BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil observasi, pengolahan data dan analisis terhadap variabel-variabel yang diamati dalam hal ini kecerdasan emosional dan kinerja karyawan pada PT. Trafoindo Prima Perkasa dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Analisis deskriptif kecerdasan emosional karyawan PT. Trafoindo Prima secara umum sudah baik dengan 60% karyawan memiliki kecerdasan emosi yang sedang dan 37,33% karyawan memiliki kecerdasan emosi yang tinggi. 2. Kinerja karyawan PT. Trafoindo Prima Perkasa dilihat dari hasil analisis yang menunjukkan bahwa kinerja karyawan sudah baik, hal ini bisa dilihat dari hasil secara keseluruhan pada variabel kinerja karyawan terlihat 70,67% karyawan memiliki kinerja yang sedang dan 26,67% karyawan memiliki kinerja yang tinggi. 3. Berdasarkan hasil uji korelasi besar hubungan antara Kecerdasan emosional dengan Kinerja karyawan ialah 0,786. Artinya, hubungan kedua variabel tersebut kuat. Korelasi positif menunjukkan bahwa hubungan antara Kecerdasan emosional dengan Kinerja karyawan searah. Artinya, jika Kecerdasan emosional meningkat, maka Kinerja karyawan sudah pasti semakin meningkat.
52
53
4. Berdasarkan hasil uji regresi linear sederhana diketahui bahwa kinerja karyawan dipengaruhi sebesar 61,80% oleh kecerdasan emosi dan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
5.2. Diskusi Hasil pembahasan analisis deskriptif terhadap setiap variable penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa secara umum kondisi kecerdasan emosional dan kinerja karyawan di PT. Trafoindo Prima Perkasa dalam kondisi sudah baik. Terkait dengan kecerdasan emosional, hasil analisis menunjukkan bahwa secara umum karyawan memiliki kecerdasan emosional sudah baik terutama dalam hal mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan dengan orang lain. Sedangkan berkenaan dengan kinerja, kesimpulan tersebut memberikan gambaran bahwa karyawan pada umumnya memiliki kemampuan yang baik dalam menjalankan tugasnya terutama dalam hal kecepatan, kualitas, layanan, nilai, keterampilan interpersonal, mental sukses, keterbukaan untuk berubah, kreativitas, keterampilan berkomunikasi, inisiatif, dan perencanaan organisasi. Selanjutnya, dari hasil analisis statistik, diketahui bahwa kecerdasan emosional memiliki hubungan positif dan signifikan dengan kinerja karyawan. Kecerdasan emosional memiliki hubungan dengan kategori cukup baik dengan kinerja, hal ini ditunjukan dengan hasil perhitungan koefisien korelasi sebesar r = 0,786.
54
Hasil analisis statistik ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosional merupakan faktor yang memiliki peran signifikan dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan. Semakin tinggi kecerdasan emosi yang dimiliki semakin tinggi pula kinerjanya. Semakin baik kemampuan seseorang untuk tetap mampu berpikir realistis, logis, dan tidak mengedepankan reaksi emosi yang berlebihan ketika menghadapi suatu kesulitan maka akan semakin besar pula kesadarannya terhadap tugas dan tanggung jawab yang harus diselesaikan oleh individu tersebut. Hasil penelitian ini berarti relevan dengan konsep-konsep yang dijadikan acuan dalam kajian teoretis. Terkait dengan hubungan kecerdasan emosional terhadap kinerja karyawan, dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh Yen, Tjahjoanggoro dan Atmadji (2003) tentang hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi kerja Multi Level Marketing, menghasilkan kesimpulan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan emosional dan prestasi kerja Multi Level Marketing. Artinya, semakin tinggi kecerdasan emosional, maka semakin tinggi prestasi kerja distributor tersebut dan sebaliknya.
Kecermatan menggukur kondisi emosi diri sendiri maupun orang disekitarnya merupakan syarat penting agar kinerja karyawan dapat terlaksana dengan optimal. Pengelolaan perasaan-perasaan yang tepat dibutuhkan dalam mewujudkan situasi yang menyenangkan dalam melaksanakan interaksi edukatif. Proses pengelolaan perasaan tersebut harus dibangun dalam sebuah interaksi sosial agar tercipta suasana dan kondisi belajar yang kondusif. Suasana yang kondusif akan menciptakan sinergi antar karyawan, pimpinan dan lingkungan disekitarnya sehingga dengan pemanfaatan kompetensi yang efektif mampu menciptakan kinerja karyawan yang optimal.
55
Kecerdasan emosi menentukan potensi mengarahkan karyawan untuk berperan sesuai tugas dan tanggung jawab dengan sepenuh hati. Kecerdasan emosi akan mengarahkan individu pada penyelesian masalah yang realistis, logis dan terukur dengan mempertimbangkan lingkungan sekitarnya sehingga individu akan tetap termotivasi. Keterampilan untuk mengontrol emosi agar menghasilkan sikap serta perilaku yang positif berkembang dengan baik sehingga mampu membina hubungan baik dengan seluruh karyawan. Apabila merujuk pada hasil regresi linear sederhana antara kecerdasan emosional dengan kinerja karyawan, yaitu dengan koefisien determinasi sebesar 0,618, maka dapat diketahui bahwa kinerja karyawan dipengaruhi sebesar 61,80% oleh kecerdasan emosi, sedangkan 31,20% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Faktor lain dimaksud dapat berupa kemampuan atau skill aparatur, kepemimpinan, budaya organisasi, lingkungan kerja, karakteristik pekerjaan, supervisi, motivasi dan faktor-faktor lainnya.
5.3. Saran Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas saran-saran dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Disarankan kepada pimpinan PT. Trafoindo Prima Perkasa agar dapat meningkatkan keakraban antar karyawan secara berkesinambungan. Hal yang masih kurang pada karyawan adalah kemauan dan keberanian memberikan kritik kepada atasan sepanjang kritik tersebut untuk kebaikan bersama. Pimpinan juga tidak boleh memaksakan kehendak dengan cara-cara otoriter
56
dan menepis semua kritik dari bawahan. Jika kritik dari karyawan dapat diselesaikan secara baik maka kinerja juga akan berjalan dengan baik. 2. PT. Trafoindo Prima Perkasa agar mengawasi dan memonitor potensi yang ada pada karyawan. Yang perlu ditingkatkan dari kecerdasan emosional ini adalah pembentukan sikap dan mental karyawan dalam melaksanakan tugastugasnya sehingga karyawan dapat memiliki cara berfikir dan bersikap positif dalam menghadapi masalah yang ada, sehingga dalam menghadapi masalah tidak dihadapi dengan emosi dan amarah akan tetapi karyawan dapat menghadapi masalah dengan bijak oleh karenya peran pimpinan perusahaan dalam mengevaluasi karyawan yang melakukan kesalahan di tegur dengan cara yang konstruktif atau membangun semangat bukan melemahkan semangat karyawan. 3. Optimalisasi kinerja karyawan PT. Trafoindo Prima Perkasa merupakan proses yang dilakukan secara bertahap dan menyeluruh dari unsur pimpinan hingga bawahan. Aspek kinerja yang perlu ditingkatkan pada PT. Trafoindo Prima Perkasa adalah pembagian tugas yang sesuai dengan keterampilan dan pendidikannya. Selain aspek keterampilan hal yang menjadi prioritas untuk ditingkatkan adalah pemahaman dan kesadaran karyawan untuk melaporkan hasil kerja yang dilakukannya kepada atasan sesuai dengan prosedur yang ada. Laporan pekerjaan dapat mempermudah pimpinan perusahaan untuk memonitor hasil kerja karyawan.