142
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN Dari keseluruhan deskripsi dan pembahasan sebagaimana dipaparkan dalam bab keempat, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Pertama, berkenaan dengan kondisi aktual proses dan hasil pembelajaran IPS yang selama ini dilaksanakan di MTs masih memerlukan perbaikan agar sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik. Perbaikan tersebut menyangkut tujuan, materi, model, dan metode pembelajaran sehingga mampu mendorong partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran IPS yang sebelumnya terpusat pada guru (teacher-oriented) harus diubah menjadi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student-oriented). Kedua, mengenai langkah-langkah pengembangan model konstruktivistik berpendekatan siklus belajar yang dikembangkan melalui penelitian ini dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut: (1) Tahap Pendahuluan. Tahap pendahuluan ini diarahkan untuk menetapkan masalah yang berkaitan dengan pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang akan dipelajari. Peserta didik mengajukan pendapat, gagasan atau contoh kasus yang berhubungan dengan perusahaan; (2) Tahap Eksplorasi. Pada tahap ini guru memberi penjelasan ringkas atas sub-sub pokok bahasan yang harus dipelajari peserta didik, yaitu: (1) pengertian perusahaan dan; (2) jenis perusahaan. Sub-sub pokok bahasan tersebut disajikan dalam LKS yang selanjutnya dijadikan topik belajar kelompok peserta didik; (3) Tahap Penjelasan. Pada tahap ini peserta didik mempresentasikan dan Sadali, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivistik Dengan Pendekatan Siklus Belajar Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
143
menjelaskan hasil kerjanya. Guru menjelaskan kembali konsep-konsep yang berhubungan dengan materi pelajaran, dan mengecek perolehan belajar peserta didik dari kerja kelompok; (4) Tahap Penerapan Konsep. Pada tahap ini guru mengecek kembali pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah mereka pelajari. Kemudian, menjelaskan kembali konsep-konsep yang dipelajari peserta didik serta memberikan wawasan mengenai kemungkinan penerapannya pada kondisi yang berbeda. Guru juga mensimulasikan penerapan tersebut; (5) Tahap Evaluasi. Pada tahap ini guru mengevaluasi hasil belajar peserta didik, guru bertanya kepada peserta didik tentang apa yang telah mereka dapat dalam pembelajaran ini, kemudian mengumpulkan seluruh hasil kerja peserta didik sebagai bahan penilaian. Implementasi model pembelajaran konstruktivistik berpendekatan siklus belajar menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar serta menempatkan guru sebagai fasilitator dan motivator belajar bagi peserta didik. Model pembelajaran ini memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan pemahaman materi pelajaran dan keterampilan berpikir kritis. Ketiga, dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, penggunaan model pembelajaran konstruktivistik berpendekatan siklus belajar lebih efektif dalam meningkatkan pemahaman dan keterampilan berpikir peserta didik dalam materi pelajaran IPS di kedua MTs yang diteliti. Terdapat perbedaan yang signifikan dalam rata-rata peningkatan skor tes pemahaman materi pelajaran IPS dan keterampilan berpikir antara kelompok eksperimen yang menggunakan model
Sadali, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivistik Dengan Pendekatan Siklus Belajar Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
144
pembelajaran konstruktivistik berpendekatan siklus belajar dengan kelompok kontrol yang melaksanakan pembelajaran konvensional. Keempat,
penelitian
ini
menghasilkan
model
pembelajaran
konstruktivistik berpendekatan siklus belajar yang dapat diterapkan untuk meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran IPS dan meningkatkan keterampilan berpikir. Adapun peningkatan efektivitas model pembelajaran ini mempersyaratkan aspek-aspek: (1) kepatuhan akan prinsipprinsip penyusunan RPP; (2) penghayatan akan pandangan konstruktivistik tentang esensi belajar dan peserta didik sebagai paradigma yang mewarnai seluruh prosedur, media, sumber dan bahan ajar, serta evaluasi. Dari sudut pandang prosedur pembelajaran, pandangan konstruktivis tentang belajar dan peserta didik berkonsekuensi perlunya memberi perhatian yang cermat terhadap entering behavior peserta didik. Prosedur pembelajaran konstruktivistik berpendekatan siklus belajar harus pula merefleksikan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM). Media yang didayagunakan dalam penerapan model ini hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip desain (perancangan) pesan pembelajaran sebagai berikut: (1) Kesiapan dan motivasi (readiness and motivation); (2) Penggunaan alat pemusat perhatian (attention directing devices); (3) Partisipasi aktif siswa (student’s active participation); (4) Perulangan (repetition); (5) Umpan balik (feedback). Sedangkan hal terpenting berkenaan dengan sumber dan bahan ajar dalam menerapkan model pembelajaran konstruktivistik adalah pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.
Sadali, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivistik Dengan Pendekatan Siklus Belajar Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
145
B. SARAN-SARAN Pertama, dalam implementasi model pembelajaran konstruktivistik guru hendaknya berperan sebagai fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan
belajar peserta didik, harus memiliki keterampilan bertanya dan
wawasan yang luas tentang materi pelajaran. Dalam merancang, mengembangkan, dan menerapkan pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman sekaligus meningkatkan keterampilan berpikir peserta didik, guru harus menguasai dasardasar teori pembelajaran yang mendukung. Kedua,
untuk
keberhasilan
implementasi
model
pembelajaran
konstruktivistik, perlu didukung oleh pandangan, kesanggupan dan kesediaan guru untuk melakukan perubahan-perubahan dalam pola dan model mengajar yang selama ini dipraktikkan dan dianggap sebagai suatu kerangka konseptual yang baku. Kemampuan untuk menerima sesuatu yang baru dan menerapkannya sebagai bagian dan konsep model yang dianutnya, merupakan indikator penting dan kompetensi profesional guru untuk mengembangkan kreatifitas guna meningkatkan mutu pembelajaran. Ketiga, model pembelajaran ini dapat dijadikan salah satu contoh sekaligus acuan kepala sekolah dalam mendorong, membina dan memfasilitasi inovasi dan peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran di sekolah. Kepala Sekolah dapat mendorong penggunaannya pada pokok bahasan pada tingkatan kelas lain di sekolahnya atau menginformasikan keunggulan kepada pada kepala sekolah lain baik untuk pembelajaran IPS maupun pelajaran
lain yang
Sadali, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivistik Dengan Pendekatan Siklus Belajar Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
146
berkarakteristik materi sesuai dengan model pembelajaran konstruktivistik berpendekatan siklus belajar. Keempat,
penelitian
mengenai
penerapan
model
pembelajaran
konstruktivistik masih perlu ditindaklanjuti dengan penelitian yang lebih komprehensif, baik dan segi unsur-unsur pembelajaran yang ditelaahnya maupun pilihan setting sekolahnya. Adapun generalisasi dan temuan dan hasil analisis penelitian ini belum dapat diberlakukan pada setting dan situasi sekolah yang lain, mengingat adanya asumsi dan prasyarat situasionalnya.
Sadali, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivistik Dengan Pendekatan Siklus Belajar Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu