Farid K. Muzaki, S.Si., M.Si Jurusan BIOLOGI FMIPA – ITS Surabaya
Carl von Linne Carolus Linnaeus (1707 – 1778)
BINOMINAL NOMENCLATURE Taxonomy of Animalia – SB091321
Binomial Nomenclature?
Tatacara pemberian nama spesies menggunakan sistem binomial
LATAR BELAKANG Abad 18, nama ilmiah masih terlalu panjang dan sukar diingat misal: Lebah madu (Apis pubescens, thorace subgriseo, abdominae fusco, pedibus
posticis glabris untrique margine ciliatis)
Pada akhir abad 18 (1758, dalam Systema Naturae), Carolus Linnaeus memperkenalkan p “sistem binomial”, nama lebah madu mjd singkat: g Apis
mellifera
The History.. y
Konsep p awal binominal nomenclature di publikasikan p oleh Linnaeus pada 1758 (Systema Naturae edisi ke-10) Tahun 1842, British Association for the Advancement of Science mengadopsi sistem code yang disebut Strickland Code untuk mengatasi masalah ketidak ketidak-seragaman seragaman penulisan nama ilmiah (nama genus dan nama spesies lebih dari satu kata) Pada 1901, International Commission on Zoological Nomenclature mengadopsi sistem baru bernama International Code of Zoological Nomenclature (I.C.Z.N) (I C Z N)
I.C.Z.N (1) ( ) Mengatur: g
Menetapkan nama ilmiah sehingga dapat digunakan diseluruh dunia secara konsisten
Menjamin tidak ada 2 nama ilmiah untuk satu spesies
Menjamin nama spesies tidak diubah-ubah secara sembarangan
TUJUAN
Universality Uniqueness Stability
I.C.Z.N ((2)) All codes of biological g nomenclature share the following g six basic principles;
Botanical and zoological codes are independent each other. It is therefore h f permissible, i ibl although l h h not recommended, d d for f a plant l and d animal genus to bear a same name (ex. Cannabis)
A taxon can bear one and only one correct name No two genera within a given code can bear the same name (i.e., generic names are unique); and no two species within one genus can bear b the h same name (i(i.e., bi binomens are unique) i )
I.C.Z.N ((3))
Scientific names are treated as Latin,, regardless g of their linguistic origin, and hence are subject to Latin rules of grammar The correct or valid name of a taxon is based on priority of publication (first usage) For the categories g of superfamily p y in animals and order in plants, and for all categories below these, taxon names must be based on type specimens, type species, or type genera
Aturan Nomenclature ((1)) Aturan Nomenclature:
Nama spesies terdiri dari 2 kata (binomen) atau 3 kata (trinomen) Kata I
nama genus
Kata II
nama spesies (specific name/nama julukan untuk spesies)
Kata III (bila ada)
penunjuk kelompok subspecies ex. Varanus V salvator l t ttogianus i (bi (biawak kd darii TTogian) i )
Nama ditulis latin atau dilatinkan,, ditulis italic ((ditulis miring) g) atau digaris bawah (bila ditulis tangan). Nama genus atau subgenus adalah kata benda bentuk tunggal
Aturan Nomenclature ((2)) Aturan Nomenclature:
Nama spesies merupakan kata sifat yang dapat menunjukkan generic name (istilah umum) dari jenis kelamin (misal: masculine, f i i neuter).) feminine, akhiran -i atau –ii utk masculine Æ Magnolia hodgsonii akhiran –ae utk feminine Æ Latimeria chalumnae Akhiran umum utk masculine, feminine dan neuter misalnya: -us, -a, -um; -is, -is, -e; -or, -or, -us
Nama genus dan subgenus diawali dengan huruf besar; nama spesies ditulis dengan huruf kecil
Aturan Nomenclature ((3)) Aturan Nomenclature:
Nama author yang pertama kali menemukan dan tahun pertama publikasi ditambahkan pada nama spesies ex. Passer domesticus (Linnaeus, 1758); BEDA DENGAN BOTANI
Nama taxa N t di atas t urutan t genus, terdiri t di i d darii satu t kata k t d dan diawali di li dengan huruf besar dan bentuk jamak ex. Hominidae are… ((meskipun p famili Hominidae hanya y memiliki satu genus) g )
Aturan Nomenclature ((4)) Aturan Nomenclature:
Komisi tidak menetapkan standar penamaan untuk taxa di atas famili. Penamaan famili dgn cara menambah akhiran pd nama genus superfamili famili subfamili
-oidea Hominoidea -idea Hominidae -inae Homininae
Aturan Nomenclature ((5))
Penggunaan gg singkatan; g ;
sp.
Single Æ used when actual specific name cannot or need not to be specified; ex: Collocalia sp. Æ one species from genus Collocalia
spp spp.
Plural Pl ral Æ used sed when act actual al specific name cannot or need not to be specified; ex: Collocalia spp. Æ several species from genus Collocalia
ssp.
Singkatan untuk “subspesies”
cf.
Used when identification is not corfirmed; ex. Corvus cf. splendens Æ spesimen burung yang mirip dengan gagak rumah namun belum dipastikan identifikasinya.
The hierarchical categories recognized by the I.C.Z.N. are as follows: Kingdom Phylum Superclass Class Subclass Cohort Superorder Order Suborder Superfamily Family Subfamily Tribe Genus Subgenus Species Subspecies
Ex. Klasifikasi Echinothrix calamaris (Pallas, 1774)
Phylum
Echinodermata
Class
Echinoidea
Subclass
Euechinoidea
Superorder
Diadematacea
Od Order
D d Diadematoida d
Family
Diadematidae
Genus
Echinotrix
Species
Echinotrix calamaris (Pallas, 1774)
T i K Terima Kasih ih
