BAB IV PEMBAHASAN
Dalam bab ini, dibahas mengenai evaluasi perencanaan audit terhadap audit laporan keuangan pada KAP Noor Salim Dan Rekan. KAP Noor Salim dan rekan membuat perencanaan audit sebelum melakukan tindakan audit, perencanaan audit ini dibuat dalam bentuk form excel yang berguna untuk dijadikan pedoman terhadap auditor sebelum melaksanakan audit. Oleh karena itu setiap perencanaan harus diterapkan dan dirinci secara hati-hati agar dapat terlaksanakannya proses auditing yang baik dan efisien. Adapun tujuan dari perencanaan audit pada KAP Noor Salim dan rekan adalah sebagai berikut : 1. Menerapkan langkah-langkah dalam perencanaan audit awal 2. Membantu kemajuan laporan audit dengan cara yang dianggap paling cocok 3. Membantu untuk memutuskan, bertindak lebih efektif dan kemajuan dalam arah yang diinginkan 4. Mengetahui informasi untuk memahami latar belakang klien 5. Menghasilkan hasil yang bermanfaat secara sosial dan ekonomi 6. Menghindari kesalahpahaman dengan klien Survei pendahuluan ini diperlukan untuk memperoleh informasi yang berguna terkait perencanaan audit pada KAP Noor Salim dan rekan sehingga dapat terlihat indikasiindikasi yang memicu terjadinya permasalahan yang terjadi terhadap perencanaan audit yang dibuat oleh KAP beserta penerapannya. Untuk itu perlu dilakukan beberapa prosedur pada survei pendahuluan seperti berikut ini:
66
1. Membuat permohonan izin kepada pihak KAP agar penulis diperbolehkan untuk melakukan penelitian seputar perencanaan audit terhadap audit laporan keuangan pada KAP Noor Salim dan rekan serta terlebih dahulu menjelaskan tujuan dilakukan penelitian serta data-data yang dibutuhkan oleh penulis untuk mendukung penulisan skripsi ini. 2. Mengumpulkan data dan informasi dasar KAP yang berupa : a. Sejarah singkat KAP b. Profil Managing partner c. Bidang usaha d. Karakteristik klien dan daftar klien e. Struktur organisasi/personalia f. Jasa-jasa yang diberikan oleh KAP g. Form bentuk planning dan proses planning KAP h. Uraian tugas dan tanggung jawab masing-masing jabatan pada struktur organisasi 3. Mewawancara dengan pihak yang berwenang pada KAP untuk menggali informasi terkait dengan kebijakan dan prosedur yang diterapkan perusahaan terhadap perencanaan audit seperti prosedur pembuatan perencanaan audit, proses perencanaan audit, dan manfaat dari perencanaan audit tersebut. 4. Pengamatan secara langsung dengan cara melihat proses perencanaan audit yang dibuat oleh KAP dan mengamati proses berjalannya prosedur yang disebutkan oleh penulis sebelumnya. 5. Menelaah kembali informasi yang telah diterima dari hasil wawancara terkait kebijakan dan prosedur yang diterapkan KAP terhadap perencanaan audit, prosedur pembuatan perencanaan audit, proses perencanaan audit dan manfaat dari perencanaan audit.
67
6. Melakukan evaluasi terhadap hasil wawancara, pertanyaan dan hasil observasi. 7. Membuat ringkasan atas temuan.
Menurut hasil survey pendahuluan, didapatkan data dan informasi sebagai berikut ini :
1. Gambaran secara umum seputar sejarah singkat KAP, kebijakan dari KAP dan jasa-jasa yang diberikan oleh KAP dari sini diketahui bahwa KAP Noor Salim Dan Rekan didirikan oleh sekelompok orang professional yang telah memiliki pengalaman dalam bidang Akuntansi dan memberikan jasa konsultasi pada berbagai perusahaan baik swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN). 2. Hasil wawancara dengan narasumber dari KAP, didapatkan juga informasi mengenai struktur organisasi KAP berikut dengan tugas dan tanggung jawab masing- masing jabatan yang bersangkutan. 3. Hasil wawancara juga menunjukan gambaran secara umum dari kebijakan dan prosedur perencanaan audit yang diterapkan oleh KAP. Prosedur tersebut antara lain adalah membuat audit program, menetukan jadwal waktu pelaksanaan audit ke klien, dan menetukan budget yang akan diberikan ke klien. 4. Dari hasil wawancara dengan narasumber KAP ditemukan bahwa managing partner di KAP lah yang membuat form dari perencanaan audit dan mempunyai otorisasi dalam segala hal yang terkait dalam pembuatan perencanaan audit. 5. Auditor senior dan junior dari KAP sebagian besar sudah memiliki form perencanaan audit yang dibuat oleh managing partner dan diharuskan mengikuti prosedur tersebut dalam melaksanakan audit.
68
IV.1 Prosedur Planning KAP Noor Salim Dan Rekan adalah kantor akuntan publik yang bergerak di bidang jasa bidang akuntansi yang dalam melaksanakan penugasan audit dan memberikan jasa konsultasi pada berbagai perusahaan baik Swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Di dalam hampir semua KAP, terdapat audit plan yang berfungsi untuk menerapkan langkah-langkah dalam perencanaan audit awal agar prosedur audit yang akan dilaksanakan dapat berjalan dengan baik. Keberhasilan penyelesaian penugasan audit sangat ditentukan oleh kualitas perencanaan audit yang dibuat oleh auditor. Berikut adalah tahap-tahap perencanaan audit yang dibuat oleh KAP Noor Salim Dan Rekan: a. Umum Membuat perencanaan audit terkait dengan hal-hal umum yang terdapat didalam struktur organisasi klien, contoh: Membuat ICQ (Internal Control Questionnaires) b. Sistem Akuntansi Umum Mengecek sistem akuntansi yang digunakan didalam klien, apakah klien tersebut menggunakan sistem akuntansi yang sudah sesuai dengan standar akuntansi yang ada. c. Sistem Kas dan Bank Melakukan Tes Ketaatan dan Tes Kewajaran terhadap akun-akun yang berhubungan dengan kas dan bank, agar semua akun dapat memenuhi tujuan audit. (Existence & ownership, completeness, Mathematical Accuracy, Validity & Valuation, Cut-off & Disclosure). Adapun beberapa hal yang masuk dalam perencanaan audit kas & bank adalah:
69
1. Menyiapkan skedul utama dari kas & setara kas 2. Menentukan sampel bukti-bukti pengeluaran dan penerimaan kas/bank yang akan diperiksa untuk meyakinkan keabsahan dari pada transaksi dan sudah ditandatangani/paraf pimpinan yang berwenang 3. Membandingkan saldo kas menurut cash count dengan saldo buku kas. 4. Melakukan prosedur konfirmasi untuk semua akun bank, baik yang masih aktif maupun yang sudah tidak aktif. 5. Meminta klien hasil rekonsiliasi bank dan periksa kebenaran rekonsiliasi tersebut meliputi pencocokkan saldo R/K dengan saldo buku besar, pemeriksaan cek/giro yang masih beredar dan setoran dalam perjalanan 6. Melakukan vouching bukti kas masuk (Cash Receipt Voucher) dan bukti kas keluar (Cash Disbursement Voucher) 7. Memeriksa pendebetan dan pengkreditan yang ada dalam jurnal dan postingannya ke buku besar. 8. Menyiapkan skedul utama dari investasi jangka pendek 9. Melakukan konfirmasi atas investasi yang dipegang oleh pihak lain, apabila digunakan sebagai jaminan oleh pihak bank atau dikuasai oleh pihak broker/pialang 10. Melakukan verifikasi atas deviden tunai/saham dan penerimaan bunga deposito. d. Siklus Penerimaan Pendapatan Siklus yang dibuat untuk pedoman ketika auditor memeriksa akun Pendapatan yang diterima oleh perusahaan agar dalam proses pencatatannya dapat berlangsung lancar. Siklus Pendapatan di dalam klien adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan
70
pemrosesan informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualanpenjualan tersebut. Di dalam proses ini auditor mengecek alur penyediaan barang dan jasa klien ke para pelanggan apakah sudah berjalan dengan benar dan terdapat bukti transaksi yang cukup memadai, dikarenakan setiap klien/perusahaan memiliki sistem inventaris atau bentuk flowchart yang beragam, sehingga auditor dapat mudah men-tracking alur penerimaan pendapatan yang masuk kedalam klien. e. Siklus Perolehan Aset Siklus ini adalah siklus dimana auditor memeriksa segala hal yang berhubungan dalam perolehan aset di klien, baik itu dalam bentuk fixed asset maupun asset lainnya. Beberapa hal yang termasuk didalam perencanaan audit dalam siklus ini adalah: 1. Membuat skedul utama sehubungan dengan audit aktiva tetap 2. Meminta daftar aktiva tetap (list of fixed assets) yang mencakup tanggal perolehan, nilai perolehan unit, akumulasi penyusutan beserta nilai bukunya dan mencocokkan dengan saldo perkiraan kontrolnya. 3. Mempelajari kebijakan akuntansi mengenai kapitalisasi nilai perolehan aktiva tetap dan perhitungan penyusutan, apakah diterapkan secara konsisten dengan periode sebelumnnya.
Bila terjadi perubahan metode kebijakan dan tarif
penyusutan, auditor diharuskan mempelajari efek kumulatifnya dan menentukan apakah nilai metode baru tersebut wajar atau tidak. 4. Memeriksa transaksi mutasi penambahan dan pengurangan, apakah telah mendapatkan persetujuan dari pimpinan yang berwewenang atau belum.
71
f. Siklus Penetapan Dan Pembayaran Beban-beban Siklus ini berhubungan dengan beban-beban yang dimiliki oleh perusahaan dan dalam perencanaan audit ini dibuat agar semua beban perusahaan telah dibukukan dengan lengkap dan tepat. Beban yang dicatat harus didukung dengan bukti-bukti yang dapat dipertanggung jawabkan serta dihitung dengan tepat.
Beberapa hal yang
berhubungan dengan siklus ini adalah : 1. Auditor membandingkan daftar beban operasi tahun lalu dengan daftar beban tahun yang berjalan. 2. Melakukan reasonableness test untuk melihat kewajaran fluktuasi setiap beban dengan membandingkan data tahun lalu atau bulan-bulan sebelumnnya 3. Melakukan cut-off yang tepat atas beban operasi yang dibebankan pada periode berjalan atau yang menjadi beban periode berikutnya. 4. Memeriksa klasifikasi atas beban operasi sehubungan dengan kelayakan penyajian dalam laporan keuangan termasuk hubungannya dengan usaha perusahaan serta kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang lazim g. Siklus Pengeluaran Hutang Usaha Dalam siklus ini auditor harus mengecek segala bentuk pengeluaran yang sudah dilakukan oleh klien terkait dengan pengeluaran yang berhubungan dengan usaha yang dimiliki oleh klien tersebut. Hal-hal yang dilakukan oleh auditor adalah: 1. Meminta semua daftar hutang sewa guna usaha (leasing) 2. Melakukan konfirmasi atas kewajiban tersebut mengenai saldo per tanggal neraca untuk mengetahui: tingkat bunga, bunga yang terutang jaminan, skedul pembayaran dan syarat-syarat lainnya.
72
3. Meminta copy surat perjanjian sewa hutang usaha untuk permanent file dan mengecek apakah perjanjian tersebut merupakan metode capital (capital lease method) atau metode operasional (operational lease method) 4. Melakukan vouching setiap pembayaran pokok pinjaman dan bunga yang telak dilakukan 5. Memeriksa bahwa penerimaan pinjaman telah dibukukan sebagaimana seharusnya h. Siklus Persediaan Dalam siklus ini, perencanaan audit yang dibuat KAP Noor Salim dan Rekan bertujuan agar semua persediaan yang dicatat memang benar-benar ada pada tanggal neraca dan benar milih perusahaan/klien. Untuk menghindari pensalah catatan maka prosedur dari siklus ini adalah sebagai berikut: 1. Melakukan inventory stock taking 2. Meminta daftar persediaan yang mencakup nama barang, kuantitas, dan harga per tanggal neraca serta cocokkan dengan buku besar. 3. Meminta daftar posisi persediaan mencakup nama barang, lokasi, kuantitas, dan harga per tanggal inventory stock taking 4. Memastikan bahwa tidak ada pengiriman dan penerimaan setelah tanggal cut-off terikutsertakan dalam penghitungan persediaan tersebut 5. Melakukan overview atas kegiatan penghitungan diseluruh gudang.
Serta
membandingkan jumlah persediaan tahun lalu dengan jumlah persediaan yang ada.
73
6. Membandingkan barang-barang yang dihitung/dilihat dengan saldo kartu gudang dan daftar persediaan menurut akuntansi 7. Melakukan analytical review untuk melihat kewajaran dari nilai persediaan, misalnya dengan adanya persediaan yang berlebihan yang disebabkan pembelian yang berlebihan/barang slow moving/obsolete. 8. Memastikan bahwa barang dalam perjalanan telah dibukukan sesuai dengan statusnya yaitu syarat pembelian seperti FOB Shipping point/Destination i. Siklus Pencatatan Waktu Kerja Dan Penggajian Pada siklus ini auditor berhubungan dengan siklus yang berisikan tentang pencatatan waktu kerja dan penggajian karyawan perusahaan/klien apakah pencatatan tersebut sudah tepat atau belum. Proses penggajian suatu perusahaan ditentukan oleh hukum dengan sanksi hukuman penjara untuk kelalaian yang disengaja dalam mengelola pencatatan yang memadai. Fungsi dari pencatatan waktu kerja adalah untuk menyiapkan dan menggunakan laporan kehadiran dan kartu pencatat kerja (job-time ticket). Pencatatan waktu bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan mengelola kartu pencatatan waktu atau laporan kehadiran rekonsiliasi data tersebut dengan laporan ringkasan waktu kerja yang diterima dari produksi. Karyawan yang digaji bulanan (salaried employee) tidak mengunakaan dasar jam seperti halnya karyawan yang bekerja dengan ukuran jam, jika tidak ada kebutuhan akuntansi akan pencatatan waktu ini, maka diperlukan persetujuan dari supervisor untuk memulai proses penggajian. Jika karyawan digaji bulanan, diperlukan laporan kehadiaran. Berdasarkan proses planning KAP Noor Salim dan Rekan diatas, penulis akan membandingkan perencanaan audit KAP dengan Standar Auditing (SA) Seksi 311
74
IV.2 Perbandingan Perencanaan Audit KAP Dengan Standar Auditing Akuntan Publik merupakan profesi yang beraktivitas utama dalam pekerjaan audit eksternal. Audit harus dilakukan secara profesional oleh orang yang independen dan kompeten. Persyaratan auditor, pekerjaan sampai laporannya diatur oleh standar audit. Standar audit tidak akan terlepas dari etika, apalagi profesi akuntan publik adalah profesi yang memerlukan tingkat kepercayaan yang tinggi dari publik. Standar audit ini berfungsi sebagai pijakan akuntan publik dalam merencanakan, melakukan aktivitas dan melaporkan hasil pekerjaannya. Sehingga dengan dipakainya standar audit, hal yang dilarang dapat dihindari oleh akuntan publik, sedangkan hal yang diwajibkan dapat dilaksanakan dengan baik Dalam sub-bab ini penulis akan membandingkan perencanaan audit yang dibuat oleh KAP Noor Salim Dan Rekan terhadap Standar Auditing yang disahkan oleh IAPI (Ikatan Akuntan Publik Indonesia, Seksi 311). Berikut ini adalah elemen penting dari perencanaan audit yang terdapat pada KAP Noor Salim Dan Rekan: IV.2.1 Penetapan prosedur perencanaan audit •
Kriteria Standar Auditing: Auditor sebagai penanggung jawab akhir atas audit dapat mendelegasikan
sebagian fungsi perencanaan dan supervisi auditnya kepada personel lain dalam kantor akuntannya. Personel lain dalam kantor akuntan selain auditor sebagai penanggungjawab akhir audit disebut dengan asisten dan istilah auditor digunakan untuk menyebut baik auditor itu sendiri maupun asistennya
75
•
Kondisi KAP: Perencanaan audit di KAP Noor Salim Dan Rekan dibuat dalam bentuk form
excel yang berisikan tahapan-tahapan prosedur perencanaan audit. Managing Partner KAP yang membuat form ini dan langsung memberikannya kepada auditor lainnya untuk dijadikan pedoman dan panutan dalam melaksanakan tindakan audit. Form ini ada di Bab III dan di lampiran. •
Kelebihan yang dimiliki oleh KAP: KAP Noor Salim memiliki Managing Partner yang mempunyai latar
belakang pendidikan dan pengalaman di bidang akuntansi yang cukup professional, sehingga Managing Partner dapat membuat form perencanaan audit dengan baik dan tertata dengan rapi. •
Kelemahan yang dimiliki oleh KAP: Dalam form perencanaan audit tidak ada peraturan tertulis terhadap
bagaimana perencanaan audit ini harus ditetapkan sehingga beberapa auditor terkadang mengabaikan perencanaan audit yang sudah dibuat dan melaksanakan prosedur audit dengan tidak melihat perencanaan audit terlebih dahulu. Managing Partner juga tidak mem-briefing auditor-auditor terlebih dahulu terhadap perencanaan audit yang sudah dibuatnya. Managing Partner hanya memberikan form perencanaan audit tersebut secara langsung dan menginstruksikan para auditornya untuk hanya membaca terlebih dahulu sebelum melaksanakan audit. •
Rekomendasi untuk KAP: KAP Noor Salim Dan Rekan sebaiknya membuat peraturan tertulis didalam
hal yang terkait dengan perencanaan audit, agar para staff auditor baik junior
76
maupun senior dapat melaksanakan prosedur audit dengan memahami perencanaan audit terlebih dahulu. Para auditor harus diberitahu hal-hal yang kemungkinan berpengaruh terhadap sifat, luas dan saat prosedur harus dilaksanakan seperti sifat bisnis satuan usaha yang bersangkutan dengan penugasan dan masalah-masalah akuntansi dan audit. IV.2.2 Pengetahuan tentang bisnis entitas klien •
Kriteria Standar Auditing: Auditor harus memperoleh pengetahuan tentang bisnis entitas yang
memungkinkannya untuk merencanakan dan melaksanakan auditnya berdasarkan standar
auditing
yang
ditetapkan
Ikatan
Akuntan
Indonesia.
Tingkat
pengetahuannya harus memungkinkan auditor untuk memahami peristiwa, transaksi, dan praktik yang, menurut pertimbangannya, kemungkinan mempunyai dampak terhadap laporan keuangan. Tingkat pengetahuan yang umumnya dimiliki oleh manajemen tentang pengelolaan bisnis entitas jauh lebih banyak dibandingkan dengan pengetahuan mengenai hal yang sama yang diperoleh auditor dari pelaksanaan auditnya. Pengetahuan tentang bisnis entitas membantu auditor dalam: a. Mengidentifikasi bidang yang memerlukan pertimbangan khusus. b. Menilai kondisi yang di dalamnya data akuntansi dihasilkan, diolah, direview, dan dikumpulkan dalam organisasi. c. Menilai kewajaran estimasi, seperti penilaian atas persediaan, depresiasi, penyisihan kerugian piutang, persentase penyelesaian kontrak jangka panjang.
77
d. Menilai kewajaran representasi manajemen. e. Mempertimbangkan kesesuaian prinsip akuntansi yang diterapkan dan kecukupan pengungkapannya. •
Kondisi KAP: Dalam perencanaan audit yang dibuat oleh KAP Noor Salim Dan Rekan,
terdapat tahapan dalam memahami bisnis klien terlebih dahulu. Ini dibuat agar auditor dapat memahami segala aspek yang terdapat dalam klien dan menentukan masalah-masalah akuntansi dan audit terhadap klien. •
Kelebihan yang dimiliki oleh KAP: Dalam pelaksanaan proses ini KAP memiliki standar untuk mengirimkan
minimal 3 staff auditor ke klien. Sehingga dalam proses pemahaman bisnis klien dapat berlangsung dengan cepat karena auditor dapat membagi tugas. •
Kelemahan yang dimiliki oleh KAP: Untuk proses pemahaman bisnis klien terkadang staff senior auditor hanya
mempelajarinya sendiri dan junior auditor tidak diberikan penjelasan terlebih dahulu oleh seniornya.
Mengakibatkan terkadang junior kewalahan dalam
memahami bisnis klien terutama junior yang baru terjun ke dalam pelaksanaan audit. •
Rekomendasi untuk KAP: Senior auditor disarankan untuk membantu memberikan penjelasan tentang
cara memahami bisnis klien kepada junior auditor agar junior auditor dapat memahami bisnis klien dengan baik dan benar. Dikarenakan jika kondisi KAP sedang banyak memiliki klien, terkadang senior auditor suka meninggalkan junior
78
auditor sebagai person in-charge di dalam klien tersebut dan agar proses audit terlaksana dengan baik, di dalam perencanaan audit disarankan agar staff auditor baik Junior maupun senior harus memiliki pengetahuan yang memadai dalam memahami bisnis klien sebelum memulai kegiatan audit. IV.2.3 Lingkungan sistem informasi komputer terkait perencanaan audit •
Kriteria Standar Auditing: Auditor harus mempertimbangkan apakah keahlian khusus diperlukan untuk
mempertimbangkan dampak pengolahan komputer terhadap auditnya, untuk memahami pengendalian intern, kebijakan dan prosedur, atau untuk merancang dan melaksanakan prosedur audit. Jika keahlian khusus diperlukan, auditor harus mencari asisten atau tenaga ahli yang memiliki keahlian tersebut, yang mungkin berasal dari staf kantor akuntannya atau dari ahli luar. Jika penggunaan jasa tenaga ahli tersebut direncanakan, auditor harus memiliki pengetahuan memadai yang bersangkutan dengan komputer untuk mengkomunikasikan tujuan pekerjaan ahli lain tersebut; untuk mengevaluasi apakah hasil prosedur yang telah ditentukan tersebut dapat mencapai tujuan auditor; dan untuk mengevaluasi hasil prosedur audit yang diterapkan yang berkaitan dengan sifat, saat, dan lingkup prosedur audit lain yang direncanakan. Tanggung jawab auditor atas penggunaan ahli komputer tersebut sama dengan tanggung jawab auditor atas penggunaan ahli komputer tersebut sama dengan tanggung jawab auditor atas penggunaan ahli komputer tersebut sama dengan tanggung jawabnya atas penggunaan asisten.
79
•
Kondisi di KAP: Dalam KAP Noor Salim, sistem yang biasa digunakan dalam KAP tersebut
adalah MYOB, FINA dan ACL. Sedangkan software untuk pembuatan laporan biasa menggunakan dari form Microsoft Excel, Microsoft Word serta Adobe Reader. Jika terdapat kejanggalan dalam penggunaan sistem informasi, KAP menggunakan tenaga senior auditor atau Managing Partner untuk membantu dalam penggunaan sistem informasi. Managing Partner yang bertanggung jawab atas penggunaan sistem komputer yang digunakan di KAP. •
Kelebihan yang dimiliki oleh KAP: Dalam KAP Noor Salim Dan Rekan pembuatan dan pengolahan data
tergolong cukup baik dan rapi. Dari awal terbentuk, KAP ini sudah menggunakan Microsoft Excel untuk membuat laporan audit, serta untuk mendraft laporan KAP menggunakan Adobe Reader. •
Kelemahan yang dimiliki oleh KAP: KAP Noor Salim Dan Rekan jarang menggunakan tenaga ahli untuk
mempertimbangkan dampak pengolahan komputer. Ini mengakibatkan pelaporan audit suka terhambat karena ada kendala di sistem baik dari pengolahan data maupun pembuatan laporan keuangan.
Setiap ada kondisi seperti ini, KAP
mengandalkan kemampuan dari Managing Partner atau senior auditor sehingga mengakibatkan pembuatan laporan audit suka terhambat. •
Rekomendasi untuk KAP: Dengan kelemahan ini, penggunaan tenaga ahli sistem informasi yang
memadai sangat dibutuhkan dalam membantu pembuatan laporan audit. Dalam
80
perencanaan audit yang dibuat sebaiknya dibuat peraturan terkait dengan keadaan ini agar pada saat auditor mengalami kendala dalam sistem informasi komputer, tenaga ahli dapat digunakan untuk membantu pengerjaan laporan audit. IV.2.4 Penentuan tingkat materialitas •
Kriteria Standar Auditing: Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan
dan lingkup audit yang diharapkan. Sifat, lingkup, dan luas saat perencanaan bervariasi dengan ukuran dan kompleksitas entitas, pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang bisnis entitas. Dalam perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan, antara lain: a. Masalah yang berkaitan dengan bisnis entitas dan industri yang menjadi tempat usaha entitas tersebut. b. Kebijakan dan prosedur akuntansi entitas tersebut. c. Metode yang digunakan oleh entitas tersebut dalam mengolah informasi akuntansi yang signifikan, termasuk penggunaan organisasi jasa dari luar untuk mengolah informasi akuntansi pokok perusahaan. d. Tingkat risiko pengendalian yang direncanakan. e. Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas untuk tujuan audit. f. Pos
laporan
keuangan
yang
mungkin
memerlukan
penyesuaian
(adjustment). g. Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan pengujian audit, seperti risiko kekeliruan atau kecurangan yang material atau adanya transaksi antar pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
81
h. Sifat laporan auditor yang diharapkan akan diserahkan (sebagai contoh, laporan auditor tentang laporan keuangan konsolidasian, laporan keuangan yang diserahkan ke Bapepam, laporan khusus untuk menggambarkan kepatuhan klien terhadap kontrak perjanjian). •
Kondisi dalam KAP: Penentuan materialitas dalam KAP dibuat agar pada saat menetapkan strategi
audit secara keseluruhan, auditor dapat menetukan materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan. Jika dalam kondisi spesifik entitas, terdapat satu atau lebih golongan transaksi, saldo akun atau pengungkapan tertentu yang mengandung salah saji yang jumlahnya lebih rendah daripada materialitas laporan keuangan, maka auditor harus menetapkan materialitas yang akan diterapkan terhadap golongan transaksi, saldo akun atau pengungkapan tertentu tersebut. Dalam KAP ini, Managing Partner yang berwewenang untuk menentukan materialitas dan materialitas pelaksanaan dalam perencanaan audit. Kelebihan yang dimiliki oleh KAP: Penentuan materialitas yang dibuat oleh KAP sudah sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI (Ikatan Akuntan Publik Indonesia). Dalam audit pun diterapkan dengan baik dan benar sehingga kemungkinan salah saji material laporan audit yang dihasilkan cukup sedikit. •
Kelemahan yang dimiliki oleh KAP: Untuk penentuan materialitas di KAP Noor Salim Dan Rekan, perencanaan
auditnya dibuat oleh Managing Partner dan hanya Managing Partner saja yang berwewenang untuk menentukan materialitas. Sehingga setiap auditor terkadang
82
mempunyai penentuan yang berbeda ketika sedang menentukan penentuan materialitas. •
Rekomendasi untuk KAP: Untuk penentuan materialitas KAP, sebaiknya diberikan ketentuan didalam
KAP. Agar KAP memiliki standar dan ketentuan dalam penentuan materialitas. Karena jika audit pun diterapkan dengan baik dan penentuan materialitas yang benar kemungkinan salah saji material laporan audit yang dihasilkan cukup sedikit. IV.2.5 Ketentuan Audit Program: •
Kriteria Standar Auditing: Dalam perencanaan auditnya, auditor harus mempertimbangkan sifat,
lingkup, dan luas saat pekerjaan yang harus dilaksanakan dan harus membuat suatu program audit secara tertulis (atau satu set program audit tertulis) untuk setiap audit. Program audit harus menggariskan dengan rinci prosedur audit yang menurut keyakinan auditor diperlukan untuk mencapai tujuan audit. Bentuk program audit dan tingkat kerinciannya sangat bervariasi sesuai dengan keadaan. Dalam mengembangkan
program audit, auditor harus diarahkan oleh hasil
pertimbangan dan prosedur perencanaan auditnya. Selama berlangsungnya audit, perubahan kondisi dapat menyebabkan diperlukannya perubahan prosedur audit yang telah direncanakan tersebut.
83
•
Kondisi di KAP: Dalam KAP Noor Salim Dan Rekan, audit program sudah dibuat dalam
bentuk form softcopy. Audit progam ini memicu kepada perencanaan audit dan dibuat untuk dijadikan panduan untuk auditor ketika sedang dalam kegiatan audit. •
Kelebihan yang dimiliki KAP: Audit program yang dibuat oleh KAP Noor Salim Dan Rekan sesuai dengan
tahap perencanaan audit yang sudah dibuat sebelumnya. Dalam audit program tersebut terdapat cara-cara untuk kegiatan pemeriksaan pada akun-akun tertentu yang ada di dalam klien, seperti contoh: Kas dan setara kas, beban dan pendapatan, hutang jangka panjang dan pendek, kewajiban jangka panjang dan pendek. •
Kelemahan yang dimiliki KAP: Untuk audit program hampir sama dengan penentuan materialitas, hanya
Managing Partner yang berhak untuk membuat audit program. Sehingga, form dari audit program tidak bisa di review terlebih dahulu. •
Rekomendasi untuk KAP: Dalam pembuatan audit program baiknya dibuat oleh senior auditor atau
dikonsultaskan bersama dengan Managing Partner. Hal ini bertujuan agar audit program tersebut dapat di review terlebih dahulu sebelum diberikan kepada staff auditor yang lain.
84
IV.2.6 Prosedur Analitis dalam perencanan audit •
Kriteria Standar Auditing: Prosedur yang dapat dipertimbangkan oleh auditor dalam perencanaan dan
supervisi biasanya mencakup review terhadap catatan auditor yang berkaitan dengan entitas dan pembahasan dengan personel lain dalam kantor akuntan dan personel entitas tersebut. Contoh prosedur tersebut meliputi: a. Me-review arsip korespondensi, kertas kerja, arsip permanen, laporan keuangan, dan laporan auditor tahun lalu. b. Membahas masalah-masalah yang berdampak terhadap audit dengan personel kantor akuntan yang bertanggung jawab atas jasa non audit bagi entitas. c. Meminta keterangan tentang perkembangan bisnis saat ini yang berdampak terhadap entitas. d. Membaca laporan keuangan interim tahun berjalan. e. Membahas tipe, lingkup, dan waktu audit dengan manajemen, dewan komisaris atau komite audit. f. Mempertimbangkan dampak diterapkannya pernyataan standar akuntansi dan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, terutama yang baru. g. Mengkoordinasi bantuan dari personel entitas dalam penyiapan data. h. Menentukan luasnya keterlibatan, jika ada, konsultan, spesialis, dan auditor intern. i. Membuat jadwal pekerjaan audit.
85
j. Menentukan dan mengkoordinasi kebutuhan staf audit. Melaksanakan diskusi dengan pihak pemberi tugas untuk memperoleh tambahan informasi tentang tujuan audit yang akan dilaksanakan sehingga auditor dapat mengantisipasi dan memberikan perhatian terhadap hal-hal yang berkaitan yang dipandang perlu.
Auditor dapat membuat memorandum yang menetapkan
rencana audit awalm terutama untuk entitas yang besar dan kompleks. •
Kondisi di KAP: Dalam prosedur analitis yang diterapkan oleh KAP, perencanaan auditnya
ditentukan oleh staff audit yang sedang bertugas itu sendiri. Karena di KAP Noor Salim Dan Rekan ini tidak ada peraturan tertulis tentang cara perlakuan prosedur analitis ataupun ketentuan-ketentuan. •
Kelebihan yang dimiliki oleh KAP: Prosedur yang diterapkan oleh KAP ini memacu kepada teori-teori prosedur
analitis yang ada. Managing Partner menentukan bahwa prosedur analitis yang diterapkan oleh KAP Noor Salim Dan Rekan, mengikuti teori yang ada sehingga pelaksanaan tinggal mengikuti teori yang telah ada. •
Kelemahan yang dimiliki oleh KAP: Dikarenakan tidak adanya peraturan tertulis terkait dengan bagaimana
perlakuan prosedur analitis, maka auditor terkadang tidak mengikuti prosedur analitis yang ada, dan melakukannya sesuai dengan teori yang sudah dipahami masing-masing auditornya. Terkadang mengakibatkan pelaksanaan audit menjadi terhambat atau ada kendala.
86
•
Rekomendasi untuk KAP: Sebaiknya KAP menentukan prosedur analitis yang akan digunakan didalam
KAP Noor Salim dan Rekan. Managing Partner dan senior auditor yang berhak untuk menentukan, teori prosedur analitis yang cocok untuk melaksanakan kegiatan audit. IV.3 Evaluasi Perencanaan Audit Laporan Keuangan pada KAP Perencanaan audit pada KAP Noor Salim Dan Rekan ini, penulis mengajukan beberapa pertanyaan kepada pimpinan-pimpinan yang berwenang yang tentunya dalam hal ini adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam pelaksanaan perancanaan audit. Pertanyaan 1. Apakah Perencanaan audit dibuat berdasarkan dengan standar auditing?
Ya
Tidak
2. Apakah semua staff KAP mempunyai kebijakan dalam pembuatan perencanaan audit laporan keuangan ?
3. Dalam pembuatan perencanaan audit apakah senior auditor juga terlibat didalamnya?
4. Dalam penentuan materialitas, apakah hanya Managing Partner yang memiliki wewenang dalam
87
penentuannya? 5. Apakah KAP biasa menggunakan tenaga ahli dalam pengolahan sistem informasi komputer? 6. Apakah Audit program dibuat oleh Managing Partner dan langsung diberikan kepada staff auditor yang lain ketika sudah dibuat?
7. Apakah terdapat prosedur analitis? Jika ada, apakah prosedur analitis tersebut ditentukan oleh KAP itu sendiri?
8. Apakah staff junior auditor diharuskan membawa audit program?
9. Apakah sewaktu-waktu perencanaan audit dapat berubah?
Dari beberapa pertanyaan diatas, maka jika dibandingkan dengan Standar Auditing yang sudah ditetapkan, maka penulis menemukan beberapa kelebihan dari perencanaan audit yang saat ini ditetapkan oleh KAP Noor Salim Dan Rekan: 1. KAP Noor Salim memiliki Managing Partner yang mempunyai latar belakang pendidikan dan pengalaman di bidang akuntansi yang cukup professional,
88
sehingga Managing Partner dapat membuat form perencanaan audit dengan baik dan tertata dengan rapi. 2. Dalam perencanaan audit yang dibuat oleh KAP Noor Salim Dan Rekan, terdapat tahapan dalam memahami bisnis klien terlebih dahulu. Ini dibuat agar auditor dapat memahami segala aspek yang terdapat dalam klien dan menentukan masalah-masalah akuntansi dan audit terhadap klien. 3. KAP Noor Salim Dan Rekan memiliki banyak staff, sehingga dalam pembagian tugas dapat cukup terlaksanakan. Terkait dengan porses pemahaman bisnis klien dapat berlangsung dengan cepat karena auditor dapat membagi tugas dengan baik. 4. KAP Noor Salim Dan Rekan pembuatan dan pengolahan data tergolong cukup baik dan rapi. KAP ini sudah menggunakan Microsoft Excel untuk membuat laporan audit, serta untuk mendraft laporan KAP menggunakan Adobe Reader dan bentuk laporan yang dihasilkan tergolong rapi dan baik. 5. Penentuan materialitas yang dibuat oleh KAP sudah sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI (Ikatan Akuntan Publik Indonesia). Dalam audit pun diterapkan dengan baik dan benar sehingga laporan audit yang dihasilkan cukup memadai. 6. Audit program yang dibuat oleh KAP Noor Salim Dan Rekan sesuai dengan tahap perencanaan audit yang sudah dibuat sebelumnya. Audit program yang dibuat sudah dijadikan pedoman untuk para auditor ketika melaksanakan audit ke klien.
89
7. Prosedur yang diterapkan oleh KAP ini memacu kepada teori-teori prosedur analitis yang ada. Tetapi selain terdapat kelebihan-kelebihan dalam prosedur perencanaan audit yang ada di KAP Noor Salim Dan Rekan, juga terdapat kelemahan-kelemahan dalam prosedur tersebut, yaitu: a. Dalam form perencanaan audit tidak ada peraturan tertulis terhadap bagaimana perencanaan audit ini harus ditetapkan sehingga beberapa auditor terkadang mengabaikan perencanaan audit yang sudah dibuat dan melaksanakan prosedur audit dengan tidak melihat perencanaan audit terlebih dahulu. Managing Partner juga tidak mem-briefing auditor-auditor terlebih dahulu terhadap perencanaan audit yang sudah dibuatnya. Managing partner hanya memberikan form perencanaan audit tersebut secara langsung dan menginstruksikan para auditornya untuk hanya membaca terlebih dahulu sebelum melaksanakan audit. b. Sering terjadi kurangnya komunikasi antara staff senior dengan junior dalam hal pelaksanaan audit. Staff junior kadang kewalahan karena tidak diberikan arahan terlebih dahulu oleh staff senior. c. Sebagian besar yang berwewenang untuk menentukan prosedur perencanaan audit baik itu dari penentuan materialitas maupun prosedur analitis, hanya Managing Partner yang berwewenang dalam menentukannya. Sehingga tidak ada yang bisa me-review dari hasil yang sudah dibuat.
90