BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini ditujukan terutama terhadap efektifitas penggunaan media kartu kata dalam pembelajaran
bahasa Indonesia
terkait upaya guru
(peneliti) meningkatkan kemampuan siswa membaca permulaan di kelas I SDN 10 Kabila – Kabupaten Bone Bolango. Dalam pelaksanaannya, frekuensi kegiatan ini dilakukan sebanyak 2 siklus di mana siklus I telah diupayakan pelaksanaannya pada hari Senin, tanggal 3 Desember 2012 dan siklus II pada tanggal 8 Desember 2012 yang diikuti oleh 20 siswa dengan alokasi waktu masing-masing siklus selama 2 jam pelajaran (2 x 30 menit) yang masing –masing dilaksanakan dari jam pertama sampai dengan jam ke II. 4.1.1.Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran Perencanaan pelaksanaan pembelajaran pada penelitian tindakan kelas ini dilakukan oleh guru (peneliti) dengan mempersiapkan perangkat yang dibutuhkan berupa dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) termasuk mendesain skenario pembelajaran sesuai dengan teknik yang telah ditetapkan sebagaimana telah dikemukakan pada cara pemecahan masalah di atas. Selain itu, peneliti mempersiapkan media pembelajaran berupa kartu kata dan chart gambar benda atau hewan, serta rubrik penilaian bagi aktifitas guru dalam proses pembelajaran dan rubrik penilaian kemampuan siswa membaca permulaan yang dilengkapi dengan tabel indikator pengamatannya yang akan digunakan pada pembelajaran siklus I. 4.1.2. Pelaksanaan Pembelajaran Observasi Awal Dalam pelaksanaannya penelitian ini diawali dengan observasi kelas yang dilakukan pada hari Rabu, tanggal 24 Oktober 2012. Pada kesempatan itu siswa diminta untuk membaca kata-
kata berupa kata benda, dan hasilnya menunjukkan bahwa hanya ada 4 orang siswa yang mampu menyesuaikan semua gambar dengan kartu kata serta membacanya dengan tepat. Selain itu hanya 4 orang siswa itu juga yang mampu melafalkan setiap kata dengan lafal, intonasi, dan ekspresi, serta volume suara yang memadai. Hasil observasi awal pada uraian di atas menunjukkan bahwa dari 20 orang siswa kelas I, hanya 4 orang yang mampu membaca, dan 16 orang belum mampu membaca. Angka tersebut menunjukkan bahwa 80% dari total siswa kelas I SDN 10 Kabila ketika itu belum mampu membaca. Di samping itu hal ini menunjukkan bahwa kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran bahasa Indonesia yang telah ditetapkan sebelumnya oleh guru belum tercapai. Hasil observasi awal dalam uraian di atas menjadi bahan inspirasi bagi penulis untuk melakukan suatu penelitian tindakan yang ditujukan terutama terhadap efektifitas penggunaan media kartu kata dalam pembelajaran dan dalam materi
yang sama. Hal ini dilakukan terkait
upaya guru (peneliti) meningkatkan kemampuan siswa membaca permulaan di kelas I SDN 10 Kabila – Kabupaten Bone Bolango. 4.1.3.Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus I Kegiatan pembelajaran siklus I telah diupayakan pelaksanaannya pada hari Senin, tanggal 3 Desember 2012, yang diikuti oleh 20 siswa dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 x 30 menit) yakni dari jam pertama sampai jam ke II. Pelaksanaan kegiatan ini didahului oleh tahapan kegiatan yang mengacu pada prosedur penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya yang meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap pemantauan dan evaluasi, serta tahap analisis dan refleksi. a. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran seperti yang terlihat pada lampiran 1, dan instrument observasi/ penilaian bagi guru dan siswa, serta media pembelajaran berupa kartu kata dan chart gambar benda (hewan). Selain itu dilakukan pula persiapan materi pembelajaran dan penyusunan soal tes yang dituangkan dalam lembar kerja siswa sebagaimana terlihat pada lampiran 2. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada tahap ini mengacu kepada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun sebelumnya dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Memberikan contoh cara membaca kata pada kartu kata yang sesuai dengan gambar benda yang ditentukan. b. Siswa secara kelompok diberikan tugas untuk menyelesaikan soal melalui diskusi dan pengamatan gambar benda yang disajikan dalam lembar kerja siswa. c. Memberikan stimulus dan penguatan kepada siswa sesuai dengan tingkat kemampuan yang mereka miliki. d. Mengembangkan latihan yang relevan dengan bahan ajar yang telah dibelajarkan kepada siswa. c. Tahap Pemantauan dan Evaluasi a. Hasil Penilaian Kemampuan Siswa dalam Membaca Aspek kemampuan siswa membaca permulaan yang diharapkan tercapai melalui penggunaan media kartu kata pada pembelajaran bahasa Indonesia di kelas I SDN 10 Kabila ini diarahkan kepada keakuratan pilihan kartu kata dan beberapa aspek kebahasaan. Aspek –aspek tersebut adalah: (a). Kesesuaian gambar dan kartu kata; (b). Ketepatan membaca; (c). Lafal dan Intonasi; dan (d). Ekspresi dan volume suara.
Secara rinci aspek – aspek dalam uraian di atas dijabarkan masing – masing ke dalam 3 indikator, guna lebih terarahnya penulis dan guru mitra dalam memberikan skor kepada setiap aspek yang diamati. Aspek dan indikator serta skor yang dimaksud dapat dilihat pada lampiran 4. Di samping itu, data hasil pengamatan kemampuan siswa yang sempat diliput oleh penulis dan guru mitra khususnya dalam aspek –aspek yang telah disebutkan di atas dapat dilihat pada lampiran 5. Data hasil pengamatan kemampuan siswa pada lampiran 5 menunjukkan bahwa dari 20 siswa kelas I, terdapat 11 siswa yang mampu menempelkan kartu kata sesuai dengan gambar. Selain itu, terdapat pula 7 siswa yang hanya mampu menempelkan sebagian kartu kata yang ada sesuai dengan gambar. Sementara yang sangat memprihatinkan adalah masih adanya 2 siswa yang menempelkan semua kartu kata tidak sesuai dengan gambar. Selain itu data hasil pengamatan kemampuan siswa pada lampiran 5 tersebut mengisyaratkan bahwa hanya 6 siswa dari 20 siswa kelas I yang mampu membaca semua kata pada media kartu kata dengan tepat. Hal ini diikuti oleh 4 siswa yang hanya mampu membaca sebagian kata, dan 10 siswa yang tidak mampu membaca satupun kata pada media kartu kata dengan tepat. Sangat disayangkan data hasil pengamatan kemampuan siswa di atas menunjukkan tidak adanya siswa kelas I yang mampu membaca semua kata pada kartu kata dengan lafal dan intonasi yang sesuai. Nampak 10 siswa hanya mampu membaca sebagian kata dengan lafal dan intonasi yang sesuai. Sementara 10 orang lagi membaca semua kata pada kartu kata dengan lafal dan intonasi yang tidak sesuai. Meskipun data hasil pengamatan kemampuan siswa pada lampiran 5 ini sudah lebih baik dari data hasil pengamatan ketika observasi awal, nampak dari 20 siswa kelas I, hanya 2 orang yang mampu membaca kata pada media kartu kata dengan ekspresi dan volume suara yang
memadai. Sementara 8 dan 10 orang dari mereka berturut – turut hanya mampu membaca sebagian dan semua kata dengan ekspresi dan volume suara yang memadai dan tidak memadai. Dari uraian data hasil pengamatan kemampuan siswa pada lampiran 5 di atas dapat dilihat bahwa dari 20 siswa kelas I, terdapat 10 siswa (50%) mampu membaca, sehingga nilai rata-rata hanya mencapai 1235/20 = 61,75. Hal ini berarti pula bahwa nilai ketuntasan minimal (65) pada pembelajaran Bahasa Indonesia belum tercapai. Secara rinci, hasil penilaian kemampuan siswa dalam membaca dapat disajikan dalam tabel berikut:
No 1 2 3 4
Tabel 1 Hasil Penilaian Kemampuan Siswa dalam Membaca pada Siklus I Kriteria Penilaian Aspek yang Diamati Ket S KS TS Kesesuaian gambar dan kartu kata. 11 7 2 Ketepatan membaca. 6 4 10 Lafal dan Intonasi. 0 10 10 Ekspresi dan volume suara. 2 8 10 19 29 32 J U M L A H 36% 40% 24% P E R S E N T A S E
Keterangan: S
: Sesuai
KS
: Kurang Sesuai
TS
: Tidak Sesuai
Tabel di atas menunjukkan bahwa hanya 24% dari 4 aspek yang diamati yang mampu dilakukan oleh siswa sesuai dengan harapan. Di samping itu, 36% dari 4 aspek yang diamati dilakukan oleh siswa kurang sesuai harapan. Sementara 40% dari aspek-aspek itu dilakukan oleh siswa tidak sesuai harapan. Oleh karena itu, penulis merasa perlu untuk terus meningkatkan kemampuan siswa di atas, yang dalam artian meningkatkan persentase dari aspek yang mampu dilakukan oleh siswa
sesuai dengan harapan melalui pembenahan hal-hal yang belum optimal dilaksanakan pada proses pembelajaran siklus ini guna pencapaian nilai ketuntasan minimal dan bahkan nilai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan pada penelitian ini di siklus II. b. Hasil Pengamatan Aktifitas Guru dalam Proses Pembelajaran. Observasi kelas dilakukan untuk melihat tingkat efektifitas kegiatan guru dalam mengelola proses pembelajaran. Dalam kegiatan ini, pengamat (guru mitra) menggunakan format yang memuat 24 aspek yang diamati dari awal hingga akhir proses pembelajaran, dan hasilnya dapat dilihat pada table berikut ini: Tabel 2 Hasil Pengamatan Aktifitas Guru dalam Proses Pembelajaran Siklus I
No
Aspek yang Diamati
I 1. 2. II 1. 2. III
Pra Pembelajaran 1. Kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran 2. Memeriksa kesiapan siswa Membuka Pembelajaran 3. Kesesuaian kegiatan apersepsi dengan materi ajar 4. Menyampaikan Kompetensi (Tujuan) yang akan dicapai Kegiatan Inti Pembelajaran Penguasaan Materi 5. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 6. Mengaitkan materi dengan pengetahuan yang relevan Pendekatan/ Strategi Pembelajaran 7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (Tujuan) yang akan dicapai 8. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa 9. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 10.Menguasai kelas 11.Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang dialokasikan Pemanfaatan Media Pembelajaran 12.Menggunakan media pembelajaran secara efektif dan efisien 13.Menghasilkan pesan yang menarik 14.Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Pembelajaran Menantang Memacu Keterlibatan Siswa 15.Menumbuhkan partisipasi siswa 16.Merespon positip partisipasi siswa 17.Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa, dan sumber belajar 18.Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa
1. 2. 1. 2. 3. 4.
Ya/ Tdk
Kategori Penilaian 3 2 1
ya ya
√
ya ya
√ √
ya ya
√ √
ya
√
√
ya
√
ya ya ya
√ √ √
ya ya ya
√
ya ya ya ya
√ √
√ √
√ √
No
IV
Aspek yang Diamati Penilaian Proses dan Hasil Belajar 19.Memantau kemajuan dan hasil belajar siswa 20.Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kopetensi/ tujuan Penggunaan Bahasa 21.Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 22.Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar Penutup 23.Melaksanakan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa 24.Menyusun rangkuman dan melaksanakan tindak lanjut Jumlah Prosentase
Ya/ Tdk
Kategori Penilaian 3 2 1 √
ya ya
√
ya ya
√ √
ya ya
√ 16
√ 8
67%
33%
Hasil pengamatan aktifitas guru dalam mengelola proses pembelajaran di atas menunjukkan bahwa
guru sudah cukup baik dalam mengelola proses pembelajarannya
meskipun diakui belum memenuhi target yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari adanya jumlah aspek yang memperoleh kriteria baik yang hanya mencapai 16 aspek dari 24 aspek yang diamati atau hanya sekitar 67%. Sementara 8 aspek atau 33% dari keseluruhan aspek yang dinilai masih dalam kriteria cukup. Berdasarkan kondisi hasil pada uraian di atas, penulis merasa perlu untuk terus memperbaiki mutu pengelolaan pembelajaran khususnya dalam upaya meningkatkan kemampuan dan nilai capaian siswa dalam membaca permulaan melalui pembenahan hal-hal yang belum optimal dilaksanakan pada proses pembelajaran siklus I di siklus II. Penulis merasa bahwa hal ini cukup beralasan sebab mutu pengelolaan pembelajaran dapat dengan sangat mempengaruhi mutu capaian siswa. a. Tahap Analisis dan Refleksi Hasil refleksi yang dilaksanakan penulis bersama supervisor memperlihatkan adanya ketidaktercapaian nilai ketuntasan minimal siswa (65) dan nilai rata-rata siswa (70) yang telah ditetapkan sebelumnya, yang dalam artian penelitian belum berhasil. Penomena ini
diakibatkan oleh adanya 8 aspek kegiatan guru (penulis) yang masih beroleh nilai cukup dalam proses pembelajaran sebagaimana terlihat pada tabel pengamatan aktifitas guru. Untuk mengantisipasi kelemahan guru dalam proses pembelajaran di atas, penulis merasa perlu untuk memberikan perhatian dan perbaikan kepada beberapa aspek kegiatan mengajar pada siklus II nanti. Tindakan perbaikan terhadap kelemahan guru dalam proses pembelajaran yang dimaksud adalah: a. Menciptakan situasi di mana siswa benar – benar siap untuk menerima pelajaran dan memperhatikan tingkat perkembangan dan kebutuhan mereka. b. Merencanakan bahan ajar dan langkah – langkah pembelajaran yang yang lebih runtut serta berupaya keras untuk menguasai kelas secara lebih optimal. c.Menciptakan suasana pembelajaran sedemikian rupa sehingga menghasilkan pesan yang menarik, serta lebih optimal memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa, dan sumber belajar. d.Meningkatkan frekuensi pemantauan terhadap kemajuan dan hasil belajar siswa, dan tidak lupa menyusun rangkuman serta melaksanakan tindak lanjut berupa pemberian tugas pekerjaan rumah. Selain kelemahan guru dalam proses pembelajaran pada siklus I dalam uraian di atas, terdapat pula kelemahan di pihak siswa yang meliputi semua aspek yang dinilai. Hal ini terlihat jelas pada tabel penilaian kemampuan siswa yang berindikasi adanya beberapa aspek yang masih lemah dan perlu dibenahi dan dipermantap pada siklus II. Kelemahan – kelemahan yang menonjol dan perlu dikenai tindakan perbaikan terutama pada aspek:
(a). Kesesuaian gambar dan kartu kata. (b). Ketepatan membaca. (c). Lafal dan Intonasi. (d). Ekspresi dan volume suara. 4.1.4.Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus II Kegiatan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada 8 Desember 2012, yang diikuti oleh 20 siswa dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 x 30 menit) yakni dari jam pertama (ke I) sampai jam ke II. Sebagaimana pelaksanaan pembelajaran siklus I, siklus II tetap mengacu pada prosedur penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya yang meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap pemantauan dan evaluasi, serta tahap analisis dan refleksi. 1. Tahap Persiapan Pada tahap ini, peneliti menulis rancangan kegiatan perbaikan guna mengantisipasi kelemahan – kelemahan dipihak guru (penulis) dan siswa pada pelaksanaan pembelajaran siklus I. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Sebagaimana yang telah dilakukan pada siklus I, namun pelaksanaan tindakan pada tahap ini lebih ditekankan pada aspek – aspek yang belum optimal dilakukan ketika siklus I. 3. Tahap Pemantauan dan Evaluasi a. Hasil Penilaian Kemampuan Siswa dalam Membaca Kegiatan pembelajaran pada siklus II terkesan lebih efektif dan efisien dibanding pada siklus I di mana siswa lebih mantap dalam hal lafal, intonasi, ekspresi dan volume suaranya dalam membaca kata yang ada dalam kartu kata. Pembenahan terhadap hal – hal yang masih
kurang pada kegiatan pembelajaran siklus I nampak telah berdampak positip terhadap kemampuan dan mutu capaian mereka sebagaimana tersaji pada lampiran 9. Dari hasil penilaian kemampuan siswa membaca permulaan melalui kartu kata yang tersaji pada lampiran 9 dapat dilihat indikator kemampuan siswa pada setiap aspek yang diniai mengisyaratkan bahwa dari 20 siswa kelas I, terdapat 12 siswa yang mampu menempelkan kartu kata sesuai dengan gambar. Selain itu, terdapat pula 6 siswa yang hanya mampu menempelkan sebagian kartu kata yang ada sesuai dengan gambar. Sementara yang sangat memprihatinkan adalah masih adanya 2 siswa yang menempelkan semua kartu kata tidak sesuai dengan gambar. Selain itu data hasil penilaian kemampuan siswa membaca permulaan pada uraian di atas menunjukkan bahwa 7 siswa dari 20 siswa Kelas I mampu membaca semua kata pada media kartu kata dengan tepat. Hal ini diikuti oleh 8 siswa yang hanya mampu membaca sebagian kata, dan 5 siswa yang tidak mampu membaca satupun kata pada media kartu kata dengan tepat. Sementara dalam hal lafal dan intonasi, hanya ada 1 orang siswa yang mampu membaca semua kata pada kartu kata dengan lafal dan intonasi yang sesuai. Nampak 17 siswa hanya mampu membaca sebagian kata dengan lafal dan intonasi yang sesuai. Sementara masih ada 2 orang lagi membaca semua kata pada kartu kata dengan lafal dan intonasi yang tidak sesuai. Juga dengan segera dapat dilihat pada lampiran 9 bahwa dari 20 siswa kelas I, hanya 3 orang yang mampu membaca kata pada media kartu kata dengan ekspresi dan volume suara yang memadai. Sementara 12 dan 5 orang dari mereka berturut – turut hanya mampu membaca sebagian dan semua kata dengan ekspresi dan volume suara yang memadai dan tidak memadai. Secara rinci, hasil penilaian kemampuan siswa dalam membaca dapat disajikan dalam tabel berikut: Tabel 3 Hasil Penilaian Kemampuan Siswa dalam Membaca pada Siklus II
No 1 2 3 4
Aspek yang Diamati Kesesuaian gambar dan kartu kata. Ketepatan membaca. Lafal dan Intonasi. Ekspresi dan volume suara. J U M L A H P E R S E N T A S E
Kriteria Penilaian S KS TS 12 6 2 7 8 5 1 17 2 3 12 5 23 43 14 29% 54% 17%
Ket
Keterangan: S
: Sesuai
KS
: Kurang Sesuai
TS
: Tidak Sesuai
Tabel di atas menunjukkan bahwa 29% dari 4 aspek yang diamati yang mampu dilakukan oleh siswa sesuai dengan harapan, yang dalam artian mengalami kenaikan sebesar 5%. Di samping itu, 54% dari 4 aspek yang diamati dilakukan oleh siswa kurang sesuai harapan. Sementara tinggal 17% dari aspek-aspek itu yang dilakukan oleh siswa tidak sesuai harapan. Dari hasil penilaian kemampuan siswa membaca permulaan melalui kartu kata pada lampiran 9 juga dapat dilihat bahwa siswa yang mencapai nilai ketuntasan mata pelajaran bahasa Indonesia (65) ke atas sebanyak 15 orang atau sekitar 75% sedangkan yang memperoleh nilai di bawah 65 sebanyak 5 orang atau sekitar 25% dari seluruh siswa. Dengan demikian nilai rata – rata siswa kelas I dalam mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya pada materi membaca permulaan adalah: Jumlah Nilai Seluruh Siswa --------------------------------------Jumlah Seluruh Siswa
1411 = ---------- = 70,55 20
b. Hasil Pengamatan Aktifitas Guru dalam Proses Pembelajaran. Setelah melalui proses perbaikan dan penguatan terhadap kelemahan – kelemahan yang ada pada siklus I, mutu pembelajaran dan capaian siswa terkesan mengalami peningkatan. Hal
ini dapat dilihat pada format hasil pengamatan aktifitas guru dan tabel penilaian kemampuan siswa membaca permulaan yang digunakan oleh guru mitra pada proses pembelajaran siklus II. Hasil pengamatan aktifitas guru dari awal hingga akhir proses pembelajaran yang berhasil diperoleh dapat dilihat pada lampiran 8. Hasil pada lampiran 8 menunjukkan bahwa guru telah bekerja lebih optimal dalam mengelola proses pembelajarannya dibanding pada siklus sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari adanya jumlah aspek yang memperoleh kriteria baik sebagaimana pada table berikut ini: Tabel 4 Hasil Pengamatan Aktifitas Guru dalam Proses Pembelajaran pada Siklus II
No
Aspek yang Diamati
I 3. 4. II 3. 4. III
Pra Pembelajaran 1. Kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran 2. Memeriksa kesiapan siswa Membuka Pembelajaran 3. Kesesuaian kegiatan apersepsi dengan materi ajar 4. Menyampaikan Kompetensi (Tujuan) yang akan dicapai Kegiatan Inti Pembelajaran Penguasaan Materi 5. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 6. Mengaitkan materi dengan pengetahuan yang relevan Pendekatan/ Strategi Pembelajaran 7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (Tujuan) yang akan dicapai 8. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa 9. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 10.Menguasai kelas 11.Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang dialokasikan Pemanfaatan Media Pembelajaran 12.Menggunakan media pembelajaran secara efektif dan efisien 13.Menghasilkan pesan yang menarik 14.Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Pembelajaran Menantang Memacu Keterlibatan Siswa 15.Menumbuhkan partisipasi siswa 16.Merespon positip partisipasi siswa 17.Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa, dan sumber belajar 18.Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa Penilaian Proses dan Hasil Belajar 19.Memantau kemajuan dan hasil belajar siswa 20.Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kopetensi/ tujuan
3. 4. 5. 6. 7. 8.
Kategori Penilaian
Ya/ Tdk
3
ya ya
√ √
ya ya
√ √
ya ya
√ √
ya
√
ya
√
ya ya ya
√ √ √
ya ya ya
√
ya ya ya ya
√ √ √ √
ya ya
√ √
2
√ √
1
No
IV
Aspek yang Diamati Penggunaan Bahasa 21.Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 22.Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar Penutup 23.Melaksanakan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa 224.Menyusun rangkuman dan melaksanakan tindak lanjut Jumlah Prosentase
Kategori Penilaian
Ya/ Tdk
3
ya ya
√ √
ya ya
√ 22 91,67 %
2
1
√ 2 8,33%
Dari table di atas secara rinci dapat dijelaskan bahwa aspek yang memperoleh kriteria baik mencapai 22 aspek atau 91,67% dari 24 aspek yang diamati, yang dalam artian naik sebesar 24,67% dari hasil yang diperoleh pada siklus I yang hanya beroleh 67% atau 16 aspek dari 24 aspek yang diamati. Sementara 2 aspek atau 8,33% dari keseluruhan aspek yang dinilai pada siklus II masih tetap dalam kriteria cukup, namun hal ini juga menunjukkan adanya peningkatan mutu aktifitas guru dalam proses pembelajaran yang sangat signifikan sebab aspek ini masih berjumlah 8 atau sebesar 33% pada siklus I.
4. Tahap Analisis dan Refleksi Berdasarkan hasil refleksi terhadap pelaksanaan kegiatan pada siklus II baik yang berkenaan dengan aktifitas guru dan kemampuan siswa membaca permulaan dalam proses pembelajaran dapat dinyatakan meningkat dari kegiatan siklus I. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengamatan aktifitas guru yang memperoleh nilai 91,67 dan
kemampuan siswa yang
memperoleh nilai rata – rata 70,55. 4.2. Pembahasan Salah satu temuan penulis pada penelitian ini adalah bahwa penggunaan alat bantu mengajar berupa media kartu kata dan alat bantu mengajar lainnya dalam pelaksanaan
pembelajaran akan berpengaruh positip terhadap peningkatan minat dan motivasi siswa untuk secara aktif berkontribusi dalam proses belajarnya. Hal ini terbukti dengan semakin meningkatnya kemampuan siswa membaca permulaan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dan II jika dibandingkan dengan kondisi ketika pelaksanaan pembelajaran pada tahap observasi awal. Temuan lain dalam penelitian ini adalah bahwasanya suatu pembelajaran hanya akan manjur, jika dengan sungguh-sungguh dipersiapkan dan direncanakan ole guru. Hal ini dapat dilihat pada kondisi kemampuan siswa membaca permulaan pada tahap observasi awal yang mengalami peningkatan setelah peneliti menerapkan tahapan – tahapan yang mengacu pada prosedur penelitian yang diawali dengan tahap persiapan dan perencanaan pembelajaran siklus I yang sungguh-sungguh. Meskipun demikian hasil yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan siklus I pada uraian di atas belum mencapai target yang diharapkan. Hasil analisis data yang diperoleh peneliti dari pelaksanaan pembelajaran pada siklus I mengisyaratkan bahwa: 1. Siswa yang memperoleh nilai di atas 65 hanya berjumlah 10 orang dengan prosentase 50% dari jumlah seluruh siswa kelas I. 2. Hasil balik pengamatan observer terhadap aktifitas guru dalam proses pembelajaran mencapai 67%. Dari hasil analisis data di atas dapat dilihat bahwa pada pelaksanaan pembelajaran siklus I masih ada 10 siswa yang memperoleh nilai di bawah nilai ketuntasan minimal (65). Terkait hal ini, penulis berasumsi bahwa penyebab utama rendahnya capaian siswa ini diakibatkan oleh 8 aspek atau 33% dari keseluruhan aspek yang dinilai terhadap aktifitas guru dalam proses
pembelajaran yang masih dalam kriteria cukup. Hal ini terbukti setelah penulis membenahi 8 aspek tersebut pada pelaksanaan pembelajaran siklus II. Pada pelaksanaan siklus dua penulis (peneliti) berupaya menciptakan situasi kelas di mana siswa benar – benar siap untuk menerima pelajaran serta memperhatikan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa. Selain itu, penulis merencanakan bahan ajar dan langkah – langkah pembelajaran yang yang lebih runtut di banding pada siklus I, serta berupaya keras untuk menguasai kelas secara lebih optimal. Di samping upaya pada uraian di atas, penulis menciptakan suasana pembelajaran sedemikian rupa sehingga menghasilkan pesan yang menarik, serta berusaha lebih optimal dalam memfasilitasi terjadinya interaksi antara guru, siswa, dan sumber belajar. Juga, penulis berusaha menambah frekuensi pemantauan terhadap kemajuan dan hasil belajar siswa, dan berupaya untuk membuat rangkuman serta melaksanakan tindak lanjut berupa pemberian tugas pekerjaan rumah kepada siswa. Upaya penulis dalam uraian di atas terkesan tidak sia –sia dan bahkan berdampak sangat positip baik bagi mutu pengelolaan pembelajaran maupun bagi peningkatan kemampuan siswa dalam membaca. Terbukti setelah data yang diperoleh dari pelaksanaan pembelajaran siklus II dianalisis, mutu aktifitas guru dalam mengelola pembelajaran mencapai 91,67% atau 22 aspek dari 24 aspek yang diamati, yang dalam artian naik sebesar 24,67% dari hasil yang diperoleh pada siklus I yang hanya beroleh 67% atau 16 aspek dari 24 aspek yang diamati. Hal yang serupa terjadi pula pada mutu capaian siswa di mana jumlah siswa yang mencapai nilai ketuntasan mata pelajaran bahasa Indonesia (65) ke atas meningkat menjadi 15 orang atau sekitar 75% sedangkan yang memperoleh nilai di bawah 65 tinggal 5 orang atau sekitar 25% dari
seluruh siswa. Dengan demikian nilai rata – rata siswa kelas I dalam mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya pada materi membaca permulaan telah meningkat menjadi 70,55. Peningkatan kemampuan siswa membaca permulaan melalui media kartu kata di kelas I SDN 10 Kabila selama pelaksanaan penelitian terkesan cukup signifikan di mana jumlah siswa yang mampu membaca pada sa’at observasi awal yang hanya 4 orang atau hanya 20% dari total siswa, meningkat menjadi 10 orang atau 50% pada pembelajaran siklus I dan seterusnya meningkat menjadi 15 orang atau 75 pada pembelajaran siklus II. Informasi yang sangat penting dari keseluruhan uraian di atas adalah informasi tentang prosentase akhir dari jumlah siswa yang mampu membaca sebesar 75% dan nilai rata – rata siswa kelas I dalam mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya pada materi membaca permulaan yang telah mencapai 70,55 pada siklus terakhir (siklus II). Hal ini dipandang cukup beralasan sebab indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah prosentase jumlah siswa dalam proses pembelajaran membaca melalui kartu kata yang mencapai 70% dengan nilai rata – rata 70. Dengan demikian rumusan hipotesis yang berbunyi “Jika membaca melalui media kartu kata, maka kemampuan membaca siswa kelas I SDN 10 Kabila Kabupaten Bone Bolango meningkat” dalam penelitian tindakan ini telah terbukti dan dapat diterima kebenarannya.