,” ujarnya. Ketika ditanya soal pembagian bibit ini ke petak-petak tanaman untuk tanmanan tahun 2012 dan lokasi sulaman tanaman 2011, Huda menjelaskan bahwa KPH Lawu Ds telah memotivasi dengan melakukan membuat perjanjian Kesepakatan Pembagian Blok Persemaian. “Kita telah menandatangani kesepatan itu dengan perjanjian secara hokum bahwa
BKPH Ponorogo Timur mendapat 165.375 bibit plances, sedangkan untuk BKPH Ponorogo Selatan 11.907 bibit plances. Lalu bagian untuk BKPH Ponorogo Barat mendapatkan jatahnya hanya 7665 bibit plances. Untuk BKPH Pacitan juga mandapat jatah sedikit, hanya 9261 bibit. Sedangkan untuk dua BKPH yaitu Wilis Utara dan Selatan dijatah 106.137 dan 20.732 bibit. Hanya satu BKPH ternyata dikasih bibit paling sedikit, dia adalah BKPH Wilis Barat. Hanya mendapatkan Adm KPH Lawu Ds Djohan Surjoputro, S.Hut, MM. 6.732 bibit plances. suk persemaian,” papar Huda. “Dia memang n Slamet Riyadi mendapatkan jatah paling kecil karena kebutuhannya sangat sedikit sekali,” kilah
Opgab Amankan 18 M3 Kayu Jati Haram n KPH JATIROGO
Keindahan Persemaian Bibit Pinus Merkusi di petak 137 C RPH Pudak. tiap-tiap Asper tidak boleh mengambil atau berhak mengambil dengan inisiatif sendiri mengambil hak milik orang lain dalam hal ini milik BKPH lain (KPH Lawu Ds) demi keuntungan pribadi. Apabila itu terjadi akan ditindak tegas oleh Tim KPH,” ungkap Administratur KPH Lawu Ds Djohan Surjoputro, S.Hut, MM. Sesuai kesepakatan pembagian Blok Persemaian ini, masing-masing BKPH telah dijatah tidak kurang dan tidak lebih. Untuk 22 BINA |
Edisi 11 Januari 2013 / Th XXXVIII
Sugeng Mandor Persemaian ini ke BINA. Persemaian ini selain lokasinya yang sangat strategis, serta bagus karena dukungan dari alam dengan ketinggian1.145 dpl, ternyata tampak elok serta indah pemandangannya jika dilihat dari puncak di dekatnya. “Sering kali orang-orang berwisata disini sekaligus melihat persemaian. Bahkan banyak pula berfoto ria di persemaian ini. Itupun hanya berfoto dari ujung sebelah pintu ma-
Aparat gabungan (Opgab) Polisi dan Polhut KPH Jatirogo yang berkekuatan sekitar 150 personil pada hari Minggu (23/12) merazia salah satu perusahaan kayu dan meubel terkenal di seputaran Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban. Operasi gabungan dialancarkan di Dukuh Tanggung, Desa Kedung Jambangan, Kecamatan Bangilan. Target utama operasi tersebut adalah gudang, tempat usaha, dan rumah si pemilik. Tak pelak, Mujiono (47 tahun) dia adalah bos kayu juga menjadi target. Operasi yang berlangsung dari pukul 17.00 wib hingga tengah malam hari dikatakan berhasil mengamankan barang bukti beserta pemiliknya. Dalam operasi ini ternyata tidak ada perlawanan baik itu dari keluarga tersangka maupun warga setempat yang menjadi kaki tangannya.
SEPUTAR KPH
Keamanan Aman dan Terkendali
Waka Adm KPH Kebonharjo, Asep Ruskandar n KPH KEBONHARJO Seringnya mengadakan kegiatan sosial bertajuk Perhutani Peduli ternyata menjadi kiat jitu untuk menekan angka pencurian di wilayah kerja Perum Perhutani KPH Kebonharjo. Keamanan pada hari libur natal dan tahun baru 2013 kondusif seperti hari-hari sebelumnya, sehingga kegiatan sosial yang berdampak positif itu semakin ditingkatkan.
”Opersai ini memang kita skenario serapat mungkin agar infonya tidak bocor sehingga satupun keluarga bahkan si pemilik kayu-kayu ilegal tersebut tidak menduga jika mereka dioperasi petugas gabungan,” papar Ir. Anang Tejo Anggono, Wakil Adm/ KSKPH Jatirogo saat dimintai penjelasan oleh BINA di ruang kerjanya, Rabu, (27/12). Dalam operasi tersebut aparat gabungan dibuat terperangah dengan kayu-kayu yang disimpan Mujiono. Kayu gelondongan dan papan yang dimiliki seluruhnya berkualitas super. Untuk kayu gelondongan misalnya, sebagian besar berdiameter 50 cm. Sementara panjangnya rata-rata diatas 3 meter. Kayu tanpa dilengkapi dokumen yang sah terlihat tersebar dimana-mana. Sebagian di dalam gudang, tempat usaha dan di dalam rumahnya. ”Selebihnya ada juga yang kami dapatkan dari dalam tanah makam dekat rumahnya, di bawah pohon bambu,” tandas Anang. Sumber dari internal Perum Perhutani KPH Jatirogo, menyebutkan bahwa barang bukti milik Mujiono ini rata-rata dari kulakan (membeli) dari hasil penjarahan hutan wilayah KPH Jatirogo. Total hasil operasi ini sebanyak 18 M3. Semuanya sudah dititipkan pihak Polres di Posko Keamanan KPH Jatirogo. ”Melihat bentuk dan ciri-ciri kayunya berasal dari wilayah kami, RPH Tawun, BKPH Bahoro, ” perjelas Sarju, Asper/KBKPH
Wakil Administratur/KSKPH Kebonharjo, Asep Ruskandar di ruang kerjanya menjelaskan, berkenaan dengan datangnya hari Natal dan Tahun Baru, keluarga besar KPH Kebonharjo terus berusaha mengadakan bhakti sosial. Istri para Rimbawan juga berperan aktif untuk mendukung tugas para suami, seperti menyantuni anak yatim yang bermukim di wilayah kerjanya. “Kegiatan digelar oleh Paguyuban istri Rimbawan di rumah dinas Administratur, akhir tahun lalu. Sebanyak 40 anak yatim dibantu uang dan alat tulis biarpun nilainya tak seberapa,” katanya. Disebutkan jika tahun 2012 telah melaksanakan berbagai kegiatan bhakti sosial bedah rumah untuk masyarakat sekitar hutan. Khususnya ditujukan anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan yang bermukim di pinggir hutan. “Diantaranya, menyalurkan simpan pinjaman lunak PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) kepada anggota LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan) yang mengelola industri rumahan, mengadakan pengobatan massal secara gratis, memberikan makanan tambahan untuk balita dan bantuan pendidikan bagi anggota LMDH yang kurang mampu serta bedah rumah untuk masyarakat yang kurang mampu,”
Bahoro. Dalam kegiatan ini AKP Kristanto (Kasat Reskrim) bersama Iptu Subiantoro (Kanit Identifikasi) Polres Tuban mengatakan ”Kita akan mengembangkan hasil operasi ini guna ada kemungkinan pelaku lain yang terlibat aksi pengiriman kayu-kayu tanpa izin
ungkapnya. Menurut Asep, berkat pola kemitraan yang terus dibina dan harmonis dengan memberikan peluang anggota LMDH mengolah lahan dalam kawasan hutan, maka keberadaan mereka secara tidak langsung juga terlibat aktif dalam pengawasan keamanan hutan. “Para pesanggem sendiri juga telah kami beri arahan agar melapor ke polisi hutan apabila mereka melihat ada orang tak dikenal dan mencurigakan,” jelasnya lebih lanjut. Semerntara Humas Perhutani Kebonharjo, Soedjono Soerat mengatakan, keamanan di wilayah KPH Kebonharjo sampai dengan awal tahun ini hanya mengalami kerugian pencurian pohon 86 pohon dengan nilai kerugian sekitar 94 juta rupiah. “Dari kasus pencurian pohon sampai menjelang akhir tahun berhasil diamankan lima orang tersangka. Satu orang berasal dari wilayah Kabupaten Tuban Jawa Timur, dan satu orang lagi dari wilayah Blora, sedangkan yang tiga orang dari wilayah Kabupaten Rembang, tiga orang telah disidang dan divonis oleh hakim dan sudah menjalani masa hukuman, untuk yang dua orang dalam proses hukum” katanya. n Hms Kbh DJ/Wi
ini,” ungkap AKP Kristanto Kasat Reskrim Tuban didampingi Kanit Identifikasi Polres Tuban, Iptu Subiantoro kepada BINA di lokasi penitipan kayu-kayu hasil operasi di Posko Kam KPH Jatirogo tersebut. n Slamet Riyadi
Kasat Reskrim Polres Tuban bersama Waka Adm KPH Jatirogo, sedang identifikasi BB di Posko Kam KPH Jatirogo.
BINA |
Edisi 11 Januari 2013 / Th XXXVIII 23
WAWASAN
PLTMH White Energy dan Bisnis Masa Kini energy) yang dapat memenuhi kebutuhan energi, serta memiliki peluang yang besar untuk menggantikan peranan energi fosil. Kebijakan energi nasional telah menetapkan akan menurunkan porsi energi fosil dan meningkatkan peranan energi terbarukan hingga mencapai 17% pada tahun 2025 (Kementerian ESDM, 2012).
Oleh : Agus SG Kasi PSDH KPH Banyumas Timur “Suklan Sumintapura resah. Dengan kening berkerut Direktur Utama PT Wijaya Karya (WIKA) tahun 1980an itu berbalik ke arah jendela yang berada di belakangnya. Ia termenung sambil menatap matahari dari balik jendela. Tiba-tiba Suklan melangkah ke luar ruangan dan sesaat kemudian kembali lagi sambil berdiri bersandar di pintu. Senyum khasnya mengembang. Beberapa orang yang ada di ruangan itu tertegun sambil melihat perilaku Suklan. Semua mata tertuju padanya. Masih dengan senyum mengembang, Suklan berkata : "Negeri ini kaya sinar matahari. Kita dapat memanfaatkannya sebagai sumber energi alternatif." ( Myelin, Rhenald Kasali)"
Kebutuhan listrik di Indonesia terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi. Rata-rata perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 7%/tahun, sedangkan pertumbuhan kebutuhan energi listrik ratarata sebesar 9,2%/tahun. Kebutuhan listrik tersebut hingga saat ini masih dipenuhi dari pembangkit listrik yang berbahan bakar energi fosil seperti Bahan Bakar Minyak dan batubara ternyata belum dapat memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia. Penggunaan energi tak terbarukan tersebut dalam jangka panjang akan berdampak pada cadangan energi fosil yang menipis juga ketahanan energi nasional. Potensi air sebagai sumber energi terbarukan yang dikenal dengan PLTMH merupakan sumber energi bersih (white 24 BINA |
Edisi 11 Januari 2013 / Th XXXVIII
SEKILAS PLTMH Pembangkit Listrik Mini Hidro (PLTMH) merupakan pembangkit listrik yang menggunakan energi air untuk memutar turbin dan menghasilkan energi listrik dengan kapasitas 100 s/d 10.000 kW. Air yang digunakan bersifat aliran permukaan (Run Off River) seperti sungai, saluran irigasi dan air terjun, dengan kapasitas aliran dan ketinggian tertentu. Semakin besar kapasitas aliran maupun ketinggiannya dari instalasi, maka semakin besar energi yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Komponen PLTMH meliputi Dam/Bendungan Pengalih (Diversion Weir/ Intake), Bak Pengendap (Settling Basin), Saluran Pembawa (Headrace), Bak Penenang (Headtank), Pipa Pesat (Penstock), Power House yang berisi Turbin dan Generator. LEGAL ASPEK Sebenarnya bagi Perhutani kegiatan Pembangkit Listrik Mini Hidro (PLTMH) sudah memiliki payung hukum yaitu PP No 72 tahun 2010 tentang Perusahaan Umum (Perum) Kehutanan Negara, pada pasal 8 ayat 1, 2 dan 3 yaitu apabila pihak swasta ingin melakukan investasi PLTMH di kawasan hutan wilayah Perhutani dapat melakukan kerjasama, dengan ketentuan
Ilustrasi Skema PLTMH.
Perhutani mendapatkan kompensasi atas nilai investasi dan/atau manfaat lain atas nilai hak pengelolaan hutan, bahkan dalam ayat 2 menyebutkan manfaat lain atas nilai hak pengelolaan hutan dapat dipakai sebagai penyertaan Perusahaan pada kegiatan pembangunan di luar kehutanan. Namun sayangnya dengan terbitnya Permenhut No 38 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kehutanan No P.18/Menhut-II/2011 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan, pada pasal 6 ayat 1 dan 2, ada batasan kerjasama PLTMH yang dapat dilakukan oleh Perhutani, kerjasama PLTMH hanya dapat dilaksanakan pada PLTMH yang bersifat Non Komersial. Tentunya hal ini bertolak belakang dengan ketentuan yang terdapat dalam PP 72 tahun 2010 pasal 8 ayat 1, 2 dan 3 yang membuka peluang kerjasama PLTMH antara Perhutani dengan swasta yang bersifat komersial, yang nantinya Perhutani memperoleh bagi hasil dari bisnis tersebut. Dengan mengacu Permenhut No 38 Tahun 2012, maka mekanisme yang digunakan adalah Pinjam Pakai Kawasan Hutan dengan Kompensasi, sehingga Perhutani hanya akan mendapat Ganti Rugi Tegakan dan kompensasi lahan, serta tidak mendapat keuntungan finansial sama sekali, selama bisnis tersebut beroperasi puluhan tahun ke depan. Padahal potensi pendapatan dari bisnis ini sangat besar sekali, sudah tentu hal ini sangat merugikan perusahaan mengingat lokasinya berada di kawasan Perhutani dan kita hanya sebagai penonton, kita juga masih berkewajiban menjaga serta memelihara daerah tangkapan air (catchment area) agar air mengalir sepanjang tahun. Menurut jenis bisnisnya yaitu energi
WAWASAN
Contoh bangunan sipil PLTMH. Inzet, salah satu potensi Mini Hidro di KPH Banyumas Timur terbarukan dan materi sumber energi yakni air, tentunya PLTMH sangat berbeda untuk pertambangan minyak bumi, batu bara, emas dan bahan tambang lainnya, yang menggunakan kawasan hutan melalui mekanisme pinjam pakai kawasan hutan, PLTMH memiliki karakteristik keterkaitan antara hutan dan air. Hutan memiliki fungsi hidroorologis, sehingga selayaknya Perhutani sebagai pegelola hutan mendapatkan kontribusi finansial, apabila ada bisnis PLTMH di wilayahnya. Dalam PP No 72 tahun 2010 pasal 11 ayat 3 juga menyebutkan bahwa Perusahaan dapat menyelenggarakan kegiatan selain kegiatan usaha utama, yakni kegiatan usaha lain salah satunya berupa pemanfaatan sumber daya air, tentunya PLTMH termasuk menjadi bagian dari pemanfaatan sumber daya air. Salah satu wujud transformasi bisnis Perhutani yaitu mengelompokkan produk dan jasa dalam 9 kategori, salah satunya adalah Forest Clean Energy Products meliputi energi mini hidro dan carbon trade. Berarti perusahaan sudah mendeklarasikan energi mini hidro sebagai salah satu sumber pendapatan perusahaan ke depan, diantara keduanya tampaknya baru energi mini hidro yang dalam waktu dekat dapat dilaksanakan mengingat potensi sumber daya air yang kita miliki meliputi seperti mata air, air terjun dan sungai di kawasan Perhutani. ILUSTRASI BISNIS Jika memulai bisnis baru tentunya kita akan bertanya tentang bagaimana aspek pasarnya? Dilanjutkan dengan analisis pasar meliputi harga, target pasar, segmentasi pasar dan lain-lain. Namun bisnis PLTMH ini pasarnya sudah jelas yaitu energi listriknya wajib dibeli oleh PLN dengan harga 656/kWH untuk wilayah pulau Jawa dan info yang beredar di Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) harga tersebut akan naik signifikan di tahun 2013 ini. Mengapa
demikian? Sebab Pemerintah memberikan memberikan subsidi kepada PLN untuk membeli energi terbarukan melalui dana APBN. Ketentuan ini diatur dalam Peraturan Menteri ESDM No 31 tahun 2009 tentang Harga Pembelian Listrik Oleh PT.PLN Dari Pembangkit Listrik Yang Menggunakan Energi Terbarukan Skala Kecil Dan Menengah Atau Kelebihan Tenaga Listrik. Hasil studi kelayakan yang dilakukan oleh dua konsultan independen disalah satu sungai di KPH Banyumas Timur (dari empat potensi yang sudah dilakukan studi kelayakan), menunjukkan bahwa dengan debit 2 m3/detik dan head 100 meter dapat menghasilkan potensi energi sebesar 2.000 – 2.500 kW. Dengan nilai investasi +18 miliar akan memberikan pendapatan + 6 miliar/tahun, pendapatan tersebut ekuivalen dengan penyadapan getah pinus seluas 9.000 ha, sungguh bisnis yang sangat menjanjikan, mungkin dapat dibandingkan dengan bisnis-bisnis yang pernah dilakukan oleh Perhutani. Apabila ini dikembangkan secara serius. maka dengan mengembangkan 2 titik PLTMH saja dengan kapasitas yang sama, maka KPH Banyumas Timur akan menjadi KPH Mandiri. REALIZING HOPE Pertama, sebagai langkah awal mengingat bisnis PLTMH memerlukan modal yang cukup besar dan kita belum memiliki kompetensi di bidang tersebut serta segi aturan yang belum begitu mendukung, maka
melakukan kerjasama dengan pihak ke-3 merupakan langkah yang bijak, sambil belajar mempersiapkan bisnis ini untuk mandiri. Tentunya Perhutani harus mendapatkan kontribusi finansial yang memadai untuk memelihara catchment area, dengan syarat kita membantu kegiatan survei, sarana prasarana, perijinan ke Pemda, membantu proses pinjam pakai kawasan hutan dan kegiatan komunikasi sosial. Tantangannya tidak mudah, mendapatkan pihak swasta yang bersedia melakukan investasi yang besar, dengan mekanisme pinjam pakai kawasan, menyiapkan lahan pengganti 1 : 2, mengganti rugi tegakan, perijinan sampai Menteri Kehutanan, dll dan masih bersedia memberikan share pendapatan untuk Perhutani bukan perkara mudah, namun ini adalah tantangan yang harus dihadapi dan bukan berarti tidak bisa. Kedua, Perhutani dapat melakukan investasi PLTMH sendiri dengan mendirikan anak perusahaan yang khusus begerak di bidang energi terbarukan, mengingat besarnya potensi air yang kita miliki, daripada potensi miliaran rupiah yang akan jatuh ke pihak lain, lebih baik dikerjakan mandiri. Ta n t a n g a n n y a adalah agar anak perusahaan ini tidak memiliki kondisi dan perilaku seperti anak perusahaan yang sudah ada. Pengisian SDM-SDM muda yang memiliki karakter intrapreneurship, organisasi yang lean dan debirokratisasi, berisi karyawan yang bebas memiliki mimpi sukses, merupakan pra syarat utama, serta jangan dilupakan reward and pusnishment yang jelas dan tegas. Ke depan Perhutani semestinya dapat seperti BUMN-BUMN lain seperti PTPN VI yang sudah membangun PLTMH untuk memenuhi kebutuhan listrik perkebunan dan pabriknya secara mandiri atau bahkan PT Wijaya Karya sebuah perusahaan konstruksi nasional yang memiliki sayap bisnis berbasis energi yakni panas matahari, yang menjadi pemimpin pasar nasional melalui pemanas air dengan merk WIKA SWH. Perlu dicatat juga korporasi berskala nasional saat ini sedang gencar-gencarnya mulai ekspansi ke bisnis ini seperti Medco, Bukaka, Wijaya Karya, Duta Graha serta Indonesia Power (anak perusahaan PLN). Suatu saat saya ingin mendengar dari pemimpin Perhutani "Perusahaan ini kaya potensi air, kita dapat memanfaatkannya sebagai sumber energi alternatif dengan White Energy." Perhutani Bisa, Entah Kapan?. * BINA |
Edisi 11 Januari 2013 / Th XXXVIII 25
Manfaatkan Sharing untuk Kelangsungan Organisasi LMDH n KPH MANTINGAN Bertempat di aula kantor Perhutani KPH Mantingan awal bulan Desember 2012 Adm/KKPH Mantingan, Achmad Basuki menyerahkan sharing produksi kayu kepada segenap LMDH di wilayah KPH Mantingan. Sharing yang diberikan sebesar Rp 237,6 juta lebih. Dalam sambutannya Adm/KKPH Mantingan, Ir. Achmad Basuki mengharapkan agar dana sharing dimanfaatkan betul untuk kelangsungan organisasi LMDH. “ Sekarang LMDH dituntut bekerja lebih keras lagi agar pengelolaan hutan betulbetul bisa lestari dan tidak ada lagi para pelaku illegal loging di masing-masing desa. Ini perlu kami tekankan mengingat lajukerusakan hutan masih cukup tinggi. Dan harapan kami untuk masing-masing LMDH agar bisa membuat perencanaan penggunaan uang sharing bagi organisasinya. Sehingga kalau dapat sharing masyarakat itu tahu penggunaanya dan juga untuk membantu masyarakat sekitarnya lewat dunia pendidikan maupun kegiatan sosial yang lain yang dapat menyentuh kehidupan masyarakat yang kurang mampu,” katanya. Ditambahkan Achmad Basuki bahwa sharing kali ini hanya sebesar Rp 237.636.210. Menurutnya kalau ingin sharing yang lebih besar maka harus kerja keras agar tanaman yang ditanam dengan pola JPP ini bisa tumbuh 100 % dan LMDH ikut menjaganya. “ Karena apa dari sharing 25% bila tanamannya utuh, kan sharingnya banyak,” kata Basuki. Ia minta agar hal ini disampaikan kepada seluruh masyarakat yang punya wengkon. Saat ini banyak LSM yang sedang menyoroti kinerja Perhutani makanya LMDH selaku mitra Perhutani dalam pengelolaan hutan hendaknya dapat mengamankan aset-aset negara berupa kawasan hutan yang sudah dikerjasamakan dengan baik. “ Ini untuk menjaga citra kita semua agar pengelolaan sudah betul-betul sesuai den26 BINA |
Edisi 11 Januari 2013 / Th XXXVIII
Adm/KKPH Mantingan, Achmad Basuki didampingi Kasi PSDH Satya Riyadi menyerahkan dana sharing yang diterima ketua Paguyuban LMDH Sukarmin SPd MPd didampingi pengurus lainya gan apa yang sudah disepakati dan tidak menyimpang dari UU 41 tahun 1999 serta aturan yang sudah ada dalam kesepakatan kerjasama,” tandas Basuki. Untuk pertanggung jawaban penggunaan dana sharing, Basuki meminta kalau bisa dipergunakan untuk kegiatan sosialnya itu lebih banyak. Agar masyarakat yang lain merasa ikut handarbeni dan ikut bertangung jawab dan ikut bertanggung jawab dalam pengelolaan hutan. Karena tanggung jawab pemeliharaan hutan tidak hanya Perhutani saja tetapi semua elemen masyarakat dan pemerintah. Sementara itu, di sela-sela peyampaian dana sharing KSS PHBM, Soetriswanto menambahkan untuk persyaratan penerimaan dana sharing setiap LMDH yang menerima dana sharing sudah harus bisa
membuat perencanaan penggunaan dana sharing secara tertulis dan juga membuat laporan penggunaan dana sharing tahun 2010. “ Ini untuk mengetahui apakah dana sharing ini betul-betul dipergunakan secara benar atau hanya bagi-bagi pengurus,” ujarnya. Dari 25 lMDH dikatakan Soetriswanto hanya 11 yang sudah membuat laporan dan rencana penggunaan dana sharing. Bagi yang belum akan ditunggu sampai perencanaan itu jadi secara tertulis dan tidak menimbulkan prasangka yang negatif di dalam masyarakat. “ Tidak ada laporan tidak ada dana sharing,” tegasnya. n Hms Mtg/Sigit
DERAP DAERAH SOSOK
Endang Yuli Hastuti,
Mandor Sadap Wanita yang Berprestasi
“ Saya sangat senang bekerja di Perum Perhutani walaupun status saya saat ini masih sebagai Pekerja Pelaksana,” kata Endang Yuli Hastuti, Mandor Sadap RPH Gebang BKPH Purworejo KPH Kedu Selatan ketika ditemui di rumahnya yang mungil di komplek perumahan Veteran Kabupaten Purworejo belum lama ini. Endang adalah satu-satunya Mandor Sadap perempuan yang dimiliki KPH Kedu Selatan yang telah mampu menorehkan prestasinya di bidang sadapan getah pinus. Dengan pangkuannya seluas 89,8 ha jumlah pohon 26.506 dari target produksi 91.448 kg sampai September 2012 sudah bisa direalisasikan 86,634 kg atau tercapai 94,7 % plus 11,7 % dari NPS 83 %. Meski bekerja di lingkungan para pekerjanya laki-laki, Endang mengaku tak pernah merasa malu atau canggung. Ibu dari dua anak ini mulai bekerja di Perhutani sejak 2000 malah merasa bangga dan tertantang untuk bisa bekerja seperti mereka. “ Saya sangat tertantang bagaimana
saya bisa seperti mereka, seperti mandor sadap atau mandor TPG laki-laki,” ujarnya lantaran Perhutani sendiri juga sudah menerapkan kesetaraan gender dalam bekerja. Seperti di bidang sadapan yang selama ini didominasi oleh kaum laki-laki. Ditanya tentang strateginya dalam melakukan pekerjaannya, Endang berujar melakukan pengawalan produksi getah pinus dengan mengamati pergerakan penyadap yang setor getah di TPG tiap periode. “ Apabila ada penyadap yang tidak setor getah saya akan datangi ke
rumahnya kenapa tidak setor. Kemudian apabila tiap periode harus setor dua pikul ternyata hanya satu pikul maka saya pun akan proaktif mendatangi ke rumah mereka,” jelasnya. Strategi lain adalah diwajibkan untuk penyadap menabung dari hasil getah, sebagian disisihkan untuk ditabung. Adanya arisan tiap penerimaan getah di TPG Mengumpulkun Penyadap dengan membangun komunikasi secara terus menerus. Ia berharap Perhutani tetap eksis sehingga pekerja pelaksana bisa berbah nasibnya. n Pirm/SW
Endang Yuli Hastuti saat memberikan arahan teknik penyadapan kepada RPH Gebang BKPH Purworejo.
Bingkisan Untuk Anak Yatim
- Dalam acara pertemuan rutin Paguyuban istri Rimbawan di rumah dinas Asministratur Perum Perhutani KPH Kebonharjo 11 Desember 2012 lalu, Ketua paguyuban istri rimbawan Ny Raka Ardhi Moerti menyerahkan bingkisan pada sekitar 40 anak yatim dari sekitar Perhutani Kebonharjo. Ny Raka Ardhi Moerti mengatakan, pengamanan hutan dengan cara preventif atau pendekatan sosial adalah upaya yang dilaksanakan dalam pengamanan untuk mempertahankan eksistensi sumberdaya hutan. “ Pengamanan hutan di wilayah Perhutani Kebonharjo adalah merupakan tanggung jawab bersama, kegiatan rutin yang harus dilakukan untuk perlindungan hutan yang dilakukan secara terpadu, berkesinambungan dan terus menerus serta memperhatikan aspek ekologi, ekonomi dan sosial. Maka kami terus berupaya melakukan pendekatan pada masyarakat sekitar hutan seperti kita lakukan sekarang ini,” tegasnya. n Hms Kbh/Dj. BINA |
Edisi 11 Januari 2013 / Th XXXVIII 27
DERAP DAERAH
Tragedi Torjun 12 - 12 - 2012 Agus Purwanto. Sementara itu Pabin Jagawana AKP Abd. Razak dan Danru Polhutmob Didik Budi Iswahyudi dirawat di RS Sampang yang cidera ringan serta satu anggota Polhutmob, Ahmad Sutrisno dirujuk ke RSUD Pamekasan. Pada sore harinya seluruh pimpinan beserta segenap karyawan/wati menggelar doa bersama untuk mendoakan teman-teman yang mengalami musibah. Dalam sambutannya Administratur/KKPH Madura Ir Murgunadi MM menyampaikan duka yang mendalam atas musibah yang dialami temanteman Polhutmob semoga keluarganya diberi kekuatan dan ketabahan. “ Ini akan menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk lebih berhati-hati kedepan dalam menjalankan tugas dan kami Pimpinan KPH dengan dukungan sepenuhnya dari KARO Perlindungan SDH Direksi beserta Rombongan saat sidak di Polsekta Sampang. pimpinan Unit dan direksi sudah melakukan apa yang harus Torjun karena kondisi jalan licin pada saat n KPH MADURA itu karena gerimis serta kurangnya pen- kami lakukan mengingat teman-teman yang Rabu dini hari bertepatan dengan tang- erangan jalan mobil patroli yang dikendarai mengalami musibah dalam melaksanakan gal 12-12-2012 menjadi hari yang kurang Danru Polhutmob lepas kendali dan meng- tugas. Meskipun semuanya masih berstaber untung bagi jajaran KPH Madura, hantam pohon asam londo di sisi kiri jalan. tus Pekerja Pelaksana tapi semua sudah kendaraan patroli Polhutmob mengalami Kejadian ini mengakibatkan tiga anggota kami koordinasikan menyangkut biaya kecelakaan tragis menabrak pohon asam Polhutmob harus dilarikan ke RS Darmo pengobatannya agar lancar dalam mengulondo di sisi kiri jalan di Kecamatan Torjun di Surabaya karena dalam keadaan kritis. payakan pemulihan kondisi semua korban,” Kabupaten Sampang. Kejadian bermula ke- Mereka adalah Mansur, Ach Sugiharto dan katanya. n Hms Mdr/Herman tika anggota Polhutmob KPH Madura melaksanakan kegiatan patroli preventif dalam rangka mengantisipasi Pilkada di dua Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sampang yang digelar bersamaan pada 12-12-2012 mengakibatkan situasi politik di wilayah Madura Barat agak memanas. Menindaklanjuti situasi yang kurang kondusif dan dikhawatirkan akan berdampak pada keamanan hutan di wilayah BKPH Madura Barat, jajaran Polhutmob KPH Madura mengambil inisiatif untuk mengantisipasi keamanan hutan berdasarkan Sprint Gas No: 72 tanggal 11 Desember 2012 bersama Pabin Jagawana, Danru Polhutmob serta empat anggota lainnya sore hari 11-12-2012 Tim berangkat dari KPH Madura di Pamekasan menuju RPH Blega BKPH Madura Barat di Bangkalan. Setelah melakukan patroli di kawasan hutan tersebut dan situasi keamanan hutan dalam keadaan kondusif patroli sedianya akan dilanjutkan di kawasan hutan RPH Sampang. Doa bersama untuk kesembuhan teman-teman Polhutmob yang terkena musibah Namun sesampainya di jalan raya 28 BINA |
Edisi 11 Januari 2013 / Th XXXVIII
DERAP DAERAH
Berbagai Cara Ditempuh Untuk Sukses SKPP n KPH MANTINGAN Berbagai cara dilakukan Adm/KKPH Mantingan, Ir Achmad Basuki untuk mensukseskan SKPP (sukses Keamanan, Tanaman, Pembinaan dan Pembuatan Hutan). Berbagai cara telah dilakukan agar KPH Mantingan dapat seperti kejayaan tempo dulu, dimana KPH Mantingan di era tahun 80-an merupakan KPH besar yang berpenghasilan 25.000 M3 per tahun. Tentu tidak mudah untuk kembali seperti sedia kala. Namun upaya terus dilakukan oleh Achmad Basuki. Hal ini tak lepas dari banyaknya dukungan dari para punggawanya. Kegiatan trabas yang sedang naik daun ini, sekarang sedang digandrungi oleh banyak orang ini memang membawa berbagai manfaat cukup banyak. Tadinya daerah yang terpencil dan sulit dijangkau sekarang dengan mudahnya dapat ditembus dengan motor trail yang sudah dimodifikasi. Oleh Achmad Basuki komonitas trail ini dibawa untuk mengikuti kegiatan Safari Tanaman mulai dari BKPH Sudo Hingga Kalinanas. Safari tanaman ini dijadwalkan 1 bulan 10 kali kegiatan. Hal ini dimaksutkan agar para Polter dan Mandor Tanam di lapangan siaga dan selalu memonitor daerahnya sehingga hutan pangkuannya aman dari perambahan maupun penggembalaan liar dan pencurian kayu. Menurut Basuki sudah tidak jamannya lagi kita ini lenggang kangkung mengingat tanah-tanah kosong tiap tahun mencapai 900 ha. “ Jadi kita harus kerja keras untuk itu. Ini yang kita lakukan dengan acara safari tanaman mandor maupun Polter makin cinta dengan tugasnya sebagai abdi negara,” katanya. Sejak euforia penjarahan tahun 80-an KPH Mantingan makin terpuruk karena
penghasilan 10 tahun trakhir ini mengalami penurunan. Indikasinya karena SDH (sumber daya Hutan) sudah menurun. “ Kiat membangkitakan teman-teman di lapangan ya harus banyak didatangi. Sehingga mereka merasa diperhatikan dan juga kita bisa tahu sebetulnya kesulitan mereka di lapangan itu apa? Ini perlu digali agar lahan kita kembali hijau royo-royo seperti dahulu,” tandas Basuki. Sementara itu menyinggung kegiatan Safari Tanaman, Kasi PSDH, Satya Riyadi yang memang gemar mengendarai motor trail ini berharap untuk mandor tanam tidak ada lagi yang bermain untuk dengan
pihak lain yang mengakibatkan adanya pohon hilang atau pengrusakan hutan. Apa yang telah menjadi kebijakan Pimpinan hendaknya dapat diselesaikan tepat waktu dan perlu masukan dari teman-teman di lapangan. “ Agar apa ? Agar kegiatan yang sudah diplanning sinkron dengan penerapanya di lapangan. Ini pula yang harus dipahami mandor tanam maupun Polter,” tambahnya. Yang kita mau, lanjutnya, kita kerja itu seperti air mengalir tanaman ya baik keamanan baik penghasilan juga baik imbuhnya. Kegiatan Safari tanaman menemukan banyak permasalahan dilapangan. Hal ini terbukti ketika sampai pada petak-petak yang terpencil pesanggem banyak yang menggunakan pupuk yang tidak standar maupun pupuk-pupuk kimia. Padahal banyaknya bahan kimia akan mengakibatkan tanah menjadi gersang dan merusak ekologi kehidupan biota dalam tanah. Sambil safari para pengendara motor trail ini juga memberikan pembinaan kepada para pesanggem yang menggarap di lahanlahan hutan agar mematuhi apa yang sudah disampaikan tentang larangan dalam menggarap lahan-lahan hutan. Mengingat luas hutan dengan petugas dilapangan tidak mencukupi sehingga dimanapun berhenti pembinaan selalu dilaksanakan dengan santai sambil melepaskan penat yang telah menggelayuti perjalanan mereka. “ Berbagai masukan dan keadaan alam sekitar memacu team untuk berbagai masukan dan keadaan alam sekitar memacu team untuk selalu membuat kebersamaan dalam menangkap permasalahan yang ada di lapangan agar nantinya tidak timbul iri maupun dengki antara karyawan yang di lapangan dengan yang di kantor,” ujar Ismartoyo Kaur Humas KPH Mantingan menambahkan. n Hms Mtg/Sigit
TAHUN BARU DI KPH TELAWA - Pada akhir Desember 2012 bertempat di Rumah Dinas Loji Papak, Administratur/KKPH Telawa, Denny Raffidin Shut.MM diadakan evaluasi Pekerjaan Tahun 2012 dan Penyerahan Surat Perintah Kerja dan Petunjuk Nomor Pekerjaan Tahun 2013 kepada segenap Asper BKPH wilayah KPH Telawa. Kegiatan dirangkai malam tirakatan menyambut Tahun Baru 2013 yang mengambil tema ” Selamat Tahun Baru 2013 Semangat Baru Mari Kita Tingkatkan Kinerja Kita Raih Sukses dan Kekayaan” yang diikuti oleh semua karyawan/karyawati lingkup KPH Telawa. n Sp HmsTlw/B.Winarto. BINA |
Edisi 11 Januari 2013 / Th XXXVIII 29
DERAP DAERAH
Gertak Tanam Pohon Jati 2012
n KPH BOJONEGORO Kegiatan penanaman pohon jati atau Gerakan Serentak (Gertak) tanam 2012 telah dilakukan oleh karyawan-karyawati KPH Bojonegoro pada medio Desember 2012. Lokasinya berada di petak 84 b tanaman swadaya dan percepatan 2013 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Soko BKPH Tengger seluas 14,9 hektar. Kegiatan penanaman diawali dengan pengarahan dari Kasi PSDH, Agus Ruswanda, S.Hut tentang penanaman yang baik dan benar sehingga bisa menunjang keberhasilan tanaman KPH Bojonegoro. Dalam sambutannya Administratur/KKPH Bojonegoro, Anggar Widiyatmoko, S.Hut memberikan pengarahan kepada karyawankaryawati KPH Bojonegoro, bahwasanya merupakan wajib hukumnya bagi setiap orang untuk menanam sedikitnya 25 pohon. “ Merupakan kebanggaan bagi kita bisa turut andil dalam menghijaukan kembali hutan Bojonegoro ini. Setiap penanaman pohon kita ikut memberikan kontribusi bagi perusahaan dan juga mahkluk hidup dibumi ini, contoh pohon yang kita tanam bisa berfungsi sebagai penyerap dan penyimpan air sehingga disaat musim kemarau kita tidak akan kekurangan air, pohon juga bisa sebagai penahan tanah agar tidak terjadi erosi dan kebajiran, pohon juga bisa sebagai penahan angin bila terjadi angin puting beliung, pohon juga bisa berfungsi sebagai penyerap karbondioksida (CO2) sehingga bisa mengurangi pencemaran dan polusi udara, pohon juga bisa memberikan oksigen (O2) bagi setiap nafas kita. Pohon juga bisa menjadi tempat berteduh dan berlindung bagi kita dan mahkluk hidup lainnya. Dalam arti luas pohon merupakan salah satu dari ekosistem yang mutlak yang harus dipertahankan sebagai penyeimbang alam semesta ini,” katanya. Anggar juga menyampaikan bahwa keberhasilan tanaman tidak hanya diawal tahun saja, akan tetapi tanaman harus berhasil hingga dapat diproduksi guna menghasilkan keuntungan untuk menjamin pertumbuhan perusahaan secara berkelanjutan. Semua itu diperlukan pengawasan dan pengawal yang khusus melalui monitoring evaluasi (Monev) setiap harinya. Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab, kompak, serta dengan hati yang ikhlas. Sehingga semua pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik. Anggar Widiyatmoko berharap kepada karyawan-karyawati KPH Bojonegoro agar tidak hanya dapat melaksanakan tugas administrasi kantor saja, akan tetapi yang di kantor juga harus bisa merasakan bagaimana dilaksanakan kegiatan dilapangan.
Administratur/KKPH Bojonegoro, Anggar Widiyatmoko, S.Hut (kiri) saat melakukan penanaman wajib 25 pohon per orang. 30 BINA |
Edisi 11 Januari 2013 / Th XXXVIII
Kegiatan penanaman yang dipimpin langsung oleh Administratur dengan menanam bibit jati jenis JPP stek pucuk bersama segenap karyawan-karyawati kantor KPH Bojonegoro dan Segenap Karyawan BKPH Tengger diikuti sekitar 190 orang. Disela-sela acara pada pagi hari itu Anggar Widiyatmoko, S.Hut memberikan pertanyaan sekaligus memberikan door prize kepada karyawankaryawati KPH Bojonegoro terkait dengan bidang tanaman. Dan dipenghujung acara ada kejutan istimewa yang terjadi yaitu bertepatan dengan diadakannya acara gertak tanam ini bersama itu pula Kasi PSDH, Agus Ruswanda, S.Hut mendapat kado dan ucapan selamat ulang tahun yang ke-43 tahun dari Administratur/KKPH Bojonegoro, Anggar Widiyatmoko dan seluruh karyawan dan karyawati KPH Bojonegoro. Acara penanaman pohon jati karyawankaryawati KPH Bojonegoro ini berjalan dengan lancar dan semoga dapat membawa Perhutani ke depan ke arak lebih baik. n Hms Bjr/Rafik
Presentasi Kebakaran Hutan Di Yonif 410 Alugoro Blora n KPH BLORA Pada 5 Desember 2012 bertempat di Aula Yonif 410/ Alugoro Blora diadakan berbagai pelatihan, salah satu diantara pelatihan tersebut adalah Penanggulangan Kebakaran Hutan dimana Perum Perhutani KPH Blora ditunjuk sebagai nara sumber dan pemberi materi terkait kebakaran hutan. Pandoyo, S.Hut saat menyajiP e j a b a t kan materi. Perhutani pada acara tersebut dihadiri Wakil Administratur/KSKPH Blora, Pandoyo, S.Hut dan dari KPH Cepu, Badi Riyanto, Asper/KBKPH Wonogadung. Pandoyo, S.Hut pada acara tersebut memberikan materi teknik-teknik pemadaman kebakaran hutan mulai dari prosedur kerja hingga pencegahan dan pengendaliannya. Ia berharap peserta pelatihan setelah mendapatkan penjelasan materi agar dapatnya menjadi bekal apabila dijumpai dilapangan terjadi kebakaran hutan, mengingat bahwa melestarikan hutan adalah menjadi tanggung jawab bersama, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan pada pasal 50 ayat 3 huruf d “Dilarang membakar Hutan” karena bagi pelaku akan dikenai ketentuan pidana kurungan selama 15 tahun penjara atau denda 5.000.000.000. Di Akhir pemberian Materi Wakil Administratur KPH Blora Pandoyo, S.Hut berpesan “Mengingat kebakaran hutan berdampak terhadap ekologi dan kerusakan lingkungan maka sudah selayaknya kita semua mewaspadai sekalipun tinggal jauh dari hutan serta menumbuhkan kesadaran akan bahaya kebakaran hutan,” pesannya diakhir penyajian materinya. n Hms Blr / Teguh.
GBT 2012 di Petak 15 C RPH Sadang
DERAP DAERAH
n KPH KEDU SELATAN Pelaksanaan Ground Breaking Tanaman (GBT) 2012 yang secara serentak se Jawa Tengah di pusatkan di Kabupaten Blora. Untuk tingkat KPH Kedu Selatan dilaksanakan di Kabupaten Kebumen, tepatnya di petak 15 c RPH Sadang BKPH Kebumen. Dihadiri Bupati yang diwakili Sekda Kabupaten Kebumen H. Adi Pandoyo, S.H.,M,Si., Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Ir.Siti Kharisah,MM, Administratur/KKPH Kedu Selatan Ir. Toni Suratno,MM, Wakil Adsministratur, Kasi PSDHL, Kepala Tata Usaha, segenap asper, segenap KSS, segenap KRPH, LMDH, mandor RPH Sadang, Camat Sadang, Danramil dan anggotanya, Kapolsek dan anggotanya. Dalam sambutannya Administratur/KKPH Kedu Selatan, Ir Toni Suratno MM mengatakan dengan dimulainya kegiatan tersebut maka kegiatan penanaman untuk tanaman tahun 2012 bisa segera dilaksanakan karena sudah tata waktunya. Pelaksanaan pencanangan di Kabupaten Kebumen ini memiliki arti strategis, yang mana untuk di Kebumen terdiri dari 4 BKPH, yakni Kebumen, Karanganyar, Gombong Utara dan Gombong Selatan. Toni berharap untuk menjaga bersama agar hutan bisa lestari sehingga akan dirasakan manfaatnya. “ Apabila hutan rusak, kita juga akan merasakan akibatnya, maka hari ini marilah kita menanam, semoga apa yang kita lakukan ini, akan membawa manfaat baik untuk kita maupun bangsa dan negara,” katanya. Sementara Adi Pandoyo dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada Administratur yang telah membuat hutan di Kabupaten Kebumen ijo royo-royo. Adi Pandoyo mengajak agar mencintai alam dan lingkungannya karena kalau alam juga mencintai kita maka kesejahteraan pasti akan muncul. Dalam melaksanakan pekerjaan di jajarannya, ia menerapkan kerja keras, kerja kerja cerdas dan kerja ikhlas. “Dengan bekerja keras maka pekerjaan bisa diselesaikan secara optimal”, katanya. Dalam bekerja, lanjutnya, kita harus cerdas. Bekerja keras saja tidak cukup tanpa berpikir dalam rangka untuk meningkatkan kinerja.
Namun demikian dalam melaksanakan pekerjaan, ia tegaskan agar semua yang dilakukan dikerjakan dengan ikhlas. Karena segala sesuatu yang dikerjakan dengan ikhlas merupakan ibadah dan akan mendapat nilai dari Allah Swt. Kita semua harus mikul dhuwur mendem jero, tambahnya. Jangan selalu bawahan menyalahkan pimpinan, sebaliknya bawahan harus saling menghormati pada atasannya, harus ada komitmen bersama, maka akan ada persatuan dan kesatuan. n Hms Kds/Agus
MDH Tergerak Progam Hutan Rakyat n KPH TUBAN Masyarakat desa hutan di wilayah KPH Tuban mulai sadar akan manfaat dan pentingnya pohon-pohon yang berekosistem di kawasan hutan, termasuk hutan produksi. Hal ini disampaikan langsung didepan public Kelompok Tani Hutan Rakyat oleh Kasnoto, SH seorang anggota DPRD Kabupaten Lamongan dalam agenda Sosialisasi Rehabilitasi Usaha Pengembangan Hutan Rakyat KPH Tuban, tanggal 23 Oktober 2012. “Sudah waktunya mereka tergerak untuk tidak selalu menggantungkan segala kebutuhannya pada kawasan hutan. Jika sekarang mereka mulai menanam dengan bantuan bibit-bibit dari Perhutani. Insya Allah dalam kurun waktu 20 tahun lebih mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka sendiri,” paparnya. Senada, juga disampaikan Ketua LPM Kabupaten Tuban, Parman mengatakan jika Perum Perhutani, khususnya KPH Tuban telah mengadopsi permintaan bibit dari teman-teman LMDH dan KTHR se-kabupaten Tuban. Saat dikonfirmasi terpisah, KSS PHBM KPH Tuban, Sri Lastuti memaparkan bahwa sejak tahun 2010 KPH Tuban telah memberikan bantuan berupa bibit-bibit hutan rakyat dengan alokasi seluas
KSS PHBM KPH Tuban Sri Lastuti (tengah). 10 hektar. Sedangkan untuk tahun 2011 seluas 2,5 hektar. BINA |
Edisi 11 Januari 2013 / Th XXXVIII 31
DERAP DAERAH “Untuk tahun 2012 ini kita akan sumbangkan bibit-bibit jati dan mahoni ke lahan masyarakat yang sudah tercatat KPH seluas 15 hektar. Bibit-bibit ini akan kita serahkan bagi 3 desa yaitu ; Desa Pucangan, Pakel dan Beringin. Ketiga desa tersebut masuk wilayah pemerintahan Kecamatan Montong,” tandasnya. Agenda sosialiasi ini dilaksanakan di rumah ketua LMDH Rukun Santoso, Tarmuji, Desa Pucangan, Kecamatan Montong. Tampak peserta yang hadir sangat antusias. Melihat jumlah peserta yang hadir mencapai 59 orang dan bersama Tim pokja plus perangkat desa. Saat ini KTHR sewilayah KPH Tuban sudah terbentuk 3 kelompok KTHR dan sepakat untuk membuat program kerja meliputi bidang : organisasi, Administrasi, Permodalan, Usaha Produktif dan Akseptasi (Pengakaran). Dari agenda ini KSS PHBM merasa lega karena mereka telah mendatangani perjanjian fudesial bahwa sharing yang telah disepakati sebesar 60 : 40. “Perhutani dalam perjanjian ini medapat 40 % bagiannya dan sepakat kita yang menjual hasil produksinya. Bahkan mereka telah mengajukan permintaan bibit lagi untuk lahannya seluas 10 hektar. Ini sudah kita agendakan tahun depan,” paparnya. n HMS TBN-Suep-SR
Lereng Gunung Sanetan dan Gunung Botak Dihijaukan n KPH MANTINGAN Sesuai dengan Pencanangkan bulan Menanam oleh Presiden RI Pemkab Rembang 29 Nopember 2012 mengadakan kegiatan Gerakan Perempuan tanam dan Pelihara Pohon dalam rangka mensukseskan Penanaman pohon 1 Milyard di lereng Gunung Sanetan dan gunung Botak di desa Sanetan Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang. Kegiatan penanaman 1500 pohon di lereng Gunung Botak dan Sanetan ini diikuti oleh TNI, Polri, Pelajar, SKPD, Pramuka dan Kehutanan,P erum Perhutani Mantingan dan Kebonharjo. Lokasi penghijauan berada pada kawasan penambangan batu Andesit PT Argawastu. Dalam sambutannya kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan ( Distanhut ), Ir Suratmin mengatakan bahwa untuk bibit yang ditanam di lereng bukit terdiri dari berbagai jenis yang meliputi mahoni , trembesi, sawo dan petai dan tanaman keras lainya. Hal ini mengingat untuk penanaman pohon beberapa waktu yang lalu mengalami kematian. Hingga tanaman yang tumbuh hanya beberapa pohon saja. “ Untuk mengatasi supaya bibit tetap terjaga kami juga melibatkan pihak pengguna lahan PT Argawastu,” kata Suratmin. Dalam sambutan pencanangan satu milyard pohon Bupati Rembang, H Moch Salim mengatakan bahwa untuk melindungi kawasan hutan dan lingkungan yang rusak dibutuhkan kesadaran masyarakat yang cukup tinggi. Setidaknya untuk lokasi pencanangan diharapkan tanaman yang ditanam betul-betul dirawat dan dijaga sehingga bisa cepat tumbuh. “ Masyarakat dunia telah berkomitmen untuk mengurangi pemanasan global maka kita berupaya untuk menyejukkan dengan menanam tanaman dan pelihara pohon hingga besar sehingga menghasilkan oksigen yang diperlukan untuk sirkulasi kehidupan di dunia,” katanya. Banyak bibit yang ditanam mati karena tidak ada pemeliharaan dan penyiraman. Karena minimnya perawatan banyak bibit yang 32 BINA |
Edisi 11 Januari 2013 / Th XXXVIII
tidak bisa tumbuh dan mati karena biasanya setelah penanaman untuk perawatan kami serahkan kepada masyarakat sekitarnya, namun hal ini tidak maksimal. Karena untuk perawatan tanaman ini biayanya cukup banyak. Seiring sudah mulainya turun hujan penanaman bibit tanaman keras ini mulai digalakkan. Agar nantinya bekas tambang di lingkup Gunung Botak dan Sanetan ini mulai menghijau dan tanahnya tidak menjadi tandus. Di Rembang tanah kering mencapai 26 ribu ha. Untuk mengantisipasi tanah kosong tersebut sudah disiapkan bibit sebanyak 1.5 juta plances siap di tanam dilahan-lahan kosong dan lahan lereng-lereng gunung bekas penambangan terangnya. Ketika ditemui BINA manajer Administrasi dan Pemasaran PT Argawastu Muhammad Suparwi SE menyatakan siap untuk merawat dan menyiram bibit yang telah ditanam di lereng Sanetan. Karena lokasi penanaman masuk sabuk hijau milik perusahaan yang memang diperuntukkan untuk tambang. Ditambahkan Suparwi bahwa sebelumnya pihaknya juga sudah menanam tanaman keras dan sudah menyediakan satu truk tangki penyiram tanaman serta tenaganya. Ia juga mengakui tidak semua bibit yang ditanam bisa tumbuh semua karena faktor alam. Namun ia berharap dengan adanya tenaga penyiram ini semua tanaman bisa tumbuh sehingga kawasan tambang menjadi asri dan hijau kembali setelah habis ditambang. Terpisah Adm/KKPH Mantingan, Ir Achmad Basuki menambahkan bahwa wilayah hutan yang dipergunakan untuk penambangan batu harus dihijaukan kembali agar hutan kembali pada fungsinya sebagai penyimpan dan pengatur tata air, tempat tumbuh flora dan fauna tempat penghasil oksigen dan hutan sebagai paru-paru dunia menjadi nyata. Karena luas di kabupaten Rembang sekitar 35 ribu ha maka perlu untuk menjaga kelestariannya dan juga lereng bekas penambangan ini harus ditanami agar tanahnya tidak tandus dan terbawa erosi. Kepada semua pengguna Kawasan hutan hendaknya menjaga norma dan kaidah kaidah kelestarian alam serta tidak menimbulkan efek yang tidak baik dimata masyarakat sehingga tetap menjaga kearifan local dalam rangka mempertahankan sendi-sendi kehidupan Flora dan fauna disekitarnya. Disamping itu pengguna kawasan juga harus secara rutin melaporkan hasil reboisasinya kepada dinas terkait sehingga kawasan bekas tambang tidak rusak dan justru akan menjadi lahan subur yang siap ditanami dan perusahaan bisa makin eksis serta baik dimata dunia Inetrnasional tambahnya. Perlu diketahui bahwa banyak perusahaan yang tidak profe-
sional begitu selesai ditambang lahan dibiarkan kosong. “ Hal ini nanti menambah jumlah tanah kosong dan lahan kosong yang semakin tahun semakin bertambah,” pungkasnya. n Hms Mtg/Sigit
Job Training Tanaman n KPH JOMBANG
Petak 67d RPH Gemarang BKPH Wilangan Selatan
Pt 67d RPH Gemarang Kembali ke Perum Perhutani
Akhir Oktober 2012 lalu seluruh mandor tanam, segenap KRPH, KBKPH, KSKPH serta jajaran PSDH KPH Jombang menuju petak 131d RPH Tingan BKPH Ploso Timur KPH Jombang untuk melakukan Pelatihan Pembuatan Tanaman ( Job Training Tanam ). Pelatihan dipimpin oleh Wakil Administratur Jombang Barat yang dilanjutkan pengamatan lapangan dan praktek lapangan pembuatan tanaman. Agenda selanjutnya adalah mempelajari persemaian stek pucuk jati plus di Persemaian Tingan dan diskusi dari hasil pengamatan dan mempelajari lapangan. Diskusi dipimpin langsung oleh Administratur/ KKPH Jombang, M Denny Ermansyah. Pada kesempatan itu pula diberikan penghargaan bagi yang berprestasi dan sangsi bagi yang termasuk dalam penilaian kurang bagus. Secara simbolis bagi yang kurang baik diberikan hadiah berupa cagkul agar lebih giat dan benar benar dapat memperbaiki tanaman se-
n KPH SARADAN Masalah tenurial di masing-masing KPH selalu saja muncul mulai dari Strata A sampai D. Hal itu disebabkan diantaranya karena semakin berkurangnya lahan pertanian di daerah sekitar hutan yang digunakan untuk tempat tinggal atau pemukiman penduduk. Juga karena semakin sempitnya lapangan pekerjaan di daerah sekitar hutan sehingga banyak sekali orang-orang yang tinggal sekitar hutan yang menggantungkan hidupnya dari hutan. Banyak dari mereka yang menggunakan atau mengerjakan kawasan hutan sebagai lahan pertanian. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang mengklaim kepemilikan tanah kawasan hutan yang mereka kerjakan sebagai tanah milik mereka. Hal itu disebabkan karena kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat sekitar hutan tentang masalah Agraria. Mereka menganggap bahwa tanah kawasan hutan yang dikerjakan nenek moyangnya dulu adalah milik mereka, atau kesalahpahaman dari apa yang mereka dengar dari kebijakan pejabat Perhutani yang memimpin kala itu. Begitu juga yang terjadi di KPH Saradan. Adalah petak 67d RPH Gemarang BKPH Wilangan Selatan KPH Saradan yang berada di Kabupaten Madiun. Sejak tahun 1996 masyarakat Desa Winong Kecamatan Gemarang telah mengklaim bahwa tanah tersebut milik masyarakat Desa Winong Kecamatan Gemarang Kabupaten Madiun. Sujarwo KRPH Gemarang BKPH Wilangan Selatan dengan didukung oleh Eko Budi Prasetyo, BsCf, Asper Wilangan Selatan dan Andy Iswindarto,S Hut, Waka Adm/KKPH Saradan Selatan selaku Korkam mengambil langkah-langkah yaitu mengumpulkan tokoh-tokoh warga Desa Winong yang terlibat dalam masalah tersebut untuk mengadakan perundingan untuk menyelesaikan konflik tersebut. Untuk pendekatan dan memberi pemahaman kepada masayarakt Desa Winong bahwa tanah tersebut milik Perum Perhutani. Dari perundingan ternyata tidak membuahkan hasil dari pihak tokoh-tokoh wakil dari masyarakat Desa Winong mengajak pihak Perhutani ke Kantor BPN Kabupaten Madiun untuk melihat dokumen atau bukti-bukti atas kepemilikan tanah tersebut. Setelah bersama-sama mengecek data-data dan dokumen di Kantor BPN akhirnya masyarakat Desa Winong bisa memahami dan mengakui bahwa tanah petak 67d RPH Gemarang tersebut adalah milik Perum Perhutani KPH Saradan. Dengan kembalinya petak 67d ke pelukan Perum Perhutani KPH Saradan maka pada Tanggal 19 September 2012 Perum Perhutani sengaja mengadakan Job Training Tanaman Tahun 2012 di petak 67d RPH Gemarang BKPH Wilangan sekaligus untuk menegaskan kepada masyarakat Desa Winong bahwa petak 67d RPH Gemarang adalah milik Perum Perhutani KPH Saradan. n Sp Hms Srd/Warno
hingga diharapkan kedepan menjadi baik. Job Training ini diharapkan dapat memberikan penyegaran dan penambahan pemahaman terhadap keberhasilan tanaman bagi seluruh jajaran Perum Perhutani KPH Jombang pada musim tanam saat ini dan selanjutnya untuk menjadikan Perum Perhutani semakin maju dan sebagai BUMN yang sukses mengelola aset negara yang berupa Hutan. n Hms Jbg/Arief.
Hijaukan Jalan Protokol Bersama Koramil n KPH JATIROGO TNI melalui Koramil Bangilan pada 12 Desember 2012 melakukan penanaman bersama menghijaukan area tepi jalan protokol, jalan kecamatan hingga jalan Propinsi bersama Perum Perhutani KPH Jatirogo. Pihak-pihak terkait nampak juga terlibat berpartisipasi dalam kegiatan tersebut, diantaranya Camat Bangilan, Polsek Bangilan, beberpa perangkat Desa Banjarworo dan Pemuda Karang taruna serta jajaran staf Perum Perhutani BKPH Bahoro. Penanaman bersama tersebut dilakukan pada sepanjang jalan di sisi kanan kiri antara mulai BINA |
Edisi 11 Januari 2013 / Th XXXVIII 33
DERAP DAERAH “ Sehari kemudian kami juga melakukan kembali penanaman di area open plek di petak 55 C RPH Banjarwaru dengan jenis tanaman jenis kepoh dan mahoni,” papar Sarju, Asper BKPH Bahoro. “Kegiatan ini kita harapkan akan semakin mempererat hubungan antara Perum Perhutani Jatirogo terutama dengan personil BKPH Bahoro termasuk Instansi terkait serta masyarakat sekitar hutan,” kata Danramil Bangilan, Kapten Edi Gunawan. n Hms Jtrg/Didik
Bersama Mahasiswa Hijaukan DAS Blorong n KPH KENDAL
Pendandatangan Pakta Integritas n KPH BANYUWANGI BARAT Perayaan pergantian tahun sudah menjadi tradisi di jagad raya. Tak terkecuali di Banyuwangi masyarakat juga merayakannya dengan berkonvoi, menyalakan kembang api, hingga acara bakar ikan. Namun di kalangan KPH Banyuwangi Barat, ada sesuatu yang tidak biasa dalam merayakan tahun baru 2013. KPH Banyuwangi Barat melaksanakan penandatangan dan penyerahan surat untuk program tahun 2013 yang salah satunya adalah penandatangan Pakta Integritas untuk para Asper. Disitu tertuang peningkatan pengamanan hutan, penanaman pohon hingga pelestarian hutan termasuk juga kerjasama kegiatan tersebut dengan LMDH, penyerahan surat nomor pekerjaan (Nopek) di tahun 2013, yang memuat target dan pekerjaan yang harus ditangani dan dilaksanakan oleh setiap Asper, setiap mandor hutan, hingga karyawan administarsi di KPH Banyuwangi Barat. Aacara yang dihelat Senin malam di halaman KPH Banyuwangi Barat tersebut dihadiri Administartur, Wakil Administartur, Kepala Tata Usaha, kasi PSDH, Kepala Urusan, Asper sewilayah KPH Banyuwangi Barat hingga stap KPH dan paguyuban istri rimabawan dan tidak ketinggalan seluruh keluarga besar KPH Banyuwangi Barat. Administratur KPH Banyuwangi Barat. n Hms Bwi Barat/ Adi R
pertigaan Dukuh Soto, Desa Sidodadi, Kecamatan Bangilan hingga persis depan halaman SDN Banjarworo I sepanjang 4 km. Jarak penanaman setiap 10 meter dengan pohon mahoni. Pada hari berikutnya, BKPH Bohoro kembali melaksanakan program yang sama dengan TNI Bangilan, dan kegiatan tersebut diikuti pihak pihak antara lain Koramil (TNI) Bangilan, LMDH Wono Makmur dan Perhutani BKPH Bahoro serta pemuda dan pemudi sekitar lokasi penanaman. Agenda bersama ini dimulai dengan pembuatan saluran air dari petak 55C RPH Banjarwaru sampai dengan menuju petak 47 (lokasi pembuangan air). Kemudian dilanjutkn di jalan yang masuk kawasan hutan RPH Bakalan jalan sepanjang 100 Meter tak luput dari sasaran target penanaman. Dengan memanfaatkan bibit yang telah disiapkan Asper BKPH Bahoro 285 (Mahoni dan Kepoh) per peserta diwajibkan menanam minimal 10 bibit plances. Camat Bangilan, Drs Gunadi saat dikonfirmasi BINA memaparkan bahwa kegiatan ini sangat menyentuh karena staf dan perangkat Desa merasa punya andil besar dalam kegiatan penghijauan pada kawasan hutan. 34 BINA |
Edisi 11 Januari 2013 / Th XXXVIII
Pada 22 Desember 2012 ratusan mahasiswa Kendal yang kuliah di Jabotabek, Semarang dan Yogyakarta berbondong-bondong ke lokasi penanaman pohon yang terletak di Desa Kedungsuren Kecamatan Kaliwungu Selatan. Mahasiswa bergerak dari halaman kantor Perum Perhutani KPH Kendal dengan mengunakan sepeda motor dan truk untuk menuju lokasi penanaman pohon yang terletak di sempadan Sungai Blorong petak 13i RPH Mugas BKPH Mangkang. Kegiatan penaman pohon tersebut diprakarsai oleh Forum Komunikasi Mahasiswa Kendal yang tergabung dalam organisasi Fokma Bahurekso Kendal, Imaken dan Ikatan Mahasiswa Kendal UGM. Kegiatan tersebut mendapatkan bantuan sponsor dari Kagama Cabang Kendal, KPH Kendal dan BMT Bismillah. Kegiatan penanaman tersebut mengambil tema “ Ayo Rame-Rame Pemuda Pemudi Kendal Podo Nandur Pohon Nggo Masa Depan”. Jenis tanaman yang ditanam dalam acara tersebut merupahkan tanaman rimba lokal diantaranya adalah kepoh, salam, jambu klampok, tengguli dan wungu. Pemilihan jenis tanaman lokal dalam penanaman di areal sekitar sempadan sungai tersebut bertujuan agar nantinya kawasan sempadan sungai selain berfungsi sebagai pengendali banjir dan erosi juga memiliki fungsi sebagai kawasan pelestarian biodiversity di kawasan hutan Kendal karena kawasan hutan di Kabupaten Kendal saat ini di dominasi oleh tanaman jati. Selain itu DAS Blorong menrupahkan salah satu DAS di Kabupaten Kendal yang kondisi kritis, sehingga penting untuk di selamatkan agar tidak menimbulkan bencana bagi masyarakat yang tinggal di hulu sungainya. Selain para mahasiswa dan karyawan Perum Perhutani KPH Kendal dalam kegiatan tersebut juga melibatkan beberapa anakanak SD. Keterlibatan anak-anak dalam kegiatan penanaman pohon merupakan wujud penyadaran kecintaan terhadahap alam mulai sedini mungkin. Menurut Candar Musi, Waka Adm/KSKPH Kendal sangat mendukung kegiatan yang dilaksanakan oleh para mahasiswa Kendal. Selain itu KPH juga mempersilahkan bila mahasiswa masih ingin mengadakan kegiatan tersebut di wilayah KPH Kendal pada lokasi yang lainnya. “ Karena peran serta mahasiswa dalam menghijaukan dan menjaga hutan sangat besar dampaknya bagi kelestarian hutan. KPH Kendal juga siap berkolaborasi dengan semua elemen masyarakat yang ada di Kabupaten Kendal untuk turut serta menghijaukan kawasan hutan demi menjaga kelestariannya agar memiliki manfaat ekologis bagi Kabupaten Kendal,” katanya. Sedangakan menurut Novan Indra Pradana, Ketua Panitia Kegiatan Penanaman Pohon dari Fokma Bahurekso, kegiatan penanaman pohon di kawasan hutan Kabupanten Kendal ini merupahkan bukti keperdulian mahasiswa yang berasal dari Kabupaten Kendal terhadap kampung halamannya. Novan berharap dengan kegiatan tersebut mampu menyadarkan semua masyarakat Kendal agar perduli terhadap kelestarian hutan di wilayah Kabupaten Kendal. n Samsul Ulum
DERAP DAERAH
LMDH Terima Pinjaman Lunak KPH KEDU SELATAN - Dua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dari Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Wonosobo menerima bantuan program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL) dalam bentuk pinjaman lunak dari Perum Perhutani KPH Kedu Selatan. Pinjaman diberikan kepada LMDH Sedyo Rahayu Desa Sedayu Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo dan LMDH Jati Diri Desa Karangsambung Kecamatan Kalibawang Kabupaten Wonosobo. Pinjaman lunak sebesar Rp 60 juta tersebut diserahkan untuk kedua LMDH di aula Perum Perhutani KPH Kedu Selatan pada akhir Desember 2012 lalu. Administratur KPH Kedu Selatan yang diwakili wakil Administratur/KSKPH Arif Fitri Saputra, S.Hut menjelaskan target pemberian bantuan modal dari Perum Perhutani adalah usaha kecil dan koperasi yang berada di wilayah desa hutan dalam lingkungan wilayah administratif Unit I, KIPKJ, KPE, dan KPH di masing-masing daerah. Dikatakan Perum Perhutani KPH Kedu Selatan telah ikut berperan aktif dalam membantu pengembangan usaha kecil dan koperasi sejak tahun 1992. Sampai dengan tahun 2011 Program Kemitraan telah diberikan kepada 337 mitra binaan dengan jumlah total Rp 1,763 miliar. Sebelum kedua LMDH tersebut, pihaknya juga telah menyerahkan kepada 4 LMDH sebesar Rp 49 juta sehingga total tahun 2012 sejumlah Rp 109 juta. n Hms Kds/Agus
Rp 80 Juta untuk Mitra Binaan
tersebut dalam jangka waktu 3 tahun. Pada foto Wakil Administratur / KSKPH Blora, Pndoyo S.Hut menyerahkan cek dana PKBL pada salah satu mitra binaan Perhutani KPH Blora.n Hms Blr / Teguh.
Rp 76 Juta untuk LMDH KPH KUNINGAN - Adm/KKPH Kuningan Ir Henry Gunawan, MSi menyerahkan pinjaman progam kemitraan bina lingkungan (PKBL) tahap II tahun 2012 sebesar Rp 76 juta. Bantuan ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk meningkatkan kesejahteraan anggota LMDH, usaha kecil, dan koperasi,” ucapnya saat menyerahkan bantuan di kantor RPH Cibeureum, BKPH Cibingbin (27/12/2012). Dikatakan pula, bantuan ini juga merupakan modal usaha. Untuk harus dikelola secara hati – hati. Sehingga akan memperlancar usaha, dan terhindar dari kredit macet. “Usahakan usaha menjadi lancer, demikian pula dalam pengembalian modal, dan jangan sampai macet. Karena ini sifatnya pinjaman bergulir,” pesan Henry Gunawan Lembaga yang mendapat bantuan adalah LMDH Manunggal Rasa desa Kertayuga, Kec Nusaherang. LMDH Layungsari Mekar desa Cilayung Kecamatan Ciwaru bergerak dibidang penggemukan sapi dan itik serta satu non LMDH yaitu Isah Sukaysah desa Cikalahang Kecamatan Dukuhpuntang Kabupaten Cirebon bergerak di bidang Budidaya ikan. n MU
KPH BLORA - Penyerahan dana PKBL tahun 2012 yang dilaksanakan pada 12 Desember 2012 bertempat di ruang pertemuan KPH Blora diserahkan kepada 5 mitra binaan oleh Wakil Administratur/KKPH Blora Pandoyo S.Hut selaku ketua Tim Dana PKBL. Adapun kelima mitra binaan yang mendapat dana pinjaman PKBL tahun 2012 adalah Heru Winarso, distributor susu kedelai mendapat dana pinjaman Rp 15 juta, Jirah, penggemukan sapi dan ternak kambing mendapat dana pinjaman Rp 24 juta, Sarmiati, toko sembako mendapat dana pinjaman Rp 15 juta, Purwoto, ukiran tunggak jati mendapat dana pinjaman Rp 10 juta dan Februana Tungga Dewi, toko sembako mendapat dana pinjaman Rp 16 juta. Total dana pinjaman PKBL Perum Perhutani KPH Blora pada tahun 2012 sebesar Rp 80 juta rupiah. Dalam Sambutannya Wakil Administratur/KKPH Blora, Pandoyo S.Hut mengatakan kepada kelima mitra binaan yang telah mendapatkan kucuran dana pinjaman PKBL bahwa dana pinjaman tersebut agar digunakan sebaik – baiknya guna mengembangkan usahanya untuk lebih berkembang lagi dikarenakan para mitra binaan mempunyai kewajiban untuk mengembalikan dana pinjaman BINA |
Edisi 11 Januari 2013 / Th XXXVIII 35
DERAP DAERAH
Penyerahan Dana PKBL
KPH BOJONEGORO - Sesuai dengan harapan Gubernur JawaTimur melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) simbiosismutualisme antara Perhutani dengan masyarakat tepian hutan dapat berlangsung lebih baik lagi. Administratur/KKPH Bojonegoro Anggar Widiyatmoko, Shut pada 20 Desember 2012 bertempat di Aula Kantor KPH Bojonegoro telah menyerahkan dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) sebesar Rp 55 juta dengan rincian Rp 40 juta untuk program kemitraan diserahkan kepada Ketua Koperasi Tani LMDH Sahabat Tani Biantoto Desa Cancung Kecamatan Bubulan sedangkan untuk program bina lingkungan membantu TK binaan LMDH Jati Makmur Desa Jono Kecamatan Temayang sebesar Rp 15 juta diserahkan kepada ketua LMDH Jati Makmur desa Jono Kecamatan Temayang yaitu saudara Munawar. CSR yang menjadi tanggung jawab social perusahaan selama ini sudah dilaksanakan oleh Perum Perhutani. Seperti Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) merupakan program yang
menyerahkan bantuan pinjaman sebesar Rp 145 juta. Penyerahan diberikan langsung oleh Administratur/KKPH Kendal, Ir. Sunarto di ruang rapat yang didampingi KSS PHBM/BinLing, H. Senen. Bantuan tersebut diberikan kepada lima belas mitra binaan yang mempunyai usaha produktif, antara lain usaha peternakan kambing, penggemukan sapi, kios saprotan, lebah madu, kios madu dan simpan pinjam koperasi LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan). Adminstratur / KKPH Kendal, Ir. Sunarto dalam sambutannya mengatakan bahwa bantuan tersebut adalah salah satu bentuk kepedulian Perum Perhutani KPH Kendal kepada masyarakat khususnya masyarakat desa sekitar hutan agar bantuan pinjaman yang diberikan tersebut bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk pengembangan usahanya. Administratur juga berpesan karena bantuan tersebut bersifat pinjaman, maka agar pengembaliannya bisa tepat waktu sesuai dengan perjanjiannya. n Hms Knd/Totok Kpy
Dana CSR untuk Madrasah n KPH KEDU SELATAN
dilakukan Perhutani atau jauh hari sebelum PKBL ini dicanangkan. Acara penyerahan bantuan PKBL dihadiri oleh Administratur, Segenap Wakil ADM, Kasi PSDH, KSS PHBM, Kaur Humas dan beberapa perwakilan pengurus LMDH Jati Makmur dan Kpperasi Tani LMDH Sahabat Tani desa Cancung kecamatan Bubulan serta Kepala Sekolah TK Jati Makmur Fatimatus Zahrotun Ulfa. n Hms Bjr/Markum
KPH KENDAL – Untuk membantu permodalan kepada mitra binaan Perum Perhutani KPH Kendal, 21 Desember 2012 lalu 36 BINA |
Edisi 11 Januari 2013 / Th XXXVIII
Pada 6 Desember 2012 lalu Perum Perhutani KPH Kedu Selatan kembali menyerahkan bantuan melalui program corporate social responsibility (CSR) untuk lembaga keagamaan berupa Madrasah Diniyyah Al Ikhlas di Desa Gumelar, Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo yang diserahkan langsung Administratur/ KKPH Kedu Selatan Ir.Toni Suratno,MM sebesar Rp 15 juta. Hadir ikut menyaksikan dalam kesempatan ini Asper/KBKPH Ngadisono Subeno, KSS PHBM Suparto, KRPH Kaliwiro Wasim, LMDH dan perangkat desa setempat. Toni berharap bantuan melalui CSR ini bisa semakin menguatkan kemitraan antara Perhutani dengan masyarakat. Dengan begitu keberadaan Perhutani bisa memberikan kemanfaatan bagi masyarakat desa hutan. “Kami merasa terpanggil untuk ikut berkontribusi dalam pembangunan, terutama bidang keagamaan. Semoga dana ini bisa bermanfaat”’ jelas Toni. Ia menyebutkan, secara keseluruhan tahun 2012 ini Kedu Selatan sudah menyalurkan dana CSR sebesar Rp 45 juta. Selain untuk madrasah tersebut, juga telah menyalurkan bantuan senilai Rp 20 juta untuk bibit nyamplung di Desa Patutrejo, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo, serta bantuan untuk penderita Meningocele Azzahra Dwi Rahayu warga Desa Jemur, Pejagoan, Kebumen sebesar Rp 10 juta. Panitia pembangunan Madrasah Diniyyah, Muhajir mengucapkan terima kasih atas kepedulian Perum Perhutani terhadap proses pembangunan tersebut. “ Semoga bantuan yang diberikan Perhutani mendapat balasan yang setimpal, sentuhan ini mudah-mudahan ada kerjasama yang baik dari masyarakat dan Perhutani.” katanya. n Hms Kds/Agus
DERAP DAERAH pinjaman supaya dipergunakan untuk usaha produktif agar bisa meningkatkan kesejahteraan anggotanya. “ Saya minta dalam hal administrasi LMDH Kramat jati agar lebih di tertibkan lagi,” tegasnya. Ahmad Padil Kasi PSDH Madura juga berharap agar dalam pengembaliannya LMDH Kramat Jati betul-betul sesuai dengan tata waktu yang telah di tetapkan. Perlu di ahami bahwa dana PKBL ini bukan merupakan dana hibah melainkan bentuk pinjaman bergulir yang akan diberikan kepada mitra binaan yang lain apabila mitra sebelumnya sudah mengembalikannya tepat waktu. n Hms Mdr/Herman
Kucurkan Dana GP3K dan PKBL n KPH MADURA Gerakan peningkatan produksi pangan berbasis korporasi nampaknya terus menggeliat di Perum Perhutani KPH Madura. Bertempat di kantor BKPH Madura Timur , 10 Desember 2012 Administratur/KKPH Madura, Ir Murgunadi MM menyerahkan dana pinjaman GP3K kepada LMDH Gaya Baru Desa Lapa Daya Kecamatan Dungkek Kabupaten Sumenep sebesar Rp 73.770.790. Pinjaman diterima langsung oleh Ketua LMDH Gaya Baru, Ahmad Adi Putra disaksikan beberapa anggotanya. Dipilihnya LMDH Gaya baru sebagai penerima pinjaman GP3K tahun ini, karena LMDH tersebut merupakan LMDH unggulan di wilayah Madura Timur. Menurut ketua LMDH Gaya baru, pinjaman tersebut akan dipergunakan untuk pemenuhan Saprotan bagi 28 orang anggotanya yang mengelola lahan pertanian seluas 45,47 Ha yang berada di luar kawasan hutan. Dalam sambutannya Administratur mengatakan bahwa dana yang digulirkan Perum Perhutani ini agar benar-benar dipergunakan untuk kepentingan seluruh anggota LMDH Gaya Baru, sehingga hasil panennya bisa lebih meningkat yangpada akhirnya akan membawa peningkatan pendapatan petani anggota LMDH Gaya Baru. Selanjutnya agar LMDH Gaya baru selalu berkoordinasi dengan KSS PHBM dan Asper BKPH Madura Timur untuk membantu pelaksanaan kegiatan di lapangan. Ia juga berpesan agar LMDH Gaya Baru kedepan bisa menjadi LMDH percontohan serta pelopor dalam kolaborasi pengelolaan hutan yang ada di Madura. Dana PKBL Sementara itu hari sebelumnya, tepatnya 7 Desember 2012 Tim PKBL KPH Madura untuk kali kedua tahun ini kembali menyerahkan dana pinjaman PKBL. Pinjaman kali ini untuk LMDH Kramat Jati Desa Panyepen Kecamatan Jrenggik Kabupaten Sampang sebesar Rp 25 juta. KSS PHBM KPH Madura, Moh Jiman menyampaikan bahwa untuk memperoleh Pinjaman PKBL ini sudah melalui tahapan seleksi yang dipersyaratkan oleh tim PKBL KPH Madura guna menghindari terjadinya tunggakan pinjaman atau kredit macet. “ Kami pun sudah melihat latar belakang LMDH yang bersangkutan sebelum memberikan rekomendasi pinjaman,” katanya. Sementara itu Wakil Adm/KSKPH Madura, Adang Sukendar mewakili Administratur dalam sambutannya mengatakan bahwa tahapan seleksi yang ketat bukan untuk mempersulit mitra binaan dalam memperoleh dana bantuan, tapi ke depan agar tidak lagi terjadi tunggakan seperti tahun tahun sebelumnya. Ia berharap
Pinjaman Saprotan Program GP3K KPH SARADAN - Bertempat di petak 13a RPH Pepe BKPH Petung 13 Desember 2012 Administratur/KKPH Saradan, Ir H Karuniawan Purwanto Sanjaya menyerahkan dana pinjaman untuk pembelian Saprotan Program GP3K tahun 2012 sebesar Rp 72 juta kepada LMDH Jati Mulyo Desa Klumutan Kecamatan Saradan. Program GP3K KPH Saradan tahun 2012 telah mencapai realisasi lahan seluas 3.307,15 ha terdiri dari tanaman padi seluas 543,75 ha, jagung seluas 2.642,20 ha dan kedelai 1.547,65 ha. Dalam sambutannya Administratur/KKPH Saradan Ir.H. Karuniawan Purwanto Sanjaya menegaskan bahwa bantuan pinjaman Saprotan GP3K merupakan pinjaman lunak untuk membantu kegiatan Program GP3K LMDH Jati Mulyo sebagai mitra kerja Perum Perum KPH Saradan yang harus dikembalikan pada jangka waktu tertentu. " Jadi harus dikelola dan dimanfaatkan sebaik-baiknya agar berguna untuk LMDH Tani Mulyo dan pengembangan Program GP3K di Perum Perhutani KPH Saradan," katanya. n Sp Hms Srd/Warno
S.K.P.T. KPH SARADAN - Pada tanggal 3 Desember 2012 bertempat di halaman Kantor Perum Perhutani KPH Saradan bersamaan dengan kegiatan apel pagi Adm/KKPH Saradan, Ir. H. Karuniawan Purwanto Sanjaya menyerahkan lima SK pengangkatan pejabat KRPH di lingkup KPH Saradan. Kelima pejabat KRPH tersebut adalah Sunarto (KRPH Kedungbrubus BKPH Kedungbrubus), Supriadi (KRPH Bringin BKPH Bringin), Kasno (KRPH Jenangan), Sukamto (KRPH Kaliguntuing BKPH Jatiketok Utara) dan Santoso (KRPH Sebayi BKPH (Jatiketok Utara). n Sp Hms Srd/Warno BINA |
Edisi 11 Januari 2013 / Th XXXVIII 37
YTRP-Dharma Wanita
Air Mata dan Tawa Peringatan Hari Ibu
Ada yang istimewa dalam memperingati Hari Ibu tahun ini di Perum Perhutani KPH Madura dengan mengusung tema: Peran Perempuan dan laki-laki dalam mewujudkan pembanguan berkelanjutan menuju kesejahteraan bangsa. Ibu-ibu Dharma Wanita persatuan Perhutani nampak sumringah dan berbahagia, dengan di pimpin langsung oleh Ketua DWP Ny. Murgunadi acara berlangsung hikmat dan meriah. Penampilan ibu-ibu kali ini lain dari biasanya karena semuanya memakai kebaya
baju nasional indonesia. Acara diawali dengan pertemuan rutin Dharma Wanita kemudian di lanjutkan dengan acara inti peringatan hati ibu yang ke 48 diawali dengan pemotongan tumpeng. Acara berlangsung hikmat dengan diiringi lagu Himne dan Mars hari ibu. Tidak sedikit peserta menitikkan air mata larut terbawa perasaan masing-masing ketika acara doa bersama yang dipimpin ibu Herman Sp Hugra KPH Madura yang merangkap sebagai pembawa acara.
Dalam sambutannya Ny Murgunadi mengatakan bahwa peran seorang ibu sebagai pendamping suami dalam mengemban tugas negara mengelola hutan khususnya di Perhutani tidaklah mudah karena harus tahu sebagai istri seorang rimbawan haruslah menjadi sosok yang kuat dan mandiri. " Kita harus menyadari beratnya tugas yang diemban suami-suami kita sehingga terkadang bapak-bapak jarang pulang dan menginap di hutan. Jadi mutlak tugas mendidik dan menjaga anak ada di pundak kita sebagai seorang istri ini harus kita sadari demi masa depan kita bersama dan jangan pernah lupa agar kita selalu mendoakan suami kita supaya dalam menjalankan tugasnya selalu dalam lindungan Allah Swt," katanya. Diperingatan itu juga dilakukan pembacaan puisi oleh RA.Hermin S dengan berjudul ' Untaian Kasih Ibu '. Dengan intonasi yang bergetar dan terbata-bata tak kuasa membendung air matanya Hermin tampil memukau hadirin. Tak kalah serunya pada saat bapakbapak di daulat untuk menjadi dewan juri dadakan pada saat lomba kebaya terbaik . Tentu saja bapak-bapak yang di pimpin Kepala Tata Usaha Ali Imron SE tidak mau mengecewakan ibu-ibu peserta. Dengan wajah yang serius para dewan juri akhirnya memutuskan tiga peserta terbaik, yakni ibu Abdurrahman (anggota Polmob) sebagai juara 1 di susul ibu Hermin dan ibu Puguh Kaur perencanaan sebagai juara 2 dan 3 . n Hms mdr Herman.
Gerakan Tanam Satu Orang 25 Pohon
n KPH MADURA Langkah nyata sebagai komitmen mendukung gerakan 1 Orang tanam 25 pohon benar-benar dilaksanakan dengan antusias oleh karyawan/karyawati KPH Madura. Ber38 BINA |
Edisi 11 Januari 2013 / Th XXXVIII
tempat di Tanaman tahun 2011 Petak 49a RPH Sumenep BKPH Madura Timur yang merupakan petak etrjelek dalam penilaian tanaman, Sabtu 29 Desember 2012 mereka berjibaku menanam pohon jenis kayu putih secara swadaya. Semuanya benarbenar Swadaya murni karyawan/wati mulai pembuatan lubang tanaman, bibit, sampai transport sekaligus bekal makanan untuk persiapan makan siang di lokasi yang berjarak kurang lebih 45 Km dari kantor KPH Madura. Sebelum melaksanakan penanaman,karyawan/wati mengambil
nomer lotre untuk menentukan larikan yang akan di tanami. Dengan demikian semua karyawan/wati mendapatkan kesempatan yang sama untuk memperoleh larikan yang akan di tanami bertanggung jawab atas bibit pohon yang sudah di tanam, termasuk pemeliharaannya di minggu-minggu berikutnya sampai tumbuh menjadi tanaman yang sehat Di temui terpisah Administratur KKPH Madura Ir Murgunadi menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas atensi yang di berikan karyawan/wati KPH Madura dalam kegiatan tersebut. Ini merupakan suatu langkah yang positip untuk kemajuan perusahaan dan merupakan wujud kepedulian segenap karyawan untuk mendukung suksesnya gerakan 1 orang tanam 25 pohon sesuai Intruksi Direktur Utama Perum Perhutani, sekali lagi saya ucapkan terima kasih dan semoga apa yang telah di lakukan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah Swt imbuh beliau. n Hms Mdr/Herman
YTRP-Dharma Wanita
Kasih Ibu untuk Rimbawan Kasih Ibu, kepada beta, tak terhingga sepanjang masa, hanya memberi tak harap kembali bagaikan surya menyinari dunia, Sebuah lirik lagu berjudul “ Kasih Ibu” berkumandang saat pagi hari di Kantor KPH Blitar dinyanyikan bersama-sama oleh karyawan/karyawati dan anggota Dharma Wanita. Untuk mengenang jasa seorang ibu, Dharma Wanita Persatuan KPH Blitar dibawah kepemimpinan Ny. Ratna Haris Suseno menyelenggarakan berbagai lomba yang pelaksanaanya bertepatan dengan Hari Ibu, tanggal 22 Desember 2012, bertempat di Kantor KPH Blitar. Berbagai lomba diadakan diantaranya lomba Peragaan busana, Lomba Tumpeng, jogged balon, menendang bola terung, lomba balap gendong suami Istri dan pasang kumis. Perlombaan diikuti oleh seluruh karyawan, karyawati baik dikantor, Delapan BKPH dan anggota Dharma wanita Persatuan KPH Blitar. Suasana sangat meriah dan ramai dengan lantunan lagu-lagu dinyanyikan secara bergantian. Pada kegiatan ini juga Ketua Dharma Wanita Persatuan KPH Blitar menyerahkan cindera mata kepada enam karyawati yang telah purna tugas di Kantor KPH Blitar.
D a l a m Sambutannya Administratur/ KKPH. Blitar, Ir. Haris Suseno menyatakan bahwa jasa seorang ibu tidak akan pernah terbalas dan tidak akan habis-selamannya, maka sangat tepat bahwa surga berada dibawah kaki ibu. Semoga kita selalu dan selamanya untuk mengasihi dan menyayanginya. Pada kegiatan akhir acara dilaksanakan pelelangan Nasi Tumpeng yang menjadi Juara pertama dari Dharma Wanita Kantor KPH Blitar, menyisihkan delapan Kelompok dari Dharma Wanita di BKPH dalam wilayah KPH Blitar. Nasi Tumpeng untuk juara pertama dilelang dan dimenangkan oleh BKPH Rejotangan dengan nilai beli pelelangan Rp. 2 Juta Rupiah, yang nantinya hasil lelang ini akan dimasukan ke dalam kas Dharma Wanita. Pada kesempatan itu juga, Ratna Haris
Suseno menekankan Kegiatan ini bisa terlaksana dengan meriah, sukses dan lancar berkat kerjasama baik dari karyawan karyawati dan anggota Dharma Wanita KPH Blitar. Semoga di Hari Ibu ini semuanya dapat membawa arti tidak hanya bagi ibu-ibu tapi untuk keluarga agar menjadi keluarga yang sakinah, waromah, mawadah dan tak kalah penting adalah suksesnya Perhutani agar tambah hebat dan jaya. n Hms Bltr/Rommy
Peringati Hari Ibu, Tanam Pohon n KPH BANYUWANGI BARAT Bulan Desember merupakan bulan istimewa bagi perempuan, karena tepat tanggal 22 Desember 2012 merupakan peringatan Hari Ibu. Selain itu, bulan Desember juga waktu yang tepat unutk menanam pohon atau tanaman karena bersamaan dengan musim hujan. Bertempat di petak 64 E BKPH Kalisetail, RPH Purwodadi KPH Banyuwangi Barat dilaksanakan kegiatan bertajuk “ Perempuan Menanam dan Pelihara Pohon “. Seluruh staf perempuan dan Dharma Wanita KPH Banyuwangi Barat tanpa terkecuali berkumpul di puncak bukit di Desa Temuasri Kecamatan Sempu, dibantu dengan karyawan dan staf KPH Banyuwangi Barat, mereaka menanam seribu pohon pinus. Mereka mendapatakan pemahaman bagaimana cara menanam sekaligus merawat pohon yang baik. Tujuan diberikan pemahamanan agar ibu-ibu bisa merawat tanaman, seluruh peserta termasuk Asper, Wakil Administratur, Administratur berserta keluarga besar KPH Banyuwangi Barat menikmati acara keakarban antar
karyawan. Administratur/KKPH Banyuwangi Barat, Adi Winarno S Hut dikesempatan itu juga memberikan penghargaan kepda empat karyawan dan staf KPH yang berprestasi. “ Mereka minimal telah 15 tahun lebih mengabdi di Perhutani, tidak cacat secara kinerja dan didikasi yang tinggi terhadap
Perhutani,” kata Adi. Keempat karyawan itu masing-masing menerima uang pembinaan sebesar Rp 10 juta. Di kesempatan itu juga dibagikan sembako kepada Keluarga mandor dan keluarga besar LMDH Temuasri di sekitar lokasi penanaman. n Hms BWI Barat/A. Raharjo BINA |
Edisi 11 Januari 2013 / Th XXXVIII 39
SAKA WANABAKTI diantaranya dinamika kelompok, ODMG, ISHOMA, penerapan kepramukaan pada jiwa Penegak, Pelantikan sebagai alat Pendidikan, Arti Badge Saka Wanabakti dan Giri Wana Rally. Dikesempatan itu Kak Dady pada hari minggu Pukul 07.00 Wib dalam rangka kegiatan Giri Wana Rally Saka Wanabakti mengikuti penjelajahan sekaligus memberikan materi tentang jenis-jenis Daun dan Tumbuhan, kak Dady, Asper BKPH Tretes selaku Pamong saka dan Penyaji Materi berharap agar adikadik Saka Wanabakti benar-benar tahu apa fungsi dan makna hutan bagi manusia dan mahkluk hidup lainnya serta untuk keseimbangan alam semesta ini. Kita harus mencintai hutan dan linkungan sekitar kita, agar keberlanjutan kehidupan Kak Sunyoto, SE selaku wakil dari Pinsaka Wanabakti KPH Bojonegoro tengah menyematkan tetap terjaga. tanda anggota baru Saka Wanabakti KPH Bojonegoro tahun 2012. Disampakan pula oleh Kak Agus, S.Hut, Kasi PSDH KPH Bojonegoro agar seluruh pengurus Dewan Saka untuk selalu eksis didalam membina anggotanya, Dewan Saka harus menguasai Krida-Krida Saka Wanabakti, dan KPH BOJONEGORO - Bertempat di TPK Ngandek RPH Tretes teknik kepramukaan, Dewan Saka harus punya perencanaan AngBKPH Tretes KPH Bojonegoro awal Desember 2012 Pramuka garan dan kegiatan dalam satu tahun, Saka Wanabakti harus punya tempat kesekerariatan sendiri, Saka Wanabakti harus mempunyai Saka Wanabakti Kwarcab Bojonegoro melantik 59 anggota baru. Dalam sambutannya wakil Pimpinan Saka Wanabakti Kak Sun- jiwa yang cinta terhadap lingkungan hutan, jujur, berani, dan trampil yoto SE (Kaur Hugra selaku wakil dari Pinsaka Wanabakti Kwartir serta berpikiran suci. Perkemahan Pelantikan Anggota Baru Saka Cabang Bojonegoro) mengatakan bahwa Gerakan Pramuka adalah Wanabakti tahun 2012 KPH Bojonegoro yang dilaksanakan selama sebuah gerakan nuntuk membentuk watak, karakter dan kepriba- dua hari di Bumi Perkemahan TPK Nggandek RPH Tretes BKPH dian generasi muda bangsa. Gerakan Pramuka merupakan keg- Tretes tersebut berjalan dengan lancar. n HMS Bjr/Rafik iatan ektrakurikuler di luar sekolah, tempat menempa ketrampilan
Pelantikan Anggota Baru
dan pengetahuan, memupuk jiwa disiplin dan membina semangat kebersamaan. Gerakan Pramuka menjadi wahana untuk mewujudkan generasi muda yang berkepribadian, berwatak, dan memiliki jiwa Pancasila. Sebagai pamong saka Kak Nyoto bersyukur dan berbahagia dengan dilaksanakannya kegiatan Perkemahan Pelantikan Anggota Baru Saka Wanabakti KPH Bojonegoro tahun 2012. Ia menyampaikan tujuan dari Gerakan Pramuka yaitu menumbuhkan tunas bangsa menjadi generasi yang memiliki watak dan budi pekerti luhur, dapat menjaga keutuhan dan persatuan bangsa, bertanggungjawab serta mampu mengisi kemerdekaan Nasional. Disamampaikan pula beberapa pesan dan harapan kepada seluruh peserta kegiatan perkemahan pelantikan anggota baru Saka Wanabakti yang pertama agar mengikuti seluruh rangkaian-rangkaian kegiatan perkemahan, untuk di jadikan sebagai sarana belajar, berkarya, dan membangun semangat persaudaraan sesama peserta. “ Ikutilah kegiatan ini, dan jadikan sebagai pengalaman, pengetahuan, dan ketrampilan seluas-luasnya. Pererat persaudaraan, persahabatan dan keakraban dengan peserta perkemahan,” pintanya yang berharap usai perkemahan agar lebih rajin mengikuti latihan Pramuka. Gerakan Pramuka memiliki banyak kegiatan yang bermanfaat, apalagi saat ini kegiatan Pramuka telah disesuaikan dengan kemajuan zaman. “ Insya Allah melalui Gerakan Pramuka kalian dapat menimba ilmu dan ketrampilan lebih banyak, giatlah belajar dengan tekun dan rajin, tingkatkan ketaatan beribadah disertai olah jiwa dan olah raga, hormati orang tua dan guru-guru kalian, pererat persahabatan dan keakraban dengan teman-teman kalian,” tegasnya seraya melontarkan yel-yel “ Bravo Pramuka, Jayalah Pramuka, Jayalah Saka Wanabakti KPH Bojonegoro”. Kegiatan perkemahan Pelantikan Anggota Baru Saka Wanabakti KPH Bojonegoro tersebut diisi dengan berbagai materi, 40 BINA |
Edisi 11 Januari 2013 / Th XXXVIII
KPH TELAWA - Guna menggalakkan kegiatan kepramukaan dan menumbuhkan rasa cinta hutan serta kehutanan bagi generasi muda Saka Wana Bakti Kwarcab XI.09 Boyolali di KPH Telawa beberapa waktu lalu melaksanakan pelantikan anggota baru Saka Wana Bakti. Adapun anggota baru yang diambil adalah berasal dari SMA/SMK sekitar Juwangi dan Kemusu yang tergabung di Saka Wana Bakti Pangsus Gemolong di BKPH Klego. Anggota baru yang dilantik sebanyak 89 orang yang terdiri dari anggota induk sebanyak 48 orang dan dari Pangsus klego sebanyak 31 orang, Dewan Kerja Saka dan anggota sebanyak 15 orang. Dalam kegiatan dilakukan pendalaman krida – krida Saka Wanabakti, Tekpram, Kehutanan Umum dan Pemantapan Mental. n Sp Hms Tlw/B.Winarto