Buletin Pelaut Federasi Buruh Transport Internasional
no. 25/2011
DAPATKAHANDA MENDENGAR KAMI?
Hampirsatujutatandatangan memintadiakhirinyaperompakan
PIAGAMHAK ASASI ERABARU
ProgresPelaksanaanKonvensiBuruhMaritim
Ind on es ia
UntukKampanyeITFterhadapBenderaKemudahan
KampanyeITFmelawanBenderaKemudahan
Aktivitas ITF dalam industri maritime dipelopori dengan kampanye yang dilaksanakan oleh Serikat-Serikat Buruh Pelaut dan Buruh B/M diseluruh dunia melawan pengalihan kapal-kapal kedalam Bendera Kemudahan (FOC) yang oleh pemilik kapal dilakukan untuk menghindari peraturan-peraturan nasional, ketentuan ketenagakerjaan dan pengawasan serikat-serikat buruh.
perjanjian kolektif internasional dengan para pemilik kapal, baik dalam kelompok diskusi terbatas maupun besar yang dilaksanakan dalam Forum Perundingan Internasional (International Bargaining Forum/IBF), guna membuat suatu standar yang tidak hanya berimbang tetapi juga fleksibel.
Kampanye tersebut mempunyai dua sisi kepentingan, yaitu : secara politis, ITF berjuang bersama pemerintah berbagai Negara dan lembaga-lembaga internasional untuk memastikan adanya “hubungan langsung” antara pemilik kapal dan bendera/kebangsaan suatu kapal; dari sisi industrial, serikatserikat buruh afiliasi ITF berupaya untuk diterapkannya ketentuan upah minimum dan standar sosial yang layak disemua kapal-kapal FOC.
Para pelaut yang bekerja dikapal-kapal FOC selalu ditekan dan diinstruksikan untuk tidak berhubungan dengan ITF. Demikian juga halnya mereka menandatangani kontrak yang tidak dipahami isinya. Bahkan ada juga beberapa pengusaha kapal yang sebelumnya telah menandatangani perjanjian ITF kemudian melakukan penipuan dan membayar awak kapalnya dengan upah yang lebih rendah — praktek ini dikenal dengan nama pembukuan ganda (double book-keeping).
Hal itu berarti bahwa serikat-serikat buruh yang ada dinegaranegara dimana pemilik kapal yang sesungguhnya berada harus membuat persetujuan menyangkut kondisi pengerjaan yang minimal sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Komite Kebijakan ITF — suatu lembaga kerjasama antara pelaut dan buruh B/M yang mensupervisi kampanye-kampanye industrial. Dalam beberapa tahun ini, ITF telah mengupayakan negosiasi suatu
Para pelaut dikapal-kapal FOC yang menghadapi masalah pengupahan, kondisi kerja atau berbagai keluhan lainnya menyangkut perlakuan-perlakuan yang mereka alami dapat langsung menghubungi ITF (lihat alamat dan nomor telepon kami di halaman 21) atau anda dapat menghubungi salah satu inspektur kami dipelabuhan manapun diseluruh dunia (lihat peta dihalaman tengah dan rincian alamatnya dibaliknya).
www.itfseafarers.org
Alastair Fyfe
Bantuanuntukparapelaut
BuletinPelautITF
no.25/2011
I
ndustri maritim dan resiko yang dihadapi oleh para Pelaut yang mengangkut barangbarang ke seluruh dunia, menjadi perhatian publik dua kali pada 2010 karena dua alasan yang buruk. Yang pertama adalah bencana maritim yang terkait meledaknya anjungan lepas pantai (rig minyak) Deepwater Horizon dilepas pantai AS. Ada yang membuat kesalahan besar, tidakmendapatkan pelatihan yang memadai atau sebagai akibat tekanan manajemen untuk penghematan biaya. Ancaman terhadap lingkungan laut dan perikanan secara cepat berada di judul-judul berita dunia. Dan, sebagaimana sering terjadi saat tumpahan minyak besar terjadi di laut, sangat sedikit sekali perhatian diberikan kepada ke 11 pekerja rig yang menerima akibat kegagalan sistem keamanan dengan nyawa mereka. Pesan ITF sangat jelas. Faktor manusia adalah krusial terhadap keselamatan. Menghormati hak para Pelaut, membayar mereka dengan upah yang layak, memastikan bahwa mereka tidak takut mengadu ketika mereka menjumpai praktek-praktek yang tidak aman serta menghormati keberadaan serikat pekerja adalah semua ramuan vital untuk keselamatan industri maritim. Dan resiko kemanusiaan sama seriusnya dengan isu maritim yang lainnya yang masuk headline berita dunia — perompakan. Sebagaimana cerita di halaman 12 akan membuat lebih jelas, koalisi yang belum pernah terjadi dari ITF bersama dengan semua organisasi pelayaran utama menghasilkan hampir satu juta tanda tangan terkait petisi untuk “End Piracy Now” (Akhiri Perompakan Sekarang”) yang dipresentasikan oleh sekjen PBB dan organisasi Maritim internasional pada Hari Maritim Dunia. Jika tidak ada langkah serius yang diambil untuk menghentikan serangan perompak, maka pemilik kapal yang bertanggung jawab dapat bergabung dengan serikat pekerja ITF untuk berhenti mempertaruhkan para Pelaut dalam resiko dan menghindari wilayah sekitar perairan Somalia dan pendekatan ke Terusan Suez, secara bersama-sama. Jika mereka melakukan hal tersebut, maka akan memberikan dampak yang besar terhadap harga barangbarang dalam proses industry dunia dan akan membuat publik lebih menyadari tentang seberapa besar hidup mereka tergantung pada orangorang yang bekerja di laut”.
David Cockroft Sekretaris Jenderal ITF DipublikasidibulanJanuari2011 olehFederasiBuruhTranspor Internasional(ITF),49/60 BoroughRoad,LondonSE11DR, UnitedKingdom.BuletinPelaut inidipublikasikandalambahasa Inggris,Arab,Cina,Jerman, Indonesia,Jepang,Polandia, Rusia,Spanyol,Tagalogdan Turki. Andabisa memperolehnyadengan menghubungikantorITFsesuai alamatdiatas. Telepon:+44(0)2074032733
Q Q Q Q Q Q Q
4 Menyongsong Era Baru Kongres ITF merevisi kebijakan terhadap Bendera Kemudahan.
8 Armada Dunia Data dan
fakta.
8 Perkembangan Kampanye Upaya ITF untuk
menolong para pelaut dikapal Bendera Kemudahan.
12 Cerita Sampul Keinginan
untuk mengakhiri perompakan dan hal-hal praktis yang dapat dilakukan terkait masalah tersebut.
Fotosampul:AlastairFyfe
Kontributor NinaEspeliAllen,Tom Holmer,Penny Howard,JimJump, BrendaKirsch, FrankLeys,Anna Llewellyn,Sean
kita perlu melibatkan pusat pelayanan pelaut dalam bantuan hukum dan penelitian.
34 Kapal Penyeberangan
Serikat-serikat Pekerja Eropa melaksanakan kampanye hubungan pengerjaan yang adil dan melawan pelecehan terhadap Buruh B/M.
36 Yayasan Kesejahteraan Pelaut
30 pelayanan kesejahteraan pelaut diseluruh dunia.
37 Lepaspantai Sisi lain dari
19 Info dari ITF Panduan untuk
bencana Deepwater Horizon.
27 Pilipina Pameran yang digelar
ITF ramai dikunjungi.
hak asasi manusia yang terjadi dikapal perikanan ilegal berbendera kemudahan.
Serikat Pekerja untuk para peserta pelatihan.
diabaikan.
para pelaut dan data kontak para Inspektur ITF.
29 Kapal Pesiar Pengarahan
Fax:+44(0)2073577871 Email:
[email protected] Web:www.itfseafarers.org www.itfglobal.org
33 Hak-hak Pelaut Mengapa
30 MLC Memastikan pemberlakuan
Hak Asasi Pelaut.
39 Perikanan Kasus pelecehan 41 Keselamatan dikapal kontener Peraturan yang
BenderaKemudahan
DibulanAgustus2010dalamKongresITF dikotaMeksikotelahmengadopsi kebijakanbarubagiBenderaKemudahan. ANNALELEWELLYNmenguraikantentang kebijakanbarutersebutdanapa manfaatnyabagiparapelaut.
Memasuki EraBaru
Stephen Bruijneel/www.dockwork.be
K
ampanye FOC(BenderaKemudahan) mungkinsudahberumurlebihdari60 tahun,tetapitentunyainibelumakan berhenti.Inimasihakanterusdinamik.Dan rahasiadibalikvitalitasinikarenakampanyeini selalumemperbaruidirisecaraterusmenerus danselaluberubahdari waktukewaktu. Perubahanbesar-besaranterhadapkebijakan terbarukampanyetersebutmerupakanhasil kajianselamaempattahun.Dilaksanakanpada ulangtahunke50padapeluncurankampanye yangmerupakanprosesyangdidesainuntuk memastikankampanyeakanterusberlanjut memberikanperbaikan-perbaikanbagipara pekerjamaritimdiabadke21. Banyak haltelahterjadidalam12tahunsejak kajiankampanyesebelumnyayang menghasilkansebuah laporan“DariOsloke Delhi”.Begitujugadenganperubahandan tantanganterhadaphukuminternasional, globalisasiyangtelahmenggabungkanlangkah, strukturkepemilikanmenjadilebihkompleks danadanya perubahan-perubahanterhadap aturan-aturan internasional,sepertipengenalan KonvensiPerburuhanMaritimILO-PiagamHak AsasiPelaut(Seafarers’BillofRights)(lihathal 30-32).Tujuanlaindarikajianiniadalah untuk melihatbagaimanaITFdananggotaserikat pekerjanyadapatmelakukankerjayanglebih baikuntuk parapekerjadiindustrimaritim.
Kewajibanserikatpekerja
SatukarakteristikkuncibarudariMexicoCity Policy(KebijakanKotaMeksiko) yangtelah menggantikanKebijakanDelhi(DelhiPolicy) 1998adalah adopsidariPiagamPelautyang baru.Inimengaturkewajiban-kewajiban minimumbagianggotakruyangharusdipenuhi olehserikatpekerjayangmewakilimerekadi bawahperjanjiankerjabersamaITF.Iniakan berlakupada1Januari2012danparaserikat pekerjaharusmematuhinyasecarapenuhpada 2014. Dengankebijakanbaruini,semuaserikat pekerjapalingsedikitnyaharusmenyediakan kepadaPelaut: Kartukeanggotaan Newsletter Direktorikontakparapengurusserikatpekerja Bantuan untuk klaimdalamkerangka perjanjiankerjabersama Hakpartisipasi
KebijakandariKota Mexico
LimahalpositifuntukPelaut
Kewajiban minimum serikat pekerja untuk pelaut menurut perjanjian ITF
Skala gaji ITF yang dapat dipahami, yang secara jelas memperlihatkan elemen-elemen gaji yang berbeda Transparansi yang lebih baik tentang bagaimana program bermanfaat dijalankan
Peran yang lebih besar untuk serikat pekerja afiliasi ITF dari negara-negara pemasok tenaga kerja, termasuk perjanjian bilateral
Meningkatnya kerjasama antara pelaut dan buruh B/M www.itfseafarers.org
Apayangmerekakatakantentangkebijakanbaru
KebijakanMexico Citypolicyadalah hasildarikegiatan empattahunyangdiarahkanserikatpekerjauntuk membuatkampanyeFOC ITFmenjadiefektif, akuntabledanefisiendalam mengubahduniapelayaran. Initerbangundari keberhasilan-keberhasilanpanjangkampanye FOCdanakanmembuatnyabahkanlebihefektif. Kebijakaniniakanberlanjutdenganmembangunhubunganyanglebiheratantarapelaut danburuhB/Msertaserikatpekerjamerekadan mengembangkanmetode-metodeyangdapat digunakanuntukmemajukankepentingan mereka. Kebijakaninimulaimenanganikeprihatinan yangsudahlamaadatentangpelautnon domisili.Initermasukpemahamanbahwa hubunganITFdengankapalbenderanasional adalahdalamkemitraandanberkonsultasi denganserikatpekerjadinegara-negara tersebutdanmerefleksikanperhatianmereka untukmelindungianggota-anggotamereka sendiri. Stephen Cotton Koordinator maritim ITF
Kunjungan olehperwakilanserikatpekerjajika memungkinkan Informasitentang tanggungjawabserikat pekerja(jikaperjanjianditandatanganioleh lebihdarisatuserikatburuh). Standarminimuminiakanmemastikanpara PelautyangdilindungiolehperjanjianITFtidak hanyaakanmendapatmanfaatdaritingkatupah minimumITFdankondisikerjaITF,tetapi juga akanmendapatkandukunganlangsungserikat pekerjayangmelakukanperjanjiantersebutdan peluang untukmemberikanpendapat dalam hal-halterkaitserikatpekerja.
UpahTransparan
Karakteristikbarulainuntuk Pelautadalah adopsiKebijakanPendanaan danAudit. Dengan adanya PiagamPelaut,kebijakaninimulai berlakupada2012,dengantenggatwaktu kepatuhan2014.Tujuannya adalahuntuk memastikanbahwaparaPelautpahamdan menerimasemuamanfaatyangmerekaberhak terima. DibawahbeberapaperjanjianITF,totalupah Pelautterdiridaribeberapa manfaatyang berbedadisampingupah tunai.Inidapat termasukdanapenghematanyangdijalankan serikatpekerja,jaminanpensiundan perlindunganmedisyangdiurusipengusaha. Kebijakanbaruiniakanmemastikanbahwa skalagajidibuatdengancarasedemikianrupa sehinggaPelautdaninspekturITFpemeriksa kepatuhan—dapatmelihatsecarajelastiap elemenupah danbagaimanadidapatkannya, apakahdalambentuktunai atautunjanganyang lain. Inijugaakanberartisemuatunjangan yang selaindanadanskemayangmembentuk bagian strukturupah dariperjanjianITFharusdiaudit secaraprofessional.Haliniakanmemastikan bahwadana-danadikelolasecaratepatoleh
“kita memberikan sambutan bahwasanya kebijakan baru ini berlanjut dalam menyoroti prinsipprinsip kerjasama dan saling menghormati melalui pengakuan kesepakatan bilateral Johnny Oca Jr AMOSUP, Philippines
“pekerjaanyangsecaratradisi dilakukanolehburuhB/Mharus diberikankembalikeburuhB/Moleh pelaut.BuruhB/Makanberdiriberdampingan denganpelautuntukmembantu mengamankanupahdankondisikerjayang baik.iniadalahdealyangadil. Niek Stam FNV Bondgenoten, Netherlands “dari sudut pandang kepemilikan serikat buruh yang baik, kebijakan ini telah menempatkan landasan dari kebijakan yang lama yakni prinsip kepemilikan yang baik dan hak perundingan dan menyesuaikan prinsip-prinsip ini ke industri yang terus berubah. TomasAbrahamsson SEKO, Sweden
“
Standarminimuminiakan memastikanparaPelaut yangdilindungioleh perjanjianITFtidakhanya akanmendapatmanfaatdari tingkatupahminimumITF dankondisikerjaITF,tetapi jugaakanmendapatkan dukunganlangsungserikat pekerjayangmelakukan perjanjiantersebutdan peluanguntukmemberikan pendapatdalamhal-hal terkaitserikatpekerja.
”
serikatpekerjaatauperusahaanyang bersangkutandanmemastikanbahwapelaut menerimamanfaat-manfaatyangmenjadihak mereka.
Perbaikanuntukkrubenderanasional
Kampanye ITFtelahlamatidakhanyafokus padaFOCdanbertujuanuntuk memberantas pelayarandibawahstandarsertamendapatkan perbaikan-perbaikanuntuk semuapelaut. Meskipundemikian,MexicoCityPolicyadalah yangpertamadimanaITFmemilikikebijakan yangdidefinisikanberkenaandengankondisi-
Buletin Pelaut ITF 2011
5
www.itfseafarers.org
hak anda berita maritim hubungi ITF saran tentang gaji, pekerjaan dan keselamatan informasi tentang kapal profil pelabuhan bendera kemudahan blog inspektur forum komunikasi pelaut
Terus jaga hubungan di laut maupun di darat
SEKARANG DALAM BAHASA, CINA, RUSIA, SPANYOL DAN INGGRIS
Bagus sekali — terima kasih ITF. Seahorse
Website nya bagus sekali. Saya bisa praktekkan bahasa Inggris saya dan selalu berhubungan dengan kawan-kawan.IInday
Dengan info terkait pencegahan serangan perompakan dan bagaimana survive jika dijadikan tawanan
Penggalan berita di halaman depan selalu bermanfaat. Ross
Download panduan ITF “A seafarers’ Bill of Rights”
Website yang bagus. Saya merasa benarbenar berguna. dcn
Ini adalah situs yang bagus sekali, dan yang paling penting ITF adalah paling baik untuk setiap pekerja di seluruh dunia, khususnya bagi pelaut. Sagos
Kampanye anti Bendera Kemudahan Pendapat anda
Kunjungi www.itfseafarers.org and…
Beritahu kami pendapat anda tentang kebijakan baru tersebut
Cari tahu apakah kapal anda dilindungi oleh perjanjian ITF
Lihat bagaimana seharusnya upah dan kondisi kerja anda
Periksa serikat buruh mana yang melindungi kapal anda
Memasuki Era Baru kondisi pelaut yang bekerja untuk kapal berbendera nasional. Kondisi minimum untuk para pelaut non domisili yang bekerja pada kapal berbendara nasional sekarang telah ada. Serikat pekerja nasional yang menandatangani perjanjian untuk kapal ini juga akan bekerja lebih erat dengan serikat pekerja dari negara yang memasok kru untuk memastikan bahwa semua pelaut yang bekerja di atas kapal terlindungi dan terwakili. Kebijakan baru ini tidak hanya memperkuat peran utama serikat buruh di negaranya, tetapi
juga mempromosikan keterlibatan yang lebih besar dari serikat pekerja pemasok tenaga kerja dan mendorong penandatanganan oleh mitra serikat pekerja.
Era baru solidaritas
Prinsip dan tujuan utama kampanye FOC masih tetap sama. Tetapi dengan mengkaji kebijakan tersebut telah membuat ITF menjadi lebih eksplisit, misalnya tentang tujuan bersama dan solidaritas bersama antara pelaut dan buruh B/M. Ini melekat kuat di jantung kampanye. Prestasi yang diraih pelaut tidak mungkin tercapai tanpa dukungan aktif dari buruh B/M. Sekarang para buruh B/M di seluruh dunia sedang mendapatkan serangan dan serikat buruh ITF mulai menyerang balik dengan kampanye melawan pelabuhan kemudahan, belajar dari pelajaran dan keberhasilan kampanye FOC. Jika kedua kampanye ini tidak saling mendukung satu sama lain dan jika pelaut tidak bersatu dengan buruh B/M, hasil akhirnya akan menjadi bencana yang serupa bagi buruh B/M dan juga bagi pelaut. Dengan perubahan kebijakan yang disepakati di Kota Meksico (Mexico City), serikat buruh maritim ITF telah menyatakan kembali keteguhan mereka untuk bekerja bersama dalam mengamankan masa depan yang lebih baik untuk semua buruh maritim, di laut dan dan darat. Anna Llewellyn adalah kepala implementasi kebijakan maritim di markas ITF di London. Para penari menyambut delegasi konggres ITF di kota Mexico
Buatan Mexico
Kebijakan baru terhadap bendera kemudahan —disebut juga Kebijakan kota Mexico- telah disetujui dalam Kongres ITF ke 42 yang dilaksanakan di ibukota Mexico dalam bulan Agustus 2010. Kongres dilaksanakan setiap empat tahun, ketika delegasi yang dikirim oleh serikat pekerja seluruh dunia mewakili pelaut dan buruh transportasi lainnya untuk bertemu dan memutuskan kebijakan ITF hingga kongres berikutnya. Mereka juga memilih pejabat ITF, serta anggota komite seksi — seperti seksi pelaut. Terpilih sebagai ketua seksi pelaut adalah Dave Heindel, secretary-treasurer dari Serikat buruh Pelaut Internasional Amerika Utara yang mewakili para pelaut di Amerika Serikat dan Canada.
www.itfseafarers.org
Kongres di kota Mexico diharidi total 333 serikat pekerja anggota dari 109 negara yang berbeda yang diwakili oleh 1196 delegasi dan penasehatnya. Kongres yang bertemakan “Serikat Pekerja yang kuat akan menopang transportasi” menguraikan tantangan-tantangan yang akan dihadapi serikat pekerja dan jaringan transportasi dalam kaitannya dengan dampak negative privatisasi dan deregulasi. Delegasi di Mexico City setuju bahwa globalisasi dan teknologi baru mengarah ke integrasi yang lebih besar terhadap fungsi-fungsi transportasi, serikat pekerja harus menyampaikan respon yang terkoordinasi yang membagi berbagai seksi ITF, contohnya, pelaut berkampanye bersama dengan buruh B/M dan kelompok pekerja lain. Lebih lanjut tentang kongres ITF 2010 lihat: www.itfcongress2010.org
David Heindel
terpilih sebagai Ketua
K
etua ITF Seafarers’ Section yang baru mengatakan bahwa ia sangat bergairah dengan tantangan kedepan termasuk bagaimana mengimplementasikan kebijakan “Kota Mexico” yang baru terhadap kapal-kapal bendera kemudahan. David Heindel (kiri), pimpinan Seafarers’ International Union of North America (SIUNA), terpilih sebagai ketua Seafarers’ Section dalam kongres ITF di kota Mexico tahun 2010. Ia menilai, “hal ini adalah satu penghormatan besar baginya”. “Dengan dukungan dari sekretariat ITF dan seluruh stafnya termasuk seluruh afiliasi ITF maka kita bisa mencapai sesuatu besar”. Sejak 1997 Heindel adalah Sekertaris merangkap Bendahara di kantor pusat SIUNA, yang mengorganisir pelaut di AS dan Kanada. Dilahirkan di New Orleans, dia lulus pada tahun 1973 dari Lembaga Diklat milik SIUNA dan selanjutnya bekerja dikapal-kapal samudera sebagai oiler, junior engineer dan electrician. Pada 1980 dia berhenti dari kapal dan bekerja untuk serikat pekerjanya dalam berbagai posisi posisi sebelum dalam jabatannya saat ini. Ditahun 2002 Heindel terpilih sebagai Wakil Ketua ITF Seafarers Section. Sejak itu, ia bekerja secara rutin untuk SIUNA dan diforumforum internasional seperti ILO dan IMO. Ia menaruh perhatian pada isu-isu perkapalan dan keamanan pelabuhan khususnya proyekproyek internasional seperti Seafarers Identity Document yang baru diberlakukan, disamping itu ia juga membantu dan melindungi hak-hak pelaut yang terhambat akibat pemberlakuan ISPS Code (yang diberlakukan sejak Juli 2004) dan mebuat perjanjian-perjanjian baru untuk ribuan pelaut seluruh dunia dalam rapat-rapat ITF-IBF. Dalam rapat pertama Seafarers Section, selaku Ketua, Heindel mengatakan, “Saya yakin bahwa apa yang diinginkan oleh seksi ini akan tercapai dalam tahun depan. Kita semua akan melaksanakan program ini secara serius, namun demikian kita harus sadari bahwa kebersamaan sangat diperlukan dalam mengatasi berbagai persoalan yang terjadi saat ini dalam industri maritime”. Ia menambahkan, “bahwa industri maritim adalah mesin penggerak utama dalam ekonomi global dan pelaut adalah bahan bakar-nya yang membuat mesin itu tetap bekerja. Jadi tidak mungkin untuk memaksakan mereka memberikan kontribusi yang baik dalam perkembangan dan stabilitas ekonomi tanpa mengedepankan peran sentral para pelaut guna menunjang stabilitas ekonomi nasional”. Buletin Pelaut ITF 2011
7
Kampanye ITF dalam Jumlah Para inspektur ITF telah mengunjungi total 8.302 kapal dalam tahun 2010.
ITF mempunyai 135 Inspektur dipelabuhanpelabuhan yang ada di 49 negara diseluruh dunia.
bendera di halaman 26). ITF telah menginspeksi sebagian besar dari kapal-kapal FOC tersebut.
Para Pelaut anggota Serikat Pekerja afiliasi ITF dan awak kapal dikapal-kapal FOC melakukan aksi protes untuk mendukung kampanye ITF di 32 negara di empat benua dalam tahun 2010.
32 Bendera Kemudahan (lihat daftar dan
Kampanye FOC ITF telah menghasilkan total lebih dari 23,7 juta US Dollar sebagai pembayaran kekurangan gaji dan kompensasi untuk awak kapal di tahun 2010.
Jumlah pelaut yang dilindungi dengan perjanjian kolektif ITF ditahun 2010 sejumlah 288.575, meningkat 25.000 dari tahun 2009.
Armada Kapal Dunia Urutan berdasarkan tonnase
20 Armada teratas
1 Januari 2010 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Panama* Liberia* Marshall Islands* Bahamas* Hongkong (Cina) Singapura Yunani Malta* Cina Siprus* Inggris Italia Jerman Jepang Norwegia (NIS second register) Korea Selatan Amerika Serikat Denmark (DIS second register) Isle of Man (Inggris) Antigua & Barbuda*
Jumlah Gross tonnage GT (m) kapal (juta) 1Januari (diatas 100gt) 2009 8,100 2,456 1,376 1,426 1,529 2,563 1,517 1,613 4,064 1,026 1,697 1,635 948 6,221 560 3,009 6,546 490 363 1,237
190.7 91.7 49.1 48.1 45.3 41.0 38.9 35.0 30.1 20.2 17.0 15.5 15.2 14.7 13.9 12.9 12.0 10.8 10.2 10.0
183.5 82.4 42.6 46.5 39.1 39.9 36.8 31.6 26.8 20.1 15.3 13.6 15.3 13.6 15.0 14.1 11.3 10.1 8.6 9.5
Sumber: Lloyd’s Register of Shipping. * tercatat sebagai Bendera Kemudahan.
8
Buletin Pelaut ITF 2011
Usia (kapal) 18 11 8 14 10 9 22 13 23 12 19 23 21 16 15 26 27 16 10 10
20 NEGARA PEMILIK KAPAL TERATAS
Urutan berdasarkan tonase Jumlah Gross tonnage 1 Januari 2010 kapal (juta) (diatas 1000gt) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Jepang Yunani Jerman Cina Amerika Serikat Norwegia Korea Selatan Inggris Denmark Hongkong (Cina) Singapura Taiwan Italia Rusia Kanada Turkey India Malaysia Iran Belgia
3,751 3,150 3,627 3,633 1,865 1,968 1,200 1,018 944 680 985 637 844 1,987 433 1,222 509 480 165 234
123.9 109.3 77.5 65.9 38.8 32.0 28.3 26.5 25.3 21.7 20.3 19.1 17.1 14.3 12.6 10.8 10.2 9.8 7.7 7.6
Usia (kapal) 8 14 9 19 17 14 16 14 11 11 13 13 14 24 20 18 17 14 14 14
Sumber: Lloyd’s Register of Shipping.
www.itfseafarers.org
Serikat Pekerja Polandia meluncurkan minggu aksi Baltik
Berita-berita kampanye anti FOC oleh ITF Bahan makanan dinaikkan ke atas kapal Eastern Planet untuk para kru
Lebih dari $200,000 dimenangkan dalam upaya gencar di Laut Baltik
Didukung oleh ITF, pelaut yang bekerja di kapal-kapal yang beroperasi dilaut Baltik memperoleh sejumlah besar uang yang merupakan kekurangan (rapel) upah mereka saat dilaksanakannya minggu aksi ITF yang mencakup 10 negara di kawasan itu. Dari 27 September hingga 1 Oktober 2010, para Inspektur ITF menginspeksi 258 kapal di Denmark, Estonia, Finlandia, Jerman, Latvia, Lithuania, Norwegia, Polandia, Rusia dan Swedia. Para inspektur membantu para pelaut memperoleh $212,955 kekurangan gaji mereka yang belum dibayarkan. Disamping memberikan saran kepada pelaut tentang pengaduan pembayaran, inspektur juga memeriksa kondisi di atas kapal untuk memastikan bahwa para awak kapal tidak melaksanakan pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh buruh B/M; kompensasi diterima dari satu pemilik kapal karena meminta pelaut untuk melakukan kegiatan lashing muatan. Andrzej Koscik, inspektur ITF di pelabuhan Polandia Gydnia, mengatakan: “pelaut memperlihatkan bahwa merupakan hal yang memungkinkan untuk mengambil tindakan di setiap negara-negara di Laut Baltik. Kami memperlihatkan kepada otoritas pelabuhan dan pemilik kapal bahwa aksi terkoordinasi antara pelaut dan buruh B/M dapat membawa manfaat baik bagi pelaut maupun buruh B/M.” Serikat pekerja pelaut di kawasan
Asia/Pasifik menyelenggarakan seminggu aksi pada minggu yang sama, menargetkan bendera kemudahan dan kapal-kapal di bawah standar. Kampanye tersebut melibatkan serikat pekerja afiliasi ITF dari Rusia, Jepang, Korea Selatan, Taiwan dan Filipina.
Kru yang bertahan di Spanyol untuk kekurangan gaji
Para pelaut yang terdampar di pelabuhan Spanyol menduduki kapal mereka hingga mereka menerima, dengan bantuan ITF, lebih dari US$98.000 kekurangan upah mereka yang belum dibayarkan. Pemilik kapal juga berjanji untuk membayar biaya pemulangan mereka. Terima kasih pada kegigihan mereka, 1 awak kapal warga Georgia, 3 Rusia dan 12 Ukraina yang berada di kapal berbendera Sierra Leone, Eastern Planet dibayar kekurangan upahnya hingga 31 Agustus 2010. Hal ini terjadi setelah mereka mendapat asistensi dari koordinator ITF untuk Spanyol, Jose Manuel Ortega. Para awak kapal itu ditinggalkan di pelabuhan Algeci ras Spanyol selatan pada 22 Juli saat kapal tersebut ditahan oleh otoritas maritim setelah mereka menemukan kondisi kapal yang tidak layak. Diperkirakan, perbaikan akan berlangsung selama kurang dari sebulan, setelah itu kapal akan melanjutkan pelayaran ke tujuan akhirnya di pelabukan Kongo, Matadi.
Buletin Pelaut ITF 2011
9
yang masih ada yang akhirnya mendapatkan bayaran rapelan gaji mereka, beserta kewajiban pembayaran US$6.849, setelah tongkang tersebut dilelang. Mereka pulang dengan penerbangan pada 15 April 2010.
Berita-berita kampanye anti FOC oleh ITF Para pelaut yang marah menolak untuk bekerja sama membongkar muatan hingga mereka menerima gaji mereka. Pemilik kapal akhirnya menyetujuinya dan mensuplai kapal dengan 40 ton bahan bakar serta menyediakan makanan. Selanjutnya, dia setuju untuk memulangkan kru yang tidak bersedia melanjutkan pelayaran ke tujuan akhir. Ortega berkomentar: “setelah 42 hari tanpa berita dari pemilik kapal, kasus ini sedang dalam proses untuk diselesaikan — akhir yang membahagiakan.”
Pelaut Burma mencari bantuan di Mesir
Pelaut Filipina di atas kapal yang membeku meminta bantuan ITF
Awak kapal Gorgonilla mengecek tunggakan gaji mereka. Lihat “Pelaut Pilipina diatas kapal yang membeku”.
Awak kapal Malakas. Lihat “$112,000 untuk kru yang diterlantarkan”.
Ketika Napht Al Yemen 3 tiba di Pelabuhan Suez, Mesir, untuk perbaikan, KKM dan Masinis II berkebangsaan Burma mengetahui bahwa upah mereka masih ada yang belum dibayar. Mereka menghubungi staf ITF di London, yang kemudian menghubungi inspektur ITF di Pelabuhan Said, Talaat Elseify. Ia kemudian menghubungi pemilik kapal yang berbasis di Yaman, Overseas Shipping dan memberikan mereka waktu satu minggu untuk menyelesaikan masalah tersebut. Jika tidak, maka akan dilakukan penahanan terhadap kapal. Satu minggu kemudian pemilik kapal datang ke kantor ITF di Pelabuhan Said dan membayar kekurangan gaji mereka yang berjumlah total US$76.021
$112.000 untuk awak kapal yang ditelantarkan
ITF telah membantu lima pelaut berkebangsaan Sri Lanka mendapatkan kekurangan upah mereka sebesar US$112.000 setelah mereka terdampar di Kochi, India selama 19 bulan. Kapal tongkang berbendera Panama, Malakas ditinggalkan pada bulan Agustus 2008 setelah adanya kerusakan pada mesinnya. Pemiliknya, Perusahaan Talaieh Jonoub Marine Service and Trading yang berbasis di Iran, tidak memperbolehkan ke 10 kru tersebut untuk diselamatkan oleh kapal yang merespon panggilan bantuan. Malakas kemudian ditarik ke Kochi, dimana lima dari kru tersebut dibayar dan dipulangkan. ITF masih mewakili lima pelaut
10
Buletin Pelaut ITF 2011
Inspektur ITF, Talaat Elseify, menyerahkan cek pembayaran. Lihat “Pelaut Birma mencari bantuan”.
“ ”
Senang sekali mengetahui bahwa kami pelaut tidak sendirian.
18 awak kapal berkebangsaan Filipina dari Gorgonilla menghubungi ITF pada Februari 2010 untuk mengadu soal kondisi buruk di atas kapal mereka yang terdaftar di Panama, yang dikelola oleh perusahaan Denmark, Seaflex. Segera setelah bergabung dengan kapal tersebut di Gibraltar di Januari, kru menemukan bahwa tanker bahan kimia tersebut dalam kondisi yang sangat buruk. Mereka menginformasikan Seaflex terkait berbagai ketidaklayakan tersebut tapi justru diminta untuk memulai skedul perjalanan ke Kalundborg, Denmark. Masalah utamanya adalah tidak adanya pemanasan di kapal, meskipun saat itu sedang musim dingin di Eropa! Juga toiletnya tidak bekerja dengan baik serta masalah di kamar mesin, di dek dan anjungan. Segera setelah memasuki Terusan Kiel pada Februari, mesin kapal rusak dan mereka labuh jangkar sebelum kapal ditarik kembali ke pelabuhan Brunsbuttel, Jerman. Setelah mendapatkan informasi dari inspektur ITF yang berbasis di Hamburg Ulf Christiansen, otoritas PSC mengunjungi kapal dan menahannya, menyatakan adanya berbagai ketidaklayakan yang serius. Saat Christiansen mengunjungi kapal tersebut, ia menemukan bahwa temperatur di kabin kru dan akomodasi bersuhu minus 6 derajat Celsius. Ia segera memanggil dokter pelabuhan, yang menyatakan semua kru tidak fit untuk bertugas. Mereka meninggalkan kapal dan tinggal selama hampir 10 hari di Wisma pelaut di Brunsbuttel. Setelah negosiasi yang panjang dan alot antara pemilik kapal dan manager dan Christiansen serta Inspektur ITF di Denmark, Morten Back, kru akhirnya menerima lebih dari 50 persen dari gaji mereka yang belum dibayar secara tunai sebelum diterbangkan pulang atas biaya pemilik kapal. Sisa kekurangan gaji ditransfer ke rekening bank mereka masing-masing. Total jumlah upah rapelan yang diterima adalah US$59.066. Kapal akhirnya dijual ke Oceanlink International Pelabuhan Said Mesir dan pada bulan Mei ditarik ke pelabuhan Kaliningrad, Rusia untuk perbaikan.
Protes Jepang terhadap perusahaan anti serikat pekerja
Para buruh B/M dan pelaut bergabung bersama diluar kantor pusat sebuah perusahaan pelayaran Jepang pada bulan Juli 2010 untuk memrotes tindakan anti serikat pekerja oleh perusahaan tersebut. Reli (pertemuan akbar) digelar diluar kantor pusat Dowa Lines, Tokyo, Jepang, melibatkan anggota Serikat www.itfseafarers.org
“
Kita hanya tinggal beberapa inci lagi mengalami kasus lainnya terkait kriminalisasi yang tidak adil terhadap pelaut. Saya gembira melaporkan bahwa otoritas Denmark melihat perlunya peninjauan ulang atas kebijaksanaan ini dan bergerak cepat untuk mencegah ketidakadilan agar tidak terjadi lagi
”
Para pemrotes diluar kantor pusat Dowa Lines di Tokyo.
Awak kapal Cormorant : pemilik kapal mengambil paspor mereka. Lihat “Keadilan untuk trio”.
Pelaut Jepang (JSU) dan federasi nasional serikat buruh B/M Jepang. Mereka mendemo perusahaan yang terus menolak untuk menandatangani perjanjian ITF bagi 24 armadanya, terutama kapal-kapal berbendera Panama, meskipun faktanya mayoritas kapal-kapal berbendera kemudahan yang dimiliki pemilik Jepang dilindungi oleh perjanjian ini. Anggota serikat pekerja tesebut juga mengungkapkan kemarahan atas tindakan perusahaan yang membawa kasus ini ke pengadilan untuk melawan JSU, dimana serikat pekerja dituduh melakukan pencemaran nama baik terkait pernyataannya dalam sebuah spanduk. ITF mengeluarkan sebuah surat solidaritas untuk mendukung reli tersebut, mengucapkan selamat terhadap kegigihan mereka. ITF mengatakan: “Anda telah begitu gigih dalam upaya Anda untuk meningkatkan kondisi kerja pelaut di kapal-kapal Dowa Lines tetapi, yang terjadi bukannya melakukan negosiasi, Dowa justru merespon dengan menantang tindakan sah anda di pengadilan. Reli tersebut berlangsung sebagai bagian dari minggu aksi ITF di Asia Timur dipelabuhan-pelabuhan dan kapal-kapal berbendera kemudahan dari 12-16 Juli. Selama minggu tersebut, serikat pekerja pelaut dan B/M seantero Jepang, Korea Selatan, Rusia dan Taiwan mengunjungi 124 kapal, menandatangani perjanjian dengan sejumlah pemilik kapal dan mengunjungi pelabuhan-pelabuhan yang gagal berunding dengan serikat buruh B/M lokal mereka.
Pelaut Georgia tidak menyerah hingga mereka dibayar.
Sembilan awak kapal Jasmine, berbedera Georgia, yang diterlantarkan tanpa bayaran di pelabuhan Perancis St. Louis du Rhone selama dua bulan, dipulangkan pada 1 September 2010. Kapal kargo berbendera Georgia milik
www.itfseafarers.org
warga Italia bersandar dipelabuhan sejak 26 Juni, ketika awaknya menolak untuk meninggalkan kapal hingga dibayar enam bulan gaji yang belum dibayarkan ke mereka yang berjumlah total US$99.000. ITF telah membantu mendapatkan sepertiga dari upah tertunggak tersebut. Inspektur ITF Yves Reynaud mengatakan bahwa pelaut tersebut “beruntung karena tiba di Perancis, dimana sistim solidaritasnya, melalui asosiasi dan walikotanya, mampu menyediakan mereka dengan kebutuhan air dan kebutuhan dasar lainnya. Kapal ini, sementara ditahan menunggu untuk dilelang.
Keadilan untuk trio dengan resiko deportasi
ITF mengucapkan selamat pada otoritas Denmark terkait tindakan mereka mencegah potensi gugurnya keadilan melawan tiga pelaut yang berada di atas kapal berbendera kemudahan (FOC). Para laki-laki ini adalah korban tidak bersalah dari pemilik kapal yang mengambil paspor mereka dan menelantarkan mereka serta kapal mereka. Mereka sudah hampir dideportasi dan mendapatkan catatan kriminal sebagai pendatang gelap ke Denmark. Hal ini benar-benar membahayakan kesempatan mereka untuk mendapatkan pekerjaan kembali. Tetapi di bulan Februari 2010 mereka mendapati bahwa semua tuduhan tersebut telah dibatalkan dan mereka bebas untuk pulang, yang mengakhiri ujian mereka selama enam bulan. Menurut ITF, mereka juga mungkin akan menerima setara empat bulan gaji yang tertunggak setelah kapal dimana mereka bekerja sebelumnya terjual. Ketiganya dijanjikan sebuah pekerjaan di Comorant yang terdaftar di ST Vincent bulan Agustus 2009. Nakhoda/pemilik Jerman dari kapal tersebut mengambil paspor mereka dan barang-barang pribadi mereka serta
Buletin Pelaut ITF 2011
11
menghalangi mereka agar tidak kabur. Mereka dan kapalnya ditelantarkan di Frederiksvaerk, Denmark 2009 Sekretaris Seksi Pelaut ITF Jon Whitlow berkomentar: “Kita hanya tinggal beberapa inci lagi mengalami kasus lainnya terkait kriminalisasi yang tidak adil terhadap pelaut. Saya gembira melaporkan bahwa otoritas Denmark melihat perlunya peninjauan ulang atas kebijaksanaan ini dan bergerak cepat untuk mencegah ketidakadilan agar tidak terjadi lagi”. Setelah penelantaran dengan tanpa gaji, makanan atau listrik; ketiga orang ini, dua warga Ghana dan satu Rusia, tergantung pada bantuan sumbangan lokal dan Inspektur ITF Morten Bach. Bach menjelaskan: “dengan niat dan tujuan apapun, tetap saja para laki-laki ini seolah-olah menjadi tahanan di kapal. Hampir sangat tidak dapat dipercaya jika kemudian mereka dituduh berada di Denmark secara tidak sah, meskipun Nakhoda telah mengambil paspor mereka untuk mencegah agar mereka tidak melarikan diri dari kapal. Jika saja otoritas disini tidak berubah pikiran, maka bisa saja mereka dilarang untuk memasuki teritori Denmark paling tidak satu tahun, dan diberikan catatan kriminal yang berlaku di seluruh Uni Eropa. Ini benar-benar tidak dapat diterima dan pesan tersebut telah sampai ke otoritas Denmark, yang saya senang mengatakannya, telah menindaklanjuti pesan ini terhadap kapal tersebut.” Menurut ITF, kasus Comorant adalah contoh paling baru dari kriminalisasi pelaut yang tidak adil. Kasus-kasus sebelumnya seperti Hebei Two telah dikecam habis oleh semua organisasi pelayaran. Comorant dibuat pada tahun 1965 dan dimiliki oleh Klaus Herman Juls dari Rostock.
Waiter mendapatkan bayaran kecacatan
Inspektur ITF yang berbasis di Valparaiso Juan Luis Villalon Jones sedang menangani beberapa kasus pelaut di kapal pesiar yang telah mengalami kecelakan tetapi tidak menerima bantuan dari agen kru mereka. Di satu kasus, seorang waiter di Grand Mistral terkilir lututnya karena lantai dapur licin dan Ia tidak memakai alas kaki karet yang aman. Dokter kapal mengatakan
12
Buletin Pelaut ITF 2011
Alastair Fyfe
Berita-berita kampanye anti FOC oleh ITF
bahwa Ia harus dipulangkan untuk operasi. Ketika pulang, agen kru tersebut tidak mau membantu dan hanya memberinya tunjangan sakit setelah ditunda selama dua bulan. Terjadi komplikasi dengan operasi dan pelaut tersebut dirujuk ke dokter lain — tetapi agen kru justru memerintahkan agar berhenti mendapatkan perawatan dan pelaut tersebut harus kembali bekerja. Villalon Jones menghubungi P&I Insurers dan meminta mereka untuk menangani kasus tersebut. Dengan desakan ITF, perusahaan asuransi tersebut mengirim pelaut ke dokter lain untuk evaluasi akhir. Dokter tersebut menyimpulkan bahwa kembali bekerja di atas kapal adalah sesuatu yang tidak mungkin. Sementara itu, agen tersebut menghubungi pelaut yang bersangkutan dan mengancam akan menahan kompensasi apapun jika masih menerima asistensi dari ITF. Tetapi setelah setahun setengah, akhirnya, pelaut tersebut mendapatkan 100 persen kompensasi kecacatannya.
Terselesaikannya ketidakpastian pembayaran dari Belanda
Dua pelaut Romania mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada ITF di Kanada setelah mereka dibantu mendapatkan upah tertunggak mereka dari pengusaha Belanda. Mualim I dan Masinis II Flinsterstream yang berbendera dan milik Belanda menghubungi ITF saat kapal berlabuh di Contrecoeur, Quebec, Kanada, mengatakan bahwa mereka belum mendapatkan gaji. Mualim I tiga minggu lagi akan turun belum menerima gaji terakhirnya dan Masinis II yang masih di atas kapal belum dibayar secara penuh. Gaji yang belum dibayar berjumlah mencapai €7.476 (US$10.400), adalah akibat dari aturan baru di Belanda yang mensyaratkan karyawan asing wajib memiliki “sofinumber” agar mereka diijinkan bekerja dan membayar pajak kepada pemerintah Belanda. Inspektur ITF Patrice Caron menemukan bahwa agen pengelola kapal Seacontractor, telah mengajukan untuk mendapatkan nomor ini untuk dua anggota kru tersebut, tetapi telah lebih dari delapan minggu tidak selesai-selesai. “setelah Seacontractor menerima sofinumber untuk kedua anggota kru tersebut, mereka kemudian dibayar,”dia menambahkan. Dalam sebuah pesan terima kasih atas dukungan ITF, Mualim I tersebut mengatakan: “senang sekali mengetahui bahwa kami pelaut tidak sendirian.”
Masalah dengan gaji?
Apakah anda punya masalah untuk mendapatkan gaji Anda secara penuh? Jika iya, ini mungkin pertanda kalau perusahaan Anda mengalami masalah ekonomi. Anda harus menghubungi serikat pekerja Anda atau ITF secara langsung sesegera mungkin untuk melindungi gaji dan pekerjaan Anda
ITF berkampanye untuk mengakhiri ancaman perompakan melalui suatu petisi yang ditandatangani oleh lebih dari 930.000 penandatangan dan diserahkan kepada PBB dalam peringatan Hari Pelaut 2010. Wartawan lepas London-based BRENDA KIRSCH melaporkan hal ini dan perkembangan lainnya dari kampanye tersebut. www.itfseafarers.org
Perompakan
Kampanye petisi ITF diluncurkan dengan cara memajang spanduk (diatas) di MSC Savona (sisipan) yang bersandar dipelabuhan Felixstowe Inggris.
Hampir sejuta suara mengatakan cukup sudah
S
aat ITF — bersama dengan asosiasi industri pelayaran internasional terkemuka — meluncurkan petisi di seluruh dunia pada 20 Mei 2010 meminta pemerintah negara-negara didunia untuk mengambil tindakan dalam menangani gangguan perompakan, yang menargetkan pengumpulan paling sedikit setengah juta tanda tangan dalam empat bulan hingga Hari Maritim Dunia 23 September 2010. Pada event tersebut hampir satu juta orang 930.406- bergabung dengan petisi “Cukup Sudah”, yang diserahkan kepada Organisasi Maritim Internasional (IMO). Respon tersebut menunjukkan tingkat keprihatinan internasional tentang berlanjutnya dan meningkatnya tindak kriminal yang terjadi disemua perairan dunia. Ini juga mengekspresikan dukungan universal bagi pelaut yang tidak bersalah yang menjadi korban, yang sering dijadikan sandera selama berbulanbulan dan berakhir dengan konsekwensi yang merusak bagi kehidupan dan kesejahteraan termasuk bagi keluarga, teman dan rekan-rekan mereka. Mengetahui sinyal penting bahwa petisi sudah dikeluarkan, sekretaris PBB Ban Ki-moon berjanji bahwa PBB “tidak akan www.itfseafarers.org
mengesampingkan penanganan tantangan yang semakin meningkat dari masalah perompakan”. Dalam responnya, sekjen ITF David Cockroft mengatakan bahwa dia berharap tindakan nyata dari PBB: ”Hanya langkah penanganan yang nyata dan gigih yang akan dapat melawan hal yang akan berujung pada masalah global.” Ia menyerukan hal tersebut sejalan dengan perompakan yang terbukti terus berlanjut dan meningkat ditingkat dunia, meskipun sudah ada langkah untuk memadamkan kejahatan di titik rawan. Gelombang perompakan Somalia, yang menganggu pelayaran melalui Teluk Aden dan terlebih beberapa tahun belakangan ini, tambah meningkat intensitasnya. Dengan kehadiran angkatan laut di Teluk Aden, para perompak Somalia telah memperlebar wilayah operasi mereka dari Hom di Afrika ke timur dan selatan hingga Laut India — sampai Seychelles dan lepas pantai Tanzania — dan ke utara hingga Laut Merah. Angkatan laut belum membuat mereka jera untuk meneruskan serangan-serangan mereka di Teluk Aden, termasuk di rute transit yang aman. Oportunisme perompakan dalam membajak kapal untuk mendapatkan tebusan yang
menggiurkan juga berarti bahwa tidak ada kapal yang terlalu besar atau terlalu kecil yang dapat lepas dari perhatian mereka. Apakah sebuah kapal kontainer atau tanker minyak raksasa, kapal penangkap ikan kecil atau bahkan kapal layar dengan dua orang, semuanya dilihat sebagai sumber potensial yang dapat mendatangkan keuntungan dalam masyarakat yang terlilit oleh kemiskinan dan tidak adanya pemerintahan yang efektif. Apa yang dapat dilakukan dengan kehadiran angkatan laut, paling tidak, dengan lebih banyaknya penggunaan langkah-langkah anti perompakan, adalah untuk mengurangi aksi perompak Somalia. Saat ini, kejahatan di laut telah meningkat di perairan yang lain. Kamar Dagang Internasional Biro Maritim Internasional (IMB) memiliki Pusat Pelaporan Perompakan (PRC) yang berbasis di Kuala Lumpur, Malaysia, yang mengumpulkan laporan-laporan serangan pembajakan setelah kejadian dan mengumpulkan data pemantauan rutin. Dalam laporannya untuk Sembilan bulan pertama di 2010, IMB mengemukakan bahwa
Buletin Pelaut ITF 2011
13
Perompakan
Titik-titik rawan yang berbahaya Callao
Afrika Barat
Nigeria dan negara-negara tetangganya telah melihat peningkatan serangan ke kapal-kapal dan personilnya dalam tahun-tahun terakhir. Sebagaimana perompakan bersenjata, motifnya seringkali terlihat politis, dengan banyak insiden dikaitkan dengan Gerakan Emansipasi Delta Nigeria (MEND) — pemberontak yang ingin melihat sumberdaya daerah delta yang kaya minyak didistribusikan kembali ke wilayah setempat. Juga, tidak seperti perompak Somalia, pemberontak Afrika Barat, dan mereka yang mengikutinya, lebih mungkin menggunakan kekerasan terhadap pelaut. MEND bertanggung jawab atas gelombang insiden di tahun 2009. Meskipun demikian, kelompok tersebut telah mengumumkan gencatan senjata sementara saat satu dari pemimpin mereka dibebaskan dari penjara bulan Desember 2009. Moratorium ini berakhir mendekati 2010, dengan meningkatnya insideninsiden. IMB melaporkan 11 insiden perompakan di Nigeria dalam sembilan bulan pertama 2010. IMB mengingatkan bahwa “angka sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi khususnya di wilayah kekerasan ini”. Pelaut diculik dari dua kapal di wilayah tetangganya Cameroon pada September 2010.
14
Somalia
Tindakan oleh perompak Somalia masih menjadi keprihatinan utama bagi pelayaran dan pelaut dunia. Mereka banyak dipersenjatai dengan senjata otomatis dan granat pelontar roket, dan dipersiapkan untuk menyerang kapal besar dan kecil. Mereka mencari korban — sering menggunakan sekoci kecil dari kapal besar yang dilengkapi dengan satelit (kadang dari kapal yang dibajak sebelumnya)- dengan tujuan naik ke kapal dan mengambil kendali kapal yang kemudian dilayarkan ke pantai Somalia. Di sini pelaut ditahan sebagai sandera, terkadang bahkan hingga berbulan-bulan. Perompak Somalia jarang melukai tawanannya secara fisik, dan sangat sedikit dari mereka yang dibunuh dalam beberapa tahun. Tetapi bukti menunjukkan bahwa eks tawanan mengalami trauma yang dapat melukai mereka tahun-tahun berikutnya. Ini juga berdampak pada keluarga dan teman yang menderita. Menahan sandera adalah alat untuk meminta tebusan yang besar dari perusahaan pelayaran. Jutaan dolar diminta dan berjuta-juta dolar telah dibayarkan, meskipun negosiasi tebusan tertutup dan kerahasiaan dan tidak jelas angka total bayaran tebusan yang telah diberikan kepada perompak Somalia. Pada saat kami menurunkan berita ini, Perompak Somali menahan 20 kapal dan 400 pelaut sebagai tahanan.
Buletin Pelaut ITF 2011
Vietnam
Chittagong
Laut Cina Selatan
Dalam beberapa tahun sebelum darurat perompak Somalia, Laut Cina Selatan pernah menjadi titik rawan serangan perompak. Tetapi perompakan berkurang ketika dilakukan upaya bersama oleh Singapura, Malaysia dan Indonesia. Tetapi, sejak mulai resesi global pada 2008, telah terjadi peningkatan yang nyata dalam insiden-insiden. Perompakan di perairan ini begitu banyak terjadi seperti perampokan, dengan serangan yang menggunakan lebih banyak pisau dari pada senjata api dan dalam beberapa kasus kekerasan terhadap pelaut. IMB melaporkan 30 percobaan perompakan di Laut Cina Selatan dalam sembilan bulan pertama 2010, dengan 21 berhasil naik kapal — tiga kali lipat dari jumlah insiden yang dilaporkan pada periode yang sama tahun 2009. IMB percaya bahwa hanya sedikit jumlah kelompok yang bertanggung. IMB juga mencatat 26 insiden di sekitar Indonesia, naik dari yang tadinya tujuh pada 2009.
ada 289 serangan perompakan di seluruh dunia. Meskipun Somalia bertanggung jawab untuk kurang dari setengahnya — 44 persen — mereka telah melaksanakan pembajakan besar yang berhasil, menyandera 35 dari 39 kapal dunia yang ditahan dalam periode tersebut (dan dibandingkan dengan hanya 34 pembajakan di dunia pada periode yang sama di tahun 2009). Jumlah yang ditawan di seluruh dunia adalah 773. Dalam Sembilan bulan pertama tahun 2010, para pembajak menyerang 128 kapal dan menembak 52. Mereka menggunakan senjata api di 137 insiden dan pisau di 66 insiden, membunuh satu awak kapal dan melukai 27. Tujuh puluh kapal dilaporkan terhindar dari serangan.
Langkah anti perompakan
Terlepas meningkatnya insiden, kapal-kapal telah berhasil terus meningkatkan pengusiran terhadap pembajakan dan serangan ke kapal. Di Teluk Aden, kehadiran angkatan laut multinasional telah membantu membuat jera para perompak dan untu k menyelamatkan kapal-kapal korban yang menyalakan tanda bahaya. Ada seruan untuk memperluas operasi angkatan laut dan untuk mengamankan koridor transit hingga ke Laut India. Tetapi, meskipun hal ini dilakukan, tetap sulit untuk memantau semua serangan dapat dicegah di wilayah perairan yang begitu luas. Respon yang semakin berhasil adalah penggunaan area-area aman, atau bentengbenteng, di dalam kapal dimana kru bersembunyi dan mengunci diri jika terjadi serangan di kapal. Juga menjaga keamanan
Titik rawan lain
Wilayah lain yang turut menghiasi laporan IMB termasuk Chittagong, Bangladesh, Callao, Peru dan pelabuhan-pelabuhan di Vietnam, dimana para pencuri, sering dipersenjatai dengan pisau dan tongkat, naik ke kapal yang sedang berlabuh untuk mencuri barang-barang kapal dan kru.
www.itfseafarers.org
pelaut. Taktik ini membuat frustasi para pembajak yang tidak dapat mengendalikan kapal. Dalam beberapa kasus, para perompak menyerah dan menghentikan pembajakan ketika mereka tidak dapat menemukan kru. Saat beberapa pemilik kapal menyewa penjaga keamanan swasta, lainnya — sebagaimana Kapal Besar Denmark Maersk Lines dan Asosiasi Pemilik Kapal Masyarakat Eropa — telah menyerukan pemerintah nasional dan internasional melakukan tindakan. ITF dengan tegas menentang untuk mempersenjatai pelaut di atas kapal.
Situasi hukum
Situasi internasional yang kompleks telah membuat penuntutan pembajak sangat sulit. Meskipun demikian, ada tanda-tanda terobosan terhadap kebuntuan hukum ini. Pengadilan di AS, Belanda dan Seychelles telah berhasil melakukan penuntutan terhadap para perompak. Pengadilan Kenya, yang mengambil tanggung jawab hukum dalam pengajuan kasus, terus melakukan tindakan — memenjarakan 15 perompak Somalia di tahun 2010 dengan 100 lebih dalam tahanan — begitu juga pengadilan di Yaman. Untuk membantu peningkatan penuntutan, Interpol (agen polisi internasional) melaksanakan pertemuan dengan asosiasiasosiasi industri pelayaran pada pertengahan 2010 untuk mendiskusikan struktur dan cara investigasi perompakan yang tersentralisasi untuk memudahkan beban para awak kapal yang diminta datang untuk memberikan kesaksian.
Kekuatan petisi
Efthimios E Mitropoulos (kiri), sekjen International Maritime Organisation, menerima petisi dengan lebih dari 930.000 nama yang meminta tindakan perompakan diakhiri. Petisi tersebut menyatakan: “Kami, yang bertanda tangan di bawah, menyerukan kepada pemerintahpemerintah agar melakukan apapun yang mungkin untuk melindungi ribuan pelaut dan ratusan kapal yang beresiko diserang para perompak dengan cara: Mendedikasikan sumberdaya yang besar dan upaya terpadu untuk menemukan solusi riil terhadap masalah perompakan yang meningkat; Mengambil langkah segera untuk menyelamatkan pelaut yang dilepas dan selamat dari penculikan ke keluarga mereka; Bekerja dalam kerangka masyarakat internasional untuk menyelematkan masa depan yang stabil dan damai bagi Somalia dan masyarakatnya.” Lihat video penyampaian petisi anti perompakan kepada IMO di www.youtube.com/ watch?v=qJHSLFNt_HM
www.itfseafarers.org
DALAM VIDEO: Awak kapal Chantelle dari Sri Lanka sedang diinterview untuk video ITF “Apa Sesungguhnya Arti Perompakan”. Mereka ditangkap oleh perompak Somalia pada bulan Juni 2009 dan ditahan selama 4 . bulan sebelum
tebusan dibayarkan dan mereka dilepaskan. Kapal berbendera Antigua & Barbuda memiliki 10 kru; tujuh Sri Lanka dan tiga Filipina. Lihat Video di: www.youtube.com/warch?v=Xe_VQkgypRw
Ditawan oleh perompak Somalia Capt. Veliko Velikov, Nakhoda dari Asian Glory, menulis…
Pada Hari Tahun Baru 2010 kapal saya, Asian Glory, sedang berlayar untuk bergabung dengan westbound transfit yang dioperasikan oleh UKMTO/EU-NAVFOR ketika kami diserang. Pada saat yang sama saya ada di kabin saya. Tidak lama setelah tengah malam saya mendengar suara tembakan dan senjata otomatis di atas kapal dan menemukan tiga perompak di anjungan. Semua bersenjata senapan AK47 atau pistol. Serangan tersebut berhasil meskipun langkah kehati-hatian terbaik telah dilakukan untuk melindungi kapal dan menghindari daerah bahaya. Saat itu, saya dan 24 kru saya ditangkap oleh perompak. Tidak lama setelah itu totalnya 15 perompak naik ke kapal, saat kapal induk mereka tiba berdampingan
dengan Asian Glory. Kapal kami dipaksa memindah haluan ke Garaced, sekitar 820 mil jauhnya dari tempat kejadian dimana kami ditangkap. Kami tiba di Garaced pada 4 Januari, saat itu lebih banyak perompak naik ke kapal. Mereka mencari di kabinkabin kru dan mencuri semua barang-barang pribadi kami. Saat penangkapan tersebut, mayoritas dari kru tinggal di bagian dekat anjungan di bawah pengawasan penjaga bersenjata. Ada beberapa perompak yang kelihatannya bertugas dan satu yang secara khusus menggunakan telepon satelit kapal untuk bernegosiasi dengan manajer-manajer kami di London. Satu orang melakukan semua negosiasi itu. Para perompak memperlakukan kami dengan kasar. Mereka tidak dapat diprediksi, dan melakukan baik intimidasi fisik maupun mental. Mereka terlihat di bawah pengaruh obat-obatan. Namun, kami tetapi diberi
suplai makanan saat cadangan makanan kami mau habis. Sayangnya, pada 7 Maret saya dikeluarkan dari para kru dan dirantai di kabin saya, dimana saya diisolasi di tempat itu hingga 16 April. Saya kemudian disatukan dengan para kru dan kemudian baru tahu kalau para perompak telah mengatakan pada kru kalau saya telah dieksekusi. Saya tahu saat itu bahwa kami mendapatkan dukungan penuh dan tanpa syarat dari agen-agen pelayaran Zodiak, dan mereka ingin memastikan bahwa kami semua dilepaskan dalam kondisi selamat. Saat itu, semua anggota kru benar-benar dalam kondisi stress yang akut, yang sering merasa terancam jiwanya. Seharusnya jangan sampai ada manusia manapun yang dijadikan subyek terror dan perlakuan tidak manusiawi seperti menjadi tawanan para perompak.
Buletin Pelaut ITF 2011
15
Nautilus International
Wikimedia Commons
Mualim II berkebangsaan Inggris, James Grady (gambar sebelah kanan, dengan petisi anti perompakan yang disponsori ITF) pernah ditawan oleh perompak Somalia sewaktu ia bekerja dikapal tanker Arab Saudi Sirius Star, dari tanggal 15 November 2008 sampai 10 Januari 2009. Ia menyimpan sebuah buku harian selama menjalani cobaan berat itu. Inilah petikannya …..
Buku Harian seorang tawanan
Hari ke 1Pada 08:55, bersenjatakan senapan mesin dan RPG, perompak Somalia naik ke kapal. Jam 09.02 mereka telah mengendalikan ruang kemudi dan meminta kapal dihentikan. Dua perahu dan delapan orang laki-laki kemudian dinaikkan ke kapal. Pada pukul 15:00 kami berhenti dan menaikkan orang dari perahu ketiga. Saya kira jumlah seluruhnya 10 orang laki-laki bersenjata ada di atas kapal sekarang. Mereka selalu membuat telepon satelit sibuk sehingga kami tidak dapat menggunakannya untuk meminta bantuan. Kebetulan memang tidak ada bantuan yang datang. Menuju Somalia, semua orang ketar-ketir terkait apa yang terjadi. Pada jam 10.00 mereka mulai dengan kabin Nakhoda, mereka mendatangi setiap kabin satu persatu. Mencuri semua uang, telpon seluler, jam tangan dan apa saja barang berharga yang mereka inginkan. Mereka mendatangi kabin saya dua kali. Mencuri. Hari ke 2berlabuh dekat dengan pantai Somalia di “Teluk Perompak” (kami menyebutnya begitu). Kamar mesin mendapatkan kunjungan pertama kali. Mereka memeriksa semua ruang kendali mesin mencari barang-barang berharga. Mencuri laptop yang disediakan perusahaan dan barang-barang lain.
Hari ke 5kami tidak yakin berapa banyak perompak yang ada di atas kapal. Kami pikir mungkin kira-kira ada 20-25 orang. Kami tidak dapat keluar jadi sulit untuk mengatakannya.
Hari ke 7salah satu perompak tertembak, terkena tembakan AK47 karena kecelakaan. Perompak masuk ruang Mualim I untuk mendapatkan pengobatan. Mereka memintanya mengeluarkan pelurunya. Ia bilang ke mereka: Saya bukan dokter, saya tidak bisa mengeluarkannya,” Mualim I takut perompak tersebut akan mati
16
karena kehabisan darah jika ia mencoba mengeluarkan pelurunya. Perompak yang terluka ini kemudian dibawa ke darat. Kami tidak pernah melihatnya lagi.
Hari ke 8kami pindah tempat berlabuh hari ini sekira 15 mil sepanjang pantai “Teluk Perompak”, Somalia. Mereka ingin kita mendekati daratan. Mereka tidak paham bahwa kapal terlalu besar untuk lebih dekat.
Hari ke 10Peter (awak kapal) dan saya diinterview degan telepon satelit oleh ITV Newson. Kami berdua melakukan kesan pembicaraan yang baik kepada para perompak. Tidak ada pilihan karena mereka berdiri dekat dan sambil mendengarkan. Para perompak tersebut berjanji bahwa kami dapat telepon ke rumah besok pagi. Hari ke 13sebuah helikopter mengitari kami sekali atau dua kali selama beberapa hari terakhir. Sekali lagi hari ini, sebelum makan siang sebuah kapal perang Spanyol (menurut perkiraan saya) berlayar lewat sekitar lima mil jauhnya. Sebuah pesan halus buat para perompak mungkin.
Hari ke 17lima perompak bergabung hari ini. Pada 21:00 mereka memerintahkan semua orang ke anjungan untuk menjadi tawanan yang sebenarnya. Mereka pikir mereka akan diserang. Semuanya akhirnya tertidur di ruang rekreasi perwira. Dengan penjaga bersenjata di pintu. Ini sangat tidak nyaman dan dingin. Kapal penyerang ternyata adalah mercusuar sekira 15 mil di belakang. Hari ke 18sebuah malam yang sangat buruk buat kami para tawanan. Terkunci dalam ruangan rekreasi perwira bukan hal yang menyenangkan. Jam 06.00 para perompak mencuri dari kabin-kabin lagi. Jam 09.00 mereka mencuri di kabin-kabin lagi. Mereka memasuki tiap pintu kabin, tiap ruang penyimpanan. Mereka menggeledah kabin saya lima kali. Saya pasti sudah terkenal. Hari ke 21Helikopter pagi-pagi sudah lewat hari ini. Para perompak mengembalikan beberapa barang
Buletin Pelaut ITF 2011
yang mereka tidak inginkan. Kami semua harus menelpon ke rumah hari ini.
Hari ke 22Helikopter lewat siang menjelang sore, saya ingin melihat helikopter tersebut, ini membuat saya merasa tidak sendirian.
Hari ke 24Uni Eropa mengambil alih patroli pantai Somalia dari Nato tetapi mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan saat mereka menangkap seorang perompak. Kami sebetulnya tahu apa yang harus dilakukan pada mereka.
Hari ke 29staf dapur bertambah kesal karena para perompak memakan makanan kami.
Hari ke 3201:15 para perompak mendorong baju pelampung ke laut dan menembakkan peluru ke arahnya. 06.30 sebuah perahu ikan mendekat ke bagian ujung belakang. Perompak menembak dengan senjata berat ke arahnya. 08:05 helikopter lewat, yang pertama dalam tiga hari. Hari ke 35hari itu tidak ada helikopter. Loker para kru didobrak pagi sekali. Sudah dua minggu sekarang dan tidak ada telepon dari rumah untuk siapa saja. Tidak baik.
Hari ke 38Helikopter mengitari kapal pagi sekali. Para perompak mencuri dari loker ruang ganti. Dan mencoba mendobrak salah satu kabin kru. Hari ke 40 tidak ada helikopter. Kru dan perompak pergi mancing dan mendapatkan beberapa ikan.
Hari ke 42Helikopter datang lagi. Bos perompak turun di atas kapal pagi ini. Saya rasa untuk mempercepat percakapan dengan Vela International Marine (pemilik kapal). Sehingga saat itu ada empat orang Somalia lagi di atas kapal. Kami bisa telepon ke rumah lagi hari ini. Pertama kali dalam tiga minggu. Hari ke 50beberapa kepala mereka datang ke kapal dan mengatakan: “negosiasi tercapai.” Kita hanya menunggu uangnya ditransfer, yang akan butuh waktu tiga hari. Marek
(awak kapal) berhasil menelpon perusahaan dan membenarkan hal tersebut. Tetapi mengatakan mungkin bisa tujuh sampai 10 hari.
Hari ke 54Besok kami semua harus berdiri di dek menghadap pelabuhan dipagar kapal dengan jarak masingmasing terpisah tiga meter untuk dihitung dari pesawat terbang kecil pada sekira 06.30 kemudian 50 persen dari uang akan dijatuhkan. Pesawat tersebut akan kembali lagi enam jam kemudian dengan 50 persen sisanya. Marek akan menghitung uangnya. Seluruhnya berjumlah total $3 juta. Pencurian dilakukan lagi hari ini, nampaknya hampir semua diambil.
Hari ke 55semua orang bangun pada pukul 05:00. Pada 07:30 kami semua keluar dan berdiri didek sepanjang pagar kapal di sisi geladak. 08:05: pesawat bermesin kembar dalam posisi diam dan menukik ke posisi rendah untuk menghitung kami semua. Sampai dua kali, kemudian naik ke atas dan menjatuhkan sebuah kapsul dengan parasit ke laut. Separuh dari uang tebusan. Dua perahu perompak mengangkatnya dan membawanya ke atas kapal. Kami kemudian masuk ke dalam. Pesawat kembali pada pukul 14:10 dan menjatuhkan sisa uangnya. Uang tersebut dinaikkan ke kapal pada pukul 14:20. Pada pukul 16:00 para perompak yang kurang ajar itu masih saja mencuri. Kenapa mereka tidak langsung pergi saja? 16:30: 17 perompak pergi. Hari ke 56hampir semua orang bangun pukul 04:00. Jam 05:34 perompak terakhir meninggalkan kapal. Jam 05:36 stand by, pada 06:42 menuju jalan kebebasan. Menuju arah timur meninggalkan Afrika. BBC melaporkan bahwa seorang narasumber perompak mengatakan lima perompak tewas saat perahu mereka terguling ketika melaju ke arah daratan dengan uang tebusan. Berita bagus sekali buat kami semua. 14:00 helikopter melintas lagi tetapi agak jauh. Melihat ke arah kami. Kami sangat menghargainya. 15:30 kami mendapat perintah menuju Kalba.
www.itfseafarers.org
Perompakan Biaya Perompakan telah menghabiskan jutaan dolar, tidak hanya dalam hal pembayaran tebusan tetapi juga kerusakan terhadap kapal, perawatan pelaut, langkah anti perompakan dan pe-rute-an kembali pelayaran untuk menghindari area-area berbahaya. Laporan oleh Organisasi Riset General Insurance pada Oktober 2010 menunjukkan rata-rata biaya setiap serangan perompakan di pelayaran sekitar US$ 9 juta — dengan sebuah penculikan dan tingkat tebusan sekira $57.000 per kapal yang menggunakan Terusan Suez. Untuk tingkat lokal, pemerintah Yaman telah mengatakan bahwa perompakan di Teluk Aden dan Laut Merah menyebabkan US$150 juta kerugian di sektor perikanan setempat di tahun 2009. Tetapi lebih banyak biaya ditanggung oleh pelaut yang bersangkutan dan keluarganya, yang tidak terhitung nilainya. Dalam kasus empat pelaut Denmark yang diculik dan dijadikan sandera selama 83 hari ketika kapal mereka, Danica White, dibajak oleh perompak Somalia tahun 2007 — dan hanya dibebaskan setelah adanya kampanye yang melibatkan serikat pekerja mereka, 3F — hanya satu yang masih bekerja di laut. Yang satu karena meninggal, dan satunya sakit jiwa dan satunya lagi tidak lagi bekerja.Menambah penderitaan terhadap derita yang didapat dari cobaan tersebut, pada bulan Oktober 2010, pengadilan Denmark tidak mengabulkan tuntutan kompensasi mereka. Membantu pelaut dan keluarga. Perhatian terhadap pelaut dan keluarga mereka yang jadi korban dalam perompakan dan serangan perampok bersenjata sekarang menjadi agenda bagi pemilik kapal, agen kru dan serikat pekerja, bekerja bersama untuk memformulasikan strategi agar diadopsi oleh seluruh industri. Bulan Juli 2010, Yayasan Pelaut ITF (ITF seafarers’ Trust) setuju untuk menyediakan dana €150.000 (US$233.000) terhadap program yang berjudul “Perompakan Maritim- sebuah Respon Kemanusiaan”. Ini adalah lanjutan kerja terkait perompakan dan pelaut yang sedang dilaksanakan oleh ITF di IMO dan dengan organisasi lain, seperti petisi Akhiri Perompakan Sekarang. Mengumpulkan pakar trauma dari berbagai negara maritime, program ini untuk meneliti kebijakan dan prosedur yang telah terbukti paling baik, yang meliputi pelatihan pembekalan sebelum pemberangkatan, ketakutan terhadap serangan, situasi setelah serangan yang gagal dan pelepasan pelaut yang ditangkap. Bekerja dengan kelompok pengarah yang terdiri dari ITF, asosiasi pengusaha maritim terkemuka dan badan-badan kesejahteraan, Yayasan Pelaut ITF sekarang ini sedang mendraf saran-saran untuk praktek-praktek terbaik dalam memperlakukan pelaut dan keluarganya setelah adanya insiden perompakan atau perampokan bersenjata.
www.itfseafarers.org
Area Resiko Tinggi Somalia efektif dari 1-30 November 2009, sebagaimana didefinisikan oleh Internasional Bargaining Forum Koridor Transit Rekomendasi Internasional
Area Resiko Tinggi Sebelumnya
205 mil laut di timur Suqutra
Area Resiko Tinggi Baru: Jarak 400 mil laut dari pantai
400 mil laut di perbatasan Somalia/ Kenya
Panduan menangani perompakan untuk para pelaut
I
TF telah bekerja keras melobi para pemilik kapal dan pemerintah-pemerintah untuk mengambil tanggung jawab penuh dari perompakan dan memastikan para pelaut tidak ditinggal sendiri menghadapi perompakan itu.
Tanggung jawab perlindungan dari Pengusaha
ITF percaya bahwa kapal hanya harus transit di Teluk Aden dan pantai Somalia dalam kondisi pengecualian. Resiko serangan sekarang ini begitu besar sehingga menempatkan pelaut dalam kerugian dengan jumlah yang melampaui tanggung jawab perlindungan pengusaha. Kapal harusnya hanya transit di area yang ada perlindungan kapal angkatan laut, atau jika kapal tersebut digolongkan sebagai beresiko kecil dan memiliki prosedur perlindungan yang siap.
Perjanjian Area Resiko Tinggi
Perjanjian kerja bersama International Bargaining Forum (IBF) ITF melindungi 4.000 kapal dan terdiri atas Area Resiko Tinggi, disamping Area Operasi Mirip Perang. Area Resiko Tinggi IBF termasuk keseluruhan Teluk Aden dan memanjang hingga 400 mil timur Somalia (lihat peta di atas). Pelaut di atas kapal yang dilindungi oleh
perjanjian kerja bersama IBF ITF memiliki hak untuk direpatriasi dengan biaya perusahaan sebelum transit ke Area Beresiko Tinggi, kecuali saat kapal transit hanya melalui Koridor Transit Rekomendasi Internasional (IRTC) yang dipatroli oleh angkatan laut internasional. Pelaut yang berlayar memasuki Area Resiko Tinggi yang dilindungi oleh perjanjian kerja bersama IBF ITF berhak menerima: Bonus setara 100 persen gaji pokok anda; Kompensasi ganda jika terjadi kematian atau luka. Bonus dan penambahan kompensasi tersebut berlaku selama keseluruhan periode waktu transit melalui Area Resiko Tinggi, terlepas apakah kapal ada di dalam ataupun diluar IRTC. Ketentuan serupa ada dalam TCC ITF, standar ITF dan di banyak perjanjian kerja bersama nasional. Para pelaut dapat mencari tahu perjanjian apa saja yang melindungi kapal anda dengan mengunjungi www.itfseafarers.org dan klik “Look up a ship” (Cari kapal).
Hak kerja yang lebih baik
Melalui negosiasi IBF, ITF berhasil membuat
Buletin Pelaut ITF 2011
17
Perompakan perjanjian untuk meningkatkan dukungan dan perlindungan yang diberikan pada pelaut yang beresiko terhadap perompakan. Perbaikan-perbaikan ini akan berlaku selama 2011 dan termasuk: Memastikan bahwa semua kapal IBF mengikuti Praktek Manajemen Terbaik (lihat di bawah) untuk membuat jera perompakan dan bahwa perusahaan harus memiliki rencana cadangan yang siap dilakukan untuk mendukung pelaut jika terjadi perompakan. Jika pelaut dijadikan tawanan, memastikan bahwa upah mereka dibayar dan keluarga mereka diberi informasi. Memastikan bahwa perusahaan membayar upah dan biaya untuk setiap pelaut yang diminta memberikan kesaksian terkait tindakan-tindakan perompakan.
Mencegah serangan
ITF telah membantu mengembangkan Best Management Practices (BMP) tentang perlindungan pelaut dan kapal beresiko terhadap perompak, yang menjelaskan tentang prosedur yang harus diikuti oleh perusahaan dan kru untuk mencegah agar kapal tidak diserang atau dibajak. Otoritas angkatan laut merekomendasikan bahwa kapal harus mengikuti BMP untuk keseluruhan waktu sewaktu berada di Voluntary Reporting Area (VRA), dimana kapal dianggap sebagai beresiko tinggi terhadap perompakan. VRA memanjang dari Terusan Suez arah timur ke India (780E) dan selatan ke Seychelles dan Chagos (100S). Awak kapal harus sadar bahwa faktorfaktor berikut meningkatkan resiko kapal ditangkap: Low freeboard (jarak sisi dek ke air pendek) — khususnya di bawah 8m tingginya Kecepatan rendah — khususnya di bawah 18 knot Cuaca bagus — khususnya di bawah laut status 3 Kru dan kapal tidak sedang dalam keadaan siap Kapal tidak melaporkan ke otoritas angkatan laut. Kapal yang memiliki kecepatan penuh di bawah 18 knot harus menjauhi Area Beresiko Tinggi. Prakiraan resiko harus dilakukan untuk tiap kapal dan perusahaan harus memiliki rencana cadangan yang siap dilakukan. Sesi pelatihan kru dan latihan langsung harus diselenggarakan. Rencana komunikasi darurat harus siap tersedia. Dalam segala situasi, keselamatan kru adalah di atas segalanya. Kru seharusnya tidak boleh berada dalam kondisi yang beresiko dalam mengikuti prosedur-prosedur pertahanan. Kapal yang transit VRA harus melapor ke otoritas angkatan laut (UKMTO) saat mereka memasuki area tersebut dan mengikuti
18
Buletin Pelaut ITF 2011
SARAN: Brosur yang diproduksi oleh Angkatan Laut Uni Eropa yang berpatroli di perairan Somalia.
instruksi mereka.
Laporkan insiden perompakan
Serangan dan yang terdeteksi dapat dilaporkan ke International Maritime Bureau Piracy Reporting Centre. Telp 24 jam saluran bantuan anti perompakan di +60 3 2031 0014 atau email:
[email protected]
Laporkan insiden perompakan
Serangan dan yang terdeteksi dapat dilaporkan ke International Maritime Bureau Piracy Reporting Centre. Telp 24 jam saluran bantuan anti perompakan di +60 3 2031 0014 atau email:
[email protected]
Posisi kapal harus dilaporkan paling tidak sekali sehari. Kapal yang melaporkan sendiri akan diberikan informasi saran terbaru tentang bagaimana menghindari serangan perompakan. Semua kapal harus menggunakan International Recommended Transit Corridor (IRTC). Kehatian-hatian ekstra harus dilakukan. Kewaspadaan ekstra sangat diperlukan. Saran BMP mendorong pemilik kapal untuk mempertimbangkan peningkatan jumlah kru di atas kapal untuk tugas jaga dan
pengamatan. Saran BMP juga tentang bagaimana mengamankan kapal dan mencegah perompak agar tidak naik ke atas kapal. Saran tersebut juga termasuk tempat berkumpul yang lebih aman dan tempat berlindung bagi para kru pada saat terjadi serangan. Penjaga bersenjata dan penggunaan senjata api tidak disarankan. Salinan dari saran BMP terbaru, tersedia di www.itfseafarers.org/deterringpiracy.cfm
Selamat dari serangan perompak
Angkatan Laut Uni Eropa telah menerbitkan saran tentang bagaimana menangani dengan aman pengalaman ketika dijadikan tawanan. Kebanyakan tawanan tidak menjadi subyek kekerasan jika mereka bekerjasama dengan para penangkapnya, meskipun mereka dijadikan tawanan dalam periode waktu yang lama dan dalam kondisi yang sangat sulit. Penting bahwa pelaut berbicara tentang pengalaman menjadi tawanan (kepada otoritas yang relevan, serikat pekerja mereka dan perusahaan mereka) setelah mereka dibebaskan dan menerima bantuan medis dan psikologis yang ditawarkan. Brosur Angkatan Laut Uni Eropa tersedia dalam bahasa Arab, CIna, Inggris, Hindia, Jepang, Rusia dan Tagalog di www.itfseafarers.org/surviving-piracy.cfm
www.itfseafarers.org
Photos: Alastair Fyfe & Stephen Bruijneel/www.dockwork.be
8 halaman panduan bagi anda
info
Alastair Fyfe
Cermat
sebelum tandatangan kontrak Saran dari ITF apabila akan bekerja dilaut.
Jaminan terbaik bagi kejelasan kondisi kerja dilaut semata-mata hanya dengan menandatangani kontrak sesuai perjanjian kolektif ITF. Apabila tidak bisa, maka berikut ini adalah langkahlangkah yang perlu diperhatikan.
Jangan bekerja disuatu kapal tanpa kontrak tertulis. Jangan pernah menandatangani blanko kontrak kosong atau suatu kontrak yang nantinya akan mengikat anda dengan ketentuan-ketentuan dan persyaratanpersyaratan yang tidak lazim atau tidak dimengerti oleh anda. Periksalah apakah kontrak yang anda tandatangani telah sesuai dengan PKB. Jika ya, pastikan bahwa anda mengetahui dengan jelas ketentuan-ketentuan dari PKB, dan simpanlah sebuah salinannya bersama dengan kontrak anda. Pastikan bahwa masa kontrak anda telah tercantum dengan jelas.
pembayaran normal per-jamnya. Pastikan bahwa kontrak anda dengan jelas menyatakan berapa jumlah hari cuti yang dibayarkan yang harus anda terima setiap bulan. ILO menetukan pembayaran hari cuti tidak boleh kurang dari 30 hari pertahun (2,5 hari per-bulan kalender). Pastikan bahwa pembayaran upah pokok, lembur dan cuti tertera dengan jelas dan terperinci dalam kontrak. Jalan pernah menandatangani kontrak yang menyatakan bahwa anda bertanggung jawab atas sebagian/seluruh biaya penempatan atau pemulangan anda. Jangan menandatangani kontrak yang memungkinkan pemilik kapal menahan atau menerima sebagian dari upah anda selama masa kontrak. Anda berhak sepenuhnya atas pembayaran upah yang diperoleh pada setiap akhir bulan kalender. Jangan menandatangani kontrak yang isinya membatasi hak-hak anda untuk bergabung, berhubungan, berbicara dengan atau diwakili oleh serikat buruh anda.
Q
Jangan menandatangani suatu kontrak yang dapat memberikan kewenangan kepada pemilik kapal untuk merubahnya secara sepihak selagi anda masih terikat dengan kontrak yang lama. Apapun yang telah disetujui dalam kontrak hanya dapat dirubah dengan persetujuan bersama.
Harus selalu memastikan bahwa kontrak tersebut dengan jelas menyatakan upah pokok yang menjadi hak anda dan pastikan pula bahwa dasar jam kerja anda ditulis dengan jelas (misalnya 40, 44 atau 48 jam per minggu). ILO menyatakan bahwa jam kerja dasar harus maksimum 48 jam per minggu (208 jam per bulan).
Pastikan bahwa kontrak yang ditandatangani dengan jelas mengatur tentang waktu lembur yang dibayarkan dan berapa nilainya. Bisa saja jumlah pembayaran lembur yang dihitung perjamnya secara keseluruhan lebih besar dari upah pokok anda. Atau mungkin ada pembayaran lembur tetap sebagai suatu jaminan lembur bulanan, dalam hal ini maka besarnya untuk jam kerja yang dilaksanakan melampaui waktu lembur yang telah dijamin, harus dengan jelas dinyatakan. ILO menetapkan bahwa semua jam kerja lembur harus dibayar minimum 1,25x
Sadarilah bahwa setiap kontrak pekerjaan tidak selalu mencantumkan rincian tunjangan tambahan. Karena itu anda harus mencoba untuk mendapatkan konfirmasi/kepastian (lebih baik dalam perjanjian tertulis atau hak kontrak) tentang besarnya kompensasi yang dibayarkan kepada anda apabila: Sakit atau kecelakaan selama masa kontrak Meninggal dunia (jumlah yang harus dibayarkan kepada ahli waris) Tenggelamnya kapal Kehilangan barang pribadi akibat tenggelamnya kapal. PHK sebelum selesai kontrak. Pastikan bahwa anda diberi dan menerima sebuah salinan kontrak yang anda tandatangani. Ingat …apapun ketentuan dan persyaratanya sebuah kontrak/perjanjian yang secara suka rela anda setujui, secara hukum akan dianggap sah dan mengikat.
ITF Inspektur KANTOR PUSAT 49/60 Borough Road, London SE1 1DR, United Kingdom Tel: +44(0)20 7403 2733 Fax: +44(0)20 7357 7871 Telex: 051 8811397 ITF LDN G Email:
[email protected] Website: www.itfglobal.org KANTOR REGIONAL AFRIKA PO Box 66540, Nairobi, Kenya Tel: +254(0)20 444 80 19 Fax: +254(0)20 444 80 20 Email:
[email protected] KANTOR AFRIKA BARAT 1036 Avenue Dimbdolobsom, 3rd floor ex immeuble CEAO, 11 BP 832, Ouagadougou, Burkina Faso Tel: +226(0)50 30 19 79 Fax: +226(o)50 33 31 01 Email:
[email protected]
Segera hubungi salah satu inspektur kami jika anda memerlukan bantuan dan jika anda bekerja dikapal berbendera kemudahan atau kapal asing lainnya yang tidak dilindungi dengan perjanjian kerja dengan serikat buruh anda. Jika ditempat tersebut tidak ada Inspektur ITF, segera hubungi Action Unit dikantor pusat ITF atau hubungi kantorkantor perwakilan ITF terdekat (lihat disebelah kiri). ARGENTINA Buenos Aires Rodolfo Vidal Tel/Fax: +54(0)341 425 6695 Mobile: +54(0)911 4414 5911 Email:
[email protected] Rosario Roberto Jorge Alarcón* Tel/Fax: +54(0)11 4331 4043 Mobile: +54(0)911 4414 5687 Email:
[email protected]
Hamilton Mike Given Tel: +1(0)905 227 5212 Fax: +1(0)905 227 0130 Mobile: +1(0)905 933 0544 Email:
[email protected] Montreal Patrice Caron Tel: +1(0)514 931 7859 Fax: +1(0)514 931 0399 Mobile: +1(0)514 234 9962 Email:
[email protected] Vancouver Peter Lahay* Tel: +1(0)604 251 7174 Fax: +1(0)604 251 7241 Mobile: +1(0)604 418 0345 Email:
[email protected] CHILE Valparaiso Juan Villalón Jones Tel: +56(0)32 221 7727 Fax: +56(0)32 275 5703 Mobile: +56(0) 9250 9565 Email:
[email protected]
Turku Jan Örn Tel: +358(0)9 613 110 Fax: +358(0)9 739 287 Mobile: +358(0)40 523 3386 Email:
[email protected]
FRANCE Dunkirk Pascal Pouille Tel: +33(0)3 28 66 45 24 Fax: +33(0)3 28 21 45 71 Mobile: +33(0)6 80 23 95 86 Email:
[email protected] Le Havre François Caillou* Tel: +33(0)2 35 26 63 73 Fax: +33(0)2 35 24 14 36 Mobile: +33(0)6 08 94 87 94 Email:
[email protected] Marseille Yves Reynaud Tel: +33(0)4 91 54 99 37 Fax: +33(0)4 91 33 22 75 Mobile: +33(0)6 07 68 16 34 Email:
[email protected] St Nazaire Geoffroy Lamade Tel: +33(0)2 40 22 54 62 Fax: +33(0)2 40 22 70 36 Mobile: +33(0)6 60 30 12 70 Email:
[email protected]
Haldia Narain Adhikary Tel: +91(0)332 425 2203 Fax: +91(0)332 425 3577 Mobile: +91(0)94345 17316 Email:
[email protected] Kochi Thomas Sebastian Tel: +91(0)484 233 8249 / 8476 Fax: +91(0)484 266 9468 Mobile: +91(0)98950 48607 Email:
[email protected] Mumbai Kersi Parekh Tel: +91(0)22 2261 6951 / 6952 Fax: +91(0)22 2265 9087 Mobile: +91(0)98205 04971 Email:
[email protected] Hashim Sulaiman Tel: +91(0)22 2261 8368 / 8369 Fax: +91(0)22 2261 5929 Mobile: +91(0)9819 969905 Email:
[email protected] Visakhapatnam BV Ratnam Tel: +91(0)891 2502 695 / 2552 592 Fax: +91(0)891 2502 695 Mobile: +91(0)98481 98025 Email:
[email protected]
Q Q KANTOR WILAYAH ARAB PO Box 925875, Amman 11190, Jordan Tel/Fax: +962(0)6 569 94 48 Email:
[email protected] Website: www.itfglobal.org/itf-arab-world KANTOR REGIONAL ASIA/PACIFIK 12D College Lane, New Delhi 110001, India Tel: +91(0)11 2335 4408/7423 Fax: +91(0)11 2335 4407 Email:
[email protected]
KANTOR SUB-REGIONAL ASIA Tamachi Kotsu Building 3-2-22, Shibaura, Minato-ku, Tokyo 108-0023, Japan Tel: +81(0)3 3798 2770 Fax: +81(0)3 3769 4471 Email:
[email protected] Website: www.itftokyo.org
KANTOR REGIONAL EROPA European Transport Workers’ Federation (ETF), Galerie Agora, Rue du Marché aux Herbes 105, Boîte 11, B-1000 Brussels, Belgium Tel: +32(0)2 285 4660 Fax: +32(0)2 280 0817 Email:
[email protected] Website: www.etf-europe.org KANTOR SUB-REGIONAL EROPA 21/1 Sadovaya Spasskaya, Office 729, 107217 Moscow, Russia Tel: +7 495 782 0468 Fax: +7 095 782 0573 Email:
[email protected] KANTOR REGIONAL AMERIKA TENGAH Avenida Rio Branco 26-11 Andar, CEP 20090-001 Centro, Rio de Janeiro, Brazil Tel: +55(0)21 2223 0410/2233 2812 Fax: +55(0)21 2283 0314 Email:
[email protected] Website: www.itf-americas.org
AUSTRALIA Fremantle Keith McCorriston Tel: +61(0)8 9335 0500 Fax: +61(0)8 9335 0510 Mobile: +61(0)422 014 861 Email:
[email protected] Melbourne Matt Purcell Tel: +61(0)3 9329 5477 Fax: +61(0)3 9328 1682 Mobile: +61(0)418 387 966 Email:
[email protected] Sydney Dean Summers* Tel: +61(0)2 9267 9134 Fax: +61(0)2 9267 4426 Mobile: +61(0)419 934 648 Email:
[email protected] Townsville Graham Bragg Tel: +61(0)7 4771 4311 Fax: +61(0)7 4721 2459 Mobile: +61(0)419 652 718 Email:
[email protected] BELGIUM Antwerp Joris De Hert* Tel: +32(0)3 224 3413 Fax: +32(0)3 224 3449 Mobile: +32(0)474 842 547 Email:
[email protected] Marc Van Noten Tel: +32(0)3 224 3419 Fax: +32(0)3 224 3449 Mobile: +32(0)475 775 700 Email:
[email protected] Zeebrugge Christian Roos Tel: +32(0)2 549 1103 Fax: +32(0)2 549 1104 Mobile: +32(0)486 123 890 Email:
[email protected]
BRAZIL Paranaguá Ali Zini Tel/Fax: +55(0)41 3422 0703 Mobile: +55(0)41 9998 0008 Email:
[email protected] Rio de Janeiro Luiz de Lima* Tel: +55(0)21 2516 4301 Fax: +55(0)21 2233 9280 Mobile: +55(0)22 9423 5315 Email:
[email protected] Santos Renialdo de Freitas Tel/Fax: +55(0)13 3232 2373 Mobile: +55(0)13 9761 0611 Email:
[email protected]
CANADA Halifax Gerard Bradbury Tel: +1(0)902 455 9327 Fax: +1(0)902 454 9473 Mobile: +1(0)902 441 2195 Email:
[email protected]
COLOMBIA Cartagena Miguel Sánchez Tel: +57(0)5 666 4802 Fax: +57(0)5 658 3496 Mobile: +57(0)3 10 657 3399 Email:
[email protected]
CROATIA Dubrovnik Vladimir Glavocic Tel: +385(0)20 418 992 Fax: +385(0)20 418 993 Mobile: +385(0)98 244 872 Email:
[email protected] Rijeka Predrag Brazzoduro* Tel: +385(0)51 325 343 Fax: +385(0)51 213 673 Mobile: +385(0)98 211 960 Email:
[email protected] Sibenik Milko Kronja Tel: +385(0)22 200 320 Fax: +385(0)22 200 321 Mobile: +385(0)98 336 590 Email:
[email protected] DENMARK Copenhagen Morten Bach Tel: +45(0)33 36 13 97 Fax: +45(0)33 91 13 97 Mobile: +45(0)21 64 95 62 Email:
[email protected] EGYPT Port Said Talaat Elseify Tel/Fax: +20(0)66 322 3131 Mobile: +20(0)10 163 8402 Email:
[email protected]
ESTONIA Tallinn Jaanus Kulv Tel/Fax: +372(0)61 16 390 Mobile: +372(0)52 37 907 Email:
[email protected]
FINLAND Helsinki Simo Nurmi* Tel: +358(0)9 615 202 55 Fax: +358(0)9 615 202 27 Mobile: +358(0)40 580 3246 Email:
[email protected] Kenneth Bengts Tel: +358(0)9 615 202 58 Fax: +358(0)9 615 202 27 Mobile: +358(0)40 455 1229 Email:
[email protected] Ilpo Minkkinen Tel: +358 (0)9 615 202 53 Fax: +358 (0)9 615 202 27 Mobile: +358 (0)40 728 6932 Email:
[email protected]
GEORGIA Batumi Merab Chijavadze** Tel: +995(0)222 70177 Fax: +995(0)222 70101 Mobile: +995(0)77 46 03 11 / 93 26 13 03 Email:
[email protected] GERMANY Bremen Susan Linderkamp Tel: +49(0)421 330 3333 Fax: +49(0)421 330 3366 Mobile: +49(0)151 1266 6006 Email:
[email protected] Hamburg Ulf Christiansen Tel: +49(0)40 2800 6811 Fax: +49(0)40 2800 6822 Mobile: +49(0)171 641 2694 Email:
[email protected] Rostock Hartmut Kruse Tel: +49(0)381 670 0046 Fax: +49(0)381 670 0047 Mobile: +49(0)171 641 2691 Email:
[email protected]
GREECE Piraeus Stamatis Kourakos* Tel: +30(0)210 411 6610 / 6604 Fax: +30(0)210 413 2823 Mobile: +30(0)69 77 99 3709 Email:
[email protected] Costas Halas Tel: +30(0)210 411 6610 / 6604 Fax: +30(0)210 413 2823 Mobile: +30(0)69 44 29 7565 Email:
[email protected] ICELAND Reykjavik Jónas Gardarsson Tel: +354(0)551 1915 Fax: +354(0)552 5215 Mobile: +354(0)892 7922 Email:
[email protected] INDIA Calcutta Chinmoy Roy Tel: +91(0)332 459 7598 Fax: +91(0)332 459 6184 Mobile: +91(0)98300 43094 Email:
[email protected] Chennai K Sree Kumar Tel: +91(0)44 2522 3539 Fax: +91(0)44 2526 3343 Mobile: +91(0)44 93 8100 1311 Email:
[email protected]
IRELAND Dublin Ken Fleming Tel: +353(0)1 874 3735 Fax: +353(0)1 874 3740 Mobile: +353(0)87 647 8636 Email:
[email protected]
ISRAEL Haifa Michael Shwartzman Tel: +972(0)4 852 4289 Fax: +972(0)4 852 4288 Mobile: +972(0)544 699 282 Email:
[email protected]
ITALY Genoa Francesco Di Fiore Tel: +39(0)10 25 18 675 Fax: +39(0)10 25 18 683 Mobile: +39(0)331 670 8367 Email:
[email protected] Leghorn/Livorno Bruno Nazzarri Tel: +39(0)58 60 72 379 Fax: +39(0)58 68 96 178 Mobile: +39(0)335 612 9643 Email:
[email protected] Naples Paolo Serretiello Tel: +39(0)81 26 50 21 Fax: +39(0)81 56 30 907 Mobile: +39(0)335 482 706 Email:
[email protected] Palermo Francesco Saitta Tel/Fax: +39(0)91 32 17 45 Mobile: +39(0)338 698 4978 Email:
[email protected] Ravenna Giovanni Olivieri* Tel: +39(0)54 44 23 842 Fax: +39(0)54 45 91 852 Mobile: +39(0)335 526 8464 Email:
[email protected] Taranto Gianbattista Leoncini Tel/Fax: +39(0)99 47 07 555 Mobile: +39(0)335 482 703 Email:
[email protected] Trieste Paolo Siligato Tel/Fax:+39(0)40 37 21 832 Mobile: +39(0)348 445 4343 Email:
[email protected]
JAPAN Chiba Shigeru Fujiki Tel: +81(0)50 1291 7326 Fax: +81(0)3 3733 2627 Mobile: +81(0)90 9826 9411 Email:
[email protected] bersambung
In
Menolong pelaut diseluruh dunia
Federasi Buruh Tran
is Reykjavik +354(0)551 1915 U
KANTOR SUB-REG
R cdn
Appleton Vancouver +1(0)604 251 7174 +1(0)207 785 4531 U Montreal +1(0)514 931 7859 U Hamilton +1(0)905 227 5212 U Seattle U U Halifax +1(0)902 455 9327 U +1(0)206 533 0995 usa Cleveland U Portland U U New York +1(0)718 499 6600 (ext 240) +1(0)216 781 7816 +1(0)503 286 1223 U Baltimore +1(0)410 882 3977
Los Angeles U +1(0)562 493 8714
U Morehead City +1(0)252 726 9796 New Orleans +1(0)504 581 3196 U Houston U +1(0)713 TampaU 659 5152 +1(0)321 UMiami 784 0686 +1(0)321 783 8876 mex
Manzanillo +52(0)314 332 8834 U
U Veracruz +52(0)229 932 1367
gb
KANTOR PUSAT ITF
R
Rb
KANTOR REGIONAL EROPA
tr
Haifa +972(0)4 852 4289 U il Port Said U R KANTOR W +20(0)66 322 3131 hkj
Las Palmas +34(0)928 467 630 U e
et
U San Juan +1787(0)783 1755 pr
Panama City U +507(0)264 5101
U Cartagena +57(0)5 666 4802
pa
bfR KANTOR AFRIKA BARAT ngr
Lagos U +234(0)1 793 6150
co
eak
KANTOR REGIONAL AFRIKA
R
KANTOR PUSAT ITF london +44 (0)20 7403 2733
br KANTOR REGIONAL AMERIKA TENGAH Santos R +55(0)13 3232 2373U U Rio de Janeiro +55(0)21 2516 4301 U Paranaguá +55(0)41 3422 0703
KANTOR REGIONAL AMERIKA TENGAH rio de janeiro +55 (0)21 2223 0410 KANTOR REGIONAL EROPA brussels +32 (0)2 285 4660
ra
Valparaiso U +56(0)32 221 7727 rch
Rosario +54(0)11 4331 4043 U U Buenos Aires ++54(0)341 425 6695
za
Cape TownU +27(0)21 461 9410
U Durban +27(0)31 706 1433
KANTOR SUB-REGIONAL EROPA moscow +7 495 782 0468
Data kontak secara lengkap dari para inspektur ITF, kunjungilah www.itfglobal.org/seafarers/msg-contacts.cfm
Q Q Q
nspektur ITF
s
nsport Internasional
U St Petersburg Gävle Turku U Oslo U U Helsinki U U Stockholm UTallinn Porsgrunn U est U Gothenburg U rus U Aberdeen U Stavanger lvURiga Helsingborg dk U Kaliningrad South Shields Copenhagen U Urus Liverpool U Rostock Hamburg irl U U U Gdynia Delfzijl U U U USzczecin Dublin gb Bremen nl U pl BristolU Tilbury U Rotterdam U UZeebrugge U U Antwerp Dunkirk b ua d Le HavreU Odessa Novorossiysk U USt Nazaire U Batumi ge f U Trieste ro U Constanta hr U Ravenna URijeka Vigo U U U Sibenik Bilbao U Marseille Genoa U U Dubrovnik U Livorno U i U Istanbul Bar U p U Lisbon e Barcelona Naples U tr U Taranto U U gr Valencia U Piraeus PalermoU U Algeciras Bergen
rus
GIONAL EROPA
Vladivostock +7(0)423 251 2485 U
Chiba +81(0)50 1291 7326 KANTOR SUB-REGIONAL ASIA RU UTokyo +81(0)35 410 8330 j U Seoul+82(0)2 716 2764 Yokohama +81(0)45 451 5585 U UOsaka +81(0)66 612 1004 Inchon U rokU email:
[email protected] Pusan +82(0)51 469 0401/0294
WILAYAH ARAB
U Mumbai ind +91(0)22 2261 6951
Aberdeen +44(0)1224 582 688
Marseille +33(0)4 91 54 99 37
Antwerp +32(0)3 224 3413
Novorossiysk +7(0)861 761 2556
Barcelona +34(0)93 481 2766
Oslo +47(0)22 82 58 00
Algeciras +34(0)956 657 046
Bar +382(0)30 315 105
Keelung +886(0)2251 50302 U rc U Calcutta +91(0)332 459 7598 Taichung U U Haldia +91(0)332 425 2203 +886(0)2658 4514
KANTOR REGIONAL ASIA/PASIFIK
R
fin
n
Batumi +995(0)222 70177 Bergen +47(0)55 230 059
Bilbao +34(0)94 493 5659
UVisakhapatnam +91(0)891 2502 695
Bremen +49(0)421 330 3333
U Manila +63(0)2 536 82 87 UChennai +91(0)44 2522 3539 U Cebu City +63(0)32 256 16 72 Tuticorin Kochi U +91(0)461 2326 519 rp +91(0)484 233 8249 U U Colombo Port Klang +60(0)12 292 6380 +94(0)11 243 8326 Umal sgp Singapore +65(0)6379 5666 U
Bristol +44(0)151 427 3668 Constanta +40(0)241 618 587 Copenhagen +45(0)33 36 13 97
Delfzijl +31(0)10 215 1166
KANTOR REGIONAL AFRIKA nairobi +254 (0)20 444 80 19 KANTOR AFRIKA BARAT ouagadougou +226 (0)50 30 19 79 KANTOR REGIONAL ASIA/PACIFIK new delhi +91 (0)11 2335 4408/7423 KANTOR SUB-REGIONAL ASIA tokyo +81 (0)3 3798 2770
Fremantle +61(0)8 9335 0500 U
Melbourne +61(0)3 9329 5477 U
Gothenburg +46(0)10 480 31 14
Hamburg +49(0)40 2800 6811
Wellington +64(0)4 801 7613 U
nz
Porsgrunn +47(0)35 548 240
Ravenna +39(0)54 44 23 842 Riga +371(0)7 073 436
Rijeka +385(0)51 325 343
Rostock +49(0)381 670 0046
St Petersburg +7(0)812 718 6380
Genoa +39(0)10 25 18 675
U Sydney +61(0)2 9267 9134
Piraeus +30(0)210 411 6610
Dunkirk +33(0)3 28 66 45 24 Gdynia +48(0)58 661 60 96
aus
Palermo +39(0)91 32 17 45
Rotterdam +31(0)10 215 1166
Gävle +46(0)10 480 30 00
U Townsville +61(0)7 4771 4311
Odessa +380(0)482 429 901
Dublin +353(0)1 874 3735 Dubrovnik +385(0)20 418 992
KANTOR WILAYAH ARAB amman +962 (0)6 569 94 48
Naples +39(0)81 26 50 21
Helsingborg +46(0)31 42 95 31
Helsinki +358(0)9 615 202 55
Istanbul +90(0)216 347 3771
St Nazaire +33(0)2 40 22 54 62
Sibenik +385(0)22 200 320 South Shields +44(0)191 455 1308 Stavanger +47(0)51 840 549
Stockholm +46(0)8 791 4100 Szczecin +48(0)91 423 97 07
Tallinn +372(0)61 16 390 Taranto +39(0)99 47 07 555
Tilbury +44(0)20 8989 6677
Kaliningrad +7(0)401 265 6840
Trieste +39(0)40 37 21 832
Lisbon +351 (0)21 391 8150
Valencia +34(0)96 367 06 45
Le Havre +33(0)2 35 26 63 73 Liverpool +44(0)151 639 8454
Livorno +39(0)58 60 72 379
Turku +358(0)9 613 110
Vigo +34(0)986 221 177 Zeebrugge +32(0)2 549 1103
Osaka Mash Taguchi Tel: +81(0)66 612 1004 / 4300 Fax: +81(0)66 612 7400 Mobile: +81(0)90 7198 6721 Email:
[email protected] Tokyo Shoji Yamashita* Tel: +81(0)35 410 8330 Fax: +81(0)35 410 8336 Mobile: +81(0)90 3406 3035 Email:
[email protected] Yokohama Fusao Ohori Tel: +81(0)45 451 5585 Fax: +81(0)45 451 5584 Mobile: +81(0)90 6949 5469 Email:
[email protected]
KOREA Inchon Jang Kyoung-Woo Email:
[email protected] Pusan Sang Gi Gim Tel: +82(0)51 469 0401 / 0294 Fax: +82(0)51 464 2762 Mobile: +82(0)10 3585 2401 Email:
[email protected] Bae Jung Ho Tel: +82(0)51 463 4828 Fax: +82(0)51 464 8423 Mobile: +82(0)10 3832 4628 Email:
[email protected] Seoul Hye Kyung Kim* Tel: +82(0)2 716 2764 Fax: +82(0)2 702 2271 Mobile: +82(0)10 5441 1232 Email:
[email protected]
NEW ZEALAND Wellington Grahame McLaren Tel: +64(0)4 801 7613 Fax: +64(0)4 384 8766 Mobile: +64(0)21 292 1782 Email:
[email protected] NIGERIA Lagos Henry Akinrolabu Tel/Fax: +234(0) 1 793 6150 Mobile: +234(0)803 835 9368 Email:
[email protected]
NORWAY Bergen Tore Steine Tel: +47(0)55 230 059 Fax: +47(0)55 900 152 Mobile: +47(0)90 768 115 Email:
[email protected] Oslo Kurt Inge Angell* Tel: +47(0)22 825 800 Fax: +47(0)22 336 618 Mobile: +47(0)90 826 926 Email:
[email protected] Angelica Gjestrum Tel: +47(0)22 825 824 Fax: +47(0)22 423 056 Mobile: +47(0)97 729 357 Email:
[email protected] Porsgrunn Truls M Hellenes Tel: +47(0)35 548 240 Fax: +47(0)35 548 023 Mobile: +47(0)90 980 487 Email:
[email protected] Stavanger Aage Baerheim Tel: +47(0)51 840 549 Fax: +47(0)51 840 501 / 502 Mobile: +47(0)90 755 776 Email:
[email protected]
ROMANIA Constanta Adrian Mihalcioiu Tel: +40(0)241 618 587 Fax: +40(0)241 616 915 Mobile: +40(0)722 248 828 Email:
[email protected]
RUSSIA Kaliningrad Vadim Mamontov Tel: +7(0)401 265 6840 / 6475 Fax: +7(0)401 265 6372 Mobile: +7(0)906 238 6858 Email:
[email protected] Novorossiysk Olga Ananina Tel/Fax: +7(0)861 761 2556 Mobile: +7(0)988 762 1232 Email:
[email protected] St Petersburg Sergey Fishov* Tel/Fax: +7(0)812 718 6380 Mobile: +7(0)911 096 9383 Email:
[email protected] Kirill Pavlov Tel/Fax: +7(0)812 718 6380 Mobile: +7(0)911 929 0426 Email:
[email protected] Vladivostock Petr Osichansky Tel/Fax: +7(0)423 251 2485 Mobile: +7(0)423 270 6485 Email:
[email protected]
Q LATVIA Riga Norbert Petrovskis Tel: +371(0)7 073 436 Fax: +371(0)7 383 577 Mobile: +371(0)29 215 136 Email:
[email protected] MALAYSIA Port Klang Rafiq Ramoo** Tel: +60(0)12 292 6380 Fax: +60(0)37 955 1058 Mobile: +60(0)12 292 6380 Email:
[email protected]
MEXICO Manzanillo Honorio Aguilar Tel/Fax: +52(0)314 332 8834 Mobile: +52(0)1 314 122 9212 Email:
[email protected] Veracruz Enrique Lozano Tel/Fax: +52(0)229 932 1367 / 3023 Mobile: +52(0)1 229 161 0700 Email:
[email protected]
MONTENEGRO Bar Tomislav Markolovic** Tel: +382(0)30 315 105 Fax: +382(0)30 341 818 Mobile: +382(0)69 032 257 Email:
[email protected]
NETHERLANDS Delfzijl Ruud Touwen* Tel: +31(0)10 215 1166 Fax: +31(0)10 423 3933 Mobile: +31(0)65 331 5072 Email:
[email protected] Rotterdam Debbie Klein Tel: +31(0)10 215 1166 Fax: +31(0)10 423 3933 Mobile: +31(0)65 318 2734 Email:
[email protected] Aswin Noordermeer Tel: +31(0)10 215 1166 Fax: +31(0)10 423 3933 Mobile: +31(0)65 333 7522 Email:
[email protected]
PANAMA Panama City Luis Fruto Tel: +507(0)264 5101 Fax: +507(0)269 9741 Mobile: +507(0)6617 8525 Email:
[email protected]
PHILIPPINES Cebu City Joselito O Pedaria Tel: +63(0)32 256 16 72 Fax: +63(0)32 253 25 31 Mobile: +63(0)920 970 0168 Email:
[email protected] Manila Rodrigo Aguinaldo Tel: +63(0)2 536 82 87 Fax: +63(0)2 536 82 86 Mobile: +63(0)917 811 1763 Email:
[email protected]
POLAND Gdynia Andrzej Koscik Tel: +48(0)58 661 60 96 Fax: +48(0)58 661 60 53 Mobile: +48(0)602 233 619 Email:
[email protected] Szczecin Adam Mazurkiewicz Tel: +48(0)91 423 97 07 Fax: +48(0)91 423 93 30 Mobile: +48(0)501 539 329 Email:
[email protected] PORTUGAL Lisbon João Pires Tel: +351 (0)21 391 8150 Fax: +351 (0)21 391 8159 Mobile: +351 (0)91 936 4885 Email:
[email protected]
PUERTO RICO San Juan Felipe García-Cortijo Tel: +1787(0)783 1755 Fax: +1787(0)273 7989 Mobile: +1787(0)410 1344 Email:
[email protected]
Inspektur ITF
SINGAPORE Singapore Daniel Tan** Tel: +65(0)6379 5666 Fax: +65(0)6734 5525 Mobile: +65(0)9616 5983 Email:
[email protected] Gwee Duan** Tel: +65(0)6396 0123 Fax: +65(0)6339 5436 Mobile: +65(0)9823 4979 Email:
[email protected]
SOUTH AFRICA Cape Town Cassiem Augustus Tel: +27(0)21 461 9410 Fax: +27(0)21 462 1299 Mobile: +27(0)82 773 6366 Email:
[email protected] Durban Sprite Zungu* Tel/Fax: +27(0)31 706 1433 Mobile: +27(0)82 773 6367 Email:
[email protected]
SPAIN Algeciras José M Ortega* Tel: +34(0)956 657 046 Fax: +34(0)956 632 693 Mobile: +34(0)699 436 503 Email:
[email protected] Barcelona Joan Mas García Tel: +34(0)93 481 2766 Fax: +34(0)93 298 2179 Mobile: +34(0)629 302 503 Email:
[email protected] Bilbao Mohamed Arrachedi Tel: +34(0)94 493 5659 Fax: +34(0)94 493 6296 Mobile: +34(0)629 419 007 Email:
[email protected] Las Palmas Victor Conde Tel: +34(0)928 467 630 Fax: +34(0)928 465 547 Mobile: +34(0)676 057 807 Email:
[email protected] Valencia Juan Ramón García Tel: +34(0)96 367 06 45 Fax: +34(0)96 367 1263 Mobile: +34(0)628 565 184 Email:
[email protected] Vigo Luz Baz Tel/Fax: +34(0)986 221 177 Mobile: +34(0)660 682 164 Email:
[email protected]
SRI LANKA Colombo Ranjan Perera Tel: +94(0)11 243 8326 / 248 3295 Fax: +94(0)11 278 5091 Mobile: +94(0)77 314 7005 Email:
[email protected] SWEDEN Gävle Peter Lövkvist Tel: +46(0)10 480 30 00 Fax: +46(0)87 23 18 03 Mobile: +46(0)70 626 77 89 Email:
[email protected] Gothenburg Göran Larsson Tel: +46(0)10 480 31 14 Fax: +46(0)31 13 56 77 Mobile: +46(0)70 626 77 88 Email:
[email protected] Göran Nilsson Tel: +46(0)10 480 31 21 Fax: +46(0)31 13 56 77 Mobile: +46(0)76 100 65 12 Email:
[email protected] Helsingborg Sven Save Tel: +46(0)31 42 95 31 Fax: +46(0)31 42 95 01 Mobile: +46(0)70 57 49 713 Email:
[email protected] Stockholm Carl Tauson* Tel: +46(0)8 791 4100 Fax: +46(0)8 212 595 Mobile: +46(0)70 59 26 896 Email:
[email protected] Annica Barning Tel: +46(0)8 454 8405 Fax: +46(0)8 411 6940 Mobile: +46(0)70 57 49 714 Email:
[email protected] Fredrik Bradd Tel: +46(0)10 480 31 03 Fax: +46(0)90 12 57 22 Mobile: +46(0)76 100 64 45 Email:
[email protected]
TAIWAN Keelung Huang Yu-Sheng* Tel: +886(0)2251 50302 Fax: +886(0)2250 61046 / 78211 Mobile: +886(0)933 906 398 Email:
[email protected] Taichung Sanders Chang Tel: +886(0)2658 4514 Fax: +886(0)2658 4517 Mobile: +886(0)955 415 705 Email:
[email protected]
TURKEY Istanbul Muzaffer Civelek Tel: +90(0)216 347 3771 Fax: +90(0)216 347 4991 Mobile: +90(0)535 663 3124 Email:
[email protected]
UKRAINE Odessa Nataliya Yefrimenko Tel: +380(0)482 429 901 / 902 Fax: +380(0)482 429 906 Mobile: +380(0)503 366 792 Email:
[email protected]
UNITED KINGDOM Aberdeen Norrie McVicar* Tel: +44(0)1224 582 688 Fax: +44(0)1224 584 165 Mobile: +44(0)7768 652 257 Email:
[email protected] Bristol Bill Anderson Tel/Fax: +44(0)151 427 3668 Mobile: +44(0)7876 794 914 Email:
[email protected] Liverpool Tommy Molloy Tel: +44(0)151 639 8454 Fax: +44(0)151 346 8801 Mobile: +44(0)7764 182 768 Email:
[email protected] South Shields Neil Keith Tel: +44(0)191 455 1308 / 1224 582 688 Fax: +44(0)191 456 1309 Mobile: +44(0)7748 841 939 Email:
[email protected]
Tilbury Chris Jones Tel: +44(0)20 8989 6677 Fax: +44(0)20 8530 1015 Mobile: +44(0)7921 022 600 Email:
[email protected]
UNITED STATES Appleton John Metcalfe** Tel/Fax: +1(0)207 785 4531 Mobile: +1(0)207 691 5253 Email:
[email protected] Baltimore Arthur Petitpas Tel: +1(0)410 882 3977 Fax: +1(0)410 882 1976 Mobile: +1(0)443 562 3110 Email:
[email protected] Cleveland Michael Baker** Tel: +1(0)216 781 7816 Fax: +1(0)216 781 7818 Mobile: +1(0)440 667 5031 Email:
[email protected] Houston Shwe Tun Aung Tel: +1(0)713 659 5152 Fax: +1(0)713 650 8629 Mobile: +1(0)713 447 0438 Email:
[email protected] Los Angeles Stefan Mueller-Dombois Tel: +1(0)562 493 8714 Fax: +1(0)562 493 7190 Mobile: +1(0)562 673 9786 Email:
[email protected] Miami Hans Saurenmann Tel: +1(0)321 783 8876 Fax: +1(0)321 783 2821 Mobile: +1(0)305 360 3279 Email:
[email protected] Morehead City Tony Sacco Tel/Fax: +1(0)252 726 9796 Mobile: +1(0)252 646 2093 Email:
[email protected] New Orleans Dwayne Boudreaux* Tel: +1(0)504 581 3196 (ext 7) Fax: +1(0)504 568 9996 Mobile: +1(0)504 442 1556 Email:
[email protected] New York Enrico Esopa* Tel: +1(0)718 499 6600 (ext 240) Fax: +1(0)718 832 8870 Mobile: +1(0)201 417 2805 Email:
[email protected] Portland Martin Larson Fax: +1(0)503 286 1223 Mobile: +1(0)503 347 7775 Email:
[email protected] Puerto Rico See separate listing for Puerto Rico Seattle Lila Smith Tel: +1(0)206 533 0995 Fax: +1(0)206 533 0996 Mobile: +1(0)206 818 1195 Email:
[email protected] Jeff Engels* Tel: +1(0)206 633 1614 Fax: +1(0)206 675 1614 Mobile: +1(0)206 331 2134 Email:
[email protected] Tampa Tony Sasso Tel: +1(0)321 784 0686 Fax: +1(0)321 784 0522 Mobile: +1(0)321 258 8217 Email:
[email protected] *Denotes ITF coordinator ** Denotes ITF contact
Anda butuh bantuan? Jika ya, hubungi kami dan berikan informasi Federasi Buruh Transport Internasional
Berikut adalah informasi yang perlu anda sampaikan kepada kami saat anda membutuhkan pertolongan ITF. Anda dapat menghubungi ITF Actions Team, Maritime Operations Department, email:
[email protected] atau fax:+44 20 7940 9285 atau +44 20 7357 7871. Ini adalah data informasi yang harus anda siapkan: Data-data anda
Nama anda (akan dirahasiakan) Nomor telepon anda Jabatan anda dikapal (contohnya AB) Kewarganegaraan anda
Data-data kapal
Nama kapal Type kapal Bendera Nomor IMO Posisi terkini kapal Pelabuhan berikutnya + ETA Jumlah dan kewarganegaraan awak kapal Jenis dan jumlah muatan
Nama pemilik/ operator kapal
Apa masalahnya?
Uraikan masalah anda dengan jelas (sedetil mungkin kalau bias). Berapa lama masalah ini sudah anda alami? Adakah masalah lain yang serupa dikapal? (tolong jelaskan) Sudah berapa lama anda dikapal? Bantuan apa yang anda inginkan? (contohnya : gaji yang belum terbayar, pemulangan dll).
melakukan l Mau mogok? l Baca dulu ini!
ITF berkomitmen untuk membantu para pelaut yang bekerja dikapalkapal FOC guna memperoleh upah yang layak dan dilindungi oleh perjanjian kolektif. Kadangkala para pelaut disuatu tempat harus melakukan suatu tuntutan hukum dipengadilan setempat. Dilain waktu dapat juga melakukan boikot terhadap suatu kapal. Setiap aksi yang dilakukan harus sesuai dengan kondisi daerah tersebut. Tindakan yang dibenarkan disuatu Negara, dapat saja dipersalahkan dinegara lain. Hal pertama yang harus anda lakukan adalah menghubungi perwakilan ITF setempat. Anda dapat menghubunginya melalui alamat email dan nomor telepon yang ada pada halaman tengah buletin ini. Anda membutuhkan saran dan petunjuk mengenai situasi setempat sebelum melakukan tindakan apapun. Hukum dibeberapa Negara tidak memperbolehkan anda maupun teman-teman anda melakukan mogok dan untuk kasus demikian maka perwakilan ITF setempat akan menjelaskan kepada anda. Dibanyak Negara, kunci untuk memenangkan perselisihan adalah dengan pemogokan. Namun sekali lagi, anda harus memperhatikan petunjuk dari perwakilan ITF setempat. Anda berhak melakukan pemogokan dimanapun selama kapal anda berada dipelabuhan dan bukannya dilaut. Dalam aksi pemogokan maka yang paling pokok adalah semua orang harus tetap disiplin, teratur dan kompak. Dan ingat, hak untuk mogok adalah hak asasi setiap orang yang dijamin dibanyak Negara, baik oleh hukum maupun konstitusi Negara tersebut. Apapun yang anda pilih untuk dilakukan, jangan lupa berbicara terlebih dahulu dengan wakil ITF setempat sebelum anda melakukannya. Dengan bekerja sama kita dapat memenangkan perjuangan demi keadilan dan hakhak kita.
ANTIGUA AND BARBUDA
BAHAMAS
BARBADOS
BELIZE
BERMUDA
BOLIVIA
BURMA/MYANMAR
CAMBODIA
CAYMAN ISLANDS
COMOROS
CYPRUS
EQUATORIAL GUINEA
FRANCE (second register)
GEORGIA
GERMANY (second register)
LEBANON
LIBERIA
GIBRALTAR
HONDURAS
MALTA
MARSHALL ISLANDS
JAMAICA
Bendera Kemudahan MAURITIUS
MONGOLIA
NETHERLANDS ANTILLES
NORTH KOREA
PANAMA
SÃO TOMÉ & PRÍNCIPE
SRI LANKA
ST. VINCENT & THE GRENADINES
TONGA
VANUATU
Ini adalah bendera-bendera kebangsaan kapal yang oleh Federasi Buruh Internasional disebut BENDERA KEMUDAHAN
Sebagai tambahan, ada negara-negara tertentu tempat pendaftaran kapal yang melaksanakan pendaftaran dari kapal ke kapal yang beroperasi dibawah bendera kemudahan. KANTOR ITF, 49-60 BOROUGH ROAD, LONDON SE1 1DR TEL: +44 (0)20 7403 2733 FAX: +44 (0)20 7357 7871 EMAIL:
[email protected] INTERNET: WWW.ITFGLOBAL.ORG
Ruang Pamer P ITF Manila menarik perhatian khalayak
Papan Pesan Tahun Pelaut sangat popular selama acara ITF Expo di Manila .
ara pelaut menghadiri perayaan Tahun Pelaut dan acara berbagi informasi tentang kehidupan di laut dalam sebuah event ITF di Filipina bulan Juni 2010. Lebih dari 3000 orang mendatangi acara expo ITF selama 3 hari pada 23-25 Juni di Luneta Seafarers’ Center di Manila. Dibuka oleh Sekretaris Perburuhan dan Tenaga Kerja Filipina, Marianito D Roque, acara tersebut diselenggarakan bekerja sama dengan serikat pekerja pelaut lokal AMOSUP dan PSU. Kadet dari Akademi Maritim Asia dan Pasifik juga memainkan peran aktif selama acara tersebut.
Para pelaut menandatangani petisi perompakan/pembajakan, menuliskan pesan tentang isu-isu tempat kerja utama dan berpartisipasi dalam serangkaian kegiatan lainnya, termasuk memfilmkan wawancara. Para pelaut ditanya pertanyaan mendasar tentang kehidupan di laut. Sekira 10 jam durasi film terdiri atas campuran interview dan dokumenter dari Expo ITF. Pemeriksaan medis gratis, kuis-kuis dan permainan taruhan disediakan bagi para pengunjung. Mereka juga diberikan salinan Pesan untuk Pelaut, yang berisikan daftar kontak inspektur ITF lengkap di seluruh dunia, Buletin Pelaut ITF dan publikasi ITF lainnya. Di samping itu, mereka juga menerima informasi tentang manfaat keanggotaan serikat pekerja dan ketentuan serta kondisi kerja di atas kapal yang dilindungi ITF. Graham Young, dari operasi maritim ITF, mengatakan: “setiap orang sangat senang dengan reaksi positif para pelaut. Benarbenar tiga hari yang fantastis. Kami berharap dapat mengulangi kesuksesan ini pada acara-acara serupa in kawasan lain.” Expo ITF adalah salah satu acara terkait maritim yang berlangsung di Manila bulan Juni bersamaan Konferensi IMO untuk merevisi Konvensi STCW (pelatihan, sertifikasi dan tugas jaga). Lihat video: www.youtube.com/user/itfvideo? ob=#p/u/35/ehgPblSlwMo. Sebelah kiri: Pengunjung yang penuh sesak digerai ITF
www.itfseafarers.org
Buletin Pelaut ITF 2011
27
Federasi Buruh Transport Internasional
Jangan dibuang Kami akan membuang semua daftar surat kami dan mulai dari awal lagi untuk terbitan kami pada 2012.
Pastikan anda ada dalam daftar alamat surat untuk penerbitan berikut. Kembalikan formulir isian ini ke kami lewat pos (ke: ITF Publication, 46/60 Borough Road, London SE11DR, United Kingdom), email kami di
[email protected] atau kunjungi website kami untuk berlangganan di www.itfseafarers.org/publication.cfm
Nama Alamat Email Kebangsaan Posisi/jabatan perusahaan
Saya ingin berlangganan majalah (beri tanda centang di satu kotak): Cetakan secara elektronik
Nyatakan bahasa yang anda pilih untuk majalah yang anda ingin terima (urutan preferensi) 1 2 3
Pelaut, ini adalah majalah anda, katakan apa pendapat anda tentang majalah ini
Apakah anda tertarik menjadi bagian dari kelompok pembaca yang focus pada Buletin Pelaut? Jika anda ingin mengungkapkan sesuatu di majalah ini pada masa yang akan datang, harap kembalikan formulir isian berikut ke kami (lihat alamat di atas) atau email kami di
[email protected] Nama Kebangsaan Pekerjaan Email Hp
Paul Box/reportdigital.co.uk
Pastikan Anda mendapatkan terbitan buletin Pelaut
Federasi Buruh Internasional (ITF) adalah suatu federasi internasional dari serikatserikat buruh transport, yang mewakili 4,5 juta buruh sektor transportasi yang ada di 148 negara didunia. ITF didirikan tahun 1896 dan mengorganisir para buruh dari delapan seksi industri transportasi, yaitu : pelaut, kereta api, angkutan jalan raya, penerbangan sipil, buruh pelabuhan, pelayaran pedalaman, perikanan dan pariwisata. ITF juga mewakili buruh transport ditingkat dunia dan mempromosikan kepentingan-kepentingan mereka melalui kampanye global dan aksi solidaritas. ITF juga adalah salah satu dari 10 Federasi Buruh Global yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Buruh Internasional (ITUC) dan yag merupakan bagian dari kelompok serikat buruh global.
Serikat Pekerja dalam agenda di pelatihan kapal pesiar
Peserta pelatihan dari Indonesia dan pengajar dalam kegiatan seminar untuk bekerja dikapal pesiar.
Oleh Nina Espeli Allen Norwegian Seafarers’ Union
Selama lima tahun terakhir pelaut yang bekerja di kapal pesiar yang dilindungi oleh perjanjian kerja bersama yang dinegosiasikan oleh Norwegian Seafarers’ Union (NSU) telah dapat menghadiri kursus pelatihan serikat pekerja yang fokus pada perjanjian mereka dan industri pelayaran internasional. Bekerja sama dengan Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI) dan ITF; seminar kesadaran serikat pekerja di Bali, Indonesia, bertujuan untuk memberikan pengetahuan dasar serikat pekerja pada pelaut. Tetapi, sama pentingnya, serikat pekerja juga menerima umpan balik yang sangat penting dari para pelaut, termasuk masukan terkait negosiasi dengan pengusaha dan ideide tentang bagaimana memperkuat hubungan antara pelaut dan serikat pekerja. Tahun 2010 serikat pekerja mengadakan tiga seminar terpisah. Seminar perempuan setengah hari diikuti dengan seminar dasar untuk laki-laki dan perempuan dan yang terakhir seminar lanjutan buat para peserta yang telah menyelesaikan kursus dasar tersebut. Seminar-seminar tersebut mengajarkan kepada pelaut tentang ITF, KPI dan NSU,juga tentang Organisasi Perburuhan Dunia (ILO) dan Organisasi Maritim Internasional (IMO). Peserta juga menerima Topik lain yang dibahas termasuk keberagaman budaya, pelecehan dan intimidasi, diskriminasi, dan proses penyelesaian
“
Program tersebut begitu sukses sehingga NSU berencana untuk mengembangkannya ke depan yang akan meliputi wilayah Amerika Selatan, Karibia dan Filipina
”
perselisihan. Pelaut mengambil bagian dalam latihan permainan peran yang menggambarkan berbagai situasi yang mungkin terjadi di kapal. Mereka juga diberikan kesempatan untuk menanyakan pertanyaan dan memberikan komentar. Di akhir seminar, para peserta belajar dan pasangannya diundang menghadiri presentasi HIV/AIDS oleh organisasi lokal, Komisi Aids (KPA). Mereka mendengarkan tentang angka statistik HIV/AIDS di Bali, bagaimana tertular virus tersebut, bagaimana prilakunya dan bagaimana mencegahnya agar tidak terjadi penularan. Total 65 pelaut menghadiri seminar Bali pada tahun 2010. Sejak dimulainya program ini pada tahun 2006, 234 pelaut telah berpartisipasi — beberapa bahkan sudah dua kali. Untuk mendorong partisipasi, pelaut diundang beserta keluarganya, karena mereka telah menghabiskan banyak waktu jauh dari keluarga ketika bekerja di kapal.
Serikat pekerja juga mengatur adanya tur saat seminar, sehingga setiap orang mempunyai kesempatan untuk bersosialisasi dan berhubungan dengan yang lainnya dan dengan para pengurus KPI dan NSU. NSU sangat percaya pentingnya seminar ini dan telah menerima banyak umpan balik positif dari para pelaut. Disamping itu, para pelaut telah memberikan serikat pekerja informasi yang berharga terkait masalah umum di atas kapal yang kita bawa ke meja perundingan. Seminar tersebut juga memberikan kesempatan kepada serikat pekerja untuk mengenal pelaut lebih dekat. Kami juga kemudian bertemu dengan para pelaut saat kami mengunjungi kapal dan karena mereka tahu bahwa kami peserta seminar, para pelaut tersebut lebih mudah membantu kami untuk mendapatkan informasi yang berharga tentang kerja di kapal. Program tersebut begitu sukses sehingga NSU berencana untuk mengembangkannya ke depan yang akan meliputi wilayah Amerika Selatan, Karibia dan Filipina. Pada bulan Juni tahun lalu, kami juga sudah menyelenggarakan seminar pertama di Goa, India, bekerja sama dengan National Union of Seafarers of India dan ITF. Sebagaimana kami katakan: “Pengetahuan untuk beberapa orang adalah kekuatan, sedangkan pengetahuan bagi banyak orang adalah kebebasan. pemahaman dasar terkait perjanjian kerja bersama mereka. Nina Espeli Allen bekerja di NSU kantor Miami.
29
Stephen Bruijneel/www.dockwork.be
Konvensi Perburuhan Maritim, dikenal dengan Seafarers’ Bill of Rights (Piagam HakHak Pelaut), menyediakan hak-hak riil dan dapat ditegakkan bagi pelaut yang mencakup setiap aspek pekerjaan mereka. Tidak lama lagi akan berlaku, laporan PENNY HOWARD. Negara mana saja yang mendukung Konvensi Perburuhan Maritim?
Diratifikasi oleh 10 negara: Bahama, Bosnia & Herzegovina, Bulgaria, Kanada, Kroasia, Liberia, Kepulauan Marshal, Norwegia, Panama, Spanyol.
Diharapkan akan diratifikasi oleh 17 negara pada akhir 2011: Argentina, Australia, Brasil, Chile, Siprus, Finlandia, Perancis, Jerman, Pantai Gading, Jepang, Korea, Belanda, Rusia, Swis, Trinidad & Tobago, Inggris Raya, Amerika Serikat. Diharapkan akan diratifikasi oleh satu negara pada tahun 2012: Swedia. Progres juga sedang berjalan, tetapi belum ada waktu ratifikasi, oleh 14 negara: Belgium, Denmark, Greece, India, Indonesia, Madagascar, Nigeria, Philippines, Poland, Singapore, South Africa, Tanzania, Turkey, Ukraine.
Sedikit kemungkinan, akan diratifikasi oleh dua negara: Mexico, New Zealand. Sumber : Informasi dari laporan afiliasi ITF di bulan September 2010
30
Buletin Pelaut ITF 2011
www.itfseafarers.org
Konvensi Perburuhan Maritim
Selangkah lagi hak-hak pelaut dapat ditegakkan A
kan ada hak-hak baru bagi pelaut seluruh dunia pada tahun 2012 saat Konvensi Perburuhan Maritim/Maritime Labour Convention (MLC), Bill of Rights (Piagam Hak) Pelaut, berlaku. Konvensi ILO ini menegaskan hak-hak minimum yang harus didapatkan oleh pelaut di berbagai belahan dunia. TITF berpartisipasi dalam membuat draf konvensi tersebut, yang prosesnya selesai pada tahun 2006. Sekarang, setiap negara perlu mencermati konvensi tersebut untuk mengimplementasikannya dalam hukum dan prosedurnya sendiri. Hingga saat ini (Desember 2010), 10 negara secara resmi telah meratifikasi konvensi tersebut, tetapi lebih banyak negara diharapkan akan meratifikasinya pada tahun 2011. MLC akan berlaku 12 bulan setelah tanggal diratifikasinya oleh 30 negara yang mewakili 33 persen tonase pelayaran dunia. 10 negara yang meratifiasi telah mewakili sekira 46 persen dari armada pelayaran dunia. Menggarisbawahi kemajuan yang telah dicapai, Cleo Doumbai-Henry, direktur internasional standar perburuhan di ILO, mengatakan dalam kongres ITF di Mexico City, pada Agustus 2010 bahwa MLC dalam proses ratifikasi.
Konvensi Perburuhan Maritim(Maritime Labour Convention): apa fungsinya
Konvensi Perburuhan Maritim adalah Piagam Hak-Hak Pelaut, yang diperjuangkan oleh ITF dan afiliasinya. Ini memberikan hakhak dan perlindungan dasar bagi pelaut di tempat kerja. MLC menyatakan bahwa pelaut memiliki hak untuk: Sebuah tempat kerja yang menjamin keselamatan dan aman
www.itfseafarers.org
“
Ini adalah berita bagus untuk industri pelayaran — dan berita sangat bagus untuk 1,5 juta pelaut diseluruh dunia.
”
Ketentuan dan persyaratan kerja yang adil Kondisi tinggal dan kerja yang layak Perlindungan sosial seperti perawatan medis, perlindungan kesehatan dan kesejahteraan Ini merupakan sistim penegakan yang komprehensif, meski pelaut masih perlu melaporkan masalah-masalah terkait sistim ini agar dapat bekerja. Diantara ketentuan utama konvensi ini bagi pelaut adalah: Perjanjian kerja, yang memastikan kondisi kerja dan akomodasi di kapal, untuk
“Konvensi ini (Bill of Rights) mengkonsolidasikan dan mengupdate lebih dari 65 standar perburuhan internasional untuk pelaut yang telah diadopsi lebih dari 80 tahun sebelumnya,” ia berkata. Doumbia-Henry menjelaskan MLC sebagai konvensi jenis baru, karena “bergigi”dan menggabungkan prosedur pelaksanaan. Menyambut prospek pemberlakuan konvensi, Jon Whitlow, Sekretaris Seksi Pelaut ITF, mengatakan: “ini adalah berita bagus untuk industri pelayaran — dan berita sangat bagus untuk 1,5 juta pelaut diseluruh dunia.” Baik ITF dan ILO mengharapkan 30 negara akan meratifikasi MLC pada akhir 2011. Ini berarti bahwa semua negara bendera, negara pelabuhan dan negara pemasok tenaga kerja yang telah meratifikasi MLC harus mulai melaksanakannya pada tahun 2012. Jika negara meratifikasi MLC setelah pemberlakuannya di tahun 2012, maka mereka harus mulai melaksanakannya 12 bulan kemudian. Apa yang membuat MLC berbeda dengan konvensi perburuhan sebelumnya adalah karena ada banyak ketentuan yang lebih baik untuk ditegakkan. Semua ayat dalam MLC (pasal 5) menjelaskan bagaimana menegakkannya. Otoritas port state control
ditandatangani oleh pelaut dan pemilik kapal atau perwakilan pemilik kapal. Upah bulanan, secara penuh dan sesuai dengan perjanjian kerja dan perjanjian kerja bersama yang berlaku 14 jam waktu kerja dalam periode 24 jam, 72 jam dalam periode tujuh hari. Pemilik kapal menanggung biaya repatriasi pelaut jika terjadi kondisi sakit, luka, kapal rusak, kebangkrutan, kapal dijual, dsb. Persyaratan khusus untuk akomodasi tinggal dan fasilitas rekreasi —termasuk ukuran
minimal kamar, penghangat ruangan yang memuaskan, ventilasi, fasilitas sanitasi, penerangan/pencahayaan dan akomodasi perawatan. Akses perawatan medis yang cepat saat di kapal dan dipelabuhan. Download panduan ITF untuk Konvensi MLC, “Piagam Hak Pelaut”, dari www.itfseafarers.org/publicatio ns.cfm/detail/23556 atau email
[email protected] untuk meminta kopian. Tersedia dalam bahasa Cina, Inggris, Prancis, Rusia dan Spanyol.
Buletin Pelaut ITF 2011
31
Konvensi Perburuhan Maritim
Cleo Doumbia-Henry, International Labour Organisation, memaparkan tentang Konvensi Perburuhan Maritim dalam kongres ITF tahun 2010 di Kota Mexico.
(PSC) akan menginspeksi kapal untuk memastikan bahwa mereka mematuhi standar MLC dan mempunyai kewenangan untuk menahan kapal jika ditemukan ada masalah. Negara pelabuhan yang menjadi bagian dari Paris Memorandum of Understanding (Uni Eropa, Islandai, Norwegia, dan Kanada) telah membuat panduan untuk inspeksi kapal menurut MLC. Serikat pekerja, pelaut dan organisasi kesejahteraan akan memiliki wewenang untuk melakukan komplain terhadap inspektur PSC jika mereka khawatir tentang kondisi di atas kapal. MLC akan dimonitor oleh sebuah komite tripartit khusus, dimana ITF memainkan sebuah peran penting. Jika masalah muncul terkait bagaimana pemerintah mengimplementasikan atau menegakkan MLC, ITF dapat membawanya ke komite ini. Komite tersebut juga akan memiliki kewenangan untuk mengamandemen beberapa bagian dari MLC untuk membuat aturan-aturannya sesuai dengan perkembangan terbaru. Setelah konvensi ini berlaku, kapal dari semua negara akan menjadi subyek inspeksi di pelabuhan-pelabuhan di negara mana saja yang telah meratifikasinya. Kapal dapat ditahan jika mereka dianggap tidak memenuhi perangkat standar tersebut.
Satu kelompok pelaut yang berpeluang mendapatkan manfaat dari hak-hak baru ini sebagai akibat dari MLC adalah mereka yang dipekerjakan di kapal pesiar. Semua pekerja di atas kapal pesiar akan didefinisikan sebagai “pelaut” dan dilindungi oleh ketentuan MLC. Ini termasuk staf hotel, katering, dan layanan lainya yang pekerjaannya tidak hanya mengoperasikan kapal. Pengecualiannya hanya pada pekerja hiburan yang hanya tinggal dalam jangka waktu sebentar di atas kapal. Perubahan ini seharusnya memberikan pekerja kapal pesiar hak-hak baru. ITF mengharapkan banyak pengusaha kapal pesiar akan meningkatkan mutu akomodasi yang mereka tawarkan pada para pekerja kapal pesiar karena adanya standar minimum dari konvensi tersebut. Kapal harus mematuhi konvensi tersebut dengan cara memiliki Maritime Labour Certificate (Sertifikat Ketenagakerjaan Maritim) dan Declaration of Maritime Labour Compliance (Pernyataan Telah Memenuhi Standar Ketenagakerjaan Maritim) yang diterbitkan oleh negara bendera, yang harus ada di kapal untuk keperluan inspeksi dipelabuhan dinegara mana saja. Untuk informasi lebih lanjut kunjungi : www.itfseafarers.org/ILOMLC.cfm
ITF mendesak agar UU AS yang baru dapat segera direalisasi untuk memudahkan akses ke kapal.
MENDARAT
Hsangat ditingkatkan setelah
ak pelaut untuk mendarat di AS akan
penandatanganan RUU pada bulan Oktober 2010 oleh Presiden Barack Obama. UU Otoritas Penjaga Pantai menyediakan dana sebesar US$10,7 kepada Penjaga Pantai AS untuk anggaran tahun depan. UU ini juga menghendaki fasilitas dan terminal di sisi pantai untuk memungkinkan akses melalui terminal secara gratis bagi pelaut. Menurut UU ini, fasilitas yang ada harus menyediakan sebuah sistim bagi pelaut yang ditugaskan ke kapal di fasilitas tersebut, panduan-panduan dan perwakilan pelaut serta organisasi perburuhan untuk naik dan berangkat ke kapal melalui fasilitas tersebut dengan tepat waktu dan tanpa biaya bagi
32
Buletin Pelaut ITF 2011
individu tersebut”. Sekretaris Seksi Pelaut ITF Jon Whitlow berkomentar: “Ini adalah perkembangan yang paling disambut dan akan sangat dihargai oleh para pelaut. Hal ini diharapkan bahwa negara-negara lain akan mengikuti contoh AS dan memastikan persyaratan dalam International Maritime Ship and Port Facility Security Code terimplementasi dengan tepat.” Hak mendarat telah tertekan oleh langkah-langkah keamanan dunia baru yang muncul setelah serangan teroris 11/9 di AS tahun 2001. Sebagai konsekwensi dari International Ship and Port Facility Security Code (ISPS), para pelaut sekarang ini menjadi subyek baru atas peraturan keamanan yang ketat di pelabuhan. Mobilitas pelaut di sekitar pelabuhan bahkan akses ke telepon
umum dan pusat-pusat pelayanan kesejahteraan- sekarang ini dibatasi dengan sangat ketat. Dipelabuhanpelabuhan di AS, dengan adanya ISPS, cuti darat tidak diberikan pada pelaut asing tanpa visa. Ada garansi yang lebih besar terkait hak mendarat jika proposal baru untuk sebuah dokumen identitas pelaut diratifikasi dan diimplementasikan. Konvensi ILO 185 tentang Dokumen Identitas Pelaut dapat memperbaiki situasinya dengan memastikan bahwa semua pelaut yang benar/diakui memiliki dokumen identitas yang sangat aman yang diakui di seluruh dunia. ITF mengkampanyekan rafitikasi penuh terhadap Konvensi 185 dan memantau akses pelaut untuk mendarat melalui sistim pelaporan internasionalnya.
www.itfseafarers.org
Seafarers’ Rights International
Mengapa para pelaut di dunia saat ini membutuhkan perlindungan hukum?
Jurnalis Maritim Internasional Sean Moloney menjelaskan peran lembaga Seafarers’ Rights International yang baru
P
elaut modern menghadapi berbagai tantangan kehidupan di laut. Kondisi rawan dan meningkatnya ancaman perompakan, sampai penelantaran oleh pemilik kapal yang jahat, dan mereka menghadapi kemungkinan kriminalisasi kasus-kasus kecelakaan bahkan ketika mereka telah melaksanakan tugas mereka sesuai dengan surat perjanjian. Mencari tahu terobosan sebagai cara untuk terhindar dan memperjelas hukum yang membingungkan dan mendukung peran pelaut adalah tugas Seafarers’ Rights International (SRI) yang didukung oleh ITF — sumberdaya yang inovatif yang didedikasikan untuk memajukan perlindungan hukum pelaut di seluruh dunia. Diluncurkan pada akhir September 2010 dan berbasis di London, lembaga yang baru ini akan
Kebanyakan ketakutan terhadap ancaman hukum Lebih dari 90 persen pelaut rentan terhadap tuntutan kriminal dalam pekerjaan mereka, hal ini berdasarkan penelitian ditahun 2010 oleh British/Dutch Officers’ Union Nautilus International. Dua-pertiga anggotanya yang ditanya oleh serikat pekerja tersebut juga berkata bahwa mereka takut menghadapi tuntutan hukum terhadap mereka.
dipimpin oleh pengacara internasional Deirdre Fitzpatrick sebagai Direktur Eksekutif.Ia akan didukung sebuah dewan penasehat yang terdiri dari para pakar dari industri pelayaran dan hukum dunia. SRI bertujuan untuk memajukan hak dan kepentingan pelaut. SRI tidak untuk menangani www.itfseafarers.org
kasus-kasus pelaut karena sudah banyak yang melakukannya, akan tetapi akan menyediakan dukungan legal strategis yang berkontribusi pada agenda politik, industri, kampanye dan lobi yang bertujuan untuk promosi, perlindungan dan penegakan hak pelaut seluruh dunia. Disamping riset, SRI juga melakukan pendidikan dan pelatihan serta menyediakan alat yang akan memberdayakan pelaut tersebut dan mereka yang bermaksud melindungi pelaut melalui perangkat legal. Didanai oleh dana hibah awal dari sumbangan Yayasan Pelaut ITF , SRI adalah sebuah organisasi independen yang akan mencoba bekerjasama dengan semua pemangku kepentingan di industri ini dengan kepentingan untuk perlindungan bagi pelaut. Websitenya akan diluncurkan pada 25 Juni 2011, pada “Hari Pelaut” Organisasi Maritim Internasional.
“
Pelaut menghadapi masalah tuduhan kriminal, penelantaran, perompakan, luka dan kematian, upah yang tidak dibayar dan akses ke darat
”
Ketua Tim
Deirdre Fitzpatrick (kiri) adalah Direktur Eksekutif Seafarers’ Rights International. Dia terlatih sebagai pengacara dinegaranya Irlandia sebelum bekerja untuk sebuah firma pengacara internasional di London selama beberapa tahu. Ia bergabung dengan ITF pada tahun 1994 untuk mengepalai layanan hukum ITF.
Mengapa SRI dibutuhkan? DF: Pelaut membutuhkan saran yang terkini, praktis dan relevan untuk membantu mereka menemukan solusi terkait tumbuh dan meningkatnya jumlah persoalan hukum yang kompleks yang mereka hadapi. Mereka juga membutuhkan pengacara dan penasehat ahli untuk membantu masalah-masalah hukum mereka.
Apa saja masalahnya? DF: Termasuk tuduhan kriminal, penelantaran, perompakan, luka dan kematian, gaji yang tidak dibayar dan akses ke darat.
Apa perubahan yang dapat diberikan SRI untuk kehidupan pelaut? DF: SRI utamanya adalah pusat riset dan dari riset ini, kami berencana memproduksi pedoman praktis terkait masalah hukum. Ini tidak hanya membantu serikat pekerja dan pusatpusat pelayanan pelaut tetapi juga akan berguna buat pelaut itu sendiri. Hasil kajian SRI akan digunakan untuk semua organisasi dan agenda yang kepentingannya untuk hak pelaut dan, khususnya, pelaut juga membutuhkan saran yang mudah dipakai.
Mengapa panduan seperti itu penting? DF: Hak ketenagakerjaan pelaut adalah kompleks karena mereka seringkali berada di wilayah abu-abu antara hukum maritim internasional dan hukum ketenagakerjaan nasional. Sehingga bantuan ahli hukum diperlukan untuk mengarahkan hal yang berada dalam wilayah yang sangat sulit. Bagaimana SRI memilih prioritasnya dan melakukan operasi hariannya? DF: Termasuk dalam dewan penasehat SRI adalah perwakilan serikat pekerja, organisasi kesejahteraan, institusi akademik, pengacara maritim dan pemilik kapal. Mereka akan menentukan prioritas umum. Staf SRI akan bekerja dengan universitas dan lainnya untuk mengimplementasikan program kerja tersebut. Selain saya, ada tiga periset, satu orang Filipina, satu Spanyol dan satu lagi AS/Romania.
Buletin Pelaut ITF 2011
33
Pelaut dan Buruh BM bergabung untuk kampanye “kapal feri yang Adil” di Eropa
Minggu aksi ITF menekankan kebutuhan akan suatu kebijakan Uni Eropa menyangkut kapal-kapal feri dan aturan yang melingkupi sektor vital industri maritim Eropa.
S
erikat pekerja pelaut dan serikat buruh B/M bergabung bersama untuk minggu kampanye tersebut di bulan September 2010, meminta tindakan UE untuk mengakhiri praktek-praktek yang tidak adil. Hal ini diperlukan, kata serikat pekerja, karena kondisi kerja dan upah yang tidak setara di sektor ini dan karena pelaut digunakan untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh buruh B/M yang terlatih. Anggota serikat pekerja di Belgia, Prancis, Irlandia, Belanda dan UK menargetkan kapal feri penumpang dan barang saat minggu aksi tersebut. Mereka menyerukan apa yang disebut oleh koordinator kampanye ITF Norrie McVicar sebagai “ambang batas kelayakan” dalam upah minimum bagi semua pelaut, bersama dengan perlindungan kesehatan dan keselamatan yang layak serta penghormatan bagi pekerjaan B/M. Selama minggu tersebut, peserta dari buruh B/M berbicara kepada kru, penumpang dan pemilik kapal tentang bahaya yang ada ketika pelaut melaksanakan pemuatan dan pemadatan barang. Kampanye mulai dengan reli dan demonstrasi di luar kantor Stena Line di Hook of Holland. Sementara itu, buruh B/M melobi sopir kargo di terminal Killingholme perusahaan di Inggris. Delegasi Inggris dan Irlandia melakukan perjalanan untuk melakukan protes di Belanda dari Harwich di Stena Britannica dan, saat di kapal, bertemu dengan kru dan penumpang untuk memberitahukan kepada mereka tentang kerja ITF dan serikat pekerja afiliasinya yang terlibat dalam kampanye kapal feri dan untuk menjelaskan mengapa Stena Line menjadi target terkait perlakuannya terhadap warga negara dari selain UE.
M
ereka juga mengumpulkan tanda tangan untuk sebuah petisi yang meminta perusahaan feri tersebut menghormati hak semua pekerja untuk diwakili oleh serikat pekerja. Petisi tersebut memiliki dua permintaan utama: Berhenti memaksa kru untuk melakukan pekerjaan B/M
34
Buletin Pelaut ITF 2011
www.itfseafarers.org
Kiri: para pelaut dan buruh B/M melaksanakan minggu kampanye “ kapal penyeberangan yang adil”di pelabuhan Hull di Britania. Searah jarum jam dari atas: anggota kru kapal feri dan buruh B/M di Zeebrugge, Belgia, pertemuan bersama antara pelaut dan buruh B/M di Zeebrugge dan juru kampanye ITF di Hook, Holland, di luar kantor Stena Line di dalam pelabuhan dan pelabuhan Immingham, Inggris.
Apakah anda bekerja di kapal feri atau ro-ro di Eropa? Informasikan kepada kami jika anda diminta untuk melakukan pekerjaan buruh B/M di kapal anda. Beritahu kami pekerjaan apa,dimana dan kapan hal tersebut terjadi, bersama dengan nama kapalnya.
Juga hubungi kami jika anda bekerja di kapal dan anda merasa kondisi dan ketentuan kontrak anda di bawah standar yang dapat diterima. Anda dapat menyampaikan informasi tanpa menyertakan nama jika sulit bagi Anda untuk melangkah ke depan.
Hubungi ITFdengan sms ke +32486123890 atau email
[email protected] Mempekerjakan semua pelaut dengan standar yang setara dan adil.
L’Audace berbendera Spanyol — sebuah kapal yang diketahui oleh serikat buruh B/M Belgia yang meminta krunya untuk kegiatan pengikatan kargo di pelabuhan-pelabuhan Eropa dan di laut - tiba di Zeebrugge pada hari yang sama. Dalam kegiatan bongkar muat ditemukan para kru sedang melepaskan ikatan kargo sebelum kapal tiba. Serikat buruh Belgia kemudian bertemu otoritas pelabuhan dan melakukan aksi, tiga hari berikutnya didukung oleh para buruh B/M di pelabuhan Southhampton, saat kapal tersebut melakukan bongkar muat disana. Perusahaan setuju untuk bicara dengan serikat buruh untuk mencegah situasi yang sama agar tidak terulang. Minggu tersebut juga menjadi saksi serikat pekerja pelaut Inggris RMT mempersiapkan aksi menentang perlakuan Stena Line terhadap praktek buruh murah — yang termasuk membayar beberapa dari pelaut
www.itfseafarers.org
berkebangsaan Filipina hanya 2 Euro per jam. McVicar berkata: “inisiatif kampanye selanjutnya akan berlanjut untuk menargetkan Stena Line, dan afiliasi ITF juga menunggu kabar dari Northlink Ferries, Seatruck Ferries dan Fastnet Line Ferries sehubungan dengan tujuan kebijakan yang sama. “ITF dan kepanjangan tangannya di Eropa, ETF (FederasiBuruh Transportasi Eropa), sekali lagi meminta Komisi Eropa untuk membuka kembali diskusi tentang Direktif Pengawakan Feri Penumpang yang dicabut pada 2004.”
M
cVicar menjelaskan bahwa Uni Eropa telah gagal untuk mengambil tindakan dalam mengatasi permasalahan keselamatan sejak terjadinya bencana pada 1990an yang melibatkan Scandinavian Star dan Estonia, dengan hilangnya lebih dari 1000 jiwa. Pada tahun 2000 Komisi Eropa menerbitkan sebuah draf direktif untuk menangani beberapa permasalahan tersebut tetapi dihentikan oleh Dewan Menteri dan dicabut pada tahun 2004. Ia melanjutkan: “peluncuran kampanye ini merefleksikan frustasi 10 tahun yang terbuang percuma sejak Komisi Eropa mengusulkan sebuah direktif untuk layanan penumpang yang menggaransi hak dan kondisi kerja yang setara bagi kru UE maupun selain UE, dan menangani permasalahan-permasalahan keselamatan yang diangkat terkait pengerjaan/perekrutan kru multibahasa dan multinasional. Direktif yang diusulkan tersebut dibatalkan setelah lobi intensif para pemilik kapal. Ia menambahkan: “hasilnya adalah hilangnya pekerjaan selama satu dekade, dengan pengurangan kru dan pengurangan lagi terhadap kru yang sudah lama bekerja, dan kemudian diganti, dengan personil non UE yang lebih murah, banyak dari mereka sekarang sedang didorong untuk melakukan pekerjaan menangani kargo yang seharusnya selalu menjadi bagian dari para buruh B/M yang terlatih dengan keselamatan.” Michel Claes, Sekjen Seksi Maritim dari
Bergabung di-akun facebook kami
Salah satu inisiatif dalam pelaksanaan kampanye adalah memanfaatkan situs jaringan sosial. Dengan nama akun facebook “Dockers Seafarers”. Lihat www.facebook.com/dockers.seafarers. Lebih dari 1.000 buruh B/M dan pelaut sudah bergabung dalam akun ini. Juga dapat mengakses blog Fair Ferries Campaign: http://fair-ferries.blogspot.com serikat buruh ACV Transcom Belgia, berkomentar: “Para pelaut, seringnya dari luar Uni Eropa, diminta untuk mengambil alih pekerjaan buruh B/M. Ini adalah ‘dumping’ sosial. Serikat buruh disiapkan dan siap untuk menghentikan ini, dan inspeksi yang lebih ketat terhadap kapal akan berlangsung di masa depan.” Serikat pekerja mendesak kampanye kapal Feri yang Adil untuk dilanjutkan pada tahun 2011 dan sesudahnya. Inisiatif kampanye lebih lanjut akan fokus pada perusahaan feri dan roro dimana dumping sosial dan kegiatan penangan kargo/bongkar muat barang oleh kru terjadi.
S
ebagai penanda dari hal yang akan terjadi di masa yang akan datang, Grand Benelux yang berbendera Italia, dimana kegiatan bongkar muatnya dilakukan oleh kru diperiksa dengan teliti ketika kapal tersebut ditelepon di Antwerp beberapa hari setelah minggu aksi tersebut, untuk dilakukan pemeriksaan dari serikat buruh. Mereka mencatat bahwa kru Grimaldi Lines sering diinstruksikan untuk melakukan kegiatan bongkar muat barang, baik di laut maupun di pelabuhan-pelabuhan dimana para buruh B/M tersedia. Perusahaan tersebut diberitahu bahwa hal ini tidak dapat diterima dan, tekanan selanjutnya dari serikat buruh B/M Unite di Inggris, setuju terhadap negosiasi untuk mendiskusikan masalah-masalah.
Buletin Pelaut ITF 2011
35
Yayasan Pelaut ITF
30tahun melayani parapelaut
TRANSPORTASI:Smobil van pusat pelayanan pelaut bantuan Yayasan di Esbjerg, Denmark
Pada tahun 1981 ITF Seafarers’ Trust lahir, yang berarti 2011 menjadi hari jadinya yang ke 30. Apa itu ITF Seafarers Trust (Yayasan Pelaut ITF) dan apa yang telah dilakukannya untuk para pelaut dalam 30 tahun? Mengapa pelaut perlu badan amal? TOM HOLMER memberikan jawabannya.
D
KOMUNIKASI: Menelpon ke rumah dari fasilitas yang disediakan atas kerjasama ITF-Stella Maris di Santor, Brazil.
KUNJUNGAN:Chaplain J Simon Dharmaraj dari Mission to Seafarers yang didukung Yayasan mengunjungi sebuah kapal di Tuticorin, India.
alam 30 tahun terakhir, ITF Seafarers’ Trust telah menghabiskan lebih dari $200 juta untuk menyediakan fasilitas dan layanan bagi pelaut yang berkunjung ke pelabuhan-pelabuhan di 91 negara di seluruh dunia. Uang tersebut telah digunakan untuk pembangunan gedung, kendaraan transportasi pelaut, pusat-pusat pelayanan pelaut baru, asistensi dalam hal komunikasi dengan rumah dan pelatihan bagi orang-orang yang menemui pelaut di pelabuhan dan yang bekerja sama dengan keluarga pelaut — semuanya tidak bersifat komersil. ITF Seafarers’ Trust adalah badan amal yang berbasis di Inggris. Di samping mendapatkan donasi dana langsung dari ITF, lembaga ini juga mendapatkan uang, yang mau tidak mau harus dibayarkan sebagai, pajak untuk pemerintah Inggris. Sebagai gantinya, uang tersebut dibelanjakan untuk pelayanan bagi para pelaut. Sejalan dengan ITF, Yayasan ini melihat pelaut sebagai orang profesional, yang bekerja keras membuat kontribusi vital bagi perdagangan dunia dan menyediakan keperluan-keperluan bagi kehidupan untuk kita semua. Kami paham kebutuhan mereka akan fasilitas komunikasi, transportasi ketika kapal tiba di pelabuhan, penyambutan di pelabuhan setelah perjalanan panjang dan keperluan untuk ke darat dan melihat sesuatu dan tidak hanya berada di dalam kapal. Uang yang diberikan Yayasan kepada organisasiorganisasi seperi Mission to Seafarers, Stella Maris dan Sailors’ Society membantu untuk memfasilitasi penyambutan di darat. Kami paham bahwa hidup di laut menjadikan mereka terisolasi dalam hal kontak dengan teman dan keluarga — sesuatu yang dianggap biasa oleh para pekerja di darat. Komunikasi bagi para pelaut adalah satu bidang prioritas bagi Yayasan. Dalam lima sampai 10 tahun, kami berharap bahwa kebanyakan pelaut akan dapat berbicara dengan keluarga mereka setiap hari dari kapal, baik di laut maupun di pelabuhan, tanpa dipungut biaya. Sekarang hal tersebut adalah sesuatu yang
memungkinkan dan telah berlangsung di beberapa kapal, tetapi kami ingin mencoba membuatnya menjadi kenyataan bagi semua pelaut. Sebelum komunikasi kru ditangani secara benar di kapal, Yayasan akan terus bekerja meningkatkan akses wi-fi di pelabuhanpelabuhan. Kami akan melakukan ini dengan cara meletakkan alat di kapal melalui pengunjung kapal untuk membantu komunikasi saat kapal berada di pelabuhan atau dengan membayar instalasi zona nirkabel di pelabuhan sehingga pelaut dapat terkoneksi menggunakan laptop mereka sendiri langsung dari kapal tanpa perlu menggunakan alat lain. Transportasi di pelabuhan masih dibutuhkan banyak pelaut. Beberapa pemilik kapal menyediakan pelaut dengan akses kendaraan saat kapal ada di pelabuhan. Tetapi sekarang ini hanya sebagian kecil saja yang sudah ada. Mendarat menjadi lebih sulit untuk diberikan ijin, pada saat yang sama mereka diminta untuk bekerja pada saat kapal sandar. Masih diakui sebagai hal yang perlu bagi kebaikan pelaut untuk keluar kapal. Hal ini yang mendorong mengapa Yayasan terus mengalokasikan banyak uang untuk kendaraan yang akan melakukan tersebut bagi sebanyak mungkin pelaut. Yayasan bekerja dengan organisasiorganisasi lain untuk membantu persoalanpersoalan yang timbul dari pengkriminalisasian pelaut, dimana pelaut selama masa kerja profesional mereka dihukum dengan sistim hukum yang mereka tidak pahami dan yang tidak paham dengan situasi para pelaut. Kami mencoba membantu para pelaut yang terjebak dalam situasi-situasi seperti ini.
Y
ayasan juga peduli dengan kesehatan pelaut. Melalui program seperti Program Informasi Kesehatan Pelaut kami telah mengeluarkan uang untuk mendapatkan pesan yang akan bermanfaat bagi kesehatan pelaut di atas kapal dan diinginkan oleh industri ini. Materi-materi ini terdiri dari poster, DVD, booklet dan manual. Kami telah menyediakan materi-materi tersebut untuk para pengusaha dan organisasi internasional yang memahami pentingnya kebaikan diri pelaut dalam hal makanan dan perlindungan terhadap penyakit (malaria, penyakit jantung, HIV dst) melalui pendidikan dasar. Kami berusaha keras untuk menambah pengunjung kapal yang akan dapat menjadi penghubung dengan darat bagi para pelaut yang tiba di sebuah negara baru; kami sedang melakukan riset untuk melihat apa yang dibutuhkan pelaut dan apa yang dibutuhkan oleh pekerja kesejahteraan yang bekerja membantu pelaut. Kami juga sedang bekerja untuk membuat pelabuhan menjadi tempat yang lebih baik bagi para pelaut. Beritahukan kepada kami apa yang anda suka dari hal-hal yang telah dilakukan oleh Yayasan dan apa yang anda ingin kami lakukan di masa depan. Hubungi:
[email protected] dan kunjungi website kami: www.itfglobal.org/seafarers-trust Tom holmer adalah Administrative Officer dari ITF Seafarers’ Trust
www.itfseafarers.org
Wikimedia Commons
Bencana di-rig minyak Deepwater Horizon menyebabkan hilangnya 11 nyawa dan polusi minyak yang merusak Teluk Meksiko ditahun 2010. Anjungan pengeborannya terdaftar di Kepulauan Marshall, salah satu negara bendera kemudahan (FOC) terkemuka. Rig tersebut dimiliki Transocean tetapi disewa oleh BP meledak pada tanggal 20 April. Anggota Kongres AS menuduh Transocean telah mencoba menghindari standar keamanan US Coast Guard dengan mendaftarkan anjungan tersebut dinegara bendera kemudahan dan tidak dengan bendera AS.
Kejadian ini bisa terulang
Mexico berusaha keras untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi cadangan minyak dan gas dilaut lepas pantainya — tetapi tanpa pelatihan teknis yang diperlukan bagi para pekerja yang dipekerjakan dalam industri tersebut. Hasilnya, seperti diperingatkan Ana Lilia Perez(dalam gambar) dapat menjadi bencara yang mirip dengan meledaknya Deepwater Horizon BP di Teluk Meksiko tahun 2010. www.itfseafarers.org
H
ampir dua tahun berlalu sejak persetujuan diberikan untuk sebuah program energi yang Pemex (Petroleos Mexicanos) klaim akan mengekstraksi minyak mentah pada kedalaman lebih dari 500 meter di Teluk Meksiko. Program pelatihan yang masih dibutuhkan untuk personil yang ditugaskan pada operasi jenis ini, yang dianggap sebagai paling berbahaya dalam industri yang memang memiliki resiko tinggi, telah gagal untuk diwujudkan. Saat mempresentasikan proposal ke legislator federal/nasional meksiko, eksekutif Pemex mengatakan bahwa ada keperluan yang mendesak untuk menyiapkan sumber daya manusia untuk fase produksi baru ini. Tidak ada hal apapun yang terjadi sampai sekarang, meskipun operasi pengeboran sudah mulai dan empat rig sudah dioperasikan oleh perusahaanperusahaan swasta dan akan segera mulai kerja. Jika ini berlanjut dengan cara seperti ini mungkin akan berakibat kecelakaan yang jauh lebih serius dari bencana Deepwater Horizon BP. Ini adalah pendapat dari perwakilan industri lepas pantai yang bertemu pada bulan Agustus 2010 di Mexico City untuk mendiskusikan kondisi pekerja di industri tersebut sebagai bagian dari kongres ITF. Pakar dari Norwegia, Inggris dan Brazil, negara-negara dengan pengalaman produksi perairan dalam, menyimpulkan bahwa Pemex belum mampu menangani isu-isu keselamatan di perairan dangkal, dimana pekerjaan dilakukan oleh subkontraktor-subkontraktor. Dan mereka mengklaim bahwa masalah utamanya adalah korupsi. “Perusahaan-perusahaan yang bekerja dengan Pemex beroperasi dengan mutu dan standar keselamatan yang sangat rendah karena mereka mengatakan hal tersebut adalah praktek yang dilakukan di Meksiko, begitulah cara Pemex
melakukannya,” kata Norrie McVicar, ketua kelompok Gugus Tugas Offshore ITF. “di sebuah pertemuan di sektor tersebut, banyak orang komplain bahwa mereka dipaksa bermain dalam praktek-praktek korupsi yang akan tidak dapat diterima kalau di negara-negara lain. Kesejahteraan pekerja, lingkungan dan aset-aset Pemex dipertaruhkan.” Para pimpinan ITF menjelaskan keprihatinan mereka setelah pertemuan dengan perwakilan Kementerian Energi Meksiko (SENER) dan Kementerian Perburuhan dan Kesejahteraan Sosial (STPS), dimana “saat itu jelas bagi kami bahwa mereka tidak tertarik atau peduli terhadap kondisi kerja yang kurang memadai di industri minyak meksiko tersebut”, papar Antonio Rodriguez Fritz, Sekretaris Regional ITF untuk kawasan Amerika.
Harga yang harus dibayar akibat kurangnya pengalaman
Kecelakaan yang melibatkan rig Deepwater Horizon, yang dimiliki oleh perusahaan Swiss Transocean yang disewakan ke BP, membunyikan bel alarm di industri perminyakan internasional, tidak hanya karena kematian 11 pekerja dan biaya akibat ledakan serta tenggelamnya rig dan 4,9 juta barel minyak yang tumpah hingga ke wilayah selebar 64 km ke tenggara sampai ke mulut Sungai Missisippi, tetapi karena BP seharusnya memberikan pelatihan terbaik dan standar keselamatan di industri tersebut. Menurut Norrie McVicar, laporan inspeksi menunjukkan tujuh faktor yang berkontribusiterkait kecelakaan tersebut, dua sebab kecelakaan adalah teknis dan lima adalah faktor manusia. 126 pekerja (79 dipekerjakan oleh
Buletin Pelaut ITF 2011
37
“
Lepas pantai
”
38
Buletin Pelaut ITF 2011
Julio Cesar Hernández
Pemotongan biaya’ termasuk tidak memberikan pekerja bahkan perlengkapan keselamatan dasar, seperti perlengkapan umum, tongkat, helm, sepatu boot dan kacamata keselamatan
Transocean, tujuh oleh BP dan 40 oleh perusahaan lainnya) tidak mendapatkan pelatihan yang cukup. “Mereka tidak disediakan komite kesehatan dan keselamatan yang layak yang mampu mengidentifikasi dan mengambil keputusan terkait masalah-masalah tersebut, mengelola resiko dan memperbaiki tepat pada waktunya.” McVicar menambahkan: “beberapa orang melihat kecelakaan ini dalam hal hilangnya nyawa manusia, yang lainnya melihat pada dampak ekologis. Kami melihatnya dalam hal apa yang akan terjadi di Meksiko. Sangat tinggi kemungkinannya bahwa kecelakaan seperti ini akan terjadi lagi, karena persoalan serius di industri ini, khususnya di Campeche Basin, sebuah area yang tenggelam dalam kubangan korupsi.
Harga yang harus dibayar akibat mengurangi biaya
Kecelakaan Deepwater Horizon menyoroti praktek-praktek yang dihubungkan dengan pelaksanaan pengurangan biaya di industri minyak-semua dilakukan untuk meningkatkan profit/keuntungan mereka. Banyak perusahaan merekrut tenaga kerja murah daripada personil spesialis dan mengabaikan perawatan instalasi mereka, klaim pusat penelitian perburuhan Meksiko CERL (Centro de Estudios de Reflexion Laboral). Seperti inilah kebanyakan kontraktor dan subkontraktor Pemex beroperasi, khususnya di ladang minyak lepas pantai, dimana secara praktis tidak ada otoritas pengawas. “Pemotongan biaya” termasuk tidak memberikan para pekerja dengan perlengkapan keselamatan dasar, seperti peralatan umum, tongkat, helm, sepatu boot dan kacamata pelindung. Ini melibatkan perekrutan tenaga kerja murah, termasuk anak-anak dan orang yang tidak tahu apa yang harus dilakukan di pekerjaan saat awal, sebagaimana dengan kasus kecelakaan rig Usumacinta Pemex pada Oktober 2007 di Teluk Meksiko yang menewaskan 21 pekerja. Akibatnya adalah seringnya terjadi kecelakaan. Sangat tidak mungkin untuk menghitung biaya terkait hilangnya nyawa manusia dan kerugian finansial karena kerahasiaan resmi yang melingkupi kecelakaan tersebut. Ini semua didokumentasikan oleh ITF di dalam laporannya: “Campeche Basin, Paradigma Eksploitasi Perburuhan”, yang diserahkan kepada Organisasi Perburuhan Dunia (ILO) pada tahun 2009 dan, di Meksiko, ke sebuah pertemuan dimana SENER, STPS dan perwakilan Pemex berjanji untuk memperbaiki situasi tersebut. Setahun berikutnya, ITF mengatakan bahwa situasi tersebut belum berubah, “tetapi siapapun yang beroperasi di perairan dalam dengan kondisi-kondisi yang ada sekarang akan membahayakan pekerja, industri dan lingkungan, Antonio Rodriguez Fritz mengingatkan. Di samping paparan resiko terhadap pekerja yang ada di industri emas hitam tersebut terjadi sehari-hari, operasi-operasi perairan dalam juga melibatkan komplikasi lingkungan dan teknis.
Arus laut memindahkan struktur dan memproduksi vibrasi-vibrasi di pipa-pipa serta perlengkapan pengeboran. Temperatur yang berbeda antara permukaan, dasar laut dan wilayah yang dibor membuat komplikasi pemompaan cairan pemboran. Jika temperaturnya terlalu rendah, mereka akan mengubah zat-zat tersebut menjadi semen yang mengamankan tabung-tabung yang menghubungkan sumur minyak. Saat pengeboran, ada aliran gas dan air pada tekanan yang tidak normal yang sulit untuk dikendalikan. Perawatan dan inspeksi infrastruktur di bawah air harus dilakukan dengan robot karena manusia tidak dapat hidup di kedalaman ini. Logistik yang akurat dibutuhkan untuk tugas-tugas harian seperti memindahkan pekerja ke rig, sebuah operasi yang bahkan tidak dilakukan dengan aman dan efisien dalam perairan dangkal di Campeche Basin. Para pekerja hidup dalam ketakutan terhadap bencana karena kondisi kapal dan alat penggerak yang buruk dan kontraktor yang tidak berkapasitas yang menyewakan perlengkapan sedemikian rupa, sebagaimana dalam kasus peluncuran Seba’an yang tenggelam pada bulan Agustus 2010.
Bagaimana jika.....?
Norrie McVicar dari ITF merasa bahwa apa yang menjadi jelas untuk sebuah negara seperti Meksiko, yang ekonominya sebagian besar tergantung pada pendapatan minyak, “adalah bahwa pemerintah perlu mempromosikan pengakhiran korupsi dan penyediaan transparansi administrasi yang lebih besar, kontrak kerja, dan regulasi kondisi-kondisi kerja”. Jika tidak, Ia mengatakan, “perkembangan industri di perairan dalam akan menyoroti masalah-masalah ini”. Kami bertanya kepada McVicar tentang apa yang akan terjadi jika eksplorasi dan eksploitasi perairan dalam berlanjut ke depan tanpa memperbaiki semua kekurangan yang ada saat ini. “Jelas sekali. Ini akan mengarah pada keruntuhan industri utama Meksiko. Hari-hari minyak murah, ketika anda dapat mengeksplorasi dan mengeksploitasi minyak di perairan dangkal dengan biaya rendah, sudah berlalu. Hari-hari pengeboran diperairan dangkal sudah selesai. Dalam konteks konsumsi hidrokarbon yang berlanjut, perlu untuk mulai mengeksplorasi dan mengeksploitasi perairan dalam, yang lebih besar biayanya dan membutuhkan teknologi yang lebih canggih, tetapi juga membutuhkan standar keselamatan dan pelatihan yang akurat dan juga kondisi kerja yang adil bagi para pekerja. “ini karena, sebagaimana telah terbukti, faktor-faktor manusia sering menjadi biang kesalahan sebagaimana dalam kecelakaan BP.” Lihat video ITF “Oil on Troubled Waters: Berjuang untuk hak-hak serikatburuh di ladang minyak lepas pantai Meksiko”di: www.youtube.com/watch?v=NAOsUzmoVpE Versi yang lebih panjang dari artikel ini pertama muncul di Mexican News Magazine Contralinea bulan September 2010. Ana LiliaPerez adalah pemenang penghargaan sebagai reporter investigative.
www.itfseafarers.org
Justin Tallis/reportdigital.co.uk
Paparan: SkandalpelanggaranHAMpada kapal-kapalperikananilegal
O
perasi penangkapan ikan ilegal sering dicontohkan sebagai standar kondisi kerja yang terburuk dan laporan pelanggaran yang ekstensif. Investigasi yang didukung oleh ITF oleh Environmental Justice Foundation (EIF) telah mendokumentasikan kru di kapal-kapal penangkap ikan di sektor IUU (ilegal,tak terlaporkan dan tidak memenuhi regulasi) dari Industri yang bekerja dengan kondisi serupa perbudakan dan sehari-hari menghadapi eksploitasi dan pelanggaran. Dalam sebuah laporan “All at Sea: pelanggaran HAM di atas kapal-kapal penangkap ikan ilegal”, EIF mengungkapkan pelanggaran-pelanggaran HAM ini dan mendokumentasikan bagaimana kurangnya regulasi internasional, termasuk penggunaan bendera kemudahan (FOC), memungkinkan operator penangkap ikan ilegal untuk melanggengkan pelanggaran-pelanggaran ini dengan impunitas virtual.
Eksploitasi dan pelanggaran
Perlakuan yang mengerikan dan seringkali ilegal terhadap pekerja di atas kapal IUU termasuk eksploitasi finansial; perawatan kesehatan, makanan dan akomodasi yang buruk, keselamatan kapal yang buruk, pelecehan lisan maupun fisik, penyekapan; dan penelantaran. Kasus-kasus terburuk yang memenuhi definisi ILO terkait kerja paksa, termasuk penyekapan fisik, pemaksaan, penahanan dokumen identitas, dan upah tidak dibayar. Anggota kru di atas kapal IUU telah melaporkan bahwa mereka digampar, dipukul dengan batang logam, dilarang tidur, diipenjarakan tanpa makanan atau air, dipaksa terus bekerja setelah luka/cedera; kasus terburuk kekerasan termasuk pembunuhan. Dokumen perjalanan sering disita dan ditahan; kasus-kasus penelantaran juga dilaporkan. Pelanggaran terhadap upah yang adil dan yang suah dijanjikan adalah hal yang umum, khususnya penarikan “biaya agen” dan penahanan bayaran di akhir www.itfseafarers.org
Industri perikanan merupakan contoh nyata dari perlakuan tidak manusiawi di tempat kerja. Ini diungkapkan dalam laporan yang juga menghubungkan penyalahgunaan ini dengan aktifitas perikanan ilegal yang beroperasi dengan menggunakan bendera kemudahan.
periode kontrak. Anggota kru yang direkrut harus membayar hingga beberapa kali dari upah bulanan yang seharusnya mereka terima untuk dipakai membayar “biaya-biaya” ini, dan ada contoh-contoh yang dilaporkan terkait pelaut yang bekerja tanpa bayaran selama beberapa tahun. Mayoritas dari para laki-laki ini berasal dari negara berkembang, buta huruf, direkrut dari daerah pedesaan dimana pekerjaan langka dan tidak tahu apa yang sebenarnya mereka hadapi sekali mereka berada di atas kapal penangkap ikan ilegal dan ke tengah laut. Ketika investigasi EJF fokus pada kapalkapal penangkap ikan ilegal yang beroperasi di lepas Afrika Barat, permasalahan ini menjadi masalah global. Laporan “All At Sea” menyajikan studi kasus, termasuk beberapa yang didapatkan dari ITF dan United Nation Inter Agency Project on Human Trafficking (Proyek antar badan PBB terkait perdagangan manusia). Mereka menyoroti eksploitasi kru yang bekerja di kapal-kapal ikan ilegal dari kawasan yang terbentang di Asia Tenggara, Pasifik dan Samudra India, bahkan Antartika. Rossen Karavatchev dari Seksi Pelaut ITF, menyambut inisiatif EJF yang mengungkapkan pelanggaran-pelanggaran HAM terkait kapalkapal penangkap ikan “pembajak” yang ilegal.”ITF selalu mempertahankan bahwa ada kaitan yang tidak mungkin dipisahkan antara perikanan IUU dan kapal yang berlayar dengan bendera kemudahan(FOC), memungkinkan benificial owner untuk bersembunyi dan mempermudah operatoroperator yang jahat untuk menghindari peraturan dan menganiaya pelaut. Kami percaya bahwa negara-negara harus mengambil tanggung jawabnya secara serius dan memberantas IUU perikanan sebisa mungkin. Operasi penangkapan ikan ilegal dapat melanggengkan pelanggaran HAM sebagai akibat dari kegagalan penuh masyarakat
Buletin Pelaut ITF 2011
39
Perikanan internasional untuk meratifikasi instrumeninstrumen yang ditujukan untuk menciptakan ketentuan keselamatan dan ketenagakerjaan minimum untuk kapal-kapal penangkap ikan. Ketika dikombinasikan dengan penegakan yang buruk dari peraturan yang sudah ada oleh negara bendera, pemilik kapal dapat memungkinkan adanya penurunan kualitas kapal sehingga ini tidak terlalu berguna dan gagal menyediakan perlengkapan keselamatan. Karena kerangka kerja peraturan yang menangani kondisikondisi kerja di atas kapal ikan belum diadopsi, diratifikasi atau kurang ditegakkan oleh masyarakat internasional, secara esensi tidak ada kerangka kerja legal untuk melindungi pekerja di kapal penangkap ikan ilegal.
Peran dari bendera kemudahan.
Penggunaan bendera kemudahan (FOC) oleh kapal-kapal ikan IUU telah diidentifikasi sebagai masalah besar. Negara FOC secara umum kekurangan kapasitas dan keinginan untuk menegakkan UU perikanan dan ketenagakerjaan di kapal-kapal yang mengibarkan bendera mereka, yang akibatnya memudahkan tindakan-tindakan operator-operator penangkapan ikan IUU dengan cara meminimalisir resiko deteksi dan
hukuman. FOC dikenal sangat mudah, cepat dan murah untuk didapatkan, memungkinkan kapal-kapal pengkap ikan ilegal untuk mengibarkan kembali bendera dan mengubah nama beberapa kali dalam semusim untuk menghindari otoritas. Didukung oleh anak-anak perusahannya , perusahaan patungan dan pemilik tersembunyi, FOC-FOC sangat membatasi upaya untuk memerangi penangkapan ikan IUU, karena mereka membuatnya menjadi sulit untuk melokasir dan menghukum pemilik sebenarnya dari kapal-kapal yang menangkap ikan secara ilegal dan mengekspoitasi kru-krunya. Laporan EJF menyajikan kasus yang begitu menarik untuk pelarangan penggunaan FOC bagi kapal-kapal penangkap ikan (dan terkait kapal-kapal pendukung perikanan) sebagai alat untuk mendukung aksi internasional menghapuskan eksploitasi kru dan menangani defisiensi dalam peraturan internasional yang memperbolehkan mereka untuk melakukannya. EJF juga menyerukan konvensi ILO dan IMO yang ada yang menangani perlakuan terhadap kru, pelatihan dan keselamatan kapal untuk diratifikasi dan diimplementasikan oleh semua negaranegara pantai. Laporan “All at Sea”dapat anda lihat secara penuh di: www.ejffoundation.org/page682.html
KONVENSI PERBURUHAN DI INDUSTRI PERIKANAN
erikat-serikat pekerja S pada kongres ITF 2010 setuju tentang perlunya
upaya yang lebih banyak untuk melobi pemerintahpemerintah meratifikasi Konvensi Perburuhan di Industri Perikanan 188. Konvensi ini menggabungkan dan memutakhirkan kebanyakan instrumen penangkapan ikan ILO yang ada terkait kondisi kerja, terutama di kapal penangkap ikan besar. Ini perlu diratifikasi oleh 10 negara, termasuk delapan negara-negara pantai sebelum memulai proses pelaksanaan. Hingga sekarang, hanya satu negara yang telah meratifikasinya. Sementara itu pada bulan Oktober 2010, kepanjangan tangan ITF Eropa, ETF, dan Europeche, bermitra dalam komite dialog sosial sektoral
40
untuk perikanan laut dalam Uni Eropa, memulai negosiasi perjanjian mitra sosial untuk mengubah Konvensi ILO 188 menjadi UU UE. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kondisi kesejahteraan dan kerja di atas kapal dan memastikan perlakuan setara untuk semua profesional perikanan di Eropa tetapi juga mendorong anggota ILO dari negara-negara dunia ketiga untuk meratifikasi konvensi tersebut sesegera mungkin. Konvensi Perburuhan di Industri Perikanan diadopsi pada 2007 untuk menentukan standar perlindungan pekerja di sektor perikanan. Ini bertujuan untuk memastikan bahwa industry perikanan dapat: Memperbaiki Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Buletin Pelaut ITF 2011
(K3) dan perawatan medis di laut, dan pelaut yang sakit atau terluka menerima perawatan di darat. Menerima istirahat yang cukup bagi kesehatan dan keselamatan mereka. Mendapatkan perlindungan perjanjian kerja. Mendapatkan perlindungan kesejahteraan sosial yang sama sebagaimana pekerja lainnya. Ada juga langkahlangkah untuk memastikan kepatuhan dan penegakan konvensi tersebut. Kapal-kapal penangkap ikan besar yang melakukan perjalanan panjang dapat diinspeksi di pelabuhan asing untuk memastikan bahwa para penangkap ikan tidak bekerja di bawah kondisi yang berbahaya bagi keselamatan dan kesehatan mereka.
Christian Roos
Serikat-serikat Pekerja mendesak untuk hak-hak pekerja
Keselamatan dalam penanganan kontener
Seberapa aman boksboks ini?
“
Kelebihan berat maksimum dapat berakibat bahaya ketika kontainer ditangani di pelabuhan atau ditumpuk di atas kapal — khususnya dalam hal dimana kontainer berat ditempatkan di atas kontainer yang ringan.
”
Oleh Frank Leys ITF dockers’ section secretary
Hampir setiap orang yang bekerja di industri transportasi berhubungan dengan kontainer khususnya pelaut, buruh B/M dan pekerja transportasi darat dan kereta api. Meskipun laporan kecelakaan telah meningkat dalam tahun-tahun belakangan, keselamatan kontainer belum diberikan perhatian sepantasnya. ITF dan serikatserikat pekerja anggotanya sekarang menginginkan setiap orang yang berada di sektor transportasi untuk menjadikan keselamatan kontainer sebagai prioritas. BKarena kontainer adalah unit-unit tertutup, tidak seorangpun yang tahu apa yang ada di dalamnya. Jadi kita tidak dapat memeriksa apakah isinya tersusun dengan rapi, dengan pengamanan yang baik dan berapa berat kontainer tersebut. Kondisi seperti ini bisa berbahaya bagi pekerja transportasi, contohnya mereka yang bertanggung jawab untuk mengangkat kontainer dan memuatnya di atas kapal, atau mereka yang harus membawanya melalui laut dari pelabuhan ke pelabuhan. Itu sebabnya serikat pekerja yang mewakili pelaut dan buruh B/M mendesak ILO untuk menanyakan mengapa banyak aturan dan peraturan terkait kontainer tetap saja diabaikan atau tidak diimplementasikan. Jika peraturan International Maritime Organization (IMO) yang mengatur tentang kontainer dihormati, serikat pekerja tidak akan punya keprihatinan terkait hal itu. Tetapi, sangat umum barang-barang dan zat-zat berbahaya tidak dinyatakan. Hal serupa, kami secara teratur menemui kasus-kasus kontainer yang, menurut manifest nya, harusnya kosong — tetapi beratnya, ketika diperiksa, melebihi 20 ton.
Berat yang benar
Berat adalah hal yang penting. Berat kontainer yang sebenarnya sering tidak sama dengan apa yang dinyatakan dalam dokumen yang menyertainya. Melebihi berat kotor maksimum dapat mengakibatkan bahaya ketika kontainer tersebut ditangani di pelabuhan atau ketika disusun di kapal — khususnya dalam kasus dimana kontainer berat ditempatkan di atas kontainer yang lebih ringan atau dimana berat total kontainer di atas kapal lebih besar dari apa yang ditunjukkan dalam rencana bongkar muat barang. ITF bekerja sama dengan semua stakeholder kunci dalam industri transportasi untuk menemukan aksi terkait keselamatan kontainer. Mereka termasuk organisasi-organisasi internasional yang
Buletin Pelaut ITF 2011
41
Keselamatan dalam penanganan kontener
Tidak kekurangan regulasi
Regulasi International Maritime Organisation yang mengatur transportasi kontainer: Konvensi Keselamatan Jiwa di Laut.
Konvensi internasional untuk Keamanan Kontainer.
Peraturan Prosedur Keamanan untuk Penyusunan dan Pengaturan Muatan. Peraturan Internasional BarangBarang Berbahaya Angkutan Laut.
Protocol tentang Persiapan, Respon dan Kerjasama untuk Insiden-Insiden Polusi oleh Zat-Zat Berbahaya dan Beracun.
Regulasi untuk Pencegahan terhadap Polusi oleh Zat-Zat Berbahaya yang Dibawa melalui Laut dalam Bentuk Paket.
Konvensi Pertanggungjawaban Polusi.
Regulasi internasional lain tentang transportasi kontainer termasuk : Organisasi Pabean Dunia (World Customs Organisation)Konvensi Pabean; UNECE (Komisi Ekonomi PBB untuk Eropa), Konvensi Pengiriman Bahan Makanan yang Mudah Rusak (Convention on the International Carriage of Perishable Foodstuffs); Konvensi Pertanggungjawaban Kargo (Cargo Liability Convention); dan Regulasi UNECE DG (Barang-Barang Berbahaya)
42
Buletin Pelaut ITF 2011
mewakili pengirim, perusahaan pengiriman, operator pelabuhan, bandar, jalan raya serta kereta. Kami juga bekerja sama erat dengan gerakan serikat pekerja internasional, karena serikat pekerja mewakili kaitan terlemah dalam rantai transportasi kontainer — para pekerja tersebut dapat menjadi korban kecelakaan karena menangani kontainer yang tidak aman. Indikasi pengabaian keselamatan kontainer adalah fakta bahwa statistik yang komprehensif tentang kecelakaan tidak tersedia; singkatnya, tidak tersedia baik di tingkat internasional maupun nasional. Apa yang kita punyai adalah banyaknya bukti cerita-cerita orang terkait kecelakaankecelakaan serius. Dan kita punya survei IMO 2008 tentang kontainer dengan konten berbahaya, yang menemukan bahwa 5 persen dari kontainer-kontainer tersebut adalah tidak benar. Yang sangat mencengangkan adalah bahwa ini berarti 15.000 kontainer yang tidak benar dengan konten yang berbahaya ditransportasikan pada saat yang sama.
Temuan Survei
Survei yang lebih terkini terhadap perusahaan ekspedisi di Inggris menemukan bahwa hanya 15 persen dari mereka menggunakan panduan IMO dan ILO tentang pengepakan kargo. Tujuh puluh tujuh persen dari mereka bahkan tidak tahu tentang panduan tersebut. Hasil dari survei ini menunjukkan tren yang menganggu dari kontainer yang dimuat dalam banyak kasus oleh orang yang belum mendapatkan pelatihan dengan benar dan tidak tahu aturan dan peraturan yang benar. Sebagaimana upaya yang lebih besar oleh otoritas nasional dan internasional
untuk menegakkan peraturan keselamatan kontainer, apa yang diinginkan ITF adalah rantai pertanggungjawaban yang jelas untuk penumpukan dan lalu lintas kontainer. Ini akan memungkinkan pihakpihak yang mengabaikan untuk dimintai pertanggungjawaban setelah terjadinya kecelakaan dan harus membayar biayabiaya perbaikan dan kompensasi.
“
Hasil dari survei ini menunjukkan tren yang menganggu dari kontainer yang dimuat, dalam banyak kasus, oleh orang yang belum mendapatkan pelatihan dengan benar dan tidak tahu aturan dan peraturan yang benar
”
www.itfseafarers.org
KECELAKAAN s u r a h KAPAL t u Para pelagetahuinya! men
Jika kapal anda mengalami kecelakaan, anda harus tahu bahwa ada aturan internasional yang mengatur tentang bagaimana anda harus diperlakukan secara wajar dalam suatu penyidikan dan/atau ditahan oleh penyidik akibat kecelakaan tersebut. Aturan tersebut merupakan petunjuk bersama IMO/ILO tentang Penanganan yang layak terhadap pelaut dalam peristiwa kecelakaan kapal. Aturan tersebut mengatur bahwa pelaut harus diperlakukan secara layak oleh pemerintah setempat dimana kecelakaan terjadi, negara bendera kapal, negara asal pelaut dan pemilik kapal. Sangat penting bagi anda untuk memahami hakhak anda yang diatur dalam petunjuk ini sehingga jika anda disidik atau ditahan akibat suatu kecelakaan kapal, anda sudah paham apa yang harus anda perbuat dan apa keinginan anda.
Jika anda disidik tentang suatu kecelakaan yang menimpa kapal anda :
Apabila anda menganggap perlu, mintalah didampingi pengacara sebelum anda menjawab setiap pertanyaan atau membuat pernyataan apapun kepada para penyidik baik itu dari pemerintah dimana kecelakaan itu terjadi atau dari negara bendera kapal, sehingga anda tidak membuat suatu kesalahan yang nantinya akan dipakai melawan anda dengan tuduhan criminal atau dalam proses hukum lainnya. Hubungi perusahaan anda dan/atau serikat buruh anda untuk mendapatkan saran-saran atau bantuan.
Pastikan bahwa anda memahami betul semua yang anda katakan.
Informasi lengkap tentang Fair Treatment Guidelines dapat diakses di : www.itfglobal.org/fairtreatment atau www.marisec.org/fairtreatment
Jika anda merasa tidak mengerti sesuatu apapun : • mintalah kepada penyidik untuk menghentikan pertanyaannya. • mintalah bantuan penerjemah apabila anda membutuhkan.
Sangat penting bagi anda untuk pertama-tama melindungi diri anda. Selanjutnya ikutilah saran-saran yang diberikan oleh perusahaan, serikat buruh atau pengacara anda, dan yang paling penting, keterangan yang anda berikan kepada para penyidik harus berdasarkan sukarela.
Lindungi kepentingan anda dalam suatu kejadian kecelakaan kapal Bacalah panduan tentang perlakuan yang layak bagi anda Pahami hak-hak anda Jika tidak mungkin, mintalah bantuan!
da n a e n i l n o n a h a g Persing
Website untuk pelaut dari sumber terpercaya Penjelasan tentang hak-hak anda
Dapatkan informasi terkait kapal anda
Pelajari dimana mendapatkan bantuan pada saat ada masalah
Temukan apa yang dapat dilakukan oleh serikat pekerja/buruh untuk anda
Online dengan rekan pelaut
Menghubungi ITF