DESKRIPSI SIMBOL BESARAN DAN SATUAN FISIKA YANG SERING DITULIS KELIRU DI KELAS VIII SMP Atika Sari, Leo Sutrisno, Haratua Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UNTAN Pontianak Email:
[email protected] Abstrak: The simple descriptive research method was conducted to investigate utilizing physical quantities and units symbols improprelly that are frequently (more than 10%) done by second grade students of middle school. Using intact group method, 167 students from two classes in three different middle schools were chosen to be the participants in this study. The participant schools were MTs Al-Mustaqim, SMPN 22 Pontianak and SMPN 2 Sungai Raya. Data was collected by using 50 multiple choice questions which consisted of 35 physical quantities questions and 15 units of measurement questions. It was found that 29,03% students were mistaken in writing symbols forphysical quantities and 16,16% students for units of measurement. It was also found that students were rarely (less than 10%) mistaken in writing physical quantities symbols for time, length, area, density, period and wave length; and units of measurements symbols for kilogram, metre per second squared, kilogram per metre cubed, hertz, metre per second and metre cubic. Keywords: Symbols, Physical quantities and units Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bentuk-bentuk kekeliruan penulisan simbol besaran dan satuan fisika yang sering ditulis keliru (>10% siswa) pada materi fisika kelas VIII SMP/Sederajat. Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif sederhana. Penelitian dilaksanakan di tiga sekolah yaitu MTs Al-Mustaqim (kelas B, kelas C), SMPN 22 Pontianak (kelas C, kelas D), dan SMPN 2 Sungai Raya (kelas B, kelas C) dengan sampel 167 siswa. Pengumpulan data berdasarkan soal tes pilihan ganda yang terdiri dari 50 soal (35 soal tentang besaran, 15 soal tentang satuan). Persentase rata-rata kekeliruan siswa menuliskan simbol besaran fisika sebesar 29,03%, sedangkan persentase rata-rata kekeliruan siswa menuliskan simbol satuan fisika sebesar 16,16%. Terdapat 6 simbol besaran fisika (waktu, ketinggian, luas, massa jenis zat, periode, panjang gelombang) dan 6 simbol satuan fisika (kilogram, meter per sekon persegi, kilogram per meter kubik, hertz, meter per sekon, meter kubik) yang tidak termasuk kategori simbol yang sering ditulis keliru (<10% siswa). Kata Kunci: Simbol, Besaran dan Satuan Fisika
1
B
esaran dan satuan fisika dapat dikatakan sebagai materi dasar yang harus dipelajari dalam fisika termasuk simbol-simbolnya. Namun, ternyata banyak siswa yang masih keliru dalam menggunakan simbol-simbol fisika. Penelitian Dian Puspitasari (2013) menemukan siswa yang mengalami miskonsepsi dalam menuliskan lambang besaran dengan persentase sebesar 68,35% dan menuliskan lambang satuan dengan persentase sebesar 16,28% dari sampel sebanyak 38 siswa pada materi IPA massa jenis, pemuaian, kalor, dan gerak. Pada penelitian Khusnawati (2007: 51) ditemukan siswa yang miskonsepsi dalam menuliskan lambang volum sebesar 41,67% dan lambang massa sebesar 20,83% dengan jumlah siswa yang dijadikan sampel sebanyak 24 siswa. Selain itu, pada penelitian Dewi Kurniawaty (2009) dengan sampel sebanyak 185 siswa, juga terdapat kekeliruan siswa dalam menuliskan simbol jarak sebesar 22,86% dan 80% siswa yang mengalami kekeliruan dalam menuliskan simbol kecepatan. Kekeliruan penulisan juga terjadi pada simbol satuan jarak dan perpindahan (77,14%) serta satuan kelajuan dan kecepatan (37,14%). Dalam penelitian Khusnawati (2007: 51) ditemukan miskonsepsi dalam menuliskan lambang volum (V) dengan huruf kecil (v) dan menuliskan lambang massa (m) dengan huruf besar (M). Pada penelitian Jaka Afriana (2008) juga ditemukan kekeliruan penulisan simbol arus (I) yang ditulis dengan huruf kecil (i) dan simbol hambatan dalam baterai (r) yang ditulis dengan huruf besar (R). Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian Dian Puspitasari (2013) yaitu bentuk-bentuk miskonsepsi siswa dalam menuliskan simbol besaran dan satuan fisika di kelas VIII SMP. Buku rujukan dalam menetapkan penulisan simbol besaran dan satuan fisika yang benar adalah buku dengan pengarang Marthen Kaginan dengan judul Fisika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VIII (2007). Buku ini dijadikan rujukan dalam menetapkan simbol besaran dan satuan yang benar karena buku ini merupakan buku dengan tingkat miskonsepsi terendah berdasarkan penelitian yang dilakukan Jaka Afriana (2008). Selain itu buku ini merupakan buku yang banyak dijadikan pegangan guru dalam mengajar dan tentunya merujuk pada simbol besaran dan satuan fisika yang sudah dibakukan menurut satuan Standar Internasional (SI). Alasan membuat deskripsi karena masih banyak ditemukan kekeliruan siswa dalam menuliskan simbol besaran dan satuan fisika yang hampir di semua materi fisika, sedangkan besaran dan satuan fisika merupakan hal yang paling substansi dalam fisika. Semua materi fisika selalu mengandung besaran dan satuan fisika, besaran dan satuan saling terkait, serta besaran dan satuan selalu ditulis dengan simbol untuk mempermudah pengaplikasiannya dalam persamaan matematis. Sehingga sangat penting mengetahui bentuk-bentuk kesalahan dan kekeliruan penulisan simbol besaran dan satuan fisika agar proses pembelajaran untuk materi lanjutan tidak terganggu. Jika tidak diketahui bentuk-bentuk kekeliruannya tersebut, dikhawatirkan simbol besaran dan satuan fisika tersebut akan terus mengalami kekeliruan dalam penulisannya. Penelitian ini membahas tentang penulisan simbol besaran dan satuan yang sering ditulis keliru oleh siswa. Kata “sering” dalam penelitian ini memiliki dua makna, yaitu a) soal diteskan berulang kali pada siswa/kelas yang sama, yang artinya soal diteskan berulang kali pada siswa/kelas yang sama sampai pada
2
akhirnya didapatkan simbol besaran dan satuan fisika yang ditulis keliru oleh siswa dari soal riset pertama sampai terakhir; b) soal diteskan satu kali pada siswa/kelas yang berbeda yang artinya soal diteskan pada siswa/kelas yang berbeda sampai pada akhirnya didapatkan jumlah siswa yang keliru dalam menuliskan simbol besaran dan satuan fisika. Makna yang pertama lebih ditekankan pada banyaknya soal yang diteskan, sedangkan pada makna yang kedua lebih ditekankan pada banyaknya siswa yang keliru dalam menuliskan simbol besaran dan satuan fisika pada soal yang diteskan. Dari kedua makna kata “sering” tersebut, khususnya dalam penelitian ini menggunakan makna yang kedua karena peneliti ingin menemukan bentuk-bentuk kekeliruan penulisan terhadap simbol besaran dan satuan yang didapat dari siswa yang berbeda dalam jumlah yang banyak. Sehingga, dalam penelitian ini diperlukan banyak siswa dengan lebih dari satu sekolah dalam tes untuk menemukan bentuk-bentuk kekeliruan penulisan simbol besaran dan satuan fisika dari masing-masing simbol besaran dan satuan yang akan diteskan. Sangat penting mempelajari sebuah simbol karena simbol merupakan langkah awal dalam mempermudah kita mengingat lambang dari suatu besaran fisika dan penjelasan konsep fisika karena disajikan dalam bahasa komunikasi yang sederhana. Jika kekeliruan terhadap penulisan simbol tidak segera diperbaiki, bisa saja terjadi kesalahpahaman karena simbol dari beberapa besaran tertentu memiliki simbol besaran yang sama untuk materi yang berbeda. Penulisan simbol besaran dan satuan fisika dinyatakan keliru jika persentase siswa yang keliru dalam menuliskan simbol lebih dari 10%. Lebih dari 10% siswa yang keliru dalam penulisan simbol besaran dan satuan fisika dianggap sering keliru karena simbol dalam fisika merupakan unsur yang penting untuk menyampaikan informasi dengan baik dan benar. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif sederhana. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTs Al-Mustaqim Kubu Raya, SMP Negeri 22 Pontianak dan SMP Negeri 2 Sungai Raya yang telah mempelajari materi fisika kelas VIII tahun ajaran 2013-2014. Masing-masing sekolah akan dipilih 2 kelas perwakilan dengan total sampel dalam adalah 167 siswa. Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan metode intact group. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik pengukuran yang didasarkan pada alat pegumpul data berupa soal pilihan ganda. Soal riset berjumlah 50 soal, terdiri dari 35 soal tentang besaran fisika dan 15 soal tentang satuan fisika. Instrument penelitian divalidasi oleh satu orang dosen Pendidikan Fisika FKIP Untan dan tiga orang guru dari masing-masing sekolah yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Setelah instrument penelitian dinyatakan valid, soal diujicobakan di kelas yang tidak termasuk dalam sampel yaitu di sekolah MTs.Al-Mustaqim Kubu Raya. Reliabilitas uji coba soal pilihan ganda yang diujicobakan di sekolah Mts Al-Mustaqim (kelas C), 35 soal tentang besaran fisika dengan koefisien reliabilitasnya sebesar 0,52 (sedang). Masing-masing validator yang menguji validitas tes yang digunakan dalam uji coba soal memberikan saran berupa perbaikan pada pilihan jawaban yang lebih tepat dengan menggunakan singkatan huruf besar atau huruf kecil serta lebih konsisten dalam
3
menentukan pilihan jawaban (keliru, benar dan salah) agar lebih konsisten untuk setiap butir soal. Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu: 1) menetapkan bentuk-bentuk kekeliruan penulisan simbol besaran dan satuan fisika, 2) menghitung persentase jumlah siswa yang keliru dalam penulisan simbol besaran dan satuan fisika. Menetapkan bentuk-bentuk kekeliruan penulisan simbol besaran dan satuan fisika Jenis tes yang digunakan yaitu, tes objektif berupa pilihan ganda yang terdiri dari 50 soal, 35 soal tentang besaran dan 15 soal tentang satuan. Dalam penelitian ini, tes objektif untuk masing-masing pilihan jawaban memiliki kriteria tersendiri untuk setiap butir soal. Hal ini untuk mempermudah menemukan simbol besaran dan satuan yang sering ditulis keliru. Kriteria konsepsi siswa untuk masingmasing pilihan jawaban adalah benar, keliru, dan salah. Karena penelitian ini difokuskan pada penulisan simbol besaran dan satuan fisika yang keliru, maka yang dilihat adalah konsepsi siswa yang keliru. Untuk konsepsi siswa benar dan salah hanya digunakan sebagai pengecoh siswa sehingga diharapkan jawaban siswa tersebut menunjukkan bahwa hasil jawabannya benar-benar keliru. Menghitung persentase jumlah siswa yang keliru dalam penulisan simbol besaran dan satuan fisika Hasil analisis data direkapitulasi dan dihitung persentase kekeliruan penulisannya, sehingga kekeliruan yang dibuat siswa untuk masing-masing jenis kekeliruannya dapat terbaca dengan mudah dan terperinci dengan jelas. Terdapat dua kriteria yang diteliti dalam penelitian ini yaitu siswa keliru dalam menuliskan simbol besaran dari besaran fisika tertentu dan siswa keliru dalam menuliskan simbol satuan dari satuan fisika tertentu dengan benar. Kriteria yang pertama dan kedua merupakan kriteria yang digunakan untuk menjawab masalah dalam penelitian ini. Dikatakan keliru jika siswa keliru dalam menuliskan simbol besaran dan satuan fisika lebih dari 10%. Persentase yang ditetapkan sebesar 10% siswa yang keliru dalam penulisan simbol besaran dan satuan fisika dianggap sering keliru karena simbol dalam fisika merupakan unsur yang penting untuk menyampaikan informasi dengan baik dan benar. Semua simbol besaran dan satuan fisika yang tidak ditulis sama dengan simbol yang terdapat di dalam buku yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, dikatakan keliru atau salah dalam penulisannya, baik keliru dalam menuliskan simbol menggunakan huruf besar atau kecil maupun keliru dalam menggunakan bahasa singkatan yang tepat. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di tiga sekolah yaitu MTs. Al-Mustaqim Kubu Raya, SMP Negeri 22 Pontianak dan SMP Negeri 2 Sungai Raya. Masing-masing sekolah dipilih dua kelas sebagai kelas perwakilan dengan jumlah siswa setiap kelas berbeda. Pemilihan kelas dilakukan oleh guru bidang studi yang bersangkutan agar bisa disesuaikan dengan jadwal mengajar sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran yang berlangsung dan guru lainnya.
4
Pada sekolah MTs. Al-Mustaqim Kubu Raya, kelas yang dipakai dalam penelitian adalah kelas B dan kelas C yang terdiri dari 49 siswa. Di SMP Negeri 22 Pontianak digunakan kelas C dan kelas D yang terdiri dari 64 siswa. Di SMP Negeri 2 Sungai Raya yaitu kelas B dan kelas C yang terdiri dari 54 siswa. Total jumlah siswa yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah 167 siswa. Hasil analisis kekeliruan siswa dalam menuliskan simbol besaran fisika didasarkan pada soal nomor 1-35 disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Rekapitulasi Kekeliruan Penulisan Simbol Besaran Fisika pada Soal Pilihan Ganda No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35.
Besaran Gaya Gaya berat Gaya gesek statis Gaya gesek kinetis Percepatan gravitasi Gaya normal Resultan gaya Energi kinetik Energi potensial Waktu Percepatan Kelajuan Ketinggian Usaha Perpindahan Daya Tekanan Luas Massa jenis zat Volum Periode Frekuensi Cepat rambat gelombang Cepat rambat bunyi Panjang gelombang Sudut datang Sudut pantul Indeks bias Kekuatan lensa Perbesaran cermin Jarak bayangan Jarak benda Tinggi bayangan Jari-jari kelengkungan Jarak fokus
Simbol Besaran yang Keliru F
Jumlah Persentase rata-rata
X
Jumlah Siswa 42 78 47 52 42 68 44 20 17 11 91 43 9 47 42 29 18 3 14 43 6 49 107 128 7 94 103 32 28 71 83 80 24 82 43
% Kekeliruan 25,15% 46,7 % 28,14% 31,14% 25,15% 40,72% 26,35% 12 % 10,18% 6,58 % 54,5 % 25,75% 5,38 % 28,14% 25,15% 17,36% 10,77% 1,79 % 8,38 % 25,75% 3,59 % 29,34% 64,07% 76,64% 4,19 % 56,28% 61,67% 19,16% 16,76% 42,51% 49,7 % 47,9 % 14,37% 49,1 % 25,75% 1.016% 29,0317%
5
Ada 29 simbol besaran fisika yang sering ditulis keliru (>10%) oleh siswa. (persentase rata-rata kekeliruan sebesar 29,03%). Simbol besaran fisika yang paling sering ditulis keliru (>50% siswa) adalah percepatan (54,5%), cepat rambat bunyi (76,64%), cepat rambat gelombang 64,07%), sudut datang (56,28%), dan besaran sudut pantul 61,67%). Simbol besaran yang jarang ditulis keliru (<10% siswa), yaitu simbol waktu (6,58%), ketinggian (5,38%), luas (1,79%), massa jenis zat (8,38%), periode ( ) (3,59%), dan panjang gelombang (4,19%). Simbol besaran fisika yang paling sering ditulis keliru (˃50% siswa) adalah percepatan (54,5%), cepat rambat bunyi (76,64%), cepat rambat gelombang 64,07%), sudut datang (56,28%), dan besaran sudut pantul 61,67%). Hasil analisis kekeliruan siswa dalam menuliskan simbol satuan didasarkan pada soal nomor 36-50 disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Rekapitulasi Kekeliruan Penulisan Simbol Satuan Fisika pada Soal Pilihan Ganda No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Satuan
Simbol Satuan yang Keliru
Newton Kilogram Joule Meter per sekon persegi Pascal Watt Sekon
⁄
Kilogram per meter kubik
⁄
Hertz Angstrom Meter Meter persegi Meter per sekon Meter kubik Dioptri Jumlah Persentase rata-rata
Jumlah Siswa 24 9 65 1 37 27 49 0 11 42 26 21 3 7 56
% Kekeliruan 14,37% 5,38 % 38,92% 0,6 % 22,15% 16,16% 29,34% 0 % 6,58 % 25,15% 15,56% 12,57% 1,79 % 4,19 % 33,53% 226,29% 16,16%
6
Ada sembilan simbol satuan fisika yang sering ditulis keliru (>10% siswa). (persentase kekeliruan rata-rata sebesar 16,16%) yaitu simbol kilogram (5,38%), meter per sekon persegi (0,6%), kilogram per meter kubik (0%), hertz (6,58%), meter per sekon (1,79%), dan meter kubik (4,19%). Simbol besaran yang sering ditulis keliru (>10%) siswa adalah simbol satuan newton (14,37%), joule (38,92%), pascal (22,15%), watt (16,16%), sekon (29,34%), angstrom (25,15%), meter (15,56%), meter persegi (12,57%), dan dioptri (33,53%). Pembahasan Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian Dian Puspitasari (2013). Perbedaan jumlah simbol pada penelitian Dian Pusitasari dengan penelitian ini karena materi yang diajarkan di kelas VIII tingkatannya lebih sulit dibandingkan materi kelas VII sehingga materi yang dipelajari dikelas VIII lebih sedikit dibandingkan materi kelas VII. Simbol fisika pada penelitian Dian Puspitasari lebih banyak dibandingkan dengan simbol fisika yang terdapat pada penelitian ini. Ada beberapa simbol besaran dan satuan fisika pada penelitian sebelumnya di kelas VII juga dicantumkan dalam penelitian ini dengan alasan besaran dan satuan fisika tersebut masih dipelajari atau masih terdapat pada materi IPA fisika kelas VIII SMP. Terdapat 40 simbol besaran dan 15 simbol satuan fisika yang terdapat dalam penelitian Dian Puspitasri. Sedangkan dalam penelitian ini terdapat 35 simbol besaran dan 15 simbol satuan fisika. Perbedaan jumlah simbol pada penelitian Dian Puspitasari dengan penelitian ini karena materi yang diajarkan di kelas VIII tingkatannya lebih sulit dibandingkan materi kelas VII sehingga materi yang dipelajari dikelas VIII lebih sedikit dibandingkan materi kelas VII. Sehingga simbol fisika yang terdapat pada penelitian Dian Puspitasari lebih banyak dibandingkan dengan simbol fisika yang terdapat pada penelitian ini. Ada beberapa simbol besaran dan satuan fisika pada penelitian sebelumnya di kelas VII juga dicantumkan dalam penelitian ini dengan alasan besaran dan satuan fisika tersebut masih dipelajari atau masih terdapat pada materi IPA fisika kelas VIII SMP. Besaran fisika yang sama tersebut berjumlah 9 macam besaran (massa, massa jenis, volum, panjang, luas, daya, waktu, jarak, percepatan) dan satuan fisika yang sama berjumlah 9 macam satuan (kilogram, kilogram per meter kubik, meter kubik, meter, meter persegi, joule, watt, sekon, meter per sekon persegi).
7
Tabel 3 Tabel Hasil Penelitian Sebelumnya dengan Penelitian Lanjutan tentang Besaran Fisika Penelitian Dian Puspita Sari (2013) Besaran Jumlah % Miskonsepsi Siswa Massa jenis 32 42,11% Volum 14 18,42% Luas 31 40,79% Daya 31 81,58% Waktu 34 44,74% Percepatan 32 46,05% Kelas VII
Penelitian Ini (2014) Jumlah %Kekeliruan Siswa 14 8,38% 42 25,75% 3 1,79% 29 17,36% 11 6,58% 91 54,5% VIII
Penurunan kekeliruan terjadi pada besaran massa jenis (32 siswa menjadi 14 siswa), luas (31 siswa menjadi 3 siswa), daya (31 siswa menjadi 29 siswa), dan waktu (344 siswa menjadi 11 siswa). Sedangkan simbol besaran fisika yang mengalami peningkatan jumlah siswa yang miskonsepsi menjadi keliru adalah simbol besaran volum (14 siswa menjadi 42 siswa) dan percepatan (32 siswa menjadi 91). Tabel 4 menyajikan perubahan persentase kekeliruan pada simbol satuan. Tabel 4 Tabel Hasil Penelitian Sebelumnya dengan Penelitian Lanjutan tentang Satuan Fisika Penelitian Dian Puspitasari (2013) Satuan Jumlah Persentase Siswa Miskonsepsi Kilogram 0 0% Kilogram per meter 1 2,63% kubik Meter kubik 2 5,26% Meter 0 0% Meter persegi 20 52,63% Joule 11 28,95% Watt 10 26,32% Sekon 0 0% Meter per sekon 14 36,84% persegi Kelas VII
Penelitian Ini (2014) Jumlah Persentase Siswa Kekeliruan 9 5,38% 0
0%
7 26 21 65 27 49
4,19% 15,56% 12,57% 38,92% 29,34% 29,34%
1
0,6% VIII
8
Penurunan persentase kekeliruan terjadi pada simbol satuan kilogram per meter kubik (1 siswa menjadi tidak ada siswa) dan meter per sekon persegi (14 siswa menjadi 1 siswa). Sedangkan simbol satuan fisika yang mengalami peningkatan jumlah siswa yang miskonsepsi menjadi keliru adalah simbol satuan kilogram (0 menjadi 9 siswa), meter kubik (2 siswa menjadi 7 siswa), meter (0 menjadi 26 siswa), meter persegi (20 siswa menjadi 21 siswa), joule (11 siswa menjadi 65 siswa), watt (10 siswa menjadi 27 siswa), dan sekon (0 menjadi 49 siswa). Simbol besaran dan satuan fisika di kelas VII yang juga dipelajari di kelas VIII, masih bisa terjadi kekeliruan dalam penulisan simbol besaran dan satuan fisika tersebut. Hal ini bisa saja disebabkan karena adanya kesalahan atau kekeliruan dalam penulisan simbol besaran dan satuan fisika yang tidak diketahui dan belum diperbaiki, sehingga kesalahan dalam penulisan menjadi berkelanjutan. Terdapat perbedaan hasil persentase rata-rata jumlah miskonsepsi siswa dan jumlah kekeliruan baik dalam penulisan simbol besaran dan satuan fisika. Perbedaan tersebut terjadi karena pada penelitian ini hanya difokuskan pada simbol besaran dan satuan fisika yang sering ditulis keliru (jawaban yang berada di antara jawaban yang benar dan salah), sedangkan pada penelitian sebelumnya lebih kepada miskonsepsi siswa (jawaban salah dan keliru). Selain itu, perbedaan hasil juga dipengaruhi oleh perbedaan sekolah, jumlah sekolah dan siswa yang ikut berpartisipasi dalam penelitian. Kemungkinan siswa keliru dalam menuliskan simbol besaran fisika dikarenakan cara siswa membuat singkatan simbol tersebut berdasarkan singkatan dalam bahasa Indonesia. Beberapa siswa juga menuturkan bahwa simbol merupakan singkatan dari nama besaran tersebut. Akan tetapi siswa keliru bahwa sebenarnya singkatan simbol didasarkan pada singkatan kata nama besaran fisika dalam bahasa Inggris yang sesuai dengan penemu atau ilmuwan yang menemukan besaran fisika tersebut. Sedangkan untuk simbol satuan fisika, siswa cenderung keliru dalam menuliskan simbol satuan tersebut dengan huruf kapital atau huruf kecil. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari 35 simbol besaran dan 15 simbol satuan fisika yang dipelajari di kelas VIII, ternyata terdapat besaran 29% dan 16% satuan yang sering ditulis keliru. Simbol besaran yang ditulis keliru oleh siswa di atas 50% adalah besaran cepat rambat bunyi (76,64%); cepat rambat gelombang 64,07%); sudut pantul 61,67%); sudut datang (56,28%); dan percepatan (54,5%). Simbol satuan yang ditulis keliru oleh siswa di atas 10% adalah: satuan joule (38,92%); dioptri (33,53%); sekon (29,34%); angstrom (25,15%); pascal (22,15%); watt (16,16%); meter (15,56%); newton (14,37%); meter persegi (12,57%). Simbol-simbol besaran fisika yang jarang ditulis keliru (<10%) oleh siswa adalah besaran massa jenis zat (8,38%); waktu (6,58%); tinggi posisi benda (5,38%); panjang gelombang (4,19%); periode ( ) (3,59%); dan luas (1,79%). Simbol-simbol satuan fisika yang jarang ditulis keliru (<10%) oleh siswa adalah
9
satuan hertz (6,58%); kilogram (5,38%); meter kubik (4,19%); meter per sekon (1,79%); meter per sekon persegi (0,6%); dan kilogram per meter kubik (0%). Saran Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan yang menggali penyebab dari kekeliruan penulisan simbol besaran dan satuan fisika, baik dalam kegiatan pembelajaran maupun kegiatan remediasi dalam penelitian lanjutan. DAFTAR RUJUKAN Afriana, Jaka. 2008. Miskonsepsi Buku Ajar Fisika Sekolah Menengah Pertama Kelas XI tentang Rangkaian Listrik Arus Searah yang Banyak Dipakai Di Pontianak. Pontianak: FKIP UNTAN (Skripsi). Kanginan, Marthen. 2007. IPA Fisika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VIII. Cimahi: Erlangga. Khusnawati. 2007. Miskonsepsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Pontianak tentang Massa Jenis Suatu Zat. Pontianak: FKIP UNTAN (Skripsi). Kurniaty, Dewi. 2009. Konsepsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 10 Pontianak Tentang Gerak Lurus Beraturan (GLB) Sebelum dan Setelah Pembelajaran. Pontianak: FKIP UNTAN (Skripsi). Pupitasari, Dian. 2013. Deskripsi Miskonsepsi Siswa tentang Rumus-Rumus Fisika Kelas VII SMP Khatulistiwa Jungkat. Skripsi. Pontianak: FKIP UNTAN. (Online) Artikel Penelitian (http:// www. scribd.com/doc /215894025 /3746-12182-1-PB, di akses 13 April 2014).
10