23-Nov-16
Clostridium tetani, Virus Hepatitis dan Human Immunodeficiency Virus (HIV)
Resistensi-B.Infeksi
1
Mikrobiologi
TETANUS
23-Nov-16 Resistensi-B.Infeksi
2
LANJUTAN 23-Nov-16 Resistensi-B.Infeksi
Clostridium tetani: Penyebab penyakit tetanus : terjadi gangguan pada neuromuskuler akut Gejala : trismus, kekakuan dan kejang otot akibat eksotoksin spesifik bakteri anaerob
3
KLASIFIKASI 23-Nov-16
: Bacteria : Firmicutes : Clostridia : Clostridiales : Clostridiaceae : Clostridium : Clostridium tetani
Resistensi-B.Infeksi
Kingdom Division Class Order Family Genus Species
4
Clostridium tetani
Resistensi-B.Infeksi
berbentuk batang, langsing, panjang 2-5 µm dan lebar 0,3-0,5 µm, gram positif dan anaerob obligat. Bakteri dibedakan berdasarkan antigen flagella, membentuk spora khas lonjong dengan ujung yang bulat, khas seperti batang korek api (drum stick). Spora tahan pada air mendidih selama 4 jam, obat antiseptik tetapi mati dalam autoklaf bila dipanaskan selama 15-20 menit pada suhu 121°C.
23-Nov-16
Bakteri
5
LANJUTAN tidak kena cahaya, spora dapat hidup di tanah berbulan-bulan bahkan sampai tahunan, dapat ditemukan pada debu,tanah, feses manusia, feses binatang (misal kuda) Toksinnya diproduksi oleh bentuk vegetatifnya, menghasilkan neurotoksin
23-Nov-16
Bila
Resistensi-B.Infeksi
6
PATOGENESIS 23-Nov-16
Kuman
Resistensi-B.Infeksi
tetanus tidak invasif, bersifat lokal, masuk melalui jaringan yang mengalami devitalisasi (luka, luka bakar, sisa umbilikus, jahitan bedah). Germinasi spora dan perkembangan organisme vegetatif menghasilkan toksin. Toksin yang dilepas mencapai sistem saraf pusat dan secara cepat menempel pada reseptor di medula spinalis dan batang otak. 7
LANJUTAN ini memproduksi 2 macam eksotoksin yaitu tetanospasmin dan tetanolisin. Tetanospasmin merupakan protein dengan berat molekul 150.000 Dalton, larut dalam air labil pada panas dan cahaya, rusak dengan enzim proteolitik. tetapi stabil dalam bentuk murni dan kering. Tetanospasmin :neurotoksin karena toksin ini melalui beberapa jalan dapat mencapai susunan saraf pusat dan menimbulkan gejala berupa kekakuan (rigiditas), spasme otot dan kejang-kejang.
23-Nov-16
Bakteri
Resistensi-B.Infeksi
8
MEKANISME KERJA
Resistensi-B.Infeksi
Toksin berikatan dengan membran prasinaptik neuron motorik, kemudian bermigrasi ke badan sel neuron-neuron mencapai medula spinalis dan batang otak. Toksin berdifusi dan mendegradasi protein yang dibutuhkan untuk menghubungkan vesikel neurotransmiter pada membran prasinaptik. Pelepasan glisin inhibisi dan asam γ-aminobutirat dihambat. Namun neuron motorik tidak dihambat. Sebagai akibatnya terjadi hiperefleksi, spasme otot, dan paralisis spastik. Sejumlah kecil toksin dapat bersifat letal bagi manusia
23-Nov-16
9
LANJUTAN 23-Nov-16 Resistensi-B.Infeksi
Tetanolisin Tetanolisin menyebabkan lisis sel-sel darah merah, dapat melisiskan sel darah merah mengoptimalkan kondisi lokal untuk bakteri Toksin diabsorpsi saraf end organ diujung saraf motorik dan diteruskan ke sel ganglion SSP . terikat dengan sel saraf dan tidak bisa dinetralkan lagi.
10
LANJUTAN 23-Nov-16 Resistensi-B.Infeksi
Masa Inkubasi (MI) 3 hr- 4 minggu ( rata-rata=8 hr) Prognosis ditentukan oleh masa inkubasi Kematian meninggi bila MI < 1 minggu MI pasien hidup rata-rata 11 hari . Dapat tetanus lokal terutama pada orang yang sudah imunisasi bila trauma /luka dikepala tetanus lokal sefalik sesuai dengan saraf kranial yang dikenai. Kaku otot di sekitar luka tetanus lokal
11
Clostridium tetani
23-Nov-16 Resistensi-B.Infeksi
12
HEPATITIS
Resistensi-B.Infeksi
peradangan atau pembengkakan liver (hati) dan termasuk penyakit berbahaya karena menyerang hati, organ penting dalam tubuh yang memiliki fungsi vital. Penyebabnya dapat berbagai macam : virus, obat-obatan, alkohol, bahkan obat tradisional sekalipun. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut hepatitis akut, hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut hepatitis kronis.
23-Nov-16
Merupakan
13
VIRUS HEPATITIS Resistensi-B.Infeksi
Hepatitis A,B, C, D, E, F dan G. Meskipun gejala yang dialami sama, tetapi ada perbedaan antara jenis hepatitis yang satu dengan yang lainnya. Di antaranya dalam hal penularan, penanganan dan dampaknya terhadap kesehatan.
23-Nov-16
14
VIRUS HEPATITIS
23-Nov-16 Resistensi-B.Infeksi
15
VIRUS HEPATITIS A
23-Nov-16 Resistensi-B.Infeksi
16
LANJUTAN
23-Nov-16 Resistensi-B.Infeksi
17
LANJUTAN
23-Nov-16 Resistensi-B.Infeksi
18
LANJUTAN
23-Nov-16 Resistensi-B.Infeksi
19
LANJUTAN
23-Nov-16 Resistensi-B.Infeksi
20
LANJUTAN
23-Nov-16 Resistensi-B.Infeksi
21
VIRUS HEPATITIS B
23-Nov-16 Resistensi-B.Infeksi
22
LANJUTAN
23-Nov-16 Resistensi-B.Infeksi
23
SIKLUS HIDUP
23-Nov-16 Resistensi-B.Infeksi
24
LANJUTAN
23-Nov-16 Resistensi-B.Infeksi
25
LANJUTAN
23-Nov-16 Resistensi-B.Infeksi
26
LANJUTAN
23-Nov-16 Resistensi-B.Infeksi
27
LANJUTAN
23-Nov-16 Resistensi-B.Infeksi
28
VIRUS HEPATITIS C
23-Nov-16 Resistensi-B.Infeksi
29
LANJUTAN
23-Nov-16 Resistensi-B.Infeksi
30
LANJUTAN
23-Nov-16 Resistensi-B.Infeksi
31
LANJUTAN
23-Nov-16 Resistensi-B.Infeksi
32
VIRUS HEPATITIS D
23-Nov-16 Resistensi-B.Infeksi
33
LANJUTAN
23-Nov-16 Resistensi-B.Infeksi
34
LANJUTAN
23-Nov-16 Resistensi-B.Infeksi
35
VIRUS HEPATITIS E
23-Nov-16 Resistensi-B.Infeksi
36
LANJUTAN
23-Nov-16 Resistensi-B.Infeksi
37
VIRUS HEPATITIS F
23-Nov-16 Resistensi-B.Infeksi
38
VIRUS HEPATITIS G
23-Nov-16 Resistensi-B.Infeksi
39
LANJUTAN
23-Nov-16 Resistensi-B.Infeksi
40
LANJUTAN
23-Nov-16 Resistensi-B.Infeksi
41
LANJUTAN
23-Nov-16 Resistensi-B.Infeksi
42
LANJUTAN
23-Nov-16 Resistensi-B.Infeksi
43
HEPATITIS B
23-Nov-16 Resistensi-B.Infeksi
44
23-Nov-16
45
Resistensi-B.Infeksi
HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV)
STRUKTUR HIV Enzym
Reverse transcriptase Integrase Protease
Inti
Resistensi-B.Infeksi
gp 120 gp41
23-Nov-16
Envelop
P17 (matrix) P24 (kapsid) P7/P9 (nucleocapsid)
46
TRANSMISI HIV
HIV masuk ke dalam tubuh dengan 2 cara Penetrasi permukaan mukosa Inokulasi langsung melalui darah Masuk sebagai virus bebas atau sel yg terinfeksi HIV HIV dapat ditranmisikan dari virus ke sel atau sel ke sel
TARGET SEL DAN JARINGAN Sasaran Mayor, In Vivo : Limfosit T CD4+ Monosit/makrofag
Sasaran Minor, In Vivo : Sel-sel Langerhan, prekursor monosit CD34+, timosit triple negatif (CD3/CD4/CD8), sel-sel dendrit yang beredar
SEL RESEPTOR UTK HIV
CD4 merupakan reseptor HIV Dikenali oleh HIV melalui gp120 Berfungsi untuk mengikat tetapi tidak cukup untuk masuk dalm sel Membutuhkan chemokine reseptor CXCR4 atau CCRs untuk entry
HIV MASUK KE DALAM TUBUH HIV masuk kedalam host melalui imun sistem yang ada dalam mukosa epithelium Terjadi dalam 2 hari pertama infeksi
LANJUTAN Infeksi menjalar ke seluruh jaringan dalam 3 hari Infeksi menyebar ke makrofag jaringan mengaktifkan CD4 sel dalam limfonodi Masuk dalam peredaran darah Masuk kedalam organ
PERJALANAN ALAMIAH INFEKSI HIV DAN KOMPLIKASI UMUM
Primary Rapid HIV replikasi (107 infeksius partikel/mm3) Anti HIV imune respond muncul (Cell mediated +humoral) CD8 cell antiviral faktor meningkat
POLA PROGRESI PENYAKIT Typical Progressors
7-10 tahun
Rapid Progressors
<3 tahun
90 %
Infeksi HIV
<5 %
<10%
Long-term Non-progressors
>10-15 th Normal, CD4 stabil
HIV-NAT
Faktor2 yg mempengaruhi Viral Load dan Riwayat Alami Faktor2 Respons Pejamu
Faktor2 Virus HIV
Respons Imun Humoral CTL, CD8 cells(CAFs) b-Kemokin: RANTES, MIP-1 a,b Mutasi CCR-5, CCR2, SDF-1
Tropism sel SI/NSI Slow/Rapid Grower Resistensi Obat
aktivasi Imun
+
RNA-HIV>10 5
Progressor CEPAT <3 Thn
+
-
Viral Load HIV RNA-HIV 500-105
-
Terapi Antiretroviral
RNA-HIV <500
Progressor
Non-Progressor
SEDANG
Jangka Panjang
3-10 Thn
>10 Thn
HIV-NAT
PENULARAN HIV/AIDS?? 1. 2. 3. 4. 5.
Hubungan seksual Jarum/alat suntik yg tercemar HIV Transfusi darah Bayi dari ibu hamil HIV Air susu ibu HIV
CAIRAN TUBUH PENULAR HIV/AIDS? Darah 2. ASI 3. Sperma 4. Cairan kemaluan wanita 5. Cairan dubur *keringat, air mata, air ludah TIDAK menularkan HIV 1.
Gambaran Klinis HIV/AIDS Gejala Mayor : •BB turun > 10 % Dalam 1 bulan •Diare kronis > 1 bulan •Demam panjang > 1 bulan •Penurunan Kesadaran/ggn Neurologis •Dimensia/HIV encefalopati Gejala Minor : •Batuk > 1 bulan •Herpes Zoster multi sektor/berulang •Dermatitis Generalisata •Kandidiasis oro faringeal •Herpes simplek kronis progresif •Limfadenofati generalisata •Infeksi Jamur berulang pada Alat Kelamin wanita
STADIUM HIV AIDS
Stadium klinis I ASIMTOMATIK
LIMFADENOPATI PERSISTEN GENERALISATA
Stadium klinis II PENURUNAN BB < 10%
KELAINAN KULIT/DERMATITIS HERPES ZOSTER INFEKSI SALURAN NAFAS BERULANG
LANJUTAN Stadium Klinis III: Penurunan BB > 10% Diare kronnis > 1 bl Demam > 1 bl sebab tak Jelas Kandidiasis oral TB Paru Infeksi Bakteri berat
STADIUM
KLINIS IV
HIV Wasting syndroma PCP Encefalitis toxoplasma Diare kriptokokus > 1 bulan Infeksi sitomegalovirus Herpes simplek > 1 bulan Infeksi Jamur berat Kandidiasis esofagus,trakea,bronkus Mikobaterialis atipikal TB extra paru Limfoma malignum Sarkoma kaposi”s Ensefalopati HIV
DIAGNOSIS HIV Ditemukannya
darah
Jenis
antibodi HIV dalam
tes antibodi HIV : - Rapid Test ELISA Western Blot