TUGAS AKHIR – MN141581
DESAIN SELF-PROPELLED BARGE SEBAGAI FASILITAS APUNG BERGERAK PENGOLAH LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DI TELUK JAKARTA
RAFLI ALFAZER NRP. 4112 100 117 Dosen Pembimbing Ir. Hesty Anita Kurniawati, M.Sc.
DEPARTEMEN TEKNIK PERKAPALAN Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2017
TUGAS AKHIR – MN141581
DESAIN SELF-PROPELLED BARGE SEBAGAI FASILITAS APUNG BERGERAK PENGOLAH LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DI TELUK JAKARTA
RAFLI ALFAZER NRP. 4112 100 117 Dosen Pembimbing Ir. Hesty Anita Kurniawati, M.Sc.
DEPARTEMEN TEKNIK PERKAPALAN Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2017
i
FINAL PROJECT – MN141581
DESIGN OF SELF-PROPELLED BARGE AS A FLOATING RECOVERY FACILITY OF HAZARDOUS AND TOXIC WASTES AT JAKARTA BAY
RAFLI ALFAZER NRP. 4112 100 117 Supervisor Ir. Hesty Anita Kurniawati, M.Sc.
DEPARTMENT OF NAVAL ARCHITECTURE & SHIPBUILDING ENGINEERING Faculty of Marine Technology Sepuluh Nopember Institute of Technology Surabaya 2017
ii
HALAMAN PERUNTUKAN
Dipersembahkan untuk keluarga, almamater, dan bangsa.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan Ridha-Nya Penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul “Desain Self-Propelled Barge Sebagai Fasilitas Apung Bergerak Pengolah Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Di Teluk Jakarta” dengan baik. Dalam penyusunan dan penulisan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak yang turut membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada yang terhormat: 1.
Ibu Ir. Hesty Anita Kurniawati, M.Sc. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan ilmu, serta senantiasa memberikan arahan dan masukan selama proses pengerjaan Tugas Akhir ini;
2.
Bapak Ir. Wasis Dwi Aryawan, M.Sc., Ph.D. selaku Ketua Departemen Teknik Perkapalan ITS dan selaku Dosen Wali selama menjalani masa perkuliahan di Departemen Teknik Perkapalan ITS;
3.
Bapak Hasanudin, S.T., M.T. selaku Kepala Laboratorium Desain Kapal Departemen Teknik Perkapalan FTK ITS atas bantuannya selama pengerjaan Tugas Akhir ini dan atas ijin pemakaian fasilitas laboratorium;
4.
Keluarga Penulis, khususnya almarhum Papa, Mama, Abang serta Kakak yang selalu memberikan do’a dan dukungan serta motivasi bagi Penulis;
5.
Keluarga besar HIMATEKPAL, yang telah banyak membantu selama proses perkuliahan.
6.
Saudara-saudari P-52 (FORECASTLE), teman seperjuangan;
7.
Keluarga besar PENTOL, Komunitas Teknokrat Muda ITS yang selalu membantu dan menemani selama masa perkuliahan di Surabaya;
8.
Dan semua pihak yang telah membantu menyelesaikan Tugas Akhir ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Demikian Laporan Tugas Akhir ini Penulis susun, dengan harapan dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca. Penulis menyadari dalam penulisan dan penyusunan Laporan Tugas Akhir ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini. Surabaya,
Januari 2017
Penulis vi
DESAIN SELF-PROPELLED BARGE SEBAGAI FASILITAS APUNG BERGERAK PENGOLAH LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DI TELUK JAKARTA Nama Mahasiswa NRP Departemen / Fakultas Dosen Pembimbing
: : : :
Rafli Alfazer 4112 100 117 Teknik Perkapalan / Teknologi Kelautan Ir. Hesty Anita Kurniawati, M.Sc.
ABSTRAK
Tingkat pencemaran perairan yang terjadi di Teluk Jakarta oleh limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dikarenakan oleh dampak kepadatan penduduk dan pertumbuhan industri di Provinsi DKI Jakarta telah menyebabkan banyak kerugian dalam sektor ekonomi, kesehatan dan pariwisata. Sedangkan Peraturan Pemerintah no 101 tahun 2014 menjelaskan limbah B3 harus diolah sebelum dibuang. Menurut Kementrian Lingkungan Hidup tahun 2015, limbah B3 memiliki potensi keuntungan dari segi ekonomi sebesar 21.6 triliun untuk jenis limbah oli bekas. Untuk mengatasi permasalahan dan memanfaatkan potensi keuntungan tersebut tersebut dirancanglah sebuah fasilitas pengolahan limbah B3 dalam hal ini limbah oli bekas berbasis Self-Propelled Barge yang akan beroperasi di Teluk Jakarta. Dengan kapal ini semua limbah oli bekas yang terdapat di Provinsi DKI Jakarta dapat diolah, sehingga diharapkan mengurangi tingkat pencemaran lingkungan dan meningkatkan perekonomian, dengan waktu produksi 15 hari. Proses desain Self-Propelled Barge diawali dengan menentukan payload lalu mencari ukuran utama dari Self-Propelled Barge. Setelah didapatkan ukuran utama dan memenuhi persyaratan yang diminta kemudian dilanjutkan dengan pembuatan Rencana Garis, Rencana Umum, dan Pemodelan 3D. Dari proses desain ini didapat ukuran Self-Propelled Barge yang optimal; Lpp = 74.50 m, B =20 m, H = 4.6 m, T= 2.96 m. Kata kunci: limbah B3, limbah oli bekas, Teluk Jakarta, DKI Jakarta, Self-Propelled Barge
vii
DESIGNED SELF-PROPELLED BARGE AS FLOATING RECOVERY FACILITIES OF HAZARDOUS AND TOXIC WASTE AT JAKARTA BAY Author ID No. Dept. / Faculty Supervisor
: : : :
Rafli Alfazer 4112 100 117 Naval Architecture & Shipbuilding Engineering / Marine Technology Ir. Hesty Anita Kurniawati, M.Sc.
ABSTRACT
Water pollution level by hazardous and toxic waste (Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, B3) in Jakarta Bay occurred because of the impact from population and industrial growth in DKI Jakarta and caused a lot of potential losses in few sector such as economy, health and tourism. While government regulation no. 101 in 2014 explained that hazardous and toxic waste (B3) must be treated before discharge . Based on Kementrian Lingkungan Hidup in 2015, hazardous and toxic waste (B3) has economic potential profit in the amount of 21.6 trillion rupiah for used oil waste. Furthermore to overcome these problems and take an advantage from the economic potential profit, a vessel designed specifically for hazardous and toxic waste treatment facility by using ship type Self-Propelled Barge which operates in Jakarta Bay. With this vessel, the expected of all used lube oil waste around DKI Jakarta could be processed to reduce environmental pollution level and raise the economy, with estimated production time 15 days. Design process of this Self-Propelled Barge begins from determining the amount of payload, and to get the main dimension. The obtained main dimension as well as to calculate the requirements will be followed by designing Lines Plan, General Arrangement, and 3D Model. The optimum main dimension of Self-Propelled Barge based on the result of design process are; Lpp = 74.50 m, B = 20 m, H = 4.6 m, T = 2.96 m. Keywords: hazardous and toxic waste, used lube oil waste, Jakarta Bay, DKI Jakarta, SelfPropelled Barge
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................................iii LEMBAR REVISI ..................................................................................................................... iv HALAMAN PERUNTUKAN .................................................................................................... v KATA PENGANTAR ............................................................................................................... vi ABSTRAK................................................................................................................................ vii ABSTRACT ............................................................................................................................viii DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................................xiii DAFTAR TABEL .................................................................................................................... xv Bab I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1 I.1.
Umum .......................................................................................................................... 1
I.2.
Latar Belakang ............................................................................................................. 1
I.3.
Perumusan Masalah ..................................................................................................... 3
I.4.
Batasan Masalah .......................................................................................................... 3
I.5.
Tujuan .......................................................................................................................... 3
I.6.
Manfaat ........................................................................................................................ 4
I.7.
Hipotesis ...................................................................................................................... 4
I.8.
Sistematika Penulisan .................................................................................................. 4
Bab II STUDI LITERATUR ...................................................................................................... 7 II.1.
Umum .......................................................................................................................... 7
II.2.
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) .............................................................. 7
II.3.
Sewage Treatment Facilities ........................................................................................ 8
II.3.1.
Port Reception Facilities (PRF) ........................................................................... 8
II.3.2.
Desain Fasilitas Pengolahan Limbah B3 .............................................................. 8
II.3.3.
Metode Pengolahan Limbah B3 ........................................................................... 9
II.4.
Self-Propelled Barge .................................................................................................. 11
II.5.
Sistem Propulsi .......................................................................................................... 13
II.5.1.
L-Drive System ................................................................................................... 14
II.5.2.
Z-Drive System ................................................................................................... 14
ix
II.5.3. II.6.
Azipod System .................................................................................................... 15
Jenis-Jenis Tangki Penyimpanan ............................................................................... 16
II.6.1.
Tangki Atmosferik (Atmospheric Tank) ............................................................. 16
II.6.2.
Tangki Bertekanan (Pressure Tank) ................................................................... 18
II.7.
Alat Labuh ................................................................................................................. 18
II.7.1.
Jangkar ................................................................................................................ 18
II.7.2.
Rantai Jangkar .................................................................................................... 18
II.7.3.
Anchor Winch ..................................................................................................... 19
II.7.4.
Tali Temali ......................................................................................................... 19
II.7.5.
Hawse Pipe dan Anchor Pocket.......................................................................... 19
II.8.
Proses Desain Kapal .................................................................................................. 19
II.8.1.
Design Statement ................................................................................................ 20
II.8.2.
Concept Design................................................................................................... 20
II.8.3.
Preliminary Design............................................................................................. 20
II.8.4.
Contract Design.................................................................................................. 21
II.8.5.
Detail Design ...................................................................................................... 21
II.9.
Metode Desain Kapal ................................................................................................. 21
II.9.1.
Parent Design Approach .................................................................................... 21
II.9.2.
Trend Curve Approach ....................................................................................... 22
II.9.3.
Iterative Design Approach.................................................................................. 22
II.9.4.
Parametric Design Approach ............................................................................. 22
II.9.5.
Optimation Design Approach ............................................................................. 22
II.10.
Tinjauan Teknis Perancangan Kapal ...................................................................... 23
Bab III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................... 27 III.1.
Diagram Alir .......................................................................................................... 27
III.1.1. Tahapan Identifikasi Masalah ............................................................................. 29 III.1.2. Tahapan Studi Literatur ...................................................................................... 29 III.1.3. Tahap Pengumpulan Data ................................................................................... 30 III.1.4. Tahapan Pengolahan Data .................................................................................. 30 III.1.5. Tahapan Perencanaan ......................................................................................... 31 III.1.6. Kesimpulan dan Saran ........................................................................................ 31 III.2.
Metode Perhitungan Teknis Pengolahan Data ....................................................... 32
III.2.1. Penentuan Payload ............................................................................................. 32 x
III.2.2. Perhitungan Tangki............................................................................................. 32 III.2.3. Penentuan Ukuran Utama ................................................................................... 32 III.2.4. Perhitungan Koefisien ........................................................................................ 32 III.2.5. Perhitungan Hambatan dan Penentuan Kapasitas Mesin Utama ........................ 34 III.2.6. Perhitungan LWT dan DWT .............................................................................. 38 III.2.6.1.Perhitungan LWT ............................................................................................... 38 III.2.6.2.Perhitungan DWT ............................................................................................... 40 III.2.7. Perencanaan Ruang Muat ................................................................................... 41 III.2.8. Perhitungan Titik Berat ...................................................................................... 42 III.2.9. Perhitungan Freeboard ....................................................................................... 42 III.2.10. Perhitungan Stabilitas ......................................................................................... 44 III.2.11. Perhitungan Trim ................................................................................................ 46 Bab IV TINJAUAN DAERAH ................................................................................................ 47 IV.1.
Sekilas Tentang Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta ........................................ 47
IV.2.
Oseanografis Teluk Jakarta .................................................................................... 48
IV.3.
Pemilihan Lokasi Operasi Fasilitas Pengolah Limbah Oli Bekas di Teluk Jakarta49
Bab V ANALISIS TEKNIS ..................................................................................................... 53 V.1. Penentuan Jumlah Payload ........................................................................................ 53 V.2. Perhitungan Tangki .................................................................................................... 54 V.3. Layout Awal Self-Propelled Barge ............................................................................ 55 V.4. Perhitungan Teknis .................................................................................................... 56 V.4.1.
Perhitungan Ukuran Utama Kapal ...................................................................... 56
V.4.2.
Perhitungan Koefisien ........................................................................................ 58
V.4.3.
Perhitungan Hambatan dan Penentuan Mesin .................................................... 58
V.4.4.
Perhitungan LWT + DWT .................................................................................. 62
V.4.5.
Perencanaan Ruang Muat ................................................................................... 63
V.4.6.
Perhitungan Titik Berat ...................................................................................... 64
V.4.7.
Perhitungan Freeboard ....................................................................................... 64
V.4.8.
Perhitungan Stabilitas ......................................................................................... 65
V.4.9.
Perhitungan Trim ................................................................................................ 72
V.5. Pembuatan Rencana Garis ......................................................................................... 72 V.6. Pembuatan Rencana Umum ....................................................................................... 77 V.7. Permodelan 3D........................................................................................................... 84 xi
V.8. Skenario Bongkar Muat ............................................................................................. 85 V.9. Ruang Lingkup Operasi ............................................................................................. 86 Bab VI KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................... 89 VI.1.
Kesimpulan............................................................................................................. 89
VI.2.
Saran ....................................................................................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 91
LAMPIRAN A PERHITUNGAN TEKNIS LAMPIRAN B RENCANA GARIS LAMPIRAN C RENCANA UMUM LAMPIRAN D DATA PENDUKUNG BIODATA PENULIS
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar I-1 Contoh tingkat konsentrasi detergen di Sungai Ciliwung ....................................... 2 Gambar II-1 Contoh tangki penyimpanan limbah B3 cair ......................................................... 9 Gambar II-2 Skema pengolahan limbah oli bekas.................................................................... 11 Gambar II-3 Contoh Self-Propelled Barge............................................................................... 12 Gambar II-4 Self-Propelled Oil Barge ..................................................................................... 12 Gambar II-5 Self-Propelled Coal Barge ................................................................................... 13 Gambar II-6 L-Drive Propulsion System .................................................................................. 14 Gambar II-7 Z-Drive Propulsion System .................................................................................. 15 Gambar II-8 Azipod System ..................................................................................................... 15 Gambar II-9 Fixed Cone Roof Tank ......................................................................................... 16 Gambar II-10 Fixed Doom Roof Tank ...................................................................................... 17 Gambar II-11 Spiral Design Concept ....................................................................................... 20 Gambar III-1 Diagram alir pengerjaan Tugas Akhir ................................................................ 28 Gambar IV-1 Lokasi Provinsi DKI Jakarta .............................................................................. 47 Gambar IV-2 Provinsi DKI Jakarta .......................................................................................... 48 Gambar IV-3 Teluk Jakarta ...................................................................................................... 48 Gambar IV-4 Batimetri Teluk Jakarta ...................................................................................... 49 Gambar IV-5 Opsi pemilihan lokasi fasilitas pengolah limbah oli bekas ................................ 49 Gambar IV-6 Lokasi terpilih .................................................................................................... 51 Gambar V-1 Layout awal self-propelled barge ........................................................................ 55 Gambar V-2 Spesifikasi main engine ....................................................................................... 60 Gambar V-3 Spesifikasi generator set ..................................................................................... 61 Gambar V-4 Maxsurf Stability Enterprise................................................................................ 67 Gambar V-5 Tabel density........................................................................................................ 67 Gambar V-6 Contoh hasil pengecekan load case 1 .................................................................. 69 Gambar V-7 Desain lines plan menggunakan maxsurf modeler .............................................. 73 Gambar V-8 Proses pembuatan lines plan ............................................................................... 74 Gambar V-9 Hasil hidrostatik model........................................................................................ 75 Gambar V-10 Hasil desain lines plan ....................................................................................... 76 xiii
Gambar V-11 Main deck .......................................................................................................... 77 Gambar V-12 Bunk bed ............................................................................................................ 79 Gambar V-13 Freefall lifeboat ................................................................................................ 81 Gambar V-14 General Arrangement ........................................................................................ 83 Gambar V-15 Pemodelan 3D kapal self-propelled barge ........................................................ 84 Gambar V-16 Skema bongkar muat limbah oli bekas .............................................................. 85 Gambar V-17 Skema pengumpulan limbah oli bekas .............................................................. 87
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel III-1 Bow shape coefficient ............................................................................................. 36 Tabel III-2 Shape coefficient of hull surface facing the wind................................................... 36 Tabel III-3 Coefficient of height from waterline ...................................................................... 37 Tabel III-4 Wind coefficient ...................................................................................................... 37 Tabel III-5 Tabel freeboard ...................................................................................................... 43 Tabel IV-1 Tinjauan kelebihan dan kekurangan lokasi ............................................................ 50 Tabel V-1 Debit limbah oli bekas per bulan............................................................................. 53 Tabel V-2 Ukuran tangki ......................................................................................................... 55 Tabel V-3 Tabel ukuran utama minimal................................................................................... 56 Tabel V-4 Data kapal pembanding ........................................................................................... 56 Tabel V-5 Tabel evaluasi desain .............................................................................................. 57 Tabel V-6 Tabel koefisien ........................................................................................................ 58 Tabel V-7 Tabel hasil perhitungan hambatan dan daya mesin ................................................. 59 Tabel V-8 Tabel spesifikasi mesin ........................................................................................... 59 Tabel V-9 Tabel spesifikasi generator set ................................................................................ 61 Tabel V-10 Tabel hasil perhitungan berat ................................................................................ 62 Tabel V-11 Tabel hasil perencanaan ruang muat ..................................................................... 63 Tabel V-12 Tabel rekapitulasi titik berat kapal ........................................................................ 64 Tabel V-13 Tabel rekapitulasi freeboard ................................................................................. 65 Tabel V-14 Tabel pengecekan load case 1............................................................................... 70 Tabel V-15 Tabel pengecekan load case 2............................................................................... 70 Tabel V-16 Tabel pengecekan load case 3............................................................................... 71 Tabel V-17 Tabel pengecekan load case 4............................................................................... 71 Tabel V-18 Tabel perhitungan trim .......................................................................................... 72 Tabel V-19 Crew list ................................................................................................................ 78 Tabel V-20 Kapasitas produksi fasilitas ................................................................................... 86
xv
BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
I.1.
Umum Pada bab 1 ini berisikan tentang latar belakang adanya suatu permasalahan yang dijadikan sebagai topik utama dalam pembuatan Tugas Akhir dimana bab ini juga berisikan rumusan masalah, maksud dan tujuan¸ batasan masalah, manfaat, serta sistematika dalam penulisan tugas akhir. Pembahasan permasalahan yang akan dikaji dalam Tugas Akhir ini terdapat pada sub bab rumusan masalah. Dari permasalahan tersebut diperlukan ruang lingkup atau batasan masalah agar tidak menyimpang jauh dari pembahasan yang sudah ditentukan, yang diatur dalam sub bab batasan masalah. Kemudian untuk sub bab maksud dan tujuan, serta manfaat membahas untuk apa Tugas Akhir ini dibuat dan manfaat apa saja yang diperoleh dalam pengerjaan Tugas Akhir ini. Serta dalam sub bab sistematika penulisan berisi bagaimana format penulisan Tugas Akhir ini.
I.2.
Latar Belakang Wilayah perairan di Indonesia terutama daerah teluk, telah lama dijadikan sumber mata pencaharian masyarakat Indonesia. Namun dengan meningkatnya kepadatan penduduk dan pertumbuhan industri di Indonesia, menyebabkan munculnya permasalahan baru yaitu pencemaran lingkungan terutama pencemaran air dan produksi limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang jumlahnya besar. Masalah ini bukanlah masalah kecil, karena dapat menimbulkan potensi kerugian diantaranya di bidang ekonomi, kesehatan dan pariwisata. Contoh pada akhir Nopember tahun 2015 ribuan ikan mati di daerah Pantai Ancol (Teluk Jakarta), lebih dari 750 kilogram dan hal ini bukan kali pertama terjadi, tahun 2013 dan 2014 pernah terjadi hal serupa (Suryani, 2015). Kejadian tersebut terjadi disebabkan pencemaran limbah B3 di kawasan Teluk Jakarta. Maka dari hal ini perlu adanya langkah penanggulangan limbah-limbah tersebut agar tidak merugikan baik pemerintah ataupun masyarakat pada umumnya. Ide yang ditawarkan adalah sebuah rancangan bangunan apung bergerak untuk instalasi alat-alat pengelolaan limbah B3 yang akan ditempatkan di daerah-daerah yang ada di Indonesia. 1
Gambar I-1 Contoh tingkat konsentrasi detergen di Sungai Ciliwung (Sumber : (Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta, 2014) Pada Gambar I-1 memperlihatkan bahwa salah satu limbah kategori B3 yakni detergen, rata-rata sudah melewati baku mutu (standar kualitas air) di Sungai Ciliwung begitu juga dengan limbah lain yang rata-rata melebihi baku mutu yang telah ditetapkan. Maka dapat dibayangkan berapa banyak air tercemar yang terakumulasi di Teluk Jakarta. Dari segi peraturan pemerintah dengan adanya Peraturan Pemerintah no 101 tahun 2014 tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun, lalu Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup no 115 tahun 2003 tentang kualitas air yang diperkuat dengan Peraturan Pemerintah nomor 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air serta terkait MARPOL 1973 to 1978 (MARPOL 73/78) yang telah diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia melalui Keputusan Presiden no 46 Tahun 1986, yang mengharuskan limbah baik dari domestik, industri dan kapal dikelola oleh fasilitas pengolahan limbah sebelum dibuang. Selain hal-hal diatas ternyata banyaknya limbah B3 yang dihasilkan baik oleh pelaku industri maupun domestik juga memiliki potensi dari segi ekonomi. Hitungan potensi ini datang dari pengelolaan oli bekas yang memiliki nilai ekonomi Rp21,6 triliun, lalu fly ash yang nilainya mencapai Rp 300 miliar, copper slag Rp 160 miliar, aki bekas Rp39,5 miliar, dan katalis bekas Rp20 miliar (Dhewanthi, 2015). Namun pengolahan limbah B3 ini terkendala dengan lahan di DKI Jakarta yang tidak memadai sehingga implementasi dari peraturan-peraturan tersebut sulit untuk 2
dipenuhi. Sehingga dibutuhkan solusi baru untuk mengatasi permasalahan limbah di Teluk Jakarta, agar tingkat pencemaran di Teluk Jakarta dapat berkurang dan potensi ekonomi yang ada dapat dimanfaatkan dengan baik. Telah ada Tugas Akhir sebelumnya yang membahas fasilitas apung pengolah limbah minyak. Namun pada Tugas Akhir jenis kapal yang digunakan adalah SelfPropelled Barge, yang nantinya dapat bergerak ke berbagai lokasi yang ada di Indonesia atau dalam kasus ini di Teluk Jakarta. I.3.
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, beberapa permasalahan yang akan diselesaikan adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana cara menentukan lokasi operasi fasilitas apung bergerak pengolahan limbah ini? 2. Bagaimana menentukan jenis limbah yang diolah ? 3. Bagaimana cara menentukan ukuran utama fasilitas apung bergerak pengolahan limbah ini? 4. 5.
I.4.
Batasan Masalah Dalam pengerjaan Tugas Akhir ini permasalahan difokuskan pada: 1. Limbah yang diolah adalah limbah B3 2. 3.
I.5.
Bagaimana menentukan sistem loading dan off-loading fasilitas tersebut ? Bagaimana mendesain Rencana Garis, Rencana Umum dan permodelan 3D yang sesuai dengan kebutuhan di perairan Teluk Jakarta?
Perencanaan Self-Propelled Barge dibatasi sebatas perhitungan hambatan, penentuan mesin utama,pembuatan Rencana Garis dan Rencana Umum; dan Aspek teknis peralatan pengolahan limbah dan instalasi di atas kapal tidak dibahas.
Tujuan Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk memperoleh lokasi operasi fasilitas apung bergerak pengolahan limbah ini. 2. Untuk memperoleh jenis limbah yang akan diolah oleh fasilitas apung bergerak pengolahan limbah ini. 3. Untuk mendapatkan ukuran utama fasilitas apung bergerak pengolahan limbah 4. Untuk mendapatkan sistem loading dan off-loading fasilitas ini; dan 5. Untuk mendapatkan desain Rencana Garis, Rencana Umum dan permodelan 3D yang sesuai dengan kebutuhan di perairan Teluk Jakarta.
3
I.6.
Manfaat Manfaat dari Tugas Akhir ini adalah untuk mencegah atau mengurangi tingkat pencemaran yang disebabkan limbah B3, memanfaatkan potensi ekonomi limbah B3 dan untuk memenuhi peraturan pemerintah serta peraturan IMO (International Maritime Organization), tentang pengolahan limbah di Indonesia.
I.7.
Hipotesis Dengan membangun fasilitas apung bergerak pengolahan limbah B3 ini, memberikan alternatif solusi untuk mengatasi pengelolaan limbah di berbagai tempat di Indonesia dan permasalahan lahan yang tidak memadai untuk penempatan fasilitas pengolah limbah di darat. Sehingga akan tercipta lingkungan yang lebih aman bagi makhluk hidup dan juga meningkatkan perekonomian Indonesia dari segi industri pengolahan limbah B3.
I.8.
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian yang akan dilakukan, perumusan masalah, tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan tugas akhir ini, manfaat yang diperoleh, batasan masalah serta sistematika penulisan laporan. BAB II. STUDI LITERATUR Bab ini berisikan tinjauan pustaka yang menjadi acuan dari penelitian tugas akhir. Dasar-dasar teori serta persamaan-persamaan yang digunakan dalam penelitian tugas akhir tercantum dalam bab ini. BAB III. METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi tahapan metodologi dalam menyelesaikan permasalahan secara berurutan dimulai dari tahap pengumpulan data dan studi literatur, hingga pengolahan data untuk analisis lebih lanjut yang nantinya akan menghasilkan sebuah kesimpulan guna menjawab perumusan masalah yang sudah ditentukan. BAB IV. TINJAUAN DAERAH Bab ini berisikan sekilas mengenai daerah dimana kapal yang dirancang akan dioperasikan. Penjelasan mengenai kedalaman perairan, jarak pelayaran serta sumber daya yang terdapat di daerah tersebut dibahas pula dalam bab ini.
4
BAB V. ANALISIS TEKNIS Bab ini merupakan inti dari penelitian yang dilakukan. Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan muatan serta proses optimasi yang dilakukan guna mendapatkan ukuran utama yang sesuai serta memenuhi persyaratan. BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan kesimpulan yang didapatkan dari proses penelitian yang dilakukan serta memberikan saran perbaikan untuk penelitian selanjutnya.
5
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
6
BAB II STUDI LITERATUR
BAB II STUDI LITERATUR
II.1.
Umum Pada bab ini akan berisikan tentang hasil studi literatur terhadap topik utama Tugas Akhir kali ini. Bab ini menjelaskan tentang limbah B3, sewage treatment facilities, self-propelled barge, sistem penggerak kapal, alat labuh dan proses desain kapal. Pada masing-masing subbab akan dijelaskan mengenai hal-hal tersebut.
II.2.
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Menurut PP no 101 tahun 2014, Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain. Sedangkan pengertian limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3. Limbah yang dimaksud B3 itu sendiri adalah limbah yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
Mudah meledak;
Mudah menyala;
Reaktif;
Infeksius;
Korosif;
Beracun.
Di Teluk Jakarta sendiri diidentifikasi mengandung beragam jenis limbah dikarenakan pembuangan berbagai jenis limbah terakumulasi di sungai yang berakhir di Teluk Jakarta. Untuk jenis-jenis limbah serta kategori bahayanya dapat di lihat di Lampiran 1 PP no 101 tahun 2014.
7
Dari hasil pengolahan data produksi limbah di Provinsi DKI Jakarta, maka didapatkan jenis limbah yang akan diolah di fasilitas ini nantinya adalah limbah oli bekas. II.3.
Sewage Treatment Facilities Berdasarkan PP no 101 tahun 2014, semua orang yang menghasilkan limbah harus melakukan pengolahan (treatment) terlebih dahulu sebelum membuang limbah tersebut. Untuk limbah yang berasal dari kapal juga diatur dalam IMO (International Maritime Organization), yang menyatakan bahwa setiap pelabuhan harus memiliki fasilitas penampungan dan pengolahan limbah.
II.3.1. Port Reception Facilities (PRF) Port Reception Facilities adalah fasilitas yang menampung limbah kapal yang biasanya mengandung minyak, bahan-bahan beracun, limbah cair lainnya dan sampah disaat kapal bersandar (Ashafani, 2015). Fasilitas inilah yang nantinya akan dimanfaatkan sebagai penampung sementara limbah B3 pada topik bahasan Tugas Akhir kali ini. Berdasarkan pengoperasiannya, fasilitas penanganan limbah dapat bersifat tetap dan mobile. Pemilihan tipe dan lokasi-lokasi yang tepat berdasarkan fungsi kerja dan fasilitas penanganan limbah minyak. Fungsi kerja dari fasilitas ini antara lain transfer, penampungan dan penyimpanan, hingga ke pembuangan akhir. Proses transfer dapat berupa instalasi perpipaan yang menghubungkan fasilitas langsung dangan kapal atau dengan menggunakan alat gerak, seperti truk tangki atau tongkang (Ashafani, 2015). II.3.2. Desain Fasilitas Pengolahan Limbah B3 Desain fasilitas pengolahan limbah biasanya memiliki 2 tipe yaitu pengolahan limbah padat dan limbah cair. Kapasitas tangki penampung didesain sesuai dengan seberapa besar debit limbah yang akan diolah. Dalam desain fasilitas pengolahan limbah terdapat beberapa bagian instalasi pengolahan limbah antara lain : Tangki Penampungan Tangki penampung dan pengolahan limbah nantinya akan berbentuk tabung silinder. Desain ukuran tangki terdiri atas diameter dan tinggi tangki, untuk mencegah resiko yang timbul nantinya, volume limbah yang ditampung tidak lebih 90% dari volume 8
maksimum tangki. Dapat dilihat pada Gambar II-1 bentuk tangki yang akan digunakan nanti.
Gambar II-1 Contoh tangki penyimpanan limbah B3 cair (Sumber : biotankfiber.blogspot.com) Tangki Pengolahan Tangki ini digunakan untuk melakukan proses re-refining (pemurnian) dari limbah B3 cair yang diolah nantinya. Detail mengenai proses pengolahan akan dijelaskan pada subbab berikutnya. Tangki Residu Tangki ini digunakan untuk menampung sisa hasil (residu) yang berasal dari proses pengolahan limbah, untuk desainnya dirancang sama dengan tangki panampungan limbah. Pompa dan Perpipaan Pompa digunakan sebagai penyedot limbah cair yang akan diolah di fasilitas pengolahan limbah dan sistem perpipaan digunakan sebagai alat transportasi fluida (limbah), ukuran pipa disesuaikan dengan output perpipaan kamar mesin II.3.3. Metode Pengolahan Limbah B3 Metode pengolahan air limbah dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu pengolahan primer, sekunder dan tersier (Tickell, 2004) Pengolahan Primer (Primary Treatment) Tahapan awal dari pengolahan awal adalah menghilangkan zat padat yang kasar yaitu dengan jalan melewatkan air limbah melalui bar screen atau saringan kasar 9
untuk menghilangkan benda yang besar. Setelah itu akan masuk ke tahapan pengendapan (sedimentasi), hal ini dilakukan untuk mengurangi kebutuhan oksigen pada pengolahan biologis berikutnya. Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment) Pengolahan kedua umumnya mencakup proses biologis dengan bantuan bahanbahan organik melalui mikroorganisme yang ada didalamnya. Unit yang digunakan pada proses ini dapat berupa saringan tetes (trickling filter), lumpur aktif (activated sludge), kolam stabilisasi (stabilization ponds), biofilter tercelup (submerged biofilter), dan kontaktor biologi berputar (rotary biology contactor) (Metcalf & Eddy Inc, 1991) Pengolahan Tersier (Tertiary Treatment) Pengolahan ini adalah kelanjutan dari proses-proses sebelumnya, hal ini baru dilakukan jika pada 2 tahapan sebelumnya masih mengandung banyak zat yang berbahaya, sehingga dibutuhkan treatment tambahan untuk membersihkannya. Pada tahapan ini dapat berupa penambahan cairan desinfektan pada air limbah. Penjelasan diatas adalah proses pengolahan limbah secara garis besar. Untuk Tugas Akhir kali ini limbah yang akan diproses adalah limbah oli bekas (used lube oil) proses yang akan digunakan adalah sebagai berikut (Studie Tecnologie Progetti Srl, 2015). Dehydration Process Pada proses ini limbah oli akan dipanaskan hingga 1600C pada tekanan atmosfir untuk menghilangkan kandungan air, gas dan kontaminan ringan lainnya. Proses ini akan dibantu oleh alat dehydrator. Gasoil Removal Pada tahapan ini limbah oli akan di vakum untuk menghilangkan unsur gasoil1. Dan limbah oli akan dipanaskan kembali hingga titik didihnya Vacuum Distilation Setelah proses gasoil removal selesai limbah oli akan kembali di vakum untuk memisahkan kontaminan yang lebih berat daripada oli dengan kondisi vakum yang tinggi dan temperatur yang tinggi pula.
1
Gas oil adalah hasil dari pengolahan minyak mentah yang titik didih berada antara kerosin dan lube oil
10
Finishing and Fractionation Ini adalah proses terakhir dari pengolahan limbah oli, yakni oli dipisahkan berdasarkan kualitasnya. Kualitas ini bergantung dengan proses kimia yang diperlakukan kepada oli tersebut.
Re-Refining Process
Dehydration Process
Gasoil Removal
Vacuum Distilation
Finishing and Fractionation
Gambar II-2 Skema pengolahan limbah oli bekas Dapat dilihat pada Gambar II-2 urutan proses pengolahan limbah oli bekas yang akan dipergunakan dalam Tugas Akhir ini. Pada proses dehydration limbah akan dihisap menggunakan dehydrator setelah itu proses gasoil removal dan vacuum distilation akan dilakukan di tangki re-refining, dan untuk finishing akan dilakukan di tangki penampungan. Sedangkan residu dari pengolahan limbah ini akan diteruskan ke tangki residu. II.4.
Self-Propelled Barge Self-Propelled Barge (SPB) adalah salah satu jenis dari tongkang (barge) yang di desain dengan bentuk lambung dan bagian bawah yang datar, namun perbedaan dengan tongkang Clainnya SPB ini memiliki tenaga penggerak sendiri sehingga tidak memerlukan bantuan tug boat untuk bergerak.
11
Gambar II-3 Contoh Self-Propelled Barge (Sumber : www.marinetraffic.com) Pada Gambar II-3 adalah bentuk Self-Propelled Barge pada umumnya. Secara umum tongkang dibedakan menjadi dua macam berdasarkan cara membawa muatan, yaitu tongkang yang membawa muatan didalam palkah dan tongkang yang membawa muatan diatas palkah (Mukhlis, 2015). Tongkang Yang membawa Muatan di Dalam Palkah Tongkang yang membawa muatan didalam ruang muat memiliki lambung yang lebih tinggi dibandingkan dengan Deck Barge, beberapa contoh antara lain : o
Tongkang Pengangkut Minyak (Oil Barge) dapat dilihat pada Gambar II-4
o
Tongkang Pengangkut Cairan Kimia (Chemical Barge)
Gambar II-4 Self-Propelled Oil Barge (Sumber : www.indonesianship.com)
12
Tongkang Yang Membawa Muatan di Atas Palkah Tipe tongkang ini memiliki karakteristik peletakan muatan diatas deck, biasanya contoh-contoh tongkang seperti ini disesuaikan dengan jenis muatan yang dibawanya, yaitu: o o o
Tongkang Pengangkut Batubara dapat dilihat pada Gambar II-5 Tongkang Pengangkut Petikemas Tongkang Pengangkut Kayu
Gambar II-5 Self-Propelled Coal Barge (Sumber : www.coalmarketinginfo.com) II.5.
Sistem Propulsi Self-Propelled Barge yang dirancang memiliki bentuk yang khusus. Bentuk yang biasa pada SPB adalah memiliki nilai Cb yang besar antara 0.8 – 1, selain itu memiliki tinggi draft yang kecil sehingga harus menggunakan alat gerak atau propulsion system yang khusus pula. Jenis propultion system yang paling banyak digunakan adalah jenis azimuth system. Sistem ini memiliki ciri yang unik yaitu pembelokan arah poros sehingga antara propeller dan mesin tidak dalam satu garis. Hal ini dimungkinkan karena menggunakan sistem ini dapat digunakan pada kapal yang memiliki draft yang kecil. Selain itu, azimuth system memiliki keunikan lainnya. Dengan dimungkinkan memiliki poros yang tidak segaris dengan mesin maka arah propeller dapat dibelokan sehingga sistem ini tidak memerlukan rudder system karena fungsinya sudah diganti oleh azimuth system. Pemasangan azimuth system ini pada barge harus berkonfigurasi twin propulsion. Hal ini dikarenakan bentuk barge yang hampir berbentuk kotak sehingga aliran fluida tidak sepenuhnya menyatu pada bagian tengah buritan, maka penempatan yang efektif yaitu pada sisi samping yang masih dilalui aliran fliuda. Selain itu menggunakan twin azimuth system akan membuat barge bermanuver lincah. Dalam perkembangan selama ini ada 3 jenis azimuth system :
13
II.5.1. L-Drive System Sistem ini memiliki bentuk alur poros yang membentuk huruf L dapat dilihat pada Gambar II-6. Dalam sistem ini power engine ditempatkan pada posisi vertikal (berdasar arah porosnya) kemudian diteruskan oleh poros panjang dan dibelokkan 90º oleh gearbox sampai berposisi horizontal dan akhirnya diteruskan pada propeller. Pada umumnya untuk ukuran kecil bermesin torak, contohnya adalah mesin tempel pada boat. Untuk yang besar bermesin elektrik. Hal ini dikarenakan mesin torak yang besar tidak mungkin berposisi vertikal.
Gambar II-6 L-Drive Propulsion System (Sumber : www.brighthubengineering.com)
II.5.2. Z-Drive System Sistem ini hampir sama dengan dengan L-Drive system. Bedanya Z-drive system mempunyai penempatan posisi power engine secara horizontal seperti pada umumnya kapal biasa seperti yang terlihat pada Gambar II-7 . Hal ini dimaksudkan jika pemakainan power engine menggunakan mesin torak walaupun tidak sedikit elektrik engine menggunakan sistem ini. Dan juga sistem ini memiliki keuntungan dibanding LDrive system yaitu ruang mesin mempunyai ketinggian rendah. Tetapi Z-Drive system memiliki power lose yang lebih besar karena memakai gearbox yang banyak.
14
Gambar II-7 Z-Drive Propulsion System (Sumber : www.nauticexpo.com) II.5.3. Azipod System Azipod system adalah bentuk azimuth system yang menempatkan power engine pada outboard yaitu di dekat propeller, tak seperti L-Drive system dan Z-drive system yang power enginenya pada inboard, dapat terlihat pada Gambar II-8 . Hal ini dimaksudkan agar efisiensi tenaga menjadi lebih besar karena tanpa adanya poros yang panjang dan gearbox. Sistem ini memiliki kekurangan yaitu memiliki desain yang besar sehingga kurang cocok digunakan pada kapal yang memiliki draft yang kecil. Dan juga sistem ini mahal harga dan perawatannya. Sistem ini biasa digunakan oleh kapal kapal pesiar yang besar.
Gambar II-8 Azipod System (Sumber : www.cruisemapper.com) 15
II.6.
Jenis-Jenis Tangki Penyimpanan Storage tank atau tanki penyimpanan dapat memiliki bermacam-macam bentuk dan tipe, setiap tipe memiliki kelebihan dan kekurangan serta kegunaan masing-masing. Secara umum tanki penyimpanan dapat di bagi menjadi dua bila diklasifikasikan berdasarkan tekanannya (tekanan internal) yaitu tanki atmosferik (atmospheric tank) dan tanki bertekanan (pressure tank).
II.6.1. Tangki Atmosferik (Atmospheric Tank) Tangki atmosferik adalah tangki yang digunakan unttuk penyimpanan fluida bertekanan rendah. Ada beberapa jenis tangki atmosferik antara lain: Fixed Cone Roof Tank Dapat digunakan untuk menyimpan berbagai jenis fluida dengan tekanan uap rendah atau amat rendah (mendekati atmosfer) atau dengan kata lain fluida yang mudah menguap. Bentuk dari tangki ini dapat dilihat pada Gambar II-9
Gambar II-9 Fixed Cone Roof Tank (Sumber : www.mc-integ.co.uk) Umbrella Tank Kegunaanya sama dengan fixed cone roof bedanya adalah bentuk tutupnya yang melengkung dengan titik pusat meredian di puncak tanki. Fixed Doom Roof Tank Bentuk tutupnya cembung dapat terlihat pada Gambar II-10, ekonomis bila digunakan dengan volume > 2000 m³ dan bahkan cukup ekonomis hingga volume 7000 m³ (dengan D < 65 m), kegunaanya sama dengan fix cone roof tank (Ashafani, 2015)
16
Gambar II-10 Fixed Doom Roof Tank (Sumber : www.artson.net ) Tangki Horizontal Tangki ini dapat menyimpan bahan kimia yang memiliki tingkat penguapan rendah (low volatility), air minum dengan tekanan uap tidak melebihi 5 psi, diameter dari tanki dapat mencapai 15 feet (4.5 m) dengan panjang mencapai 60 feet (18.3 m). Hemispheroid Tank Digunakan untuk menimbun fluida (minyak) dngan tekanan uap (RVP) sedikit dibawah 5 psi. o
Noded Hemispheroid Untuk menyimpan fluida (light naptha pentane) dengan tekanan uap tidak lebih dari 5 psi.
o
Plain Spheroid Tanki bertekanan rendah dengan kapasitas 20.000 barrel.
o
Noded Spheroid Digunakan untuk menyimpan fluida (light naptha pentane) dengan tekanan uap tidak lebih dari 5 psi.
o
Floating Roof Ditujukan untuk penyimpanan bahan-bahan yang mudah terbakar atau mudah menguap. Kelebihan penggunaan floating roof ini antara lain: -
Level penguapan dari produk bisa dikurangi.
-
Dapat mengurangi risiko kebakaran.
17
II.6.2. Tangki Bertekanan (Pressure Tank) Pressure Tank digunakan untuk menyimpan fluida dengan tekanan uap tinggi, diatas 11, 1 psi, dan umumnya fluida yang disimpan adalah produk-produk minyak bumi (Ashafani, 2015). Tangki Peluru Tanki ini sebenarnya lebih sebagai pressure vessel berbentuk horizontal dengan volume maksimum 2000 barrel biasanya digunakan untuk menyimpan LPG, LPG, Propane, Butane, H2, ammonia dengan tekanan diatas 15 psi. Tangki Bola Pressure vessel yang digunakan untuk menyimpan gas – gas yang dicairkan seperti LPG, O2, N2 dan lain – lain bahkan dapat menyimpan gas cair tersebut hingga mencapai tekanan 75 psi, volume tangki dapat mencapai 50000 barrel, untuk penyimpanan LNG dengan suhu -190°C (cryogenic) tangki dibuat berdinding ganda dimana diantara kedua dinding tersebut diisi dengan isolasi seperti polyurethane foam, tekanan penyimpanan di atas 15 psi. Dome Roof Tank Untuk menyimpan bahan – bahan yang mudah terbakar, meledak, dan mudah menguap seperti gasoline, bahan disimpan dengan tekanan rendah 0.5 – 15 psi. II.7.
Alat Labuh Alat tambat merupakan suatu sistem yang digunakan untuk berlabuh, beberapa kelengkapan yang harus terdapat di kapal diantaranya adalah:
II.7.1. Jangkar Jangkar merupakan salah satu komponen kapal yang paling penting dan berfungsi untuk membatasi gerakan kapal sewaktu akan berlabuh agar kapal tetap pada posisi stabil walaupun terkena tekanan arus air laut, angin, dan gelombang. II.7.2. Rantai Jangkar Salah satu supporting system jangkar adalah rantai jangkar. Panjang rantai jangkar ditentukan dengan satuan “shackles” (1 shackles = 15 fathoms = 27.5 meter, 1 fathoms = 1.87 m).
18
II.7.3. Anchor Winch Anchor winch merupakan alat yang digunakan untuk menarik jangkar, nama lainnya adalah windlass. Untuk mesin yang mirip dengan anchor winch tapi terdapat di pelabuhan (daratan) disebut warping winch dan warping capstan. Anchor winch dapat dioperasikan dengan energi uap, energi listrik, sistem hidrolik, atau gabungan ke dua energi tersebut. II.7.4. Tali Temali Kabel pada kapal digunakan untuk : Menambatkan kapal dan mempertahankan posisi. Towing. Cargo gear. Memancing (fishing) dan dredging. Kabel poin 1 dan 2 biasanya terbuat dari tali (rope), sering disebut “hawsers”. Kabel poin 3 dan 4 pada umumnya adalah kabel baja (steel cables). Pada umumnya tali pada kapal terbuat dari serat sintetik (synthetic fibres). Beberapa jenis tali (rope) pada kapal dilapisi mantel (mantle), tujuannya untuk menjaga inti kabel (Anam, 2015). II.7.5. Hawse Pipe dan Anchor Pocket Hawse pipe adalah lubang yang dilalui rantai jangkar, letaknya di lambung depan kapal (forecastle). Berfungsi untuk melindungi lambung kapal dari gesekan rantai jangkar. Sedangkan anchor pocket berfungsi agar jangkar terlihat rapi pada tempatnya. II.8.
Proses Desain Kapal Proses pada desain kapal adalah proses yang berulang. Berbagai analisis dilakukan secara berulang untuk mendapatkan detail yang maksimal ketika proses desain dikembangkan, hal ini disebut sebagai desain spiral (Evans, 1959). Secara umum dapat dilihat pada Gambar II-11
19
Gambar II-11 Spiral Design Concept (Sumber : Evans, 1959) II.8.1. Design Statement Design statement merupakan tahap awal dari proses desain yang digunakan untuk mendefinisikan atau memberi gambaran tentang tujuan atau kegunaan dari kapal tersebut. Hal ini juga sangat berguna bagi pemesan kapal (owner’s requirements) dan untuk mengarahkan desainer dalam menentukan perbandingan desain selama proses desain. II.8.2. Concept Design Concept design adalah tahap pertama dalam proses desain yang menterjemahkan mission requirement atau permintaan pemilik kapal ke dalam ketentuan-ketentuan dasar dari kapal yang akan direncanakan sehingga menghasilkan ukuran utama seperti panjang, lebar, tinggi, sarat, finnes dan fullness power, karakter lainnya dengan tujuan untuk memenuhi kecepatan, range (endurance), kapasitas, deadweight. II.8.3. Preliminary Design Langkah kelanjutan dari concept design memeriksa kembali ukuran dasar kapal yang dikaitkan dengan performance (Evans, 1959). Pemeriksaan ulang terhadap panjang, lebar, daya mesin, deadweight yang diharapkan tidak banyak merubah pada
20
tahap ini. Hasil diatas merupakan dasar dalam pengembangan rencana kontrak dan spesifikasi. II.8.4. Contract Design Tahap merencanakan lebih teliti hull form (bentuk badan kapal) dengan memperbaiki lines plan, tenaga penggerak dengan menggunakan model test, seakeeping dan maneuvering karakteristik, pengaruh jumlah propeller terhadap badan kapal, detail konstruksi, estimasi berat dan titik berat yang dihitung berdasarkan posisi dan berat masing-masing item dari konstruksi. General Arrangement detail dibuat juga pada tahap ini. Kepastian kapasitas permesinan, bahan bakar, air tawar dan ruan ruang akomodasi. Kemudian dibuat spesifikasi rencana standar kualitas dari bagian bada kapal serta peralatan. II.8.5. Detail Design Tahap akhir dari perencanaan kapal adalah pengembangan detail gambar kerja (Evans, 1959). Hasilnya dari langkah ini adalah berisi petunjuk/instruksi mengenai instalasi dan detail konstruksi kepada tukang pasang (fitter), tukang las (welder), tukang perlengkapan (outfitter), tukang pelat, penjual mesin, tukang pipa dan lain-lainnya. Langkah ini perubahan dari engineer (ahli teknik) untuk tukang, oleh karena itu tidak bisa diinterpelasikan (dirubah). II.9.
Metode Desain Kapal
II.9.1. Parent Design Approach Parent design approach merupakan salah satu metode dalam mendesain kapal dengan cara perbandingan atau komparasi, yaitu dengan cara menganbil sebuah kapal yang dijadikan sebagai acuan kapal pembanding yang memiliki karakteristik yang sama dengan kapal yang akan dirancang. Dalam hal ini designer sudah mempunyai referensi kapal yang sama dengan kapal yang akan dirancang, dan terbukti mempunyai performance yang bagus. Keuntungan dalam parent design approach adalah : Dapat mendesain kapal lebih cepat, karena sudah ada acuan kapal sehingga tinggal memodifikasi saja. Performance kapal terbukti (stabilitas, motion, reistance)
21
II.9.2. Trend Curve Approach Dalam proses perancangan kapal terdapat beberapa metode salah satunya yaitu Trend Curve approach atau biasanya disebut dengan metode statistik dengan memakai regresi dari beberapa kapal pembanding untuk menentukan main dimension. Dalam metode ini ukuran beberapa kapal pembanding dikomparasi dimana variabel dihubungkan kemudian ditarik suatu rumusan yang berlaku terhadap kapal yang akan dirancang. II.9.3. Iterative Design Approach Iteratif desain adalah sebuah metodologi desain kapal yang berdasarkan pada proses siklus dari prototyping, testing, dan analyzing (trial and error). Perubahan dan perbaikan akan dilakukan berdasarkan hasil pengujian iterasi terbaru sebuah desain. Proses ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan fungsionalitas dari sebuah desain yang sudah ada. Proses desain kapal memiliki sifat iteratif yang paling umum digambarkan oleh spiral desain yang mencerminkan desain metodologi dan strategi. Biasanya metode ini digunakan pada orang-orang tertentu saja (sudah berpengalaman dengan mengunakan knowledge). II.9.4. Parametric Design Approach Parametric design approach adalah metode yang digunakan dalam mendesain kapal dengan parameter misalnya ( L, B, T, Cb, LCB dll) sebagai main dimension yang merupakan hasil regresi dari beberapa kapal pembanding, kemudian dihitung hambatannya (Rt), merancang baling-baling, perhitungan perkiraan daya motor induk, perhitungan jumlah ABK, perhitungan titik berat, trim, dan lain-lain. II.9.5. Optimation Design Approach Metode optimasi digunakan untuk menentukan ukuran utama kapal yang optimum serta kebutuhan daya motor penggeraknya pada tahap basic design. Dalam hal ini, desain yang optimum dicari dengan menemukan desain yang akan meminimalkan economic cost of transport (ECT). Adapun parameter dari optimasi ini adalah hukum fisika, kapasitas ruang muat, stabilitas, freeboard, trim, dan harga kapal.
22
II.10. Tinjauan Teknis Perancangan Kapal Dalam ilmu perkapalan, seorang engineer harus bisa menerjemahkan permintaan pemilik kapal (owner requirement) ke dapam bentuk gambar, spesifikasi dan hal-hal lain yang berhubungan dengan pembangunan sebuah kapal. Tahapan dalam mendesain sebuah kapal diantaranya : Menentukan ukuran utama kapal awal Penentuan ukuran utama kapal menggunakan metode trial and error, dengan bantuan tabel evaluasi desain untuk pengecekan apakah ukuran utama dan beberapa hasil perhitungan sudah memenuhi standar yang ada. o
Lpp (Length between perpendicular) Panjang yang di ukur antara dua garis tegak yaitu, jarak horizontal antara garis tegak buritan (After Perpendicular/ AP) dan garis tegak haluan (Fore Perpendicular/ FP).
o
Loa (Length Overall) Panjang seluruhnya, yaitu jarak horizontal yang di ukur dari titik terluar depan sampai titik terluar belakang kapal
o
Bm (Breadth Moulded) Yaitu lebar terbesar diukur pada bidang tengah kapal diantara dua sisi dalam kulit kapal untuk kapal-kapal baja atau kapal yang terbuat dari logam lainnya. Untuk kulit kapal yang terbuat dari kayu atau bahan bukan logam lainnya, diukur jarak antara dua sisi terluar kulit kapal.
o
H (Height) Yaitu jarak tegak yang diukur pada bidang tengah kapal, dari atas lunas sampai sisi atas balok geladak disisi kapal.
o
T (Draught) Yaitu jarak tegak yang diukur dari sisi atas lunas sampai ke permukaan air.
o
DWT (Deadweight Ton) Yaitu berat dalam ton (1000 kilogram) dari muatan, perbekalan, bahan bakar, air tawar, penumpang dan awak kapal yang diangkut oleh kapal pada waktu dimuati sampai garis muat musim panas maksimum.
o
Vs (Service Speed) Ini adalah kecepatan dinas, yaitu kecepatan rata-rata yang dicapai dalam serangkaian dinas pelayaran yang telah dilakukan suatu kapal. Kecepatan ini juga dapat diukur pada saat badan kapal dibawah permukaan air dalam keadaan 23
bersih, dimuati sampai dengan sarat penuh, motor penggerak bekerja pada keadaan daya rata-rata dan cuaca normal. Perhitungan hambatan kapal Perhitungan hambatan pada Tugas Akhir ini menggunakan metode perhitungan dari Korean Register Rules. Perhitungan berat dan titik pusat berat DWT DWT itu terdiri dari payload atau muatan bersih, consummable dan crew. Payload berharga 90% dari DWT, consummable terdiri dari bahan bakar (fuel oils), minyak lumas (lubrication oils), minyak diesel (diesel oils), air tawar (fresh water) dan barang bawaan (provision and store). Setelah berat diketahui maka dilakukan perhitungan titik berat DWT untuk mencari harga KG. Perhitungan berat dan titik pusat berat LWT LWT terdiri dari berat badan kapal, peralatan dan perlengkapan dan permesinan atau kata lain berat kapal kosong tanpa muatan dan consummable. Untuk menghitung berat baja kapal,
peralatan dan perlengkapan serta permesinaan ada beberapa
pendekatan semisal menurut (Schneekluth & Betram, 1998) untuk perhitungan berat baja lambung Schneekluth membagi kedalam beberapa bagian antara lain berat baja lambung, berat bangunan atas dan berat rumah geladak. Perhitungan kapasitas ruang muat Kapasitas ruang muat diartikan sebagai tempat peletakan tangki pengolahan limbah oli bekas. Perhitungan trim Trim dapat didefinisikan sebagai gerakan kapal yang mengakibatkan tidak terjadinya even keel atau gerakan kapal mengelilingi sumbu Y secara tepatnya. Trim ini terjadi akibat dari tidak meratanya momen statis dari penyebaran gaya berat. Trim dibedakan menjadi dua yaitu trim haluan dan trim buritan. Trim haluan yaitu sarat haluan lebih tinggi daripada sarat buritan sedangkan trim buritan kebalian dari trim haluan. Perhitungan freeboard Freeboard adalah hasil pengurangan tinggi kapal dengan sarat kapal dimana tinggi kapal terasuk tebal kulit dan lapisan kayu jika ada, sedangkan sarat T diukur pada sarat musim panas. Panjang freeboard adalah panjang yang diukur sebesar 96% panjang garis air (LWL) pada 85% tinggi kapal moulded. Untuk memilih panjang 24
freeboard, pilih yang terpanjang antara Lpp dan 96% LWL pada 85% H. Lebar freeboard adalah lebar moulded kapal pada midship (Bm). Dan tinggi freeboard adalah tinggi yang diukur pada midship dari bagian atas keel sampai pada bagian atas freeboard deck beam pada sisi kapal ditambah dengan tebal pelat senta bila geladak tanpa penutup kayu. Freeboard memiliki tujuan untuk menjaga keselamatan penumpang, crew, muatan dan kapal itu sendiri. Bila kapal memiliki freeboard tinggi maka daya apung cadangan akan besar sehingga kapal memiliki sisa pengapungan apabila mengalami kerusakan. Perhitungan tonnase kapal Perhitungan tonnase kapal adalah cara tradisional untuk menentukan ukuran besar kapal. Dalam perhitungan tonnase kapal dibagi menjadi dua bagian yaitu Gross Tonnage (GT) dan Net Tonnage (NT). Gross Tonnage (GT) adalah kapasitas dari ruangan–ruangan yang ada dalam badan/lambung kapal dan ruangan tertutup diatas geladak yang tersedia untuk muatan, gudang, bahan bakar, penumpang dan crew. Sedangkan Net Tonnage (NT) adalah GT dikurangi ruangan–ruangan yang digunakan untuk akomodasi kapten, perwira, ABK pangkat dibawahnya, peralatan navigasi dan permesinan penggerak kapal. Perhitungan Stabilitas Utuh ( Intact Stability) Untuk perhitungan stabilitas menggunakan standar perhitungan stabilitas yang terdapat pada Intact Stability Code 2008 (IS Code 2008) dengan bantuan software Maxsurf Stability. Desain Rencana Garis Gambar rencana garis (Lines Plan) adalah suatu gambar yang terdiri dari bentuk lengkung potongan badan kapal, baik potongan vertikal memanjang (Sheer Plan), atau potongan secara horizontal memanjang (Half Breadth Plan), maupun potongan secara melintang badan kapal (Body Plan). Penjelasan tentang potongan badan kapal adalah sebagai berikut: o
Sheer Plan Gambar proyeksi dari bentuk badan kapal secara memanjang, jika kapal tersebut dipotong secara memanjang sesuai dengan pembagian Buttock Line yang telah ditentukan.
25
o
Half Breadth Plan Gambar proyeksi dari badan kapal secara memanjang, jika kapal tersebut dipotong secara horizontal sesuai dengan pembagian Water Line yang telah ditentukan.
o
Body Plan Gambar proyeksi dari bentuk badan kapal secara melintang, jika kapal tersebut dipotong secara melintang sesuai dengan pembagian station yang telah ditentukan.
Desain Rencana Umum Rencana umum atau general arrangement dari suatu kapal dapat didefinisikan sebagai penentuan dari ruangan kapal untuk segala kegiatan dan peralatan yang dibutuhkan sesuai dengan letak dan jalan untuk mencapai ruangan tersebut. Sehingga dari batasan tersebut, ada 4 langkah yang harus dikerjakan, yaitu : o o o o
Menetapkan ruangan utama. Menentukan batas-batas dari setiap ruangan. Memilih dan menempatkan perlengkapan dan peralatan dalam batas dari ruangan tersebut. Menyediakan jalan untuk menuju ruangan tersebut.
Permodelan 3 Dimensi Permodelan 3D dibutuhkan untuk melihat bentuk kapal dalam bentuk 3D, sehingga secara tidak langsung merepresentasikan bentuk kapal ketika kapal dibangun nantinya.
26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Diagram Alir Diagram alir pengerjaan Tugas Akhir ini digunakan sebagai dasar pola pengerjaan Tugas Akhir. Mulai
Identifikasi Masalah Perumusan Masalah dan Tujuan Studi Literatur Data Teknis
Evaluasi
Tugas Akhir Terdahulu
Pengumpulan Data Pengolahan Data Owner’s Requirements Perhitungan Ukuran Tangki Mengubah Ukuran Utama
Ukuran Utama
Cek Batasan Ukuran Utama
Tidak
Ya Menghitung hambatan kapal untuk menentukan kapasitas Mesin Utama
Menghitung LWT, meliputi: Berat Baja Kapal Berat Permesinan Berat Perlengkapan
Menghitung DWT, meliputi: Payload Berat Consumable Berat Provision and Crew
A
B
27
B
A
Menghitung volume ruang muat
Cek volume ruang muat (1%-5%) ?
Tidak
Ya Menghitung displacement dan berat kapal
Cek Disp – (LWT+DWT) > (0%-10%)
Tidak
Ya Menghitung freeboard
Tidak Cek freeboard (reg ICLL) Ya Menghitung stabilitas
Cek stabilitas (reg IS Code 2008)
Tidak
Ya Ukuran Utama (final)
Desain Lines Plan Desain General Arrangement Permodelan 3D Kesimpulan dan Saran
Selesai
Gambar III-1 Diagram alir pengerjaan Tugas Akhir 28
Pada Gambar III-1 adalah diagram alir pengerjaan Tugas Akhir dari awal hingga selesai. Penjelasan tentang diagram alir tersebut adalah: III.1.1.
Tahapan Identifikasi Masalah Pada tahap awal ini dilakukan identifikasi permasalahan berupa : Fasilitas pengolahan limbah cair yang masih minim Peraturan pemerintah no 101 tahun 2014 tentang pengelolaan limbah B3 Lahan yang sudah tidak memadai di daerah Jakarta Potensi ekonomi dari industri pengolahan limbah B3 yang menjanjikan Solusi untuk pembangunan fasilitas pengolahan limbah cair apung bergerak
III.1.2. Tahapan Studi Literatur Pada tahap ini dilakukan studi literatur yang berkaitan dengan permasalahan pada Tugas Akhir ini. Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan serta teori-teori yang berkaitan dengan Tugas Akhir ini, bisa dalam bentuk hasil penelitian sebelumnya agar bisa lebih memahami permasalahan dan pengembangan yang dilakukan. Studi yang dilakukan yaitu: Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Perlu untuk diketahui bagaimana karakteristik limbah B3 secara umum. Dan jenis limbah seperti apa yang akan di olah oleh fasilitas apung pengolahan limbah B3 nantinya. Sewage Water Facilities Hal ini menjadi dasaran untuk mengetahui bagaimana metode pengolahan limbah B3 serta fasilitas-fasilitas yang ada didalamnya, seperti jenis-jenis tangki yang akan digunakan dan lainnya. Sehingga secara umum bisa dijadikan pedoman dalam merancang Self-Propelled Barge pengolah limbah B3. Self-Propelled Barge Literatur mengenai Self-Propelled Barge akan menjadi pokok dari Tugas Akhir ini. Perlu diketahui jenis-jenisnya, aturan yang mengatur kapal jenis ini dan sebagainya. Metode Desain kapal Ada beberapa metode dalam proses mendesain kapal yang perlu diketahui dan dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam pemilihan metode mana yang sesuai.
29
III.1.3. Tahap Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam Tugas Akhir ini adalah metode pengumpulan secara tidak langsung (sekunder). Pengumpulan data ini dilakukan dengan mengambil data terkait dengan permasalahan dalam tugas ini. Adapun data-data yang diperlukan sebagai berikut: Data jumlah debit limbah oli bekas di Provinsi DKI Jakarta Data mengenai debit limbah oli bekas yang akan diolah didapatkan dari Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta. Dari data debit limbah oli bekas di Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta dapat dikembangkan menjadi acuan dalam penentuan payload. Kondisi perairan Dikarenakan posisi fasilitas ini akan beroperasi di daerah provinsi DKI Jakarta maka, diperlukan data-data mengenai kondisi perairan di Provinsi DKI Jakarta, terutama di bagian Teluk Jakarta. Ini akan berhubungan dengan desain ukuran utama kapal serta kecepatan kapal saat beroperasi Data kapal pembanding Data kapal pembanding yang digunakan didapat dari internet. Data ini digunakan untuk menentukan ukuran utama awal sebelum dilakukan optimisasi. Untuk mendapatkan ukuran kapal pembanding harus diketahui terlebih dahulu payload dan DWT kapal. Ukuran kapal pembanding biasanya diambil kurang lebih 20% dari payload. Data mesin utama kapal Ukuran daya mesin utama didapatkan dari perhitungan propulsi dan hambatan. Untuk mesin yang akan digunakan nantinya akan diambil dari katalog mesin. III.1.4. Tahapan Pengolahan Data Dari data-data yang didapatkan, maka proses berikutnya adalah pengolahan data tersebut sebagai input dalam perhitungan selanjutnya. Pengolahan data tersebut dilakukan untuk mengetahui beberapa hal-hal sebagai berikut: Payload dan lokasi operasi Ukuran utama kapal Menghitung hambatan dan menentukan kapasitas Mesin Utama Menghitung Light Weight Tonnage dan Dead Weight Tonnage 30
Menghitung volume ruang muat Menghitung displacement Menghitung freeboard Menghitung stabilitas III.1.5. Tahapan Perencanaan Pada tahapan ini akan dilakukan proses perencanaan (desain) kapal untuk memenuhi kebutuhan pengolahan limbah nantinya. Perencanaan yang dilakukan terbagi menjadi 3 yaitu: Desain Rencana Garis Pembuatan rencana garis dilakukan dengan bantuan software maxsurf. Setelah proses desain rencana garis selesai. Proses berikutnya adalah menyempurnakan atau menyelesaikan desain rencana garis dengan bantuan software AutoCad. Desain Rencana Umum Dari rencana garis yang telah di desain, dibuatlah rencana umum dari tampak depan, samping, dan belakang. Di dalam rencana umum ini sudah termasuk penataan ruangan, peralatan, perlengkapan, muatan, dan hal lainnya. Permodelan 3D Dari rencana garis dan rencana umum yang telah diselesaikan, maka dibuatlah permodelan 3D dari desain kapal ini dengan bantuan software maxsurf. III.1.6. Kesimpulan dan Saran Pada tahap ini dirangkum hasil desain yang didapat dan saran untuk pengembangan lebih lanjut. Setelah semua tahapan selesai dilaksanakan, selanjutnya ditarik kesimpulan dari analisis dan perhitungan. Kesimpulan berupa ukuran utama kapal dan koreksi keamanan barge terhadap standar yang ada. Saran dibuat untuk menyempurnakan terhadap apa–apa yang belum tercakup di dalam proses desain ini.
31
III.2. Metode Perhitungan Teknis Pengolahan Data III.2.1. Penentuan Payload Proses penentuan payload menggunakan metode survey data limbah oli bekas yang diproduksi di DKI Jakarta per tahun. Dari data yang didapatkan akan dicari ratarata produksi yang akan dijadikan patokan payload kapal nantinya. Untuk perhitungan dalam dead weight tonnage payload akan diberikan margin 10%. 𝐷𝑊𝑇 = Payload + 10% × Payload ...................................(3.1) III.2.2. Perhitungan Tangki Perhitungan ukuran dari tangki limbah oli dilakukan menggunakan rumus volume tabung, dikarenakan tangki yang akan digunakan berbentuk tabung. Dan untuk menghitung berat baja akan menggunakan perhitungan luas permukaan tabung. Rumus volume tabung : 𝑉 = 𝜋𝑟 2 × 𝑡 ................................................(3.2)
Rumus luas permukaan tabung : 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 = 2𝜋𝑟 2 + 2𝜋𝑟𝑡 ....................................(3.3) III.2.3. Penentuan Ukuran Utama Penentuan ukuran utama kapal akan menggunakan metode iterative design approach (trial and error). Dengan menentukan batasan-batasan ukuran dari kapal pembanding dan ukuran minimal kapal yang dibutuhkan oleh tangki. III.2.4. Perhitungan Koefisien Perhitungan koefisien-koefisien pada kapal terdiri dari : Froude Number Rumus Froude Number (Lewis E. V., 1988):
𝐹𝑟 =
32
𝑉𝑠 √𝑔.𝐿𝑤𝑙
...........................................................(3.4)
Keterangan : o o
Fr Vs
= Froude Number = kecepatan kapal (m/s)
o o
g Lwl
= percepatan gravitasi (m/s2) = length of waterline (m)
Block Coefficient Rumus Block Coefficient (Parsons, 2001): 𝐶𝑏 = −4.22 + 27.8√𝐹𝑟 − 39.1 𝐹𝑟 + 46.6 𝐹𝑟 3 ................................(3.5)
Keterangan : o o
Fr Cb
= Froude Number = Block Coefficient
Midship Section Coefficient Rumus Midship Section Coefficient (Parsons, 2001): 𝐶𝑚 = 1.006 − 0.0056 𝐶𝑏 −3.56 ............................................(3.6) Keterangan : o o
Cm Cb
= Midship Section Coefficient = Block Coefficient
Waterplan Coefficient Rumus Waterplan Coefficient (Parsons, 2001): 𝐶𝑤𝑝 = 𝐶𝑏 ⁄(0.471 + 0.551 𝐶𝑏 ) ..........................................(3.7)
Keterangan : o o
Cwp = Waterplan Coefficent Cb = Block Coefficient
33
Longitudinal Center of Bouyancy Rumus Longitudinal Center of Bouyancy (Parsons, 2001): 𝐿𝐶𝐵 = 8.80 − 38.9 𝐹𝑟 ..............................................(3.8) Keterangan : o o
LCB Fr
= Longitudinal Center of Bouyancy = Froude Number
Volume Displacement Rumus Volume Displacement : ∇ = 𝐿𝑤𝑙 × 𝐵 × 𝑇 × 𝐶𝑏 ...........................................(3.9) Keterangan : o o o o o
∇ Lwl B T Cb
= Volume Displacement = Length of Waterline = Lebar Kapal = Sarat Kapal = Block Coefficient
(m3) (m) (m) (m) (m)
Displacement Rumus Displacement : ∆ = 𝐿𝑤𝑙 𝑥 𝐵 𝑥 𝑇 𝑥 𝐶𝑏 𝑥 𝜌 .......................................(3.10) Keterangan : o
∆
= Displacement
(ton)
o o
Lwl B
= Length of Waterline = Lebar Kapal
(m) (m)
o o
T Cb
= Sarat Kapal = Block Coefficient
(m)
o
𝜌
= Massa Jenis Cairan
(kg/m3)
III.2.5. Perhitungan Hambatan dan Penentuan Kapasitas Mesin Utama Perhitungan hambatan akan menggunakan metode perhitungan (Korean Register of Shipping, 2010) dengan formula perhitungan yang digunakan dalam menentukan harga hambatan total sebagai berikut: 34
𝑅𝑡𝑜𝑡 = 𝑅𝑓 + 𝑅𝑤 + 𝑅𝑎 .............................................(3.11) Dalam metode perhitungan ini komponen yang dihitung adalah hambatan kapal dibawah permukaan air dan hambatan angin. Penjelasan dari dua perhitungan ini adalah sebagai berikut: Hambatan Gesek Adapun notasi yang harus diketahui sebelum mengerjakan perhitungan ini adalah: o o o o o o o o o
Rtot Rf Rw Ra F1 F2 A1 A2 A3
= Total resistance = Friction resistance = Water resistance = Air resistance = Hull surface coefficient, 0.8 = Bow shape coefficient = Surface area below the waterline = Hull cross section area = Total cross sectional area exposed to wind
(ton) (ton) (ton) (ton)
o o o o o
C CS CH V Vw
= Resistance coefficient, 1.2 = Shape coefficient of hull surface facing the wind = Coefficient of height from waterline = Velocity (knots) = Wind velocity (knots)
(m2) (m2) (m2)
𝑅𝑓 = 0.000136 𝐹1 𝐴1 𝑉 2 ............................................(3.12) Hambatan Air Untuk notasi perhitungan hambatan angin sudah dijelaskan pada penjelasan hambatan gesek. Untuk koefisien F2 dapat dilihat pada Tabel III-1. 𝑅𝑤 = 0.014 𝐶 𝐹2 𝐴2 𝑉 2 ..............................................(3.13)
35
Tabel III-1 Bow shape coefficient
Hambatan Angin Untuk notasi perhitungan hambatan angin sudah dijelaskan pada penjelasan hambatan gesek. Dalam perhitungan hambatan angin berpengaruh kecil terhadap hambatan total kapal. Untuk koefisien yang digunakan pada perhitungan ini dapat dilihat pada Tabel III-2, Tabel III-3, dan Tabel III-4 Tabel III-2 Shape coefficient of hull surface facing the wind
36
𝑅𝑎 = 0.0000195 𝐶𝑠 𝐶𝐻 𝐴3 ( 𝑉𝑤 + 𝑉)2 .................................(3.14) Tabel III-3 Coefficient of height from waterline
Tabel III-4 Wind coefficient
Untuk penentuan kapasitas mesin utama, hal pertama yang dilakukan adalah melakukan perhitungan terhadap nilai Effective Horse Power (EHP), Delivery Horse Power (DHP) dan Brake Horse Power (BHP). Rumus EHP (Lewis E. V., 1988): 𝐸𝐻𝑃 = 𝑅𝑡 𝑥 𝑉 .....................................................(3.15) Dimana: o o o
EHP = Effective Horse Power Rt = Hambatan Total V = Kecepatan Kapal
Rumus DHP (Lewis E. V., 1988): 𝐷𝐻𝑃 = 𝐸𝐻𝑃 ⁄𝜇𝐷 ..................................................(3.16) 37
Dimana: o o
DHP EHP
= Delivery Horse Power = Effective Horse Power
o
𝜇𝐷
= Efisiensi Propulsif 𝜇𝐷 = 𝜇𝐻 𝑥 𝜇𝑅 𝑥 𝜇𝑜 𝜇𝐻 = (1 − 𝑡)⁄(1 − 𝑤)...........................................(3.17)
Dimana: o
𝜇𝐷
= Efisiensi propulsif
o
𝜇𝐻
= Efisiensi lambung
o
𝜇𝑜
= Open water test
o
𝑡
= Thrust deduction
o o
𝑤
= Wake fraction
Perhitungan Thrust Deduction (Lewis E. V., 1988): 𝐵
𝑡=
0.25014 𝑥 ( 𝐿 )0.28956 𝑥 (
√𝐵𝑥𝑇 0.2624 ) 𝐷
(1−𝐶𝑝+0.0225 𝐿𝐶𝐵)0.01762+0.0015 𝑥 𝐶𝑠𝑡𝑒𝑟𝑛
.............................................(3.18)
Perhitungan Wake Fraction (Lewis E. V., 1988): 𝑤 = 0.3095 𝑥 𝐶𝑏 + 10 𝑥 𝐶𝑣 𝑥 𝐶𝑏 − 0.1......................................(3.19) Dimana: 𝐶𝑣 = (1 + 𝑘 ) 𝑥 𝐶𝑓 + 𝐶𝑎 ..............................................................(3.20) Perhitungan BHP 𝐵𝐻𝑃 = 𝐷𝐻𝑃 ⁄𝜇𝑡 .........................................................................(3.21) Dimana: 𝜇𝑡 = Π (1 − 𝑙𝑖 ) ............................................................................(3.22) o
𝑙𝑖
= 0.010 for each gear reduction
o
𝑙𝑖
= 0.005 for the trust bearing
o
𝑙𝑖
= 0.010 for a reversing gear path
III.2.6. Perhitungan LWT dan DWT III.2.6.1. Perhitungan LWT Perhitungan berat baja kapal (Parsons, 2001): 𝑊𝑠𝑡 = 𝑊𝑠𝑖 ′ (1 + 0.05(𝐶𝑏′ − 𝐶𝑏)………………………………(3.23) 𝐶𝑏′ = 𝐶𝑏 + (1 − 𝐶𝑏)((0.8 𝑥 𝐻 − 𝑇)⁄3 𝑥 𝑇)) …………………….…(3.24) 38
𝑊𝑠𝑖 ′ = 𝑊𝑠𝑖 − (%𝑆𝑐𝑟𝑎𝑝 𝑥 𝑊𝑠𝑖)………………...………..…….(3.25) 𝑊𝑠𝑖 = 𝐾 𝑥 𝐸1.36……………………………………..……(3.26) 𝐸 = 𝐿(𝐵 + 𝑇) + 0.85 𝑥 𝐿 (𝐻 − 𝑇) + 0.85(𝑙1 𝑥 ℎ1) + 0.75(𝑙2 𝑥ℎ2)……..…..(3.27) Keterangan: o o o o o o
Wst = Structural Weight Wsi’ = Net Steel Weight (after scrap) Wsi = Net Steel Weight (before scrap) %Scrap = Faktor persentase scrap terhadap nilai Cb Cb = Block Coefficient Cb’ = Block Coefficient (at 0.8H)
o
K
= Structural Weight Coefficient
o o o o o
E l1 h1 l2 h2
= Equipment Number (LR) = Panjang Bangunan Atas = Tinggi Bangunan Atas = Panjang Houses = Tinggi Houses
Perhitungan berat E&O (Schneekluth & Betram, 1998) Perhitungan berat E&O dihitung berdasarkan fungsi luas deck (houses) yang terdapat pada kapal dikalikan specific and unit area weights factor. o Untuk ukuran kapal kecil dan sedang = 160 – 170 kg/m2 atau 60 – 70 kg/m2 o Untuk ukuran kapal besar
= 180 – 200 kg/m2 atau 80 – 90 kg/m2
Untuk perhitungan berat selain houses maka dikalikan factor Ceo 0.18 t/m2 < Ceo <0.26 t/m2 Perhitungan berat permesinan Perhitungan berat mesin didasarkan terhadap pemilihan mesin yang terdapat pada katalog mesin, yang sudah disesuaikan dengan daya yang dibutuhkan kapal Perhitungan berat cadangan permesinan Perhitungan berat cadangan permesinan diambil pada asumsi sebesar 3% dari total berat permesinan Perhitungan berat tangki Perhitungan berat tangki dihitung berdasarkan luasan permukaan silinder yang sudah dijelaskan pada subbab sebelumnya, dikalikan massa jenis baja sebesar 7.85 x 103 kg/m3.
39
III.2.6.2. Perhitungan DWT Payload Payload didapatkan berdasarkan pengolahan data produksi limbah oli bekas di DKI Jakarta setiap bulan dari tahun 2011, 2014 dan 2015. Kebutuhan Bahan Bakar 𝑀𝐹𝑂 = 𝑆𝑒𝑎𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑥 𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 + 𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 10% ............(3.28) Keterangan: o MFO
= Marine Fuel Oil
o Seatime
= Workload mesin (jam)
o Koefisien
= 0.085 ton/jam (Main Engine), 0.14 ton/jam (Generator Set)
Perhitungan diatas juga berlaku untuk menghitung kebutuhan bahan bakar generator set. Kebutuhan Minyak pelumas 𝐾
𝑛
𝐿𝑂 = (1000) 𝑥 𝜌 𝑥 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 𝑥 24 .............................................(3.29) Keterangan: o LO
= Kebutuhan Lubricating Oil
o K
= Koefisien konsumsi
o 𝜌
= Massa Jenis (0.92 ton/m3)
o 𝑃
= Daya Mesin (watt)
o 𝑛
= Jumlah mesin
Perhitungan diatas juga berfungsi untuk menghitung kebutuhan LO generator set. Kebutuhan Air Tawar 𝑊𝑓𝑤 = 𝐾 𝑥 𝑛 𝑥 𝑆𝑒𝑎𝑡𝑖𝑚𝑒 ...........................................................(3.30)
Keterangan: o Wfw
= Berat fresh water
o K
= Koefisien konsumsi air tawar (125 kg/orang/hari) untuk kebutuhan crew ( 2 – 5 kg/HP) untuk kebutuhan mesin
o n
= Jumlah crew / mesin
o Seatime = Waktu Pelayaran (hari) 40
Berat Provision. 𝑊𝑝𝑟𝑜𝑣 = 𝐾 𝑥 𝑛 𝑥 𝑆𝑒𝑎𝑡𝑖𝑚𝑒 .........................................................(3.31) Keterangan: o Wprov = Berat provision o K
= Koefisien provision, (10 kg/orang/hari)
o n
= Jumlah crew
o Seatime = Waktu Pelayaran (hari) Berat orang dan bawaan 𝑊𝑝𝑒𝑟𝑠𝑜𝑛 = 𝐾 𝑥 𝑛 ........................................................................(3.32) Keterangan: o Wperson = Berat person o K
= Koefisien person, (76 kg/orang)
o n
= Jumlah crew
III.2.7. Perencanaan Ruang Muat Perencanaan ruang muat untuk muatan dilakukan bersamaan dengan perhitungan dimensi tangki. Untuk perencanaan ruangan lain seperti tangki bahan bakar, akomodasi, sekat tubrukan, kamar mesin dan jarak gading adalah sebagai berikut: Jarak Gading (Biro Klasifikasi Indonesia, 2006) 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝐺𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 = 2.5 𝑥 𝐿𝑝𝑝 + 410 ..........................................(3.33) Keterangan: o Lpp
= Length Between Perpendicular
Kamar Mesin 𝐿𝑘𝑚 = 𝐿𝑚𝑒 + 𝐿𝑎𝑒 + 𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 ............................................(3.34) Keterangan: o Lkm
= Panjang kamar mesin
(m)
o Lme
= Panjang main engine
(m)
o Lae
= Panjang auxilary engine
(m)
Sekat Tubrukan (Biro Klasifikasi Indonesia, 2006): 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑆𝑒𝑘𝑎𝑡 𝑇𝑢𝑏𝑟𝑢𝑘𝑎𝑛 = (0.05 − 0.08)𝐿 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝐹𝑃, 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑙 𝐿 < 200 𝑚 ....................................(3.35)
41
Tangki Tangki di desain berdasarkan kebutuhan volume cairan, pada Tugas Akhir kali ini tangki yang digunakan berbentuk kotak kecuali untuk tangki yang berhubungan dengan pengolahan limbah oli bekas. 𝑉 = 𝐿 𝑥 𝐵 𝑥 𝐻 ................................................................(3.36) Keterangan: o V
= Volume tangki
(m3)
o L
= Panjang tangki
(m)
o B
= Lebar tangki
(m)
o H
= Tinggi tangki
(m)
Akomodasi Perencanaan ruang akomodasi juga didesain sesuai kebutuhan kapal dengan pendekatan-pendekatan perencanaan ruangan (Eryanto, 2012). III.2.8. Perhitungan Titik Berat Cara menghitung titik berat total adalah sebagai berikut:
𝐾𝐺𝑡𝑜𝑡 = 𝐿𝐶𝐺𝑡𝑜𝑡 =
(𝐿𝑊𝑇 𝑥 𝐾𝐺𝐿𝑊𝑇 )+(𝐷𝑊𝑇 𝑥 𝐾𝐺𝐷𝑊𝑇 )
......................................(3.37)
(𝐿𝑊𝑇+𝐷𝑊𝑇) (𝐿𝑊𝑇 𝑥 𝐿𝐶𝐺𝐿𝑊𝑇 )+(𝐷𝑊𝑇 𝑥 𝐿𝐶𝐺𝐷𝑊𝑇 ) (𝐿𝑊𝑇+𝐷𝑊𝑇)
................................(3.38)
Keterangan: o KG/VCG
= Vertical Center of Gravity
o LCG
= Longitudinal Center of Gravity
o LWT
= Light Weight Tonnage
o DWT
= Dead Weight Tonnage
III.2.9. Perhitungan Freeboard Perhitungan freeboard berdasarkan aturan yang terdapat pada International Convention on Load Lines 1966 and Protocol of 1988 (ICLL 1966). Sebelum melakukan perhitungan desainer harus menentukan tipe kapal yang akan dibuat apakah tipe A atau tipe B. Untuk kelas oil tanker masuk ke dalam kriteria tipe A. Untuk mengetahui standar freeboard dan actual freeboard kapal yang di desain adalah sebagai berikut:
42
Freeboard Standard Dilakukan pengecekan tabel freeboard yang terdapat dalam ICLL 1966 yang dapat dilihat pada Tabel III-5. Tabel III-5 Tabel freeboard Panjang Freeboard 70 706 71 720 72 733 73 746 74 760 75 773 76 786 77 800 78 814 79 828
Koreksi Kapal < 100 m Untuk kapal dengan panjang 24 < L < 100 m dan mempunyai superstructure tertutup dengan panjang efektif mencapai 35%L (jika E < 35%L, maka tidak ada koreksi) maka : 𝐸
𝐹𝑏1 = 7.5 (100 − 𝐿)(0.35 − 𝐿 ) ........................................(3.39) Keterangan: o E
= Total panjang efektif superstructure
o Fb1
= Koreksi freeboard kapal < 100 m
o L
= Panjang kapal
Koreksi Cb Koreksi dilakukan jika Cb > 0.68 maka: (𝐶𝑏 +0.68)
𝐹𝑏2 = 𝐹𝑏 [
1.36
] ...........................................................(3.40)
Keterangan: o Cb
= Koefisien blok
o Fb2
= Koreksi freeboard kapal Cb > 0.68
Koreksi Tinggi Koreksi dilakukan jika D > L/15 maka: 𝐹𝑏3 = 𝑅(𝐷 − 𝐿⁄15) ...........................................................(3.41) 𝑅 = 𝐿/0.48
untuk L < 120 m 43
𝑅 = 250
untuk L > 120 m
Keterangan: o L
= Panjang kapal
o D
= Tinggi kapal
III.2.10. Perhitungan Stabilitas Sebelum menjelaskan formula yang digunakan dalam perhitungan, akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai notasi-notasi yang digunakan di dalam perhitungan stabilitas, perhitungan stabilitas pada Tugas Akhir ini menggunakan bantuan software Maxsurf Stability. o L
= waterline length
o B
= maximum breadth
o Bw
= maximum waterline breadth
o H
= mean draft at designed waterline
o DM
= minimum depth
o SF
= sheer forward
o SA
= sheer after
o 0
= displacement at designed waterline = /1.016
o Ld
= length of superstructure which extend to sides of ship
o d
= height of superstructure which extend to sides of ship
o Cb
= block coefficient
o Cw
= waterline coefficient at draft H
o CX
= midship section coefficient at draft H
o CPV
= vertical prismatic coefficient at draft H
o A0
= area of waterline plane at designed draft
o AM
= area of immersed midship section
o A2
= area of vertical centerline plane to depth D
o S
= mean sheer = area of centerline plane above minimum depth divided by length
SF 1 S A 2 .L. …………………..(3.42) 3 3
= L d.d 12 .L.
44
o D
= mean depth
o F
S DM ……………………………………………(3.43) L = mean freeboard
o A1
= area of waterline plane at depth D maybe estimate from A 0 and
=
nature of stations above waterline Perhitungan Lengan Statis (GZ) ∆𝑇= ∆ 0 + (
(𝐴0 +𝐴1 ) 2
𝐹
(35)) .............................................(3.44)
∆
𝛿 = ( 2𝑇 ) − ∆0 ........................................................(3.45) 𝐴2
𝐶𝑤 ′ = 𝐶𝑤 ′′ = 𝐶𝑤 ′ −
140 𝛿 𝐵 𝑥 𝐷 𝑥𝐿
(1 − 𝐶𝑃𝑉 ′′ ) ......................................(3.47)
𝐶𝑋 ′ =
𝐴𝑀 −𝐵 𝑥 𝐹
𝐶𝑃𝑉′ =
35 𝑥 ∆𝑇
𝐵 𝑥𝐷 𝐴1 𝑥 𝐷
𝑓0 = 𝑓1 =
..................................................(3.48)
......................................................(3.49)
35 𝑥 ∆𝑇
𝐶𝑃𝑉′′ =
𝑓2 = {
..........................................................(3.46)
𝐿𝑥𝐷
.....................................................(3.50)
𝐴2 𝑥 𝐷
𝐴 𝐻(( 1)−1) 𝐴0
2𝐹(1−𝐶𝑃𝑉 )
....................................................(3.51)
𝐴 𝐷(1−( 0)) 𝐴1
2𝐹(1−𝐶𝑃𝑉 ′′)
...................................................(3.52)
9.1 (𝐶𝑋′ − 0.89) → 𝐶𝑋′ ≥ 0.89 .................................(3.53) 0 → 𝐶𝑋′ ≥ 0.89 𝐾𝐺 ′ =
𝐷(1−ℎ1 )∆𝑇−𝛿 2∆0
................................................(3.54)
𝐺𝐺 ′′ = 𝐾𝐺" − 𝐾𝐺 .................................................(3.55) ′ )2 ′ ℎ1 = −0.4918(𝐶𝑃𝑉 + 1.0632𝐶𝑃𝑉 − 0.0735 ........................(3.56)
ℎ0 = 0.335 𝐶𝑃𝑉 + 0.1665 ............................................(3.57) 𝐾𝐵0 = (1 − ℎ0 )𝐻 .................................................(3.58) 𝐺′𝐵0 = 𝐾𝐺 ′ − 𝐾𝐵0 ................................................(3.59) 𝐺′𝐵90 = (
∆𝑇 ℎ2 𝐵
17.5𝛿 2
4∆0
∆0 (𝐴1 −70( )(1−𝐶𝑃𝑉 ′′
)−[
𝛿 𝐵
] ................................(3.60)
𝐶1 = 0.072𝐶𝑊𝑃 2 + 0.0116 𝐶𝑊𝑃 − 0.0004 .............................(3.61) 𝐵𝑀0 =
𝐶1 𝐿 𝐵𝑤 3 35∆0
......................................................(3.62)
45
𝐶1′ = 0.1272𝐶𝑊 ′′ − 0.0437 ...........................................(3.63) 𝐶 ′ 𝐿𝐷3
𝐿 𝑑𝐷2
1 ⌉ + ⌈ 𝑑 ⌉ ..........................................(3.64) 𝐵𝑀90 = ⌈ 35∆ 140 ∆ 0
0
𝐺𝑀0 = 𝐾𝐵0 + 𝐵𝑀0 − 𝐾𝐺 ........................................(3.65) 𝐺′𝑀0 = 𝐾𝐵0 + 𝐵𝑀0 − 𝐾𝐺′ ......................................(3.66) 𝐺′𝑀90 = 𝐵𝑀0 − 𝐺′𝐵90 .............................................(3.67) 𝑏1 = ⌈
9(𝐺′ 𝐵90 −𝐺′ 𝐵0 )
𝐺′𝑀0− 𝐺′𝑀90
8
32
𝑏2 = 𝑏3 = ⌈
⌉−⌈
𝐺′𝑀0 +𝐺′𝑀90 8
⌉ ..................................(3.68)
.....................................................(3.69)
3(𝐺 ′𝑀0 −𝐺 ′𝑀90 )
3(𝐺′𝐵90 − 𝐺′𝐵0
32
8
⌉−⌈
⌉ ...............................(3.70)
𝐺 ′𝑍 ′ = 𝑏1 𝑠𝑖𝑛 2𝜃 + 𝑏2 𝑠𝑖𝑛 4𝜃 + 𝑏3 𝑠𝑖𝑛 6𝜃.............................(3.71) 𝐺𝑍 = 𝐺 ′ 𝑍 ′ + 𝐺𝐺 ′ sin 𝜃 ...........................................(3.72) III.2.11. Perhitungan Trim Adapun langkah-langkah perhitungan trim sebagai berikut: 𝐾𝐵 𝑇
= 0.9 − 0.3𝐶𝑀 − 0.1𝐶𝑏 ......................................(3.73) 𝐾𝐵 =
𝐾𝐵 𝑇
𝑥 𝑇..................................................(3.74)
𝐶1 = 0.1216 𝐶𝑤 − 0.041.........................................(3.75) 𝐼𝑇 = 𝐶1 𝑥 𝐿𝑝𝑝 𝑥 𝐵3 .............................................(3.76) 𝐼
𝐵𝑀𝑇 = 𝑉𝑇 ......................................................(3.77) 𝐶𝐼𝐿 = 0.35 𝐶𝑤 2 − 0.405 𝐶𝑤 + 0.146.............................(3.78) 𝐼𝐿 = 𝐶𝐼𝐿 𝑥 𝐵 𝑥 𝐿𝑝𝑝 3 ..........................................(3.79) 𝐵𝑀𝐿 =
𝐼𝐿 𝑉
......................................................(3.80)
𝐺𝑀𝐿 = 𝐵𝑀𝐿 + 𝐾𝐵 − 𝐾𝐺..........................................(3.81) 𝑇𝑟𝑖𝑚 = 𝑇𝑎 − 𝑇𝑓 ................................................(3.82)
46
BAB IV TINJAUAN DAERAH
BAB IV TINJAUAN DAERAH
IV.1. Sekilas Tentang Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta Provinsi DKI Jakarta adalah ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia, sekaligus menjadi kota metropolitan terbesar di Indonesia. DKI Jakarta merupakan pusat dari bisnis, perdagangan, kebudayaan, administrasi negara dan politik pemerintahan. DKI Jakarta terletak di pantai utara Pulau Jawa yang langsung berhadapan dengan Laut Jawa seperti yang terlihat pada Gambar IV-1.
Gambar IV-1 Lokasi Provinsi DKI Jakarta (Sumber : maps.google.com) DKI Jakarta secara geografis terletak pada posisi 6 o12’ Lintang Selatan dan 106o48’ Bujur Timur, dengan luas wilayah sebesar 7.659,02 km 2 yang terbagi atas 661.52 km2 daratan dan 6997.52 km2 lautan (Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, 2008). Dengan batasan wilayah yang dapat dilihat pada Gambar IV-2. DKI Jakarta juga menjadi pusat beberapa kegiatan industri. Terdapat 2 kawasan industri yang berada di lingkup wilayah DKI Jakarta, dan ditambahkan 3 kawasan industri yang berada dekat dengan DKI Jakarta.
47
Gambar IV-2 Provinsi DKI Jakarta (Sumber : maps.google.com) IV.2. Oseanografis Teluk Jakarta Perairan Teluk Jakarta memiliki pelabuhan tersibuk di Indonesia yaitu pelabuhan Tanjung Priok, yang merupakan gerbang masuk barang dari dan ke Kawasan Indonesia Barat serta Luar Negeri. Teluk Jakarta merupakan perairan semi tertutup dapat terlihat pada Gambar IV-3 yang masih mendapat pengaruh sifat laut dari Laut Jawa dan menerima limpahan ais sungai yang bermuara ke dalam teluk. Kecepatan angin rata-rata di Teluk Jakarta berkisar antara 7 – 15 knot.
Gambar IV-3 Teluk Jakarta (Sumber : maps.google.com) 48
Dapat dilihat pada Gambar IV-3 bentuk geografis Teluk Jakarta, lebar dari Teluk Jakarta sebesar 40 km dan jarak secara vertikal sebesar 15 km. Kedalaman laut di Teluk Jakarta sangat landai, pada kedalaman 5 m berada pada jarak 1-2 km dari garis pantai, dan kedalaman 10 meter terdapat pada jarak 4-5 km dari garis pantai (Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi DKI Jakarta, 2014). Yang dapat dilihat pada Gambar IV-4.
Gambar IV-4 Batimetri Teluk Jakarta (Sumber : General Bathymetric Chart of the Oceans ( GEBCO) 2009) IV.3. Pemilihan Lokasi Operasi Fasilitas Pengolah Limbah Oli Bekas di Teluk Jakarta Seperti yang dijelaskan pada latar belakang masalah, lahan di DKI Jakarta sudah tidak memadai untuk membangun fasilitas di darat, sehingga perairan bisa dijadikan opsi alternatif pembangunan fasilitas ini. Masalah selanjutnya adalah menentukan lokasi yang strategis untuk pengoperasi fasilitas ini yang berbasis Self-Propelled Barge
Gambar IV-5 Opsi pemilihan lokasi fasilitas pengolah limbah oli bekas (Sumber : maps.google.com) 49
Terdapat 2 opsi lokasi untuk pengoperasian fasilitas ini nantinya. Opsi lokasi dapat dilihat pada Gambar IV-5. Adapun kriteria yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut: Memiliki area yang cukup (sekurang-kurangnya 1 (satu) hektar) untuk kemudahan penanganan dan perlindungan dari situasi darurat. Area secara geologis dan geografis merupakan daerah bebas banjir, longsor dan genangan serta mempunyai sistem drainase yang baik. Lokasi berada di luar area kepabeanan pelabuhan. Memiliki akses yang baik, baik dari laut (bila berlokasi di pelabuhan itu sendiri) maupun dari darat, yang memungkinan untuk operasi maneuver kapal secara aman dan mencegah penundaaan yang tidak diinginkan. Memiliki akses yang mudah terhadap berbagai keperluan yang dibutuhkan seperti listrik, uap dan lain sebagainya. Memiliki jarak yang cukup aman (minimum 50 meter) dari lokasi pemukiman, lingkungan yang sensitif serta lingkungan untuk kepentingan tertentu guna meminimalisasi dampak lingkungan dan kesehatan. Kedua opsi lokasi tersebut sudah memenuhi kriteria seperti yang disebutkan diatas. Tahap selanjutnya dari pemilihan lokasi ini adalah peninjauan kelebihan dan kekurangan masing-masing lokasi. Opsi Lokasi 1
-
-
Lokasi 2 -
50
Tabel IV-1 Tinjauan kelebihan dan kekurangan lokasi Kelebihan Kekurangan Lebih dekat dengan - Berada dekat dengan fasilitas pelabuhan yang diasumsikan PLTGU Priok menjadi basis pengumpulan - Lebih dekat ke lokasi limbah pemukiman dibandingkan Area lebih luas dari area lokasi 2 lokasi 2 Kapal yang akan berlabuh di Tanjung Priok dari arah barat bisa langsung membuang limbah oli bekas di fasilitas pengolah Lebih dekat dengan - Lebih jauh dengan pelabuhan pelabuhan Tanjung Priok yang diasumsikan menjadi Kapal yang akan berlabuh di basis pengumpulan limbah Tanjung Priok dari arah timur - Bertentangan dengan rencana bisa langsung membuang pengembangan Terminal limbah oli bekas di fasilitas Kalibaru Pelabuhan Tanjung pengolah Priok
Berdasarkan tinjauan kelebihan dan kekurangan dari kedua opsi lokasi, maka lokasi yang dipilih adalah opsi pertama seperti yang terlihat pada Gambar IV-6. Beberapa poin penting pengambilan lokasi ini dikarenakan area yang lebih luas, berada lebih dekat ke pelabuhan dan yang paling krusial adalah opsi pertama tidak bertentangan dengan rencana pengembangan Pelabungan Tanjung Priok. Untuk permasalahan lalu lintas kapal, kedua lokasi sama-sama jauh dari jalur pelayaran kapal.
Gambar IV-6 Lokasi terpilih (Sumber : maps.google.com)
51
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
52
BAB V ANALISIS TEKNIS
BAB V ANALISIS TEKNIS
V.1.
Penentuan Jumlah Payload Dari tahapan pengumpulan data produksi limbah B3 dari Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah DKI Jakarta, yang terlampir pada Lampiran D bahwa ratarata limbah B3 yang dihasilkan di DKI Jakarta terutama oleh industri menengah dan besar adalah jenis oli bekas. Maka jenis limbah yang akan diolah adalah oli bekas (used lube oil). Berdasarkan data yang diperoleh didapatkan debit jumlah limbah oli bekas yang diproduksi setiap bulan disajikan pada Tabel V-1. Tabel V-1 Debit limbah oli bekas per bulan Jumlah Buangan Limbah (ton/bulan)
Daerah 2011
2014
2015
Jakarta Utara
43.722
945.220
275.468
Jakarta Barat
299.821
0.532
147.420
Jakarta Timur
2648.480
617.235
890.046
Jakarta Pusat
0.000
26.751
10.696
Jakarta Selatan
2.208
20.982
398.565
Jumlah
2994.231 1610.720 1722.195
Pada Tabel V-1, terlihat tren penurunan jumlah produksi limbah oli dari tahun 2011 ke 2014, hal ini disebabkan pembuatan laporan produksi limbah tidak komperhensif, sehingga didapatkan beberapa perbedaan data antara tahun 2011 dan 2014. Namun pada tahun 2015 terlihat ada kenaikan jumlah produksi limbah oli, dan antara tahun 2014 dan 2015 tidak banyak terdapat perbedaan signifikan. Berdasarkan Tabel V-1, penentuan payload diambil rata-rata produksi limbah setiap bulan di DKI Jakarta. Maka didapat payload sebesar 2109,0487 ton atau 1855,9629 m3. Namun untuk penentuan dead weight tonnage (DWT) payload tersebut akan ditambahkan 10% dari jumlah payload sehingga didapat DWT sebesar 2319,9536 ton digenapkan menjadi 2330 ton. 53
V.2.
Perhitungan Tangki Muatan yang akan diangkut berdasarkan owner’s requirements berupa limbah oli bekas. Tidak seperti kapal tanker yang langsung memuat muatannya di dalam kapal, namun oli bekas tersebut ditampung di dalam sebuah tangki berbentuk silinder. Ada beberapa alasan penggunaan tangki silinder dalam fasilitas apung pengolah limbah minyak ini antara lain: Kemudahan dalam pembersihan Jika dibandingkan dengan bentuk kotak (persegi), tangki berbentuk silinder lebih mudah dibersihkan (dari sisa-sisa muatan) terutama di bagian sudut-sudut tangki karena bentuk silinder tidak memiliki sudut. Stabilitas Apabila terjadi goncangan, gelombang beban zat cair yang menghantam sisi melengkung akan terbagi rata sehingga beban di dalam tetap stabil. Jika dibandingkan dengan bentuk kotak, apabila terjadi goncangan, zat cair akan menghantam salah satu sisinya yg datar sehingga beban tidak stabil karena hantaman zat cair yg bergoncang di bidang datar wadahnya. Kekuatan Dalam perhitungan teknis (fisika), tangki bentuk silinder lebih kuat dalam menahan tekanan karena momen yang terjadi tidak terlalu besar. Berdasarkan jenis tangki yang telah dijelaskan di tinjauan pustaka, maka tangki yang digunakan adalah jenis tangki horizontal karena muatannya (limbah oli) memiliki tingkat penguapan rendah (low volatility), dan tekanan uap tidak melebihi 5 psi. Selain itu tangki horizontal cocok digunakan karena bentuknya yang memanjang memungkinkan untuk penempatan di kapal, jika dibandingkan dengan tangki jenis lainnya yang rata-rata bentuknya tinggi karena akan berpengaruh pada stabilitas. Tangki horizontal akan digunakan sebagai tangki penampungan (reception tank), tangki residu dan tangki proses pemurnian limbah oli bekas (re-refining tank). Untuk perhitungan berapa kapasitas dan berapa jumlah tangki yang dibutuhkan, ditunjukkan pada Tabel V-2.
54
Tabel V-2 Ukuran tangki Kapasitas Tangki
Jenis Tangki Tangki Penampungan Re-Refining Tank Residue Tank Panjang (m) 30.00 18.00 16.00
Ukuran Tangki
M3 d (m) 1953.0 9.11 908.1 8.02 253.9 4.50 Kebutuhan Lahan Tangki
Lebar (m) 9.11 8.02 4.50
Keliling (m) 78.21 52.03 40.99
Luas (m²) 273.20 144.30 71.94
hT (m) 9.11 8.02 4.50
Jumlah 1.0 2.0 1.0
Berat Baja (ton) 25.73521634 13.59345723 6.776397344
Pada Tabel V-2 dapat dilihat ukuran tangki yang akan digunakan dalam fasilitas pengolahan limbah oli ini. Dalam penentuan kapasitas tangki dilakukan penambahan faktor keamanan sebesar 5% dari payload. Sehingga didapat kapasitas sebesar 1.953 m 3 untuk tangki penampungan, lalu 1.816.29 m3 untuk tangki re-refining, khusus tangki rerefining akan dibuat menjadi 2 tangki sehingga total kapasitas dibagi 2 menjadi 908.1 m 3. Dan yang terakhir yaitu sebesar 241.8 m3 untuk kapasitas tangki residu (sisa). V.3.
Layout Awal Self-Propelled Barge Setelah ditentukan ukuran tangki yang dibutuhkan, dibuat layout awal untuk menentukan peletakan tangki-tangki tersebut. Layout awal ini juga digunakan untuk menentukan ukuran utama minimum yang dibutuhkan. Bentuk layout awal dapat dilihat pada Gambar V-1:
Gambar V-1 Layout awal self-propelled barge Dari layout tersebut didapatkan ukuran minimum kapal adalah sebagai berikut : 55
Tabel V-3 Tabel ukuran utama minimal Ukuran Utama Minimal L = Length Between Perpendicular (m) 74.5 B = Breadth (m) 20 H = Height (m) 4.55 T = Sarat (m) 2.96 Pada Tabel V-3 adalah ukuran minimum yang harus dimiliki kapal nantinya. Ini akan menjadi acuan dalam proses penentuan ukuran utama disamping pengolahan data kapal pembanding. V.4.
Perhitungan Teknis
V.4.1. Perhitungan Ukuran Utama Kapal Metode yang digunakan dalam menentukan ukuran utama kapal adalah dengan iterative design approach atau trial and error. Dengan dibantu tabel pengecekan (evaluasi desain) nilai – nilai dari perhitungan. Didalam tabel pengecekan ada beberapa batasan nilai yang dimasukkan, seperti batasan standard menurut rule yang berlaku dan sebagainya. Pada penentuan ukuran utama ini batasan juga berasal dari kapal pembanding seperti yang terlihat padaTabel V-4. Batasan-batasan itu berupa perbandingan nilai L/H, B/H, B/T dst. Tabel V-4 Data kapal pembanding Jenis Kapal Loa B H SPOB 84.29 15 4.8 SPOB 86.78 24 5.5 72 18.29 4.27 SPOB SPOB 85.3 16.8 5.4 SPOB 81.65 21.95 6.1 Min 72 15 4.27 Max 86.78 24 6.1 Seperti terlihat pada tabel tersebut ukuran panjang
T 4 2.9 3.35 5 4.75 2.9 5 kapal minimal sebesar 72
meter dan maksimal 86.78 meter, untuk lebar kapal minimal 15 meter dan maksimal 24 meter, tinggi kapal minimal 4.27 meter dan maksimal 6.1 meter, serta sarat kapal minimal 2.9 meter dan maksimal 5 meter. Penggunaan data kapal pembanding lebih dikarenakan sisi feasibility pembangunan kapal nantinya.
56
Tabel V-5 Tabel evaluasi desain No 1 2 3 4 5
Ukuran Utama Panjang Lebar Tinggi Sarat Kecepatan kapal
Unit m m m m Kn
Simbol L B H T Vs
Min 72 15 4.27 2.90 0
Value 74.50 20.00 4.60 2.96 9
Max 86.78 24.00 6.10 5.00
Remark OK OK OK OK OK
Simbol
Min 0
Hasil 0.17
Max 0.22
Remark OK
MG0
0.15
9.48
OK
Ls30
0.2
3.01
OK
Lsmaks
25
31.8
OK
Ld30
3.151
59.3
OK
Ld40
5.156
89.1
OK
1.718 0.00 0.00 -7.74
29.7 1.64 1.10 0.59
5.00 7.74
OK OK OK OK
3.62 3.36 1.08 13.39 3.11
3.73 6.76 1.55 16.2 4.35
5.62 8.28 1.90 17.5 4.36
OK OK OK OK OK
Batasan No Item 1 Froude Number (Fr) 2 Stabilitas
3 4 5 6
Unit
MG pada sudut oleng 00 m Lengan statis pada sudut oleng >300 m Sudut kemiringan pada Ls maksimum deg Lengan dinamis pada m.de 300 g Lengan dinamis pada m.de 400 g Luas Kurva GZ antara m.de 300 - 400 g m Freeboard (Fs) % Koreksi displacement % Selisih Trim Rasio Hambatan Stabilitas Freeboard Kekuatan memanjang Stabilitas
F
L/B B/T H/T L/H B/H
Dapat dilihat pada Tabel V-5 hasil evaluasi desain didapatkan ukuran utama dengan dimensi panjang sebesar 74.5 meter, lebar sebesar 20 meter, tinggi sebesar 4.6 meter dan sarat sebesar 2.96 meter. Nilai minimum maksimum didapatkan dari data kapal pembanding (actual ship). Lalu pada bagian batasan dapat dilihat hasil perhitungan dapat memenuhi standar minimum maksimum. Seperti pada kriteria freeboard minimal freeboard yang harus dimiliki kapal adalah 0.743 meter dan dari hasil perhitungan didapatkan nilai 1.64 meter sehingga untuk kriteria freeboard desain kapal ini sudah memenuhi syarat. Lalu 57
pada kriteria koreksi displacement minimum 0% dan maksimal 5%, hasil koreksi displacement sebesar 1.10%, sehingga masih memenuhi batasan. V.4.2. Perhitungan Koefisien Setelah didapatkan ukuran awal maka proses selanjutnya adalah menghitung koefisien-koefisien kapal. Hasil dari perhitungan nilai koefisien kapal dapat dilihat pada Tabel V-6. Tabel V-6 Tabel koefisien Fn Cb Cm
Coefficient Summary 0.168 0.827 0.995
Cwp LCB Volume Displacement Displacement
0.892 39.51557 m dari AP 3792.208 m3 3887.013 ton
Data pada Tabel V-6 akan digunakan sebagai pedoman dalam proses desain lines plan menggunakan software maxsurf. Nilai Cb sebesar 0.827 yang semakin mendekati 1, mengindikasikan bahwa bentuk kapal mendekati bentuk kotak seperti yang sudah dijelaskan pada studi literatur. Lalu posisi LCB terletak ± 2 meter dari midship. Pada hasil perhitungan displacement didapatkan nilai sebesar 3887.013 ton yang berarti volume cairan yang dipindahkan adalah senilai 3792.208 m3 (3887.013 ton). Hal ini nanti akan digunakan sebagai salah satu kriteria pengecekan, dimana Displacement – LWT+DWT tidak boleh lebih dari 5% selisih beratnya. Untuk detail dari perhitungan ini dapat dilihat pada Lampiran A laporan Tugas Akhir ini. V.4.3. Perhitungan Hambatan dan Penentuan Mesin Perhitungan Hambatan Setelah mendapatkan koefisien-koefisien yang dibutuhkan maka tahap selanjutnya adalah menghitung nilai hambatan total pada kapal dengan menggunakan metode perhitungan Holtrop and Mennen. Dengan formula-formula yang sudah dijelaskan pada bab metodologi penelitian.
58
Tabel V-7 Tabel hasil perhitungan hambatan dan daya mesin Resistance and Power Summary Rf 76.47 Rw 3.402 Ra 18.95 RT 113.64 EHP 705.541 DHP 910.065 BHP 1212.91
kN kN kN kN HP HP HP
Pada Tabel V-7 hambatan total dari kapal didapatkan sebesar 113.64 kN yang terdiri dari hambatan gesek sebesar 76.47 kN, hambatan air sebesar 3.402 kN dan hambatan angin sebesar 18.95 kN. Lalu hasil penjumlahan hambatan angin dan air dikalikan dengan margin sebesar 15% sehingga didapatkan nilai hambatan total. Maka EHP didapatkan nilai 705.541 HP, setelah ini EHP akan dikonversikan lagi menjadi delivery horse power (DHP) dengan nilai 910.065 HP dan tahapan terakhir yaitu mengkonversikan nilai DHP menjadi break horse power (BHP) dengan nilai sebesar 1212.91 HP atau 904.47 kW, maka nilai BHP inilah yang akan dijadikan pedoman pemilihan mesin. Untuk detail dari perhitungan ini dapat dilihat pada Lampiran A laporan Tugas Akhir ini. Penentuan Mesin Penentuan mesin dilakukan berdasarkan nilai BHP yang didapatkan, dan nilai tersebut akan menjadi pedoman untuk mencari jenis mesin pada katalog-katalog yang disediakan oleh perusahaan manufaktur mesin kapal. Tabel V-8 Tabel spesifikasi mesin YANMAR 8N21A-UN Daya Mesin 1030 RPM 800 Silinder Diameter 210 Piston Stroke 290 Silinder 8 Panjang 4878 Lebar 1585 Tinggi 2151 10.5 Dry Mass
kW rot/min mm mm buah mm mm mm ton
59
Gambar V-2 Spesifikasi main engine Pada Tabel V-8 dapat dilihat spesifikasi mesin YANMAR yang memenuhi kebutuhan minimal daya mesin kapal yang akan didesain nantinya. Untuk spesifikasi detail dapat dilihat pada Gambar V-2. Lalu untuk penentuan generator set kapal menggunakan asumsi kebutuhan daya sebesar 20% dari daya mesin. Dan spesifikasi generator set dapat dilihat pada Tabel V-9. Untuk spesifikasi detail dapat dilihat pada Gambar V-3. Ukuran antara generator set dan main engine tidak terlalu jauh berbeda dan juga untuk berat, 60
generator set sedikit lebih berat dibandingkan dengan main engine. Hal ini biasa terjadi dikarenakan workload generator set lebih besar daripada main engine. Tabel V-9 Tabel spesifikasi generator set YANMAR 6NY16L-SW Daya
190.099
kW
Daya Mesin
250
kW
RPM Silinder Diameter Piston Stroke Silinder Panjang Lebar
1500
1265
mm mm buah mm mm
Tinggi
1983
mm
5.5
ton
Dry Mass
155 180 6 3112
Gambar V-3 Spesifikasi generator set
61
V.4.4. Perhitungan LWT + DWT Dari perhitungan komponen LWT yang terdiri dari berat baja kapal, berat E&O, berat instalasi permesinan, berat cadangan permesinan dan berat struktur tangki serta komponen DWT yang terdiri dari payload, berat bahan bakar, berat minyak pelumas, berat air tawar, berat provision, dan berat orang dengan bawaan, maka didapatkan hasilnya sebagai berikut: Tabel V-10 Tabel hasil perhitungan berat No
Item
Weight (ton)
Displacement (Design) 1 Displacement 3887.01 Light Weight Tonnage 1 Berat Baja Kapal 744.83 2 Berat E&O 209.05 3 Berat Instalasi Permesinan 67.77 Berat Cadangan 4 Permesinan 2.03 5 Berat Struktur Tangki 242.16 Dead Weight Tonnage 1 Payload Berat Bahan Bakar + 2 Diesel Oil 3 Berat Minyak Pelumas 4 Berat Air Tawar 5 Berat Provision 6 Berat Orang dan Bawaan LWT + DWT Displacement (Design) Margin
2330 83.16 0.690 157.97 4.35 2.175 3844.18 3887.01 42.83 ( 1.10%)
Dari hasil perhitungan LWT dan DWT kapal yang terdapat pada Tabel V-10 dapat dilihat bahwa komponen DWT lebih berat dari LWT dengan jumlah 2578 ton untuk DWT dan 1265.83 ton untuk LWT. Lalu setelah perhitungan berat selesai maka akan dilakukan proses pengecekan selisih antara displacement dengan LWT+DWT, margin yang diperbolehkan maksimal sebesar 5%. Untuk nilai displacement sudah dijelaskan pada subbab perhitungan koefisien yaitu sebesar 3887.01 ton dan untuk total berat LWT+DWT yaitu sebesar 3844.18 ton. Jadi didapatkan selisih sebesar 42.83 ton ton atau 1.10%, dan hasil ini masih di dalam batasan margin yang diizinkan. 62
Untuk detail dari perhitungan ini dapat dilihat pada Lampiran A laporan Tugas Akhir ini. V.4.5. Perencanaan Ruang Muat Dalam perencanaan ruang muat ini terdiri atas perencanaan ruangan, ruang muat, perencanaan struktur dasar, perencanaan sekat dan perencanaan tangki. Tabel V-11 Tabel hasil perencanaan ruang muat Tonnage Summary No Item Dimension Struktur Dasar 1 Jarak gading 600 2 Double Bottom 750
Unit mm mm
Kamar mesin 3
Panjang Lebar Tinggi
10.2 20 4.6
m m m
2.4 20 2.3
m m m
Ceruk buritan 4
5
6
7
Panjang Lebar Tinggi
Sekat Tubrukan Panjang 4.9312 Lebar 20 Tinggi 4.6 Ruang Muat Panjang 56.975 Lebar 18.00 Tinggi 3.85 Tangki Fresh Water Panjang 2.5 Lebar 17.078 Tinggi 3.7
m m m m m m m m m
Tonnage Summary No Item Dimension Tangki Bahan Bakar Panjang 2.5 8 Lebar 3.221 Tinggi 2.5 Tangki Bahan Bakar Diesel Panjang 2.5 8 Lebar 5.065 Tinggi 2.5 Cofferdam Panjang 1.2 9 Lebar 20 Tinggi 4.6 Forecastle Panjang 7.43 10 Lebar 20 Tinggi 2 Main Deck Panjang 10.2 11 Lebar 20 Tinggi 2.5 Second Deck Panjang 9.6 12 Lebar 18 Tinggi 2.5 Wheelhouse Panjang 9.6 13 Lebar 18 Tinggi 2.5
Unit m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m
Terlihat pada Tabel V-11 adalah ukuran-ukuran yang digunakan dalam proses desain kapal, terutama saat melakukan desain general arrangement. Ukuran-ukuran ini juga dipergunakan untuk melakukan perhitungan titik berat kapal yang akan berpengaruh terhadap analisis teknis kapal seperti stabilitas, trim dan freeboard.
63
Untuk bebapa poin seperti ukuran double bottom dan jarak gading menggunakan aturan dari Biro Klasifikasi Indonesia, seperti yang sudah dijelaskan pada bab metodologi penelitian. Untuk detail dari perhitungan ini dapat dilihat pada Lampiran A laporan Tugas Akhir ini. V.4.6. Perhitungan Titik Berat Dalam perhitungan titik berat komponen yang dihitung titik beratnya berupa light weight tonnage (LWT) dan dead weight tonnage (DWT). Tabel V-12 Tabel rekapitulasi titik berat kapal Rekapitulasi Titik Berat No Item Result Unit Keterangan LWT Titik Berat Baja Kapal Berat 744.83 ton 1 KG 2.96 m LCG -35.03 m dari FP Titik Berat Permesinan Berat 67.77 ton 2 KG 2.97 m LCG -67.00 m dari FP Titik Berat E&O Berat 209.05 ton 3 KG 5.8 m LCG -34.90 m dari FP
No
4
5
6
Rekapitulasi Titik Berat Item Result Unit Keterangan DWT Titik Berat Consumable Berat 242.57 ton KG 2.86 m LCG -27.08 m dari FP Titik Berat Payload Berat 2330.00 ton KG 5.55 m LCG -36.10 m dari FP Titik Berat Tangki Berat 58.54 ton KG 5.12 m LCG -33.51 m dari FP
Pada Tabel V-12 dapat dilihat hasil perhitungan titik berat kapal dengan menggunakan formula yang sudah dijelaskan pada bab metodologi penelitian sebelumnya. Setelah semua hasil dikalkulasikan maka didapatkan titik berat secara total dari kapal ini. Nilai keel to gravity (KG) untuk kapal ini sebesar 5.142 m dan nilai longitudinal centre of gravity (LCG) sebesar -38.197 m dari FP. Untuk detail dari perhitungan ini dapat dilihat pada Lampiran A laporan Tugas Akhir ini. V.4.7. Perhitungan Freeboard Perhitungan freeboard menggunakan standar yang ada di International Convention on Load Lines 1966 and protocol of 1988, seperti yang sudah dijabarkan pada bab metodologi penelitian.
64
Tabel V-13 Tabel rekapitulasi freeboard Rekapitulasi Freeboard Item
No 1 Tipe Kapal 2 Freeboard Standard Koreksi-Koreksi Koreksi kapal ukuran < 100 m Koreksi Cb Koreksi Tinggi 3 Koreksi Bangunan Atas Koreksi Sheer Koreksi minimum bow height Total Freeboard Actual Freeboard Remark
Result Tipe A 767
Unit
0.00 0.00 0.00 0.00 30.48 0.00
mm mm mm mm mm mm
796.98 1640.36 OK
mm mm
mm
Pada Tabel V-13 dapat dilihat hasil dari perhitungan freeboard kapal, tipe kapal yang diambil merupakan tipe A yaitu: Kapal yang didesain memuat muatan cair dalam bulk. Kapal yang mempunyai integritas tinggi pada geladak terbuka dengan akses bukaan ke kompartemen yang kecil, ditutup sekat penutup baja yang kedap atau material yang equivalent. Mempunyai permeabilitas yang rendah pada ruang muat yang terisi penuh Pengukuran freeboard standard dengan menggunakan tabel yang terdapat dalam rule sesuai tipe kapal. Nilai actual freeboard lebih besar daripada freeboard standard + koreksi, sehingga untuk perhitungan freeboard memenuhi standar. Untuk detail dari perhitungan ini dapat dilihat pada Lampiran A laporan Tugas Akhir ini.. V.4.8. Perhitungan Stabilitas Stabilitas kapal adalah salah satu aspek yang penting untuk diperhitungkan dalam proses mendesain kapal, hal ini dikarenakan stabilitas kapal adalah kemampuan kapal untuk kembali kepada kedudukan keseimbangan dalam kondisi air tenang ketika kapal mengalami gangguan dalam kondisi tersebut. Pemeriksaan kondisi keseimbangan dilakukan untuk mengetahui karakteristik kapal pada beberapa kondisi, antara lain pada saat kondisi oleng atau trim akibat adanya perbedaan kondisi pemuatan (loadcase) dan adanya pengaruh faktor dari luar seperti angin, gelombang, cuaca, dan sebagainya. 65
Dalam penelitian ini, analisis keseimbangan yang dilakukan hanya mencakup pada kondisi oleng dan trim akibat perbedaan kondisi pemuatan. Karena saat kapal beroperasi, kapal tidak hanya beroperasi dalam satu kondisi pemuatan saja, tetapi juga ada kondisi dimana kapal dalam kondisi muatan penuh atau kosong. Dengan adanya perbedaan kondisi pemuatan itulah yang akan mengakibatkan karakteristik keseimbangan kapal yang berbeda. Kriteria kondisi pemuatan dalam perhitungan stabilitas kapal yang digunakan pada Tugas Akhir ini mengacu berdasarkan peraturan pada (IMO, 1974). Load Case 1 = Kondisi muatan penuh (100%), persediaan dan bahan bakar kondisi penuh (100%) Load Case 2 = Kondisi muatan penuh (100%), persediaan dan bahan bakar kondisi tidak penuh (10%) Load Case 3 = Kondisi muatan kosong (0%), persediaan dan bahan bakar kondisi penuh (100%) Load Case 4 = Kondisi muatan kosong (0%), persediaan dan bahan bakar kondisi tidak penuh (10%) Pemeriksaan load case ini menggunakan software Maxsurf Stability Enterprise. Langkah-langkahnya adalah: Membuka file rencana garis yang dibuat menggunakan software Maxsurf Modeler Advanced Perencanaan letak tangki-tangki seperti yang terlihat pada Gambar V-4.
66
Gambar V-4 Maxsurf Stability Enterprise Penentuan massa jenis muatan Setelah perencanaan letak tangki sudah dibuat, perlu didefinisikan massa jenis muatan yang berada di dalam tangki tersebut. Pada software Maxsurf Stability Enterprise terdapat analisis massa jenis (density) muatan yang dapat dilihat dan dipilih pada menu analysis – density seperti pada Gambar V-5. Apabila tidak terdapat density yang diinginkan,
Gambar V-5 Tabel density 67
Kalibrasi tangki Pada tahapan ini tangki akan dikalibrasi dengan bantuan software, agar kapasitas tangki lebih akurat Perencanaan kondisi load case Tahapan ini tangki akan diisi cairan dengan standard load case yang terdapat pada aturan intact stability seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya Pemeriksaan kondisi stabilitas Setelah melakukan perencanaan kondisi pemuatan, maka perlu ditentukan kriteria pemeriksaan kondisi stabilitas. Pada penelitian ini, kriteria yang digunakan adalah kriteria stabilitas yang diatur oleh (IMO, 1974). Kriteria tersebut antara lain: o Ketika lengan pengembali GZ pada sudut oleng > 30°, luasan area di bawah kurva lengan pengembali (GZ curve) antara sudut 0° - 30° tidak boleh kurang dari 0,055 m.rad atau 3,151 m.deg. (θ > 30°, e 0° - 30° ≥ 3,151 m.deg) o Luasan area di bawah kurva lengan pengembali (GZ curve) antara sudut 30°-40° tidak boleh kurang dari 0,030 m.rad atau 1,719 m.deg. (e 30° - 40° ≥ 1,719 m.deg) o Lengan pengembali GZ pada sudut oleng ≥ 30° tidak boleh kurang dari 0.200 m. (GZ 30° atau lebih ≥ 0,2 m) o Lengan pengembali (GZ curve) maksimum terjadi pada kondisi oleng sebaiknya tidak boleh kurang dari 25°. (θMaks ≥ 25°) o Tinggi titik metacenter awal (GMo) tidak boleh kurang dari 0.15 m. (GM° ≥ 0,15 m) o Luasan area di bawah kurva lengan pengembali (GZ curve) antara sudut 0° - 40° tidak boleh kurang dari 0,090 m.rad 5,157 m.deg (e 0° - 40° ≥ 5,157 m.deg)
68
Dengan menggunakan software Maxsurf stability enterprise kita dapat melihat hasil pengecekan stabilitas tersebut yang dapat dilihat pada Gambar V-6
Gambar V-6 Contoh hasil pengecekan load case 1 Hasil dari pengecekan load case menunjukkan semua memenuhi kriteria stabilitas sebagaimana yang ditentukan oleh (IMO, 1974). Rekapitulasi pengecekan tiap load case dapat dilihat pada Tabel V-14,Tabel V-15,Tabel V-16,dan Tabel V-17.
69
Tabel V-14 Tabel pengecekan load case 1 Code
Criteria
Value
Units
Actual
Status
267(85) Ch2 - General Criteria
2.3: IMO roll back angle
25.1
deg
267(85) Ch2 - General Criteria
2.2.1: Area 0 to 30
3.1513
m.deg
59.3856
Pass
267(85) Ch2 - General Criteria
2.2.1: Area 0 to 40
5.1566
m.deg
89.1750
Pass
267(85) Ch2 - General Criteria
2.2.1: Area 30 to 40
1.7189
m.deg
29.7894
Pass
267(85) Ch2 - General Criteria
2.2.2: Max GZ at 30 or greater
0.200
m
3.013
Pass
267(85) Ch2 - General Criteria
2.2.3: Angle of maximum GZ
25.0
deg
31.8
Pass
267(85) Ch2 - General Criteria
2.2.4: Initial GMt
0.150
m
9.480
Pass
267(85) Ch2 - General Criteria
2.3: Severe wind and rolling Angle of steady heel shall not be greater than (<=) Angle of steady heel / Deck edge immersion angle shall not be greater than (<=) Area1 / Area2 shall not be less than (>=)
Pass 16.0
deg
0.1
Pass
80.00
%
2.13
Pass
100.00
%
253.42
Pass
Actual
Status
Tabel V-15 Tabel pengecekan load case 2 Code
Criteria
Value
Units
267(85) Ch2 - General Criteria
2.3: IMO roll back angle
25.7
deg
267(85) Ch2 - General Criteria
2.2.1: Area 0 to 30
3.1513
m.deg
66.4516
Pass
267(85) Ch2 - General Criteria
2.2.1: Area 0 to 40
5.1566
m.deg
98.9860
Pass
267(85) Ch2 - General Criteria
2.2.1: Area 30 to 40
1.7189
m.deg
32.5343
Pass
267(85) Ch2 - General Criteria
2.2.2: Max GZ at 30 or greater
0.200
m
3.298
Pass
267(85) Ch2 - General Criteria
2.2.3: Angle of maximum GZ
25.0
deg
30.0
Pass
267(85) Ch2 - General Criteria
2.2.4: Initial GMt
0.150
m
10.540
Pass
267(85) Ch2 - General Criteria
2.3: Severe wind and rolling Angle of steady heel shall not be greater than (<=) Angle of steady heel / Deck edge immersion angle shall not be greater than (<=) Area1 / Area2 shall not be less than (>=)
70
Pass 16.0
deg
0.1
Pass
80.00
%
1.62
Pass
100.00
%
239.76
Pass
Tabel V-16 Tabel pengecekan load case 3 Code
Criteria
Value
Units
Actual
Status
267(85) Ch2 - General Criteria
2.3: IMO roll back angle
27.8
deg
267(85) Ch2 - General Criteria
2.2.1: Area 0 to 30
3.1513
m.deg
100.0871
Pass
267(85) Ch2 - General Criteria
2.2.1: Area 0 to 40
5.1566
m.deg
144.8401
Pass
267(85) Ch2 - General Criteria
2.2.1: Area 30 to 40
1.7189
m.deg
44.7529
Pass
267(85) Ch2 - General Criteria
2.2.2: Max GZ at 30 or greater
0.200
m
4.608
Pass
267(85) Ch2 - General Criteria
2.2.3: Angle of maximum GZ
25.0
deg
26.4
Pass
267(85) Ch2 - General Criteria
2.2.4: Initial GMt
0.150
m
17.706
Pass
267(85) Ch2 - General Criteria
2.3: Severe wind and rolling Angle of steady heel shall not be greater than (<=) Angle of steady heel / Deck edge immersion angle shall not be greater than (<=) Area1 / Area2 shall not be less than (>=)
Pass 16.0
deg
0.2
Pass
80.00
%
1.18
Pass
100.00
%
199.01
Pass
Actual
Status
Tabel V-17 Tabel pengecekan load case 4 Code
Criteria
Value
Units
267(85) Ch2 - General Criteria
2.3: IMO roll back angle
27.4
deg
267(85) Ch2 - General Criteria
2.2.1: Area 0 to 30
3.1513
m.deg
107.8268
Pass
267(85) Ch2 - General Criteria
2.2.1: Area 0 to 40
5.1566
m.deg
155.8421
Pass
267(85) Ch2 - General Criteria
2.2.1: Area 30 to 40
1.7189
m.deg
48.0153
Pass
267(85) Ch2 - General Criteria
2.2.2: Max GZ at 30 or greater
0.200
m
4.932
Pass
267(85) Ch2 - General Criteria
2.2.3: Angle of maximum GZ
25.0
deg
27.3
Pass
267(85) Ch2 - General Criteria
2.2.4: Initial GMt
0.150
m
20.056
Pass
267(85) Ch2 - General Criteria
2.3: Severe wind and rolling Angle of steady heel shall not be greater than (<=) Angle of steady heel / Deck edge immersion angle shall not be greater than (<=) Area1 / Area2 shall not be less than (>=)
Pass 16.0
deg
0.2
Pass
80.00
%
1.15
Pass
100.00
%
202.08
Pass
71
V.4.9. Perhitungan Trim Perhitungan trim dilakukan untuk mengetahui kondisi kapal apakah dalam keadaan trim buritan atau haluan, hal ini juga menjadi salah satu batasan dalam evaluasi desain. Tabel V-18 Tabel perhitungan trim No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Trim Summary Item Result KB/T 0.52 KB/T 1.54 C1 0.07 IT 40236.60 BMT 10.61 CIL 0.06 IL 523496.32 BML 138.05 GML 134.44
10 Trim
0.445
Pada Tabel V-18 merupakan hasil rekapitulasi perhitungan trim dengan menggunakan metode yang sudah dijelaskan pada bab metodologi penelitian. Jika dipersentasekan nilai trim yang sebesar 0.445 m (trim buritan) menjadi 0.60 %. sehingga menurut kriteria selisih LCB dan LCG (trim) harus kurang dari 0.1% L yaitu -7.748% < trim < 7.748% nilai trim sebesar 0.445 m masih memenuhi standar. Untuk detail dari perhitungan ini dapat dilihat pada Lampiran A laporan Tugas Akhir ini.. V.5.
Pembuatan Rencana Garis Untuk merancang sebuah kapal maka yang pertama dilakukan adalah pembuatan Rencana Garis. Dalam pembuatan Rencana Garis ini digunakan software Maxsurf 20. Caranya adalah dengan perpaduan antara Maxsurf dengan AutoCAD. Pada Program software Maxsurf tersebut juga disediakan beberapa desain dasar kapal, seperti Tanker Bow, series 60, ship 1, ship 2, ship 3 dan sebagainya. Dengan memanfaatkan desain dasar tersebut (berupa bagian bentuk kapal), maka bisa dibuat bagian kapal lainnya dengan menggunakan bentuk-bentuk dasar seperti model kapal yang dipilih. Rencana Garis untuk barge ini dibuat dengan memodelkan desain awalnya dengan membuat surface model box. Kemudian membuat model menjadi desain yang
72
diinginkan dengan tidak mengurangi dasar-dasar gambar barge. Sehingga diperoleh gambaran karakteristik awal model. Dari model kemudian dimasukkan ukuran yang diinginkan, maka bentuk garis baru telah didapatkan. Penggunaan metode ini harus memperhatikan beberapa aspek. Yaitu tipe kapal, Cb, dan LCB. Rencana Garis yang akan dibuat tidak boleh memiliki nilai Cb dan LCB yang berbeda jauh dari desain awal. Kemudian dilakukan penentuan zero point. Pada perancangan ini zero point ditentukan pada base line di AP. Selanjutnya zero point tersebut diaplikasikan ke desain. Pada proses ini dilakukan juga penentuan sarat barge dan penentuan panjang perpendicular.
Gambar V-7 Desain lines plan menggunakan maxsurf modeler Gambar V-7 adalah proses parametric transformation. Dengan memasukkan batasan yang sesuai perhitungan, maka Maxsurf akan menentukan bentuk kapal yang sesuai dengan perhitungan tersebut. Pada gambar hasil Maxsurf tersebut terdapat point-point yang digunakan untuk menentukan bentuk lines plan kapal, point-point tersebut bisa di pindah-pindah 73
sehingga bentuk lines plan dapat sesuai dengan yang diinginkan. Tetapi jika point-point tersebut di pindah maka nilai-nilai ukuran utama dan koefisien-koefisiennya akan berubah. Dalam maxsurf bisa melihat nilai-nilai ukuran utama dan koefisien-koefisien kapal setelah diubah. Penentuan jumlah waterline, buttock line, dan station ditentukan di maxsurf. Dengan memasukkan jumlah garis dan jarak antar garis pada data-grid spacing, maka bentuk body plan, sheer plan, dan half breadth plan bisa terlihat dengan jelas. Ditentukan jumlah station yaitu 20 buah termasuk AP dan FP. Dengan jarak station 3.725 m. Jumlah waterline ditentukan 10 buah. Dengan jarak waterline 0.5 m dan sarat 2,96 m. Untuk jumlah garis buttock ditentukan 10 buah dengan jarak sama selebar kapal. Setelah semua langkah–langkah di atas dilaksanakan maka tampilan secara keseluruhan desain barge dapat dilihat pada gambar Gambar V-8:
Gambar V-8 Proses pembuatan lines plan Dari model tersebut juga bisa langsung diketahui bagaimana karakteristik badan kapal model. Nilai yang muncul harus sama atau setidaknya mendekati nilai yang diperoleh dari hasil perhitungan. Adapun karakteristik model tersebut seperti tampak pada Gambar V-9.
74
Gambar V-9 Hasil hidrostatik model Dari model gambar body plan, sheer plan, dan half breadth plan kemudian dieksport ke dalam Software AutoCAD untuk kemudian diperhalus tampilannya. Sehingga didapatkan gambar Rencana Garis seperti pada Gambar V-10. Untuk gambar yang lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran B laporan Tugas Akhir ini.
75
Gambar V-10 Hasil desain lines plan 76
V.6.
Pembuatan Rencana Umum Setelah rencana garis selesai dibuat, selanjutnya adalah pembuatan rencana umum. Rencana Umum berisi perencanaan peletakan muatan, peletakan perlengkapan dan peralatan, pembagian sekat, dan sebagainya. Berikut adalah beberapa pertimbangan yang dilakukan dalam pembuatan Rencana Umum. Ruang muat Self-Propelled Barge pengolah limbah oli bekas ini memiliki desain ruang muat yang sama dengan kapal tanker. Untuk menjaga keamanan dan keselamatan, kapal ini juga dilengkapi double hull. Lebar masing-masing double hull adalah sebesar 1 m dan terdapat disepanjang ruang muat. Pada geladak kapal ini terpasang sistem perpipaan ruang seperti yang terlihat pada Gambar V-11.
Gambar V-11 Main deck Sistem propulsi SPB yang dirancang memiliki bentuk yang khusus. Bentuk yang biasa pada Barge adalah memiliki nilai Cb yang besar antara 0.8 – 1, selain itu memiliki tinggi draft yang kecil sehingga harus menggunakan alat gerak atau propulsion system yang khusus pula. Jenis propultion system yang paling banyak digunakan adalah jenis azimuth system. Kapal ini menggunakan sistem propulsi Z-drive system dikarenakan bentuk kemiringan buritan. Sistem ini memiliki ciri yang unik yaitu pembelokan arah poros sehingga antara propeller dan mesin tidak dalam satu garis. Hal ini dimungkinkan karena menggunakan sistem ini dapat digunakan pada kapal yang memiliki draft yang kecil.
77
Peletakan sekat Terdapat 3 sekat yang ada di kapal SPB ini, yaitu sekat ceruk buritan yang terdapat di 0.6 meter dibelakang AP, lalu sekat kamar mesin yang terdapat di 9.6 meter didepan AP, dan yang terakhir adalah sekat tubrukan yang terdapat di 4.93 meter di belakang FP. Perencanaan ruangan Jumlah kru yang direncanakan untuk fasilitas apung ini adalah 29 orang, ini berdasarkan kebutuhan dari SPB dan fasilitas pengolahan limbah. Oleh karena itu perlu adanya perencanaan ruang tidur untuk semua kru tersebut. Sebelumnya dibuat perincian jabatan dari masing-masing kru seperti yang terlihat pada Tabel V-19. Tabel V-19 Crew list Ruang
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Crew
Main Deck
Chief Cook Assistant Cook Sea Man Oiler Cadet Steward Quarter Master Second Officer Second Engineer Boatswain Electrician Site Workers Operator
= = = = = = = = = = = = =
1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 4
= =
1 1 2 2
Deck A 1 2 3 4
Chief Officer Chief Engineer Laboratory Crew Supervisor
= Deck B
Master/Captain = 1 Plant Manager = 1 2 Chief Supervisor = 1 3 = Total 29 Ruang tidur yang terletak di main deck akan diisi 2 – 4 orang, hanya ruang tidur 1
chief cook dan quarter master yang diisi oleh 1 orang. Untuk ruang tidur yang di isi 4 orang ukurannya 3.5 m x 5.0 m, untuk yang di isi 2 orang ukurannya 3.3 m x 3.7 78
m. Untuk kamar di main deck beberapa akan menggunakan bunk bed (kasur bertingkat) seperti yang terlihat pada Gambar V-12.
Gambar V-12 Bunk bed (sumber: www.nauticexpo.com) Ruang tidur yang terletak di deck A akan diisi 1 – 2 orang, hanya ruang tidur supervisor dan laboratory crew yang diisi oleh 2 orang dengan ukuran kamar 4.0 m x 5.0 m, dan untuk ruang tidur chief engineer dan officer berukuran 4.6 m x 2.5 m. Ruang tidur yang terletak di deck B akan diisi 1 orang per kamar, dengan ukuran 4.6 m x 3.6 m. Selain fasilitas ruang tidur, di kapal juga terdapat fasilitas seperti kamar mandi (yang tergabung dengan kamar tidur), dapur, ruang makan (ruang santai), dan ruang rapat. Perencanaan lampu navigasi Perencanaan lampu mengacu pada COLREG. Untuk barge harus memiliki minimal towing light, side light, anchor light dan stern light. o Anchor Light Anchor light terletak di bagian haluan kapal, dengan ketentuan sebagai berikut Jumlah 1 buah. Sudut 360 pada bidang horisontal. Dapat dilihat pada jarak minimal 3 mil.
79
o Side light. Side light terletak di bagian ujung tepi haluan, dengan terpasang pada kedua sisi kapal : Pada lambung sisi kanan berwarna hijau. Pada lambung sisi kiri berwarna merah. Bersudut 112,5 dari sisi lambung ke arah luar. Dapat dilihat sejauh 2 mil dari depan kapal. o Stern Light Stern light terletak di bagian belakang kapal. Pada barge ini terpasang stern light tepat pada geladak centerline buritan. warna lampu putih berjumlah 1 buah. Sudut 135 pada bidang horisontal. Dapat dilihat pada jarak minimal 2 mil. Perencanaan peralatan operasional dan bongkar muat Peralatan operasional yang dimaksud adalah peralatan pengolahan limbah dan perlengkapan pendukungnya. Untuk peralatan apa saja yang dibutuhkan tidak dibahas secara mendetail. Salah satu yang terpenting adalah dehydrator. Dibutuhkan 4 dehydrator dalam proses pengolahan limbah oli bekas ini. Untuk spesifikasinya adalah sebagai berikut: L= B= H=
120 inch = 3.05 96 inch = 2.44 89 inch = 2.25
m m m
Sedangan untuk kapasitas flow rate sebesar 100 gpm (379 lpm). Untuk peralatan bongkar muat menggunakan pompa yang terdapat didalam pump room. Penentuan sistem keselamatan Untuk alat-alat keselamatan perencanaan didasarkan pada ”SOLAS 74/78”. Adapun beberapa peralatan keselamatan yang digunakan antara lain : o Sekoci Penolong Untuk Sekoci Penolong, dalam perencanaan digunakan tipe freefall yang seluruhnya tertutup (Totally Enclosed Lifeboat). Sekoci terletak pada main deck dan dipasang pada posisi tengah-tengah. Jenis sekoci seperti pada Gambar V-13. Data Life Boat: 80
Type : LBF 680 C (HARDING) Dimensi : 6.8 x 2.7 x 3.22 m Kapasitas : 33 orang Berat kosong (saat tak terpakai) : 6440 kg Berat saat terpakai : 6740 kg
Gambar V-13 Freefall lifeboat o Pelampung Penolong (Lifebuoy) Adapun ketentuan-ketentuan dalam menentukan pelampung adalah sebagai berikut: Kapal dilengkapi dengan pelampung sebanyak 20 buah, 10 buah dilambung kanan dan 10 buah dilambung kiri. Warnanya cerah dan mudah dilihat, harus mampu menahan di air tawar selama 24 jam. Diletakkan pada dinding dan kubu-kubu serta dilengkapi tali. Dilengkapi dengan lampu yang bisa menyala secara otomatis jika jatuh ke laut pada malam hari. Diletakan ditempat yang mudah dilihat dan dijangkau. 81
o Baju Penolong (Life Jacket) Adapun ketentuan-ketentuan yang digunakan untuk menentukan baju penolong adalah sebagai berikut: Setiap ABK dilengkapi dengan satu baju penolong. Baju penolong disimpan di tiap lemari dari ABK Life jacket harus mampu menahan dalam air tawar selama 24 jam, berat 7,5 kg besi. Jumlah baju penolong
= Jumlah ABK + 5%
= 29 + 1 = 30 buah o Tanda- Tanda Bahaya dengan Sinyal atau Radio Kapal delengkapi dengan tanda bahaya.Untuk menunjukkan tanda bahaya bisa menggunakan sinyal ataupun radio. Tanda bahaya yang berupa sinyal seperti: Lampu menyala Asap Roket Lampu sorot Cermin o Alat Pemadam Kebakaran Alat pemadam kebakaran diletakkan di tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya kebakaran, misalnya pada gang, kamar mesin ataupun dapur. Ada berbagai tipe, umumnya seperti yang ada di darat. Sistem pemadam kebakaran berupa foam. Sistem ini dibuat dalam tangki khusus foam dan pembuatannya dapat dilakukan di atas kapal. Selain itu terdapat juga sistem pemadan kebakaran berupa pompa air. Kecepatan dan tekanan pompa harus mampu mencapai deck teratas dan saluran selang terdapat pada tiap deck.
Berdasarkan perencanaan peletakan muatan, peletakan perlengkapan dan peralatan, pembagian sekat serta mempertimbangkan beberapa hal lainnya, maka didapatkan desain Rencana Umum akhir dari Self-Propelled Barge seperti tampak pada Gambar V-14. Untuk gambar yang lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran C laporan Tugas Akhir ini. 82
Gambar V-14 General Arrangement 83
V.7.
Permodelan 3D Tahapan berikutnya adalah membuat permodelan 3 dimensi dari kapal ini. Permodelan 3D dibuat menggunakan bantuan software maxsurf modeller. Hasil dari permodelan 3D dapat dilihat pada Gambar V-15.
Gambar V-15 Pemodelan 3D kapal self-propelled barge
84
V.8.
Skenario Bongkar Muat Karena muatan yang akan diolah di fasilitas ini berupa oli bekas, maka untuk sistem bongkar muatnya sama dengan sistem yang digunakan pada kapal-kapal pengangkut minyak (oil tanker). Yaitu dengan menggunakan peralatan berupa pompa dan pipa. Kapal akan menuju port reception facilities (PRF) yang terdapat di pelabuhan sebagai basis pengumpulan limbah oli bekas dari industri atau kapal. PRF ini bisa berbentuk barge atau tangki atmospheric seperti yang sudah dijelaskan pada bab studi literatur, dengan diameter 0.4 meter. Dan kecepatan bongkar muat diestimasi sebesar 100 m3/jam. Berdasarkan Tugas Akhir yang telah dikerjakan, kapal pengolah limbah akan merapat ke PRF yang terdapat di pelabuhan. Lalu kapal akan melakukan proses bongkar muat disana. PRF diasumsikan terdapat di pelabuhan Tanjung Priok Terminal Kali Baru (rencana pengembangan pelabuhan Tanjung Priok) dalam bentuk tangki atmospheric dan PRF lain berbentuk barge. Setelah proses bongkar muat selesai, kapal akan menuju lokasi operasi untuk melakukan proses pengolahan limbah oli bekas. Selama proses pengolahan berlangsung kapal juga bisa menerima limbah langsung dari kapal-kapal lainnya. Jadi untuk skenario bongkar muat dapat dilihat pada Gambar V-16.
Gambar V-16 Skema bongkar muat limbah oli bekas
85
V.9.
Ruang Lingkup Operasi Perlu diketahui kapasitas produksi fasilitas ini nantinya disesuaikan dengan pengolahan data rata-rata kapasitas produksi fasilitas pengolah limbah oli bekas yang sudah beroperasi. Sehingga didapatkan perkiraan kapasitas produksi fasilitas selfpropelled barge ini. Tabel V-20 Kapasitas produksi fasilitas Kapasitas Produksi (ton) No Nama Fasilitas Tahun Bulan Minggu 1 Veolia Es Canada 60000 5000 1250 2 Ecoil 65000 5416.67 1354.17 3 Total / Veolia 120000 10000 2500 4 Siral S.p.A. 30000 2500 625 5 KLOC 27000 2250 562.5 6 SOTULUB 20000 1666.67 416.667 7 GROUPO LWART 60000 5000 1250 8 RAMOIL 30000 2500 625 9 KONKAT 50000 4166.67 1041.67 Rata-Rata 51333.3 4277.78 1069.44 Dari Tabel V-20 dapat diambil kesimpulan bahwa rata-rata kapasitas produksi fasilitas pengolah limbah oli bekas per minggu adalah sebesar 1069.44 ton. Jadi estimasi ini bisa dijadikan acuan terhadap berapa lama proses pengolahan dibutuhkan oleh fasilitas self-propelled barge ini. Maka didapatkan waktu yang dibutuhkan untuk mengolah limbah oli bekas sebesar 2110 ton adalah ± 15 hari operasi. Dari kesimpulan tersebut, maka fasilitas ini memiliki 15 hari operasional yang tidak terpakai setiap bulannya. Maka untuk mengatasi permasalahan tersebut, fasilitas ini juga akan mengolah limbah oli bekas dari kawasan industri Jababeka (Bekasi) dan Surya Cipta (Karawang). Diasumsikan jumlah produksi limbah oli bekas DKI Jakarta sama dengan kawasan Industri Jababeka dan Surya Cipta, karena di DKI Jakarta produksi limbah oli bekas juga berasal dari 2 kawasan industri yang ada di DKI Jakarta yaitu kawasan industri Pulogadung dan Berikat Nusantara. Pola bongkar muat limbah oli bekas tidak berubah, tetap menggunakan port reception facility yang ada di Pelabuhan Tanjung Priok. Hal ini dikarenakan jarak dari kawasan industri tersebut lebih dekat ke Pelabuhan Tanjung Priok, dan juga disebabkan
86
tidak ada pelabuhan terdekat yang bisa memfasilitasi penampungan limbah oli bekas dari 2 kawasan industri tersebut.
Gambar V-17 Skema pengumpulan limbah oli bekas Dari Gambar V-17 dapat dilihat, proses pengumpulan limbah oli bekas dari kawasan industri Jababeka dan Surya Cipta menggunakan jalur darat dengan menggunakan truk tangki sejumlah 5 buah yang sesuai dengan standar dengan kapasitas 16 ton. Waktu yang dibutuhkan untuk perjalanan pergi dan pulang adalah 2 jam. Sehingga kita dapat menentukan berapa waktu yang dibutuhkan dalam pengumpulan limbah oli bekas ini. Dengan asumsi proses bongkar muat 30 menit di masing-masing lokasi tujuan, dan jam kerja 8 jam perhari maka didapatkan 1 hari kerja maksimal terlaksana 3 kali trip pengumpulan. Dari data-data diatas maka didapatkan: 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑎𝑟𝑖 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐿𝑖𝑚𝑏𝑎ℎ 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑇𝑟𝑢𝑘 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑟𝑢𝑘 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑟𝑖𝑝 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑎𝑟𝑖 =
2110 𝑡𝑜𝑛 16 𝑡𝑜𝑛 𝑥 5 𝑥 3
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑎𝑟𝑖 = 8.79 𝐻𝑎𝑟𝑖 ~ 9 𝐻𝑎𝑟𝑖 Sehingga dapat disimpulkan bahwa proses bongkar muat pengumpulan limbah oli bekas dari kawasan industri Jababeka dan Surya Cipta selama 9 hari kerja.
87
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
88
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
VI.1. Kesimpulan Untuk mencegah atau mengurangi tingkat pencemaran yang disebabkan limbah oli bekas (B3) serta untuk memenuhi peraturan pemerintah dan mengatasi masalah kekurangan lahan fasilitas pengolahan limbah oli bekas (B3) di DKI Jakarta, maka didesain suatu fasilitas terapung pengolah limbah oli bekas (B3) berbasis self-propelled barge di DKI Jakarta tepatnya di Teluk Jakarta. Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan di bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Lokasi operasi fasilitas ini berada di sebelah barat pelabuhan Tanjung Priok sejauh 6 km. (Gambar IV-6) 2. Sesuai dari data-data yang didapatkan maka jenis limbah yang akan diolah adalah jenis oli bekas (used lube oil) 3. Volume limbah oli bekas yang akan diolah sebesar 1860 m 3. Limbah tersebut akan diolah pada tangki silinder horizontal yang terdiri dari: o 1 buah tangki penampungan dengan diameter 9.11 m dan panjang 30 m o 2 buah tangki pengolahan (re-refining) dengan diameter 8.37 m dan panjang 16.5 m o 1 buah tangki residu dengan diameter 4.5 m dan panjang 16 m 4. Ukuran utama dan karakteristik dari fasilitas pengolah limbah berbasis selfpropelled barge adalah: Tipe kapal
= Self-propelled barge
Jenis muatan
= Limbah oli bekas
Length Over All (Loa)
= 77.68 meter
Length Between Perpendicular (Lpp)
= 74.50 meter
Breadth (B)
= 20 meter
Height (H)
= 4.6 meter
Draught (T)
= 2.96 meter
Block coefficient (Cb)
= 0.827
89
Displacement
= 3887.013 ton
Jumlah crew
= 29 orang
5. Gambar desain Rencana Garis, Rencana Umum, dan permodelan 3D terlampir 6. Terdapat 2 skenario bongkar muat, yaitu kapal langsung menuju PRF di pelabuhan untuk melakukan proses bongkar muat dan disaat proses pengolahan limbah oli bekas kapal lain dapat melakukan proses transfer limbah secara langsung ke fasilitas ini VI.2. Saran Berikut ini akan diberikan beberapa saran mengenai hasil analisis Tugas Akhir agar ke depannya menjadi lebih baik lagi, adalah sebagai berikut : 1. Masih perlu dilakukan studi dan analisis yang lebih mendetail mengenai pemilihan lokasi penempatan fasilitas apung ini, mengingat analisis lokasi yang ada di Tugas Akhir ini hanya sebatas asumsi. 2. Perencanaan sistem bongkar muat untuk direncanakan dengan lebih detail. Sehingga diketahui lamanya bongkar muat yang mempengaruhi waktu tempuh perjalanan. 3. Perlu dilakukan perhitungan konstruksi tongkang yang lebih rinci, gambar konstruksi, dan perhitungan stabilitas yang lebih mendetail. 4. Perlu dilakukan kajian serta perancangan fasilitas ini untuk melayani wilayah lain di Indonesia dikarenakan basis fasilitas ini adalah self-propelled barge
90
DAFTAR PUSTAKA
Anam, M. S. (2015). Desain Self-Propelled Barge Pengangkut Limbah Minyak di Kawasan Pelabuhan Indonesia III. Surabaya. Ashafani, M. M. (2015). Desain Fasilitas Apung Pengolah Limbah Minyak Untuk Kawasan Pelabuhan Indonesia (PELINDO) III. Surabaya. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta. (2011). Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta. Jakarta: Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta. (2014). Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta. Jakarta: Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta. (2015). Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta. Jakarta: Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi DKI Jakarta. (2014, Oktober 2). Karakteristik Oseanografi
DKI
Jakarta.
Retrieved
from
Jakartapedia:
http://jakartapedia.bpadjakarta.net/index.php/Karakteristik_Oseanografi_DKI_Jakarta Biro Klasifikasi Indonesia. (2006). Rules For The Classification and Construction of Seagoing Steel Ships Vol II Rules For Hull. Jakarta: Biro Klasifikasi Indonesia. Dhewanthi, L. (2015, 9 17). Potensi Pengolahan Limbah Berbahaya Capai Rp. 22,1 Triliun. (W.
W.
Pamungkas,
Interviewer)
Retrieved
from
Industri.bisnis.com:
http://industri.bisnis.com/read/20150917/257/473408/potensi-pengolahan-limbahberbahaya-capai-rp221-triliun Eryanto, E. (2012). Analisa Teknis dan Ekonomis Self Propelled Oil Barge. Surabaya. Evans, J. H. (1959). Basic Design Concepts. Massachusetts: Cornell Maritime Press Inc. IMO. (1966). International Convention on Load Lines. London: Lloyd's Register. IMO. (1974). Intact Stability Code. IMO. IMO. (1974). International Convention for the Safety of Life at Sea. London: Lloyd's Register. Korean Register of Shipping. (2010). Rules for the Towing Survey of Barges and Tugboats. Busan: Korean Register of Shipping. 91
Lewis, E. V. (1988). Principles of Naval Architecture Vol I Stability and Strength. New Jersey: The Society of Naval Architects and Marine Engineers. Lewis, E. V. (1988). Principles of Naval Architecture Vol II Resistance, Propultion and Vibration. New Jersey: The Society of Naval Architectures and Marine Engineers. Metcalf & Eddy Inc. (1991). Wastewater Engineering Treatment and Reuse. McGraw Hill Inc. Parsons, M. G. (2001). Parametric Design, Chapter 11. Michigan: University of Michigan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. (2008, Januari 1). Geografis Jakarta. Retrieved from www.jakarta.go.id: http://www.jakarta.go.id/v2/news/category/geografis-jakarta Schneekluth, H., & Betram, V. (1998). Ship Design for Efficiency and Economy (second edition). Oxford: Plant A Tree. Studie Tecnologie Progetti Srl. (2015, 1 25). Used Lube Oil Re-Refining. Retrieved from www.stpitaly.eu:
http://www.stpitaly.eu/pdf/STP_present_used_lube_oil_re-
refining_25anniversary.pdf Suryani, A. S. (2015). Pencemaran Teluk Jakarta. Jakarta: Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi. Tickell, C. (2004). Water Pollution. Manhattan: Cambridge University Press. Watson, D. (1998). Practical Ship Design. Oxford: Elsevier.
92
LAMPIRAN A PERHITUNGAN TEKNIS
PERHITUNGAN PAYLOAD
PERHITUNGAN PAYLOAD Jumlah Limbah B3 di setiap Kota Administrasi di DKI Jakarta (sumber: diolah dari Laporan Status Lingkungan Daerah DKI Jakarta) Jumlah Buangan Limbah (ton/tahun) Daerah 2011 2014 2015 Jakarta Utara 43.722 945.220 275.468 Jakarta Barat 299.821 0.532 147.420 Jakarta Timur 2648.480 617.235 890.046 Jakarta Pusat 0.000 26.751 10.696 Jakarta Selatan 2.208 20.982 398.565 Jumlah 2994.231 1610.720 1722.195 Payload dari rata-rata 2109.0487 ton 1855.9629 m3
~ ~
2110 1860
ton m3
~
2330
ton
PERHITUNGAN DWT diambil : DWT = Payload + 10% Payload = 2319.9536 ton DWT = < 30% 1623.967 DWT = > 30% 3015.940 Berat jenis muatan = Oil specific vol = Kapasitas volume muatan =
0.880
ton/m³
1.136 2647.73
m³/ton m³
LAMPIRAN PERHITUNGAN FASILITAS APUNG PENGOLAH LIMBAH OLI BEKAS BERBASIS SELF-PROPELLED BARGE
~
2650
m³
RAFLI ALFAZER 41 12 100 117
PERHITUNGAN UKURAN TANGKI
PERENCANAAN UKURAN TANGKI berbentuk Silinder dan berbahan Baja
Keterangan: Vt = Vf = Vk = hs = Va = Vs = Safety Stock = Vol. Fluida =
Vt = Vf + Vk
hs = 0.75 d Va = 0,0847d³
Tanki
Volume Fluida m³
Tangki Penampungan Re-Refining Tank Residue Tank
1860.000 1729.800 241.800 3831.600
Volume Fluida+Safety m³ 1,953.000 1,816.290 254
Diameter m 9.11 8.37 4.50
volume efisiensi totalpemanasan pada Dehyration Machine = volume fluida efisiensi pengolahan = volume kosong tinggi tabung Volume tutup atas Volume Tabung 5% 1860 m³
jari-jari m 4.55 4.19 2.25
Panjang m 30.00 33.00 16.00 79.00
93% 75%
Ukuran Luas Tutup Luas Selimut Luas Permukaan m² m² m² 65.10 857.84 922.94 55.04 867.65 922.69 15.87 225.88 241.75
Berat Baja ton 86.9409993 86.91727744 22.77266503 242.1572999
Diameter maksimal Tangki = 4.5 m Panjang Maksmal Tangki = 18 m Jenis Tangki Tangki Penampungan Re-Refining Tank Residue Tank
Kapasitas Tangki M3
Ukuran Tangki hT (m) d (m) 9.11 9.11 8.37 8.37 4.50 4.50
1953.0 908.1 253.9
Ukuran deck minimum yang dibutuhkan Panjang = 73.00 Lebar = 20.00 Tinggi = 4.55 Sarat = 2.96 Minimum deck area = 1459.920347
m m m m m²
LAMPIRAN PERHITUNGAN FASILITAS APUNG PENGOLAH LIMBAH OLI BEKAS BERBASIS SELF-PROPELLED BARGE
Jumlah 2.0 2.0 2.0
Panjang (m) 30.00 16.50 16.00
Kebutuhan Lahan Tangki Luas (m²) Lebar (m) Keliling (m) Berat Baja (ton) 9.11 78.21 273.20 25.73521634 8.37 49.75 138.16 13.01474444 4.50 40.99 71.94 6.776397344 45.52635812
323.426752 1156.87261 2487.89809 4.18668997
RAFLI ALFAZER 41 12 100 117
DATA KAPAL PEMBANDING
KAPAL PEMBANDING (Reference : www.grosstonnage.com)
Jenis Kapal SPOB SPOB SPOB SPOB SPOB Min Max
Loa 84.29 86.78 72 85.3 81.65 72 86.78
B 15 24 18.29 16.8 21.95 15 24
H 4.8 5.5 4.27 5.4 6.1 4.27 6.1
T 4 2.9 3.35 5 4.75 2.9 5
74.88 71.85 72
22 18.00 18.29
5.3 5.40 4.27
3.78 4.05 3.35
L/H 17.5604 15.7782 16.8618 15.7963 13.3852 13.3852 17.5604
LAMPIRAN PERHITUNGAN FASILITAS APUNG PENGOLAH LIMBAH OLI BEKAS BERBASIS SELF-PROPELLED BARGE
B/H B/T L/B H/T 3.125 3.75 5.61933 1.2 4.36364 8.27586 3.61583 1.89655 4.28337 5.4597 3.93658 1.27463 3.11111 3.36 5.07738 1.08 3.59836 4.62105 3.71982 1.28421 3.11111 3.36 3.61583 1.08 4.36364 8.27586 5.61933 1.89655
RAFLI ALFAZER 41 12 100 117
EVALUASI DESAIN
PROSES PENGECEKAN PERENCANAAN SELF-PROPELLED BARGE Variabel Item
Unit m m m m Kn
Panjang Lebar Ukuran Utama Tinggi Sarat Kecepatan kapal
Symbol L B H T Vs
Min 72.00 15.00 4.27 2.90 0
Value 74.50 20.00 4.60 2.96 9
Max 86.78 24.00 6.10 5.00
Remark OK OK OK OK OK
Value 0.17 9.48
Max 0.22
Remark OK OK
Batasan Syarat Teknis Item Froude Number Fn 0 MG pada sudut oleng 0 Lengan statis pada sudut oleng >30 Stabilitas
0
Sudut kemiringan pada Ls maksimum Lengan dinamis pada 300 Lengan dinamis pada 40
0 0
Luas Kurva GZ antara 30 - 40 Freeboard Fs (Summer Freeboard) Displacement Koreksi displacement Selisih Trim Trim Hambatan Stabilitas Freeboard Rasio Kekuatan memanjang Stabilitas
0
Unit
Symbol
m
MG0
Min 0 0.15
m deg
Ls30 Lsmaks
0.2 25
3.01 31.80
OK OK
m.deg
Ld30
3.151
59.385
OK
m.deg
Ld40
5.1566
89.175
OK
1.7189 0.80 0.00% -7.748% 3.62 3.36 1.08 13.39 3.11
29.79 1.64 1.10% 0.598% 3.73 6.76 1.55 16.20 4.35
OK OK OK OK OK OK OK OK OK
m.deg m % %
LAMPIRAN PERHITUNGAN FASILITAS APUNG PENGOLAH LIMBAH OLI BEKAS BERBASIS SELF-PROPELLED BARGE
F
L/B B/T H/T L/H B/H
5.00% 7.748% 5.62 8.28 1.90 17.56 4.36
RAFLI ALFAZER 41 12 100 117
PERHITUNGAN KOEFISIEN
PERHITUNGAN KOEFISIEN Lo = Ho = Bo = To =
74.50 4.60 20.00 2.96
Fn =
0.168
Lo/Bo = Bo/To =
m m m m
3.725 6.758 0.643 4.630 m/s 3 1.025 kg/m
To/Ho = Vs =
ρ=
Perhitungan : • Froude Number Dasar Fno = = =
Vs g.L 3.086
g=
9.81 m/s2
9.81 𝑥 84.43 0.168
• Perhitungan ratio ukuran utama kapal : Lo/Bo =
3.725
→
Parametric design halaman 11-7
Bo/To =
6.758
→
Parametric design halaman 11-9
To/Ho =
0.643
→
• Block Coefficient
Parametric design halaman 11-11
Cb = – 4.22 + 27.8 √Fn – 39.1 Fn + 46.6 Fn3 = 0.827
• Midship Section Coefficient Cm = 1,006-0,0056 Cb^-3,56 = 0.995
Parametric design halaman 11-12
• Waterplan Coefficient
Parametric design halaman 11-16
Cwp = Cb / (0,471 + 0,551 Cb) = 0.892
• Longitudinal Center of Bouyancy LCB = 8,80 - 38,9 Fn = 2.268 m Lpp/2 = 37.250 m LCB dari AP = LCB dari FP =
Di depan midship Jarak AP ke Transom =
2.980
m
2.622049
39.518 m 34.982 m
• Prismatic Coefficient
• Lwl
Cp = Cb/Cm = 0.831
_ • V (m3)
Parametric design halaman 11-19
Lwl = 0.4 Lpp = 77.48
m
• Δ (ton)
_ V = L*B*T*CB = 3792.208 m3
Δ = L*B*T*CB*ɤ = 3887.013 ton
m
LAMPIRAN PERHITUNGAN FASILITAS APUNG PENGOLAH LIMBAH OLI BEKAS BERBASIS SELF-PROPELLED BARGE
RAFLI ALFAZER 41 12 100 117
PERHITUNGAN TAHANAN
PERHITUNGAN TAHANAN SELF PROPELLED BARGE Rumus yang digunakan adalah formula yang diberikan Korean Register Rules (2010). Dalam formula tersebut tahanan tongkang dibagi menjadi tiga komponen : 1. Tahanan Gesek 2. Tahanan Air 3. Tahanan Angin Tahanan Gesek : 𝑅𝑓 = 0.000136 𝐹1 𝐴1 𝑉 2
(ton)
Tahanan Air : 𝑅𝑤 = 0.014 𝐶 𝐹2 𝐴2 𝑉 2
(ton)
Tahanan Angin : 𝑅𝑎 = 0.0000195 𝐶𝑠 𝐶𝐻 𝐴3 (𝑉𝑤 + 𝑉)2
(ton)
Dimana, F1
=
Hull Surface Coefficient
A1 V F2
= = =
Surface Area Below The Waterline Velocity Bow Shape Coefficient
A2 C A3
= = =
Hull cross section area Resistance Coefficient Total Cross Sectional area exsposed to wind
Cs
=
Shape Coefficient of Hull Surface Facing The Wind
CH
=
Coefficient of Height from Waterline
Vw Lpp Lwl B T H F1
= = = = = = =
A1 V F2
= = =
Wind Velocity 74.50 m 77.48 m 20.00 m 2.96 m 4.60 m 0.8 2 1735.36 m
A2 C A3
= = =
1.2 2 133.480 m
Cs
=
1.00
Tabel Shape Hull Surface
CH
=
1.00
Tabel Height from Waterline
Vw
=
9 knots 0.50 2 76.07 m
(0.3 / 0.5)
29.16 knots
4.63 m/s Tabel Bow Shape
Tabel Wind Velocity
Tahanan Gesek : 𝑅𝑓 = 0.000136 𝐹1 𝐴1 𝑉 2 Rf = 15.293381 ton = 15,293.38 kg = 76.47 kN
LAMPIRAN PERHITUNGAN FASILITAS APUNG PENGOLAH LIMBAH OLI BEKAS BERBASIS SELF-PROPELLED BARGE
RAFLI ALFAZER 41 12 100 117
PERHITUNGAN TAHANAN
Tahanan Air : 𝑅𝑤 = 0.014 𝐶 𝐹2 𝐴2 𝑉 2 Rw = 0.6804 ton = 680.4 kg = 3.402 kN Tahanan Udara : 𝑅𝑎 = 0.0000195 𝐶𝑠 𝐶𝐻 𝐴3 (𝑉𝑤 + 𝑉) 2 Ra = 3.79 ton = 3,790.25 kg = 18.95 kN Tahanan Total : RT
Rf + Rw + Ra 98.82 kN
= =
RT + 15% Margin =
113.64 kN
Perhitungan Daya mesin Pe = EHP = Effective horse power Pe = RT x Vs Pe = 526.12 kw
705.5416044 hp
Pd = DHP = Delivered horse power Pd = Pe ηd Pd = 678.6356 kw
0,84 -( rpm(L0,5)/10000) ; RPM diambil 75 ηd = 0.775265 910.0651235 hp ηd =
PB = BHP = Brake Horse Power PB = ηs ηrg
Pd ηs . ηrg
= = = =
Shaft efficiency 0.98 - 0.985 Reduction gear efficiency 0.98
PB = Koreksi :
706.6176 kw
947.5896746 HP
3% PB Daerah pelayaran = 15% - 40%PB 15% PB
Kamar mesin di belakang =
Total PB = = YANMAR 8N21A-UN Daya Mesin 1030 RPM : 800 Silinder Diameter: 210 Piston Stroke : 290 Silinder : 8 Panjang : 4878 Lebar : 1585 Tinggi : 2151 Dry Mass : 10.5
904.47 KW 1212.91 HP
Kw rot/min mm mm buah mm mm mm ton
= 21.19853 = 176.6544 1 HP =
0.7457 kw
YANMAR 6NY16L-SW = 180.89411 = 250 RPM = 1500 Silinder Diameter = 155 Piston Stroke = 180 Silinder = 6 Panjang = 3112 Lebar = 1265 Tinggi = 1983 Dry Mass = 5.5 Daya Daya Mesin
LAMPIRAN PERHITUNGAN FASILITAS APUNG PENGOLAH LIMBAH OLI BEKAS BERBASIS SELF-PROPELLED BARGE
kW kW
mm mm buah mm mm mm ton
RAFLI ALFAZER 41 12 100 117
PERHITUNGAN BERAT DAN DISPLACEMENT
Perhitungan Berat dan Displacement 1 HP = Berat Machinery Daya Tiap Mesin Berat mesin Jumlah Mesin Berat ME
= = = =
1030.00 10.50 1.00 10.5
Kw Ton Unit Ton
Berat Auxiliary Engine Daya Tiap Mesin Berat tiap mesin Jumlah Mesin Berat AE
= = = =
250.00 5.5 2.00 11
Kw Ton Unit Ton
Berat Remainder Wr = K. MCR0,7 K MCR Wr =
= = =
Total (Wma)
=
0.7457 kw
1381.25
0.72 Untuk sejenis Oil Barge 1030.00 kw 46.27 Ton 67.77 Ton
PERHITUNGAN LWT 1. Perhitungan berat baja kapal dari Parametric Design. Wst = Wsi' (1+0.05(Cb'-Cb) Perhitungan Wsi Wsi = K.E1.36 Perhitungan faktor E E = L.(B+T) + 0.85.L(D-T) + 0.85(l1.h1)+0.75(l2.h2) Dimana, l1 (Panjang bangunan atas) h1(tinggi l1) l2(Panjang houses) h2(tinggi l2) E
= = = =
7.43 2.00 10.20 2.50
=
1846.13
Perhitungan tabel K (Tabel 4.1 hal. 85) Faktor K untuk oil / chemical barge
Min 0.029
Wsi = K.E1.36
=
m m m m
Max 0.035
Daimbil 0.035
802.63 Ton
Net Steel Weight Wsi' = Wsi - (%Scrap . Wsi). Persen scrap menunjukkan sejumlah bagian baja yang hilang karena proses kerja. Nilai persen scrap merupakan fungsi dari Cb serta jenis dan ukuran kapal. Pendekatan grafik dilakukan untuk menentukan persen scrap. Berdasarkan (David G.M Watson, Practical Ship Design, 1998)
LAMPIRAN PERHITUNGAN FASILITAS APUNG PENGOLAH LIMBAH OLI BEKAS BERBASIS SELF-PROPELLED BARGE
RAFLI ALFAZER 41 12 100 117
PERHITUNGAN BERAT DAN DISPLACEMENT Cb 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 5,022Cb
%Scrap = % Scrap
%Scrap 15 11 9 7 6 5
-1.57
=
6.769 %
Koreksi %Scrap Kondisi Kapal dengan L < 45 m Kapal dengan 45 m < L < 60 m Kapal dengan 60 m < L < 100 m Besarnya penambahan yang digunakan
Total Scrap Wsi'
Min = = =
= = Baja yang digunakan =
=
3% 2% 1%
Diambil 3% 2% 1% 1%
7.77% 740.27 Ton 864.98 Ton
Koreksi perhitungan berat baja kapal Rumus diatas pada kapal dengan Cb 0,7 dan 0,8H. Oleh karena itu perlu dilakukan koreksi Wst = Wsi' (1+0.05(Cb'-Cb) Cb' = Cb + (1-Cb).((0.8 H-T)/3.T)) = Maka, Wst (Berat baja)
Max 3% 1% 0.50%
0.950
744.83 Ton
2. Perhitungan berat E&O (Ship Design For Efficiency & Economy) L= 74.50 B= 20.00 D= 4.60 Calv = 170 [ kg/m2 ] 0.26 ton/m2
C eo main deck =
;Pendekatan 0,18 - 0,26
2
Luas Forecastle Berat EO Forecastle
= =
148.64 m 25.27 Ton
Luas Main Deck Berat EO Main Deck
= =
183.60 m 31.21 Ton
Luas Second Deck House Berat EO Second Deck House
= =
2 172.80 m 29.38 Ton
Luas Wheel House Berat EO Wheel House
= =
172.80 m 29.38 Ton
Berat EO selain houses
=
93.81 Ton
Berat Total EO
=
209.05 Ton
2
447.00
2
677.84
115.23
3. Perhitungan berat instalasi permesinan Wme LWT
LAMPIRAN PERHITUNGAN FASILITAS APUNG PENGOLAH LIMBAH OLI BEKAS BERBASIS SELF-PROPELLED BARGE
= =
67.77 Ton 67.77 Ton
RAFLI ALFAZER 41 12 100 117
PERHITUNGAN BERAT DAN DISPLACEMENT
4. Perhitungan berat cadangan Diambil Wres 5. Perhitungan berat tangki Total LWT
= = = =
3% 2.033065029 Ton 242.1572999 Ton 1265.83 Ton
=
2330 Ton
PERHITUNGAN DWT I. Payload II. Consumable per trip : 1. Kebutuhan bahan bakar MFO
MDO
Main Engine Daya Main Engine Jumlah Mesin Seatime Koefisien konsumsi Kebutuhan BB Main Engine Koreksi 10% Total BB Main Engine + 10%
= = = = = =
Auxilliary Engine Daya Auxilliary Engine Jumlah Mesin Turn Around Time Koefisien konsumsi Kebutuhan BB Auxilliary Engine Koreksi 10% Total BB Auxilliary Engine + 10%
2. Kebutuhan minyak pelumas Dari Watson =
35 Liter/day / 0.035 Liter/day / LO Main Engine = 0.001 Ton/hour LO Auxilliary Engine = 0.00067 Ton/hour Wlo =
= = = = = =
1030.00 1 336.00 0.085 28.56 2.86 31.42
kw
250.00 2 336.00 0.14 47.040 4.704 51.744
kw Jam Ton/hour Ton Ton Ton
1000 kw 1 kw
0.03605 1.4 0.7 0.690 Ton/Trip
3. Kebutuhan air tawar per trip #kebutuhan air tawar untuk mandi, minum, dan masak Kebutuhan air tawar untuk crew Jumlah crew Waktu pelayaran Berat air tawar per trip
= = = =
125 29 15.00 54.38
#kebutuhan air tawar untuk pendingin mesin Konsumsi air tawar Diambil Daya mesin utama Jumlah mesin utama Berat air tawar Waktu pelayaran Berat air tawar per trip Total berat air tawar
= = = = = = = =
2≈5 5 1381.25 1 6.9063 15.00 103.59 157.97
LAMPIRAN PERHITUNGAN FASILITAS APUNG PENGOLAH LIMBAH OLI BEKAS BERBASIS SELF-PROPELLED BARGE
Jam Ton/hour Ton Ton Ton
464.32 225.40
kg/person/days orang hari Ton
kg/HP kg/HP HP Unit Ton Hari Ton/trip Ton
RAFLI ALFAZER 41 12 100 117
PERHITUNGAN BERAT DAN DISPLACEMENT
4. Berat makanan (Provisions) Konsumsi provisions Jumlah crew Turn Around Time Berat provisions
5. Berat orang dan bawaan Konstanta berat orang dan bawaan Jumlah crew Berat crew dan bawaan
= = = = =
10 29 15.00 4350.0 4.35
= = =
75 29 2175 2.175
kg/person/days orang Hari kg ton
kg/persons orang kg Ton
Total DWT
=
2578.3 Ton
Displacement 1 (LWT + DWT) Displacement 2 (L x B x T x Cb x rho) Selisih
= = = =
3844.18 Ton 3887.01 Ton 42.83 Ton 1.10%
LAMPIRAN PERHITUNGAN FASILITAS APUNG PENGOLAH LIMBAH OLI BEKAS BERBASIS SELF-PROPELLED BARGE
RAFLI ALFAZER 41 12 100 117
DAFTAR CREW
Crew List Ruang
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Crew
Main Deck
Chief Cook Assistant Cook Sea Man Oiler Cadet Steward Quarter Master Second Officer Second Engineer Boatswain Electrician Site Workers Operator
= = = = = = = = = = = = =
1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 4
= = =
1 1 2 2
= = = =
1 1 1 29
Deck A 1 2 3 4
Chief Officer Chief Engineer Laboratory Crew Supervisor Deck B
1 2 3
Master/Captain Plant Manager Chief Supervisor Total
LAMPIRAN PERHITUNGAN FASILITAS APUNG PENGOLAH LIMBAH OLI BEKAS BERBASIS SELF-PROPELLED BARGE
RAFLI ALFAZER 41 12 100 117
PERENCANAAN RUANG MUAT
PENDEKATAN PERENCANAAN RUANG DAN TONNAGE Reference : "Analisa Teknis dan Ekonomis Self Propelled Oil Barge (Evan Eryanto, 2012)"
Input: L= B= H= T=
74.50 20.00 4.60 2.96
m m m m
Jarak Gading Asumsi Jarak gading
= = = =
2,5L + 410 mm 596.25 mm 600 mm 124
1. Kamar Mesin Lkm Koreksi kamar mesin Lkm Lebar (B) Tinggi (H) Volume Lkm sesuai gading
= = = = = = =
Lme + Lae + Koreksi 3 m 10.112 m 20 m 4.6 m 930.304 m3 10.2 m
2. Ceruk buritan Jarak dari AP Gading akhir Lebar (B) Tinggi (H) Volume
= = = = =
Diambil Jumlah gading Total
2.4 3 20 2.3 110.4
m No. m m m3
3. sekat tubrukan Berdasarkan BKI Vol II, untuk kapal L < 200 m adalah (0,05 - 0,08)L dari FP. Jarak dari FP = 3.725 m Panjang Sekat = 4.9312 m Lebar (B) = 20 m Tinggi (H) = 4.6 m Volume = 453.6704 m3 4. Perencanaan ruang muat Volume ruang yang dibutuhkan Lebar (B) Tinggi (H) Panjang Ruang muat yang dibutuhkan Panjang Ruang muat tersedia Ruang muat total tersedia Persentase Terhadap kebutuhan
= = = = = = =
3831.6 18.00 3.85 55.290 56.975 3948.3675 103%
m3 m m m m m3
Perencanaan Tanki Air Bersih Kebutuhan Air Bersih Volume kebutuhan Air Bersih Tinggi Lebar Panjang
= = = = =
157.97 157.969 3.7 17.078 2.5
Ton m3 m m m
a) Perencanaan Dimensi Tangki BB Kebutuhan Bahan Bakar (MFO) Volume Kebutuhan BB Koreksi ekspansi Volume Total Bahan Bakar Tinggi Lebar (Starboardside) Lebar (Portside) Panjang
= = = = = = = =
31.42 36.960 3.298 40.258 2.5 3.221 3.221 2.5
Ton m3 m3 m3 m m m m
LAMPIRAN PERHITUNGAN FASILITAS APUNG PENGOLAH LIMBAH OLI BEKAS BERBASIS SELF-PROPELLED BARGE
; Referensi BKI 2006
Gd. Belakang= Gd. Depan=
-1 16
;Dibagi dua karena bentuk buritan SPOB
;diambil 0,05L ; Yang diijinkan 4,135 -6,616 m
; Masa jenis = double hull =
3 0.88 Ton/m 2
;L-(Lcb+Lkm+Lfc+Lfe+Lfo+Lcof) 116.8 2.96%
Koreksi Ekspansi : Panas= 2% Konstruksi= 2%
RAFLI ALFAZER 41 12 100 117
PERENCANAAN RUANG MUAT
b) Perencanaan Dimensi Tangki Diesel Oil Kebutuhan BB (Diesel Oil) Volume Diesel Oil Koreksi Ekspansi Volume Total Diesel Oil Tinggi Lebar (Starboardside) Lebar (Starboardside) Panjang
= = = = = = = =
51.744 60.875 2.435 63.310 2.50 5.065 5.065 2.5
Ton m3 m3 m3 m m m m
b) Perencanaan Dimensi Tangki Lub Oil Kebutuhan Lub Oil Volume Lub Oil Koreksi ekspansi Volume Total Lub Oil Tinggi Lebar (Portside) Panjang
= = = = = = =
0.690 0.750 0.030 0.780 2.5 0.624 0.5
Ton m3 m3 m3 m m m
c) Perencanaan Cofferdam Panjang Lebar Tinggi Volume
= = = =
1.2 20 4.6 110.4
m m m m3
;2 jarak gading
= = = = =
7.43 20 2 40 297.28
m m m m2 m3
;Pendekatan 10% Panjang Kapal ; Pendekatan sama dengan B ;asumsi dari H
2) Deck House at Main Deck Panjang (Ldh) Lebar (Bdh) Tinggi (Asumsi) Luas Transversal Volume
= = = = =
10.2 18 2.5 45 459
m m m m2 m3
; pendekatan Panjang Kamar Mesin ; Pendekatan, B - 2 ;asumsi
3) Second deck house Panjang (Lsd) Lebar (Bsd) Tinggi (Asumsi) Luas Transversal Volume
= = = = =
9.6 18 2.5 45 432
m m m m2 m3
4) Wheel House Panjang (Lwh) Lebar (Bwh) Tinggi Luas Transversal Volume
= = = = =
9.6 18 2.5 45 432
m m m m2 m3
750 0.75 56.975 20.00 854.625
mm mm m m m m3
7. Perencanaan Akomodasi 1) Forecastle Panjang Lebar Tinggi Luas Transversal Volume
9. Double Bottom Tinggi double bottom (Hdb)
Panjang double bottom Lebar (Bdb) Volume 10.GROSS TONNAGE Total Enclosed Space K1 Gross Tonnage
= = = = = =
300+45B
= = =
LAMPIRAN PERHITUNGAN FASILITAS APUNG PENGOLAH LIMBAH OLI BEKAS BERBASIS SELF-PROPELLED BARGE
8028.047 m3 0.278 2233
Koreksi Ekspansi : Panas= 2% Konstruksi= 2%
Koreksi Ekspansi : Panas= 2% Konstruksi= 2%
;0,2+0,02*Log10(V) ; V*K1
RAFLI ALFAZER 41 12 100 117
PERHITUNGAN TITIK BERAT
PERHITUNGAN TITIK BERAT KAPAL
Input: L= B= H= T=
74.50 20.00 4.60 2.96
m m m m
Perhitungan : 1. Titik berat baja kapal Reference : Harvald & Jensen Method (1992) KG = CKG x DA Dimana : DA = Tinggi kapal setelah dikoreksi dengan superstructure dan deck house =
D
+
(Va + Vdh) L.B Va = Volume bangunan atas (Forecastle) = 297.28 m3 Vdh =
DA = CKG =
5.69 m Koefisien titik berat KG = 0.52
maka, KG =
Wst = W x KG = W x LCG =
Type kapal Passanger ship Large cargo ship Small cargo ship Bulk carrier Tankers
CKG x DA =
LCG = LCB = LCG = LCG = LCG =
Volume Deck House 1. Deck House at main deck = 2. Second Deck House = 3. Wheel House = Total =
2.957 m -0,15+LCB 3.13 2.98 2.221 -35.02903313
% Midship % % Dari Midship Dari FP
459 432 432 1323
m3 m3 m3 m3
CKG 0.67 – 0.72 0.58 – 0.64 0.60 – 0.80 0.55 – 0.58 0.52 – 0.54
-13,5+(19,4*F11) 37.25
39.471
744.828 Ton 2202.805 -26090.612
2. Titik berat Permesinan Reference : Ship Design for Efficiency and Economy , 1998. Page : 173 KGm = Hdb + 0,35 (D-Hdb) Hdb = Tinggi double bottom = 300 + 45B mm = 2.098 m KGm = 2.974 m LCGm = LCGm = LCGm = Wme = W x KG = W x LCG =
-0,5L + Lcb + Lkm/2 -29.75 m -67 m
;dari midship ; dari FP
67.77 Ton 201.5241826 -13502.12023
LAMPIRAN PERHITUNGAN FASILITAS APUNG PENGOLAH LIMBAH OLI BEKAS BERBASIS SELF-PROPELLED BARGE
RAFLI ALFAZER 41 12 100 117
PERHITUNGAN TITIK BERAT
3. Titik berat Equipment Outfitting Reference : Ship Design for Efficiency and Economy , 1998. Page : 166 Kgeo = 1,02 - 1,08*DA ; Diambil 1,02 Kgeo = 5.801 m LCGeo A) LCGeo permesinan Weo = LCG1 = Momen = B) LCGeo Forecastle Weo = LCG2 = Momen =
16.942 Ton -29.75 Dari Midship -67 Dari FP -1135.127975
25.27 Ton 33.534 Dari Midship -4 Dari FP -93.8988608
; Pendekatan 25% Weo Total ; Ditengah Lkm, L-Lcb-0,5Lkm
`; Ditengah Forecastle deck
C) LCGeo Deck House at Main Deck Weo = 31.21 Ton LCG2 = -29.75 Dari Midship -67 Dari FP Momen = -2091.204
`; Ditengah Deck House at main deck
D) LCGeo Second Deck House Weo = 29.38 Ton LCG2 = -29.45 Dari Midship -66.7 Dari FP Momen = -1959.3792
`; Ditengah Second deck House
E) LCGeo Wheelhouse Weo = LCG2 = Momen =
29.38 Ton -29.45 Dari Midship -66.7 Dari FP -1959.3792
F) LCGeo wheather Deck Weo = LCG2 = Momen = Momen Total= LCGeo = LCGeo = Weo = W x KG = W x LCG =
`; Ditengah wheel house
76.872 Ton -37.981 Dari FP -0.730 Dari Midship -56.155
-7295.14436 -34.8971191 Dari FP -2.35288088 209.05 Ton 1212.72136 -7295.14436
4. Titik berat Consumable A) Titik berat air tawar Wair = KG = LCG = Momen LCG = Momen KG = B) Titik berat Bahan Bakar Wbb = KG = LCG = Momen LCG = Momen KG =
157.97 2.6 68.05 -6.45 -1018.900 410.719
Ton m Dari AP Dari FP
; Tinggi Fresh Water Tank dibagi 2 ; Panjang Fresh Water Tank dibagi 2
83.16 3.33 8.35 -66.15 -5501.034 276.9228
Ton m Dari AP Dari FP
; Tinggi FO Tank dibagi 2 ; Panjang FO Tank dibagi 2
LAMPIRAN PERHITUNGAN FASILITAS APUNG PENGOLAH LIMBAH OLI BEKAS BERBASIS SELF-PROPELLED BARGE
RAFLI ALFAZER 41 12 100 117
PERHITUNGAN TITIK BERAT
C) Titik berat Minyak Lumas Wlo = 0.6897 Ton KG = 2.7 m LCG = 8.35 Dari AP -31.65 Dari FP Momen LCG = -21.830 Momen KG = 1.862
; Tinggi LO Tank dibagi 2 ; Panjang LO Tank dibagi 2
D) Titik berat Crew dan Bawaan di deck house at main deck (4 orang) Wcr = 0.3 Ton KG = 4.05 m LCG = 5.1 Dari AP -34.9 Dari FP Momen LCG = -10.47 Momen KG = 1.215 E) Titik berat Crew dan Bawaan di Second deck houses (4 orang) Wcr = 0.3 Ton KG = 6.55 m LCG = 5.4 Dari AP -34.6 Dari FP Momen LCG = -10.38 Momen KG = 1.965 F) Titik berat Crew dan Bawaan di Wheelhouses Wcr = 0.15 Ton KG = 9.05 m LCG = 5.4 Dari AP -34.6 Dari FP Momen LCG = -5.19 Momen KG = 1.3575
KG Consumable LCG Consumable Wcons = W x KG = W x LCG =
2.86 -27.076059 Dari FP 242.5686626 694.04 -6567.803418
5. Titik berat Payload Payload = KG = LCG = LCG = W x KG = W x LCG =
2330.00 5.553293761 38.402 -36.098 12939.174 -84108.340
Ton m Dari AP Dari FP
5. Titik berat Tangki Payload = KG = LCG = LCG = W x KG = W x LCG =
58.54 5.123441299 40.988 -33.512 299.932 -1961.812
Ton m Dari AP Dari FP
; Tinggi LO Tank dibagi 2 ; Panjang LO Tank dibagi 2
37.25 38.402
Dari FP
3.738
40.988
Dari FP
36.303 Titik Berat Total KG = LCG =
5.142 m -38.197 Dari FP
LAMPIRAN PERHITUNGAN FASILITAS APUNG PENGOLAH LIMBAH OLI BEKAS BERBASIS SELF-PROPELLED BARGE
37.25
RAFLI ALFAZER 41 12 100 117
PERHITUNGAN FREEBOARD
Perhitungan dan Koreksi Freeboard (Reference : International Convention on Load Lines 1966 and protocol of 1988) Input: Lpp = 74.50 m Lwl = 77.48 m B= 20.00 m H= 4.60 m T= 2.96 m Cb = 0.826862856 3 v= 3792.21 m Input data L=
Length → 96% Lwl pada 0,85D → Lpp pada 0,85D Diambil yang terbesar Pendekatan : 0,96 Lwl pada 0,85D = Lpp pada 0,85D = L= 74.5 m
Cb =
74.381 m 74.5 m
v L.B. D1
Cb =
D1 = 0.651
85%D =
s = Panjang superstructure = Lfc = Panjang Forecastle
3.910 m
=
7.43 m
Perhitungan : 1. Tipe Kapal : Tipe A :
Kapal dengan persyaratan salah satu dari : 1) Kapal yang didesain memuat muatan cair dalam bulk 2) Kapal yang mempunyai integritas tinggi pada geladak terbuka dengan akses bukaan ke kompartemen yang kecil, ditutup sekat penutup baja yang kedap atau material yang equivalent 3) Mempunyai permeabilitas yang rendah pada ruang muat yang terisi penuh Kapal tipe A : Tanker, LNG Carrier Tipe B : Kapal yang tidak memenuhi persyaratan pada kapal tipe A. Kapal tipe B : Grain carrier, Ore carrier, general cargo, passenger ship, Ro-ro 2. Freeboard standard (Fb) Yaitu freboard yang tertera pada tabel freeboard standar sesuai dengan tipe kapal. Fb = 767 mm Panjang Freeboard 70 706 71 720 72 733 73 746 74 760 75 773 76 786 77 800 78 814 79 828 80 841
x1 = x2 =
74 75
y1 = y2 =
x=
74.50
(x-x1) (x2-x1)
=
(y-y1) (y2-y1)
(74.5-74) (75-74)
=
(y-760) (773-760)
0.50 1
=
(y-760)
y-760 y
= =
Fb = =
760 773
13 6.5 766.5
mm
766.5 mm 0.767 m
LAMPIRAN PERHITUNGAN FASILITAS APUNG PENGOLAH LIMBAH OLI BEKAS BERBASIS SELF-PROPELLED BARGE
RAFLI ALFAZER 41 12 100 117
PERHITUNGAN FREEBOARD
3. Koreksi-Koreksi 1) Correction for ship under 100 m in length Untuk kapal dengan panjang 24< L < 100 m dan mempunyai superstructure tertutup dengan panjang efektif mencapai 35%L Fb1 = 7.5 (100-L)(0.35 - E/L) E = Total panjang efektif superstructure = 7.43 m = E < 35% L, tidak ada koreksi Koreksi = 47.85870805 mm Fb1 = 0 mm
35%L =
26.075 m
2) Block Coefficient Correction Jika Cb > 0,68 : Fb2 = Fb . [(Cb+0,68)/1,36] Koreksi = 46.835 mm Fb2 = 0.000 mm
125
3) Depth Correction Koreksi dilakukan apabila D > L/15 Fb3 = R (D-L/15) R= R=
L/0,48 250
Untuk L < 120 m Untuk L > 120 m
L/15 = 4.967 m D= 4.60 m Maka , tidak koreksi Fb3 = 0.000 Jika D
hs , maka ls = h= hs = l= ls = E= x.L =
(h/hs)*l 7.432 l Tinggi bangunan atas = Tinggi standar bangunan atas = Panjang bangunan atas = Panjang superstructure efektif = 7.43 m 0 L
2 1.8 7.43 7.43
m m m m
Jika E < 1.0 L maka harga pengurangan freebard diperoleh dari presentase dibawah ini : Total Panjang Efektif Superstructure x.L 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 Prosentas e 0 7 14 21 31 41 52 Penguran
0.7
0.8
0.9
1.0
63
75.3
87.7
100
Bila E berada diantaranya maka harga E diperoleh dengan interpolasi linier %Fb4 = 0% Fb4 = 0 mm 5) Koreksi Sheer Bila kapal menggunakan sheer standart, maka tidak ada koreksi sheer. Kapal SPWB tidak menggunakan sheer, maka : Koreksi Lengkung memanjang kapal (LMK) Tinggi Sheer di FP = 0 m Tinggi sheer di AP = 0 m A=
(sf) (Sa)
1/6 [2.5 (L+30) - 100(Sf-Sa)] x [ 0,75 - (S / 2L)] A= 30.48443 mm B = 0.125*L = 9.3125 mm S = ∑ls = 7.43 mm
LAMPIRAN PERHITUNGAN FASILITAS APUNG PENGOLAH LIMBAH OLI BEKAS BERBASIS SELF-PROPELLED BARGE
RAFLI ALFAZER 41 12 100 117
PERHITUNGAN FREEBOARD
Bila : A>0 A < 0 dan ABS(A) > B A < 0 dan ABS(A) < B Koreksi LMK = 30.484 mm
Koreksi LMK = A Koreksi LMK = B Koreksi LMK = A
6) Correction of minimum bow height Kapal SPWB tidak menggunakan bow, maka Fb6 = 0 m Rekapitulasi 1) Correction for ship under 100 m in length 2) Block Coefficient Correction 3) Depth Correction 4) Koreksi Bangunan atas 5) Koreksi Sheer 6) Correction of minimum bow height Total Freeboard Actual Freeboard (H-T) Kondisi Freeboard
0 0.000 0 0 30.48443 0 796.98 1640.36 OK
LAMPIRAN PERHITUNGAN FASILITAS APUNG PENGOLAH LIMBAH OLI BEKAS BERBASIS SELF-PROPELLED BARGE
mm mm mm mm mm mm mm mm
RAFLI ALFAZER 41 12 100 117
PERHITUNGAN TRIM
PERHITUNGAN TRIM Perhitungan trim dilakukan berdasarkan formula yang diberikan Parsons (2001). Batasan yang digunakan adalah ≤ 0,05 %. Formula untuk menghitung trim adalah sebagai berikut : L= B= T= Cm = LCB (%) = LCB (FP) =
74.50 m 20.00 m 2.960 m 0.995 2.62 % -34.982
KB/T = = KB = =
Cb = Cwp =
3
V= 3792.21 m KG = 5.14 m Cp = 0.831 LCG (FP)= -38.1974
Midship
0.9-0.3Cm-0.1Cb 0.52 KB/T x T 1.54
C1 = =
0.1216Cw - 0.041 0.07
IT = =
C1 x Lpp x B3
BMT = = CIL = = IL = =
40236.60 IT/v 10.61 2
0.35Cw - 0.405Cw + 0.146 0.06 CIL x B x Lpp 523496.32
3
BML = =
IL / V 138.05
GML = =
BML + KB - KG 134.44
Trim = = =
Ta - Tf (LCG - LCB) x L / GML 0.445
Kondisi = Persentase =
0.826863 0.892
trim buritan 0.60%
LAMPIRAN PERHITUNGAN FASILITAS APUNG PENGOLAH LIMBAH OLI BEKAS BERBASIS SELF-PROPELLED BARGE
RAFLI ALFAZER 41 12 100 117
STABILITAS LOAD CASE 1 Code 267(85) Ch2 General Criteria 267(85) Ch2 General Criteria 267(85) Ch2 General Criteria 267(85) Ch2 General Criteria 267(85) Ch2 General Criteria 267(85) Ch2 General Criteria 267(85) Ch2 General Criteria 267(85) Ch2 General Criteria
Criteria
Value
Units
Actual
Status
2.3: IMO roll back angle
25.1
deg
2.2.1: Area 0 to 30
3.1513
m.deg
59.3856
Pass
2.2.1: Area 0 to 40
5.1566
m.deg
89.175
Pass
2.2.1: Area 30 to 40
1.7189
m.deg
29.7894
Pass
2.2.2: Max GZ at 30 or greater
0.2
m
3.013
Pass
2.2.3: Angle of maximum GZ
25
deg
31.8
Pass
2.2.4: Initial GMt
0.15
m
9.48
Pass
2.3: Severe wind and rolling Angle of steady heel shall not be greater than (<=) Angle of steady heel / Deck edge immersion angle shall not be greater than (<=) Area1 / Area2 shall not be less than (>=)
Pass 16
deg
0.1
Pass
80
%
2.13
Pass
100
%
253.42
Pass
LAMPIRAN PERHITUNGAN FASILITAS APUNG PENGOLAH LIMBAH OLI BEKAS BERBASIS SELF-PROPELLED BARGE
RAFLI ALFAZER 41 12 100 117
STABILITAS LOAD CASE 2 Code 267(85) Ch2 General Criteria 267(85) Ch2 General Criteria 267(85) Ch2 General Criteria 267(85) Ch2 General Criteria 267(85) Ch2 General Criteria 267(85) Ch2 General Criteria 267(85) Ch2 General Criteria 267(85) Ch2 General Criteria
Criteria
Value
Units
Actual
Status
2.3: IMO roll back angle
25.7
deg
2.2.1: Area 0 to 30
3.1513
m.deg
66.4516
Pass
2.2.1: Area 0 to 40
5.1566
m.deg
98.986
Pass
2.2.1: Area 30 to 40
1.7189
m.deg
32.5343
Pass
2.2.2: Max GZ at 30 or greater
0.2
m
3.298
Pass
2.2.3: Angle of maximum GZ
25
deg
30
Pass
2.2.4: Initial GMt
0.15
m
10.54
Pass
2.3: Severe wind and rolling Angle of steady heel shall not be greater than (<=) Angle of steady heel / Deck edge immersion angle shall not be greater than (<=) Area1 / Area2 shall not be less than (>=)
Pass 16
deg
0.1
Pass
80
%
1.62
Pass
100
%
239.76
Pass
LAMPIRAN PERHITUNGAN FASILITAS APUNG PENGOLAH LIMBAH OLI BEKAS BERBASIS SELF-PROPELLED BARGE
RAFLI ALFAZER 41 12 100 117
STABILITAS LOAD CASE 3 Code 267(85) Ch2 General Criteria 267(85) Ch2 General Criteria 267(85) Ch2 General Criteria 267(85) Ch2 General Criteria 267(85) Ch2 General Criteria 267(85) Ch2 General Criteria 267(85) Ch2 General Criteria 267(85) Ch2 General Criteria
Criteria
Value
Units
Actual
Status
2.3: IMO roll back angle
27.8
deg
2.2.1: Area 0 to 30
3.1513
m.deg
100.0871
Pass
2.2.1: Area 0 to 40
5.1566
m.deg
144.8401
Pass
2.2.1: Area 30 to 40
1.7189
m.deg
44.7529
Pass
2.2.2: Max GZ at 30 or greater
0.2
m
4.608
Pass
2.2.3: Angle of maximum GZ
25
deg
26.4
Pass
2.2.4: Initial GMt
0.15
m
17.706
Pass
2.3: Severe wind and rolling Angle of steady heel shall not be greater than (<=) Angle of steady heel / Deck edge immersion angle shall not be greater than (<=) Area1 / Area2 shall not be less than (>=)
Pass 16
deg
0.2
Pass
80
%
1.18
Pass
100
%
199.01
Pass
LAMPIRAN PERHITUNGAN FASILITAS APUNG PENGOLAH LIMBAH OLI BEKAS BERBASIS SELF-PROPELLED BARGE
RAFLI ALFAZER 41 12 100 117
STABILITAS LOAD CASE 4 Code 267(85) Ch2 General Criteria 267(85) Ch2 General Criteria 267(85) Ch2 General Criteria 267(85) Ch2 General Criteria 267(85) Ch2 General Criteria 267(85) Ch2 General Criteria 267(85) Ch2 General Criteria 267(85) Ch2 General Criteria
Criteria
Value
Units
Actual
Status
2.3: IMO roll back angle
27.4
deg
2.2.1: Area 0 to 30
3.1513
m.deg
107.8268
Pass
2.2.1: Area 0 to 40
5.1566
m.deg
155.8421
Pass
2.2.1: Area 30 to 40
1.7189
m.deg
48.0153
Pass
2.2.2: Max GZ at 30 or greater
0.2
m
4.932
Pass
2.2.3: Angle of maximum GZ
25
deg
27.3
Pass
2.2.4: Initial GMt
0.15
m
20.056
Pass
2.3: Severe wind and rolling Angle of steady heel shall not be greater than (<=) Angle of steady heel / Deck edge immersion angle shall not be greater than (<=) Area1 / Area2 shall not be less than (>=)
Pass 16
deg
0.2
Pass
80
%
1.15
Pass
100
%
202.08
Pass
LAMPIRAN PERHITUNGAN FASILITAS APUNG PENGOLAH LIMBAH OLI BEKAS BERBASIS SELF-PROPELLED BARGE
RAFLI ALFAZER 41 12 100 117
LAMPIRAN B RENCANA GARIS
WL 4.6
WL 4.6
WL 4 WL 3.5 WL 3
WL 4
FP
WL 3.5
AP DWL
WL 3
DWL
WL 2.5
WL 2.5
ST 1
ST 19
WL 2
WL 2 ST 18
ST 2
WL 1.5 WL 1
WL 1.5 WL 1
ST 3
WL 0.5
ST 4 - 17
WL 0.5
ST 17 - 4 BL 0.909
BL 1.819
BL 2.728
BL 4.547
BL 3.638
BL 5.456
BL 6.366
BL 7.275
BL 8.184
BL 10.00
BL 9.084
BL 8.184
BL 6.366
BL 7.275
BL 5.456
BL 3.638
BL 4.547
BL 2.728
BL 1.819
CL
BL 0.909
BL 9.084
WL 0 BL 10.00
WL 0
BL 7.275 BL 6.366 BL 5.456 BL 4.547 BL 3.638 BL 2.728 BL 1.819 BL 0.909
BL 5.456 BL 4.547 BL 3.638 BL 2.728 BL 1.819 BL 0.909
POOP DECK
FORECASTLE DECK
WL 4.6
WL 4.6 BL 6.366
BL 7.275
BL 9.084
BL 9.084
BL 8.184
BL 8.184 WL 4
WL 4
WL 3.5
WL 3.5
WL 3 DWL WL 2.5
WL 3
DWL WL 2.5 WL 2
WL 2
WL 1.5
WL 1.5
WL 1
WL 1 WL 0.5
WL 0.5
Baseline
Baseline
AP
ST 1
ST 2
ST 3
ST 4
ST 5
ST 6
ST 7
ST 8
ST 9
ST 10
ST 11
ST 12
ST 13
ST 14
ST 15
ST 16
ST 17
ST 18
ST 19
WL 2.5 WL 3 WL 3.5 WL 4 WL 4.6
FP
WL 0 WL 0.5 WL 1 WL 1.5 WL 2 WL 2.5 WL 3 WL 3.5 WL 4 WL 4.6
BL 9.084
BL 8.184
BL 8.184
BL 7.275
BL 7.275
BL 6.366
BL 6.366
BL 5.456
BL 5.456 BL 4.547 WL 0
BL 3.638
WL 1
WL 2
BL 4.547
WL 0.5
BL 10
BL 9.084
WL 1.5
BL 10
BL 3.638
BL 2.728
BL 2.728
BL 1.819
BL 1.819
BL 0.909
BL 0.909
CL
AP
ST 1
ST 2
ST 3
ST 4
ST 5
ST 6
ST 7
ST 8
ST 9
ST 10
ST 11
ST 12
ST 13
ST 14
ST 15
ST 16
ST 17
ST 18
ST 19
PRINCIPAL PARTICULARS:
CL
FP
DEPARTMENT OF NAVAL ARCHITECTURE AND SHIPBUILDING ENGINEERING
SHIP TYPE PAYLOAD LENGTH OF WATERLINE (LWL) LENGTH (LPP) BREADTH (B) DEPTH (H) DRAUGHT DESIGNED SERVICE SPEED
: Self-Propelled Barge : 2330 ton : 77.48 m : 74.50 m : 20.00 m : 4.60 m : 2.96 m : 9.00 knots : 29 Person
FACULTY OF MARINE TECHNOLOGY SEPULUH NOPEMBER INSTITUTE OF TECHNOLOGY
LINES PLAN M V . ALCHEMIST SCALE
1 : 110
DRAWN BY
RAFLI ALFAZER
APPROVED BY
Ir. HESTY A. KURNIAWATI, M.Sc.
DATE
SIGNATURE
REMARK
NRP.4112100117
LAMPIRAN C RENCANA UMUM
Masthead Light (White)
Masthead Light (White)
Portside Light
-4
AP
4
8
12
16
20
24
28
32
36
40
44
48
52
56
60
Starboard Side Light
64
Portside Light
Starboard Side Light
C L
C L Portside Light
-4
AP
4
8
12
16
20
24
28
32
36
40
44
48
52
56
60
AP
64
4
8
12
16
AP
4
8
12
Starboard side Light
-4
AP
4
8
12
16
20
24
28
32
36
40
44
48
52
56
60
112
64
116
120
AP
124
4
8
PRINCIPAL PARTICULARS:
12
16
DEPARTMENT OF NAVAL ARCHITECTURE AND SHIPBUILDING ENGINEERING
SHIP TYPE PAYLOAD LENGTH OF WATERLINE (LWL) LENGTH (LPP) BREADTH (B) DEPTH (H) DRAUGHT DESIGNED SERVICE SPEED COMPLEMENT
: Self-Propelled Barge : 2330 ton : 77.48 m : 74.50 m : 20.00 m : 4.60 m : 2.96 m : 9.00 knots
:
29 Person
FACULTY OF MARINE TECHNOLOGY SEPULUH NOPEMBER INSTITUTE OF TECHNOLOGY
GENERAL ARRANGEMENT M V . ALCHEMIST SCALE
1 : 175
DRAWN BY
RAFLI ALFAZER
APPROVED BY
Ir. HESTY A. KURNIAWATI, M.Sc.
DATE
SIGNATURE
REMARK
NRP.4112100117
LAMPIRAN D DATA PENDUKUNG
BIODATA PENULIS
RAFLI ALFAZER, dilahirkan di Padang 17 Nopember 1994. Penulis merupakan anak ke-3 dari 3 bersaudara dalam keluarga. Dibesarkan di Sawahlunto dan menamatkan pendidikan formal [Foto penulis]
tingkat SD di SD N 1 Silungkang, tingkat SMP di SMP N 1 Sawahlunto dan tingkat SMA di SMA N 1 Sawahlunto sebelum selanjutnya melanjutkan pendidikan perguruan tinggi di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Penulis diterima di Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan ITS pada
tahun 2012 melalui jalur SNMPTN Tertulis. Sejak SMA penulis sangat gemar dalam berorganisasi baik di organisasi formal di sekolah maupun non formal. Di Jurusan Teknik Perkapalan, Penulis mengambil Bidang Studi Rekayasa Perkapalan – Desain Kapal. Selama masa studi di ITS, Penulis banyak aktif berkegiatan di Himpunan Mahasiswa Teknik Perkapalan (HIMATEKPAL), menjadi salah satu pemandu di dalam tim Kepemanduan LKMM Samudra Fakultas Teknologi Kelautan (FTK), juga sempat aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ITS, dan yang terakhir Penulis aktif di dalam Komunitas Teknokrat Muda ITS yang dibangun oleh Penulis dan teman-teman lainnya. Untuk kepanitiaan dalam acara jurusan antara lain menjadi anggota panitia SAMPAN 7 ITS tahun 2013, koordinator LO di SAMPAN 8 ITS tahun 2014, dan Steering Committee untuk Opening Ceremony SAMPAN 9 ITS. Sedangkan untuk tingkat institut Penulis pernah tergabung dalam kepanitian ITS EXPO 2013 dan GERIGI ITS 2014. Penulis juga sempat mengikuti beberapa pelatihan , baik pelatihan pembentukan soft skill seperti LKMM, Malang Leaders Summit 2015, dan Pelatihan Pemimpin Bangsa 10 tahun 2016, maupun pelatihan yang menunjang kebutuhan akademis selama perkuliahan, seperti pelatihan perangkat lunak AutoCAD dan Maxsurf.
E
: [email protected] / [email protected]
M
: +62 852 7832 2164
www.hukumonline.com
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 59 ayat (7) dan Pasal 61 ayat (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
Mengingat: 1.
Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059).
MEMUTUSKAN:
Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN.
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1.
Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.
2.
Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan.
3.
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disebut Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3.
1 / 150
www.hukumonline.com
4.
Prosedur Pelindian Karakteristik Beracun (Toxicity Characteristic Leaching Procedure) yang selanjutnya disingkat TCLP adalah prosedur laboratorium untuk memprediksi potensi pelindian B3 dari suatu Limbah.
5.
Uji Toksikologi Lethal Dose-50 yang selanjutnya disebut Uji Toksikologi LD50 adalah uji hayati untuk mengukur hubungan dosis-respon antara Limbah B3 dengan kematian hewan uji yang menghasilkan 50% (lima puluh persen) respon kematian pada populasi hewan uji.
6.
Simbol Limbah B3 adalah gambar yang menunjukkan karakteristik Limbah B3.
7.
Label Limbah B3 adalah keterangan mengenai Limbah B3 yang berbentuk tulisan yang berisi informasi mengenai Penghasil Limbah B3, alamat Penghasil Limbah B3, waktu pengemasan, jumlah, dan karakteristik Limbah B3.
8.
Pelabelan Limbah B3 adalah proses penandaan atau pemberian label yang dilekatkan atau dibubuhkan pada kemasan langsung Limbah B3.
9.
Ekspor Limbah B3 adalah kegiatan mengeluarkan Limbah B3 dari daerah pabean Negara Kesatuan Republik Indonesia.
10.
Notifikasi Ekspor Limbah B3 adalah pemberitahuan terlebih dahulu dari otoritas negara eksportir kepada otoritas negara penerima sebelum dilaksanakan perpindahan lintas batas Limbah B3.
11.
Pengelolaan Limbah B3 adalah kegiatan yang meliputi pengurangan, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan/atau penimbunan.
12.
Dumping (Pembuangan) adalah kegiatan membuang, menempatkan, dan/atau memasukkan Limbah dan/atau bahan dalam jumlah, konsentrasi, waktu, dan lokasi tertentu dengan persyaratan tertentu ke media lingkungan hidup tertentu.
13.
Pengurangan Limbah B3 adalah kegiatan Penghasil Limbah B3 untuk mengurangi jumlah dan/atau mengurangi sifat bahaya dan/atau racun dari Limbah B3 sebelum dihasilkan dari suatu usaha dan/atau kegiatan.
14.
Penghasil Limbah B3 adalah Setiap Orang yang karena usaha dan/atau kegiatannya menghasilkan Limbah B3.
15.
Pengumpul Limbah B3 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan Pengumpulan Limbah B3 sebelum dikirim ke tempat Pengolahan Limbah B3, Pemanfaatan Limbah B3, dan/atau Penimbunan Limbah B3.
16.
Pengangkut Limbah B3 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan Pengangkutan Limbah B3.
17.
Pemanfaat Limbah B3 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan Pemanfaatan Limbah B3.
18.
Pengolah Limbah B3 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan Pengolahan Limbah B3.
19.
Penimbun Limbah B3 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan Penimbunan Limbah B3.
20.
Penyimpanan Limbah B3 adalah kegiatan menyimpan Limbah B3 yang dilakukan oleh Penghasil Limbah B3 dengan maksud menyimpan sementara Limbah B3 yang dihasilkannya.
21.
Pengumpulan Limbah B3 adalah kegiatan mengumpulkan Limbah B3 dari Penghasil Limbah B3 sebelum diserahkan kepada Pemanfaat Limbah B3, Pengolah Limbah B3, dan/atau Penimbun Limbah B3.
22.
Pemanfaatan Limbah B3 adalah kegiatan penggunaan kembali, daur ulang, dan/atau perolehan kembali yang bertujuan untuk mengubah Limbah B3 menjadi produk yang dapat digunakan sebagai substitusi bahan baku, bahan penolong, dan/atau bahan bakar yang aman bagi kesehatan manusia dan lingkungan hidup.
23.
Pengolahan Limbah B3 adalah proses untuk mengurangi dan/atau menghilangkan sifat bahaya dan/atau sifat racun.
24.
Penimbunan Limbah B3 adalah kegiatan menempatkan Limbah B3 pada fasilitas penimbunan dengan 2 / 150
www.hukumonline.com
maksud tidak membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan hidup. 25.
Sistem Tanggap Darurat adalah sistem pengendalian keadaan darurat yang meliputi pencegahan, kesiapsiagaan, dan penanggulangan kecelakaan serta pemulihan kualitas lingkungan hidup akibat kejadian kecelakaan Pengelolaan Limbah B3.
26.
Izin Lingkungan adalah izin yang diberikan kepada Setiap Orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang wajib Amdal atau UKL-UPL dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat untuk memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan.
27.
Pencemaran Lingkungan Hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
28.
Kerusakan Lingkungan Hidup adalah perubahan langsung dan/atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup yang melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.
29.
Perusakan Lingkungan Hidup adalah tindakan orang yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup sehingga melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.
30.
Penanggulangan Pencemaran Lingkungan Hidup dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup adalah cara atau proses untuk mengatasi Pencemaran Lingkungan Hidup dan/atau Perusakan Lingkungan Hidup.
31.
Pemulihan Fungsi Lingkungan Hidup adalah serangkaian kegiatan penanganan lahan terkontaminasi yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pemantauan untuk memulihkan fungsi lingkungan hidup yang disebabkan oleh Pencemaran Lingkungan Hidup dan/atau Perusakan Lingkungan Hidup.
32.
Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup yang selanjutnya disingkat PPLH adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, wewenang, kewajiban, dan tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan pengawasan lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
33.
Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah yang selanjutnya disingkat PPLHD adalah Pegawai Negeri Sipil di daerah yang diberi tugas, wewenang, kewajiban, dan tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan pengawasan lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
34.
Setiap Orang adalah orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum.
35.
Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati/wali kota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
36.
Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
37.
Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Pasal 2 Peraturan Pemerintah ini mengatur mengenai: a.
penetapan Limbah B3;
b.
Pengurangan Limbah B3;
c.
Penyimpanan Limbah B3;
3 / 150
www.hukumonline.com
d.
Pengumpulan Limbah B3;
e.
Pengangkutan Limbah B3;
f.
Pemanfaatan Limbah B3;
g.
Pengolahan Limbah B3;
h.
Penimbunan Limbah B3;
i.
Dumping (Pembuangan) Limbah B3;
j.
pengecualian Limbah B3;
k.
perpindahan lintas batas Limbah B3;
l.
Penanggulangan Pencemaran Lingkungan Hidup dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup dan Pemulihan Fungsi Lingkungan Hidup;
m.
Sistem Tanggap Darurat dalam Pengelolaan Limbah B3;
n.
pembinaan;
o.
pengawasan;
p.
pembiayaan; dan
q.
sanksi administratif.
BAB II PENETAPAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
Pasal 3 (1)
Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3 wajib melakukan Pengelolaan Limbah B3 yang dihasilkannya.
(2)
Limbah B3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan kategori bahayanya terdiri atas:
(3)
(4)
a.
Limbah B3 kategori 1; dan
b.
Limbah B3 kategori 2.
Limbah B3 sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berdasarkan sumbernya terdiri atas: a.
Limbah B3 dari sumber tidak spesifik;
b.
Limbah B3 dari B3 kedaluwarsa, B3 yang tumpah, B3 yang tidak memenuhi spesifikasi produk yang akan dibuang, dan bekas kemasan B3; dan
c.
Limbah B3 dari sumber spesifik.
Limbah B3 dari sumber spesifik sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c meliputi: a.
Limbah B3 dari sumber spesifik umum; dan
b.
Limbah B3 dari sumber spesifik khusus.
Pasal 4 Limbah B3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 merupakan Limbah B3 sebagaimana tercantum dalam 4 / 150
www.hukumonline.com
Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini.
Pasal 5 (1)
(2)
(3)
(4)
Dalam hal terdapat Limbah di luar daftar Limbah B3 sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini yang terindikasi memiliki karakteristik Limbah B3, Menteri wajib melakukan uji karakteristik untuk mengidentifikasi Limbah sebagai: a.
Limbah B3 kategori 1;
b.
Limbah B3 kategori 2; atau
c.
Limbah nonB3.
Karakteristik Limbah B3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a.
mudah meledak;
b.
mudah menyala;
c.
reaktif;
d.
infeksius;
e.
korosif; dan/atau
f.
beracun.
Uji karakteristik untuk mengidentifikasi Limbah sebagai Limbah B3 kategori 1 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi uji: a.
karakteristik mudah meledak, mudah menyala, reaktif, infeksius, dan/atau korosif sesuai dengan parameter uji sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini;
b.
karakteristik beracun melalui TCLP untuk menentukan Limbah yang diuji memiliki konsentrasi zat pencemar lebih besar dari konsentrasi zat pencemar pada kolom TCLP-A sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini; dan
c.
karakteristik beracun melalui Uji Toksikologi LD50 untuk menentukan Limbah yang diuji memiliki nilai Uji Toksikologi LD50 lebih kecil dari atau sama dengan 50 mg/kg (lima puluh miligram per kilogram) berat badan hewan uji.
Uji karakteristik untuk mengidentifikasi Limbah sebagai Limbah B3 kategori 2 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi uji: a.
karakteristik beracun melalui TCLP untuk menentukan Limbah yang diuji memiliki konsentrasi zat pencemar lebih kecil dari atau sama dengan konsentrasi zat pencemar pada kolom TCLP-A dan memiliki konsentrasi zat pencemar lebih besar dari konsentrasi zat pencemar pada kolom TCLP-B sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini;
b.
karakteristik beracun melalui Uji Toksikologi LD50 untuk menentukan Limbah yang diuji memiliki nilai Uji Toksikologi LD50 lebih besar dari 50 mg/kg (lima puluh miligram per kilogram) berat badan hewan uji dan lebih kecil dari atau sama dengan 5000 mg/kg (lima ribu miligram per kilogram) berat badan hewan uji; dan
c.
karakteristik beracun melalui uji toksikologi sub-kronis sesuai dengan parameter uji sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini.
5 / 150
USED LUBE OIL RE-REFINING
PROCESS DESCRIPTION
Dehydration: used oil is partly vaporized at atmospherique pressure and 160°C to remove water, gasoline, light contaminants (solvents, glycols, lighter organic). Water and lights are condensed and recovered.
Gasoil removal: dehydrated oil is stripped under vacuum for light gasoil removal and flash point adjustment of lube oil.
Vacuum distillation: oil from gasoil stripper is sent to vacuum distillation to recover VGO oil fraction from “heavier than” contaminants. Vacuum distillation is carried out under high vacuum conditions, high temperature and by thin film evaporator. Thin film evaporator achieves high selectivity and oil purification from metals, heavy polymers, carbon, dust.
USED LUBE OIL RE-REFINING
PROCESS DESCRIPTION (cont’d) Thin film evaporator is a vertical cylindrical shell enclosed in an heating jacket with an internal rotor distributing a thin layer of oil on the heated wall, by means of rotating blades. By the action of rotor (electrically driven) high turbulence and back mixing occur in the thin layer of the oil film and product degradation at high temperature is avoided. Main features of thin film evaporator are: short residence time (in order of magnitude of 10 seconds) by mechanical agitation of oil on the heat transfer surface; high heat transfer rate through the film; efficient and regenerative cleaning of the contact surface Cracking and fouling problems are avoided by keeping low residence time, low wall temperature and high flow turbulence. Lube oil is recovered as distillate while heavy components, additives, metals and degradation products are concentrated in the bottom residue.
USED LUBE OIL RE-REFINING
PROCESS DESCRIPTION (cont’d)
Finishing and final fractionaction : vacuum distillate is further finished to improve product quality. Finishing is done by Chemical Reactor or Hydrofinishing (Base oil API Group II production). Hydrofinishing provides deep removal of further contaminants such as chlorinated, sulfurous, and oxygenated organic compounds and polyaromatic hydrocarbons.
Finished oil is then fractionated to produce light oil (SN-150) and heavy oil (SN-500).
USED LUBE OIL RE-REFINING
OVERALL MATERIAL BALANCE
__________________________________ Used Lube Oil
100
___________________________________ PRODUCTS Water and Light Ends
7
Light Gasoil
5
Lube Oil
75
Asphaltic Residue
13
USED LUBE OIL RE-REFINING
OPERATION STAFF Operating labour requirements will depend on factors such as Plant operating philosophy, geographical location, whether or not the Plant is part of an existing complex. Based on STP experience with similar Plant, the estimated typical labor and technical staff requirement is as follows: Plant Manager
1
Plant Operation: • Supervisor/Board person (1 per shift) • Operators (2 per shift)
4 8
Maintenance/Workshop • Supervisors • Workers
1 4
Laboratory
2 _________ Total
20
The staffing estimate is provided as a guideline and is intended for preliminary assessment.
USED LUBE OIL RE-REFINING
Client: VEOLIA ES CANADA Location: St. Hyacinthe, Quebec Capacity: 60,000 Ton/year Type of Facility: Used Lube Oil Rerefining for production of VGO Year: in progress. Completion 2012
Client: ECOIL Location: Ferrandina, Italy Capacity: 65,000 Ton/year Type of Facility: Used Lube Oil Rerefining for Base Oils production and Blending Year: in progress. Completion 2012
USED LUBE OIL RE-REFINING
Client: TOTAL / VEOLIA - OSILUB Location: Gonfreville l’Orcher, France Capacity: 120,000 Ton/year Type of Facility: Used Lube Oil Rerefining for production of VGO Year: in progress. Completion 2011
USED LUBE OIL RE-REFINING
Client: SIRAL S.p.A. Location: Nola, Italy Capacity: 30,000 Ton/year Type of Facility: Used Lube Oil Rerefinig for Base Oils production and Blending Year: 2005-2007
USED LUBE OIL RE-REFINING
Client:
KLOC- KUWAIT LUBE OIL COMPANY
Location: Ahmadi, Kuwait Capacity: 27.000 Ton/year Type of Facility: Used Lube Oil Rerefining for Base Oils Production Year: 1998-2000
USED LUBE OIL RE-REFINING
Client: SOTULUB – Société Tunisienne de Lubrifiants Location: Bizerte, Tunisia Capacity: 20.000 Ton/year (Revamping) Type of Facility: Used Lube Oil Rerefining for Base Oils production Year: 1997-1999
USED LUBE OIL RE-REFINING
Client: GROUPO
LWART
Location: Lencois Paulista, Brazil Capacity: 60.000 Ton/year Type of Facility: Used Lube Oil Rerefining for Base Oils production Year: 1996-1998
USED LUBE OIL RE-REFINING
Client: RAMOIL Location: Naples, Italy Capcity: 30,000 Ton/year Type of Facility: Used Lube Oil Rerefining for Base Oils production and Blending Year: 1994-1996
USED LUBE OIL RE-REFINING
Client: KONKAT Location: Armavir, Russia Capacity: 50.000 Ton/year Type of Facility: Used Lube Oil Rerefining for Base Oils production and Blending Year: 1991-1993
RECEPTION FACILITIES IN TANJUNG PRIOK PORT
BARGE
WASTE SOURCE FROM SHIP OLI .
TANK
SEPARATOR
TANK TRUCK
WATER
BACK TO THE SEA TANK TRUCK Total capacity barge and tank ± 805 ton/2days
Figure. Tank and Barge at Tanjung Priok Port 8
| ENERGIZINGTRADE ENERGIZINGINDONESIA
OPERATIONAL SUPPORT EQUIPMENTS : Facility
Unit
Capacity
Tug Boat
2
350 HP
Barge
3
195, 285, 300 ton
Oil Tank
1
25 ton
Oil Skimmer
1
5 m3/hour
Oil Boom
1
200 m
LNG BUNKERING OPPORTUNITIES IN IPC
1. KALIBARU PRODUCT TERMINAL PHASE 1 DEVELOPMENT : 2012 – 2017 ESTIMATE PROJECT COST : US $ 2,3 Million LENGTH OF BERTH : 4000 M DEPTH : - 16 M LWS (Post Panamax) VESSEL CAPACITIES : 12.000 – 15.000 TEUs Container Terminal AREA CAPACITY Oil & Gas Terminal AREA CAPACITY
KALIBARU PRODUCT TERMINAL DEVELOPMENT PLAN
16
| ENERGIZINGTRADE ENERGIZINGINDONESIA
: 3 Terminal : 132 Ha : 4,5 MILLION TEUs/Year : 2 Terminal : 48 Ha : 10,0 MILLION M³ /Year
Tabel Provinsi Tahun
: SP-11C (T). DATA TIMBULAN LIMBAH B3 : DKI JAKARTA : 2014
NO
NAMA INDUSTRI
JENIS KEGIATAN
JENIS LIMBAH
VOLUME (Kg/Bulan)
(01)
(02)
(03)
(04)
(05)
JAKARTA SELATAN 1 2 3
PT. Binaguna Meditama (Rumah Sakit Pondok Indah) RS. Setia Mitra RS. Medistra
Rumah Sakit Rumah Sakit Rumah Sakit
4 5
Hotel Gran Melia Jakarta PT. Bhumyamca Sekawan
Perhotelan Persewaan Perkantoran & Pergudangan
6
PT. Kosala Agung Metropolitan (RS MMC)
Rumah Sakit
7
PT. Jakarta Sentra Medika Sejahtera (Rumah Sakit Jakarta)
Rumah Sakit
8 9 10
PT. Grahaniaga Tatautama (Gedung Graha CIMB Niaga) PT. Dharmawangsa Raya (Rumah Sakit Jiwa Dharmawangsa) PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
Persewaan Perkantoran Rumah Sakit Jiwa Industri Mie Instan
11 12 13 14 15 16
PT. Jakarta Medika (RS. Jakarta Medical Center) RSUP. Fatmawati RSIA. Yadika PT. Budhi Bunda Meditama (RS. Budhi Jaya) RS Siaga Raya RS. Prikasih
Rumah Sakit Rumah Sakit Rumah Sakit Rumah Sakit Rumah Sakit Rumah Sakit
limbah infeksius, jarum suntik limbah medis limbah infeksius, sludge IPAl, cairan kimia, kemasan B3, lampu TL bekas, baterai bekas, benda tajam non medis Bohlam PLC, Battery, Oli Bekas, Kaleng Cat, Accu Lampu, Baterai, Majun, Oli, pasir terkontaminasi, kaleng bekas, chatried residu bahan kimia, limbah cair perwarnaan, lampu bekas, baterai bekas, oli bekas, sludge aktif, limbah medis Limbah Medis, Oli bekas, aki bekas, lampu bekas limbah medis Limbah Organik, Kemasan Terkontaminasi, Oli Bekas, Cartridge, Majun, Medis limbah medis limbah medis Infeksius, Jarum, B3 Cair, Residu Limbah Medis Padat Infeksius, Benda Tajam, Cair limbah medis
7.230,50 806,24 6.931,33
108,75 200,79 2.360,63
508,87 733,33 9,33 374,29 1.515,50 16.076,80 339,89 372,30 343,12 1.908,00 bersambung …
sambungan 1 NO
NAMA INDUSTRI
JENIS KEGIATAN
JENIS LIMBAH
VOLUME (Kg/Bulan)
(01)
(02)
(03)
(04)
(05)
17
MRCCC Siloam Hospitals Semanggi
Rumah Sakit Khusus Kanker
18 19 20 21
RS. Pusat Pertamina Hotel Grand Mahakam RSB Asih PT. Pharos Indonesia
Rumah Sakit Perhotelan Rumah Sakit Industri Farmasi
22
PT. Atlas Copco Indonesia
23 24
PT. Metiska Farma PT. Pacific Place Jakarta
Perdagangan Besar Mesin, Suku Cadang dan Perlengkapannya Industri Farmasi Pertokoan, Perkantoran, Apartemen
25
RS Tebet
Rumah Sakit
26 27
Wisma 99 Propertindo (Wisma 99) PT. Sydna Farma
Perkantoran Industri Farmasi
28
Perhotelan
29 30
PT. Puri Dharmawangsa Raya Hotel (The Dharmawangsa Jakarta) PT. Api Metra Graha (Gedung The Energy) RS. Gandaria
31
PT. Danayasa Arthatama, Tbk (SCBD)
Perkantoran
32
PT. Indobara Bahana
Perdagangan Barang
Gedung Perkantoran Rumah Sakit
Padat Medis, Padat Non Medis, Cair Medis, Cair Non Medis, Jarum limbah medis Baterai, Lampu, Oli, Kemasan Cat Medis Padat sludge, kemasan terkontaminasi, catridge/ pita printer,oli bekas,neon TL, majun terkontaminasi Coolant
Lampu, Ballast, Bearing, Oli, Solar, Accu, Battery, Ink/Toner, Kaleng Cat, Tabung Freon Limbah Medis Padat, Limbah Medis Cair, Lampu TL, Oli Bekas, Aki Bekas contaminated good, rejected product, rejected medicine, sludge wwt
3.313,62 11.220,07 77,11 706,33 5.453,89
368,27 9.580,68 858,66 1.313,89 20,33 165,23 62,74
Baterai, Lampu, Oli, Office Waste, Kemasan limbah medis, obat kadaluarsa, oli bekas, lampu bekas, aki bekas, kemasan terkontaminasi, office waste Aki bekas, lampu bekas, office waste, aki bekas, kemasan terkontaminasi oli bekas, majun
3,55 302,00
36,33 9,94 bersambung …
sambungan 2 NO
NAMA INDUSTRI
JENIS KEGIATAN
JENIS LIMBAH
VOLUME (Kg/Bulan)
(01)
(02)
(03)
(04)
(05)
33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
PT. Medika Yakespen Utama (RS. Antam medika) PT. Nirmala Kencana Mas (Mayapada Hospital) PT Yasmin Duta Medika (Klinik Amerta) RS Brawijaya Women and children hospital Rumah Sakit Gigi & Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Univ. Prov. DR. Moestopo (Beragama) RS Gandaria Klinik Taman Anggrek (PT Karunia Estetika Lestari) Klinik Kemang (PT Kusuma Adi Jaya) Zam-zam Medical Center Klinik Hemodialisis Cipta Husada PT Fajar Farmatama (BiMC) Praktek DRG VITA SUSANTI PT. Triyasa Propertindo PT. Bio Medika Mandiri Jaya ( Gandaria )
Rumah Sakit Rumah Sakit Klinik Rumah Sakit Rumah Sakit
limbah medis limbah medis Medis Padat Medis Padat limbah medis
578,67 2.166,00 5,01 696,70 74,28
Rumah Sakit Klinik Klinik Klinik Klinik Klinik Klinik Properti Lab.Klinik
Medis limbah medis limbah medis Medis Padat limbah medis limbah medis limbah medis
302,00 9,21 10,05 1,61 732,70 62,83 2,29 35,55 100,67
oli bekas, coolant, grease bekas, sisa cairan picric acid, lampu TL, filter oli, kemasan B3, aki bekas, barang terkontaminasi Kerosin & Oli Trafo Debu Dust Collector, WWT Sludge, Slurry, Used Oil, Effluent Water, Contaminated Goods Slag & Dust, Scale, Oli, Majun, Sarung Tangan, Aki, Lampu TL
limbah medis
JAKARTA TIMUR 1
PT. Indonesia Steel Tube Works
Pembuatan Pipa Baja
2 3
PT. Unelec Indonesia /unindo PT. DIC Astra Chemicals
Industri Transformator Tegangan Menengah dan Tinggi Industri Zat Pewarna
4
PT. Kesa Indotama
Peleburan Besi Baja
4.709,00
2.744,44 4.176,42 184.265,21 bersambung …
sambungan 3 NO
NAMA INDUSTRI
JENIS KEGIATAN
JENIS LIMBAH
VOLUME (Kg/Bulan)
(01)
(02)
(03)
(04)
(05)
5
PT. Krama Yudha Ratu Motor
Industri Otomotif
6
PT. S.C. Johnson & Son Indonesia Ltd
Consumer Good
7
PT. Ekaprasarana Aryagunasatya
Industri Komponen Otomotif & Machinery Workshop
8 9 10 11 12 13
PT. Dankos Farma PT. NGK Busi Indonesia CV. Jaya Mulya PT. Puninar Yusen Logistics Indonesia PT. Sanghiang Perkasa PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors & Manufacturing
14
PT. Muarateweh Spring
Industri Farmasi Industri Pembuatan Busi Pengecatan dan Pemanfaatan Barang Bekas Depot Container Industri Makanan & Minuman Kesehatan Industri Pembuatan Komponen & Motor Bakar Kendaraan Bermotor Roda Empat Industri Leaf Spring
15
PT. Martina Berto Tbk
Industri Kosmetik dan Obat Tradisional
16 17
PT. Siemens Indonesia PT. Aica Indria d/h PT. Dynea Indria
Industri Electrical Panel Industri Lem
18
PT. Century Batteries Indonesia
Industri Akumulator Listrik
Sludge WWTP, Paint Sludge, Oli, Solvent, Thinner, Remover, Solar, Minyak Rem, Air Coolant, Aki, Lampu, Kemasan Terkontaminasi Cat Bekas, Ex Super Lac Clear Molecular Sieve, Asbes, Contaminated Goods, Sludge WWTP Kemasan terkontaminasi, Majun, Pelumas Bekas, Paint Sludge
Majun bekas, Ex-coolant, Sludge WWT Sisa Cat, Serbuk Gerinda, Majun, Scrap Logam, Steel Shoot Sarung tangan karet, Botol plastik tinta,Majun bekas,Bilasan tinta,Lampu TL bekas,Limbah Cair Lab,Sludge WWTP,oli bekas, solar bekas, wadah erkontaminasi Sludge IPAL, Oli Bekas, Lampu TL, Majun Kemasan Terkontaminasi, Lem Rusak, Kerak Lem, Oli, White Oil, sludge wwtp, lampu bekas, Plate Reject, dross, geram, muddy lead, lead bar, battery reject
50.247,47
1.024,19 4.369,33 10.866,67 2.311,11 10,66 70,00 133,33 32.864,67 6.435,92 350,03
2.256,67 19.824,13
85.969,67 bersambung …
sambungan 4 NO
NAMA INDUSTRI
JENIS KEGIATAN
JENIS LIMBAH
VOLUME (Kg/Bulan)
(01)
(02)
(03)
(04)
(05)
19 20
PT. Harsen Laboratories PT. Aventis Pharma
Industri Farmasi Industri Farmasi
21 22 23
PT. KMI Wire and Cable, Tbk PT. Bumi Cahaya Unggul PT. Wahana Citra Nabati
Industri Kabel Listrik Desain, Fabrikiasi dan Servis Pompa Industri Industri Minyak Goreng
24
PT. Huntsman Indonesia
Industri Kimia Dasar
25 26
PT. Yamaha Indonesia Motor Manuifacturing PT. Glaxo Wellcome Indonesia
Industri Otomotif Industri Farmasi
27
PT. Akzo Nobel Car Refinishes Indonesia
Industri Cat
28 29 30 31
PT. FSCM Manufaturing Indonesia PT. Ethica Industri Farmasi PT. Yamaha Music Manufacturing Indonesia PT. Astra Honda Motor (pulogadung)
Industri Komponen dan Perlengkapan Sepeda Motor Farmasi Industri Alat Musik Non Tradisional Industri Mould & Dies
Sludge, Production Waste, Lab Waste Tinta Bekas, Sisa Bahan Kimia, Debu terkontaminasi, kemasan terkontaminasi, Aluminium foil, filter bekas, lumpur WWTP, lampu TL Oli Bekas, Minyak Kotor, Lampu TL Majun Terkontaminasi Spent Earth, Oli Bekas, Limbah Laboratorium, Lampu Bekas, Majun, Kemasan terkontaminasi, Office Waste, Fly/Bottom Ash, Spent Catalyst Produk kadaluarsa, bahan baku kadaluarsa, Sludge IPAL, Lampu neon, oli bekas, filter bekas, kemasan terkontaminasi, majun bekas, aki bekas, limbah cair Medis Padat dan Cair, Solar Bekas, Logam Berat Produk kadaluarsa, solven bekas, kemasan terkontaminasi, limbah terkontaminasi Sludge, Majun, Pelumas Bekas Sludge, Majun, Thinner, Kaleng Oli Bekas, Office Waste, Limbah Medis, Bahan Bakar Bekas, Kemasan Terkontaminasi, Aki Bekas, Lampu Bekas
179,27 150,00
5.705,83 12,33 146.015,00
53.641,11
194.542,00 2.983,33 21.631,67 11.318,89 3.080,00 18.746,56 14.878,33
bersambung …
sambungan 5 NO
NAMA INDUSTRI
JENIS KEGIATAN
JENIS LIMBAH
VOLUME (Kg/Bulan)
(01)
(02)
(03)
(04)
(05)
32
PT. Yamaha Indonesia
Industri Piano
33
PT. LF Asia Manufacturing
Industri Kosmetik & Household
34
PT. SKF Indonesia
35 36
PT. Torishima Guna Indonesia PT. Triyasa Nagamas Farma
Industri Bearing, Roda Gigi dan Elemen Penggerak Mesin Industri Pompa Industri Farmasi
37
PT. Kabelindo Murni Tbk
Industri Kabel
38 39
PT. Nobi Putra Angkasa PT. Antam Tbk, UBPP Logam Mulia
Industri Pembuatan Panel & Kabel Tray Industri Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia
40
PT. Nellco Indopharma
Industri Farmasi
41
RSUP Persahabatan
Rumah Sakit
42
PT. Mustika Ratu Tbk
Industri Jamu dan Kosmetika Tradisional
43
PT. Century Textile Industri Tbk
Industri Tekstil
Paint, Glue & Thinner Sludge, Wax & Paint Dust, Contaminated Goods, Ex-Thinner Oli bekas, Kemasan terkontaminasi, produk reject Grinding Sludge, Honing Sludge, Slope Oil, Contaminated Goods Coolant, Oil, Serbuk, Sludge, Lampu, Majun waste produksi dan in process, waste lab, waste produk kadaluarsa, waste solvent, lampu TL, Sludge IPAL, Expired Syringe Oli Bekas, Lampu TL, Majun, Office Waste, Kemasan terkontaminasi, Serbuk Gergaji, Coolant Sludge, Oli, Powder Coating, Lampu TL Sludge,Mabor,Lampu,Majun,Karung B3,Sarung Tangan, Botol B3, Jerigen B3, Jerigen HNO3, Drum HCL,spent electrolyte Reject & Expired Product, Agar Benih, ExAnalisa Lab, Kemasan Terkontaminasi, Majun, Ex-Cleaning Mesin, Oli, Lampu TL limbah medis, fixer, developer, abu incenerator, sludge IPAL, oli bekas, aki bekas, lampu TL, filter oli, alat terkontaminasi, catridge Oli Bekas, Lampu TL, Contaminated Goods, Sludge Sludge, Kemasan Terkontaminasi
19.093,17 5.016,40 23.581,67 220,83 750,06
2.236,23
1.912,00 43.166,17
516,47
3.861,88
5.110,67 12.026,67 bersambung …
sambungan 6 NO
NAMA INDUSTRI
JENIS KEGIATAN
JENIS LIMBAH
VOLUME (Kg/Bulan)
(01)
(02)
(03)
(04)
(05)
44
PT. Pertamina (Persero) DPPU Halim Perdanakusuma
Penyimpanan Bahan Bakar Pesawat Udara
45
PT. DIC Graphics
Industri Tinta
46
PT. Sanggar Sarana Baja
Kontraktor Fabrikasi Baja
47
PT. Guru Indonesia
Industri Pembuatan Box Karton, Packaging
48
PT. Insani Graha Medika (RSIA. Bunda Aliyah)
Rumah Sakit
49 50 51 52 53
PT. Bifarma Adiluhung PT. Saka Farma Laboratories PT. Sharp Electronics Indonesia PT. Nutricia Indonesia Sejahtera PT. Panasonic Manufacturing Indonesia
Industri Farmasi Industri Farmasi dan Produk Obat Kimia Industri Elektronik Industri Makanan Bayi Industri Elektronika dan Alat Rumah Tangga
54 55
PT. Kangar Consolidated Industries PT. Nusantara Parkerizing
Industri Botol Gelas Industri Kimia Anti Karat
56
PT. Khong Guan Biscuit Factory Indonesia, LTD
Industri Makanan
Accu, Majun, Lampu, Filter, Filter Coalescer, Filter Monitor, Oli Kemasan Terkontaminasi, Drum Terkontaminasi, Solvent, WWTP Cake, Lampu, Oli, Pigment, Expire & Rejected Product, Liquid waste, contaminated sand Contaminated Water Oil, Paint Sludge, Oli Bekas, Lampu TL, Dry Battery/Aki, Solar Bekas, Majun & Sarung Tangan, Kemasan Terkontaminasi, Sludge IPAL, Oli Bekas, Lampu Bekas, Kaleng Bekas, Majun bekas limbah medis, limbah lab, oli bekas, aki bekas, lampu bekas, office waste Limbah Medis Expired Product Padat, Cair, Aki Bekas, oli Bekas, Lampu TL Sludge IPAL, Paint Scrap, Oil Waste, PCB Waste, Tin Ash, Contaminated Goods, Thinner, Contaminated Gloves Sludge, Oil, Contaminated waste,oli bekas Sludge, Powder, Asam, Basa, Chrome, Termometer Pecah, Minyak Bekas, Organik Oli Bekas, Aki bekas, lampu bekas
160,48 44.437,56
2.848,33
1.588,89 1.660,93 86,07 623,92 1.659,01 855,33 16.737,89
36.532,22 4.601,18 332,77 bersambung …
sambungan 7 NO
NAMA INDUSTRI
JENIS KEGIATAN
JENIS LIMBAH
VOLUME (Kg/Bulan)
(01)
(02)
(03)
(04)
(05)
57
PT. Indolakto
Industri Pengolahan Susu
58 59
PT Jakarta Cakratunggal Steel Mills PT Danapaint Indonesia
Industri Besi dan Baja Industri cat
60
PT Bintang Toedjoe Plant Pulomas
Industri Farmasi
61
PT Frisian Flag Indonesia (ciracas)
Industri Pengolahan Susu
62
PT Bintang Toedjoe Plant Pulogadung
Industri Farmasi
63
PT. Johnson Home Hygiene Products
64 65
RSUD Pasar Rebo PT Pionirbeton Industri
Industri Pemberantas Hama dan Bahan Pembersih Keperluan Rumah Tangga serta Perdagangan Impor Rumah Sakit Ready Mix Concrete
Oli, Accu, Lampu TL, Chemical, Jerigen, Majun, Filter Oli, Botol Tinta, Solven, Toner, Botol Chemical, Botol Freon, Drum Oli, Medis Slag, Debu EAF, Oli Bekas, Mill Scale Expired Product, Sludge IPAL, Oli Bekas, Kemasan Terkontaminasi, Majun, Lampu, Cartridge rejected product solid, liquid, wwtp sludge, expired product, contaminated goods, limbah medis, used oil, toner catridge Kain Majun, Pelumas Bekas, Solvent Bekas, Kaleng Bekas, Kaleng Tinta, Pail LE, Aki Bekas, Filter Oli Bekas, Lampu TL Bekas, Limbah COD, Mix Reagent, Limbah Medis, BDT, Battery, Grease, Solar Reject product solid & liquid, WWTP Sludge, Expire Produk, Contaminated goods, limbah medis, used oil Limbah cair ex (cuci, bobokan, waterbath), solvent Infeksius, Benda Tajam, Abu, Lumpur, Lampu Accu bekas, Oli bekas, Majun bekas, lampu TL bekas, Serbuk gergaji bekas b3, filter oli bekas, kemasan terkontaminasi bekas
754,66
202.000,00 7.664,64
10.985,06
885,78
21.734,79
6.180,00
5.218,33 384,67
bersambung …
sambungan 8 NO
NAMA INDUSTRI
JENIS KEGIATAN
JENIS LIMBAH
VOLUME (Kg/Bulan)
(01)
(02)
(03)
(04)
(05)
66
PT Sinar Meadow International Indonesia
Industri Margarine, Cooking Oil & Shortening
67
PT. Actavis Indonesia
Industri Farmasi
68
PT. Tobu Indonesia Steel
Industri Baja Tulangan Besi
69
PT. United Tractors, Tbk
Distributor Alat-Alat Berat
70
PT. Soho Industri Farmasi
Industri Farmasi Formulasi
71
PT Suzuki Indomobil Motor
Industri Otomotif
Kemasan terkontaminasi, Limbah Pestisida, Filter, Lampur, e-Waste, Scrap, Cat, Office Waste, Majun, Aki, Baterai, Coolant, Solvent, Sludge, Oli, Grease, Expired Product, Minyak Kotor, Limbah Lab Padat Kemasan, Cair Sisa Analisa, Obat Reject, Padat Sisa Analisa, Lampu TL, Padat Campuran, HEPA Filter, Medium Filter, Botol Ex Analisa, Battery, Minyak Bekas Sanitasi, Oli Bekas, Lumpur IPAL, Tinta Scale, Melting, Oli bekas, Majun bekas, lampu TL, Catridge tuner Oli, Accu, Barang Terkontaminasi, Kemasan Terkontaminasi, Lampu, Sludge, Majun, Filter, Serbuk bahan baku reject, produk ruahan reject, botol terkontaminasi, obat kadaluarsa, sisa analisa, kemasan terkontaminasi, lampu TL, aki bekas, limbah infeksius, oli bekas, reagent expired, limbah cucian, obat keras, sisa sampel Gram Aluminium, Gram Besi, Sludge WWT, Sludge Oil, Sludge Painting, Liquid WWT, Majun, Kaleng Kemasan, Oil Plunger, Accu Bekas, Liquid Coolant, Liquid Etching, Liquid Thinner, Oli Bekas, Serbuk Al-Ni, Chemical Padat, Chemical Cair, Lampu TL, Drum
66.331,92
2.566,67
159.377,33 3.516,69
17.206,22
266.700,83
bersambung …
sambungan 9 NO
NAMA INDUSTRI
JENIS KEGIATAN
JENIS LIMBAH
VOLUME (Kg/Bulan)
(01)
(02)
(03)
(04)
(05)
72
PT Astra Honda Motor (tipar cakung)
Parts Center (Gudang Spare Part)
73 74
RS. Mediros PT Merck Tbk.
Rumah Sakit Industri Farmasi
75 76
PT. Waskita Karya (Persero), Tbk PT. Sayap Mas Utama-2
Jasa Konstruksi Industri Deterjen
77
PT Frisian Flag Indonesia (pasar rebo)
Industri Pengolahan Susu
78 79
RSUD Budhi Asih PT. Dankos Farma
Rumah Sakit Industri Farmasi
80 81 82 83
PT Integrated Healthcare Indonesia (PT Bayer Indonesia) PT Findeco Jaya PT. PPG Coatings Indonesia PT DNP Indonesia
Formulasi Farmasi Industri Kimia Industri Cat Industri rotogravure printing/roto kemas
Oli Bekas, Office Waste, Limbah Medis, Bahan Bakar Bekas, Kemasan Terkontaminasi, Aki Bekas, Lampu Bekas Limbah medis Produk kadaluarsa, Filter produk kadaluarsa, Kemasan terkontaminasi, Limbah Lab, Produk gagal, Sludge IPAL, Residu Produk Toner/Cartridge, Lampu TL, Battery Sludge produksi, kemasan terkontaminasi, sludge IPAL, Reject Product,Oli bekas, Majun bekas, electric waste Pelumas Bekas, Aki Bekas, Botol Tinta Bekas, Filter Oli Bekas, Pita Markem, Lampu TL, Kain Majun, Limbah COD, Mix Reagent, Battery Bekas, Pressure Can, Cartridge Printer, Kemasan Kimia Bekas, Limbah Medis, Kemasan Terkontaminasi, Solar Bekas limbah medis cair, limbah medis padat Ex-Analisa, Reagen, Solar Bekas, Oli Bekas, Kemasan terkontaminasi, Abu Incinerator oli bekas, lampu TL, kemasan bekas Paper Bag, Plastic Bag, Used Paint, Drum Solvent Bekas, Solvent Terkontaminasi, Majun Bekas, Adesif Bekas, Kemasan Terkontaminasi, Chrome Sludge, Chrome Cair, Limbah Cair Offset, Pelumas Bekas
56,83
301,33 3.385,04
9,89 48.897,83
383,33
3.454,03 6.440,00 5.733,33 850,08 29.252,17 55.011,50
bersambung …
sambungan 10 NO
NAMA INDUSTRI
JENIS KEGIATAN
JENIS LIMBAH
VOLUME (Kg/Bulan)
(01)
(02)
(03)
(04)
(05)
84 85
PT Pfizer Indonesia PT Sandoz Indonesia
Industri Farmasi industri Farmasi dan Formulasi Obat Jadi
86 87 88
PT Pamindo Tiga T - Pabrik Pulogadung PT Indonesia Acids Industry PT. Essence Indonesia
Engineering dan manufacturing Industri kimia Industri Kimia
89 90 91 92 93
RS. Premier Jatinegara RS Harum Sisma Medika PT. Kemas Indah Maju PT. Astra Graphia, Tbk PT. Sayap Mas Utama I
Rumah Sakit Rumah Sakit Industri Kemasan Plastik Perdagangan dan Jasa Industri Sabun Mandi
94
PT. Integrated Healthcare Indonesia (PT. IHI)
Industri Minuman, Kosmetik, Farmasi
95 96 97 98 99 100
RS Yadika Pondok Bambu Ar-Ridha Medical Centre PT Petrolab Services RS Harapan Jayakarta RSIA Hermina Jatinegara RS Columbia Asia Pulomas
Rumah Sakit Klinik Laboratorium Rumah Sakit Rumah Sakit Rumah Sakit
limbah medis, kemasan terkontaminasi, limbah cair ex lab, ex inkjet printer, limbah cair ex produksi, resin bekas
Rinsing Water, Oli Bekas, Padatan terkontaminasi, Lampu TL Medis, Sludge IPAL, Oli, Batere, Aki. Lampu limbah medis
Sludge produksi, kemasan terkontaminasi, sludge IPAL, Reject Product,Oli bekas, Majun bekas, electric waste sludge IPAL,bahan baku kadaluarsa padat, produk kadaluarsa,lampu neon, debu ex dust collector, bahan baku kadaluarsa cair, limbah cair lab-disinfektan limbah medis limbah medis limbah medis limbah medis limbah medis
2.141,67 2.458,33
6.922,17 10.765,00 4.296,67 1.893,75 1.318,22 384,00 287,33 52.022,33
14.553,33
538,33 4,33 103,50 412,00 3.475,37 92,74
JAKARTA PUSAT 1
RSUD Tarakan
Rumah Sakit
limbah medis
23.714,67 bersambung …
sambungan 11 NO
NAMA INDUSTRI
JENIS KEGIATAN
JENIS LIMBAH
VOLUME (Kg/Bulan)
(01)
(02)
(03)
(04)
(05)
2 3 4
PT. Prodia Widyahusada PT. Korosi Specindo PT. Djakarta International Hotel (Hotel Borobudur)
Laboratorium Kesehatan Produksi Alat monitoring Korosi Hotel
5 6
PT. YKK Zipper Indonesia PT. PAM Lyonnaise Jaya (Palyja)
Perkantoran Pengolahan dan Penyaluran Air Bersih Wilayah Barat Jakarta
7
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
Rumah Sakit
8 9
PT. Jaya Mandarin Agung (Hotel Mandarin Oriental Jakarta) RS. St. Carolus
Hotel Rumah Sakit
10 11
RS. Pertamina Jaya RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad
Rumah Sakit Rumah Sakit
12
PT. Swadharma Kerry Satya (Hotel Shangri-La Jakarta)
Perhotelan
13 14 15 16 17
RS. Abdi Waluyo PT. Karya Sukses Mandiri (RS. Mitra Kemayoran) RS PGI Cikini RS Kramat 128 PT Bio Medika Mandiri Jaya cabang Cideng
Rumah Sakit Rumah Sakit Rumah Sakit Rumah Sakit Laboratorium dan Klinik
limbah medis padat Coolant, Sand Blasting, Oli Bekas, Manganese Sludge, Kaleng, Cartridge, Filter Solar & Oli, Kaleng Freon, Solvent, Capacitor Bank, Battery, Lampu TL, Bohlam, Accu Cartridge Bekas,Lampu Bekas Limbah Laboratorium, Cawan Petri, Rejected Chemical, Oli Bekas, Majun, Lampu TL, Baterai Abu Incinerator, Aki, Lampu, Baterai, Fixer, Developer, Oli, Sludge IPAL, Medis Spuit & Jarum, Infeksius, Sludge IPAL, Abu Incinerator, Lampu Neon, Oli Bekas limbah medis Limbah medis dari kegiatan lain, limbah medis dari kegiatan sendiri, oli bekas, fixer developer, abu incenerator, lampu TL, catridge bekas Kemasan Bekas, Accu Bekas, Oli Bekas, Tabung Bekas Freon, Solvent, Lampu TL, Majun limbah medis limbah medis limbah medis limbah medis limbah medis
2.033,33 572,22 1.490,67
14,66 595,40
31.238,83 15,83 6.140,31 1.254,11 20.368,33
242,44
7.450,33 2.992,83 2.023,13 808,66 181,08 bersambung …
sambungan 12 NO
NAMA INDUSTRI
JENIS KEGIATAN
JENIS LIMBAH
VOLUME (Kg/Bulan)
(01)
(02)
(03)
(04)
(05)
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Klinik Spesialis CDG PMI DKI Jakarta Klinik Viva Medika Rumah Sakit Bunda Jakarta Klinik Hemodialisis Tidore Pusat Riset Berbasis Layanan Kesehatan Virologi dan Kanker Patobiologi - FKUI PT Asia Fortuna Sejahtera Puskesmas Kec. Gambir dan Rumah Bersalin PT. Bio Medika Mandiri Jaya ( Mangga Besar) Clara Skin Care
Klinik Unit Transfusi darah Klinik Rumah Sakit Klinik Fasyankes
Medis Medis Padat Medis limbah medis limbah medis
17,74 4.887,23 18,13 2.782,33 589,43 76,42
klinik Puskesmas Lab.Klinik Sarana Pelayanan Kesehatan
limbah medis
2,08 90,18 40,22 0,74
Zinc Ash, Accu, Oli, Solar, Abu, Solid Waste, Sludge WWT, Baterai, Baterai Reject polymer sludge, sba coagulate, condensate,polimer sludge, wadah terkontaminasi, drum ex material, expired chemical, lampu bekas, limbah sisa lab
limbah medis
JAKARTA BARAT 1
PT. International Chemical Industry
Industri Baterai Kering Primer
2
PT. BASF Indonesia
Industri Kimia
3 4 5
PT. Sinar Alindo Metal RS. Kanker Dharmais PT. Heinz ABC Indonesia Plant Daan Mogot
Industri Pengecoran Logam bukan Besi & Baja Rumah Sakit Industri Makanan dan Minuman
6 7
RS. Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita PT. Mulia Knitting Factory
Rumah Sakit Industri Tekstil
8
Badan Pengelola Perhimpunan Wisma 77 (Wisma 77)
Persewaan Perkantoran
limbah medis Limbah Laboratorium, Tinta, Lampu TL, Oli Bekas, Filter Oli, Aki Bekas, Bahan Kimia Kadaluarsa, Majun, Limbah Medis limbah medis Oli, Lampu, e-waste, office waste, majun, sarung tangan, grease
19.201,82 83.915,50
59.443,33 4.373,22 425,56
5.880,48 106,83 34,88 bersambung …
sambungan 13 NO
NAMA INDUSTRI
JENIS KEGIATAN
JENIS LIMBAH
VOLUME (Kg/Bulan)
(01)
(02)
(03)
(04)
(05)
9 10 11
Yayasan Kesehatan Sumber Waras (RS Sumber Waras) PT. Kedoya Adyaraya (RS. Grha Kedoya) PT. Tembaga Mulia Semanan, Tbk
Rumah Sakit Rumah Sakit Industri Kabel
12 13 14
RS. Hermina Daan Mogot RS. PELNI PT. Bakrie Building Industries
Rumah Sakit Rumah Sakit Industri Bahan Bangunan Fiber Semen
15 16 17 18 19 20 21
RSAB Harapan Kita Laboratorium Klinik Taman Semanan Indah PT Bio Medika Mandiri Jaya cabang Taman Semanan Puskesmas Kecamatan Tambora Laboratorium Amerind Bio Clinic PT. Bio Medika Mandiri Jaya ( Cengkareng) PT. Bio Medika Mandiri Jaya ( Kedoya)
Rumah Sakit Laboratorium dan Klinik Laboratorium dan Klinik Puskesmas Laboratorium Lab.Klinik Lab.Klinik
limbah medis limbah medis Oli, Caustic Soda, Sludge, Lampu TL, Cartridge, Majun limbah medis limbah medis oli kotor, majun dan APD bekas, aki bekas, lampu TL, Toner bekas, kemasan bekas limbah medis limbah medis limbah medis
limbah medis limbah medis
393,67 1.493,00 2.666,67 3.248,00 4.054,79 5.822,25 4.083,07 47,50 79,53 390,02 225,02 121,32 641,07
JAKARTA UTARA 1 2 3
The Master Steel Mfg RSPI Sulianti Saroso PT. Astra Honda Motor (sunter)
Industri Peleburan Besi Baja Rumah Sakit Industri Sepeda Bermotor
4 5
PT. Siola Sandimas (Sunter Mall) PT. Kimia Farma
Pertokoan dan Perkantoran Industri Farmasi Formulasi
Slag, Mill Scale, Oli Bekas Abu, Medis, Sludge, Lampu Bekas Abu, Gram Besi, Kerak, Solven, Sludge, Oli, Scrap, Minyak, Limbah Medis, Majun, Kemasan, Accu, Lampu TL, Carbon Lampu Bekas, Kaleng Bekas Sludge IPAL, Bahan baku kadaluarsa, padat obat reject, masker & filter, kemasan terkontaminasi
161.316,67 11.658,82 170.222,22
9,83 1.384,06
bersambung …
sambungan 14 NO
NAMA INDUSTRI
JENIS KEGIATAN
JENIS LIMBAH
VOLUME (Kg/Bulan)
(01)
(02)
(03)
(04)
(05)
6
PT. Akebono Brake Astra Indonesia
Industri Perlengkapan dan Komponen Kendaraan Bermotor
7
PT. Komatsu Indonesia
Industri Alat-alat Berat
8
PT. Indotruck Utama
Show Room dan Bengkel
9
PT. Astra Otoparts, Tbk
Industri Alumunium Die Casting
10
PT. Mahkota Indonesia
Industri Kimia
11
Inti ganda perdana (Inti Ganda Perdana Grup)
Indusri Komponen Kendaraan dan Bermotor Roda Empat/Lebih
12
PT. Gemala Kempa Daya (Inti Ganda Perdana Grup)
Indusri Komponen Kendaraan dan Bermotor Roda Empat/Lebih
Dross Aluminium, Oli Bekas, Minyak Terkontaminasi, Kemasan Terkontaminasi, Sludge WWT, Paint Sludge, Dust Grinding, Sarung Tangan, Majun, Coolant, Drum, Lampu TL Slag Melting, Iron Dust, Coolant Bekas, Oli Bekas, Kemasan Terkontaminasi, Paint Sludge, Majun, Lampu TL, Aki/Baterai, Polimer Bekas, e-Waste, Office Waste majun terkontaminasi,filter bekas, kaleng terkontaminasi, safety shoes terkontaminasi, dan serbuk kayu terkontaminasi, coolant Paint & WWT Sludge, Dross, Debu Finishing, Consumable, Lampu, Oli, Slube, Accu, Cartridge Sludge IPAL, Katalis V2O5, Asbestos, Barang terkontaminasi, Oli Bekas, Lampu TL Sludge WWT, Paint Sludge, Sampah Terkontaminasi, Sludge Phosphating, Aki Bekas, Oli Bekas, Lampu TL, Air Terkontaminasi, Kaleng Bekas, Jerigen Bekas, Lumpur Oli, Drum Bekas Sludge WWT, Paint Sludge, Sampah Terkontaminasi, Sludge Phosphating, Aki Bekas, Oli Bekas, Lampu TL, Air Terkontaminasi, Kaleng Bekas, Jerigen Bekas, Lumpur Oli, Drum Bekas
87.634,25
244.694,44
745,00
101.500,00
2.275,83 210.362,08
60.307,92
bersambung …
sambungan 15 NO
NAMA INDUSTRI
JENIS KEGIATAN
JENIS LIMBAH
VOLUME (Kg/Bulan)
(01)
(02)
(03)
(04)
(05)
13
PT Akashi Wahana Indonesia (Inti Ganda Perdana Grup)
Indusri Komponen Kendaraan dan Bermotor Roda Empat/Lebih
14
PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (Sunter I Plant)
Industri Komponen Kendaraan Bermotor Roda Empat
15
PT. Inkoasku
Industri Komponen Otomotif
16
PT. GS Battery
Industri Pembuatan Aki
17
PT. PJB Unit Pembangkit Muara Karang
Pembangkit Listrik
18 19
PT. Ancol Terang Metal Printing Industri PT. Gaya Motor
Industri Kemasan Kaleng/Tutup Botol Industri Perakitan Kendaraan Bermotor Roda Empat dan Enam
20
PT. Astra Daihatsu Motor-Assy Plant
Industri Perakitan Kendaraan Bermotor Roda Empat
21
PT. Saranaduta Jasamedika (RS. Pluit)
Rumah Sakit
Sludge WWT, Paint Sludge, Sampah Terkontaminasi, Sludge Phosphating, Aki Bekas, Oli Bekas, Lampu TL, Air Terkontaminasi, Kaleng Bekas, Jerigen Bekas, Lumpur Oli, Drum Bekas oli bekas, coolant bekas, sludge IPAL, Aki bekas, Lampu bekas, kemasan terkontaminasi, majun/apd bekas Oli Bekas, Coolant Bekas, Lampu TL, APD & Majun terkontaminasi Sludge, Battery Reject, Plate Reject, Oxide, Lumpur Timah, Oli, Contaminated Goods Lumpur, Filter Minyak, e-waste, Baterai, Jerigen, Barang terkontaminasi, Rockwool, Pelumas Solven, Oli, Majun, Lampu TL Paint Sludge, Sludge IPAL, Serbuk Terkontaminasi, Majun, Oli Bekas, Thinner Bekas, Minyak Rem, Kaleng Terkontaminasi, Jerigen Terkontaminasi, Drum Terkontaminasi, Aki Bekas, Lampu TL, Limbah Medis Paint Sludge, WWT Sludge, Phosphate, Solvent Bekas, Oil Sludge, Kemasan B3, Used Rags, Expired Paint, Limbah Medis Limbah Medis, Oli bekas, aki bekas, lampu bekas
196.655,67
33.973,33
972.528,27 88.154,58 68.872,01
4.012,34 24.727,78
177.762,50
2.854,89 bersambung …
sambungan 16 NO
NAMA INDUSTRI
JENIS KEGIATAN
JENIS LIMBAH
VOLUME (Kg/Bulan)
(01)
(02)
(03)
(04)
(05)
22
PT. Salim Ivomas Pratama Tbk
Industri Minyak Goreng dan Margarine
23 24 25
RS. Atma Jaya PT. Wayata Kencana Dockyard (hamdok) PT. Indo Baja Dayatama (d/h PT. Budhidharma Jakarta)
Rumah Sakit Industri Galangan Kapal Industri Peleburan Besi Baja
26 27
PT. Pulogadung Steel PT. Pertamina (Persero) LPG & Gas Product Reg. III
Industri Peleburan Besi Baja Depot LPG
28 29 30
PT. Ancol Terang Metal Printing Industri PT. Paberik Minyak Goreng Barco PT. Pertamina Hulu Energi ONWJ - Marunda Shorebase
Industri Wadah Dari Logam Industri Minyak Goreng Minyak dan Gas Bumi
31
PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia - (Sunter II Plant)
32
PT. Denso Indonesia
Industri Komponen Kendaraan Bermotor Roda Empat (Stamping, Casting-Vanning, Die Casting-Fabrication) Industri Komponen Otomotif
33 34 35
PT Alfa Karsa Persada PT Wironto Baru PT Pertamina (Persero) Terminal BBM Jakarta Group-Plumpang
Pergudangan Industri Pembekuan Udang dan Biota Laut Suply dan distribusi BBM
Ex-Analisa, Ex-Flavour, Kemasan ExChemical, Solvent, Lampu TL, Lampu Mercury, Oli Bekas, Majun, Carbon Waste, Sludge Waste, Spent Earth limbah medis Pasir Sandblast, Besi Scrap Slag, Mill Scale, Debu EAF, Bottom Ash, Oli Bekas Slag, Debu, Scale, Oli Bekas, Aki Bekas Oli Bekas, Sludge Cair, Sludge Padat, Aki Bekas, Lampu Bekas, Majun Solven, Oli Majun, Lampu TL Fly Ash, Bottom Ash, Spent Earth Baterai, Kemasan, Crude Oil, Pelumas, Ex Cleaning, Ex Medical, Majun, Sarung Tangan, Contaminated Goods, Chemical, Lampu
586.951,11
2.352,83 5.240,00 91.715,00 233.111,67 74,67 4.962,57 9.526,33 71.707,42
290.000,00 Bubuk, Scrap, Besi Tua, Press Horn, Gram, Pottling Waste, Sludge, Slope Oil, Majun, Lampu TL Oli, Accu, Pasir terkontaminasi, Majun, Filter Accu, Sludge, Pelumas, Majun, Lampu TL, Kemasan terkontaminasi, Organik terkontaminasi
79.548,93
676,22 602,20 4.202,44
bersambung …
sambungan 17 NO
NAMA INDUSTRI
JENIS KEGIATAN
JENIS LIMBAH
VOLUME (Kg/Bulan)
(01)
(02)
(03)
(04)
(05)
36
PT Salim Ivomas Pratama, Tbk
Produsen Minyak Goreng dan Margarine
37
PT Astra Honda Motor-Plant 2 Pegangsaan
Industri Otomotif
38
PT Diamond Cold Storage-Ancol
Industri Agro
39 40
PT. Astra Daihatsu Motor - Stamping Plant (Plant 1) PT. Mulya Adhi Paramita
Press Body Component Perdagangan
41 42 43
PT. Puninar Sarana Raya PT. Sea World Indonesia PT. Indofood Sukses Makmur Tbk-Bogasari Division
Pergudangan Jasa Rekreasi Industri Tepung Terigu dan Pati, Makanan Ternak, Dedak Gandum, Tepung Pollard dan Macaroni
44
PT. Daijo Industrial
45
PT. Tjahja Sakti Motor
Industri Barang-barang Peralatan Teknik/ Industri Dari Plastik Distributor dan Importir
46
PT. Ekamita Arahtegar (RS. Mitra Keluarga Kelapa Gading)
Rumah Sakit
Ex Analisa, Ex Flavour, Kemasan Ex Chemical, Solvent, Lampu TL, Lampu Mercury, Oli Bekas, Majun, Carbon Waste, Sludge Waste, Spent Earth Abu Blasting, Abu Casting, Aki, Carbon, Gram Besi, Kemasan, Lampu TL, Medis, Oli, Minyak, Sludge, Scrap, Solvent, Majun, Bahan Kadaluarsa, Office Waste Oli, Solar, Sludge, Accu, Majun, Filter Oli, Kaleng Cat, Lampu TL Oli Bekas Accu Bekas, Oli Bekas, Sludge WWTP, Expired Chemical, Used Rags Lampu Bekas, Freon Bekas, Alkohol, Oli Kemasan terkontaminasi, Limbah Pestisida, Filter, Lampur, e-Waste, Scrap, Cat, Office Waste, Majun, Aki, Baterai, Coolant, Solvent, Sludge, Oli, Grease, Expired Product, Minyak Kotor, Limbah Lab sludge paint, thinner bekas, oli bekas, Lampu, Office Waste, Kemasan terkontaminasi, Battery, Pelumas, BBM limbah medis
128.421,92
174.405,00
853,25 521,78 5.392,44 93,33 134,33 6.535,00
790,50 21,03 2.957,17 bersambung …
sambungan 18 NO
NAMA INDUSTRI
JENIS KEGIATAN
JENIS LIMBAH
VOLUME (Kg/Bulan)
(01)
(02)
(03)
(04)
(05)
47
PT. Indonesia Power
Pembangkit Listrik
48 49
PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari Galangan I PT Zebra Asaba Industri
Pembuatan dan perbaikan kapal baja Industri alat tulis dari plastik
50
PT Kawasaki Motor Indonesia
Industri motor roda dua dan komponen
51 52 53
PT Steel Center Indonesia PT Bumi Agung Perkasa Indah PT Garuda Metalindo Plant- Jakarta
Industri pemotongan dan pembelahan baja Logam Manufaktur Mur dan Baut
54 55
PT Asahimas Flat Glas Tbk PT Wirantono Baru
Produksi kaca lembaran, cermin dan kaca pengaman Industri pembekuan udang segar
56 57
PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari Galangan II PT. Asano Gear Indonesia
perbaikan dan pembuatan kapal Industri Suku Cadang & Aksesoris Kendaraan Bermotor
58 59
RSIA. Grand Family PT. Asianagro Agungjaya
Rumah Sakit Industri Pengolahan Minyak Nabati & Turunannya
60
PT. Pangeran Karang Murni
Industri Besi Baja
Pelumas, Drum, Majun, Sludge, Battery, Bahan Kimia Kadaluarsa, Silica Gel, Glass Wool, Limbah Cuci HRSG, Kerak Boiler, Air Terkontaminasi, Lampu, Tinta Pasir Ex Blasting, Minyak Kotor Abu Incinerator, Cairan TCE Bekas, Oli & Solar Bekas, Coolant, Tinta & Cucian Tinta Paint Sludge, WWT Sludge, Coolant, Oli, Majun, Lampu, Gram Terkontaminasi, Chip Aluminium Terkontaminasi Oli Bekas, Majun, Lampu Bekas, Accu Aki Bekas, Oli Bekas, Logam Terkontaminasi, lampu TL, majun terkontaminasi, sludge wwtp Solvent, Drum, Minyak Kotor, Pelumas, Aki Lampu TL, Oli, Aki, Baterai, Tabung Freon, Majun, Kemasan Terkontaminasi, e-waste Besi Bekas, Minyak Bekas Sludge WWT, Kemasan Terkontaminasi, Aki, Oli, Lampu, Lumpur Oli, Air Terkontaminasi, lumpur oli Limbah Medis Reagent, Coolant, Kemasan terkontaminasi, Oli, Majun, Tanah/Pasir, Sludge, Fly/Bottom Ash, Lampu TL, e-Waste, Aki/Baterai, Cartridge slag
768.835,58
5.333,33 1.966,38 48.857,75
4.616,54 51.836,93 19.460,31 2.220,00 244,87 4.025,00 1.293,78
1.498,69 270.505,44
90.433,33 bersambung …
sambungan 19 NO
NAMA INDUSTRI
JENIS KEGIATAN
JENIS LIMBAH
VOLUME (Kg/Bulan)
(01)
(02)
(03)
(04)
(05)
61
PT. Astra Otoparts Divisi Nusametal
Industri Alumunium Die Casting
62 63 64 65 66 67 68 69
PT Bio Medika Mandiri Jaya cabang kelapa gading Dunia Sehat Medical Center RS Mulyasari Klinik Hemodialisis Lions RS Puri Medika Puri Medika Medical Check-up Center Rumah Sakit Royal Progress PT. Bio Medika Mandiri Jaya ( Angke )
Laboratorium dan Klinik Klinik Rumah Sakit Klinik Rumah Sakit Klinik Rumah Sakit Lab.Klinik
Paint sludge, WWT Sludge, Dross terkontaminasi, Debu Blasting, Consumable, lampu Tl, oli bekas, aki bekas, office waste, kemasan terkontaminasi limbah medis limbah medis limbah medis padat dan limbah medis cair limbah medis limbah medis limbah medis limbah medis limbah medis
72.333,33
Karbon aktif, limbah Tercemar Hidrokarbon, used oil, used chemical, used TL lamp, Used drum, used cans, asbestos bekas, glass wool, used batteries, used stationeries, limbah medis
18.250,11
148,84 4,62 338,28 829,06 272,34 164,80 2.660,02 76,40
KAB. KEPULAUAN SERIBU 1
Sumber Keterangan
PT CNOOC SES. Ltd
: BPLHD Provinsi DKI Jakarta, 2014 : Sumber data berdasarkan manifest Pengiriman Limbah B3
Eksplorasi dan Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi
Tabel Provinsi Tahun
: SP-11D (T). PERUSAHAAN PENGHASIL LIMBAH B3 DAN TIMBULANNYA : DKI JAKARTA : 2015
NO
NAMA PERUSAHAAN
JENIS KEGIATAN
ALAMAT KEGIATAN
RATA-RATA TIMBULAN (Kg/Bulan)
(01)
(02)
(03)
(04)
(05)
1 2 3 4 5
JAKARTA SELATAN PT Yasmin Duta Medika (Klinik Amerta) RS Brawijaya Women and children hospital Klinik Taman Anggrek (PT Karunia Estetika Lestari) Klinik Kemang (PT Kusuma Adi Jaya) Zam zam Medical Center
Klinik Rumah Sakit Klinik Klinik Klinik
6 7 8
Klinik Hemodialisis Cipta Husada PT Fajar Farmatama (BiMC) Praktek DRG VITA SUSANTI
Klinik Klinik Klinik
9 10 11 12
PT Triyasa Propertindo PT Bio Medika Mandiri Jaya ( Gandaria ) PT Karunia Estetika Lestari (Kelapa Gading) PT E-Tirta Medical Center
Properti Lab.Klinik Klinik Medical Check-up
13 14 15 16
Jakarta Kidney Center (JKC) (PT Jakarta Medika II ) RSIA Aulia (PT Liavansya Utama) PT Unggul Indah Cahaya PT Binaguna Meditama (Rumah Sakit Pondok Indah)
Rumah Sakit Rumah Sakit Importir B3 Rumah Sakit
17 18 19 20
RS Setia Mitra PT Bina Puri Lestari (Apartemen The Residences At Dharmawangsa) RS Medistra Hotel Gran Melia Jakarta
Rumah Sakit Apartemen Rumah Sakit Perhotelan
Jl. Palatehan I No.30 RT02/01 Melawai Kebayrn Baru Jl taman Brawijaya No 1 Cipete Jl. Kemang Raya No.19-A Jl. Kemang Raya No.19-A Jl. Tebet Timur dalam raya no. 36 RT 04/05 Kel. Tebet Timur Jl. Hang Tuah I No.12 Kebayoran Baru Komplek Bidakara Kav 71-73 Pancoran Jl.Raya Lenteng Agung No.1 RT/RW 10/01 Kel. Lenteng Agung, Kec Jagakarsa Gdg.TMT I,Ist Floor 1 Jl. Cilandak KKO no.1 Jl. Gandaria 1 no. 95-97 Gandaria Utara Jl. Kemang Raya No.19-A Bellagio Mall O.UG 21-24 Kawasan Mega Kuningan Barat Kav.E.4.3 Jl. Mampang Prapatan No. 75 Jl. Jeruk Raya no.15 Jl Jend Gatot Subroto Kav 6-7 Jl. Metroduta Kav. UE, Kawasan Pondok Indah, Kebayoran Lama Jl. RS. Fatmawati N0. 80-82, Cilandak Jl. Dharmawangsa Raya No. 39, Kabayoran Baru Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 59, Setiabudi Jl. Rasuna Said Kav. X-0, Kuningan Timur, Setiabudi
5.00 648.00 7.00 10.00 3.00 1.00 412.00 2.00 35.00 70.00 8.00 61.00 689.00 328.00 #DIV/0! 18.28 856.00 123.00 6.49 89.00 bersambung ...
sambungan 1
NO
NAMA PERUSAHAAN
(01)
JENIS KEGIATAN
(02)
(03)
21 22 23
PT Bhumyamca Sekawan RS MMC (PT Kosala Agung Metropolitan) Rumah Sakit Jakarta (PT Jakarta Sentra Medika Sejahtera)
Persewaan Perkantoran & Pergudangan Rumah Sakit Rumah Sakit
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
PT Grahaniaga Tatautama (Gedung Graha CIMB Niaga) PT Dharmawangsa Raya (Rumah Sakit Jiwa Dharmawangsa) PT Jakarta Medika (RS Jakarta Medical Center) RSUP Fatmawati RSIA Yadika PT Budhi Bunda Meditama (RS Budhi Jaya) RS Siaga Raya RS Prikasih MRCCC Siloam Hospitals Semanggi RS Pusat Pertamina Hotel Grand Mahakam RSB Asih PT Atlas Copco Indonesia PT Metiska Farma
Persewaan Perkantoran Rumah Sakit Jiwa Rumah Sakit Rumah Sakit Rumah Sakit Rumah Sakit Rumah Sakit Rumah Sakit Rumah Sakit Khusus Kanker Rumah Sakit Perhotelan Rumah Sakit Perdagangan Besar Mesin, Suku Cadang dan Industri Farmasi
38
PT Pacific Place Jakarta
Pertokoan, Perkantoran, Apartemen
39 40
RS Tebet Wisma 99 Propertindo (Wisma 99)
Rumah Sakit Perkantoran
41 42 43
PT Sydna Farma PT Puri Dharmawangsa Raya Hotel (The Dharmawangsa Jakarta) PT Corelab Indonesia
Industri Farmasi Perhotelan Jasa Analisa Laboratorium
ALAMAT KEGIATAN
RATA-RATA TIMBULAN (Kg/Bulan)
(04)
(05)
Jl. Raya Cilandak KKO JL. HR. Rasuna Said, Kav. C-21, Kuningan Jl. Jend. Sudirman Kav. 49, Karet Semanggi, Setiabudi Jl. Jend. Sudirman Kav. 58, Senayan, Kebayrn Baru Jl. Dharmawangsa Raya No. 13, Pulo, Kebayrn Baru Jl. Warung Buncit Raya No. 15, Kalibata, Pancoran Jl. RS. Fatmawati, Cilandak Barat, Cilandak Jl. Ciputat Raya No. 5, Kebayoran Lama Jl. Dr. Sahardjo No. 120, Menteng Atas, Setiabudi Jl. Siaga Raya Kav.4-8 003/03 Pasar minggu Jl. RS. Fatmawati No. 74, Pondok Labu, Cilandak Jl. Garnisun Kav. 2-3, Karet Semanggi, Setiabudi Jl. Kyai Maja No. 43, Kebayoran Baru Jl. Mahakam I No. 4-16, Kramat Pela, Kebayrn Baru Jl. Panglima Polim I/34, Melawai, Kebayoran Baru Jl. Cilandak KKO 203, Cilandak Timur, Psr Minggu Jl. Raya Kebayoran Lama No. 557, Grogol Selatan, Kebayoran Lama Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Senayan, Kebayoran Baru Jl. Jend. MT. Haryono Kav. 13, Tebet Barat, Tebet, Jl. Iskandar Raya No. 99, Rt. 003 / Rw. 03, Melawai, Kebayoran Baru Jl. RC. Veteran No. 89, Bintaro, Pesanggrahan Jl. Brawijaya Raya No. 26, Kebayoran Baru Cilandak Commercial Estate, Gd. 303, Jl. Cilandak KKO, Pasar Minggu
105.00 3.04 418.00 520.00 9.00 2.57 13.14 245.00 362.00 652.00 1.87 3.31 9.24 22.00 1.28 2.00 9.58 559.00 1.08 4.00 46.00 42.00 2.53 bersambung ...
sambungan 2
NO
NAMA PERUSAHAAN
(01)
JENIS KEGIATAN
(02)
(03)
44
PT Api Metra Graha (Gedung The Energy)
Gedung Perkantoran
45 46 47
RS Gandaria PT Omega Propertindo (Wisma Millenia) PT Danayasa Arthatama, Tbk (SCBD)
Rumah Sakit Perkantoran Perkantoran
48 49 50
PT Inti Karya Persada Tehnik PT Indobara Bahana PT Mutiara Permata Mulia (The Ritz Carlton Hotel)
Perkantoran Perdagangan Barang Perhotelan
51 52 53 54
Rumah Sakit Rumah Sakit Perkantoran Rumah Sakit
55 56 57
PT Medika Yakespen Utama (RS Antam medika) PT Nirmala Kencana Mas (Mayapada Hospital) PT Summitmas Property Yayasan Universitas Prof. dr. Moestopo JAKARTA TIMUR PT Indonesia Steel Tube Works Ar-Ridha Medical Centre PT Petrolab Services
58 59 60 61
RS Harapan Jayakarta PT Aetra Air Indonesia RSIA Hermina Jatinegara RSIA Sammarie Basra
Rumah Sakit Pengolahan dan Penyaluran Air Bersih Rumah Sakit Rumah Sakit
62 63 64 65
PT Unindo / PT Unelec Indonesia PT DIC Astra Chemicals PT Kesa Indotama PT Jakarta Steel Megah Utama (PT Hongkin Steel)
Industri Transformator Tegangan Menengah dan Tinggi Industri Zat Pewarna Peleburan Besi Baja Industri Baja Tulangan Beton
Pembuatan Pipa Baja Klinik Laboratorium
ALAMAT KEGIATAN
RATA-RATA TIMBULAN (Kg/Bulan)
(04)
(05)
SCBD Lot 11A, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52 - 53, Senayan, Kebayoran Baru Jl. Gandaria Tengah II No. 6-14, Kramat Pela Jl. MT. Haryono Kav. 16, Tebet Barat, Tebet Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Senayan, Kebayoran Baru Jl. MT. Haryono Kav. 4-5, Kebon Baru, Tebet Jl. Perdatam Raya No. 3, Pancoran, Pasar Minggu Jl. Lingkar Mega Kuningan Kav. E.1.1 No. 1, Kuningan, Setiabudi Jl. TB. Simatupang No. 1, Tanjung Barat, Jagakarsa Jl. Lebak Bulus I Kav. 29, Cilandak Barat, Cilandak Jl. Jend. Sudirman Kav. 61-62 Jl. Bintaro Permai No.3 Bintaro, Pesanggrahan Jl. Pemuda Raya Bekasi Km. 18, Pulogadung Jl. Kampung Melayu Besar 13 Jl. Pemuda Graha Mas Pemuda Commercial Centre Blok AD No.23 Jl. Bekasi Timur Raya No. 6 Km.18 Pulogadung Jl. Bulevar Kelapa Gading LA3 No.1 Jl.Raya Jatinegara Barat No.126 Jl Basuki Rachmat No 31 Pondok Bambu, Duren Sawit Jl. Swadaya PLN Klender 09/02 Jatinegara Cakung Jl. Pulo Buaran raya Blok DD 5-10 KIP Jl. Raya Bekasi Km. 21 Rawa Terate Cakung Jl. Raya Bekasi Km. 21-22, Cakung
12.00 148.00 4.00 6.00 34.00 10.00 313.00 579.00 2.62 22.00 25.00 316.61 4.00 238.00 412.00 441.00 4.24 #DIV/0! 15.61 2.77 217.88 17.48 bersambung ...
sambungan 3 NO
NAMA PERUSAHAAN
JENIS KEGIATAN
ALAMAT KEGIATAN
RATA-RATA TIMBULAN (Kg/Bulan)
(01)
(02)
(03)
66
PT Krama Yudha Ratu Motor
Industri Otomotif
67 68 69
PT Cosmax Indonesia d/h PT Yasulor Indonesia PT S.C. Johnson & Son Indonesia Ltd PT Ekaprasarana Aryagunasatya
Industri Kosmetik Consumer Good Industri Komponen Otomotif & Machinery Workshop
70 71
PT NGK Busi Indonesia PT Jaya Mulya
Industri Pembuatan Busi Pengecatan dan Pemanfaatan Barang Bekas
72 73 74
PT Puninar Yusen Logistics Indonesia PT Sanghiang Perkasa PT Jakarta Kyoei Steel Works, Tbk
Depot Container Industri Makanan & Minuman Kesehatan Industri Baja Tulang Beton (Besi Beton)
75
PT Mitsubishi Krama Yudha Motors & Manufacturing
76
PT Muarateweh Spring
Industri Pembuatan Komponen & Motor Bakar Kendaraan Bermotor Roda Empat Industri Leaf Spring
77
PT Martina Berto Tbk
Industri Kosmetik dan Obat Tradisional
78 79
Jakarta Central Asia Steel (d/h Jakarta Prima Steel Industries) PT Siemens Indonesia
Industri Besi dan Baja Industri Electrical Panel
80
PT Aica Indria d/h PT Dynea Indria
Industri Lem
81
PT Schneider Indonesia
Industri Electrical Panel
82 83 84
PT Century Batteries Indonesia PT Harsen Laboratories PT KMI Wire and Cable, Tbk
Industri Akumulator Listrik Industri Farmasi Industri Kabel Listrik
(04) Jl. Raya bekasi Km.21-22 RT.010/05 Rawa Terate Cakung Jl. Raya Bogor Km. 26,4, Ciracas Jl. Pulo Lentut No. 16, Kawasan Industri Pulogadung Jl. Rawa Bulak Blok T9/3, Kawasan Industri Pulogadung Jl. Raya Jakarta Bogor Km. 26,6, Ciracas Jl. P. Komarudin RT 011/RW 05, Penggilingan, Cakung Jl. Raya Cakung Cilincing Km. 1,5 Jl. Raya Bekasi Km. 25, Cakung Jl. Rawa Terate II No. 1, Kawasan Industri Pulogadung Jl. Raya Bekasi Km. 21, Rawa Terate, Cakung Jl. Rawa Gelam IV No. 2, Kawasan Industri Pulogadung, Cakung Jl. Pulo Kambing II No. 1, Kawasan Industri Pulogadung Jl. Raya Bekasi Km. 21-22, Pulogadung Jl. Jend. A. Yani Kav. 67-68, Kayu Putih, Pulogadung Jl. Pulogadung No. 22, Kawasan Industri Pulogadung Jl. Pulo buaran Raya Blok III EE Kav. 2-3-6 Kawasan Industri Pulogadung Jl. Raya Bekasi Km. 25, Cakung Jl. Raya Jakarta-Bogor Km 24,6, Susukan, Ciracas Jl. Raya Bekasi Km. 23,1, Rawa Terate, Cakung
(05) 33.37 7.34 1.09 1.33 1.20 6.00 89.00 2.00 55.15 11.57 5.47 791.00 100.06 1.79 18.48 34.00 64.42 194.00 12.50 bersambung ...
sambungan 4 NO
NAMA PERUSAHAAN
(01) 85
(02) PT Bumi Cahaya Unggul
JENIS KEGIATAN (03) Desain, Fabrikiasi dan Servis Pompa Industri
ALAMAT KEGIATAN
RATA-RATA TIMBULAN (Kg/Bulan)
(04)
(05)
Jl. Rawa Kepiting No. 3, Kawasan Industri
97.00
86
PT Wahana Citra Nabati
Industri Minyak Goreng
87 88
PT Huntsman Indonesia PT Yamaha Indonesia Motor Manuifacturing
Industri Kimia Dasar Industri Otomotif
89
PT Glaxo Wellcome Indonesia
Industri Farmasi
90 91 92
PT Akzo Nobel Car Refinishes Indonesia PT FSCM Manufaturing Indonesia PT Ethica Industri Farmasi
Industri Cat Industri Komponen dan Perlengkapan Sepeda Motor Farmasi
93
PT Yamaha Music Manufacturing Indonesia
Industri Alat Musik Non Tradisional
94
PT Astra Honda Motor (pulogadung)
Industri Mould & Dies
95 96 97 98 99
PT Yamaha Indonesia PT LF Asia Manufacturing PT SKF Indonesia PT Torishima Guna Indonesia PT Triyasa Nagamas Farma
Industri Piano Industri Kosmetik & Household Industri Bearing, Roda Gigi dan Elemen Penggerak Mesin Industri Pompa Industri Farmasi
100
PT Kabelindo Murni Tbk
Industri Kabel
101
PT Nobi Putra Angkasa
Industri Pembuatan Panel & Kabel Tray
102 103
PT Antam Tbk, UBPP Logam Mulia PT Nellco Indopharma
Industri Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Industri Farmasi
NO
NAMA PERUSAHAAN
(01)
JENIS KEGIATAN
(02)
(03)
104
RSUP Persahabatan
Rumah Sakit
105 106 107 108
PT Mustika Ratu Tbk PT Century Textile Industri Tbk PT Pertamina (Persero) DPPU Halim Perdanakusuma PT DIC Graphics
Industri Jamu dan Kosmetika Tradisional Industri Tekstil Penyimpanan Bahan Bakar Pesawat Udara Industri Tinta
Pulogadung Jl. Rawa Sumur I Blok EE No. 5, Kawasan Industri Pulogadung Jl. Raya Bogor Km. 27,3, Pekayon, Pasar Rebo Jl. KRT. Radjiman Widyodiningrat (Jl. Raya Bekasi Km. 23), Rawa Terate, Cakung Jl. Pulobuaran Raya Kav. 111 DD, Kawasan Industri Pulogadung Jl. Pulogadung No. 37, Kawasan Industri Pulogadung Jl. Pulogadung No. 30, Kawasan Industri Pulogadung Jl. Pulogadung Raya No. 6, Kawasan Industri Pulogadung Jl. Pulobuaran Raya No. 1, Kawasan Industri g Pulogadung, Cakung Jl. Pulo Ayang Blok III FF 22, Kawasan Industri Pulogadung Jl. Rawa Gelam I/5, Kawasan Industri Pulogadung Jl. Raya Bogor Km. 28, Pekayon, Pasar Rebo Jl. Inspeksi Cakung Drain, Cakung Barat Jl. Rawa Sumur Timur No. 1, Jatinegara, Pulogadung Jl. Rawa Udang No. 75, Kawasan Industri Pulogadung Jl. Rawa Girang No. 2, Kawasan Industri Pulogadung Jl. Pulo Buaran Raya Kav. III FF-5, Kawasan Industri Pulogadung Jl. Raya Bekasi Km. 18, Pulogadung Jl. Raya Ciracas No. 01, Ciracas
169.04 86.27 111.38 1.15 7.39 17.08 1.52 24.74 10.45 23.67 6.28 22.96 725.00 442.00 1.07 1.72 26.98 283.00 bersambung ... sambungan 5
ALAMAT KEGIATAN
RATA-RATA TIMBULAN (Kg/Bulan)
(04)
(05)
Jl. Persahabatan Raya No. 1, Pisangan Timur, Pulo Gadung Jl. Raya Bogor Km. 26,4, Ciracas Jl. Raya Bogor Km. 27, Ciracas Bandara Halim Perdanakusuma, Kramat Jati Jl. Rawa Gelam III, Blok II L, Kav 8-9, Kawasan
8.14 1.59 42.00 309.00 44.03
109 110
PT Guru Indonesia PT Insani Graha Medika (RSIA Bunda Aliyah)
Industri Pembuatan Box Karton, Packaging Rumah Sakit
111
PT Bifarma Adiluhung
Industri Farmasi
112 113
PT Saka Farma Laboratories PT Sharp Electronics Indonesia
Industri Farmasi dan Produk Obat Kimia Industri Elektronik
114 115 116 117 118 119 120
PT Nutricia Indonesia Sejahtera PT Panasonic Manufacturing Indonesia PT Kangar Consolidated Industries PT Nusantara Parkerizing PT Khong Guan Biscuit Factory Indonesia, LTD PT Indolakto PT Jakarta Cakratunggal Steel Mills
Industri Makanan Bayi Industri Elektronika dan Alat Rumah Tangga Industri Botol Gelas Industri Kimia Anti Karat Industri Makanan Industri Pengolahan Susu Industri Besi dan Baja
121 122 123
PT Danapaint Indonesia PT Bintang Toedjoe Plant Pulomas PT Frisian Flag Indonesia - Plant Ciracas
Industri cat Industri Farmasi Industri Pengolahan Susu
Industri Pulogadung Jl. Raya Bogor Km. 26, Ciracas Jl. Pahlawan Revolusi No. 100, Pondok Bambu, Duren Sawit Jl. Jend. Ahmad Yani No. 2, Kayu Putih, Pulogadung, ; Plaza Property 3rd Floor, Komplek Pertokoan Pulomas Blok VIII No. 1, Jl. Perintis Kemerdekaan, 13210 Jl. Jend. Ahmad Yani No. 2, Kayu Putih, Pulogadung Jl. Swadaya IV, Komp. Pedurenan, Rawa Terate, Cakung Jl. Raya Bogor Km. 26,6, Pasar Rebo Jl. Raya Bogor Km. 29, Pekayon, Pasar Rebo Jl. Raya Bekasi Km. 24,5, Cakung, Ujung Menteng Jl. Raya Bogor km. 27, Pekayon, Pasar Rebo JL. Raya Bogor Km. 26, Ciracas JL. Raya Bogor Km. 26,6, Pekayon, Pasar Rebo Jl. Raya Bekasi Km. 21-22, Pulogadung, Cakung Barat Jl. Pemuda, Jatinegara Kaum, Pulogadung Jl. Jendral Ahmad Yani No. 2, Kayu Putih, Pulomas Jl. Raya Bogor Km. 26, Ciracas
1.02 1.86 138.00
624.00 88.94 1.42 14.12 15.04 6.64 408.00 652.00 193.00 11.67 7.70 587.00 bersambung ... sambungan 6
NO
NAMA PERUSAHAAN
JENIS KEGIATAN
(01)
(02)
124
PT Bintang Toedjoe Plant Pulogadung
Industri Farmasi
(03)
125
PT Johnson Home Hygiene Products
126
RSUD Pasar Rebo
Industri Pemberantas Hama dan Bahan Pembersih Keperluan Rumah Tangga serta Perdagangan Impor Rumah Sakit
127
PT Pionirbeton Industri
Ready Mix Concrete
128
PT Sinar Meadow International Indonesia
Industri Margarine, Cooking Oil & Shortening
129
PT Actavis Indonesia
Industri Farmasi
ALAMAT KEGIATAN
RATA-RATA TIMBULAN (Kg/Bulan)
(04)
(05)
Jl. Rawa Sumur Barat II, Kav. 9, Jatinegara, Cakung Jl. Rawa Sumur No. 12, Kawasan Industri Pulogadung Jl. TB. Simatupang No. 30, Kelurahan Gedong, Kecamatan Pasar Rebo Jl. Rawa Sumur IV, Kwsan Industri Pulogadung, KIP IV, Rawa Sumur, Cakung Jl. Pulo Ayang I No. 6, Kawasan Industri Pulogadung, Jatinegara Jl. Raya Bogor Km. 28, Pekayon, Pasar Rebo
23.64 9.80 7.47 238.96 116.76 2.34
130 131 132 133 134 135 136 137
PT Tobu Indonesia Steel PT United Tractors, Tbk PT Soho Industri Farmasi PT Suzuki Indomobil Motor PT Astra Honda Motor (tipar cakung) RS Mediros PT Merck Tbk. PT Waskita Karya (Persero), Tbk
Industri Baja Tulangan Besi Distributor Alat-Alat Berat Industri Farmasi Formulasi Industri Otomotif Parts Center (Gudang Spare Part) Rumah Sakit Industri Farmasi Jasa Konstruksi
138
PT Brantas Abipraya (Persero)
Jasa Konstruksi
139 140 141
PT Sayap Mas Utama-2 PT Frisian Flag Indonesia - Plant Pasar Rebo RSUD Budhi Asih
Industri Deterjen Industri Pengolahan Susu Rumah Sakit
142
PT Dankos Farma
Industri Farmasi
143
PT Findeco Jaya
Industri Kimia
NO
NAMA PERUSAHAAN
(01)
JENIS KEGIATAN
(02)
(03)
144
PT PPG Coatings Indonesia
Industri Cat
145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156
PT DNP Indonesia PT Pfizer Indonesia PT Tetra Pak Stainless Equipment PT Sandoz Indonesia PT Pamindo Tiga T - Pabrik Pulogadung PT Lautan Sulfamat Lestari PT Indonesia Acids Industry PT Essence Indonesia RS Premier Jatinegara RS Harum Sisma Medika PT Lion Metal Works, Tbk PT Kemas Indah Maju
Industri rotogravure printing/roto kemas Industri Farmasi Kemasan Aluminium industri Farmasi dan Formulasi Obat Jadi Engineering dan manufacturing Industri Kimia Dasar Industri kimia Industri Kimia Rumah Sakit Rumah Sakit Industri Peralatan Kantor, Rumah Sakit & bahan Bangunan Industri Kemasan Plastik
157
PT Sayap Mas Utama I
Industri Sabun Mandi
Jl. Pulo Gadung No. 14, Kawasan Industri Pulogadng Jl. Raya Bekasi Km. 22, Cakung Jl. Pulogadung No. 6, Kawsn Industri Pulogadung Jl. Raya Penggilingan No.2, Penggilingn, Cakung Jl. Inspeksi Cakung Drain / Tipar Cakung, Cakung Jl. Perintis Kemerdekaan Kav. 149, Pulogadung Jl. TB. Simatupang No. 8, Gedong, Pasar Rebo Jl. M.T Haryono Kav. No. 10, Cipinang Cempedak, Jatinegara Jl. D.I. Panjaitan Kav. 14, Cipinang Cempedak, Jatinegara Jl Tipar Cakung Kav F 5-7 Cakung Barat Jl. Raya Bogor Km. 5, Gedong, Pasar rebo Jl. Raya Dewi Sartika Cawang III/200, Cawang, Kramatjati Jl. Rawa Gatel Blok III S, Kav. 35-40, Kawasan Industri Pulogadung Raya Bekasi Km.21, Pulo Gadung
159.38 3.27 9.16 123.89 57.00 679.00 5.32 53.00 6.00 65.90 401.00 4.40 11.83 1.28 bersambung ... sambungan 7
ALAMAT KEGIATAN
RATA-RATA TIMBULAN (Kg/Bulan)
(04)
(05)
Jl. Rawa Gelam III No. 1, Kawasan Industri Pulogadung Jl Pulogadung Kav II No. 16-18 Blok H2 dan H3 KIP Jl Raya bogor km 28 Pekayon, Pasarebo Jl Raya Pulogebang km 3 Cakung Jl TB Simatupang Kp. Gedong Pasar Rebo Jl Rawa Gatel Kav 7 - 8 KIP Jl Raya Bekasi km 21 Rawa Terate Cakung Jl Raya Bekasi Km 21 Pulogadung Jl. Otto Iskandardinata No. 74, Bidaracina, Jatinegara Jl. Raya Jatinegara Timur No. 85-87, Jatinegara Jl Tarum Barat, Kalimalang Jl. Raya Bekasi Km. 24,5, Cakung Jl. Rawa Terate II No. 16. Kawasan Industri Pulogadung Jl. Tipar Cakung Kav. F 5-7, Cakung
29.69 40.63 13.47 5.58 3.60 4.39 1.46 8.17 8.29 2.22 1.21 6.60 925.00 9.07
158
PT Alcomexindo
Industri Alumunium
159
PT Ikapharmindo Putramas
Industri Farmasi
160
RSKD Duren Sawit
Rumah Sakit
161 162
PT Integrated Healthcare Indonesia (PT IHI) PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors
Industri Minuman, Kosmetik, Farmasi Perkantoran dan Gudang Spare Parts
163
PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors
Perkantoran dan Ruang Pamer
Jl. Raya Pulogadung No. 8, Kawasan Industri Pulogadung Jl. Raya Pulogadung No. 29, Kawasan Industri Pulogadung Jl. Duren Sawit Baru No. 2, Pondok Bambu, Duren Sawit Jl. Raya Bogor Km. 28, Pekayon, Pasar Rebo Jl. Raya Bekasi Km. 21-22, Rawa Terate, Pulogadung Jl. Jend. A. Yani, Kayu Putih, Pulogadung
52.50 811.00 1.86 10.50 #DIV/0! 1.27 bersambung ...
sambungan 8 NO
NAMA PERUSAHAAN
JENIS KEGIATAN
ALAMAT KEGIATAN
RATA-RATA TIMBULAN (Kg/Bulan)
(01)
(02)
(03)
(04)
(05)
170 171 172 173 174
JAKARTA PUSAT RS Kramat 128 PT Bio Medika Mandiri Jaya cabang Cideng Klinik Spesialis CDG PMI DKI Jakarta Klinik Hemodialisis Tidore Pusat Riset Berbasis Layanan Kesehatan Virologi dan Kanker Patobiologi - FKUI PT Asia Fortuna Sejahtera Puskesmas Kec. Gambir dan Rumah Bersalin PT Bio Medika Mandiri Jaya ( Mangga Besar) Clara Skin Care Laboratorium Klinik Prodia
175 176 177 178
PT Grand Indonesia RS THT Bedah Prof Nizar Oasis Amir Hotel (PT Angku Suku Rangkayo Mulia) RSUD Tarakan
Retail Property Rumah Sakit Hotel Rumah Sakit
179 180
PT Prodia Widyahusada PT Korosi Specindo
Laboratorium Kesehatan Produksi Alat monitoring Korosi
164 165 166 167 168 169
Rumah Sakit Laboratorium dan Klinik Klinik Unit Transfusi darah Klinik Fasyankes klinik Puskesmas Lab.Klinik Sarana Pelayanan Kesehatan Klinik
Jl. Kramat Raya No.128 Jl Ciujung 10 RT 05 RW 01 Cideng Kec Gambir Jl. Kramat 6 No. 34 Jl Kramat Raya No 47 Jl. Tidore No.7 Roxy Jl. Salemba Raya No.4 Gedung IASTH Lt.8 Kampus UI Jl. Raden Saleh No.39G Cikini Jl. Tanah Abang I No.10 Jl. Mangga Besar raya No. 121-123 Jl. Raden Saleh No.14F Jl. Cideng Barat No.36 A, Kel. Cideng Kec. Gambir Jl. MH Thamrin No.1, Menteng Jl Kesehatan No 9 Jl. Senen Raya Kav. 135-137 Jl. Kyai Caringin No. 7, RT 011/RW 004, Kel. Cideng, Kec. Gambir Jl. Kramat raya No. 150, Kenari, Senen Jl. P. Jayakarta No. 76, Mangga Dua Selatan,
786.00 151.00 17.00 22.13 536.00 47.00 2.00 90.00 46.00 1.00 277.00 337.00 21.00 83.00 8.68 1.73 317.00
181
PT Djakarta International Hotel (Hotel Borobudur)
Hotel
182 183 184
PT YKK Zipper Indonesia PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
Perkantoran Pengolahan dan Penyaluran Air Bersih Wilayah Barat Jkt Rumah Sakit
Sawah Besar Jl. Lapangan Banteng Selatan No.2, Pasar Baru, Sawah Besar Jl. R.P Soeroso No. 7, Cikini, Menteng Sentral Senayan I Lt. 7, Jl. Asia Afrika No. 8 Jl. Diponegoro N0. 71, Kenari, Senen
14.00 3.65 474.00 32.35 bersambung ... sambungan 9
NO
NAMA PERUSAHAAN
JENIS KEGIATAN
ALAMAT KEGIATAN
RATA-RATA TIMBULAN (Kg/Bulan)
(01)
(02)
(03)
(04)
(05)
185 186 187 188 189 190 191 192 193
PT Jaya Mandarin Agung (Hotel Mandarin Oriental Jakarta) RS St. Carolus RS Pertamina Jaya RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad RSIA YPK Mandiri PT Hotel Cikini Realty (Ibis Budget Hotels) PT Swadharma Kerry Satya (Hotel Shangri-La Jakarta) Millennium Hotel Sirih Jakarta RS Abdi Waluyo
Hotel Rumah Sakit Rumah Sakit Rumah Sakit Rumah Sakit Hotel Perhotelan Perhotelan Rumah Sakit
194 195 196
PT Manning Development (Wisma Hayam Wuruk) Hotel Ibis Tamarin RS Mitra Kemayoran (PT Karya Sukses Mandiri)
Perkantoran Perhotelan Rumah Sakit
197 198 199 200
Rumah Sakit Rumah Sakit Perkantoran, Pertokoan, Apartemen Rumah Sakit
201 202 203 204
RS Islam Jakarta Cempaka Putih RS PGI Cikini PT Senayan Trikarya Sempana (Kompleks Plaza Senayan) RSIA Budi Kemuliaan JAKARTA BARAT PT Bio Medika Mandiri Jaya cabang Taman Semanan Puskesmas Kecamatan Tambora Laboratorium ABC Laboratorium Amerind Bio Clinic
Laboratorium dan Klinik Puskesmas Laboratorium Laboratorium
205
PT Bio Medika Mandiri Jaya ( Cengkareng)
Lab.Klinik
206
PT Bio Medika Mandiri Jaya ( Kedoya)
Lab.Klinik
Jl. M.H. Thamrin, Menteng Jl. Salemba Raya No. 41, Paseban, Senen Jl. Jend. Ahmad Yani, Cempaka Putih Jl. Abdul Rahman Saleh No. 24, Senen Jl. Gereja Theresia 22, Gondangdia, Menteng Jl. Cikini Raya No. 75, Cikini Jl. Jend. Sudirman Kav. 1, Karet, Tanah Abang Jl. Fachruddin No. 3, Kampung Bali, Tanah Abang Jl. HOS. Cokroaminoto 31-33, Gondangdia, Menteng Jl. Hayam Wuruk No. 8, Kebon Kelapa, Gambir Jl. Wahid Hasyim No. 77, Gondangdia, Menteng JL. HBR Motik (Landas Pacu Timur), Kebon Kosong, Kemayoran Jl. Cempaka Putih Tngah I No. 1, Cempaka Putih Jl. Raden Saleh No. 40, Cikini, Menteng Jl. Asia Afrika No. 8, Gelora, Tanah Abang Jl.Budi Kemuliaan 25, 10110 Jl Taman Semanan Indah Blok C No. 11 Jl. Krendang Utara No. 4 Graha Mas Blok C-18 Jl. Raya Perjuangan No.1 Graha Mas Blok C-18, Jl. Raya Perjuangan, Kebon Jeruk Perumahan Citra Garden II, Ruko Citra Niaga Blok A 25, Kalideres Jl. Arjuna Utara 11
121.00 5.46 1.04 25.96 105.00 #DIV/0! 28.00 107.00 7.45 149.00 8.00 3.16 6.35 3.80 338.00 3.07 55.00 384.00 214.00 225.00 126.00 573.00
207
PT International Chemical Industry
NO
Industri Baterai Kering Primer
NAMA PERUSAHAAN
(01)
JENIS KEGIATAN
(02)
(03)
208
PT Ropicon Victorindo Sejati
Industri Kawat Timah
209
PT BASF Indonesia
Industri Kimia
210 211
PT Sinar Alindo Metal RS Kanker Dharmais
Industri Pengecoran Logam bukan Besi & Baja Rumah Sakit
212
PT Heinz ABC Indonesia Plant Daan Mogot
Industri Makanan dan Minuman
213
PT TOTAL Bangun Persada Tbk
Perkantoran
214
RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Rumah Sakit
215
PT Mulia Knitting Factory
Industri Tekstil
216 217 218 219 220 221 222
PT Kedoya Adyaraya (RS Grha Kedoya) PT Zyrexindo Mandiri Buana PT United Can Co, Ltd. PT Tembaga Mulia Semanan, Tbk RS PELNI PT Bakrie Building Industries PT Amcor Flexibles Indonesia - Site Jakarta I ( d/h PT Bella Prima Perkasa I) RSAB Harapan Kita PT Ultra Prima Abadi JAKARTA UTARA PT Astoria Prima The Master Steel Mfg
Rumah Sakit Perakitan Komputer dan Perakitan Peralatan Komputer Industri Pencetakan Kaleng Industri Kabel Rumah Sakit Industri Bahan Bangunan Fiber Semen Industri Packaging Plastics
223 224 225 226
NO
NAMA PERUSAHAAN
Jl. Daan Mogot Km. 11, Cengkareng,
ALAMAT KEGIATAN
RATA-RATA TIMBULAN (Kg/Bulan)
(04)
(05)
Rumah Sakit Industri Komestik (Pasta Gigi dan Sikat Gigi)
Jl. Kamal Raya Kayu Besar 8 Blok D3 No. 6, Tegal Alur, Kalideres Jl. Daan Mogot Km. 14, Kel. Duri Kosambi, Kec. Cengkareng Jl. Prepedan No. 18, Kamal, Kalideres Jl. Letjen S. Parman Kav. 84-86, Kota Bambu Selatan, Palmerah Jl. Daan Mogot Km. 12, Kedaung Kaliangke, Cengkareng Jl. Letjend S. Parman Kav. 106, Tomang, Grogol Petamburan Jl. Letjen S. Parman Kav. 87, Kota Bambu Utara, Palmerah Jl. Semanan Raya, Daan Mogot Km. 16 No. 50, Kalideres Jl. Panjang Arteri No. 26, Kedoya Utara, Kbon Jeruk Jl. Daan Mogot No. 59, Tanjung Duren Utara Jl. Daan Mogot Km. 17, Semanan, Kalideres Jl. Daan Mogot Km. 16, Semanan, Kalideres Jl. Aipda KS Tubun No. 92-94, Slipi, Palmerah Jl. Daan Mogot km. 17,3, Semanan, Kalideres Jl. Semanan Raya No. 28, Daan Mogot KM.16, Semanan, Kalideres Jl. Letjen. S. Parman Kav. 87, Palmerah Jl. Daan Mogot KM.16 Semanan, Kalideres
Industri Kosmetik Industri Peleburan Besi Baja
Jl. Pluit Raya No 11, Penjaringan Jl. Raya Pegangsaan Dua Km. 1
JENIS KEGIATAN
21.23 bersambung ... sambungan 10
ALAMAT KEGIATAN
23.00 89.03 114.27 8.75 681.00 172.00 6.28 138.00 1.39 6.59 888.11 7.12 6.61 59.29 5.13 548.00 1.47 161.32 bersambung ... sambungan 11 RATA-RATA TIMBULAN (Kg/Bulan)
(01)
(02)
(03)
227
PT Bio Medika Mandiri Jaya cabang kelapa gading
Laboratorium dan Klinik
228 229 230 231 232 233
RS Mulyasari Klinik Hemodialisis Lions RS Puri Medika Puri Medika Medical Check-up Center Rumah Sakit Royal Progress PT Bio Medika Mandiri Jaya ( Angke )
Rumah Sakit Klinik Rumah Sakit Klinik Rumah Sakit Lab.Klinik
234 235 236 237 238 239 240 241 242 243
PT Alcarindo Prima RS Paru Firdaus PT Komatsu Reman Indonesia PT Pertamina Lubricants Novotel Jakarta Mangga Dua Square (PT Kreasi Cipta Utama) Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura PT Jakarta International Container Terminal RSPI Sulianti Saroso PT Astra Honda Motor (sunter) PT Pertamina LPG Cylinder Manufacturing
Produksi Aluminium Secondary Ingot Rumah Sakit Perakitan Alat berat Blending Minyak Pelumas Perhotelan Rumah Sakit Bongkar Muat Peti Kemas Rumah Sakit Industri Sepeda Bermotor Produksi repair dan Repaint ritest
244
PT Siola Sandimas (Sunter Mall)
Pertokoan dan Perkantoran
245
PT Kimia Farma
Industri Farmasi Formulasi
246 247 248
PT Akebono Brake Astra Indonesia PT Komatsu Indonesia PT Indotruck Utama
Industri Perlengkapan dan Komponen Kendaraan Bermotor Industri Alat-alat Berat Show Room dan Bengkel
249
PT Astra Otoparts, Tbk (Divisi Nusametal)
Industri Alumunium Die Casting
NO (01) 250 251
NAMA PERUSAHAAN (02) PT Mahkota Indonesia Inti ganda perdana (Inti Ganda Perdana Grup)
JENIS KEGIATAN (03) Industri Kimia Indusri Komponen Kendaraan dan Bermotor Roda Empat/Lebih
(04) Jl Raya Bulevar Timur Blok NE-01/66-67 Kelapa Gading Jl. Raya Plumpang Semper No,19 Jl. Raya Pluit Timur Kav B-2 Jl. Sungai Bambu Raya No.5 Tanjung Priok Jl. Sungai Bambu Raya No.46 Tanjung Priok Jl.Danau Sunter Utara, Sunter Paradise I Komplek Permata Kota, Blok L, No.3, Jl. Tubagus Angke 170 Jl. Tipar Cakung Km. 3.3 Jl. Siak Blok J-5/14 Komp. Bea Cukai Jl. Jawa Blok A-05, KBN, Cilincing Jl. Jampea No.1, Koja Jl. Gunung Sahari Raya No.1 Jalan Tipar Cakung No. 5 Cilincing Jl. Sulawesi Ujung No.1 Tanjung Priok Jl. Baru Sunter Permai Raya Podomoro Jl. Yos Sudarso Sunter I Jl. Yos Sudarso Pintu III Plumpang, Rawa Badak, Koja Jl. Danau Sunter Utara, Blok. 6-7 Kav.II Sunter Agung Tanjung Priok Jl. Rawa Gelam V No. 1, Kawasan Industri Pulogadung Jl. Pegangsaan Dua Blok A1 Km 1,6, Klp. Gading Jl. Raya Cakung Cilincing Km. 4 Jl. Raya Cakung Cilincing Kav. 3A, Semper, Cilincing Jl. Pegangsaan II Km. 2,1 Kelapa Gading
(05) 133.00 433.00 829.00 248.00 165.00 3.63 93.00 16.75 42.00 3.77 #DIV/0! 222.00 1.70 #DIV/0! 3.81 118.02 1.88 45.00 2.28 86.81 113.77 745.00 56.50 bersambung ... sambungan 12
ALAMAT KEGIATAN
RATA-RATA TIMBULAN (Kg/Bulan)
(04)
(05)
Jl. Raya Bekasi KM 21, Pegangsaan Dua, Klp.Gding Jl. Pegangsaan Dua Km 1,6, Kelapa Gading
4.12 288.97
252
PT Gemala Kempa Daya (Inti Ganda Perdana Grup)
253
PT Akashi Wahana Indonesia (Inti Ganda Perdana Grup)
254 255
PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (Sunter I Plant) PT Inkoasku
Indusri Komponen Kendaraan dan Bermotor Roda Empat/Lebih Indusri Komponen Kendaraan dan Bermotor Roda Empat/Lebih Industri Komponen Kendaraan Bermotor Roda Empat Industri Komponen Otomotif
256
PT Trimitra Baterai Perkasa
Industri Baterai
257
PT GS Battery
Industri Pembuatan Aki
258 259 260 261
PT PJB Unit Pembangkit Muara Karang PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk PT Ancol Terang Metal Printing Industri (Ancol) PT Gaya Motor
262
PT Astra Daihatsu Motor-Assy Plant
Pembangkit Listrik Industri Mie Instan Industri Kemasan Kaleng/Tutup Botol Industri Perakitan Kendaraan Bermotor Roda Empat dan Enam Industri Perakitan Kendaraan Bermotor Roda Empat
263 264 265 266 267
RS Pluit (PT Saranaduta Jasamedika) PT Salim Ivomas Pratama Tbk RS Sukmul Sisma Medika PT Wayata Kencana Dockyard (hamdok) PT Indo Baja Dayatama (d/h PT Budhidharma Jakarta)
Rumah Sakit Industri Minyak Goreng dan Margarine Rumah Sakit Industri Galangan Kapal Industri Peleburan Besi Baja
268
PT Pertamina (Persero) LPG & Gas Product Reg. III
Depot LPG
Jl. Pegangsaan Dua Km 1,6, Kelapa Gading
42.28
Jl. Pegangsaan Dua Km 1,6, Kelapa Gading
196.66
Jl. Yos Sudarso, Sunter Jaya, Tanjung Priok Jl. Gaya Motor Raya No.1, Sunter II, Sungai Bambu, Tanjung Priok Jl. Semper Timur, RT 01/RW 03, Semper Timur, Cilincing Jl. Laksamana Muda Yos Sudarso, Sunter Jaya, Tanjung Priuk Jl. Raya Pluit Utara No. 2A, Pluit, Penjaringan Jl. Ancol I No 4-5 Ancol Barat Jl. Ancol IX/7, Ancol, Pademangan Jl. Gaya Motor Raya No. 3, Sunter II, Sungai Bambu, Tanjung Priok Jl. Gaya Motor Barat No. 1, Sunter II, Sungai Bambu, Tanjung Priok Jl. Raya Pluit Selatan No.2, Penjaringan Jl. Industri I No. 3, Pelindo II, Tanjung Priok Jl. Tawes No. 18-20, Tanjung Priok Jl. Industri II No. 9, Tanjung Priok Jl. Semper Kebantenan No. 24, Semper Timur, Cilincing Jl. Jampea No. 1, Koja
18.21 13.76 124.33 65.53 13.55 380.00 3.90 17.65 148.11 2.93 524.17 851.00 3.80 194.59 32.00 bersambung ... sambungan 13
NO
NAMA PERUSAHAAN
(01)
JENIS KEGIATAN
(02)
(03)
269
PT Ancol Terang Metal Printing Industri (Kamal)
Industri Wadah Dari Logam
270 271 272
PT Barco PT Kerismas Witikco Makmur PT Astra International Tbk
Industri Minyak Goreng Industri Penyempurnaan Baja Perkantoran
273
PT Pertamina Hulu Energi ONWJ - Marunda Shorebase
Minyak dan Gas Bumi
ALAMAT KEGIATAN
RATA-RATA TIMBULAN (Kg/Bulan)
(04)
(05)
Jl. Raya Kamal Muara No. 602, Kamal Muara, Penjaringan Jl. Kencur 26-28, Ancol, Pademangan Jl. Raya Cakung Cilincing, Semper Tmr, Cilincing Jl. Gaya Motor Raya No. 8, Sungai Bambu, Tanjung Priok Jl. Semarang No. 1, Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Marunda, Cilincing
3.85 11.42 1.20 #DIV/0! 588.10
274
PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia - (Sunter II Plant)
275
PT Denso Indonesia
Industri Komponen Kendaraan Bermotor Roda Empat (Stamping, Casting-Vanning, Die Casting-Fabrication) Industri Komponen Otomotif
276 277 278
PT Alfa Karsa Persada PT Wirontono Baru PT Pertamina (Persero) Terminal BBM Jakarta Group-Plumpang
Pergudangan Industri Pembekuan Udang dan Biota Laut Suply dan distribusi BBM
279 280
PT Salim Ivomas Pratama, Tbk PT Astra Honda Motor-Plant 2 Pegangsaan
Produsen Minyak Goreng dan Margarine Industri Otomotif
281 282
PT Diamond Cold Storage-Ancol PT Astra Daihatsu Motor - Stamping Plant (Plant 1)
Industri Agro Press Body Component
283 284 285 286
PT Mulya Adhi Paramita PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk PT Pertamina (Persero) Terminal BBM Jakarta Group-Tj. Priok PT Indofood Sukses Makmur Tbk-Bogasari Division
287
PT Daijo Industrial
Perdagangan Rekreasi/Resort Pemasaran & Niaga Terminal BBM Industri Tepung Terigu dan Pati, Makanan Ternak, Dedak Gandum, Tepung Pollard dan Macaroni Industri Barang-barang Peralatan Teknik/Industri dr Plastik
Jl. Gaya Motor Raya No. 1, Tanjung Priok
265.78
Jl. Gaya Motor I No. 6, Sunter II, Sungai Bambu, Tanjung Priok Jl. Semarang Blok B-3 No. 1, KBN Cilincing Jl. Ancol Barat III No. 2, Ancol, Pademangan Jl. Yos Sudarso Jembatan II Plumpang, Rawa Badak Selatan, Koja Jl. Jembatan Tiga Blok F & G, Penjaringan Jl. Pegangsaan Dua No. 6, Km. 2, Pegangsaan, Kelapa Gading Jl. Pasir Putih Raya kav 1, Ancol timur Jl. Gaya Motor III No.2, Sunter II, Sungai Bambu, Tanjung Priok Jl. Kapuk Kamal No. 19, Kamal Muara, Penjringn Jl. Lodan timur No. 7, Ancol, Pademangan Jl. Jampea No. 1, Koja Jl. Raya Cilincing 1, Kali Baru
291.42
Jl. Irian Blok E No. 21, KBN Cakung
265.00 602.00 333.00 38.77 109.47 879.00 3.14 5.18 397.00 602.00 6.79 430.00 bersambung ... sambungan 14
NO
NAMA PERUSAHAAN
JENIS KEGIATAN
ALAMAT KEGIATAN
RATA-RATA TIMBULAN (Kg/Bulan)
(01)
(02)
(03)
(04)
(05)
288
PT Tjahja Sakti Motor
Distributor dan Importir
289 290
PT Ekamita Arahtegar (RS Mitra Keluarga Kelapa Gading) PT Medika Loka Internusa (RSIA Hermina Podomoro)
Rumah Sakit Rumah Sakit
291 292 293 294
PT Indonesia Power PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari Galangan I PT Zebra Asaba Industri PT Kawasaki Motor Indonesia
Pembangkit Listrik Pembuatan dan perbaikan kapal baja Industri alat tulis dari plastik Industri motor roda dua dan komponen
295 296 297
PT Steel Center Indonesia PT Bumi Agung Perkasa Indah PT Garuda Metalindo Plant- Jakarta
Industri pemotongan dan pembelahan baja Logam Manufaktur Mur dan Baut
Jl. Gaya Motor Selatan No. 1, Sungai Bambu, Tanjung Priok Jl. Bukit Gading Raya Kav. 2, Kelapa Gading Jl. Danau Agung Blok E3 No. 28-30, Sunter Agung, Tanjung Priok Jl. Laks. Laut RE. Martadinata, Ancol, Pademangn Jl Penambangan pelabuhan I Tanjung Priok Jl. Kapuk Raya No. 62, Kapuk Muara, Penjaringn Jl Perintis kemerdekaan , Kel Pegangsaan Dua Kec Kelapa Gading Jl Agung Karya VI Blok A No 1 Tanjung Priuk Jl Inspeksi PAM Raya Cakung Cilincing Jl Kapuk Kamal Raya No 23
13.00 2.96 2.51 1.20 5.78 4.95 42.89 7.63 16.69 15.58
298 299 300 301 302 303 304 305
PT FMC Santana Pei PT Daya Radar Utama PT Asahimas Flat Glas Tbk PT Dharma Karya Perdana PT Wirantono Baru PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari Galangan II PT Asano Gear Indonesia (Inti Ganda Perdana Grup) RSIA Grand Family
Pabrikan Alat-alat pengeboran minyak Sandblasting Produksi kaca lembaran, cermin dan kaca pengaman Jasa tangki penyimpanan Industri pembekuan udang segar perbaikan dan pembuatan kapal Industri Suku Cadang & Aksesoris Kendaraan Bermotor Rumah Sakit
306
PT International Furniture Industries
Industri Furniture
307 308
PT Cipta Karya Bumi Indah (WTC Mangga Dua) PT Ajinomoto Indonesia
Pertokoan Perkantoran
309
PT Asianagro Agungjaya
Industri Pengolahan Minyak Nabati dan Turunannya
Jl. Cakung Cacing Raya KM 2.5 Tg. Priok Jl RE Martadinata Volker Tanjung Priok Jl. Ancol IX B No.5 Ancol Barat Jl Kalibaru Barat II Cilincing Jl Ancol III No 1-2 Ancol Barat Jl Sindang Laut No 119 Cilincing Jl. Pegangsaan Dua Blok A1, Kelapa Gading Jl. Pantai Indah Selatan 1, Komplek Elang Laut Boulevard Kav.1 No.1, Kamal Muara, Penjaringn Jl. Irian Raya Blok E 23, Kawasan Berikat Nusantara Cakung, Cilincing Jl. Mangga Dua Raya No. 8, Ancol, Pademangan Jl. Laksda. Yos Sudarso No 77-78, Sunter Jaya, Tanjung Priok Jl. Semarang Blok A-6, Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Marunda, Cilincing
346.00 1.47 4.40 576.00 133.00 3.97 2.57 1.76 3.53 16.00 112.00 252.50 bersambung ... sambungan 15
NO
NAMA PERUSAHAAN
(01)
JENIS KEGIATAN
(02)
(03)
310
PT Omni Kemas Industry
Industri Kemasan Plastik
311
RSIA Family
Rumah Sakit
312
PT Pangeran Karang Murni
Industri Besi Baja
313 314
PT Jakarta Tank terminal PT Pengerukan Indonesia (Persero)
Penyimpanan BBM Galangan dan Perbengkelan Kapal
315 316
PT Suryamas Gemilang Lubricant PT CNOOC SES. Ltd
Industri Repacking Minyak Pelumas Eksplorasi dan Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi
Sumber Keterangan
: BPLHD Provinsi DKI Jakarta, 2015 : Sumber data berdasarkan manifest Pengiriman Limbah B3
ALAMAT KEGIATAN
RATA-RATA TIMBULAN (Kg/Bulan)
(04)
(05)
Jl. Kapuk Kamal Raya No. 70, Kamal Muara, Penjaringan Jl. Pluit Mas I, Blok A, No. 2A-5A, Penjagalan, Penjaringan Jl. Raya Pegangsaan Dua, Km. 1, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading Jl. Timor Raya No. 2, Koja, Tanjung Priok Jl. Raya Ancol Baru, Ancol Timur, Ancol, Pademangan Jl. Pegangsaan II Km 4,5, Pegangsaan, Klp Gading Jl. Ketel Uap No. 1 ; (Kantor) Jl. Jend. Sudirman Kav. 52, Indonesia Stock Exchange Building Tower I Lt. 19-23
133.00 1.41 39.31 867.00 8.05 #DIV/0! 20.39
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta 2011
Industri yang menghasilkan limbah B3 : terdapat 691 perusahaan, terdiri dari : o
Jakarta Barat terdapat 131 kegiatan
o
Jakarta Pusat terdapat 52 perusahaan
o
Jakarta Selatan terdapat 67 perusahaan
o
Jakarta Timur terdapat 229 perusahaan
o
Jakarta Utara terdapat 208 perusahaan
RS/klinik yang mengelola limbah B3 : terdapat 161 rumah sakit/klinik, terdiri dari : o
Jakarta Barat terdapat 23 rumah sakit/klinik
o
Jakarta Pusat terdapat 34 rumah sakit/klinik
o
Jakarta Selatan terdapat 46 rumah sakit/klinik
o
Jakarta Timur terdapat 35 rumah sakit/klinik
o
Jakarta Utara terdapat 23 rumah sakit/klinik
Hal ini terjadi peningkatan di lima wilayah kota sebanyak 325 industri dan sebanyak 30 Rumah Sakit/Klinik, untuk lebih jelasnya dapat dilihat Tabel SP-15 A (T) pada Buku Data. Dari semua jumlah industri tersebut diatas yang menghasilkan limbah B3 dan tercatat jumlah volume limbahnya di BPLHD Provinsi DKI Jakarta tahun 2011 sesuai dengan manifes yang dikirimkan dapat dilihat pada tabel dibawah ini : TABEL : III.104. PERUSAHAAN PENGHASIL LIMBAH B3, JENIS LIMBAH DAN VOLUMENYA TAHUN 2011 NO
NAMA INDUSTRI
JENIS KEGIATAN
JENIS LIMBAH
VOLUME (Ton/Tahun)
JAKARTA SELATAN 1
RS. Ibu dan Anak Yadika Kebayoran Lama
Rumah Sakit
infeksius
2,34
2
PT. Corelab Indonesia
Jasa analisa laboratorium
oli, liquid lab waste, solven, bohlam, majun dan sludge dari kegiatannya
26,50
3
RS. Medistra
Rumah sakit
infeksius
65,76
4
PT. Saipem Indonesia
Perkantoran
0,42
JAKARTA TIMUR 1
PT. Century Textile Industry Tbk (Centex)
Industri Tekstil
plate reject, dross, dross calsium, geram, mudy lead, lead powder, lead bar, battery claim, sludge wwt
2
CV. Jaya Mulya Mandiri
Pengankutan umum
debu steel shoot, air terkontaminasi
3
PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing
Industri Otomotif (sepeda motor)
sludge ipal, used paint, ash incenerator, debu
4
PT. Krama Yudha Motors and Manufacturing
Komponen Otomotif
5
PT. Dankos Laboratories
Farmasi
6
PT. Komatsu Indonesia
Industri alat berat
224,98
34,05 992,43 7,76 17,58 5.987,18 bersambung...
Halaman III - 358
Tekanan Terhadap Lingkungan
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta 2011
sambungan 1 NO
NAMA INDUSTRI
JENIS KEGIATAN
JENIS LIMBAH
VOLUME (Ton/Tahun)
7
PT. Kimia Farma
Industri Farmasi
Sludge IPAl, BB reject, Obat kadaluarsa, obat reject, BB reject cair, cucian mesin, dust collector, limbah Lab, limbah agar
29,35
8
PT. Panasonic Manufacturing Indonesia
Industri elektronika
WWTP Sludge, Grinding waste, painting scrap
9
PT. Bintang Toedjoe
Farmasi
Bulk serbuk, liquid, sludge IPAL, Expired product (ETI)
54,58
10
PT. Sharp Electronics Indonesia
Industri Electronic
Potongan PCB, Abu timah, limbah B3 padat
15,91
11
PT. Waskita Karya
Jasa Kontruksi
12
PT. Suzuki Indomobil Motor
Industri otomotif R2 dan R4
sludge painting, sludge wwt, liquid sludge, oil sludge, sludge honing, dross aluminium terkontaminasi, serbuk gram alumunium terkontaminasi, serbuk/gram besi terkontaminasi, thiner bekas, bensin bekas, minyak tanah bekas, serbuk nikel platting, chemical padat, chemical cair, platting cair, etching cair dari kegiatannya
13
PT. Soho Industri Pharmasi
Industri Farmasi
produksi sisa analisa, obat reject, sludge ipal
14
PT. Johnson Home Hygiene Product Indonesia
Industri pemberantas hama dan bahan pembersih rumah tangga
kemasan B3 produksi
15
PT. Unindo
Industri tranformer tegangan menengah dan tinggi
16
PT. Century Batteries Indonesia
Industri Baterei Kendaraan bermotor
17
PT. Danapaint Indonesia
Industri Cat
18
PT. Nusantara Pakerizing
Industri kimia khusus anti karat
19
PT. Akzo Nobel Car Refinishes Indonesia
Industri cat mobil
20
PT. SKF Indonesia - Jakarta Timur
Industri Ball Bearing
21
PT. Ethica
Industri Farmasi
22
PT. Tobu Indonesia Steel
Rolling Mill / Reheating Mill
161,04
3,39 1.498,60
169,75 66,51
136,66 plate reject, dross, dross calsium, geram, mudy lead, lead powder, lead bar, battery claim, sludge wwt
621,26
229,83 Sludge WWTP, Biotreatment, evaporasi, M-500, limbah Powder, Asam, basa, cucian M500, solvent, contaminant chemical, dust collector, cat, minyak palm bekas minyak mineral,
136,20
25,20 455,12 9,63 12,63 bersambung...
Tekanan Terhadap Lingkungan
Halaman III - 359
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta 2011
sambungan 2 NO
NAMA INDUSTRI
JENIS KEGIATAN
JENIS LIMBAH
23
PT. Pamindo Tiga T - Pabrik Pulogadung
Engineering dan manufacturing
24
PT. Lautan Sulfamat Lestari
Industri Kimia Dasar
25
PT. DNP Indonesia
Industri rotogravure printing/roto kemas
26
PT. Indonesia Acid Industry
Industri kimia
27
PT. Indonesia Steel Tube Works
Pembuatan Pipa Baja
28
PT. Pulogadung Steel
Industri peleburan dan pengerolan besi baja
29
PT. Kangar Consolidated Indutries
Industri Botol Gelas
30
PT. Guru Indonesia
Industri Packaging Carton Box
31
PT. Yasulor Indonesia
Industri kosmetik
soleven bekas, bhn kimia raw material, sisa sample, limbah proses, absorbent bekas, pasir bekas, serbuk gergaji bekas,
32
PT. Kesa Indotama
Peleburan besi dan baja
scale, slag dan dust
33
PT. Antam Tbk UBPP Logam Mulia
Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia
34
PT. Merck Tbk
Industri farmasi
35
PT. Pintu Madura Kuning
Pengumpul barang bekas
36
PT. Indolakto
Industri susu dan makanan dari susu
37
PT. Findeco Jaya
Industri Kimia
38
PT. Nindya Karya
Jasa Kontruksi
painting
VOLUME (Ton/Tahun) 17,21 5,17
Solvent bekas, solvent terkontaminasi, adhesive bekas, pvc shrink, chrome sludge, chrome cair, limbah cair
877,41
8,54 178,02 Slag dan Debu
4.334,00 54,03 170,76 16.853,94
2.767,91 318,96 23,66 4,00 15,37 108,89 0,68
JAKARTA PUSAT 1
RS. Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto
Rumah Sakit
infeksius
24,25
2
RS. Pertamina Jaya
Rumah Sakit
infeksius
7,59
3
PT. Swadharma Kerry Satya
Hotel Shangri La Jakarta
0,28 24,03
JAKARTA BARAT 1
PT. International Chemical Industrial Co.,Ltd
Pembuatan baterai kering
2
PT. BASF
Industri Kimia
3
PT. Mulia Kniting Factory ltd
Textil
4
RS. Kanker Dharmais
Rumah Sakit
5
CV. Carlos Oil Indonesia
Pengumpul Limbah B3
6
PT. Zyrexindo Mandiri Buana
Komputer
Polymer Sludge, SBA Koagulate, C10 Polymer Sludge
2.700,71
1,65 infeksius
52,86 897,14 0,07
JAKARTA UTARA 1
PT. Astra Daihatsu Motor Assembling
Industri Otomotif
3.628,00
2
PT. Astra Daihatsu Motor Assy Plant
Industri Otomotif
2.934,38
3
PT. Zebra Asaba Industri
Industri alat tulis dari plastik
4
PT. Toyota Motor Mfg Indonesia Sunter Plant I
Industri Otomotif
0,71 562,96 bersambung...
Halaman III - 360
Tekanan Terhadap Lingkungan
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta 2011
sambungan 3 NO
NAMA INDUSTRI
JENIS KEGIATAN
JENIS LIMBAH
VOLUME (Ton/Tahun)
5
PT. Toyota Motor Mfg Indonesia Sunter Plant II
Industri Otomotif
sludge IPAL
6
PT. Pulogadung Pawitra Laksana
Karoseri kendaraan penumpang
Slag, debu, scale
7
PT. BP. West Java - Marunda Shorebase (pertamina)
Eksplorasi dan Produksi Minyak dan Gas Bumi
8
PT. Gaya Motor
Perakitan Mobil
9
PT. Indofood Sukses Makmur (Bogasari Flour Mills) Unit Pabrik Tanjung Priok
Industri tepung terigu
10
PT. Mulya Adhi Paramita
Perdagangan barang
11
PT. GS Battery Sunter Factory
Automotif battery manufacturing
12
PT. Astra Otoparts Divisi Nusametal
Pabrikasi
821,48
13
PT. Denso Indonesia
Industri komponen otomotif
274,98
14
PT. Garuda Metalindo Plant- Jakarta
Manufaktur Mur dan Baut
15
PT. Diamond Cold Storage
Industri makanan dan minuman
sludge wwtp
16
PT. Pacific Paint
Cat
Zat terkontaminasi, used rags, cat rusak (wastec), wwt sludge (indocement)
Sumber Keterangan
519,84 13.118,72 46,36
Paint sludge, wwt sludge
276,79 38,72
57,38 1.140,22
5,10 14,57 186,94
: BPLHD Provinsi DKI Jakarta, 2011 : Sumber data berdasarkan manifest Pengiriman Limbah B3
Dikarenakan banyaknya intansi terkait yang terlibat dalam pengelolaan limbah B3 di Provinsi DKI Jakarta, maka dikeluarkan Peraturan Gubernur No 103 tahun 2005 dengan tujuan untuk mengkoordinasikan dan menarik benang merah antar instansi yang terlibat. Untuk BPLHD Provinsi DKI Jakarta, langkah dan uraian tugas yang dilakukan adalah sbb : a.
Penyiapan Data Base
Penyusunan data base kegiatan/industri pengelola limbah B3 dengan melibatkan seluruh pelaku pengelolaan limbah B3 baik sebagai penghasil, pengangkut, pengumpul maupun pengolah/ pemusnah. Tahapan kegiatannya adalah sebagai berikut : 1.
Inventarisasi dan identifikasi kegiatan/industri yang ada di DKI Jakarta. Kegiatan ini dilakukan dengan berkoordinasi dengan sub bidang lain dalam bidang pengendalian pencemaran dan bertujuan untuk menjaring semua kegiatan/industri yang memiliki dampak terhadap lingkungan.
2.
SosiaIisasi pengelolaan limbah B3 terhadap kegiatan/industri yang berpotensi menghasilkan limbah B3. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperkaya pengetahuan dalam bidang pengelolaan limbah B3 bagi kegiatan/industri yang menghasilkan limbah B3 di Provinsi DKI Jakarta.
Tekanan Terhadap Lingkungan
Halaman III - 361
Harding 2014 – 1
Freefall Systems Shipping
Freefall Systems
Harding LBF The Harding LBF freefall lifeboats are designed and tested in accordance with the latest IMO/SOLAS regulations (MED 96/98 EC). Two versions are available, tanker or dry cargo. All boats are fitted with European standard equipment, with engines made by the largest lifeboat engine maker in the world, BUKH, and the electrical charging system from DEFA. Capacity: from 16 to 40 persons.
Cargo version (C) / Tanker version (T)
Dimension (L x W x H)
Max seating (p at 82.5 kg)
Max drop height (m)
Davit load (kg)
LBF 490 C / LBF 490 T
4.90 x 2.40 x 3.10
16
16
3 963 / 4 313
LBF 580 C / LBF 580 T
5.80 x 2.55 x 3.10
26
17
5 646 / 5 976
LBF 680 C / LBF 680 T
6.80 x 2.70 x 3.22
33
22
6 440 / 6 740
LBF 750 C / LBF 750 T
7.50 x 2.70 x 3.22
36
22
7 374 / 7 724
LBF 850 C / LBF 850 T
8.80 x 2.94 x 3.30
40
25
8 322 / 8 722
11
VUD Specifications Model
V3D
V5C
V10C
V15C
V20C
V30C
V45C
V60C
V100C
Height1
60” (152 cm)
75” (191 cm)
75” (191 cm)
75” (191 cm)
75” (191 cm)
89” (226 cm)
75” (191 cm)
89” (226 cm)
89” (226 cm)
Length1
48” (122 cm)
56” (142 cm)
56” (142 cm)
56” (142 cm)
72” (183 cm)
84” (213 cm)
84” (213 cm)
96” (244 cm)
120” (305 cm)
Width1
32” (82 cm)
32” (82 cm)
32” (82 cm)
32” (82 cm)
36” (91 cm)
40” (102 cm)
48” (122 cm)
60” (153 cm)
96” (244 cm)
Weight1
850 lbs (386 kg)
2000 lbs (908 kg)
2400 lbs (1089 kg)
2500 lbs (1134 kg)
2800 lbs (1270 kg)
3100 lbs (1406 kg)
3400 lbs (1542 kg)
3700 lbs (1678 kg)
4600 lbs (2087 kg)
Dispersal Element Quantity
2 x 11” (28 cm)
2 x 22” (56 cm)
3 x 22” (56 cm)
3 x 22” (56 cm)
4 x 22” (56 cm)
4 x 36” (91 cm)
8 x 22” (56 cm)
8 x 36” (91 cm)
16 x 36” (91 cm)
Replacement Dispersal Elements – use Dispersal Element code from your equipment part number in place of *: HP*EL11 HP*EL22 HP*EL22 HP*EL22 HP*EL22 HP*EL36 HP*EL22 HP*EL36 HP*EL36 Elements Filter Elements – use corresponding codes from your equipment part number: Filter Element Part Number HP107L36 – [ Media Selection Code ][ Seal Code ]
Example HP107L36–10MV
Operating Temperature
Fluid Temperature 30°F to 180°F (0°C to 82°C)
Ambient Temperature -4°F to 104°F (-20C to 40C)
Materials of Construction
Frame Painted steel & 304 stainless
Media Description
M G8 Dualglass, our latest generation of DFE rated, high performance glass media for all hydraulic & lubrication fluids. βx[C] = 1000 (βx = 200)
Filter assembly Carbon steel
A G8 Dualglass high performance media combined with water removal scrim. βx[C] = 1000 (βx = 200)
Dimensions are approximations taken from base model and will vary according to options chosen.
1
hyprofiltration.com/VUD
Condensate tanks Stainless steel
Element bypass valve Nylon
W Stainless steel wire mesh media βx[C] = 2 (βx = 2)
VUD Part Number Builder VUD
Flow Rate
Vacuum Pump
Power Options
Dispersal Element
Media
Seals
Heaters
Condenser
Special Options
Flow Rate1
3 5 10 15 20
3 gpm (11 lpm) 5 gpm (18.9 lpm) 10 gpm (37.9 lpm) 15 gpm (56.8 lpm) 20 gpm (75.7 lpm)
Vacuum Pump Type
C D L
Dry seal (rotary claw) Dry seal (lubricated rotary vane) Liquid ring (external water supply required)
Power Options
60 Hz 23 46 57
208-230 V ac, 3P 460-480 V ac, 3P 575 V ac, 3P
Dispersal Element
D P W
Pleated dispersal element - all synthetic media (viscosity ≤ ISO VG 220) Metallic packed dispersal element - not for use in phosphate ester systems (viscosity ≥ ISO VG 460) Pleated stainless steel dispersal element (ISO VG 150-320)
Media Selection
G8 Dualglass 1M 3M 6M 10M 16M 25M
β2.5[C] = 1000, β1 = 200 β5[C] = 1000, β3 = 200 β7[C] = 1000, β6 = 200 β12[C] = 1000, β12 = 200 β17[C] = 1000, β17 = 200 β22[C] = 1000, β25 = 200
Seals
V E2
Fluorocarbon EPR seals (for Skydrol use)
Heaters
9 12 24 36
9 kW 12 kW 24 kW (2 x 12 kW) 36 kW (3 x 12 kW)
Condenser
A B L
Air cooled Air & liquid cooled Liquid cooled
Special Options
8 A3 B C D E F G H J K L M O
8” solid wheel upgrade Auto condensate drain Pre-filter bag filter housing CE marked + international crating (V5-V60) Dirty filter indicator alarm light Carbon vacuum pump exhaust filter Vacuum chamber foaming sensor 316 stainless condensate wet parts (304 standard) Manual reset hour meter (in addition to std. non-reset) Individual heater selector switches Sight flow indicator (wheel type) Lifting eye kit Discharge line flow meter On-board PM-1 particle monitor
Multi Function Units
omit COT ICBPE9 SVR1200CT9
30 45 60 100
30 gpm (114 lpm) 45 gpm (170 lpm) 60 gpm (225 lpm) 100 gpm (379 lpm)
50 Hz
38 41 52
380 V ac, 3P 415 V ac, 3P 525 V ac, 3P
Stainless wire mesh
25W 40W 74W 149W
25μ nominal 40μ nominal 74μ nominal 149μ nominal
48 64 80 96
48 kW (4 x 12 kW) 64 kW (4 x 16 kW) 80 kW (5 x 16 kW) 96 kW (6 x 16 kW)
P Q4,5 P96 R3 S S97 T4 U V4 W X8 Y Z
PLC touch screen operation & data Maintenance spares & repair kit Phosphate ester fluid compatibility modification Electrical phase reversal switch Inlet line basket strainer Skydrol fluid compatibility modification Hose kit (suction & return hoses + wands) 50’ (15 m) electrical cord without plug Inlet control valve (for positive head inlet) Water sensor and indicator Explosion proof - Class 1, Div 2 Group C+D VFD variable speed motor frequency control On site start-up training (1 x 10 hour shift)
Standard VUD capabilities COT coalesce vessel adder + auto water drain function (sized to handle 100% of VUD flow) Phosphate ester acid & dissolved metal removal (contact factory for alternate fluids) Varnish removal & prevention side loop (5 gpm continuous element flow up to 8000 gal/30,000 liter reservoir)
Nominal flow rates at 60 Hz motor speeds. Contact factory for other fluid option compatibility. Standard supplied options, must be included in part number. 4 Recommended option. 5 Repair & spares kit includes common consumable and select critical spares such as flow switches, fuses, and tank lids. 6 When selected, must be paired with Seal option “V.” Contact factory for more information or assistance in fluid compatibility. 7 When selected, must be paired with Seal option “E.” Contact factory for more information or assistance in fluid compatibility. 8 Consult factory for other explosion proof options. 9 Varnish and ICB add-on technologies condition a portion of maximum VUD flow. Standard SVR1200CT flow rate ≤ 5 gpm. ICB add-on will be sized to reservoir volume. 1 2 3
Multi Function Unit