PELAKSANAAN PERJANJIAN WARALABA (FRANCHISE AGREEMENT) DI BIDANG MAKANAN (Studi Kasus Pecel Lele Lela Cabang Padang)
ARTIKEL Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Oleh:
DWI JAYANTI RAHMAH 1110012111028
Bagian Hukum Perdata
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2015 Reg No. : 113/PDT/02/VI-2015
1
2
IMPLEMENTATION OF THE FRANCHISE AGREEMENT IN FOOD (Case Study Pecel Lele lela Branch Padang ) 1)
Dwi Jayanti Rahmah1, Adri1, Yofiza Media1 Program Study of law, Faculty of Law, University of Bung Hatta Email:
[email protected] ABSTRACT
Many ways to become a successful entrepreneur, among others, by establishing a new business venture or to buy existing business system and has been running. Today many people start a business by buying business systems that already exist or are known by the Indonesian franchise called franchise. The problems studied were 1) How the implementation of the franchise agreement on Pecel Lele Lela Padang? 2) Are the obstacles encountered in the franchise agreement Pecel Lele Lela Padang? 3) How are the settlement by the parties (franchisor and franchisee) in case of default?. This research method is the juridical sociological. The data used primary data obtained through interviews and secondary data obtained through the study of documents. Data was analyzed using qualitative. Results of the study 1) That the execution of the franchise agreement on Pecel Lele Lela Padang branch through stages Franchise Offering Circular (FOC), the stage held a Memorandum of Understanding (MOU), site survey, making Franchise Agreement, and launching phase outlet 2) As for the obstacles encountered as delays in payment of royalty fees, late accounting reports, late in providing information to the franchisee, the franchisee was compounded. 3) Efforts settlement in the event of default by way of consensus and kinship, if the ways are not respected, the two sides agreed to complete the District Court jurisdiction. Keywords: Implementation Agreements, Franchise. membeli sistem bisnis atau dikenal dengan
Pendahuluan Makanan merupakan kebutuhan pokok
istilah
manusia yang paling utama karena semua
franchise
yang
dalam
bahasa
Indonesia disebut dengan waralaba.
manusia butuh makan untuk memberikan
Waralaba
merupakan
dimiliki
oleh
kemitraan
makanan adalah salah satu jenis usaha yang
perusahaan yang memiliki suatu merek
tidak akan pernah habis karena akan selalu
terkenal, serta sistem manajemen, keuangan
dicari oleh banyak orang. Di Indonesia
dan pemasaran yang baik, dimana pemilik
banyak sekali peluang usaha makanan yang
(franchisor)
bisa dilakukan masyarakat yang menyukai
individu (franchisee) untuk menjual produk
usaha kuliner. Masyarakat Indonesia sangat
atau
konsumtif dibanding negara-negara lain,
peraturan yang ditetapkan oleh franchisor.
termasuk dalam hal makanan. Menjalankan
Internasional Franchise Association (IFA)
usaha makanan adalah salah satu cara untuk
Amerika, menyatakan
franchise
mendapatkan keuntungan, Saat ini banyak
hubungan
antara
franchisor
orang yang memulai usaha dengan cara
dengan
dimana
franchisor
jasa
yang
pola
nutrisi dan energi pada tubuhnya. Berbisnis
1
usaha
suatu
memberikan
perusahaan
kontraktual franchisee,
hak
kepada
tersebut
dengan
sebagai
berkewajiban menjaga kepentingan secara
Bisnis waralaba di bidang makanan
terus menerus pada bidang usaha yang
memiliki potensi bisnis yang bagus karena
dijalankan oleh franchisee, misalnya lewat
makanan
pelatihan serta menanamkan investasi pada
manusia yang selalu dicari orang, Pecel Lele
usaha tersebut dari sumber dananya sendiri.
Lela salah satu usaha waralaba di bidang
merupakan
kebutuhan
pokok
Waralaba merupakan salah satu bentuk
makanan, Pecel Lele Lela didirikan Tahun
format bisnis dimana pihak pertama disebut
2006 yang berpusat di Jakarta, karena
pemberi waralaba (franchisor) memberikan
mampu menjaga kualitas makanannya Pecel
hak kepada pihak kedua yang disebut
Lela berhasil membuka banyak cabang di
(franchisee)
mendistribusikan
berbagai daerah salah satunya Padang. Pada
barang/jasa dalam lingkup area geografis dan
Pecel Lela jenis waralaba yang diperjual
periode
dengan
belikan, yaitu pembelian outlet Pecel Lele
mempergunakan merek, logo dan sistem
Lela berupa pembelian cabang dari Pecel
operasi yang dimiliki dan dikembangkan oleh
Lele Lela yang memberikan hak pada
franchisor.
franchisee untuk mengelola cabang Pecel
untuk
waktu
Perjanjian agreement),
tertentu
waralaba
termuat
Pemerintah
Nomor
Perjanjian
waralaba
dalam 42
(franchise
Lele Lela dengan standar yang dimiliki
Peraturan
franchisor.
Tahun
Semua
hal
yang
terkait
dengan
kumpulan
franchise Pecel Lele Lela ini diatur dalam
persyaratan, ketentuan dan komitmen yang
suatu perjanjian franchise atau perjanjian
dibuat dan dikehendaki oleh para pihak
waralaba yang dalam perjanjian tersebut
dalam hal ini franchisor bagi para franchisee
memuat hak dan kewajiban masing-masing
nya. Di dalam perjanjian waralaba tercantum
pihak baik franchisor maupun franchisee
ketentuan
dan
Pecel Lele Lela. Pengembangan bisnis
franchisor,
waralaba di bidang makanan merupakan
kewajiban misalnya
berkaitan
memuat
2007.
dengan
franchisee hak
teritorial
dan
hak
yang
dimiliki
suatu
bisnis
yang
prospeknya
sangat
franchisee, persyaratan lokasi, ketentuan
menjanjikan karena bisnis ini berkembang
pelatihan, biaya-biaya yang harus dibayarkan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat di
oleh franchisee kepada franchisor, ketentuan
bidang makanan yang akan terus ada,
berkaitan dengan lama perjanjian waralaba
sehingga sangat baik untuk dikembangkan
dan perpanjangannya dan ketentuan lain yang
dan
mengatur hubungan antara franchisee dan
bagaimana pelaksanaan dalam perjanjian
franchisor.
franchise atau waralaba.
2
menarik
jika
dapat
mengetahui
Pecel Lele Lela memiliki kelebihan
Metode penelitian
dibandingkan dengan pecel lele lainnya yaitu
1. Jenis Penelitian
dilihat dari variasi menu lele yang disajikan
Penelitian
yang
dilakukan
adalah
dan pencitraan warna pada ruangan yang
hukum yuridis sosiologis. yaitu penelitian
merupakan perpaduan warna hijau cerah dan
yang berupa studi empiris untuk menemukan
kuning yang menciptakan suasana yang yang
teori-teori mengenai proses terjadinya dan
fresh.
mengenai proses bekerjanya hukum didalam
Untuk
lebih
menarik
minat
konsumennya Pecel Lele Lela menyediakan
masyarakat
makan gratis seumur hidup bagi pengunjung
2. Sumber Data
yang bernama lela dan pengunjung yang
a. Data Primer.
berulang tahun, hanya dengan menunjukkan
Data Primer adalah data yang diperoleh
Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau tanda
langsung dari sumber pertama. Data tersebut
pengenal lainnya. Selain itu Pecel Lele Lela
diperoleh di lapangan dengan melakukan
juga
wawancara.
selalu
mengadakan
promo-promo,
Untuk
tersebut
jam tertentu dan ada paket mahasiswa juga
dengan Bapak Ismed Palamin, selaku Owner
yang sesuai dengan kantong mahasiswa.
dari Pecel Lele Lela cabang Padang dan
Selain hal tersebut di atas, konsumen Pecel
Bapak
Lele Lela tidak merasa dirugikan dengan kata
operational.
News
melakukan
data
misalnya mendapatkan harga potongan pada
lain Pecel Lele Lela memberikan pelayanan
penulis
mendapatkan
Nainggolan
wawancara
selaku
staf
b. Data Sekunder
yang baik sehingga para konsumen lebih
Data sekunder adalah data yang di
memilih Pecel Lele Lela sebagai tempat
peroleh
menyantap pecel lele favoritnya.
(library research), dimana data ini dapat
Berdasarkan uraian tersebut di atas,
melalui
penelitian
kepustakaan
berupa bahan-bahan hukum, yaitu:
penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam
1) Bahan Hukum Primer
agar mengetahui bagaimana pelaksanaan
Bahan yang diperoleh dari peraturan
perjanjian waralaba tersebut. Atas dasar itu,
perundang-undangan
maka penulis melakukan penelitian ini
berhubungan dengan perjanjian waralaba
dengan judul: ”Pelaksanaan Perjanjian
(franchise) seperti:
Waralaba
(Franchise
Agreement)
yang
terkait
yang
a) Kitab Undang-undang Hukum
di
Perdata (KUHPerdata).
Bidang Makanan (Studi Kasus Pecel Lele
b) Peraturan Pemerintah Nomor 42
Lela Cabang Padang)”.
Tahun 2007 tentang Waralaba.
3
c) Undang-undang Nomor 15 Tahun
berlangsung ada pertanyaan baru yang timbul
2001 tentang Merek.
untuk mendukung kesempurnaan data.
d) Keputusan Menteri Perdagangan RI
Nomor
Dag/PER/3/2006
Di mana yang menjadi informan
12/MTanggal
adalah owner (pemilik) dari Pecel Lele Lela
29
Ismed
Maret 2006 tentang Ketentuan
Studi
e) Peraturan Menteri Perindustrian RI
News
Nainggolan
b. Studi Dokumen
Izin Usaha Waralaba.
Perdagangan
dan
sebagai staf operational Pecel Lele Lela.
dan Tata Cara Penerbitan Surat
dan
Palamin
dokumen
adalah
teknik
pengumpulan data dengan cara mempelajari
Nomor
bahan kepustakaan atau literatur-literatur
32/M-DAG/PER/8/2008 tentang
yang ada, terdiri dari peraturan perundang-
Penyelenggaraan Waralaba.
undangan, dokumen-dokumen, buku-buku
2) Bahan Hukum Sekunder Bahan
hukum
yang
yang
memberikan
berkaitan
dengan
perlindungan
konsumen dan hasil penelitian yang berkaitan
penjelasan mengenai bahan hukum primer,
dengan masalah yang akan diteliti.
yang
4. Analisis Data
terdiri
dari
buku-buku
literatur,
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan
Analisa data dilakukan secara kualitatif
pelaksanaan perjanjian waralaba (franchise
yaitu dari data yang diperoleh kemudian
agreement) di bidang makanan Pecel Lele
disusun secara sistematis dan dianalisa untuk
Lela cabang padang serta bahan-bahan atau
mencapai kejelasan yang dibahas. Analisis
informasi yang di dapat baik dari internet
data kualitatif adalah suatu cara yang
maupun media-media lainnya.
menghasilkan data deskriptif analisis yaitu
3. Teknik Pengumpulan Data
apa yang dinyatakan oleh responden baik
a. Wawancara Wawancara pengumpulan keterangan
data secara
secara tertulis maupun lisan, diteliti dan adalah untuk
metode
dipelajari secara utuh.
memperoleh
langsung
Kemudian ditarik
kesimpulan sesuai dengan permasalahan
dengan
yang diangkat dalam penelitian ini.
melakukan tanya jawab secara lisan dengan Hasil Penelitian Dan Pembahasan
informan. Wawancara ini dilakukan dengan
A. Pelaksanaan Perjanjian Waralaba Di Bidang Makanan Pada Pecel Lele Lela Cabang Padang.
menggunakan teknik wawancara langsung kepada informan dengan mempersiapkan pertanyaan terlebih dahulu secara semi terstruktur, kemungkinan
tetapi pada
tidak saat
Berdasarkan hasil wawancara penulis
menutup
dengan Bapak News Nainggolan selaku
wawancara 4
manager Pecel Lele Lela Tanggal 28 Mei
tersebut telah diaudit oleh akuntan publik dan
2015,
diberikan paling tidak sepuluh hari sebelum
dikatakan
pengusaha
bahwa
waralaba
untuk
Pecel
menjadi
Lele
Lela,
calon franchisee memutuskan untuk membeli
diperlukan minat dan kesukaan di bidang
atau tidak hak waralaba yang ditawarkan
kuliner, bersedia mengikuti sistem dan
oleh franchisor. FOC merupakan dokumen
prosedur yang berlaku di Pecel Lele Lela dan
sah yang mencerminkan strategi bisnis
tentu saja harus memiliki dana investasi yang
perusahaan
dan
cukup. Franchisor biasanya telah menyiapka
Dokumen
penawaran
n dokumen untuk dilengkapi oleh kandidat
berdasarkan hukum setempat, dan karena
franchisee guna untuk mengetahui apakah
dibuat
kandidat mampu dan memiliki motivasi
menggunakan Hukum Indonesia.
untuk memulai usaha. Isi dari dokumen ini
dalam
kebijakan
wilayah
Kewajiban
operasinya.
ini
disiapkan
Indonesia
franchisor
maka
untuk
misalnya tentang barang siapa dan mengapa
memberikan
informasi
kandidat tertarik membeli hak waralaba
perusahaan
sebelum
tersebut.
perjanjian waralaba adalah merupakan salah
Sebelum memutuskan untuk membeli outlet
Pecel
berkewajiban
Lele
Lela,
menandatangani
satu bentuk perlindungan hukum untuk
franchisor
melindungi calon franchisee atas investasi yang akan ditanamkan. Selain itu kewajiban
maupun
lain yang harus dilakukan oleh franchisor
keuangan kepada calon franchisee. Fakta-
yaitu harus mendaftarkan prospek penawaran
fakta yang diberikan merupakan dokumen
waralaba
sebelum
membuat
yang sifatnya rahasia, dan tidak boleh
waralaba
dengan
franchisee.
digunakan oleh calon franchisee untuk
pendaftaran prospek penawaran waralaba
kepentingan pribadi, selain untuk mengetahui
dapat dilakukan oleh pihak yang diberi
kondisi
kuasa. Permohonan pendaftaran prospek
penjualan,
usaha
dari
fakta
kondisi
berupa
kondisi
menyajikan
tentang
personalia
franchisor
sebelum
memutuskan membeli outlet Pecel Lele Lela.
waralaba
Selanjutnya
memberikan
dokumen:
dokumen penawaran yang disebut Franchise
1. Foto
franchisor
Offering Circular (FOC) kepada kandidat franchisee
sebelum
diajukan
copy
dengan
prospek
perjanjian Adapun
melampirkan
penawaran
waralaba; dan
memutuskan
2. Foto copy legalitas usaha.
penandatanganan perjanjian waralaba. FOC
Selanjutnya setelah calon franchisee
ini berisi fakta-fakta financial maupun non
memutuskan untuk membeli hak waralaba
financial yang berkaitan dengan franchisor
yang
dan para franchisee. Laporan keuangan
Memorandum of Understanding (MOU) 5
ditawarkan
maka
diadakan
“atau
nota
kesepakatan”,
“perjanjian
lokasi franchise haruslah disetujui oleh pihak
pendahuluan”.
franchisor. Dalam meninjau lokasi tersebut,
Secara garis beras MOU itu adalah sebagai
ada beberapa faktor yang dipertimbangkan
berikut:
oleh pihak franchisor antara lain:
“perjanjian
kerjasama”,
1. Isinya ringkas bahkan sering hanya
a. Jumlah dan kepadatan penduduk.
satu halaman saja.
b. Jauh dekatnya lokasi pesaing.
2. Berisikan pokok-pokok saja.
c. Arus lalu lintas, tempat parkir, keadaan
3. Hanya bersifat pendahuluan saja akan
alam sekitar dan sebagainya.
diikuti oleh perjanjian lain yang lebih
Selanjutnya
rinci.
franchise
agreement atau perjanjian waralaba sebagai
4. Mempunyai jangka waktu berlakunya dan
dibuatlah
apabila
dalam
jangka
tindak lanjut dari MOU yang telah dibuat
waktu
berdasarkan kesepakatan bersama. Perjanjian
tersebut tidak ditindaklanjuti dengan
waralaba
penandatanganan suatu perjanjian yang
ketentuan dan komitmen yang dibuat dan
lebih rinci, maka perjanjian tersebut
dikehendaki
batal kecuali diperpanjang oleh para
franchisee dalam perjanjian waralaba ini
pihak.
tercantum ketentuan yang berkaitan dengan
5. Biasanya
dibuat
dalam
bentuk
adalah
kumpulan
oleh
persyaratan,
franchisor
bagi
para
hak dan kewajiban masing-masing pihak,
perjanjian di bawah tangan saja.
misalnya
6. Biasanya tidak ada kewajiban yang
hak
teritorial
franchisee persyaratan
yang
lokasi,
dimiliki ketentuan
bersifat memaksa para pihak untuk
berkaitan dengan lama pemberian waralaba
harus membuat suatu perjanjian yang
dan perpanjangannya dan ketentuan lain yang
lebih detail setelah penandatanganan
mengatur
MOU,
franchisor.
walaupun
secara
resonable
kedua belah pihak tidak mempunyai hambatan
untuk
membuat
hubungan
Dapat
franchisee
dikemukakan
bahwa
dan
pada
dan
franchise Pecel Lele Lela modal investasi
menandatangani perjanjian yang detail
awal dibutuhkan modal 300-400 juta rupiah
tersebut.
tidak termasuk untuk sewa bangunan, proses
MOU dibuat terlebih dahulu sebagai
pengurusan dilakukan oleh franchise sendiri,
langkah antisipasi dan mencegah kesulitan
franchisor
hanya
yang memungkinkan akan timbul jika terjadi
ekslusif yaitu:
memberikan
fasilitas
pembatalan perjanjian, karena MOU sifatnya
a. Suplai bahan baku, maksudnya adalah
mudah untuk dibatalkan oleh para pihak.
membekali atau memberikan (untuk
Langkah selanjutnya survey lokasi, setiap 6
persediaan)
barang-barang
yg
tanggal
dibutuhkan.
15
setiap
perjanjian
bulannya.
waralaba
Setelah
dibuat
dan
b. Dukungan training SDM.
ditandatangani para pihak, tahap selanjutnya
c. Dukungan marketing promo.
adalah launching outlet.
d. Prosedur Standar operational (SOP).
Dapat dijelaskan, penerima waralaba
e. Management of Business Assistant
harus menjalankan usahanya sendiri dengan
(MBA LELA) outlet.
mempergunakan merek dagang atau merek
Modal awal yang harus disetorkan dan
jasa, serta dengan memanfaatkan metode dan
dimiliki oleh franchisee pada saat memulai
tata cara atau prosedur yang telah ditetapkan
usaha waralaba ini, terdiri atas franchise fee.
oleh
Franchisee fee adalah merupakan biaya
penelitian di lapangan yaitu Pecel Lele Lela
pembelian hak waralaba yang dikeluarkan
adalah sebuah cabang berbentuk outlet.
pemberi
waralaba.
Berdasarkan
oleh pembeli waralaba (franchisee) setelah
Dari hasil wawancara dengan pihak
dinyatakan memenuhi persyaratan sebagai
Pecel Lele Lela dalam hal ini Bapak Ismed
franchisee sesuai kriteria franchisor dan
Palamin selaku owner selain persyaratan
dibayarkan hanya satu kali saja pada saat
diatas
penandatangan akta franchise. Franchise fee
franchisee,
bersifat non refundable artinya setelah
daftar kebutuhan yang harus dipenuhi oleh
disetorkan tidak dapat diminta kembali.
franchisee, seperti warna cat pada tempat
Franchisee berkewajiban membayar kepada
makan
franchisor dalam hal ini
Pecel Lele Lela
berwarna hijau, piring-piring, gelas dan baju
sebesar Rp. 100.000.000,- (seratus juta
seragam bagi pegawai yang bekerja di Pecel
rupiah) untuk masa waralaba 5 tahun yang
Lele Lela.
dibayarkan dimuka, deposit fee sebesar
Dari
Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah).
kotor/bulan,
umumnya
memakai
royalty sistem
fee
dipenuhi
franchisor
berwarna
untuk juga
kuning,
penelitian
menjadi
menentukan
hijau,
ditemukan
kursi
bahwa
persyaratan tersebut dipenuhi oleh pihak
Untuk royalty fee dikenakan 5% dari omzet
harus
franchisee (Pecel Lele Lela Padang). Ini
pada
membuktikan bahwa franchisor Pecel Lele
persentase
Lela sangat ketat dalam memilih franchisee
tertentu dari omzet franchisee. Royalty fee
yang akan bekerja sama dengan franchisor.
adalah pembayaran oleh pihak franchisee kepada pihak franchisor sebagai imbalan dan pemakaian hak franchise oleh franchisee. Royalty fee dibayarkan setiap bulan dengan batas waktu pelunasan selambat-lambatnya 7
kepada pihak franchisor, itu sudah menjadi
B. Kendala-kendala Yang Ditemui Dalam Pelaksanaan Perjanjian Waralaba Di Pecel Lele Lela Cabang Padang
kewajiban bagi setiap franchisee sesuai dengan
diwajibkan
dengan Bapak News Nainggolan selaku
tidak
pelaksanaan
perjanjian
membayar
10%
dari
hasil
Lela pernah terjadi keterlambatan pihak
menutup
franchisee membayar royalty fee kepada
kemungkinan adanya terjadi kendala-kendala dalam
perjanjian
pendapatan perbulannya, pada Pecel Lele
manager Pecel Lele Lela Padang, dalam waralaba
Dalam
waralaba Pecel Lele Lela setiap franchisee
Berdasarkan hasil wawancara penulis
perjanjian
diperjanjikan.
franchisor, karena keterlambatan tersebut
waralaba
franchisor
tersebut, kendala-kendala yang terjadi dapat
memberi
franchisee
seperti tidak dilaksanakannya apa yang
agar
teguran segera
kepada membayar
kewajibannya.
menjadi kewajiban dari para pihak dan
Kendala-kendala yang dihadapi oleh
dilakukannya apa yang dilarang dalam
franchisee Pecel Lele Lela yaitu:
perjanjian. Berdasarkan hasil wawancara
1. Keterlambatan pengiriman
penulis dengan Manager Pecel Lele Lela,
Pihak
kendala-kendala yang dihadapi franchisor
franchisor
melakukan
keterlambatan pengiriman bahan baku
Pecel lele lela yaitu:
kepada
1. Terjadi keterlambatan pengiriman laporan pembukuan hasil penjualan oleh pihak franchisee
franchisee
franchisee
yang
sehingga
berakibat pendapatan
menurun.
Pada franchise Pecel Lele Lela setiap
2. Keterlambatan Memberikan informasi
franchisee diwajibkan untuk mengirimkan
dari pihak franchisor kepada franchisee
laporan pembukuan hasil penjualan setiap
Memberikan
informasi
disini
harinya, karena dalam perjanjian franchise
maksudnya setiap ada produk terbaru
Pecel Lele Lela pihak franchisor harus
franchisor selalu memberikan pelatihan
mengetahui hasil dari pendapatan perharinya,
kepada
jadi franchise harus memberikan laporan
pelaksanaannya
pembukuan setiap kali tempat usaha sudah
terlambat mengirimkan trainer untuk
tutup, dikirim melalui sistem online yang
pelatihan padahal pihak kedua terburu-
khusus. Dalam hal ini franchisee sering kali
buru ingin menjualkan ini dikarenakan
melalaikan kewajibannya.
sumber daya manusianya terbatas,
2. Keterlambatan membayar royalty fee
sehingga trainer harus datang bergiliran
Setiap
perjanjian
waralaba
franchisee,
pihak
menunggu
franchisee harus membayar royalty fee
Terlambat 8
tetapi
pihak
jadwal dalam
dalam pertama
yang
luang.
memberikan
informasi adanya penukaran merek
terdapat
produk dan sebagainya, pada Pecel
penyelesaian wanprestasi tersebut apabila
Lele Lela setiap franchisee harus
dalam pelaksanaannya di kemudian hari
mengikuti apa saja aturan yang dibuat
timbul permasalahan, pihak kesatu dan pihak
oleh
kedua
franchisor,
terkadang
dalam
franchisee
hal
ini
Pasal
yang
bersepakat
mengatur
untuk
tentang
menyelesaikan
terlambat
secara musyawarah dan mufakat. Apabila
mendapatkan informasi bahwa di pusat
tidak dapat diselesaikan secara musyawarah,
telah mengganti merek suatu barang
kedua
sehingga franchisee tidak tahu bahwa
menyelesaikannya
di pusat sudah tidak menggunakan
Jakarta.
merek barang tersebut. 3. Franchisee
merasa
belah
pihak di
bersepakat kantor
untuk
pengadilan
Seperti yang dijelaskan diatas pada dipersulit
oleh
Pecel Lele Lela cabang Padang pernah terjadi
franchisor
suatu wanprestasi yaitu pihak franchisee
Dalam perjanjian Pecel Lele Lela
terlambat mengirimkan laporan pembukuan
setiap franchisee diwajibkan sekali
penghasilan, dan pernah terlambat membayar
dalam tiga bulan untuk menemukan
royalty fee kepada pihak franchisor. Begitu
resep baru dan melaporkannya ke
juga sebaliknya pihak franchisor terlambat
pusat,
mempunyai
memberikan informasi bahwa di pusat sudah
perwakilan untuk pergi ke pusat untuk
mengganti merek dagang dari pembuatan
menginformasikan resep yang baru
Pecel
tersebut, jika franchisee dalam tiga
bersangkutan akan memberikan peringatan
bulan tidak menemukan resep yang
atau teguran kepada pihak yang melakukan
baru maka franchisor akan melakukan
wanprestasi, peringatan tersebut langsung
teguran kepada franchisee.
ditanggapi dengan memenuhi kewajibannya
setiap
cabang
lele
tersebut
lalu
pihak
yang
masing-masing. C. Upaya Penyelesaian Penyelesaian Yang Dilakukan Para Pihak (Franchisor Dan Franchisee) Jika Terjadi Wanprestasi
Jadi penyelesaian wanprestasi dalam perjanjian waralaba (franchise agreement) Pecel Lele Lela diutamakan adalah dengan
Berdasarkan hasil wawancara penulis
jalan mufakat, biasanya diawali dengan
dengan Manager Pecel Lele Lela, upaya
adanya teguran lisan dan teguran tertulis lalu
penyelesaian yang dilakukan oleh para pihak
apabila masih tidak ada pemenuhan prestasi
dalam hal ini terjadinya wanprestasi biasanya
maka
diatur dalam perjanjian itu sendiri. Dalam
pengadilan Negeri Jakarta.
perjanjian franchise Pecel Lele Lela juga 9
baru
diselesaikan
melalui
jalur
Penutup
franchisee Pecel Lele Lela memenuhi
A. Simpulan
syarat-syarat perjanjian sebagaimana
Berdasarkan pembahasan
hasil
dari
penelitian
dan
permasalahan
diatur dalam pasal 1320 KUHPerdata
yang
dan
memenuhi
persyaratan
suatu
dikemukakan pada bab-bab sebelumnya,
perjanjian franchise menurut Pasal 5
maka dapat diambil beberapa kesimpulan
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun
sebagai berikut :
2007 tentang Waralaba.
1. Secara
garis
besar
pelaksanaan
2. Kendala-kendala yang ditemui seperti
perjanjian franchise pada Pecel Lele
terlambatnya pembayaran royalty fee
Lela melalui beberapa tahap yaitu
oleh
franchisor
memberikan
memberikan
dokumen
pihak
franchisee, informasi
kepada
penawaran yang disebut Franchise
franchisee,
Offering Circular (FOC), setelah calon
laporan pembukuan hasil penjualan
penerima waralaba memutuskan untuk
kepada franchisor, franchisee merasa
membeli hak waralaba yang ditawarkan
dipersulit oleh franchisor.
maka
diadakan
Memorandum
Understanding selanjutnya
(MOU),
Of
memberikan
3. Pada Pecel Lele Lela pernah terjadi
langkah
mementukan
terlambat
tidak
suatu
bentuk
wanprestasi
yaitu
lokasi
franchisee terlambat membayar royalty
bangunan yang setiap lokasi franchise
fee kepada franchisor, dan pihak
harus memenuhi syarat terlebih dahulu,
franchisor
selanjutnya
franchise
menginformasikan kepada franchisee
agreement sebagai titik lanjut dari
bahwa di pusat sudah mengganti merek
MOU yang telah dibuat berdasarkan
dagang dari bahan pembuatan Pecel
kesepakatan bersama. Dalam perjanjian
Lele Lela. Dalam penyelesaiannya
franchise dikemukakan investasi awal,
pihak Pecel Lele Lela Pusat melakukan
franchisee fee, royalty fee setelah
teguran lisan kepada pihak cabang,
perjanjian
dan
begitupun sebaliknya pihak cabang
tahap
memberikan teguran lisan kepada pihak
selanjutnya adalah launching oulet.
pusat untuk memenuhi prestasinya.
Perjanjian franchise Pecel Lele Lela
Pecel Lele Lela sepakat apabila terjadi
berbentuk
jadi
wanprestasi akan diselesaikan dengan
untuk
cara musyawarah dan mufakat dengan
diadakan
waralaba
ditandatangani
para
pihak,
perjanjian
tergantung
baku,
franchisee
menyepakatinya. franchise
dibuat
antara
Proses
perjanjian
franchisor
melakukan
dan
pernah
peringatan
tidak
lisan
dan
peringatan tertulis dan apabila tetap 10
tidak dapat diselesaikan, maka para
adalah
dengan
jalan
mufakat,
atau
pihak bersepakat untuk menyelesaikan
musyawarah apabila dengan cara tersebut
di Pengadilan Negeri Jakarta.
masih tidak ada pemenuhan prestasi maka baru diselesaikan melalui jalur Pengadilan
B. Saran
Negeri Jakarta.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut:
Ucapan Terima Kasih
1. Bagi setiap orang/calon franchisee yang
akan
mengadakan
Pada
kesempatan
ini
penulis
perjanjian
mengucapkan terima kasih banyak kepada
franchise, haruslah mempunyai itikad
pihak-pihak yang sudah membantu penulis
baik dalam melangsungkan perjanjian
selama menyelesaikan skripsi. Pihak-pihak
tersebut.
Substansi
dari
yang dengan sabar membimbing dan selalu
franchise
haruslah
dimengerti
perjanjian dan
memotivasi penulis dalam menyelesaikan
dipahami secara sungguh-sungguh oleh
skripsi.
calon franchisee agar nantinya tidak
Pihak tersebut adalah: (1) Adri, S.H.,
ada kesalahpahaman yang terjadi antara
M.H, selaku Pembimbing I dan merangkap
franchisor dan franchisee pada saat
Ketua Bagian Hukum Perdata, (2) Ibu Yofiza
perjanjian franchise berlangsung.
Media, S.H., M.H, selaku Pembimbing II.
2. Untuk menghindari masalah-masalah
Ketua Bagian Hukum Perdata Fakultas
dalam pelaksanaan perjanjian waralaba
Hukum, (3) Bapak Syafril, S.H., M.H, dan
sebaiknya
dan
selaku Penguji I, (4) Ibu Elyana Novira, S.H.,
memenuhi
M.H, selaku Penguji II, (5) Bapak Desmal
franchisor
pihak
franchisee
sama-sama
kewajibannya,
agar
tidak
timbul
Fajri, S.Ag., M.H, selaku Penguji III, (6)
permasalahan.
Penerima
waralaba
Keluarga tercinta yang selalu memberi
sebelum memutuskan untuk membeli
dukungan moril maupun materi. (7) serta
hak waralaba harus
teman-teman seperjuangan.
menyesuaikan
terlebih dahulu karena format bisnis Daftar Pustaka
waralaba harus mengikuti prosedur yang ditentukan pemberi waralaba
A. Buku-Buku
yang nantinya dirasakan mengekang
Abdulkadir Muhammad, 1992, Hukum Perikatan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.
kreatifitas dan ego penerima waralaba. Dalam
upaya
penyelesaian
yang
dilakukan oleh pihak dalam hal terjadi wanprestasi
dalam
perjanjian
franchise 11
Agus Yudha Hernoko, 2010, Hukum Perjanjian Asas Proporsionalitas Dalam Kontrak Komersial, Prenada Media Group, Jakarta.
B. Peraturan Perundang-undangan Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata).
Bambang Sunggono, 2006, Metedologi Penelitian Hukum Cetakan Kedua, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007 tentang Waralaba.
Dyna Novitasari, 2010, 50 Waralaba Potensial Di Bawah 10 Juta, Gmedia, Yogyakarta.
Keputusan Menteri Perdagangan RI Nomor 12/M-Dag/PER/3/2006 Tanggal 29 Maret 2006 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penerbitan Surat Izin Usaha Waralaba.
Firman Floranta Adonara, 2014, Aspekaspek Hukum Perikatan, Mandar Maju, Bandung. Gunawan Widjaja, 2003, Waralaba, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI Nomor 32/MDAG/PER/8/2008 tentang Penyelenggaraan Waralaba.
J. Satrio, 2014, Wanprestasi Menurut KUHPerdata, Doktrin dan Yurisprudensi, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.
C. Sumber Lain
Kevin Kogin, 2014, Aspek Hukum Kontrak Waralaba Cetakan Pertama, PT. Tatanusa, Jakarta.
http://inggitdwiseptiana.blogspot.com/as pek-hukum-ekonomi-pecel-lelelela,html.
Mayang Sari, 2011, Pelaksanaan Franchise Agreement, Skripsi Hukum Universitas Andalas No. Reg. 3384/PK/II/08/2011, Padang.
http//Pecel.lele.lela.com
R. Subekti, 2004, Hukum Perjanjian, PT. Intermasa, Jakarta.
http://Pengata.wordpress.com/2011/06/2 3/tentang-wanprestasimenuruthukum-indonesia
http://pecel.lele.lela.blokspot.com/p/visidan-misi.html?m=1,
Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum cetakan Ketiga, Universitas Indonesia, Jakarta.
http://www.emp partnership.com/publication/piliha n/penyelesaiansengketa/kontrak/w aralaba.pdf
______ dan Sri Mumaji, 2012, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.
http://wordpres.com/tentang-unsurperjanjian/perjanjian.html?m=1. Santoso, 2009, Perjanjian Waralaba, http//blog-searching-perjanjianphp??0524.id.
12