CLASS LIBRARY SEBAGAI PROGRAM LITERASI INFORMASI DI PERPUSTAKAAN SD ISLAM AL-AZHAR 20 CIBUBUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi (S.IP)
oleh: Husain Haikal Pratama NIM : 1111025100015
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015 M
i
ABSTRAK Husain Haikal Pratama (1111025100015). Class Library Sebagai Program Literasi Informasi Di Perpustakaan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur. Di bawah bimbingan Alfida, MLIS. Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015. Penelitian ini membahas tentang class library sebagai program literasi informasi siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang pelaksanaan class library dalam meningkatkan literasi informasi siswa. Jenis pendekatan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan jenis penelitian kualitatif. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan studi pustaka. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa di dalam kegiatan ini siswa diajarkan bagaimana cara menelusur informasi dengan baik dan benar serta relevan sesuai dengan kebutuhannya. Kegiatan ini rutin dilakukan setiap hari dan sudah diberi jadwalnya Dari hasil penilitian ini pula ditemukan bahwa kegiatan class library dapat memotivasi siswa untuk tidak hanya datang dan berdiam diri saja di perpustakaan tetapi untuk mencari segala macam sumber informasi yang ada dan menggunakannya dengan tepat guna. Class library merupakan sebuah program yang bisa mengembangkan literasi infromasi siswa SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur. Yaitu, di kegiatan ini siswa dituntut untuk selalu melek informasi. Kata Kunci: Class Library, Literasi Informasi, Perpustakaan Sekolah
ii
ABSTRACT Class Library a Literacy Information Program Of SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur: Essay, Husain Haikal Pratama. Jakarta: Library Science Program, Adab and Humanities Faculty UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015. This research disscuss about a class library to gain information literacy application to student of SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur. The aims of this research were to find out how class library in School Library of SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur. This is a descriptive research using a qualitative approach.The techniques used in data collection are observation, interviews, and literature. Meanwhile, data analysis techniques include data reduction, data display (presentation of data), and conclusion. The result show that class library in that schools student has been teached how to surfing a information in a better and relevan to improved information need.The result also that find out from a class library can motivated student for not going to library but to suf any information in that library to improve information need. Class Library is a programm which can improved information literacy for student. Keyword : Class Library, Literasi Informasi, Perpustakaan Sekolah
iii
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil ‘Alamiin, puji syukur penulis panjatkan atas Kehadirat Allah SWT karena atas izin, rahmat dan nikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peran Kegiatan Class Library Dalam Meningkatkan Literasi Informasi Siswa di Perpustakaan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur”. Selanjutnya, penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih yang sedalamdalamnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora. 2. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi. 3. Bapak Mukmin Suprayogi,M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi. 4. Ibu Alfida, MLIS, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga,
dan
pikirannya
untuk
memberikan
pengarahan,
ilmu,
dan
bimbingannya kepada penulis, dalam membantu menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak Parhan Hidayat, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Seluruh jajaran Wakil Dekan dan para pegawai FAH UIN Jakarta. 7. Bapak Ibrahim dan segenap jajaran dewan guru yang telah meluangkan waktunya dan memberikan arahan, informasi, dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini. 8. Seluruh Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan yang sangat berharga. Semoga ilmu yang telah diberikan dapat bermanfaat.
iv
9. Kedua Orang tuaku yang tiada henti-hentinya selalu memberikan dukungan, baik berupa moril maupun materi dan selalu memberikan kasih sayangnya serta selalu mendoakan penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Terutama untuk Ayah, skripsi ini kupersembahkan untuk mu yang sekarang telah berada di rumah sesungguhnya kembali ke Allah SWT. 10. Adikku tersayang, Intan Karimah yang telah memberikan dukungan dan doanya. Serta seluruh keluarga besar Kakek Kasir, yang selalu memberikan dukungan kepada penulis. 11. Rizulmi, mentor sekaligus sahabatku dari bangku MAN dulu hingga saat ini dan selamanya yang telah memberikanku dukungan dan do’a untuk merampungkan skripsi yang sederhana ini. 12. Sahabat Komisariat Dakwah Kampus FAH, Bagja, Septian, Dewi, Risqa, Yusra dan Wilda. Terimakasih dukungan dan doa’anya sampai akhirnya skripsi ini selesai. 13. Sahabat di pondok pesantren “Alviousa” yang menjadi inspirasi penulis untuk merampungkan skripsi dan mendapatkan gelar strata 1. 14. Sahabatku seperjuangan IPI A 2011 dan teman-teman JIPERS 2011 serta teman-teman KKN 2014 “BARAYA”. Terima kasih telah memberikan dukungan dan semangatnya kepada penulis. 15. Teman-teman di Backpacker Jakarta, bang Eko, bang Aci, Ase, dan semuanya yang selalu mendukungku untuk merampungkan skripsi ini dan akhirnya selesai.
v
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan penulisan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya kepada Jurusan Ilmu Perpustakaan. Aamiin
Jakarta, 01 Desember 2015
Penulis
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ABSTRAK ................................................................................................................i ABSTRACT ..............................................................................................................ii KATA PENGANTAR ..............................................................................................iii DAFTAR ISI .............................................................................................................vi DAFTAR TABEL ....................................................................................................viii DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .........................................................................................1 B. Pembatasan dan PerumusanMasalah........................................................6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................6 D. Definisi Istilah ..........................................................................................7 E. Sistematika Penulisan ..............................................................................8 BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Perpustakaan Sekolah...............................................................................10 1. Definisi Perpustakaan Sekolah ...........................................................10 2. Tujuan Perpustakaan Sekolah ............................................................12 3. Tugas dan Fungsi Perpustakaan Sekolah ...........................................13 4. Program Perpustakaan Sekolah ..........................................................16 B. Literasi Informasi .....................................................................................18 1. Definisi Literasi Informasi .................................................................18 2. Perbedaan Literasi Informasi dan Pendidikan Pemakai .....................20 3. Urgensi Mempelajari Literasi Informasi ............................................21 4. Model Literasi Informasi....................................................................22 5. Standar dan Kompetensi Literasi Informasi .......................................29 C. Penelitian Terdahulu ................................................................................33
vii
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian...............................................................35 B. Sumber Data .............................................................................................36 C. Informan ...................................................................................................37 D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................38 E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data .....................................................40 F. Jadwal Penelitian......................................................................................41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Perpustakaan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur ..............................42 1. Sejarah Singkat...................................................................................42 2. Pelayanan ...........................................................................................42 3. Koleksi ...............................................................................................43 4. Struktur Organisasi ............................................................................44 B. Hasil Penelitian Peran Class Library Dalam Meningkatkan Literasi Informasi Siswa Di Perpustakaan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur. 1. Pelaksanaan Kegiatan Class Library ...........................................45 2. Tujuan Kegiatan Class Library ....................................................49 3. Dampak Dari Kegiatan Class Library..........................................50 4. Kendala Kegiatan Class Library ..................................................53 C. Pembahasan Penelitaian 1.
The Big Six ..................................................................................55
2.
Standar American Association of School Librarian and Association For Educational Communication And Technologi..63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ..............................................................................................67 B. Saran .........................................................................................................68 DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................69 LAMPIRAN-LAMPIRAN BIODATA PENULIS
viii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 Jadwal Penelitian.................................................................................. 41 2. Tabel 2 JadwalClass Library Kelas 3-1 ............................................................ 46 3. Tabel 3 JadwalClass Library Kelas 4-6 ............................................................ 47 4. Tabel 4 AnalisaKecocokan The Big Six Model dengan Class Library ............ 57
ix
DAFTAR GAMBAR
1. Skema The Big Six ...................................................................................24 2. Skema NSW Information Process .............................................................27
x
DAFTAR LAMPIRAN 1. 2. 3. 4.
Lampiran Surat-Surat Lampiran TranskipWawancara Lampiran Jadwal Kegiatan Class library Lampiran Foto Kegiatan Class library
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan pendidikan sehingga, semestinya setiap sekolah harus memiliki perpustakaan yang memadai agar tugas pokok perpustakaan dalamproses pendidikan tersebut dapat berlangsung dengan baik. Untuk itu, setiap perpustakaan sekolah harus menyediakan berbagai macam jenis koleksi dan bahan bacaan yang sesuai dengan kurikulum sekolah dan perkembangan ilmu pengetahuan1. Menurut Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 2007 Pasal 23 tentang Perpustakaan Sekolah/Madrasah menyelenggarakan perpustakaan yang memenuhi standar nasional perpustakaan dengan memperhatikan Standar Nasional Pendidikan. Perpustakaan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) memiliki koleksi buku teks pelajaran yang ditetapkan sebagai buku teks wajib pada satuan pendidikan yang bersangkutan dalam jumlah yang mencukupi untuk melayani semua peserta didik dan tenaga pendidik2 . Perpustakaan sekolah akan menunjukkan fungsinya bila tercapai sesuatu dalam bentuk kepuasan pemakai (user satisfaction), yaitu pemustaka dapat menemukan apa yang mereka cari dengan cepat, tepat dan mudah. Oleh karena itu
1
Sutarno NS. Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta : Samitra Media Utama, 2004), h.69. 2 Republik Indonesia. Undang-Undang RI No 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2007), h.15.
2
perpustakaan harus menyediakan suatu program yang disebut dengan pendidikan pemakai (user education). Adapun pendidikan pemakai atau seringkali disebut user education adalah suatu proses dimana pemakai perpustakaan pertama-tama disandarkan oleh luasnya dan jumlah sumber-sumber perpustakaan, jasa layanan, dan sumber informasi yang tersedia bagi pemakai dan kedua diajarkan bagaimana menggunakan sumber perpustakaan, jasa layanan, dan sumber informasi tersebut yang tujuannya untuk mengenalkan keberadaan perpustakaan, menjelaskan mekanisme penelusuran informasi serta mengajarkan pemakai bagaimana mengeksploitasi sumber daya yang tersedia3. Hal diatas menunjukkan bahwa dengan adanya keberadaan perpustakaan di sekolah, perpustakaan diharapkan mampu menjadi elemen penting dalam keberhasilan proses pendidikan dan sebagai pusat kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan seperti apa yang telah tercantum dalam kurikulum sekolah. Namun pada kenyataannya, perpustakaan sekolah belum digunakan secara optimal dan maksimal oleh kebanyakan siswa. Dalam observasi yang peneliti lakukan hal ini disebabkan oleh siswa kebingungan untuk menelusur dan mencari informasi yang dibutuhkan. Kurangnya perhatian dari pihak perpustakaan yang menjadi sebab siswa kebingunan dalam menelusur dan mencari infromasi. Hal inilah yang disebut oleh banyak pakar sebagai pendidikan pemakai atau yang sekarang lebih dikenal sebagai literasi informasi.
3
Ian Malley, The Basic of Information Skills Teaching (London: Bingley,1984), h.14.
3
Catts (2010) dalam Widyawan (2012) mengungkapkan bahwa Literasi Informasi menurut Proklamasi Alexandria 2005, sebagai aspek penting bagi seseorang untk mendapatkan esensi ataupun tujuan dari pendidikan, pekerjaan, sosial, atau pribadi 4 . Jadi menurut hemat penulis, dari definisi tersebut literasi informasi merupakan keterampilan yang diperlukan untuk mengenali informasi yang diperlukan, kemampuan memperoleh, mengevaluasi, dan memanfaatkan informasi tersebut secara efektif. Ini menunjukkan LI sangatlah berperan penting bagi seseorang dalam mempelajari sesuatusecaramandiri sepanjang hayat (long life learning). Adapun model literasi informasi yang digunakan di setiap perpustakaan baik perguruan tinggi maupun sekolah dalam memberikan keterampilan literasi informasi siswa. Model-model tersebut seperti The Big Six Theory, Seven Pillars Model, New South Wales (NSW) Information Process, dan masih banyak lagi. Perpustakaan Sekolah Dasar Islam (SDI) Al-Azhar telah menerapkan suatu program atau kegiatan yang erat kaitannya dengan literasi informasi. Kegiatan tersebut bernama Class Library. Dimana para siswa diberikan jam khusus untuk berkunjung ke perpustakaan dan mendapatkan pendidikan pemakai. Pendidikan pemakai tersebut berupa orientasi perpustakaan, bimbingan perpustakaan, bimbingan bibliografi, dan tentunya bimbingan literasi informasi. Adapun untuk pelaksanaan adalah dilakukan setiap jam pelajaran pertama (pagi hari) dengan pembagian, minggu 1dan 3 kelas 1-3, dan minggu 2 dan 4 kelas 4-6. Tidak jarang juga pustakawan mengajarkan mata pelajaran sekolah
4
Rosa Widyawan. Pelayanan Refrensi Berawal Dari Senyuman. (Bandung: Bahtera Ilmu), h.166.
4
seperti, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan lain sebagainya. Pembagian kelas tersebut didasari dari tingkat kemampuan dan kerumitan bagi siswa. Sebagai contoh siswa kelas 1-3 diajarkan untuk membedakan yang mana ensklopedi (bergambar) dan komik, sedangkan kelas 4-6 diajarkan cara menelusur informasi lewat search engine dan mempelajari isi atau katalogisasi buku, koran, ataupun majalah. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, kurangnya perhatian atau minat sebagian siswa dalam mengikuticlass library yang dilakukan oleh Perpustakaan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur dijadikan sebagai permasalahan utama yang dihadapi. Hal tersebuttergambar dari observasi pertama yang peneliti lakukan, yaitu ada beberapa siswa yang sedang mengikuti class library terlihat kurang antusias dan terkesan malas. Pada saat itu pustakawan sedang mengarahkan para siswa untuk mengidentifikasi judul, penulis/editor, jumlah paragraf, dan membuat kesimpulan dari artikel di koran terdapat beberapa siswa yang kurang tertarik akan kegiatan tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya peran serta tidak hanya dari pustkakawan tetapi juga guru/wali kelas untuk memberi motivasi kepada siswa agar mau mengikuti kegiatan class library yang telah dibuat oleh Perpustakaan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur Alasan peneliti mengambil SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur sebagai tempat untuk melakukan penelitian. Pertama, karena kegitan class library yang dilakukan oleh perpustakaannya. Dalam hal ini peneliti baru menegetahui dari sekian banyak perpustakaan sekolah, baru kali ini peneliti menemukan sebuah kegiatan yang cukup berperan serta dalam meningkatkan literasi informasi siswa. Kedua, SD
5
Islam Al-Azhar 20 Cibubur memiliki cukup banyak prestasi yang pernah diraih. Hasil observasi yang peneliti lakukan, ada seorang siswa yang hasil karya tulisannya berupa cerpen dibukukan dan publikasikan oleh penerbit mizan. Dan pernah juga perpustakaan bernama Al-Bait milik SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur ini mendapatkan penghargaan perpustakaan sekolah terbaik se-Jakarta Timur. Hal tersebutlah yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian di perpustakaan sekolah ini. Beragam prestasi tersebut secara tidak langsung mungkin merupakan hasil dari kegiatan class library yang selama ini diusung oleh perpustakaan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur. Pada kegiatan tersebut siswa diajari cara menelusur informasi yang baik dan benar; baik yang tercetak maupun yang elektronik, dan diajarkan pula sedikit tentang katalogisasi buku. Menarik bagi peneliti untuk mengetahui secara lebih jauh apa itu kegiatan bernama class library ini. namun dalam penelitian ini peneliti tidak mengupas tuntas class library ini, dikarenakan keterbatasan waktu dan juga biaya. Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti memutuskan untuk meneliti dan mengkaji lebih dalam lagi, kemudian hasil penelitian tersebut akan dituangkan kedalam skripsi yang berjudul “Class Library Sebagai Program Literasi Informasi Di Perpustakaan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur”.
6
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini, peneliti hanya membatasi dan memfokuskan class librarydalam meningkatkan literasi informasi pada siswa sekolah dasar dari kelas 4-6, yaitu usia 9-12 tahun. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti merumuskan penilitian sebagai berikut : a. Bagaimana pelaksanaan class library sebagai program literasi informasi di perpustakaan SD Islam AL-Azhar 20 Cibubur ? b. Bagaimana dampak perubahan literasi informasi pada siswa setelah mengikuti kegiatan class library di perpustakaan SDI Al-Azhar 20 Cibubur ?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Agar sasaran dalam penelitian ini jelas dan sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: a. Mengetahui pelaksanaan kegiatan class library sebagai program literasi informasi siswa di perpustakaan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur. b. Mengetahui sejauh mana dampak kegiatan class library sebagai program literasi informasi di SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur.
7
2. Manfaat Penelitian Manfaat dalam penelitian ini adalah: a. Menambah dan memperkaya penelitian masalah perpustakaan sekolah, terutama dengan tema class library. b. Menambah dan memperkaya pembahasan tentang hubungan class library dengan literasi informasi siswa. c. Dapat dijadikan masukan bagi Perpustakaan Sekolah lain dalam kaitannya dengan literasi infromasi siswa.
D. Definisi Istilah 1. Class Library Class library merupakan kegiatan yangmana didalamnya terdapat pengetahuan tentang literasi informasi perpustakaan SD Islam Al-Azhar. Dan tidak jarang pula di kegiatan ini pustakawan menjadi layaknya guru di dalam kelas. 2. Literasi Informasi Literasi informasi merupakan keterampilan yang diperlukan untuk mengenali informasi yang diperlukan, kemampuan memperoleh, mengevaluasi, dan memanfaatkan informasi tersebut secara efektif 3. Perpustakaan Sekolah Perpustakaan Sekolah adalah sebuah perpustakaan yang berada di sekolah, dikelola oleh sekolah, dan berfungsi untuk kegiatan belajar mengajar, penelitian
8
yang sederhana, menyediakan bahan bacaan guna menambah ilmu pengetahuan, sekaligus tempat berekreasi yang sehat, di sela-sela kegiatan rutin dalam belajar.
E. Sistematika Penulisan Dalam menyusun penelitian skripsi ini, peneliti membagi ke dalam 5 (lima) bab. Adapun sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I: Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, definisi istilah, dan sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan Literatur Bab ini peneliti akan membahas kerangka teoritis tentang perpustakaan sekolah (definisi, tujuan, tugas dan
fungsi perpustakaan sekolah), program
perpustakaan sekolah dan literasi infromasi(pengertian literasi informasi, urgensi literasi informasi, model literasi informasi, dan standar literasi informasi perpustakaan sekolah). BAB III :Metode Penelitian Bab ini peneliti akan membahas jenis dan pendekatan penelitian, sumber data, pemilihan informan, teknik pengolahan data, teknik analisis data dan jadwal penelitian.
9
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini peneliti akan membahas tentang profil perpustakaan SD Islam AlAzhar 20 Cibubur, hasil penelitian class library di perpustakaan SD Islam AlAzhar 20 Cibubur dan pembahasan. BAB V : Penutup Bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari keseluruhan pokok bahasan dan saran-saran yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian.
10
BAB II TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Sekolah 1. Definisi Perpustakaan Sekolah Perpustakaan adalah sebuah ruangan, sebuah gedung atau bagian dari sebuah bangunan dimana menjadi tempat penyimpanan buku serta terbitan dan bahan pustaka lainnya menurut tata susunan tertentu dan bukan untuk diperjualbelikan 1 . Adapun batasan definisi perpustakaan yang dikutip dari Sulistyo Basuki sebagaimana dirumuskan oleh International Federation of Library Associations and Institution (IFLA) adalah perpustakaan merupakan kumpulan bahan tercetak dan non tercetak atau elektronik yang disusun secara sistematis untuk kepentingan pemakai (pemustaka)2. Perpustakaan sekolah sendiri memiliki beberapa definisi khusus yang menyatakan bahwa itulah perpustakaan sekolah. Definisi perpustakaan sekolah dinyatakan sebagai berikut: a. Menurut Sulistyo Basuki Perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah dan dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan dengan tujuan sekolah khususnya dan tujuan pendidikan umumnya3.
7
Sulistyo Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1993), h.5. Rizal Saiful Haq dkk. Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah, (Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006), h.31 3 Sulistyo Basuki. Priodisasi Perpustakaan Indonesia, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994). h.1. 2
11
b. Menurut UNESCO Mendefinisikan perpustakaan sekolah sebagai kumpulan koleksi dengan ragam yang luas yang menyatu dari bahan-bahan koleksi tercetak dan audiovisual yang diseleksi dengan penuh hati-hati, diorganisasi dan diindeks menurut subjek agar mudah diakses, ditemukan kembalidan digunakan, juga menyediakan peralatan pokok yang dibutuhkan dalam proses belajar mengajar, merangsang, dan membantu belajar individu atau kelompok4. Merangkum dua definisi dari Sulistyo Basuki dan Unesco diatas bahwa perpustakaan sekolah merukapan perpustakaan yang terbagung pada sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang memiliki beranekamacam koleksi disusun secara sistamis agar mudah ditemukan kembali serta memiliki layanan konsultasi, dan distribusi, juga menyediakan perlatan pokok yang digunakan untuk proses belajar mengajar di sekolah. Lebih
lanjut,
IFLA/UNESCO
(Federasi
Organisasi
dan
Institusi
Perpustakaan Internasional bersama Organisasi PBB untuk Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan) dalam Manifesto Perpustakaan Sekolah menyatakan bahwa sejatinya perpustakaan sekolah haruslah menyediakan informasi dan gagasan yang sangat diperlukan untuk dapat berguna dan berfungsi bagi masyarakat berbasis ilmu pengetahuan. Perpustakaan sekolah sudah seharusnya memberikan bekal kepada siswa berupa keterampilan belajar sepanjang hidup (long life learning) dan mengembangkan imajinasi mereka sehingga memungkinkan mereka menjadi masyarakat yang cerdas.
4
IFLA/UNESCO. Pedoman Perpustakaan Sekolah, diakses pada 20 maret 2015 dari http://www.ifla.org
12
2. Tujuan Perpustakaan Sekolah Menurut Darmono secara umum tujuan didirikannya perpustakaan adalah untuk mencerdaskan masyarakat, bangsa, mengembangkan minat baca, dan memberantas buta aksara. Bangsa yang maju, beradab, dan maju tentu akan selalu memperhatikan perkembangan perpustakaan karena dengan perpustakaan yang baik; memiliki layanan yang baik, koleksi yang relevan dapat menjadi tolok ukur pencapaian tingkat peradaban bangsa yang mengesankan5. Menyangkut kepada perpustakaan sekolah Sulistyo Basuki memberikan pernyataan bahwa tujuan didirikannya perpustakaan sekolah adalah membantu sekolah dalam mencapai tujuannya sesuai dengan kebijakan sekolah dimana perpustakaan itu didirikan6. Menurut hemat peneliti tujuan didirikannya perpustakaan sekolah jika dikaitkan oleh kebijakan ataupun pelaksanaan program di sekolah, diantaranya adalah: a. Menumbuhkan minat baca siswa. b. Membimbing dan mengarahkan tehnik untuk memahami isi bacaan. c. Membimbing siswa agar dapat tidak hanya menggunakan bahan pustaka tetapi juga bisa memeliharanya. d. Memperluas dan memperkaya pengetahuan siswa dengan koleksi-koleksi perpustakaan yang ada. e. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mencari dan memperluas, mengelola dan memanfaatkan informasi. 5 6
Darmono. Manajemen Tata Kerja Perpustakaan Sekolah , (Jakarta: PT Grasindo, 2001), h.2. Sulistyo Basuki. Priodisasi Perpustakaan Indonesia, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994) h.1
13
3. Tugas dan Fungsi Perpustakaan Sekolah a. Tugas Perpustakaan Sekolah Tugas Pokok perpustakaan sekolah adalah mendukung seluruh tugas sekolah
dimana
IFLA/UNESCO
perpustakaan tentang
tersebut
perpustakaan
bernaung.
sekolah
Dalam
memiliki
manifesto
tujuan
untuk
menyediakan informasi ataupun gagasan dan ide-ide yang penting dan diperlukan untuk mewujudkan suatu tatanan masyarakat yang berbasis ilmu pengetahuan. Perpustakaan sekolah juga dituntut untuk dapat
memberikan atau
membekali siswa dengan berbagai kemampuan dan dapa mengembangkan daya imajinasi yang berguna bagi pembelajaran seumur hidup siswa. b. Fungsi Perpustakaan Sekolah Setelah mengetahui tujuan dari perpustakaan sekolah, kali ini akan dijabarkan fungsi dari perpustakaan sekolah. Fungsi dari perpustakaan sekolah seperti yang dikutip dari Rizal Saiful Haq adalah sebagai berikut: a) Mendukung pencapaian tujuan pendidikan sebagaimana tercantum dalam kurikulum sekolah. b) Menjadikan perpustakaan sebagai tempat belajar yang kondusif bagi siswa. c) Menyediakan kesempatan atau pengalaman siswa dalam penggunaan informasi untuk keperluan peningkatan pengetahuan ataupun wawasan. d) Membantu siswa dalam mempelajari dan memprkatekan kemampuan menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk atau jenisnya.
14
e) Mengorganisasikan berbagai kegiatan yang berkenaan dengan peningkatan kesadaran dan kepekaan siswa terhadap masalah sosial dan budaya. f) Menyediakan kerjasama dengan siswa, guru, staf administrasi, dan orang tua dalam mencapai misi atau tujuan sekolah. g) Mewujudkan kebebasan akses infromasi untuk siswa dan seluruh civitas akademik dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan. h) Mempromosikan minat baca kepada seluruh siswa dan pihak sekolah terkait7. Fungsi perpustakaan sekolah juga dirangkum atau dirumuskan dalam keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 00103/1981 tanggal 11 Maret 1981 adalah sebagai berikut: a) Pusat kegiatan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan sebagaimana yang tercantum dalam kurikulum sekolah. b) Pusat
penelitian
sederhana
yang
memungkinkan
siswa
untuk
mengembangkan kraetifitas dan imajinasinya. c) Pusat membaca siswa guna menambah ilmu pengetahuan. d) Sebagai tempat rekreasi dengan membaca buku-buku yang ringan dan bersifat hiburan. Lebih lanjut, fungsi perpustakaan sekolah dijabarkan lebih gamblang oleh Darmono sebagai berikut:
7
Rizal Saiful Haq dkk. Perpustakaan Dan Pendidikan: Pemetaan Peran Serta Perpustakaan Dalam Proses Belajar mengajar, (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora, 2005) h. 11
15
a)
Fungsi Pendidikan Perpustakaan menyediakan berbagai macam informasi yang meliputi bahan
tercetak ataupun non cetak (elektronik) sebagai sarana untuk menerapkan tujuan pendidikan. b)
Fungsi Informasi Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak,
audiovisual (terekam), elektronik, dan koleksi perpustakaan lainnya agar pengguna dapat mengambil ide-ide atau gagasan-gagasan dari koleksi yang siswa gunakan. Menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa untuk mengeksplorasi segala macam informasi yang tersedia didalam perpustakaan. c)
Fungsi Budaya Perpustakaan menyediakan koleksi dan fasilitas yang menunjang kearah
budaya. Hal dilakukan agar perpustakaan sekolah menjadi sebuah unit yang melaksanakan pengumpulan, penyimpanan, pengorganisasian serta pelayanan produk budaya terekam, baik rekaman tulisan, cetak, gambar, bentuk cetak maupun elektronik yang semuanya dapat dijadikan inspirasi oleh siswa dan guru sebagai pendidik. Dari sinilah nantinya akan terlahir prosuk budaya baru yang terus menerus berulang. d)
Fungsi Penelitian Perpustakaan
menyediakan
sarana
penelitian,
terutama
penelitian
kepustakaan atau literatur. Kebutuhan informasi untuk tujuan penelitian yang dilaksanakan oleh guru atau penelitian oleh peserta didik (siswa) dalam rangka latihan dan pembelajaran serta memperoleh pengalaman belajar.
16
e)
Fungsi Rekreasi Perpustakaan menyediakan berbagai koleksi bacaan, audio-visual, dan
koleksi perpustakaan lainnya yang bersifat ringan dan hiburan dalam rangka memberikan kehidupan yang seimbang antara jasmani dan rohani pemustaka. f)
Fungsi Deposit Perpustakaan sebagai tempat penyimpanan dan pelestarian semua karya
cetak dan rekam yang diterbitkatkan oleh sivitas akademik sekolah.
4. Program Perpustakaan Sekolah Menurut Rizal Saiful Haq proram perpustakaan sekolah dapat dikategorikan menjadi dua bagian yaitu, pembinaan minat baca dan keterampilan literasi infromasi. Penggabungan dari kebiasan membaca siswa dan keterempilan literasi informasi yang tumbuh tinggi merupakan kunci untuk menjadikan siswa sebagai masyarakat yang berpengetahuan8. a)
Pembinaan Minat Baca Membaca merupakan suatu masalah yang memiliki proses cukup kompleks.
Minat baca di Indonesia sendiri menjadi momok yang cukup mengkhawatirkan bagi sebagian siswa. Mulai dari kekurangan sumber bacaan yang tepat atau relevan sampai masalah buta aksara yang menjadi masalah minimnya minat baca di Indonesia. Perpustakaan sekolah sebagai suatu sarana yang seharusnya memiliki andil dalam terlaksananya proses belajar mengajar dan peningkatan minat baca pada 8 Rizal Saiful Haq. Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah, (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006) h.126
17
siswa. Strategi atau program pengembangan minat baca harus diterapkan di perpustakaan sekolah. Berikut adalah strategi-strategi yang bisa diterpkan di perpustakaan sekolah: 1) Melakukan tour perpustakaan 2) Menyediakan sumber bacaan bervariasi 3) Memberikan kesempatan untuk meminjam buku pada saat libur 4) Membuat slogan tentang manfaat membaca 5) Membaca dengan suara keras 6) Lingkar sastra 7) Menuturkan cerita (Mendongeng) 8) Mengundang penulis cerita 9) Membaca cepat 10) Meperkenalkan suatu cerita 11) Pemutaran film dan membaca 12) Pameran perpustakaan 13) Lomba puisi b) Program keterampilan literasi informasi Program keterampilan literasi informasi atau dulu yang lebih dikenal sebagai bimbingan pemustaka (user education) merupakan program perpustakaan yang memberikan bimbingan kepada pemustaka agar bisa mengenali informasi yang diperlukan, mengevaluasi, dan memanfaatkan informasi tersebut secara efektif. Keterampilan informasi dianggap sangat efektif bagi siswa karena dengan keterampilan ini siswa dapat mengontrol informasi dan dapat memanfaatkan
18
informasi tersebut sesuai dengan kebutuhannya. Peneliti akan membahasnya didalam skripsi ini secara khusus B. Literasi Informasi 1. Definisi Literasi Informasi Literasi informasi pertama kali ditemukan oleh Paul Zurkowski pada tahun 1974. Telah banyak yang menyelediki tentang literasi informasi ini. Dia mengungkapkan bahwa seoarang pekerja informasi memerlukan kemampuan untuk menggunakan beraneka ragam sumber informasi dalam melaksanakan tugasnya9. Literasi informasi dapat dikatakan juga sebagai suatu konsep yang mengarah kepada pencarian informasi (information seeking) Seperti yang telah dijabarkan sebelumnya, literasi informasi merupakan kemampuan pemustaka dalam mengenali informasi, mendapatkan informasi, mengevaluasi informasi tersebut sehingga dapat memanfaatkannya secara efektif. Zaman dimana meledaknya berbagai macam informasi mengakibatkan seseorang kebingungan untuk mendapatkan informasi yang benar-benar dibutuhkan. Begitupun di sekolah, siswa dituntut untuk selalu melek informasi atau yang diistilahkan oleh American Library Association (ALA) sebagai Information Literate adalah orang yang dapat mengetahui kapan informasi dibutuhkan dan memiliki kemampuan untuk menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan secara efektif informasi yang dibutuhkan10.
9
Erik Mitchell. Information Literacy, diakses 20 maret 2015 dari http://erikmitchell.info/uploaded_files/dissertation/1_information_literacy_mitchell.pdf
10
Erik Mitchell
19
The Southern of College and School menedefinisikan literasi informasi sebagai kemampuan menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi untuk menjadi pelajaran sepanjang hayat. Sedangkan literasi informasi menurut Association of College and Reaserch Library (ACRL) sebagai berikut: a. Kemampuan dalam mengetahui kapan informasi dibutuhkan. b. Kemampuan dalam mengakses dan menggunakan informasi secara efektif dan efisien. c. Kemampuan dalam mengevaluasi informasi. d. Kemampuan dalam mengembangkan dasar pengetahuan. e. Kemampuan dalam menggunakan informasi secara efektif untuk tujuan khusus dengan segala kesadaran ekononomis, legal dan berbagai isu yang melingkupi pengguna informasi. f. Kemampuan dalam mengakses dan menggunakan informasi menurut norma etik dan keabsahan (legal)11.
Semua siswa perlu mendapatkan keterampilan literasi informasi untuk kemudahahan proses belajarnya. Keterampilan ini tidak hanya berguna pada saat mereka didalam lingkungan atau tingkat sekolah dasar, tetapi juga bermanfaat ketika telah menyelesaikan studinya dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Maka tidaklah salah, jika keterampilan literasi informasi disebut juga sebagai keterampilan seumur hidup. Hal ini didasari oleh siswa yag selalu dihadapi dengan pencarian informasi dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam untuk kegiatan belajar siswa. Rizal Saiful Haq mengemukakann keterampilan-keterampilan tersebut terdiri dari: a. Mengakses informasi, yaitu mempelajari tentang suatu informasi yang ada di katalog dari berbagai macam jenis, indeks, dan penelusuran. b. Menemukan dan menggunakan bahan, yaitu yang berkaitan dengan skema klasifikasi dan nomor panggil, juga membedakan antara majalah populer dan ilmiah. 11
ALA. Information Literacy Competency Standards for Higher Education, diakses 20 maret 2015 dari http://www.alaorg/acrl/standards/infortionlitercycompetency
20
c. Menggunakan sumber-sumber refrensi, seperti kamus, ensiklopedi, alamanak, dan lain sebagainya. d. Menafsirkan informasi visual dari bahan-bahan refrensi, yang berhubungan dengan tabel, grafik, dan peta. e. Menggunakan internet, meliputi penggunaan email secara sederhana, pengetahuan tentang mesin pencari (search engine)12.
2. Perbedaan Literasi Informasi dan Pendidikan Pemakai Literasi informasi sering dikaitkan dengan istilah pendidikan pemakai. Literasi
informasi
sendiri
merupakan
kemampuan
untuk
mengakses,
mengevaluasi, mengorganisasi, dan menggunakan informasi secara efektif. Konsep literasi informasi sendiri bermula dari pendidikan pemakai di perpustakaan. Pendidikan pemakai dan istilah lain seperti seperti library instruction, biblographic instruction, telah menyumbangkan konsep bagi literasi informasi yang telah berkembang melampaui istilah-istilah tersebut. Jika pendidikan pemakai adalah melatih pemakai bagaimana cara menggunakan perpustakaan dan koleksinya, dan library instruction adalah pelatihan pemakaian sarana bibliografi yang berfokus pada termu kembali informasi (information retrieval), maka literasi informasi berfokus pada strategi dan proses pencarian informasi serta kompetensi penggunaan informasi13. Jadi perbedaan yang mendasar dari ketiga istilah tersebut adalah cakupan informasi yang diperoleh dari literasi informasi lebih luas. Hal itu dikarenakan di dalam literasi informasi tidak hanya mengajarkan apa saja informasi yang ada di perpustakaan tetapi juga informasi di luar perpustakaan. 12
Rizal Saiful Haq. Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah, (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006) h.149 13
Jesus Lau. Guidelines An Information Literacy For Life Long Learning, diakses 25 desember 2015 dari www.ifla.org/VIIs42/index.html
21
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa konsep literasi informasi adalah kemampuan untuk mengakses, mengevaluasi, mengorganisasi, dan menggunakan informasi secara efektif. Konsep tersebut berawal dari pendidikan pemakai. Namun perbedaan yang paling terlihat dengan pendidikan pemakai adalah terletak pada cakupan informasinya.
3. Urgensi Mempelajari Literasi Informasi Ada beberapa alasan mengapa literasi perlu dipelajari. Seperti yang diuraikan oleh Ida Farida dkk, diantaranya: a. Banjir Informasi. Banyaknya informasi yang hadir ditengah tengah masyarakat saat ini secara terus menerus mengelami percepatan. Ketersediaan informasi yang begitu banyaknya tidak hanya dapat dikembangkan tetapi juga dapat disimpan, dikopi, dan dipindahkan. b. Informasi mempengaruhi segala aspek kehidupan baik untuk kepenting pribadi ataupun profesional. Informasi yang begitu cepat juga dibutuhkan oleh organisasi atau lembaga profit maupun non profit seperti pemerintah, bisnis, hukum, dan pendidikan. Dilakukan untuk mencapai kesuksesan. c. Tidak hanya editor khusus di internet yang menentukan layak atau tidaknya informasi. d. Hadirnya beragam online dan offline database disertai ciri khusus. Masingmasing format tersebut mempunyai cara atau strategi yang berbeda-beda untuk mengakses data-data yanga ada di dalamnya.
22
e. Bertambahnya fenomena yang hanya mengambil dan memakai (copy-paste) artikel atau informasi dikalanagan siswa sehingga hasil kerjanya hanya merupakan kumpulan dari kesimpulan. f. Perubahan paradigma pendidikan. Kurikulum bebrbasis kompetensi yang menuntut siswa untuk tidak hanya mengambil informasi dari guru atau buku teks yang didapatnya dari sekolah. Maka disinilah keterampilan untuk mencari informasi sehingga siswa akan tahu bagaimana cara mencari informasi yang efektif dan efisien serta relevan. Semua alasan diatas menguatkan bahwa pentingnya untuk mempelajari literasi informasi. Di perpustakaan sekolah sekiranya perlu diadakan sebuah program yang dapat mendukung keterampilan literasi informasi siswa. Keterampilan tersbut bukan merupakan keterampilan yang datang dengan sendirinya. Oleh karena itu semua pihak yang ada di lingkungan sekolah terutama pustakawan perlu mengetahui apa itu literasi informasi dan juga bisa mengajarkannya kepada siswa.
4. Model Literasi Informasi Literasi informasi adalah kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan informasi. Untuk mengetahui atau mengukur tingkat keterampilan literasi informasi seseorang, khususnya siswa. Ada beberapa model literasi informasi yang dapat diterapkan di perpustakaan sekolah, yaitu the big six theory, the seven pillars model, dan new south wales (NSW) information process. Setiap model memiliki langkah ataupun cara. Berikut adalah model-model tersebut.
23
a. The Big Six Model The big six model atau sering disebut juga an information problemsolvingprocess (sebuah teori literasi informasi melalui pemecahan masalah). Sebuah teori yang pertama kali dirumuskan dan dikemukakan oleh dua orang pakar bernama Robert E. Berkowitz dan Michael B. Einsberg pada tahun 198714. Model literasi ini cukup populer dan banyak digunakan hampir diseluruh dunia antara lain Amerika Serikat, Italia, Belanda, Afrika Selatan, Taiwan, Selandia Baru, dan Indonesia. The big six terdiri dari enam langkah yaitu: 1.
Task Definition (Menerjemahkan Tugas), menentukan tujuan dan kebutuhan
informasi. 2.
Information Seeking (Strategi Mencari Informasi),menguji pendekatan
alternatif untuk mendapatkan informasi yang sesuai atau tepat guna memenuhi kebutuhan informasi. 3.
Location
and
Access
(Menemukan
dan
Mendapatkan
Informasi),
menemukan sumber informasi yang berasal dari sumber refrensi sehingga dibutuhkan suatu alat pencari informasi seperti OPAC (On-Line Public Access Catalog). 4.
Use Information (Menggunakan Informasi), memanfaatkan informasi yang
bisa dilakukan dengan membaca, mendengar, dan mereba dari sumber informasi tersebut.
14
Sarah Wolf. The Big Six Information Skills As A Metacognitive Scaffold: Case Study. Hal. 2, diakses 20 maret 2015 dari www.ala.org/aasl/slr
24
5.
Synthesis (Mensintesis Informasi), yaitu mensintesis informasi yang
dilakukan
dengan
cara
mengintegrasikan
informasi
yang
diterangkan/digambarkan dari berbagai sumber. 6.
Evaluation (Mengevaluasi), yaitu membuat keputusan hasil dari evaluasi
dari tingkat efektifitas dan efisiensi suatu informasi15.
Gambar 1 Skema The Big Six
b. NSW (New South Wales) Information Process Sesuai dengan artikel “Information Skills In The School: Engaging Learners In Constructing Knowledge” NSW Departement of School Education Library Service model literasi informasi ini terbagi menjadi enam tahapan, yaitu16: 1. Defining (Menentukan Topik). Pada tahapan ini terdapat beberapa pertanyaan yang harus dijawab seperti apakah tujuan dari penelitian ini, informasi apa saja 15
Sarah Wolf. Hal. 3 New South Wales Departement. Information Skills In The School: Engaging Learners In Constructing Knowledge. Hal. 5, diakses 20 maret 2015 dari http://www.curriculumsupport.education.nsw.gov.au/
16
25
yang harus dicari, kata kunci (keynote) apa yang harus digunakan. Untuk memudahkannya bisa digunakan strategi seperti kata kunci yang terdapat pada tugas tersebut diberi penekanan, mencari istilah sulit di kamus bila diperlukan (gunakan kamus bidang khusus misalnya kamus biologi), membuat sebuah kerangka teoritis dan mengkerucutkan topik apa yang sedang dicari dari sebuah informasi sehingga akan memperjelas apa saja yang harus dilakukan. 2. Locating (Mengakses Informasi). Pada tahap ini terdapat pertanyaan, informasi apa saja yang dibutuhkan untuk tugas ini, bagaimana cara mendapatkan informasi tersebut, sumber-sumber apa saja yang dibutuhkan. Untuk dapat menjawabnya kita dapat melakukan beberapa hal seperti menentukan sumber informasi apa saja yang dapat memberikan informasi yang tepat (relevan), membuat daftar kata kunci yang akan digunakan dalam pencarian, apabila tidak memiliki informasi apapun tentang informasi yang sedang dicari/dikerjakan dapat mencarinya di ensiklopedi. Didalam ensiklopedi terdapat istilah yang berkaitan dan dapat memperluas pengetahuan. 3. Selecting (Memilih Informasi). Pada tahap ini kita dituntut harus memilih informasi yang paling relevan dari sekian banyaknya informasi. informasi yang didapat belum yang paling relevan. Oleh karena itu perlu menentukan mana informasi yang harus dipakai dan mana informasi yang harus dibuang. Selain itu diharuskan untuk mengetahui apakah informasi tersebut dapat dipercaya (otentik). Misalnya saja dari internet, banyak informasi yang tersedia dan mungkin relevan dengan apa yang sedang kita cari namun tingkat ke-otentikannya kurang begitu jelas. Disinilah kejelian dalam memilih informasi diperlukan. Mengambil
26
informasi dari internet haruslah jeli karena tidak seperti dari buku yang mencantumkan nama penulis artikel sehingga bila informasi dari internet harus dapat membedakan mana yang opini dan mana yang fakta. 4. Organizing (Mengolah Informasi). Pada tahap ini mengorganisasi informasi yang
telah
dipilih
sebelumnya.
Penting
untuk
mengetahui
bagaimana
menggabungkan informasi yang didapat dari berbagai sumber untuk menjadi satu bagian yang dapat menjawab pertanyaan. Apakah informasi yang didapat sudah cukup atau masih membutuhkan informasi. untuk memastikan apakah proses dilakukan dengan benar, dapat dilihat kembali pertanyaan yang muncul pada tahap awal. Dan menggabungkan semua informasi yang didapat menjadi satu bagian. 5. Presenting (Menyajikan Informasi). Setelah selesai mengumpulkan informasi maka informasi siap untuk disajikan kepada orang lain. Selanjutnya yang harus dilakukan adalah bagaimana cara menyajikannya. Format atau cara digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan kita. Gaya dalam penyampaian informasi juga perlu disesuaikan dengan audiensi. 6. Assessing (Mengevaluasi). Setelah semua proses dilakukan tiba saatnya untuk mengevaluasi apa yang telah dilakukan. Pada tahap inilah kita dapat memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan saat mengerjakan tugas ini dan bisa dijadikan pelajaran agar menjadi lebih baik lagi nantinya17. Esensi ataupun tujuan dari NSW Information Proccess adalah membuat seseorang (dalam hal ini berarti siswa) menjadi pengguna informasi yang berhasil/sukses.
17
New South Wales Departement. Hal. 7.
27
Tujuan ini dicapai dengan membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan untuk mengakses informasi dan juga mengembangnkan bagaimana cara penggunaan informasi dengan baik.
Gambar 2. Skema NSW Information Process
c. Pathways to Knowledge Model Model literasi informasi yang dikembangkan oleh Majorie Papas dan Ann Tepe pada tahun 1997. Model ini dirancang untuk digunakan oleh para siswa dan guru sebagai keterampilan literasi informasi dan pustakawan perpustakaan sekolah sebagai upaya mereka dalam meningkatkan literasi informasi di sekolah. Tidak hanya itu itu saja, model ini juga dirancang untuk para pustakawan
28
perpustakaan sekolah untuk mengintegrasikan literasi informasi kedalam kurikulum18. Model tersedia dalam tiga buku cetakan yang mencakup tingkat-tingkat K-5, 6-8, dan 12. Adapun dasar model literasi informasi ini terdiri dari enam langkah, yaitu: 1. Appreciation and Enjoyment (Apresiasi dan Menikmati) 2. Preasearch (Persiapan Pencarian). 3. Search (Pencarian). 4. Interpretation (Penterjemahahan). 5. Communication (Komunikasi). 6. Evaluation (Evaluasi)19. Model ini menekankan pada pemahaman dan penghargaan para siswa terhadap alasan bagi tugas dan keharusan melakukan aktivitas-aktivitas sebelum pencarian yang sebenarnya dilakukan. Inti dari model ini adalah membuat kesuksesan siswa dengan pengalaman pencarian informasi secara keseluruhan. Beraneka macam model literasi telah banyak bermunculan dan dirumuskan oleh para pakar. Namun tidak semua model literasi informasi dapat digunakan. Hal ini dikarenakan setiap model yang ada harus disesuaikan dengan kebutuhan masingmasing perpustakaan terutama perpustakaan sekolah untuk mengembangkan literasi informasinya.
18 Ida Farida, dkk. Information Literacy Skills: Dasar Pembelajaran Seumur Hidup, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005) h.34
19
Ida Farida, dkk. h.34
29
5. Standar Dan Kompetensi Literasi Informasi A. American Association of School Librarian Standar yang disusun oleh American Association of School Librarian (AASL) untuk pelajar menggambarkan sebuah konseptual umum mengenai siswa yang memiliki keterampilan literasi informasi. Berikut adalah standar tersbut20: a) Standar 1 Siswa yang mampu mengakses informasi secara efektif dan efisien. Indikatornya adalah mengetahui atau mengenali kebutuhan akan informasi, mengetahui informasi yang akurat dan komprehensif sebagai pengambilan keputusan yang cerdas,membuat pertanyaan-pertanyaan berdasarkan kebutuhan, mengidentifikasi berbagai macam sumber informasi yang potensial, dan mengembang suatu strategi untuk menempatkan informasi. b) Standar 2 Siswa yang mampu mengevaluasi informasi secara kritis dan kompeten. Indikatornya adalah menentukan keakuratan dan kerelevanan informasi, membedakan antara fakta, pendapat serta opini, mengetahui informasi yang tidak akurat dan menyimpang, menyeleksi informasi yang tepat untuk menyelasaikan masalah. c) Standar 3 Siswa yang mampu menggunakan informasi secara akurat dan kreatif. Indikatornya adalah mengorganisir informasi untuk penerapan praktis, mengintegrasikan informasi baru ke dalam kemampuan seseorang, menggunakan informasi untuk memecahkan masalah, menyajikan informasi ke dalam format yang sesuai.
20
Ida Farida, dkk. h.39-42
30
d) Standar 4 Siswa yang mandiri adalah yang mempunyai keterampilan informasi dan mengejar informasi berkaitan kepada minat-minat pribadi. Indikatornya adalah mampu mencari informasi yang berkaitan dengan berbagai dimensi, keterlibatan masyarakat; mampu mendesain, mengembangkan dan mengevaluasi e) Standar 5 Siswa yang mandiri adalah yang mempunyai keterampilan informasi dan mengapresiasi literatur serta ekspresi informasi kreatif lainnya. Indikatornya adalah kompeten dan memiliki motivasi sendiri; mengambil makna dari informasi yang disampaikan secara kreatif dalam beragam fornatnya; Mengembangkan informasi yang kreatif dalam beragam format. f) Standar 6 Siswa yang mandiri adalah yang mempunyai keterampilan informasi dan berusaha dalam mencari informasi. Indikatornya adalah mampu melakukan pengujian informasi; menemukan strategi untuk merevisi dan menambah pengetahuan sendiri. g) Standar 7 Siswa yang memberikan sumbangan secara positif kepada komunitas pembalajaran dan kepada masyarakat adalah yang mempunyai keterampilan informasi dan mengetahui pentingnya mengetahui infornasi bagi masyarakat demokrasi. Indikatornya adalah mencari informasi dari berbagai sumber; menghargai prinsip-prinsip kesetaraan terhadap akses informasi. h) Standar 8 Siswa yang memberikan sumbangan secara positif kepada komunitas pembalajaran dan kepada masyarakat adalah yang mempunyai keterampilan informasi dan mempraktekan sikap etika informasi dan teknologi informasi. Indikatornya adalah menghargai prinsip-prinsip kebebasan intelektual;
31
menghargai hak-hak kepemilikan intelektual; menggunakan teknologi informasi secara bertanggung jawab i) Standar 9 siswa yang memberikan sumbangan secara positif
kepada
masyarakat adalah yang mempunyai keterampilan informasi dan berpartisipasi secara efektif dalam kelomnpok-kelompok untuk mencapai dan mengembangkan informasi. Indikatornya adalah berbagi informasi dan pengetahuan dengan orang lain; mengahargai ide-ide orang lain; bekerjasama dengan orang lain baik perorangan maupun kelompok melalui teknologi untuk mengiodentifikasi problem informasi dan untuk mencari solusinya.
B. Peraturan Kementrian Pendidikan Nasional Kompetensi yang harus dimiliki pustakawan dalam pengembangan dan memberikan literasi informasi kepada siswa terangkum dalam Peraturan Kementrian Pendidikan Nasional No. 25 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah, yaitu: 1. Mengidentifikasi kemampuan literasi informasi pemustaka. Pustakawan melihat potensi siswa terhadap keterampilan literasi informasi. 2. Menyusun panduan dan materi bimbingan literasi sesuai dengan kebutuhan pemustaka setelah melihat potensi siswa terhadap keterampilan literasi informasi, pustakawan membuat suatu panduan yang dapat diadopsi dari model-model literasi informasi yang ada dan disesuaikan dengan jenjang atau kelas setiap siswa.
32
3. Membimbing pemustaka hingga mencapai literasi informasi. Langkah selanjutnya adalah menerapkan panduan kepada siswa. Pustakawan berusaha agar siswa dapat memahami materi yang disampaikan (literasi informasi) yang nantinya bisa diterapkan di dalam kehidupannya (siswa). 4. Mengevaluasi bimbingan literasi informasi. Langkah ini adalah untuk mengetahui/mengukur ke-efektifan bimbingan literasi informasi siswa yang telah dilaksanakan. Apakah siswa mengerti yang telah disampaikan atau tidak, jika mayoritas tidak mengerti maka bimbingan literasi informasi siswa yang telah dilaksanakan harus ditinjau ulang agar tujuan yang semula ditetapkan dapat tercapai secara maksimal. 5. Memotivasi dan mengembangkan minat baca komunitas sekolah/madrasah. Pustakawan harus mendorong siswa agar gemar membaca di perpustakaan. Membuat ruangan perpustakaan menjadi nyaman dan kondusif yang akan membuat siswa betah berlama-lama membaca di perpustakaan C. Class Library Class library adalah kegiatan belajar mengajar di perpustakaan yang biasanya dilakukan oleh pustakawan untuk murid kelas 1 sampai 6. Kegiatan ini merupakan cikal bakal dari pengenalan literasi informasi kepada siswa. Literasi informasi yang merupakan strategi dan proses pencarian
informasi serta
kompetensi penggunaan informasi. Kegiatan ini pula dapat diterapkan di sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah seperti di yayasan pendidikan islam Al-Azhar.
33
D. Penelitian Terdahulu Penelitian yang relevan dengan judul penelitian ini diambil dari dua judul skripsi dan artikel ilmiah. 1. Skripsi Skripsi pertama berjudul: Tanggapan Murid Terhadap Class Library di SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur. Disusun oleh Nurohtul Khomaidiyah mahasiswa Ilmu Informasi dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran Jati Nangor.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan murid terhadap class library di SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur. Juga sebagai evaluasi terhadap kegiatan class library yang sudah dilaksanakan dengan berbagai kegiatan untuk mendukung program. Penelitain ini merupakan salah satu studi evaluasi dengan menguraikan data ke dalam bentuk tabel, kemudian dianalisis dan diinterprestasikan secara deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan obseravasi, penyebaran angket, studi kepustakaan, dan
wawancara.
Populasi penelitian adalah pengguna perpustakaan yaitu murid dan guru di SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur. Sampel berjumlah 78 responden. Berdasarkan penelitian ini tentang tanggapan murid terhadap class library dilihat dari penyampaian materi dan sikap pustakawan. Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan peneliti sebelumnya adalah terletak pada jenis penelitian, yaitu penelitian kuantitatif sedangkan yang peneliti pakai adalah kualitatif.
Skripsi kedua berjudul: Upaya Perpustakaan Sekolah Al-Izhar Pondok Labu Dalam Meningkatkan Literasi Informasi Siwa. Disusun oleh Yuyu
34
Yulianingsih mahasiswi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab Dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2011. Skripsi ini membahas tentang “Upaya Perpustakaan Sekolah al-Izhar Pondok Labu Dalam Meningkatkan Literasi Informasi Siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana pemahaman pengelola perpustakaan terhadap konsep literasi informasi dan mengetahui upaya perpustakan sekolah dalam meningkatkan literasi informasi siswa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan peneliti sebelumnya adalah terletak pada lokasi, yaitu lokasi penelitiannya di perputakaan Sekolah Al-Izhar Pondok Labu. 2. Artikel Peneliti terdahulu yang terakhir peneliti dapatkan di dlaam artikel. Artikel tersebut berjudul: Optimalisasi Penerapan Literasi Informasi di Perpustakaan SMA Negeri 1 Padang. Disusun oleh Marlini Meuthia Septiana mahisiswi program studi Ilmu Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang. Artikel diterbitkan di Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan Vol.1 No.1, September 2012. Artikel ini berisi tentang sejauhmana penerapan dan pelaksanaan literasi informasi di perpustakaan SMA Negeri 1 Padang. Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan peneliti sebelumnya adalah terletak pada objek penelitian, yaitu di perpustakaan SMA Negeri 1 Padang
35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian 1) Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan fenomena sosial tentang setting sosial secara lengkap
1
. Menggambarkan
keseluruhan dari rangkaian kegiatan class library sebagai peningkatan literasi informasi di perpustakaan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur secara merinci atau mendalam tanpa melebih-lebihkan, apa adanya yang terjadi itulah yang akan peneliti laporkan. 2) Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan penelitian ini berasal dari konsep kualitas “mutu” atau bersifat mutu. Jadi pendekatan kualitatif adalah pendekatan pendekatan yang berupaya untuk menemukan kebenaran dalam wilayah konsep-konsep mutu 2 . Menurut Strauss dan Corbin dalam Creswell yang dimaksud dengan pendekatan kualitatif adalah jenis pendekatan penelitian yang menghasilkan penemuanpenemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran). Jadi pendekatan kualitatif merupakan suatu pendekatan yang berupaya mencari kebenaran dalam
1
Ipah Farihah, Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Jakarta: UIN Jakarta press, 2006) cet. I h. 35 2 Ipah, h. 37.
36
satu bidang melalui penemuan kekuatan dalam setiap konsep. Dari setiap konsep itulah nantinya akan ditemukan apakah ada atau tidaknya hubungan timbal balik. B. Sumber Data Menurut Lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen 3 . Dalam penelitian ini, peneliti berinteraksi langsung(wawancara) kepada informan secara mendalam, agar mendapatkan data yang valid. Dan adapun pembagian sumber datanya, yaitu primer dan sekunder. 1) Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari hasil wawan cara yang diperoleh dari narasumber atau informan yang dianggap berpotensi dalam memberikan informasi yang relevan. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dari pustakawan, guru/walikelas, dan siswa. 2) Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumbersumber yang telah ada. Data itu biasanya diperoleh dari perpustakann atau laporan-laporan/dokumen peneliti yang terdahulu. Dalam penelitian ini, yang dijadikan sebagai data sekunder adalah laporan tahunan perpustakaan, struktur organisasi, catatan dokumentasi, jurnal, dan lain sebagainya.
3
Basrowi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hal 169
37
C. Informan Informan adalah orang yang diwawancarai dan dijadikan sebagai narasumber untuk memberikan informasi yang dibutuhkan. Berikut adalah kriteria informan yang peneliti ambil untuk dijadikan sumber informasi dalam penelitian ini nantinya adalah: 1) Pustakawan. Peneliti memilih Bapak Ibrahim yang menjabat sebagai salah satu pustakawan perpustakaan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur untuk dijadikan informan, karena selain lengkap memberikan informasi beliau juga memiliki latar belakang pendidikan di bidang ilmu perpustakan. Dalam hal ini yang penulis jadikan sebagai informan adalah Bapak Ibrahim pustakawan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur. Alasan peniliti menjadikannya informan karean bapak Ibrahim adalah pengisi atau pemberi materi di class library 2) Guru/wali kelas. Peneliti memilih guru Bapak Amir Syarifudin sebagai informan kedua dalam penelitian inni. Alasan peneliti mengambil informan tersebut karena yang mengetahui perangai ataupun sikap belajar dan minat baca dari siswa adalah guru/wali kelas. Dan untuk mengetahui juga apa dampak yang signifikan dari kegiatan class library di perpustakaan 3) Siswa. Alasan peneliti mengambil informan tersebut karena yang mengikuti class library adalah siswa. Dalam hal ini dipilih tiga orang siswa dari kelas 4-6 sekolah dasar. Tiga orang tersebut adalah Anisya dari kelas 4, Burhan dari kelas 5, dan
38
Didin dari kelas 6. Alasan peneliti mengambil ketiga orang tersebut sebagai informan karena mereka merupakan siswa yang cukup berprestasi dan taat mengikuti kegiatan class library.
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1) Studi Pustaka Dalam Riset ini peneliti melakukannya dengan mempelajari dokumendokumen, buku-buku, literatur-literatur, artikel-artikel atau catatan-catatan yang menunjang
penelitian
yang
sedang
dilakukan.
Dengan
maksud
untuk
mendapatkan gambaran teoritis sesuai dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini. 2) Observasi Observasi adalah cara atau metode penghimpunan data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi sebanyak 5 kali dalam waktu yang berbeda. Observasi pertama dan kedua dilakukan pada bulan dan observasi tiga, empat, dan lima pada bulan agustus. Hasil observasi pertama adalah peneliti melakukan pengamatan terhadap kondisi perpustakaan yang peneliti teliti. Dari sini peneliti menyimpulkan bahwa kondisi perpustakaan sangat bagus dan baik untuk digunakan dalam proses pembelajaran. . Hasil observasi kedua adalah peneliti melakukan pengamatan pelaksanaan class library yang rutin dilakukan
39
perpustakaan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur. Hasil observasi ketiga adalah peneliti melakukan pengamatan pustakawan yang memberikan tugas kepada siswa di class library. Hasil observasi keempat adalah peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa yang mampu menyelesaikan tugas yang diberikan pustakawan di class library, disini peniliti melihat siswa menyelesaikan tugasnya dengan baik dan mampu untuk mempresentasikannya di depan teman-temannya. Hasil observasi kelima adalah peneliti melakukan pengamatan terhadap class library sebagai program literasi informasi siswa . 3) Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewer) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu 4 . Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai pustakawan, guru/wali kelas, dan tiga orang siswa dari kelas 4-6. 4) Dokumentasi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dimana peneliti menyelidiki benda-benda tertulis, seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan dan sebagainya. Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data melalui dokumen-dokumen yang terdapat di perpustakaan yang berupa laporan tahunan, buku kunjungan, dan foto- foto perpustakaan yang peneliti ambil sendiri setelah meminta izin dari pihak perpustakaan dengan tujuan sebagai arsip yang sewaktuwaktu diperlukan dalam penyusunan skripsi ini. 4 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012), h.186
40
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Setelah melakukan teknik pengumpulan data, langkah selanjutnya adalah menganalis data. Analisis data adalah proses menyusun, mengkategorikan data, mencari pola atau tema dengan maksud untuk memahami maknanya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data kualitatif. Data-data dari hasil observasi, wawancara, maupun dari dokumen-dokumen yang peneliti peroleh, akan diteliti dan dianalisis terlebih dahulu, kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk deskriptif yang bertujuan untuk mengemukakan permasalahan dan menemukan solusi terhadap permasalahan yang terjadi disertai dengan alasanalasan yang mendukung. Dalam hal ini peneliti akan menggunakan teknik analisis data yaitu, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. 1) Reduksi Data Pada tahap ini, dilakukan pemilihan tentang relevan tidaknya antara data dengan tujuan penelitian. Data-data yang peneliti peroleh dari hasil observasi, wawancara dan dokementasi tidak semuanya peneliti gunakan. Akan tetapi, data tersebut dipilah-pilah lagi yang relevan dengan tema penelitian. 2) Penyajian Data Dalam penelitian ini, peneliti menyajikan data dalam bentuk teks yang bersifat naratif. 3) Penarikan Kesimpulan Setelah data-data terangkum dan dijabarkan, peneliti akan membuat kesimpulan yang nantinya dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah.
41
F. Jadwal Penelitian Tabel 1. Jadwal Penelitian
No. Jenis Maret Penyerahan Proposal Skripsi 1 dan dosen Pembimbing Pelaksanaan Bimbingan 2 Skripsi Pengumpulan Literatur 3 Mengenai Skripsi Melakukan Observasi Dan 4 Wawancara Kepada Informan Pengumpulan, Pengolahan, 5 Dan Analisis Data 6 Penyerhan Laporan Skripsi 7 Sidang Skripsi
April
Mei
Tahun 2015 Juni Juli
Agustus September Oktober November
42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Perpustakaan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur 1. Sejarah singkat SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur Sejarah berdirinya perpustakaan sama persis dengan sejarah berdirinya SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur. Ketika sekolah ini dibangun pada tahun 19-Juli-1998 perpustakaan bernama Baitul Hikmah ini juga dibangun1. Nama Baitul Hikmah merupakan nama pengganti setelah sebelumnya perpustakaan ini
bernama
Bahrul Ulum (diambil dari nama yayasan). Pada saat itu jumlah muridnya baru 26 orang dan untuk jumlah guru serta karyawan berjumlah 6 orang, terdiri dari Kepala Sekolah, 3 orang Guru, Tata Usaha, dan karyawan kebersihan. Saat itu jabatan pustakawan masih dipegang oleh guru bukan pustakawan ahli. Pada tahun 2005 jabatan pustakawan dipegang oleh pustakawan yang ahli di bidangnya. 2. Pelayaanan Perpustakaan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur Layanan perpustakaan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur memiliki konsep layanan prima. Dimana siswa dapat tidak hanya meminjam atau sekedar meminjam
buku
tetapi
juga
bisa
bertanya
dan
berdiskusi
dengan
pustakawan,mulai dari pelajaran sampai masalah pribadi (konseling) 2 . Untuk selebihnya pelayanan perpustakaan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur hampir sama dengan kebanyakan pelayanan perpustakaan sekolah lainnya. Pelayanan 1 2
Hasil wawancara dengan Pustakawan pada 11-mei-2015. Hasil observasi penulis pada tanggal 11-mei-2015.
43
perpustakaan terdiri dari layanan sirkulasi (peminjaman dan pengembalian) serta layanan refrensi dan informasi (pengarahan, refrensi siaga, refrensi spesifik). 3. Koleksi Perpustakaan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur Koleksi perpustakaan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur sudah terbilang cukup lengkap untuk ukuran perpustakaan sekolah. Koleksi perpustakaan terdiri dari buku umum, buku paket, sains, buku cerita, majalah, serta refrensi. Koleksi buku perpustakaan SD Islam Al-Azhar telah diklasifikasikan berdasarkan klasifikasi persepuluh DDC (Dewey Decimal Classification). Bukubuku tersebut juga diberi label kelas dan dibubuhkan warna untuk membedakan setiap kelas. Untuk membedakan setiap kelasnya, diberikan warna di setiap label nomor panggilnya untuk mewakili setiap kelas berikut adalah penjelasannya: a. Karya Umum berwarna oranye b. Filsafat berwarna hitam c. Agama berwarna hijau tua d. Ilmu sosial berwarna merah muda e. Bahasa berwarna ungu f. Ilmu murni berwarna kuning g. Ilmu terapan berwarna merah h. Kesenian/olahraga berwarna biru i. Kesustraan berwarna hijau muda j. Geografi/sejarah berwarna cokelat k. Fiksi berwarna hijau muda
44
Katalogisasi Perpustakaan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur adalah menentukan pengarang/judul, keterangan seterusnya, ketentuan tajuk, jenis kartu katalog, nomor panggil, kartu buku, kantong buku, lembar tanggal, lembar tanggal pengembalian, dan label buku. Pengolahan koleksi perpustakaan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur adalah bahan berupa buku dicatat ke dalam catatn inventarisasi yang terdiri dari pemeriksaan fisik dan isi buku, pengecapan, dan pendataan ke buku induk. Selanjutnya, klasifikasi buku yang terdiri dari dua langkah yaitu penetapan subjek buku dan menentukan nomor klasifikasi sesuai dengan DDC. 4. Struktur organisasi perpustakaan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur Perpustakaan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur dipimpin langsung oleh Bapak Ibrahim, S.sos selaku Kepala Perpustakaan dibawah pengawasan Kepala Sekolah Bapak Adi Kustanto S.pd dan naungan yayasan pendidikan Islam (YPI) Al-Azhar dengan dibantu oleh beberapa staff ahli. Staff ahli tersebut diantaranya Ibu Yayah, Ibu Maemunah, dan Bapak Saefuddin. Bagan 1. Struktur Organisasi Perpustakaan YPI Al-Azhar
Kepala Sekolah
Kepala Perpustakaan
Staff Ahli
Staff Ahli
Staff Ahli
45
B. Hasil Penelitian Peran Class Library dalam meningkatkan Literasi Informasi Siswa Di Perpustakaan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur. 1. Pelaksanaan Kegiatan Class Library Perpustakaan sekolah merupakan sarana terpenting di sekolah khususnya dalam peningkatan kemampuan siswa dalam menemukan dan mendapatkan informasi. Kemampuan inilah yang biasanya disebut dengan literasi informasi. Disamping itu pustakawan yang ada didalam perpustakan sekolah dituntut harus terampil dan pandai mencari, menemukan, memilih, dan menggunakan informasi dengan efektif dan efisien. Berikut adalah hasil penelitian yang penulis lakukan di perpustakaan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur. Perpustakaan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur memiliki program kerja atau kegiatan perpustakaan bernama class library (kelas perpustakaan). Kegiatan class library ini dilakukan setiap hari sesuai dengan jadwal yang diberikan. Hal tersebut senada dengan jawaban dari IB sebagai berikut: “Kegiatan class library ini dilakukan setiap hari dengan pembagian minggu 1-3 untuk kelas 1 dan 3, dan minggu ke 4-6 untuk kelas 4 dan 6. Dalam pelaksanaannya, class library biasanya dilakasanakan sebelum pelajaran bahasa indonesia dimulai”.(IB) Hal serupa juga disampaikan oleh AM salah seorang guru yang juga wali kelas 5 mengatakan bahwa: “Kegiatan class library dilakukan satu jam sebelum pelajaran bahasa Indonesia dimulai, biasanya kelas yang mendapatkan jadwal class library langsung saja menuju perpustakaan”.(AM)
46
Kegitan class library ini rutin dilakukan setiap hari untuk setiap kelas, baik kelas bahasa (billingual) ataupun non-bahasa3 dimana pembagiannya adalah untuk minggu pertama dan kedua ditujukan untuk kelas 1 sampai 3, sedangkan untuk minggu kedua ditujukan untuk kelas 4 sampai kelas 6. Sebagai catatan di SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur memiliki dua macam kelas, kelas bahasa dan kelas non-bahasa. Untuk membedakan antara kelas bahasa dan kelas nono-bahasa mudah saja, karena setiap kelas diberikan nama yang diambil dari nama sahabat Rasul. Kelas yang bernama Abu ,Umar,Usman merupakan kelas bahasa, sedangkan kelas yang bernama Ali dan Khalid merupakan kelas non-bahasa. Berikut adalah tabel pembagian jadwal dari setiap kelas. Tabel 2. Jadwal Class Library Kelas 1-3 (Minggu 1 dan 3)
3
SENIN
SELASA
RABU
KAMIS
JUM’AT
2 KHALID
3 ALI
2 ALI
3 UMAR
1 ABU
08.10-08.45
07.40-08.15
07.40-08.10
07.40-08.15
07.40-08.10
3 USMAN
1 ALI
2 UMAR
3 ABU
1 UMAR
08.50-09.25
08.40-09.10
09.10-09.40
09.25-10.00
08.40-09.10
3 KHALID
2 USMAN
2 ABU
1 KHALID
1 USMAN
11.15-11.50
11.25-11.50
10.00-10.30
10.30-11.00
10.00-10.30
Hasil observasi penulis pada tanggal 12-mei-2015.
47
Tabel 3. Jadwal Class Library Kelas 4-6 (Minggu 2 dan 4) SENIN
SELASA
RABU
KAMIS
JUM’AT
4 UMAR
5 KHALID
6 UMAR
5 ABU
5 USMAN
08.15-08.50
09.25-10.00
07.40-08.15
09.25-10.00
09.25-10.00
4 ABU
4 KHALID
5 UMAR
6 ALI
6 ABU
10.15-10.50
10.15-10-50
09.25-10.00
10.50-11.20
10.50-1120
6 USMAN
6 KHALID
5 ALI
4 USMAN
12.50-13.25
12.50-13.25
10.15-10.50
11.20-11.50
-
-
-
4 ALI -
-
11.20-11.50
Tabel di atas menunjukan jadwal kegiatan class library yang rutin dilakukan oleh perpustakaan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur. Kelas 1 sampai 3 mendapatkan jadwal class library di minggu 1 dan 3. Sedangkan untuk minggu ke 2 dan 4 untuk kelas 4 sampai 6. Jadwal tersebut telah disetujui oleh pihak sekolah yang ditanda tangani oleh Kepala Sekolah SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur. Kegiatan class library sengaja rutin dilakukan agar terciptanya suatu lingkungan belajar yang tiak hanya di dalam kelas saja tet jug di dalam perpustakaan. Walau dalam pelaksanaannya kegiatan class library ini berjalan sendiri yang hanya dikelola dan dijalankan oleh pihak perpustakaan saja yaitu pustakawan tanpa ada campur tangan langsung oleh pihak guru. Dalam pengamatan penulis selama observasi tidak ditemukan guru yang terlibat langsung di kegiatan class library.
48
Alasannya menurut bapak Ibrahim adalah pihak guru memberikan sepenuhnya tugas dan tanggung jawab class library kepada pihak perpustakaan. Hal ini menunjukkan bahwa perpustakaan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur sangatlah mementingkan kegiatan class library tersebut. Dimana murid tidak hanya belajar formal didalam kelas tetapi juga belajar dan memperkaya lagi khazanah keilmuan mereka dengan informasi-informasi yang ada di perpustakaan. Lalu timbul pertanyaan, agar terciptanya suatu lingkungan belajar yang kondusif di kegiatan class library apa saja yang perlu dipersiapkan. Pertanyaan tersebut langsung dijawab dengan lugas oleh IB sebagai pustakawan: “Biasanya sebelum kegiatan class library ini dimulai saya mempersiapkan materi-materi yang berkaitan dengan kepustakaan. Dan saya juga mempersiapkan media non cetak seperti videon audio visual agar penyampaian materi lebih asyik dan menyenangkan”.(IB) Dari hasil wawancara dengan beberapa siswa sebut saja AN, BU,dan DD mengatakan bahwa didalam kegiatan class library tersebut mereka dituntut oleh pustakawan untuk membaca buku bacaan yang ada di perpustakaan. Dan tidak hanya itu murid juga diharuskan membaca artikel dari koran dan majalah untuk mencari berita yang aktual. Pengamatan yang penulis lakukan, melihat bahwa siswa yang mengikuti class library diajarkan bagaimana cara mendapatkan tema atau permasalahan dari buku bacaan, koran ataupun majalah yang mereka baca. Terutama siswa-siswa kelas 4, 5, dan 6 yang dirasa sudah cukup dan mampu dalam menyerap intisari dari apa yang mereka baca. Selain media cetak, pustakawan ini juga mencari informasi yang relevan untuk siswa dari internet ataupun jurnal-jurnal elektronik.
49
Dalam kegiatan class library juga pustakawan memberitahu kepada para siswa bagaimana cara menelusur informasi yang baik dan benar. Menemukan lokasi buku yang mereka inginkan. Seperti informasi yang penulis dapatkan dari AN siswi kelas 4 yang mengungkapkan bahwa: “Saya di kegiatan class library ini diajarkan bagaimana cara mencari buku atau koleksi perpustakaan yang ada oleh pustakwan. Kadang kita juga diperintahkan untuk menaruh kembali (re-shelving) buku yang telah kita baca sesuai dengan kelas atau nomor raknya.”(AN)
2. Tujuan Kegiatan Class Library Tujuan diadakannya kegiatan class library di perpustakaan SD Islam AlAzhar 20 Cibubur adalah untuk membuat lingkungan belajar yang lebih variatif di perpustakaan dan juga untuk memperkaya literasi informasi siswa dengan cara mengajarkan siswa untuk menjadikan buku ataupun sumber refrensi lainnya sebagai sarana memperluas literasi informasi mereka. Hal ini sesuai dengan definisi literasi informasi yang dijabarkan oleh Association of College and Reaserch Library (ACRL) sebagai berikut: a.
Kemampuan dalam mengetahui kapan informasi dibutuhkan.
b.
Kemampuan dalam mengakses dan menggunakan informasi secara efektif dan efisien.
c.
Kemampuan dalam mengevaluasi informasi.
d.
Kemampuan dalam mengembangkan dasar pengetahuan.
e.
Kemampuan dalam menggunakan informasi secara efektif untuk tujuan khusus dengan segala kesadaran ekononomis, legal dan berbagai isu yang melingkupi pengguna informasi.
50
f.
Kemampuan dalam mengakses dan menggunakan informasi menurut norma etik dan keabsahan (legal)4.
3. Dampak Dari Kegiatan Class Library Terhadap Literasi Informasi Siswa Perpustakaan sekolah pada abad 21 ini telah mengalami perubahan baik dari segi peran maupun bentuknya. Kini perpustakaan sekolah tidak hanya sebagai sebuah gedung tempat penyimpanan buku. Namun kini perpustakaan sekolah menjelma sebagai bagian yang integral sebagai pusat sumber belajar (resource learning center). Begitupun dengan perpustakaan SD Islam Al-Azhar 20, penulis rasa sudah memenuhi standar tersebut. Penyelanggaraan kegiatan class library yang diusung dan digagas oleh perpustakaan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur sepertinya sudah sejalan visi misi sekola, yaitu mendukung dan memotivasi siswa belajar sepanjang hayat. Dari hasil penelitian, penulis melihat pustakawan perpustakaan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur memiliki kemampuan mengorganisasi informasi yang ada di perpustakaan tersebut secara efektif dan dapat mengatur dengan baik baha-bahan informasi yang berguna untu siswa. Hal ini sesuai dengan yang diamanatkan Permendiknas no. 25 tahun 2008 yang didalamnya ada kewajiban yang harus dimiliki seorang Kepala Perpustakaan dan Tenaga Perpustakaan sekolah untuk memiliki kompetensi di bidnagn pengelolaan informasi. Penulis melihat hal tersebut bisa berdampak baik untuk siswa yang akan memiliki kompetensi literasi
4
ALA. Information Literacy Competency Standards for Higher Education, diakses 20 maret 2015 dari http://www.alaorg/acrl/standards/infortmationlitercycompetency
51
informasi sehingga siswa SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur dapat dengan mudah mengakses informasiyang diinginkan secara efektif dan efisien, mengevaluasi informasi secara kritis dan kompeten, dan juga dapat menggunakannya secara akurat dan kreartif. Hal ini sesuai dengan the big bix skills yang mana siswa dituntut kreatif dan inovatif dalam mendapatkan dan juga mengolah informasi yang mereka dapat. Demi keberlangasungan literasi informasi siswa tersebut seperti yang penulis bahas di pembahasan sebelumnya, pustakawan SD Islam 20 Cibubur menciptakan suatu program atau kegiatan yang diberi nama class library. Di dalam kegiatan ini siswa diajarkan bagaimana cara menelusur, menemukan, mengevaluasi, serta memanfaatkan informasi. hal tersebut sejalan dengan manifesto
IFLA/UNESCO
yangmana
perpustakaan
sekolah
haruslah
menyediakan informasi ataupun gagasan dan ide-ide yang penting dan diperlukan untuk mewujudkan masyarakat yang berbasis ilmu pengetahuan. Adapun dampak yang dihasilkan dari kegiatan class library kepada siswa di perpustakaan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur adalah sebagai berikut. a. Siswa menjadi gemar berkunjung ke perpustakaan. Perpustakaan bagaikan tempat mereka melepas lelah dan penat mereka selepas belajar di kelas. b. Siswa menjadi gemar membaca. Membaca bukan lagi hal yang membosankan atau bahkan menakutkan bagi siswa. Hal ini karena di dalam kegiatan class library siswa diajarkan cara membaca buku atau artikel dengan efektif dan efisien agar mudah untuk mendapatkan informasi dari buku atau artikel tersebut.
52
c. Siswa menjadi melek informasi. Di dalam kegiatan class library siswa diajarkan dan dituntut untuk mengetahui berbagai macam informasi baik yang ada di perpustakaan maupun di luar perpustakaan. Dan dari sinilah tingkat literasi informasi cukup baik. d. Siswa dapat memilih informasi mana yang sekiranya tepat untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Di dalam kegiatan class library siswa diajarkan bagaimana cara mensintesis dan mengevaluasi informasi yang didapatkan dari berbagai sumber yang ada. Dan setelah direduksi informasi mana yang paling tepat guna memenuhi kebutuhan informasinya. e. Siswa menjadi penasaran dan memiliki rasa ingin tahu yang kuat atas isu-isu yang terjadi saat ini. Hal ini karena di dalam kegiatan class library siswa diajarkan bagaimana cara mengambil intisari atau informasi dari dalam artikel yang ada di surat kabar (koran). Kelima dampak yang penulis jabarkan diatas sesuai dengan pernyataan AN siswa kelas yang menyatakan bahwa kegiatan class library ini sangat mengasyikan dan juga sarat dengan pengetahuan mengenai berbagai macam informasi baik yang ada didalam ranah akademik (sekolah atau perpustakaan) ataupun diluar itu, yaitu informasi dari berita media cetak ataupun non cetak. Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan dari salah satu guru di kelas 5 AM yang menyatakan bahwa. “Setelah mengikuti kegiatan class library siswa-siswa saya banyak mengalami perubahan. Awalnya malas membaca dan terkesan tidak tahu apa-apa tetapi setelah mengikuti kegiatan class library mereka jadi lebih melek informasi dengan mengetahui berita-berita yang aktual”.(AM)
53
Kegiatan class library menurut hemat penulis memiliki dampak yang cukup baik bagi perkembangan literasi informasi siswa SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur. Kegiatan memiliki banyak manfaat yang bisa memotivasi siswa untuk tidak hanya datang ke perpustakaan tetapi juga untuk memanfaatkan segala informasi yang ada di dalamnya dengan benar atau tepat guna. 5. Kendala kegiatan class library Setiap program ataupun kegiatan di suatu lembaga baik formal maupun informal tentunya selain memiliki kelebihan yang ditonjolkan juga pasti memiliki kendala yang dihadapi. Begitupun dengan class library SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur penulis menemukan beberapa kelndala didalam kegiatan tersebut. Kelemahan tersebut telah penulis rangkum sebagai berikut. a. Jadwal class library memang telah dibuat dan dilaksanakan satu jam sebelum pelajaran bahasa Indonesia. Namun kadangkala ada beberapa kelas yang tidak hadir dalam kegiatan class library. Mengapa hal ini bisa terjadi. Setelah penulis melakukan observasi hal ini disebabkan ada sebagian guru yang ketika jam pelajaran telah usai dan seharusnya murid masuk jadwal class library, tetapi guru tersebut belum mengakhiri mata pelajaran. Akhirnya murid menjadi telat dan malas mengikuti class library. Hal ini sesuai dengan pernyataan pustakawan bapak Ibrahim kepada penulis. Berikut pernyataannya
“Kadangkala ada kelas yang tidak hadir untuk mengikuti class library. Hal itu dikarenakan ada sebagian guru yang kurang kooperatif dengan kegiatan ini. Dengan alasan pelajaran didalam kelas lebih penting dari class library. Inilah tantangannya”.
54
b. Untuk kelas bahasa dalam mengikuti class library penulis melihat mereka begitu antusias dan sangat tertib dalam mengikuti kegiatan tersebut. Sedangkan, untuk kelas non-bahasa penulis meliahat mereka sangat bertolak belakang dengan murid dari kelas bahasa. Hal ini diperkuat dengan wawancara penulis dengan pustakawan yang mengakatan bahwa: “Dalam pelaksanaan kegiatan class library ini kelas nonbahasa sering gaduh dan tidak tertib dalam mengikuti class library. Berbeda dengan kelas bahasa yang sangat tertib dan tidak gaduh dalam mengikuti class library”. c. Kegiatan class library kadangkala juga memerlukan komputer dan koneksi internet untuk mencari bahan informasi elektronik atau ketika pengarahan tentang cara penelusuran koleksi perpustakaan menggunakan OPAC. Koneksi internet yang kadang lambat menjadi gangguan tersendiri bagi kegiatan ini. Dan hasilnya siswa yang sedang megikuti kegiatan class library menjadi terlihat bosan dan malas. Hal tersebut diutarakan oleh DD siswa kelas 6. “Saya jadi malas mengikuti class library kalau komputer (internet) sedang ada gangguan”. (DD) Hal senada juga disampaikan IB menganai hal ini. berikut pernyataannya. “Kesulitan jika koneksi ke internet sedang lambat atau ada gangguan pada server Digilib. Hal ini cukup menghambat kegiatan class library. Kegiatan class library yang bila harus menggunakan piranti komputer yang terkoneksi internet menjaditidak hidup dikarenakan siswa yang megikuti tidak kerasan”. d. Kurang kerjasama anatara guru dan pustakawan dalam rangka lebih menghidupkan kegiatan class library. Kolaborasi anatara guru dan pustakawan sangatlah dibutuhkan dalam rangaka meningkatkan keterampilan literasi
55
informasi siswa di sekolah. Karena guru adalah yang paling sering berkomunikasi dengan siswa di sekolah. Bila guru juga mau ikut andil langsung dalam kegiatan ini dan bukan hanya dilimpahkan semuanya ke pustakawan, tentunya kegiatan ini akan menjadi lebih bagus dan menarik.
e. Kegiatan class library ini statusnya hanya sebagai program perpustakaan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur. Jika saja program ini masuk kedalam kurikulum sekolah tentunya kegiatanini menjadi lebih baik. Karena seperti yang penulis katakan di pembahasan sebelumnya, kegiatan class library ini sedikit banyak mirip dengan the Big six skills yang mengharuskan muridnya berfikir kritis dalam penyelesaian masalah informasi (information problem solved). C. Pembahasan Penelitian Menurut hemat penulis kegiatan class library ini bila dicocokan dengan model-model literasi informasi yang ada, seperti the big six dan standar American association of school librarian and association for educational communication and technologi. Berikut adalah kecocokan kegiatan class library dengan kedua model literasi tersebut. 1. The Big Six Sebelum melangkah jauh telah kita ketahui peran the Big Six skills seperti yang diutarakan Einsberg merupakan pusat dari program pendidikan yang berpengaruh terhadap pembelajaran penyelesaian masalah informasi (information
56
problem solved)5. Berikut adalah tabel analisis kecocokan kegiatan class library dengan the Big six model. Tabel 4. Analisa Kecocokan The Big Six Model dengan Class Library Definisi Tugas: Pelaksana The Big Six
Class Library Menentukan tema di
Menentukan topik permasalahan
dalam kegiatan class
Pustakawan
library Menjelaskan pertanyaan riset dengan brainstorming menggunakan
Tidak ada
Tidak ada
5W1H Mengidentifikasi kebutuhan informasi dengan cara: membatasi Mencari artikel di surat kebutuhan informasi, mendata kabar yang menjadi topik
Pustakawan
keyword yang berhubungan dengan utama (Headline) topik yang dipilih, menggunakan mind mapping
Strategi Pencarian informasi: The Big Six
5
Class Library
Pelaksana
Einsberg, Michael dan Robert E. Berkowitz. Information problem solving : the big six skill approach to library and information skilsls instruction. Norwood : Ablex Publishing Coorpration, 1996, h.9-12.
57
Memilih sumber yang Menetapkan sumber-sumber yang ada; baik cetak ataupun
Pustakawan
tepat untuk digunakan non cetak (internet) Cara menelusur informasi di internet dengan Menyeleksi sumber-sumber relevan
Siswa menggunakan Bollean Logic
Lokasi dan Akses Informasi: The Big Six
Class Library
Pelaksana
Menelusur Online Public Lokasi sumber-sumber informasi
Siswa Access Catalog
Menemukan sumber informasi
Menemukan buku di rak
Siswa
Penggunaan Informasi: The Big Six
Class Library
Membaca atau mendengar
Mengambil intisari (summaries) dari
informasi yang ditemukan
informasi yang telah diperoleh
Pelaksana
Siswa
Mengextraksi informasi Membuat Karya Tulis yang relevan
Siswa
58
Sintesis: The Big Six
Class Library
Pelaksana
Tidak ada
Tidak ada
Mempresentasikan informasi Tidak ada
Tidak ada
Mengorganisasi informasi dari berbagai sumber
Evaluasi: Mengetahui tingkat Mampu menentukan keakuratn, efektivitas informasi yang
Siswa Kerelevanan informasi
diperoleh Menilai seluruh proses Dapat menilai secara kritis informasi pencarian informasi sesuai
Siswa Mana yang benar-benar tepat guna
dengan yang diharapkan
Dari tabel diatas dapat dijelaskan kecocokan antara the Big sixmodel dengan kegiatan class library, sebagai berikut. 1) Definisi tugas (Define task) Yang terdiri dari: a. Menentukan topik permasalahan b. Menentukan pertanyaan riset dengan brainstorming menggunakan 5 W 1H c. Mengidentifikasi
kebutuhan
informasi
dengan
cara:
membatasi
kebutuhaninformasi, mendata keyword yang berhubungan dengan topik yang dipilih, menggunakan mind mapping.
59
Dalam observasi penulis melihat pustakawan pertama-tama di dalam kegiatan class library memilih tema yang akan disampaikan hari ini kepada murid. Pada waktu penelitian ini penulis melihat pustakawan menentukan tema kepada murid mengenai erupsi gunung berapi. Lalu setelah itu pustakawan memrintahkan siswa untuk mencari artikel di surat kabar (koran) yang berkaitan dengan erupsi gunung berapi. Namun penulis melihat satu saja langkah dari the Big skills yang tidak diterapkan oleh pustakawan yaitu, brainstorming kepada siswa yang mengikuti kegiatan class library dengan cara memberikan atau merumuskan pertanyaan riset dengan metode 5 W 1 H. Mungkin saja bila metode tersebut diterapkan dapat lebih memudahkan siswa untuk mencari artikel yang benar-benar relevan sesuai dengan informasi yang diperlukan. 2) Strategi pencarian informasi (Information seeking strategies) Yang terdiri dari: a. Menetapkan sumber-sumber yang tepat untuk digunakan b. Menyeleksi sumber-sumber yang paling relevan. Menurut Sri Rohayanti Zulaikha dalam artikelya “Analisis The Big Six Model Dalam Rangka Implementasi Information Literacy di Perpustkaan” menyatakan bahwa, strategi pencarian informasi meliputi pembuatan keputusan dengan memperhatikan sumber-sumber informasi yang diharapkan sesuai dengan tugas yang telah dikerjakan . Ledakan informasi yang begitu melimpah ruah yang membuat bingung untuk memilih informasi mana yang paling tepat untuk digunakan. Siswa yang mengikuti class library di perpustakaan SD Islam AlAzhar 20 Cibubur diajarkan bagaimana cara atau strategi untuk menelusur
60
informasi yang ada.Pertama-tama pustakawan memilih dan menetapkan kira-kira sumber informasi apa yang tepat untuk siswa yang sedang mengikuti kegiatan class library saat itu. Berlanjut dari pembahasan sebelumnya, bila siswa kurang puas dengan artikel erupsi gunung berapi yang ada di koran. Maka disinilah siswa diajarkan menelusur informasi lebih jauh, yaitu melalui internet. Dengan menggunakan penelusuran internet menggunakan boolean logic, pustakawan memberikan cara strategi penelusuran informasi dengan benar. Siswa mencari artikel mana yang tepat. Siswa juga dapat lebih spesifik bisa mengetahui apa itu erupsi gunung berapi, di mana sedang terjadi erupsi gunung berapi, dan bagaimana itu bisa terjadi. Dengan menambahkan keyword kata “and”, kata “or”, tanda tambah (+), tanda minus (-), dan tanda asterik (*) di setiap pencariannya di mesin pencari internet. 3) Lokasi dan akses informasi (Location and access) Yang terdiri dari: a. Lokasi sumber-sumber informasi b. Menemukan informasi dengan sumber yang lengkap Kegiatan class library perpustakaan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur, mengajarkan siswa untuk bisa menelusur informasi yang di perpustakan ataupun yang diluar perpustakaan. Di perpustakaan siswa diajarkan mencari informasi dari koleksi-koleksi perpustakaan yang ada dengan bantuan OPAC (Open Access Catalogue) 6 . Berlanjut dari tahapan sebelumnya, siswa mencari buku ataupun koleksi perpustakaan lainnya yang berkaitan dengan erupsi gunung berapi. 6
Pelayanan perpustakaan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur sudah terotomasi. Sistem yang digunakan adalah Digilib, source berbayar yang dimiliki dan dikembangkan oleh Universitas Gajah Mada.
61
Mereka menelusur menggunakan OPAC dengan menggunakan subjek pencarian geografi (ilmu bumi) untuk menelusur buku yang berkaitan dengan erupsi gunung berapi. Dan bila sudah ditemukan siswa menelusur langsung di rak. Dan diketahui pula rak yang tepat sesuai dengan geografi adalah kelas 900. 4) Penggunaan informasi Pada tahap the Big skills inilah siswa terbukti apakah telah mampuh mengoptimalkan informasi yang telah didapat. Sejauh yang penulis lihat pada saat observasi, siswa yang telah mengikuti kegiatan class libray ini mampuh mengambil intisari (summaries) dari buku ataupun artikel yang mereka baca. Hal ini dirasakan oleh guru kelas 5 AM, yang mengatakan bahwa. “Siswa saya setelah mengikuti kegiatan class library ini mampuh menyerap informasi dari buku ataupun artikel mereka baca dan tidak sungkan untuk menuangkannya menjadi bentuk karya opini mereka”. Setelah itu, siswa menuangkan ide ataupun gagasannya dari intisari yang mereka baca menjadi sebuah karya tulis. Dan ketika penulis sedang melakukan penelitian ada seorang siswa yang mampuh membuat suatu karya tulis yang berkaitan dengan erupsi gunung berapi. 5) Sintesis Sangat disayangkan dalam tahapan ini penulis tidak begitu menemukannya dalam kegiatan class library perpustakaan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur. Hal ini dikarenakan dalam tahapan ini seperti yang diutarakan Sri Rohyanti Zulaikha, bahwa sintesis berusaha untuk memaksimalkan kerjasama anatara
guru dan
62
pustakawan untuk membuat struktur kembali terhadap informasi ke format yang berbeda guna menjawab tugas yang ditetapkan kepada siswa. Sebagai contoh adalah membuat laporan, tugas atau karya ilmiah lainnya. Memnag dalam kegiatan class library ini siswa juga dituntut untuk membuat suatu karya, yaitu karya oipini dari artikel yang telah mereka baca. Hanya saja dalam pelaksanaannya penulis ketika observasi tidak menemukan kerjasama anatra guru dan pustakawan.
6) Evaluasi (Evaluation) Makna evaluasi dalam langkah ini adalah mengevaluasi hasil dar penemuan dan pemanfaaant informasi yang ditemukan dengan maksud apakah inforamsi tersebut berdaya guna. Siswa SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur dapat mengevaluasi informasi. Mampu menentukan keakuratan, kerelevanan, dan kekomprehensifan informasi yang di dapat. Dari penjabaran diatas penulis dapat menarik kesimpulan, bahwa dampak dari kegiatan class library SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur untuk siswa cukup baik dan berguna sebagai kekayaa khazanah ilmu mereka. Hanya saja perlu adanya kerjasama yang anatara guru dan pustakawan dalam kegiatan tersebut. Dalam observasi penulis melihat ketika kegiatan class library berlangsung guru sama sekali lepas tangan dan terkesan kurang kooperatif dengan pustakawan.
63
2. Standar American Association of School Librarian and Association For Educational Communication And Technologi. Standar-standar menyediakan
konsep
information kerangka
literacy kerja
dan
untuk
pembelajaran
panduan
yang
luas
siswa untuk
menggambarkan pelajaran pelajar yang terampil terhadap informasi. Hasil dari pembelajaran utama yang berkaiatan secara langsung kepada berbagai pelayanan yang berada di sekolah dengan tiga standar dan tiga belas indikator didalam kategori literasi informasi “information literacy”. Dua kategori lainnya tiga standar tujuh indikator untuk kategori pembelajaran yang mandiri “independent” learning dan tiga standar sembilan indikator untuk “student responsibility” yang mendaasari dalam information literacy tetapi juga mendeskripsikan aspek-aspek yang lebih umum.. Standar-standar ini berisi tiga kategori, sembilan standar, dan dua puluh sembilan indikator. Semua kategori,
standar, dan indikator
mengambarkan isi dan prosese yang berkaitan dengan kepada informasi yang mana para siswa harus terampil untuk mempertimbangkan melek informasi 7 . Namun dalam penelitian ini, peneliti haanya mengambil satu kategori degan tiga belas indikator pertama yaitu standar information literacy. Hal ini dikarenakan menurut penulis kategori itu tepat untuk objek penelitian ini. Standar-standar Information Literacy Standar 1 Siswa yang mampu mengakses informasi secara efisien dan efektif.
7
Ida Farida, dkk. Information Literacy Skills: Dasar Pembelajaran Seumur Hidup. (Jakarta: UIN Jakarta Press). H. 38
64
Siswa SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur mampu mengetahui dan mengenal dan mengetahui informasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini dikarenakan dalam kegiatan class library siswa diajarkan bagaimana cara menelusur informasi dengan baik dan benar. Misalnya saja peneliti ambil satu contoh ketika itu siswa diajarkan bagaimana cara mencari informasi dari internet. Ledakan informasi yang begitu banyak di internet. Tentu tidak semua informasi yang ada di dalam internet itu dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan siswa. Maka cara yang dapat diambil adalah siswa menggunakan cara penelusuran dengan menggunakan boolean logic.
Boolean logic merupakan startegi penelusuran informasi di
internet lewat serach engine dengan cara menggunakan keyword kata “and”, kata “or”, tanda tambah (+), tanda minus (-), dan tanda asterik (*) di setiap pencarian. Indikator. Indikator 1 Siswa mampu mengetahui dan mengenal informasi yang tepat guna Indikator 2 Siswa mampu mengambil keputusan dalam mengetahui informasi yang akurat Indikator 3 Siswa mampu merumuskan pertanyaan-pertanyaan sesuai kebutuhan Indikator 4 Siswa mampu mengidentifkasi berbagai sumber informasi yang potensial Indikator 5 Siswa mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai strategi penelusuan untuk berguna dalam menetapkan informasi.
Standar 2 Siswa yang mampu mengevaluasi informasi secara kritis dan kompeten,
65
Siswa SD Islam Al-Azhar mampu mnengevaluasi informais yang din dapat secara kritis. Misalnya saja ketika itu siswa dalam class library diperintahakan untuk mencari artikel di koran. Begitu banyak artikel yanga ada di koran dan tidak semua informasi tersebut berguna. Munculah pertanyaan dari seorang siswa “mana yang menjadi berita terkini”. Ketika itu juga pustakawan memberi tahu, biasanya yang menjadi berita utama (headline news) itu berada di halaman pertama koran dengan ukuran huruf (font) yang besar. Siswa jadi tahu mana yang menjadi berita utama. Berita yang dinilai hanya isu pun tidak dapat diterima siswa. Indikator
1
Siswa
mampu
menentukan
keakuran,
kerelevanan,
dan
kekomprehensifan dari sebuah informasi Indikator 2 Siswa mampu membedakan antara fakta, pendapat, dan opini. Indikator 3 Siswa mampu mengidentifikasi informasi yang tidak akurat Indikator 4 Siswa mampu menyeleksi informasi yang cocok sesuai kebutuhan
Standar 3 siswa yang mampu menggunakan informasi secara akurat dan kreatif Siswa SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur diberikan kesempatan oleh pustakwan di class library untuk membuat sebuah karya opini dari informasi yang didapat. Menuangka ide dan gagasan lewat sebuah tulisan yang setelahnya akan dinilai oleh pustkawan. Bagi siswa yang menulis karya opininya dengan baik maka akan diberikan reward pustakwawan. Maka dengan ini siswa SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur menjadi kreatif dalam menggunakan dan mengolah informasi dengan akurat dan kreatif. Indikator 1 Mampu mengorganisir informasi untuk diterapkan
66
Indikator 2 Mampu mengintegrasikan informasi baru ke dalam pengetahuan seseorang Indikator 3 Mampu mengaplikaiskan informasi di dalam pemikiran dan dapat memcahkan masalah Indikator 4 Mampu menghasilkan dan mengkomunikasikan informasi dan gagasan dalam format yang tepat (karya opini).
Dari semua penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan class library merupakan sebuah program literasi informasi di Perpustakaan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur. Kegiatan yang cukup baik untuk menghidupkan perpustakaan. Perpustaskaan sekolah jadi tidak hanya dinilai sebagai sebuah ngedung tambahan yang berisikan buku-buku tetapi juga sebagai tempat menambah khazanah ilmu pengetahuan siswa.
67
BAB V KESIMPULAN
Pada bab ini, penulis akan mengemukakan kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian tersebut dan kemudian memberikan saran-saran yang dapat dijadikan masukan bagi beberapa pihak. A. Kesimpulan Kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dikategorikan menjadi dua kategori yaitu, pelaksanaan class library sebagai program literasi informasi siswa dan dampak class library terhadap literasi informasi siswa. a. Class library sebagai program literasi informasi siswa: 1. Class library rutin dilakukan setiap hari sesuai dengan jadwal yang telah dibuat. 2. Di dalam class library siswa diajarkan bagaimana cara menelusur informasi,
mendapatkan
informasi,
mengevaluasi
informasi
mengorganisasi, dan menggunakan informasi secara efektif. b. Dampak class library terhadap literasi informasi siswa 1. Siswa menjadi gemar berkunjung dan membaca di perpustakaan. Membaca bukan lagi hal yang membosankan atau menakutkan bagi siswa. 2. Siswa menjadi melek informasi. Di dalam class library siswa diajarkan dan dituntut untuk mengetahui berbagai macam informasi baik yang ada di perpustakaan maupun di luar perpustakaan
68
3. Sebagai program literasi informasi di perpustakaan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur, class library sudah memberikan dampak yang cukup baik bagi siswa.
B. Saran Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat disampaikan oleh penulis, diantaranya: 1. Untuk jadwal programclass library lebih ditekankan lagi kepada seluruh civitas akademik. Karena yang penulis lihat dalam observasi masih ada kelas yang telat dan bahkan tidak hadir didalam kegiatan class library ini. 2. Untuk memperlancar program class library , perpustakaan SD Al-Azhar 20 Cibubur harus menambah SDM dalam hal pemberian materi. 3. Pada kegiatan class library, pustakawan perlu mencari lagi hal yang menarik untuk membuat siswa terus konsisten dalam mengikuti program class library , misalnya bekerja sama dengan guru untuk memberikan materi yang lebih dan tidak hanya dari pemikiran atau ide dari pustakawan saja.
69
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Basrowi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta, 2008. Darmono. Manajemen Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta: PT Grasindo, 2001.
Ian Malley. The Basic of Information Skills Teaching. London: Bingley,1984. Ida Farida, dkk. Information Literacy Skills: Dasar Pembelajaran Seumur Hidup, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005 Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012. Michael Einsberg dan Robert E. Berkowitz. Information problem solving : the big six skill approach to library and information skills instruction. Norwood : Ablex Publishing Coorpration, 1996. Republik Indonesia. Undang-Undang RI No 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. Rizal Saiful Haq dkk. Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah, Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006. Rosa Widyawan. Pelayanan Refrensi Berawal Dari Senyuman. Bandung: Bahtera Ilmu, 2012. Sulistyo Basuki. Priodisasi Perpustakaan Indonesia. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994. Sutarno NS. Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta : Samitra Media Utama, 2004.
70
INTERNET ALA. Information Literacy Competency Standards for Higher Education, diakses 20 maret 2015 dari http://www.ala.org/aasl/sites/ala.org.aasl/files/content/aaslpubsandjournals/ slr/vol6/SLMR_BigSixInfoSkills_V6.pdf Erik Mitchell. Literacy Information, diakses 20 maret 2015 dari http://erikmitchell.info/uploaded_files/dissertation/1_information_literacy_ mitchell.pdf IFLA/UNESCO. Pedoman Perpustakaan Sekolah, diakses pada 20 maret 2015 dari http://www.ifla.org/VII/s11/pubs/school-guidelines.htm New South Wales Departement. Information Skills In The School: Engaging Learners In Constructing Knowledge, diakses 20 maret 2015 dari http://www.curriculumsupport.education.nsw.gov.au/ Sarah Wolf. The Big Six Information Skills As A Metacognitive Scaffold: Case Study, diakses 20 maret 2015 dari www.ala.org/aasl/slr
ARTIKEL/JURNAL Meuthia Septiana. Marlini. Optimalisasi Penerapan Literasi Informasi Di Perpustakaan SMA Negeri 1 Padang. Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Kearsipan,Vol. 1 No. 1 Seri A September 2012 Jurusan Ilmu Perpustakaan Kearsipan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang . dan Marwiyah. Understanding Information Literacy as A New Concept in the Librarianship. Dalam Fihris: Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 3 No. 2 Juli- Desember 2008 Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab UIN Sunan Kali jaga Yogyakarta. Zulaikha, Rohayanti Sri. Analisis The Big Six Model Dalam Rangka Implementasi Information Literacy Di Perpustakaan. Dalam Fihris: Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 3 No. 2 Juli- Desember 2008 Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Kali jaga Yogyakarta.
71
1. Lampiran Surat Dosen Pembimbing
72
2. Surat Izin Penelitian
73
3. Lampiran Surat Pergantian Judul Kepada Yth
Jakarta, 28 April 2015
Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Bersama ini saya Nama Pembimbing
: Alfida, MLIS
Nama Mahasiswa
: Husain Haikal Pratama
NIM
: 1111025100015
Dengan ini memberitahukan tentang perubahan judul skripsi mahasiswa bersangkutan. Judul Awal : Peran Class Library Dalam Meningkatkan Literasi Informasi Siswa Di Perpustakaan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubure Judul Baru :Class Library Sebagai Program Literasi Informasi Di Perpustakaan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur Demikian pemberitahuan ini saya sampaikan. Atas perhatiannya di ucapkan terimakasih.
Wassalam, Dosen Pembimbing Skripsi
Alfida, MLIS
74
4. Lampiran Jadwal Class Library
75
PANDUAN WAWANCARA NAMA
: Bapak Ibrahim (IB)
JABATAN
: Pustakawan
STATUS
: Narasumber
TANGGAL :15 Mei 2015 NO
1.
Penulis
Informan
“Kegiatan class library ini sangat baik untuk siswa. Yang saya tahu di class library siswa diajarkan Sebagai seorang guru. Sejauh mana bagaimana cara memanfaatkan bapak/ibu mengetahui perpustkaan. programclass library di Perpsuatakaan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur?
2.
“Saya di kegiatan class library ini diajarkan bagaimana cara mencari Bisakah anda menceritakan sedikit buku atau koleksi perpustakaan yang saja apa itu kegiatan class library? ada oleh pustakwan. Kadang kita juga diperintahkan untuk menaruh kembali.”
3.
“Saya di kegiatan class library ini diajarkan bagaimana cara mencari Metode seperti apa yang digunakan buku atau koleksi perpustakaan yang dalam programclass library? ada oleh pustakwan. Kadang kita juga diperintahkan untuk menaruh kembali (re
4.
“Untuk memperkenalkan kalau library itu tempat sumber informasi. Apa tujuan diadakannya program Jadi anak-anak dari kecilsudah dibiasakan bagaimana cara class library? menggunakan buku dan menjadikan buku itu sebagai sarana referensi.”
5.
Apa manfaat yang didapat siswa “Anak-anak jadi lebih melek dengan diadakannya pendidikan informasi. Karena di class library saya mengajarkan kepada untuk pemakai?
76
peka terhadap isu yang ada
6.
Menyinggung masalah literasi informasi, didalam program class library ini sejauh mana siswa diajarkan mengenai literasi informasi?
“Siswa diajarakan bagaimana cara menelusur informasi. Saya biasanya menyuruh siswa untuk mencari informasi di ensiklopedia, artikel koran, atau internet. Namun harus sesuai dengan kebutuhan”
77
PANDUAN WAWANCARA NAMA
: Bapak Amir Syarifudin
JABATAN
: Guru
STATUS
: Narasumber
TANGGAL :20 Mei 2015 NO
1.
2.
3.
Penulis
Dalam pelaksanaannya. Kapan dan berapa jam programclass library ini dilaksanakan?
Hal apa saja yang dipersiapkan sebelum programclass library ini dilaksanakan?
Informan “Kegiatan class library ini dilakukan setiap hari dengan pembagian minggu 1-3 untuk kelas 1 dan 3, dan minggu ke 4-6 untuk kelas 4 dan 6.. Dalam pelaksanaannya, class library biasanya dilakasanakan sebelum pelajaran bahasa indonesia dimulai” “Biasanya sebelum kegiatan class library ini dimulai saya mempersiapkan materi-materi yang berkaitan dengan kepustakaan. Dan saya juga mempersiapkan media non cetak seperti videon audio visual agar penyampaian materi lebih asyik dan menyenangkan”
“dapat banyak dong pastinya. Terutama mereka jadi tahu Menurut bapak dari programclass informasi terkini. Jadi rajin baca. Ya library tersebut apa saja yang setidaknya lulus dari sini dan masuk didapat oleh siswa? SMP mereka jadi sudah terbiasa mencari informasi yang akurat.”
78
PANDUAN WAWANCARA NAMA
: Anisya (AN)
JABATA
: Siswi Kelas 4
STATUS
: Narasumber
TANGGAL :16 Mei 2015 NO
Penulis
1.
Dalam pelaksanaannya. Menurut kamu apakah programclass library merupakan kegiatan yang menyenangkan?
2.
3.
4.
Informan
“Seru banget. Disini aku belajar banyak. Aku jadi tahu cara mencari informasi di koran atau internet. Saya juga jadi bisa buat karya opini.” “Saya di kegiatan class library ini diajarkan bagaimana cara mencari buku atau koleksi perpustakaan yang Bisakah kamu menceritakan sedikit ada oleh pustakwan. Kadang kita saja apa itu programclass library? juga diperintahkan untuk menaruh kembali (re-shelving) buku yang telah kita baca sesuai dengan kelas atau nomor raknya.” “Itu kak aku jadi tahu apa itu penelusuran dengan boolean logic. Apa saja yang sudah kamu dapat Jadi kalau cari-cari informasi di dari programclass library? ineternet itu gampang banget .”
Apakah kamu sudah bisa “Sudah bisa. Aku sudah bisa cari mempraktekan atau menerapkan informasi yang tepat dan aku bisa hasil dari class library tersebut? membuat tulisan (karya opini).” Jika iya, berikan contohnya?
\
79
PANDUAN WAWANCARA NAMA
: Burhan (BU)
JABATA
: Siswa Kelas 5
STATUS
: Narasumber
TANGGAL :16 Mei 2015 NO
Penulis
Informan
1.
“Sangat menyenangkan. Saya jadi Dalam pelaksanaannya. Menurut mendapatkan ilmu baru di luar kamu apakah programclass library kelas. ” merupakan kegiatan yang menyenangkan?
2.
“Class library itu menyenangkan. Disini saya diajarkan menelusur Bisakah kamu menceritakan sedikit informasi dengan baik dan benar. saja apa itu programclass library? Pernah waktu itu saya ditugaskan untuk mencari berita tentang gempa bumi di Indonesia lewat internet.”
3.
“Saya jadi bisa tulis karangan yang ilmiah gitu. Terus saya jadi seneng Apa saja yang sudah anda dapat baca apalagi seputar berita-berita dari program class library? yang lagi ramai diomongin orang. Seru deh
4.
Apakah anda sudah bisa mempraktekan atau menerapkan hasil dari class library tersebut? Jika iya, berikan contohnya?
“Bisa dong Yaitu kak saya jadi bisa cari-cari informasi di koran internet atau buku/ensiklopedia. Terus saya jadi bisa nulis. hehe”
80
PANDUAN WAWANCARA NAMA
: Didin (DD)
JABATA
: Siswa Kelas 6
STATUS
: Narasumber
TANGGAL :16 Mei 2015 NO
Penulis
Informan
1.
“Seru banget kak. Saya aja kalau Dalam pelaksanaannya. Menurut lagi class library itu khsuyuk. Seru kamu apakah programclass library banget kak. Apalagi kalau lagi dapet merupakan kegiatan yang tugas buat karya opini gitu”. menyenangkan?
2.
“Disini kita diajarkan bagaimana Bisakah kamu menceritakan sedikit cara mencari informasi yang baik saja apa itu programclass library? dan benar. Kita juga diajarkan untuk memilih informasi yang pas sesuai kebutuhan kita.”
3.
“Saya dapat banyak ilmu. Apalagi yang cara menelusur lewat internet Apa saja yang sudah anda dapat dengan boolean logic. Pas banget saya kan kelas akhir terus juga dari program class library? sering dapat tugas yang jawabannya banyak di internet”.
4.
Apakah anda sudah bisa mempraktekan atau menerapkan hasil dari class library tersebut? Jika iya, berikan contohnya?
“Bisa kak. Itu saya jadi bisa telusur informasi lewat inter pakai boolean logic. Jadi saya saring informasi yang paling tepat untuk saya.”
81
Foto-foto kegiatan class library
Pak Ibrahim sedang memberikan materi di kegiatan class library.
Siswa menanyakan “bagaimana cara mencari artikel di koran?” kepada pak Ibrahim.
82
Antusiasme siswa di dalam kegiatan class library ketika ditugaskan untuk menelusur koleksi perpustakaan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur.
83
Rak koleksi perpustakaan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur
84
BIODATA PENULIS Husain Haikal Pratama. Dilahirkan di Jakarta, 23 Juli 1992. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Herman Ghozali (Alm) dan Sri Mujiati. Saat ini, penulis tinggal bersama Ibu. Alamat tempat tinggal penulis yaitu berada di Kp. Nagrak RT/RW 003/04 desa Nagrak kec. Bogor. Menamatkan pendidikan dasar dan menengah pertama di Jakarta Selatan, SDN 09 Pagi pada tahun 2004 dan SMPN 235 pada tahun 2007. Lulus pendidikan menengah atas di MAS Daarul Uluum Lido pada tahun 2011. Pendidikan S1 di Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan lulus dengan menulis skripsi berjudul “Class Library Sebagai Program Literasi Informasi di Perpustakaan SD Islam Al-Azhar 20 Cibubur” tahun 2015. Selama menempuh pendidikan dasar, menengah, dan atas penulis memiliki prestasi dan aktif di kegiatan ekstrakulikuler diantaranya, juara 2 Lomba Pidato Tingkat RW tahun 2001, juara 1 Sari Tilawah Tingkat Kecamatan tahun 2004, juara 2 Lomba Drama Santri tahun 2008, dan Pramuka. Pendidikan S1 penulis aktif di organisasi kampus diantaranya, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) seksi informasi Fakultas Adab dan Humaniora peroide 2012-
2014, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) seksi informasi Ilmu Perpustakaan periode 2012-2014, dan ketua Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun 2014