Prosiding MathematicsMODEL and Sciences Forum 2014 KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN
ISBN 978-602-0960-00-5 GUIDED NOTE TAKING...
723
KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED NOTE TAKING DAN MODEL PELAJARAN TRADE A-PROBLEM DENGAN BERBANTUAN LEMBAR KERJA SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Berlian Mangestuti Pendidikan Matematika FPMIPA Universitas PGRI Semarang
[email protected]
ABSTRAK Peranan guru dalam menciptakan pembelajaran yang efektif sangat penting karena hal tersebut sangat berpengaruh pada pencapaian hasil belajar siswa.Seringkali dalam pembelajaran guru berorientasi pada penguasaan materi saja, siswa tidak diajarkan strategi belajar yang dapat memahami bagaimana itu belajar. Untuk itu diperlukan alternatif model pembelajaran yang lebih menarik dan menuntut siswa lebih aktif yaitu Model Pembelajaran Guided Note Taking (GNT) dan Model Pembelajaran Trade A-Problem (TAP). Dari hal tersebut muncul permasalahan manakah model yang lebih efektif antara model GNT, model TAP, ataukah model konvensional untuk meningkatkan hasil belajar matematika. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan efektivitas model pembelajaran Guided Note Taking, model pembelajaran Trade A-Problem dengan berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan model pembelajaran konvensional. Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Pertama dengan mengambil tiga kelas sebagai subjek penelitian yang berasal dari populasi berdistribusi normal.Setelah didapat data akhir dilakukan perhitungan uji ANAVA, uji t satu pihak, dan uji t dua pihak sehingga didapat kesimpulan bahwa terdapat perbedaan efektivitas model GNT, model TAP dan model konvensional, efektivitas model GNT lebih baik dari model konvensional, efektivitas model TAP lebih baik dari model konvensional, dan tidak ada perbedaan efektivitas model GNT dan model TAP. Dengan demikian dapat dikatakan efektivitas model pembelajaran Guided Note Taking dan model pembelajaran Trade AProblem dengan berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) lebih baik dibanding model pembelajaran konvensional. Kata Kunci: efektivitas, Guided Note Taking (GNT), Trade A-Problem (TAP), Lembar Kerja Siswa (LKS), hasil belajar.
I. PENDAHULUAN Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap siswa.Hal ini tampak dari rerata hasil belajar siswa yang senantiasa masih sangat memprihatinkan.Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi siswa itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu (belajar untuk belajar). Dalam arti yang lebih substansial, dewasa ini proses pembelajaran masih didominasi guru, siswa tidak diberikan akses berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses berfikirnya. Terlebih pada mata pelajaran matematika yang memiliki sifat dasar abstrak atau tidak nyata dan menuntut banyak pencapaian konsep dalam mempelajarinya, bukan sekedar menghafal yang mengakibatkan hasil belajar kurang maksimal. Guru cukup menjelaskan
konsep-konsep yang ada pada buku ajar atau referensi lain. Siswa tidak diajarkan strategi belajar yang dapat memahami bagaimana belajar, berfikir, dan memotivasi diri sendiri (self motivation), padahal aspek-aspek tersebut merupakan kunci keberhasilan dalam suatu pembelajaran. Masalah ini banyak dijumpai dalam kegiatan proses belajar mengajar di kelas. Oleh karena itu perlu menerapkan suatu strategi belajar yang dapat membantu siswa untuk memahami materi ajar dan aplikasi serta relevansinya dalam kehidupan sehari-hari. Mengingat dalam pendidikan, siswa bukanlah objek melainkan subjek maka peran siswa dalam proses pembelajaran ialah berusaha secara aktif untuk mengembangkan dirinya di bawah bimbingan guru. Di sini peran guru sedapat mungkin adalah menciptakan situasi yang dapat memaksimalkan kegiatan belajar siswa dengan menciptakan lingkungan belajar yang nyaman, menyenangkan, aktif, dan
724
[PENDIDIKAN MATEMATIKA]
kondusif.Dalam hal ini, kreatifitas guru menjadi sangat berperan dalam menciptakan lingkungan belajar tersebut sehingga siswa lebih tertarik dan bergairah dalam belajar matematika. Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu dikembangkan suatu model pembelajaran yang lebih menarik serta menuntut siswa aktif dalam pembelajaran.Pembelajaran yang semula terpusat pada guru (teacher center) dimana guru tidak menuntut adanya syarat tertentu dari siswa kecuali mereka harus mendengarkan dan memperhatikan materi yang disampaikan guru, sehingga siswa berada pada pihak yang pasif. Harus diupayakan menjadi pembelajaran yang terpusat pada siswa (student center) sehingga proses pembelajaran tidak hanya berasal dari guru menuju siswa, tetapi siswa juga bisa saling mengajar bahkan bekerja sama dengan siswa yang lain. Salah satu model yang mendukung keaktifan siswa dalam pembelajaran diantaranya yaitu model pembelajaran aktif tipe Guided Note Taking. Dalam model Guided Note Taking atau model catatan terbimbing ini siswa dituntut merespon secara aktif penjelasan dari guru. Model pembelajaran Guided Note Taking meminta siswa berkonsentrasi dalam pembelajaran dengan mengisi bagian-bagian yang kosong dalam handout atau LKS.Bagianbagian kosong tersebut merupakan bagian essesial pada materi yang sedang dipelajari. Interaksi antara guru dengan siswa akan terlihat pada saat siswa mengisi bagian yang kosong pada handout atau LKS tersebut. Siswa dituntut untuk mendengarkan semua penjelasan dari guru agar dapat mengisi bagian yang telah dikosongkan dengan baik. Tanya jawab antara guru dengan siswa secara langsung akan menumbuhkan minat terhadap materi yang sedang dipelajari. Hal ini sejalan dengan penelitian Linda (2012) yang mengungkapkan bahwa dengan model pembelajaran Guided Note Taking siswa terpacu keaktifannya karena pada saat mengajar guru memberikan LKS kepada masing-masing siswa dimana pada bagian LKS tersebut sengaja dikosongi pada bagianbagian yang penting dan siswa diminta untuk berkonsentrasi supaya siswa dapat mengisi/melengkapi LKS yang kosong saat
pelajaran berlangsung, dengan demikian pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Guided Note Taking dapat meningkatkan pemahaman siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa. Begitu juga penelitian Vita (2011) yang menyimpulkan bahwa siswa yang diberi model pembelajaran Guided Note Taking mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dari pada prestasi siswa yang mendapat pembelajaran konvensional. Selain itu juga dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Trade AProblem, yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat bekerja sama dengan siswa lain karena dalam prosesnya siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri atas empat siswa yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya yang menuntut kerjasama siswa untuk meningkatkan tanggung jawab, ketrampilan berfikir kreatif, dan keaktifan siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal. Hal ini juga sejalan dengan penelitian Ma’luf (2011) yang mengungkapkan bahwa siswa yang mendapat pembelajaran dengan model pembelajaran Trade A-Problem akan lebih mudah memahami konsep-konsep materi yaitu siswa membuat soal dan jawabannya yang kemudian soal yang telah dibuat tadi ditukarkan ke kelompok lain untuk dikerjakan dengan mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan teman satu kelompok. Melalui diskusi akan terjalin komunikasi dan interaksi antar siswa dengan saling berbagi ide atau pendapatnya. Selain itu akan terjalin komunikasi yang baik, sehingga dapat menyamakan daya pikir dan memberikan kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya. Salah satu cara pendukung agar siswa mampu meningkatkan hasil belajar matematika adalah dengan menggunakan media pembelajaran. Berbagai macam media pembelajaran dapat digunakan, salah satunya yaitu media berbasis cetakan. Proses mengajar guru dilaksanakan secara bervariasi salah satunya dengan bantuan Lembar Kerja Siswa (LKS). Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan
KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED NOTE TAKING...
masalah. Lembar Kerja Siswa (LKS) berupa lembaran kertas yang berupa informasi maupun soal-soal (pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa). Lembar Kerja Siswa (LKS) sangat baik dipakai untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam belajar. Dalam hal ini dijelaskan bahwa Lembar Kerja Siswa (LKS) memuat kegiatan yang dilakukan siswa untuk mengukur sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang dijelaskan oleh guru. II. KAJIAN PUSTAKA Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto 2010: 2). Dalam hal ini, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Seorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan dalam dirinya yang dilakukan secara kontinu, ke arah yang lebih baik dari sebelumnya dan perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya. Menurut Suprijono (2012: 105) Guided Note Taking adalah salah satu model pembelajaran yang membangun stock of knowledge. Model ini dikembangkan agar metode ceramah yang dibawakan guru mendapat perhatian siswa. Yang dimaksud Guided Note Taking di sini yaitu model pembelajaran yang dapat membangun pengetahuan, model pembelajaran ini sebenarnya adalah pengembangan dari model ceramah tetapi dikemas sedemikian sehingga siswa menjadi lebih aktif.Hal yang ditekankan dalam model ini adalah perhatian siswa terhadap instruksi dari guru yang tertuang dalam media yang digunakan. Pengetahuan siswa akan diuji dan terlihat pada proses tanya jawab antara siswa dengan guru secara langsung. Dalam model Guided Note Taking ini, guru menyiapkan suatu bagan atau skema atau yang lain yang dapat membantu siswa dalam membuat catatan-catatan ketika guru menyampaikan materi pelajaran (Zaeni et al 2007: 32). Yang dimaksud Guided Note Taking di sini yaitu model pembelajaran
725
dimana guru menyiapkan suatu media seperti handout atau LKS untuk membantu siswa membuat catatan-catatan ketika guru menyampaikan materi pelajaran. Model pembelajaran Trade A-Problem adalah model pembelajaran kooperatif yang berisi suatu struktur yang digunakan untuk mereview atau melatih konsep-konsep (Maesuri 2002: 39).Yang dimaksud Trade A-Problem di sini adalah model pembelajaran yang digunakan untuk me-review kembali dan melatih konsep-konsep materi yang telah disampaikan oleh guru. Penerapan model pembelajaran Trade A-Problem pada pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam kelas adalah guru menerangkan materi pelajaran kepada siswa dengan metode ceramah, setelah itu untuk mengulang atau me-review digunakan model pembelajaran Trade A-Problem. III. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di sekolah yang menerapkan KTSP pada proses pembelajarannya yaitu di Sekolah Menengah Pertama dengan mengambil sampel secara acak menggunakan teknik purposive sampling sebanyak dua kelas sebagai kelas eksperimen satu dan kelas eksperimen dua. Kemudian dalam penelitian ini digunakan satu kelas kontrol yang mewakili populasi dan satu kelas uji coba. Pada kelas eksperimen satu diberikan perlakuan berupa penggunaan model pembelajaran Guided Note Taking dengan berbantuan LKS sedangkan pada kelas eksperimen dua diberi perlakuan berupa penggunaan model pembelajaran Trade AProblem dengan berbantuan LKS. Penelitian ini menggunakan dua teknik pengumpulan data yaitu metode dokumentasi dan metode tes. Metode dokumentasi dilakukan untuk mengetahui kondisi awal dari siswa yang akan digunakan sebagai subjek penelitian dan mendapatkan data awal yang akan dianalisis normalitas dan homogenitasnya. Sedangkan metode tes digunakan untuk memperoleh nilai sebagai hasil model yang diterapkan pada suatu kelas, yang selanjutnya hasil model dapat dikatakan sebagai hasil belajar siswa. Untuk memfasilitasi terselenggaranya tes maka dibuat suatu instrumen atau alat yang dapat mengukur tujuan diadakanya tes tersebut, sehingga sebelum diujikan kepada subjek
726
[PENDIDIKAN MATEMATIKA]
penelitian terlebih dahulu instrumen tersebut diujicobakan kepada suatu kelas uji coba. Seminggu kemudian dilakukan tes uji coba yang kedua dengan soal yang sama dan subjek yang sama untuk menghitung nilai reliabilitas soal tes uji coba. Hasil dari tes uji coba kemudian dianalisis validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembedanya. Untuk mengetahui validitas dari setiap butir soal digunakan rumus korelasi product moment.Setelah diketahui indeks korelasi rxy
apakah ketiga kelas mempunyai varians yang sama atau tidak dengan menggunakan uji Bartlett. Sedangkan untuk analisis data akhir dilakukan: (1) uji hipotesis 1 untuk mengetahui adanya perbedaan antara hasil model pembelajaran Guided Note Taking, model pembelajaran Trade A-Problem dengan berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan model pembelajaran konvensional menggunakan uji ANAVA; (2) uji hipotesis 2 untuk menentukan rata-rata hasil model pembelajaran Guided Note Taking lebih baik dari model pembelajaran konvensional menggunakan uji rata-rata: uji t satu pihak; (3) uji hipotesis 3 untuk menentukan ratarata hasil model pembelajaran Trade AProblem lebih baik dari model pembelajaran konvensional menggunakan uji rata-rata: uji t satu pihak; dan (4) uji hipotesis 4 untuk mengetahui adanya perbedaan hasil model pembelajaran Guided Note Taking dan model pembelajaran Trade A-Problem dengan menggunakan uji kesamaan rata-rata uji t dua pihak.
kemudian dibandingkan dengan rkriteria yang ditentukan sendiri oleh peneliti.Ini dimaksudkan agar peneliti memiliki ukuran tersendiri terhadap hasil tesnya.Soal dikatakan valid jika memenuhi 𝑟!!"#$% ≤ 𝑟!"#$%"#& . Dari seluruh soal tes uji coba diperoleh tujuh soal pilihan ganda tidak valid dan sisanya valid. Pada perhitungan reliabilitas soal pilihan ganda menggunakan rumus KR-20 sedangkan untuk soal uraian menggunakan metode tes ulang (test retest metod) digunakan rumus korelasi product moment yang mengkorelasikan antara tes pertama dan tes ke dua.Hasil dari perhitungan menunjukan bahwa tingkat reliabilitas dari soal tes tergolong tinggi. Analisis uji coba instrumen juga menghitung tingkat kesukaran dan daya pembeda dari setiap butir soal tes uji coba. Ada enam belas butir soal pilihan ganda yang taraf kesukarannya tergolong mudah, sedangkan untuk soal yang taraf kesukarannya sedang sebanyak empat soal pilihan ganda dan empat soal uraian, dan sisanya tergolong sukar. Untuk hasil perhitungan daya pembeda diperoleh enam soal pilihan ganda dan dua soal uraian dengan kategori daya pembeda baik, lima soal pilihan ganda dan dua soal uraian dengan kategori cukup, dan sembilan soal pilihan ganda dan satu soal uraian dengan kategori jelek. Hasil dari keempat hal tersebut kemudian ditarik suatu kesimpulan yaitu sebanyak tiga belas soal pilihan ganda dan lima soal uraian yang digunakan dalam tes pengukuran hasil model yang diterapkan. Metode analisis data awal dilakukan: (1) uji normalitas, untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa pada suatu kelas berdistribusi normal atau tidak menggunakan uji Liliefors dan (2) Uji homogenitas, untuk mengetahui
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada analisis data awal dilakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi berdistribusi normal. Berdasarkan perhitungan uji Liliefors dengan tingkat signifikansi 5% pada nilai ulangan diperoleh hasil bahwa ketiga kelas berasal dari populasi berdistribusi normal. Kemudian dilakukan uji homogenitas menggunakan uji Bartlett dengan tingkat signifikansi 5% dan disimpulkan bahwa ketiga kelas homogen. Nilai hasil tes evaluasi atau nilai hasil model yang diterapkan dapat digambarkan dengan tabel dibawah ini: Hasil model pembalajaran
Statistika
Konven sional
Guided Note Taking
Rata-rata
60,545
72,091
Trade AProble m 70,955
Standar Deviasi Median
17,679
16,914
13,535
60,5
65,5
71
Varians
312,54
286,08339
183,19
KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED NOTE TAKING...
7041
6
6225
Minimum
26
40
47
Maksimu m Nilai Total
93
99
95
1332
1586
1561
TABEL I TABEL PEMBELAJARAN
HASIL
MODEL
Tabel 1 diatas menggambarkan perhitungan statistik dari data akhir penelitian yang menggambarkan hasil model yang diterapkan. Terlihat jelas bahwa rata-rata model pembelajaran konvensional lebih rendah dari pada kedua model pembelajaran yang lain yaitu model pembelajaran Guided Note Taking dan model pembelajaran Trade A-Problem. Setelah nilai tes evaluasi didapatkan atau dapat dikatakan sebagai hasil model yang diterapkan maka dilakukan analisis data akhir sebagai berikut: Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data akhir atau data hasil penelitian berasal dari populasi berdistribusi normal?. Setelah dilakukan perhitungan maka dapat disimpulkan bahwa data akhir berasal dari populasi berdistribusi normal. TABEL II TABEL HASIL PERHITUNGAN UJI NORMALITAS AKHIR 𝐿!!"#$% 𝐿!"#$% Sampel Keterangan Eksperimen 1 Eksperimen 2 Kontrol
0,184
0,189
Normal
0,085
0,189
Normal
0,081
0,189
Normal
Uji ANAVA (Uji Hipotesis 1) Perumusan hipotesis uji anava: Hipotesis awal (H0) : 𝜇! = 𝜇! = 𝜇! (rata-rata hasil model pembelajaran dari ketiga kelas tidak berbeda). Hipotesis akhir (Ha): paling sedikit ada satu tanda sama dengan yang tidak berlaku (rata-rata hasil belajar ketiga kelas berbeda).
727
Hasil dari perhitungan uji anava diperoleh Fhitung> Ftabel yaitu 3,418 > 3,143 maka hipotesis awal (H0) ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang mendapat model pembelajaran Guided Note Taking, model pembelajaran Trade A-Problem dan model pembelajaran konvensional. Uji t Satu Pihak (Hipotesis 2) Untuk uji hipotesis antara kelompok eksperimen 1 dan kelompok kontrol digunakan uji beda dua rata-rata dengan uji t satu pihak kanan. Hipotesis yang diuji sebagai berikut : Hipotesis awal (H0) : µ1 ≤ µ0 Hipotesis akhir (Ha) : µ1 > µ0. Karena didapat thitung > t(0,95)(21) pada perhitungan uji t yaitu 3,13 > 1,72 maka hipotesis awal (H0) ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang mendapat model pembelajaran Guided Note Taking dengan berbantuan LKS lebih baik dari model pembelajaran konvensional. Berdasarkan pengamatan hasil model pembelajaran Guided Note Taking lebih baik dari model konvensional dikarenakan pada kelas eksperimen 1 pembelajarannya menggunakan model yang menuntut siswa untuk berperan aktif dalam mengikuti mengikuti setiap pelajaran yaitu dengan ikut berperan dalam melengkapi materi yang sudah dikosongkan guru pada Lembar Kerja Siswa (LKS). Siswa juga terlihat lebih bersemangat dan merasa senang, sehingga materi yang disampaikan bisa diterima dengan baik. Sedangkan pada kelas kontrol hanya menggunakan metode konvensional dimana peserta didik hanya mendengarkan penjelasan guru untuk memperoleh materi sehingga siswa akan cenderung merasa bosan dan tidak dapat menerima pelajaran dengan baik. Uji t Satu Pihak (Hipotesis 3) Uji hipotesis 3 dilakukan dengan cara yang sama dengan hipotesis 2, namun pada hipotesis 3 model yang dibandingkan adalah model pembelajaran Trade A-Problem dan model konvensional. Hasil perhitungan didapat bahwa thitung > t(0,95)(21) yaitu 3,10 > 1,72, maka hipotesis awal (H0) ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang mendapat model pembelajaran Trade A-Problem dengan
728
[PENDIDIKAN MATEMATIKA]
berbantuan LKS lebih baik dari model pembelajaran konvensional. Kesimpulan hipotesis 3 diperoleh karena ratarata hasil model Trade A-Problem lebih tinggi dibandingkan model konvensional. Ini disebabkan kelas eksperimen 2 pada proses pembelajarannya dimulai penjelasan yang disampaikan oleh guru. Kemudian siswa diharuskan berdiskusi untuk membuat suatu masalah berupa soal berdasarkan materi yang dijelaskan oleh guru. Ini bertujuan untuk me-review kembali dan melatih konsep-konsep materi yang telah disampaikan. Dalam kelompok mereka dapat saling bertukar pendapat, dengan demikian siswa akan lebih memahami lagi materi yang telah disampaikan. Namun, untuk kelas kontrol siswa diam memperhatikan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
pembahasan masalah maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang mendapat model pembelajaran Guided Note Taking, model pembelajaran Trade A-Problem dengan berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan model pembelajaran konvensional. Ini berarti terdapat perbedaan efektivitas model pembelajaran Guided note Taking berbantuan LKS, model pembelajaran Trade A-Problem berbantuan LKS dan model pembelajaran konvensional pada pokok bahasan kubus dan balok siswa kelas VIII semester 2 SMP Negeri 3 Mranggen. Setelah dilakukan uji lebih lanjut diketahui bahwa hasil belajar siswa yang mendapat model pembelajaran Guided Note Taking lebih baik dari model pembelajaran konvensional. Ini berarti efektivitas model pembelajaran Guided Note Taking berbantuan LKS lebih baik dari efektivitas model pembelajaran konvensional pada pokok bahasan kubus dan balok siswa kelas VIII semester 2 SMP Negeri 3 Mranggen. Dan hasil belajar siswa yang mendapat model pembelajaran Trade A-Problem lebih baik dari model pembelajaran konvensional. Ini berarti efektivitas model pembelajaran Trade AProblem berbantuan LKS lebih baik dari efektivitas model pembelajaran konvensional pada pokok bahasan kubus dan balok siswa kelas VIII semester 2 SMP Negeri 3 Mranggen. Namun tidak ada perbedaan hasil belajar siswa yang mendapat model pembelajaran Guided Note Taking berbantuan LKS dan model pembelajaran Trade AProblem berbantuan LKS. Berarti tidak terdapat perbedaan efektivitas model pembelajaran Guided Note Taking berbantuan LKS dan model pembelajaran Trade AProblem berbantuan LKS pada pokok bahasan kubus dan balok siswa kelas VIII semester 2 SMP Negeri 3 Mranggen. Sehingga kedua model dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan.
Uji t Dua Pihak (Hipotesis 4) Pada uji hipotesis 4 digunakan uji kesamaan dua rata-rata: uji t dua pihak karena hanya ingin mengetahui ada tidaknya perbedaan antara hasil belajar siswa yang mendapat model pembelajaran Guided Note Taking dengan model pembelajaran Trade AProblem. Setelah perhitungan yang dilakukan pada data akhir didapat 𝑡!!"#$% < 𝑡!"#$% yaitu 0,25 < 1,72 maka hipotesis awal (H0) diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang mendapat model pembelajaran Guided Note Taking dengan model pembelajaran Trade A-Problem. Hal ini dikarenakan model pembelajaran Guided Note Taking dan model pembelajaran Trade A-Problem sama-sama menuntut keaktifan siswa dan siswa juga telihat lebih bersemangat dan merasa senang dalam menerima pelajaran. Setelah dilakukan semua tahap uji hipotesis, hasil penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran Guided Note Taking dan model pembelajaran Trade A-Problem dengan berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa daripada penggunaan model pembelajaran konvensional yang biasa dipakai.
DAFTAR PUSTAKA [1]. Lubis, Ma’luf. 2011. Efektivitas Pembelajaran Matematika Dengan Pemberian Reward Melalui Metode Pembelajaran Trade A-Problem Terhadap Hasil Belajar Matematika Pada Materi Pokok Suku Banyak Peserta Didik Kelas
KESIMPULAN Berdasarkan rumusan masalah, pengujian hipotesis, analisis data penelitian dan
KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED NOTE TAKING...
XI IPA MA Negeri Tahun Pelajaran 2010/2011. Semarang: IAIN Walisongo [2]. Prisnawati, Vita. 2011. Efektivitas Penerapan Active Learning Tipe Guided Note Taking dan Question Student Have Dengan Pemanfaatan LKS Terhadap Prestasi Belajar Matematika Materi Lingkaran Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 2 Kajen. Semarang: IKIP PGRI Semarang.01 Semarang [3]. Purwitasari, Linda. 2012. Keefektivan Model Pembelajaran Guided Note Taking dan Model Pembelajaran Explicit Instruction Dengan Media LKS Ditinjau dari Hasil Belajar Siswa Kelas VII
729
Semester 2 SMP Negeri 2 Gemuh Kendal Tahun Pelajaran 2011/2012. Semarang: IKIP PGRI Semarang. [4]. Maesuri, S. 2002. Pembelajaran Kooperatif dalam Kelas Matematika. Surabaya: Universitas Surabaya Press. [5]. Slameto. 2010. Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. [6]. Suprijono, A. 2012. Cooperatif Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar. [7]. Zaeni, H., B. Munthe., S.A. Aryani. 2007. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD.
730
[PENDIDIKAN MATEMATIKA]