52
BAB IV TAHAPAN PEMBUATAN FILM DOKUMENTER
A. Treatment Tema Pemanfaatan sumber daya alam di sekitar kita sebagai energi alternatif untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil. Ide Masalah energi menjadi menjadi salah satu masalah yang krusial di negara ini, utamanya adalah energi fosil yang telah menguasai hajat hidup orang banyak. Kebutuhan akan energi fosil tak sebanding dengan ketersediaannya di negara kita. Sehingga jalan satu-satunya adalah mengimpor dari luar negeri, dimana harganya ditentukan oleh harga minyak dunia. Mau tidak mau kita tak bisa menolak jika ada kenaikan harga. Dan di saat yang lain hanya mengeluh dan terus pasrah menerima nasib, sekelompok kecil masyarakat di Desa Mundu Tulung, Klaten mengorganisir diri dan mengupayakan energi alternatif sebagai jawaban akan keresahan mereka terhadap masalah yang satu ini. Mereka memanfaatkan sumber daya alam di sekitar mereka sebagai solusi untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Film ini menggunakan gaya direct cinema dimana wawancara dikombinasikan dengan aktivitas subjek sehingga subjek mampu menyampaikan apa yang mereka hadapi tidak hanya dari ucapan, namun juga dari aktivitas, tindakan, serta percakapan dengan subjek lain. Selain itu film diharapkan dapat
53
memberikan kesan intim kepada penonton sehingga penonton dihadapkan pada realita yang sesungguhnya. Film Statement Kebutuhan akan energi fosil semakin meningkat. Masyarakat tidak menyadari bahwa energi yang mereka gunakan sehari-hari akan habis pada saatnya nanti, kerena merupakan energi yang tak dapat diperbaharui. Oleh karena itu energi alternatif secepat mungkin harus diupayakan untuk kehidupan yang lebih baik ke depan. Sebuah potret bagaimana masyarakat desa Mundu, Tulung, Klaten mengupayakan energi alternatif dari sumber daya alam yang ada di sekitar mereka, mengolah bahan yang tadinya kurang bermanfaat menjadi sesuatau yang lebih bermanfaat sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil. Bahan Dasar Mengumpulkan data-data tertulis dari buku, dan internet, mengenai pemanfaatan sumber daya alam sebagai energi alternatif. Riset dan observasi dilakukan dengan terjun ke tempat-tempat di mana masyarakat memanfaatkan sumber daya alam sedagai energi alternatif khususnya biogas di Desa Mundu, Tulung, Klaten, Desa Tumang, Cepogo, Boyolali, serta Desa Pendem, Mojogedang, Karanganyar, dan juga melakukan wawancara mendalam terhadap individu yang memanfaatkan sumber daya alam sebagai energi alternatif, serta wawancara dengan beberapa orang yang concern dengan pemanfaatan energi alternatif. Sedangkan riset dan observasi mendalam dilakukan di Desa Mundu,
54
tulung, Klaten sebagai lokasi penelitian dan pembuatan film dokumenter. Riset visual dilakukan dengan mengumpulkan video terutama di Desa Mundu, Tulung, Klaten sebagai lokasi penelitian dan pembuatan film dokumenter, serta sebagian di daerah Soloraya . Judul Mereka Yang Mandiri Audiens Masyarakat Umum. Durasi 27 menit 40 detik Lokasi Desa Mundu, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten. Ringkasan Sajian Masalah energi menjadi salah satu masalah yang pelik di negeri ini. Energi fosil masih menjadi energi utama di negeri ini. Ketergantungan dan ketersediaan energi inilah yang menjadi masalah selama ini. Di saat konsumsi energi ini semakin tidak terkendali, ketersediaanya justru semakin menipis. Kenaikan dan kelangkaan energi fosil selalu diikuti dengan kenaikan harga sembako. Dari bangun tidur sampai mau tidur kita membutuhkan energi fosil untuk kehidupan kita. Oleh karena itu, kita harus mencoba mencari alternatif energi untuk
55
menggantikannya. Atas dasar pemikiran tersebut masalah energi menjadi isu penting untuk diangkat. Desa Mundu, Kecamatan tulung, Kabupaten Klaten menjadi lokasi pembuatan film dokumenter ini. Film ini mengambil contoh bagaimana masyarakat Desa Mundu, Tulung, Klaten memanfaatkan sumber daya alam di sekitar mereka sebagai energi alternatif. Masyarakat Desa Mundu, Tulung, Klaten yang sehari-hari bermata pencaharian sebagai petani dan peternak, mengorganisasi diri sebagai sebuah kelompok ternak yang setiap harinya mengelola sapi-sapi perah untuk diambil sususnya. Dari situ mereka berfikir bagaimana mengupayakan energi
alternatif
dari apa
yang dulu tidak
termanfaatkan, yaitu kotoran sapi, menjadi sesuatau yang lebih berharga. Dengan sebuah teknologi tepat guna yang bernama biogas, mereka mampu mengatasi apa yang selama ini menjadi salah satu masalah yang krusial di negara kita.
56
Story Line Opening Act Film ini dibuka dengan gambar kegiatan masyarakat menggunakan energi fosil dan keresahan masyarakat terhadap energi fosil. Shot-shot penting: Antrian BBM Demo Mahasiswa tentang kenaikan BBM Masyarakat memborong gas LPG 3 Kg Penggunaan gas LPG 3 Kg oleh masyarakat Statement bapak Teguh, mengenai harga LPG sulit dicari di pasaran. Statement bapak Waluyo, Mengenai harga LPG yang mahal. Content
Sequence I Pada sequence ini akan menjelasakan tentang permasalahan yang dihadapi masyarakat di desa Mundu, yaitu ketergantungan energi fosil dan kotoran ternak. Shot-shot penting: Lanskap desa Mundu Peternak menyetor susu di tempat penampungan susu
57
Kegiatan masyarakat bercocok tanam Peternak memberi makan sapi Warga mencari kayu bakar Close Up kayu bakar Kegiatan masyarakat memasak menggunakan kayu bakar Close Up tangan memasukkan kayu bakar Kegiatan masyarakat memasak menggunakan gas LPG Close Up tangan memasak Wawancara Bapak Teguh Sutikno mengenai penggunaan kayu bakar dan gas LPG oleh masyarakat desa, kesulitan mencari LPG, serta harganya yang mahal Kandang sapi yang kotor Peternak membersihkan kandang Kotoran yang menumpuk Close Up kotoran yang menumpuk Wawancara Bapak Eko Sumasto mengenai kebiasaan masyarakat membersihkan kandang, kotoran sapi yang mengganggu dan dampaknya. Kondisi sapi yang sakit Bapak Lilik menjelaskan tentang biogas Ilustrasi cara kerja biogas
58
Sequence II Pada sequence ini akan berisikan tentang pemanfatan sumber daya alam ( Kotoran sapi ) untuk biogas sebagai energi alternatif. Shot-shot penting : Aktifitas kelompok ternak membuat pakan sapi Diskusi masyarakat desa tentang biogas Pertemuan kelompok ternak Kelompok ternak membahas biogas Kelompok ternak membahas arisan biogas Kelompok ternak membahas teknis arisan biogas Wawancara Bapak Waluyo mengenai mengapa membuat biogas, arisan biogas dan proses pembuatan biogas Proses gotong royong masyarakat membuatan biogas Instalasi biogas yang telah selesai dibangaun
Sequence III Pada sequence ini akan berisikan tentang manfaat yang dirasakan masyarakat desa setelah menggunakan biogas. Shot-shot penting: Suasana sudut-sudut desa yang hijau
59
Tampungan slury yang penuh Bapak teguh mengisi biogas Wawancara bapak teguh mengenai teknis pengisian dan penggunaan biogas Bapak Teguh mengecek tampungan slury Bapak Teguh mengaduk slury Pengguna biogas berbincang mengenai manfaat biogas dalam pertemuan warga Meteran pengukur tekanan biogas Ibu –ibu memasak menggunakan kompor biogas Close Up warna api biru Close Up tangan menggoreng lauk Anggota kelompok ternak berbincang mengenai biogas Pengguna berbincang mengenai manfaat biogas kepada tetangga Bapak Riyadi menyalakankmpor biogas Wawancara bapak Riyadi mengenai manfaat biogas Anak bapak Riyadi menggoreng telur menggunakan kompor biogas Close Up tangan menggoreng telur Bapak Riyadi menyalakan lampu biogas Close Up lampu biogas Peternak mengambil slury dari tampungan slury
60
Close Up tangan mengambil slury Pengguna biogas bercerita tentang manfaat slury Pengguna biogas menyiram slury pada tanaman Pohon cabai yang subur Close Up cabai yang segar Pohon rambutan yang berbuah ranum
Closing Pada sequence ini akan berisikan harapan narasumber. Shot-shot penting : Suasana desa yang asri Warga berbincang mengenai biogas Bapak Teguh berbicara mengenai kandang sapinya yang bersih dan sapinya yang sehat Kandang sapi yang bersih Sapi yang tampak nyaman dikandang Warga menyatakan tertarik pada biogas Bapak Teguh memasak air Harapan bapak Teguh tentang biogas Ibu Lestari memasak air menggunakan biogas Close Up kompor dan panci Bapak Tarno menyalakan lampu biogas Close Up lampu biogas
61
Artikel Koran Suara Merdeka berjudul “ Warga Mundu Digdaya Tanpa Minyak”