BAB VII PEMBAHASAN ATAS HASIL ANALISIS KEBIJAKAN
VII.1 Pembahasan Hasil Analisis Kebijakan Berdasarkan hasil analisis kebijakan yang telah dipaparkan pada Bab VI, maka pada Bab ini dilakukan pembahasan dengan uraian sebagai berikut.
a. Sektor Ekonomi Hasil analisis kebijakan yang dilakukan melalui beberapa skenario dapat disimpulkan bahwa :
1) PDRB non pertanian : Setelah dilakukan ujicoba 8 skenario kebijakan yang mengintervensi model, maka dengan menaikkan target tumbuh nonpertanian dari 0,04%/tahun menjadi 0,07%/tahun atau meningkatkan target tumbuh sebesar 75% pada tahun 2015, ternyata dapat menghasilkan PDRB nonpertanian yang lebih meningkat dan lebih baik serta akan kemungkinan tumbuh akan terus berlanjut, demikian pula dengan upaya pengendalian konversi lahan pertanian untuk urban industri sejak tahun 2020 berdampak pada peningkatan PDRB nonpertanian yang lebih baik.
2) PDRB Pertanian : Dari 8 skenario kebijakan yang dijalankan, ternyata 6 skenario kebijakan yaitu pertama, dengan melakukan perubahan struktur permukiman mampu menghasilkan PDRB pertanian menjadi tumbuh lebih baik, hal ini terkait dengan naiknya ketersediaan lahan pertanian. Kedua, dengan peningkatan laju pertambahan produktivitas lahan pertanian, menjalankan 2 skenario secara bersamaan yakni skenario menurunkan 20% pada tahun 2015 rasio tenaga kerja terhadap nilai tambah non pertanian dari 0,074 jiwa/juta rupiah dan meningkatkan rasio nilai tambah nonpertanian terhadap output sebesar 10% tahun 2015 dari 0,36 menjadi 0,4 dapat pula meningkatkan pertumbuhan PDRB pertanian cukup tinggi, namun dalam
161
jangka panjang (seperti terlihat disimulasi) bahwa dengan perubahan struktur permukiman, ke depan (mulai tahun 2017 terjadi penurunan PDRB pertanian.
3) PDRB Total : Setelah dilakukan ujicoba 8 skenario kebijakan yang mengintervensi model, maka dengan menaikkan target tumbuh nonpertanian dari 0,04%/tahun menjadi 0,07%/tahun atau meningkatkan target tumbuh sebesar 75% pada tahun 2015, ternyata dapat menghasilkan PDRB total yang lebih meningkat dan lebih baik serta akan kemungkinan tumbuh akan terus berlanjut, demikian pula dengan upaya pengendalian konversi lahan pertanian untuk urban industri sejak tahun 2020 berdampak pada peningkatan PDRB total yang lebih baik lagi.
4) PDRB Perkapita : Dari 8 skenario yang dijalankan, ternyata 4 skenario yaitu : penambahan laju produktivitas lahan pertanian, peningkatan rasio nilai tambah non pertanian terhadap output dan menurunkan rasio tenaga kerja non pertanian, pembatasan inmigrasi sebesar 10%/tahun tahuyn 2010, dapat menyebabkan bahwa PDRB perkapita makin meningkat lebih tinggi dari skenario-skenario sebelumnya.
5) Investasi Non Pertanian : Investasi non pertanian pada 3 skenario yang dijalankan, ternyata hanya skenario 8 dan 9 yang menjadikan PDRB perkapita lebih baik. Nilai investasi nyaris mendekati investasi yang dikehendaki.
b. Sektor Lahan Hasil analisis kebijakan yang dilakukan melalui beberapa skenario dapat disimpulkan bahwa :
1) Lahan Pertanian : Dari 8 skenario kebijakan yang dijalankan, ternyata 6 skenario kebijakan yaitu pertama, dengan melakukan perubahan struktur permukiman mampu menambah luas lahan pertanian. Kedua, dengan peningkatan laju pertambahan produktivitas lahan pertanian dan menjalankan 2 skenario secara bersamaan yakni skenario
162
menurunkan 20% pada tahun 2015 rasio tenaga kerja terhadap nilai tambah non pertanian dari 0,074jiwa/juta rupiah dan meningkatkan rasio nilai tambah Non pertanian terhadap output sebesar 10% tahun 2015 dari 0,36 menjadi 0,4 dapat pula meningkatkan pertambahan lahan pertanian cukup luas, namun dalam jangka panjang (seperti terlihat disimulai) bahwa kebijakan pertama dan kedua tersebut dalam jangka panjang
kembali terjadi penurunan (mulai tahun 2022 terjadi
penurunan luas lahan pertanian untuk pemenuhan lahan urban industri). Sedangkan perubahan-perubahan pada skenario 7, 8,dan 9 dapat menyebabkan peningkatan luas lahan pertanian yang konstan hingga tahun 2030.
2) Lahan Urban Industri Dari skenario 2 dan 3 tidak memberikan perubahan yang signifikan, namun pada skenario 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 dapat menyebabkan penurunan luas lahan urban industri, karena ada pengaruh meningkatnya lahan pertanian. Tetapi dalam skenario 4 dan 5 dalam jangka panjang (tahun 2025) mampu meningkatkan kembali luas lahan urban hingga 2030, berbanding terbalik dengan kondisi luas lahan pertanian yang pada tahun tersebut berkurang luas lahannya.
3) Lahan Bandara. Dari 8 skenario yang dijalankan semuanya mempengaruhi terjadinya penurunan target perluasan lahan bandara Soekarno Hatta, yang sebelumnya pada skenario dasar mampu menambah luas lahan hampir mendekati target 3000 ha sesuai standar wilayah bandara internasional.
4) Lahan Industri : Pada skenario perubahan struktur industri mampu meningkatkan pertambahan luas lahan industri, namun dari skenario 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 menyebabkan lahan industri berkurang jumlahnya, karena makin mengecil luas lahan industri makin efisien.
5) Lahan Urban atau Permukiman : Dari skenario 3 hanya mampu meningkatkan lahan yang tidak begitu banyak, namun dari skenario 4 menurunkan standar lahan urban dapat menyebabkan peningkatan yang lebih tinggi. Sedangkan untuk skenario 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 menyebabkan luas
163
lahan permukiman makin banyak berkurang sebagai dampak perubahan kebutuhan standar lahan permukiman yang lebih efisien.
c. Sektor Penduduk Dari skenario 2, 3, 4, 5, dan 6 yang telah diujicobakan, keadaan penduduk tidak ada perubahan yang berarti, penurunan jumlah penduduk menjelang tahun 2025 masih cukup rendah. Namun dari skenario 7, 8, dan 9 menyebabkan penurunan jumlah penduduk cukup tinggi mulai tahun 2020, sedangkan untuk tahun berikutnya (2021 hingga simulasi terakhir) kenaikan sekitar 2%.
Pada skenario kebijakan pengendalian konversi lahan pertanian untuk lahan Bandara Soekarno Hatta terbukti tidak banyak berpengaruh pada peningkatan PDRB pertanian dan tenaga kerja pertanian, maupun sama sekali tidak berpengaruh terhadap perubahan perekonomian kota secara umum. Pada skenario 2 ini juga tidak menyebabkan perubahan terhadap dinamika lahan kota seperti dari skenario dasarnya serta tidak ada pengaruh terhadap perubahan demografi penduduk.
Terhadap 8 skenario yang dijalankan, terdapat 4 skenario yaitu : o Skenario 4 penambahan laju produktivitas lahan pertanian, skenario 5 yaitu peningkatan rasio nilai tambah non pertanian terhadap output menyebabkan peningkatan PDRB pertanian dan tenaga kerja, namun tidak berpengaruh terhadap tingkat pengangguran. o Skenario 6 menurunkan rasio tenaga kerja non pertanian dapat menyebabkan perubahan berupa peningkatan angka pengangguran menjadi lebih tinggi dari skenario
sebelumnya,
namun
akibat
positifnya
berpengaruh
terhadap
pertumbuhan PDRB perkapita yang meningkat sekitar 35%. o Skenario 7 pembatasan inmigrasi merupakan kebijakan yang sangat memberikan pengaruh terhadap ekonomi berupa peningkatan PDRB, baik total, non pertanian, pertanian maupun perkapitanya yang tumbuh 30% dari skenario 6, serta berdampak pada penurunan angka pengangguran dan pengurangan laju pertambahan penduduk. Pengaruh skenario 7 ini dapat meningkatkan jumlah kecukupan lahan industri untuk meningkatkan PDRB non pertanian dan menambah jumlah kecukupan lahan urban.
164
Selanjutnya pada skenario 8 yaitu meningkatkan target tumbuh non pertanian pada tahun 2015 sebesar 75% maka yang terjadi adalah sebagai berikut : - berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi cukup tinggi, baik PDRB (non
pertanian, pertanian, dan perkapita) maupun kapital non pertanian, - berpengaruh terhadap pengurangan tingkat pengangguran secara cepat ke depan, - tetap dapat mempertahankan keberadaan lahan pertanian di atas 3000 ha, - serta menurunkan laju pertambahan penduduk - menambah usia harapan hidup menjadi lebih meningkat, terkait dari kenaikan PDRB perkapita.
Dengan demikian dari skenario 8 ini dapat tercapai tujuan untuk tetap mempertahankan lahan pertanian yang ada, sedangkan disisi lain pertumbuhan ekonomi semakin lebih baik dan jumlah penduduk dapat dibatasi sebagai kaitan mempertahankan rata-rata pendapatan perkapita per penduduk. Investasi non pertanian pun tumbuh cukup tinggi dan mencapai Investasi yang dikehendaki.,
Skenario 9 pengendalian konversi lahan untuk pemanfaatan lahan urban industri hampir sama atau sebanding dengan skenario sebelumnya (skenario 8), namun hanya sedikit berpengaruh terhadap laju pertambahan penduduk dan tetap berpengaruh terhadap pertambahan usia harapan hidup, yakni menjadi lebih meningkat. Investasi non pertanian terjadi peningkatan cukup tinggi dan dapat mencapai
Investasi non pertanian yang dikehendaki. Peningkatan usia harapan
hidup yang terus menerus meningkat merupakan dampak yang terjadi dari seluruh skenario kebijakan yang diterapkan dalam model. Pada skenario 4, 5, 6, 7, 8, 9 terjadi perubahan berupa peningkatan usia harapan hidup.
165
VII.2 Skenario Meniadakan Kebijakan Pengendalian Konversi Lahan Pertanian Untuk Bandara Soekarno Hatta. Ketika dilakukan intervensi untuk memasukan skenario kebijakan yang ke 10 yaitu kebijakan pengendalian konversi lahan pertanian untuk bandara Soekarno Hatta dengan mengembalikan kondisi dari skenario 2 yakni tidak dilakukannya kebijakan pengendalian atau tetap ada konversi lahan pertanian untuk lahan bandara Soekarno Hatta (dari 0 ke 1, sebelumnya dari 1 ke 0) (lihat Gambar VII.1), ternyata yang terjadi sebagai berikut. o Luas lahan pertanian tetap dapat dipertahankan dengan luas lahan sekitar 3900 ha. o Luas lahan bandara Soekarno Hatta dapat terpenuhi 3000 ha pada akhir simulasi. o Kecukupan lahan industri dan lahan urban makin besar jumlahnya. o Penduduk dapat ditekan pertumbuhannya o Jumlah pengangguran makin berkurang o Usia harapan hidup bertambah mencapai antara 67-68 tahun o Secara umum ekonomi tumbuh berkembang, dan terjadi kenaikan cukup tinggi pada tahun 2020.
Gambar VII.1 Parameter kebijakan
166
Gambar VII.2 Simulasi lahan hasil skenario 10
167
Gambar VII.3 Simulasi lahan, kecukupan lahan dan efek lahan hasil skenario 10
168
Gambar VII.4 Simulasi ekonomi hasil skenario ke- 10
Gambar VII.5 Simulasi kapital nonpertanian, tenaga kerja, tingkat pengangguran hasil skenario ke-10
169
Gambar VII.6 Simulasi penduduk hasil skenario ke-10
Dengan demikian, hasil kesimpulannya adalah bahwa kebijakan mengendalikan konversi lahan pertanian ke lahan bandara Soekarno Hatta tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan dinamika kota Tangerang baik sektor lahan, sektor
170
ekonomi, dan sektor penduduk. Sebaliknya kebijakan untuk memperluas lahan bandara Soekarno Hatta secara bertahap ternyata terjadi peningkatan, dan pada akhir simulasi dapat memenuhi pencapaian standar lahan bandara internasional sebesar 3000 ha, seperti tujuan pemerintah kota Tangerang untuk memperluas area bandara internasional Soekarno Hatta.
Sedangkan untuk peningkatan produktivitas lahan pertanian sebagai konstribusi PDRB kota Tangerang diperlukan ketersediaan lahan pertanian yang masih ada, sebagai konstribusi PDRB kota Tangerang agar pertumbuhannya kian meningkat dan seimbang, termasuk pertumbuhan PDRB pertanian dan PDRB perkapita. Di sisi lainnya, tenaga kerja sektor pertanian dan non pertanian pun meningkat, karena dapat menyerap tenaga kerja yang belum mendapat kesempatan kerja sekaligus mengurangi jumlah angka pengangguran.
171