Bab V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan pada indikasi menurunnya efisiensi dan efektivitas dari tahun ke tahun pada kegiatan operasional PT Rekayasa Engineering, maka dapat disimpulkan bahwa rencana ekspansi bisnis perusahaan ke EPC Electrical and Instrument dapat meningkatkan potensi risiko operasional perusahaan. Potensi risiko operasional ini membutuhkan suatu analisis yang mengidentifikasi efektivitas kegiatan ERM yang dilaksanakan oleh perusahaan selama ini, dan juga mengetahui apa saja risiko-risiko yang berpotensi untuk muncul dan menghambat kegiatan operasional perusahaan serta bagaimana tindakan yang tepat untuk memitigasinya. Setelah melakukan identifikasi atas pelaksanaan ERM yang telah berjalan selama ini, maka diperoleh simpulan bahwa kendala-kendala yang menjadi hambatan dalam proses pelaksanaan ERM di PT Rekayasa Engineering adalah : (1) kurangnya dukungan dari struktur organisasi yang khusus untuk melakukan pengembangan ERM sehingga pelaksanaan ERM menjadi kurang efektif : (2) kurangnya sumber daya manusia yang melakukan tugas dan tanggung jawab untuk pengembangan ERM di lingkungan perusahaan : (3) kurangnya pemanfaatan media informasi secara maksimal untuk melakukan penyebaran informasi mengenai konsep ERM.
49
Dengan kondisi tersebut, rencana ekspansi perusahaan dapat meningkatkan potensi risiko yang akan dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan. Berdasarkan hasil identifikasi pada bab sebelumnya, diperoleh simpulan bahwa risiko yang berpotensi untuk muncul dalam rencana PT Rekayasa Engineering dalam melakukan ekspansi bisnis ke EPC Electrical and Instrument melaui anak perusahaan PT RECON adalah : (1) Lemahnya pengawasan operasional proyek yang disebabkan oleh adanya peningkatan skala oeprasional proyek dan dapat berdampak pada menurunnya profit proyek : (2) Kurang akuratnya budget scheduling untuk pengadaan barang di proyek yang disebabkan oleh meningkatnya tuntutan pengadaan barang untuk proses pengerjaan proyek dan dapat berdampak pada terganggunya proses procurement : (3) Kurangnya efektifitas dan efisiensi dari SDM perusahaan karena adanya peningkatan jumlah beban kerja seiring akan bertambahnya jumlah proyek yang akan dikerjakan yang dapat berdampak pada menurunnya tingkat efektifitas dan efisiensi dalam pengerjaan tugas : (4) Pembagian tugas dan tanggung jawab kurang jelas dan kurang terarah karena adanya peningkatan jumlah pekerjaan yang tidak diikuti dengan peningkatan jumlah SDM yang berkompeten, sehingga sering terjadi tumpang tindih atau bahkan ada pekerjaan tapi kurang personil yang dapat mengerjakannya, dan dapat berdampak pada kurang efektifnya pengerjaan tugas : (5) Proses pengendalian mutu yang kurang sesuai SOP perusahaan karena peningkatan jumlah proyek kurang didukung oleh penambahan SDM berkualitas dan equipment yang memadai, yang dapat berdampak pada penurunan kualitas pengerjaan proyek : (6) Operasional dan pengelolaan perusahaan tidak berjalan 50
dengan baik karena belum adanya pengalaman personil dalam mengelola anak perusahaan, yang dapat dberdampak pada kurang baiknya tata kelola perusahaan : (7) Kurang mendukungnya asset dan equipment terhadap usaha perusahaan karena meningkatnya skala operasional yang akan dikelola yang dapat berdampak pada kurang maksimalnya pengerjaan proyek dari segi kualitas, biaya dan schedule pengerjaan : (8) Eksekusi proyek mengalami keterlambatan dan over budget yang disebabkan oleh adanya potensi keterlambatan engineering, pengadaan barang dan Construction Planning yang kurang matang, yang dapat berdampak perusahaan dapat terkena Liquidated Damage (LD) dan Additional Cost : (9) Kurang diprioritaskannya proyek-proyek dari internal induk perusahaan (PT Rekayasa Industri) yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah kontrak proyek ekternal Rekind menyebabkan fokus peningkatan jumlah proyek cenderung dari eksternal Rekind dan dampak berdampak pada terbengkalainya proyek-proyek dari pangsa pasar utama. Risk mapping profile atas risiko-risiko yang teridentifikasi tersebut menunjukkan kategori yang paling sering muncul adalah major baik dari segi likelihood maupun impact. Oleh karena itu, risiko operasional yang berpotensi dihadapi oleh PT Rekayasa Engineering adalah level major. Untuk mengantisipasi potensi risiko tersebut, maka dilakukan analisis atas akar permasalahan (root cause) dari seluruh risiko yang teridentifikasi dan akan diperoleh rencana mitigasi risiko yang dapat menjadi pengendali atau solusi dari akar
permasalahan tersebut.
Rencana mitigasi operasional
yang dapat
direkomendasikan yaitu dengan meningkatkan efektifitas pelaksanaan kegiatan 51
ERM yang dijalankan oleh perusahaan melalui pengimplementasian kegiatan manajemen risiko dalam setiap aspek kegiatan operasional dan proyek. Implementasi manajemen risiko dapat dilakukan melalui pelaksanaan updating risk registration and mitigation plan secara periodikal dan terintegrasi. Dalam tahapan pre-construction untuk seluruh proyek, perusahaan harus meningkatakan kemampuan perencanaan melalui pendampingan yang intensif dengan induk perusahaan PT Rekayasa Industri yang sudah berpengalaman di EPC Electrical and Instruments baik dalam perencanaan cashflow proyek, perbaikan sistem pengelolaan atau manajemen sumber daya manusia melalui perencanaan tata kelola proyek dan operasional perusahaan yang lebih akurat, perekrutan engineer yang berkompeten, pengadaan fasilitas pendukung pengerjaan proyek yang sesuai kebutuhan, persiapan system, policy, procedure dan infrastruksutur. Dalam proses pelaksanaaan proyek, perusahaan harus meningkatkan kualitas project control dengan menyiapkan suatu control system yang dapat memantau CPI (Cost Performance Index) dan SPI (Schedule Performance Index) secara ketat tanpa mudah mentolerir asumsi-asumsi pembenaran atas suatu kegagalan pencapaian target pengerjaan yang dinilai kurang sesuai, demi pencapaian target pengerjaan sesuai kontrak dengan klien. Selain itu juga perusahaan harus meningkatkan pengawasan atas kualitas pengerjaan proyek-proyek lama yang sedang berjalan, jangan sampai kualitasnya tidak sesuai dengan standar kualitas yang diharapkan dan tidak sesuai dengan yang tertera pada kontrak.
52
5.2 Implikasi Manajerial Dengan adanya penelitian dan studi ini, diharapkan dapat memberikan implikasi restrukturisasi organisasi yang lebih memanfaatkan fungsi ERM sebagai alat manajemen dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan melalui pembentukan suatu divisi khusus ERM dalam perusahaan dan meningkatkan jumlah personil yang menjalankan fungsi ERM . Dalam pengembangan
ERM,
perusahaan diharapkan dapat mengadakan kegiatan
seminar dan pelatihan yang bersertifikat untuk meningkatkan pengetahuan karyawan tentang penerapan ERM yang benar. Perusahaan dapat mengadakan seminar dan pelatihan melalui program pendampingan dari PT Rekayasa Industri sebagai induk perusahaan maupun dari eksternal yaitu lembaga sertifikasi manajemen risiko yang berkompeten. Perusahaan juga dapat meningkatkan budaya sadar risiko dalam deskripsi tugas dan tanggung jawab dengan memasukkan aspek pelaksanaan manajemen risiko dalam perhitungan Key Performance Index (KPI) dari masing-masing unit, divisi, atau departemen. Pembobotan dalam KPI ini dapat mewajibkan setiap lapisan karyawan dan pimpinannya untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan yang mungkin akan mereka hadapi dalam pelaksanaan pekerjaan dan mengetahui apa yang yang harus dilakukan untuk meminimalisasi atau mengendalikan dampak kerugian yang mungkin ditimbulkan.
53
5.3 Keterbatasan Dalam Penelitian Dalam penulisan studi ini, penulis juga menyampaikan keterbatasan yang dihadapi selama melakukan penelitian untuk melakukan penulisan thesis ini, seperti : 1. Sumber dari penelitian ini adalah PT Rekayasa Engineering yang akan melakukan ekspansi bisnis ke EPC Electrical and Instrument melalui pembentukan anak perusahaan PT RECON. 2. Pemaparan risiko (risk exposure) dalam penelitian ini hanya berkaitan dengan kegiatan operasional pendukung sebelum beroperasinya (preoperational) PT RECON sebagai anak perusahaan dari PT Rekayasa Engineering. 3. Dalam melakukan analisis, penulis tidak menyertakan perhitungan dampak keuangan yang dapat terjadi secara lebih detail karena hal ini membutuhkan suatu analisis lanjutan secara tersendiri. 4. Dalam melakukan analisis, penulis tidak memasukkan indikator risiko yang berasal dari luar perusahaan (eksternal), seperti tingkat persaingan dalam pangsa pasar, kondisi perekonmian negara, dan lain sebagainya.
54