BAB V AQIDAH – IMAN – TAUHID
I.
Pengertian
Aqidah secara kebahasaan artinya “ikatan”. Dalam Islam, akidah sering disebut dengan “Iman”, artinya “keyakinan yang kuat” dan juga disebut dengan “Tauhid” artinya “mengesakan”.
Sedangkan menurut terminologi (definisi) dalam Islam, bahwa Iman adalah pembenaran dalam hati, ikrar dengan lisan dan pengalaman dengan anggota badan. Iman bukan hanya keyakinan dalam hati, tetapi juga pernyataan lisan dan sekaligus merupakan perbuatan. Kesatuan antara hati, lisan dan perbuatan itulah yang dikatakan iman. Ada juga yang menyatakan bahwa Iman merupakan keyakinan kuat dalam hati yang mampu mendorong lahirnya amal shalih, baik lisan maupun perbuatan. Iman yang benar akan melahirkan tutur kata yang benar dan sekaligus akan melahirkan perilaku yang benar.
II.
Ruang Lingkup/ Pokok-pokok Iman
Pokok-pokok iman adalah seperti yang dijelaskan oleh Allah dalam Al Quran:
֠
#$ %&'()
!"
!" ./01 +,* - *֠
+ *- 3*֠ #$ %&2() 689:' 4 . 5627֠ 4 <?@%A C6D()
<%7'> 0$ !B"
M 0$KL
,5KL
H7I7J
E8&F%ִ
PLEQ >DO Artinya: “Wahai orang-orang beriman, berimanlah kalian kepada Allah, kepada rasul-Nya, kepada kitab yang diturunkan kepada para Rasulnya dan yang diturunkan kepada para Rasul sebelumnya. Siapa saja yang kafir terhadap Allah, malaikat, kitab-kitab, para rasul, dan hari akhir, maka benar-benar dalam kesesatan yang jauh”. (Q.S. An Nisaa 4: 136)
Pada bagian yang lain Allah berfirman:
K$ %WX UVI RSD&T 4) 5O֠ .
R)7)6
OZ
Q5UX [\J$7J
R7)
Y
/01
PLQ ]R^7 ☺() Artinya: “Katakanlah, tidak akan ada seseuatupun yang menimpa kita kecuali yang telah Allah tetapkan bagi kita. Dialah (Allah) Pelindung kita dan hanya kepada Allah sajalah hendaknya orang-orang beriman bertawakkal”. (Q.S. At Taubah 9: 51) Allah juga menegaskan dalam Al Quran:
@< c(I0$ִF
`b
,5A
-I
PdQ )"ִ7I Artinya: “Sungguh, Aku (Allah) telah menciptakan segala sesuatu dengan Qadar/ ukuran”. (Q.S. Al Qamar 54: 49)
Disamping didalam Al Quran, kita juga menemukan sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Al Bukhari, bahwa malaikat Jibril telah mengajarkan kepada Rasulullah tentang iman yang meliputi: Iman kepada Allah, iman kepada Malaikat, iman kepada Kitab Suci, iman kepada para Rasul, iman kepada hari akhir, serta iman kepada Qadha dan Qadar Allah (HR. Al Bukhari)
Berdasarkan penjelasan Al Quran dan hadits tersebut, maka ruang lingkup keimanan dalam Islam yang kemudian dikenal dengan Rukun Iman, meliputi: 1. Beriman kepada Allah; 2. Beriman kepada Malaikat; 3. Beriman kepada Kitab; 4. Beriman kepada Rasul; 5. Beriman kepada hari Akhir; 6. Beriman kepada Qadha – Qadar.
1. BERIMAN KEPADA ALLAH A. Mengenal Allah Manusia akan mengimani Allah, apabila mereka telah mengenal Allah. Oleh karena itu Al Quran sebagai pertunjuk kehidupan memberikan petunjuk tentang: siapakah Allah itu?
Al Quran menjelaskan bahwa Allah adalah “Rabbul ‘Alamiin”.
&fg"
e
H☺ִ7()
PiQ h3☺0$ ִO() Artinya: “Segala puji bagi Allah Rabbul ‘Alamiin”. (Q.S. Al Fatihah 1: 2)
Allah sebagai Rabbul ‘Alamin juga terdapat dalam surat Al An’am: 45 dan 162, Al A’raf: 54, Yunus: 10, Al Naml: 8 dan 44, Al Qashash: 30, Ash Shaffat: 182, Al Jattsiyah: 36.
Rabbun artinya: Pencipta, Pemilik, Penguasa, Pemelihara, Pendidik, dan Pengatur. Al ‘alamin, artinya “seluruh alam”. Dari sifat inilah kemudian diterjemahkan bahwa Allah Rabbul ‘alamin; Allah itu Tuhan abgi seluruh alam. Hanya Allah yang dapat diyakini dan diimani sebagai Tuhan, karena hanya Allah saja yang memiliki kemampuan: Menciptakan, Memiliki, Memelihara, Mendidik, dan Mengatur sekaligus Menguasai. Selain Allah tidak memiliki kemampuan dan kekuasaan seperti ini. Manusia mungkin
bisa menciptakan sesuatu, tetapi belum tentu mampu memiliki hasil ciptaannya. Manusia bisa memiliki sesuatu, misalnya rumah, tetapi tidak semua manusia mampu menciptakan rumah. Manusia bisa memiliki sesuatu, misalnya mobil, tetapi belum tentu bisa memelihara mobil. Demikian seterusnya, sehingga manusia tidak bisa dikatakan Tuhan, seberapapun hebatnya.
Adapun Allah, memiliki sifat-sifat tersebut secara sempurna. Allah mampu menciptakan manusia, sekaligus memiliki manusia, menguasai manusia, mengatur manusia, mendidik manusia serta memelihara manusia. Sebagai bukti bahwa hanya Allah yang mampu menciptakan manusia, bahwa tidak semua orang yang ingin memiliki anak mampu memenuhi keinginannya. Betapa banyak orang yang ingin memiliki anak dan segala upaya dilakukan, namun ternyata sampai akhir hayat tidak juga berhasil mengandung dan melahirkan anak. Hal ini menunjukkan bahwa hanya Allah yang mampu menciptakan manusia. Sebagai bukti bahwa Allah bukan saja mampu menciptakan manusia, tetapi juga sekaligus memiliki dan menguasainya, bahwa kapanpun Allah menghendaki seorang manusia kembali ke hadirat-Nya (wafat) maka tidak seorangpun yang mampu menghalanginya. Karena sedemikian sempurna kekuasaan Allah itulah, sehingga hanya Allah yang boleh diyakini dan diimani sebagai Tuhan bagi seluruh alam.
Sebagai Rabbul ‘Alamin (Tuhan bagi seluruh alam), maka Allah memiliki sifat yang pasti ada pada-Nya (sifat wajib): 1. Wujud, Allah itu ada; 2. Qidam, Allah itu Maha Terdahulu; 3. Baqa, Allah itu Maha Kekal; 4. Mukhalafatu Lil Hawaditsi, Berbeda dengan makhluk-Nya; 5. Qiyanuhu Binafsihi, Allah itu berdiri pada Dzat sendiri, tidak memerlukan pihak lain;
6. Wahdaniyyah, Maha Esa; 7. Qudrat, Kuasa; 8. Iradat, Berkehendak mutlak; 9. Ilmu, Maha Berilmu; 10. Hayat, Maha Hidup; 11. Sma’, Maha Mendengar; 12. Bashar, Maha Melihat; 13. Kalam, Maha Berbicara.
Sifat-sifat kesempurnaan Allah sebagai Rabbul ‘Alamin juga tercermin dalam Asma Al Husna, nama-nama terpilih sejumlah 99 nama yang dimiliki Allah, sebagaimana tercantum dalam surat Al Hasyr ayat 22 – 24.
< 7)I jV *֠ Y OZ #$(D () kl$ OZ UVI OZ
cִ ִmno)
PiiQ kl\
4 cp^q8)
< 7)I jV r֠ Y OZ 9?$ִ☺()
OZ
s 0$tt)
B,"9I()
uv☺(Dִm ☺() B"e2ִw() F4 ִ762 !
.
UVI
4^7 ☺() B**ִO()
@x#y)2 [ ☺()
PiEQ ]9XxH{@| z☺ }$ ִ~() B"QKT ☺()
Y
" ?()
Bִ☺!%
.
s ִ☺tt) OZ
OZ
7
.bcft 7() /
@<7)
Pu6"%
kl\&' (
B*ִO() PiQ
22. Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 23. Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, yang Maha Suci, yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan, Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. 24. Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
2. BERIMAN KEPADA MALAIKAT A. Setiap muslim wajib beriman tentang adanya malaikat. Wajibnya iman kepada malaikat ini didasarkan kepada Allah. Oleh karena Allah telah menjelaskan dalam Al-Quran bahwa Allah telah menciptakan malaikat (Q.S. Fathir: 1), maka setiap musliim wajib mengimaninya.
E87J
e
Pu6"%
H☺ (
s ִ☺tt)
7'> 0$ִ☺() ?ִ7RHf
Q5ִ֠4
/
!B"
. ִ B" ִ 0$Ol ."c^,
Q}J$7(
./01
,I
/ .
E* B oc|
PLQ 87֠ b Q5A Artinya: “Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan Malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (Q.S. Fathir: 1)
Di dalam Al-Quran kita jumpai penjelasan tentang malaikat sebagai berikut: 1. Allah berdialog dengan malaikat: a. Al-Baqarah: 2 (20, 34); b. Al-Kahfi: 18 (50); c. Thoha: 20 (116) 2. Malaikat itu melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan perintah Allah: a. Ali Imran: 3 (39, 42, 45); b. An-Nahl: 16 (23); c. Al-Mudatsir: 74 (31); d. At-Tahrim: 66 (6); e. Ar-Ra’du: 13 (23 – 24); f. Asy-Syura: 42 (5); g. Fushilat: (41 (30 – 31); h. Az-Zumar: 39 (75); i. Al-Qadar: 97 (4).
3. Nama-nama malaikat dengan tugas masing-masing: 1. Jibril = wahyu; 2: 97, 26: 193; 2. Mika’il = hujan dan rizki; 3. Isrofil = sengkala kebangkitan; 4. Izra’il = mencabut nyawa, 79: 1; 5. Munkar; 6. Nakir = pertanyaan kubur 7. Roqib; 8. Atid = catatan amal; 50 (18); 9. Malik = penjaga neraka; 74: 31; 10. Ridlwan = penjaga surga; 39: 73.
4. Kafir terhadap malaikat berakibat mendustakan agama: 2: 97, 26: 193; 5. Salah bentuk kekafiran terhadap adanya malaikat adalah sikap menduga bahwa malaikat itu berjenis kelamin perempuan: 53: 27 – 28.
3. BERIMAN KEPADA KITAB
Setiap muslim wajib mengimani kitab suci yang telah diwahyukan Allah kepada para Rasul-Nya. Al-Quran menjelaskan bahwa kitab suci yang wajib diimani oleh setiap muslim meliputi: a. Zabur; Diturunkan kepada nabi Dawud AS, 1. Q.S. An-Nisa: 163 2. At-Taubah: 111
b. Taurat; Diturunkan kepada Nabi Musa AS. Q.S. Al-Baqarah: 53.
c. Injil; Q.S. Al-Baqarah: 87, 253
d. Al-Quran. Diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Q.S. An-Naml 27:6
Mengimani kitab suci yang diwahyukan kepada para Rasul sebelum nabi Muhammad adalah dengan cara mengimani sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh Al-Quran. Sedangkan mengimani kitab suci Al-Quran adalah diwujudkan dalam bentuk memenuhi kewajiban terhadap Al-Quran. Setiap muslim mempunyai lima kewajiban pokok terhadap Al-Quran: a. Percaya dengan penuh keyakinan bahwa Al-Quran merupakan wahyu Allah; b. Membaca dengan baik dan benar; c. Mempelajari isi dan ajarannya; d. Mengamalkan isinya dengan ikhlas; e. Mewariskan kepada keturunan/generasi berikutnya.
4. BERIMAN KEPADA RASUL
I.
Pengertian Rasulullah:
Rasul secara harfiyah artinya utusan. Rasulullah (utusan Allah) adalah seseorang yang dipilih oleh Allah dengan diamanati tugas menyampaikan ajaran agama kepada manusia. Oleh karena ajaran agama itu termuat dalam wahyu-wahyu kitab suci, maka Rasulullah juga berarti orang yang dipilih oleh Allah dengan diberi amanat menyampaikan wahyu-wahyu kitab suci beserta seluruh aspek ajarannya kepada umat manusia.
II.
Sifat dan Karakter Rasulullah
Para Rasulullah sesungguhnya merupakan orang-orang pilihan. Mereka memiliki empat sifat utama: 1. Shiddiq, jujur dan benar; 2. Amanah, selalu memenuhi tugas dan terpercaya; 3. tabligh, menyampaikan wahyu (ajaran) Allah secara tuntas, terbuka dan komunikatif; 4. Fathonah, cerdas dan peka.
III.
Penjelasan Al Quran tentang Rasulullah 1. Al Baqarah 2: 30; 2. Al An’am: 83 – 86; 3. Al Anbiya`: 85; (Idris – Dzulkifli); 4. Asy Syu’aro 26: 124, 142, 161, 177; (hud, Sholih, Luth, Syu’aib; 5. Al Fath 49: 29
5. BERIMAN KEPADA HARI AKHIR
Hari akhir juga sering disebut juga dengan akhirat. Hari akhir (akhirat) merupakan perjalanan panjang setiap manusia setelah kehidupan dunia yang meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Kematian Peristiwa kematian merupakan pintu gerbang hari akhirat setiap manusia. Kematian tahap awal kehidupan akhirat seseorang. Kematian dikatakan sebagai “awal” kehidupan akhirat manusia, karena ketika ajal tiba, tidak ada satu pun kekuatan yang mampu menangguhkannya. Allah menegaskan dalam Al-Quran:
WV
6s mO$ִf
WV
ִ֠4
R ִ!
77J
8&FJ [tc|
PEQ ](I [tc| Artinya: Apabila ajal mereka telah tiba, maka mereka tidak mampu menunda walaupun sesaat atau mempercepatnya (Q.S. Al A’raf: 34)
*֠ Ks6ִ☺() ,I 65O֠ @<-7J
\ 8O1
@<^R lOl
]r8:71 6s92D#I 0$
#$(D ()
#l$
./0I
s'n D7J
cִ ִmno)
PQ O$ִ☺^O71 ^RA ִ☺ Artinya: Katakanlah! Sesungguhnya kematian yang kalian berusaha lari darinya, niscaya ia pasti menjumpai kalian. Kemudian kalian dikembalikan kepada Allah yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang terang. Maka Alah akan menyampaikan kembali segala sesuatu yang telah kalian perbuat”. (Q.S. Al Jumu’ah: 8)
2. Alam Barzakh (kubur) Alam barzakh (alam kubur) adalah alam setelah kematian seseorang. Setelah manusia meninggal dunia, maka mereka berada pada suatu alam yang disebut dengan “Alam Barzakh” yang juga sering disebut dengan alam kubur.
Rasulullah menjelaskan bahwa sesaat setelah seorang mayit dikuburkan dan para pengantarnya satu persatu meninggalkan kuburnya, maka mayit itu
terbangun. Bahkan orang yang dikuburkan itu juga mendengar bunyi sandal orang-orang yang mengantarkan jenazahnya yang satu persatu mulai meninggalkannya itu. Tidak lama kemudian datanglah malaikat Munkar dan Nakir. Kedua malaikat ini kemudian menanyakan tentang Tuhan, Rasul, agama, dan kitab suci. Jika orang yang di alam kubur itu beriman, maka ia akan mampu menjawab dengan baik dan sejak itu ia memperoleh nikmat Allah. Namun jika yang mati itu orang yang tidak beriman (kafir), maka sejak itu ia merasa tersiksa. Bukan saja ia disiksa oleh malaikat, tetapi juga tersiksa karena ia sadar tempat yang disediakan untuknya nanti, yaitu nereka.
3. Hari Ba’ats (bangkit dari kubur) Setelah alam kubur, setiap manusia akan mengalami tahapan berikutnya yang merupakan bagian dari perjalanan akhrat, yaitu hari kebangkitan dari kubur. Al Quran menjelaskan:
77J "T) / ִ:@- ./0I ִ^4% F4y sOZ PLQ
]O$&t
A4
R0$^
'
X -7֠68,
4
6sm0" )7֠ R7ִO
4 cp^q8) ִ D ִZ PiQ ]O$ִ!68 ☺() ִK Artinya: “Dan ditiuplah sangkakala, maka seketika itu mereka keluar dari kubur
menuju
Tuhan.
Mereka
berseru
“Celaka!
Siapakah
yang
membangkitkan dari tidur kami. Inilah yang dijanjikan Tuhan Yang Maha Rahman dan benar pulalah para rasul itu”. (Q.S. Yasin: 51-52)
Orang-orang yang tidak beriman, pasti sulit menerima informasi ini, sebab mereka berpikir “bagaimana mungkin bisa hidup kembali, sedangkan sekujur tubuh telah binasa ditelan lalat dan tanah”. Demikian pikiran mereka yang
tidak beriman. Namun bagi orang yang beriman sangat mudah mengimani persoalan ini, sebab bagi orang-orang beriman berpikir “jika Allah mampu menciptakan segala sesuatu yang sebelumnya tidak ada, apa susahnya menghidupkan kembali manusia yang sebelumnya telah pernah hidup”.
4. Hari Mahsyar dan Hisab Setelah manusia bangkit dari kubur, etape perjalanan akhirat selanjutnya adalah “Hari Mahsyar dan Hisab” artinya “Hari Berkumpul untuk perhitungan amal”. Allah menjelaskan dalam Al Quran:
"T)
/
ִ:@-
PddQ O^p7Z 6s m R^Oִ☺m
. "T) / :R 6
3E8Hw ☺()
@x9{( Vg
PL#iQ ֠6" ?D> 6 Artinya: “Suatu hari ketika ditiup sangkakala, maka Aku (Allah) akan mengumpulkan orang-orang yang berdosa dalam keadaan wajah mereka biru muram". (Q.S. Thaha: 102)
Tahapan ini merupakan tahapan yang paling membuat manusia sangat menderita kecuali yang memperoleh rahmat Allah. digambarkan bahwa pada hari Mahsyar nanti bumi menjadi rata dan berubah menjadi perak. Matahari sangat terik karena jaraknya dengan manusia yang tidak lebih dari sejengkal. Dalam situasi demikian sangat sulit untuk digambarkan seperti apa panas yang dirasakan oleh manusia, kecuali mereka yang memperoleh rahmat Allah.
5. Surga dan Neraka Setelah hari Mahsyar dan Hisab, manusia terbagi dua: kelompok manusia yang memperoleh surga dan kelompok manusia yang memperoleh neraka.
surga dan neraka etape terakhir perjalanan akhirat bagi manusia. Al-Quran menjelaskan masalah ini dalam ayat 71-75 surat Az-Zumar:
:8:WX
֠
8
}D&!
Oִmִf
ִZBִ֠4
7I
./0I b,ִ<
+7֠ ִm@6 Hִ7[OJ 6s7)
@☺ - *ִF
6s m7)
6'Ry
5 !B"
6s'1J
6s'(D0$
O$^[
6s' -B"#DR .
D ִZ
6s'0"
6s'6
H4&' 7)
./01
7I) )7֠
#`DִO() Oִ☺$A HnIִ< W5\֠
P¡LQ 8: 7'() /01
F`6
O$F^\
ִm\J ִF Fl,ִmִf *^£
¢q(?7J
P¡iQ
h x#y)2 [ ☺()
67I,1 h ֠ }D&! ,Rִw() 7I
/0I
b,ִ<
Hִ7[OJ l@§<S
)7֠ @0ִH
ִm@6
¨s 0$ִ!
ִZO$F^\7J *֠
8
ִZBִ֠4
+7֠
6s92(D0$
6s¥¦"
@☺ - *ִF l@%6?
P¡EQ ִF e
H☺ִ7() c7ִ֠K
u6"%
Rl"^
,Rִw()
v
q ?cM -
8Hf Fs^O7J B o0© * 871
(\ִ<
P¡Q }☺ ִO()
H4 h3ªJ֠ 0 72> 0$ִ☺()
7
6s¦"
H☺ ¬X
W5\֠ QZ} (
s R^ #`"
e
H☺ (
P¡Q 3p7` ִO() 71. Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan. sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Apakah belum pernah datang kepadamu Rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan Pertemuan dengan hari ini?" mereka menjawab: "Benar (telah datang)". tetapi telah pasti Berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir. 72. Dikatakan (kepada mereka): "Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu kekal di dalamnya" Maka neraka Jahannam Itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri. 73. Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam syurga berombongrombongan (pula). sehingga apabila mereka sampai ke syurga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! Maka masukilah syurga ini, sedang kamu kekal di dalamnya". 74. Dan mereka mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada Kami dan telah (memberi) kepada Kami tempat ini sedang Kami (diperkenankan) menempati tempat dalam syurga di mana saja yang Kami kehendaki; Maka syurga Itulah Sebaik-baik Balasan bagi orang-orang yang beramal". 75. Dan kamu (Muhammad) akan melihat malaikat-mmlaikat berlingkar di sekeliling 'Arsy bertasbih sambil memuji Tuhannya; dan diberi putusan di antara hamba-hamba Allah dengan adil dan diucapkan: "Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam".
6. BERIMAN KEPADA QADHA DAN QADAR
Setiap muslim wajib beriman terhadap Qodha dan Qadar. Kewajiban beriman kepada Qadha dan Qadar ini didasarkan kepada Al-Quran ayat 51 surat AtTaubah dan ayat 49 surat al-Qamar.
UVI
RSD&T
OZ
R7)
Y
/01
.
]R^7 ☺()
4)
5O֠
K$ %WX
R)7)6 Q5UX [\J$7J PLQ
51. Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa Kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah pelindung Kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal." (Q.S. At-Taubah: 51)
@< c(I0$ִF `b ,5A -I PdQ )"ִ7I 49. Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. (Q.S. Al Qomar: 49)
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim bahwa Rasulullah juga menjelaskan bahwa segala yang terjadi merupakan Qadha dan Qadar Allah yang telah ditetapkan ketika manusia berumur 120 hari dalam kandungan.
7.