BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Dari hasil analisis laporan keuangan yang telah dilakukan, berikut adalah
kesimpulan hasil penilaian kinerja empat perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama kurun waktu 4 (empat) tahun dari tahun 2004 hingga tahun 2007. 1. Analisis
Perbandingan
Laporan
Keuangan
Tahunan
Pada
Perusahaan PT BAT Indonesia Tbk memiliki trend rekening Kas yang tidak stabil dengan tingkat perubahan yang sangat signifikan dan memiliki jumlah Hutang Cukai Tembakau yang dinilai terlalu tinggi tiap tahunnya, seperti yang terlihat dari hasil analisis Neraca Common Size Perusahaan. Selain itu, Perusahaan ini juga tidak memiliki kemampuan yang memadai dalam hal mengelola kegiatan operasi utamanya, seperti yang terlihat dari hasil analisis Laba Rugi Common Size dimana Perusahaan tiap tahunnya cenderung mengalami kerugian yang cukup besar jumlahnya, hal ini disebabkan karena jumlah Beban Usaha yang tinggi. Selama kurun waktu (4) empat tahun, hanya pada tahun 2005 saja Perusahaan mampu memperoleh laba, hal ini terjadi karena berkurangnya jumlah Beban Usaha dan bertambahnya Pendapatan Lain-Lain. Sedangkan Arus Kas Common Size Perusahaan menunjukkan bahwa Perusahaan tiap tahunnya cenderung
mengalami kenaikan Kas. Namun jika dilihat secara keseluruhan, Perusahaan ini kurang memiliki kemampuan dalam mengelola kegiatan operasinya. PT Bentoel Internasional Investama Tbk memiliki jumlah Aktiva Lancar yang sangat tinggi dan keberhasilan dalam melakukan penagihan Piutang Usaha dibandingkan ketiga perusahaan lainnya, ini terlihat dari hasil analisis Neraca Common Size Perusahaan. Laba Rugi Common Size Perusahaan menunjukkan bahwa meskipun Perusahaan memiliki laba yang tidak stabil dan tidak terlalu besar jumlahnya, tetapi Perusahaan mampu memperoleh laba tiap tahunnya. Di tahun 2004, Perusahaan mengalami penurunan Kas yang sangat tinggi jumlahnya dibandingkan ketiga perusahaan lainnya, seperti yang terlihat dari hasil analisis Arus Kas Common Size Perusahaan. Jika dilihat secara keseluruhan, rekeningrekening Laporan Keuangan Perusahaan memiliki trend yang tidak stabil, namun Perusahaan ini cukup efektif dan efisien dalam menjalankan kegiatan operasinya, baik operasi pokok maupun diluar operasi pokok. Kestabilan trend pada rekening-rekening Laporan Keuangan PT Gudang Garam Tbk dapat dinilai sangat baik. Hal ini menandakan bahwa Perusahaan sangat berhati-hati dalam merencanakan dan mengimplementasikan setiap aktivitasnya.
Kehati-hatian
Perusahaan
dalam
mengatur
sumber-sumber
operasinya dapat dilihat dari Neraca Common Size dan Arus Kas Common Size Perusahaan. Rekening-rekeningnya mengalami perubahan dengan tingkat penyimpangan yang rendah. Selain itu, hanya pada tahun 2005 saja Perusahaan mengalami Penurunan Kas. Laba Rugi Common Size Perusahaan menunjukkan
bahwa Perusahaan mampu memperoleh laba tiap tahunnya dan Perusahaan memiliki laba yang cukup stabil dan cukup besar jumlahnya. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk memiliki Laba Bersih terbesar tiap tahunnya dibandingkan ketiga perusahaan lainnya, seperti yang terlihat dari hasil analisis Laba Rugi Common Size Perusahaan. Ini berarti Perusahaan memiliki kemampuan yang memadai dalam hal mengelola kegiatan operasi utamanya. Namun, Neraca Common Size Perusahaan menunjukkan bahwa Perusahaan tidak mampu mengelola rekening-rekeningnya dimana Perusahaan memiliki trend yang buruk dan tidak stabil pada rekening-rekeningnya. Sedangkan Arus Kas Common Size Perusahaan menunjukkan bahwa Perusahaan tiap tahunnya cenderung mengalami penurunan Kas. Hal ini dapat terjadi karena Kas Perusahaan lebih banyak digunakan untuk melunasi hutang-hutangnya. Jika dilihat secara keseluruhan, rekening-rekening Laporan Keuangan Perusahaan memiliki trend yang buruk dan tidak stabil. Namun, Perusahaan ini cukup efektif dan efisien dalam menjalankan kegiatan operasi utamanya. 2. Kinerja Perusahaan Dinilai Dari Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Setelah melakukan analisis perbandingan laporan keuangan tahunan pada masing-masing perusahaan, maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang berada pada urutan terendah dalam hal kinerjanya dibandingkan dengan ketiga perusahaan lainnya adalah PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk, disusul kemudian oleh PT BAT Indonesia Tbk. Sedangkan PT Bentoel Internasional
Investama Tbk memiliki kinerja yang cukup baik. Sementara itu, yang memiliki kinerja terbaik menurut penulis adalah PT Gudang Garam Tbk.
5.2
Saran Saran yang dapat penulis berikan untuk perbaikan atau peningkatan
kinerja perusahaan antara lain sebagai berikut: 1. Untuk PT BAT Indonesia Tbk Sebaiknya Perusahaan berusaha untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas terhadap aktivitasnya terutama pada kegiatan operasinya, caranya dengan mengurangi besarnya jumlah Beban Usaha agar Perusahaan tidak sering mengalami kerugian. Selain itu, Perusahaan harus mampu mengelola rekening-rekeningnya dengan baik agar trend yang terjadi pada rekeningrekeningnya dapat dinilai baik dan stabil. 2. Untuk PT Bentoel Internasional Investama Tbk Perbaikan dan peningkatan kinerja sebaiknya dilakukan Perusahaan agar kestabilan yang sudah cukup terlihat dari Laporan Keuangan Common Size dapat diteruskan menjadi suatu kestabilan yang didukung dengan tingkat efektifitas dan efisiensi yang tinggi. Perusahaan juga diharapkan mampu mengurangi jumlah Beban Pokok Penjualannya sehingga dapat menghasilkan laba yang berkualitas. 3. Untuk PT Gudang Garam Tbk Perusahaan yang menurut penulis memiliki kinerja terbaik diantara yang lain ini diharapkan dapat mempertahankan kestabilan kinerjanya dengan
peningkatan yang terarah setiap tahunnya. Perusahaan juga sebaiknya dapat meningkatkan Aktiva Lancarnya terutama rekening Kas Perusahaan. Caranya dapat dilakukan dengan mengurangi Aktiva Tetap Perusahaan yang jumlahnya dinilai sangat tinggi. 4. Untuk PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk Perbaikan dan peningkatan kinerja sebaiknya dilakukan Perusahaan agar Perusahaan tidak selalu mengalami penurunan Kas tiap tahunnya. Perusahaan diharapkan mampu mengelola Kas Perusahaan dengan baik untuk segala aktivitasnya terutama Aktivas Investasi dan Pendanaan. Selain itu, jumlah Kewajiban dan Ekuitas Perusahaan diusahakan agar seimbang.
Selain saran untuk keempat perusahaan yang telah dianalisis laporan keuangannya, penulis juga menyarankan kepada peneliti selanjutnya yang bermaksud mengadakan penelitian dengan judul dan metode analisis laporan keuangan yang sama sebagai berikut: 1. Periode laporan keuangan yang akan dianalisis sebaiknya lebih dari 5 tahun agar tingkat kestabilan trend pada rekening-rekening perusahaan lebih dapat terlihat dengan jelas. 2. Untuk mengetahui adanya konsistensi hasil jika menggunakan tambahan dasar perbandingan, maka analisis laporan keuangan sebaiknya tidak hanya menurut dasar intra perusahaan dan antar perusahaan saja, tetapi juga berdasarkan ratarata industri.