NO. 338 / MUHARRAM / SHAFAR / TH. 1436 H / NOVEMBER 2014 / TH. XXXXI ISSN: 0215-3289
H. Hartoyik
Dengan Senjata Terbatas Kami Melawan Sekutu MA Bilingual PM Al-Amanah
Dari Mufradat hingga Conversation Every Day
MPA 338 / NOVEMBER 2014
Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur Pemimpin Umum: H. Mahfudh Shodar Wakil Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi: H. Musta'in Wakil Pemimpin Redaksi: H. Ramin Abd. Wahid Staf Ahli: H. Husnul Maram, H. Ach. Faridul Ilmi, H. Supandi, H. Mas’ud, H. M. Syakur, H. M. Fachrur Rozi Dewan Redaksi: H. Ramin Abd. Wahid, H. Abd. Hadi AR H. Athor Subroto, H. Hartoyo H. Ahmad Husein AR Sekretaris Redaksi: Machsun Zain H. Samsul Anam Bendahara: Ahmad Hidayatullah Staf: Khusnul Khotimah Distribusi/Tata Usaha: Husnul Khotimah Staf: Sukardjito Hukum dan Litbang: Hj. Hikmah Rahman Staf Redaksi Editor: Choirul Mustofa Reporter: M. Hisyam, Suprianto, Dedy Kurniawan Anni Athi'ah dan Feri Ariya Santi Design-Layout: Mey Sutrisno, Muhammad Munif Korektor: Rasmanna Rahiem Khoththot: M. Midzhar Koresponden: Berkedudukan di setiap Kankemenag Kab/Ko se-Jawa Timur. Alamat Redaksi: Jl. Raya Juanda No. 26 Sidoarjo, Telp. 031 - 8680490, Fax. 031 - 8680490 e-mail:
[email protected] Diterbitkan Oleh: Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur. Dicetak oleh: PT. Antar Surya Jaya, Jl. Rungkut Industri III/68 & 70 SIER Surabaya, Telp. (031) 8475000 (2200-2203) Fax. : 031-8470600 Isi di luar tanggung jawab percetakan
Peristiwa ‘Sepuluh Nopember’, senantiasa kita peringati setiap tahun. Dengan gegap-gempita bangsa Indonesia mengenang tragedi yang telah menguras darah dan airmata itu. Sebab ribuan nyawa telah melayang demi mempertahankan Kemerdekaan RI agar tetap berdaulat. Anehnya, nasib para pejuang ‘45 yang telah mempertahankan kemerdekaan bangsa ini, masih jauh kebilang sejahtera. Diantara mereka kini ada yang bekerja sebagai tukang batu, penjaga parkir, atau pekerjaan kasar lainnya. Mereka yang menghuni “perkampungan” Korps Cacat Veteran RI (KCVRI) Surabaya yang berada di Jl. Rajawali, nasibnya juga “setali tiga uang”. Keberadaannya kini makin sepi saja. Sebab dari 300 anggota KCVRI, kini cuma tinggal segelintir orang. Kondisi mereka tampak amat sangat bersahaja – untuk menghindari kata mengenaskan. Adakah itu pertanda, bahwa pemerintah kurang memperhatikan nasib para pejuang Para veteran dalam peringata hari pahlawan 45? Menurut Moekari, Ketua DPC Cacat Veteran Surabaya, pemerintah sudah mengulurkan bantuan. Tapi itu kurang mencukupi. Ibarat orang kepanasan, cukuplah sebagai tempat berteduh untuk mengusir rasa haus. Untuk mengcross-check ungkapan tersebut, kami menemui H. Soenarjo (Kepala Biro Generasi Penerus Perjuangan LVRI Jawa Timur), HM. Fadjar Budianto, SH, MH, SpN (Sekretaris Umum DHD 45 Prov. Jawa Timur), Drs. Sumarno, M.Hum (Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah pada Fak. Ilmu Sosial UNESA) dan Drs. Mochammad Jazuli (guru sejarah MAN 3 Malang). Liputan tersebut juga kami lengkapi dari hasil wawancara dengan Suko Widodo (dosen komunikasi Fisip UNAIR Surabaya dan Dewan penasihat ‘Bung Tomo Award’), KH. Fauzi Afandi (anggota Komisi Dakwah MUI Jawa Timur), Drs. KH. Abdul Wahid Asa (A’wan Syuriah PWNU Jatim), serta Prof. Dr. H. Thohir Luth, MA (Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim). Laporannya bisa Anda baca di rubrik Lensa Utama. Hal itu kami lengkapi pula dengan menampilkan sosok H. Hartoyik. Saksi hidup peristiwa ‘Sepuluh ‘Nopember’ ini, sejak usia 16 tahun sudah sanggup mengangkat senjata dan berjibaku menyabung nyawa. “Meski dengan senjata sangat terbatas, tapi kami bisa menghadapi agresi militer Sekutu,” tuturnya berapi-api. Kisah selengkapnya baca di rubrik Ta’aruf. Sementara rubrik-rubrik kegemaran Anda yang lain, tetap hadir sebagaiana mestinya. Akhirul kalam, kami sampaikan selamat membaca! Semoga sajian kami kali ini dapat memuaskan rasa haus informasi Anda semua. Kontak dan Pendapat --------------Teropong -----------------------------Lensa Utama ------------------------Lensa Khusus -----------------------Inspirasi ------------------------------Cahaya Hati -------------------------Agama -------------------------------Tafsir Maudlu’i ---------------------Figur -----------------------------------
4 5 6 14 18 19 20 24 26
Bilik Santri --------------------------Uswah --------------------------------Edukasi ------------------------------Serambi Madrasah -----------------Lintas Peristiwa --------------------Pesona --------------------------------LAA Remaja ------------------------Cermat -------------------------------Dunia Islam --------------------------
27 34 36 42 51 58 59 62 66
MPA 338 / November 2014
3
INNA LILLAHI WAINNA ILAIHI ROJI’UN Segenap Keluarga Besar Kantor Kementerian Agama Kabupaten Mojokerto Ikut berbela sungkawa sedalam-dalamnya atas wafatnya
Drs. H. Khoirul Arif, M.Pd.I
Kasi Penyelenggaraan Haji & Umroh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Mojokerto pada hari Jum’at, tanggal 3 Oktober 2014 Semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT dan diampuni olehnya semua dosa-dosanya..Amien Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Mojokerto Ttd Drs. H. Ahmad Rodli, M.Ag Telah meninggal dunia pada hari Senin, 20 Oktober 2014 di RS DR. Soetomo Surabaya, dimakamkan di TPU Desa Semambung Sidoarjo.
Hj. NF. Indriyati, S.Ag., MM
(Karyawati Diklat Keagamaan Surabaya) Usia 54 tahun Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT, Dan segala kesalahannya diampuni oleh-Nya. Amien
Segenap Keluarga Besar MAN 1 Jember, turut berduka sedalam-dalamnya atas wafatnya :
Drs. H.M. JAHIR, M.Pd.I.
Jabatan terakhir : Guru MAN 1 Jember Jawa Timur Lahir di Jember, 17 Oktober 1979 Wafat dan dimakamkan di Jember pada hari Senin, 6 Oktober 2014 Semoga amal bakti dan ibadahnya diterima oleh Allah SWT, diampuni segala dosa dan kekhilafannya, dan ditempatkan di posisi yang mulia di sisi-NYA. Serta keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan, kesabaran dan tawakkal meneruskan tauladan dan cita-citanya. Amiin.. Kepala MAN 1 Jember Kemenag Kabupaten Jember Ttd Drs. H.M. ANWARI SY., MA Segenap Keluarga Besar Kantor Kementerian AgamaKabupaten Tuban ikut berbela sungkawa sedalam-dalamnya atas wafatnya
AGUS SA’DIYIN, A.Ma.
Guru MIS Wali Songo Tegalbang, Kec. Palang Kabupaten Tuban Pada Hari Senin, 13 Oktober 2014 Semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT dan segala salah khilafnya diampuni oleh-Nya, amin Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tuban Ttd Drs. Abd. Wahib, M.Pd.I 4
MPA 338 / November 2014
BUNG TOMO: Pejuang Sejati, Pemberantas Korupsi Peristiwa 10 November 1945 mengingatkan kita kepada sosok Bung Tomo. Tokoh sentral perjuangan arek-arek Suroboyo melawan agresi Belanda setelah proklamasi kemerdekaan. Bung Tomo yang nama sebenarnya Soetomo adalah salah seorang dari sedikit tokoh yang mempunyai kelebihan memengaruhi massa untuk turun ke medan pertempuran membela kemerdekaan tanah airnya. Merasa menang dalam Perang Dunia Kedua, tentara sekutu yang tergabung dalam AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) dengan dibantu oleh NICA (Netherlands Indies Civil Administration) mendarat di Surabaya. Tentara sekutu ini mempunyai misi mengembalikan Indonesia kepada administrasi pemerintahan Belanda. Misi mereka ini bertentangan dengan tekad bangsa Indonesia yang ingin merdeka. Kedatangan tentara sekutu ini memicu gejolak arek-arek Suroboyo melawan para agresor. Melalui radio pemberontakan yang bermarkas di jalan Mawar 10 Surabaya, Bung Tomo berpidato dengan nada keras mengobarkan semangat juang para pemuda di Surabaya. Seluruh rakyat Indonesia menyambut orasi Bung Tomo. Takbir yang dikumandangkan oleh Bung Tomo dianggap sebagai tanda ditabuhnya genderang perlawanan terhadap tentara sekutu yang hendak merenggut kembali kemerdekaan Indonesia. Dalam pertempuran memanas itu, pada tanggal 30 Oktober 1945, Brigjen Mallaby tewas. Ketika jenderal Inggris pimpinan sekutu itu dengan menumpang mobil Buick hendak melewati Jembatan Merah diserang oleh milisi Indonesia. Kematian seorang jenderal pimpinan sekutu itu menjadi awal terjadinya pertempuran yang lebih dahsyat. Dengan semangat membara warga Surabaya dan sekitarnya, bahkan tidak sedikit para sukarelawan yang datang dari berbagai daerah di Indonesia melawan tentara sekutu. Sedikitnya 6000 orang pejuang Indonesia gugur dalam pertempuran itu. Sebagai penghargaan terhadap perjuangan arek-arek Suroboyo tersebut, tiap tanggal 10 Nopember dirayakan dengan sebutan Hari Pahlawan. Bung Tomo yang dekat dengan K.H. A. Wahid Hasyim, tumbuh menjadi orang yang bertakwa dan taat dalam beragama. Ia mendasari perjuangannya dengan keimanan dan ketulusan hanya karena Allah. Tidak ada sedikitpun motif
untuk kepentingan pribadi. Bahkan ia merasa bersalah ketika harus menikah dengan seorang gadis, Soelistina di saat perjuangan belum selesai. Seakan akan ia egois, mencari kenikmatan pribadi. Pada hal ia menikah agar tetap berada di tanah air, sementara ada upaya keras dari orang-orang Komunis (PKI) yang mau berkompromi dengan Belanda untuk menyingkirkan Bung tomo ke luar negeri. Menghadapi percaturan politik seperti itu, Dewan Harian Pucuk Pimpinan Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia, yang bermarkas di jalan Rampal 75 Malang mengeluarkan suatu pengumuman yang berisi persetujuan akan pernikahan Bung Tomo dengan Soelistina yang berlangsung pada tanggal 19 Juni 1947 pukul 19.00 tanpa dirayakan dengan pesta. Persetujuan itu disertai dengan syarat agar mereka tidak menjalankan kewajiban dan haknya sebagai suami isteri sebelum perjuangan mengusir agresor sekutu berhasil. Bung Tomo adalah pelopor pemberantasan korupsi di Indonesia. Ketika ia menjabat menteri Negara urusan Veteran dan sekaligus menteri Sosial ad. Interim pada Kabinet Burhanuddin Harahap, ia berjuang dengan sungguh-sungguh menyuarakan pemberantasan korupsi dalam lini pemerintahan. Tujuannya tidak lain adalah untuk mengembalikan kewibawaan moral pemerintah. Hasilnya, dua orang pejabat tinggi Negara pada jajaran kabinet periode sebelumnya ditangkap dan dipenjarakan. Sedikit orang yang mengetahui bahwa Bung Tomo adalah salah satu dari lima orang pendiri Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Bung Tomo menjadi salah seorang pendiri TKR karena ia dipandang sebagai seorang pejuang sejati. Kecakapan dan keahlian Bung Tomo dalam bidang kemiliteran mengantarkannya ke pucuk pimpinan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Bung Tomo menyandang pangkat Mayor Jenderal ketika ia dilantik oleh Presiden Soekarno sebagai pimpinan TNI bersama dengan tokoh-tokoh militer lainnya yang rata-rata usianya diatas usia Bung Tomo. Jabatan ini ia gunakan untuk membangun bangsa dan Negara serta mengangkat derajat rakyat, khususnya kaum lemah. Maka patutlah bila orang memberikan predikat kepada Bung Tomo sebagai pejuang sejati, pembela rakyat dan pelopor pemberantasan korupsi. RAW MPA 338 / November 2014
5
LENSA UTAMA
Veteran ‘45
Berteduh di Bawah Dana Kehormatan “Perkampungan” Korps Cacat Veteran RI (KCVRI) Surabaya yang berada di Jl. Rajawali, kini makin sepi. Sebab dari 300 anggota lebih, cuma tersisa 5 orang. Kondisinya juga sangat bersahaja. Warga penghuninya juga jauh dari kebilang sejahtera. Namun demikian, kata Moekari, dia dan rekan-rekannya pantangan untuk mengajukan kenaikan dana tunjangan veteran. “Sebab dulu kami berjuang demi kemerdekaan bangsa dan negara. Semua itu ikhlas kami lakukan karena begitu cintanya kami pada negeri ini meski nyawa taruhanya,” ungkapnya dengan suara terbata-bata lantaran dimakan usia. Pemerintah, tutur Ketua DPC Cacat Veteran Surabaya ini, sebenarnya su-
menangkap spirit 10 Nopember dengan mengapresiasi nasib para veteran,” tukasya menandaskan. Lelaki yang jabatan terakhirnya usai peperangan sebagai Kepala Sekretariat Resimen Brimob ini juga berharap, agar pemerintahan yang baru bisa lebih memahami dan memperhatikan kesejahteraan para veteran. “Khususnya soal kesehatan. Sebab kalau kami-kami sakit, akan sangat sulit untuk membiayai pengobatan sendiri,” ungkapnya. Namun demikian, bapak enam anak dan kakek dua belas cucu ini merasa bersyukur atas anugerah yang senantiasa diberikanNya. Sebab dengan kekuasaanNya dirinya masih memperoeh bonus berupa umur panjang. “Sebab orang-orang yang di KCVRI itu adalah
Moekari dah mengulurkan bantuan kesejahteraan buat para veteran. Tapi itu kurang mencukupi. Ibarat orang kepanasan, cukuplah sebagai tempat berteduh untuk mengusir rasa haus. Untungnya, masih ada kelompok masyarakat atau pihak swasta yang mau memperhatikan nasib para eksponen veteran melalui bhakti sosial. “Kami sangat mengapresiasi kepedulian dan pemberian tali asih mereka,” paparnya. Untuk itulah, pria kelahiran Blitar 10 Pebruari 1929 ini berharap, agar pemerintah lebih memaksimalkan kepeduliannya kepada para pejuang ’45 atau para pejuang veteran. “Tolonglah perhatikan keadaan kami di KCVRI,” pintanya serius, “Semoga dengan momentum Hari Pahlawan ini, pemerintah bisa
6
MPA 338 / November 2014
veteran, lanjut Kepala Biro Generasi Penerus Perjuangan LVRI ini, masih menunggu waktu. Mulai tanggal 1 Januari 2015 hal tersebut baru diberlakukan. “Tunjangan veteran itu jauh lebih besar dari dana kehormatan. Tapi yang menerima hanyalah veteran pejuang yang bukan pensiunan Polri, TNI atau Pegawai negeri,” jelasnya. “Jadi yang mendapatkan dana tunjangan, adalah mereka yang tidak memperoleh dana pensiun,” tambahnya. Sebab bagi yang sudah menerima pensiunan, ulas lelaki kelahiran Magetan 25 Nopember 1933 ini, mereka telah menerima dana pensiun dari tempat dinas masing-masing. Sebagai pensiunan pejuang, dirinya tak mempermasalahkan apakah memperoleh tunjangan veteran ataukah tidak. “Lha wong dulu saya berjuang mempertahankan kemerdekaan hanya berlandaskan keikhlasan. Sama sekali tak mengharap imbalan apapun,” tegasnya.
H. Soenarjo veteran yang mendekati kematian. Ada yang terkena mortir, serpihan granat, sehingga mengakibatkan anggota tubuhnya tidak utuh,” paparnya. “Kami bisa hidup menghirup udara kemerdekaan sampai sekarang, itu merupakan kenikmatan yang sangat besar dari Allah SWT,” tuturnya penuh syukur. Menurut H. Soenarjo, sebenarnya pemerintah sudah melakukan upaya untuk mensejahterakan para veteran pejuang. Seperti dana kehormatan dan tunjangan kehormatan. Hanya saja, untuk dana kehormatan dirasakannya masih kurang. “Sebab jumlahnya masih terbilang kecil, yakni sebesar duaratus limapuluh ribu setiap bulannya,” ungkapnya. Sedangkan mengenai tunjangan
Namun demikian, pria yang jabatan terakhirnya sebagai Kapolres Bojonegoro ini berharap, agar pemerintah lebih cermat dalam melihat pejuang veteran. Sebab dulu mereka secara fisik ikut perang kemerdekaan tahun 45 sampai dengan tahun 49. Setidaknya ada sebuah evaluasi sehingga dapat melahirkan suatu gebrakan yang bisa mendongrak perekonomian mereka. “Upaya-upaya semacam itu memang sudah ada. Hanya saja kami rasakan masih kurang serius,” katanya berterus terang. Kalau kita mau memperhatikan ekonomi para veteran, ujar suami Hj. Aisyah Nur ini, kebanyakan masih kurang layak. Ekonomi mereka masih ada yang dibawah standar. Sebagian dari mereka memang tidak mengerti harus mengadu
kemana. Bagi yang tahu, mereka tidak mau mendatangi dan mengajukan pada dinas sosial. “Padahal setelah dikelompokan oleh dinas sosial sebagai veteran atau sebagai perintis kemerdekaan, mereka akan memperoleh bantuan dari dinas sosial atas nama pemerintah,” terangnya. Bapak tiga anak dan kakek dua cucu ini mengatakan, bahwa mendapatkan rekomendasi jadi veteran itu tak gampang. Sebab harus ada bukti-bukti. Setelah lolos seleksi baru Menteri Pertahanan mengeluarkan surat keputusan pemberian gelar sebagai veteran. “Jadi veteran itu adalah sebuah gelar kehormatan,” tegasnya. Untuk diakui sebagai veteran, tuturnya, harus pernah tergabung dalam kesatuan angkatan bersenjata. Atau menjadi anggota organisasi dan ikut berjuang menghadapi para penjajah. “Tapi organisasi itu diakui pemerintah. Sebab waktu itu banyak organisasi
KH. Fauzi Afandi yang tidak diakui oleh pemerintah,” katanya menerangkan. Berbicara mengenai veteran, ujar KH. Fauzi Afandi, mereka adalah orangorang yang ikhlas dalam berjuang. Semangatnya luar biasa dalam memperebutkan kemerdekaan bangsa ini. Mereka betul-betul memiliki jiwa yang besar untuk bangsa dan negara. Mereka rela berkorban mempertaruhkan harta benda, darah dan bahkan nyawa. “Ayah saya seorang veteran. Jadi saya tahu persis bagaimana dulu para pejuang veteran itu berjuang mempertahankan kemerdekaan,” tukasnya. Anggota Komisi Dakwah MUI Jawa Timur ini lantas bercerita, bagaimana gegap-gempitanya para santri ketika mendengar Resolusi Jihad dari Nahdla-
tul Ulama’ yang dimotori hadratus syaikh KH. Hasyim Asy’ari. Setiap santri yang dewasa diwajibkan untuk berperang. Mereka diakomodir dalam barisan Hisbullah, Sabillillah dan sebagainya. “Pilihannya cuma satu: hidup merdeka dan terhormat atau mati syahid,” tegasnya. “Meski dengan senjata seadanya, akhirnya dapat mempertahankan kemerdekaan sebagai bangsa yang berdaulat dan merdeka,” paparnya. Lantas bagaimana kepedulian pemerintah pada nasib veteran ‘45? Menurut pria kelahiran Jombang 5 Juli 1955 ini, pemerintah sebenarnya sudah melakukan upaya-upaya. Seperti pada era Presiden Soeharto, pemerintah telah mendata veteran-veteran pejuang ‘45. Saat itu telah diberikan gelar dan tunjangan. “Ya.. tentu saja masih banyak orang-orang yang ikut berjuang tapi belum terdata sehingga tidak mendapatkan tunjangan. Sebab memang bukan itu prioritas mereka,” tegasnya.
kuan yang baik, Sebab kita semua berhutang budi pada mereka,” simpulnya. “Jadi, jangan sampai ada pembiaran atau rasa tidak mau tahu pada nasib mereka,” tandasnya. Bayangkan, masih banyak kita jumpai keadaan mereka yang kurang menguntungkan. Menjadi tukang parkir, buruh kasar, dan bahkan jadi tukang becak. Ada pula cacat veteran yang masih melakukan pekerjaan berat. “Yang miris, diantara mereka ada yang tak mempunyai rumah,” paparnya getir. “Itu terjadi, karena pemerintah dan masyarakat kurang memperhatikan nasib mereka secara semestinya,” kritiknya. Ketika pemerintah menyadari betapa besarnya jasa para veteran pejuang, sambung pria yang pernah nyantri di pesantren Jombang dan Nganjuk ini, seyogjanya merasa bahwa penghargaan dan pemberian tunjangan yang selama ini diberikan masih belum setimpal dengan perjuangan mereka. “Ingat, nilai
HM. Fadjar Budianto, SH, MH, SpN Lambat laun jumlah veteran ‘45 kian waktu semakin sedikit jumlahnya. Kebanyakan mereka sudah sangat tua sekali. Oleh karenanya, pemerintah harus memiliki perhatian khusus buat mereka. Terutama bagi veteran yang kehidupannya berada di garis kemiskinan. Sebab jasa mereka sungguh sangat luar biasa. “Bahkan pemerintah juga perlu mencermati keluarga dan anak-anaknya yang bernasib kurang beruntung sehingga terbengkalai pendidikannya,” usulnya. Suami Hj. Hamida ini juga meminta masyarakat agar turut berpartisipasi memikirkan nasib para pejuang ’45. Baik dengan memberikan santunan dan juga doa. “Saya rasa ini hal yang wajar, bahwa mereka berhak mendapatkan perla-
dan makna perjuangan itu tak akan bisa dilupakan sampai kapanpun,” katanya menegaskan. Penghargaan satu-dua juta rupiah, tutur bapak dua anak ini, kuranglah sebanding dengan perjuangan yang menentukan sejarah awal titik tolak adanya sebuah bangsa yang berdaulat. “Semoga pemerintah betul-betul mengerti dan mau mendengarkan keluh-kesah para veteran ’45,” harapnya. “Pemerintah juga harus menjelaskan pada generasi muda, bahwa negara Indonesia merdeka bukanlah hadiah dari bangsa lain tapi karena jerih payah pejuang yang telah rela mengorbankan jiwa raganya,” tandasnya. Dengan memperingati peristiwa 10 Nopember, ujar HM. Fadjar Budianto,
MPA 338 / november 2014
7
SH, MH, SpN, diharapkan masyarakat dapat mengingat kembali siapa aktoraktor pejuang yang mempertahankan kemerdekaan. Mereka rela menumpahkan darahnya demi memperjuangkan hak asasi manusia dan ingin menghapuskan segala bentuk penjajahan di atas bumi. “Sebab kemerdekaan adalah hak setiap bangsa,” tukasnya mantap. Peristiwa 10 Nopember, ulas Sekretaris Umum DHD 45 Prov Jawa Timur ini, adalah upaya mempertahankan kemerdekaan Negara Indonesia. Ini bukanlah membesar-besarkan semangat sepuluh Nopember dan para pejuang dibalik peristiwa tersebut. “Jika peristiwa itu tak terjadi, saya tidak tahu apakah negara Indonesia saat ini sudah bisa terbebas dari belenggu penjajahan,” kilahnya memberikan alasan. Itulah pasalnya, sebagai generasi muda harus mengapresiasi dan menghargai jasa-jasa para veteran. Betapa dulu Arek-Arek Suroboyo dengan semanngat menggelora di dada berani mempertaruhkan nyawa hingga titik darah penghabisan. Para pemuda dari berbagai daerah tanpa komando dan tanpa diminta mereka datang bergabung dengan para pejuang yang ada di Surabaya. “Mereka semua bersatu demi mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan bangsa ini meski harus dengan bermandikan darah dan melayangkan nyawa,” paparnya. Yang perlu kita cermati bersama, lanjut Fadjar, bahwa eksponen ‘45 dalam memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia itu tanpa pamrih. Mereka sama sekali tak memiliki pikiran kalau negara ini merdeka nanti dirinya akan menjadi apa. “Nah, ketulusan pejuang inilah yang masih terpatri di dada mereka. Wajar jika sebagian mereka merasa enggan mengurus tunjangan veteran,” paparnya. “Mereka merasa apa yang dilakukan dulu penuh dengan keikhlasan, tanpa pamrih, ataupun menggharapkan imbalan dari negara,” jelasnya. Kebanyakan eksponen 45 beranggapan, kalau memang pemerintah hendak menghargai para pejuang, maka pemerintahlah yang mengasihkan dan bukan menyuruh mereka untuk meminta. Intinya, agar pemerintah langsung saja memproses para pejuang dengan status veteran dan mendapatkan tunjangan. “Sementara pemerintah ya nggak
8
MPA 338 / November 2014
bisa seperti itu. Sebab ada sebuah proses dan mekanisme yang harus mereka lalui. Semuanya harus melalui proses administratif. Nah, di sinilah letak kesalahpahaman itu,” ungkapnya. Untuk itulah, pemerintah seharusnya lebih cermat untuk melakukan pendataan ulang para tokoh eksponen ’45. Utamanya bagi mereka yang masih bernasib dibawah garis kemiskinan. “Jadi nggak usah menunggu pengajuan data dari para veteran. Apalagi untuk mendatanya kan mudah. Berapa jumlah eksponen ’45, itu sudah tercatat di organisasi veteran,” terangnya. Yang terpenting lagi, adalah soal kesehatan mereka. Belakangan ini ada usaha dari pemerintah melalui program BPJS. Para veteran kan harus membiayai sendiri dengan mengurus BPJS mandiri. Padahal untuk kebutuhan sehari-hari
nggak tahu apa alasannya kok sampai ditutup,” keluhnya. Sedangkan bantuan diluar pemerintahan memang ada. Tapi itu sifatnya hanya insidentil saja. Jumlahnya juga tidak begitu besar. “Kami bersyukur atas itu semua. Tapi yang lebih bisa menyentuh, adalah kepedulian pemerintah kepada veteran. Sebab bangsa yang besar adalah bangsa yang tahu bagaimana menghormati jasa pahlawannya,” tandasnya. Terlepas dari persoalan tersebut, katanya, yang penting bagaimana kita
saja masih kurang. Apalagi dibebani dengan menyerahkan biaya kesehatan tiap bulannya ke BPJS mandiri. “Ya.. cobalah pemerintah menambah alokasi dana guna lebih mensejahterahkan mereka, agar kesehatannya lebih baik,” pintanya. Pihak DHD 45 pernah mengupayakan untuk mengajukan veteran ’45 yang belum terdata maupun terdaftar. Namun sayangnya, hal itu terbentur dengan soal teknis administratif. Sedangkan untuk mengajukan penambahan dana tunjangan veteran, itu juga tidak bisa. Sebab Kantor Administrasi Veteran (Kaminvet) kini sudah ditutup. “Kami
memaknai Hari Pahlawan dengan sepenuhnya. Apalagi kini bertepatan dengan semangat Hijriyah. “Ini pas. Kinilah saatnya kita harus bangkit dari segala persoalan yang melilit bangsa,” tegasnya. “Dengan momentum 10 Nopember dan semangat Hijriyah, mari kita membangkitkan kebaikan dan memendam keburukan. Dengan spirit kebangkitan ini, sejahterakanlah para eksponen ’45 yang jumlahnya cuma tinggal sedikit,” pungkasnya. Laporan: Choirul Musthafa, Dedy Kurniawan, Suprianto, M. Tajuddin Nurcholis (Surabaya).
Peristiwa 10 Nopember adalah upaya mempertahankan kemerdekaan Negara Indonesia. “Jika peristiwa itu tak terjadi, saya tidak tahu apakah negara Indonesia saat ini sudah bisa terbebas dari belenggu penjajahan,”
Nasib Pejuang Jangan Pernah Melupakan Jasa Pahlawan Penghargaan pemerintah terhadap kesehatan dan tunjangan yang cukup wan olahraga, pahlawan kebersihan, para veteran, sesungguhnya sudah la- guna meningkatkan kualitas hidup mere- pahlawa pendidikan – seperti guru-guru ma dilakukan. Bahkan upaya-upaya un- ka,” tukasnya serius. Madin dan seterusnya. “Lha masak patuk meningkatkannya, telah pula dicaKedepan, harap pria kelahiran Ma- ra atlet yang pernah mengharumkan nanangkan. Hanya saja, tutur Suko Wido- diun 4 Pebruari 1964 ini, pemerintah hen- ma bangsa Indonesia dengan rentetan do, penghargaan tersebut dirasa masih- daknya lebih bisa mendengarkan jeritan medali, nasibnya terpuruk setelah tidak lah kurang. Terkadang, penghargaan para veteran perang tersebut. Pemerin- menjadi atlet lagi,” katanya mencontohtersebut terasa masih sebatas formalitas tah harus jemput bola dan mau turun kan. “Padahal mereka itu kan pahlawansaja. Seperti mengundang veteran ketika langsung melihat keadaan mereka yang pahlawan bangsa juga,” katanya meada upacara kenegaraan dan setelah sesungguhnya. Dengan begitu akan ta- nambahkan. pulang dibagikan buah tangan. hu kesalahannya terhadap para veteran Tapi ada satu pertanyaan serius Padahal yang terpenting, ujar do- 45. yang harus dijawab: masih adakah hari sen komunikasi Fisip ini yang pantas disematUNAIR Surabaya ini, juskan penghargaan di puntru nilai-nilai kejuangandaknya sebagai pahlalah yang harus dirawat. wan? Drs. KH. Abdul Semestinya pemerintah Wahid Asa memiliki kribisa mencermati secara teria jelas tentang pahlasungguh-sungguh nilai wan. Yang pantas disekepahlawanan tersebut. but sebagai pahlawan, “Jadi harus ada lembaga ulasnya, adalah mereka di Dinas Sosial, yang beyang punya dedikasi, lonar-benar ngurusi orang yalitas dan pengabdian. yang sudah memepertaNamun harus dilengkapi ruhkan jiwa dan raganya pula dengan sejarah himelebihi batas kewajibdupnya. “Artinya, selama an,” tandasnya. perjalanan hidupnya seLebih lanjut Dewan mata-mata untuk kepenPenasihat ‘Bung Tomo tingan negara, bangsa, Award’ ini mengakui, medan masyarakat,” tegasmang sudah ada upaya penya. merintah untuk memberikan Sebab sekarang ini Veteran melakukan tabur bunga di makam pahlawan perhatian pada veteran pelagi musim orang memojuang ’45. Namun itu belum les dirinya. Jadi cuma sebegitu menyentuh substansi kebutuhan Kurang sejahteranya nasib peju- kedar pencitraan belaka dan bukan kenilai kepahlawanan. “Penghargaan kepa- ang 45 dan keluarganya, kata Direktur ikhlasan berbuat. Hanya sekedar meda para veteran, tak cukup dengan bantu- Pusat Kajian Komunikasi Surabaya ini, ngejar pengakuan duniawi, untuk meman ekonomi saja. Tapi harus ada penghar- disebabkan kurangnya perhatian peme- peroleh pengakuan dari Menteri Sosial gaan secara sosial dan kekayaan intelek- rintah terhadap nasib mereka. “Jangan dan Presiden. tual yang pernah diberikan pada bangsa sekedar berhenti dengan memberi gelar Lantas dia bercerita tentang kenalini,” tegasnya. atau tanda jasa saja. Yang juga penting, annya yang betul-betul seorang pahlaKalau kita berkaca pada negara- adalah bagaimana memikirkan nasib me- wan beneran. Dia tidak mau diwawannegara maju, ujarnya, bukan hanya para reka dan keluarganya,” katanya penuh carai, diekspose di media, atau dipublipejuang saja yang diperhatikan. Setiap harap. kasikan. Sebab dirinya merasa khawatir orang yang berjasa pada negara, mereka Suami Rina Hartuti ini lantas mem- dan takut itu akan mengurangi nilai pememperoleh penghargaan di berbagai berikan contoh. Bung Tomo, adalah se- ngabdiannya pada negara dan bangsa. sisi. “Semisal mereka tak dikenakan pa- orang pahlawan nasional. Tapi secara “Apa yang dilakukan pada saat itu, hajak apapun, atau bahkan digratiskan ka- ekonomi, kehidupan keluarganya biasa- nya Allah yang menilainya. Dia merasa lau mereka menggunakan jasa transpor- biasa saja. “Bagi keluarga Bung Tomo, bangga meskipun tak menyandang setasi,” tuturnya membandingkan. yang terpenting mereka telah dapat me- butan veteran,” paparnya. Sedangkan yang terjadi pada ne- warisi spirit perjuangan Bung Tomo. TaPejuang semacam itulah, tutur gara kita, sangatlah jauh untuk bisa me- pi pemerintah ya seharusnya membe- A’wan Syuriah PWNU Jatim ini, yang nyentuh ke arah itu. “Ini sungguh ironi. rikan tunjangan buat pendidikan, kese- tak pernah meratapi nasibnya. Mungkin Perjuangan dan pengorbanan orang- hatan dan sebagainya,” pintanya. saja nasib dia dan keluarganya memang orang yang sanggup menukar nyawaLebih hebat lagi, lanjut ayah tiga kurang beruntung. Tapi orang lain tak nya dengan kemerdekaan, tapi hidup- anak ini, kalau pemerintah juga memi- bisa menilai bahwa kondisi mereka sanya tak sejahtera,” keluhnya. “Pemerin- kirkan nasib pahlawan-pahlawan sosial. ngat menyedihkan. Sebab bisa jadi sang tah harus dapat mengalokasikan dana Seperti pahlawan kebudayaan, pahla- pahlawan malah merasa hidupnya baha-
MPA 338 / november 2014
9
gia. Sebab apa yang dulu diperjuangkan bukan dilatarbelakangi pamrih duniawi. Apalagi berharap untuk mengejar gaji dan kedudukan. “Yang diminta hanya satu; jangan dilupakan jasa para pahlawan,” tegasnya. Pejuang bangsa semacam itulah, yang dibutuhkan saat ini. Kalau dulu berjuang mempertahankan kemerdekaan, kini berjuang mengisi kemerdekaan. “Semua perangkat sudah kita punyai, tinggal kita menjadi bagian dari bangsa ini,” ujarnya. “Kalau jadi rakyat, berjuanglah berbuat yang terbaik untuk negeri tercinta. Kalau jadi pemimpin, jadilah pemimpin yang tak semata-mata haus kursi jabatan. Bawalah bangsa ini ke tempat tujuan yang lebih baik,” ulasnya.
Suko Widodo Menurut Wahid Asa, Hari Pahlawan itu punya kesamaan dengan Muharram. Baik momentum maupun tujuannya. Ketika Nabi SAW hijrah, adalah untuk mencari tempat yang lebih kondusif bagi dakwah agama rahmatan lil’alamin. Sedangkan para pahlawan berjuang untuk merdeka agar bisa menentukan nasibnya sendiri. “Keduanya kita jadikan titik tolak untuk meneladani pendahulu kita, demi mengupayakan kehidupan yang lebih baik,” simpulnya. Untuk mengubah bangsa Indonesia menjadi lebih baik, bukanlah hal yang gampang. Sebab kerangka berpikir bangsa ini, sudah banyak teracuni ideide liberal yang disebarkan melalui perang pemikiran (ghazwul fikri) bangsabangsa Barat. Menurut Prof. Dr. H. Thohir Luth, MA, ghazwul fikri itu berbeda dengan
10
MPA 338 / November 2014
perang fisik. Ia lebih soft, hemat biaya, bahkan lebih efektif dari perang fisik yang banyak menguras tenaga dan juga biaya yang besar. “Ingat, buat Barat, Islam adalah musuh,” tukasnya serius. Berangkat dari mindset tersebut, lanjut Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim ini, kaum Barat menyusun berbagai strategi dan taktik untuk bagaimana menghancurkan musuhnya. Setelah melancarkan penghancuran Islam melalui perang fisik, kini mereka meluncurkan strategi ghazwul fikri atau perang pemikiran. Sesungguhnya, simpul pria kelahiran Flores 7 Agustus 1954 ini, ghazwul fikri jauh lebih berbahaya. Sebab ia tidak memusnahkan generasi, tetapi menghancurkan generasi. “Jadi, orang Mus-
Sayangnya, tutur Ketua Program Pengembangan Agama (PPA) UNIBRAW ini, sampai hari ini belum ada kekuatan umat Islam di dunia yang menggalang kebersamaan antar petinggi-petinggi negara Islam untuk melakukan perlawanan secara masif. “Jika pun ada, hanya beberapa negara saja. Tetapi perlawanan mereka bukan persoalan agama, melainkan politik, ekonomi dan sebagainya,” paparnya. Seperti halnya yang digambarkan dalam surah al-Baqarah ayat 120: “Tidak akan pernah ridha terhadapmu (Muhammad) orang-orang Yahudi dan orangorang Nashara sampai kamu mengikuti keyakinan atau ajaran mereka. Katakanlah, sesungguhnya hidayah atau petunjuk Allah ialah yang sebenar-benarnya
Prof. Dr. H. Thohir Luth, MA lim dibiarkan hidup. Namun ia akan menjadi ancaman bagi teman-teman Muslim yang lain,” paparnya. Respon umat Islam tentang ghazwul fikri, terang Guru besar Ilmu Hukum Islam Universitas Brawijaya Malang ini, sangatlah beragam. Ada yang menolak keras dan melakukan perlawanan yang sama, tetapi ada pula yang justru membela dan tertarik dengan pemikiran Barat untuk memusuhi Islam. Bagi umat Islam sendiri, tentu saja ini merupakan sesuatu yang berat. Sebab umat Islam akan memusuhi sesama umat Islam. Sebagai akibatnya, dalam tubuh Islam sendiri terbelah menjadi dua; ada kubu yang pro Barat dengan dinamika pemikiran mereka, dan kubu yang menolak pemikiran Barat dan menyatakan harus diperangi karena mereka akan menghancurkan generasi Muslim.
petunjuk. Jika kamu mengikuti hawahawa nafsu mereka setelah datang ilmu pengetahuan kepadamu, maka tidak ada hak bagimu menjadikan Allah sebagai pelindung dan penolong bagimu.” Dan itu terbukti dari fase ke fase, dari zaman ke zaman. Mulai zaman awalnya Islam, abad pertengahan, sampai pada abad 20. Ini artinya, Tuhan telah memberitahu kita untuk melakukan persiapan. Setidaknya umat Islam harus memiliki self defence, karena memang ghazwul fikri itu lebih berbahaya dari peperangan fisik. Sebab orientasinya pada dimensi keimanan seseorang. “Jika demikian, ghazwul fikri akan dapat memadamkan atau menghilangkan Agama Allah di muka bumi,” kata penulis banyak buku ini menandaskan. Laporan: Mey.S, Rasmana Rahim, M. Tajuddin Nurcholis (Surabaya).
Pahlawan Kekinian Berjuang Melawan Kebodohan dan Kemiskinan
Kepedulian pemerintah pada nasib pejuang, telah banyak dilakukan. Baik dalam arti menghargai niai-nilai perjuangan, maupun berupa pemberian penghargaan. Termasuk memberi gelar kehormatan sebagai veteran, baik pejuang ’45 ataupun yang sebelum tahun tersebut. Belum lagi di setiap peringatan Hari Pahlawan, kerap diumumkan nama-nama yang diusulkan masyarakat untuk mendapatkan gelar pahlawan. “Jadi nggak tepat kalau dikatakan pemerintah tidak memperhatikan nasib veteran 45,” tegas Drs. Sumarno, M.Hum. Hanya saja, jawaban para pejuang ’45 tentang hal itu bisa berbeda. Bagi yang sudah menerima dana kehormatan atau dana tunjangan, mereka tentu mengatakan bahwa pemerintah sudah berbuat banyak untuk veteran. Sementara yang belum pernah mendapatkan tun-
jangan, tentu akan mengatakan bahwa dirinya belum memperoleh penghargaan
Drs. Sumarno, M.Hum.
apapun dari pihak pemerintah. Jadi sebenarnya konteksnya berbeda. Mereka yang belum mendapatkan tunjangan, itu dikarenakan nama mereka memang belum terdaftar. Sebab untuk memperoleh gelar penghargaan sebagai veteran, itu tak semudah membalik telapak tangan. Disamping ada pendataan terlebih dahulu, juga ada pengujian yang harus dilaluinya. “Untuk itulah, penghargaan terhadap mereka agar secepatnya dilakukan. Ini senyampang para pejuang masih hidup,” pintanya. Pihak pemerintah juga sering mengadakan seminar atau sarasehan-sarasehan untuk memberikan wawasan pada generasi muda dan pelajar, ataupun pra guru. “Lewat masing-masing departemen atau instansi, pemerintah berbagi peran untuk memberi penghargaan kepada para veteran,” terangnya. MPA 338 / november 2014
11
Namun demikian, Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah pada Fak. Ilmu Sosial UNESA ini mengakui, bahwa masih banyak yang belum terdata dan diberi tunjangan. Sebab kalau dihitung semua, jumlah pejuang saat peperangan kemerdekaan sangat banyak sekali. “Tapi pemerintah harus tetap memberikan penghargaan kepada mereka semua,” tukasnya. “Uang satu-dua juta rupiah buat mereka, tak berbanding dengan orangorang yang menikmati kemerdekaan dengan kekayaan milyaran dan bahkan triliunan rupiah,” ungkapnya. Lelaki kelahiran Lampung Tengah 24 April 1965 ini mengingatkan, bahwa
Drs. Mochammad Jazuli dulu para pejuang rela mengorbankan jiwa dan raga demi mempertahankan kemerdekaan. Sementara generasi hari ini tinggal menikmati kemerdekaan. “Anehnya, hanya tinggal membangun saja uangnya masih digerogoti, dikorupsi dan diselewengkan,” katanya geram. “Kita mesti merasa prihatin melihat kekayaan negara yang digerogoti sejumlah orang,” tandasnya. Dosen ‘Sejarah Islam’ ini berharap, agar pemerintah selayaknya meningkatkan penghargaan bagi nasib para pejuang – khususnya pejuang ‘45. Sebab kalau tidak, mereka akan sakit hati melihat kondisi bangsa yang euforia dengan kekayaan. Sementara di sisi lain, mereka menyaksikan kemiskinan di masyarakat yang begitu luas. “Tapi ti12
MPA 338 / November 2014
dak ada kata terlambat untuk menghargai para veteran,” tukasnya. Alumnus S2 Universitas Indonesia ini mengatakan, bahwa di negaranegara maju orang yang tidak memiliki pekerjaan saja dikasih tunjangan oleh negara. Sebab negara tak ingin melihat rakyatnya menderita atau belum sejahtera. “Ke depan, negara kita harus bisa seperti itu. Artinya, membangun sebuah masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera,” katanya penuh harap. Jika pemerintah berhasil membangun sebuah masyarakat yang makmur dan sejahtera, tutur Drs. Mochammad Jazuli, tentu akan dapat menghargai pahlawan-pahlawan hari ini. Seperti para ulama’, Kiai, guru, dan seterusnya. Sebab mereka adalah para pahlawan yang senantiasa mengajak kebaikan dan berperang melawan kebodohan. “Jadi kalau di zaman penjajahan pahlawan memperjuangkan kemerdekaan, pahlawan kekinian melawan kebodohan dan kemiskinan,” terangnya. Saat ini banyak orang yang bekerja keras untuk menghasilkan karya yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat. Seperti Kiai dengan produk santri unggulannya, seniman yang menghasilkan karya seni terindah, atau guru yang berprestasi, disiplin, telaten dan kreatif. Hanya saja, mereka disebut sebagai pahlawan tak dikenal. Namun bagi pejuang sejati, pahlawan memang pantang meminta-minta agar disebut jasa-jasanya bagi bangsa. “Masyarakatlah yang memberikan anugerah lantaran melihat perilaku dan keteladanan nyata,” ujarnya. “Atau dengan kata lain, di benak mereka tidak membutuhkan medali dan penghargaan,” kata guru sejarah MAN 3 Malang sejak tahun 1993 ini menimpali. Pria kelahiran Malang 9 April 1966 ini mengatakan, bahwa saat ini masih sedikit yang benar-benar dapat disebut sebagai pahlawan. Hal itu dikarenakan minimnya keteladanan yang bisa dicontoh. Banyak pemimpin yang ditokohkan, tetapi ujung-ujungnya menampilkan perilaku yang mengecewakan atau justru menebar ketidakpatutan. “Lunturnya semangat dan perilaku kepahlawan-
an itu disebabkan individualisme, liberalisme, hedonistik dan perilaku korupsi, kolusi dan nepotisme,” paparnya. Padahal semangat kepahlawanan itu harus tetap dipupuk-sirami. Sebab kini kita tengah berhadapan dengan persaingan global. Untuk itulah, masyarakat kekinian hendaknya ditumbuhkan jiwajiwa kepahlawanannya, dengan memberi bekal berupa solidaritas, kompetensi dan toleransi. “Dengan bekal itulah, orang kaya akan memiliki kepedulian sosial terhadap kaum miskin,” ulasnya. Munculnya jiwa kepahlawanan tersebut, lanjut Wakasek bidang sarana dan prasarana ini, jika seseorang ingin survive karena adanya tantangan yang perlu jawaban. Pertanyaan itu muncul entah karena faktor alam, kondisi sosial, ataupun berupa tantangan di dunia pendidikan. Kalau ada ujian, maka akan ada pula kelulusan. Jiwa kepahlawanan itu juga bisa muncul karena adanya usaha yang sungguh-sungguh dan terus menerus. “Kalau kita mau madu, maka harus berani berhadapan dengan tawon,” tukasnya berfilosofi. “Tentu saja, hal itu harus ditunjang pula dengan kesabaran dan keteguhan,” tambahnya. Pahlawan kekinian, ujar alumnus Fak. Pendidikan IPS jurusan sejarah IKIP Malang ini, harus sanggup meneladani jiwa-jiwa kepahlawanan pejuang ’45. Mereka harus memiliki semangat utuh sebagai generasi penerus bangsa. “Yang penting, kita memiliki kemauan untuk menjadi pahlawan kekinian. Minimal pahlawan bagi keluarga dan lingkungan sekitar,” ucapnya penuh harap. Pahlawan kekinian, menurut Jazuli, adalah orang yang mengajak orang lain untuk berjuang dalam konteks positif dan tidak terbatas dalam dimensi waktu. Mereka adalah orang-orang yang menciptakan peristiwa atau momen. Dalam konteks sejarah bangsa, adalah para pejuang kemerdekaan. Khusus bagi guru-guru sejarah, dirinya berharap agar dalam mengajar tidak terbatas pada pengenalan tokoh dan kapan peristiwa itu terjadi. Yang lebih penting, bagaimana dengan mapel sejarah mereka dapat memiliki kepekaan dan kepedulian sosial terhadap temantemannya. “Inilah wujud nyata implementasi sifat-sifat kepahlawanan di era sekarang,” pungkasnya. Laporan: M. Tajuddin Nurcholis (Surabaya), Syaifudin Ma’arif (Malang).
Buntut Panjang Spanduk “Tuhan Membusuk”
Dr. Muhid, M. Ag Seperti kata pepatah, siapa bermain api akan terbakar juga. Spanduk “Tuhan Membusuk” yang dibentangkan panitia Orientasi Akademik dan Cinta Almamater (OsCaar) 2014 UIN Sunan Ampel Surabaya berbuntut panjang. Hati umat Islam merasa tercederai. Melalui media sosial banyak masyarakat mengecam tindakan yang dianggap sebagai pelecehan simbol Tuhan tersebut. Sejumlah ormas yang berbasis Islam melakukan tuntutan, agar pihak Polda Jatim mengusut kasus ini hingga tuntas. Direktorat Reserse dan Krimininal Umum (Ditreskrimum) Polda Jatimpun telah memproses pengaduan masyarakat atas kasus dugaan penistaan agama oleh mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya tersebut. Meski Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya telah membekukan Dewan Mahasiswa Fak. Ushuluddin, tapi penanganan kasus tersebut hingga kini masih terus berjalan. Pihak dekanat juga menyadari, bahwa panitia orientasi telah melanggar dua peraturan internal UIN Surabaya. Pertama, SK Rektor Nomor IN.02/1/PP.00.9/1199/P/2011 tentang Kode Etik Mahasiswa tertanggal 12 Agustus 2011. Dan yang kedua, adalah SK Rektor Nomor UN.08/1/PP.00.9/ SK/37/P/2014 tentang Tata Tertib ‘OsCaar’ tertanggal 15 Juli 2014. Pihak Dekanat dan Rektorat juga telah memenuhi panggilan Kapolda Jawa Timur untuk menjelaskan hal tersebut. Bahkan pihak rektorat telah melayangkan press release yang berisi per-
mintaan maaf melalui 26 media massa baik cetak maupun televisi. Di dalamnya juga berisi penjelasan tentang makna sebenarnya dari isi spanduk tersebut. Menurut Dr. Muhid, M. Ag, yang dimaksud “Tuhan Membusuk” di spanduk, bukanlah dalam makna tekstual. Tapi itu merupakan sebuah kritik keberagamaan terhadap membusuknya nilai-nilai ketuhanan dalam masyarakat. “Sayangnya, kebanyakan media hanya mengutip kata Tuhan Membusuk saja. Padahal yang lengkap adalah Tuhan Membusuk; Rekonstruksi Fundamentalisme Menuju Islam Kosmopolitan,” paparnya. Jadi yang mahasiswa maksudkan, lanjut Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam ini, agar kita menyadari tentang Islam Kosmopolitan. Ini adalah sebuah pemahaman keagamaan bahwa Islam itu universal, yang menempatkan moralitas sebagai inti dari ajarannya. Sementara mayoritas keberagamaan masyarakat Indonesia, masih berkutat
cara harfiahnya saja,” terangnya. Padahal ajaran Islam yang terkandung dalan Maqashid al-Syari’ah, tutur pria kelahiran Lamongan 2 Oktober 1968 ini, adalah hifdzun nafs (menjaga keselamatan fisik), hifdzuddin (menjaga keyakinan), hifdzun Nasl (menjaga keselamatan keluarga dan keturunan), hifdzul Mal (menjaga keselamatan harta benda pribadi) dan dan hifdzul milki (menjaga keselamatan hak milik dan profesi). Jika masyarakat tidak melakukan tindakan konstruktif dengan dasar spirit moral dari lima prinsip tersebut, kata suami Siti Mar’atu Shalihah ini, berarti masyarakat tengah melakukan pembusukan ajaran agama. Lebih tepatnya, membusukkan Tuhan dengan mengingkari ajaranNya. “Nah, mahasiswa mengungkapkannya dengan bahasa Tuhan membusuk. Ketika ada yang mengupload ke internet, masyarakat luas jadi marah karena tak memahami filosofi di balik spanduk tersebut,” ungkapnya. “Kesalahan mahasiswa, mereka tak memahami kalau spanduk itu bahasa mati sehingga gampang disalahartikan,” tukasnya menandaskan. Sebenarnya, ujar ayah tiga anak
dengan doktrin legal-formal. Islam hanya dipahami sebagai syahadat, shalat, zakat, puasa dan haji semata. Namun ajaran-ajarannya yang subtantif belum bisa dipahami secara benar, sehingga berakibat banyak perbuatan-perbuatan destruktif yang dilakukan umat Islam. Semisal maraknya tindak pidana korupsi, yang kebanyakan pelakunya adalah umat Islam dan bahkan dari partai Islam. Juga kasuskasus kekerasan yang mengatasnamakan agama Islam. “Kelompok ini merasa benar sendiri, yang memahami Islam se-
ini, masalah tersebut bisa diselesaikan dalam lingkungan akademik. Tapi karena sudah terlanjur menyebar ke masyarakat luas, sehingga pihaknya mengupayakan untuk mediasi dengan berbagai pihak. Utamanya Kepolisian daerah Jawa Timur dan MUI. “Kami juga sudah melakukan dialog di berbagai televisi dan radio-radio untuk memohon maaf dan meluruskan kesalahpahaman yang ada,” tuturnya. “Kami berharap, agar masalah ini jangan diperpanjang lagi dan apalagi dibesar-besarkan,” pungkasnya. Il
MPA 338 / november 2014
13
Merevisi Buku Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Indonesia Dalam buku pegangan guru pada mapel Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Tsanawiyah kelas VII, ada beberapa redaksi yang dianggap kurang tepat. Hal itu malah dapat mengusik kepercayaan salah satu elemen masyarakat. Pada bab tentang perbedaan antara kondisi kepercayaan masyarakat Makkah sebelum Islam dengan masyarakat sekarang, ditemukan kesalahan. Di dalamnya memuat redaksi “Berhala dilakukan oleh agama selain Islam yaitu Hindu dan Budha”, “Berhala sekarang adalah kuburan para wali”, dan “Istilah dukun berubah menjadi paranormal atau guru spiritual”. Berkenaan dengan hal tersebut, Kementerian Agama RI melalui Dirjen Pendis telah mengeluarkan surat edaran nomor SE/Dj.I/HK.00.7/133/ 2014 tentang Perbaikan Redaksi Buku Pedoman Guru Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Tsanawiyah (MTs) Kelas VII. Dalam surat itu memuat perbaikan-perbaikan. Redaksi yang berbunyi “Berhala dilakukan oleh agama selain Islam yaitu Hindu dan Budha” direvisi dengan “Berhala dilakukan oleh kepercayaan lain”. Sedangkan kalimat “Berhala sekarang adalah kuburan para wali”, sudah direvisi dengan “berhala sekarang adalah kuburan yang dianggap keramat”. Dan yang terakhir, “Istilah dukun berubah menjadi paranormal atau guru spiritual”, direvisi dengan “Istilah dukun berubah menjadi paranormal”. Menindaklanjuti surat tersebut, tutur Drs. H. Supandi, S.Pd, M.Pd, Kanwil Kemenag Prov. Jawa Timur telah menyurati seluruh Kemenag Kabupaten/Kota agar segera menarik buku tersebut, yang selanjutnya diadakan proses pengadaan dengan perevisian redaksi. Namun karena keterbatasan tempat di Kanwil, buku-buku tersebut ditempatkan di Kemenag Kabupaten/Kota. “Pemerintah, khususnya Direktorat Pendidikan Madrasah, segera menindaklanjuti dan mengganti buku tersebut,” tegasnya. Kepala Bidang Pendma Kanwil Kemenag Prov. Jawa Timur ini mengatakan, bahwa penulis buku tersebut dari Kementerian Agama Pusat. Ada tim dari Kemenag Pusat, yang dalam hal ini ditangani oleh Direktorat Pendidikan Madrasah. “Jadi.. kami hanya sekedar pelaksana untuk mendistribusikan saja,” katanya.
14
MPA 338 / November 2014
Mengenai buku agama, lanjut suami Munawaroh yang dikaruniai dua anak ini, sudah hampir merata terdistribusikan – meski belum 100 persen. “Untuk mensukseskan pelaksanaan kurikulum 2013, kami telah mempersiapkan SDM guru yang berkualitas,” tegasnya. Salah satu jalannya, kata mantan Kabid PAIS Kanwil Kemenag Prov. Jatim ini, adalah dengan bimbingan teknis (bimtek). Kita bekerjasama dengan MGMP, KKM, serta MKK untuk mendiseminasi kurikulum.
Drs. H. Supandi, S.Pd, M.Pd Dan juga dengan pengawas, serta Kasi Pendma di seluruh kabupaten/kota. “Semuanya digerakkan. Sebab impossible jika kita berjalan sendiri. Dan kami yakin, bahwa kurikulum 2013 ini bisa dilaksanakan,” tuturnya bersemangat. Sementara itu, Kemendikbud juga menarik buku Bahasa Indonesia kelas VII dan merevisinya. Sebab didalamnya terdapat kata-kata kasar pada pelajaran dialog melodrama. Di halaman 10 ada dialog antar copet yang berbunyi: “Kita preteli perhiasannya! Kita perkosa orangnya!” Kata-kata semacam itu, tentu tidak pantas dan tidak layak untuk pegangan belajar siswa. Menurut Dr. Harun, M.Si, MM, soal kurikulum tersebut diatur secara nasional. Mulai dari proses pengadaan sampai dengan distribusi dilakukan oleh Kementerian Pendidikan Nasional. “Artinya semua koreksi yang dilakukan masyarakat terhadap kurikulum itu, kami wadahi, kami tampung, dan kami komunikasikan kepada pusat,” ujarnya. Kalau ada kekeliruan dalam penulisan, ejaan, arti dan makna, tuturnya, harus segera
diubah. Ada beberapa buku yang salah. Salah satunya buku bahasa. “Secara prinsip, jika ada kesalahan maka harus dibenahi,” tegasnya. Menurut Kepala Dinas pendidikan Jawa Timur ini, sebelum ditenderkan seharusnya barangnya harus jadi terlebih dahulu. Hanya saja, secara teknisnya tidak demikian lantaran waktu tidak memungkinkan. Sebab jumlahnya yang sangat besar. Oleh karenanya, satu-dua lembar yang harus diperbaharui tentang isi, materi, desain dan
Dr. Harun, M.Si, MM, maknanya, adalah suatu keharusan. “Intinya.. jika ada kekeliruan, maka buku tersebut ditarik kembali dan harus direvisi. Sebab itu bisa merugikan orang banyak,” tandasnya. Pihak Dinas Pendidikan wilayah, tutur Harun, sudah mengkomunikasikan dan mengkordinasikan dengan kabupaten dan kota. “Pokoknya kalau ada suara masyarakat menganggap ada kesalahan atau kerusakan cetak, maka kita tampung kemudian dilanjutkan pada pihak Kementrian,” ujarnya berjanji. “Setelah buku-buku yang dianggap bermasalah itu ditarik, maka segera dilakukan pembenahan. Tapi tidak semuanya. Hanya konten yang salah saja yang dibenahi,” paparnya. Kurikulum 2013, menurutnya, itu sangat baik sekali. Kalau kurikulum sebelumnya, anak itu negatif-positif. Tapi dalam kurikulum 2013, anak lebih positif dan aktif. Sedangkan guru sebagai fasilitator. “K-13 itu menggali potensi anak didik. Mereka berani dalam mengutarakan tentang upaya, dorongan, kemauan, inspirasi dirinya, maupun langkah-langkah mereka di dalam proses belajar,” pungkasnya. Il, Syam
BAS BELIA MABIMS Perekat Silaturrahmi Empat Negara ASEAN
Sekjen Kemenag RI, berfoto dengan salah satu delegasi BAS Belia MABIMS yang berasal dari negara Malaysia Sebanyak 40 pemuda perwakilan dari negara Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura yang tergabung dalam anggota negara MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura), mengadakan kegiatan BAS BELIA MABIMS. Kegiatan yang difasilitasi oleh Kementerian Agama RI melalui Biro Hukum dan Kerjasama Luar Negeri ini, dibuka secara resmi oleh Prof. Dr. Nursyam, M.Si selaku Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI di aula GreenSA Inn Juanda pada tanggal 22 Oktober 2014. Acara pembukaan ini juga dimeiahkan dengan tampilan tari remo oleh salah satu siswi MAN Surabaya dan performance Nasyid el-Hawa dari alumnus MAN Sidoarjo. Turut hadir dalam acara tersebut, Prof. DR. Achmad Gunaryo, M.Soc, Sc, selaku Kepala Biro Hukum dan Kerjasama Luar Negeri Kemenag RI, Drs. H. Mahfudh Shodar, M.Ag selaku Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, serta Prof. Dr. Abd. A’la selaku Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya. Dalam laporannya, Prof. DR. Ach-
mad Gunaryo, M.Soc, Sc selaku ketua panitia mengatakan, bahwa kegiatan ini mempunyai tujuan mempererat jalinan silaturrahmi dan jaringan kerja di kalangan tokoh dan pemimpin muda negara-negara anggota MABIMS. Di samping juga bertujuan untuk memberikan kontribusi terhadap upaya peningkatan kualitas generasi muda MABIMS, yang akan menjadi calon pemimpin di negara masing-masing dan juga akan memikirkan kemajuan dunia internasional. Hal ini sejalan dengan pesan Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin. Sementara itu, dalam kata sambutannya sebelum membuka acara, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, Prof. DR. Nursyam, M.Si menyatakan keoptimisannya dengan datangnya para belia negara MABIMS untuk bekerjasama antar negara serumpun, sehingga negara-negara ini akan semakin kuat dan mempunyai masa depan yang cerah. Karena melalui kegiatan ini akan tumbuh saling pengertian dan saling hormatmenghormati antar anggota MABIMS terutama di kalangan belia.
Masa depan negara kita semua, tambahnya, sesungguhnya ada di tangan kita semua. Jika sekarang ini memasuki masa muda, maka yang akan datang menjadi pemimpin bangsa masing-masing. Sesuai hadits nabi subbanul yaum, rijaalul ghod, kalau sekarang masih muda-muda, maka yang akan datang menjadi pemimpin-pemimpin bangsa. Generasi muda merupakan elemen penting bangsa. Posisinya tidak bisa dilepaskan dari dinamika perjalanan suatu bangsa. Dalam sejarah perjalanan dunia, sosok belia berperan dalam mengukir sejarah sebuah negara. “Dan saya yakin, saudara mempunyai potensipotensi untuk menjadi pemimpin di masa yang akan datang,” tegasnya. Pada kegiatan Bas Belia MABIMS yang memasuki periode keenam ini, para peserta selama satu minggu akan menyusuri Jawa Timur hingga ke Bali menggunakan bis mengunjungi beberapa tempat dari tanggal 22 Oktober hingga 26 Oktober 2014. Di antaranya Masjid Agung Surabaya, PP Amanatul Ummah Surabaya dan UIN Sunan Ampel Surabaya. Kemudian diteruskan ke PP Salafiyah Syafi’iyah Situbondo. Berikutnya meluncur ke Banyuwangi untuk berkunjung ke MAN Banyuwangi dan PP Darussalam Banyuwangi. Seusai itu menyeberang ke pulau dewata Bali dengan bersilaturrahmi ke PP Nurul Islam dan MAN Negara, diakhiri dengan mengujungi pusatpusat budaya dan wisata pendidikan di Bali. Di tempat-tempat tersebut, mereka berhenti dan bertutur sapa dan berdialog dengan masyarakat lokal, baik dari pesantren maupun dari lembaga pendidikan sehingga tumbuh rasa saling mengerti dan menghormati. Dan dipilihnya pulau Bali, sekaligus untuk menunjukkan kekayaan budaya Indonesia, bahwa bangsa Indonesia bisa hidup berdampingan secara damai meski berbeda keyakinan. Syam
Sekjen Kemenag RI (berjas) didampingi Kakanwil Kemenag Prov. Tari remo dari salah satu siswi MAN Surabaya sambut para Jatim, Kepala Biro HKLN Kemenag RI dan Rektor UINSA peserta BAS BELIA MABIMS dari 4 negara ASEAN Surabaya
MPA 338 / november 2014
15
PPIH Embarkasi Surabaya Sosialisasi Program Lewat Radio Setiap kali musim haji berlangsung, pingi dokter dari Rumah Sakit Umum rinci sedemikian rupa. Dari program di acara radio menjadi tugas rutin bagi Panitia Pe- Haji Surabaya (RSHS) atau dari pihak nyelenggara Ibadah Haji (PPIH) untuk IPHI (Ikatan Persaudaraan Ibadah Haji) tersebut, banyak juga yang menanyamemberikan layanan yang terbaik ke- Jatim. Dari beberapa kali siaran, tidak kan kapan jamaah haji itu terlindungi pada jama’ah haji. Semisal memastikan sedikit pemirsa yang tertarik penjelasan oleh asuransi. Mengenai hal ini dapat dijelaskan, bahwa jamaah haji terlindung barang bawaan jama’ah haji sudah se- mengenai asuransi bagi jamaah haji. Menurut Kasi Pengelolaan Ke- oleh asuransi terhitung sejak dia mesuai dengan aturan, mengecek kesehatan jama’ah haji, atau juga meneliti admi- uangan Haji, Sugianto, S.Sos,M.Pd.I, langkahkan kaki keluar dari rumah meyang menjadi salah satu narasumber nuju ke Embarkasi dengan syarat memnistrasi seperti paspor. Dengan demikian, calon jamaah pada acara di radio tersebut mengata- bawa Surat Panggilan Masuk Asrama haji nantinya akan dapat melaksanakan kan, bahwa asuransi ini sangat direspon (SPMA). Semisal calon jamaah haji haji dengan lancar di tanah suci. Hal ini oleh pemirsa. Saat ada masyarakat yang keluar dari rumah menuju mobil lalu meninggal, dia terdilakukan mulai dari masuk dalam zona pemberangkatan perlindungan asuhingga pemulangan. ransi. Zona perlinMengingat tidak sedungan ini berlangdikit calon jamaah haji sung terus hingga yang belum sepenuhnantinya jamaah nya paham tentang pulang kembali aturan yang ada, masuk ke rumah meski sosialisasi masesuai alamat KTP nasik haji telah dilayang dipegang. kukan. Dalam urusan Namun pelayaasuransi tersebut, nan kepada calon pada pelaksanaan jamaah haji tidak berhaji tahun ini mahenti sampai di situ lahan lebih simpel. saja. Sebagai bentuk Karena dari pihak pelayanan informasi PT asuransi pro haji yang prima, Biaktif untuk memindang Penyelenggara ta data dan segera Haji dan Umroh menghubungi (PHU) Kementerian pihak-pihak yang Agama Provinsi Jawa Sugianto, S.Sos, M.Pd.I dalam acara Talk Show di RRI Surabaya masuk dalam klasiTimur juga mengganfikasi mendapatkan deng beberapa media untuk memberikan penjelasan terkini. keluarganya tercatat sebagai jamaah ha- nilai manfaat dari asuransi. Sementara itu, Kabid PenyeBaik media cetak maupun elektronik. ji, tiba-tiba meninggal. Ahli waris jamaah Salah satunya adalah bekerjasama haji tersebut pastinya akan bertanya- lenggara Haji dan Umroh Kanwil Kedengan RRI (Radio Republik Indonesia) tanya, apa yang bisa diperbuat? Apakah menterian Agama Provinsi Jawa Timur, dan Radio SS (Suara Surabaya). Dua jamaah haji berhak mendapatkan asu- Drs. M. Sakur, M.Si mengatakan, promedia radio ini dipilih dengan per- ransi? Apakah uang BPIHnya dapat gram yang diadakan lewat media tersebut adalah program yang baik. Karena timbangan banyaknya pemirsa yang dikembalikan? Ternyata, ungkapnya meneruskan, dengan program tersebut, masalah mendengarkan kedua radio tersebut. Di setiap hari Jum’at pukul 10.00 – dalam kontrak dengan PT asuransi di- perhajian bisa sampai ke masyarakat. 11.00 siaran di RRI, dan pukul 05.00 – sebutkan bahwa semua jamaah haji itu Walau di setiap kesempatan juga terus 06.00 pagi siaran di radio SS. Ini dilaku- diasuransikan dengan premi 100.000 per diadakan sosialisasi. Karena seolahkan selama dua bulan beriringan dengan jamaah. Sedangkan nilai manfaat asu- olah di haji ini tidak pernah sepi dari pemberangkatan hingga pemulangan ransinya bagi jamaah haji tergantung pernik-pernik permasalahan yang timjamaah haji. Secara bergiliran, para Kasi dari jenis santunan yang bisa diperoleh bul. “Kita ingin mengantisipasi dan meyang berada di bawah naungan Bidang jamaah haji. Semisal jamaah haji yang minimalisasi permasalahan yang timbul Penyelenggara Haji dan Umroh (PHU) meninggal dunia bukan karena kecela- dalam perjalanan haji, sehingga tidak memberikan informasi. Termasuk men- kaan, akan mendapatkan nilai manfaat mengganggu keberangkatan jamaah haji jawab pertanyaan-pertanyaan yang ma- sebesar Rp. 35.930.000,- dan beberapa dan hajinya menjadi lancar,” ujarsuk lewat telepon. Mereka juga didam- perincian yang lainnya yang sudah di- nya. Syam 16
MPA 338 / November 2014
Jambore Panti Asuhan Jawa Timur khusus yaitu Seksi Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam. Acara tersebut diikuti tak kurang dari seribu anak yatim piatu. Mereka merupakan perwakilan berbagai Panti Asuhan dari kota-kota yang ada di Provinsi Jawa Timur. Sebut saja diantaranya dari Kota Malang diwakili 10 regu, Kabupaten Trenggalek 2 regu, Kabupaten Lamongan 6 regu, Kabupaten Bojonegoro 6 regu, Kabupaten Nganjuk 4 regu, Kabupaten Probolinggo 2 regu, dan seterusnya. Sementara itu dari Blitar Raya, Kabupaten Blitar mengirimkan 28 regu dan Kota Blitar diwakili 37 regu. Kegiatan yang dihelat mulai tanggal 10 hingga 12 Oktober 2014 itu, dibuka langsung oleh Komandan Korem 081 Madiun. Acara Jambore Bela Negara Panti Asuhan Jawa Timur Piala Pangdam V/Brawijaya ini mengambil tema ‘Cinta Lingkungan dan Cinta Indonesia’. Sedangkan hasil dari even tersebut, keluar sebagai Juara Umum adalah kontingen dari Kota Malang. Dalam sambutannya Komandan Korem 081 Madiun menyampaikan, bahwa banyak tujuan yang dapat dicapai melalui kegiatan ini. Diantaranya, yaitu untuk meningkatkan kemandirian, kepemimpinan, keterampilan, pengetahuan, persatuan dan kesatuan dalam meneruskan langkah para pejuang kemerdekaan dalam membela Agama, Bangsa dan Negara. Sementara itu, ditemui pada acara penutupan, Kasi Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas terselenggaranya even ini. Panti Asuhan, kata Drs. H. Solekan,
Pada Jum’at (10/10) pukul 16.00 WIB telah dilakukan acara pembukaan Jambore Bela Negara Panti Asuhan Jawa Timur Piala Pangdam V/Brawijaya, yang bertempat di Markas Batalyon Infanteri (Yonif) 511/DY Blitar. Acara tersebut berjalan lancar, kidmat dan cukup meriah. Adanya unsur TNI dalam kegiatan ini, membuat acara pembukaan berlangsung lebih bersemangat. Tampak pada acara pembukaan sore itu, diantaranya Komandan Batalyon Infanteri (Yonif) 511/DY Blitar, Sekretaris Daerah dan beberapa pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Blitar, Drs. H. Solekan, M. Ag. – Kasi Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam beserta beberapa staf Kantor Kementerian Agama Kota Blitar. Meskipun peserta kegiatan dikhususkan bagi anak-anak yatim piatu, rasanya tidak berbeda dengan even-even lain dengan peserta umum yang pernah digelar di tempat yang sama. Bahkan nyaris tidak ada yang berbeda. Pada jambore tersebut para peserta mengikutinya dengan senang, dengan bahagia dan penuh kegembiraan. Secara fisiclypun juga sama. Sehat-sehat, segar-segar, tampantampan dan cantik-cantik. Atau dengan kata lain, kegiatan tersebut bukanlah tempat berkumpulnya anak-anak yang kurang terurus. Dalam bingkai kegiatan yang kental bernuansa Islami, potret anakanak juga semakin jelas terlihat di lokasi kegiatan. Sikap mereka yang santun ditambah dengan pemahaman tentang nilai-nilai keagamaan sangat menyejukkan hati. Even ini untuk yang pertama kalinya digelar di Blitar. Salah satu stakeholder yang ikut serta dalam kegiatan ini, yaitu Kantor Kementerian AgaH. Solekan saat acara penutupan ma Kota Blitar – lebih
M. Ag mengawali perbincangannya, selama ini seringkali terpinggirkan. Banyak diantara kita telah terkungkung dalam paradigna bahwasannya Panti Asuhan hanya sebagai tempat berkumpulnya anak-anak yang wajib kita bantu. “Yang lebih ekstrim lagi, menyebutnya sebagai tempat untuk menyalurkan berbagai jenis bantuan. Baik berupa sembako, pakaian bekas, daging kurban, dan sebagainya,” keluhnya. Namun seandainya kita mencermati kegiatan seperti ini, lanjutnya, tentu paradigma itu akan terbantahkan. “Lihat saja fakta di lapangan. Ketika para peserta tidak sedang berada di area Jambore, apakah kita bisa membedakan antara anak yatim piatu dan mereka yang memiliki orang tua?” paparnya. Berbicara mengenai kemampuan, tutur H. Solekan, mereka juga tidak kalah. Dengan fasih mereka bisa mengikuti kegiatan-kegiatan seperti Hasta Karya, Pembinaan Pengelolaan Sampah Menjadi Berkah Menuju Bank Sampah Profesional, Manajemen Kepemimpinan dan Kesuksesan Panti Asuhan, dan lan sebagainnya. “Intinya, apa yang bisa dilakukan oleh anak-anak kita, juga mampu mereka kerjakan,” tandasnya bangga. Alhasil, tinggal bagaimana kita bisa memberikan kesempatan yang sama dengan anak-anak lainnya kepada anak-anak dari Panti Asuhan itu. “Sekali lagi, saya yakin mereka tidak kalah,” tegasnya. “Hanya saja, belum banyak yang memikirkan kesempatan buat mereka,” ungkapnya. Seandainya kita, khususnya warga Kementerian Agama, lebih banyak berbuat untuk mereka, bukan tidak mungkin anakanak yang berprestasi itu akan muncul dari Panti Asuhan. Lebih dari itu, tentu kita bisa mencetak generasi-generasi yang mandiri dari lembaga Panti Asuhan yang selama ini kerap kali kita anggap remeh. Moza
Trophy Juara Umum
MPA 338 / November 2014
17
Cukup 5 Menit Menghafal Arti Al-Fatihah Setiap Muslim saban hari setidaknya membaca al-Fatihah sebanyak 17 kali. Begitupun dengan remaja dan anak-anak yang sudah aktif melaksanakan shalat. Tapi penelitian yang dilakukan Drs. H. Munib justru mengungkapkan hal yang mengejutkan. Terbukti, 90 persen siswa-siswi sekolah/madrasah di Indonesia tidak mengerti arti kata-kata dalam surat al-Fatihah tersebut. Apalagi bacaan yang dilafadhkan saat mereka melakukan shalat. Padahal al-Fatihah adalah induknya al-Qur’an. Dan bacaan shalat adalah hal yang sangat penting untuk dimengerti. Sebab tak sedikit orang yang enggan melaksa-
seluruh madrasah di Jawa Timur,” tukasnya. Metode al-Hafidh, tutur pria kelahiran Tulungagung 21 Pebruari 1940 ini, sangatlah mudah dan cukup sederhana. Betapa hanya dengan mengandalkan indra pendengaran dan indra pengucapan, para siswa dalam waktu 5 menit bisa hafal arti kata-kata dalam surah al-Fatihah secara sepontan. “Itu tanpa catatan apapun lho..,” tandasnya bernada promosi. “Metode ini bisa diterapkan di dalam maupun diluar kelas,” tambahnya. Metode al-Hafidh, ujar alumnus Fak. Tarbiyah UIN Sunan Ampel tahun
Drs. H. Munib dan Trophy penghargaan atas prestasinya. nakan shalat, karena mereka tak tahu arti dan makna dari bacaan yang diucapkannya. Untuk itulah, pensiunan Pengawas Agama Islam Kanwil Kemenag Prov. Jatim ini menciptakan metode alHafidh. Dengan metode ini para siswa akan dengan mudah menghafal arti alFatihah dan lafadh yang dibaca dalam shalat tanpa menggunakan alat maupun catatan. Metode al-Hafidh merupakan hasil penelitian dan uji coba selama puluhan tahun. Metode ini, pada tahun 1997, pernah diseminarkan dan mendapatkan rekomendasi dari Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Jawa Timur. “Pihak Kanwil merekomendasi agar metode ini disebarluaskan ke 18
MPA 338 / November 2014
1970 ini, telah memperoleh respon positif dari para Kepala Sekolah/Madrasah di beberapa Kabupaten/Kota di Jawa Timur. “Jika sempat mengalami stagnasi, itu dikarenakan kurang memperoleh dukungan fasilitas dari instansi pemerintah,” katanya memberikan alasan. Namun demikian, dirinya tetap berharap agar metode al-Hafidh dapat digunakan pihak sekolah/madrasah untuk menanggulangi siswa yang “buta arti” surah al-Fatihah dan bacaanbacaan dalam shalat. “Kami sangat berharap pihak sekolah/madrasah dan masyarakat mengeterapkan metode alHafidh dalam dunia pendidikan maupun masyarakat luas,” katanya penuh harap. Pemenag I Guru Teladan Tingkat
Prov. Jatim (yang diselenggarakan Kanwil Kemenag tahun 1989) ini juga memimpikan, bagaimana siswa yang 90 persen tak tahu arti al-Fatihah dan bacaan shalat berbalik menjadi 90 persen yang mengerti dan hafal artinya. “Moga sedikit ilmu ini dapat mewujudkan impian tersebut,” ujarnya. “Ya.. tentu saja harus ada dukungan dari pihak sekolah atau madrasah,” tukasnya menambahkan. Selain menciptakan metode alHafidh, pemenang pertama Guru Teladan Umum Tingkat Prov Jatim (yang diselenggarakan Depag dan Depdikbud tahun 1990) ini juga menelorkan beberapa karya tulis. Seperti ‘Buku Harian Siswa’ yang sejak tahun 1996 dipakai oleh seluruh siswa SD/SLTP/SLTA di Jawa Timur. Juga buku ‘Memahami bahasa Shalat dan huruf al-Qur’an’, yang direkomendasikan Depdikbud Prov. Jatim tahun 1985 dan Kanwil Kemenag Prov. Jatim tahun 1996. Semua prestasi yang diraih H. Munib tak terlepas dari perjalanan hidup yang dilaluinya. Sejak tahun 1960 hingga 1962, dirinya bekerja sebagai Guru Agama SD. Setahun kemudian menjadi Guru Agama SMPN sampai tahun dengan tahun1968. Sedangkan tahun 1969 s/d 1995 sebagai Guru Agama SMAN. Lantas diangkat sebagai Pengawas PAI SLTP/SLTA N/S hingga tahun 2000. Dengan rutinitas yang semacam itu, tak pelak menjadikannya sebagai sosok pendidik dan pemerhati pendidikan. Meski telah purna tugas sejak 14 tahun silam, tetapi dirinya tetap berkeinginan untuk mendedikasikan hidupnya sebagai seorang “penebar manfaat” bagi orang lain. Terbukti, hingga kini masih aktif mengisi majlis-majlis taklim ataupun menghadiri undanganan sebagai seorang penceramah. Zainal Arifin
MENUTUP AIB Suatu malam, Umar bin Khaththab melakukan ronda malam bersama Abdullah bin Mas’ud. Pada tempat yang terpencil mereka berdua melihat kerlipan cahaya. Dari arah yang sama, mereka mendengar sayup-sayup suara orang bernyanyi. Keduanya mengikuti cahaya itu dan sampailah di sebuah rumah. Diam-diam Umar menyelinap masuk. Ia melihat seorang tua sedang duduk santai. Di hadapannya ada cawan minuman dan seorang perempuan yang sedang bernyanyi. Umar tidak tahan lalu menampakkan diri dan menghardik orang itu, “Belum pernah aku melihat pemandangan seburuk yang aku lihat malam mini. Seorang tua yang sedang menanti ajalnya !. Hai musuh Allah, apakah kamu mengira Allah akan menutup aib-mu padahal kamu berbuat maksiat?”. Lantas orang tua itu menjawab, “Janganlah tergesa-gesa, yaa Amiral Mukminin. Saya hanya berbuat maksiat satu kali. Sedangkan Anda, menentang Allah sampai tiga kali. Pertama, Anda telah mengintip (padahal Allah Swt telah berfirman, ‘Janganlah kamu mengintip keburukan orang’, QS.49 : 12). Kedua, Anda masuk rumah tidak lewat pintunya (padahal Allah Swt berfirman,’Masuklah ke rumahrumah dari pintunya’,QS.2 : 189). Ketiga, Anda telah menyelinap masuk rumah orang tanpa izin (padahal Allah Swt telah berpesan, ‘Janganlah kamu masuk ke rumah yang bukan rumahmu sebelum kamu meminta izin dan mengucapkan salam kepada orang yang ada di dalamnya’, QS.24 : 27). Umar menyadarinya lantas berkata, “Kamu benar”. Kemudian Umar keluar menggigit pakaiannya sambil bergumam dan menangis,”Celaka kau Umar, jika Allah tidak mengampunimu”. Selama beberapa waktu, orang tua tadi tidak menghadiri majelis (pengajian) Umar, sebagaimana biasanya. Pada suatu hari, orang tua tadi kembali mendatangi majelis Umar dan duduk dibarisan paling belakang, seolah ia ingin bersembunyi dari pandangan Umar. Tetapi Umar
melihatnya dan memanggilnya. Orang tua itu,lantas berdiri dan berjalan menghampiri Umar dengan penuh kehawatiran, jangan-jangan Khalifah akan mempermalukannya dengan apa yang pernah dilihatnya. Umar menyuruh mendekat, “Dekatkan telingamu kepadaku”. Lantas Umar berbisik kepadanya, “Demi Yang telah mengutus Muhammad dengan haq sebagai Rasul. Seorangpun tak akan kuberitahu apa yang telah kusaksikan pada dirimu. Begitu pula Ibnu Mas’ud yang ada bersamaku”. “Yaa Amiral Mukminin, dekatkan juga telingamu kepadaku”, kata orang tua tadi. Giliran dia berbisik, “Begitu pula
nganlah kamu mengintip-intip (mencari-cari) aib mereka. Barang siapa yang membongkar-bongkar aib saudaranya sesama Islam, (maka) Allah akan membongkar aibnya. Barang siapa yang dibongkar aib nya oleh Allah Swt, Allah akan mempermalukannya, bahkan di tengah keluarganya”. Rasul Saw, menyampaikan sabdanya dengan suara keras , seakan-akan beliau ingin agar orang-orang yang tinggal di kemah-kemahpun mendengarnya. Waktu itu, Nabi Saw baru saja selesai menunaikan shalat shubuh. Allah Swt, hanya akan membongkar aib orang yang suka mencari-cari
saya. Demi Yang mengutus Muhammad dengan haq sebagai Rasul. Saya tidak pernah kembali pada perbuatan itu sampai aku datang ke majelis ini”. Mendengar bisikan orang tua itu, Umar mengucapkan takbir dengan suara keras. Orang-orang yang hadir tidak tahu mengapa dan karena apa Umar bertakbir. (Hayat al-Shahabah dan Tafsir Al-Durr al-Mantsur, dalam Rakhmat, 1999). Kedua sahabat itu bersyukur karena telah berusaha saling menutup aib sesama Muslim. Mencari-cari kesalahan atau aib orang Islam disebut tajassus. Berkaitan dengan hal tersebut Rasulullah Saw, bersabda, “Wahai orangorang yang menyatakan Islam dengan lidahnya, tetapi iman belum masuk ke dalam qalbunya, janganlah kamu menyakiti kaum Muslim. Janganlah kamu mempermaluklan mereka. Ja-
aib orang lain. Salah satu bagian dari rahmaniyah (sifat kasih sayang) Allah Swt, ialah menutup aib para pendosa. Boleh jadi suatu saat ia menyadari kesalahannya dan kemudian segera bertaubat. Kalau kita mau jujur (sebagai orang biasa yang normal), betapa banyak kesalahan, dan keburukan yang telah kita lakukan tetapi Allah Swt menyembunyikannya dari mata dan telinga keluarga, dan orang lain. Sekiranya, semua kesalahan dan kejelekan kita diketahui orang lain, mungkin saja kita tidak akan pernah tenang bahkan bisa jadi kita tak akan tahan hidup lebih lama lagi (karena stress, depressi, dst). “Berbuat baiklah sebagaimana Allah Swt telah berbuat baik kepadamu” (QS. 28 : 77). Sembunyikanlah aib orang lain, sebagaimana Allah Swt telah menyembunyikan aib kita. Ahar MPA 338 / November 2014
19
Napak Tilas Hijrah Rasul Berada di Quba’
P
ada hari senin tanggal 8 Rabi’ulAwwal tahun ke-14 dari nubuwah atau tahun pertama dari hijrah, bertepatan dengan tanggal 23 September 622 M. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tiba di Quba’. Abdullah bin Az-Zubair menutur kan, tatkala kaum Muslimin di Madinah mendengar kabar tentang kepergian Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dari Makkah, maka setiap pagi mereka keluar menuju tanah lapang menunggu kedatangan beliau. Lalu mereka pulang tatkala panas matahari menyengat pada tengah hari. Suatu hari tatkala mereka sedang pulang setelah menunggu sekian lama dan tatkala mereka sudah masuk ke rumah masing-masing, ada seorang
20
MPA 338 / November 2014
Yahudi yang naik ke atas benteng mereka untuk suatu keperluan. Saat itu dia melihat Rasulullah dan rekanrekannya, membentuk titik putih yang kabur karena fatamorgana. Orang Yahudi itu tidak kuasa menahan diri untuk berteriak dengan suara nyaring, “Wahai semua orang Arab, itulah Kakek kalian yang kalian tunggutunggu.” Seketika itu orang-orang Islam pada keluar dari rumahnya –untuk membuktikan berita itu. Ibnul-Qayyim berkata, “Aku men dengar suara hiruk-pikuk dan takbir dikalangan Bani Amr bin Auf. Orangorang Islam bertakbir karena gembira akan kedatangan beliau. Mereka pun keluar rumah untuk menyongsong dan menyambut dengan ucapan selamat
atas nubuwah beliau, lalu mereka bergerombol di sekeliling beliau. Beliau diam dengan tenang, karena wahyu turun kepada beliau, “…Maka sesungguhnya Allah adalah Pelindungnya dan (begitu pula) Jibril dan orang-orang mukmin yang baik; dan selain dari itu malaikatmalaikat adalah penolongnya pula.” (QS. At-Tharim [66]: 4) Urwah bin Az-Zubair berkata, “Lalu mereka menyongsong kedatangan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Beliau berjalan dengan mereka hingga berhenti di Bani Amr bin Auf. Hal ini terjadi pada hari Senin bulan Rabi’ul-Awwal. Abu Bakar berdiri,
sementara beliau hanya duduk sambil diam. Orang-oran Anshar yang belum pernah melihat Rasulullah, mengira bahwa beliau adalah Abu Bakar yang berdiri itu. Tatkala panas matahari mengenai beliau, maka Abu Bakar segera memayungi beliau dengan mantelnya. Pada saat itulah mereka baru tahu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Semua penduduk Madinah berkeru mun untuk mengadakan penyambutan. Ini adalah hari yang sangat meriah. Sepanjang sejarahnya Madinah tidak pernah mengalami kejadian seperti itu. Saat itu orang-orang Yahudi juga bisa membenarkan pengabaran yang disampaikan Habaquq, sang Nabi, “Sesungguhnya Allah datang dari Taiman dan Sang Kudus datang dari Gunung Faran.” Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berada di Quba’ di rumah Kultsum bin Al-Hidm. Namun ada pendapat yang mengatakan bahwa beliau menetap dirumah Sa’d bin Khait samah. Pendapat yang pertama lebih kuat. Sementara itu, Ali bin Abi Thalib berada di Makkah selama tiga hari, untuk menyelesaikan urusan Rasulllah Shallallahu Alaihi wa Sallam dengan beberapa orang seperti yang dipesankan beliau. Setelah itu dia hijrah ke Madinah dengan cara berjalan kaki, hingga bertemu beliau di Quba’ dan juga menetap dirumah Kultsum bin Al-Hidm. Beliau berada di Quba’ selama empat hari, yaitu hari Senin, Selasa, Rabu dan Kamis. Disana beliau membangun masjid Quba’ dan shalat di dalamnya. Inilah masjid pertama yang didirikan atas dasar taqwa setelah nubuwah. Pada hari Jum’at, beliau melan jutkan perjalanan, dan Abu Bakar membonceng dibelakang beliau. Utu san dikirim kepada Bani An-Najjar yang terhitung masih paman beliau dari sang ibu. Mereka serombongan menuju Madinah. Shalat Jum’at dilakukan di Bani Salim bin Auf. Maka beliau melaksanakannya di masjid di tengah lembah. Jumlah mereka ada seratus orang.
Memasuki Madinah
Seusai shalat Jum’at Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam mema suki Madinah. Sejak hari itulah Yatsrib dinamakan Madinatur-Rasul Shallallahu Alaihi wa Sallam, yang kemudian disingkat dengan nama Madinah saja. Ini adalah hari yang sangat monumental. Semua rumah dan jalan ramai dengan suara tahmid
Maka sesungguhnya Allah adalah Pelindungnya dan (begitu pula) Jibril dan orang-orang mukmin yang baik; dan selain dari itu malaikatmalaikat adalah penolongnya pula (QS. At-Tharim [66]: 4)
dan taqdis. Sementara anak-anak gadis mereka mendendangkan bait-bait syair karena senang dan gembira. Sya’irnya, Thala’al Badru. Ini terjemahannya: “Purnama telah terbit di atas kami dari arah Tsaniyyatul-Wada’ kita wajib mengucap syukur dengan doa kepada Allah semata wahai orang yang diutus kepada kami kau datang membawa urusan yang ditaati.” Sekalipun orang-orang Anshar bukan termasuk orang-orang yang sangat kaya, tetapi setiap orang diantara mereka berharap agar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam singgah di rumahnya. Tidak ada satu rumahpun yang dilalui beliau melaikan mereka pasti memegang tali kekang onta beliau, sambil meminta agar beliau mau berkenan singgah dirumahnya. Baliau bersabda, “Berilah jalan kepada onta ini, karena ia adalah onta yang sudah diperintah.” Onta beliau terus berjalan hingga tiba disuatu tempat yang sekarang menjadi masjid Nabawy. Di tempat ini ia menderum. Namun beliau tidak turun dari punggungnya. Onta itu berdiri lagi, berjalan beberapa langkah, menoleh kepada beliau kembali dan menderum di tempat semula. Baru kemudian beliau turun dari punggungnya. Tempat itu berada di Bani An-Najjar, yang masih terhitung paman-paman beliau. Berkat taufik Allah beliau memang lebih senang singgah di tempat pamanpamannya. Dengan begitu beliau bisa memuliakan mereka. Semua orang berbicara tentang kasak-kusuk Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang akan singgah di rumah mereka. Maka Abu Ayyub Al-Anshary
segera mengambil pelana ontanya lalu memasukkannya ke dalam rumah. Melihat hal ini beliau bersabda: “Seseorang itu bersama pelananya.” Sementara As’ad bin Zurarah datang sambil memegangi tali kekang ontanya dan berada di dekat beliau. Dalam riwayat Al-Bukhary dari Anas disebutkan, Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bertanya, “Siapakah rumah kerabat kami yang paling dekat jaraknya?” Abu Ayyub menjawab, “Aku wahai Rasulullah. Itu rumahku dan itu pintunya.” Maka beliau beranjak dan Abu Ayyub menyiapkan tempat yang biasa dipergunakan untuk istirahat siang. Saat itu beliau bersabda, “Orang-orang yang berada pada barakah Allah.” Selang beberapa hari kemudian istri beliau, Saudah dan kedua putri beliau, Fatimah dan Ummu Kultsum tiba di Madinah, bersama-sama dengan Usamah bin Zaid, Ummu Aiman, Abdullah bin Abu Bakar, dan seluruh keluarga Abu Bakar, termasuk pula Aisyah. Sementara Zainab, putri beliau masih tinggal bersama suaminya, Abul-Ash di Makkah. Zainab belum memungkinkan untuk hijrah, dan baru hijrah setelah perang Badr. Aisyah berkata, “Tatkala Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sudah tiba di Madinah, sementara Abu Bakar dan Bilal merintih kesakitan, aku segera menemui keduanya dan bertanya, “Wahai ayah, bagaimana keadaanmu? Wahai Bilal bagaimana keadaanmu?”” Biasanya jika Abu Bakar terkena demam, ia akan menjawab dengan sebuah syair, “Kala pagi setiap orang bisa berkumpul bersama keluarga namun kematian lebih dekat daripada tali terompahnya.” Aisyah berkata, “Lalu aku mendatangi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan mengabarkan keadaan itu. Maka beliau bersabda, “Ya Allah, buatlah kami mencintai Madinah ini seperti cinta kami kepada Makkah atau bahkan lebih banyak lagi. Sebarkanlah kesehatan di Madiah, berkahilah ukuran dan timbangannya, singkirkanlah sakit dan demamnya dan sisakan air padanya.” Begitulah bagian dari kehidupan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, yang menandai berakhirnya satu paroh dakwah Islam yaitu periode Makkah. Diolah dari Sirah Nabawiyyah, Syaikh Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury. •AS
MPA 338 / November 2014
21
Indahnya Berkasih Sayang Oleh: Zainal Abidin *)
T
erkikis sudah -suasana kasih sayang di antara sesama -diakhir zaman. Seiring dengan perkem bangan zaman yang sulit ini, sifat membenci sering terjadi. Tak pandang bulu, apakah saudara atau suami isteri –mudah dihinggapi penyakit ini. Apalagi hanya sekedar teman dalam hidup ini. Virus berbahaya ini merobek-robek hampir sebagian besar hati insani. Akibatnya, lenyap sudah ketentraman dan kedamaian dalam kehidupan. Raut wajahpun - terbentuk menjadi masam, kecut, bengis, ganas, sadis –dan tak jelas warna air mukanya. Bak harimau lapar -ingin menerkam mangsanya. Terpancar diwajahya –air muka marah, dongkol, jengkel, sedih, dendam, dan bahkan putus asa. Mengapa itu semua bisa terjadi. Sesungguhnya, kalau kita mau kal kulasi, tentu banyak sebabnya. Namun, sumbernya adalah lahirnya sifat seseorang yang suka melihat kesalahan orang lain. Dan, tidak sempat melihat kesalahannya sendiri -walaupun sebesar tiga gunung Uhud (baca: Jabal
22
MPA 338 / November 2014
Uhud) di Madinah. Persis sindiran pepatah: Kuman di seberang lautan tampak. Gajah di pelupuk mata tak tampak. Kasihan. Ini yang mesti kita rubah. Caranya, kita jadikan diri ini lebih pandai mengorek diri sendiri –dari pada meme lototi aib orang lain. Umar bin Khatthab megingatkan: “hasibu anfusakum qabla antuhasabu”. Teliti(lah) dirimu sendiri, sebelum diteliti orang lain. Imam Ghazali dalam Ihya’ Ulu muddin memaparkan betapa indah nya suasana hati –bila seseorang sudah sanggup memasuki alam muhasabah, introspeksi. Alasannya, sifat (hampir sebagian besar) manusia –merasa tidak nyaman bila mendapat kritik dari orang lain, atas kesalahan yang diperbuatnya. Namun, seseorang akan lebih damai dalam hati -bila sanggup mengorek kesalahannya sendiri sebelum dikorek orang lain. Menurut Al Ghazali, mendidik diri sendiri –lebih berhasil daripada (terpaksa) dididik orang lain. Masalahnya, apakah kita sanggup melakukan perubahan itu? Mengapa
tidak? Hendaknya, nafsu jangan dibiarkan menguasai diri kita. Seba liknya, diri kita harus mampu menguasai nafsu. Sebab, kalau dibiarkan, nafsu itu akan mendorong seseorang untuk berbuat buruk. Tidak baik, dan tercela. Allah Swt mengingatkan:
“Dan Aku (kata Yusuf) tidak mem bebaskan diriku (dari kesalahan). Karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengam pun lagi Maha penyanyang.” (QS. Yusuf [12]: 53) Bagaimanapun, rasa kasih sayang diantara sesama mesti ditumbuhkan
kembali. Upaya melumpuhkan do rongan nafsu -harus lebih ditingkatkan. Sehingga, nafsu tidak berkuasa atas diri kita. Tidak mampu mencabik-cabik hati kita. Suasana dalam kehidupan ini –kembali menjadi segar dan indah lagi. Raut wajah menjadi sumrengah, ceria, dan gembira. Suasana dalam kehidupan terasa segar. Dada menjadi lapang. Nafas berubah panjang. Mata menjadi tajam dan cermat. Fikiran mejadi cerah dan cerdas. Badan tak mudah terasa capek. Semangat hidup -bangkit kembali. Hidup lebih produktif. Hidup dalam sausana penuh kasih sayang dan kedamaian –akan mem bentuk jiwa menjadi sehat. Jasmani menjadi kuat. Komunikasi menjadi lancar. Badan tidak mudah capek. Penyakitpun tak mudah menghinggap. Sebaliknya, bila telah sirna rasa kasih sayang, yang muncul adalah rasa benci dan denam. Suasa batin menjadi gersang. Menggemuruh darah amarah. Mata memerah - ganas. Raut wajah menjadi sadis, bahkan menghitam. Dada terasa sempit. Nafaspun berubah sesak. Fikiran ruwet. Perilakunya tidak konstruktif. Melainkan, distruktif. Suka menggebrak-gebrak. Menendang pot bunga. Nutup pintu kamar keras-keras. Cinkir dan gelas dibantingi. Anak isteri atau suami dimarahi –dengan tanpa sebab. Hampir semua yang ada disekelilingnya –gak ada yang beres. Brengsek semua. Hanya dia sendiri yang benar dan hebat. Padahal, kalau mau jujur, mungkin dia itu yang tidak beres. Lama-lama, orang semacam ini punya perasaan ingin keluar dari dunia. Berputus asa. Akibatnya, keluarga dan ingkungannya menjadi tidak terurus. Berantakan. Na’udzu billah. Padahal, hidup berkasih sayang diantara sesama itu -adalah menjadi simbul pengikut Nabi Muhamad Saw. Allah Swt berfirman:
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah (1)keras terhadap orang-orang kafir, (2)tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka (3)ruku' dan sujud (4)mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari (6)bekas sujud.” (QS. Al Fatah [48]: 29).
Hidup dalam sausana penuh kasih sayang dan kedamaian –akan mem bentuk jiwa menjadi sehat. Jasmani menjadi kuat. Komunikasi menjadi lancar. Badan tidak mudah capek. Penyakitpun tak mudah menghinggap.
Mau kemana lagi -kita mencari pemimpin –kalau bukan Rasulullah Saw. Beliau adalah kekasih Allah. Beliau adalah penuntun ke jalan yang benar. Beliau adalah pilihan Allah sebagai Rasul diakhi zaman. Khatam alAnbiya’ wa al-mursalin. Penutup para nabi dan utusan di muka bumi. Tidak ada gaya hidup bagi pengikut Nabi Saw, kecuali berkasih sayang di antara sesama. Guyup, rukun, damai, tentram, dan sejahtera. Ada hadits Nabi Saw:
Bersabda Rasulullah SAW : “Orangorang yang (mau) berkasih sayang, (maka) yang mengasihYang Maha Kasih Sa sayangi mereka. Kasih sayangilah siapa saja di atas bumi –(tentu) mengasihmu siapa saja yang ada di sayangi ka langit. Kasih sayang merupakan cabang dari Yang Maha Penyayang. Maka barangsiapa menyambungnya – Allah menyambungnya. Dan barangsiapa me mutusnya –Allah memutusnya pula.” (HR. Tirmidzi).
Begitu indahnya hadits Nabi ini. Allah Swt akan berbuat sebagaimana sikap manusia terhadap sesama makhluq di muka bumi ini. Bila manusia sanggup berbuat baik dengan yang lain, Allah juga berbuat seperti itu. Begitu pula sebaliknya. Bila makhluq manusia ini berbuat kejam dan jahat kepada orang lain, Allah-pun juga akan berbuat seperti itu pula kepadanya. Memang tidak bisa dipungkiri, di antara manusia –ada saja yang mempunyai hobby menebar fitnah kian kemari. Tujuannya, untuk cari muka. Dia merasa yang paling bersih dan benar. Orang lain, semuanya buruk dan jelek. Kemudian, gerakan membusukkan orang lain dilancarkan dengan membabi buta. Sudah bersifat seekor babi, dan, ditambah buta – sekalian. Sebutan “babi” saja sudah menunjukkan sifat binatang yang rendah. Ditambah “buta”. Jadi, sudah sangat amat keterlauan rendah, bodoh dan jahatnya. Bila diingatkan orang semacam ini, malah timbul sifat hewaniyahnya yang lebih ganas lagi. Gelap dan kalap. Hatinya memang telah tertutup sesuatu. Allah Swt berfirman:
“Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan pengli hatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.” (QS. Al-Baqarah [2]: 7). Jangan berputus asa menghadapi kelompok sadis semacm itu. Kalau mau, diingatkan baik-baik. Kalau tidak, ya biarkan dan doakan –semoga berubah pikiran. Sehingga mereka menjadi orang yang baik (lagi). Berkasih sayang adalah sesuatu yang mutlak menjadi sifat terpuji bagi umat Nabi Muhammad Saw. Bagaimanapun keadaannya, harus dibangun dan ditegakkan diantara sesama –guna mewujudkan kesejahteraan dan keba hagiaan hidup bersama di duninia yang fana ini. Biarkan orang lain (suka) membenci. Namun, kita tetap berkomunikasi dengan penuh kasih sayang yang sejati. Semoga. *) Penulis, Muballigh JawaTimur.
MPA 338 / November 2014
23
03
Peringatan Al-Qur’an Tentang Israel
S
ejak kemenangan pasukan Yasser Arafat pada pertempuran melawan Israel di daerah Karamah, gerilyawan Palestina tersebut merasa berkuasa dan melakukan pemungutan pajak secara illegal di dalam wilayah Jordan yang menjadi basis kekuatannya. Mereka membuat blokade jalan, mengambil alih kekuasaan dan melecehkan polisi Jordan. Pelecehan terhadap wanita-wanita lokal juga terjadi dalam masa tersebut. Raja Hussein menjadi berang dan memberlakukan hukum darurat perang. Pasukan Jordan menyerang PLO dan berhasil mengalahkan mereka. Sekitar 3500 gerilyawan dan rakyat sipil Palestina tewas dalam kejadian tersebut (kejadian ini terkenal dengan insiden Black September). Dua hari kemudian Arafat dan Hussein setuju untuk melakukan gencatan senjata. Sekitar 2000 gerilyawan Palestina akhirnya berhasil masuk Syria dan menyeberang ke Libanon untuk bergabung dengan pejuang Fatah yang ada di negara tersebut dan mendirikan markas baru. ~ Th.1962 didirikan Institute for the Translation of Hebrew Literature telah menterjemahkan naskah sastra budaya ke dalam 40 macama bahasa. ~ Th. 1964 pada pertemuan di Cairo liga Arab berininsiatif untuk membentuk sebuah organisasi yang mewakili kepentingan rakyat Palestina. ~ Pada 29 Mei 1964, Majelis Nasional Palestina lalu mengadakan pertemuan di Jerusalem Dari pertemuan ini akhirnya PLO terbentuk pada 2 Juni pada tahun yang sama. Meskipun Liga Arab mendukung terbentuknya PLO dan berdirinya negara Palestina merdeka namun mereka (terutama Mesir dan Jordan) tetap tidak memberikan hak kedau latan kepada rakyat Palestina atas wilayah Gaza dan Westbank. Yang dimaksud negara Palestina merdeka oleh Mesir dan Jordan pada saat itu adalah berdirinya negara Arab Palestina di wilayah Israel, bukan Gaza (yang tetap dianggap oleh Mesir sebagai wilayah kekuasaanya) atau
24
MPA 338 / November 2014
West Bank (yang dianggap sebagai bagian dari kekuasaan Jordan). ~ Th. 1964 Liga Arab membentuk Pales tine Liberation Organization (PLO). ~ TH. 29 Mei 1964 sebuah piagam PLO menyatakan bahwa Palestina dengan batas wilayah sebagaimana termaktub dalam mandat Inggris adalah sebuah kesatuan regional dan melarang aktifitas zionis dalam bentuk apapun. Dengan demi kian piagam ini menyatakan bahwa PLO tidak menga kui adanya negara Israel. PLO pada awalnya juga mem punyai kebijakan untuk menghan curkan-Israel. Baru setelah sekitar 30 tahun kemu dian PLO mengadopsi kebijakan "two state solution" dengan Israel dan Palestina hidup berdampingan dan mensyaratkan Jerusalem timur sebagai ibukota Palestina.
Berita terakhir:
Serangan udara "Israel" pada Kamis 5 Jumadil Akhir 1435 H / 6 April 2014 09:45 malam, Kerugian warga Palestina mencapai $ 3 juta, menurut statistik yang ditunjukkan oleh Chamber of Commerce Palestina. Pesawat tempur “Israel” menyerang sepuluh target di sepanjang Jalur Gaza, melukai seorang anak dan pria berusia 30 tahun. Serangan udara tersebut juga menye babkan kerusakan serius di pabrik-pabrik, sejumlah peternakan dan basis Hamas, sebuah pabrik mesin cuci juga menjadi sasaran dalam serangan roket-roket F16 Israel itu. Dari seringnya pertikaian bersenjata antara Israel dengan tetanggatetangganya, maka betapa banyak senjata dan amunisi ini, ternyata, ada cadangan senjata dan amunisi dalam jumlah sangat besar tersedia di negeri zionis ini. Jika seandainya Israel kehabisan amunisi, negeri itu dapat menggunakan timbu nan senjata Amerika bernilai hampir satu miliar dolar yang disim pan di Israel ini milik Amerika Serikat untuk melawan siapa saja. Sejauh ini, Israel belum meminta akses isi gudang senjata itu meski sedang bertikai
dengan Hamas di Gaza. Timbunan yang tidak diketahui orang ini secara resmi dikenal sebagai War Reserve Stockpile AmmunitionIsrael (WRSA-I) dan terjaga di Israel sejak tahun 1990-an oleh Komando Militer AS untuk Eropa (United States European Command). Program penimbunan senjata itu disetujui oleh kongres mencakup beberapa tahun belakangan ini. Congressional Research Service menyebutkan "Amerika Serikat menyim pan rudal, kendaraan lapis baja dan amunisi artileri" dalam gudang itu (Liputan6.com- ABC News (15/07/2014). Seorang pejabat pertahanan Amerika Serikat mengatakan bahwa "program ini mencakup timbunan amunisi yang dimiliki dan diatur oleh Amerika Serikat di Israel untuk pemakaian oleh pasukan AS maupun Israel." Pada awalnya, amunisi yang ada hanya senilai US$100 juta, tapi pada tahun 2010 Kongres menyetujui tambahan amunisi senilai US $800 juta. Pejabat pertahanan itu mengatakan bahwa jumlah amunisi dalam timbunan itu sekarang bernilai US$1 miliar. Dr. Ashraf Al-Qedra Juru Bicara Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, mengatakan bahwa korban syahid sejak agresi Israel sampai saat ini mencapai 548 syahid dan 3300 luka-luka. Pembantaian terkini Israel telah membunuh 15 anggota keluarga di Gaza dan pembantaian Zionis Israel di desa Syujaiyah Ahad kemarin mengakibatkan sedikitnya 72 syahid dan 400 orang terluka, 27 orang (L/Nidiya/P08/P02)
Catatan lain:
Negara Israel sekarang ngetop mengungguli semua kemajuan dunia hampir dalam seluruh bidang kehidupan: Sebagian kecil dari padanya dapat kita catat sebagai berikut: ~ Dalam bidang sarana prasarana: Tercatat bahwa Israel kini memiliki 18.096 kilometer jalan beraspal; 5.715 bus berjadwal rutin berbagai perusahaan angkutan. Rel kereta api Israel merambah sepanjang 949: jumlah penumpang kereta api setiap
Pengasuh : Prof. Imam Muchlas, MA
tahunnya telah meningkat menjadi 35 juta pada tahun 2008. Rel kereta api sekitar 6,8 juta ton kargo setiap tahunnya. ~ Dalam bidang pendidikan Israel memiliki angka harapan sekolah( anak berumur 4 tahun) tertinggi di dunia. Israel juga memiliki angka melek huruf tertinggi di seluruh Asia.. ~ Perpustakaan Universitas dan Nasional Yahudi menyimpan bukubuku bertopik Yahudi terbesar di dunia. Statistk-Unesco 1987 mencatat bahwa rata-rata setiap satu juta warga Israel terdiri dari 16.000 orang pakar spesialis ahli (Profesor) dalam cabang disiplin ilmu masing-masing, Amerika=6.500 pakar, Jepang=6.500 pakar, Uni Sovyet=5000 pakar, Prancis=4.500 pakar, India=1.300 pakar, Mesir=367 pakar, Turki=353 pakar, Indonesia=64 pakar per satu juta warga negara.(Indonesia 64 dibanding Israel 16.000 profesor!). ~ Th. 1997 sebanyak 38% kaum Yahudi itu adalah pendatang baru bukan kelahiran Israel-Palestina. Sehingga kebudayaan mereka terbawa dari 100 budaya kota di dunia. ~ Sejak th. 2000 Israel merupakan negara yang terdepan dalam hal jumlah artikel ilmiah. Israel juga mengedepankan penggunaan energi surya dan memiliki teknologi energi surya yang terdepan dan perusahaanperusahan tenaga surya Israel mengerjakan proyek-proyeknya di seluruh dunia. Lebih dari 90% rumah penduduk Israel menggunakan tenaga surya untuk pengadaan air panas dan merupakan penggunaan per kapita yang tertinggi di dunia. ~ Tahun 2002 Israel mempunyai dar hidup diatas hampir stan semua negara di dunia, yaitu GDP= $103.69 milyar maka pukul rata satu orang=$15,790milyar. ~ Th.2002 sejumlah 861.867 orang
turis mengunjungi Israel yang menghabiskan uangnya di Israel sebanyak $ 1.2 milayar. Banyak kaum Nasrani suka mengunjungi Betleham, Nazareth.
menjadi benci dan dengki kepada bangsa Arab lebih-lebih kepada Rasulullah Muhammad Saw. Allah berfirman:
BAB DUA Kaum Bani Israel dalam Al-Quran
Masalah ke-2: Peringatan apa saja oleh Al-Quran terhadap kaum Bani Irail itu? Jawaban sementara: Al-Quran mencatat banyak kisah riwayat kaum Bani Israil yang negatif di samping beberapa ayat yang positif. Agama Yahudi itu berasal dari wahyu dari Allah kepada Nabi Musa dan dalam perkembangannya Agama Yahudi menjadi agama kaum Bani Israil, sehingga jarang sekali bangsa di luar Bani Israil yang memeluk Agama Yahudi. Kemudian Agama Yahudi membentuk diri dengan keistimewaan atau ajaran-ajaran khusus yang tidak ada dalam ajaran agama di luar Yahudi. Terakhir tercatat bahwa Agama Yahudi didominasi oleh kaum Bani Israil dengan ciri-ciri khusus, agama didekte oleh tokoh-tokohnya yang suka mengubah kitab suci, pengadilan yang diskriminatif, menganggap bangsa Yahudi sebagai kekasih Tuhan, boleh berbuat sesuka hatinya kepada orang bodoh, orang awam lebih-lebih orang Arab. Di dalam kitab suci Agama Yahudi tercatat ramalan Nabi Musa atau nubuat akan datangnya nabi akhir zaman dan berita ini juga termaktub dalam Kitab Injil oleh disabdakan oleh Nabi Isa a.s, sehingga berita ini terdengar sampai kepada masyarakat Arab Jahiliyah. Kaum Yahudi sangat menanti-nantikan akan datangnya nabi akhir zaman ini muncul dari wangsa Bani Israil. Tetapi ternyata ketika Nabi Muhammad itu diutus oleh Allah menjadi nabi akhir zaman, maka kaum Yahudi sangat kecewa bahkan berkembang
“Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada keka firan setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Se sungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (S.2 Al-Bqarah 109). Kenabian Muhammad dan kele bihan Al-Quran terbukti mengalahkan semua kitab dan agama selain Islam. ~ Tafsir Ath-Thabari (J-1h322) men catat bahwa nabi akhir zaman sudah diramalkan oleh Nabi Musa dalam Taurat dan Nabi ‘Isa dalam Injil dan nabi ini akan meneruskan ajaran Taurat dan Injil. Maka kaum Yahudi berdo’a mohon segera datangnya nabi itu dan Allah menolong mereka mengalahkan musuhnya yaitu bangsa Arab. Tiba-tiba ketika Allah mengangkat Muhammad dari bangsa Arab menjadi nabi akhir zaman ini maka meledaklah dengki dan dendamnya kepada bangsa Arab dan Nabi Muhammad Saw. maka Allah mengutuk dan melaknat mereka. Peringatan Allah itu termaktub di dalam Al-Quran di berbagai macam ayat dan surat.
Sifat dan watak kaum Bani Israil tercatat dalam Al-Quran:
* Akidah Judul & Masalah
S=no.surat, a=no.ayat
Mengaku beragama dengan agama Ibrahim Mengajarkan:Ibrahim itu beragama Yahudi Memang sudah kufur dan keterlaluan Berlomba mengajak kufur Mengangkat ‘Uzair sebagai Anak Tuhan Mengaku kekasih Tuhan Memilih ketua yang kafir nolak yg.beriman Memilih jalan sesat menolak hidayah Percaya kepada berhala Menyembah anak lembu
S.2 Al-Baqarah 133-137 S.2 Al-Baqarah 140 S.5 Al-Maidah 32;S.5 Al-Maidah 64 S.5 Al-Maidah 41 S.2 Al-Baqarah 116 ;S.9 Taubat 30-3 S.5 Al-Maidah 18 S. 5 Al-Maidah 80 S.4 An-Nisa` 44;S.2 Al-Baqart\ah174S.4 An-Nisa` 51 S.2a5154:S.2a93;S.4a153;S.7a148;S.7a 152; S.20 a88;S.7 Al-A’raf 138; bersambung...
MPA 338 / November 2014
25
Nuril Huda, SH, S. Pd.I, MH :
Pegangi Falsafah Jawa dalam Mengemban Tugas
Tak ada yang beda dari Nuril Huda, S.Pd.I, SH, MH. Meski sejak 1 Juli 2014 dirinya telah dilantik sebagai Kepala Kankemenag Kab. Lumajang, tetapi penampilannya masih seperti sedia kala; sederhana, akrab dan bersahaja. “Jadi orang itu jangan adigang adigung adiguno. Wajar.. biasa-biasa saja,” tukasnya singkat. Yang terpenting, lanjutnya, sebagai seorang pimpinan itu harus bisa Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Bagaimana di depan bisa menjadi teladan, di tengah bisa memberikan bimbingan dan pendampingan, serta di belakang dapat memberikan dorongan agar orang lain bisa maju dan berkembang. Dengan prinsip itulah visi dan misi dalam bertugas akan berjalan dengan baik. Sebab keberadaan kita bisa diterima oleh semua pihak, kita bisa bekerja dengan baik dan lancar, aman dan terkendali. “Yang tak kalah pentingnya, bagaimana kita memahami semua regulasi dengan benar. Dengan begitu penerapannya juga akan menjadi benar pula,” tegasnya. “Ingat, semua kesalahan yang terjadi diakibatkan pemahaman regulasi yang tidak benar,” tandasnya menekankan. Mantan Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kankemenag Kota Mojokerto ini, dikenal sebagai lelaki yang religius. Maklum, dirinya memang terlahir dari keluarga yang kental agamanya. Lelaki berkumis tipis dan murah senyum ini lahir dari pasangan H. Imam Affandi (tokoh masyarakat) dan Hj. Siti Fatimah (tokoh agama) di di desa Senden, kecamatan Pagu, kabupaten Kediri. Sayangnya, ayahnya tak berumur panjang. Sehingga anak ketiga dari lima bersaudara ini harus rela masa kecilnya hanya ditunggui ibunya semata. Namun dengan tekad dan doa sang ibu mampu mengantarkan kelima anaknya untuk meneruskan perjuangan orangtuanya berkecimpung di bidang keagamaan. Dalam meniti karir, menurut alumnus Pasca Sarjana Uni-
26
MPA 338 / November 2014
versitas 17 Agustus 1945 Surabaya jurusan hukum ini, hendaklah dilandasi tiga motto. Pertama, hiduplah dengan ilmu pengetahuan dan teknologi agar hidup menjadi mudah. Kedua, hiduplah dengan agama supaya hidup bermakna dan terarah. Dan yang ketiga, hiduplah kamu dengan seni agar hidup lebih halus dan indah. Tak hanya dalam karir, dalam berumah tanggapun dirinya kebilang sukses. Bersama pendamping setia, Hj Suswati NH, A.Md. Keb. – PNS Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, mereka hidup bahagia bersama tiga anak tercinta. Putri sulungnya, Ula Dewi Nurlaili, adalah seorang jaksa yang bersuamikan Moh, Masrun SH juga seorang jaksa. Sedangkan putri kedua, dr Ina Dewi Ardiani, kini menjadi dokter pada Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto yang dipersunting Guruh Tio Ibi Purwo, SH yang bekerja di Balai Diklat Perindustrian Surabaya. Sementara si bungsu Muhammad Rizal Habibi, ST, adalah alumnus ITS Surabaya yang kini sedang menyelesaikan studi beasiswa S2 prodi Manajemen Bisnis di Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM). Sedangkan gadis yang menjadi pilihan pendamping hidupnya, adalah dr Yohana Indrasari alumni kedokteran UNS Solo. Disamping kesibukannya di Kemenag, Nuril Huda juga membuka konsultasi hukum bagi masyarakat yang membutuhkan. Disamping itu juga aktif di kampus sebagai dosen agama pada Akper Kosgoro dan dosen STIT Yayasan Pendidikan dan Pondok Pesantren yang diasuh DR. KH. Zainul Ibad, Lc, serta di Yayasan Pendidikan dan Pondok Pesantren
Nuril Huda, S.Pd.I, SH, MH, bersama keluarga Sabilul Muttaqin Mojosari dibawah asuhan DR. KH. Abdurrahim, SH, MH. Jenjang karirnya, bermula sebagai PNS di Kankemenag Kota Mojokerto pada tahun 1984. Setelah di staf Umum lantas ditugaskan sebagai staf seksi Urais. Dari sinilah kemudian dirinya menduduki jabatan Kasubsi Binwin (Bimbingan Perkawinan), lalu Kasubsi Masjawaib (kemasjidan, wakaf dan ibadah sosial), dan kemudian menjabat Kasi Pendais. Akibat peleburan Pendais dan Pergurais, dirinya diberi amanah sebagai penyelengara Zawa. Setelah itu diangkat sebagai Kasi Mapenda, lalu mutasi ke Kasi Haji dan lantas menjai Kasubbag TU. Tom
PP. Mambaul Hisan Gresik
Tetap Konsisten Membina Santri Cilik
KH. M. Makinun Amin Mau tahu bengkel bocah? Bertandanglah ke pesantren Mambaul Hisan, Sidayu, Gresik. Di pondok ini, beragam model kenakalan bocah mampu diperbaiki. Dengan sedikit sentuhan dan tanpa bantuan seorang psikiaterpun, anak yang tadinya super nakal berubah menjadi anak yang patuh. Pernah suatu ketika ada keluarga Muslim asal Hongkong menitipkan anaknya di pesantren yang terletak di Jl. KH. Munawwar ini. Sebab dia merasa angkat tangan dengan tingkat kenakalan anaknya. Bayangkan, masih seusia bocah tapi anak tersebut sudah kecanduan video porno. “Kedua orangtuanya sibuk bekerja di luar rumah, sehingga tak sempat mengawasi anaknya. Anak itu sehari-harinya cuma hidup dengan pembantu di rumah,” terang KH. M. Makinun Amin. Setelah enam bulan nyatri, tutur pengasuh PP. Mambaul Hisan ini, ternyata sudah ada perubahan yang mencolok pada diri si anak. Sang wali santripun heran. Saking takjubnya, meluncur dari bibirnya bahwa
perubahan anaknya itu lantaran disuwuk. Mendengar hal itu, sang Kiai hanya tersenyum geli. “Tidak ada yang namanya suwuk atau sulap. Semua berkat lingkungan sosial pesantren yang mendukung,” ujarnya seraya melepas tawa. Lingkungan sosial, memang sangat mewarnai perilaku sesorang – meskipun tidak secara mutlak. Sebab banyak faktor lain yang bisa membentuk pertumbuhan seorang anak. Diantaranya, adalah latar belakang keluarga, orangtua dan
pendidikan. Lantas apa kiat pesantren spesialis anak ini dalam menjinakkan kenakalan bocah-bocah? Menurut putra kelima KH. Muhammad bin Syofwan ini, tak ada strategi khusus yang digunakannya. Apalagi harus membentuk tim psikiater anak. “Semua berjalan alamiah. Biasa-biasa saja,” jawabnya bersahaja. Sejatinya, semuanya itu mudah. Kunci keberhasilan pesantren yang didirikan KH. Muhammad bin Shafwan pada 1949 silam ini, terletak pada keseragaman kehiduapan keseharian santri. “Sedangkan diluar pesantren kan tidak demikian. Ada anak yang makan sate, sementara yang lain tidak. Ini tentu bisa memicu kecemburuan sosial,” terangnya. “Jadi, betapa penting sebuah penyeragamam dalam lingkungan kehidupan itu,” ujar ayah tujuh anak ini menandaskan. Pernah suatu ketika ada santri cilik yang bandelnya di luar batas kewajaran. Lantas santri-santri lainnya menjauh karena tak mau jadi korban kejahilannya. Sebagai
Inilah lokasi dab bangunan cikal bakal pesantren
anak kecil, tentu dia tidak ingin terus-menerus dijauhi teman-temannya. “Nah, lambat laun perilakunya dengan sendirinya berubah,” paparnya. Namun demikian, tegasnya, ketika orangtua memasukkan anaknya ke pesantren mereka harus jujur perihal kondisi anaknya. Ini dimaksudkan agar pengasuh tahu detil karakter santri, sehingga memudahkan pengawasannya. “Tapi ya.. masih sering dijumpai wali santri yang menutup-nutupi kondisi anaknya,” katanya menyayangkan. Mungkin saja orangtua merasa malu, karena keduanya telah bercerai misalnya. Padahal ini sangat berpengaruh terhadap psikologis anak ke depan. “Seumpama sedari awal orangtua mau jujur, insyaAllah sudah kita siapkan antisipasinya,” imbuh Kiai Kinun – demikian dirinya biasa disapa – serius. Dengan mengetahui psikologis dan latar belakang keluarga, tentu akan sangat membantu dalam proses pembelajaran santri. Tapi yang lebih penting lagi, adalah bagaimana menciptakan suasana nyaman bagi santri – yang rata-rata berusia lima tahun. Tentu saja, model pembelajaran dihindarkan dari karakter yang mendikte. Di sisi lain, para santri cilik wajib dikenalkan dengan nilai-nilai al-Qur’an. “Ini sangat mengurangi tingkat kenakalan anak dan bahkan mengubahnya menjadi pribadi yang disiplin,” ujarnya. Karena rata-rata santri berusia TK, sajian menu pembelajarananya adalah membaca dan menulis huruf Hijaiyah. Menulis bagi anak itu seperti menggambar. Ini sangat bermanfaat melatih saraf motoriknya. “Jadi nggak perlu banyak matapelajaran. Sebab mendidik anak itu harus sesuai dengan tingkat
Gedung tempat belajar santri
MPA 338 / November 2014
27
tidak mau sekolah lagi. Dia hanya menginginkan kembali ke pesantren. “Sebab di sini anak sudah merasa nyaman bersama teman dan lingkungan barunya,” tukasnya menerangkan. Namun demikian, ungkap pria kelahiran Gresik tahun 1952 ini, bukan berarti pesantren tak memiliki persoalan seputar masalah bocah. Tak sedikit santri baru yang menangis sepanjang
Para santri belajar memaknai kitab kuning usianya,” jelasnya. “Kita usahakan anakanak merasa belajar laiknya di rumah sendiri, sehingga mereka tak merasa dipaksa-paksa,” ungkap suami Elok Furoidah ini membuka kiat pendidikannya. Jika santri nyaman belajar, ulasnya, tentu mereka tak akan kehilangan konsentrasi belajar. Terbukti, dengan jadwal mengaji yang sehari lima kali – selepas Shubuh, ba’da Dhuhur dan Ashar, sehabis Maghrib dan selepas Isya’, jarang dijumpai santri yang berkeliaran di luar ataupun berlarian di dalam kelas. Tentu itu sangat berbeda dengan beberapa tempat mengaji al-Qur’an lainnya. Banyak anak yang kehilangan fokus belajar, sehingga berlarian kesana kemari. Itu akibat banyaknya orangtua yang sepanjang pengajian menunggui anak-anaknya. Sehingga anak menjadi kehilangan kemandirian, karena ketergantungannya semakin tinggi. “Itulah yang membuat daya fikir anak-anak tak bisa lepas. Jadi tak terasa, ternyata justru orangtua sendiri yang menghalangi anaknya untuk mandiri,” kritiknya mengingatkan. Hal semacam itu kerap terjadi bagi wali santri baru. Lantaran tak tega melepas anaknya di pesantren, dia nekat membawanya pulang. Tapi saat di rumah, justru anaknya
28
MPA 338 / November 2014
(alm.) KH. Muhammad bin Shofwan. Metode tersebut dikenal cukup ampuh dalam mengajarkan baca tulis al-Qur’an secara paripurna. Tak heran jika banyak wali santri dari berbagai daerah menitipkan anaknya untuk menimbah ilmu di sini. Saking membludaknya santri dan terbatasnya daya tampung, di tahun 1985-an para santri terpaksa diinapkan di rumah-rumah penduduk. “Pemilik rumah diberi mandat sebagai ibu/bapak asrama, yang memenuhi segala kebutuhan dan mengawasi santri.
Santri belajar kitab kuning
waktu hingga tersesat di jalan. Untuk mengatasi hal semacam itu, setiap 5-7 santri cilik sudah ada santri senior yang “menjadi” bapak/ibu asuhnya. “Nah, dialah yang mengurus segala kebutuhan santri cilik mulai mandi, makan, hingga mengatur uang sakunya,” tutur ayah 7 anak ini memaparkan. Sejak berdiri, pondok Mambaul Hisan memang konsen pada pendidikan al-Qur’an khusus anak-anak. Bahkan jauh sebelum dikenalkan beragam metode pengenalan baca tulis al-Qur’an, pesantren ini sudah memiliki metode sendiri – yang dikenal dengan ‘Metode Sedayu’, karya sang pendiri pesantren
Tengah belajar metode Sidayu
Waktu itu jumlahnya mencapai 150 rumah penduduk,” kenangnya dengan tersenyum. Hal itu wajar, mengingat masa-masa awal pendirian pesantren hanya menerima santri usia TK saja. Namun seiring permintaan masyarakat, kini menerima siswa usia SD dan SMP. Bahkan tingkat SMApun juga ditampungnya. Komposisinya; santri usia TK 40 persen, sedangkan santri usia SD, SMP dan SMA sebanyak 60 persen. Pesantren Mambaul Hisan, kini terdiri dari empat komplek asrama dengan masingmasing pengasuh. KH. Abdul Muqsith pengasuh Mambaul Hisan Timur, KH. M. Makinun Amin, pengasuh Mambaul Hisan Barat dan KH. Abdul Ghofur pemamangku Mambaul Hisan Selatan. Pihak pondok juga mengembangkan sayap dengan membuka cabang-cabang di berbagai daerah di Indonesia; mulai Jawa, Nusa Tenggara, hingga ke Sumatra. Inilah bukti eksistensi pesantren Mambaul Hisan, dengan metode pembelajaran al-Qur’an khas Sidayu. Meski ada anggapan metode ini “terlalu kolot’, tapi nyatanya hingga kini masih menjadi rujukan dalam pembelajaran al-Qur’an – khususnya bagi anakanak usia dini. Suprianto
Kunjungan Silaturahim FKUB Jawa Timur ke Sumatera Utara (bagian 2 habis) Catatan Perjalanan Dilaporkan oleh : Abdul Hadi AR. SUMBER EKONOMI DAN DESTINASI PARIWISATA ; Hasil sumber daya alam daerah Sumut terdiri dari : pertanian, perkebunan, pertambangan, perikanan, dan wisata alam. Produk pertanian holtikultura seperti, sayuran, jeruk, dan buah-buahan termasuk durian dipasarkan baik ke provinsi lain maupun diekspor ke Malaysia dan Singapura. Sedangkan produk palawijanya meliputi, jagung, kedelai, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah. Menurut Pak Wagub, “untuk beras Sumut sudah swasembada”. Area perkebunannya sangat luas, sekaligus menjadi primadona perekonomian Sumut. Terdapat sekitar 23 komoditi perkebunan diantaranya, sawit, karet, kopi, teh, kakao, dan selada. Selain menghasilkan CPO (crude palm oil), kelapa sawit juga dapat diolah menjadi, margarine, ice cream, sabun mandi, shampo, dan plastik, juga bermanfaat pada industri tekstil dan kulit. Perusahaan pengelolanya ada yang dari swasta (al. Malaysia) dan pemerintah/ BUMN seperti PTPN II,III, dan IV. Pertambangan emas terdapat di Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan. PT Aqincourt Resources, adalah perusahaan tambang yang melakukan eksplorasi sebanyak 6,3 ton pertahun selama 10 tahun yang telah dimulai sejak 2010. Juga perusahaan PT Inalum, yang memproduksi almunium dan turunannya, yang kabarnya baru lepas dari manajemen Jepang dan sekarang dikelola sendiri oleh BUMN. Begitu pula dengan keindahan alamnya yang bernilai ekonomis, seperti keindahan Pantai Cermin di Serdang Badagai, Danau Toba di Parapat dan Air Terjun Sigura-gura Kab.Toba Samosir dengan ketinggian 250 M, Bukit Siatas Barita di Tapanuli Utara, Pulau Poncan dan Pulau Mursala di Tapian Nauli Sibolga, Hillpark Sibolangit, Bukit Lawang di Langkat, Pulau Bangkaru dengan penyu-nya, jungle-tracking di desa Haloan Pulau Tuangku, snorkeling dibawah guyuran hujan di Pulau Tailana, bermain kayak dan sun-bathing di Pulau Palambak dengan air laut
berwarna tosca yang jernih sekali, dan di sejumlah daerah lain adalah sisi-sisi panorama yang telah menjadi destinasi pariwisata khas Sumut. Melihat peta geografis, demografis, antropologis, serta sumber ekonomi dan kekayaan alamnya, maka Sumut tergolong provinsi yang kaya. “Tetapi tidak semua pendapatan secara otomatis masuk ke PAD Provinsi Sumut, karena untuk BUMN dan atau perusahaan nasional ditangani langsung oleh Pemerintah Pusat”, kata Pak Umar Humas FKUB Sumut. Setelah mengenal selintas tentang anatomi Sumut, tentu perlu mengetahui sejauh mana tingkat kondusifitas kerukunan umat beragama dan kiprah FKUB Provinsi Sumut, sebagaimana dinyatakan oleh Pak Wagub dan Pak Maratua dalam penjelasan saat dialog sebelumnya. KONDISI, DAN PERAN STRATEGIS FKUB “Salam Kerukunan”, demikian Pak Maratua membuka dan mengawali penjelasannya. Lalu dijawab oleh hadirin dengan jawaban yang sama “Salam Kerukunan”. Sebuah salam khas FKUB Sumut. Keragaman agama, etnis, budaya, merupakan modal social yang memiliki daya dukung posistif bagi kerukunan umat beragama tetapi sekaligus juga bisa berpotensi menimbulkan konflik yang justru akan mmenghambat terwujudnya kerukunan itu sendiri. Oleh karena itu dalam kehidupan keseharian masyarakat Sumut yang majemuk dan multi-etnik itu bisa terjalin keharmonisan di satu sisi, sementara disisi yang lain juga bisa terjadi pertentangan dan konflik. Namun demikian, sejauh ini masyarakat Sumut sudah memiliki mekanisme peredam konflik tersendiri. Antara lain melalui mekanisme local wisdom (seperti konsep dalihan natolu/tiga tungku, system kekerabatan dalam bentuk marga), pengayoman pemerintah, juga kepemimpinan lembaga keagamaan dan atau pilar-pilar kerukunan (seperti Majelis-majelis agama, Forum Komunikasi Lintas Adat/Forkala,
Forum Pembauran Kebangsaan/FPK, Pos Pemuda Lintas Agama/PPLA, Forum Komunkasi Pemuka Antar Agama/ FKPA. Jauh sebelum terbentuknya Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), di Sumut sudah ada FKPA yang berdiri tahun 1996 yang diketuai oleh Prof. DR. HM. Ridwan Lubis dari MUI dan sekretarisnya JA. Ferdinandus dari PGI. Dalam perkembangan selanjutnya, berdasarkan PBM No.9 dan 8 tahun 2006, maka dibentuklah FKUB periode 5 tahun pertama yang dikukuhkan melalui SK Gubernur Sumut No:450/417/K/2007, tgl 22 Maret 2007. Sedangkan untuk periode kedua, dikukuhkan berdasarkan SK Gubernur Sumut No: 188.44/362/ KPTS/2012 dan No: 188.44/963/KPTS/ 2013 tentang Perubahan atas Keputusan Gubernur Sumut No: 188.44/362/ KPTS/2012 tentang Komposisi Keanggotaan FKUB Provinsi Sumut Periode 2012-2017, yang diketuai oleh Dr. H. Maratua Simanjuntak. Dengan jumlah anggota keseluruhan 21 orang (yang terdiri dari unsur Islam 11 orang, Kristen 5 orang, Katolik 2 orang, dan Hindu, Budha, Konghucu, masing-masing 1 orang). Dalam menjalankan tugas pokok, dan fungsinya, disamping ‘salam kerukunan’ untuk mempererat hubungan, “FKUB Sumut mempunyai motto : ‘akidah terjamin kerukunan terjalin’. Dengan Visi : ‘Menjadikan kerukunan beragama sebagai suatu kebutuhan dalam pemberhasilan pembangunan untuk mencapai kesejahteraan hidup dunia dan akhirat”, kata Pak Maratua menambahkan penjelasannya. Untuk mewujudkan visi tersebut, ditempuh melalui 4 Missi, 5 Tugas Pokok, 7 Fungsi, 4 Tujuan, serta 9 Renstra, yang kesemuanya mengacu dan PBM 2006, Peraturan per- UU terkait dengan KUB, dan kebijakan Pemda. Setidaknya ada 13 factor pendukung KUB di Sumut, yaitu : 1).Sikap terbuka, 2).Kesadaran metropolitan, 3).Peran dan keteladanan tokoh agama / etnis, 4).Mekanisme dialogis dan musyawarah, 5).Solusi bijak yg melibatkan MPA 338 / November 2014
29
semua pihak, 6).Derajat damai yg didukung situasi kondusif KUB, 7). Pendekatan agama, 8). Poleksosbud, 9). Masyarakat Sumut terbentuk dengan karakter keberanian- keterbukaan- ketegasan, 10). Kearifan local, 11). Afinitas antara agama dan etnisitas, 12). Solidaritas umat beragama dan pergaulan akrab antar pemuka agama, 13). Serta keterbukaan terhadap budaya lain. Dalam upaya pelestarian keharmonisan antar umat beragama dan penguatan kerukunan di Sumut, disamping ditunjang faktor pendukung juga terdapat setidaknya 8 faktor penghambat, seperti : 1). Masih kurangnya wawasan sebagain tokoh agama peserta dialog mengenai agama lain. 2). Masih kurang efektifnya sosialisasi pelaksanaan regulasi, baik karena status hukumnya yang dipersoalkan, maupun kurangnya pemahaman sebagaian aparat pemerintah terhadap regulasi tersebut. 3). Adanya paham radikal di sebagian kecil kelompok agama. 4). Kurangnya pengembangan model/system pencegahan konflik secara dini. 5). Adanya issue pemurtadan dan pendangkalan aqidah, melalui penyiaran agama kepada orang yang sudah menganut agama tertentu dengan imbalan materi atau dilakukan melalui hubungan perkawinan. 6). Persoalan pendirian rumah ibadat atau cara penyiaran/pnyebaran agama yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta adanya penistaan/penodaan agama. 7). Adanya salah paham/informasi diantara pemeluk agama, termasuk yang dipicu oleh pemberitaan sebagian media yang tidak berorientasi kepada ‘jurnalisme – damai’. 8). Kurangnya kesadaran pluralitas (bukan pluralisme yang menyamakan semua agama), sehingga memunculkan penolakan terhadap ‘regulasi kerukunan’. Disamping factor pendukung dan penghambat diatas, setidaknya ada 12 potensi penyebab terjadinya konflik di Sumut (menurut hasil penelitian Pak Nisful Khoir dan Pak Arifinsyah dosen IAIN Sumut), sbb : 1). Kondisi geografis (membentuk polarisasi kedaerahan yang membuat sikap dan karakteristik yang berbeda). 2). Kondisi demografis (berpengaruh kepada struktur kependudukan yang majemuk, sehingga bisa memunculkan kepentingan yang berbeda). 3). Kebijakan pemerintah dalam pembangunan daerah yang tidak merata dan tidak adil bisa mengundang kecemburuan. 4). Terjadinya benturan antara ke30
MPA 338 / November 2014
lompok-kelompok radikal dalam agamaagama yang ada. 5).Hubungan mayoritas – minoritas yang tidak /yang belum harmonis. 6). Kesenjangan ekonomi. 7). Kepentingan politik. 8). Pendirian Rumah Ibadat yang tidak sesuai dengan peraturan per-UU yang berlaku. 9). Penyiaran agama kepada orang yang sudah menganut agama tertentu dengan imbalan materi khususnya didaerah terpencil. 10). Adanya kelompok yang secara diam-diam mengadu domba umat lewat selebaran atau fotocopy yang berbau SARA atau semacamnya. 11). Perselisihan individu, kelompok, organisasi, akhirnya dapat memicu konflik keagamaan. 12). Penggunaan rumah tempat tinggal atau rumah toko di fungsikan sebagai rumah/tempat peribadatan. Selama ini setidaknya sudah terjadi sebanyak 15 kasus konflik agama di Sumut. Khususnya berkaitan dengan kasus rumah ibadat, baik karena penolakan maupun karena dibakar/terbakar, serta kasus penodaan agama, yang meliputi : 5 buah masjid, 6 buah gereja, 3 buah vihara, dan berkaitan gambar Dewa Ganesha dan Krisna (Hindu 1 buah). Ormas-ormas keagamaan yang berkembang di Sumut juga lumayan banyak, tercatat sekitar : 71 Orgam Islam, 69 orgam Kristen, 9 orgam Katolik, 23 orgam Budha, 3 orgam Hindu, dan 2 orgam Konghucu Menurut Pak Maratua, “Situasi dan kondisi umat beragama di Sumut sangat kondusif. Peran FKUB bersama Majelis-majelis Agama, Ormas Keagamaan, serta Pemda, FORPIMDA, Aparat Keamanan dan Kepolisian, dan Tokoh Adat / Pemuka Masyarakat sangat signifikan dalam membangun dan memelihara kerukunan umat beragama termasuk dalam penanganan konflik yang timbul. Hubungan anta rumat beragama cukup bagus, yang kadang ada masalah justru di internal umat beragama yang bersangkutan”. Berkaitan dengan dana, Pak Maratua menambahkan penjelasannya, bahwa : “Dengan dukungan dana APBD sekitar 600 juta rupiah tahun anggaran 2013/ 2014 ini, lebih kecil dari tahun sebelumnya yang berada diatas 1 milliar, FKUB Sumut masih dapat melaksanakan program kerjanya guna mendukung program pembangunan daerah khususnya dibidang KUB. Disamping kunjungan ke beberapa provinsi/kawasan dalam upaya pengembangan wawasan. Juga
penerbitan beberapa buku berkaitan dengan KUB”. Namun demikian, menurut Pak DR. Arifinsyah, M.Ag, (peneliti dan penulis beberapa buku KUB, juga pengurus FKUB Sumut), menyatakan bahwa : “masih ada beberapa pihak yang belum bisa menerima /belum bisa memahami/ bahkan sepertinya menolak PBM 2006, antara lain di sebagian daerah Kepulauan Nias”. Walhasil Sumut, secara umum dapat dikatakan termasuk provinsi yang cukup kaya, masyarakatnya heterogen dan multi etnik, demokratis, terbuka dinamis, cukup toleran, dan tidak pendendam, memiliki potensi konflik KUB dengan factor pendukung dan penghambatnya, tetapi juga mempunyai mekanisme peredam konflik yang berusaha memberikan solusi konflik secara komprehensif (pengayoman pemda dan instansi terkait, lembaga dan pilar-pilar kerukunan termasuk FKUB, serta local wisdom). Sehingga KUB dapat berjalan dinamis dan kondusif, mampu memberikan kontribusi positif bagi pembangunan daerah melalui kehidupan masyarakatnya yang hidup cukup toleran,rukun, damai. MENGUNJUNGI GEREJA HKBP & PENGAYAAN LOCAL WISDOM KE DANAU TOBA ; Selepas acara penyambutan dan dialog di Kantor Gubernuran, rombongan dijamu makan siang oleh Pemerintah Daerah di rumah makan Garuda (dengan menu masakan Padang), sekaligus bagi peserta Muslim berkesempatan menunaikan shalat jamak-qashar Dhuhur-Ashar di mushalla yang tersedia. Karena pagi itu rombongan sudah check-out dari hotel, maka perjalanan dilanjutkan ke Gereja HKBP (Huriah Kristen Batak Protestan), Jalan Jenderal Sudirman 17A. Sebuah kompleks gereja yang cukup besar yang berlokasi di tempat strategis di tengah Kota Medan ini, diresmikan pada 1 Agustus 1912 oleh Ompui Ephorus HKBP Pdt.Nomensen. Jadi usianya sudah lebih dari satu abad, tepatnya sekitar 102 tahun. Memiliki kegiatan yang padat, antara lain seperti Kebaktian pagi ,siang, dan sore, serta Sekolah Minggu. Bangunan gedungnya masih kokoh berdiri dan terpelihara, dengan halaman yang cukup luas. Rombongan diterima oleh Pdt. Silaban (yang juga salah seorang pengurus FKUB Sumut), serta para pengurus lain-
nya yang berjumlah sekitar 30-an orang. Setelah acara penerimaan, kemudian dilanjutkan dengan sambutan dan perkenalan dari kedua belah pihak, acara diakhiri dengan saling tukar cindera mata. Salah satu penyataan penting dari Pak Silaban dalam sambutannya antara lain bahwa, “dengan adanya toleransi yang tinggi diantara umat beragama, maka kerukunan umat beragama dapat berjalan secara dinamis dan kondusif di Sumut”. . . Mengingat terbatasnya waktu, maka kunjungan ke rumah-rumah ibadat yang lain seperti gereja Katolik, Pura, dan Klenteng tidak dapat terpenuhi sebagaimana rencana semula atau tidak jadi diagendakan. . . Hari sudah siang menjelang sore, perjalanan harus segera dilanjutkan ke Danau Toba Parapat untuk pengayaan local- wisdom, sekalian bermalam disana. Waktu tempuh dari Kota Medan ke Parapat diperkirakan sekitar 5-6 jam perjalanan bila tidak macet. Walaupun ada beberapa rumah ibadat yang belum sempat terkunjungi berkaitan dengan keterbatasan waktu, tetapi di jalan-jalan Kota Medan yang dilalui dalam perjalanan menuju Parapat ini, rombongan masih sempat melewati gereja Katolik, dan Kelenteng. Sedang untuk Pura, rombongan melewati Kuil Shri Mariamman, yang merupakan kuil Hindu tertua di Kota Medan. Kuil yang dibangun untuk memuja Dewi Kali ini terletak di kawasan yang dikenal dengan Kampung Madras (kampung warga India). Kuil yang menstanakan 5 dewa (Dewa Siwa, Wisnu, Ganesha, dan Durga/Kali,dan Dewa Aman itu) dikelola oleh salah seorang keluarga pemilik perusahaan besar Texmaco, Lila Marimutu... Rute perjalanan menuju Toba yang kami lewati antara lain melalui Kabupaten Serdang Bedagai, Kota Tebing Tinggi, Simalungun Jaya, Pematang Siantar, baru sampai Parapat wilayah dimana Danau Toba berada. Dalam perjalanan itu, rombongan antara lain melewati dan bisa melihat, Pasar Bengkel yaitu pasar yang khusus menjual makanan kuliner local, rumah-rumah beratap seng, rumah burung wallet, banyak makam/kuburan yang berlokasi dipinggir jalan raya, penjual lemang dipinggir jalan (jajanan/oleh-oleh khas Sumut selain bika-ambon, bolu, markisah. Lemang semacam jajan lopis kalau di Jawa, hanya bedanya lemang dimasak pakai bambu). Juga mulai masuk perkebunan panjang kelapa sawit dengan
pabrik CPO-nya, dan perkebunan karet dengan pabrik ban merk Bridgestone. Sekitar pukul delapan malam, rombongan tiba area Danau Toba. Setelah makan malam dengan menu khusus ikan Danau Toba dan transit seperlunya, rombongan segera menuju Hotel Pardede dipinggiran Danau Toba, agar segera bisa istirahat untuk pesiapan diacara terakhir esok pagi,penjelajahan. MENJELAJAHI DANAU TOBA DAN MENDAKI PULAU SAMOSIR Rabu 10 Sepetember, adalah hari terakhir rangkaian perjalanan kunjungan silaturahim rombongan FKUB Jawa Timur Ke Provinsi Sumut. Sekitar pukul 08.00 setelah sarapan pagi, dengan perahu motor/diesel rombongan yang dipandu Mbak Juliana dari Travel Agency dan didampingi Pak Arifin Umar dari FKUB Sumut yang setia mendampingi kami, dihantar menjelajahi Danau Toba. Sebuah danau yang menurut penjelasan Pak Wagub, “Adalah salah satu danau terbesar di Asia, panjangnya sekitar 100 Km dan lebarnya sekitar 30-50 Km. Kebetulan tanggal 17 – 21 September nanti akan diadakan Festival Danau Toba sebuah even besar besekala internasional”. “Konon Danau Toba yang berada pada ketinggian sekitar 960 meter diatas permukaan laut ini (dengan kedalaman sekitar 700m bahkan ada yang mengatakan jauh lebih dalam dari itu), terbentuk dari letusan besar dan hebat dari gunung berapi di wilayah itu sekitar 75.000-an tahun yang lalu. Semburan debunya terbang hingga sampai di benua Antartika yang bukti fisiknya baru ditemukan oleh tim peneliti dari Eropa, yang baru saja datang kesini”, kata Mbak Juliana menambahkan. “Gelombang air di Danau Toba ini bisa naik, biasanya beberapa hari di sekitar akhir September-Oktober. Di hilir aliran air danau ini membentuk air terjun yang sangat tinggi dan deras yang dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga air, yang antara lain difungsikan untuk menghidupkan turbin mesin pabrik pengolahan almunium dari PT Inalum”, jelas Pak Arifin, melengkapi info kekayaan potensi danau ini. . . Setelah hampir sekitar satu jam menjelajahi danau, perahu mendarat di bibir pantai Pulau Samosir. Rombongan memulai pendakian dibukit Samosir. Hari itu bersamaan dengan sejumlah touris mancanegara, ada yang berwajah Eropa,
juga yang oriental. Sepanjang jalan pendakian berjajar kios-kios penjualan souvenir dan kuliner khas Toba/Sumut dengan harga terjangkau. Untuk pengayaan local-wisdom perlu mendaki lebih keatas lagi. Disana kita bisa menemukan antara lain, komplek kuburan keluarga raja yang masing-masing bertanda patung kepala raja dengan maksud agar dapat dikenang selamanya. Petilasan kerajaan penguasa Samosir yang bermarga Sidabutar, antara lain terdiri dari rumahrumah adat Batak ber-atap ijuk atau seng (bukan genteng),berbentuk mirip perahu yang ujung belakangnya lebih tinggi dari yang depan, dengan 3 tingkatan yang menggambarkan makna perjalanan kehidupan mereka dari kelahiran sampai kematian. Serta perabot pelengkapan pengadilan berupa kursi-kursi dan meja dari batu untuk mengadili warga yang berperkara, batu datar untuk mengeksekusi hukuman mati khususnya bagi 2 golongan pendosa utama yaitu para pelaku mata-mata dan pihak yang menselingkuhi isteri raja karena dicap sebagai pengkhianat kerajaan. Serta lambang cecak dan gunungan perempuan pada lesplang depan rumah sebagai penanda bahwa sejauh-jauh kepergian seorang anak atau anggota keluarga pasti akan kembali kepangkuan bunda. Sejumlah contoh local wisdom yang dapat ditemui disana. . . Karena keterbatasan waktu, maka pukul 11.00 rombongan sudah harus meninggalkan Samosir dan Danau Toba, untuk menempuh perjalanan panjang sekitar 5-6 jam menuju Bandara Kuala Namu. Sekitar pukul 18.00 pesawat takeoff dalam perjalanan pulang selama kurang lebih 3 jam menuju Bandara Juanda Surabaya. Selamat tinggal Medan, selamat tinggal Sumut. . . Jadi teringat pesan Pak Wagub Sumut ketika melantunkan pantun penutup sambutannya, “Danau Toba di Parapat, Tanjung Perak di Surabaya ; walaupun jarak kita tidak dekat, tetapi kita tetap bersaudara”. Tentu banyak hal yang bisa diperoleh dari kunjungan silaturahim ini (antara lain sebagaimana kesimpulan datas), yang dapat dijadikan referensi bagi peningkatan peran FKUB di Jawa Timur kedepan dalam memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah melalui peningkatan kerukunan serta pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan umat beragama. MPA 338 / November 2014
31
PEMBINAAN SYARIAH DAN FAHAM KEAGAMAAN
(Upaya Untuk Mencegah Distorsi dalam Memahami Ajaran Agama di Jawa Timur) Oleh Syaikhul Hadi M.Phil.I*)
Umat Islam Indonesia saat ini sedang menghadapi masalah besar dengan munculnya kelompok-kelompok yang melakukan distorsi dalam memahami ajaran agama. Setidaknya ada empat kelompok yang dapat dikelompokkan melakukan distorsi dalam memahami agama. Kelompok tersebut yaitu kelompok radikalisme agama, kelompok tekstualisme, kelompok liberalisme agama, serta kelompok sesatisme agama. Fenomena munculnya keempat kelompok tersebut menjadi tantangan besar bagi kita semua. Terlebih bagi aparat di lingkungan Kementerian Agama di Jawa Timur yang menangani Urusan Agama Islam dan Bimbingan Syariah untuk mengambil langkah-langkah strategis dalam mencegah ekses yang akan ditimbulkannya. Di Jawa Timur, potensi kelompok yang melakukan distorsi dalam memahami agama tidaklah kecil. Indikasi kearah tersebut semakin tampak jelas terutama satu dekade terakhir ini. Fenomena tersebut merebak hampir di seluruh wilayah dan seluruh strata sosial di masyarakat Jawa Timur. Distorsi dalam memahami agama tidak hanya terjadi pada masyarakat yang mempunyai latar belakang pendidikan rendah saja, tetapi juga merambah sampai kalangan pendidikan tinggi yang berbasis di kampus atau perguruan tinggi. Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu barometer kerukunan umat beragama di Indonesia, perlu untuk lebih serius dalam mengantisipasi dampak yang mungkin akan timbul. Dengan komposisi penduduk yang heterogen baik dari aspek agama, suku, strata sosial dan latar belakang budaya serta kelompok/ komunitas keagamaan, memberikan ruang yang longgar terhadap muncul32
MPA 338 / November 2014
nya berbagai pola pemahaman ajaran agama yang berbeda-beda. Iklim politik yang demokratis dan kebebasan yang dijamin oleh negara memberikan warna dan corak tersendiri terhadap pola keberagamaan masyarakat di Jawa Timur. Ekses dan Potensi Terjadinya Konflik Radikalisme agama dalam banyak kesempatan telah terbukti berdampak pada munculnya sikap ekstrimisme, dimana sikap tersebut sangat berpotensi memunculkan tindakan kekerasan. Dalam konteks ini, fakta yang terjadi menunjukkan bahwa akibat ulah segelintir orang Islam yang melakukan aktivitas kekerasan dengan mempergunakan simbol Islam, pada kenyataannya menimbulkan kerugian bagi umat Islam pada umumnya. Dampaknya umat Islam terstigma negatif akibat ulah segelintir orang tersebut. Praktek-praktek kekerasan tersebut telah dimanfaatkan oleh pihak-pihak lain untuk memojokkan umat Islam secara keseluruhan. Padahal hakekatnya, ajaran agama Islam lebih mengedepankan nilai-nilai kedamaian, Islam yang rahmatl lil a’lamin dan jauh dari kekerasan. Tekstualisme agama juga menimbulkan dampak buruk bagi umat Islam. Kelompok ini terlalu rigid dan kaku memahami teks ajaram agama (nash), sehingga menimbulkan sikap yang eksklusif. Pada tahap tertentu pola pemahaman agama seperti ini cenderung untuk menyalahkan terhadap pemahaman ajaran agama yang berbeda dari pemahaman kelompoknya. Tekstualisme agama membawa dampak buruk bagi citra umat Islam yang dipersepsi eksklusif, kaku dan tertutup tidak bisa menerima hal-hal baru. Kelompok ini juga cenderung secara frontal menyalahkan
kelompok lain yang tidak sefaham dengan kelompoknya, sehingga potensial menimbulkan benturan dan bahkan tidak jarang menimbulkan konflik di antara umat Islam. Liberalisme agama juga tidak kalah seriusnya berakibat buruk bagi umat Islam. Berbeda dengan kelompok tekstualisme agama yang kaku dalam menafsirkan nash, kelompok liberalisme agama menuntut kebebasan tanpa batas dalam memahapi nash. Menurut kelompok ini, setiap orang mempunyai hak yang sama menafsirkan teks-teks dalam al-Qur‘an dan as-Sunnah tanpa harus mempedulikan perangkat metodologis dalam melakukan penafsiran (Almanhaj fi istinbath al-hukm). Akibatnya, tatanan metodologi dalam memahami nash yang telah dirumuskan oleh para Ulama‘ di bongkar total, sehingga tidak ada lagi aturan baku dalam memahami nash. Lanjutan dari faham liberalisme agama ini adalah munculnya pluralisme agama. Sedangkan sesatisme agama juga mempunyai daya rusak yang tinggi terhadap ajaran Islam. Kelompok sesat ini datang dengan mengacak-ngacak pokok ajaran agama, sehingga umat Islam yang tidak mempunyai pemahaman yang memadai terhadap ajaran Islam akan dengan mudah terjerembab menjadi pengikut kelompok sesat ini. Solusi dan Kesimpulan Sebagai aparat Kementerian Agama mempunyai tanggung jawab yang besar untuk menjelaskan kepada masyarakat. Setidaknya ada tiga hal yang perlu dilakukan. Pertama, menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam mengambil sikap atau mengambil sebuah kesimpulan terhadap suatu kelompok atau aliran atau komunitas umat ber-
agama itu sesat atau tidak. Dari aspek dasar hukum, suatu faham dikatakan sesat jika bertentangan dengan akidah dan hukum-hukum syariah yang qoth‘I. Suatu faham yang menyimpang dari rukun Iman, rukun Islam, dan atau tidak mengimani kandungan al-Qur‘an dan as-Sunnah dapat dikatagorikan sesat. Majelis Ulama‘ Indonesia telah menetapkan kriteria sebuah aliran keagamaan dianggap sesat. Kriteria tersebut adalah sebagai berikut : 1. Meningingkari salah satu dari rukun Iman yang 6 (enam), yakni beriman kepada Allah, kepada MalaikatNya, kepada Kitab-kitabNya, kepada Rasul-rasulNya, kepada hari Kiamat, kepada Qadha dan Qadar, dan percaya Rukun Islam yang 5 (lima), yakni mengucapkan dua kalimah Syahadat, mendirikan Shalat, mengeluarkan Zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan menunaikan Haji. 2. Meyakini dan atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai dengan dalil syar‘i (al-Qur‘an dan as-Sunnah). 3. Meyakini turunnya wahyu setelah al-Qur‘an. 4. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi al-Qur‘an. 5. Melakukan penafsiran al-Qur‘an yang tidak berdasarkan kaidah-kaidah tafsir.
6. Mengingkari kedudukan Hadits Nabi sebabai sumber ajaran Islam. 7. Menghina, melecehkan dan atau merendahkan para Nabi dan Rasul terakhir. 8. Mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul. 9. Mengubah, menambah dan atau mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan oleh Syariah, seperti haji tidak ke baitullah, Shalat fardhu tidak lima waktu. 10. Mengkafirkan sesama Muslim tanpa dalil syar‘i, seperti mengkafirkan Muslim hanya bukan kelompoknya. Kreteria yang disampaikan oleh MUI tersebut dapat dijadikan pedoman (guidance) bagi aparat Kementerian Agama menjelaskan kepada masyarakat luas agar tidak terjerumus masuk dalam kelompok aliran menyimpang tersebut. Kedua, perlu dilakukan langkah dan upaya untuk mengembalikan pemahaman mereka ke jalur yang sesuai dengan paham Ahlussunnah Wal-jamaah. Mengembalikan cara memahami nash sebagaimana yang diajarkan oleh para as-salaf as-sholih, yakni dengan tetap berpegang pada metodologi pengambilan hukum (manhajiyyan), tetap dinamis (tathawwuriyyan), tetap mengedepankan faham moderat dalam memahami ajaran agama (tasamuhiyyan), dan menjauhkan dari pemahaman agama
yang ekstrim (tawasshuthiyyan). Upaya ini tidaklah mudah, tetapi harus dilakukan secara terus menerus. Berbagai kegiatan Pembinaan Syariah dan Faham Keagamaan terhadap Ormas Islam dan komunitas keagamaan adalah langkah strategis untuk mencegah dan menanggulangi permasalahan tersebut. Ketiga, perlu menjalin komunikasi yang lebih intensif dengan berbagai kelompok atau komunitas keagamaan terutama terhadap kelompok keagamaan yang teridentifikasi sesat, radikal dan lain-lain. Ini penting untuk dilakukan karena tidak jarang munculnya kelompok-kelompok atau aliran atau komunitas keagamaan tertentu yang ekskluif adalah karena diluar faktor keyakinan (faktor sosiologis). Misalnya kepentingan yang berbeda, afiliasi politik dan ideologi, perasaan minoritas yang terpinggirkan oleh kelompok keagamaan mayoritas, tersumbatnya saluran komunikasi dan transformasi antara kelompok muda dan kelompok tua yang cenderung konservatif, dan sebagainya. Semoga dengan berbagai upaya tersebut dapat mencegah dan mereduksi munculnya berbagai kelompok yang melakukan distorsi dalam pemahaman ajaran agama. *) Kepala Seksi Produk Halal, Binsyar dan Sistem Informasi Bidang Urais.
MPA 338 / November 2014
33
H. Hartoyik
Dengan Senjata Terbatas Kami Melawan Sekutu H. Hartoyik, adalah satu diantara pejuang ’45 yang masih hidup. Meski usianya sudah menginjak ke angka 85 tahun, tapi tubuhnya masih tegap, segar dan bugar. Semangatnya masih menggelora. Terutama ketika bercerita tentang masa-masa perjuangan kemerdekaan. Betapa tidak, ketika masih berusia 16 tahun harus rela mengangkat senjata mengusir penjajah. Dirinya berjibaku menyabung nyawa bersama pejuang yang berumur dewasa maupun yang dari TNI. “Seingat saya, waktu itu ya.. menjadi lasykar di barisan Hizbullah begitu saja,” tuturnya bersahaja. “Padahal saya masih berstatus pelajar di Sekolah Rakyat,” tukasnya. Ketika dirinya masuk sebagai Lasykar Hizbullah di tahun 44, tuturnya mengisahkan, Jepang masih menduduki Indonesia. Oleh karenanya, barisan kelasykaran dibentuk untuk membantu pertahanan Jepang. Sebab Jepang telah meninabobokkan bangsa kita, seakan-akan memberi sebuah kemerdekaan pada bangsa Indonesia. Lasykar Hizbullah-Sabilillah akhirnya berubah nama menjadi Barisan Keamanan Rakyat (BKR) Hizbullah. Lantas berubah lagi menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Hizbullah. Dan akhirnya berubah menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI). “Inilah cikal bakal yang akhirnya bermetamorfosis menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI),” paparnya. Pada tanggal 17 Agustus 1945, Jepang menyerah pada sekutu. Kesempatan itu diambil bangsa Indonesia untuk memproklamirkan kemerdekaannya. Maka semua elemen masyarakat bangkit. Tak hanya yang terdiri dari barisan-barisan di atas, melainkan muncul pula kelompok-kelompok pemuda lain seperti Lasykar Buruh, Lasykar KA, Lasykar Minyak, Lasykar Pelajar (setingkat SD 34
MPA 338 / November 2014
dan SMP), atau lainnya. “Dari Lasykar Pelajar itu akhirnya menjelma jadi Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP),” jelasnya. Mereka semua ikut berjuang seiyasekata meskipun dari kelompok yang berbeda-beda. Sebab tujuannya sama, yaitu ingin berjuang membebaskan belenggu penjajahan menuju kemerdekaan. Itulah sebabnya, ketika ada delegasi Belanda yang mengirim beberapa perwakilannya dan mengibarkan bendera Merah-Putih-Biru di gedung Natio dan hotel Yamato (sekarang hotel Majapahit), para Lasykarpun melakukan perlawanan. “Kejadian itulah yang merupakan awal pemicu dari pecahnya tragedi Sepuluh Nopember,” ungkap Hartoyik dengan suara mantap. Terjadinya peristiwa tersebut, menurut pria kelahiran Jombang 15 Maret 1929 ini, sebenarnya bermula dari penyobekan bendera di hotel Yamato. Ketika menerima laporan pihak Belanda
mengibarkan bendera di hotel tersebut, sebagai pimpinan Residen Sudirman berangkat menuju hotel Yamato untuk menegur pihak Belanda. Mendengar hal itu, para pejuang pemuda gethok-tular menginformasikan ke pelosokpelosok daerah. Tak lama kemudian, semakin banyak pemuda-pemuda dari berbagai kelompok dan organisasi yang berbeda-beda tanpa dikomando berkumpul di depan hotel Yamato. Pada saat matahari berada di ufuk Barat, jumlah mereka sudah mencapai ribuan. “Maka terjadilah insiden penyobekan bendera Belanda menjadi bendera Merah Putih,” terangnya. Sebenarnya, lanjut lelaki yang jabatan terakhirnya adalah Lettu Infanteri Angkatan Darat ini, di saat itu tidak ada peristiwa tembak-menembak. Hanya terdengar bunyi letusan pistol beberapa kali saja. Setelah kejadian itu sampai ke telinga pasukan Belanda yang lebih besar, pada tanggal 25 Oktober Inggris datang dari arah pelabuhan Tanjung Perak dengan tujuh kapal perang yang begitu besar. Ribuan orang turun dari kapal tersebut. Dibalik iring-iringan kapal Inggris dibawah pimpinan Jenderal Malaby itu, terdapat banyak kapal Belanda yang meyusul di belakang. Lantas Jenderal Malaby dan pasukannya menduduki gedung Natio. Sebagai markas besarnya ada di jalan Rajawali dekat Jembatan Merah. Yang terjadi saat itu, lanjut suami Hj. Siti Nahariensih, SH yang dikaruniai 7 anak ini, adalah perundingan para pemuda dengan pihak Malaby untuk gencatan senjata. Nah, ketika pasukan sekutu yang dipimpin Malaby merapat ke gedung Grahadi untuk menemui ‘Arek-Arek Suroboyo’, Malaby meminta agar mereka meletakkan senjata. “Tentu saja permintaan itu tak bisa dikabulkan. Sebab selama ini sudah terjadi tembak-menembak antara Lasykar Hiz-
Kiai berpesan, kita menolak mentahbullah-Sabillah dengan pihak Belanmentah tuntutan Inggris dan pihak da meskipun masih bersifat insidensekutu. “Para Kiai juga memberi til,” ungkapnya. nasihat kepada Bung Tomo, agar Lantas Jenderal Malaby bersama sebelum dan sesudah berorasi harus pimpinan pejuang Surabaya berangkat menyebut asma Allah; Allahu Akbar!” dari gedung Grahadi menuju Jembatan tuturnya bersemangat. Merah. Setibanya di Jembatan Merah, Saat-saat sebelum meletusnya bersama para pejuang Surabaya di situ peristiwa 10 Nopember 1945, ulas Keada beberapa tokoh masyarakat seperti tua LVRI Surabaya ini, adalah meruRuslan Abdulgani, Dr. Mustopo, H.R. pakan situasi yang benar-benar menMoehammad, Mayor Sungkono dan debarkan. Ketika tentara sekutu lainnya. “Sebenarnya di sana mereka mengultimatum agar para pejuang sedang membicarakan perdamaian,” kemerdekaan menyerah, ‘Arek-Arek tegasnya. Suroboyo’ dengan tegas menolakDi sekitar gedung Natio, ternyanya. Maka terjadilah suasana menta banyak tentara sekutu. Meskipun jelang pertempuran yang benar-benar mereka tentara Inggris, sebenarnya sangat mencekam. adalah orang-orang India yang diseTak lama berselang, tentara sebut Ghorga. Sejak siang hingga menkutu benar-benar membombardir kojelang malam para tokoh pejuang ta Surabaya sejak pagi hinggga larut belum keluar dari gedung Natio. SeH. Hartoyik (kanan) saat muda malam. Desingan ribuan peluru mentara posisi Jenderal Malaby dikepung di luar oleh pejuang-pejuang kita. jak bersandar di dermaga Ujung, segera meluncur tak ada hentinya. Bom-bom Melihat hal itu, tentara Ghorga ambil diganti seorang Jenderal baru. Akhirnya dimuntahkan dari ujung meriam dan dari sikap dengan posisi siap menembak. jenderal tersebut mengeluarkan ultima- pesawat tempur di udara. Tank-tank Mereka mengarahkan moncong senjata tum melalui pamflet-pamflet yang di- tentara sekutu bergerak ke segala arah. sebar dari pesawat terbang. Isinya, agar Begitupun dengan moncong senjata ke arah para pejuang. Tentara Ghorgapun berinisiatif para pejuang dan penduduk Surabaya dari kapal-kapal segera menyusul memberikan tembakan peringatan, de- menyerahkan senjata dengan tangan memuntahkan bom. Intinya, tentara sekutu benar-bengan tujuan agar ‘Arek-Arek Suroboyo’ diangkat di belakang kepala. “Jika pada lari ketakutan. Harapannya, dengan tanggal 9 Nopember 1945 tidak meng- nar membumihanguskan Surabaya debegitu Jenderal Malaby bisa bebas dari hiraukan himbauan tersebut, maka Su- ngan serangan darat, udara dan laut. kepungan. Rupanya pihak pejuang sa- rabaya akan dibumihanguskan,” kata- Tapi ‘Arek-Arek Suroboyo’ tak mundur sejengkalpun. Gelora semangat di dalam lah paham. Melihat mereka mengeluar- nya menirukan isi pamflet. Dari sanalah lantas muncul ‘Reso- dada mereka justru makin berkobarkan tembakan malam itu, kitapun juga membalas dengan menembak mereka. lusi Jihad’, setelah 250 Kiai dari Jawa kobar. “Meski dengan senjata sangat Suasanapun menjadi kacau-balau. “Lalu dan Madura berkumpul di Bubutan. Di terbatas, tapi kami bisa menghadapi sebuah geranat terlempar mengarah waktu itu datang juga Bung Tomo un- agresi militer mereka,” tutur Hartoyik pada sebuah mobil. Dan ternyata mobil tuk menemui para Kiai. Sebagai seorang bangga. “Ribuan nyawa kamipun meitu adalah mobil yang ditumpangi Mala- jurnalis, dirinya akan berorasi membe- layang demi menebus sebuah kemerdeby, sehingga Jenderal Inggris itu mati,” rikan semangat kepada seluruh bangsa kaan,” katanya mengenang. Pihak Sekutu memprediksi, bahwa khususnya ‘Arek-arek Suroboyo’. Para ungkapnya berapi-api. dalam waktu tiga hari SuraAlhasil, tutur kakek baya akan hancur lebur dan dengan 22 cucu dan 16 cicit para pejuangnya akan meini, tragedi tersebut sebenyerah dan bertekuk-lutut narnya berasal dari ketidakpada pihak Sekutu. “Tapi sengajaan. Sebab kita tidak nyatanya, kita telah berpemenginginkan perang pada rang melawan mereka selawaktu itu. Apalagi kejadian ma empat tahun tiga bulan. itu hanya berlangsung seTerhitung sejak 17 Agustus malam saja. “Jadi pembunuh 1945 hingga 27 September Jenderal Malaby itu adalah 1949,” tandasnya. “Nah, paArek-Arek Suroboyo. Tapi da tanggal 10 Agustus 1949 siapa sesungguhnya yang diadakan gencatan senjata. membunuh dia, wah.. saya Dan pada tanggal 27 Desemtidak tahu,” katanya sambil bernya 49 adalah penyerahmelepas tawa. an kedaulatan,” pungkasSepeninggal matinya nya sambil melepas tawa. Jendral Malaby – yang haH. Hartoyik saat menjadi narasumber di sebuah sarasehan nya berselang lima hari seM. Tajuddin Nurcholis MPA 338 / November 2014
35
Kesiapan Guru Menerapkan K-13 Menuju Pembelajaran Berbasis Riset Oleh Slamet Yuliono*)
SALAH satu konsep dasar yang menjadi pembeda dari diterapkannya Kurikulum 2013 dibanding dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya, sekaligus menjadi program unggulan yang diandalkan Kemendikbud yang sekarang juga harus diberlakukan di Kemenag, adalah penerapan pembelajaran dengan membawa jargon 5M (Mengamati - Menanya - Menalar - Mengasosiasi dan Mengkomunikasi). Dimulai dari langkah pembelajaran taktis melalui pengamatan dari suatu kejadian dan peristiwa (biasanya dengan diputarkan video oleh guru), kemudian proses pembelajaran dilanjutkan dengan menanya dan menalar. Kegiatan berikutnya mengasosiasi hasil pembelajaran untuk kemudian dikomunikasikan dalam sistem jejaring. Sebuah konsep baru yang cukup berani dan kini coba diterapkan ke seluruh Indonesia ini, diharapkan mampu dan dapat mencetak produk yang berupa siswa agar proses pembelajaran mendatang menjadi lebih baik dan berkarakter. Pemberlakuan konsep baru berupa Kurikulum 2013 (biasa disebut K-13) itu, diharapkan tidak hanya sebagai sarana ampuh menambah wawasan keilmuan bagi guru dan praktisi pendidikan saja, tetapi juga menjadi wadah komunikasi baru antara pemangku kebijakan, guru dan siswa. Berawal dari pemikiran, konsep dan permasalahan itulah, maka penulis mengotak-atik dan mencoba mencaricari tambahan kajian dan sumber referensi lain. Tidak bisa dipungkiri, salah satu syarat untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dari ketertinggalan dan keterpurukan adalah pembenahan ulang sistem pembelajaran. Keterpurukan di negara kita tersebut, lantaran sistem pendidikan dan pe36
MPA 338 / November 2014
ngajaran yang dianut bangsa kita masih enggan meninggalkan sistem konvensional atau “teks book”. Para penentu kebijakan pendidikan nasional (pemerintah) serta mayoritas guru belum siap dan mampu melepaskan perspektif mereka dari kebiasaan usang yang sudah ketinggalan zaman (out of date), yaitu era yang lebih meninabobokkan guru karena maunya guru itu tetap disuapi. Dan dampaknya guru-guru itu terlena di “zona nyaman” (comfort zone). Harapan pemerintah, dengan mencoba pemberlakuan dan diterapkan K13 ini karakteristik pembelajaran lama yang konvensional perlahan tetapi pasti bisa dikurangi yaitu dengan mengubah pola pikir (mindset) guru agar menjadi lebih mumpuni. Dan salah satunya konsep pembelajaran yang semula berpola terpusat menjadi lebih egaliter dan membumi. Berbasis Riset Tawaran alternatif berupa K-13 sebagai jawaban atas adanya rekonstruksi mendasar dalam proses pembelajaran yang diberikan kepada siswa, agar mereka lebih fokus pada sistem yang lebih praktis. Salah satu konsep yang bisa diterapkan oleh guru untuk mengembangkan potensi dirinya adalah dengan menerapkan pembelajaran berbasis riset (penelitian). Beberapa sekolah di Kota Malang telah mengaplikasikan konsep pembelajaran ini. Sayangnya, sekolah-sekolah tersebut masih dalam jumlah sangat minim. Konsep pembelajaran ini mestinya bisa dijalankan lebih efektif dan efisien. Karena bisa mencakup empat-lima mata pelajaran dalam sebuah proses penelitian. Misalnya, kita mengajarkan dan meminta kepada peserta didik untuk
mengajarkan sekaligus ditindaklanjuti dengan melakukan penelitian berupa menanam cabai. Dengan pembelajaran yang sekaligus dijadikan objek penelitian berupa penanaman cabai tersebut, setidaknya kita mendapatkan cakupan lima mata pelajaran yang dapat terangkum. Pertama, mata pelajaran biologi (IPA). Melalui proses penanaman cabai saja siswa dihadapkan pada permasalahan tanah seperti apa yang layak dipakai menanamnya. Di samping itu, pupuk yang digunakan juga tidak sembarang pupuk. Melalui bimbingan guru IPA, para siswa akan mengetahui semua permasalahan itu dengan baik. Kedua, mata pelajaran matematika. Guru dapat meminta siswa mengkalkulasi dengan perhitungan yang tepat sampai berapa besar biaya yang harus dikeluarkan mulai dari penanaman hingga proses panen. Kemudian dibandingkan dengan harga jual cabai hasil panen. Apakah proses berkebun siswa menuai hasil yang memuaskan atau tidak. Ketiga, mata pelajaran pendidikan moral dan pengembangan karakter. Tentu proses ini tidak bisa dilalui sendiri. Perlu kerja sama antar masing-masing siswa. Dari kerja sama tersebut, guru dapat menilai kejujuran, kedisplinan, hingga ketekunan siswa. Perlu dicatat bahwa objek penelitian harus sesuai dengan kondisi sosial siswa. Di sini, guru dituntut menjadi pihak kreatif dan inovatif. Mereka harus mampu menguasai objek penelitian dengan baik. Bahkan bila perlu, guru harus menemukan terobosan baru tentang objek yang diteliti. Keempat, mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial. Setelah penanaman berbuah dan siap panen, sistem pema-
saran setelah memanen, siapa yang akan melakukan proses penjualan dari hasil petik. Langkah penjualan dan pemasaran ini menjadikan siswa bisa lebih paham dengan kondisi lingkungan masyarakat yang marjinal sekaligus sebagai ajang komunikasi efektif sebagai dasar hidup di masyarakat kelak. Kelima, mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. De-
ngan belajar menjadi seorang petani yang aktivitasnya banyak dilakukan dalam bentuk gerak badan/olahraga (mencangkul dan menanam), diharapkan unsur kebugaran siswa tetap terjaga. Ingat, nikmat sehat itu mahal harganya dan tidak ada toko atau supermarket yang menjual. Diharapkan melalui konsep pembelajaran berbasis riset ini, pendidikan
tangan dan melakukan pembiaran atas masukan dari guru sebagai pelaksana di lapangan. Mereka mengeluhkan betapa beratnya beban yang harus ditanggung oleh seorang guru dalam mengimplementasikan K-13. Mulai dari sarana prasarana yang kurang memadai (apalagi di sekolah kecil), SDM guru yang belum merata, sistem penilaian yang sangat rumit dijalankan karena be-
Guru dituntut menjadi pihak kreatif dan inovatif. Mereka harus mampu menguasai objek penelitian dengan baik. Bahkan bila perlu, guru harus menemukan terobosan baru tentang objek yang diteliti.
menjadi lebih membumi. Artinya, pendidikan mampu menjawab tantangan yang kini mutlak dibutuhkan di lingkungan masyarakat. Selain itu, juga membekali siswa-siswi dengan keterampilan, keluasan pandangan dan memiliki pemikiran yang terkonsep untuk masa depan mereka. Bukan tidak mungkin pula, dari konsep pembelajaran yang berbasis riset ini akan muncul penemuan-penemuan baru dari hasil penelitian mereka. Tetapi sangat disayangkan, konsep yang benar dan mulia ini terasa hambar bila pemerintah terkesan cuci
lum familier, hingga keberadaan pelaksanaan diklat yang diberikan kepada guru belum menyeluruh. Alangkah bijaknya, bila keberadaan K-13 ditinjau dan disesuaikan dengan kondisi riil di lapangan. Jangan sampai konsep yang baik dan diharapkan menjadi pemantik sikap professional guru ini layu sebelum berkembang. Bravo Pendidikan di Indonesia! *) Guru SMP Negeri 1 Turen Kab. Malang, pernah GTT di MTs Negeri Turen dan MTs. Negeri Malang III. MPA 338 / November 2014
37
K-13 dan Revolusi Mental Presiden Jokowi Oleh Dahlan Efendi, M.Pd.I
Pendahuluan Sebagai insan pendidikan tentunya guru berharap terhadap kepemimpinan Presiden Joko Widodo – Jusuf Kalla, bahwa pendidikan lebih ditingkatkan dalam berbagai aspek; aspek pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan, pemenuhan guru-guru di sekolah/madrasah, kesejahteraan guru, akses pendidikan yang murah dan bermutu, perlakuan yang sama terhadap lembaga pendidikan negeri dan swasta, dan masih banyak harapan guru dan masyarakat Indonesia dalam rangka upaya meningkatkan mutu proses dan mutu hasil pendidikan di Indonesia. Presiden Joko Widodo berpendapat, ada beberapa kendala yang dihadapi bangsa Indonesia setelah masa reformasi. Hal tersebut adalah warisan tradisi dan budaya orde baru yang belum hilang hingga saat ini. Diantaranya adalah korupsi, intoleransi terhadap perbedaan, sifat rakus, sampai sifat ingin menang sendiri, kecenderungan menggunakan kekerasan dalam memecahkan masalah, pelecehan hukum dan sifat oportunis. Penyakit-penyakit yang menggejala tersebut akan disembuhkan dengan upaya semua anak bangsa dengan gerakan revolusi mental yang digagas oleh Presiden Joko Widodo. Tentunya gagasan revolusi mental masih belum begitu banyak dipahami masyarakat dengan baik dan benar. Untuk itulah, tulisan ini mencoba memaparkan hubungan revolusi mental dengan pendidikan dan terfokus pada K-13. 38
MPA 338 / November 2014
Pembahasan Para pakar pendidikan Islam sangat menekankan akan pentingnya pendidikan etika atau budi pekerti atau karakter. Sebab dengan bekal etika, budi pekerti dan karakter, seseorang akan berjalan dalam rel yang benar dalam mengarungi kehidupan. Mereka akan senantiasa barada di jalan lurus dalam bertindak dan bersikap, lemah lembut dalam bertutur kata, menghormati budaya dan tradisi masyarakatnya, saling mengembangkan sikap toleran antar sesama anak bangsa meski berbeda agama, suku, bahasa dan rasnya, serta akan menjadi manusia yang mempunyai nilai manfaat yang lebih. Menarik untuk menyimak kesimpulan KH. Hasyim Asy’ari salah satu pendiri dan guru bangsa (dalam Mohammad Nuh, 2013; 53): “Semua amal ibadah, baik ruhani maupun jasmani, perkataan maupun perbuatan, tidak akan dihitung (oleh Allah sebagai kebajikan) kecuali disertai perilaku dan budi pekerti yang terpuji. Menghiasi amal di dunia dengan adab (karakter baik) menjadi tanda bahwa amal itu akan diterima kelak di akhirat. Terkait dengan revolusi mental, Presiden Joko Widodo berpendapat bahwa sistem pendidikan harus diarahkan untuk membantu membangun identitas bangsa Indonesia yang berbudaya dan beradab, yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral agama yang hidup di negara ini. Membangun kepribadian sosial dan budaya bangsa sangat penting bagi bangsa Indonesia dalam me-
lawan derasnya tarikan arus globalisasi dan dampak dari revolusi teknologi komunikasi. Kecintaan terhadap Tanah Air tidak boleh memudar dan tidak membiarkan bangsa Indonesia larut dalam arus budaya yang jelas-jelas tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur agama dan bangsa Indonesia. Dengan demikian revolusi mental dapat juga diartikan sebagai perubahan yang mendasar dalam cara berpikir, cara merasa dan cara mempercayai, yang semuanya menjelma dalam perilaku dan tindakan sehari-hari. Hal ini haruslah menyangkut semua bidang kehidupan mulai dari ekonomi, politik, sains-teknologi, seni, agama, sosial dan sebagainya, sehingga mentalitas bangsa yang terungkap dalam praktek atau kebiasaan sehari-hari lambat laun akan berubah. Terkait dengan kelanjutan pelaksanaan K-13, Deputi Tim Transisi Joko Widodo – Jusuf Kalla mengatakan: “Pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla akan menyesuaikan pelaksanaan Kurikulum 2013 dengan konsep revolusi mental. Penekanan pendidikan karakter akan diperkuat dengan penguatan rasa cinta Tanah Air dan nilai moral (Hasto Kristiyanto dalam Koran nasional Rabu 10 September 2014). Melalui Tim Transisi, Pemerintahan Presiden terpilih berjanji untuk tidak mengganti kurikulum 2013. Namun penggunaan kurikulum akan disesuaikan dengan fokus pendidikan Jokowi – JK yang ingin membangun kembali identitas bangsa yang berbudaya dan beradab. Proses pendidikan yang dija-
lankan haruslah membuat kejujuran, kedisiplinan, keteladanan dan sikapsikap utama lainnya menjadi keyakinan yang tertanam dalam diri siswa, ketika berhadapan dengan situasi konkret, maka siswa akan berpihak pada pilihanpilihan kebenaran, karena sifatnya sudah terbiasa untuk hidup sesuai dengan rel kehidupan yang benar. Pendidikan karakter dalam K-13 sudah baik. Namun pendidikan karakter tersebut harus berdasarkan pada nilainilai dasar yang dapat menjadi fondasi karakter siswa. Pendidikan harus bisa digali dengan maksimal pada diri peserta didik, sehingga akan bisa membentuk karakter cinta Tanah Air dan penghayatan terhadap nilai-nilai Pancasila dengan baik. Sebab dengan begitu akan membentuk peserta didik menjadi manusia Indonesia yang toleran, mepunyai sikap gotong royong dan disiplin tinggi, sikap toleran, menghargai perbedaan agama, suku, bahasa dan ras yang ada di bumi Nusantara ini, sehingga semboyan Bhineka Tunggal Ika akan tetap lestari. Hal itu sejalan dengan pendapat Simone Weil (dalam Joy A. Palmer, 2010 ; 125), bahwa belajar adalah kemajuan moral karena merupakan asketisisme, mengurangi egoisme dan memperluas konsepsi tentang kebenaran, juga memberikan visi yang lebih dalam, lebih tajam dan lebih bijak tentang dunia. Dalam revolusi mental di bidang pendidikan Pemerintahan Jokowi – JK berjanji akan memberikan penghargaan dan apresiasi yang tinggi terhadap temuan anak-anak bangsa, dan putra-putri berprestasi akan diminta untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan bangsa. Musliar Kasim, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang pendidikan Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II mengatakan, bahwa Kurikulum 2013 sejalan dengan konsep revolusi mental Jokowi – JK. Sebab K-13 menekankan pembentukan karakter dibandingkan dengan materi. Selain itu, kurikulum ini juga menjamin komunikasi yang baik antara guru dan orangtua da-
lam rangka bersama-sama menyiapkan lingkungan yang mampu mendorong kreativitas siswa serta disiplin pada anak. Hal itu dibuktikan dengan adanya kewajiban orangtua untuk menilai hasil kerja siswa, yang kemudian dikonfirmasikan kepada guru. Pola komunikasi guru dan orangtua pun terus dijaga, baik melalui komunikasi tulis yang menggunakan ‘buku penghubung’ guru dan orangtua, maupun komunikasi secara langsung. Komunikasi antara guru dan
Oleh karenanya, harus ada usaha keras demi perubahan yang mendasar dalam sistem pendidikan nasional. Dimana pendidikan harus diarahkan tidak hanya transfer pengetahuan dan keterampilan saja, melainkan harus diarahkan pula pada transfer nilai-nilai budaya dan norma-norma sosial. Di sinilah peran guru harus mampu menjadi model keteladanan yang menonjol bagi peserta didik, karena karakter murid yang menonjol dipengaruhi oleh kualitas pribadi guru yang diwujudkan di
orangtua terbukti mampu membentuk siswa yang berdisiplin, menghargai temannya, serta mempunyai komitmen terhadap tugas-tugasnya dan sebagainya. Namun demikian, Musliar Kasim mengatakan: “Akan butuh waktu tiga hingga enam tahun untuk beradaptassi agar Kurikulum 2013 bisa terlaksana sepenuhnya. Apabila kurikulum ini dipraktikkan sesuai dengan yang diharapkan, hasilnya bisa sesuai dengan konsep revolusi mental.” Upaya pendidikan memang hasilnya tidak bisa dilihat dalam waktu yang singkat, karena menyangkut penanaman sifat dan sikap terhadap anak-anak.
depan mata peserta didik. Di sisi lain, perlu membangun budaya di sekolah sebagai pusat pembiasaan bagi peserta didik. Juga sebagai sarana pengkondisian lingkungan terhadap anak berdasarkan nilai-nilai yang jelas. Untuk itulah, harus ada kerja sama semua elemen bangsa untuk membendung serangan karakter negatif, baik yang lewat media televisi maupun internet dan menggantinya dengan karakter yang positif. *) Guru PAI DPK di SDN Ledug 1 Kab. Pasuruan dan Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kel. Ledug. MPA 338 / November 2014
39
Nilai-Nilai Kepahlawanan dalam Pendidikan Kepanduan Oleh Drs. M. Isnaeni Rodi, M.Pd*)
Sejak era 90-an, kita tak pernah lagi mendengar lagu anak-anak yang selalu riang untuk dinyanyikan. Semisal “Ambilkan bulan Bu, ambilkan bulan Bu, yang selalu bersinar di langit, di langit bulan benderang..., Cahyanya sampai ke bintang... ambilkan bulan Bu, untuk menerangi tidurku yang lelap di malam gelap” (karya Ahmad ‘Totong’ Mahmud). Atau lagu yang biasa didendangkan anak-anak Raudlatul Athfal dengan merdunya; “Bintang kecil di langit yang tinggi, amat banyak, menghias angkasa. Aku ingin terbang dan menari. Jauh tinggi ke tempat kau berada” – milik Pak Dal. Atau juga mengajak “Naik-naik ke puncak gunung, tinggi, tinggi sekali. Kiri kanan, kulihat saja banyak pohon cemara. Kemudian di saat senja mulai menyapa, terdengar” “Matahari terbenam, hari mulai malam. Terdengar burung hantu, suaranya merdu, kuk-kuk... kuk-kuk... kuk-kuk... kuk-kuk...kukuk kuk...kuk. Pantas, sejak tahun 90-an hingga kini sulit ditemukan lagu-lagu yang gembira, syahdu, penuh kenangan, kehangatan pelukan ibu, serta mengagungkan indahnya alam ciptaan Tuhan dan merasakan syukur yang dalam atas anugerahNya. Bagaimana mungkin tercipta lagu “penghayatan” jika tak mengalami, tak merasakan sepoi angin gunung, gemericiknya air jernih di kaki bukit, tak melihat indahnya gemerlap malam dengan penglihatan, dan tak mendengar indahnya suara alam; jangkrik, retnong, maupun suara burung kukuk beluk yang merdu dengan pen40
MPA 338 / November 2014
dengaran yang telah diberikan Tuhan. Semua guru dan dosen berada dalam dinding dan ruang seperti halnya bayi dalam box, mirip dengan rumah berpagar tinggi, dan hampir sama dengan dalam penjara, bagai puluhan jangkrik yang dijual di pasar burung. Mereka ramai, berkumpul tetapi tidak bebas dan merdeka di alam terbuka nan bahagia. Sebenarnya inilah inti sari dari K-13 yang mengharuskan selalu bersyukur kepada Tuhan, dengan melihat, mencermati, menikmati, meneliti, dan melestarikan alam sebagai Kompetensi Inti (K1) yang selalu ada di setiap mata pelajaran dan setiap jenjang sekolah. Pendidikan Kepanduan Menjawab Kepramukaan bukanlah suatu ilmu untuk dipelajari secara tekun, bukan pula merupakan kumpulan ajaran atau bahan pelajaran. Kepramukaan adalah suatu permainan yang menyenangkan di alam terbuka, tempat “boy-men” (orang dewasa berjiwa muda) dan anakanak mengadakan pengembaraan bersama sebagai kakak dan adik, membina kesehatan, dan mendapatkan kebahagiaan, keterampilan, dan mengabdikan diri bagi sesamanya (disarikan dari Aids to Scoutmastership, Baden Powell, 2008). Kepramukaan harus diartikan sebagai suatu sistem latihan kewarganegaraan melalui permainan untuk anak putera dan puteri. Anak puteri adalah rakyat yang penting, karena bila kaum ibu berkarakter teguh, maka mereka mengusahakan agar anak-anaknya juga mengikuti jejak ibunya. Latihan itu
diperlukan untuk kedua jenis golongan baik putera maupun puteri. Hanya penjabarannya yang beraneka ragam. Hakekat pendidikan kepramukaan adalah sebagai proses pendidikan dan harus merupakan kegiatan yang bernilai pendidikan dan dapat dipertanggungjawabkan secara pendidikan, sehingga kegiatannya harus berencana, dipersiapkan, dilaksanakan, dan memperoleh nilai dari segi kejiwaan dan pendidikan. Kegiatannya diarahkan untuk peningkatan kecintaan pada alam dan lingkungan hidupnya, sehingga meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam kegiatan kepramukaan itu, peserta didik didampingi oleh Kakak pembina, sebagai orang dewasa yang berjiwa muda, yang dapat mendorong peserta didik mengembangkan dirinya, agar di kemudian hari menjadi manusia yang berkepribadian, berwatak luhur, dan menjadi warga negara yang baik, setia patuh kepada negaranya, serta berguna bagi pembangunan bangsa dan negara. Nilai-Nilai Kepahlawanan Yang dimaksud nilai-nilai kepahlawanan bukanlah seorang serdadu yang bersenjata lengkap dan berbaju doreng dengan topi baja, dan senapan di tangan. Bukan! Seorang pandu berjiwa pahlawan dan bermental ksatria adalah mereka yang menjunjung tinggi kehormatannya, dan berusaha untuk selalu siap menolong orang lain yang sedang dalam kesusahan atau memerlukan pertolongan.
Semboyannya adalah “SEDIA”. Selengkapnya adalah “Selalu Siap Sedia”. Undang-undangnya berbunyi: “Apapun yang kau kerjakan, usahakan untuk memperoleh kehormatan dan kepercayaan. Lindungi si lemah dan mereka yang tak dapat menolong dirinya sendiri. Janganlah berbuat sesuatu yang dapat melukai hati atau menghina orang lain. Bersedialah berkorban untuk negaramu. Bekerja keraslah demi kehormatanmu, bukan untuk keuntunganmu. Pertahankanlah kehormatan negara dengan jiwamu. Lebih baik mati dengan terhormat, dari pada hidup hina dina.” (Scoting for Boys, Baden Powell, 1987). Seorang ksatria tidak memiliki sifat mementingkan diri sendiri (baca kisah Kapten John Smith), serta selalu ada pengorbanan diri seperti tindakan kapten Lawrence Oates dalam ‘Ekspedisi Terakhir ke Kutub Selatan’. Kesatria juga memiliki sikap keramah-tamahan. bermurah hati, sopan terhadap wanita, dan mendahulukan anak-anak, serta ringan mengucapkan rasa terima kasih, dan selalu mengembara untuk menolong sesama tanpa memungut bayaran. Sebagian umat Islam berdoa dan bershalat Dhuha untuk memohon diturunkannya rezeki dari langit, mendekatkannya dari yang jauh, dan mengeluarkan rezeki dari dalam bumi. Namun bagaimana bisa tanpa mendekati dan mengembara ke alam, dapat menemukannya hanya dengan menengadah. Perlulah tangan tampak ngapal dan keras karena bekerja menangkap nitrogen di udara untuk pupuk urea, dan gas neon untuk lampu TL. Masuk (mengebor) dalam perut bumi untuk mencari batu bara, emas, tembaga, minyak, dan semua bahan tambang. Janganlah kemudian menggerutu dan mengeluh isi perut bumi di bumi Nusantara mulai tambang emas di Freeport, Newmont, di Nusa Tenggara dan Papua dikeruk ke luar negeri dengan kompensasi yang sangat sedikit. Belum lagi minyak di Riau, Bojonegoro, Balikpapan dan sebagainya yang dikuasai oleh Exxon, Petrochina. Gas alam di Arun, batubara di Samarinda dan Tenggarong dan seterusnya. Betapa Tuhan Maha Kaya untuk memberikan kemakmuran kepada manusia. Tetapi manusia yang diberi
kemakmuran adalah orang-orang yang mampu menafsirkan kalimat “Itulah tanda-tanda orang yang berpikir” dan “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan” – karena malasnya menjadi miskin dan selalu menengadahkan tangan, bukan tangan di atas untuk memberi. Dengan mengembara akal manusia berkembang dan memperoleh berbagai ilmu seperti ilmu falak, ilmu hayat, ilmu aljabbar, ilmu kebumian dan sebagainya. Kepanduan setidak-tidaknya melatih anak-anak “wukuf” sebagai
menyehatkan badan. “Ada orangtua belum memiliki pengalaman sendiri tentang kehidupan dalam perkemahan. Mereka memandang perkemahan dengan kesangsian (kesengsaraan), karena menganggap terlalu kasar dan berbahaya bagi anak-anaknya. Tetapi ketika mereka melihat anak-anaknya kembali dalam keadaan kuat dan sehat, dengan wajah berseri-seri penuh kebahagiaan, jiwanya menjadi lebih baik, yaitu sikap kejantanan, serta persaudaraan yang praktis, mereka tentu menghargai semua kebaikan yang berasal dari kehidupan
intinya ibadah haji, sedangkan yang sering diajarkan justru adalah towaf. Dalam perkemahan dipraktikkan istinjak, tayamum (bersuci dengan debu), disiplin untuk meletakkan sepatu secara rapi di samping tendanya menghadap ke muka (pengalaman disiplin meletakkan sandal di kotak sepatu di Masjidil Haram). Berlatih memasak, menghargai masakan dengan “rasa” orang lain.
di alam terbuka,” demikian tulis Baden Powell. Dengan kewajiban pendidikan karakter di sekolah melalui kegiatan ekstra pramuka, para Pembina harus ikhlas mendampingi 24 s.d 32 anak dengan 2 pembantu pembina tanpa dihitung sebagai 2 jam pelajaran seperti yang diinginkan, melainkan bagian dari CSR bagi perusahaan jiwanya sebagai rasa suka rela dan ikhlasnya Kiai kampung yang mengajarkan Alif, Ba’ Ta’ dengan upah tawadu’ dan ta’dzimnya para santri. *Penulis adalah staf pengajar di Universitas Islam Blitar & Pelatih Pembina Pramuka Kwarda Jatim Argasonya’97.
Perspektif Berkemah dalam kepramukaan adalah hal yang menarik bagi anak-anak, serta merupakan kesempatan untuk belajar percaya kepada diri sendiri, dan supaya memiliki banyak akal, disamping
MPA 338 / November 2014
41
MA Bilingual PM Al-Amanah
Dari Mufradat hingga Conversation Every Day
Buku adalah jendela dunia. Tapi tanpa penguasaan bahasa, seseorang akan terhambat untuk menjelajah dunia yang dipandangnya. Oleh karenanya, Madrasah Aliyah Bilingual Pesantren Modern alAmanah sangat mementingkan penguasaan bahasa Arab dan Inggris. “Bagi anak yang berangkat dari nol, setelah tiga hingga empat bulan di sini mereka akan lancar berkomunikasi bahasa Arab maupun Inggris,” tukas Hj. Zanuba Al Fareni, Lc menggaransi. Pasalnya, semua siswa-siswi madrasah ini diharuskan mondok di pesantren. Lantaran di PM al-Amanah sehari-harinya wajib menggunakan bahasa Arab dan Inggris, merekapun akan dengan cepat beradaptasi dengan lingkungan pesantren. “Dengan tradisi di pesantren seperti itu, akan cukup membantu anak-anak terbiasa menggunakannya,” tutur Kepala MA Bilingual ini menerangkan. “Tentu saja, bagi siswa-siswi yang baru akan memperoleh pendalaman berbahasa terlebih dahulu,” tambahnya. Pihak madrasah akan senantiasa melakukan langkah-langkah tertentu guna menunjang kemampuan berbahasa asing siswa. Seperti tasyji’ lughah (memotivasi siswa agar mau dan suka menggunakan bahasa), membuat insya yaumi/composition seminggu sekali, serta les privat khusus bagi siswa baru. Jika selama ini mereka belum bisa berbincang dengan bahasa asing, kata lulusan KMI Gontor Putri ini, itu hanya karena tak terbiasa saja. Setelah sering mendengarkan teman-temannya ngobrol dengan bahasa asing, lambat laun tanpa disadari mereka akan mampu memahami percakapan dua bahasa tersebut. “Apalagi pihak madrasah juga akan
Hj. Zanuba Al Fareni, Lc memberi sanksi bagi mereka yang tak menggunakan percakapan dua bahasa,” ujar lulusan Universitas al-Azhar, Kairo, Mesir ini menimpali. Alhasil, setiap siswa wajib menggunakan bahasa Arab selama dua minggu. Dan dua minggu berikutnya mereka harus berkomunikasi dengan bahasa Inggris. Begitulah seterusnya secara bergantian. Namun demikian, sebagai pengantar materi pelajaran di dalam kelas tetap menggunakan bahasa Indonesia. “Sebab 75 persen tenaga pendidik di sini berasal dari luar pesantren. Mereka tak terbiasa berkomunikasi dengan bahasa Arab ataupun Inggris,” kilahnya. Hanya khusus mata pelajaran agama – yang meliputi pelajaran al-Qur’an dan al-
Bertabur juara saat mengikuti lomba di UMSIDA 42
MPA 338 / November 2014
Hadits, tarjamah, fiqih, aqidah, akhlak atau yang lain, cara penyampaiannya dengan menggunakan bahasa Arab. “Sedangkan yang menggunakan bahasa Inggris, ya cuma mapel bahasa Inggris saja,” ungkapnya berterus terang. Meski demikian, lanjut perempuan yang tengah merampungkan tesis S2nya di University Institute For Islamic Studies, Beirut, Libanon ini, bagi guru-guru dari luar pesantren juga diberikan kursus bahasa seminggu sekali. “Ini agar ketika berada di luar kelas, mereka juga bisa menangkap pembicaraan siswa dan menjawab sesuai dengan bahasa yang mereka gunakan,” paparnya. Untuk mempelancar berbahasa asing, kata wanita kelahiran Kediri 27 April 1987 yang kini sedang menempuh kuliah di Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya ini, pihaknya memiliki metode belajar tersendiri. Yang pertama, adalah mufrodat kulla yaum atau vocab tiap pagi dan malam. Setiap ba’da Shubuh, setiap anak diwajibkan mengikuti latihan mufrodat. “Mereka cukup melafadhkan tiga kosa kata setiap hari. Setelah itu, tiga kosa kata tersebut dimasukkan dalam suatu kalimat,” paparnya. “Nah, sehabis Isya’ ketiga kata tadi akan direplay kembali,” tukasnya menambahkan. Detilnya, anak-anak dibagi ke dalam kelompok-kelompok. Setiap kelompok ada pembimbingnya satu hingga tiga orang. Mereka disuruh melafadhkan kosakata, baik kata benda maupun kata kerja. Setelah itu, mereka diberi tugas untuk membuat sebuah kalimat dalam bentuk baca maupun tulis. Tugas-tugas itupun lantas dikumpulkan untuk dikoreksi dan dinilai oleh penanggung jawabnya masing-masing. Keesokan
Sang Juara dalam beragam lomba berpose bersama
harinya tugas tersebut baru dibagikan kembali. Dan merekapun mencari kosakata baru. “Besok sebelum shalat Dhuha berjamaah dimulai, anak-anak diberikan lagi kosakata yang belum mereka ketahui. Jadi ada pemantapan kosakata di tiap-tiap waktu,” katanya memaparkan. Seminggu berselang, lanjut perempuan yang pernah memperoleh penghargaan KBRI Kairo sebagai peraih Nilai Cumlaude di tahun 2009 ini, mereka akan dites lagi untuk mengetahui sejauh maRuang na perkembangannya. Baik tentang cara meletakkan kata dalam sebuah kalimat, ataupun cara menuliskannya. “Setiap siswa diwajibkan membuat kalimat setiap kali diberikan kosakata,” tuturnya singkat. “Kegiatan mingguan ini dikemas dengan titel Muhadatsah kulla usbu’/conversation every week,” tandasnya. Cara yang lain, sambungnya, setiap anak diberi sebuah buku yang digunakan untuk mengarang dalam bahasa Arab maupun Inggris. Jadi setiap minggunya mereka wajib menyetorkan buku karangan tersebut untuk dikoreksi. Metode ini dimaksudkan agar anak tak saja pintar mengucapkan bahasa secara lisan, tetapi juga mahir mengungkapkan bahasa melalui tulisan. Selain metode percakapan, ujar perempuan yang pernah mengikuti Seminar Internasional Pemuda Islam di Kairo ini, juga ada kegiatan berupa penyampaian mufrodat secara umum. Kegiatannya bernama ‘Islahul Lughah’ (perbaikan bahasa yang salah diucapkan namun jadi kebiasaan). “Nah, di sinilah akan dibenahi ketika mereka mengungkapkan kata-kata yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Arab atau Inggris,” urainya. Untuk mengetahui penguasaan bahasa mereka, diasah pula melalui aktivitas berpidato. Kegiatan tersebut bertajuk Muhadlara. Latihan berpidato ini diselenggarakan
latihan Bahasa Arab di Lisan alArab Mesir ini melanjutkan, bahwa pada setiap kegiatan anakanak dibiasakan untuk menyampaikan informasi dengan dua bahasa. “Dalam komunikasi keseharian, di sini sama sekali tak memakai bahasa Indonesia,” ungkapnya. Ustadzah Zanuba – begitu dirinya kerap disapa – tak menyangkal ketika dikatakan siswasiswi Madrasah Aliyah Bilingual lebih kental bahasa Arabnya ketimbang bahasa Inggris. Sebab perpustakaan biasa dipakai berbagai kegiatan porsi pendalaman yang dilakukan memang lebih diutamakan seminggu sekali. Bagi yang bahasanya sudah bahasa Arabnya. mahir, mereka akan ditampilkan pada even Di sisi lain, basic guru-gurunya lebih Muhadlara Kubra. Inilah ajang kompetisi banyak yang lulusan pendidikan agama. bagi siswa yang berbakat dalam berbahasa. “Itulah yang membuat mereka lebih dominan Di ajang tersebut, mereka tak hanya berpi- bahaasa Arab ketimbang bahasa Inggrisnya,” dato menggunakan bahasa Arab dan Inggris kata wanita yang pernah mengikuti Diklat saja. Tapi juga bahasa Jepang, Indonesia dan Internasional Musthalah Hadits ini berkilah. bahasa ‘Jawa Kromo’. “Dominasi bahasa Arab atas bahasa Inggris, Setiap peserta lomba, mengenakan baju persentasenya ya.. berbanding 100-80laah,” kebangsaan sesuai bahasa yang digunakan. tukasnya. Yang berpidato bahasa Jepang memakai kiUntuk menunjang berbahasa asing sismono, bahasa Inggris menggunakan pakaian wa, tutur perempuan yang pernah mengjas berdasi, sedangkan yang berbahasa Arab ikuti pelatihan ‘Metodologi Penelitian’ di dengan pakaian jubah disertai dengan KBRI Kairo ini, disediakan ruang perpussurban. Dan bagi pemenangnya, mereka takaan yang memadai. Disamping berisi akan digodok lagi hingga lebih mahir karena buku-buku mapel, tersedia pula buku-buku dipersiapkan untuk mengikuti olimpiade- berbahasa Iggris dan Arab, kamus-kamus, olimpiade bahasa. serta literatur-literatur penting guna pengemTak itu saja. Kemampuan berbahasa bangan berbahasa. asing mereka juga ditampilkan pada acara Menariknya, ruang perpustakaan ini ‘Spectacular Show’. Inilah sebuah ajang tak hanya berfungsi untuk membaca saja. untuk menunjukkan kreativitas seni dan ber- Sebab kerap tampak di sana para siswa berbahasa asing mereka. Setiap kelompok yang dialog memperlancar bahasa, kegiatan dismementaskan karyanya, juga dengan meng- kusi, atau lomba karya tulis ilmiah populer. gunakan bahasa Arab dan Inggris. Bagi yang Dan semuanya, tetap menggunakan bahasa bertugas menjadi master of ceremony atau Arab dan bahasa Inggris. “Khusus untuk yang memberi sambutan, semuanya harus siswa kelas XII, seminggu sekali mereka memenggunakan bahasa Arab atau Inggris. ngadakan acara diskusi dengan tema-tema Wanita yang pernah mengikuti pe- yang telah ditentukan,” pungksanya. Il
Foto bersama seusai kegiatan training Mind Map
Ketika berkunjung ke redaksi Jawa Pos MPA 338 / November 2014
43
Hijrah Qalbiyah Menuju Mardhatillah Oleh : H. Ahmad Hartoyo Dosen STAI Al-Khoziny Buduran Sidoarjo
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Marilah kita tidak bosan-bosan untuk bersyukur dan bersyukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat, nikmat dan karunia-Nya kepada kita. Sesungguhnya Allah SWT sedikitpun tidak pernah bosan untuk mencurahkan nikmat dan kasih sayang-Nya kepada kita. Nikmat yang paling utama, ialah hidayah Allah SWT berupa keimanan dan keislaman. Dengan nikmat itu, kita menjadi manusia yang berbahagia di dunia dan di akhirat. Rasa syukur di samping kita ungkapkan dengan lisan, yang lebih utama adalah dengan meningkatkan amal ibadah kita kepada-Nya. Dalam kesempatan yang baik ini saya berwasiat, wasiat ini terutama saya tujukan kepada diri sendiri, dan kepada seluruh jamaah jum’at yang berbahagia, yaitu marilah kita bertaqwa kepada Allah SWT dengan melaksanakan perintahperintah-Nya, dan meninggalkan larangan-larangan-Nya. Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imran 102 :
44
MPA 338 / November 2014
Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebe nar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam“.
Sidang jamaah jumah, calon-calon penghuni sorga Allah yang berbahagia,
Sungguh tepat ketika Amirul Muk minin Umar bin Khattab RA menetapkan, atas saran dari sayyidina Ali bin Abi Thalib RA, bahwa tahun Islam dimulai dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah al-Mukarramah menuju Madinah al-Munawarah. Hal itu disebabkan karena peristiwa hijrah merupakan momentum yang amat penting dan titik awal bagi pertum buhan, perkembangan, bahkan kejayaan Islam. Peristiwa hijrah itu sendiri mengandung semangat perjuangan (jihad), dengan dilandasi suatu keyakinan yang kuat (iman), bahwa suatu saat dengan pertolongan Allah SWT pasti akan mendapatkan kemenangan. Di dalam surat at-Taubat [9] ayat 20 Allah SWT berfirman
Artinya : “Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan Itulah orang-orang yang mendapat kemenangan“. Dalam ayat tersebut, Allah menegaskan, bahwa orangorang yang mau berhijrah dan bersungguh-sungguh da lam mengamalkan ajaran agamanya, pada akhirnya ia akan memperoleh kebahagiaan dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Alhamdulillah peringatan tahun baru hijriah, di negeri yang kita cintai ini diperingati dengan cukup semarak. Meskipun tidak semeriah orang memperingati datangnya tahun baru kalender masehi. Memang peringa tan tahun baru hijriah tidak perlu diperingati dengan pesta pora, atau dengan melampiaskan kesenangan hawa nafsunya, apalagi dengan melakukan kemungkaran dan kemaksiatan, seperti yang sering kita lihat saat peringatan tahun baru masehi. Seorang Muslim ketika mengetahui akan memasuki tahun yang baru, ia berdoa menjelang terbenamnya matahari di hari terakhir bulan Dzulhijjah. Sebuah doa tulus memohon ampunan Tuhannya atas segala kekhilafan dan dosa yang dilakukan sepanjang tahun itu. Demikian pula pada saat itu, seorang Muslim akan memohon kepada Tuhannya, kiranya menerima segala amal ibadah yang telah dikerjakan sepanjang tahun itu. Dan ketika sudah masuk tahun baru, yakni selepas maghrib yang berarti sudah masuk tanggal 1 Muharam, seorang Muslim akan berdoa memohon perlindungan kepada Allah SWT dari segala macam godaan syetan yang terkutuk. Sekaligus pada saat itu, seorang Muslim akan memohon kepada Tuhannya, kiranya ditakdirkan oleh Allah SWT menjadi hamba-hamba yang senantiasa disibukkan dengan ibadah untuk mendekatkan diri dan mendapat ridha-Nya.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Prof. Mahmud Syaltut, mantan rektor Universitas alAzhar Mesir, di dalam salah satu ceramahnya membagi pengertian hijrah menjadi dua macam, hijrah badaniah (fisik) dan hijrah qalbiyah (hijrah hati nurani). Hijrah badaniyah atau hijrah fisik, adalah hijrah seperti yang telah dilakukan oleh Rasulullah SAW bersama para sahabat, dan itu sudah selesai. Adapun hijrah qalbiyah, hijrah hati nurani dapat dikatakan sebagai pindah dari perilaku yang tidak baik menuju perilaku yang baik, hijrah dari kemungkaran dan kemaksiatan menuju keridhaan Allah SWT dan maghfirah-Nya. Hijrah qalbiyah itu harus selalu dan selalu kita lakukan. Itulah pelajaran penting dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW bersama para sahabatnya.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Rasulullah SAW menjelaskankan bahwa seorang yang berhijrah, sebagai orang yang memiliki kemauan kuat untuk meninggalkan larangan-larangan Allah SWT, beliau bersabda :
Artinya : “… dan orang yang berhijrah itu ialah orang yang menjauhi hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT “ (HR Ahmad dari Abu Hurairah) Karena itu kita harus tetap berhijrah, dengan pengertian hijrah qalbiyah. Sekaligus kita perlu melakukan muhasabah, introspeksi diri dan bertekad hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Allah SWT berfirman :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan". Orang-orang yang mau berhijrah qalbiyah, dan bersungguhsungguh mengamalkan ajaran agamanya pada akhirnya ia akan memperoleh kebahagiaan dalam kehidupan di dunia mau pun di akhirat. Allah SWT menggembirakan mereka dengan rahmat dan ridha-Nya. Di dalam dalam surat at-Taubat [9] ayat 21, Allah SWT berfirman :
Artinya : “Tuhan mereka menggem birakan mereka dengan memberikan rahmat dari padanya, keridhaan dan surga, mereka memperoleh didalamnya kesenangan yang kekal".
MPA 338 / November 2014
45
Pengasuh: dr. H Rasyid M Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
Tuli, gangguan pendengaran parah Gangguan pendengaran terdapat pada sekitar 10% dari penduduk, parah ataupun ringan; yang parah ini dikenal dengan sebutan kasarnya: tuli. Untuk yang ringan mungkin hanya terasa mengganggu dalam pembicaraan, tetapi bagi yang berat pada anak-anak akan mengganggu kemampuan berbahasanya. Klinik.
Sebutan untuk gangguan pendengaran ada bermacammacam, dari sekedar kurang pendengaran sampai tuli atau tunarungu (istilah ini dianggap menghina atau kurang baik, terutama oleh mereka yang mengalami keadaan ini). Keadaan kurang pendengaran ini dapat parah ataupun ringan, dalam artian seluruh nada suara ataupun hanya sebagian, hanya satu telinga ataupun kanan-kiri keduanya, terkait dengan alat dengarnya ataupun juga sistem syarafnya. Gangguan pendengaran dapat terjadi congenital (sejak lahir) ataupun kemudiannya, semisal presbiacusis (baru muncul ketika di usia senja). Pada anak-anak gangguan pendengaran dapat mempengaruhi perkembangan berbicara ataupun berbahasanya. Apa yang diucapkan anak pada dasarnya berasal dari apa yang didengarnya; akibatnya anakanak yang agak terganggu pendengarannya itu berbicaranya dengan suara atau kata-kata yang terdengar aneh. Mereka ini akan sulit belajar dan sulit mencari pekerjaan nantinya. Suara yang kita dengar berasal dari getaran pada sumber
46
MPA 338 / November 2014
suara. Tergantung pada getaran ini suara dapat keras, lemah, ataupun antara keduanya. Tergantung pada frekwensi getarannya, maka suara dapat bernada tinggi, rendah, atau di antara keduanya. Walaupun frekwensi dasarnya sama, suara gitar terkenali berbeda dengan suara biola; hal ini karena ada timbre (suara ikutan) yang menjadikan kedua macam suara itu berbeda. Dengan pemahaman secara inilah kita jadi mengenali masing-masingnya suara ibu, bapak, saudara, maupun teman-teman. Getaran dari sumber suara itu akan menggetarkan udara ataupun media lain untuk sampai ke telinga kita. Telinga kita merupakan sensor (penangkap) suara yang mengubah bentuk getaran suara itu menjadi “getaran” impuls syaraf agar dapat dihantarkan sampai ke pusat pendengaran kita di otak. Dari impuls yang datang ini “dicatat” suara-suara yang dapat dikenali, keras atau lemahnya suara, tinggi rendahnya nada, maupun mengenali suara apa ataupun maknanya. Kelainan di otak (termasuk stroke) dapat mengakibatkan gangguan pendengaran.
Dari gambaran sederhana di atas, dapat difahami bahwa getaran dari sumber suara dapat mengalami kendala sepanjang penjalarannya untuk dapat dikenali oleh pusat pendengaran. Misalnya saja media penghantar suara yang terganggu akibat lubang telinga tersumbat oleh tahi telinga (cureg, Jw.) yang membesar karena terkena air. Gendang telinga yang robek (misalnya akibat infeksi telinga, otitis media) akan mengurangi kepekaan telinga. Pada orang lanjut usia persendian tulang telinga (ossiculae) yang menangkap dan meneruskan getaran gendang telinga sudah agak kaku sehingga kurang baik dalam meneruskan geta ran suara. Antara telinga dan pusat pendengaran tersambung oleh syaraf pendengaran; syaraf ini dapat terganggu ataupun rusak oleh zat-zat tertentu yang ditandai sebagai bahan yang ototoxic, misalnya obat suntik streptomisin. Dulu ketika obat antibiotika masih langka, maka untuk mengatasi infeksi banyak digunakan suntikan PenStrep (kombinasi antar penicillin dan streptomisin) dengan akibat tidak sedikit anak-anak yang menjadi tuli karena syaraf pendengarannya teracuni oleh streptomisin. Aspirin, dan sejumlah obat malaria, peluruh kemih, penghilang nyeri sendi tergolong ototoksik. Timbal, pestisida (pembunuh serangga), sejumlah bahan pelarut, dan bahan kimia yang keluar dari knalpot juga termasuk yang meracuni syaraf pendengaran itu. Suara yang sangat keras dapat menjadikan kepekaan telinga berkurang banyak, sehingga pendengaran menjadi “tuli” untuk sementara. Pemain drum yang bermusik selama satu jam akan mengalami tuli sementara selama 12 jam; jika pemusik ini bermain setiap malam masing-masingnya lebih dari 2 jam, maka telinganya menjadi tidak berfungsi untuk “selamanya”. Begitu pulalah mereka yang tinggal atau bekerja di lingkungan yang bising (di pabrik, bandara, di dekat jalan tol, penggergajian), pendengarannya juga akan berkurang. Selain disebabkan oleh banyak faktor di atas, ada juga kelainan keturunan (genetic) yang juga dapat mengakibatkan penurunan pen denga ran. Ada kalanya ibu hamil muda yang mengalami serangan campak (morbilli; gabag, Jw.) menimbulkan akibat tidak tumbuhnya sebagian indera janin yang dikandungnya sehingga bayi lahir dapat dalam keadaan buta, tuli, ataupun keduanya; itulah sebabnya maka sebelum menikah calon ibu itu diingatkan untuk menjalani imunisasi
campak. Gondongan berakibat seperti itu.
juga
dapat
Diagnosa.
Ada banyak cara yang digunakan untuk mengetahui apakah seseorang mengalami gangguan pendengaran ataukah tidak. Secara sederhana jika seseorang diteriaki dari belakangnya tidak menoleh, maka dapat disimpulkan bahwa orang itu mengalami gangguan pendengaran yang parah, tuli. Di klinik setelah dokter memastikan bahwa lubang telinga tidak bermasalah, dokter biasanya membisikkan kata tertentu (untuk suara letup ataukah desis) yang harus ditirukan oleh yang diperiksa. Dulu dokter juga memeriksa pendengaran menggunakan suara detak jam saku sebagai ganti bisikan; jam ini digerakkan dengan pir, suara gerakan gigi untuk jarum sekonnya cukup keras. Ketajaman pendengaran diuji dengan menempelkan kayu penggaris ke belakang telinga lalu menempelkan jam saku di ujungnya, memudian menggesernya untuk mendekatkannya ke telinga; jauh dekatnya kapan detak jam dapat didengar dianggap sebagai petunjuk ketajaman pendengarannya. Dengan menggunakan alat peme riksaan elektronik (semisal pure tone audiometer) gangguan pendengaran dapat diperiksa cukup teliti, termasuk pendengaran untuk frekwensi berapa yang terganggu. Dari hasil peme riksaan audiometry seperti ini dapat disimpulkan seberapa parah gangguan pendengaran yang ada termasuk gangguan pada nada rendah ataukah tinggi; hal ini untuk membantu menen tukan macam alat bantu dengar mana nantinya yang harus dipilih untuk memperbaiki komunikasi. Pengujian pendengaran dapat digu nakan untuk menentukan kepa rahan gangguan pendengaran; terma suk apakah hanya terkait dengan jalur konduksi getaran suara, ataukah melibatkan sistem syaraf yang terkait. Hasil pengujian ini digunakan untuk menentukan pilihan tindakan apa untuk memperbaiki pendengaran.
Pengobatan.
Jika dari pemeriksaan pendengaran disimpulkan bahwa itu merupakan akibat dari kerusakan gendang telinga, dapat dilakukan bedah plastik untuk mengganti gendang telinga yang robek ataupun hilang. Bahkan jika gendang telinga maupun sistem tulang telinga telah rusak sama sekali, teknologi elektronika dan bedah plastik juga sudah mungkin dilakukan penanaman alat bantu dengar untuk ini. Kalau kurang pendengaran yang ada
merupakan akibat keracunan obat, maka selain menghentikan pemakaian obatnya; biasanya dalam tindakan ini juga ditambahkan vitamin “penguat” syaraf semisal vitamin B1, B6, dan B12. Pada penurunan pendengaran pada orang lanjut usia, ataupun yang terkait dengan sistem syarafnya, hearing aid (alat bantu dengar) sangat menolong banyak orang. Alat ini pada dasarnya adalah “pengeras suara” dalam ukuran kecil, yang dapat ditanam pada gagang kacamata, berupa unit kecil yang ditempelkan di belakang daun telinga, ataupun berupa unit sebesar kotak rokok yang dapat ditaruh di dalam saku ataupun menempel di ikat pinggang; masing-masingnya dengan harga yang tak sama. Alat bantu dengar semacam ini ada yang punya mik yang dapat ditempelkan pada pesawat telpun sehingga pemakainya juga dapat ber bincang-bincang per telpun.
Pencegahan.
Ada sejumlah langkah yang dapat mencegah munculnya gangguan pen dengaran, terutama menghindari suara keras, menghindari obat ataupun bahan kimia yang diketahui ototoxic (meracuni syaraf pendengaran). Agar tidak terjadi kerusakan sistem tulang telinga maupun gendang telinga, maka jika ada infeksi ruang telinga tengah (biasanya merupakan komplikasi sakit pilek) harus secepatnya diperiksakan ke dokter; infeksi yang akut memungkinkan jebolnya gendang telinga oleh penumpukan nanah ataupun darah; ini biasanya diawali dengan munculnya demam tinggi dan nyeri telinga. Infeksi yang menjadi menahun (kronis) juga akan menghancurkan sistem tulang pen dengaran. Kuman yang masuk ke dalam ruang telinga tengah ini sering kali merupakan akibat dari upaya mengeluarkan ingus yang dengan memijit kedua lubang hidung secara bersama-sama lalu meniupnya kuat-kuat; seharusnya bergantian antara kiri dan kanan.
Penutup.
Pendengaran merupakan sarana penting untuk berkomunikasi, lebihlebih bagi anak yang sedang belajar bicara maupun yang perlu menangkap suara pembicaraan guru; perlu secara berkala dilakukan pemeriksaan pen denga ran mereka. Untuk anak-anak yang terganggu pendengarannya, pema kaian alat bantu dengar perlu diper timbangkan. Untuk mengurangi beban telinga, pemakaian earphone perlu dibatasi atau diatur baik-baik lamanya maupun kekuatan suaranya. Semoga uraian di atas bermanfaat.
MPA 338 / November 2014
47
Pengasuh : Drs. Ahmad Busyairi Mansur, MM
A. Reading (Wacana)
O
Angels (1)
f the many being ceated by God, the angels are of special importance. They have been invested by God with the supernatural power to keep order in the functioning of the universe. They do not, however, deviate in the slightest from the path of God, for all their functioning is in complete obedience to His will. Diverse and numerous events are taking place at every moment in the universe, for instance, the movement of the stars, the shining of the sun and moon, the falling of the rain, the alternation of the seasons and so on. All of these, and many other continually recurring events are attended to by the angels. Working in the universe as extremely faithful and obedient servants of God, they ensure the continued existence of the human and animal species on earth. As well as running the world’s systems, these angels, a numerous band, take charge of all matters in heaven and hell. The role of the angels can be understood by the example of a large factory. In any such factory, the are many big and complex machines which produce the goods for which the factory has been established. But these machines do not run on their own. To facilitate their smooth running many human hands are required. Therefore, in every factory there are always a number of people whose duty it is to attend constantly to their proper and efficient functioning. Similarly, countless angels are appointed to ensure the proper functioning of the great factory of the universe. The difference between the two factories is only that in the matterial one, the human hands are visible, while in the metaphorical one – the great mechanism of the universe – the angels remain invisible to the naked eye. Man may not be able to see the angels, but the angels can certainly see man, and keep a watch on him on behalf of God. It is these very angels who take men’s soul away after death.
B. Vocabulary (Kosakata) soul : jiwa angels : malaikat invisible : tidak dapat dilihat : kematian death faithful : beriman supernatural : gaib : kekuatan power alternation : penggantian attend : mendatangi remain : mengingatkan C. Dialogue Discussing Business Strategy Mr. Ronald : I call you here because I’d like to have a word with you, Mr. Azwar. Do you have time this morning ? Mr. Azwar : Sure. What is it about, Mr. Ronald? Mr. Ronald : It’s about our bussiness. According to our progress chart, we seem to be doing not so well in the last two years. Mr. Azwar : Yes, I agree with you. The problem is that because the home market’s already saturated and we have some competitors. Mr. Ronald : Now, there is something I want to tell you. It’s something have been thinking about for sometime. Mr. Azwar : What is that Mr. Ronald? Mr. Ronald : It’s about our business strategy. I see that our business can only expand by selling our products abroad. Mr. Azwar : Selling our products overseas, say it in one of Asian countries, it means export doesn’t it? Mr. Ronald : Yes, that’s right. For the first step, we will try in a small way. Mr. Azwar : Do you have any other reasons why we need to look for foreign market?
48
MPA 338 / November 2014
Mr. Ronald : Mr. Azwar
:
Mr. Ronald :
Mr. Azwar : Mr. Ronald : Mr. Azwar : Mr. Ronald : Mr. Azwar : Mr. Ronald : Mr. Azwar : Mr. Ronald :
D. Vocabulary progress saturated competitor expand limited object to report
The home marketis already very limited. If we maintain our home market, I am sure that we can’t expand anymore. So, in your opinion, this is the right time to market our products overseas. Yes, that is one of the reasons why I want to do this. Remember, Mr. Azwar, next year AFTA will go into effect. If we don’t try it from now on, we will be out of date and left far behindour competitors. Yes, I agree with you Some small companies have succesfully exported to singapore and some South East Asian Countries. If I may ask you, why do you choose Singapore? You know Singapore has a lot of potential. That means we have to do a market research and we will have to spend a lot of money. We’ll not do that, at least not at this stage. We will have to tackle the problems of exporting step by step. So what do we have to do? I want you to collect some information on export from National Development Export. I know one of the directors very well and I want to see him this week. : kemajuan : jenuh : pesaing : memperluas : terbatas : berkeberatan : melaporkan
Pengasuh : Ustd. Faiz Abdur Rozak
Kosakata & Tarjamah : 1.
Keberadaam Sholat
2/3. Tempat turunnya (diturunkannya) rahmat Allah dan diijabah (dikabulkan)nya do'a para hamba Allah.
4.
(diberi) Khabar yang menggembirakan dengan....
6.
Dengan mengabulkan (do'a)
5. 7.
8. 9.
Allah mempercepat
Ikhlas secara menyeluruh keikhlasannya Apabila dihimpit / banyak urusan
Wahai ahli / warga.... kmp/Rt/Kota, dll
1. Turun
2. Turunnya
3. Tempat Turun -> Pacuan Landing Pesawat
10. Sungguh berat (enggan, malas)
Kapan Pesawat garuda Landing? Kapan pesawat Garuda Take Off Landing >< Take Off
Makkah Musyarrofah ialah Kota dimana Wahyu Diturunkan
MPA 338 / November 2014
49
DWP Kemenag Banyuwangi Unjuk Kebolehan Lewat Festival Rujak Soto
Anggota DWP Kemenag Banyuwangi sedang beraksi membuat rujak.
BANYUWANGI – DWP Kemenag Kab. Banyuwangi mengikuti kegiatan Festival Rujak Soto yang digelar oleh Pemkab Banyuwangi,
Sabtu (20/9). Rujak soto adalah kuliner khas yang menjadi kebanggaan warga Banyuwangi. Makanan ini berupa rujak yang disiram dengan kuah soto daging atau jerohan. Untuk kali pertama, Festival Rujak Soto digelar dalam rangka Hari Jadi Banyuwangi (HARJABA). Dalam kesempatan itu Bupati Abdullah Azwar Anas, Puteri Indonesia 2014 Elvira Devinamira ikut menguleg rujak disaksikan ratusan warga. Tak tanggung-tanggung, juri yang menilai adalah Chef Pricilya dari Jakarta. Festival Rujak Soto ini diikuti sebanyak 192 peserta berasal dari para penjual rujak soto, koki hotel, dan restoran serta masyarakat umum. Bumbu-bumbu rujak soto dan bahan pelengkapnya telah dijejer di meja. Kemudian para peserta ini berderet menguleg rujak secara massal. Menurut Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Banyuwangi Alief Rahman, poin utama dalam penilaian adalah cara menguleg atau mengolah bumbu. Disamping itu juga dalam hal proses pembuatan hingga siap saji yang diberi tenggat waktu sekitar 15 menit. •Yas
‘Idul Qurban, Bagikan 44 Kambing dan Sembelih 3 Sapi Qurban SIDOARJO – Moment Hari Raya Idul Qurban, dioptimalkan oleh Kankemenag Kab. Sidoarjo untuk beribadah dan berkurban. Panitia Pelaksana Idul Adha Kab. Sidoarjo yang diketuai oleh Kasi Bimas Islam, Drs. H. Syaiful Hadi, M.Pd. berhasil mengumpulkan 44 ekor kambing dan 3 ekor sapi. Hewan qurban tersebut berasal dari sumbangan individual internal Kankemenag Kab. Sidoarjo, KUA, Satker (madrasah negeri), Pokjaluh, dan Pokjahulu maupun lembaga-lembaga mitra Kankemenag seperti bank-bank syariah dan KBIH. Sebanyak 44 ekor kambing disumbangkan kepada kelompok masyarakat, lembaga pendidikan Islam, ponpes, panti asuhan, takmir masjid yang mengajukan proposal pengajuan hewan qurban yang telah diseleksi dan diundi oleh panitia. Pengundian dilaksanakan dua hari sebelumnya. Empat kambing diberikan secara khusus kepada 4 lembaga binaan dakwah Kankemenag yaitu dusun tertinggal, UPT Dinas Sosial Pemrov Jatim di Sidoarjo, Lapas, dan yayasan tuna rungu Kab. Sidoarjo.
Seusai disembelih, daging sembelihan kemudian dibagikan fakir miskin.
Sementara pada Ahad 5 Oktober, panita menyembelih 3 ekor sapi kurban yang dagingnya dibagikan kepada fakir miskin di sekitar Kankemeneg Kab. Sidoarjo. •im2
Musim Haji Tiba, Kenalkan Manasik Haji Sejak Dini
Di terik matahari yang menyengat, siswa-siswi semangat ikuti manasik haji.
TUBAN - uluhan siswa-siswi madrasah dari tingkat MIN, MTsN dan MAN Rengel, mengikuti acara latihan manasik haji
50
MPA 338 / November 2014
yang didakan di lapangan Bahagia Rengel Tuban, (06/10). Acara yang ditujukan untuk mengenalkan sejak dini pentingnya rukun Islam yang kelima ini merupakan agenda rutin setahun sekali. Kali ini dibuka langsung oleh Kakankemenag Kab. Tuban, Drs. Drs. Abdul Wahib, M.Pd.I. Ketua panitia, Drs. HM. Badar, M.Ag mengungkapkan, hampir semua siswa dilibatkan dalam acara latihan manasik haji. Total ada sekitar tujuh puluh siswa-siswi MIN, MTsN dan MAN Rengel. “Apalagi saat ini kebetulan sedang musim haji,” terang mantan Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Kab. Tuban ini. Sementara itu, Kakankemenag Kab. Tuban mendukung program ini. Menurutnya hal itu akan menjadi motivasi tersendiri bagi siswasiswi madrasah untuk menjalankan ibadah haji. Sejurus kemudian, Kakankemenag Kab. Tuban memberangkatkan peserta dari lapangan Bahagia Rengel menuju MAN Rengel, MTsN dan MIN Rengel. Pada kesempatan yang lain, Kakankemenag Kab. Tuban juga membuka manasik haji tingkat RA se-Kab. Tuban yang dilaksanakan di lapangan KOMPI 521 Tuban. •Taar
Do'akan Jama'ah Haji, Gelar Siman Arofah
Suasana Simaan Arofah di halaman depan Kankemenag Kab. Ponorogo.
PONOROGO – Dalam rangka mendo’akan jama’ah haji yang berangkat haji tahun 2014, Seksi Haji Kankemenag Kab.
Ponorogo menggelar kegiatan rutin simaan al-Qur’an dan Dzikrul Ghofilien, (3/10). Kegiatan ini diadakan di halaman kantor dan sepanjang jalan Ir. H. Juanda Ponorogo, dan dihadiri seribuan lebih sami’in-sami’at. Dalam kata sambutannya, Kakankemenag Kab. Ponorogo yang diwakili Kasubag TU, Drs. H. Syaikhudin Nashir, M.Pd, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu wujud kepedulian Kemenag terhadap jama’ah haji yang saat ini sedang melaksanakan wukuf di padang Arofah. Sekaligus turus mendo’akan agar mereka diberi kelancaran dalam melaksanakan ibadah haji sehingga harapannya nanti dapat predikat haji mabru. Selain itu, diharapkan jama’ah haji di tanah suci Mekkah juga turut mendo’akan agar yang belum bisa melaksanakan ibadah haji bisa segera melaksanakan Ibadah Haji. Selain itu, turut hadir dalam simaan arofah ini yaitu Gus Sami’ dari Pondok Pesantren Mayak yang memandu tausiyah dan do’a. Kegiatan yang berjalan dengan lancar dan hikhmat ini dimulai dari ba’da Subuh hingga pukul 21.00 WIB. •Ifroh
Sebanyak 25 Pejabat Struktural dan Fungsional Dilantik GRESIK – Sebanyak 25 pejabat dilantik di aula Kankemenag Kab. Gresik, (17/10). Tujuh diantaranya menduduki posisi baru yaitu Abd. Ghofar, S.Ag (Gara Syari’ah), Khiyarul Muasis. S.Pd.M. Si. (Pengawas Madrasah Kec. Cerme dan Kec. Tambak), Suhali. S.Ag (Pengawas Pendidikan Kec. Manyar), Drs. Ahmad Nuhan, M.Pd. (Kepala MA Bustanul Arifin Domas Kec. Menganti), Sugito, S.Pd., M.Pd. (Kepala MA Raden Paku Kec. Wringin Anom), Mulyono. S.Pd (Kepala MA Mamba’ul Hisan Kec. Sidayu), dan Asenun. S.Pd. sebagai Kepala MI Tarbiyatul Aulad Wedani Kec. Cerme. Dalam arahannya, Kakankemenag Kab. Gresik, Dr. H. Haris Hasanudin. M.Ag berpesan kepada pejabat yang mutasi agar tidak berburuk sangka, tapi berpositif sangka. Syukuri nikmat yang telah Allah berikan, pasti ada khikmahnya. Lebih lanjut Kakanmenag menjelaskan bahwa Kepala Madrasah, Pengawas, penyelenggara Syari’ah adalah PNS yang diberi amanat jabatan. Pengawas berbeda dengan kepala madrasah. Untuk itu pengawas tidak boleh menjadi kepala madrasah, begitu juga
Pejabat terlantik diharapkan dapat menjalankan peran sesuai tupoksi masing-masing.
sebaliknya. Berbeda dengan kepala KUA, selain sebagai Kepala KUA juga sebagai Penghulu dan PPAIW. •Fudlla
Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Mapel PAI dan Budi Pekerti
Nara sumber sedang memberikan pelatihan implementasi kurikulum 2013.
JEMBER – Bertempat di Hotel Ebis Jember, Seksi PAIS Kemenag Kab. Jember menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Implementasi
Kurikulum 2013 PAI dan Budi Pekerti Bagi Guru SMA/SMALB. Acara diikuti seluruh Guru DPK PAIS yang ada di Kabupaten Jember. Dalam laporannya, ketua panitia menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas Guru Agama Islam pada sekolah umum hingga nantinya diharapkan menjadi guru yang handal dan profesional. Sementara itu Pgs. Kakankemenag Kab. Jember, Drs. H. Hamam, M.HI, saat membuka acara menghimbau agar peserta tekun dan disiplin mengikuti acara hingga usai. Juga diharapkan nantinya mampu untuk menjadi fasilitator atau nara sumber di tempat tugasnya masing-masing. Lebih lanjut beliau menyampaikan bahwa guru yang profesional adalah guru yang mampu menjadi tuntunan semua pihak menuju pada perkembangan zaman, dengan demikian perlu adanya pengembangan guru sesuai dengan kurikulum yang ada. Di akhir sambutannya beliau berpesan agar guru PAI dapat melaksanakan tugas dengan disiplin, kerjasama yang baik serta mematuhi peraturan yang ada. •Ratna
MPA 338 / November 2014
51
PEMBINAAN DAN PUBLIKASI DAKWAH KANKEMENAG KAB. NGANJUK NGANJUK – Dalam rangka konsolidasi dan koordinasi lembaga dakwah agar terjalin kerjasama yang sinergis dalam mempublikasikan cara cara dakwah, bim bingan dan penyuluhan agama pada masyarakat, Bimas Islam Kankemenag Kab. Nganjuk melaksanakan pembinaan dan publikasi dakwah termasuk HBI tahun 2014. Acara ini bertempat di aula dasar kankemenag Kab. Nganjuk, (11/9). Plt. Kasi Bimas Islam Kankemenag Kab. Nganjuk Drs. H. Imam Mujaib, MHI selaku ketua penyelenggara melaporkan bahwa kegiatan ini diikuti 45 peserta yang terdiri dari takmir masjid (6 orang), penyuluh agama non PNS (30 orang), PAF (9 orang), dengan dasar pelaksanaan adalah Instruksi Dirjen Bimas Islam No. 04 tahun 1981 tentang pedoman bimbingan pelaksanaan dakwah/khotbah/ceramah agama Islam. Berkenan membuka acara pembinaan Kakankemenag Kab. Nganjuk Drs. H. Ngudiono, M.Ag. MM dengan bacaan ummul quran. Pada kesempatan ini beliau juga mengingatkan kepada seluruh peserta supaya kegitan ini bisa diikuti sebaiknya untuk meningkatkan kemampuan publikasi dakwah termasuk Hari Besar Islam sehingga dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan harapan. •Nur
PEMBINAAN DHARMA WANITA PERSATUAN UNIT KANKEMENAG KABUPATEN MALANG MALANG - Peran seorang perempuan dalam keluarga luar biasa karena mampu memainkan berbagai peran dalam kurun waktu yang sama, sebab kalau tidak berperan secara optimal akan berpengaruh pada yang lainnya. Perempuan sebagai seorang istri harus bisa menjadi pendamping dan memberikan dorongan semangat kepada suami dalam hal apapun apalagi berkaitan dengan peningkatan kinerja. Demikian sambutan Ketua DWP Unit Kemenag Kab. Malang, Ny. Tri Nuksmawati Moh. As’adul Anam pada saat Pembinaan Pangan Aman dan Halal di aula haji setempat (1/10). Sementara itu hadir sebagai pemateri yaitu Elfi Anis Saati, DR. Ir. MP dari LP POM MUI Jatim yang menyampaikan tentang Pentingnya Pangan Aman dan Pangan Halal Menunjang Kesehatan (Halal, Aman dan Sehat). Yang dalam pemaparannya menyampaikan bahwa makanan yang lebih diutamakan itu halalnya baru kemudian baik dan sehat. Sebagai pengelola rumah tangga, seorang istri atau ibu harus memiliki kepercayaan diri dan terus diasah dengan jalan menambah pergaulan positif. Sehinnga, makanan yang dikonsumsi oleh keluarga memperhatikan aspek proposional dan seimbang. •Arif
GEBYAR PERINGATAN 3 DASAWARSA UKS NASIONAL DI SIDOARJO SIDOARJO – Rabu, (15/10), Kanke menag Kabupaten Sidoarjo bersama Pemkab Sidoarjo menyelenggaran acara “Peringatan Gebyar Tiga Dasawarsa UKS Tingkat Nasional”. Acara tingkat nasional ini diisi dengan dua kegiatan utama, yaitu seminar yang bertemakan “Seminar Usaha Kesehatan Sekolah Tingkat Nasional: Mengukuhkan UKS Sebagai Program Inple mentasi Preventif Bidang Kesehatan Guna Mewujudkan Generasi Muda Cerdas, Trampil, Sehat dan Berakhlak Mulia” bertempat di SMPN 4 Sidoarjo, dihadiri 250 peserta yang terdiri dari Kepala MI/SD, MTs/SMP, MA/SMA juga perwakilan dari provinsi Jawa Timur. Yang kedua adalah acara puncak berupa peringatan seremonial Gebyar 3 Dasawarsa UKS di GOR Delta Sidoarjo yang dihadiri oleh pejabat nasional, provinsi, maupun kabupaten. Pada acara ini Kepala Kankemenag (Drs. H. Nur Sjamsudin AM, M.Si), Kasubag TU (H. Misbakhul Munir, M.Ag) dan Kasi PHU (H. Moh. Arwani, M.HI) hadir menyemarakkan acara. Pengurus IGRA Kab. Sidoarjo, siswa-siswi MTsN Krian, dan MAN Sidoarjo juga tak ketinggalan. Pada moment ini, seorang siswa MAN Sidoarjo – M. Fahmi Alwi – dipilih sebagai pembaca doa. •Im2
PEMBINAAN KEHUMASAN DAN KEPROTOKOLAN NGANJUK – Bertempat di aula lantai dua Kankemenag Kab. Nganjuk, dilaksanakan Pembinaan Kehumasan dan Keprotokolan yang diikuti 60 peserta. Terdiri dari Satker, KUA, Penyuluh Agama Fungsional dan pegawai di lingkungan Kankemenag Kab. Nganjuk, (24/9). Drs. H. Ngudiono, M.Ag.MM selaku Kakankemenag Kab. Nganjuk dalam sambu tannya menyampaikan ucapan selamat datang kepada peserta pembinaan seraya mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada narasumber yang ber kenan hadir. Dalam kesempatan ini beliau berharap agar dengan adanya pembinaan kehumasan dan keprotokolan ini peran humas di madrasah dan KUA dapat bekerja dengan efektif dan efisien. Beliau juga berpesan agar pembinaan diikuti hingga selesai sehingga dapat memahami peran, fungsi dan tanggungjawab kehumasan dan keprotokolan Acara pembinaan kemudian dibuka secara resmi oleh Kakankemenag Kab. Nganjuk dengan bacaan ummul quran. Dan diteruskan pembinaan oleh nara sumber H. Ghozali Affandi, SH (Kabag Humas Pemda Kab. Nganjuk) yang menyampaikan materi teknik kehumasan dan keprotokolan. Pembinaan diikuti antusias oleh peserta sehingga berjalan lancar dan sukses. •Nur
MENAMBAH KEIMANAN DAN KEIKHLASAN DENGAN IBADAH QURBAN BANGKALAN – Kantor Kemenag Kab. Bangkalan tidak ketinggalan dalam hal perayaan Hari Raya Idul Adha 1435H/2014 M kali ini, (6/10). Seusai melaksanakan sholat Idul Adha sehari sebelumnya, kemudian diselenggarakan penyembelihan hewan qurban. Hewan-hewan qurban ini diperoleh dari pegawai Kankemenag Kab. Bangkalan yang dari awal memang telah bermaksud melakukan penyembelihan hewan qurban di Kantor Kemenag Kab. Bangkalan. Kepala Kantor Kemenag Kab. Bang kalan, Drs. H. Mu’arif, M.Si. berkenan menyaksikan dan memberikan arahan sebelum penyembelihan hewan qurban yang dilakukan di hari tasyrik tersebut. Di antara arahannya disampaikan bahwa ibadah qurban penting maknanya dalam menggali keimanan dan keikhlasan kaum beriman. Diharapkan dengan ibadah qurban ini, keimanan dan keikhlasan semakin terasah sebagaimana keimanan dan Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as saat melaksanakan ritual qurban. Pelaksanaan penyembelihan hewan qurban kali ini dilakukan secara gotong royong oleh para karyawan. Yang kemudian dilanjutkan dengan pembagian daging qurban yang diserahkan kepada orang yang berhak menerimanya. •Sulaiman
GURU MADRASAH, SIAP LAPORKAN PENILAIAN HASIL BELAJAR K-13 KOTA BLITAR – Meski ada kendala keterlambatan distribusi buku siswa, pelaksanaan Kurikulum 2013 di Madrasah Kota Blitar dinilai berjalan lancar. Capaian materi pembelajaran kelas 1, 4, 7 dan 10 di semua mata pelajaran sesuai rencana. “Pekan ini guru-guru tengah melaksanakan ulangan tengah semester (UTS) dan hasilnya akan segara dilaporkan kepada para wali murid madrasah,” ungkap Drs, Baharuddin M.Pd, Kasi Pendma Kemenag Kota Blitar pada acara pembukaan Bimtek Penilaian Hasil Belajar K-13 di RM Sania. Bimtek Penilaian Hasil Belajar K-13 selama dua hari ini diikuti 80 guru MI, MTs dan MA Kota Blitar difasilitatori Ketua Madrasah Development Center (MDC) Jawa Timur, Dr. Hanun Asrofah, M.Ag., Drs. Abdullah Sani, M.Pd, Subandriyo, S.Pd.I, Rizal Maulana dan dibantu fasilitator madrasah Kota Blitar. Menurut Baharuddin, akhir semester gasal nanti madrasah sudah harus menyampaikan laporan hasil belajar kepada orang tua murid sesuai format penilaian Kurikulum 2013. Sebagai uji coba, para guru diminta menyampaikan laporan UTS minggu ke tiga bulan Oktober dengan menggunakan software aplikasi raport. •Moza
52
MPA 338 / November 2014
Perkemahan Pekan Madaris Bojonegoro
Perkemahan Pekan Madaris Kab. Bojonegoro sekaligus seleksi atlet Porseni MI.
BOJONEGORO – Perkemahan Pekan Madaris Sumberrejo Bojonegoro pada tahun 20014 ini, dilaksanakan di bumi
perkemahan Desa Pejambon Kec. Sumberrejo Bojonegoro. Acara yang berlangsung meriah ini berlangsung selama 4 hari, dimulai tanggal 25 hingga 28 September 20014. Para pesertanya sebanyak 43 tenda dan 350 siswa/siswi. Mereka adalah siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Sumberrejo Kab. Bojonegoro. Kegiatan ini yang dihadiri oleh Camat Sumberrejo, UPTD, dan PPAI dibuka secara resmi oleh Kakankemenag Kab. Bojonegoro, Drs. H. Munir, M.Hum. Pada kesempatan ini Kakankemenag Kab. Bojonegoro dalam sambutannya berharap agar pramuka harus berlatih mandiri, disiplin, sportif dan patuh pada orangtua. Pramuka harus juga bisa membentuk pribadi-pribadi yang cerdas, kreatif dan mandiri, sehingga pada akhirnya membawa manfaat yang besar bagi kita semua. Dalam kegiatan ini, selain kegiatan kepramukaan yang menjadi kegiatan inti kali ini, selama di bumi perkemahan, akan diadakan perlombaan dalam rangka seleksi atlet Porseni MI. Dan pada malam harinya, para peserta akan dihibur dengan pementasan dari masingmasing tenda. •Rozi
Kankemenag Kab. Lamongan Lantik 9 Pejabat Promosi dan Mutasi LAMONGAN – Roda organisasi Kankemenag Kab. Lamongan terus berputar, Kemenag Kab. Lamongan mempromosikan 4 pengawas baru, dan mengadakan memutasi 5 pejabat struktural kepala KUA. Dalam sambutannya, Kakankemenag Kab. Lamongan Drs. H. Leksono, M.Pd.I menegaskan bahwa seorang pejabat harus memiliki kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual, utamanya dalam pelayanan pada masyarakat yang selalu berkembang. Sementara, dalam proses kepemimpinan, Kakankemenag mengharap agar tetap mengedepankan prinsip manajemen modern yaitu POAC. Pengawas harus mengedepankan aspek kepengawasan, sehingga 75% kinerjanya terfokus controling, selebihnya manajerial. Sementara kepala KUA, harus mengedepankan 60% manajerial selebihnya controling. Adapun Kepala KUA yang mutasi adalah Khamim, MA (KUA Sambeng), Drs. Ahmad Sarwo Edy, (KUA Mantup), Askolani, S.Pd.I, (KUA Kembangbahu), Asy’ari, SH, M.Ag., (KUA Kedungpring), dan Drs. Aliyanto (KUA Sugio). Sedang pengawas promosi adalah Dra.
Kakankemenag Kab. Lamongan sedang melantik 9 pejabat fungsional dan struktural.
Ida Safiaturahma dan Drs. Suhartono, M.Pd. (Pengawas MA), Mahmud, S.Pd. (Pengawas MTs) dan Nurdi, S.Ag, M.Pd.I sebagai pengawas PAI SD/MI Kec. Laren. •Nsr
Kunjungan Direktur Peace Corps Amerika Serikat ke MAN 2 Gresik
Kepala MAN 2 Gresik dampingi Direktur Peace Corp Amerika Serikat.
GRESIK – Dalam rangka “Tour of School”, MAN 2 Gresik mendapat tamu kehormatan dengan datangnya Direktur Peace
Corps Amerika Serikat Ms. Carrie Hasfler, (2/10). Dirinya tidak sendirian, tapi bersama anggota rombongan lainnya, yaitu Ms. Sheila Crowley, Charla, Mellissa dan Rudi. Kedatangan mereka disambut dengan kalungan bunga oleh Drs. Moh. Nasim, M.Pd. selaku Kepala MAN 2 Gresik kepada Direktur Peace Corp Ms. Carrie Hasfler. Pada kesempatan ini, para siswi juga menyajikan sebuah tarian khas Gresik. Kedatangan rombongan ini dalam rangka memantau perkembangan bahasa Inggris di MAN kota pudak ini. Mengingat lembaga ini telah mendapat bantuan tenaga pengajar/relawan yakni Mr. Simonson Roy Albert selama 2 tahun. Mereka merasa sangat senang bisa berkunjung sekaligus kagum dengan perkembangan bahasa Inggris yang ada. Apalagi ada beberapa siswa yang telah menjadi “tour guide” bagi mereka. Perkembangan Bahasa Inggris di MAN 2 Gresik cukup menggembirakan. Ini dibuktikan dengan keberhasilan siswanya menjadi juara IV dalam speech contest tingkat Jawa Timur di UINSA beberapa waktu yang lalu. •Mas’udin
MPA 338 / November 2014
53
PELANTIKAN DAN SERTIJAB KANKEMENAG KAB. TUBAN TUBAN – Bertempat di aula Kankemenag Kab. Tuban, dilaksanakan pelantikan dan serah terima jabatan 12 pejabat struktural dan fungsional (19/9). Acara dipimpin Kakankemenag Kab. Tuban - Drs. Abd. Wahib, M.Pd.I. dan dihadiri semua pejabat di lingkungan Kankemenag Kab. Tuban. Dalam pengarahannya, Kakankemenag mengatakan bahwa jabatan adalah amanah yang akan dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT. Oleh karenanya, laksanakanlah dengan penuh tanggungjawab, profesional, berkualitas dan berdedikasi tinggi. Segera menyesuaikan dengan tempat kerja baru, jalin kerjasama yang baik dan jadikan lingkungan yang kondusif. Pejabat terlantik adalah Drs. Mi’rojul Huda, M.Pd.I (Kasi Bimas Islam), Drs. Achmad Badrus Sholeh (Kasubbag. TU), Drs. M. Abd. Ghofar (Kasi PHU), dan Siti Maulidiyah, SH (Kasi PD Pontren). Sementara yang dilantik sebagai kepala madrasah adalah Qomaruddin, S.Ag (MTsN Tuban), Ru’fiat, S.Pd.I (MI Plumpang), Suparmi,S.Pd. (MI Tuban), Susilowati Hani’ah (MI Rengel), Fathoni Hakim, S,Ag (MI Jenu), M.Abd. Madjid Haryono,S. Ag (MTs Rengel), Achmad Suyuthi, S.Ag (MI Plumpang), dan Abd. Muhaimin (MI Plumpang). •Taaar PELATIHAN MANASIK HAJI BAGI SISWA SISWI MI/SD DAN TK/RA KOTA MADIUN – Bertema “Dengan Manasik Haji, Kita Tanamkan Nilai-nilai Keagamaan kepada para siswa untuk menjadi anak-anak yang sholih dan sholihah”, dilaksanakan pelatihan manasik haji yang bertempat di Asrama Haji Kota Madiun, (30/9). Acara ini diikuti 2.000 siswa-siswi MI/SD se-Kota Madiun, dan pada hari berikutnya juga diikuti 2.000 siswa siswi TK/RA se Kab/Ko Madiun. Acara yang merupakan program tahunan dari K3S (Kelompok Kerja Kepala Sekolah) MI/SD Kota Madiun dan IGRA yang ke-15 ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas siswa, menjadikan kreativitas siwa dan guru bertambah juga sebagai ajang saling mengenal, silaturrahmi dan mempererat ukhuwah Islamiah. Juga untuk menumbuhkan rasa cinta pada Allah dan Rosul. Serta menanamkan dan mengenalkan secara langsung praktek ibadah haji ini. Kasi PHU Kankemenag Kota Madiun, Drs. H. Masrukin, dalam sambutanya, memberikan apresiasi kepada segenap panitia seraya menyampaikan penting nya memahami syarat dan rukun haji, juga perbedaaan haji dan umroh. Sekaligus mendo’akan agar para peserta pelatihan manasik haji, kelak bisa haji sungguhan. •Agung Jatmiko
54
MPA 338 / November 2014
PENTASARUFAN HEWAN QURBAN KANKEMENAG. KAB. MOJOKERTO MOJOKERTO – Pada peringatan Idul Adha 1435 H tahun ini, Penyelenggara Syariah Kankemenag Kab. Mojokerto bekerjasama dengan panitia hewan qurban KORPRI Kabupaten Mojokerto menerima hewan qurban berupa 2 ekor sapi dan 2 ekor kambing serta berhasil menggalang dana qurban KORPRI sebesar Rp. 58.594.000,- (lima puluh delapan juta lima ratus sembilan puluh empat ribu rupiah) dan dibelikan kambing sebanyak 29 ekor. Sedangkan jumlah pemohon yang masuk sebanyak 60 pemohon. Panitia hewan qurban KORPRI Kabupaten Mojokerto akhirnya menseleksi dan mengambil kebija kan untuk menyalurkan hewan qurban dengan mengutamakan kepada mereka yang layak mendapatkannya seperti yayasan panti asuhan dan pondok pesantren, serta menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya karena belum dapat mengcover seluruh pemohon hewan qurban yang masuk, mengingat keterbatasan perolehan hewan qurban. Semoga perayaan Idul Adha yang kita lakukan, bukan hanya sekedar menjalankan tradisi, tetapi upaya mengingatkan dan membulatkan tekad dalam hati untuk bisa menteladani Nabi Ibrahim as dan keluarganya, agar semakin dekat kepada Allah SWT. •Ans
KEMENAG KAB KEDIRI MEMBINA KADER P2WKSS KEDIRI – Dalam rangka meningkatkan kualitas wanita dalam usaha pembangunan di Kabupaten Kediri, Kankemenag Kab. Kediri melaksanakan kegiatan Pembinaan Kader Peningkatan Peran Wanita menuju Keluarga Sehat Sejahtera, (23-25/9). Kegia tan yang berpusat di kecamatan Badas ini, menghadirkan perangkat desa, tokoh agama dan tokoh masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan secara berbarengan dengan Dinas BPPKB, Kesehatan, Hukum, Pendi dikan, Perindustrian dan Perda gangan, Kominfo, Ketahanan Pangan, Koperasi dan UKM, dinas Sosial serta sektor PKK. Kakankemenag Kab. Kediri, H. Suryat, S.Ag.M.Pd.I. berharap agar dengan kegiatan ini dapat mewujudkan wanita-wanita yang handal dan mampu melaksanakan pembangunan di tengah-tengah masyarakat. Yang ditandai dengan kemampuan menjadi wanita yang mampu membina keluarga sehat dan sejahtera. Materi pembinaan meliputi pembinaan hukum agama, bimbingan kehidupan bera gama dalam keluarga, bimbingan keaktifan beragama di masyarakat dan penyuluhan tentang sarana penunjang kegiatan keaga maan, yang disampaikan Alfiatu Solikah, S.Ag. dan pembinaan perkawinan di bawah umur oleh Drs. H. Ali Mustofa. •Alfy
PEMBINAAN POKJALUH OLEH KABID PENAIS ZAWA KEMENAG KANWIL JAWA TIMUR PROBOLINGGO – Bertempat di aula Al-Ikhlas Kankemenag Kab. Probolinggo diselenggarakan Pembinaan Pokjaluh seKab. Probolinggo oleh Kabid Penais Zawa Kemenag Kanwil Provinsi Jawa Timur yang dihadiri oleh segenap Penyuluh Agama Islam Fungsional dan Non PNS, (3/10) Kakankemenag Kab. Probolinggo, H. Busthami, S.H, M.H.I menyambut baik dan berterimakasih atas terselenggaranya acara ini. Menurutnya, pembinaan ini sangat penting untuk meningkatkan kinerja dan sinergi para penyuluh agama fungsional dan non PNS. Sementara itu, Kabid Penais Zawa Kanwil Kemenag Prov. Jatim, Drs. H. Fahrurrozi, M.H.I mengingatkan kembali tentang eksistensi dan tugas pokok penyuluh agama fungsional. Apalagi situasi dan kondisi masyarakat yang mulai mengalami degradasi moral akibat adanya pergeseran nilai-nilai, tanggungjawab penyuluh sangat besar dan berat. “Penyuluh harus mampu mengadakan perbaikan, pencegahan dan pembangunan moral melalui bimbingan dengan bahasa agama,” tegasnya. Lebih jauh beliau memberikan kesem patan yang seluas-luasnya kepada para penyuluh untuk berkreasi sesuai potensi masing-masing. •Yazid Zain
SOSIALISASI DAN IMPLEMENTASI PP 46 TAHUN 2011 NGAWI – Bertempat di Gedung BP. AlFalah dilaksanakan sosialisasi Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) bagi PNS di ling kungan Kankemenag Kab. Ngawi, (30/9). Acara diikuti KTU Madrasah, tenaga admin, pranata humas, penghulu, penyuluh, pengawas dan guru. Dalam sambutannya, Kasubbag TU Kankemenag Kab. Ngawi, Drs. H. Zaenal Arifin, M.PdI mengilustrasikan bahwa seorang PNS yang baik akan memiliki sikap yang baik. Ketika melaksanakan tugas, dengan perencanaan yang baik. Dalam melaksanakan kerja, dievaluasi dengan baik, sehingga tercapai hasil yang baik karena mendapat penilaian yang baik, dan seharusnya prestasi yang baik, sekaligus karirnya baik, naik pangkat kemudian menduduki jabatan dalam keadaan baikbaik. Pada akhirnya melewati masa pensiun dengan cara yang baik. Sementara itu, Analis Kepegawaian, Yususf Masruri, S,Ag. menjelaskan bahwa perbedaan mendasar antara Penilaian Prestasi Kerja (PPK) dan Penilaian Pelak sanaan Kerja (DP3) adalah bahwa PPK lebih mengarah pada hasil kerja pegawai yang dapat dirasakan masyarakat sedangkan DP3 hanya berorientasi pada sosok atau karakter individu dalam melak sanakan pekerjaan. •Guh
PROMOSI DAN MUTASI PEJABAT KEMENAG KAB. PAMEKASAN PAMEKASAN – Dalam rangka mengisi kekosongan pejabat di Seksi Pendma Kankemenag Kab. Pamekasan, diadakan mutasi dan pelantikan pejabat struktural dan fungsional di ruang pertemuan Arafah, (19/9). Acara dihadiri para Kasi dan penyelenggara, Kepala KUA, PPAI, Kepala Satker dan undangan lainnya. Mereka yang dilantik adalah H. Kusmanto, S.Ag. M.Pd.I (Kasi PD. Pontren), Drs. H. Nawawi, M.Fil.I., (Kasi Pendma), H. Abd. Wafi, S.Pd.I., (Kasubag. TU), Drs. H. Makbul, M.Si., (Kasi Haji dan Umrah) serta Drs. Abd. Ghorib, sebagai Pengawas Pendidikan Islam. Kakankemenag Kab. Pamekasan, Drs. HM. Juhedi, M.M.Pd., dalam sambutan pengarahannya mengatakan bahwa sebagai pejabat, kita harus memiliki jiwa berjuang mereformasi diri menuju yang haq. Pejabat juga harus memiliki komitmen tulus memberikan pelayanan prima pada publik, mampu berpikir cerdas dan cermat, mengembangkan sistem transparansi. Begitu juga harus menanamkan jiwa disiplin, etos kerja dan loyalitas yang tinggi. Pada akhir sambutannya, Kakankemenag mengucapkan selamat pada para pejabat yang baru dilantik, semoga bisa melaksanakan tugas sebaik-baiknya. •Sri Mukti
RAPAT KOORDINASI SERTIFIKASI TANAH WAKAF TULUNGAGUNG – Kankemenag Kab. Tulung agung bekerjasama dengan Ba dan Pertanahan Nasional (BPN) Kab. Tulungagung, menyelenggarakan Rakoor Wakaf, (14/10). Kegiatan yang bertempat di aula Kemenag ini dihadiri unsur PPAIW, Nadzir, Asosiasi Nadzir, lembaga wakaf NU, Muhammadiyah, dan BPN. Kegiatan bertujuan menyikapi banyaknya tanah wakaf yang hanya memiliki akta ikrar tapi belum memiliki sertifikat dari BPN. Kasi Penyelenggara Syari’ah, Ahmad Balya, M.Ag. selaku ketua panitia menyam paikan tujuan diadakannya kegiatan ini yaitu percepatan sertifikasi tanah wakaf. Sedangkan, Kasubbag TU Kankemenag Kab. Tulungagung, Drs. H. Imam Saerozi, M. Hi. menyampaikan bahwa di Kabupaten Tulungagung kesadaran memiliki sertifikat tanah wakaf masih rendah. Jika tidak segera dimotivasi, khawatir akan terjadi gejolak. Untuk mengantisipasinya, sangat baik dilakukan upaya penertiban administrasi, kemudahan mengurus sertifikat tanah wakaf dan sebagainya. Sementara itu, Turkan, A. Ptnh. sebagai narasumber dari BPN Kab. Tulungagung menjelaskan tentang pentingnya sertifikasi tanah wakaf secara dini demi menghindari kemungkinan negatif. •Nh
PENGAMBILAN FOTO DAN SIDIK JARI KPE KEMENAG KOTA MALANG KOTA MALANG – Bertempat di aula Kankemenag Kota Malang, pegawai di lingkungan Kankemenag Kota Malang dan Kab. Malang serta di lingkungan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang mela ku kan pengambilan foto dan sidik jarinya untuk keperluan pembuatan Kartu Pegawai Elektronic (KPE), (9/9). Kegia tan ini merupakan program yang langsung ditangani oleh Kemenag Pusat (Biro Kepegawaian) bekerjasama dengan Sucofindo. Nampak hadir, Prof. DR. Mudjia Raharjo, M.Si (Rektor UIN Maliki) dan Prof. DR. Imam Suprayogo (mantan Rektor UIN Maliki). Menurut Romy – pegawai Pusat dari Sucofindo – meski waktunya hanya sehari, diharapkan pegawai yang belum melakukan atau belum pernah diambil foto dan sidik jarinya dapat memanfaatkan momen ini. Karena jika tidak, maka akan dijadwalkan tahun berikutnya. Jumlah pegawai Kemenag Kota Malang yang hari itu diambil foto dan sidik jarinya berjumlah 120 orang. Sementara pegawai Kemenag Kabupaten Malang dan UIN Maliki sebanyak 187 orang. Dan pegawai yang belum, dapat melakukan di Kankemenag Kota Kediri karena keesokan harinya (10/9), petugas berada di sana untuk kegiatan yang sama. •Bhn
PEMBINAAN PENGURUS POKJALUH KANWIL KEMENAG PROV. JATIM LUMAJANG – Bertempat di aula Kankemenag Lumajang, Kabid Penais Zawa Kanwil Kemenag Prov. Jatim memberikan pembinaan kepada pengurus Pokjaluh Kankemenag Kab Lumajang, (3/10). Kegiatan ini diikuti oleh pengurus Pokja penyuluh di tingkat Kecamatan yang berjumlah 100 orang. Kakankemenag Kab Lumajang H. Nuril Huda, SH, MH, M.Pd.I dalam sambutanya menyampaikan ucapan selamat datang kepada rombongan dari Kanwil Prov. Jatim dan berterima kasih atas kesediaannya memberikan pembinaan kepada Pokjaluh sebagai bekal tugas di lapangan dalam mengembangkan syiar Islam. Sementara itu, Kabid Penais Zawa Kanwil Kemenag Prop Jatim Drs H. Fahrurrozi, M.Hi menegaskan bahwa negara ini harus dikelola dengan sebaik baiknya, dan semua itu butuh perjuangan. Karena yang kita nikmati sekarang ini, hasil perjuangan orang-orang terdahulu. Beliau berharap agar Lumajang aman, meski tidak menutup kemungkinan di sana-sini masih ada problem. “Ini tugas penyuluh, harus bisa mencari solusinya,” imbuhnya Terkait dengan isu ISIS – tambahnya – penyuluh supaya bisa meredam, terutama anak-anak muda supaya jangan sampai terpengaruh. •Ziza
AKSI PENOLAKAN ISIS OLEH KAPOLRES DAN PENYULUH AGAMA MADIUN – Dalam rangka berperan aktif dalam menangkal pengaruh arus global dan munculnya paham-paham yang tak sesuai dengan ideologi bangsa, Seksi Bimas Islam Kankemenag Kab. Madiun mengadakan Pembinaan Pelayanan Kehi dupan Beragama, (6/10). Acara diikuti 149 Penyuluh Agama Islam Non PNS di wilayah Kab. Madiun. Acara dibuka langsung oleh Pgs. Kankemenag Kab. Madiun, H. Muhammad Tafrikhan, M.Si, menghadirkan Kapolres Madiun AKBP Denny Setiyawan Nugraha Nasution, S.I.K sebagai narasumber. Dalam sambutan pengarahannya Pgs. Kakankemenag Kab. Madiun menyampaikan kewaspadaan terhadap kelompok ataupun golongan yang merasa paling benar dan paling faham agama. Oleh karenanya, penyuluh diharapkan bisa memberikan pema haman agama kepada masyarakat secara jelas agar suasana damai dapat terwujud. Sedangkan Kapolres Madiun dalam paparannya menyampaikan asalusul ISIS (Islamic State of Iraq and Syiria) serta jaringan kelompoknya di Indonesia serta langkah-langkah antisipasi menangkal aliran tersebut. Acara diakhiri dengan tanya jawab dan pesertapun menunjukkan responnya untuk melakukan aksi anti ISIS di Madiun. •Arf
MONITORING KUA NGULING KABUPATEN PASURUAN PASURUAN – Bertempat di KUA Nguling, Bidang Bimas Islam Kanwil Kemenag Prov. Jatim mengadakan kegiatan monitoring KUA. Kasi Pemberdayaan KUA pada Bidang Bimas Islam Kanwil Kemenag Jatim Drs. H. Moch. Ersyad, menyampaikan bahwa monitoring ini merupakan upaya melakukan pengawasan pelaporan dan pencatatan Nikah Rujuk (NR) di wilayah Kecamatan, juga melakukan pembinaan kepada petugas pencatatan NR sehingga kualitas pelayanan kepada masyarakat semakin meningkat. Karena KUA adalah garda terdepan pelayanan Kemenag kepada masyarakat. Oleh karena itu didalam menjalankan tugas pelayanan NTCR, harus sesuai dengan aturan-aturan yang sudah diberlakukan. Adapun yang perlu diperhatikan adalah dana operasional, slip setoran catin agar dibukukan dan disusun dengan rapi, penggunaan dana operasional agar disesuaikan dengan per dirjen No 68 tahun 2011, buku laporan agar ditutup dengan berita acara dengan ditanda tangani oleh bendahara dan mengetahui kepala KUA, NC segera dipasang, kotak saran dibuatkan dan ditindak lanjuti, program kerja, evaluasi kerja, job discriptioan dibuat serta papan data yang dapat di-update secara berkala. •Fin
MPA 338 / November 2014
55
Sebanyak 542 Haji Kecil Penuhi Alun-alun Bondowoso
Para siswa-siswi RA didampingi para gurunya, mengikuti dengan seksama manasik haji.
BONDOWOSO – “Sebanyak 2.242 siswa-siswi RA mengikuti manasik haji. Mereka hadir dari seluruh RA se-Kab. Bondowoso,
dengan didampingi 542 dari IGRA,” papar Hj. Hamidatur Rohmah, S.Ag, Ketua Ikatan Guru Raudlatul Athfal (IGRA) Kabupaten Bondowoso. Acara ini dihadiri oleh Drs. H. Slamet, MHI selaku Kakankemenag Kab. Bondowoso, dan Hj. Hidayati Sumaryati Hidayat, Istri Sekretaris Daerah Kab. Bondowoso dan juga Dra. Muftiyatur Rohmah, M.Pd selaku Kasi Mapenda. Dalam sambutan pembukaannya, Bu Setda mengatakan bahwa acara ini sangat membanggakan bagi masyarakat Bondowoso. Selain kegiatan ini untuk mengenalkan manasik haji, kegiatan ini juga mengenalkan rukun Islam kelima. Karena jika sejak kecil sudah paham, maka nantinya saat beribadah haji akan juga mengalami kemudahan. Sementara itu, Drs. H. Slamet, MHI mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan keagamaan yang sangat baik bagi anak-anak dan orang tua. Karena bersamaan dengan jamaah haji Bondowoso juga sedang menunaikan ibadah haji. Dengan manasik ini, kita berdoa agar jamaah haji kita dalam keadaan sehat wal afiat seperti anak-anak yang latihan haji ini. •His
Pensyahadatan Bagi Muallaf di Kec. Ngasem Kab. Kediri KEDIRI – KUA Kecamatan Ngasem memberikan sambutan yang hangat kepada para calon muallaf. Setiap ada kegiatan pensyahadatan dilaksanakan di masjid besar as-Sholihin Kec. Ngasem. Dalam kegiatan ini dihadirkan seluruh tokoh agama dan tokoh masyarakat di Kecamatan Ngasem, terutama yang berada di lingkungan tempat tinggal muallaf. Antara lain pengurus MUI, pengurus ormas keagamaan baik NU maupun Muhammadiyah, perangkat desa dan takmir masjid. Ini bertujuan untuk memberikan dukungan sekaligus bimbingan kepada muallaf, agar mampu melaksanakan ajaran Islam secara baik dan benar. Salah satu contohnya adalah ketika peristiwa masuknya Islam Sebastian Clack warga negara Jerman yang bekerja di PT Gudang Garam Tbk. Kegiatan pensyahadatannya (10/9), dihadiri oleh Kepala KUA, pengurus MUI Kec Ngasem, Pengurus NU dan Muhammadiyah, Kaur Kesra dan takmir masjid. Kepala KUA Kec. Ngasem, Drs. Mustajib dalam sambutannya menyampaikan selamat dan berharap agar menjadi muslim yang
Pengucapan syahadat oleh mu’allaf yang dihadiri para tokoh agama dan masyarakat.
mampu melaksanakan Islam secara benar dan memiliki keimanan yang utuh serta selalu bersyukur telah menemukan agama yang diridloi Allah SWT. •Alfy
Pelantikan Pejabat Struktural dan Fungsional
Kakankemenag Kab. Pacitan melantik 3 pejabat struktural dan fungsional.
PACITAN – Rabu, (24/9), Kankemenag Kabupaten Pacitan melaksanakan pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan. Acara
56
MPA 338 / November 2014
yang digelar di aula Kankemenag Kab. Pacitan ini dalam rangka mengisi kekosongan jabatan di 3 titik. Tiga orang yang dipercaya mengemban amanah tersebut adalah Drs. H. Agus Hadi Prabowo, M.Pd.I. sebagai Kasi PAIS, Yetty Arifah Marhamah, S.Pd. sebagai Kepala MAM Tulakan dan Imam Tauhid, S.Pd. sebagai Kepala MTs Muhammadiyah Tulakan, keduanya diangkat sebagai Kepala Madrasah Difinitif. Hadir pada acara tersebut Kasubag TU, para Kasi dan Penyelenggara, Kepala KUA Kecamatan, Kepala Satker, Pengawas PAI dan Pengawas rumpun serta pejabat fungsional dan pegawai di lingkungan Kankemenag Kab. Pacitan. Kakankemenag Kab. Pacitan, H. Ahmad Zuhri, berpesan agar tugas ini dilaksanakan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggung jawab. Juga harus dikerjakan secara bersama-sama dan bersinergi, agar bisa optimal dan maksimal. Acara yang berlangsung sore hari ini diakhiri dengan bersalaman kepada pejabat yang baru dilantik. Diawali dari Kakankemenag Kab. Pacitan, diikuti oleh Kasubag TU, Kasi dan Pejabat lainnya. •Cros
MUSDA VI IKATAN PERSAUDARAAN HAJI (IPHI) KABUPATEN BLITAR BLITAR – Dihadiri kurang lebih 170 orang, MUSDA VI IPHI Kab. Blitar diselenggarakan, bertempat di aula Raudlah Kankemenag Kab. Blitar, (15/10). Hadir pula H. Akhmad Husain – Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Pemda Kab. Blitar dan H. Tamam Anshori Ketua IPHI Prov. Jatim Drs. H. Syaikhul Munib – selaku ketua panitia – dalam laporannya menyatakan bahwa tujuan acara pada hari ini adalah dalam rangka penyampaian LPJ pengurus IPHI Kab. Blitar dan pemilihan pengurus baru IPHI Kab. Blitar periode 2014-2019. Sedangkan Drs. H. Tamam Anshori dalam sambutannya menyatakan bahwa fungsi dan tugas MUSDA ini adalah LPJ pengurus IPHI Kabupaten Blitar periode 2009-2014, menyusun program kerja, evaluasi LPJ dan pembahasan lain-lain yang dianggap perlu. Acara dibuka oleh Drs. H. Akhmad Husain seraya berharap agar acara ini berjalan dengan lancar dan sukses sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan umat dan kemandirian jama’ah. Sementara itu Drs. H. Akhmad Mubasyir, MA Kakankemenag Kab. Blitar memberikan pembinaan terkait dengan Kebijakan Penyelenggaraan Haji. Dan akhir MUSDA, peserta kembali memilih Drs. H. Muljadi sebagai Ketua IPHI Kab. Blitar 20014-2019. •Han
SOSIALISASI AD/ART DAN PENYERAHAN KTA BAGI GURU IGRA SEKOTA PASURUAN KOTA PASURUAN – Rabu (8/10), bertempat di aula Kankemenag Kota Pasuruan dilaksanakan Sosialisasi AD/ART dan penyerahan KTA bagi Guru IGRA seKota pasuruan. Kegiatan ini dihadiri Kepala IGRA Provinsi Jawa Timur, Kakankemenag Kota Pasuruan,Kasi Keagamaan Diknas Kota Pasuruan, Kasi Pendma pengawas TK/ RA, Kepala Sekolah dan guru RA se-Kota Pasurun yang berjumlah 83 orang. Dalam sambutannya, Kakankemenag Kota Pasuruan berterima kasih kepada para peserta yang hadir karena sudah beberapa kali tetap eksis mengadakan kegiatan yang tidak lain untuk meningkatkan kinerja guru RA. Guru RA adalah guru yang sangat berjasa, yang memberikan pendidikan pertama bagi anak-anak hingga dewasa, yang selalu ingat atas jasa guru. Kakankemenag juga menghimbau kepada peserta yang hadir agar mening katkan pendidikan yang berekualitas. Karena guru RA sudah lumayan banyak menerima tunjangan dari pemerintah sehingga harus diimbangi dengan kinerja. Dan tugas sebagai guru adalah memberikan sosialisasi kepada wali murid dan masyarakat agar pendidikian yang ada di lingkungan Kemenag, ke depan bisa lebih baik dan maju. •MDK
PENGUKUHAN PENGURUS BADAN PENGURUS OLAH RAGA (BAPOR) SURABAYA – Badan Pengurus Olah Raga (BAPOR) Kankemenag Kota Surabaya, dikukuhkan oleh Kakankemenag Kota Sura baya, (10/10). Acara dirangakaikan dengan senam pagi bersama setiap Jum’at pagi di halaman belakang Kankemenag Kota Surabaya. Kakankemenag Kota Surabaya Drs. H. Saifullah Anshari, M.Ag, yang juga sebagai Penasehat BAPOR menyampaikan pentingnya peningkatan prestasi olah raga dalam percaturan sesama Kankemenag di level Provinsi. Oleh karenanya, perlu banyak perhatian dan pengembangan. Meski selama ini banyak prestasi yang ditorehkan. Disamping itu, kepengurusan yang baru ini diharapkan agar bekerja dengan penuh kesungguhan, kejujuran, dan sportivitas, serta bisa membuktikan di dipertandingkan. Susunan pengurus BAPOR Kankemenag Kota Surabaya yang dikukuhkan adalah Drs. H. Nurhasan, M.HI (Ketua) dan Drs. H. Husni, M.Si, (Wakil Ketua), dibantu koordinator diantaranya; Tenis Lapangan (Dra. Umi Kolishoh, M.Pd.), bersepeda (Ahmad Zaki Yamami, SHI.), Bulutangkis (Muh. Alim, S.Sos), Futsal (Nizar Hadi Purnomo, S.Sos.), Tenis Meja (Dra. Nurul Diana, M.Pd.I) dan Bola Volly (Elia Nurhasanah, SE). Dori
IRJEN KEMENAG RI LAKUKAN AUDIT KINERJA DI KEMENAG KOTA PROBOLINGGO KOTA PROBOLINGGO – Irjen Kemenag RI, melalui Tim Audit Kinerja yang berjumlah 7 auditor, melaksanakan tugas selama 12 hari kerja, (9-20/9). Sasaran utamanya adalah hasil pelaksanaan kegiatan Kanke menag Kota Probolinggo Tahun 2013 serta realisasi anggaran tahun 2013. Dalam sambutannya, Hamdani – Ketua tim – mengatakan bahwa audit kinerja ini adalah hal yang baru dan berbeda dengan audit tahun sebelumnya. Kali ini Tim Audit berfokus pada audit kinerja yang lebih terarah pada sasaran tugas/tupoksi/ kegiatan. Apakah kegiatan itu sudah tepat prosedur, tepat jumlah, tepat sasaran, tepat guna dan tepat waktu sehingga arah audit ini menjadi rumusan tim untuk menilai keberhasilan dari proses penge lolaan anggaran. Kakankemenag Kota Probolinggo menyambut baik kedatangan tim audit dari irjen dan meminta bimbingannya dan siap menerima resiko yang ada. Serta mohon maaf atas segala kekurangan. Menurutnya, ini momentum yang baik agar kedepan kinerja kita makin meningkat dan terfokus pada tupoksinya terutama dalam memenej setiap pekerjaan dengan baik sehingga kesalahan tidak terulang kembali. •Roz
JALIN KEMITRAAN KANKEMENAG KAB. SUMENEP DENGAN BANK MANDIRI SUMENEP - Menjalin hubungan kinerja lintas sektoral adalah suatu keharusan di dalan rangka menjalin komunikasi yang konstruktif dan harmonis, kredibel dan berkualitas. Hal ini dibuktikan dengan adanya dua birokrasi yang berbeda dalam operasionalnya, yaitu antara pihak per bankan Bank Mandiri Sumenep dengan Kankemenag Kab. Sumenep. Acara yang dilaksanakan pada tanggal 6 Oktober 2014 ini diikuti oleh seluruh aparatur Kankemenag Kab. Sumenep yang terbagi menjadi dua session. Yakni session per tama oleh seluruh pegawai intern, dan di session ke dua, diikuti oleh seluruh Satker, KUA dan Pengawas. Dalam kegiatan jalin kemitraan ini, para peserta tampak antusias mengikuti News Program Producs dari Bank Mandiri karena nara sumber kali ini adalah pimpinan Bank Mandiri Jawa Timur, dan Kakankemenag Kabupaten Sumenep. Seusai sambutan acara, dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab. Para peserta yang antusias mengikuti acara ini, menjadikan suasana tampak hidup dan berkembang. Sementara jalannya acara dikendalikan oleh moderator, Zarkasi M.PdI selaku Humas dan Prokotol Kemenag Kab. Sumenep. •Zarkasyi
PEMBINAAN TATA PERSURATAN DI LINGKUNGAN KANKEMENAG KAB. PROBOLINGGO PROBOLINGGO – Bertempat di aula Kankemenag Kab. Probolinggo, Kasubag TU mengadakan Pembinaan Tata Persuratan di Lingkungan Kankemenag Kab. Probolinggo, (14/10). Acara ini diikuti seluruh pejabat fungsional arsiparis, serta perwakilan dari KUA, Satker, Kepala TU pada MIN, MTsN dan MAN di lingkungan Kankemenag Kab. Probolinggo. Acara dibuka dengan sambutan Kakankemenag H. Busthami, SH. MHI yang menyampaikan akan pentingnya penguasaan tata persuratan dan kearsipan. Menurutnya bagaimanapun megahnya kondisi suatu instansi pemerintah dapat diukur dengan baik tidaknya managemen pengelolaan kearsipan dan tata persuratannya. Lembaga yang tata persuratan dan kearsipannya bagus, maka bisa memberikan keyakinan kepada masyarakat luas bahwa lembaga tersebut merupakan lembaga yang baik dan bagus. Sementara itu, Dr. H. Muh. Nurhasan, SH. M.Hum, Plt. Kasubbag TU Kankemenag Kab. Probolinggo dalam penyajiannya menjelaskan dengan sangat gamblang terkait tata persuratan dan kearsipan. Ka rena menurutnya, acara ini sangat penting bagi penyelenggaraan persuratan dan kearsipan di dunia perkantoran. •Ansori
MPA 338 / November 2014
57
Tim Ikan Saus Tomat Bahan: l 500 gr ikan tuna tanpa tulang l 3 siung bawang putih, memarkan l 1 buah bawang Bombay, iris bulat l 2 batang daun bawang, iris serong 2 cm
l 10 buah tomat ceri l 2 sendok makan mentega l 2 buah tomat, buang bijinya dan haluskan l ½ sendok teh garam l ½ sendok teh merica halus
Cara memASAK: 1. Taruh ikan tuna dalam pinggan tanah panas yang telah diberi mentega. Masukkan semua bahan, tim selama 30 menit hingga matang. Angkat, aduk rata. 2. Sajikan selagi hangat (Untuk: 6 porsi)
Iga Masak Kecap Bahan: l 3 sendok makan minyak goreng l 6 sendok makan kecap manis l 4 sendok makan saus tomat l 5 sendok makan saus cabai botolan l 1 sendok makan madu l 2 buah tomat segar, potong menurut selera l 750 gr iga sapi, potong-potong l 500 ml air haluskan: l 5 butir bawang merah l 3 siung bawang putih l 1 sendok makan ketumbar l 1 sendok teh jintan l 1 sendok teh garam l ½ sendok teh merica halus PELENGKAP: l Nasi putih l Lalap sayuran l Bawang goreng
58
cara membuat: 1. Panaskah minyak goreng. Tumis bumbu yang telah dihaluskan hingga harum. Masukkan iga, masak hingga berubah warna. Masukkan kecap manis, saus tomat, saus cabai dan madu. Aduk rata. Tambahkan air dan masak hingga iga lunak. Masukkan tomat, masak sebentar. Angkat. 2. Sajikan selagi hangat. Taburi bawang goreng dan lengkapi dengan nasi putih serta lalap sayuran.
MPA 338 / November 2014
[untuk: 4 orang]
Ridho Kurnia
Awali Harimu dengan Senyum Prestasi
R
idho Kurnia, duta MAN Paron, berhasil menorehkan tinta emas dalam ‘Kompetensi Sains Madrasah (KSM) Tingkat Nasional’. Pada even yang dihelat di Makasar tanggal 25 s/d 29 Agustus 2014 itu, siswa kelas XII IPA2 ini sukses menyabet medali emas dan The Best Overall Bidang Studi Geografi. Sosok pendiam wakil Jawa Timur yang turut menjadi penyumbang medali emas untuk kontingen Jatim ini memiliki motto sederhana: “Awali harimu dengan senyum
prestasi”. Dengan motto hidup semacam itu, terbukti putri ketiga dari enam bersaudara ini banyak mengukir prestasi dalam hidupnya. Nia – sapaan akrabnya, memulai kiprahnya di bidang sains saat terjun di kelompok KIR bidang Geografi. Dari sanalah lantas beberapa kali mewakili madrasahnya dalam berbagai kegiatan ilmiah. Bermula dari olimpiade yang diselenggarakan beragam universitas dan kegiatan saintik yang diadakan oleh Kementerian Agama. Seperti ‘Sains Fair’ yang diadakan Kementerian Agama Kabupaten Ngawi di tahun 2012. Hasilnya? Dirinya berhasil meraih juara I. Itulah yang mendorong putri Muhsin-Mustika ini makin mendalami geografi. Dirinya benar-benar terpana ketika menggali fenomena alam. “Alam semesta itu benar-benar terselimuti misteri. Kita mesti mencari dan terus mencari apa yang ada di balik fenomena alam tersebut,” paparnya dengan muka serius. Siapa sangka sosok yang pendiam itu memiliki kecerdasan luar biasa. Kecerdasan itu bahkan sudah tampak sejak di kelas X. Nia gemar sekali mengikuti kejuarankejuaran demi mengasah kemampuannya. Semisal ‘Olimpiade Geografi Nasional’, yang diselenggarakan Universitas Gajah Mada di tahun 2013 kemarin. Juga ‘Olimpiade Geografi dan Geosains’ dalam rangka Pekan Geospasial Nasional ITB di tahun 2014 ini. Saat mengikuti lomba di Universitas Negeri Malang yang juga diadakan di tahun ini, dirinya berhasil menyabet gelar Juara I pada ‘National Geolympiad’ (Olimpiade Geografi Nasional). Juga meraih juara pertama pada KSM Bidang Studi Geografi Tingkat Provinsi Jawa Timur, yang kemudian mewakili Jawa Timur di ajang Kompetisi Sains Madrasah Tingkat Nasional. Atas keberhasilannya tersebut, Nia memperoleh penghargaan dari madrasah berupa uang pembinaan dan bebas seluruh biaya pendidikan sampai lulus. Sedangkan dari pemerintah Pusat, juga mendapatkan uang pembinaan sebesar 15 juta rupiah. Karena duta MAN Paron ini berhasil meraih ‘The Best Overall’, maka memperoleh pula uang pembinaan sebesar 17 juta rupiah. ”Alhamdulillah.. bisa untuk modal awal biaya kuliah nanti,“ tuturnya penuh syukur. Keberhasilan Ridho Kurnia, tentu tak bisa dilepaskan dari bimbingan Kepala MAN Paron dan para guru yang senantiasa memberikan motivasi. Utamanya, Moh. Ngabdani dan Yaskinul Anwar sebagai guru geografinya. Lewat pendampingan kedua pembimbing inilah, kemampuan bidang geografi Nia kian terasah. Selamat buat Nia! Moga keberhasilanmu jadi inspirasi bagi warga madrasah untuk terus berkarya agar bisa mengawali hari dengan senyum prestasi. •Dwi M., A. Azis
MPA 338 / November 2014
59
Khalid bin Walid Ahli Strategi Oleh: Abu Mukhlis*)
D
alam sejarah perkembangan agama Islam, ada sahabat yang amat luar biasa sebagai ahli strategi perang, dialah Khalid bin Walid RA. Masuk Islamnya terhitung belakangan, dibanding beberapa sahabat baginda Nabi SAW yang lain. Bahkan ketika terjadi perang Uhud yang terkenal itu, Khalid masih hidup dalam kekafiran, dan ia menjadi salah satu pemimpin perang musyrikin Mekkah. Khalid bin Walid pula yang berhasil membalikkan keadaan pasukan kafir Quraisy dari kekalahan, menjadi kemenangan. Dan sebagai akibatnya dalam perang Uhud itu banyak para sahabat yang gugur sebagai syuhada, di antaranya ialah Sayidus Syuhada Hamzah bin Abdul Muthalib RA. Hidayah Allah SWT akhirnya datang dan membuka mata hati Khalid bin Walid, itu pula yang membawa langkahnya dari Mekkah menuju kediaman Rasulullah di Madinah. Mari kita dengar penuturannya : “Aku mengucapkan salam kepada Nabi, beliau kemudian membalas salamku dengan wajah berseri-seri. Kemudian saya mengucapkan dua kalimat syahadat, dan baiat (berjanji setia) kepada Rasulullah SAW“. “Wahai Nabi mohon Anda memintakan ampun untukku, akan semua tindakanku pada masa lalu, yang selalu memerangi dan menghalangi jalan Allah.. “Maka kemudian, Nabipun berdoa: “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kiranya Engkau mengampuni dosa Khalid bin Walid akan segala tindakannya yang menghalangi jalan-Mu di masa lalu“. Sejak saat itu, Khalid selalu ingin berada di dekat Rasulullah, seolah-olah ia begitu menyesali segala perbuatan yang dilakukan menghalangi jalan dakwah baginda Nabi. Ia menyerahkan tenaga dan kemampuannya untuk turut menegakkan jalan Allah, demi kemajuan Islam dan kaum Muslimin. Kepiawaian Khalid dalam mengatur strategi perang memang luar biasa. Seperti ketika terjadi perang Mu’tah, perang yang tidak seimbang antara pasukan kaum Muslimin, yang berjumlah tiga ribu orang, menghadapi pasukan Romawi begitu besarnya, jumlah mereka lebih dari seratus lima puluh ribu orang. Perang Mu’tah terjadi karena Rasulullah SAW menuntut balas atas dibunuhnya utusan beliau yang bernama Al-Harits ibnu Umair al-Azady, saat menyampaikan surat ajakan Nabi kepada penguasa Bashra. Penguasa Bashra itu kemudian dibantu orang-orang Romawi Timur di Konstantinopel, karena daerah itu termasuk wilayah kekuasaan mereka. Setelah perang berlangsung lama, panglima perang kaum Muslimin berguguran tepat seperti diisyaratkan Nabi SAW. Memang ketika melepas pasukan beliau menetapkan sebagai panglima adalah Zaid bin Haritsah, namun pada saat itu juga beliau berkata kepada semua pasukan : “Apabila Zaid bin Haritsah gugur, sebagai penggantinya adalah Jakfar bin Abi Thalib, dan jika Jakfar gugur, sebagai gantinya adalah Abdullah ibnu Rawwahah“. Setelah ketiga pimpinan kaum Muslimin itu gugur, bendera disambar oleh sahabat Tsabit bin Arqam. Diangkatnya tinggi-tinggi bendera itu agar kaum Muslimin tidak kocar kacir dan tetap bersemangat dalam pertempuran. Kemudian ia memacu kudanya ke arah Khalid bin Walid, sambil berteriak : “Pegang bendera ini, wahai Abu Sulaiman!“ Khalid bin Walid sebagai anggota pasukan biasa, apalagi baru masuk Islam, merasa tidak pantas memimpin pasukan
60
MPA 338 / November 2014
yang di dalamnya ada orang-orang Anshar dan Muhajirin. Maka ia menjawab : “Jangan saya, Anda yang lebih berhak memegangnya. Anda lebih tua, dan telah ikut dalam perang Badar“. Tsabit menjawab : “Ambillah ini, Anda lebih tahu tentang strategi perang dari saya, demi Allah, saya mengambil bendera ini memang berniat untuk menyerahkannya kepada Anda. Wahai kaum Muslimin, sediakah kalian dipimpin Khalid bin Walid?“ Serempak orang-orang menyatakan bersedia. Akhirnya Khalid bin Walid tampil sebagai panglima perang dan bertempur pada hari itu dengan gigih. Keesokan harinya, ia mengubah strategi perang. Barisan tengah, ia pindahkan ke depan, dan barisan depan dipindah ke belakang. Kemudian pasukan di sayap kanan, dipindah ke sayap kiri, dan sayap kiri dipindah ke sayap kanan. Siasat ini rupanya membuat takut pasukan musuh dan mereka mengira bala bantuan kaum Muslimin telah datang. Kemudian Khalid membawa mundur pasukan sampai Mu’tah, di tempat itu kedua pasukan masih bertempur sampai tujuh hari. Akhirnya kedua belah pihak sepakat menghen tikan pertempuran. Apalagi pasukan Romawi menjadi ngeri karena mengira bantuan pasukan kaum Muslimin datang. Mereka takut jika akhirnya terjebak di padang sahara, karena itu akhirnya mereka tidak meneruskan serangan. Demikian kesudahan perang Mu’tah, dan ketika kaum Muslimin kembali ke Madinah, orang yang mengira mundurnya Khalid bersama pasukannya merupakan keka lahan, mereka mencemooh dengan berkata : “Hai orangorang yang melarikan diri dari perang ! “ Rasulullah SAW langsung memotong perkataan itu : “Bahkan, mengapa harus memaksakan maju ?“ Lalu beliau memberikan pengertian, bahwa hal tersebut merupakan strategi perang yang jitu, dan baginda Nabi memuji tindakan yang diambil Khalid bin Walid RA, dan beliau memberikan gelar kepadanya sebagai Saifullah… Si Pedang Allah.
Pakar Pikir
Oleh: Mey. S
Asmirandah, pemeran Bu guru Silvi dalam film “Dalam Mihrab Cinta” itu kembali menuai sorotan dan perbincangan kalangan tertentu. Pasca pembatalan pernikahan yang dilakukan oleh kedua selebriti ini beberapa waktu yang lalu, kini publik kembali dikejutkan kabar yang menyebutkan bahwa Asmirandah telah berpindah keyakinan dan memeluk agama Jonas Rivanno, pasangannya. Hal tersebut diperkuat dengan maraknya foto-foto Asmirandah dan Jonas Rivanno yang tengah mengikuti acara kebaktian di dalam gereja Tiberias, Kelapa Gading Jakarta Utara, bahkan beredar pula sejumlah foto pembaptisan Asmirandah. Asmirandah yang juga bermain dalam Sinetron Pembangun Jiwa “Dari Sujud ke Sujud”, beberapa waktu lalu, secara blak-blakkan sudah mengakui bahwa dirinya telah menikah kembali dengan sang kekasih Jonas Rivanno. Pernikahan tersebut dilangsungkan di luar negeri untuk meredam segala persoalan yang belakangan ini kerap membelit keduanya. Lalu, benarkah Asmirandah tergolong orang yang tengah dimabuk cinta buta, sehingga ia mampu menghalalkan segala cara agar dapat bersatu dengan orang yang dicintainya sampai-sampai rela berpindah keyakinan? Konon, bahwa perasaan seseorang yang sedang jatuh cinta itu mempunyai energi yang sangat luar biasa besar, sehingga bisa jadi orang tersebut tidak akan menggunakan rasio untuk berpikir panjang. Ketika seseorang tengah dimabuk cinta (buta), maka secara spontan akan hilang rasionya, meski harus berpindah keyakinan sekalipun. Bagi orang yang sedang mengalami cinta buta, sebaiknya meminta saran atau pendapat kepada orang-orang terdekat, apakah si pasangan memang layak atau tidak untuk dipertahankan. Moralitas serta religiusitas masyarakat (remaja) muslim tengah dikepung dan diprovokasi bermacam opini akidah dari berbagai arah sekaligus dengan berbagai media. Orientalis Syatilyn pernah melontarkan statementnya yang cukup terkenal “Gelas dan artis mampu menghancurkan umat Muhammad daripada seribu meriam maka tenggelamkanlah umat Muhammad ke dalam cinta materi dan syahwat.” Invasi pemikiran tersebut relatif ampuh dan murah untuk menghancurkan sebuah generasi. Invasi pemikiran tak membutuhkan biaya besar, tak perlu beli pesawat tempur atau kapal perang. Tak harus membayar informan atau booking sniper, cukup memanfaatkan media sosial atau elektronik saja. Propaganda dengan menayangkan iklan, sinetron, film, talk show di televisi merupakan sarana efektif untuk membangun opini demi terkoyaknya prinsip serta keyakinan sebuah generasi. Gerakan yang berupaya menciptakan keragu-raguan dan pendangkalan pemikiran. Realitas tersebut generasi muda akan kehilangan kebanggaan akan peradabannya dan menjadi pengekor setia peradaban generasi lain (Barat). Hilang dan bimbang terhadap peradaban akan mendorong timbbulnya krisis keyakinan, kebingungan menyerang pikiran manusia, dan selanjutnya erosi kejiwaan melanda secara besar-besaran. Tak banyak disadari jika di sekitar kita telah banyak serangan dan perang. Bukan saja perang fisik tetapi juga perang pemikiran, serta perang kebudayaan. Fenomena tersebut selaiknya dihadapi dengan membangun pembinaan yang berkelanjutan (pembinaan ke-Islam-an) bagi sebuah generasi secara solid, dikarenakan serangan-serangan bisa saja akan datang kapan saja disaat generasi lengah. MPA 338 / November 2014
61
Ku Butuh Naungan-Mu
50.000 tahun lamanya Untuk sebuah keputusan adil dari Sang Pencipta 1 mil bahkan kurang Dekatnya sang surya di atas kepala manusia Sungguh....... Terik yang begitu menyengat Tanpa alas kaki, tanpa pakaian yang melekat Terasa lapar, dahaga, panas, dan bercucuran keringat Tapi, umat muslim menghadapinya dengan mudah Tak ubahnya seperti sholat dua rakaat Cemas.... Khawatir.... Panik.... Jangankan saudara Istri tak ingat suami Suami tak ingat istri Bahkan, orang tua pun tak ingat anaknya Percuma.... Nasih tlah menjadi bubur Dunia tlah hancur Inilah kehidupan di padang mahsyar Tak ada tempat berlindung Kecuali naungan-Nya Ya Allah.... Semoga kami termausk dalam orang yang mendapat naungan-Mu... Ilmi Hanafis Yahya MAN Surabaya
Yaumul Ba’ats
Dunia hancur Bagai keping-keping debu Bertebaran bak teriakan Yang tak kunjung henti Penyesalan tak berarti Pertaubatan tak kan sampai Pada Ilahi Rabbul Izzati Tertutup terhenti Allah menggulung bumi dan langit Dengan tangan kanan-Nya Manusia musnah Manusia sirna Tiupan sangkakala pertama Manusia terkejut nan biasa Atas kehendak Allah Ta’ala Mereka takut apa setelahnya Tiupan sangkakala kedua Manusia bangkit dari kuburnya Terbayang akan kuasa Allah kepadanya Takut akan segala siksaan-Nya Siti Sufia
62
MPA 338 / November 2014
Hari Itu (Kiamat)
Ketika mayat manusia di bangkitkan-Nya Lalu dikabarkan apa saja amal mereka Oleh-Nya dikumpulkan kerjaan mereka Dan saat itu mereka lupa Mereka digiring ke hadapan-Nya Sebagaimana pertama adanya Dan tampak jelaslah bayangan Dampak cahaya kehakiman-Nya Banjir keringat di sekeliling mereka Takut, menunggu hasil dari-Nya Di dunia banyak yang lupa Dia Tergoda dengan barang-barang yang fana Pada hari itu.... Sang senja serasa di pelupuk mata Membakar kepala semua manusia Dan tidak ada satupun.... Yang bisa bersembunyi dari sinarnya Pada hari itu.... Semua adalah seorang hamba Yang menunggu keputusan-Nya Dengan kepasrahan yang melanda Abdul Harid Saputro
BARZAKH
Ku merintih... Aku menangis.... Ku meratap Aku mengharap.... Ku meminta.... Dihidupkan semula... Agar dapat kembali.... ke dunia nyata Perjalanan ini sungguh meletihkan.... Mahsyar kutangguhkan.... Dosa menggunung Seakan siap masuk neraka.... Tiada daya upaya.... Barzakh di pelupuk mata.... Hampa kebajikan....kosong Menyesal.... Selamanya Siti Handayani
Mahsyar yang Membuncah
Denyut nadi mengguncang dunia Rasa takut menyiksa di tiap insan yang tak berbekal Di mana lagi kita kan bersandar? Wahai sekalian manusia!!! Ketika yang ada, hanya detik-detik yang menegangkan Sesal berpacu, menari-nari menyesali diri Yang kami ingat, Dia pernah membuat perumpamaan bagi kami Dibawa diri yang hina ini di hadapan-Nya Kami takut Rabb...!! Ya Rahman, di mana kasih-Mu? Kami takut ketika jasad ini menjadi saksi, Saksi atas dosa-dosa kami.... Pikirku berguncang.... Tanya menyapa!! Menggelar seonggok demi seonggok diri.... Siapakah gerangan, yang telah menghidupkan tulang belulang Tulang-belulang yang telah hancur dan lebur Siapa....?? Siapakah? Siapakah Ia? Kini kau cari, sedang dulu Ia kau sekutukan Wahai sekalian manusia!!!! Jahannam membara menanti serendah-rendahnya insan Merugilah kalian, sekalian manusia! Ketika kalian dibangkitkan bersama setan..... Tidakkah kalian akan berlutut di hadapan Jahannam!! Wahai sekalian manusia!!! Ingatlah saat-saat yang telah dijanjikan Tuhanmu... Karena tuhanmu tak pernah ingkar Intifadah Suniyah MAN Surabaya
TTM EDISI 338
Bulan NOVEMBER 2014
TTM Edisi 338
MPA DAFTAR PERTANYAAN MENDATAR : 1. Sesuatu yang hanya diangan-angan 4. Berasa pusing karena mabuk, kena pukul 7. Baru atau yang diperbaharui 8. Kehidupan, organism yang hidup 9. Memasak nasi 11. Suara tangis yang tertahan-tahan, tersedu-sedu 13. Perkataan atau kalimat pendek yang menarik, mudah diingat 14. Rambut yang memutih 16. Tidak berat sebelah tidak memihak 18. Sandiwara ringan yang penuh kelucuan 21. Sama dengan di atas 23. Sejenis unggas 25. Menggali (bhs Inggris) 26. Sales Promotion Girl 27. Tuhan, Robbi 28. Bagian tubuh yang tidak boleh terlihat MENURUN : 1. Perolehan sesuatu sebgai akibat pengaruh sesuatu yang lain 2. Ilmu tentang penyakit saluran kemih 3. Negeri Mahatma Gandi 4. Surat penjelasan resmi 5. Huruf hijaiyyah 6. Teman, kawan, sejawat 10. Kata ganti orang pertama 12. Ular (bhs Inggris) 15. Alat penghalus buah/makanan 16. Kekal, selamanya 17. Bingkai suatu bidang 19. Vitamin yang terdapat pada ikan 20. Tidak lupa 22. Perlengkapan pakaian yang dikalungkan di leher 24. Lubang besar pada kaki gunung
KUPON
No : 338
JAWABAN TTM NO. 336 Mendatar : 1.SEKAT 4.KARANG 7.ARE 8.WATON 9.LUAR 11.SAKE 12.HINGGAP 14.APSARI 16.SELAPA 18.JENDELA 20.GURU 22.IWAD 23.INTAN 25.ASN 26.AJAKAN 27.GURUN Menurun : 1.BAWAH 2.KTT 3.TANGGAP 4.KELAPA 5.RUAS 6.GALERI 10.PARADE 13.NALURI 15.PENDING 16.SEGERA 17.AJUDAN 19.ADNAN 21.UWAK 24.TAR
Peraih Hadiah TTM No. 336 1. Erna Badriyatin MIN Sumberjati Kademangan Blitar (66161) 2. Bisri Mustofa, S.Pd. MTsN Mojoroto kota Kediri Jl. S. Bahrun VI/II, Mrican, Kediri 3. Abdul Manan Sekarputih Gg. I/ RT.05/RW.02 Kec. Tegalampel-Bondowoso (68291) 4. Hj.Suhainah Nurkhalis RT.02 RW.01 Kelur Pajagala-kota Sumenep 5. Akhmad Asy’ari MTs Darul Ulum Jl. Toghur Billah Batuputih Kenek Batuputih – Sumenep (69453) Ketentuan : 1. Jawaban ditulis pada kartu pos dan ditempeli kupon sesuai dengan nomornya. 2. Jawaban dikirim ke redaksi MPA paling lambat akhir November 2014 (cap pos). 3. Peraih hadiah diumumkan pada MPA edisi 339.
MPA 338 / November 2014
63
Nama Panggilan : Adik Shobri
Nama Panggilan : Danish
TTL : Sidoarjo, 27 Nopember 2013
TTL : Gresik, 27 Februari 2013
Alamat : Dsn. Awargunting RT.23 RW.12
Alamat : Jl. KH Bisri Syamsuri RT.05
Tambakrejo SIDOARJO Hobby : Membuat Orang Tersenyum Cita-cita : Dokter Spesialis Penyakit Dalam. Orangtua : Sutrisno, S.Pd.I dan
Hobi : Mengaji Cita-cita : Hafizd Al Quran OrangTua : Thoifur Mas’udi, S.Pd dan
Mania S.L.
Ragil Sri Wilujeng, S.Pd.SD
Nama Panggilan : Naya
Nama Panggilan : Syifa TTL : Krian, 20 Maret 2013 Alamat : Dsn. Gempol RT. 14 RW. 04 Jedong Cangkring Kec. Prambon Kab. Sidoarjo Cita-cita : Ingin jadi dokter Hobby : Minum susu, menghafal Al Qur'an Orang tua : Galih Ramaditya dan Ria Gasella
TTL : Jombang, 30 september 2009 Alamat : Jl. Abdul Rahman Saleh 166, Jombang Hobi : Mewarnai & Menulis Cita-cita : Ibu Negara Orang tua : Irfan Prasetya dan Lailil Maghfiroh
Nama Panggilan : Raisya
Nama Panggilan : Alida
TTL : Gresik,04 April 2009
TTL : 21 Agustus 2006
Alamat : Jl. KH. Bisri Syamsuri
Cita-cita : Ingin jadi guru/pendidik
RT.05 RW.03, Kemangi, Bungah,
Hobi : Menyanyi dan membaca
Gresik, Jawa Timur Cita-cita : Dokter Hobi : Mengaji Al Qura'an Orang Tua : Thoifur Mas'udi S.Pd dan Ragil Sri Wilujeng,S.Pd.SD
64
RW.03 Kemangi, Bungah, Gresik
MPA 338 / November 2014
Orangtua : Nur Aziz Asmuni dan Nur Faizah
Oleh: Alfiatul Khairiyah*)
S
uatu hari segerombolan semut merah mengeluh kelaparan. Sudah seharian mereka tidak makan. Dari tadi mereka sibuk dengan rumah yang baru mereka bangun. “Aduh, Loly lapar, Ma. Di dapur gak ada makanan.” Loly memegang perutnya merengek. “Ya sudah, Loly istirahat saja biar rasa laparnya hilang. Besok pagi kita bersama-sama mencari makanan,” ujar mamanya kepada Loly, sambil mengantar Loly ke kamar barunya. Akhirnya, Loly menurut. Meskipun Loly lapar banget tapi setelah melihat kamar barunya, rasa lapar itu tiba-tiba hilang. Mamanya hanya memberi senyuman, Loly memang anak yang penurut. Tak lama kemudian, seluruh keluarga Loly tidur. Setelah keesokan harinya. Saat Loly bangun, dia langsung menghampiri mamanya di ruang tengah. Loly mengingatkan mamanya bahwa hari ini mereka akan mencari makanan bersama-sama. “Iya Loly, mama dan papa ingat kok!” kata papa Loly. Loly menyeret-nyeret papanya keluar dari rumah tersebut. Sepertinya, Loly memang betul-betul lapar. Keluarga Loly akhirnya berangkat. Loly, Papa, dan Mamanya memang selalu kompak. Di tengah perjalanan, Loly selalu mengeluh kelaparan. Sulit untuk mencari makanan saat itu. Namun, saat hari agak siang, mereka menemukan makanan banyak sekali. Loly gembira bukan main. Dia loncat-loncat, berlari menuju makanan tersebut. Lalu Loly
dengan cepat melahapnya. “Pelan-pelan Loly, nanti kamu keselek,” pesan mamanya. Tapi, Loly nakal, dia tidak mendengarkan perkataan mamanya. Dia terus makan sampai banyak. Mamanya hanya menggeleng-gelengkan kepala. “Loly, jangan banyak-banyak, nanti kamu sakit perut!” Papanya ikut menasehati. Loly hanya tersenyum,”iya Pa.” Lalu melanjutkan makannya kembali. Setelah makanan Loly habis, mereka pulang. Mama dan Papanya membawa sedikit makan untuk nanti malam. Di tengah perjalanan, Loly mengeluh kesakitan. Dia menangis, sambil memegang perutnya yang buncit. “Ma, Loly sakit perut,” rengeknya. “Tadi Papa kan sudah mengingatkan Loly, kalau makan jangan banyak-banyak, nanti kamu sakit perut. Tapi Loly nakal, itu akibatnya.” Mama Loly duduk di depan Loly sambil menunjuk-nunjuk tangannya. Sementara Loly masih tersedu-sedu, berjalan sambil memgang perutnya. Dari kejadian tersebut, loly berjanji tidak akan nakal lagi pada Mama dan Papanya. Loly juga berjanji tidak akan makan sebanyak itu lagi. “Loly memang anak yang pintar!” kata Mamanya. *Salah satu penghuni Forum Lingkar Pena PP. Annuqayah Latee II Pondok Pesantren Putri Guluk-Guluk Sumenep Madura.
MPA 338 / November 2014
65
BAHA’I AGAMA BARU DI INDONESIA?
B
erita spektakuler yang muncul di sejumlah media beberapa bulan terakhir ini, adalah berkaitan dengan issue kemungkinan munculnya “Baha’i sebagai agama baru” di Indonesia. Di awali lewat jejaring sosial sekitar bulan Juli 2014 lalu. Diinformasikan bahwa ketika Menteri Agama, harus menjawab pertanyaan Menteri Dalam Negeri tentang status Baha’i dan pencantumannya di Kartu Tanda Penduduk (KTP). Antara lain, Kemenag ‘seolah’ menyatakan bahwa, Baha’i sebagai salah satu agama yang diakui di Indonesia. Masuk dalam agama yang dilindungi konstitusi sesuai pasal 28 E dan 29 UUD-RI 1945. Sudah ada pemeluknya di Indonesia, dst. Tentu saja berita itu disanggah oleh Pemerintah dalam hal ini Kemenag. Karena menurut Kepala Balitbang dan Diklat Kemenag, hari-hari ini Kemenag masih sedang menyusun kriteria dan persyaratan terkait sebuah kepercayaan dapat diakui sebagai agama. Setidaknya ada 4 syarat dasar yang diperlukan untuk hal itu, yaitu : 1). Kelompok keyakinan itu, memiliki ajaran berbeda dengan yang lain, 2). Juga memiliki system ajaran yang berbeda dengan agama yang lain, 3). Memiliki umat / penganut dalam jumlah minimal tertentu (masih akan ditentukan kemudian), 4). Memiliki organisasi yang mewakili kegiatannya. Di samping itu Kemenag masih harus mengkoordinasikan dengan Kemendagri untuk urusan keorganisasian-nya, dan dengan Kemenhuk – HAM, terkait kewenangan legalitas hukumnya. Mengenai status Baha’i, berdasarkan surat tertulis Kemenag yang dikutip Kemendagri, antara lain dinyatakan bahwa : “Baha’i diperbolehkan tumbuh dan berkembang di Indonesia. Tidak termasuk dalam 6 agama, sebagaimana yang dimaksudkan dalam Penetapan Presiden Nomor 1 Tahun 1965 tentang Pencegahan dan / atau Penodaan Agama. Agama yang di-record di KTP adalah 6 agama yang tercantum dalam Penetapan Presiden tersebut. Untuk KTP, penganut Baha’i diminta memilih salah satu dari 6 agama tersebut (hal ini hanya bersifat administrative, bukan pada aspek ideologis). WNI penganut Baha’i memiliki kedudukan yang sama dengan WNI yang beragama lain”. Akan halnya agama Baha’i sendiri, menurut Shela Soraya Pengurus Kantor Hubungan Luar Negeri Majelis Rohani Nasional Baha’i di Indonesia, antara lain menjelaskan bahwa: “Pokok ajarannya, percaya Tuhan adalah satu. Semua agama benar, sebab sumber inspirasi dari Tuhan Yang Maha Esa. Percaya bahwa manusia itu bersaudara sebab disiptakan Tuhan yang sama. Tidak masalah berdampingan dengan masayarakat penganut agama yang lain. Yang ditekankan persamaan dalam tujuan doa, yaitu mendekatkan diri kepada Tuhan. Selalu bermusyawarah, tidak pernah demo ke jalan karena itu ajaran yang tidak betul. Agama yang berdiri sendiri dan bukan bagian dari sekte atau bagian agama apapun. Mengclaim telah eksis di 191 negara. Mengakui Bahaullah sebagai pembawa wahyu Baha’I”. Dari referensi yang lain diperoleh informasi bahwa, Baha’i dideklarasikan tahun 1863 oleh Bahaullah dari Persia. Meyakini kemungkinan munculnya nabi baru setelah Nabi Muhammad Saw. Kebanyakan hukum Baha’i tertuang dalam “Aqdas” semacam kitab sucinya.
66
MPA 338 / November 2014
Ajarannya bisa berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Masuk ke Indonesia, lewat jalur perdagangan dibawah saudagar Baha’i dari Persia (Jamal Effendi dan Sayyid Musthafa Rumi) melalui Sri Langka, Sulawesi, Lombok, Bali, Jawa, Batavia. Pemeluk Baha’i di Indonesia diperkirakan sekitar 678 orang yang tersebar di Medan, DKI, Bandung, Surabaya, Malang, Banyuwangi, dan Paloppo. Menyikapi issue agama Baha’i ini, maka muncullah tanggapan, kritikan, bahkan penolakan dari sejumlah pakar dan atau lembaga. Diantaranya, adalah dari Pak Dyam’anuri (Guru Besar Perbandingan Agama UIN Suka DIY). Beliau antara lain menyatakan: “Baha’i merupakan gerakan agama baru. Yang munculnya dibanding agama lain, sangat akhir. Gabungan dari 3 agama (Yahudi, Kristen, dan Islam). Mengajarkan universalitas kemanusiaan dan kebudayaan. Secara academic, Baha’i termasuk agama, tetapi dari sisi Islam Baha’i hanya sebuah paham. Ia berharap Pemerintah mengungkap kembali lebih dalam sebelum menetapkan Baha’i sebagai agama resmi (termasuk harus melihat populasi penganut dan kegiatannya)”. Sejalan dengan pendapat Pak Dyam’anuri, tetapi lebih tegas, adalah tanggapan dari Imdadun Rahmat dari Komnas HAM,yang antara lain menyatakan :”Jika jumlahnya tidak signifikan dan tidak memenuhi syarat, maka pengakuan resmi Baha’i sebagai agama tidak perlu. Karena pada dasarnya semua agama dan keyakinan di Indonesia itu dilindungi. Perbedaannya terletak pada aspek pelayanannya”. Tanggapan diatas itu, datang dari Ketua Majelis Fatwa PP Mathla’ul Anwar, KH.tengku Zulkarnain, yang jelas-jelas menolak Baha’i dijadikan sebagai agama ketujuh yang diakui pemerintah Republik IndonesiaI. Menurut dia,” Baha’i bukan agama. Baha’iyah hanya filsafat sesat yang awalnya berasal dari Islam, kemudian menyempal”. Menurutnya, “definisi sebuah agama harus memiliki syarat ketat, diantaranya kitab suci, nabi sendiri, serta memliki banyak pengikut. Sedangkan, Baha’i tidak memiliki criteria yang jelas sebagai suatu agama”. Memperkuat tanggapan diatas, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat melalui salah seorang Ketuanya KH. Muhyiddin Djumaidi antara lain menyatakan : “Baha’i adalah agama produk manusia, karena Bahaullah (pendirinya) mengaku manifestasi Tuhan di dunia ini. Sangat tidak setuju jika (Baha’i) diakui sebagai agama baru oleh Pemerintah (Indonesia). Sebab secara politis, pengakuan resmi negara terhadap Baha’i juga berpotensi menimbulkan banyak masalah kedepan, antara lain seperti kunjungan penganut Baha’i ke Israel akan menjadi legal dan massif dengan alasan agama dan wisata religi. Secara ekonomi dan politis sangat menguntungkan Zionis. Mendesak kepada Menag untuk bertindak arif dan bijak agar tidak terulang kasus Ahmadiah kedua. Bahkan beliau menegaskan, Baha’i lebih tepat menjadi aliran kepercayaan di bawah Kemendikbud”. Walhasil, dari pendapat diatas dapat dikatakan, bahwa Baha’i sebagai kepercayaan “yes”, dan Baha’i sebagai agama “no” !. (diolah dari berbagai sumber). •Ahar.