BAB IV METODE PENELITIAN 4.1
Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat studi eksperimental untuk melihat perbedaan pemberian
antara latihan eksentrik
m.gastrocmineus dan latihan plyometric dengan latihan
eksentric m.quadriceps dan latihan plyometric terhadap peningkatan agilty pada mahasiswa di Universitas Esa Unggul. Dimana kelompok perlakuan I diberikan latihan eksentrik m.quadriceps dan latihan plyometric sedangkan kelompok perlakuan II diberikan latihan eksentrik m.gastrocnemius dan latihan plyometric. Pengukuran atau tes dilakukan pada saat sebelum dan sesudah perlakuan dengan rancangan pre test and post test group design dengan menggunakan Right-Boomerang Run Test. Skema rancangan penelitian dapat dilihat dengan gambar berikut :
Q2
Q1
RA
P
R
P1
s P2 Q3
Gambar 4.1: Skema Rancangan Penelitian
66
Q4
67
Keterangan gambar: P
: Populasi
S
: Sampel
R
: Randomisasi
RA : Random Alokasi P1
: Perlakuan terhadap kelompok I dengan latihan eksentrik quadriceps dan latihan plyometric
P2
: Perlakuan
terhadap
kelompok
II
dengan
latihan
eksentrik
m.gastrocnemius dan latihan plyometric Q1
: Kelompok I sebelum perlakuan latihan eksentrik quadriceps dan latihan plyometric
Q2
: Kelompok I setelah perlakuan latihan eksentrik quadriceps dan latihan plyometric
Q3
: Kelompok II sebelum perlakuan latihan eksentrik m.gastrocnemius dan latihan plyometric
Q4
: Kelompok II setelah perlakuan latihan eksentrik m.gastrocnemius dan latihan plyometric
4.2
Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Universitas Esa Unggul. Penelitian dilakukan
pada bulan Maret – Mei 2015.
68
4.3
Penentuan Sumber Data Penelitian Pada penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan dengan tehnik random
sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang diambil secara acak yang memungkinkan tiap subyek dalam populasi mendapat kemungkinan yang sama untuk dipilih. Dalam penelitian ini, sampel diambil 40 sampel. Dari 40 sampel tersebut 20 orang dimasukkan ke dalam kelompok perlakuan I dan 20 orang dimasukkan ke dalam kelompok perlakuan II, yaitu sampel dalam urutan angka ganjil dimasukkan pada kelompok perlakkuan I dan urutan angka genap pada kelompok perlakuan II 4.3.1
Variabilitas populasi Populasi yang diteliti adalah mahasiswa di Universitas Esa Unggul.
4.3.2
Kriteria subjek Subjek penelitian yang dilakukan yaitu sampel dari populasi yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut: 1.
Kriteria inklusi adalah: a.
Mahasiswa di universitas esa unggul dengan usia 18-21 tahun.
b.
Jenis kelamin laki-laki
c.
Bersedia ikut dalam penelitian dengan perlakuan selama 6 minggu.
2. Kriteria eksklusi adalah: a. Mahasiswa dengan keluhan dan mengalami gangguan pada pinggang
69
b. Mahasiswa dengan keluhan atau pernah mengalami cidera ankle kanan. c. Mempunyai riwayat penyakit jantung. d. Melakukan latihan eksentrik m.gastrocmenius di luar pelatihan. e. Melakukan latihan eksentrik m.quadriceps di luar pelatihan. f. Melakukan latihan plyometric di luar pelatihan 3. Kriteria pengguguran (drop out) adalah: a. Tidak mengikuti program latihan sampai akhir penelitian b. Mengalami cidera saat diberikan intervensi atau latihan
4.3.3
Besaran Sampel Sampel penelitian yang diteliti adalah dengan menggunakan rumus Pocock
(2008) sebagai berikut :
(
(
Keterangan : n: besar sampel : standar deviasi : batas kemaknaan dipilih 5% atau 0,05 : kekuatan (power) penelitian 0,95 ( = 0,05) f (,): interval kepercayaan 7,9 (Sesuai tabel pocock)
70
1: rerata sebelum perlakuan (sebelum pelatihan pendahuluan) 2: rerata penurunan yang diestimasi (setelah pelatihan pendahuluan) Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Michael (2006) di USA, diperoleh nilai rerata agility kelompok kontrol 1=7,83 dan standar deviasi =0.33 sehingga 2=7,49. Dengan demikian dapat dihitung besaran sampel tiap kelompok adalah: ( (
(
(
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa jumlah sampel pada penelitian ini setelah dibulatkan maka awalnya ditetapkan sejumlah 15 orang. Dengan mempertimbangkan penambahan untuk antisipasi drop out dan untuk lebih jelas membuktikan efek intervensi maka jumlah sample ditetapkan menjadi 20 orang untuk setiap perlakuan. Jumlah keseluruhan sampel pada kedua kelompok 40 responden. 4.3.4
Populasi dan sampel penelitian Populasi penelitian merupakan mahasiswa di Universitas Esa Unggul tingkat
satu sampai tingkat empat sejumlah 150 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel
71
dilakukan dengan cara melakukan pemilihan sejumlah sampel dari populasi mahasiswa di Universitas Esa Unggul berdasarkan kriteria inklusi. Jumlah sampel yang terpilih, diseleksi lagi berdasarkan kriteria eksklusi. Sampel di random untuk mendapatkan hasil 40 orang sebagai sampel penelitian. Melakukan pembagian kelompok menjadi dua secara random dan kelompok masing-masing kelompok sejumlah 20 orang mahasiswa.
4.4
Indentifikasi Dan Definisi Operasional Variabel 4.4.1 Variabel independen 1) Latihan eksentrik m.gastrocnemius dan latihan plyometric 2) Latihan eksentrik m.quadriceps dan latihan plyometric 4.4.2 Variabel dependen Tingkat Agility pada mahasiswa Universitas Esa Unggul yang diukur dengan Right-Boomerang Run Test (gate and Sheffield). 4.4.3 Variabel kontrol a. Usia b. Jenis kelamin c. Berat badan 4.4.4 Definisi operasional variable Definisi operasional variabel adalah sebagai berikut : 1. Latihan eksentrik m.gastrocnemius
72
Prosedur latiahan eksentric pada otot gastrocnemius: a. Posisi tubuh tegak lurus, dengan berat badan pada kaki depan. b. Lakukan gerakan turun perlahan dengan satu kaki diangkat. c. Kemudian dalam posisi tersebut turunkan kaki.
Gambar 4.2: Latihan Eksentrik Tendon Achilles Sumber: Resistance Training
Dosis latihan (Hans,2014) : 1) Intensitas : Pembebanan berat badan 2) Repetisi : 3 set, 10 kali pengulangan 3) Waktu
: 15 menit
4) Frekuensi : 3x seminggu
2. Latihan eksentrik m.quadriceps
Prosedur latihan eksentrik quadriceps ialah: a. Sample berdiri pada bidang miring (slant board) sekitar 45º b. Angkat kaki kanan, kaki kiri sebagai tumpuan. c. Intruksikan sample untuk menekuk kaki kiri sekitar 30º.
73
d. Lakukan hal yang sama pada kaki kiri.
Gambar 4.3: Latihan Eksentrik Quadriceps Sumber: Resistance Training
Dosis latihan (Hans, 2014) : 1) Intensitas : Pembebanan berat badan 2) Repetisi : 3 set, 10 kali pengulangan 3) Waktu
: 15 menit
4) Frekuensi : 3x seminggu
3. Latihan
plyometric
adalah
latihan
yang
dirancang
untuk
meningkatkan kecepatan, kekuatan otot, dan fleksibilitas otot yang terdiri dari tiga bentuk latihan, yaitu latihan box jump, knee tuck jump, dan bounding. Prosedur dan dosis latihan sebagai berikut: a. Latihan Box jump Latihan Box jump adalah lompat ke kotak dengan tingginya di variasikan, lakukan lompatan spontan setinggi mungkin. Hati-hati
74
dengan pendaratan, lakukan senyaman mungkin . Pada bentuk latihan box jump dilakukan dengan single leg ataupun doeble leg ke arah depan. Adapun tujuan dari latihan ini yaitu meningkatkan eksplosif power (Thomas, 2005). Adapun prosedur dari latihan plyometric box jump ialah : 1.
Berdiri pada jarak 30-45 cm dari kotak dengan tinggi 30cm.
2.
Gunakan kedua lengan untuk mengayun, loncat setinggi mungkin dan mendarat halus dan terkontrol di atas kotak dengan menekuk lutut sementara panggul ke belakang. Turun dari kotak tidak dengan loncat dan gerakan diulang lagi.
Gambar 4.4: Plyometric Box Jump Sumber: Fitness Weight Training
Dosis latihan (Thomas, 2005): 1) Minggu 1-2, 1 set, selama 15 detik 2) Minggu 3-4, 1 set, selama 30 detik
75
3) Minggu 5-6, 2 set, selama 30 detik 4) Latihan dilakukan tiga kali seminggu (Senin, Rabu, Jum,at) 5) Istirahat antara set 10 detik
b. Latihan Knee Tuck Jump Latihan
knee tuck jump dilakukan dengan cara membebani
organ tubuh dengan berat badan sendiri (internal) yang mana frekuensi dan lama latihannya dapat menimbulkan suatu efek latihan.
Latihan
ini
dilihat
dari
gerakannya
(biomekanika)
menekankan pada loncatan yang maksimal, sedangkan kecepatan pelaksanaan merupakan faktor kedua, dan jarak horizontal tidak diperhatikan pada saat jumping. Latihan ini dilakukan dalam suatu rangkaian loncatan eksplosif yang cepat. Power otot tungkai dan pinggul di dalam melakukan aktivitas sangat penting. Latihan knee tuck jump merupakan salah satu latihan yang melatih kecepatan gerakan tungkai, maka latihan ini memberi bantuan untuk kecepatan tungkai dalam peningkatan agility
(Thomas, 2005). Adapun
prosedur latihan pada knee tuck jump ialah: 1.
Posisi awal: Berdiri posisi setengah jongkok dengan panggul kebelakang, lutut diatas jari kaki. Dan bahu diatas lutut, pertahankan keseimbangan dengan lengan didepan tubuh.
76
2.
Gerakan: Loncat keatas setinggi mungkin, lutut dibawa kedada pada saat ketinggian penuh kemudian ke posisi lurus. Mendarat halus dan terkontrol dengan cara panggul kebelakang, bahu diatas lutut. Pertahankan posisi ini 1-2 detik dan ulangi loncat.
Gambar 4.5: Plyometric Knee Tuck Jump Sumber: Fitness Weight Training Dosis latihan (Thomas, 2005): 1) Minggu 1-2, 1 set, selama 15 detik 2) Minggu 3-4, 1 set, selama 30 detik 3) Minggu 5-6,2 set, selama 30 detik 4) Latihan dilakukan tiga kali seminggu (Senin, Rabu, Jum,at) 5) Istirahat antara set 10 detik
c. Latihan Bounding Latihan bounding merupakan bentuk latihan pliometric untuk meningkatkan power tungkai dan panggul. Bounding menekankan
77
pada loncatan untuk mencapai ketinggian maksimum dan juga jarak horisontal. Bounding dilakukan baik dengan dua kaki atau dengan cara bergantian. Dalam pelatihan ini yang dikembangkan yaitu power tungkai dan pinggul. Dengan mengubah kedua tungkai khususnya kerja fleksor dan ektensor paha dan pinggul. Teknik pelatihan ini menggunakan salah satu kaki kanan ataupun kiri, yang menolak dari belakang dan kaki lainnya diangkat sejauh mungkin ke depan serta mengayunkan kedua lengan dari depan ke belakang (Thomas, 2005). Adapun prosedur latihan bounding ialah: 1. Posisi awal: mulailah dengan posisi half squat. Lengan berada di samping badan, bahu condong ke depan melebihi posisi lutut. Usahakan punggung dan pandangan ke depan. 2. Gerakan: loncatlah ke depan dan ke atas menggunakan ekstensi pinggul dan gerakan lengan untuk mendorong ke depan. Usahakan mencapai ketinggian dan jarak maksimum dengan posisi tubuh tegak. Setelah mendarat, kembali lagi ke posisi dan memulai latihan bounding berikutnya.
78
. Gambar 4.6: Plyometric Bounding Sumber: Fitness Weight Training Dosis latihan : Dosis latihan (Thomas, 2005): 1) Minggu 1-2, 1 set, selama 15 detik 2) Minggu 3-4, 1 set, selama 30 detik 3) Minggu 5-6, 2 set, selama 30 detik 4) Latihan dilakukan tiga kali seminggu (Senin, Rabu, Jum,at) 5) Istirahat antara set 10 detik
4. Agility adalah kemampuan untuk merubah arah dan posisi tubuh dengan
cepat dalam keadaan bergerak, tanpa kehilangan
keseimbangan. Agility diukur dengan Right-Boomerang Run Test. Right-Boomerang Run Test adalah sesuatu tes
yang mudah
dilakukan untuk mengetahui agility seseorang, yaitu dengan berlari ke tengah lalu mengubah arah ke kanan saat melewati cone yang di tengah atau pusat. Posisinya dikelilingi dengan empat cone atau stasiun yang harus dilewati dengan jarak cone ke pusat adalah 4
79
meter. Dengan gambar rute seperti gambar 4.6. Agility dikatakan meningkat jika waktu (detik) yang diperlukan untuk menyelesaikan Rigth-Boomerang Run Test mangkin singkat.
Gambar 4.7: Prosedur pengukuran tingkat agility (Rigth-Boomerang Run Test) Sumber : Agility measurement
5. Usia yaitu umur yang ditentukan atas dasar tanggal, bulan, dan tahun kelahiran pada akta kelahiran sampel penelitian. 6. Jenis kelamin yaitu jenis kelamin berdasarkan akta kelahiran sampel penelitian.
4.5
Bahan dan Instrumen Penelitian
80
Pada penelitian ini akan menggunakan beberapa bahan dan instrumen sebagai berikut: a. Form assesment data diri dan riwayat sakit pasien beserta alat tulisnya b. Box, 6 to 18 (15-46 cm) c. Bidang miring (Slant board) d. Anak tangga e. Corong (cone) 4 buah f. Stopwatch 3 buah
4.6
Prosedur Penelitian Prosedur penelitian terdiri dari beberapa tahapan penelitian sebagai berikut: 4.6.1 Tahap persiapan dan administrasi Pada tahap persiapan dan administrasi prosedur yang dilakukan adalah : 1. Mengajukan
permohonan
penelitian
kepada
Dekan
Fakultas
Fisioterapi Universitas Esa Unggul Jakarta. 2. Melakukan presentasi proposal penelitian kepada Dekan, Kepala Klinik Fisioterapi dan Staff Program studi Fisioterapi. 3. Mempersiapkan perangkat penelitian.
81
4.6.2 Prosedur persiapan penelitian 4.6.2.1 Persiapan sumber daya manusia Persiapan sumber manusia pada penelitian ini ialah: 1.
Meminta fisioterapis lulusan program studi fisioterapi untuk menjadi pelaksana pengambilan data primer.
2.
Penelitian dilaksanakan oleh tiga instruktur lapangan dimana tiap instruktur menggunakan prosedur tetap yang disusun sesuai protokol penelitian. Peneliti mengolah data primer yang diperoleh dari pelaksana lapangan. Peneliti membuat standar pelaksanaan untuk pengambilan data primer yang dilakukan oleh pelaksana lapangan.
3.
Meminta
kesediaan
responden
mahasiswa
fakultas
fisioterapi di Universitas Esa Unggul untuk membantu pelaksanaan penelitian dan meminta agar dapat menepati jadwal pelatihan dalam penelitian.
4.6.2.2 Peralatan yang digunakan. Peralatan yang digunakan dalam pengukuran agility berupa: a.
Ruangan untuk tes di aula lantai satu dengan luas 800 meter persegi tinggi 8 meter dan suhu ruangan sama dengan suhu luar ruang.
82
b.
Sepatu jogging dengan ukuran sesuai dengan ukuran kaki sampel.
c.
Pengukuran
agility
dengan
menggunanakan
Rigth-
Boomerang Run Test (gate and Sheffield). d.
Menggunakan empat cone yang sudah dibentuk persegi dengan jarak cone 4 m.
e.
Mempersiapkan 3 buah stop watch.
4.6.3 Tahap penentuan populasi dan pemilihan sampel Pada tahap penentuan populasi dan pemilihan sampel prosedur yang dilakukan adalah : 1.
Melakukan seleksi terhadap sampel sesuai kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan dan memberikan nomor urut untuk setiap sampel yang terpilih.
2.
Melakukan pengukuran pada agility.
3.
Melakukan pembagian sampel menjadi dua kelompok perlakuan secara acak sederhana untuk di alokasikan ke masing-masing kelompok perlakuan.
4.
Memberikan kembali no urut sampel yang telah dialokasikan pada masing-masing kelompok perlakuan.
4.6.4 Tahap pengukuran pertama atau tes awal
83
Pada tahap pengukuran pertama atau tes awal prosedur yang dilakukan adalah: 1.
Memberikan penjelasan dan meminta persetujuan kepada subjek atau sample perihal tentang rencana tes atau pengukuran yang dilakuka.
2.
Melakukan assesment data diri dan riwayat penyakit pasien sesuai format yang telah disiapkan..
3.
Melakukan tes agility.
4.
Melakukan rekapitulasi dan dokumentasi hasil tes pada form dan tabel data yang telah disiapkan.
4.6.5 Tahap pelatihan Pada tahap pelatihan prosedur yang dilakukan adalah : 1. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital bagi sample untuk mengetahui kondisi umum subjek yang diteliti. 2. Memberikan penjelasan pada subjek atau sample perihal tentang tata cara atau prosedur latihan yang dilakukan. 3. Mempersiapkan semua alat, bahan dan istrumen yang digunakan saat latihan. 4. Sebelum pelaksanaan penelitian sample diberikan penjelasan tentang tujuan dan manfaat penelitian, jadwal dan tempat penelitian,
84
tatalaksana penelitian, dan hak-hak subjek dalam pelaksanaan penelitian. 5. Latihan eksentrik m.quadriceps dan latihan plyometric akan diberikan 3 kali seminggu selama 6 minggu (Senin, Rabu, Jum’at). 6. Latihan eksentrik m.gastrocnemius Latihan plyometric dan latihan akan diberikan 3 kali seminggu selama 6 minggu (Senin, Rabu, Jum’at).
4.6.6 Tahap pengukuran kedua atau tes akhir Pada tahap pengukuran kedua atau tes akhir prosedur yang dilakukan adalah : 1. Memberikan penjelasan dan meminta persetujuan kepada subjek atau pasien perihal tentang rencana tes atau pengukuran yang dilakukan. 2. Melakukan tes agility sesuai dengan format yang telah disiapkan. 3. Melakukan rekapitulasi dan dokumentasi hasil tes pada form dan tabel data yang telah disiapkan.
85
4.7
Skema Alur Penelitian.
Populasi Kriteria inklusi
Kriteria eksklusi
Sampel
Random Alokasi
Kelompok I
Kelompok II
Tes Agility
Tes Agility
Latihan eksentrik m.gastrocnemius dan latihan plyometric
Latihan eksentrik m.quadriceps dan latihan plyometric
Tes Agility
Tes Agility
Analisis Data
Penyusunan Laporan
86
Gambar 4.8: Skema Alur Penelitian 4.8
Analisis Data Penelitian Analisa data yang didapatkan dalam pengukuran agility dengan menggunakan
Right-Boomerang Run Test yang selanjutnya dilakukan perhitungan dan akan diperoleh perubahan agility. Data tersebut selanjutnya diolah dengan menggunakan program komputer. Dalam menganalisa data yang telah diperoleh, maka peneliti menggunakan beberapa uji statistik, yaitu: 1. Deskriptif statistik untuk memberikan gambaran tentang karakterisitik sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan nilai-nilai rerata, standar deviasi serta dalam bentuk grafik. 2. uji homogenitas data usia, berat badan, agility kelompok I dan II menggunakan Levene’s Test untuk mengetahui varians data subjek penelitian. Data dikatakan homogen jika nilai p > 0,05. 3. Uji normalitas data agility menggunakan uji saphiro wilk test. Dimana sampel dikatakan berdistribusi normal jika nilai p > 0,05. 4. Uji komparasi data pada kedua kelompok perlakuan sebelum perlakuan dengan menggunakan uji independent t-test, dikatakan komparabel jika nilai p > 0,05. 5. Uji beda agility sesudah perlakuan pada kedua kelompok perlakuan dengan menggunakan uji independent t-test, dikatakan komparasi jika nilai p ˂ 0,05.