Komplikasi HEMORAGI Perdarahan postpartum yang idak ditangani dapat mengakibatkan : 1. Syok hemoragie Akibat terjadinya perdarahan, ibu akan mengalami syok dan menurunnya kesadaran akibat banyaknya darah yang keluar. Hal ini menyebabkan gangguan sirkulasi darah ke seluruh tubuh dan dapat menyebabkan hipovolemia berat. Apabila hal ini idak ditangani dengan cepat dan tepat, maka akan menyebabkan kerusakan atau nekrosis tubulus renal dan selanjutnya meruak bagian korteks renal yang dipenuhi 90% darah di ginjal. Bila hal ini terus terjadi maka akan menyebabkan ibu idak terselamatkan. 2. Anemia Anemia terjadi akibat banyaknya darah yang keluar dan menyebabkan perubahan hemostasis dalam darah, juga termasuk hematokrit darah. Anemia dapat berlanjut menjadi masalah apabila idak ditangani, yaitu pusing dan idak bergairah dan juga akan berdampak juga pada asupan ASI bayi. 3. Sindrom Sheehan Hal ini terjadi karena, akibat jangka panjang dari perdarahan postpartum sampai syok. Sindrom ini disebabkan karena hipovolemia yang dapat menyebabkan nekrosis kelenjar hipoisis. Nekrosis kelenjar hipoisi dapat mempengaruhi sistem endokrin. Dapus : Taber, Ben-zon . 1994 . Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi . Jakarta : EGC Depkes, RI. 1999 . Perdarahan Postpartum Materi Untuk Pengajar . Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Komplikasi atoia uteri Komplikasi pada atoia uteri yaitu perdarahan post partum primer yang dapat mengakibatkan syok. Bila terjadi syok yang berat dan pasien selamat, dapat terjadi komplikasi lanjutan yaitu anemia dan infeksi dalam masa nifas. Infeksi dalam keadaan anemia bisa berlangsung berat sampai sepsis. Pada perdarahan yang disertai oleh pembekuan intravaskuler merata dapat terjadi kegagalan fungsi organ-organ seperi gagal ginjal mendadak (Khairi,2011). Di samping menyebabkan kemaian, syok, HPP memperbesar kemungkinan terjadinya infeksi peurpeal karena daya tahan tuuh penderita berkurang. Perdarahan banyak kelak bisa menyebabkan sindroma Sheehan sebagai akibat nekrosis pada hipoisis pars anterior sehingga terjadi insuisiensi bagian tersebut. Gejala-gejalanya ialah hipotensi, anemia, turunnya berat badana sampai menimbulkn kakeksia, penurunana fungsi seksual dengan atrii alat-alat genital, kehilangan rambut pubis dan keiak, penurunan metabolisme dan hipotensi, amenorea dan kehilangan fungsi laktasi.
Dapus : Febrianto H.N. Perdarahan Pasca Persalinan. Fakultas Kedokteran. Universitas Sriwijaya. 2007.
Komplikasi Laserasi Perineum, vaginal , cervical a. Perdarahan Seorang wanita dapat meninggal karena perdarahan pasca persalinan dalam waktu satu jam setelah melahirkan. Penilaian dan penatalaksanaan yang cermat selama kala satu dan kala empat persalinan sangat pening. Menilai kehilangan darah yaitu dengan cara memantau tanda vital, mengevaluasi asal perdarahan, serta memperkirakan jumlah perdarahan lanjutan dan menilai tonus otot (Depkes, 2006). b. Fistula Fistula dapat terjadi tanpa diketahui penyebabnya karena perlukaan pada vagina menembus kandung kencing atau rectum. Jika kandung kencing luka, maka air kencing akan segera keluar melalui vagina. Fistula dapat menekan kandung kencing atau rectum yang lama antara kepala janin dan panggul, sehingga terjadi iskemia (Depkes, 2006). c. Hematoma Hematoma dapat terjadi akibat trauma partus pada persalinan karena adanya penekanan kepala janin serta indakan persalinan yang ditandai dengan rasa nyeri pada perineum dan vulva berwarna biru dan merah. d. Infeksi Infeksi pada masa nifas adalah peradangan di sekitar alat genetalia pada kala nifas. Perlukaan pada persalinan merupakan tempat masuknya kuman ke dalam tubuh sehingga menimbulkan infeksi. Dengan ketentuan meningkatnya suhu tubuh melebihi 380 C, tanpa menghitung pireksia nifas. Seiap wanita yang mengalami pireksia nifas harus diperhaikan, diisolasi, dan dilakukan inspeksi pada traktus genitalis untuk mencari laserasi, robekan atau luka episiotomi (Liwellyin, 2001). Robekan jalan lahir selalu menyebabkan perdarahan yang berasal dari perineum, vagina, serviks dan robekan uterus (rupture uteri). Penanganan yang dapat dilakukan dalam hal ini adalah dengan melakukan evaluasi terhadap sumber dan jumlah perdarahan. Jenis robekan perineum adalah mulai dari ingkatan ringan sampai dengan robekan yang terjadi pada seluruh perineum yaitu mulai dari derajat satu sampai dengan derajat empat. Rupture perineum dapat diketahui dari tanda dan gejala yang muncul serta penyebab terjadinya. Dengan diketahuinya tanda dan gejala terjadinya rupture perineum, maka indakan dan penanganan selanjutnya dapat dilakukan.
Komplikasi Fragmen Plasenta Tertahan KomplikasiPlasenta harus dikeluarkan karena dapat menimbulkan bahaya : a.
Perdarahan
Terjadi terlebih lagi bila retensio plasenta yang terdapat sedikit pelepasan hingga kontraksi memompa darah tetapi bagian yang melekat membuat luka idak menutup. b.
Infeksi
Karena sebagai benda mai yang teringgal didalam rahim meingkatkan pertumbuhan bakteri dibantu dengan pot d’entre dari tempat perlekatan plasenta. c.
Terjadi polip plasenta sebagai masa proliferaive yang mengalami infeksi sekunder dan nekrosis.
d.
Terjadi degenerasi (keganasan) koriokarsinoma
Dengan masuknya mutagen, perlukaan yang semula isiologik dapat berubah menjadi patologik (displasik-dikarioik) dan akhirnya menjadi karsinoma invasive, proses keganasan akan berjalan terus. Sel ini tampak abnormal tetapi idak ganas. Para ilmuwan yakin bahwa beberapa perubahan abnormal pada sel-sel ini merupakan langkah awal dari serangkaian perubahan yang berjalan lambat, yang beberapa tahun kemudian bisa menyebabkan kanker. Karena itu beberapa perubahan abnormal merupakan keadaan pre kanker, yang bisa berubah menjadi kanker (Manuaba, IGB. 1998:300) Dapus : Manuaba, I.G.B, dkk.2007.pengantar kuliah obstetri.Jakarta: Penerbit buku kedokteran
Komplikasi DIC Komplikasi -
Acute respiratory distress syndrome (ARDS)
-
Penurunan fungsi ginjal
-
Gangguan susunan saraf pusat
-
Gangguan hai
-
Ulserasi mukosa gastrointesinal : perdarahan
-
Peningkatan enzyme jantung : ischemia, aritmia
-
Purpura fulminan
-
Insuisiensi adrenal
-
Lebih dari 50% mengalami kemaian
Orang-orang yang memiliki resiko paling inggi untuk menderita DIC : Wanita yang telah menjalani pembedahan kandungan atau persalinan disertai komplikasi, dimana jaringan rahim masuk ke dalam aliran darah Penderita infeksi berat, dimana bakteri melepaskan endotoksin (suatu zat yang menyebabkan terjadinya akivasi pembekuan -
Penderita leukemia tertentu atau penderita kanker lambung, pankreas maupun prostat.
Orang-orang yang memiliki resiko idak terlalu inggi untuk menderita DIC : -
Penderita cedera kepala yang hebat
-
Pria yang telah menjalani pembedahan prostat
-
Terkena gigitan ular berbisa.
Dapus : Gando S. A mulicenter, prospecive validaion of disseminated intravascular coagulaion diagnosic criteria for criically ill paients: comparing current criteria. Crit Care Med. 2006;34(3):625-631
Please download full document at www.DOCFOC.com Thanks