DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK Memahami Konflik (2) Dr. Teguh Kismantoroadji Dr. Eko Murdiyanto Pertemuan-12
Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
1
Kompetensi Khusus: Mahasiswa mampu memahami konflik sebagai suatu keniscayaan
Pertemuan-12
Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
2
TAHAPAN TERJADINYA KONFLIK
Pertemuan-12
Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
3
Alat Bantu Analisa Konflik (Fisher, dkk., 2001). 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
penahapan konflik; pengurutan kejadian; pemetaan konflik, segitiga SPK (sikap-perilaku-konteks); Analogi bawang Bombay (Donat); Pohon Konflik; Analisa Kekuatan Konflik; Analogi Pilar; Piramida
Pertemuan-12
Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
4
1. Penahapan Konflik Penahapan konflik dipakai agar kita mengetahui perubahanperubahan yang terjadi selama konflik berlangsung. Hal ini untuk melihat kecenderungan konflik, akan meningkat atau menurun. Tujuannya penahapan konflik : 1.untuk melihat tahap-tahap dan siklus peningkatan dan penurunan konflik; 2.untuk membahas pada tahap situasinya sekarang berada; 3.untuk berusaha meramalkan pola-pola intensitas konflik di masa depan untuk menghindari pola-pola itu terjadi; 4.untuk mengidentifikasi periode waktu yang dianalisa dengan menggunakan alat-alat bantu lain Pertemuan-12
Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
5
Analisa penahapan konflik meliputi 5 tahap: 1.Tahap prakonflik. 2.Konfrontasi. 3.Tahap krisis. 4.Tahap akibat 5.Tahap pascakonflik. Pertemuan-12
Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
6
1. Tahap prakonflik: ditandai dengan ketidaksesuaian sasaran diantara pihak-pihak yang berkonflik. Kondisi ini diawali oleh adanya ketegangan hubungan sehingga masing-masing pihak berusaha menghindari kontak antara satu dengan yang lain. Telah ada potensi konfrontasi antara para pihak, namun masih tersembunyi. 2. konfrontasi. Pada tahap ini konflik semakin terbuka. Masing-masing pihak menyusun kekuatan, melakukan perilaku konfrontatif dan kekerasan pada tingkat yang rendah. Jika hanya sepihak yang merasa ada masalah, maka akan terjadi demonstrasi atau aksi konfrontasi lainnya. Kadang pertikaian atau kekerasan pada tingkat rendah lainnya terjadi di antara kedua pihak. Pertemuan-12
Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
7
3. Tahap krisis: merupakan puncak konflik, yaitu ketegangan atau kekerasan yang terjadi paling hebat. Dalam skala besar, ini merupakan periode perang.Dalam tahap ini komunikasi antar pihak kemungkinan putus. 4. Tahap akibat: Pada tahap ini, terdapat salah satu pihak yang menyerah karena keinginannya sendiri atau karena desakan pihak lain, atau kedua pihak setuju untuk bernegosiasi. Apapun keadaannya, tingkat ketegangan pada tahap ini mulai menurun, dengan kemungkinan adanya penyelesaian. Pertemuan-12
Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
8
5. Tahap pascakonflik. Situasi konflik diselesaikan dengan mengakhiri berbagai ketegangan dan kekerasan sehingga kembali ke kondisi normal. Namun, jika penyebab konflik tidak diatasi dengan baik, tahap ini akan kembali lagi menjadi situasi prakonflik.
Pertemuan-12
Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
9
2. Urutan Kejadian Urutan kejadian adalah suatu alat bantu yang menunjukkan kejadian-kejadian yang telah ditempatkan menurut waktu terjadinya peristiwa sesuai urutan kronologis dalam bentuk grafik sederhana. Hanya saja pada alat bantu ini kita berpijak pada urutan kejadian berdasarkan waktu (tanggal, bulan atau hari, sesuai skalanya) dan menggambarkan kejadian secara kronologis. Pertemuan-12
Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
10
Urutan kejadian bukan untuk mendapatkan sejarah yang ‘benar’ atau ‘objektif’, tetapi untuk memahami pandangan-pandangan orang yang terlibat. Pada prinsipnya urutan kejadian bukan merupakan alat bantu utama, tapi merupakan alat untuk memulai pembahasan dan proses belajar. Dalam hal ini kita akan menggali pandangan dari semua pihak yang terlibat.
Pertemuan-12
Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
11
Dalam menganalisa konflik, cenderung terdapat perbedaan “versi” mengenai terjadinya konflik berdasarkan pemahaman aktor-aktor konflik. Oleh karena itu, dalam menggambarkan urutan kejadian/kronologi konflik, perlu dipaparkan secara jelas berbagai versi yang berbeda mengenai peristiwa konflik yang terjadi. Urutan kejadian juga merupakan suatu cara bagi masyarakat untuk saling mempelajari sejarah dan pandangan pihak lain mengenai suatu situasi. Pertemuan-12
Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
12
Tujuan Menggunakan Urutan Kejadian 1. untuk menunjukkan pandangan-pandangan yang berbeda tentang sejarah dalam suatu konflik; 2. untuk menjelaskan dan memahami pandangan masing-masing pihak tentang kejadian-kejadian; 3. untuk mengidentifikasi kejadian-kejadian mana yang paling penting bagi masing-masing pihak. Pertemuan-12
Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
13
3. Pemetaan Konflik Pemetaan konflik dapat membantu menggambarkan konflik secara grafis yang berguna untuk melihat secara keseluruhan aktor-aktor konflik dan hubungan-hubungannya. Dalam konflik skala besar, aktor yang terlibat jika dipetakan akan sangat banyak dan masing-masing memiliki peran terhadap konflik. Dalam suatu konflik yang menjadi “sorotan utama” adalah dua pihak yang bertindak sebagai aktor utama yang saling berlawanan. Pertemuan-12
Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
14
Tujuan Pemetaan konflik : 1.memahami situasi dengan baik, 2.melihat hubungan antar pihak dengan jelas, 3.menjelaskan dimana letak kekuasaan, 4.memeriksa keseimbangan masing-masing kegiatan atau reaksi, 5.melihat para sekutu atau sekutu potensial, 6.mengidentifikasi mulainya intervensi atau tindakan 7.mengevaluasi tindakan yang pernah dilakukan.
Pertemuan-12
Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
15
Cara Memetakan situasi konflik 1. Tentukan apa yang akan dipetakan, kapan dan dari sudut pandang apa. 2. Jangan lupa menempatkan diri atau kelompok anda di peta 3. Pemetaan bersifat dinamis, mencerminkan suatu keadaan tertentu dalam suatu situasi yang berubah dan menuntut ke arah tindakan 4. Selain aspek yang ‘objektif’, isu diantara pihak yang relevan juga harus dipetakan. Pemetaan ini hanya alat untuk membantu memahami suatu konflik, sehingga tidak dapat menyajikan semua jawaban. Pertemuan-12
Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
16
• Peta konflik digunakan diawal proses bersama dengan alat bantu lain, diakhir proses untuk mengidentifikasi kemungkinan jalan pembuka dalam mengambil tindakan atau untuk membantu proses penyusunan strategi. • Variasi penggunaannya meliputi: a.peta geografis yang menunjukkan tempat dan pihak-pihak yang terlibat; b.pemetaan berbagai isu; c.pemetaan penjajaran kekuasaan; d.pemetaan berbagai kebutuhan dan ketakutan; serta patung manusia untuk mengungkap berbagai perasaan dan hubungan yang ada Pertemuan-12
Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
17
4. Segitiga SPK (Sikap-Perilaku-Konteks) Segitiga SPK merupakan sebuah alat bantu analisa konflik yang menganalisa berbagai faktor yang berkaitan dengan sikap, perilaku, dan konteks bagi masing-masing pihak utama. Pertemuan-12
Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
18
Tujuan SPK 1. Untuk mengidentifikasi ketiga faktor itu di setiap pihak utama. 2. Untuk menganalisi bagaimana faktor-faktor itu dengan berbagai kebutuhan dan ketakutan masing-masing pihak. 3. Untuk menghubungkan faktor-faktor itu dengan berbagai kebutuhan dan ketakutan masingmasing pihak. 4. Untuk mengidentifikasi titik awal intervensi dalam suatu situasi. Pertemuan-12
Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
19
Teknik segitiga SPK digunakan pada : 1.Awal proses; untuk memperoleh pemahaman yang lebih luas tentang motivasi pihak yang berbeda. 2.Akhir proses ; untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa yang dapat diatasi dengan suatu intervensi, serta untuk menunjukkan bagaimana perubahan dalam satu aspek mungkin mempengaruhi aspek lain. Pertemuan-12
Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
20
Cara menggunakannya teknik SPK:
setelah membuat daftar isu bagi masing-masing komponen SPK, maka usulkan kebutuhan atau ketakutan pokok dari pihak yang berbeda di tengah-tengah segitiga
Pertemuan-12
Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
21
5. Analogi bawang Bombay (Donat) Teknik analisa bawang Bombay merupakan suatu cara untuk menganalisa perbedaan pandangan tentang konflik dari pihak-pihak yang berkonflik.
Pertemuan-12
Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
22
Tujuan 1. untuk bergerak berdasarkan posisi publik masing-masing pihak dan memahami berbagai kepentingan serta kebutuhan masing-masing pihak; 2. untuk mencari titik kesamaan di antara kelompok-kelompok, sehingga dapat menjadi dasar bagi pembahasan selanjutnya. Pertemuan-12
Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
23
Teknik analogi Bawang Bombay digunakan: 1.sebagai bagian dari suatu analisa untuk memahami berbagai dinamika situasi suatu konflik; 2.sebagai persiapan untuk melancarkan dialong di antara kelompok-kelompok dalan suatu konflik; 3.sebagai bagian dari proses mediasi atau negosiasi. Pertemuan-12
Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
24
6. Analisa Pohon Konflik Teknik analisa pohon konflik merupakan suatu alat bantu analisa dengan menggunakan sebuah pohon untuk mengurutkan isu-isu pokok konflik, yakni inti masalah, sebab masalah, dan akibat masalah.
Alat bantu ini pada umumnya digunakan dalam diskusi kelompok mengenai konflik. Pertemuan-12
Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
25
Tujuan 1. Untuk merangsang diskusi tentang berbagai sebab dan efek dalam suatu konflik. 2. Untuk membantu kelompok untuk menyepakati masalah inti. 3. Untuk membantu suatu kelompok atau suatu tim dalam mengambil keputusan tentang prioritas untuk mengatasi berbagai isu konflik. 4. Untuk menghubungkan berbagai sebab dan efek sutu sama lain, dan untuk memfokuskan organisasinya. Pertemuan-12
Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
26
Analisa pohon konflik digunakan pada: 1.suatu kelompok yang mengalami kesulitan untuk menyepakati masalah inti dalam situasi mereka; 2.suatu tim yang harus memutuskan isu-isu konflik mana yang seharusnya mereka atasi.
Pertemuan-12
Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
27
7. Analisa Kekuatan Konflik
Analisa kekuatan konflik menggunakan : 1.Model Analisa 5W1H 2.Model analisa SAT.
Pertemuan-12
Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
28
Model analisa 5W 1H menggunakan 6 pertanyaan pokok 1. When : kapan terjadi? 2. Where : dimana letak wilayah konflik terjadi? 3. What : Apa masalah yg jadi materi konflik? 4. Who : Siapa yang terlibat dalam konflik? 5. Why : Mengapa konflik terjadi? 6. How : Bagaimana proses terjadinya konflik? Pertemuan-12
Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
29
Model Analisa SAT
(Struktural-Akselerator-Trigger) 1. Struktural: menunjuk pada masalah mendasar berupa ketimpangan ekonomi, sosial, politik yang telah berlangsung lama dan terus-menerus. 2. Akselerator: hal-hal yang mempercepat tumbuhnya konflik menjadi besar. Misalnya, kebijakan yang hanya menguntungkan pihak tertentu, lumpuhnya penegakan hukum yang adil, fatwa larangan agama tertentu, polisi membiarkan penjahat berkeliaran, dan seterusnya Pertemuan-12
Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
30
3. Trigger (pemicu). Pemicu ini adalah kejadian biasa yang bisa menjadi alasan terjadinya konflik. Misalnya pertengkaran antar sopir, pertikaian pemuda sebagai buntut dari mabuk atau judi.
Pertemuan-12
Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
31
8. Analogi Pilar Analogi pilar merupakan suatu teknik analisa konflik dalam bentuk grafik dari elemen-elemen atau kekuatan-kekuatan yang ‘menahan’ situasi yang tidak stabil. Teknik ini digunakan manakala situasi tidak jelas kekuatan apa saja yang membuat situasi tidak stabil tetap bertahan, juga ketika suatu situasi tampak ‘macet’ dalam ketidakadilan struktural. Pertemuan-12
Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
32
Tujuan analogi pilar 1. untuk untuk memahami bagaimana berbagai struktur ditopang; 2. untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang membuat situasi yang tidak diinginkan tetap bertahan; 3. untuk mempertimbangkan berbagai cara untuk mengurangi atau menghilangkan faktor-faktor negatif ini, atau mungkin untuk mengubahnya menjadi kekuatan-kekuatan yang lebih positif. Pertemuan-12
Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
33
9. Analisa Piramida Teknik piramida merupakan sebuah alat bantu analisa konflik dalam bentuk grafik yang menunjukkan tingkat-tingkat stakeholder dalam suatu konflik.
Pertemuan-12
Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
34
Teknik ini digunakan pada saat: 1.ketika menganalisa situasi yang tampaknya melibatkan beberapa pelaku di berbagai tingkat; 2.ketika merencanakan berbagai tindakan untuk mengatasi konflik multi tingkat; 3.ketika memutuskan dimana energi difokuskan. Pertemuan-12
Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
35
Tujuan Analisa Piramida 1. untuk mengidentifikasi pelaku-pelaku utama, termasuk kepemimpinan, pada masing-masing tingkat; 2. untuk memutuskan pada tingkat mana anda sedang mengatasi konflik sekarang dan bagaimana anda melibatkan tingkattingkat lainnya;
Pertemuan-12
Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
36
3. untuk menilai tipe-tipe pendekatan atau tindakan-tindakan tepat yang dilakukan untuk pada masing-masing tingkat; 4. untuk mempertimbangkan cara-cara untuk membangun kaitan antartingkat; serta untuk mengidentifikasi para sekutu yang potensial masing-masing tingkat.
Pertemuan-12
Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
37
Tugas Pahami kasus MESUJI. Analisalah konflik yang saudara temukan:
Lakukan analisa konflik dengan salah satu (dari 7) alat bantu analisa konflik. Dipresentasikan pertemuan berikutnya
Pertemuan-12
Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
38
Sampai Jumpa
Pertemuan-12
Program Studi Agribisnis UPN “V” YK
39