06 Januari 2016
DAILY REPORT
NEWS HEADLINES
JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART
• TLKM siap masuki bisnis ICT outsourcing • ANTM siapkan belanja modal Rp 2 triliun dan pakai dana PMN • Konsorsium TINS mendapatkan tawaran pinjaman Rp 2 triliun • Anak usaha ENRG peroleh pinjaman USD 60 juta • NRCA targetkan kontrak baru Rp 4,5 triliun • KLBF anggarkan Rp1,5 triliun • KAEF siapkan capex Rp 1 triliun pada 2016 • RANC jual 70% saham BNL ke PT. Tiga Mitra Retail senilai Rp 9,8 miliar • KINO targetkan laba tahun 2016 sebesar 44% YoY, penjualan 19% YoY • SSIA akan tambah lahan 500 ha di Subang pada tahun 2016 • SSIA akan gandeng mitra untuk akuisisi META • LPPF tambah 4,4 juta saham GEI senilai Rp 53,14 miliar • MTDL likuidasi Soltius Asia • ATIC suntik modal ke 3 anak usaha senilai Rp 25,6 miliar • MNC Grup kuasai 35% pangsa pasar iklan TV di 2015 • DAJK jajaki penerbitan obligasi • DAJK proyeksikan pendapatan tumbuh 30-35% tahun ini • Pengadilan NIaga Jakpus kabulkan PKPU sementara bagi TRIO • GIAA setor pajak Rp18 miliar usai revaluasi aset • Jumlah penumpang Citilink, anak usaha GIAA, tahun 2015 naik 26% yoy • Laba BBTN diperkirakan tembus Rp1,8 triliun • KITAF & CNAF, anak usaha BNGA merger • BNGA segera naik BUKU IV • Harga IPO Bank Artos Inonesia Rp 132 per saham • BEI menargetkan 35 perusahaan akan lising di BEI pada tahun 2016
Peluang IHSG untuk memposisikan pada level yang lebih baik Support Level 4525/4492/4458 dibandingkan dengan posisi sebelumnya masih terbuka. Pasalnya, Resistance Level teknikal terkonfirmasi 4592/4627/4660 sejumlah indikator positif bagi IHSG. Hal ini Major Trend Downindikator mensinyalkan positf. IHSG tercermin dari lagging dan leading Minormenguji Trend resistance level 4697 Up dan support level di 4451. akan
JAKARTA INDICES STATISTICS IHSG LQ-45
CLOSE
CHANGE
VOLUME (Mn)
VALUE (Rp Bn)
4557.822 789.62
+31.903 +7.418
4,961.63 1,396.73
4,745.92 3,789.93
MARKET REVIEW
MARKET VIEW
IHSG Selasa (5/1) ditutup menguat 0,70% ke level 4.557,82 didorong oleh sentimen penurunan harga bahan bakar minyak. Akhirnya, rencana pemerintah untuk memberlakukan pungutan dana ketahanan energi mulai hari ini (5/1) ditunda. Pasalnya, pungutan ini harus dibahas lebih dulu dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2016. Oleh karena itu, mulai hari Selasa (5/1) bahan bakar minyak (BBM) akan mengalami penurunan harga yang lebih murah dari sebelumnya. Harga baru premium menjadi sebesar Rp7.050 per liter, sedangkan solar Rp5.650 per liter. Pertamina berencana menurunkan harga jual untuk beberapa produk BBM lainnya seperti Pertamax, Pertamax plus dan Pertalite. Selain itu, IHSG juga ditopang oleh penguatan Rupiah. Dari global, aktivitas manufaktur pada bulan Desember 2015 di AS mengalami kontraksi tercepat sejak Juli 2009, sehingga meredam optimisme investor atas kekuatan ekonomi dan menambah ketidakpastian seberapa cepat Federal Reserve akan menaikkan suku bunga tahun 2016. Adapun, bursa AS pada hari Senin (4/1) ditutup melemah signifikan seiring dengan melemahnya data PMI China yang menimbulkan kekhawatiran akan pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Sebaliknya, harga minyak melanjutkan penguatan pada perdagangan hari Selasa (5/1) terkait hubungan diplomatik Saudi Arabia dan Iran yang memburuk. Namun perlu diperhatikan juga kondisi oversupply minyak. Dari regional, indeks di bursa Jepang akhirnya ditutup di zona negatif pada Selasa (5/1), tersandung oleh fluktuasi indeks di bursa China. Indeks Nikkei ditutup menurun 0,42% atau 76,98 poin ke level 18.374,00. Adapun, bursa saham China mengalami pergerakan yang fluktuatif sepanjang perdagangan hari Selasa (5/1). Bursa Shanghai Composite pada awal pembukaan perdagangan mengalami rebound signifikan ditopang oeh suntikan dana dari pemerintah Negeri Tiongkok. Namun, Shanghai Composite ditutup melemah sebanyak 0,26% ke level 3.287,71, dipengaruhi oleh kekhawatiran pasar atas likuiditas jangka pendek, capital outflow, kebijakan moneter ketat dan kebijakan stimulus di China. Mengikuti pergerakan bursa regional, Hang Seng ditutup melemah sebesar 0,65% ke level 21.188,72. Dari Eropa, saham-saham Eropa dibuka tentatif mixed pada wal perdagangan Selasa (5/1).
Tekanan yang terjadi terhadap pasar keuangan Cina pada Senin, mendorong otoritas moneter negara ini akhirnya menyuntik dana sebesar 130 miliar Yuan dalam bentuk dana jangka pendek ke dalam sistem keuangannya pada Selasa. Suntikan dana dilakukan untuk meredam kepanikan investor pasca aksi jual saham besar-besaran pada perdagangan Senin. Dengan mengalirkan dana ke pasar keuangan tersebut, PBOC memberi sinyal kepada investor bahwa pola kebijakannya belum berubah. Kebijakan PBoC juga dipandang sebagai indikasi pengetatan moneter dalam waktu dekat. Mengingat, pemerintah Cina memang berencana melakukan reformasi jangka panjang di bidang ekonomi, meski harus mengorbankan pertumbuhan jangka pendek. Langkah yang ditempuh PBoC cukup efektif hingga meredam aksi jual yang dilakukan investor pada perdagangan saham sebelumnya. Dampak lebih luas atas langkah dari PBoC telah berimbas terhadap pasar kawasan Asia. Lebih lanjut, membaiknya pasar Asia menjadi katalis bagi pasar Eropa dan AS yang ditutup menguat pada Selasa. Sementaraa itu, sektor perbankan pada Selasa mengeliat menyusul OJK memerintahkan perbankan dengan aset terbesar di Indonesia untuk menyisihkan lebih banyak modal pada 2016 ini, sebagai upaya mengurangi risiko terhadap sektor keuangan. Di bawah aturan SIB per 1 Januari, tambahan modal bank yang dibutuhkan antara 0,25% sampai 0,625% dari aset tertimbang menurut risiko, tergantung kepada sejauh mana lembaga perbankan tersebut bersifat sistemik. Aturan tambahan modal akan naik secara gradual tiap tahun hingga 2019 ketika sudah mencapai 1% hingga 2,5% dari aset tertimbang menurut risiko. Biaya tambahan modal adalah tambahan pada aturan rasio kecukupan modal bank yang sudah berlaku minimal 8% terhadap aset tertimbang menurut risiko. Sebelumnya, BI merilis persyaratan baru bagi perbankan untuk kepemilikan modal penyangga. OJK telah mengidentifikasi perbankan yang berpotensi berdampak sistemik. Sementara itu, sentimen terbilang negatif bagi pasar pernyataan dari IMF yang mengingatkan, pertumbuhan ekonomi global pada 2016 akan mengecewakan. Pasalnya, pertumbuhan perdagangan global melanjutkan pelemahan serta penurunan harga bahan mentah memicu masalah bagi negara yang bergantung pada komoditas, sedangkan sektor keuangan di banyak negara masih memiliki kelemahan dan risiko keuangan yang meningkat di emerging market. Sentimen pasar variatif ini dapat mendorong IHSG bergerak mixed, namun masih berpeluang menguat.
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
1
6 January 2016
6 January 2016 Telekomunikasi Indonesia (TLKM) menggelar portofolio bisnis baru information & communication technology (ICT) outsourcing. Potensi pasar ICT outsourcing ini diperkirakan mencapai Rp 7,7 triliun pada 2020. ICT outsourcing merupakan layanan alih kepemilikan dan pengelolaan infrastruktur IT, aplikasi dan konektivitas pelanggan secara end to end dengan model bisnis tunggal dan periode kontrak berjangka panjang. Aneka Tambang (ANTM) mengalokasikan belanja modal sekitar Rp 2 triliun tahun ini. Capex tersebut untuk memenuhi kebutuhan dana di tiga proyek utama perseroan, yaitu smelter grade alumina refinery (SGAR) Mempawah, pabrik feronikel Halmahera Timur dan smelter anode slime. Sesuai rencana, SGAR akan memiliki 2 juta ton alumina per tahun dengan kebutuhan bijih bauksit sebesar 6 juta WMT per tahun. Aneka Tambang (ANTM) berencana menggunakan dana penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp400 miliar untuk keperluan proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Halmahera pada 2016. Perusahaan menginformasikan bahwa dana PMN secara khusus ditujukan untuk pabrik feronikel di Halmahera tersebut. Adapun, penggarapan proyek tersebut akan dilakukan secara berkelanjutan dan bertahap. Seperti diketahui, pabrik tahap I yang pembangunannya ditargetkan selesai pada 2018 diperkirakan memiliki kapasitas 13.500-15.000 TNi per tahun. Sampai Oktober 2015, realisasi konstruksi engineering, procurement and construction (EPC) telah mencapai 6%. Konsorsium Timah (TINS) telah mendapatkan tawaran fasilitas pinjaman sekitar Rp 2 triliun dari konsorsium bank dalam negeri. Konsorsium bank tersebut menyatakan siap memberikan dukungan finansial untuk proyek pembangkit listrik konsorsium TINS di Sumatera Selatan. Nilai proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) sebesar 2X150 MW tersebut diperkirakan dapat mencapai Rp 3 triliun. Sementara itu, TINS akan menyiapkan dana sekitar Rp 1 triliun untuk belanja modal tahun ini. Capex akan digunakan untuk replacement peralatan sehingga produksi timah dapat meningkat. Energi Mega Persada (ENRG) melalui anak perusahaannya yaitu EMP Bentu Limited menandatangani perjanjian pinjaman senilai USD 60 juta atau Rp 780 miliar dengan Intesa Sanpaolo SpA & Britannic Strategies Limited. Fasilitas pinjaman tersebut memiliki jangka waktu 5 tahun dan suku bunga LIBOR + 6,8% per tahun. ENRG dan PT Tunas Harapan Perkasa, anak perusahaan ENRG, bertindak sebagai penjamin dalam perjanjian dimaksud. Saat ini fasilitas pinjaman tersebut menunggu beberapa pemenuhan syarat pendahuluan (Conditions Precedent). Rencananya pinjaman akan digunakan perseroan untuk melunasi pinjaman senilai USD 53 juta dengan suku bunga 20% per tahun yang jatuh tempo. Menurut manajemen, pelunasan pinjaman tersebut dapat menghemat beban bunga hingga sebesar USD 6,3 juta di tahun 2016. Nusa Raya Cipta (NRCA) menargetkan mampu memperoleh kontrak baru sebesar Rp 4,5 triliun sepanjang tahun ini, naik 40% dibandingkan estimasi kontrak baru 2015 sekitar Rp 3 triliun. Mayoritas kontribusi masih di high rise building yang berada di Medan, Jakarta, Bali dan Bandung. Ke depan, perseroan juga akan mengembangkan bisnis jalan tol setelah menggarap ruas Cikopo-Palimanan. Surya Semesta Internusa (SSIA) berencana menambah cadangan lahan seluas 500 ha sepanjang tahun 2016 di Subang. Tahun 2015 perseroan telah mengakusisi lahan seluas 360 ha di Subang. Untuk mendanai akuisisi lahan tersebut, SSIA berencana menerbitkan obligasi rupiah atau valas dengan tenor 3 tahun. Tahap pertama perseroan akan menerbitkan sekitar SGD 50 juta-SGD 100 juta. Lahan yang diakuisisi berada di Utara dan Selatan tol Cikopo-Palimanan (Cipali). SSIA memiliki saham sebanyak 27% di PT Lintas Marga Sedaya, pemegang konsesi tol Cipali. SSIA mengalokasikan belanja modal tahun 2016 sebanyak Rp 1,3 triliun. Sebanyak Rp 600 miliar akan digunakan untuk akuisisi lahan dan sisanya untuk ekspansi di lini bisnis konstruksi, properti, dan hospitality. Surya Semeta Internusa (SSIA) masih berminat untuk mengakuisisi 40% saham Nusantara Infrastructure (META) milik Grup Rajawali dan
Eagle Infrastructure untuk mendorong ekspansi bisnis jalan tol. Proses penjajakan akuisisi masih berlangsung. Perseroan akan menggandeng mitra dalam mengakuisisi Nusantara Infrastructure. Rajawali memiliki 21% saham Nusantara Infrastructure. Sedangkan Eagle Infrastructure memiliki 22,32% saham. Surya Semesta juga menggandeng UEM Berhad untuk mengikuti tender konsesi tol Pandaan-Malang. Konsorsium Surya Semesta sejauh ini lolos tahap prakualifikasi bersama tujuh konsorsium lainnya. Kimia Farma (KAEF) berencana melakukan ekspansi bisnis sebagai bagian dari upaya peningkatan kinerjanya dan memberikan layanan terbaik di bidang kesehatan kepada masyarakat. Sejumlah inisiatif tengah dipersiapkan, seperti pembangunan pabrik bahan baku obat, pabrik farmasi, pabrik garam farmasi dan penambahan fasilitas apotek serta laboratorium klinik di sejumlah kota di Indonesia. Tahun ini, perseroan menyiapkan capex senilai Rp 1 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk mendirikan pabrik bahan baku obat dan suplemen kesehatan di Lippo Cikarang, Jawa Barat, pembangunan pabrik obatobatan di Banjaran-Bandung-Jawa Barat dan pendirian pabrik garam farmasi tahap II di Batuwakon-Jombang-Jawa Timur. Kalbe Farma (KLBF) berencana mengalokasikan belanja modal hingga Rp1,5 triliun pada 2016, naik dari capital expenditure pada tahun lalu yang ditargetkan mencapai Rp1 triliun. Adapun, capital expenditure (capex) pada 2015 hanya mencapai di sekitar Rp900 miliar. Target capex 2016 sepenuhnya akan bersumber dari kas internal perusahaan dan sebagian besar akan dialokasikan untuk ekspansi pabrik farmasi, consumer health, serta distribusi. Ekspansi pabrik akan dilakukan dengan menambah kapasitas produksi pabrik lama KLBF serta membangun pabrik baru.Di sisi lain, untuk memperluas pasar, perusahaan akan memperluas jaringan distribusi ke wilayah Indonesia bagian timur dengan membuka cabang baru di beberapa lokasi, termasuk Sulawesi, Nusa Tenggara, hingga Papua. Supra Boga Lestari (RANC) menjual 70% saham anak usahanya yakni PT Bahagia Niaga Lestari (BNL) atau setara 44.520 saham kepada PT Tiga Mitra Retail. Perseroan menjual dan memindahkan dengan harga jual sebesar Rp 9,8 miliar. PT. Bahagia Niaga Lestari merupakan anak usaha RANC yang menawarkan layanan toko Ministop Indonesia. Kino Indonesia (KINO) menargetkan pertumbuhan laba tahun 2016 sebesar 44% YoY ditopang ekspansi agresif pada semester II 2016 dan menargetkan penjualan tumbuh 19% YoY. Perseroan tengah mengincar akuisisi atau pembentukan perusahaan patungan di segmen personal care, farmasi, dan makanan. Saat ini perusahaan tengah menjajaki pembicaraan dengan calon mitra dari Jepang untuk mendirikan joint venture di sektor makanan. Perseroan akan menyasar perusahaan yang bergerak di personal care dan farmasi. Untuk rancangan ekspansi organik, KINO akan meluncurkan produk baru, menambah sarana produksi, dan meningkatkan infrastruktur distribusi. Pada tahun 2016, KINO akan meluncurkan 75 produk baru. Sedang peningkatan infrastruktur distribusi dilakukan dengan menambah gudang dan mobil untuk distribusi barang. Hingga akhir tahun 2015 KINO telah memiliki 6 pabrik yang ada di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Dwi Jaya Kemasindo (DAJK) tengah menjajaki penerbitan surat utang guna mendanai kebutuhan belanja modal tahun ini sebesar Rp 800900 miliar. Perseroan juga menjajaki opsi pinjaman perbankan. Belanja modal tahun ini mayoritas akan terserap untuk pembangunan pabrik corrugated carbon di Subang, Jawa Barat. Perseroan akan mengeluarkan investasi sebesar Rp 350-400 miliar yang terdiri atas konstruksi pabrik sebesar Rp 150 miliar dan pembelian 2 line mesin senilai total Rp 200 miliar. Selain itu, DAJK juga menganggarkan alokasi untuk mengakuisisi 70% saham perusahaan stationary packaging senilai Rp 220-225 miliar. Perseroan juga menganggarkan modal kerja rutin sebesar Rp 200-300 miliar. Dwi Jaya Kemasindo (DAJK) memproyeksikan tahun ini pendapatan perseroan dapat tumbuh 30-35% dibandingkan estimasi pendapatan sepanjang 2015 sebesar Rp 1-1,1 triliun. Salah satu pendorong pertumbuhan akan berasal dari kontribusi penjualan anak usaha,
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
2
6 January 2016
6 January 2016 Interact Corporindo, perusahaan flexible packaging, yang baru diakuisisi pada akhir tahun lalu. Matahari Departement Store (LPPF) kembali menambah kepemilikan 4,4 juta saham dalam pemilik MatahariMall.com, yaitu PT Global Ecommerce Indonesia, senilai Rp 53,14 miliar atau pada harga Rp 12.065 per saham. Penyerapan saham tersebut merupakan hak opsi yang telah ditandatangani pada 15 Agustus 2015. Setelah pengambilan hak opsi, perseroan akan menguasai 5% dari modal disetor dan ditempatkan dalam GEI. Penyerapan hak opsi akan dilakukan oleh perseroan dan Matahari Putra Prima (MPPA) masingmasing menjadi 5%. Perjanjian juga mengatur opsi untuk menambah kepemilikan MPPA dan LPPF hingga 10% dari total saham GEI. Perseroan juga telah menandatangani perjanjian penjualan produk melalui MatahariMall pada 8 April 2015. Pembelian saham GEI dilakukan karena perseroan melihat bisnis e-commerce sebagai peluang untuk memperluas jangkauan bisnis ke seluruh nusantara selaku perusahaan ritel. Metrodata Electronics (MTDL) mengajukan dokumen pembubaran (likuidasi) anak usahanya, yaitu Soltius Asia Pte Ltd, kepada Inland Revenue Authority of Singapore (IRAS). Proses likuidasi Soltius Asia dan anak-anak perusahaan tidak mempengaruhi pendapatan perseroan karena perusahaan tersebut sudah tidak beroperasi. Sementara itu, MTDL membangun gudang, serta pabrik perakitan telepon seluler di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Pembiayaan proyek ini diambil dari belanja modal tahun lalu sebesar Rp 210 miliar. Anabatic Technologies (ATIC) menyuntik modal tiga anak usahanya sebesar Rp 25,6 miliar. Perseroan melakukan penambahan modal pada PT Mahacitta Teknologi sebanyak 2.400 saham senilai Rp 2,4 miliar, sehingga kepemilikan perseroan dalam Mahacitta tetap 99,99% dengan jumlah saham 12.499 saham. ATIC juga melakukan penambahan modal sebesar Rp 11,7 miliar ke PT Aristi Jasadata atau sebanyak 11.700 saham, sehingga kepemilikan ATIC menjadi 99,99% atau sebanyak 12.499 saham. Selain itu Perseroan menyuntik modal PT Q2 Teknologies sebesar Rp 12,5 miliar atau sebanyak 12.500 saham, sehingga kepemilikannya bertambah menjadi 99,99% dengan jumlah saham 14.999 saham. MNC Grup menguasai sekitar 35% pangsa pasar iklan televisi yang mencapai Rp 72,5 triliun sepanjang tahun 2015. Grup MNC yang terdiri dari channel RCTI, Global TV, dan MNC TV milik Media Nusantara Citra (MNCN) memperoleh pendapatan dari iklan mencapai total sekitar Rp 25 triliun. RCTI memperoleh pendapatan iklan di tahun 2015 mencapai Rp 11,1 triliun. Dengan demikian rata-rata pendapatan RCTI per bulan mencapai Rp 900 miliar. Sementara pesaing terdekat RCTI adalah SCTV memperoleh pendapatan iklan sebesar Rp 9,6 triliun atau rata-rata Rp 805 miliar per bulan. MNC TV adalah terbesar ketiga dengan perolehan Rp 8,6 triliun atau rata-rata Rp 723 miliar per bulan. Sedangkan TVRI meraih Rp 53 miliar. Sepanjang tahun 2015 belanja iklan TV mengalami penurunan hingga 26,7% menjadi Rp 72,5 triliun dari sebelumnya Rp 99 triliun. Perlambatan ekonomi pada 2015 menyebabkan belanja TV terpengaruh. Bank Tabungan Negara (BBTN) menginformasikan perusahaan akan mencatatkan perolehan laba bersih senilai maksimal Rp1,8 triliun pada akhir tahun lalu, melihat realisasi pada November 2015 yang baik. Adapun, BBTN telah membukukan laba bersih sampai bulan November 2015 sejumlah Rp1,56 triliun. Realisasi laba bersih pada bulan November 2015, ditopang oleh naiknya pendapatan bunga bersih BBTN sebesar 13,01% Ytd dari Rp5,47 triliun pada bulan Desember 2014 menjadi Rp6,19 triliun pada November 2015. Selain itu laba bersih BBTN juga didukung oleh naiknya komisi/provisi/fee dan administrasi dari Rp29,74 miliar pada tahun lalu menjadi Rp513,23 miliar di November 2015. Pertumbuhan kredit juga membukukan hasil yang baik atau tumbuh sebesar 27% Ytd menjadi Rp134,97 triliun per November 2015. PT Kencana Internusa Artha Finance (KITAF) dan PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF), yang merupakan anak usaha Bank CIMB Niaga (BNGA) resmi menggabungkan diri menjadi satu perusahaan. Kedua
perusahaan itu merupakan anak perusahaan yang dimiliki oleh BNGA dengan kepemilikan masing-masing pada KITAF 99,94% dan CNAF 99,90%. KITAF sebagai perusahaan yang menggabungkan diri dan CNAF sebagai perusahaan yang menerima penggabungan. Komposisi kepemilikan perseroan pada CNAF setelah penggabungan usaha tersebut menjadi 99,93%, sedangkan sisanya 0,07% dimiliki oleh PT Niaga Manajemen Citra. Bank CIMB Niaga (BNGA) menargetkan dapat memiliki modal inti di atas Rp 30 triliun atau masuk dalam kelompok bank umum kegiatan usaha (BUKU) IV tahun ini. Salah satu strategi yang dilakukan untuk meningkatkan modal antara lain dengan melakukan revaluasi aset. Saat ini, modal inti perseroan sekitar Rp 28 triliun. Revaluasi aset diperkirakan akan menaikkan CAR sekitar 1%. BNGA juga tengah melihat kemungkinan untuk melakukan rights issue pada 2016. Garuda Indonesia (GIAA) menyetor pajak sebesar Rp18 miliar kepada negara seusai melakukan revaluasi aset atas bangunan dari sebelumnya yang senilai USD 42.2 juta menjadi USD 61 juta dengan tarif PPh sebesar 3% dari aset. Tujuan dari revaluasi aset tersebut agar meningkatkan rasio ekuitas perseroan sehingga akan memudahkan perseroan untuk mendapatkan pendanaan. PT. Citilink Indonesia, anak usaha Garuda Indonesia (GIAA), menerbangkan 9,75 juta orang sepanjang tahun 2015 atau naik 26% dibandingkan pencapaian di tahun 2014. Jumlah penumpang terbesar disumbang dari rute Jawa dan Sumatera. Menurut manajemen, pertumbuhan penumpang sebetulnya bisa lebih tinggi, karena penerbangan Citilink sempat terganggu akibat musibah gunung meletus hingga asap. Jumlah penumpang tahun 2016 diproyeksi akan naik 30%, karena Citilink akan mendatangkan 8 unit pesawat baru tipe Airbus 320 di tahun 2016. Apalagi maskapai Citilink berencana membuka rute baru ke wilayah Indonesia Timur, seperti Papua dan Maluku. Majelis Hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat telah mengabulkan permintaan kreditur PT Gapura Artha Semesta dengan status penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) sementara bagi Trikomsel Oke (TRIO). Kreditur yang mengajukan permohonan PKPU adalah PT Gapura Artha Semesta, perusahaan yang bergerak di bidang penyedia layanan logistik dengan jumlah tagihan sebesar Rp 1,53 miliar. Terdapat kreditur yang telah menyatakan default (notification of default) atas utang TRIO. Dampak permohonan PKPU terhadap perseroan adalah adanya potensi cross-default utang-utang TRIO. Proses restrukturisasi masih terus berlanjut sampai saat ini. Perseroan telah mengajukan proposal restrukturisasi kepada semua kreditur. Perseroan mengklaim kegiatan operasional berjalan seperti biasa. PT Bank Artos Indonesia menetapkan harga penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) Rp 132 per saham. Perseroan berencana melakukan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 12 Januari 2016. Masa penawaran saham IPO dilakukan pada 4-6 Januari 2016. Bank Artos akan melepas sebanyakbanyaknya 241,25 juta saham baru atau sekitar 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan nominal per saham Rp100. Dengan demikian perseroan bisa memperoleh dana IPO hingga Rp 31,84 miliar. Rencananya Bank Artos akan menggunakan Rp 4,5 miliar dana IPO untuk pengembangan teknologi sistem informasi dan sisa dana IPO untuk modal penyaluran kredit. PT Erdikha Elit Sekuritas dan PT Binaarta Parama bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi IPO. Perseroan berencana menawarkan saham tersebut kepada investor domestik. PT. Bursa Efek Indonesia menyebut akan ada lima perusahaan yang menggelar penawaran umum perdana dalam 3 bulan pertama tahun 2016. BEI memasang target akan ada 35 perusahaan yang akan menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) di sepanjang tahun 2016. Dari target keseluruhan tersebut, ada dua anak usaha milik pemerintah yang akan menggelar IPO pada tahun 2016.
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
3
6 January 2016 COMMODITIES
DUAL LISTING
Description
Price (USD)
Crude Oil (US$)/Barrel Natural Gas (US$)/mmBtu Gold (US$)/Ounce Nickel (US$)/MT Tin (US$)/MT Coal (NEWC) (US$)/MT* Coal (RB) (US$)/MT* CPO (ROTH) (US$)/MT CPO (MYR)/MT Rubber (MYR/Kg) Pulp (BHKP) (US$)/per ton
Change
36,24 2,33 1077,75 8525,00 14155,00 50,25 51,00 620,00 2211,50 520,50 784,62
0,27 0,01 0,08 20,00 -245,00 -12,15 -12,36 -2,50 11,50 -12,50 -4,29
Description
Price (USD)
TLKM (US) ANTM (GR)
Price (IDR)
46 0,01
16.031 179
Change (IDR) 611 15
*weekly
GLOBAL INDICES VALUATION Country USA USA ENGLAND CHINA CHINA HONG KONG INDONESIA JAPAN MALAYSIA SINGAPORE
Indices DOW JONES INDUS. NASDAQ COMPOSITE FTSE 100 INDEX SHANGHAI SE A SH SHENZHEN SE A SH HANG SENG INDEX JAKARTA COMPOSITE NIKKEI 225 KLCI STRAITS TIMES INDEX
Price 17158,66 4891,43 6137,24 3440,79 2175,23 21188,72 4557,82 18374,00 1665,70 2834,23
Change %Day %YTD 0,06 -1,53 -0,24 -2,32 0,72 -1,68 -0,27 -7,11 -1,87 -9,95 -0,65 -3,31 0,70 -0,77 -0,42 -3,47 0,75 -1,58 -0,06 -1,68
FOREIGN EXCHANGE Description USD/IDR EUR/IDR JPY/IDR SGD/IDR AUD/IDR GBP/IDR CNY/IDR MYR/IDR KRW/IDR
PBV (X) 2015E 2016F 2,84 2,71 3,32 3,03 1,68 1,61 1,49 1,34 3,38 2,95 1,07 1,00 2,33 2,11 1,57 1,47 1,73 1,63 1,06 1,01
Market Cap (USD Bn) 5.192,7 7.740,1 1.599,2 4.187,2 3.273,7 1.687,4 348,4 2.848,1 228,7 273,4
FOREIGN EXCHANGE Rate (IDR) 13.892,10 14.932,34 116,60 9.742,62 9.950,56 20.385,41 2.132,05 3.199,10 11,68
Change -50,90 -43,99 0,07 9,97 -17,69 -8,80 0,00 0,00 -0,02
CENTRAL BANK RATE Description FED Rate (%) BI Rate (%) ECB Rate (%) BOJ Rate (%) BOE Rate (%) PBOC Rate (%)
PER (X) 2015E 2016F 14,89 13,45 20,12 16,93 14,98 13,07 12,90 11,35 24,40 21,33 10,38 9,42 15,32 13,25 17,69 16,02 15,59 14,34 12,06 11,23
Description 1000 IDR/ USD EUR / USD JPY / USD SGD / USD AUD / USD GBP / USD CNY / USD MYR / USD 100 KRW / USD
Rate (USD) 0,07 1,07 0,01 0,70 0,72 1,47 0,15 0,23 0,08
Change 0,0003 0,0001 0,0000 -0,0002 0,0002 -0,0001 0,0004 0,0000 -0,0001
INTERBANK LENDING RATE Country US Indonesia Euro Japan England China
Rate (%) 0.50 7.50 0.05 0.10 0.50 4.35
Description JIBOR (IDR) LIBOR (GBP) SIBOR (USD) D TIBOR (YEN) Z TIBOR (YEN) SHIBOR (RENMINBI)
Country Indonesia England Singapore Japan Japan China
Rate (%) 8.20 0.50 0.17 0.13 0.13 3.00
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
4
6 January 2016 INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS
SBI
December-15
Description Inflation YTD % Inflation YOY % Inflation MOM % Foreign Reserve (USD) GDP (IDR Bn)
Description SBI (9M) SBIS (9M) SBI (12M) SBIS (12M)
November-15
3.35 3.35 0.96 100.24 Bn 2,982,562.00
2.37 4.89 0.21 100.71 Bn 2,865,246.00
Rate (%) 7.10 7.10 7.15 7.15
BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR Date 06 Jan 06 Jan 06 Jan 07 Jan 07 Jan 08 Jan 08 Jan 08 Jan 08 Jan
Agenda US Trade Balance US Factory Orders US Durable Goods Orders US Initial Jobless Claims US Continuing Claims US Unemployment Rate US Underemployment Rate US Wholesale Trade Sales MoM US Wholesale Inventories MoM
Expectation Defisit naik menjadi $44.10 Bn dari $43.89 Bn Turun menjadi -0.3% dari 1.5% -Turun menjadi 275 ribu dari 287 ribu Naik menjadi 2200 ribu dari 2198 ribu Tetap 5.0% -Tetap 0.0% Tetap -0.1%
Ket: (*) US Time (^) Tentative
LEADING MOVERS Stock ASII IJ HMSP IJ TLKM IJ BBCA IJ BMRI IJ BBRI IJ INDF IJ AALI IJ JSMR IJ CPIN IJ
LAGGING MOVERS Price
Change (%)
6125 93025 3195 13375 9375 11575 5475 16675 5250 2700
Index pt
3.81 1.42 1.75 1.13 1.35 0.87 3.30 6.21 4.48 3.25
Stock
8.61 5.72 5.24 3.46 2.73 2.31 1.45 1.45 1.45 1.32
Price
UNVR IJ LPPF IJ EMTK IJ INTP IJ ICBP IJ SUGI IJ BMTR IJ GGRM IJ CMNP IJ MLBI IJ
Change (%)
35675 16500 9950 20875 13000 388 1045 53400 2010 8300
Index pt
-0.90 -4.49 -3.40 -2.11 -1.52 -8.27 -4.57 -0.60 -8.64 -2.64
-2.34 -2.14 -1.87 -1.57 -1.10 -0.82 -0.67 -0.59 -0.49 -0.45
UPCOMING IPO'S
PT Buyung Poetra Sembada
Consumer
IPO Price (IDR) 420-500
PT Mahaka Radio Integra PT Bank Artos Indonesia
Trade & Service
750-1100
171.36
TBA
TBA
Banking & Finance
132.00
241.25
04-06 Jan 2016
12 Jan 2016
Company
Business
Issued Shares (Mn) 710.00
Offering Date
Listing
Underwriter
TBA
TBA
Bahana Securities Trimegah Securities Tbk Erdikha Elit Sekuritas
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
5
6 January 2016 6 January 2016 DIVIDEND Stock
DPS (IDR) $ 0.0011
ADRO
Status Cash Dividend
CUM Date 28 Dec-15
Ratio 81:8 1000:256 32:15 100:154 2:167 1:10 5:1
EXC. Price (IDR) 102.00 200-225 100.00 100.00 265.00 ---
EX Date 29 Dec-15
Recording 04 Jan-15
Payment 15 Jan-15
CORPORATE ACTIONS Stock BACA BEKS GSMF MCOR RIMO TIRA TRAM
Action Rights Issue Rights Issue Rights Issue Rights Issue Rights Issue Stock Split Reverse Stock
CUM Date 28 Dec’15 TBA TBA TBA 05 Feb’16 ---
EX Date 29 Dec’15 TBA TBA TBA 09 Feb’16 TBA TBA
Trading Period 06 Jan – 12 Jan’15 TBA TBA TBA 15 Feb – 11 Mar’16 TBA TBA
GENERAL MEETING Emiten BBTN CMNP DAJK BBNI BTEL AHAP HERO CTRA BATA ASRI SUGI TPIA RIMO GSMF KONI ALKA
AGM/EGM RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB
Date
Agenda
07-Jan-16 08-Jan-16 08-Jan-16 12-Jan-16 12-Jan-16 14-Jan-16 14-Jan-16 14-Jan-16 15-Jan-16 15-Jan-16 21-Jan-16 26-Jan-16 29-Jan-16 29-Jan-16 29-Jan-16 12-Feb-16
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
6
6 January 6 January2016 2016
ASII S1
TRADING BUY 6000
R1
6225
Trend Grafik
Major
Down
Minor
Down
ASII Downward Sloping Channel
S2
5775
Closing Price
R2
6450
7,800
6125 7,200 6,639.24 6,475 6,314.29 6,314.29 6,600 6,178.75 6,125 6,125 6,000 6,125 6,046.88 6,010 5,950 5,400 5,633.33 5,633.33
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif
Ulasan
• RSI berada dalam area oversold • Harga berada dalam area netral
Prediksi
• Trading range Rp 6000-Rp 6450
Jun Jul August September October November ASII - Stochastic %D(6,3,3) = 19.71, Stochastic %K = 30.56, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
• Entry Rp 6125, take Profit Rp 6450
Indikator Stochastics MACD True Strength Index (TSI) Bollinger Band (Mid) MA5
Posisi 28.96 10.07 -21.55 6179 6010
GGRM
TRADING BUY
S1
R1
52600
Sinyal Positif Positif Positif Negatif Positif
54150
December
2016
ASII - MACD (5,3) = -1.96, Signal() = 16.82
ASII - TSI(3,5,3) = -21.55, Volume() = 54,224,900.00
ASII - William's % R(14) = -51.85, Volume() = 54,224,900.00
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
Trend Grafik
Major
Up
Minor
Up 53,784.4 53,400 53,400 54,000 53,400
GGRM Downward Sloping Channel
S2
51050
Closing Price
R2
55700
53400
52,000 52,030 51,727.3 51,727.3 50,000
• MACD line dan signal line indikasi negatif
48,275 48,000 47,441.7 47,441.7 46,000 46,775.2
• Stochastics fast line & slow indikasi negatif Ulasan
Prediksi
80 100.0 30.5556 80.0 60.0 30.5556 40.0 20.0 20 0.0 19.709 16.8218 120.0 60.0 19.709 0.0 -1.96189 -60.0 -120.0 -180.0 54,224,90 80.0 60.0 0.00000 40.0 20.0 0.0 -20.0 -21.5477 -40.0 -60.0 54,224,90 -80.0 -33.7474 -51.8519
• Candle chart indikasi sinyal positif • RSI mendekati area overbought
44,000
• Harga berada dalam area upper band
42,000
• Trading range Rp 52600-Rp 54150
Jun Jul August September October November GGRM - Stochastic %D(6,3,3) = 77.37, Stochastic %K = 62.78, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
• Entry Rp 53400, take Profit Rp 54150
Indikator Stochastics MACD True Strength Index (TSI) Bollinger Band (Mid) MA5
Posisi 91.95 317.59 23.04 52030 54120
Sinyal Negatif Negatif Positif Positif Negatif
GGRM - MACD (5,3) = 7.33, Signal() = -159.27
GGRM - TSI(3,5,3) = 23.04, Volume() = 1,735,200.00
GGRM - William's % R(14) = -23.79, Volume() = 1,735,200.00
December
2016
40,000 80 77.3712 100.0 77.3712 80.0 62.7767 60.0 40.0 62.7767 20.0 0.0 20 800 7.33214 400 0 -159.273 -400 -800 1,735,200 -1,200 39.1207 80.0 60.0 40.0 20.0 23.0418 0.0 -20.0 -40.0 0.00000 -60.0 1,735,200 -80.0 -23.7918
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
6 January 6 January2016 2016
INDF
TRADING BUY
S1
5325
R1
5575
S2
5075
R2
5825
Closing Price
Trend Grafik
Major
Down
Minor
Up
INDF Downward Sloping Channel
7,500
5475
7,000
• MACD line dan signal line indikasi positif
6,500
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
5,703.3 6,000 5,475 5,475 5,475 5,500 5,245 5,200 5,140 5,000 5,081.25
• Candle chart indikasi sinyal positif
Ulasan
• RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band
Prediksi
• Trading range Rp 5325-Rp 5575
Jun Jul August September October November INDF - Stochastic %D(6,3,3) = 80.40, Stochastic %K = 78.52, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
• Entry Rp 5475, take Profit Rp 5575
Indikator Stochastics MACD True Strength Index (TSI) Bollinger Band (Mid) MA5
Posisi 75.33 52.52 66.31 5081 5245
UNVR
TRADING BUY
S1
R1
35100
Sinyal Positif Positif Positif Positif Positif
36625
December
2016
INDF - MACD (5,3) = -75.14, Signal() = -55.54
INDF - TSI(3,5,3) = 66.31, Volume() = 18,355,100.00
INDF - William's % R(14) = -13.61, Volume() = 18,355,100.00
4,975 80.3972 4,975 80.3972 4,905 80 100.0 4,801.5 90.0 80.0 78.5184 70.0 4,801.5 60.0 50.0 78.5184 40.0 30.0 20.0 10.0 20 0.0 180.0 120.0 -55.5367 60.0 18,355,10 0.0 -60.0 -75.1401 -120.0 66.3076 60.0 51.4092 40.0 20.0 0.0 0.00000 -20.0 -40.0 18,355,10 -60.0 -80.0 -13.6054
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
Trend Grafik
Major
Down
Minor
Down
UNVR Downward Sloping Channel 46,000
S2
33575
Closing Price
R2
38150 44,000
35675
42,000
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi negatif Ulasan
• Candle chart indikasi potensi rebound • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area lower band
Prediksi
• Trading range Rp 35100-Rp 36625
Jun Jul August September October November UNVR - Stochastic %D(6,3,3) = 63.57, Stochastic %K = 35.47, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
• Entry Rp 35675, take Profit Rp 36625
Indikator Stochastics MACD True Strength Index (TSI) Bollinger Band (Mid) MA5
Posisi 86.70 -17.19 -12.52 36064 36590
Sinyal Negatif Negatif Positif Negatif Negatif
UNVR - MACD (5,3) = 185.86, Signal() = 67.82
UNVR - TSI(3,5,3) = -12.52, Volume() = 3,716,400.00
UNVR - William's % R(14) = -56.12, Volume() = 3,716,400.00
December
2016
40,000 37,625 37,529.4 37,529.4 38,000 36,590 36,521.9 36,063.8 36,000 35,675 35,675 35,675 34,000 35,350 34,280.8 80 33,940 63.5653 90.0 80.0 33,940 70.0 63.5653 60.0 50.0 40.0 35.4672 30.0 20.0 10.0 35.4672 0.0 185.857 600 20 400 200 67.822 0 -200 -400 3,716,400 -600 60.0 3.06281 40.0 20.0 0.0 0.00000 -20.0 -40.0 3,716,400 -60.0 -12.5153 -80.0 -56.1151
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
6 January 6 January2016 2016
ADHI
TRADING BUY
S1
2110
R1
2180
S2
2040
R2
2250
Closing Price
Trend Grafik
Major
Down
Minor
Down
ADHI Downward Sloping Channel 3,200
2155
3,000 2,800
• MACD line dan signal line indikasi positif
2,329.54 2,600 2,300
• Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif
Ulasan
• RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral
Prediksi
• Trading range Rp 2110-Rp 2180
Indikator Stochastics MACD True Strength Index (TSI) Bollinger Band (Mid) MA5
Posisi 52.35 -2.07 -4.21 2141 2126
WTON
TRADING BUY
S1
825
R1
900
S2
750
R2
975
Closing Price
Jun Jul August September October November ADHI - Stochastic %D(6,3,3) = 36.56, Stochastic %K = 45.00, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
• Entry Rp 2155, take Profit Rp 2180
December
2016
Sinyal Positif Positif Positif Positif Positif
ADHI - MACD (5,3) = -2.12, Signal() = 1.37
ADHI - TSI(3,5,3) = -4.21, Volume() = 20,429,300.00
80.0 0.00000 60.0 40.0 20.0 0.0 -4.21156 -20.0 -40.0 -60.0 20,429,30 -80.0 -7.03476 -100.0 -28.125
ADHI - William's % R(14) = -28.13, Volume() = 20,429,300.00
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
Trend Grafik
Major
Down
Minor
Down
WTON Downward Sloping Channel Bullish Breakout 1,200
875 1,100
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif Ulasan
• Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area upper band
Prediksi
2,300 2,400 2,170 2,155 2,155 2,200 2,155 2,141 2,000 2,127.5 2,126 2,105 1,800 2,006.09 2,006.09 80 45 100.0 90.0 80.0 70.0 45 60.0 50.0 40.0 36.5643 30.0 20.0 10.0 36.5643 0.0 80.0 1.37421 20 60.0 40.0 20.0 0.0 -2.12018 -20.0 -40.0 -60.0 -80.0 20,429,30
• Trading range Rp 825-Rp 900 Jun Jul August September October November WTON - Stochastic %D(6,3,3) = 41.57, Stochastic %K = 52.08, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
• Entry Rp 875, take Profit Rp 900
Indikator Stochastics MACD True Strength Index (TSI) Bollinger Band (Mid) MA5
Posisi 36.60 2.35 25.16 833 824
Sinyal Positif Positif Positif Positif Positif
WTON - MACD (5,3) = -9.65, Signal() = -4.18
WTON - TSI(3,5,3) = 25.16, Volume() = 100,023,696.00
WTON - William's % R(14) = -5.00, Volume() = 100,023,696.00
December
2016
1,000 992.297 875 875 875 900 870 833.25 824 800 822.353 822.353 818.75 800 80 720 52.0833 90.0 80.0 720 52.0833 70.0 60.0 50.0 40.0 41.5675 30.0 20.0 10.0 41.5675 0.0 20 30.0 20.0 -4.18098 10.0 0.0 -10.0 -9.64931 -20.0 100,023,69 -30.0 80.0 25.1644 60.0 40.0 20.0 4.95848 0.0 -20.0 -40.0 -60.0 100,023,69 0.00000 -80.0 -5
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
6 January 2016 6 January 2016 THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING Price Entry
Exit
16675 1295 1680
16675 1295 1680
17025 1310 1695
14975 1230 1645
16000 1270 1670
17025 1310 1695
18050 1350 1720
Trading Sell 4510 PTBA 499 ADRO Trading Sell 800 MEDC Trading Sell Trading Sell 1545 INCO Trading Sell 302 ANTM Trading Sell 480 TINS Basic Industry and Chemicals Trading Buy 875 WTON Trading Buy 11150 SMGR Trading Sell 20875 INTP Trading Sell 990 SMCB
4510 499 800 1545 302 480
4380 493 785 1520 290 478
4175 478 760 1470 290 471
4380 493 785 1520 298 478
4585 510 810 1570 306 485
875 11150 20875 990
900 11725 20425 980
750 10600 19200 965
825 10975 20425 980
6125 530
6125 530
6450 520
5775 505
5475 53400 35675 1275
5475 53400 35675 1275
5575 54150 35100 1260
Property, Real Estate and Building Construction Trading Buy 1820 1820 BSDE Trading Buy 3830 3830 PTPP Trading Buy 2745 2745 WIKA Trading Buy 2155 2155 ADHI Trading Buy 1645 1645 WSKT Infrastructure, Utilities and Transportation Trading Sell 2685 PGAS Trading Buy 5250 JSMR Trading Buy 5400 ISAT Trading Buy 3195 TLKM
Ticker
Rec
Agriculture Trading Buy AALI Trading Buy LSIP SGRO Trading Buy
05-01-16
Support S2 S1
Resistance R1 R2
Indicators Stoc*
MA5*
Positif Positif Positif
Positif Positif Positif
Positif Negatif Positif
18900 1415 1725
15375 1200 1295
4790 525 835 1620 314 492
Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif
Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif
Positif Negatif Positif Negatif Negatif Negatif
6325 605 1450 1905 380 575
4305 441 750 1340 285 455
900 11350 21650 995
975 11725 22875 1010
Positif Positif Negatif Negatif
Positif Positif Negatif Negatif
Positif Negatif Negatif Positif
960 11775 22800 1140
780 10275 18700 950
6000 520
6225 535
6450 550
Positif Negatif
Positif Negatif
Positif Positif
6600 625
5800 470
5075 51050 33575 1215
5325 52600 35100 1260
5575 54150 36625 1305
5825 55700 38150 1350
Positif Positif Negatif Positif
Positif Positif Negatif Positif
Positif Negatif Negatif Negatif
5650 55000 38500 1400
4840 48275 34150 1135
1850 3860 2795 2180 1660
1690 3720 2515 2040 1600
1770 3790 2655 2110 1630
1850 3860 2795 2180 1660
1930 3930 2935 2250 1690
Positif Positif Positif Positif Positif
Positif Positif Positif Positif Positif
Positif Positif Positif Positif Positif
1835 3920 2950 2330 1760
1580 3600 2535 2040 1605
2685 5250 5400 3195
2640 5350 5600 3240
2545 4850 4850 3040
2640 5100 5225 3140
2735 5350 5600 3240
2830 5600 5975 3340
Negatif Positif Positif Positif
Negatif Positif Positif Positif
Negatif Positif Negatif Positif
3080 5250 5825 3175
2305 4500 4800 2740
9375 11575 4950 13375 1310
9525 11750 5075 13550 1345
8925 11250 4815 12850 1270
9225 11500 4900 13200 1295
9525 11750 4985 13550 1320
9825 12000 5075 13900 1345
Positif Positif Positif Positif Positif
Positif Positif Positif Positif Positif
Positif Positif Negatif Positif Positif
9350 11600 5250 13800 1315
8450 10425 4770 12375 1180
16350 1800
16200 1855
15900 1665
16200 1760
16500 1855
16800 1950
Negatif Positif
Negatif Positif
Negatif Positif
18250 2095
13925 1530
MACD
1 Month High Low
Mining
Miscellaneous Industry Trading Buy ASII Trading Sell GJTL Consumer Goods Industry Trading Buy INDF Trading Buy GGRM Trading Sell UNVR Trading Buy KLBF
Finance Trading Buy 9375 BMRI Trading Buy 11575 BBRI Trading Buy 4950 BBNI Trading Buy 13375 BBCA Trading Buy 1310 BBTN Trade, Services and Investment Trading Sell 16350 UNTR Trading Buy 1800 MPPA
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.