BOARDING SCHOOL SEBAGAI PENUNJANG KEBERHASILAN PENDIDIKAN NILAI DI MAN INSAN CENDEKIA SERPONG Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: SITI AISYAH NIM1112018200045
JURUSAN MANAJEMENPENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 M / 1437
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
ii
UJI REFERENSI
iii
ABSTRAK Siti Aisyah (NIM : 1112018200045). Boarding School Sebagai Penunjang Keberhasilan Pendidikan Nilai Siswa di MAN Insan Cendekia Serpong
Skripsi, Jakarta : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak penanaman nilai sebagai penunjang keberhasilan pendidikan nilai siswa di MAN Insan Cendekia Serpong, yang dilihat berdasarkan beberapa program pendidikan nilai di asrama dan strategi pendidikan nilai. Penelitian ini dilaksanakan di MAN Insan Cendekia Serpong 2015/2016 dengan menggunakan metode deskriptif kualitaif. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi dan pengumpulan data. Di samping itu, penulis merujuk kepada bukubuku pendidikan nilai, yang dijadikan sebagai landasan teori untuk mengkaji strategi pendidikan nilai di MAN Insan Cendekia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program pembinaan asrama berjalan cukup efektif dengan segala upaya dan strategi yang telah dilakukan semua guru di MAN Insan Cendekia. Hal ini dapat terlihat dari penanaman nilai yang dilakukan oleh semua guru di MAN Insan Cendekia serta dengan strategi yang dilakukan yaitu pengintegrasian program pendidikan nilai dengan kegiatan sehari hari selain itu juga dengan melakukan kegiatan yang diprogramkan, meskipun terdapat beberapa hambatan dalam pelaksanaan pendidikan nilai. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan nilai pada boarding school di MAN Insan Cendekia sudah cukup efektif. Hal ini menunjukan bahwa boarding school cukup menunjang keberhasilan pendidikan nilai siswa di MAN Insan Cendekia Serpong.
Kata kunci :Boarding School, Keberhasilan, PendidikanNilai.
iv
ABSTRACT
Siti Aisyah (NIM : 1112018200045). Boarding School as A Success Support of Students Character Education at MAN Insan Cendekia Serpong The aim of this research was to know the effect of implementing character as a success support of students character education at MAN Insan Cendekia Serpong. The indicator was based on some character education programs in hostel and strategy of character education. It was conducted at MAN Insan Cendekia Serpong 2015/2016 using quality descriptive method. Data collection techniques used in this research were interview, observation, and questionnaire. Beside that, the author refered to character education books, which were used as a theoretical basis to review strategy of character eeducation at MAN Insan Cendekia. The result showed that hostel building program ran quite effectively because the effort and strategy that has been done by all the teachers at MAN Insan Cendekia. It can be seen from implementing character and strategy that was used, such as integration between character education program and daily activity. It was also supported by doing activities in the program even though there were some obstacles in the implementation. From the result, it can be concluded that character education in boarding school at MAN Insan Cendekia was quite effective. It showed that boarding school supported the success of students character education at MAN Insan Cendekia Serpong.
Key Word : Boarding School, Success, Character Education
v
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang senantiasa selalu penulis ucapkan sebagai ungkapan rasa syukur atas segala limpahan nikmat, rahmat dan anugrah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Sebuah karya yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi diri penulis khususnya dan umumnya bagi seluruh pembaca karya ini. Shalawat dan salam semoga Allah selalu limpahkan kepada junjungan Muhammad saw yang telah membimbing umatnya untuk menuju kebahagaian dunia dan akhirat. Penulis sadar bahwa dalam proses penyelesaian skripsi ini banyak pihak yang telah memberikan bimbingan serta bantuan baik rmateril dan moral kepada penulis. Maka dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Dr. Hasyim Asy’ari, M. Pd. Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan yang juga sekaligus dosen pembimbing II, yang selalu mendukung dan membimbing dalam penulisan skripsi. 3. Rusydy Zakarya, M. Ed, M.Phil. Dosen Pembimbing I dalam penulisan skripsi, beliau telah meluangkan banyak waktu, tenaga dan pikirannya dalam membantu, membimbing dan mendukung penulis sehingga terselesaikan skripsi ini dengan baik. 4. Dra. Persahini Sidik, M. Si. Kepala MAN Insan Cendekia Serpong, dewan guru MAN Insan Cendekia Serpong yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut, sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. 5. Kedua orang tua tercinta, alm. Ayahanda tercinta yang akan tetap selalu dikenang sampai kapan pun dan umiku tersayang, berkat doa beliau, penulis dapat bertahan sampai saat ini, serta berkat dukungannya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. vi
6. Kakak dan adik terhebat, Mas Asep, Mas Rido, Mba Nok, Kak Nung, Kak Ema dan adikku mia yang selalu memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan penelitian agar segera pula menjadi orang yang sukses serta bermanfaat untuk orang banyak. 7. Keluarga besar Yayasan Pendidikan Al Manshuriyah Halim dan Depokyang selalu memberikan motivasi dan dukungan untuk segera menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 8. Teman-Teman Tersayang terutama (Siti Bebiyy, Ainatul Puser , Ira, Umdah, Vidi, Ismi, Jannahe Jahe, Essa Chaca. Kalian selalu menjadi bagian dari cerita di masa masa kuliahku yang nantinya dirindukan. 9. Teman-teman seperjuangan Manajemen Pendidikan angkatan 2012, kawan kawan Power Ranger dan Semut Ranger yang selalu indah untuk dikenang, selalu berbaik hati dan saling support satu sama lain.
Akhirnya penulis berdoa kepada Allah SWT mudah-mudahan mereka yang turut membantu study penulis dan kelancaran penelitian skripsi ini, baik yang disebut maupun yang tidak disebut namanya dalam kata pengantar ini, semoga Allah membalasnya dan diberikan keberkahan dalam kehidupanya. Penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan-kekurangan, saran yang baik sangat penulis harapkan. Dengan segala kekurangannya, mudah-mudahan karya ini dapat bermanfaat pula bagi penulis maupun pembaca sekalian. Amiiinn
Ciputat, September 2016 Hormat saya,
Siti Aisyah Penulis
vii
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIYAH Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
:
SitiAisyah
NIM
:
1112018200045
Fakultas
:
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan
:
Manajemen Pendidikan
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwaskripsi yang berjudulBoarding School sebagai Penunjang Keberhasilan Pendidikan Siswa di MAN Insan Cendekia Serpong adalah benar hasil karya sendiri dibawah bimbingan :
Pembimbing 1 Nama
:
Rusydy Zakarya, M. Ed, M. Phil
NIP
:
19560530 198503 1 002
Pembimbing 2 Nama
:
Dr. Hasyim Asy’ari, M. Pd
NIP
:
19661009 199303 1 004
Demikian surat pernyataan ini saya buat, dengan sebenar-benarnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri. Jakarta, September 2016 Yang menyatakan
Siti Aisyah
viii
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ......................................................... i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .......................................... ii UJI REFERENSI.................................................................................................... iii ABSTRAK ............................................................................................................. iv KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIYAH ................................................... viii DAFTAR ISI .......................................................................................................VIII DAFTAR TABEL ................................................................................................. XI DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ XII BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A.
Latar Belakang Masalah.......................................................................................... 1
B.
Identifikasi Masalah ................................................................................................ 6
C.
Pembatasan Masalah ............................................................................................... 7
D.
Rumusan Masalah ................................................................................................... 7
E.
Tujuan Penelitian .................................................................................................... 7
F.
Manfaat Penelitian .................................................................................................. 8
BAB II KAJIAN TEORI ........................................................................................ 2 Pendidikan Nilai...................................................................................................... 2
A. 1.
Pengertian Pendidikan Nilai................................................................................ 2
2.
Tujuan Pendidikan Nilai ................................................................................... 13
3.
Nilai-Nilai yang Ditanamkan pada Pendidikan................................................. 15
4.
Strategi Penanaman Pendidikan Nilai ............................................................... 16
5.
Keberhasilan Pendidikan Nilai.......................................................................... 19 Boarding School Sebagai Penunjang Keberhasilan Pendidikan Nilai ................. 22
B. 1.
Pengertian Boarding school .............................................................................. 22
2.
Karakteristik Boarding School .......................................................................... 25
3.
Manfaat Boarding School ............................................................................... 26
4.
Pendekatan Pendidikan Nilai pada Boarding School ........................................ 27
5.
Strategi Mewujudkan Keberhasilan Pendidikan Nilai Siswa Boarding School 30
VIII
C.
Penelitian Yang Relevan ....................................................................................... 32
D.
Kerangka Berpikir ................................................................................................. 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 36 A.
Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................................. 36
B.
Metode Penelitian ................................................................................................. 36
C.
Sumber Data.......................................................................................................... 37
D.
Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 37
E.
Teknik Pengolahan Data ....................................................................................... 38
F.
Kisi-kisiInstrumen................................................................................................. 39
BAB IV HASIL PENELITIAN .......................................................................... 47 Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................................................... 47
A. 1.
Profil MAN Insan Cendekia Serpong ............................................................... 47
2.
Sejarah Singkat MAN Insan Cendekia Serpong ............................................... 48
3.
Visi dan Misi MAN Insan Cendekia Serpong................................................... 48
4.
Sasaran MAN Insan Cendekia Serpong ............................................................ 49
5.
Guru MAN Insan Cendekia Serpong ................................................................ 50
6.
Keadaan Siswa .................................................................................................. 50
7.
Fasilitas ............................................................................................................. 51
8.
KurikulumMAN Insan Cendekia Serpong ........................................................ 53 Deskripsi dan Analisa Data ................................................................................... 57
B.
C.
1.
Kegiatan Siswa.................................................................................................. 57
2.
Pendidikan Nilai Siswa ..................................................................................... 60
3.
Tujuan Pendidikan Nilai ................................................................................... 64
4.
Strategi Pendidikan Nilai pada Boarding School .............................................. 65
5.
Program Pembinaan Pendidikan Nilai pada Boarding School .......................... 66
6.
Hambatan dalam Penanaman Pendidikan Nilai ................................................ 69 Temuan Hasil Penelitian ....................................................................................... 70
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 72 A.
Simpulan ............................................................................................................... 72
B.
Saran-saran............................................................................................................ 72
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 74
IX
LAMPIRAN LAMPIRAN .................................................................................... 78
X
DAFTAR TABEL Tabel 3.1
Waktu Penelitian .................................................................................. 36
Tabel 3.2
Kisi Kisi Instrumen Observasi Boarding School Sebagai Penunjang Keberhasilan Pendidikan Nilai Siswa ............................. 39
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Boardinng School Sebagai Penunjang Keberhasilan Pendidikan Nilai Siswa ................................ 41
Tabel 3.4
Daftar Ceklist Studi Dokumentasi ....................................................... 44
Tabel 3.5
Kondisi Sarana Prasarana MAN Insan Cendekia Serpong .................. 52
Tabel 3.6
Jadwal Keseharian Siswa ..................................................................... 58
XI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Observasi .................................................................................. 78 Lampiran 2 Daftar Ceklis Studi Dokumentasi ............................................................. 80 Lampiran 3 Pedoman Wawancara ............................................................................... 82 Lampiran 4 Hasil Wawancara Kepala Madrasah ......................................................... 88 Lampiran 5 Hasil Wawancara Wakil Kepala Madrasah Bidang Keasramaan ............. 91 Lampiran 6 Hasil Wawancara Wakil Kepala Madrasah Bidang Kesiswaan ............... 94 Lampiran 7 Hasil Wawancara Guru Asrama Putra ...................................................... 97 Lampiran 8 Hasil Wawancara Guru Asrama Putri ...................................................... 100 Lampiran 9 Hasil Wawancara Siswa ........................................................................... 103 Lampiran 10 Hasil Wawancara Siswa ........................................................................... 105 Lampiran 11 Hasil Wawancara Orang Tua .................................................................... 107 Lampiran 12 Hasil Wawancara Orang Tua .................................................................... 109 Lampiran 13 Data Guru MAN Insan Cendekia ............................................................. 111 Lampiran 14 Struktur Kurikulum .................................................................................. 113 Lampiran 15 Program Pendampingan dan Pembinaan Individu Siswa ......................... 116 Lampiran 16 Jadwal Kelas KBM Keagamaan ............................................................... 117 Lampiran 17 Rencana Pelaksanaan Pembinaan Keasramaan ........................................ 118 Lampiran 18 Surat Bimbingan Skripsi ............................................................................ 120 Lampiran 19 Surat Permohonan Izin Penelitian ............................................................ 121
XII
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi hal penting karena pendidikan salah satu faktor dalam mencapai keberhasilan hidup. Dengan pendidikan manusia akan bertahan dan menjadi manusia yang lebih unggul. Pendidikan merupakan kegiatan yang memiliki tujuan, sasaran dan target untuk mencapai arah sesuai yang diharapkan pada tujuan pendidikan nasional. Untuk mencapai tujuan nasional tersebut, perlu ditingkatkan pemahaman mengenai arti penting pendidikan. Pendidikan yang dijalankan harus memiliki arahan dan muatan
yang sudah ditetapkan sebagai wahana
pengembangan bagi anak didik di masa depan. Didefinisikan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, keperibadian kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Seperti yang disebutkan dalam Undang Undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 pasal 3 dijelaskan bahwa : “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab”. 1 Untuk mencapai keberhasilan pendidikan
yangmenyeimbangkan
kemampuanyang dimiliki peserta didik, bukan hanya mengembangkan kemampuan pengetahuan/kognitif siswa, tetapi juga spritual untuk
1 Undang – Undang No. 20 Th. 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, persetujuan Dewan Perwakilan Rakyar dan Presiden, h. 4
1
2
membentuk nilai/karakter peserta didik. Apabila dilihat dari kondisi faktual yang ada bergesernya landasan dan tujuan pendidikan saat ini yang lebih mengedepankan kognisi anak. Di mana sekolah lebih mengutamakan pengembangan intelektual siswa. Penanaman nilai moral pada peserta didik sangat kurang sehingga semakin jauh dari harapan tujuan pendidikan nasional. Menurut Zakiah dan Rusdiana, bahwa salah satu sektor yang kurang diperhatihan adalah dunia afeksi pendidikan yang semakin termarginalkan. Hal ini disebabkan bergesernya landasan dan tujuan pendidikankita saat ini, yang lebih mengedepankan dunia kognisi.2Masyarakat menuntut peningkatan kualitas pendidikan moral nilai peserta didik dari sekolah. Oleh karena itu lembaga pendidikan diharapkan dapat membina atau membimbing para peserta didiknya untuk dapat membentuk afektif/sikap dan kepribadian yang baik pada
peserta didik bukan hanya kognitif
peserta didik. Mulyana menyebutkan Seharusnya apa yang diperbuat pada pendidikan sudah memiiki nilai yang ideal, tetapi praktik pendidikan seringkali dihadapkan
pada
kenyataan-kenyataan
kurang
memuaskan.3Dalam
mewujudkan tujuan pendidikan, padahal mengandung sejumlah nilai bagi pengembangan karakter siswa. Dalam mencapai tujuan pendidikan dan memenuhi perkembangan zaman yang semkain maju, banyak variasi/model lembaga pendidikan yang kini berkembang.
Menurut Abu Ahmadi
lembaga pendidikan
terbagi menjadi tiga, lembaga pendidikan formal, non formal dan informal. 4
Masing-masing lembaga pendidikan mempunyai tujuan sesuai dengan ciri
khas dan mempunyai cara tersendiri dalam mencapai tujuan pendidikan. Pada hakikatnya, sistem apa pun yang ditetapkan oleh sekolah, tujuannya 2
Qiqi Yuliati Zakiah dan Rusdiana, Pendidikan Nilai (Kajian Teori dan Praktik di Sekolah), (Bandung : Pustaka Mulia, 2014), cet. I, h. 59 3
Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, (Bandung : Alfabheta : 2004), h.
104 4
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta : Rhineka Cipta, 2007), Cet. II, h. 162-
169
3
tetap untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi pribadi unggulan. Dari sekian banyak sistem
lembaga pendidikan, menurut peneliti
terdapat satu sistem yang memiliki keunggulan lebih dibandingkan dengan yang lain, yakni sistemboarding school. Pada sistem boarding school, diharapkan efektif dan dapat berhasil membimbing serta mendidik kecerdasan intelektual, spiritual, keterampilan melalui penanaman nilainilai moral pada peserta didik. Lembaga dengan sistem ini memiliki kesempatan penuh dalam membimbing siswa, karena siswa tinggal di lingkungan sekolah selama 24 jam dalam pengawasan wali asuh. Apabila dibandingkan pada lulusan sekolah umum yang banyak melahirkan kecerdasan atau kemampuan kognitif peserta didik saja, namun disisi lain menimbulkan ketidak seimbangan karena jiwa-jiwa yang masih lemah dari nilai-nilai moral ataupun nilai spiritual. Boarding schooldi sini mengadopsi sistem pesantren yakni lembaga pendidikan berciri khas Islam dengan tujuan untuk mendalami ilmu agama dan mengamalkannya sebagai pedoman dalam sehari-hari siswa. Menurut Daulay, seiring dengan arus kemajuan zaman, dibarengi dengan masuknya ide-ide pembaruan, maka pesantren telah mengalami dinamika.5 Dinamika pesantren merupakan perubahan sistem lembaga yang beralih menjadi lebih baik dan modern. Dengan bertransformasi, pendidikan pesantren menjadi sistem baru yang lebih modern yaitu sekolah asrama (boarding school) dengan berbagai fasilitas yang lebih maju, teknologi modern dan ilmu-ilmu pengetahuan (umum) terbaru (diupgrade), namun penanaman nilai-nilai spiritual pada boarding school tetap berkembang sebagai landasan pembentukan nilai moral dan dijadikan pedoman bagi kehidupan siswa di masa sekarang dan masa yang akan datang. Maksudin
mengungkapkan,
melalui
sistemboarding
school,
sekolah berupaya memperkenalkan misi secara tegas, yaitu tidak hanya 5 Haidar Putra Daulay, “Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Naional di Indonesia”, (Jakarta : Kencana, 2007), Cet. II, h. 36
4
mendidik siswa dalam kelas, tetapi membantu mereka menjadi individu yang berorientasi secara lebih baik (better oriented). 6Boarding school dianggap sebagai salah satu sistem pendidikan yang dapat mencetak generasi-generasi yang bukan hanya memiliki kemampuan intelektual saja tetapi juga menanamkan nilai-nilai pendidikan sehingga diharapkan dapat membentuk karakter yang kuat. Peserta didik hidup mandiri dengan kegiatan penuh dan teratur selama 24 jam di mulai dari kegiatan sekolah sampai kegiatan belajar di asrama. Pada umumnya jika di sekolah umum/regular hanya memperoleh pembelajaran maksimal selama 8-9 jam di sekolah, boarding school mempunyai peluang lebih dalam mengembangkan nilai-nilai pendidikan pada siswa. Penanaman nilai-nilai moral peserta didik yang ada menjadi keunggulan tersendiri karena peserta didik memiliki jenjang waktu hampir 24 jam bertemu/komunikasi oleh pendidik di asrama. Bimbingan penuh dan pembinaan yang ditanamkan tenaga pendidik (guru, wali asuh asrama) secara tidak langsung membentuk kepribadian kuat, sehingga dapat menanamkan nilai-nilai pendidikan pada
siswa.
Maka sekolah berbasis boarding (asrama) menjadi salah satu variasi lembaga pendidikan alternatif yang bertujuan bukan hanya membentuk kemampuan kognitif/pengetahuan siswa saja, melainkan dapat membentuk nilai/moral peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Dengan dinamika perkembangan zaman, model boarding school kini menjadi salah satu sistem yang banyak diminati masyarakat. Kesadaran masyarakat semakin bertambah tentang keunggulan dan perkembangan yang ada pada sistem berbasis boarding school, yaitu bukan hanya mengasah kemampuan ilmu-ilmu agama/spiritual, tetapi memberikan
mampu
ilmu pengetahuan umum dan keterampilan sebagai
pendukung tercapainya keberhasilan pendidikan sesuai dengan tujuan 6 Maksudin, Pendidikan Karakter Non Dikotomik, (Jakarta : Pustaka Pelajar & FITK UIN Sunan KaliJaga, 2013) Cet. I, h. 102
5
pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan tetap berakhlak mulia. Berdasarkan paparan mengenai boarding school di atas, terdapat salah satu lembaga pendidikan yang menerapkan boarding school yaitu MAN Insan Cendekia Serpong yang berada di wilayah Tangerang Selatan. MAN Insan Cendekia Serpong menerapkan sistem boarding dengan wilayah asrama atau tempat tinggal yang masih satu lingkungan dengan sekolah. Menurut salah satu guru asrama, bahwa dengan konsep sistem boarding school ini, kurang lebih bermanfaat/ menguntungkan bagi siswa. Boarding school lebih memudahkan siswa dalam konsentrasi belajar, mengurangi tingkat stress siswa seperti dalam hal kemacetan perjalanan siswa. Selain itu memudahkan siswa dalam hal kegiatan belajar seperti adanya kesempatan siswa untuk belajar bersama, diskusi bersama sesama siswa yang menjadikan suasana proses pembelajaran siswa lebih kondusif.7 Terkait dengan ini, penulis menemukan beberapa hal pada boarding school, peserta didik dapat melaksanakan kegiatan belajar dengan fokus dan efektif serta didukung pula dengan pengawasan yang intensif oleh pembina asrama masing-masing. Terjalin hubungan intensif dengan wali asrama yang dapat membangun kedekatan dengan siswa, yang secara tidak langsung menanamkan nilai-nilai moral pada siswa. Dengan berbagai fasilitas modern yang tersedia di sana sangat mendukung proses pendidikan. Kedekatan/hubungan sosial
pendidik sebagai teladan/contoh, dapat
menumbuhkan nilai-nilai karakter pada siswa. Seperti hal disiplin waktu, mandiri, rasa ingin tahu, tata krama/sopan santun, sikap menghargai satu sama lain dan mudah bergaul/sosialisasi terhadap lingkungan yang secara tidak langsung tertanam pada siswa. Pembinaan belajar oleh guru asrama mendukung proses belajar siswa, agar lebih fokus dalam belajar, mandiri, sikap kerja sama atau diskusi antar siswa, memberikan keleluasaan siswa dalam membangun kemandirian belajar, tingkat keingintahuan siswa yang lebih besar sehingga pengetahuan siswa menjadi semakin berkembang. 7 Wawancara (observasi awal) dengan Bapak Tri Harianto, guru asrama MAN Insan Cendekia Serpong, pada 20 Januari 2016
6
Tetapi keterbatasan wali asuh/guru asrama yang ada yaitu masih sedikit jumlahnya yang tidak mengoptimalkan pencapaian pendidikan nilai pada siswa secara menyeluruh. Selain itu, adanya krisis moral pada siswa/siswi yang baru menjajaki dunia boarding school menjadikan guru/pendidik harus menangani peserta didik dengan pendekatan-pendekatan yang lebih maksimal agar tercapainya keberhasilan pendidikan nilai yang diharapkan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Terlebih ketercapaian MAN Insan Cendekia Serpong sebagai sekolah berbasis
boarding
dalam
meraih berbagai prestasi nasional dan internasional yang menjadi keunggulan sendiri bagi lembaga. Bukan saja prestasi akademik namun diharapkan pula prestasu non akademik dapat diraih. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
“Boarding School Sebagai Penunjang Keberhasilan
Pendidikan Nilai Siswa di MAN Insan Cendekia Serpong”
B. Identifikasi Masalah Setelah memaparkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat mengidentifikasi masalah masalah, yaitu sebagai berikut : 1. Kegiatan siswa boarding school teratur dan terjadwal selama 24 jam 2. Komunikasi siswa dan guru bisa dilakukan selama 24 jam 3. Pembinaan
program
keasramaan
terintegrasi
dengan
program
pembelajaran di sekolah. 4. Terbatasnya kuota penerimaan siswa baru di sekolah 5. Tertekannyakepribadiansiswa yang baru pada boarding school 6. Terbatasnya guru/pembina asrama 7. Kurang meratanya pendekatan pendidikan nilai kepada seluruh siswa 8. Kurang
optimalnya
ketercapaian
padalembagaboarding school
pendidikan
nilai
siswa
7
C. Pembatasan Masalah Dari identifikasi masalah yang telah dipaparkan diatas, tidak semua masalah diteliti karena keterbatasan waktu dan tenaga penulis. Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan mudah, terarah, tidak meluas, dan mendapatkan hasil sesuai dengan yang diinginkan, maka penulis hanya membatasi penelitianmengenai belum optimalnya ketercapaian nilai-nilai pendidikan siswa di MAN Insan Cendekia Serpong, karena dugaan belum meratanya pendekatanguru kepada seluruh siswa,
D. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah
di atas, maka peneliti dapat merumuskan masalah, yaitu
“Bagaimana penanaman pendidikan nilai dalam menunjang keberhasilan pendidikan nilai siswa di MAN Insan Cendekia Serpong ?”
E. Tujuan Penelitian Pelaksanaan penelitian memiliki tujuan yaitu : 1. Untuk mengetahui proses pendidikan nilai siswa boarding school dalam menunjang keberhasilan siswa di MAN Insan Cendekia 2. Untuk mendeskripsikan strategi penanaman nilai pendidikan dalam menunjang keberhasilan pendidikan siswa di MAN Insan Cendekia.
8
F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian adalah 1. Bagi peneliti Hasil penelitian dapat digunakan untuk menambah wawasan dan acuan pustaka sebagai referensi untuk peneliti pribadi maupun peneliti lain yang ingin mendalami sistem boarding school. 2. Bagi Lembaga boarding school lain Hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai saran atau masukan dalam mengembangkan pelaksanaan boarding school sehingga dapat menunjang keberhasilan pendidikan nilai siswa. 3. Bagi lembaga pendidikan Hasil penelitian ini juga dapat digunakan oleh lembaga pendidikan sebagai acuan pengembangan/ penanaman pendidikan nilai di boarding
school
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pendidikan Nilai 1. Pengertian Pendidikan Nilai Pendidikan nilai terdiri dari kata pendidikan dan nilai. Pendidikan berasal dari kata didik dengan memberi awalan pe- dan -an. Pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja
terhadap peserta didik oleh orang dewasa agar menjadi
dewasa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagaimana dikutip oleh Anas, pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.8 Banyak pendapat ahli mengemukakan pengertian pendidikan, di bawah ini pendapat beberapa ahli diantaranya : Nana
Sudjana
yang
dikutip
Ramayulis
mengemukakan
.
“pendidikan adalah usaha sadar memanusiakan manusia atau membudayakan manusia, yakni proses sosialisasi menuju kedewasaan intelektual, sosial, moral sesuai dengan kemampuan dan martabat sebagai manusia”.9
Pandangan lain menurut John Dewey dalam
Engkoswara dan Komariah, pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual, emosional ke arah alam dan sesama manusia. 10 Berdasarkan Undang-Undang. No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional di jelaskan bahwa : “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara 8 Anas Solahuddin dan Irwanto Alkriencihie, Pendidikan Krakter (Pendidikan Berbasis Agama dan Budaya Bangsa)), (Bandung : Pustaka Setia, 2013), h. 80 9 Ramayulis, Dasar Dasar Kependidikan (Suatu Pengantar Ilmu Pendidikan), (Jakarta:Kalam Mulia, 2015), Cet. I, h. 16 10 Engkoswara, dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Alfhabeta, 2012), h. 6
9
10
aktif mengembangkan potensi dirimya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.”11 Suardi
menjelaskan
menumbuhkembangkan
bahwa
pendidikan
potensi-potensi
adalah
sarana
kemanusiaan
untuk
bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna.12 Pendapat lain, menurut Ahmad D. Marimba dalam Ramayulis bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.13 Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa pendidikan mengacu pada pelaksanaan atau proses yang dilakukan dengan sengaja atau secara sadar menuju manusia ke arah yang lebih positif dan dapat mengembangkan yang ada di dalam dirinya sehingga menjadi pribadi yang lebih baik. Sehingga dapat disimpulkan,
bahwa pendidikan
merupakan hal penting yang merupakan suatu proses bimbingan atau pengajaran yang dilakukan manusia dan agar terbentuknya kemampuan intelektual, spiritual, keterampilan, akhlak yang mulia yang diperlukan bukan hanya untuk saat ini tetapi juga di masa yang akan datang sehingga menjadi pribadi yang lebih baik. Dengan pendidikan bukan hanya dapat mengembangkan kemampuan intelektual dan potensi diri namun juga dapat mengembangkan potensi diri peserta didik. Berikut akan dipaparkan penjelasan tentang pengertian nilai. Terdapat beberapa pandangan para ahli mendefinisikan nilai, dalam bahasa Perancis, nilai yaitu valueryang mengandung arti pemberani
11
Ramayulis, op. Cit., h. 17 Suardi, Pengantar Pendidikan (Teori dan Aplikasi), Jakarta : Indeks Permata Puri Media, 2012),
12
Cet. II, h. 1 13
Ramayulis, Op. Cit., h.16
11
dalam berperang yang seakar dengan valere dan valor yang kemudian bertransformasi makna menjadi nilai.14 Nilai atau Valuedalam Bahasa Inggris atau dalam bahasa latin Valere berarti berguna, mampu, berdaya, berlaku dan kuat. Istilah nilai dalam kajian filsafat dipakai untuk menunjuk kata benda abstrak yang artinya keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodness) dan kata kerja yang artinya suatu tindakan kejiwaan dalam melakukan penilaian. 15 Kluckholhn dalam Zakiah dan Rusdiana menjelaskan nilai sebagai konsepsi dari apa yang diinginkan dan memengaruhi pilihan terhadap cara, tujuan akhir tindakan.16 Adapun menurutRohmat Mulyana, nilai mencakup segala sesuatu yang dianggap bermakna bagi kehidupan seseorang yang pertimbangannya didasarkan pada kualitas benar salah, atau baik buruk atau indah-tidak.17 Kuperman dalamZakiah dan Rusdiana mengartikan bahwa nilai adalah
patokan
formatif
yang
mempengaruhi
manusia
dalam
menentukan pilihannya diantara cara-cara tindakan alternatif.
18
Pendapat Frankel dalam Ida Zusnani menjelaskan bahwa nilai adalah standar tingkah laku, keindahan, keadilan, kebenaran dan efisiensi mengikat manusia dan sepatutnya dijalankan dan dipertahankan.19 Dari beberapa pernyataan diatas, dapat dipahami bahwa nilai merupakan konsep yang memberi arahan pada hidup seseorang dan keyakinan yang menyangkut tingkah laku seseorang untuk melakukan hal baik dan menghindari hal buruk selain itu dapat memberi makna pada sesuatu sehingga menjadi titik tolak suatu tindakan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan definisi nilai adalah segala hal yang berhubungan dengan tingkah laku seseorang mengenai baik buruk yang 14
Tim Penulis Rumah Kitab, Pendidikan karakter berbasis tradisi pesantren, (Jakarta : Tim Rumah Kitab, 2014 ), Cet. I, h. 15-16 15 Ida Zusnani, Manajemen Pendidikan Berbasis Karakter Bangsa, (Jakarta: Tugu Publisher, 2012), Cet. I, h. 45-46 16 Zakiah dan Rusdiana, op, Cit., h. 62 17 Mulyana, op. Cit, h. 117 18 Zakiah dan Rusdiana, Op. Cit,. h.62 19 Zusnani, Op. Cit., h. 47
12
diukur oleh agama, tradisi, etika, moral dan kebudayaan yang ada dimasyarakat untuk melakukan hal baik dan menghindari hal buruk. Nilai juga dapat menjadi patokan dalam melakukan tindakan-tindakan agar dapat mencpai tujuan yang diharapkan. Setelah mengetahui beberapa pendapat dan pandangan para ahli tentang pendidikan dan nilai, maka akan lebih mudah memahami pengertian pendidikan nilai. Beberapa ahli mengemukakan pengertian pendidikan nilai. Menurut Mardinamaja (1986), yang dikutip atas Zaim El Mubarok bahwa “pendidikan nilai adalah sebagai bantuan terhadap peserta didik agar menyadari dan mengalami nilai-nilai serta menempatkan secara integral dalam keseluruhan hidupnya”.20 Dahlan seperti yang dikutip Zakiah dan Rusdiana menjelaskan pendidikan nilai sebagai suatu proses kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis untuk melahirkan manusia yang memiliki komitmen kognitif, komitemen afektif
dan komitmen pribadi berdasarkan nilai-nilai
agama. 21 Adapun Sumantri (2007) menjelaskan, “pendidikan nilai merupakan proses bimbingan melalui suri tauladan pendidikan yang berorientasi pada penanaman nilai-nilai kehidupan yang di dalamnya mencakup nilai-nilai agama, budaya,etika, dan estetika menuju pembentukan peserta didik yang memiliki kecakapan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian yang utuh, berakhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakatdan negara”.22 Dari pernyataan para ahli diatas dapat dipahami bahwa pendidikan nilai bukan hanya membentuk kemampuan kognitif atau kecerdasan intelektual pesera didik, selain itu juga membentuk kemampuan afektif serta dapat mengembangkan keterampilan yang ada pada diri peserta didik.
20
Dengan pendidikan, dapat membantu seseorang untuk
Zaim El Mubarak, Membumikan Pendidikan Nilai, (Bandung : Alfabeta, 2009), cet. II, h, 12 Zakiah dan Rusdiana, Op. Cit., h.61 22 Ibid, h. 199 21
13
mengenali, memilih dan menetapkan nilai-nilai yang digunakan sebagai landasan pengambilan keputusan dan menjadi kebiasaan dalam hidup. Berdasarkan pemaparan di atas,
dapat disimpulkan bahwa
pendidikan nilai yaitu proses menyadarkan atau bimbingan pada peserta didik untuk membentuk kemampuan kognitif dan spiritual yang mengarah kepada kehidupan peserta didik sehingga dapat digunakan di masa yang akan datang setelah peserta didik
bersosialisasi pada
masyarakat. Pendidikan nilai mengarah kepada kemampuan afektif peserta didik, yang dapat memberikan manfaat pada perubahan sikap yang lebih baik/akhlak yang baik.
2. Tujuan Pendidikan Nilai Dari pengertian pendidikan nilai diatas, dapatlah dijelaskan bahwa proses pendidikan nilai mengarah agar peserta didik menjadi pribadi lebih baik yang bermanfaat dan unggul. Dalam rangka mewujudkan nilai pada diri siswa perlu adanya tujuan-tujuan atau target dari nilai yang ditanamkan. Sehingga ditanamkan
dapat
tercapai.
Banyak
ahli
nilai-nilai yang
menguraikan
tujuan
pendidikan nilai di antaranya: Menurut Mulyana bahwa pendidikan nilai secara umum untuk membantu peserta didik agar memahami, menyadari, dan mengalami nilai-nilai serta mampu menempatkannya secara integral dalam kehidupan. 23 Menurut N. Driyarkara dalam Zaim El-Mubarok menguraikan tujuan pendidikan nilai adalah human being yakni sejalan dengan tujuan pendidikan yaitu memanusiakan manusia.24 Maksudnya, pendidikan nilai diharapkan dapat membantu peserta didik untuk tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih unggul dan bermanfaat bukan hanya bagi dirinya tetapi juga bagi lingkungannya. 23
Mulyana, op. Cit., h. 119 Zaiem el Mubarok, Membumikan Pendidikan Nilai, (Bandung : Alfabeta, 2009), cet. II, h. 19
24
14
Kesadaran siswa yang timbul dapat membuat pertimbanganpertimbangan atas perilaku sehari-hari di sekolah dan di masyarakat. Komite APEID dalam Mulyana mengemukakan pendidikan nilai secara khusus ditujukan untuk (a)menerapkan pembentukan nilai kepada anak (b), menghasilkan sikap yang mencerminkan nilai yang dinginkan dan (c) membimbing perilaku yang konsisten terhadap nilainilai tersebut.25 Menurut Apnieve-UNESCO, (1996:184) tujuan pendidikan nilai adalah untuk membantu peserta didik dalam mengeksplorasi nilai-nilai yang
ada
melalui
pengujian
kritis
sehingga
mereka
dapat
meningkatkan kualitas berpikir dan perasaan.26 Dengan adanya pendidikan nilai di sekolah diharapkan dapat membentuk pribadi yang cakap dan siswa dapat mengamalkan nilai yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan masyarakat. Dari uraian para ahli diatas, dapat dipahami bahwa tujuan pendidikan nilai secara umum lebih mengarah kepada pendapat N. Driyarkara yaitu untuk mewujudkan peserta didik agarmampu menggunakan pengetahuan nilai dan mengamalkan nilai-nilai akhlak yang baik pada perilaku sehari-hari bagi dirinya dan di lingkungan masyarakat. Peserta didik juga dapat konsisten melaksanakan nilainilai yang telah ditanamkan pada kehidupan sehari-hari. Maka
dapat
disimpulkan
tujuan
pendidikan
nilai
yaitu
membimbing siswa agar terwujudnya pribadi unggulan pada peserta didik dan dapat menerapkan akhlak-akhlak/sikap-sikap yang sesuai dengan harapan masyarakat. Bukan hanya bermanfaat bagi dirinya namun juga di lingkungan masyarakat. Tujuan pendidikan nilai meliputi tindakan mendidik yang berlangsung mulai dari penyadaran sampai perwujudan perilaku yang diterapkan pada kehidupan sehari hari peserta didik. 25
Mulyana, op. Cit, h. 120 Zakiah dan Rusdiana, op. Cit., h. 63
26
15
3. Nilai-Nilai yang Ditanamkan pada Pendidikan Nilai yang ditanamkan pada proses pendidikan mengacu kepada sikap atau etika yang ditekankan bagi kepribadian peserta didik menjadi lebih unggul pada suatu lembaga pendidikan. Nilai dapat menjiwai tindakan seseorang oleh karena itu nilai selalu menyangkut tindakan dan diukur melalui tindakan. Pendidikan nilai yang ditanamkan diharapkan dapat memberikan kesadaran dan membangun pendidikan yang efektif sehingga terwujudnya perilaku/etika baik serta mengangkat martabat diri siswa. Nilai-nilai ini merupakan uraian yang diharapkan dimiliki peserta didik sebagaai dasar pembentukan karakter atau pribadinya. Menurut Paul Suparno dalam Nurul Zuriah, nilai-nilai yang ditawarkan pada proses pendidikan antara lain : religiusitas, sosialitas, gender, keadilan, demokrasi, kejujuran, kemandirian, tanggung jawab, daya juang dan penghargaan terhadap lingkungan.27 Adapun menurut UNESCO dalam Mulyana menyebutkan nilainilai pada pendidikan meliputi nilai kesehatan, nilai kebenaran, nilai kasih sayang, nilai tanggung jawab sosial, efisensi ekonomi, solidaritas global dan nasionalisme.
28
Pandangan lain dari Solomon, dalam
Zuriah unsur-unsur nilai pada pelaksanaan pendidikan yaitu hati nurani, kebajikan, kejujuran, dapat dipercaya, disiplin, kesopanan, kerapian,keihlasan,
kebijakan,
pengendalian
diri,
keberanian,
kesetiaan, kehormatan, keadi;an.29 Nilai yang dikembangkan Ary Ginanjar dalam Dharma Kesuma, menguraikan ada 7 nilai.30
27
Zuriah, op. Cit.. h. 39 -40 Mulyana, Op. Cit., h.107 29 Zuriah, Op. Cit., h. .68 30 Dharma Kesuma, dkk, Pendidikan Karakter (Kajian Teori dan Praktik di Sekolah), (Bandung : Remaja Rosadakarya, 2012), cet. III, h. 13 28
16
Tujuh nilai utama
No 1
Jujur
2
Tanggung jawab
3
Visioner
4
Disiplin
5
Kerjasama
6
Adil
7
Peduli
Dari uraian di atas dijelaskan bahwa nilai-nilai yang ditawarkan atau disebutkan harus dimiliki peserta didik agar terwujudnya peserta didik yang unggulan dengan pribadi dan akhlak yang baik serta dapat mengamalkannya di masyarakat. Selain itu nilai-nilai tersebut diharapkan dapar membentuk karakter yang baik pada pesera didik. Berdasarkan
paparan diatas dapat disimpulkan, proses
penanaman nilai-nilai pendidikan diharapkan dapat menumbuhkan nilai moral pada diri siswa sehingga berpengaruh pada keberhasilan pendidikan siswa, dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Nilai-nilai yang ditanamkan di sekolah merupakan pondasi awal yang harus dibiasakan sehingga dapat dikembangkan pada diri siswa.
4. Strategi Penanaman Pendidikan Nilai Penanaman pendidikan nilai penting karena kita ketahui bersama, bahwa telah bergesernya landasan dan tujuan pendidikan saat ini yakni, pendidikan lebih mengedepankan kognisi peserta didik. Untuk itu perlu strategi atau langkah-langkah yang harus dirumuskan/ dilakukan oleh lembaga pendidikan sebagai pijakan dalam menunjang keberhasilan pendidikan siswa secara utuh.Untuk mengembangkan nilai-nilai pada diri peserta didik perlu adanya upaya atau strategi penanaman pendidikan nilai yang dilakukan civitas pada lembaga
17
pendidikan. Strategi merupakan teknik atau langkah-langkah khusus yang dilakukan dalam penanaman nilai pada lembaga pendidikan. Strategi penanaman pendidikan nilai dilaksanakan oleh seluruh pendidik atau seluruh bagian yang ada di sekolah (Kepala sekolah, karyawan, guru, staff) yang berinteraksi langsung oleh siswa. Dengan strategi
penanaman
pendidikan
nilai
diharapkan
mendorong/terwujudnya nilai-nilai pendidikan bagi siswa. Berikut ini beberapa strategi yang dikemukakan beberapa ahli, diantaranya Dalam buku “Pendidikan Nilai Sebagai Kajian Teori Dan Praktik Di Sekolah” oleh Qiqi Yuliati dan Rusdiana, terdapat beberapa strategi pendidikan nilai yang dilakukan oleh sekolah yaitu : a. Penataan fisik sekolah yang kondusif untuk keberlangsungan belakar mengajar b. Pembinaan keagamaan bagi pendidik yang terpola dan terprogram, ada pelatihan bagi guru tentang metode nilai dalam bidang studi. c. Penataan kualitas ekstrakurikuler d. Peningkatan rasa tanggung jawab, disiplin, kerja sama dalam menjalankan ativitas persekolahan. e. Guru tampil sebagai sosok yang cerdas secara intelektual, spiritual dan emosional. f. Diantara guru teerlahir kebiasaan berdiskusi, peningkatan wawasan dan informasi tentang ilmu dan agama g. Istiqomah dan beramal soleh h. Budaya ucapan salam di sekolah. i. Adanya program BK ysng berbasis nilai keimanan dan ketakwaan.31 Menurut Nurul Zuriah penerapan pendidikan nilai dapat dilakukan dengan strategi pengintegrasian yaitu diintegrasikan pada kegiatan sehari-hari dan pendidikan nilai yang diintegrasikan pada kegiatan yang diprogramkan, adapun penjelasannya yaitu sebagai berikut : a. Pengintegrasian dalam kehidupan sehari-hari (kegiatan di luar sekolah) 1) Keteladanan atau contoh 2) Kegiatan spontan 31
Zakiah dan Rusdiana, op.Cit., h. 169-170
18
3) Teguran 4) Pengkondisian lingkungan b. Pengintegrasian dalam kegiatan yang telah diprogramkan Pada kegiatan ini, telah dibuat perencanaannya terlebih dahulu atau telah diprogramkan oleh pendidik. Contohnya seperti pada kegiatan pembelajaran dan kegiatan perayaan hari-hari besar keagamaan, kegiatan olahraga, tugas-tugas piket dan kegiatan-kegiatan sosial.32 Adapun Zakiah dan Rusiana (2015) menambahkan bahwa pelaksanaan pendidikan nilai dapat dilaksanakan bersama-sama oleh kepala sekolah, guru, konselor dan staff di lembaga pendidikan melalui pengembangan diri, pengintegrasian dengan mata pelajaran dan budaya sekolah. a. Program pengembangan diri Dalam program pengembangan diri, pelaksanaan penanaman nilai dapat dilakukan ke dalam kegiatan sehari-hari melalui kegiatan rutin di sekolah, spontan, keteladanan dan pengondisian. b. Pengintegrasian dalam mata pelajaran Penanaman pendidikan nilai diintegrasikan dalam setiap pokok mata pelajaran. Nilai-nilai tersebut dicantumkan dalam silabus atau RPP. Dengan mengintegrasikan pada mata pelajaran, memungkinkan peserta didik melakukan internalisasi nilai dan menunjukkannya pada perilaku. c. Budaya sekolah Budaya sekolah adalah suasana kehidupan sekolah tempat peserta didik berinteraksi dengan sesama teman, guru, dan seluruh interaksi yang terjadi sekolah. Penanaman nilai dalam budaya sekolah mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan warga sekolah seperti kepala sekolah, guru, konselor, tenaga/staff administrasi dalam melakukan komunikasi/interaksi dengan peserta didik dan menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada di sekolah.33
32
Zuriah, Op. Cit., h. 86-88 Zakiah dan Rusdiana, Op. Cit., h. 115-117
33
19
Menurut Muchlas Samami dan Harianto, strategi pendidikan nilai dapat dilakukan melalui transformasi budaya sekolah (School Culture) dan habituasi melalui kegiatan ekstrakurikuler.34 Setelah pemaparan yang telah dikemukakan, dapat dipahami bahwa strategi pendidilan pendidikan nilai pada siswa lebih mencondong pada pendapat Qiqi Yuliati yaitu dapat dilakukan dengan pembinaan atau pengintegrasian dalam kehidupan sehari-hari sebagai program pengembangan diri, penanaman pendidikan nilai seperti keteladanan guru, kegiatan spontan atau pengondisian lingkungan. Selain itu strategi yang dapat dilakukan ialah dengan mengintegrasikan kegiatan yang telah diprogramkan seperti kegiatan pembelajaran di kelas yang diintegrasikan pada mata pelajaran.35 Berdasarkan uraian diatas, dapat dipahami bahwa strategi ini dapat diterapkan oleh seluruh civitas sekolah yaitu kepala sekolah, guru serta tenaga kependidikan/staff sekolah yang dilakukan secara bersama-sama sebagai upaya penanaman
pendidikan nilai pada
peserta didik. Strategi dapat dilakukan dengan strategi pembinaan sehari-hari yang berupa keteladanan, kegiatan-kegiatan spontan, budaya sekolah dan pengondisian lingkungan. Selain itu dapat menerapkan strategi yang diintegrasikan pada kegiatan yang telah diprogramkan pada lembaga pendidikan seperti pada kegiatan belajar di kelas yang dipadukan dengan penanaman nilai-nilai pendidikan. Dari beberapa startegi yang telah dipaparkan, diharapkan agar seluruh civitas sekolah/lembaga pendidikan dapat melaksanakannya agar tujuan pendidikan yang direncanakan dapat terlaksana dan tercapai.
5. Keberhasilan Pendidikan Nilai Menurut KBBI berasal dari kata hasil, yang berarti 1. Sesuatu yang diadakan/dibuat, 2. Pendapatan/perolehan. Keberhasilan diartikan sebagai suatu perjuangan terus menerus dalam suatu perjalanan. 34
Muchlas Samami dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya, 2011), cet. I, h. 147 35 Zakiah dan Rusdiana, Op. Cit., h. 116
20
Menurut David J. Scwart dalam Abd. Wahab dan Umiano bahwa pengertian keberhasilan adalah hal yang mengagumkan dan positif, keberhasilan berarti kesejahteraan pribadi. Memperoleh kehormatan, kepemimpinan, disegani dan pupuler. Keberhasilan berarti rasa hormat kepada diri sendiri, terus menerus mendapat kebahagiaan yang lebih riil dan
kepuasan.36Keberhasilan
berarti
memperoleh
penghargaan,
kepemimpinan dan bisa dikatakan akan dilihat lebih tinggi oleh orang lain dalam usaha dan kehidupan sosial. Keberhasilan membutuhkan keyakinan, ketika merasa yakinmaka secara otomatis akan memperoleh hasil. Abd.Wahab
menambahkan
bahwa
keberhasilan
adalah
kemampuan seseorang untuk memiliki IQ, EQ dan SQ yang bersinergi dengan baiksehingga dapat menghasilkan hal positif yang bermanfaat untuk dirinya dan orang lain.37Banyak anggapan bahwa seseorang yang berhasil berarti telah melaksanakan tugasnya dengan baik dan dapat memperoleh hasil yang diinginkan sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Dari paparan para ahli, dapat dikemukakan bahwa keberhasilan yaitu tercapainya kemampuan seseorang sehingga dapat melaksanakn tugas atau menyelesaikan dengan baik dengan
menggunakan
kemampuan yang ada di dalam dirinya. Apabila telah menyelesaikan tugas dengan baik maka terdapat perubahan positif pada suatu proses atau perjalanan dan diamanfaatkan secara efektif. Berdasarkan uraian di atas dapat ditelaah bahwa keberhasilan adalah proses untuk berubah menjadi lebih positif yang mencakup kemampuan IQ, EQ dan SQ yang dimiliki seseorang sehingga dapat menghasilkan hal yang bermanfaat dan meencapai tugas yang telah diselesaikan.
36
Abd. Wahab dan Umiano, Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual, (Yogyakarta:ArRuz Media, 2011),. h. 148 37 Ibid. h. 148
21
Dengan
demikian,
dapat
diketahui
bahwa
pengertian
keberhasilan pendidikan nilai yaitu kemampuan yang terbentuk secara sistematis dan terintegrasi untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia yang terwujud dalam sikap, pikiran, perasaan, perkataan dan perbuatan sehingga dapat menghasilkan hal yang bermanfaat. Bukan hanya memahami nilai-nilai perilaku manusia, tetapi juga dapat melakukan hal-hal baik dan menghindari hal- hal buruk
yang dapat
digunakannya
di
masyarakat.
Ketercapaian
proses/bimbingan nilai-nilai pendidikan yang dapat memberikan pengaruh bagi sikap siswa bukan hanya saat ini tetapi hingga saat yang akan datang. Djamarah
dalam
Suardi
mengungkapkan
keberhasilan
pendidikan dipengaruhi dengan perubahan atas komponen-komponen pendidikan yang meliputi kurikulum, sarana prasarana, guru, siswa dan model pengajarannya yang tepat. Semua kompenen berkaitan dalam mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.38
Menurut Berkowitz
yang dikutip dalam Masnur Muchlis, menunjukkan peningkatan motivasi siswa dalam meraih prestasi akademik pada sekolah dalam menerapkan pendidikan karakter. . 39 Keberhasilan program pendidikan nilai karakter dapat diketahui dengan pencapaian indikator oleh peserta didik seperti yang tercantum pada SKL yang meliputi : a. b. c. d. e. f. g. h. 38
Mengamalkan ajaran agama sesuai dengan tahap perkembangan Memahami kekurangan dan kelebihan sendiri Menunjukkan sikap percaya diri Mematuhi aturan aturan sosial yang berlaku Menghargai keberagaman agama, budaya suu, ras dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional Mencari informasi dari lingkungan sekitar dan sumber lain secara logis dan kreatif Menunjukkan kemampuan belajar mandiri sesuai kemampuan Menunjukkan kemampuan analisis dan memcahkan masalah
Suardi, Op. Cit., h. 3 Masnur Muslich, Pendidikan Karakter : Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional, (Jakarta : Bumi Aksara, 2011), Cet. I, h. 29 39
22
i. j. k.
Mendeskripsikan gejala alam dan sosial Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam NKRI l. Menghargai karya seni dan budaya nasional m. Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya n. Menerapkan hidup bersih, sehat, aman dan memanfaatkan waktu luang o. Berkomunikasi dengan berinteraksi secara efektif p. Memahami hak dan kewajiban diri sendiri dan orang lain falam pergaulan di masyarakat q. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis r. Menunjukkan keterampilan menyimak s. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan. t. Memiliki jiwa kewirausahaan. 40 Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan tercapainya atau berhasilnya pendidikan nilai yang ditanamkan pada lembaga pendidikan banyak mempengaruhi perilaku atau sifat dari siswa tersebut. Perubahan perubahan yang terjadi pada siswa mengarah kepada perubahan positif dan peningkatan motivasi yang bermanfaat bagi diri siswa maupun lingkungannya. Keberhasilan pendidikan nilai pendidikan juga dijabarkan yang mencondong pada Standar Kompetensi Lulusan yang ada.
B. Boarding School Sebagai Penunjang Keberhasilan Pendidikan Nilai 1. Pengertian Boarding school Boarding school terdiri dari dua kata yaitu boarding dan school. Boarding berarti asrama dan school berarti sekolah. Model boarding school ini, bukan sesuatu yang baru pada sistem pendidikan di Indonesia, karena telah lama hadir lembaga-lembaga pendidikan dengan konsep boarding school. Terdapat beberapa pandangan ahli mengenai boarding school, diantaranya : 40
Ibid, h. 88-89
23
Menurut Johar Maknun, boarding school merupakan istilah Bahasa Inggris yang berarti sekolah berasrama. Para murid mengikuti pendidikan regular dari pagi hingga siang di sekolah kemudian dilanjutkan dengan pendidikan agama atau pendidikan nilai-nilai khusus di malam hari.41 M. Soleh menjelaskan boarding school adalah sistem pendidikan dimana siswa tinggal dalam suatu asrama dan menetap di sana dalam kurun waktu tertentu.42 Pendapat dari Hendriyanti, boarding school diartikan sebagai sekolah yang menyediakan asrama untuk tempat tinggal sekaligus tempat mendidik siswa siswi selama kurun waktu tertentu.43 Adapun menurut Rizkiani, boarding school yaitu lembaga pendidikan yang mengkombinasikan tempat tinggal para siswa di institusi sekolah yang jauh dari rumah dan keluarga mereka dengan diajarkan agama serta pembelajaran beberapa mata pelajaran.44. Istilahboarding schooldalamkamus Bahasa Inggris – Indonesia (
Oxford-Erlangga)
adalahsekolahberasrama.45Dalam
hal
ini
pengertian boarding school memiliki hampir kesamaan dengan pesantren yang diartikan juga sebagai tempat tinggal santri , untuk mendalami agama islam dengan sungguh-sungguh. 46 Sesuai perkembangan zaman dibarengi pula masuknya ide pembaru ke Indonesia, pesantren yang telah mengalami dinamika. Dinamika itu dilihat dari segi materi, administrasi, serta dinamika sistem
menjadi
klasikal.47
Awalnya
bersifat
tradisonal
yang
41
Johar Maknun, “ Pengembangan SMK Boarding School Berbasis Keunggulan Lokal”, 2010, h.10 M. Soleh, “Perbedaan Motivasi Belajar siswa yang Menggunakan Sistem Boarding School dan Siswa Yang tidak Menggunakan Sistem Boarding School”, Vol. 01, 2013, h. 2 43 Hendriyanti ,”Pelaksanaan Program Boarding School dalam Pembinaan Moral Siswa”, Vol. XIX, 2014, h. 208 42
44
Riskiani, “Pengaruh Sistem Boarding School Terhadap Pembentukan Karakter Siswa”, Vol. VI, Nomor. 01, 2012, h. 13 45
Joyce. M. Hawkens, Oxford-Erlangga 9Kamus Inggris Indonesia0, (Jakarta : PT. Gelora Aksara, 2005 ), h. 32 46
Didik Suhardi, “Peran SMP Berbasis PesantrenSebagai Upaya penanaman Pendidikan Karakter Kepada Generasi Bangsa”, th. II, NO. 3, 2012, h. 320 47 Haidar Putra Daulay, “Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Naional di Indonesia”, (Jakarta : Kencana, 2007), Cet. II, h. 36
24
bertransformasi menjadi modern, namun tidak menghilangkan unsur unsur nilai pesantren. Pesantren mengalami penyesuaian diri dengan situasi dan kondisi yang telah termodifikasi dan mengadopsi nilai kemodernan. Menurut daulay, perkembangan pesantren sesuai dengan arus dinamika zaman, persepsi pesantren berkembang pula.48
Perkembangannya
dapat dilihat dari unsur-unsur yang ada pada lembaga tersebut. Maka dengan ini, penulis mensejajarkan antara boarding school dan pesantren karena tidak berbeda jauh makna dari keduanya. Pesantren di artikan sebagai lembaga pendidikan Islam yang bersifat
tradisional
untukmempelajari,
mendalami,
memahami
menghayati dan mengamalkan ajaranislam dengan mementingkan moral keagamaan sevagai pedoman perilaku sehari-hari.49Pengertian pesantren tidak berubah makna dengan boarding school, yang bertransformaasi menjadi lebih modern. Dari paparan di atas, dapat dipahami bahwa boarding school adalah suatu konsep lembaga pendidikan, dimana lembaga sekolah menyediakan asrama untuk tempat tinggal siswa. Selain mendapatkan pendidikan di sekolah, para siswa juga mendapat pendidikan yang ada di asrama yang biasanya berupa pendidikan keagamaan atau nilai-nilai khusus. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan pengertian boarding school adalah lembaga pendidikan yang bertransformasi dari lembaga pesantren dan mengalami perkembangan, dimana para siswa tinggal menyatu dengan lembaga. Boarding school mengkombinasikan tempat tinggal/asrama bagi siswa dan gurunya di area sekolah dengan berbagai fasilitas yang tersedia seperti tempat tidur, ruang belajar, ruang olahraga, ruang pertemuan dan berbagai laboratorium. Di lingkungan sekolah para siswa dapat melakukan interaksi dengan 48
Ibid, h. 27 Abuddin Nata (eds.), sejarah pertumbuhan fan perkembangan lembaga pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta : PT. Grasindo, 2013), h. 103 49
25
sesama siswa ataupun dengan guru setiap saat. Pendidikan yang didapatkan juga difasilitasi dengan teknologi yang lebih modern. Pendidikan pada boarding school bukan hanya pendidikan di sekolah, namun pendidikan yang ada di asrama yakni dengan menanamkan nilai-nilai khusus dan juga pengawasan pembelajaran yang ketat oleh guru asrama.
2. Karakteristik Boarding School Terdapat karakteristik suatu lembaga pendidikan digolongkan sebagai sekolah asrama yang menjadi ciri khas lembaga boarding. Menurut
Maknun
karakteristik
boarding
school,
menjadikan
keunggulan pada sistem ini yaitu pada proses pendidikan paripurna, fasilitas lengkap, guru berkualitas, lingkungan kondusif , siswa heterogen, jaminan kemanan dan jaminan kualitas.50 Abuddin Nata menjelaskan bahwa karakteristik boarding school dapat dilihat dari berbagai segi yang meliputi keseluruhan sistem pendidikan, yaitu : a. Materi pelajaran dan metode pengajaran yang mengajarkan agama dan sebagai sumbernya kajian materi pelajaran adalah al Qur’an. b. Prinsip pendidikan pada boarding school didasarkan pada nilainilai luhur kehidupan masyarakat sehingga tercipta ketentraman dan kenyamanan c. Sarana dan fasilitas asrama menunjukkan jiwa kesederhanaan d. Adanya hubungan yang akrab antara guru/pendidik dengan siswa.51 Pendapat Maksudin, bahwa karakteristik boarding school antara lain : i.
ii.
50
Jumlah siswa perkelas relatif kecil yang berpengaruh terhadap kemudahan kemudahan guru dalam mengajarkan siswa Memprioritaskan mutu akademik dan keahlian khusus siswa
Maknun, Op., Cit, h.11-13 Abudin Nata, Op. Cit., h. 107-118
51
26
iii. iv. v.
Sumber daya yang ada relatif lengkap Mengutamakan aspek akademik yang tinggi dengan standar tinggi sehingga siswa mengetahui dan mempertimbangkan Pilihan mata pelajaran atau keterampilan lebih banyak dan berbeda-beda.52
Dari beberapa konsep diatas,
dapat diketahui bahwa
karakteristik boarding school yaitu sebuah lembaga sekolah asrama yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung yang lebih lengkap dari sekolah umum regular/biasa, boarding school
bukan
hanya mementingkan akademis siswanya namun juga mengutamakan spritual siswa. Peserta didik yang ada di lembaga boarding school lebih bervariasai asal daerahnya. Biasanyanya peserta didik pada boarding
school,
memiliki
kehidupan
yang
lebih
mandiri,
menunjukkan jiwa kesederhanaan dan bertanggung jawab karena keharusan dirinya yang tinggal jauh dari keluarganya. Bahkan kehidupan guru/pendidik lebih dekat dengan para siswa.
3. Manfaat Boarding School Boarding school berawal dari transformasi lembaga pendidikan pesantren menjadi lembaga yang lebih modern tetapi tidak meninggalkan nilai-nilai keagamaan atau spiritual yang melekat pada lembaga boarding dan tetap dicirikan dengan kesederhanaan kehidupan di pesantren. Perkembangan pengetahuan masyarakat tentang lembaga pendidikan boarding school semakin bertambah, sehingga berkembang pula lembaga-lembaga pendidikan dengan sistem boarding karena melihat manfaat/keunggulan boarding school. Adapun Imam Zarkasyi dalam Haidar Daulay menguraikan bahwa manfaat dari pendidikan boarding school yaitu timbulnya semangat,mandiri dan percaya diri. Siswa/siswi dididik tidak hanya
52
Maksudin, op. Cit., h. 101
27
menggantungkan pada ijazah dengan bukan mental pencari kerja.53 Maksudnya, dengan siswa mengikuti pendidikan pada boarding school, diharapkan siswa tidak menggantungkan pada kecerdasan intelektualnya saja, tetapi memiliki sikap sikap yang baik. Maksudin, mempertegas dengan siswa mengikuti sistem boarding school berperan sebagai wahana
suntuk mendidik kecerdasan dan
keterampilan siswa disamping mendidik mereka agar memiliki sikap toleran, saling menghargai tidak menonjolkan sikap keturunan ras dan untuk membangkitkan nasionalisme dengan menyatakan kebebasan.54 Berdasarkan paparan diatas, dapat diketahui bahwa pada dasarnya dengan pendidikan yang ada pada boarding school dapat memberikan manfaat lebih banyak kepada peserta didik karena proses pendidikan bukan hanya dilakukan pada jam pelajaran di sekolah, namun pendidikan yang berlangsung pada lembaga boarding school terjadi selama 24 jam. Lembaga boarding school mempunyai waktu yang lebih dalam mengembangkan nilai-nilai pada diri siswa. Bimbingan dan pengawasan dari guru serta wali asrama menjadi suatu komunikasi intensif antara pendidik dan peserta didik yang dapat dijadikan sebagai perwujudan strategi penanaman nilai-nilai pada lembaga boarding school.
4. Pendekatan Pendidikan Nilai pada Boarding School Dalam sistem boarding school, peserta didik diharuskan untuk tinggal di lingkungan asrama sehingga pendidik dapat mengawasi seluruh kegiatan dan perkembangan yang ada pada diri siswa. Seluruh kegiatan siswa baik intrakurikuler, ekstrakurikuler dan kegiatan asrama di pantau dan di bimbing oleh guru selama 24 jam. Sistem boarding school, mengintegrasikan pembelajaran ilmu agama dan ilmu umum
53 Haidar Putra Daulay, “Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia”, (Jakarta : Kencana, 2007), Cet. II, h. 71
54
Maksudin, op.cit. h. 104
28
yang bertujuan untuk membentuk kepribadian siswa sehingga terbentuk nilai-nilai yang baik pada siswa. Menurut Zakiah dan Rusdiana, ada beberapa pendekatan dalam proses pendidikan nilai di sekolah. Pendekatan ini merupakan cara yang dilakukan pada proses pengalihan nilai dari pendidik kepada peserta didik. Pendekatan tersebut yaitu: a. Melalui pendekatan emosional, pendidik berusaha mengaktifkan nilai afektif peserta didik. b. Membina perilaku postif. Pendidik dapat membina perilaku positif siswa secara berulang-ulang. c. Transformasi dan penanaman nilai yang disampaikan pada peserta didik bersifat kontinue, perlahan-lahan, sedikit demi sedikit sehingga membentuk kebiasaan dan sifat kepribadian peserta didik.55 Pendekatan pendidikan penanaman
nilai-nilai
nilai dapat diarahkan pada proses
pendidikan
yang
dapat
terwujud
pada
pembelajaran. Nilai-nilai yang ditanamkan pada siswa berupa transfer atau pengalihan dari pendidik ke peserta didik
agar mencapai
target/tujuan nilai yang diharapkan yakni untuk membentuk moral, mental dan pribadi yang baik. Pendapat lain, menurut Kircshenbaum dikutip dalam Damiyati Zuchdi pendekatan penanaman pendidikan nilai yang dilakukan pada lembaga pendidikan dengan penedekatan komphrensif yang meliputi : a. Inkalkulasi nilai yaitu menanamkan nilai dan moralitas dapat berupa menghargai orang lain, membuka komunikasi dengan lingkungan, menciptkan pengalaman sosial. b. Modeling/keteladanan nilai Pemberian teladan merupakan pendekatan yang biasa di lakukan, biasanya guru di lingkungan sekolah/ asrama berperan sebagai model bagi murid-muridnya. Dengan keteladanan nilai ini, murid-mencontoh perilaku/tingkah laku yang dilakukan guru-guru di sekelilingnya. Untuk itu guru/wali di lingkungan pendidikan mempunyai tanggung jawab yang besar dalam hal nilai perilakunya sendiri. c. Fasilitasi
55
Zakiah dan Rusdiana, Op. Cit., h. 168
29
Pada fasilitasi ini melatih peserta didik untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi. Pada fasilitasi dapat membawa dampak positif bagi kepribadian peserta didik. Kegiatan fasilitasi biasanya memberikan kesempatan kepada peserta didik ,menyusun pendapat, menghragai pandangannya dan juga memotivasi peserta didik menghubungkan persoalan nilai dengan kehidupan d. Skill development yaitu pengembangan keterampilan untuk mencapai kehidupan pribadi yang tenteram. 56 Ahmad Fikri dalam Anas Solahudin menambahkan, beberapa pendekatan dalam pendidikan nilai yaitu dengan keteladanan, pembelajaran, pemberdayaan, penguatan terus menerus, monitoring dan evaluasi.57 Djahiri yang dikutip dalam Yuliati Zakiah dan Rusdiana, mengemukakan
pendekatan
pendidikan
nilai
yaitu
evocation,
inclucation, model reasoring dan value clarification. Penjelasannya sebagai berikut : a. Evocation yaitu pendekatan kepada peserta didik melalui pemberian kesempatan untuk secara bebas mengekspresikan respon afektif. b. Inculcation yaitu pendekatan agar peserta didik menerima stimulus yang diarahkan. c. Model reasoring yaitu pendekatan agar terjadi transaksi intelektual tinggi dalam pemecahan masalah-masalah pada diri siswa. d. Value clarification yaitu pendekatan melalui stimuslus terarah sgar siswa diajak mencari kejelasan isi pesan keharusan nilai moral.58 Berdasarkan
paparan di atas dapat dikemukakan bahwa
pendekatan pendidikan nilai dapat dilakukan dengan beberapa cara yang mencakup inkalkulasi nilai yaitu membangun komunikasi dengan orang lain sehingga tercipta saling menghargai satu sama lain, modeling/keteladanan yaitu pendekatan melalui sikap guru yang
56
Damiyati Zuchdi, Humanisasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009), h. 46-51 Solahudin, Op. Cit., h. 71 58 Zakiah dan Rusdiana, Op. Cit., h. 71 57
30
menjadi contoh sikap bagi para siswa dan fasilitasi yaitu sikap memberikan keleluasaan pada siswa dalam menyelesaikan masalahmasalahnya sehingga secara tidak langsung dapat membentuk pribadi kuat dalam diri siswa. Pendekatan yang dilakukan secara berulangulang dan terus menerus bertujuan agar penanaman nilai yang disampaikan dapat menjadi suatu kebiasaan. Dengan pendekatan ini, peserta didik lebih mudah menyerap nilai-nilai yang diajarkan dan ditanamkan, pesan yang disampaikan pendidik kepada peserta didik pun lebih mudah diserap. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa dalam proses pendidikan diperlukan pendekatan penanaman nilai agar tujuan pendidikan nilai yang selama ini menjadi bagian tujuan pendidikan nasional dapat tercapai. Karena pada hakikatnya pendidikan bukan hanya dilihat dari keberhasilan intelektual peserta didik saja tetapi juga nilai moral yang dimiliki peserta didik yang nantinya dapat bermanfaat di masyarakat pada masa yang akan datang. Pendekatan dapat dilakukan secara terus menerus atau berulang-ulang sehingga menjadi habituasi pada peserta didik.
5. Strategi Mewujudkan Keberhasilan Pendidikan Nilai Siswa Boarding School Dalam sistem pendidikan boarding school peserta didik diharuskan tinggal di asrama. Oleh karena itu guru atau pendidik lebih mudah mengawasi dan mengontrol perkembangan moral/sikap peserta didik. Dalam kegiatan kurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler baik di sekolah, asrama dan lingkungan dipantau selama 24 jam oleh guru. Keberhasilan pendidikan tidak terlepas dari tiga faktor yang paling mendukung yaitu pendidikan sekolah, keluarga dan masyarakat. Menurut Abdul Sani, totalitas pendidikan nilai pada pesantren mengandalkan strategi keteladanan, penciptaan lingkungan dan
31
pembiasaan melalui program dan kegiatan.59Hal yang sama terjadi pada sistem boarding school,yang mempunyai pengaruh dalam mewujudkan nilai-nilai pendidikan pada siswa boarding school` setiap kegiatan dikerjakan penuh dengan kesadaran tanpa ada keterpaksaan oleh siswa yang secara tidak langsung tertanam pada diri siswa sehingga muncul budaya yang baik di lingkungan boarding school. Wibisono sebagaimana dikutip Zakiah dan Rusdiana bahwa : Strategi pendidikan nilai dapat dikembangakan pada proses belajar mengajar yang meliputi : a. Spiritual untuk meletakkan nilai-nilai etik dan moral sebagai religiusitas b. Akademis untuk menunjukkan kaidah normatif yang harus dipatuhi dalam menggali dan mengembangkan ilmu. c. Mondial untuk menyadarkan bahwa siapa pun harus siap menghadapi perubahan yang berlangsung.60 Dengan menggunakan strategi diatas, penanaman pendidikan nilai biasanya
diintegrasikan
pada
program
yang
sudah
ditentukan/direncanakan, seperti kegiatan pembelajaran di kelas. Selain itu dapat pula pada kegiatan spontanitas di lingkungan sekolah. Adapun Zakiah dan Rusdiana
menambahkan bahwa strategi
mewujudkan keberhasilan pendidikan nilai di lembaga pendidikan, dengan menanamkan nilai-nilai pada diri siswa yaitu sebagai berikut : a. Adanya kesadaran akan pentingnya nilai yang mencakup semua pihak sekolah : kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan dan siswa. b. Adanya komitmen, penghayatan dan aktualisasi yang dilakukan bersama-sama c. Adanya evaluasi yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas sekolah. Evaluasi ini juga sebagai saran membentuk ide-ide inovatif.61 Dari paparan di atas dapat diketahui bahwa terdapat strategi atau langkah-langkah
yang
59
dilakukan
dalam
penanaman
Ridwan Abdullah Sani, Pendidikan Karakter di Pesantren, Bandung : Citapustaka, 2011, cet : I,
h. 58 60
Zakiah dan Rusdiana, Op. Cit., h. 73 Zakiah dan Rusdiana, Op. Cit., h. 170
61
32
pendidikannilaipada boarding school. Pendidikan nilai pada boarding school dapat dilakukan oleh pendidik/guru dengan memberi teladan, habituasi/pembiasaan dan penanaman spiritual pada peserta didik. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa strategi penanaman pendidikan nilai itu penting. Semua harus dipersiapkan lembaga pendidikan dimulai dari guru-guru/pendidik yang handal untuk merealisasikan strategi tersebut agar mencapai tujuan dari pendidikan. Dengan melakukan upaya pembinaan secara kontinue untuk menjadikan pembiasan pada siswa. Selain itu penciptaan lingkungan boarding school (sekolah asrama) yang kondusif dalam penyelenggaraan pendidikan.
C. Penelitian Yang Relevan Berdasarkan
penelusuran
yang dilakukan
penulis
terhadap
penelitian terdahulu, maka didapat pembahasan yang berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, referensi tersebut antara lain : 1. Penelitian yang dilakukan oleh TubagusMuttaqin yang berkaitan dengan sistem boarding school berjudul “Sistem Boarding School sebagai Alternatif Sekolah Unggul di SMAN Cahaya Madani Banten Boarding School Pandeglang”, Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, membahas tentang sistem boarding school mampu menjadi alternatif untuk menjadi sekolah unggul. Dengan pelaksanaan kegiatan-kegiatan boarding school dapat menjadikan sekolah menjadi lembaga yang unggul. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, di sini penulis tidak hanya membahas pelaksanaan kegiatan dan sistem boarding school, tetapi juga membahas tentang pendekatan-pendekatan dalam pendidikan nilai pada siswa dan boarding school sebagai penunjang keberhasilan pendidikan nilai siswa siswi.
33
2. Penelitian yang dilakukan oleh Mira Khumaira yang berjudul “Pembinaan akhlak siswa melalui program Boarding School di MTs Alhidayah Boarding School Depok”, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dari penelitian tersebut diperoleh bahwa dari pendidikan
berbasis asrama (boarding school) mampu mempengaruhi sikap siswa dan pengembangan kualitas pribadi siswa untuk memperoleh hasil yang efektif untuk pembinaan akhlak siswa. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan peneliti pada kesempatan ini, membahas tentang strategi-strategi pendidikan nilai pada boarding school sehingga membentuk pendidikan nilai moral pada siswa siswi pada boarding school. 3. Skripsi berjudul “Pelaksanaan Pembentukan Nilai Karakter Siswa SD Insan Teladan Bogor” disusun oleh Rihlah Sylvia, Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada penelitian tersebut membahas tentang upaya-upaya sekolah dalam mengembangkan nilai pada siswa sekolah dasar sehingga dapat membentuk karakter siswa. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan penulis pada penelitian kali ini membahas tentang penanaman pendidikan nilai pada siswa boarding school dan pendekatan yang dilakukan untuk mengembangkan nilainilai pendidikan tersebut, sehingga mencapai keberhasilan pendidikan nilai pada siswa boarding school.
D. Kerangka Berpikir Agar lebih terarah, penulis membuat kerangka pikir sebagai pedoman dalam melaksanakan penelitian tentang sistem boarding school sebagai penunjang keberhasilan pendidikan nilai siswa. Kondisi nyata MAN Insan Cendekia Serpong dalam proses penanaman nilai boarding school, yaitu : masih terlihat merangkapnya antara guru asrama dan guru sekolah, adanya krisis moral pada siswa yang
34
baru menjajaki boarding school, masih tertekannya kepribadian siswa dan kurang meratanya pendekatan nilai oleh seluruh siswa dalam penanaman pendidikan nilai pada boarding school. Penanaman pendidikan nilai ini sangat penting bagi siswa karena dengan pendidikan nilai yang ditanamkan secara intensif dan maksimal maka output yang dihasilkan dapat terbentuknya/tercetaknya peserta didik dengan pribadi kuat, unggulan, berakhlakul karimah dan bermanfaat bagi diri sendiri maupun lingkungan masyarakat di masa yang akan datang. Dengan penanaman nilai pada boarding school diharapkan dapat menunjang terciptanya keberhasilan pendidikan nilai siswa yang merupakan bagian dari tujuan pendidikan nasional. Dengan melihat perbedaan kondisi nyata dari harapan di atas, maka diduga masih adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, yaitu belum optimal/meratanya pendidikan nilai yang diharapkan pada semua siswa dalam mencapai keberhasilan pendidikan tersebut, sehingga membutuhkan strategi-strategi untuk mengoptimalkan penanaman nilai pada siswa boarding school, diantaranya: 1.
Pengembangan diri siswa yang mencakup keteladanan, pengondisian lingkungan, kegiatan spontan
2.
Pengintegrasian pada kegiatan yang telah diprogramkan seperti pada proses pembelajaran dikelas
3.
Memberikan kesadaran akan pentingnya nilai bagi seluruh warga/civitas lembaga pendidikan
4.
Budaya sekolah
Untuk lebih jelasnya kerangka berpikir yang dipaparkan di atas, diutarakan lagi dalam bentuk diagram sebagai berikut :
35
Diagram kerangka berpikir
Kondisi nyata
1. Terbatasnya kuota penerimaan siswa boarding school 2. Kepribadian siswa masih tertekan 3. Terbatasnya guru asrama 4. Adanya krisis moral pada siswa yang baru menjajaki boarding school 5. Masih kurangnya rasa keterbukaan siswa pada guru 6. Belum merata pendekatan nilai pada siswa 7. Kurang optimal ketercapaian pendidikan nilai
Masalah
Belum optimalnya ketercapaian /meratanya pendidikan nilai
Strategi
Hasil
1. Pengembangan diri (teladan, pengondisian lingkungan ) 2. Pengintegrasian pada kegiatan yang telah diprogramkan (diterapkan pada RPP mata pelajaran, proses pembelajaran dikelas) 3. Memberikan kesadaran pentingnya pendidikan nilai
1. Tercetaknya siswa/siswi dengan pribadi unggulan 2. Tercapai keberhasilan pendidikan nilai siswa
Feedback L
Output
Proses
INPUT
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di MAN Insan Cendekia yang beralamat di Jalan Insan Cendekia Nomor 1, BSD Sektor XI, Serpong Tangerang Selatan, Banten. Adapun jumlah keseluruhan waktu penelitian pada bulan Januari 2016 – Juni 2016. Peneliti
memilih
lembaga pendidikan/sekolah MAN
Insan
Cendekia karena MAN Insan Cendekia merupakan salah satu lembaga pendidikan dengan menerapkan sistem boarding school.
Tabel 3.1 Waktupenelitian No.
JenisKegiatan
1.
Observasi awal Bimbingan skripsi bab 1-3 Pengumpulan data Pelaksanaan penelitian Pengolahan data bimbingan bab 4-5 Uji referensi Munaqosah
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Jan
Feb Mar
Waktu Apr Mei Jun
Jul
Agu
B. Metode Penelitian Dilihat dari tujuan penelitian dan sifat masalah yang ada, fokus penelitian ini adalah mendeskripsikan proses pendidikan nilai pada lembaga boarding school. Dengan demikian penelitian ini dapat
36
Sept
37
dikategorikan sebagai penelitian kualitatif dengan bentuk metode deskriptif kualitatif. Dengan pendekatan tersebut diharapkan dapat diperoleh pemahaman dan penafsiran mengenai makna, kenyataan, dan fakta yang relevan. Untuk itu metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif. Teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi akan digunnakan untuk pengumpulan data penelitian.
C. Sumber Data Sesuai fokus penelitian maka yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah kepala Madrasah/sekolah, wakil kepala Madrasah bidang Kesiswaan, wakil kepala Madrasah bidang keasramaan, 2 wali asrama (putra dan putri), siswa dan orang tua/wali siswa. Selanjutnya untuk mendukung hasil penelitian ini juga dibutuhkan sumber data berupa dokumen di MAN Insan Cendekia Serpong.
D. Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan pada penelitian ini, penulis mengumpulkan data dengan menggunakan teknikwawancara, observasidanstudidokumentasi.62 1. Observasi Metode observasi yang digunakan yakni observasi langsung dengan menggunakan panduan pengamatan. Observasi digunakan untuk memperoleh data tentang bentuk program/kegiatan pembinaan spiritual, akademis dan budaya sekolah pada proses pendidikan di boarding school, keadaan sarana prasarana dalam menunjang keberhasilan pendidikan nilai di MAN Insan Cendekia Serpong . 2. Wawancara
62
Nana Syaodi, Metode Peneliiian Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya,2005), Cet. I, h.
216-219
38
Wawancara digunakan untuk memperoleh data/informasi terkait bentuk-bentuk kegiatan (spiritual dan akademis) pada boarding school,
strategi
pengintegrasian pengintegrasain
pendidikan dalam nilai
nilai
yang
kehidupan pendidikan
dilakukan
sehari-hari pada
kegiatan
di yang
melalui asrama, telah
diprogramkan (kurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler) di MAN Insan Cendekia. Metode yang dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. Wawancara dilakukan dengan Kepala Madrasah MAN Insan Cendekia, Wakil Kepala Madrasah Bidang Keasramaan, Wakil Kepala Madrasah Bidang Kesiswaan, 2 wali asrama (putra dan putri), 2 siswa dan orang tua siswa. 3. Studi Dokumen Dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data mengenai hal-hal berupa catatan. Studi
dokumentasi digunakan untuk memperoleh
tentang profil, visi dan misi, tujuan sekolah, data guruasrama, data sarana prasarana, jadwal berbagai kegiatan, dokumen tugas/materi pembinaan yang ada di MAN Insan Cendekia dan lain sebagainya. Dokumen-dokumen tersebut digunakan untuk melengkapi data penelitian sehingga dapat ditampilkan gambaran tentang objek penelitian.
E. Teknik Pengolahan Data Data yang telah diperoleh dilapangan akan dianalisa melalui proses klasifikasi data, kategorisasi dan penarikan kesimpulan. Adapun dijelaskan sebagai berikut : 1. Klasifikasi data, yakni proses pengelompokan data berdasarkan jawaban- jawaban sumber data atau informasi. 2. Kategorisasi data yaitu pengelompokan jawaban aspek/dimensi masalah yang muncul.
pada aspek-
39
3. Interpretasi data yaitu proses mencari kesamaan dan perbedaan dari data yang diperoleh kemudian ditarik kesimpulan berdasarkan kerangka berpikir yang telah dirumuskan. F. Kisi-kisiInstrumen Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Observasi Boarding School Sebagai Penunjang Keberhasilan Pendidikan Nilai Siswa Di MAN Insan Cendekia Serpong
Variabel
Dimensi
Boarding school
Kegiatan asrama
Sub dimensi 1. Bentuk-bentuk kegiatan/pembinaan spiritual yang dilakukan di asrama mencakup kegiatan (solat
wajib
berjamah,
solat tahajjud, membaca dan menghafal
Al-Qur’an,
puasa
sunnah, ceramah dsb) 2.
Bentuk kegiatan akademik (kegiatan pembelajaran malam, pendalaman
materi,
belajar
mandiri asrama dsb). 3. Bentuk kegiatan non akademik (olahraga : sepak bola, tenis meja, taekwondo, voli, basket. Kesenian : Tari Saman, Hadroh, Marawis. Kedisiplinan : Pencinta alam, Paskibra, PMR, dsb) Pendidikan nilai
Strategi penanaman
1. Bentuk pendekatan pembinaan
siswa
nilai siswa
spiritual siswa (pembinaan
40
keagamaan, ibadah (solat, membaca Al Qur’an, puasa sunnah, ceramah) 2. Bentuk pendekatan pembinaan akademik (Kegiatan
pembelajaran,
jam
tambahan/pendalaman
materi,
pengawasan
belajar
mandiri) 3. Bentuk pendekatan sosial guru/pendidik asrama (menunjukkan sikap empatik dan simpatik pada seluruh siswa, berperan sebagai konselor bagi siswa) 4. Bentuk pendekatan guru (guru memberikan teladan/contoh pada siswa) 5. Tempat pelaksanaan pembinaan/kegiatan akademis siswa (ruang kelas, mesjid, aula pertemuan) 6. Metode, materi, sumber belajar 7. Sarana prasarana yang di gunakan (laboratorium, Ruang CSA, asrama, Al qur’an, sound system, proyektor)
41
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Boarding School sebagai penunjang Keberhasilan pendidikan nilai siswa di MAN Insan Cendekia Serpong Variabel Boarding School
Dimensi Guru/pendidik asrama
Indikator di 1. Jumlah
guru
yang
terlibatpadakegiatanasrama (kurikuler,
kokurikuler
dan
ekstrakurikuler) 2. Latar
belakang pendidik/
guru
asrama 3. Kegiatan pembinaan spiritual yang dilakukan ibadah
pendidik
solat
(kegiatan
berjamaah,
solat
sunnah, membaca dan menghafal Al Qur’an) 4. Kegiatan
pelatihan
bagi
guru/pembina asrama 5. Kegiatan
pembinaan
akademis
(KBM di asrama, jam tambahan, pendalaman materi, dsb) 6. Jadwal pembinaan akademik di asrama (sore hari setelah kegiatan pembelajaran di sekolah sampai dengan malam hari ) Siswa
1. Rasio siswa yang akan diterima 2. Latar
belakang
siswa
(lulusan
sekolah, asal daerah) 3. Strategi
penyeleksian
masuk
42
sekolah a.
Persyaratan peserta didik
b. Bentuk penyeleksian (tes tulis dan non tulis) c. Tujuan penyeleksian (pemetaan potensi secara akademis dan non akademis) 4. Latar belakang orang tua siswa (asal daerah) KegiatanAsrama
1. Jadwalkegiatan rutin di asrama 2. Tujuan penyelenggaraan kegiatan asrama a. Menjadikan peserta didik hidup mandiri dan disiplin b. Mencetak siswa yang memiliki akhlak karimah dan unggulan c. Membina sikap spiritual siswa 3. Materi dan metode pendidikan asrama (pedoman
/kurikulum
pendidikan asrama) 4. Bentuk kegiatan asrama a. Kegiatan spiritual (ibadah solat berjamaah,
solat
sunnah,
membaca dan menghafal
al
qur’an) b. Kegiatan
akademis
(pembelajaran pendalaman belajar
asrama, materi,
mandiri,
ekstrakurikuler)
kegiatan kegiatan
43
5. Manfaat
atau
dampak
dari
pendidikan nilai PendidikanNilaiSiswa Tujuan nilai
pendidikan Tujuan normatif dan tujuan nyata yang ingin dicapai dari pendidikan nilai a. Membantu
peserta
didik
menjadi pribadi yang unggul dan lebih baik. b. Membimbing perilaku yang konsisten terhadap nilai. c. Dapat yang
membentuk cakap
pribadi
dan
dapat
bermanfaat di masyarakat Strategi Nilai
Pendidikan 1. Pendekatan yang dilakukan a. Pendekatan sosial (sikap empati dan simpati pendidik kepada semua peserta didik) b. Pendekatan akademis (kegiatan belajar mengajar di asrama) c. Pendekata teladan (contoh dan teladan pendidik, budaya mengucapkan salam) 2. Strategi Pendidikan nilai yang dilakukanguru : a. Pengintegrasian program pendidikan nilai pada kehidupan sehari-hari (kegiatan spontan, pengondisian lingkungan dan budaya sekolah).
44
b. Pengintegrasian program pendidikan nilai pada kegiatan yang diprogramkan (KBM, Pendalaman materi, ekstrakurikuler) 3.
Program Pendidikan Nilai a. Pembinaan spiritual (kegiatan solat berjamaah, membaca dan menghafal al qur’an) b. Pembinaan akademis (KBM di asrama, kegiatan belajar mandiri, pendalaman materi, kegiatan ekstrakurikuler di asrama)
Tabel 3.4 Daftar Ceklist Studi Dokumentasi No
Dokumen
Ada
1.
Jadwal kegiatan rutin asrama
√
2.
Data jumlah guru pembina asrama
√
3.
Tata tertib atau peraturan pembinaan asrama
√
4.
Dokumen materi pembinaan keagamaan
5.
6.
a. Buku panduan/pedoman materi
√
b. Jadwal materi
√
Dokumen materi pembinaan ekstrakurikuler a. Buku pedoman materi
√
b. Jadwal kegiatan ekstrakurikuler
√
Buku penilaian/evaluasi kegiatan asrama a. Buku penilaian spiritual
√
Tidak ada
45
7.
b. Buku penilaian akademik
√
c. Buku penilaian non akademik
√
Dokumen hasil pekerjaan/tugas-tugas kegiatan pembelajaran di asrama
8.
9.
a. Data absen
√
b. Laporan nilai
√
c. Laporan tugas tertulis (paper/essay)
√
d. Laporan tugas non tulis (menghafal)
√
Data sarana pendidikan a. Ruang kelas
√
b. Proyektor
√
c. Buku pelajaran
√
Data prasarana a. Mesjid
√
b. Asrama
√
c. Laboratorium
√
d. Ruang pertemuan/aula
√
e. Ruang media/ IT (CSA)
√
f. Komputer/laptop
√
g. Lapangan olahraga
√
10. Dokumen sekolah a. Profil sekolah
√
b. Kurikulum pembinaan pendidikan di asrama
√
11. Dokumen bentuk kegiatan asrama a. Panduan kegiatan-kegiatan spiritual/asrama
√
b. Panduan kegiatan akademis
√
c. Laporan program pembinaan
√
d. Rencana pengembangan program
√
pendidikan nilai
√
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Profil MAN Insan Cendekia Serpong Nama Sekolah
:
MAN
Insan
No. Statistik Sekolah
:
311 280 405 006
Status akreditasi
:
A
Cendekia
Serpong
Alamat Lengkap
:
Jl. Cendekia BSD City, Serpong Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten 15310
No. Telepon
:
021-756357880
Web Site
:
www.ic.sch.id
Luas Tanah
:
5,5 hektar
Secara geografis MAN Insan Cendekia berlokasi di lingkungan yang kondusif untuk proses pembelajaran sekolah. MAN Insan Cendekia berada di lingkungan yang jauh dari pemukiman penduduk. Jarak MAN Insan Cendekia sekitar ±200 meter
dari
jalan raya,
sehingga dapat meminimalisir terganggunya proses KBM dari kebisingan/keramaian kendaraan atau gangguan lainnya dan membuat proses KBM menjadi lebih nyaman. Akses jalan menuju MAN Insan Cendekia Serpong cukup strategis. Dari arah Jalan Raya Pamulang mengikuti arah jalur menuju kota BSD Serpong. Apabila menggunakan akses/rute tol, maka dapat menggunakan jalur tol Jakarta – Serpong.
Dan letak MAN Insan
Cendekia ini hanya sekitar 3 km setelah keluar tol Serpong. Selain itu, tidak jauh dari MAN Insan Cendekia Serpong, di sebelah barat, terdapat Pusat Kesehatan Masyarakat kota Tangerang Selatan.
47
48
2. Sejarah Singkat MAN Insan Cendekia Serpong Untuk memenuhi kebutuhan akan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi dalam penguasaan IPTEK yang didasari Imtak yang kuat. Pada tahun 1996 BPPT melalui program STEP (Science and Technology Equity Program) mendirikan Magnet School (SMU Insan Cendekia) di Serpong Tangerang Selatan dan di Gorontalo. Pada tahun 1996/1997 penerimaan siswa baru SMU Insan Cendekia dipriotaskan bagi siswa lulusan SLTP/MTs berprestasi dan berminat besar dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Tetapi pada tahun ajaran selanjutnya SMU Insan Cendekia memberi kesempatan pada siswa semua SLTP/MTs negeri dan swasta. Kemudian pada tahun pelajaran 2000/2001 SMU Insan Cendekia dilimpahkan pengelolaannya dari BPPT kepada Departemen Agama Republik Indonesia, karena BPPT tidak diperbolehkan untuk malaksanakan/ menyelenggarakan pendidikan sekolah. Dengan tetap mempertahankan ciri khas Insan Cendekia yaitu Iman Takwa serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, maka pengelolaan BPPT dan Departemen
Agama
melakukan
kerjasama
dan
selanjutnya
bertransformasi sebagai Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia. Padatahun 2001, SMU/MA InsanCendekiaberubahmenjadi MAN InsanCendekia (berdasarkan SK Menag RI nomor 490 tahun 2001).63
3. Visi dan Misi MAN Insan Cendekia Serpong Di bawah ini dapat dilihat visi dan misi MAN Insan Cendekia Serpong sebagai berikut : a. Visi Terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dalam keimanan dan ketakwaan, menguasai ilmu pengetahuan dan
63
Profil MAN Insan Cendekia Serpong, tahun 2015, h. ii
49
teknologi serta mampu mengaktualisasikan diri dalam kehidupan bemasyarakat b. Misi 1) Menyiapkan calon pemimpin masa depan yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, mempunyai daya juang tinggi, kreatif, inovatif dan mempunyai landasan iman dan takwa yang kuat. 2) Membentuk sumber daya pendidik dan kependidikan yang profesional 3) Menjadikan Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia sebagai sekolah/madrasah model dalam pengembangan pengajaran Iptek dan imtaq bagi lembaga pendidikan lainnya.64
Berdasarkan visi dan misi di atas dapat diketahui bahwa MAN Insan Cendekia bertujuan melahirkan atau mencetak manusia yang berwawasan dan berkualitas baik yang berlandaskan keimanan dan ketakwaan. Lulusan MAN Insan Cendekia diharapkan dapat mengaktualisasikan ilmu-ilmu yang diperolehnya di masyarakat luas.
4. Sasaran MAN Insan Cendekia Serpong Sasaran atau target lulusan MAN Insan Cendekia Serpong dapat dilihat seperti yang dibawah : a.
Diterimanya lulusan MAN
Insan Cendekia Serpong di
PerguruanTinggi berkualitas, baik di
dalam maupun di luar
negeri (> 90%) b.
Diperolehnya prestasi yang baik bagi lulusan MAN Insan Cendekiaselama di perguruan tinggi
c.
Terciptanya kehidupan warga Insan Cendekia yang religious melalui prilaku yang ikhlas, mandiri, sederhana, ukhuwah, dan bebas berkreasi.65
64
Ibid, h. vi
50
5. Guru MAN Insan Cendekia Serpong Dalam melaksanakan proses pendidikan tentu dibutuhkan tenaga pendidik dan kependidikan yang kompeten agar tujuan-tujuan yang telah direncanakan lembaga pendidikan dapat tercapai. Selain itu, dengan guru-guru yang memiliki kompetensi yang baik, diharapkan dapat menunjang keberhasilan pendidikan siswanya. MAN Insan Cendekia memiliki tenaga pendidik yang kompeten sesuai dengan bidangnya masing-masing. Tenaga pendidik, jumlah total 50 orang yang rata-rata lulusan S1 dan S2, dengan latar belakang pendidikan lulusan S1 sebanyak 26 orang dan lulusan S2 sebanyak 24 orang. Diantara jumlah guru yang ada di MAN Insan Cendekia terdapat 8 orang guru atau pembina asrama yang diwajibkan untuk menjadi pembimbing di asrama.
66
(sebagaimana terdapat pada
lampiran 13 ) Dengan banyaknya jumlah guru yang ada di MAN Insan Cendekia Serpong, diharapkan dapat membimbing dan memberi teladan bagi siswa siswi baik dalam kedisiplinan, kemandirian dan belajar. Adapun secara rinci mengenai data pendidik dapat dilihat pada lampiran .
6. Keadaan Siswa MAN Insan Cendekia Serpong merupakan salah satu sekolah di bawah Kementerian Agama Republik Indonesia, yang memiliki asrama (Boarding School) bagi siswa siswi yang berprestasi dan memiliki kemampuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Adapun jumlah siswa pada tahun ajaran tahun 2015/2016 di MAN Insan Cendekia sebanyak 392 siswa. Yang terdiri dari jumlah siswa kelas X sebanyak 160 siswa, siswa kelas XI 120 siswa dan siswa kelas XII 115 siswa. Untuk jumlah rombongan belajar setiap angkatan di 65 66
Ibid Data kepegawaian MAN Insan Cendekia 2015/2016
51
MAN Insan Cendekia terdiri dari 6 kelas. Setiap kelasnya terdiri dari 20-25 siswa. Dengan dibatasinya jumlah siswa yang diterima setiap tahunnya, diharapkan dapat menghasilkan lulusan terbaik, unggulan dan diterima pada universitas-universitas terbaik di dalam maupun di luar negeri. Adapun proses seleksi siswa MAN Insan Cendekia, terdiri dari : a. Penyerahan dan seleksi berkas b. Mengikut tes tulis c. Tes kesehatan
7. Fasilitas MAN Insan Cendekia Serpong memiliki sarana prasarana yang cukup memadai dan menunjang proses pendidikan. Keberadaan sarana prasarana di MAN Insan Cendekia Serpong dapat menunjang kegiatan belajar mengajar siswa, sehingga mendukung belajar siswa dengan nyaman dan siswa dapat menyerap pelajaran dengan baik. Adapun kondisi sarana prasarana dapat dilihat sebagai berikut67 :
67
Op,. Cit. Profil MAN Insan Cendekia th. 2015, h. 56
52
Tabel 3.5 Kondisi Fasilitas MAN Insan Cendekia Serpong No 1.
2
Ruang Mesjid
Gedung administrasi 2 a. Ruang Kepala sekolah b. Ruang waka kesiswaan c. Ruang waka kurikulum d. Ruang waka sarana prasarana dan humas e. Ruang guru
Jumlah
Baik
Kurang
Keterangan
√
Memadai
2 lantai
√ √
1
√
Ber AC dan luas Luas dan terawat Terawat dan bersih
1
√ √
Terawat Terawat terawat
√
Nyaman terawat
2 lantai
1 1
dan
f. Ruang kepegawaian 3
Ruang kelas
4
Lab. 4 Fisika, Biologi
5
1 18 ruang
Kimia, Masingmasing 2 ruang Lab. 5 Bahasa, visual, TIK Masing masing 2 ruang Perpustakaan 1 6
√ √
Baik
dan
terawat √
Baik
dan
terawat √
6 7.
Terawat
Cukup luas dan terawat
Ruang serbaguna
1
√
Ber
AC
dan
terawat 8.
Gedung asrama siswa
2 gedung
√
Memadai
9
Asrama guru
1 gedung
√
Terawat
Kantor keasramaan 1
1
√
10 11
dan
berAC Koperasi
Lapangan 1 olahraga ( bola, 12
Bersih
1
√ √
Memadai
Terawat
basket, voli, bulu tangkis Sumber : Data Sarana dan Prasarana dan Profil MAN Insan Cendekia Serpong tahun 2015.
53
Berdasarkan
keterangan di atas dapat diketahui bahwa
fasilitas yang tersedia cukup memadai, semua sarana prasarana yang ada dapat digunakan secara baik dan dapat menunjang seluruh kegiatan pendidikan di MAN Insan Cendekia. Sarana prasarana yang ada cukup lengkap dan memenuhi kebutuhan belajar siswa siswi MAN Insan Cendekia sebagai sekolah boarding school.
8. KurikulumMAN Insan Cendekia Serpong a. Struktur Kurikulum sekolah Struktur kurikulum yang digunakan MAN Insan Cendekia Serpong mengacu pada kurikulum 2013 dengan SKS dan penyesuaian yang dilakukan sesuai dengan visi dan misi madrasah.68Kurikulum mencakup keseluruhan proses pembelajaran yang terintegrasi antara pembelajaran di kelas dan di asrama. Program peminatan di MAN Insan Cendekia terdiri dari dua yaitu program MIA (Matematika Ilmu Alam ) dan IIS (Ilmu Ilmu Soisal). Untuk itu terdapat tambahan jam untuk masing-masing program peminatan. Program MIA (Matematika, Biologi, Fisika dan Kimia) dan Program IIS (Ekonomi, Sejarah, Sosiologi Dan Geografi) masing-masing 88 jam tambahan. Jadi untuk kelas X, XI dan XII jumlah sks yang harus diikuti siswa sekitar 20-23 sks setiap semester. Apabila dijumlahkan dari semester 1 sampai dengan semester 6 yaitu sejumlah 314 jam pelajaran atau 150 SKS. Adapun untuk lebih merinci mengenai struktur kurikulum MAN Insan Cendekia dapat dilihat pada lampiran 12.
68
Ibid, h. 7-10
54
Waktu belajar sekolah MAN Insan Cendekia dimulai pukul 07.00 hingga pukul 15.00, kemudian dilanjutan dengan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan mulai pukul 16.00 hingga pukul 17.15 WIB pada hari-hari tertentu. Selain kegiatankegiatan
ekstrakurikuler
juga
terdapat
kegiatan
tambahan
bimbingan belajar seperti pendalaman materi, remidial atau klinik pelajaran di sekolah. Untuk mengejar ketertinggalan pelajaran pada siswa dan untuk mengembangkan kualitas peserta didik,
guru/pendidik
wajib melaksanakan klinik belajar. Program klinik belajaradalah suatu program kegiatan pembelajaran diluar jam reguler dalam upaya membantu peserta didik mengejar ketertinggalan dalam pembelajarannya pada rombongan belajarnya.
b. Kurikulum Keasramaan MAN Insan Cendekia Kurikulum
pembinaan
keasaramaan
disusun
untuk
menunjang tumbuhnya ruh keagamaan peserta didik. Kurikulum tersebut meliputi pembinaan salimul aqidah, shohihul ibadah dan akhlakul
karimah.
Penilaian
kegiatan
peserta
didikdi
asramadidasarkanpada prinsip obyektif, terpadu, transparan, terukur,
dan
edukatif.
Penilaian
dilakukan
padasetiap
berlangsungnya kegiatan di asrama. Penilaian meliputi ranah kompetensi pengetahuan, kompetensi sikap, dan kompetensi keterampilan. 69 Proses pembelajaran di sekolah dengan pendidikan yang ada di asrama menjadi satu kesatuan. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siang hari maupun malam hari, mencakup semua aspek kehidupan sebagai seorang manusia, baik kebutuhan aktualisasi diri maupun kebutuhan riil untuk hidup bermasyarakat dan yang lebih penting adalah pengetahuan, pemahaman serta 69
Ibid, h. 46
55
implementasi
nilai-nilai
keislaman
yang berguna untuk
kehidupan di dunia dan akhirat. Pada program pelajaran malam hari masing-masing angkatan terdapat mata pelajaran yang sudah ditentukan sesuai jadwal dan ada guru mata pelajaran masig-masing. Mata pelajaran malam hari di asrama merupakan kegiatan aplikatif/praktek atau mengembangkan kompetensi psikomotorik siswa. Pelajaran ini mendukung pelajaran pada siang hari yang ada di sekolah. Mata pelajaran tersebut terdiri dari Al Quran Hadis, Bahasa Arab, Aqidah Akhlak dan SKI (sejarah kebudayaan Islam). Standar Kompetensi yang ditargetkan dalam Pembinaan Asrama adalah sebagai berikut : 1. Terwujudnya siswa yang berkepribadian Islami, memiliki landasan akidah yang kuat, istiqamah dalam beribadah, berakhlakul karimah,dan mampu berkomunikasi dalam bahasa internasional, dengan indikator-indikator sebagai berikut : a. Siswa memiliki pemahaman akidah islamiyah yang benar dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. b. Siswa memiliki pemahaman tentang al-Quran dan Hadis dan mampu bersikap dan berperilaku sesuai ajaran alQurandan Hadis. c. Siswa memiliki pemahaman tentang ibadah dan muamalah yang benar serta mampu mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. d. Siswa memiliki pemahaman tentangsejarah dakwah Rasulullah saw. Dan para sahabat, keunggulan peradaban Islam serta kemajuan ilmu pengetahuan di dunia Islam. e. Siswa memiliki kemampuan berbahasa internasiona lbaik dalam bacaan, tulisan, maupun percakapan/komunikasi. f. Siswa memiliki kemampuan melaksanakan ibadah fardlu „ain, fardlu kifayah,dan amalan-amalan sunnah. g. Siswa memiliki pengalaman yang integratif dalam sistem pengajaran dan pembinaan kehidupan sosial sertakeagamaan. 2. Terwujudnya kepribadian dan lingkungan yang Islami serta kemampuan berkomunikasi dalam bahasa asing, dengan indikator-indikator sebagai berikut :
56
a. b.
Terciptanya praktik kehidupan Islami di Kampus MAN Insan Cendekia. Penggunaan bahasa internasional dalam suasana akademik dan pembinaan kehidupan keagamaan sehari-hari.70
Waktu kegiatan belajar mengajar (KBM) Keagamaan malam hari di MAN Insan Cendekia dimulai pukul 18.30 hingga pukul 19.40 yang dibimbing oleh guru mata pelajaran malam hari di asrama.
Setelah KBM malam ,
kemudian dilanjutkan dengan
kegiatan belajar mandiri siswa. Kegiatan ini dilakukan masingmasing siswa yang kebanyakan digunakan untuk mengerjakan tugas-tugas atau pekerjaan sekolah. Kegiatan mandiri siswa dapat dilakukan
di
kamar
asrama,
ruang
CSA
(penggunaan
laptop/komputer) atau ruang aula di asrama. Selain program belajar keagamaan malam hari terdapat program pembinaan kehidupan keagamaan atau religiusitas. Program yang dilaksanakan di MAN Insan Cendekia dalam bidang pembinaan kehidupan keagamaan diarahkan pada upaya memunculkan kesadaran, partisipasi, dan tanggung jawab pribadi peserta didik sebagai calon pemimpin masa depan. Adapun program-program pembinaan keagamaan yang secara khusus dikembangkan di MAN Insan Cendekia antara lain ; Tahfizhul Quran, Tahfizul hadis, Qiroatul kutub, Pembinaan imam sholat dan khatib, Pembinaan shalat berjamaah, Tadarus al quran dan Taushiah.
71
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa dengan jumlah waktu mata pelajaran keagamaan yang sedikit di sekolah, maka mata pelajaran dilanjutkan pada kegiatan pembelajaran keagamaan malam hari di asrama, sehingga saling terintegrasi antara pelajaran agama di sekolah pada siang hari dengan pelajaran di malam hari di asrama. Dengan hal tersebut diharapkan dapat 70 71
Ibid, h. 47 Ibid, h. 50
57
memaksimalkan kemampuan kognitif peserta didik maupun kemampuan psikomotorik peserta didik pada mata pelajaran keagamaan.
Selain
mengembangkan
keterampilan
siswa,
pembinaan religiusitas di asrama juga menjadi salah satu program keasramaan di MAN Insan Cendekia dalam mencapai visi dan misi MAN Insan Cendekia.
B. Deskripsi dan Analisa Data Berdasarkan wawancara dengan responden yang dilengkapi dengan hasil observasi dan studi dokumentasi maka diperoleh hasil penelitian sebagai berikut : 1. Kegiatan Siswa MAN Insan Cendekia Serpong sebagai sekolah yang menerapkan sistemboarding school tentu banyak kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa. Siswa siswi MAN Insan Cendekia ditanamkan sikap disiplin dan ditanamkan sikap agar dapat mengatur waktu dengan segala kegiatan yang dilakukan disekolah dan asrama sesuai dengan peraturan yang ada. Menurut siswa, dengan jadwal kegiatan yang penuh atau padat, siswa selalu ditanamkan sikap disiplin dan mandiri pada dirinya. Menurut Khoirunisa salah satu siswa kelas 11 mengungkapkan bahwa: “manfaat yang saya rasakan dari kegiatan-kegiatan pendidikan di asrama, saya menjadi siswa yang lebih disiplin dan dapat memanfaatkan waktu dengan berbagai kegiatan hal positif bersama teman-teman di sini”. 72 Kegiatan yang padat, dapat melatih dirinya menjadi lebih disiplin dan menjadi diri yang lebih baik lagi. Suasana disiplin di sekolah atau asrama serta peraturan yang cukup ketat, secara tidak langsung
72
Hasil wawancara dengan siswa MAN Insan Cendekia (khoirunnisa kelas 11 IPA), pada 30 Maret 2016
58
tertanam pada siswa siswi karena suasana kehidupan sekolah dan asrama yang terjadi di lingkungan MAN Insan Cendekia. . Salma salah satu siswa kelas 10 menambahkan : “Saya merasakan lebih disiplin yang ada di diri saya pribadi dalam menjalankan berbagai kegiatan. Selain itu pelajaran keagamaan malam yang mendukung pelajaran siang hari, menambahkan atau memperluas pengetahuan agama saya”.73
Dalam hal ini, siswa menjadilebih
termotivasi, karena pembelajaran keagamaan yang di asrama dapat meningkatkan
nilai
spiritual/ibadah-ibadah
dan
pengetahuan
agamanya. Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa dengan berbagai kegiatan yang cukup padat, yaitu dimulai dari kegiatan belajar formal di sekolah sampai dengan kegiatan belajar di asrama, siswa siswi menjalankan seluruh kegiatan dengan disiplin dan sangat memanfaatkan waktunya dengan baik. Dengan kondisi lingkungan sekolah dan lingkungan asrama yang mendukung siswa siswi. Seperti yang telah diketahui bahwa siswa siswi yang mengikuti proses pendidikan di MAN Insan Cendekia merupakan siswa siswi terpilih.
Tabel 3.6 Jadwal keseharian siswa MAN Insan Cendekia Serpong.74 Waktu
73 74
Jenis Kegiatan
03.45-05.45
Bangun tidur, MCK, QiyamulLail, Tadarus Alquran, shalat Shubuh, wirid, doa dan pembinaan keagamaan
05.45-06.30
Makan pagi dan persiapan ke masjid dan Gedung Pendidikan
Hasil wawancara dengan siswa MAN Insan Cendekia (Salma kelas 10), pada 25 Maret 2016 Profil MAN Insan Cendekia tahun 2015, h. 52
59
06.30-07.00
Menuju masjid didahului dengan apel pagi, shalat Dhuha, Tahfidz dan Tilawah
07.00-15.35
Jam Pelajaran
15.35-16.00
Sholat Ashar berjamaah
16.00-17.50
Responsi, klinik pelajaran, bimbingan UN/PTN, bimbingan olimpiade, pengayaan, remedial, ekstrakurikuler
17.50-18.40
Tadarus al-Quran, shalat Maghrib, wirid, dan doa. Santap Malam
18.40-19.30
Kegiatan pembinaan keagamaan
19.30-20.00
Shalat Isya berjamaah
20.00-22.00
Belajar mandiri,tutorial dan pembinaan keagamaan
22.00-04.00
Istirahat malam
Sumber : Profil sekolah MAN Insan Cendekia Serpong tahun 2015
Selain kegiatan belajar formal di sekolah, pada pembinaan asrama terdapat kegiatan belajar mengajar (KBM) kegamaan malam hari di asrama yang dimulai pukul 18.30-20.00 dengan mata pelajaran agama yang berbeda masing masing angkatan. Adapun lebih jelasnya secara merinci terdapat dilampiran 15. Setelah KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) keagamaan di malam hari, dilanjutkan dengan kegiatan belajar mandiri siswa sesuai dengan kebutuhan
atau
tugas
masing-masing.
Kebanyakan
siswa
siswi
menggunakan waktu belajar mandiri untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah yang bisa dilakukan di asrama baik perorangan atau kelompok, aula asrama atau ruang CSA (penggunaan media laptop) yang dapat mengakses
internet atau menggunakan laptop dalam menyelesaikan
tuugas-tugas sekolahnya. Selain itu, MAN Insan Cendekia Serpong memiliki beberapa kegiatan ekstrakurikuler. Menurut Wakamad bidang kesiswaan, setiap siswa diwajibkan mengikuti satu ekstrakurikuler dan maksimal mengikuti 2 ekstrakurikuler. Siswa diwajibkan mengikuti ekstrakurikuler karena untuk
60
melatih keterampilan atau bakat siswa.75 Dalam hal ini menunjukkan, siswa siswi MAN Insan Cendekia juga ditanamkan nilai-nilai melalui kegiatan ekstrakurikuler. Selain menumbukan kedisiplinan yang tinggi, minat bakat siswa juga harus dikembangkan. Adapun rincian ekstrakurikuler di MAN Insan Cendekia sebagai berikut : a. Pramuka, Paskibra, pencinta alam, PMR / UKS, Robotic, Sinematografi b. Kesenian : Hadrah, saman, kaligrafi, paduan suara, band c. Olahraga : taekwondo, sepak bola, basket, badminton, panahan. d. Bahasa : Jurnalistik/lingkar pena, debate/ICDC, English club/ Ice Cube e. Karya Ilmiah Remaja : KIR Sosial, KIR Fisika, KIR Biologi, KIR Keagamaan, KIR Rekayasa/teknologi.76 Dengan adanya berbagai ekstrakurikuler di MAN Insan Cendekia, siswa siswi diwajibkan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler minimal satu jenis ekstrakurikuler. Hal ini bertujuan agar siswa siswi di MAN Insan Cendekia dapat mengembangkan diri dan mengembangkan minat
melalui
kegiatan
ekstrakurikuler,
dan
tetap
dengan
mengutamakan kedisiplinan dan kemandirian siswa.
2. Pendidikan Nilai Siswa Pendidikan nilai
merupakan salah satu
hal
yang sangat
berpengaruh bagi lembaga pendidikan. Menurut salah satu guru asrama putra MAN Insan Cendekia bahwa :Pendidikan nilai di MAN Insan Cendekia sangat fundamental. Dengan pendidikan nilai yang ada di asrama memberikan pengaruh terhadap pendidikan dan sikap di sekolah yang berpengaruh juga pada prestasi-prestasi siswa.77 Maka dapat diketahui bahwa prestasi yang diraih tidak lepas dari proses pendidikan nilai yang ada di MAN Insan Cendekia Serpong.
75
Hasil wawancara dengan Wakamad bidang kesiswaan (Bapak Away Baedowi), pada 13 Juni 2016 76 Jadwal kegiatan esktrakuriuler tahun 2015 77 Hasil wawancara dengan bapak Dr. Fahruroji, MA, (Wali Asrama kelas XII Putra ) pada tanggal 30 Maret 2016
61
Keberhasilan prestasi yang diraih MAN Insan Cendekia tidak lepas dari usaha pendidikan nilai yang ditanamkan seluruh guru. Adapun penanaman pendidikan nilai pada boarding school tersebut merupakan usaha yang dilakukan seluruh civitas sekolah agar nilai-nilai atau akhlak yang baik tertanam pada diri siswa. Menurut Wakil Kepala Madrasah bidang keasramaan MAN Insan Cendekia Serpong bahwa : Di MAN Insan Cendekia, pendidikan nilai merupakan hal yang krusial. Pendidikan nilai yang dilakukan pendidik atau pembina asrama sendiri dapat dilakukan secara terintegrasi dengan kehidupan sehari-hari siswa selama di sekolah atau pun di asrama. Siswa siswi di didik untuk dapat mengamalkan nilai-nilai positif di kehidupan sehari-hari.78 Wakil Kepala Madrasah Bidang Kesiswaan MAN Insan Cendekia menambahkan bahwa : Pendidikan nilai itu sangat penting, karena dari pelaksanaan nilai-nilai itu sendiri akan berdampak pada diri siswa-siswa. Pendidikan nilai sendiri secara tersirat ditanamkan pada siswa siswi yang perubahannya dapat dilihat dari sikap siswa.79
Dari pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa pendidikan nilai merupakan salah satu hal berperan penting bagi kegiatan-kegiatan lain. Pendidikan
nilai
dapat
diintegrasikan
pada
program-program
pendidikan yang ada. Apabila pendidikan nilai dapat terlaksana dengan baik maka, dampaknya dapat dilihat pada perubahan sikap dan prestasi siswa. Selain itu siswa dapat mengamalkan nilai-nilai positif pada kehidupannya. Adapun pembinaan pendidikan nilai di Boarding Schoolmenjadi salah satu hal yang dapat mempengaruhi kehidupan siswa di 78
Hasil wawancara dengan Bapak Chairul Huda, S. Ag (Wakamad Bidang Keasramaan), pada 30 maret 2016 79 Hasil wawancara dengan Bapak Away Bedowi, MA (Wakamd Bidang Kesiswaan), pada 13 juni 2016
62
lingkungan sekolah dan lingkungan asrama. Pembinaan pada boarding school inimeliputi pembinaan kehidupan keagamaan, pembinaan kehidupan keasramaan, dan pembinaan kebahasaan. Secara rinci dapat dilihat sebagai berikut : a. Semua program yang dilaksanakan di MAN Insan Cendekia dalam bidang pembinaan kehidupan keagamaan diarahkan pada upaya memunculkan kesadaran, partisipasi, dan tanggung jawab pribadi peserta didik sebagai calon pemimpin masa depan. Adapun program-program atau kegiatan yang menunjang pendidikan nilai di asrama yang dikembangkan bagi siswa antara lain tahfizul qur’an, hadis, tadarus quran, pembinaan khatib, pembinaan imam, tausiah. b. Pembinaan kehidupan asramamelalui program guru asuh, tujuan untuk efektivitas dan keberhasilansilan peserta didik di asrama, tentu dibutuhkan pengelolaan manajemen kehidupan peserta didik ketika berada di asrama. Karena seluruh peserta didik MAN Insan Cendekia tinggal di asrama dan jauh dari orang tua, maka diperlukan peran guru di madrasah sebagai pengganti orang tua dalam bentuk program Guru Asuh, agar perkembangan jiwa peserta didik bisa baik, karena situasi dan kondisi yang terus terpantau selama 24 jam c. Pembinaan kebahasaan Tujuan 1) Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berbahasa asing peserta didik. 2) Meningkatkan penguasaan bahasa asing peserta didik khususnya bahasa Arab dan bahasa Inggris, untuk menunjang proses pembelajaran. 3) Memberi bekal ketrampilan berbahasa asing peserta didik untuk bisa bergaul di dunia internasional. 80 Dalam
melaksanakan
program-program
pembinaan/
pendidikan nilai di asrama, guru-guru asrama menyiapkan perencanaan pembelajaran dari pembinaan-pembinaan yang dilakukan di lingkungan asrama. Selain itu sebagai pengawasan dan evaluasi pembinaan yang ada di asrama, guru asrama menyediakan pula form penilaian bulanan untuk pembinaan religiusitas,
80
keasramaan
dan
pembelajaran
Profil MAN Insan Cendekia Serpong tahun 2015, h. 48-51
yang
ada
di
63
asrama.Adapun
perencanaan
pembinaan
di
asrama
dan
pendampingan pembinaan individu dapat dilihat pada l ampiran 16dan 17 . Menurut
Khoirunisasalah satu siswa kelas XI MAN Insan
Cendekia bahwa,pendekatan yang dilakukan dengan pendekatan sosial kepada siswa. Guru/pembina asrama sering mengajak ngobrolm mengajak diskusi. Guru-guru juga senantiasa memberikan contoh dan menjadi figur bagi diri saya.81 Hal ini juga terlihat pula pada sikap ramah guru-guru. Penerapan sikap
murah
senyum
berpapasan/bertatap
muka
dan
selalu
dilingkungan
menyapa sekolah
setiap dan
kali
asrama.
Ditunjukkan pula sikap menjaga kebersihan lingkungan sekolah.82 Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa pendidikan nilai merupakan salah satu hal yang berpengaruh dalam menunjang kehidupan siswa di asrama dan keberhasilan pengelolaan boarding school. Pendidikan nilai diintegrasikan oleh seluruh pendidik pada pembinaan sehari-hari dalam bentuk pendekatan sosial. Selain itu program-program pendidikan nilai diintegrasikan pada programprogram/kegiatan formal pada pembelajaran kelas yang ada di MAN Insan Cendekia. Pembina atau guru asrama sangat berperan dalam penanaman dan pelaksanaan pendidikan nilai di MAN Insan Cendekia pada waktu bertatap muka pembelajaran di kelas.
81 82
Hasil wawancara dengan Khoirunnisa (siswa kelas XI), pada tanggal 30 Maret 2016 Hasil observasi pada tanggal Maret-Mei 2016
64
3. Tujuan Pendidikan Nilai Tujuan pembinaan program/pendidikan nilai yang telahditentukan diharapkan dapat tercapai/sesuai target. Menurut wali asrama putra, dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan tentu diharapkan agar siswa siswa bukan saja mempuyai wawasan yang luas, tetapi juga sikapsikap yang baik dalam menjalankan kehidupannya.83 Tujuan lain diungkapkan wali asrama putri, bahwa :Tujuannya agar dapat menciptakan kehidupan yang tertib, rapi, nyaman, mandiri, dapat bertanggung jawab pada diri sendiri atau tugas. Dengan pendidikan nilai yang ditanamkan, diharapkan menjadi pembiasaan perilaku atau sikap yang baik pada siswa.84 Kepala Madrasah mengungkapkan tujuan pendidikan nilai yaitu : Siswa siswi MAN Insan Cendekia paling utama dididik untuk menjadi siswa yang scientific (memiliki banyak ilmu pengetahuan dan teknologi ) ahli terhadap ilmu-ilmu terbaru, namun dengan dukungan atau mengedepankan IMTAQ yang baik dan unggulan. Maka dengan penanaman dan pendidikan dari boarding school ini diharapkan sikap nilai-nilai itu tumbuh dan tertanam pada siswa.85 Berdasarkan pemaparan di atas dapat diketahui, bahwa tujuan pendidikan nilai bagi siswa di MAN Insan Cendekia, agar menjadikan perilaku siswa siswi menjadi lebih baik. Bukan hanya unggul dalam ilmu pengetahuan umum, tetapi menjadi siswa siswi yang memiliki sikap spiritual yang baik. maka sikap atau karakter baik siswa teetanam pada dirinya
83
Hasil wawancara dengan Bapak Fahruroji MA (Wali asrama Putra), pada 30 Maret 2016 Hasil wawancara dengan Ibu Evi Siti F, S. Ag (Wali asrama kelas XI Putri), pada 30 Maret 2016 85 Hasil wawancara dengan ibu Persahini Sidik, M. Si (Kepala Madrasah MAN Insan Cendekia Insan Serpong) pada 27 mei 2016 84
65
4. Strategi Pendidikan Nilai pada Boarding School Dalam menerapkan pendidikan nilai diperlukan strategi yang dilakukan agar tujuan pendidikan nilai dapat tercapai. Terdapat beberapa pendapat mengemukakan strategi pendidikan nilai sebagai berikut : Menurut Wakil Kepala Madrasah Bidang Keasramaan bahwa : Selain itu guru-guru juga harus memberikan contoh atau teladan yang baik kepadSa siswa dan melakukan pendekatan sosial atau pendekatan personal kepada siswa.Selain itu pula terdapat satu waktu dimana guru/wali asrama ini melakukan pertemuan untuk membiccarakan permasalahan yang dihadapi. Dengan hal ini diharapkan dapat membangun kedekatan pada siswa, sehingga lebih mudah dalam mengetahui perkembangan siswa.86 Menurut wali asrama putra yang juga berperan sebagai guru mata pelajaran Qur’an Hadis bahwa : Peran guru memang sangat penting dalam menanamkan pendidikan nilai di boarding schoolbahkan salah satu kunci dalam penanaman nilai pendidikan. Strategi guru-guru di asrama, bukan hanya melalui pendekatan sosial kepada siswa, tetapi guru bertindak sebagai seorang figur/contoh/ teladan di dalam menjalankan kehidupan sehari-harinya di asrama. Dengan menjadi teladan yang baik diharapkan dapat memberikan contoh pada siswa-siswi. 87 Adapun dapat dipahami, bahwa pendidik dalam menerapkan strategi yang
pendidikan nilai memliki peran yang penting.
Pendidikan nilai yang ditanamkan kepada siswa lebih condong pada teladan guru guru yang mencontohkan sikap-sikap baik sehingga menjadi pembiasaan atau budaya di lingkungan sekolah dan asrama. Wali asrama putri MAN Insan Cendekia menambahkan bahwa : Terdapat beberapa strategi yang dilakukan dalam menanamkan pendidikan nilai siswa. Strategi tersebut antara lain : keteladanan guru, guru menjadi figur atau menjadi contoh kepada siswa-siswa. Melalui pembinaan disiplin kepada siswa, siswa ditanamkan sikap disiplin 86
Hasil wawancara dengan bapak Chairul Huda, S. Ag (Wakamad Bidang Keasramaan ) pada 30 Maret 2016 87 Hasil wawancara dengan Bapak Pahrurozi, MA (Wali asrama kelas XII Putra), Pada 30 Mret 2016
66
dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Pendekatan siswa secara personal, mengajak siswa curhat atau menceritakan masalahnya. 88 Dari beberapa penjelasan di atas dapat diketahui bahwa guru/wali asrama menerapkan strategi pendidikan nilai dengan melakukan pendekatan-pendekatan
kepada
siswa.
Dari
keteladanan
saat
pembinaan dan penanaman disiplin pada kegiatan ibadah maupun kegiatan belajar dapat menjadi suatu pembiasaan bagi siswa. Dapat disimpulkan, bahwa strategi pendiidkan nilai yang dilakukan guru berjalan cukup baik, hal ini diupayakan pendidik yang mencakup pendekatan akademik dan nilai spiritual siswa. Adapun dapat diketahui bahwa strategi pendidikan nilai yang ada di MAN Insan Cendekia ini, relevan/sesuai dengan teori yang telah dipaparkan di bab 2 yang dijelaskan oleh Wibisono bahwa strategi pendidikan nilai dapat dikembangkan dengan penanaman spiritual dan akademis siswa. Selain pada kegiatan yang diprogramkan, pendidikan nilai juga diiintegrasikan pada kegiatan sehari-hari.
5. Program Pembinaan Pendidikan Nilai pada Boarding School Pembinaan pendidikan nilai di asrama MAN Insan Cendekia, ditanamkan oleh guru-guru asrama. Siswa melakukan berbagai kegiatan di asrama setelah jam pelajaraan di sekolah selesai pukul 15.00 WIB. Peran guru asrama dalam pembinaan pendidikan nilai sangat berpengaruh bagi siswa siswi karena penanaman dilakukan langsung oleh guru-guru asrama. Siswa siswi juga diawasi langsung oleh guru asrama. Menurut Kepala Madrasah MAN Insan Cendekia Serpong bahwa : MAN Insan Cendekia merupakan MAN yang berbasis boarding school. MAN Insan Cendekia ini secara garis besar, mengedepankan nilai keimanan dan ketakwaan kepada siswanya. Dengan tetap 88
Hasil wawancara dengan Ibu Evi Siti Fauziah, S. Ag (Wali asrma kelas XI Putri), Pada 30 Maret 2016
67
mengandalkan nilai-nilai untuk selalu berprestasi dalam bidang ilmu pengetahuan.89 Program pembinaan asrama meliputi kegiatan-kegiatan pembinaan selama siswa berada di asrama. Pembinaan pendidikan di asrama ini untuk melahirkan siswa siswi yang berakhlak bagi kehidupan seharihari. Dengan pembinaan-pembinaan yang ada di asrama tentu memiliki tujuan masing-masing dari program-program di asrama yang mengacu kepada perkembangan ilmu pengetahuan teknologi serta iman dan takwa siswa sesuai dengan visi misi sekolah Wakil Kepala Madrasah bidang keasramaanmenambahkan bahwa: Pembinaan keasramaan di sini mencakup pada aspek religiusitas/keagamaan siswa, kehidupan keasramaan dan kebahasaan.Pada pembinaan keagamaan di malam hari terdapat kegiatan belajar mengajar (KBM) keagamaan yang dilaksanakan di malam hari setelah pelaksanaan solat maghrib berjamaah, berisi pelajaran-pelajaran agama yang terintegrasi dengan pelajaran di siang hari di sekolah. Pada kelas KBM keagamaan malam hari, di bimbing oleh guru asrama sesuai dengan pelajaran masing-masing yang telah dijadwalkan.90 Pembinaan yang dilakukan oleh seluruh guru di MAN Insan Cendekia, secara tidak langsung menanamkan nilai kepada siswa. Dari ketiga
aspek
tersebut
diketahui,
bahwa
pembinaan
keasramaandilakukan pendidik selama siswa berada di lingkungan sekolah dan asrama. Hal ini juga ditunjukkan pada jadwal pelajaran KBM keagamaan (lampiran 15) Program pembinaan pendidikan di asrama tentu
memberikan
dampak positif pada siswa. Hal ini, ditunjukan padahasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada
orang tua siswa.Dapat diketahui
bahwa dari pelaksanaan program pendidikan atau pembinaan pendidikan yang di MAN Insan Cendekia Serpong, 89
putra
Hasil wawancara dengan Ibu Persahini, M. Si (Kepala Madrasah MAN Insan Cendekia) pada 27 Mei 2016 90 Hasil wawancara dengan Bapak Chairul Huda (Wakamad MAN Insan Cendekia) pada 30 Maret 2016
68
putrinyamengalami peningkatan lebih baik dalam hal ibadah maupun akademisnya. Serta banyak perubahan hal positif yang biasa dilakukan di rumah. Menurut Bapak Anto orang tua dari Aldilla kelas XII bahwa,“banyak hal positif yang terlihat dari anak saya apabila di rumah. Terutama dalam religiusitas atau ibadah. Sebagai contoh, anak saya selalu rajin membaca al Quran setelah selesai solat selain itu minat belajar dan membaca yang cukup tinggi”.91 Sedangkan Ibu Mira, yang merupakan orang tua dari Raihan, siswa kelas XII MIPA menambahkan bahwa : Alhamdulillah, bersyukur anak saya lebih religi/taat beragama, semakin berbakti kepada orang tua, dan berusaha mendapatkan hasil yang terbaik dalam melaksanakan pendidikanya. Seperti contohnya, anak saya berjuang terus untuk mengikuti olimpiade, padahal selagi masih dudui di SMP, dia kurang tertarik dalam mengikuti kompetisi dan perubahannya sekarang dia lebih memiliki jiwa bertanding dan kompetisi. Selain itu juga semangatnya untuk melanjutkan kuliahnya di universitas unggulan baik di dalam atau diluar negeri. Semangat dan motivasinya untuk meraih itu sangat tinggi.92 Berdasarkan pemaparan di atas dapat diketahui, bahwa dari pembinaan yang ada di MAN Insan Cendekia membawa dampak baik bagi siswa siswi. Kebiasaan positif seperti kegiatan spiritual keagamaan siswa dapat meningkat serta sikap positi yang tertanam pada siswa. Dalam menjalankan pembinaan pendidikan asrama, sudah menjadi keharusan bahwa pengawasan perlu dilakukan agar dapat diketahui perkembangan pendidikan nilai tersebut. Menurut wakamad bidang keasramaan bahwa pengawasan yang dilakukan terhadap pembinaan asrama dalam bentuk koordinasi langsung oleh wali asrama. Wakamad melakukan evaluasi rutin dengan para guru asrama dan mendiskusikan
91 92
Hasil wawancara dengan Bapak Anto (Orang tua siswa) pada tanggal 17 Juli 2016 Hasil wawancara dengan Ibu Mira (Orang Tua Siswa) pada 17 Juli 2016
69
apabila terdapat permasalahan yang signifikan di asrama.93 Dengan koordinasi langsung
dan pertemuan rutin ini, diharapkan program
pembinaan asrama yang ada, dapat diketahui perkembangannya oleh semua guru. selain itu guru-guru dapat diskusi atau sharing mengenai permasalahan permasalaha siswa. Kepala Madrasah mengungkapkan untuk pengawasan terhadap program program di MAN Insan Cendekia, kepala madrasah selalu melakukan koordinasi, komunikasi secara rutin. Terkadang pula, kepala madrasah juga mengontrol langsung, turun langsung. Contohnya, Seperti pembinaan program kebersihan, kepala madrasah melihat langsung. 94 6. Hambatan dalam Penanaman Pendidikan Nilai Wakil Kepala MadrasahBidang Keasramaan MAN Insan Cendekia mengungkapkan bahwa : Segala sesuatu yang dilakukan memiliki hambatan. Begitu pula dalam menerapkan atau menanamkan pendidikan nilai di boarding school. Hambatan yang dirasakan yakni dalam menangani atau mendidik siswa yang sekian banyak dengan jumlah guru yang masih terbatas. Dan juga pembimbingan terhadap siswa siswa bermasalah. 95 Dalam penanaman pendidikan nilai, hambatan lain dirasakan oleh wali asrama putri, bahwa : Selama membimbing dan tinggal di MAN Insan Cendekia, alhamdulillah belum ada hambatan yang begitu serius. Hanya saja terkadang dalam membimbing pada siswa yang bermasalah dibutuhkan perhatian yang lebih.96 Wali asrama putra menambahkan bahwa : 93
Hasil wawancara dengan Bapak Chairul Huda, S. Ag (Wakamad Bidang Keasramaan), pada 30 Maret 2016 94 Hasil wawancara dengan ibu Persahini Sidik , M. Si (Kepala MAN Insan Cendekia ), pada 27 Mei 2016 95 Hasil wawancara dengan Bapak Chairul Huda, S. Ag (Wakamad Bidang Keasramaan), pada 30 Maret 2016 96 Hasil wawancara dengan Ibu Eva Siti Wali Asrama kelas XI putri), pada 30 Maret 2016
70
Alhamdulillah, selama di MAN Insan Cendekia tidak ada hambatan yang begitu serius. Namun kendala atau hambatan past dirasakan. Tetapi, kami sebagai pendidik dan pembina asrama di MAN Insan Cendekia, lebih memberikan perhatian kepada siswa kelas XI, karena di tingkat ini siswa siswi lebih sibuk dengan berbagai kegiatan organisasi dan tidak melakuan tanggung jawab terhadap akademisnya. Di tingkat XI kondisi psikologis siswa siswa lebih sensitif dan rentan. 97 Berdasarkan pemaparan dan hasil wawancara
diatas, bahwa
hambatan hambatan yang dialami berbeda-beda. Hambatan yang dialami anatara lain masih kurang guru asrama dengan jumlah siswa yang lumayan banyak, maka perlu penanganan dan pengawasan ekstra bagi siswa siswi MAN Insan Cendekia, agar pembinaan pendidikan nilai dapat tercapai dan dapat bermanfaat bagi diri sendiri maupun di masyarakat.
C. Temuan Hasil Penelitian Dari hasil penelitian yang diperoleh penulis maka dapat diketahui ada keberhasilan dan hambatan yang ditemukan dalam pelaksanaan pendidikan nilai di boarding school MAN Insan Cendekia Serpong. Menurut penulis, keberhasilan yang dicapai dari pendidikan nilai siswa pada program boarding school yaitu :
1. Pendidikan nilai ditanamkan oleh semua guru Guru–guru di sekolah dan guru asrama di MAN Insan Cendekia menanamkan pendidikan nilai pada program pendidikan formal maupun pada kegiatan informal di asrama. Hal ini ditunjukkan dengan guru-guru selalu mengajarkan nilai nilai positif, nilai-nilai baik di seluruh kegiatan siswa. Mulai dari nilai religius, nilai akademis, nilai kesopanan, kebersihan dan lain lain.
97
Hasil wawancara dengan Bapak Pahrurozi, MA (Wali Asrama kelas XII Putra), pada 30 Maret 2016
71
2.
Pendidikan nilai terintegrasi pada kegiatan sehari hari dan kegiatan yang diprogramkan. Pendidikan nilai yang ditanamkan guru-guru di MAN Insan Cendekia pada kegiatan sehari-hari dengan pendekatan sosial kepada siswa. Selain itu hal ini ditunjukkan dengan kegiatan spontanitas guru.
Siswa siswi MAN Insan Cendekia diberikan ruang untuk
selalu menceritakan masalah-masalahnya dan menganggap bahwa guru-guru di asrama sebagai pengganti orang tuanya. Pendidikan nilai yang ditanamkan pada kegiatan yang diprogramkan contohnya pendekatan yang dilakukan pada program pembinaan religiusitas di asrama. Guru menanamkan nilai religius pada pembinaan di asrama.
3.
Pendidikan nilai dilakukan oleh seluruh civitas MAN Insan Cendekia Serpong. Untuk mendukung tercapainya visi dan misi MAN Insan Cendekia, pendidikan nilai bukan hanya dilaksanakan oleh guru atau pendidik di MAN Insan Cendekia, tetapi seluruh civitas yang meliputi kepala sekolah, guru/pendidik, staff/karyawan sampai dengan pertugas/pelaksana kebersihan serta keamanan juga harus mendukung pendidikan nilai di MAN Insan Cendekia.
4.
Hambatan dalam pembagian waktu. Dengan berbagai kegiatan di MAN Insan Cendekia yang penuh dan padat, adanya kesulitan dalam pembagian waktu. Padat dan banyaknya kegiatan siswa namun masih adanya keinginan siswa dalam penambahan kegiatan. Sebagai contoh pada ekstrakurikuler yang cukup diminati siswa namun karena waktunya yang kurang, kegiatan
tersebut
tidak
dapat
terlaksana.
72
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di bab-bab sebelumnya, maka dapat dijelaskan bahwa pendidikan nilai siswa pada boarding school di MAN Insan Cendekia Serpong sudah berjalan dengan baik. Hal ini terlihat melalui proses pendidikan nilai yang ditanamkan kepada siswa oleh
semua guru dan
seluruh civitas sekolah MAN Insan Cendekia
Serpong. Hasilnya ditunjukkan dengan sikap siswa yang memiliki tingkat disiplin serta nilai spiritual yang kuat. Selain itu, >90% lulusan yang diterima perguruan tinggi yang berkualitas. Pendidikan nilai juga diintegrasikan pada kegiatan-kegiatan yang diprogramkan seperti kegiatan pembelajaran formal di sekolah (kelas) dan juga diintegrasikan pada kegiatan kegiatan sehari-hari di asrama dan sekolah.
B. Saran-saran Berdasarkan paparan dan kesimpulan di atas, maka penulis menyampaikan beberapa saran semoga bermanfaat untuk perbaikan di masa yang akan datang, khususnya bidang boarding sebagai penunjang pendidikan nilai di MAN Insan Cendekia sebagai berikut : 1. Kepala
madrasah
dapat
meningkatkan
program
pembinaan
pendidikan yang ada di asrama., seperti pada kegiatan belajar mengajar (KBM) keagamaan malam hari di asrama.
2. Kepada guru-guru khususnya guru asrama, harus terus mencari dan mengembangkan strategi pendidikan nilai yang terbaru bagi siswa, dansebaiknya ada penambahan jumlah guru atau wali asrama agar tertanamnya pendidikan nilai siswa lebih kuat dan pembinaan asrama yang lebih efektif, sehingga lebih banyak lagi generasi-
73
3. generasi yang bukan saja memiliki pengetahuan yang luas tetapi juga generasi yang memiliki nilai baik. 4. Kepala Madrasah dan guru-guru harus tetap terus mengupayakan program/kegiatan
pembinaan
nilai
berjalan
dengan
baik.
Menyeimbangkan dengan kegiatan pendidikan formal di sekolah atau kegiatan pembelajaran di kelas dengan berbagai kegiatan pembinaan yang ada di asrama. Hal ini sangat penting agar keberhasilan pendidikan nilai tetap terlaksana
.
74
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Ridwan Sani. Pendidikan Karakter di Pesantren, Bandung : Citapustaka, 2011. Ahmadi, Abu., Dkk. Ilmu Pendidikan, Jakarta : Rhineka Cipta, Cet. II, 2007.
Daulay, Haidar Putra. Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana, et. II, 2007. ---------. Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta : Kencana, 2007. El Mubarok, Zaim. Membumikan Pendidikan Nilai, Bandung : Alfabeta, cet. II, 2009 Engkoswara, dkk., Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2012. Hendriyanti,Pelaksanaan Program Boarding School dalam Pembinaan Moral Siswa, Vol. XIX, Ta’dib, 2014 Joyce. M. Hawkens, Oxford-Erlangga 9Kamus Inggris Indonesia0, (Jakarta : PT. Gelora Aksara, 2005. Kesuma, Darma. dkk, Pendidikan Karakter (Kajian Teori dan Praktik di Sekolah), (Bandung : Remaja Rosadakarya, 2012), cet. III, Maknun, Johar. “ Pengembangan SMK Boarding School Berbasis Keunggulan Lokal”, 2010, Maksudin. Pendidikan Karakter Non Dikotomik, Jakarta : Pustaka Pelajar & FITK UIN Sunan KaliJaga, Cet. I, Jurnal Pendidikan 2013 Mulyana, Rohmat. Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, Bandung : Alfabeta, Cet. I, 2004 Muslich,
Masnur, Pendidikan Karakter : Menjawab Multidimensional, Jakarta : Bumi Aksara, Cet. I, 2011
Tantangan
Krisis
75
Nata, Abuddin. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga – Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: PT. Grasindo, 2002
Zuriah, Nurul.Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan, Jakarta : Bumi Aksara. Cet. IV, 2015. Qomar, Mujammil. Pesantren (Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi), Jakarta : Gelora Aksara, 2007. Ramayulis. Dasar-Dasar Kependidikan (Suatu Pengantar Ilmu Pendidikan), Jakarta: Kalam Mulia, 2015. Riskiani. Pengaruh Sistem Boarding School Terhadap Pembentukan Karakter Siswa, Vol. VI, Nomor. 01, Jurnal Pendidikan, 2012 Samami, Muchlas dan Hariyanto. Konsep dan Model Pendidikan Karakter, Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya, 2011. Solahuddin, Anas. dan Alkriencihie, Irwanto. Pendidikan Karakter (Pendidikan Berbasis Agama dan Budaya Bangsa), Bandung : Pustaka Setia, 2011. Soleh, Muhammad. “Perbedaan Motivasi Belajar siswa yang Menggunakan Sistem Boarding School dan Siswa Yang tidak Menggunakan Sistem Boarding School”, Vol. 01, E-Journal Pendidikan, 2013. Suardi, Pengantar Pendidikan (Teori dan Aplikasi), Jakarta : Indeks Permata Puri Media. Cet. II, 2012 Suhardi, Didik. Peran SMP Berbasis Pesantren Sebagai Upaya Penanaman Pendidikan Karakter Kepada Generasi Bangsa”, th. II, No. 3, E- Journal Pendidikan 2012 Suharsaputra, Uhar. 2010.
AdministrasiPendidikan,
Jakarta: PT RefikaAditaPratama,
Syaodih, Nana. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, Cet. I , 2005. Tim Penulis Rumah Kitab, Pendidikan karakter berbasis tradisi pesantren, Jakarta : Tim Rumah Kitab , Cet. I, 2014
76
Undang-undang No. 20 Th. 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, www.sdm.data.kemendikbud.go.ig, 10 Agustus 2016 Wahab, Abdul. dan Umiarso. Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual. Jakarta : Ar Ruz Media, 2011.
Yuliati, Qiqi, Zakiah. dan Rusdiana. Pendidikan Nilai (Kajian Teori Praktek di Sekolah, Bandung: Pustaka Setia, Cet. l, 2014 Zusnani, Ida. Manajemen Pendidikan Berbasis Karakter Bangsa, Jakarta: Tugu Publisher, Cet. I, 2012.
Anto. Orang tua siswa, wawancara, 17 Juli 2016 Baedowi, Away. Wakamad bidang kesiswaan, wawancara, 13 Juni 2016 Fahruroji. Wali Asrama kelas XII Putra, wawancara, 30 Maret 2016 Fauziah, Evi Siti. Wali asrama kelas XI Putri, wawancara, 30 Maret 2016 Huda, Chairul. Wakamad Bidang Keasramaan, wawancara, 30 maret 2016 Khoirunnisa. siswi kelas 11 IPA, Wawancara, 30 Maret 2016 Mira. Orang Tua Siswa, wawancara 17 Juli 2016 Sidik, Persahini. Kepala Madrasah, wawancara 27 mei 2016 Profil MAN Insan Cendekia Serpong,dokumentasi, tahun 2015
77
78
LAMPIRAN LAMPIRAN Lampiran 1 Pedoman Observasi
Variabel
Dimensi
Boarding school
Kegiatan asrama
Sub dimensi 2. Bentuk-bentuk kegiatan/pembinaan spiritual yang dilakukan di asrama mencakup kegiatan (solat
wajib
berjamah,
solat tahajjud, membaca dan menghafal
puasa
Al-Qur’an,
sunnah, ceramah dsb) 2.
Bentuk kegiatan akademik (kegiatan pembelajaran malam, pendalaman
materi,
belajar
mandiri asrama dsb). 3. Bentuk kegiatan non akademik (olahraga : sepak bola, tenis meja, taekwondo, voli, basket. Kesenian : Tari Saman, Hadroh, Marawis. Kedisiplinan : Pencinta alam, Paskibra, PMR, dsb) Pendidikan nilai
Strategi penanaman
8. Bentuk pendekatan pembinaan
siswa
nilai siswa
spiritual siswa (pembinaan keagamaan, ibadah (solat, membaca Al Qur’an, puasa
79
sunnah, ceramah) 9. Bentuk pendekatan pembinaan akademik (Kegiatan
pembelajaran,
jam
tambahan/pendalaman
materi,
pengawasan
belajar
mandiri) 10. Bentuk pendekatan sosial guru/pendidik asrama (menunjukkan sikap empatik dan simpatik pada seluruh siswa, berperan sebagai konselor bagi siswa) 11. Bentuk pendekatan guru (guru memberikan teladan/contoh pada siswa) 12. Tempat pelaksanaan pembinaan/kegiatan akademis siswa (ruang kelas, mesjid, aula pertemuan) 13. Metode, materi, sumber belajar 14. Sarana prasarana yang di gunakan (laboratorium, Ruang CSA, asrama, Al qur’an, sound system, proyektor)
80
Lampiran 2
Daftar Ceklist Studi Dokumentasi
No
Dokumen
1.
Jadwal kegiatan rutin asrama
2.
Data jumlah guru pembina asrama
3.
Tata tertib atau peraturan pembinaan asrama
4.
Dokumen materi pembinaan keagamaan c. Buku panduan/pedoman materi d. Jadwal materiajar
5.
Dokumen materi pembinaan ekstrakurikuler c. Buku pedoman materi d. Jadwal kegiatan ekstrakurikuler
6.
Buku penilaian/evaluasi kegiatan asrama d. Buku penilaian spiritual e. Buku penilaian akademik f. Buku penilaian non akademik
7.
Dokumen hasil pekerjaan/tugas-tugas kegiatan pembelajaran di asrama e. Data absen f. Laporan nilai g. Laporan tugas tertulis (paper/essay) h. Laporan tugas non tulis (menghafal)
8.
Data sarana pendidikan d. Ruang kelas e. Proyektor f. Buku pelajaran
9.
Data prasarana
81
h. Mesjid i. Asrama j. Laboratorium k. Ruang pertemuan/aula l. Ruang media/ IT (CSA) m. Komputer/laptop n. Lapangan olahraga 10. Dokumen sekolah c. Profil sekolah d. Kurikulum pembinaan pendidikan di asrama 11. Dokumen bentuk kegiatan asrama e. Panduan kegiatan-kegiatan spiritual/asrama f. Panduan kegiatan akademis g. Laporan program pembinaan h. Rencana pengembangan program pendidikan nilai
82
Lampiran 3 Pedoman Wawancara
A. Untuk Kepala Madrasah 1. Apa saja persyaratan dalam pemilihan pembina/guru asrama ? 2. Bagaimana kebijakan kepala madrasah dalam menentukan programprogram pendidikan pada boarding school ? 3. Apakah
kepala
madrasah
ikut
menentukan
program-program
pembinaan asrama ? program seperti apa ? 4. Adakah program-program khusus yang dilakukan guna pengembangan bagi pembina/guru asrama ? 5. Bagaimana strategi pembinaan spiritual, akademik dan non akademik yang diterapkan ? 6. Apa saja nilai-nilai pendidikan (agama dan akademik) yang diupayakan pada boarding school ? 7. Apa saja tujuan yang ingin dicapai dari pembinaan akademik dan non akademik pada boarding ? 8. Apa strategi yang dilakukan kepala madrasah dalam mencapai keberhasilan pendidikan nilai di MAN Insan Cendekia ? 9. Bagaimana latar belakang/Asal daerah orang tua siswa siswi MAN Insan Cendekia ?
83
B. Untuk Wakil Kepala Madrasah Bidang Keasramaan 1. Berapa jumlah guru yang terlibat dalam pembinaan pada boarding school ? 2. Apa saja kualifikasi sebsgai guru/pembina asrama ? 3. Bagaimana konsep pendidikan nilai yang diterapkan pada boarding school ini? 4. Bagaimana model pembinaan (akademik dan non akademik ) siswa di asrama? 5. Apa tujuan pembinaan yang dilakukan di asrama ? 6. Kurikulum apa yang diterapkan dalam pendidikan pada
boarding
school ? 7. Siapa saja yang merumuskan kegiatan/program pembinaan boarding school ? 8. Siapa yang berperan dalam menentukan materi pembinaan (akademik dan non akademik) di asrama seperti waktu, tempat dan materi ajar? 9. Bagaimana pengawasan yang dilakukan dalam penerapan program pembinaan asrama ? seperti apa bentuk pengawasan tersebut ? 10. Apa saja upaya yang dilakukan dalam pengembangan program pembinaan asrama ? 11. Hambatan apa yang dirasakan dalam menerapkan pendidikan nilai pada boarding school ? 12. Dampak atau hasil yang dirasakan dari pembinaan-pembinaan pendidikan nilai terhadap siswa ?
84
C. Untuk Wakil Kepala Madrasah Bidang Kesiswaan 1. Bagaimana pendapat bapak tentang pendidikan nilai di MAN Insan Cendekia? 2. Apa saja kegiatan-kegiatan yang mencakup bagian kesiswaan ? 3. Apakah siswa wajib mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ? 4. Pada setiap kegiatan ekstrakurikuler adakah guru yang terlibat langsung ? 5. Nilai apa saja yang diharapkan dari kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler dan OSIS yang diikuti siswa ? 6. Bagaimana strategi yang diterapkan dalam rangka penanaman pendidikan nilai pada kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler siswa dan OSIS ? 7. Apa saja tantangan yang dirasakan dalam pembinaan pendidikan nilai pada kegiatan ekstrakurikuler ? 8. Bagaimana bentuk pengawasan yang dilakukan Wakamad bidang kesiswaan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler ?
85
D. Untuk Guru/Pembina Asrama 1. Bagaimana gambaran kegiatan/program yang ada pada boarding school ? 2. Siapa saja yang berperan dalam penyusunan (jadwal kegiatan, materi, metode) program pembinaan pada boarding school ? 3. Apa saja tujuan yang ingin dicapai dari setiap program pembinaan di asrama ? 4. Adakah buku pedoman/ materi ajar pada program pembinaan akademik siswa di asrama ? 5. Bagimana pendekatan yang dilakukan guru/pembina asrama dalam menerapkan pendidikan nilai ? 6. Apa strategi yang dilakukan guru dalam mengintegrasikan program pendidikan nilai pada kehidupan sehari hari di boarding school ? 7. Apa strategi yang dilakukan guru dalam mengintegrasikan program pendidikan nilai pada kegiatan pembelajaran di boarding school ? 8. Bagiamana metode yang digunakan dalam pembinaan (spiritual, akademik dan non akademik ) di asrama ? 9. Apa dampak/hasil yang terlihat dari program pembinaan di asrama ? 10. Apa saja hambatan yang dirasakan dalam menerapkan pendidikan nilai bagi siswa siswi ? 11. Berapa jumlah siswa yang diterima setiap tahun dan jumlah keseluruhan siswa pada boarding school ini ?
86
E. Untuk Siswa 1. Bagaimana perasaan kamu menjadi siswa boarding school ? 2. Dari mana asal kota dan asal sekolah sebelumnya ? 3. Bagaimana pandangan kamu tentang pendidikan nilai (programprogram pendidikan spiritual dan akademik ) yang ada di boarding school ? 4. Sejauh ini, bagaimana pendapat kamu tentang pendekatan-pendekatan (cara) yang dilakukan pembina asrama ? 5. Apa kendala yang dirasakan dalam mengikuti kegiatan pembinaan (spiritual, akademik dan non akademik di sini ? adakah rasa keberatan/tertekan ? 6. Apa manfaat yang didapatkan dari kegiatan-kegiatan pembinaan (akademik, non akademik) di asrama ?
87
F. Untuk Orang tua 1. Apa harapan bapak/ibu kepada puta/putrinya yang mengikuti pendidikan di MAN Insan Cendekia ? 2. Sejauh ini, apa dampak yang terlihat setelah mengikuti berbagai program pembinaan pendidikan di boarding school ? 3. Pernahkah pihak sekolah mengundang atau mengikutsertakan dalam evaluasi pembinaan asrama ? 4. Apakah bapak/ibu pernah mengajukan keluhan atau saran-saran kepada pihak sekolah ? bagimana tanggapan pihak sekolah ? 5. Adakah saran bapak/ibu bagi perkembangan sekolah ?
88
Lampiran 4
Hasil Wawancara dengan Kepala Madrasah MAN Insan Cendekia Serpong
Nama
: Dra. Persahini Sidik, M. Si
Tanggal
: 26 Mei 2016
Lokasi
: Ruang Kepala Sekolah
1. Apa saja persyaratan dalam pemilihan guru asrama ? Jawaban :Untuk menjadi guru-guru asrama di MAN Insan Cendekia Serpong, dari awal memang ingin menjadi guru asrama atau ditempatkan menjadi pembimbing asrama. Dalam penyeleksian asrama, sama seperti
untuk menjadi guru
guru-guru bidang studi lainnya. Seleksi atau
pemilihannya antara lain dengan seleksi berkas, seleksi tulis, wawancara dan praktek. Selain itu, Untuk menjadi guru/pembina asrama tentu harus memiliki pengetahuan agama yang lebih dikuasai, karena secara umum guru asrama ini akan membimbing pelajaran keagamaan di asrama dan juga mengajar pelajaran agama yang dibutuhkan oleh sekolah 2. Bagaimana kebijakan kepala madrasah dalam menentukan program-program pendidikan di asrama ? Jawaban : Dari awal pendirian sekolah, MAN Insan Cendekia memiliki tujuan yaitu menyeimbangkan antara Iptek dan Imtak bagi siswa siswinya. Maka untuk mendukung program-program tersebut, selalu ada rapat evaluasi dan rapat koordinasi. Kepala madrasah memberikan wewenang kepada unsur keasramaan yakni wakamad bidang keasramaan dan juga guru-guru asrama dalam menentukan program keasramaan, namun tetap dalam pengawasan kepala madrasah. Dengan kegiatan evaluasi dan laporan program kepada kepala madrasah, kemudian program-program tersebut didiskusikan bersama
89
3.
4.
5.
6.
apakah terus dilanjutkan atau tidak dan pengembangan-pengembangan seperti apa yang seharusnya dilakukan demi kemajuan MAN Insan Cendekia. Apakah kepala madrasah ikut menentukan program pendidikan asrama ? Jawaban : Mengenai program pendidikan keasramaan, kepala madrasah banyak melakukan monitor dan evaluasi berkala apakah program-program berjalan baik atau sebaliknya. Kepala madrasah melakukan kontrol di setiap kegitan yang ada. Adakah program khusus yang dilakukan guna pengembangan bagi pembina/guru asrama ? Jawaban : Apabila spesifik bagi pengembangan guru/pembina asrama, sangat jarang sekali. Tetapi untuk guru-guru lain atau guru-guru sekolah secara menyeluruh seringkali sekolah mengikuti atau mengadakan sendiri program pengembangan tersebut. Seperti workshop, pelatihan, mendatangkan ahli dari pusdiklat, atau diskusi dengan ahli/guru yang memiliki pengalaman lebih. Namun apabila secara spesifik keasramaan, biasanya setiap tahun melakukan studi banding ke lembaga pendidikan yang berbasis boarding. Bagaimana strategi yang dilakukan kepala sekolah terhadap pembinaan spiritual/ akademik yang diterapkan ? Jawaban : Secara berkala, kepala madrasah mengadakan rapat rutin oleh seluruh unsur kepemimpnan di MAN Insan Cendekia. Untuk penentuan strategi atau program-program pembinaan keasramaan diamanahkan kepada wakil bidang keasramaan. Dan juga melakukan evaluasi berkala, agar seluruh koordinasi dan program pembinaan keasramaan dapat berjalan lancar. Apa saja nilai-nilai pendidikan (agama dan akademik) dan pembinaan yangdiupayakan pada boarding school ? Jawaban : MAN Insan Cendekia merupakan MAN yang berbasis boarding school. MAN Insan Cendekia ini secara garis besar, mengedepankan nilai keimanan dan ketakwaan kepada siswanya. Dengan tetap mengandalkan nilainilai untuk selalu berprestasi dalam bidang ilmu pengetahuan. Program pembinaan asrama meliputi kegiatan-kegiatan pembinaan selama siswa berada di asrama. Program pembinaan asrama ini dihargai dengan 12 jam pelajaran. Pembinaan pendidikan di asrama ini untuk melahirkan siswa siswi yang berakhlak sesuai dengan visi misi MAN Insan Cendekia. Dengan pembinaanpembinaan yang ada di asrama tentu memiliki tujuan dan nilai masing-masing dari program-program di asrama.
7. Apa saja tujuan yang ingin dicapai dari pembinaan akademik dan non akademik pada boarding ? Jawaban : Siswa siswi MAN Insan Cendekia paling utama dididik untuk menjadi siswa yang
scientific (memiliki banyak ilmu pengetahuan dan
90
teknologi ) ahli terhadap ilmu-ilmu terbaru, namun dengan dukungan atau mengedepankan IMTAQ yang baik dan unggulan. Maka dengan penanaman dan pendidikan dari boarding school ini diharapkan sikap nilai-nilai itu tumbuh dan tertanam pada siswa. 8. Bagaimana latar belakang/asal orang tua siswa siswi MAN Insan Cendekia ? Jawaban : asal daerah seluruh siswa siswi lebih condong dari pulau Jawa, namun ada beberapa dari pulau Sumatera. 9. Bagaimana pengawasan yang dilakukan kepala madrasah dalam program pembinaan pendidikan nilai tersebut ? Jawaban : Untuk pengawasan terhadap program program di MAN Insan Cendekia, kepala madrasah selalu melakukan koordinasi, komunikasi secara rutin. Terkadang pula, kepala madrasah juga mengontrol langsung, turun langsung. Contohnya, Seperti pembinaan program kebersihan, kepala madrasah melihat langsung
Mengetahui
Interviewee
Interviewer
Kepala Madrasah
Penulis
Dra. Persahini Sidik, M. Si
Siti Aisyah
91
Lampiran 5 Hasil Wawancara dengan Wakil Kepala Madrasah Bidang Keasramaan Nama
: Chairul Huda, S. Ag
Lokasi
: Ruang Wakil Bidang Keasramaan
1. Berapa jumlah guru yang terlibat dalam pembinaan pada boarding school di MAN Insan Cendekia Serpong? Jawaban : Secara umum, semua guru terlibat dalam pendidikan siswa. Untuk pembinaan program keasramaan tersebut ada 8 orang 2. Apa saja kualifikasi sebagai guru/pembina asrama ? Jawaban : Untuk guru/pembina asrama ini tergantung kebutuhan yang memang diperlukan di sekolah. Namun spesifikasinya memiliki pengetahuan keagamaan
yang
cukup
kuat,
memiliki
pengalaman
mengelola
sekolah/pesantren. Penyeleksiannya pula melalui seleksi berkas, seleksi wawancara dan seleksi tulis. 3. Bagaimana konsep pendidikan nilai yang diterapkan pada boarding school ? Jawaban : Di MAN Insan Cendekia, pendidikan nilai merupakan hal yang krusial. Pendidikan nilai yang dilakukan pendidik atau pembina asrama sendiri dapat dilakukan secara terintegrasi dengan kehidupan sehari-hari siswa selama di sekolah atau pun di asrama. Siswa siswi di didik untuk dapat mengamalkan nilai-nilai positif di kehidupan sehari-hari. 4. Bagaimana bentukprogram pembinaan siswa di asrama? Jawaban
:
pembinaan
asrama
di
sini
mencakup
pada
aspek
religiusitas/keagamaan siswa, kehidupan keasramaan dan kebahasaan siswa. Pada pembinaan keagamaan di malam hari terdapat kegiatan belajar mengajar (KBM) keagamaan yang dilaksanakan di malam hari setelah pelaksanaan solat maghrib berjamaah, berisi pelajaran-pelajaran agama yang terintegrasi dengan pelajaran di siang hari di sekolah. Pada kelas KBM keagamaan malam hari, di bimbing oleh guru asrama sesuai dengan pelajaran masing-masing yang telah dijadwalkan.
92
5. Apa tujuan pembinaan yang dilakukan di asrama ? Jawaban : Pembinaan pendidikan di asrama bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai baik/positif kepada siswa. Pembinaan yang dilakukan di asrama mendidik siswa untuk disiplin dan mandiri. 6. Bagaimana kurikulum yang diterapkan dalam pendidikan pada
boarding
school ? Jawaban : Proses pendidikan di Boarding school ini, dimulai setelah siswa selesai mengikuti pelajaran di sekolah. Kegiatan pembelajaran keagamaan di asrama juga merupakan pelengkap/tambahan pelajaran keagamaan siang hari di sekolah. Dengan waktu di sekolah yang terbatas, maka pelajaran-pelajaran agama ini ditambahkan waktunya di malam hari. 7. Siapa yang berperan dalam menentukan materi pembinaan (akademik ) di asrama seperti waktu, tempat dan materi ajar? Jawaban : Program pembelajaran agama malam merupakan waktu tambahan pelajaran agama di siang hari di sekolah. Maka materi ajar sendiri, guru menyesuaikan dengan materi di sekolah. Untuk rencana pembelajarannya sendiri, guru asrama menentukannya secra sederhana. 8. Bagaimana strategi yang dilakukan dalam menerapkan pendidikan nilai pada boarding school ? Guru-guru memberikan contoh atau teladan yang baik kepada siswa dan melakukan pendekatan kepada siswa. Selain itu pula terdapat satu waktu dimana guru/wali asrama ini melakukan pertemuan untuk membiccarakan permasalahan yang dihadapi. Dengan hal ini diharapkan dapat membangun kedekatan
pada
siswa,
sehingga
lebih
mudah
dalam
mengetahui
perkembangan siswa. 9. Bagaimana
pengawasan yang dilakukan dalam penerapan program
pembinaan asrama ? seperti apa bentuk pengawasan tersebut ? Jawaban : Pengawasan yang dilakukan dalam bentuk koordinasi langsung oleh wali asrama. Wakamad melakukan evaluasi rutin dengan para
93
guru asrama dan mendiskusikan apabila terdapat permasalahn-permasalahan yng signifikan di asrama 10. Hambatan apa yang dirasakan dalam menerapkan pendidikan nilai pada boarding school ? Jawaban : Segala sesuatu yang dilakukan memiliki hambatan. Begitu pula dalam menerapkan atau menanamkan pendidikan nilai di boarding school. Hambatan yang dirasakan yakni dalam menangani atau mendidik siswa yang sekian banyak dengan jumlah guru yang masih terbatas. Dan juga pembimbingan terhadap siswa siswa bermasalah 11. Dampak
yang dirasakan dari pembinaan-pembinaan pendidikan nilai
terhadap siswa ? Jawaban : Dampak yang terlihat apabila secara sederhana dari upaya-upaya pembinaan yang dilakukan di MAN Insan Cendekia, biasanya setelah siswa menginjak kelas XI atau XII. Kedidiplinan dan kemandirian yang cukup kuat pada siswa.
Mengetahui
Interviewee
Interviewer
Wakamad Bid. Keasramaan
Penulis
Chairul Huda, S. Ag
Siti Aisyah
94
Lampiran 6
Hasil Wawancara Dengan Wakil Kepala Madrasah Bidang Kesiswaan
Nama
:
Bapak Away Baedowi, MA
Lokasi
:
Ruang Wakamad Bidang kesiswaan
1. Bagaimana pendapat bapak tentang pendidikan nilai di MAN Insan Cendekia? Jawaban : Pendidikan nilai itu sangat penting, karena dari pelaksanaan nilainilai itu sendiri akan berdampak pada diri siswa-siswa. Pendidikan nilai sendiri secara tersirat ditanamkan pada siswa siswi yang perubahannya dapat dilihat dari sikap siswa. 2. Apa saja kegiatan-kegiatan yang mencakup bagian kesiswaan ? Jawaban : Untuk kegiatan kesiswaan ini mencakup pada kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan osis dan kegiatan bimbingan pada siswa siswi. 3. Apakah siswa wajib mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ? Jawaban : Menurut wakamad bidang kesiswaan, setiap siswa diwajibkan mengikuti satu ekstrakurikuler dan maksimal mengikuti 2 ekstrakurikuler. Siswa
diwajibkan
mengikuti
ekstrakurikuler
karena
untuk
melatih
keterampilan atau bakat siswa. 4. Pada setiap kegiatan ekstrakurikuler adakah guru yang terlibat langsung ? Jawaban : Pada setiap kegiatan ekstrakurikuler di MAN Insan Cendekia di tangani oleh pelatih dari kegiatan tersebut. Sedangkan guru-guru di sini berperan sebagai koordinator atau pendamping dari kegiatan-kegiatan tersebut. 5. Nilai apa saja yang diharapkan dari kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler dan OSIS yang diikuti siswa ? Jawaban
:
dari kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler ini, siswa diharapkan
mampu mengembangkan dirinya. Siswa diarahkan pada keterampilan yang
95
mereka minati. Sekain itu dari kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang ada dapat melatih percaya diri, keberanian untuk tampil, disiplin waktu dan komitemen. 6. Bagaimana strategi yang diterapkan dalam rangka penanaman pendidikan nilai pada kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler siswa dan OSIS ? Jawaban : siswa mulai ditanamkan nilai pada saat masa taaruf siswa/MOS untuk melihat penampilan berbagai ektrakurikuler yang ada. Selain itu, wakamad menyampaikan pula kepada pelatih atau pembina ekskul agar apabila terdapat event/acara disesuaikan dengan visi misi, tidak adanya unsurunsur di luar norma-norma yang berlaku di MAN Insan Cendekia. Dapat melatih sesuai dengan norma agama dan norma susila, melatih kedisiplinan yang tinggi. Dari kegiatan OSIS yang dilimpahkan pada siswa, dilatih sikap kepemimpinan dan tanggung jawab sebagai pengurus tanpa meninggalkan kewajibannya untuk belajar dan meraih prestasi di sekolah. 7. Apa saja tantangan yang dirasakan dalam pembinaan pendidikan nilai pada kegiatan ekstrakurikuler ? Jawaban : Tantang yang dihadapi dalam pembinaan kegiatan ekstrakurikuler ini yaitu bisanya permasalahan waktu. Karena kurangnya kesempatan waktu atau waktu yang terbatas, ada ekskul yang kemudian di off/diberhentikan, karen kesibukan dan jadwal yang sudah padat di MAN Insan Cendekia.
96
8. Bagaimana bentuk pengawasan yang dilakukan Wakamad bidang kesiswaan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler ? Jawaban
: Untuk pengawasan kegiatan ekstrakurikuler siswa, bidang
kesiswaan melimpahkan pada pendamping yang sudah ditunjuk untuk mengawasi.
Mengetahui
Interviewee
Interviewer
Wakamad Bid. Kesiswaan
Penulis
Away Baedhowy, MA
Siti Aisyah
Lampiran 7
97
Hasil Wawancara dengan Guru Asrama Nama
:
Bapak Fahrurozi, MA ( Wali Asrama kelas XII Putra)
Lokasi
:
Gedung administrasi MAN Insan Cendekia Serpong
1. Bagaimana gambaran kegiatan/program yang ada pada boarding school ? Jawaban : Gambaran secara umum kegiatan siswa siswi MAN Insan Cendekia : Pagi : solat subuh berjamaah, membaca al quran, kajian/menghafal al quran, sarapan,siap siap sekolah, sholat dhuha, apel sebelum sekolah Siang : kegiatan belajar di sekolah sampai pukul 15.30 Malam : setelah maghrib siswa belajar keagamaan sampai pukul 19.50 sesuai dengan jadwal masing-masing, solat isya dan dilnjutkan belajar mandiri atau mengerjakan tugas-tugas sekolah.
2.
Bagaimana konsep pendidikan nilai pada boarding school ? Pendidikan nilai di MAN Insan Cendekia sangat fundamental. Dengan pendidikan nilai yang ada di asrama memberikan pengaruh terhadap pendidikan dan sikap di sekolah yang berpengaruh juga pada prestasi-prestasi siswa
3.
Apa saja tujuan yang ingin dicapai dari setiap program pembinaan di asrama ? Dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan tentu diharapkan agar siswa siswa bukan saja mempuyai wawasan yang luas, tetapi juga sikap-sikap yang baik dalam menjalankan kehidupannya.
4. Adakah buku pedoman/ materi ajar pada program pembinaan akademik siswa di asrama ? Jawaban : biasanya, untuk guru-guru yang mengajar pelajaran keasramaan tergantung guru-guru masing. Masing-masing guru menggunakan buku pelajaran terbaru sebagai acuan yang disesuaikan dengan pelajarannya.
98
5. Bagimana pendekatan yang dilakukan guru/pembina asrama dalam menerapkan pendidikan nilai ? Jawaban : Dalam menerapkan pendidikan nilai di lingkungan boarding, guruguru asrama melakukan pendekatan lebih kepada pendekatan sosial. Guru selalu mengajak siswa menceritakan masalah-masalahnya atau menganggapnya guru sebagai orang tua ataupun teman sendiri. Bahkan setiap minggunya dikhususkan/diberikan waktu apabila siswa ingin melakukan konseling atau sekadar curhat kepada guru atas permasalahan yang dialaminya. 6. Apa strategi yang dilakukan guru dalam mengintegrasikan program pendidikan nilai pada kehidupan sehari hari di boarding school ? Jawaban : Peran guru memang sangat penting dalam menanamkan pendidikan nilai di boarding schoo bahkan salah satu kunci penanaman nilai pendidikan. Strategi guru-guru di asrama, bukan hanya melalui pendekatan sosial kepada siswa, tetapi guru bertindak sebagai seorang figur/contoh/ teladan di dalam menjalankan kehidupan sehari-harinya di asrama. Dengan menjadi teladan yang baik diharapkan dapat memberikan contoh pada siswa-siswi. 7. Apa strategi yang dilakukan guru dalam mengintegrasikan program pendidikan nilai pada kegiatan pembelajaran di boarding school ? Jawaban : untuk mengintegrasikan progrm pendidikan pada kegiatan pembelajaran ini sebagai contohnya, guru menerapkan kedisiplinan yang tinggi di jam-jam belajar. Guru mencontohkan juga sebagai sosok yang disiplin. 8. Bagiamana metode yang digunakan dalam pembinaan (spiritual, akademik dan non akademik ) di asrama ? Jawaban : Metode yang dilakukan dalam pembinaan atau pendidikan siswa siswi di asrama secara menyeluruh. Dalam pembinaan spiritual, kepribadian dan keasramaa siswa di tanamakan kedisiplinan dan kemandirian.
99
9. Apa dampak/hasil yang terlihat dari program pembinaan di asrama ? Jawaban : Dampak atau manfaat dari penanaman pendidikan memang tidak selalu dirasakan secara instant. Butuh waktu untuk merasakannya atau melihat sikap-sikap apa yang sudah tertanaman pada diri siswa. Namun perubahanperubahan sederhana yang tampak pada siswa seperti dalam hal tata krama, sikap sapa siswa terhadap tamu atau guru di sekolah dan juga kedisiplinan siswa. 10. Apa saja hambatan yang dirasakan dalam menerapkan pendidikan nilai bagi siswa siswi ? Jawaban : Alhamdulillah, selama di MAN Insan Cendekia tidak ada hambatan yang begitu serius. Namun kendala atau hambatan past dirasakan. Tetapi, kami sebagai pendidik dan pembina asrama di MAN Insan Cendekia, lebih memberikan perhatian kepada siswa kelas XI, karena di tingkat ini siswa siswi lebih sibuk dengan berbagai kegiatan organisasi dan tidak melakuan tanggung jawab terhadap akademisnya. Di tingkat XI kondisi psikologis siswa siswa lebih sensitif dan rentan. 11. Berapa jumlah siswa yang diterima setiap tahun pada boarding school ini ? Jawaban : Untuk setiap tahunnya, jumlah siswa yang diterima kurang lebih 120 siswa. Dengan 1 wali asrama putra dan 1 wali asrama putri tiap angkatan.
Mengetahui
Interviewee
Interviewer
Wali Asrama Putra
Penulis
Fahrurozi, MA
Siti Aisyah
100
Lampiran 8 Hasil Wawancara Dengan Guru Asrama Nama
: Ibu Evi Siti Fauziah, S. Ag (wali asrama kelas XI putri )
Lokasi
: Ruang Guru Asrama
1. Bagaimana gambaran kegiatan/program yang ada pada boarding school ? Jawaban :Gambaran secara umum kegiatan siswa siswi MAN Insan Cendekia yaitu Pagi : solat subuh berjamaah, membaca al quran, kajian/menghafal al quran, sarapan,siap siap sekolah, sholat dhuha, apel sebelum sekolah Siang : kegiatan belajar di sekolah sampai pukul 15.30
Malam : setelah maghrib siswa belajar keagamaan sampai pukul 19.50 sesuai dengan jadwal masing-masing, solat isya dan belajar mandiri. Ada pula sisswa yang mengerjakan tugas di Ruang CSA. 2. Siapa saja yang berperan dalam penyusunan (jadwal kegiatan, materi, metode) program pembinaan pada boarding school ? Jawaban : dalam penentuan jadwal atau materi biasanya diadaka rapat rutin bersama Wakamad dan guru-guru asrama. 3. Bagaimana pendekatan yang dilakukan guru/pembina asrama dalam menerapkan pendidikan nilai ? Jawaban : Pendekatan oleh guru-guru asrama lebih kepada pendekatan seca personal. Guru menanamkan pada siswa, agar siswa-siswi menganggap guru seperti orang tua sendiri. Sering mengajak cerita atau menceritakan permasalahan atau kendala yang dihadapi. Selain itu seringkali menanyakan perkembangan belajar maupun organisasi.
101
4. Apa strategi yang dilakukan guru dalam mengintegrasikan program pendidikan nilai pada kehidupan sehari hari di boarding school ? Jawaban : Terdapat beberapa strategi yang dilakukan dalam menanamkan pendidikan nilai siswa. Strategi tersebut antara lain : keteladanan guru, guru menjadi figur atau menjadi contoh kepada siswa-siswa. Melalui pembinaan disiplin kepada siswa, siswa ditanamkan sikap disiplin dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Pendekatan siswa secara personal, mengajak siswa curhat atau menceritakan masalahnya. 5. Apa strategi yang dilakukan guru dalam mengintegrasikan program pendidikan nilai pada kegiatan pembelajaran di boarding school ? Jawaban : Strategi yang dilakukan dalam mngintegrasikan program nilai pada kegiatan pembelajaran di asrama, biasanya guru memberikan perhatian lebih pada anak pada saat belajar selain itu menanamkan sikap disiplin di waktu belajar anak baik di kelas maupun di asrama. 6. Apa tujuan pendidikan nilai dari pembinaan pendidikan boarding school di MAN Insan Cendekia ? Tujuannya agar dapat menciptakan kehidupan yang tertib, rapi, nyaman, mandiri, dapat bertanggung jawab pada diri sendiri atau tugas. Dengan pendidikan nilai yang ditanamkan, diharapkan menjadi pembiasaan perilaku atau sikap yang baik pada siswa. 7. Apa dampak/hasil yang terlihat dari program pembinaan di asrama ? Jawaban : Dampak yang terlihat tidak langsung terlihat progrssnya, perubahan yang terlihat sederhana seperti hal kesantunan sikap memberi salam atau sikap sopan siswa.
102
8. Apa saja hambatan yang dirasakan dalam menerapkan pendidikan nilai bagi siswa siswi ? Jawaban : Selama membimbing dan tinggal di MAN Insan Cendekia, alhamdulillah belum ada hambatan yang begitu serius. Hanya saja terkadang dalam membimbing pada siswa yang bermasalah dibutuhkan perhatian yang lebih.
Mengetahui
Interviewee
Interviewer
Wali Asrama Putri
Penulis
Evi Siti Fauziah, S. Ag
Siti Aisyah
103
Lampiran 9 Hasil Wawancara dengan Siswa Nama
: Salma
Kelas
: X
Lokasi
: Depan mesjid
1. Bagaimana perasaan kamu menjadi siswa boarding school ? Jawaban : perasaan saya menjadi salah satu siswa MAN Insan Cendekiaini bersyukur dan senang. Atas dorongan orang tua dan guru-guru SMP terdahulu untuk bisa masuk/ luluseleksi di MAN Insan Cendekia 2. Dari mana asal kota dan asal sekolah sebelumnya ? Jawabannya ; Dari Jakarta dan berasal dari SMP Islam
3. Bagaimana pandangan kamu tentang pendidikan nilai (program-program pendidikan spiritual dan akademik ) yang ada di boarding school ? Jawaban : di asrama, dididik untuk disiplin baik pada kegiatan ibadah, kegiatn sehari-hari maupun belajar di asrama 4. Sejauh ini, bagaimana pendapat kamu tentang pendekatan-pendekatan (cara) yang dilakukan pembina asrama ? Jawaban : menurut pendapat saya, guru-guru atau pembina asrama di sini sangat perduli dan memperhatikan kami. Guru-guru seringkali menanyakan kabar dan menanyakan perkembangan atau permasalahan yang kami hadapi. Siswa-siswi sering pula disuruh curhat. 5. Apa kendala yang dirasakan dalam mengikuti kegiatan pembinaan (spiritual, akademik dan non akademik di sini ? adakah rasa keberatan/tertekan ? Jawaban : dalam melaksanakan berbagai kegiatan di MAN Insan Cendekia, saya tidak ada rasa tekanan, mungkin hanya di awal-awal masuk sekolah ini karena penyesuaian dengan berbagai kegiatan yang ada dan susasana asrama. 6. Apa manfaat yang didapatkan dari kegiatan-kegiatan pembinaan (akademik, non akademik) di asrama ?
104
Jawaban : Saya merasakan lebih disiplin yang ada di diri saya pribadi dalam menjalankan berbagai kegiatan. Selain itu pelajaran keagamaan malam yang mendukung pelajaran siang hari, menambahkan atau memperluas pengetahuan agama saya..
Mengetahui
Interviewee
Interviewer
Siswa
Penulis
Salma
Siti Aisyah
105
Lampiran 10 Hasil Wawancara Dengan Siswa Nama
: Khairunnisa
Kelas
: XI IPA
Lokasi
: Di depan koperasi
1. Bagaimana perasaan kamu menjadi siswa boarding school ? Jawaban : alhamdulillah, rasa syukur dan bahagia bisa lulus seleksi di MAN Insan Cendekia. Tidak menyangka bisa masuk di sekolah ini 2. Dari mana asal kota dan asal sekolah sebelumnya ? Jawaban : asal kota Tangerang dan sekolah Madrasah tsanawiyah
3. Bagaimana pandangan kamu tentang pendidikan nilai (program-program pendidikan spiritual dan akademik ) yang ada di boarding school ? Jawaban : program-program di sini sangat memberikan banyak manfaat. Saya merasakan manfaat dari penanaman pendidikan nilai yang ada di asrama dan sekolah 4. Sejauh ini, bagaimana pendapat kamu tentang pendekatan-pendekatan (cara) yang dilakukan pembina asrama ? Jawaban : Pendekatan yang dilakukan dengan pendekatan sosial kepada siswa. Guru/pembina asrama sering mengajak ngobrol mengajak diskusi. Guru-guru juga senantiasa memberikan contoh dan menjadi figur bagi diri saya. 5. Apa kendala yang dirasakan dalam mengikuti kegiatan pembinaan (spiritual, akademik dan non akademik di sini ? adakah rasa keberatan/tertekan ? Jawaban : alhamdulillah saya tidak merasakan tekanan dalam mengikuti kegiatan tau program yang ada di MAN Insan Cendekia. 6. Apa manfaat yang didapatkan dari kegiatan-kegiatan pembinaan (akademik, non akademik) di asrama ?
106
Jawaban : Manfaat yang saya rasakan dari kegiatan-kegiatan pendidikan di asrama, saya menjadi siswa yang lebih disiplin dan dapat memanfaatkan waktu dengan berbagai kegiatan hal positif bersama teman-teman di sini.
Mengetahui
Interviewee
Interviewer
Siswa
Penulis
Khairunnisa
Siti Aisyah
107
Lampiran 11 Hasil Wawancara dengan Orang Tua Siswa Nama
:
Ibu Mira
Orang tua
:
M. Raihan Ramadhan / kelas : XII MIPA
1. Apa harapan bapak/ibu kepada puta/putrinya yang mengikuti pendidikan di MAN Insan Cendekia ? Jawaban : Harapan yang baik sebagai orang tua kepada anaknya, dapat menjadi anak soleh, berakhlak mulia dan anak yang cerdas. 2. Sejauh ini, adakah perubahan yang terlihat pada putra/putrinya ? Dampak yang terlihat setelah mengikuti berbagai program pembinaan pendidikan di boarding school ? Jawaban : Alhamdulillah, bersyukur anak saya lebih religi/taat beragama, semakin berbakti kepada orang tua, dan berusaha mendapatkan hasil yang terbaik dalam melaksanakan pendidikanya. Seperti contohnya, anak saya berjuang terus untuk mengikuti olimpiade, padahal selagi masih dudui di SMP, dia kurang tertarik dalam mengikuti kompetisi dan perubahannya sekarang dia lebih memiliki jiwa bertanding dan kompetisi. Selain itu juga semangatnya untuk melanjutkan kuliahnya di universitas unggulan baik di dalam atau diluar negeri. Semangat dan motivasinya untuk meraih itu sangat tinggi. 3. Pernahkah pihak sekolah mengundang atau mengikutsertakan dalam evaluasi pembinaan asrama ? Jawaban : Sebenernya, pihak sekolah sering mengundang atau mengajak rang tua pada kegiatan-kegiatan yang mengikutsertakan orang tua siswa. Saya juga pernah hadir pada kegiatan pramuka di bogor pada saat anak saya kelas 10 dan juga kegiatan stukol di bandung pada saat kelas 11.\
4.
Apakah bapak/ibu pernah mengajukan keluhan atau saran-saran kepada pihak sekolah ? bagimana tanggapan pihak sekolah ?
108
Jawaban : Selama ini, saya sebagai orang tua siswa tidak ada keluhan pada sekolah, karena menurut saya sekolah dan khususnya guru-guru sudah sangat berdedikasi tinggi untuk perkembangan dan kemajuan pendidikan anak-annak. Saya melihat banyak perkembangan itu pada diri anak saya, banyak perubahan dan kemajuan positif. 5. Adakah saran bapak/ibu bagi perkembangan sekolah ? Jawaban : Menurut saya. Karena MAN Insan Cendekia Serpong dibawah naungan Kemennterian Agama, harapan saya agar fasilitas asrama yang ada di MAN Insan Cendekia lebih ditingkatkan. Sebagai contoh seperti penambahan fasilitas olahraga untuk mendukung kualitas anak anak. Karena seperti yang telah diketahu bahwa anak-anak yang melaksanakan pendidikan di MAN Insan Cendekai adalah siswa yang berprestasi, mempunyai potensi dan akhak yang baik, maka perlu adanya dukungan terus menerus dari pemerintah atau kementerian agama.
Mengetahui
Interviewee
Interviewer
Wali Murid
Penulis
Ibu Mira
Siti Aisyah
109
Lampiran 12 Hasil Wawancara dengan Orang Tua Siswa Nama
:
Bapak Anto
Orang tua
:
Aldilla Yasmin / kelas : XII
1. Apa harapan bapak/ibu kepada puta/putrinya yang mengikuti pendidikan di MAN Insan Cendekia ? Jawaban : harapan saya sebagai orang tua, agar anak saya dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang mumpuni yang juga didukung serta dibentengu dengan iman dan takwa. 2. Sejauh ini, apa dampak yang terlihat setelah mengikuti berbagai program pembinaan pendidikan di boarding school ? Jawaban : banyak hal positif yang terlihat dari anak saya apabila di rumah. Terutama dalam religiusitas atau ibadah. Sebagai contoh, anak saya selalu rajin membaca al Quran setelah selesai solat selain itu minat belajar dan membaca yang cukup tinggi. 3. Pernahkah pihak sekolah mengundang atau mengikutsertakan pada kegiatan sekolah ? dan kegiatan apa ? Jawaban : karena saya sebagai pengurus komite sekolah, jadi pada rapat rutin saya diundang ke sekolah. Selain itu orang tua juga pernah terlibat di acara I-Care di mana pada acar tersebut orang tua mendampingi siswa anak anak berkunjung ke panti asuhan di Bogor. Pada kegiatan lain seperti mendampingi keikutsertaan anak-anak yang mengikuti perlombaan. 4. Pernahkah orang tua diundang pada kegiatan evaluasi keasramaan? Jawaban : untuk secara khusus kegiatan atau rapat evaluasi keasramaan tidak, tetapi orang tua biasa diikutsertakan atau diundang pada kegitan pertemuan rutin komite dan pihak sekolah secara bulanan. Pada pertemuan ini membahas masalahmasalah penting kesiswaan.
110
5. Apakah bapak/ibu pernah mengajukan keluhan atau saran-saran kepada pihak sekolah ? bagimana tanggapan pihak sekolah ? Jawaban : pernah, hal ini terkait mengenai perizinan untuk keluar. Pda awalnya perizinan untuk keluar sulit tetapi setelah menyampaikan keluhan dan saran, maka ada respon yang positif dari pihak sekolah.. 6. Adakah saran bapak/ibu bagi perkembangan sekolah ? Jawaban : saran saya sebagai orang tua, lebih kepada perkembangan dari segi fisik asrama MAN Insan Cendekia. Selain itu juga sebaiknya ada komunikasi yang berkesinambungan antara orang tua dengan wali asuh atau wali asrama.
Mengetahui
Interviewee
Interviewer
Wali Murid
Penulis
Bapak Yanto
Siti Aisyah
111
Lampiran 13
Data Guru MAN Insan Cendekia Serpong
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Nama Dra. Persahini Sidik, M.Si. Ahmad Jalaluddin, S.Ag. Dra. Nurhayati, M.Pd. Abdul Jalil, M.A. Away Baidhowy, M.A. Rapiq, S.S., M.Pd. Chairul Huda, S.Ag. Dra. Rini Kristiani Ir. H. Elly Haswani, M.Pd. Tubagus Sedyayunta, M.MSI. Dra. Sartini Subaryatun M.Pd. Kusen, M.Pd. Drs. Kris Djuli Wahono Drs. Nuryanto Dra. Yelnita Nova Muhamad Ihsanudin, M.Hum. Ipik Ernaka, M.Hum. Dra. Renelita Artati, M.Si. Drs. H. Japar, M.P.Kim. Gustinefa, M.Pd. Dra. Fatri Amida, M. M. Susi Pawartiningtyas, S.Pd. M. Bahrul Ulum, Lc. Dra. Hj. Sri Hartini Hilman Setiawan, S.Si. Etty Poejiastuti, S.Si. Hj. Rita Suzana, M.P. Mat.
Kategori
Pendidikan
Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru
S2 S1 S2 S2 S2 S2 S1 S1 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S1 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S2
112
28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Darno Raharjo, M.Pd., M.Si. Tina Yulistania, S.Pd. Eneng Uswatun Hasanah, M.Pd. Siti Sofiatun, S.Si. Diah Ayuningtias, M.Si. Ahmad Imam Satriya, M.Hum. Fiestyo Agung Prabowo, M.P.Fis. Deni Samsudin Permana, S.Pd. Metig Dwi Wahyuni, S.Si. Erwin Supriatna, S.Pd. Arthi Riyani Kurniawati, S.Si. M. Syahril, S.Pd. Yus Kusnandar, S.Pd. Tri Haryanto, S.Pd. Muhammad Zaenuri, Lc. Muslih Husein, S.Pd. Ajeng Ghina, S.Pd.
Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru
S2 S1 S2 S1 S2 S2 S2
S1 Guru S1 Guru S1 Guru S1 Guru S1 Guru S1 Guru S1 Guru S1 Guru S1 Guru S1 Guru Guru S1 Evi Siti Fauziah, S.Ag. Asrama Guru S2 Dr. Pahrurroji M.Bukhori, M.A. Asrama Guru S1 Kusdiniyah, S.Ag. Asrama Guru S2 Eva Novita, S.S., M.A. Asrama Guru S1 Reisa Suci Arimbi, S.Psi. Asrama Guru S2 Yoga Maolana, Lc., M.A. Asrama Sumber : Data Kepegawaian MAN Insan Cendekia 2015
113
Lampiran 14 Struktur Kurikulum
A. Program MIPA
No
Mata Pelajaran
Jumlah Pelaks Standar aJam SKS PnaanM 1
Semester 2
3
4
1
1
5
6
KelompokWajib KelompokWajibA 1
PendidikanAgamaIslam: a. Fiqih
16
8
4
6
1
b.Qur’anHadits
16
8
4
6
c. AkidahAkhlak
12
8
4
6
d. SejarahKebudayaanIslam 12
6
2
6
2
BahasaArab
16
8
8
6
3
12
5
5
4
PendidikanPancasiladan Kewarganegaraan BahasaIndonesia
24
12
12
2
5
Matematika
24
10
10
2
6
SejarahIndonesia
12
4
4
7
BahasaInggris
12
8
8
4
1 1 2
1
1 1
2
1 1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
1
4
1
1
1
1
4
4
1
1
1
1
6
6
1
1
1
1
1
1
KelompokWajibB SeniBudaya(termas 12 ukmuatanlocal) 9 PrakaryadanKewirausahaan 12 (termasukmuatanlocal) 10 PendidikanJasmani,Olah 12 raga danKesehatan 198
92
PeminatanMatematikadanIP A 11 Matematika
22
12
12
2
2
2
2
2
2
12 Biologi
22
12
12
2
2
2
2
2
2
13 Fisika
22
12
12
2
2
2
2
2
2
14 Kimia
22
12
12
2
2
2
2
2
2
8
114
15 PilihanLintasMinatatau PendalamanMinat Jumlah
28
10
10
2
2
2
2
2
314 150 113 20 23 23 23 22 21 88
21
48
Mata PelajaranPilihandan Pendalaman
B. Program IIS
No
Mata Pelajaran
KelompokWajib
Jumlah Pelaks Standar aJam SK P M 1 naan S
2
Semeste r 3 4 5
6
1
1
KelompokWajibA 1
PendidikanAgamaIslam: a. Fiqih
16
8
4
6
b.Qur’anHadits
16
8
4
6
c. AkidahAkhlak
12
8
4
6
d. SejarahKebudayaanIslam BahasaArab
12
6
2
6
16
8
8
6
12
5
5
4
PendidikanPancasiladan Kewarganegaraan BahasaIndonesia
24
12
12
2
5
Matematika
24
10
10
2
6
SejarahIndonesia
12
4
4
7
BahasaInggris
12
8
8
2
2
1
4
4
1
1
1
1
4
4
1
1
1
1
6
6
1
1
1
1
2 3
1 1 1 2
1
1
1 1
2
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2 1
2
1
1
KelompokWajibB SeniBudaya(termas 12 ukmuatanlocal) 9 PrakaryadanKewirausahaa 12 n (termasukmuatanlocal) 10 PendidikanJasmani,Olah 12 raga danKesehatan 198 8
PeminatanMatematikadanIP A
92
115
11 Ekonomi
22
12
12
2
2
2
2
2
2
12 Sejarah
22
12
12
2
2
2
2
2
2
13 Sosiologi
22
12
12
2
2
2
2
2
2
14 Geografi
22
12
12
2
2
2
2
2
2
88
48
28
10
10
2
2
2
2
2
MataPelajaranPilihandan Pendalaman 15 PilihanLintasMinatatau PendalamanMinat Jumlah
314 150 113 20 23 23 23 22 21 21 Sumber : Profil MAN Insan Cendekia tahun 2015
116
Lampiran 15 Kelas KBM Keagamaan MAN Insan Cendekia Serpong
117
Lampiran 16 Rencana Pelaksanaan Pembinaan Keasramaan
118
119
Lampiran 17 PenilaianProgram Pendampingan dan Pembinaan Individual Tahun 2015/2016
120
Lampiran 18 Surat Permohonan Pembimbing
121
Lampiran 19 Surat PermohonanIzin Penelitian
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131