BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Lokasi Penelitian Taman Kanak-kanak (TK) Alkhairaat didirikan pada tahun 1992 berlokasi di Kelurahan Dembe II Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo. Di bawah pimpinan Any Kristanti Katili, serta para Gurunya ibu Hindun Kunusa, S.Pd, dan Irawaty Abdjul, TK Alkhairaat Kelurahan Dembe II Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo ini telah mengalami berkembangan terutama dari segi parasaran pendidikan serta kualitas output nya. Selanjutnya untuk memperkaya khasanah dalam penelitian ini, maka berikut ini penelitian akan deskripsikan data-data pendukung berupa; keadaan anak, serta sarana dan prasarana pendukung lainnya. Untuk mempermudah pemahaman kita terhadap kedua data pendukung tersebut, maka penelitian akan sajikan dalam bentuk tabel sebagaimana berikut ini: Tabel. 1 Keadaan Anak TK Alkhairaat Kelurahan Dembe II Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo Tahun Pelajaran 2011/2012 NO
JUMLAH
KELOMPOK
JUMLAH TOTAL
BELAJAR
Laki-Laki
Perempuan
1
A
10
10
20
2
B Jumlah
10 20
14 24
24 44
Sumber: Profil, TK Alkhairaat Kelurahan Dembe II Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo 2012.
48
49
Berdasarkan gambaran pada tabel tersebut, tentang jumlah anak TK Alkhairaat Kelurahan Dembe II Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo 2011/2012 menunjukkan bahwa kesadaran orangtua untuk menyekolahkan putraputri mereka di TK mulai nampak, meskipun diketahui bahwa jumlah tersebut masih relatif sedikit dari jumlah anak yang ada di TK lainnya. Hanya saja perlu diketahui, anak yang seusia dini di lokasi TK ini sangat sedikit, di samping itu tersedia pula beberapa TK yang berdekatan dengan sistem pengrekrutannya hampir sama dengan yang dilakukan di TK Alkhairaat. Tabel. 2 Keadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan TK Alkhairaat Kelurahan Dembe II Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo NO RUANGAN JUMLAH 1
Ruang Beajar
2 Buah
2
Ruang Kantor
1 Buah
3
Ruang Bermain
1 Buah
4
Tempat Cuci Tangan
1 Buah
5
Kamar Mandi/WC
1 Buah
6
Kantin
1 Buah
7
Alat-alat Permainan
10 Macam
8
Kursi Anak
60 Buah
10
Meja Anak
25 Buah
11
Kursi Guru
4 Buah
12
Meja Guru
4 Buah
12
Lemari Buku
2 Buah
13
Lemari Tempat Mainan
2 Buah
Sumber: Profil, TK Alkhairaat Kelurahan Dembe II Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo 2012.
50
Dari tabel tersebut, penelitian dapat menyimpulkan bahwa sarana prasarana pendidikan yang terdapat di TK Alkhairaat Kelurahan Dembe II Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo, dilihat dari syarat oprasional pendidikan dan pengajaran sudah cukup memadai. Di samping itu, jika dilihat dari efektif dan tidaknya perlengkapan yang ada dalam menunjang proses pembelajaran, maka keadaan perlengkapan yang ada telah dioprasikan secara maksimal sesuai kebutuhan dan kondisi yang ada. B. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada anak kelompok A TK Alkhairaat Kelurahan Dembe II Kota Gorontalo, dengan jumlah anak 20 orang. Peneliti adalah Guru Kelompok A dan yang menjadi mitra kerja sekaligus pengamat adalah dua orang guru. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-masing siklus dilaksanakan dua kali pertemuan. Penelitian ini diawali dengan observasi awal terhadap subyek penelitian sebagai data awal yang menjadi dasar dipilihnya masalah dalam penelitian ini. a. Observasi Awal Dari hasil pengamatan pada anak yang diadakan sebelum penelitian tindakan yaitu pada tanggal 30 April 2012 diperoleh hal-hal sebagai berikut: 1. Sebagian anak menunjukkan sikap acuh tak acuh ketika pembelajaran berlangsung.
51
2. Sebagian anak tidak agresif untuk mencari tahu benda-benda yang dilihatnya. 3. Sebagian anak tidak mau mengingat kembali pelajaran yang diberikan guru. 4. Sebagian anak tidak mau mengungkapkan kembali tentang benda-benda yang dilihatnya atau materi yang pelajaran yang telah diberikan guru dan cara memanfaatkannya. 5. Sebagian anak tidak memiliki keberanian untuk merangkai kata-kata sendiri. Secara lebih jelas hasil pengamatan untuk observasi awal dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel. 1: Hasil Pengamatan Observasi Awal Persentase Aspek yang Diobservasi Pengamat
I
Memiliki Aktif Mengikuti Agresif untuk Anak Mengingat Mengungkapkan Keberanian Pelajaran Mencari Tahu Kembali Kembali Merangkai Kata SM M KM TM SM M KM TM SM M KM TM SM M KM TM SM M KM TM 15 20 30 35 20 20 30 30 20 15 25 40 15 20 30 35 15 20 35 40
II 15 20 30 35 20 20 30 30 20 15 25 40 15 20 30 35 15 20 35 40 Rata15 20 30 35 20 20 30 30 20 15 25 40 15 20 30 35 10 20 35 40 rata Persentasi 35 % 65 % 40 % 60 % 35 % 65 % 35 % 65 % 30 % 70 % Keterangan: SM = Sangat Memuaskan M= Memuaskan, KM= Kurang Memuaskan TM= Tidak Memuaskan
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa untuk aspek keaktifan mengikuti pelajaran ada 35 % atau 7 orang anak yang sudah memperlihatkan sesuai kriteria baik, dan 65 % atau 13 orang anak yang belum baik. Untuk aspek
52
agresif untuk mencari tahu benda-benda yang telah dilihatnya, 40 % atau 8 orang anak yang sudah baik dan 60 % atau 12 orang anak yang belum baik. Untuk aspek mengingat kembali materi yang pelajaran yang telah diberikan guru, 35 % atau 7 orang anak yang sudah baik dan 65 % atau 13 orang anak yang belum baik. Untuk aspek mengungkapkan kembali materi yang pelajaran yang telah diberikan guru, 35 % atau 7 orang anak yang sudah baik dan 65 % atau 13 orang anak yang belum baik, terakhir aspek memiliki keberanian untuk merangkai kata-kata sendiri 30 % atau 6 orang anak yang sudah baik dan 70% atau 14 orang anak yang belum baik. Apabila dilihat, maka persentasi anak di Kelompok A TK Alkhairaat Kota Gorontalo yang kemampuan berimajinasinya sudah baik hanya 35 % atau 7 orang anak, dan yang belum baik 65 % atau 13 orang anak. Dari hasil observasi yang diperoleh memberikan makna bahwa untuk meningkatkan kemampuan berimajinasi pada anak dapat diupayakan melalui metode bercerita. Di samping itu, untuk mengatasi berbagai permasalahan di atas, maka upaya-upaya yang dapat ditempuh antara lain: a) Melakukan perencanaan kegiatan 1. Dalam hubungannya dengan kegiatan ini, penelitian memberikan kontribusi pemikiran terhadap para guru yang ada di TK tersebut tentang langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengefektifkan rencana kegiatan pembelajaran dalam bentuk metode bercerita, di antaranya: 1) Para guru harus membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH), dan Skenario Pembelajaran.
53
2) Para guru harus merumuskan indikator pembelajaran dan target pencapaiannya pada setiap kegiatan 3) Para guru harus menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) berdasarkan tingkat kemampuan anak pada jenjang pendidikan TK. 4) Para guru harus menyediakan media-media pembelajaran yang diperlukan dan berkesesuaian dengan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan 5) Para guru harus harus dapat menentukan materi-materi pelajaran yang relevan dengan metode bercerita dan rencana kegiatan yang dirumuskan. 2. Membuat Time Schedule pelaksanaan metode bercerita pada kegiatankegiatan tertentu 3. Mengelompokkan anak berdasarkan tingkat kognitivitas, efektivitas, dan keterampilan mereka.. b) Kegiatan yang harus dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung meliputi; 1. Menumbuhkan minat belajar anak melalui berbagai cerita 2. Menerapkan kegiatan pembelajaran yang efektif dan kreatif 3. Menggunakan variatif metode dalam pembelajaran dengan lebih mengoptimalkan metode bercerita. 4. Mengemas berbagai cerita yang sangat digemari oleh anak
54
5. Menyiapkan media-media pembelajaran yang representatif hingga dapat memotivasi anak untuk bercerita secara aktif dengan teman lainnya. 6. Melakukan berbagai pertanyaan dalam bentuk dialog terahadap kegiatan yang dilakukan anak. 7. Memberikan penghargaan kepada setiap anak setelah melakukan kegiatan yang ditugaskan. 8. Menampung
segala
harapan
yang
diungkapkan
anak
untuk
ditindaklanjuti pada kegiatan berikutnya. c) Melaksanakan pengawasan dan bimbingan secara intensif terhadap seluruh kegiatan anak dengan lebih mengefektivkan metode bercerita sebagai upaya menjembatani terjadinya peningkatan kemampuan berimajinasi pada anak. d) Melakukan analisis dan refleksi terhadap perkembangan kemampuan berimajinasi pada anak TK selama berada di lembaga pendidikan formal ini. e) Membiasakan anak dapat berbicara dan bergaul dengan temannya dengan merangkaikan kata-kata yang baik dan benar. Dari hasil yang diperoleh gambaran tentang perkembangan imajinasi anak akan diupayakan mengalami peningkatan melalui metode bercerita. Untuk itu dipersiapkan segala sesuatu yang digunakan dalam pelaksanaan siklus 1, yaitu satuan rencana kegiatan harian, skenario bercerita dan lembar observasi.
55
b. Siklus I Dari kegiatan bimbingan yang di integrasikan dengan pembelajaran tentang tema ”Tanaman” dengan kegiatan bercerita, yang dilaksanakan pada tanggal 01 dan 02 Mei 2012, diperoleh hasil sebagai berikut: Tebel. 2: Hasil Pengamatan Siklus I Persentase Aspek yang Diobservasi Pengamat I
Memiliki Keberanian Merangkai Kata SM M KM TM SM M KM TM SM M KM TM SM M KM TM SM M KM TM 30 35 20 15 30 30 20 20 30 25 20 20 25 30 20 25 30 30 20 20 Aktif Mengikuti Pelajaran
Agresif untuk Mencari Tahu
Anak Mengingat Kembali
Mengungkapkan Kembali
II 30 35 20 15 30 30 20 20 30 25 20 20 25 30 20 25 30 30 20 20 Rata30 35 20 15 30 30 20 20 30 25 20 20 25 30 20 25 30 30 20 20 rata Persentasi 65 % 35 % 60 % 40 % 60 % 40 % 55 % 45 % 60 % 40 % Keterangan: SM = Sangat Memuaskan M= Memuaskan, KM= Kurang Memuaskan TM= Tidak Memuaskan
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa untuk aspek keaktifan mengikuti pelajaran ada 65 % atau 13 orang anak yang sudah memperlihatkan sesuai kriteria baik, dan 35 % atau 7 orang anak yang belum baik. Untuk aspek agresif untuk mencari tahu benda-benda yang dilihatnya, 60 % atau 12 orang anak yang sudah baik dan 40 % atau 12 orang anak yang belum baik. Untuk aspek mengingat kembali materi yang pelajaran yang telah diberikan guru, 60 % atau 12 orang anak yang sudah baik dan 40 % atau 8 orang anak yang belum baik. Untuk aspek mengungkapkan kembali materi yang pelajaran yang telah diberikan guru, 55 % atau 11 orang anak yang sudah baik dan 45 % atau 9 orang anak yang belum baik, terakhir aspek memiliki keberanian untuk merangkai kata-kata sendiri 60 %
56
atau 12 orang anak yang sudah baik dan 40 % atau 8 orang anak yang belum baik. Apabila dilihat, maka persentasi anak di Kelompok A TK Alkhairaat Kota Gorontalo yang kemampuan berimajinasinya mengalami peningkatan, yaitu sebanyak 60 % atau 12 orang anak yang sudah baik dan 40 % atau 8 orang anak yang belum baik. Dari jurnal pengamatan diperoleh beberapa hasil pengamatan tentang kemampuan berimajinasi anak untuk siklus I sebagai berikut. 1. Sebagian anak telah menunjukkan sikap keinginan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. 2. Sebagian anak sudah agresif mencari tahu tentang benda-benda yang dilihatnya. 3. Sebagian anak sudah mau mengingat kembali materi yang pelajaran yang telah diberikan guru. 4. Sebagian anak sudah mulai mengungkapkan kembali tentang benda-benda yang dilihatnya atau materi yang pelajaran yang telah diberikan guru dan cara memanfaatkannya. 5. Sebagian anak sudah memiliki keberanian untuk merangkai kata-kata sendiri. Tahap Analisis dan Refleksi Siklus I Berdasarkan data yang dikemukakan di atas, diperoleh gambaran hasil pelaksanaan tindakan siklus I dengan rata-rata keberhasilan guru dalam meningkatkan kemampuan berimajinasi pada Anak Kelompok A TK Alkhairat Kelurahan Dembe II Kota Gorontalo melalui metode bercerita yaitu sudah 60 %
57
atau 12 orang anak yang sudah baik. Selebihnya masih terdapat 40 % atau 8 orang anak yang kemampuan berimajinasinya belum baik. Apabila dibandingkan dengan indikator keberhasilan dalam penelitian yaitu, kemampuan berimajinasi pada Anak Kelompok A TK Alkhairat Kelurahan Dembe II Kota Gorontalo mengalami peningkatan melalui metode bercerita menjadi 85 % atau 17 orang anak dalam kategori baik atau memuaskan, hasil tindakan siklus I belum mencapai target tersebut. Dengan demikian, dari analisis ini peneliti dan guru merasa bahwa hasil penelitian ini belum maksimal. Oleh sebab itu, peneliti dan gruu membuat perencanaan untuk melakukan tindakan pada siklus berikutnya. Beradasarkan hasil pemantauan dan evaluasi tersebut, peneliti bersama pimpinan TK dan guru kelas melakukan analisi dan refleksi sebagai berikut; 1) agar anak aktif mengikuti pelajaran, maka sebaiknya peneliti dan guru dapat memberikan motivasi atau membangkitkan semangat belajar anak terlebih dahulu melalui menyanyi bersama atau bermain sambil belajar, 2) agar anak agresif untuk mencari tahu benda-benda yang dilihatnya, maka sebaiknya peneliti dan guru dapat memberikan bimbingan dan petunjuk kepada anak yang mengalami kesulitan pada saat mencari tahu tentang benda-benda yang ada di sekitarnya termasuk yang telah dilihatnya, 3) untuk memotivasi anak agar mau mengingat kembali materi pelajaran yang telah diberikan guru, maka sebaiknya peneliti dan guru dapat membuat kelompok belajar, dan diberikan tugas untuk merangkaikan kalimat dari masing-masing anggota kelompok terhadap suatu peristiwa yang
58
pernah mereka ketahui, 4) agar anak memiliki sikap mengungkapkan kembali tentang benda-benda yang dilihatnya atau materi yang pelajaran yang telah diberikan guru dan cara memanfaatkannya, maka sebaiknya peneliti dan guru memberikan reward kepada anak yang dapat melakukannya dengan benar berupa pujian seperti; bagus sekali, baik sekali, tepat sekali, bagus, dan sebagainya ataupun dengan memberi hadiah kepada anak yang memperoleh skor tertinggi pada kegiatan belajar tersebut, 5) agar anak memiliki keberanian untuk merangkai kata-kata sendiri, maka sebaiknya peneliti dan guru, memberi tugas kepada masing-masing anak untuk melaporkan secara lisan hasil pengalamannya setiap hari. c. Siklus II Dari kegiatan bimbingan yang diintegrasikan dengan pembelajaran tentang tema “Binatang” melalui motode bercerita yang dilaksanakan pada tanggal 03 Mei dan 07 Juni 2012, diperoleh hasil sebagai berikut: Tebel. 3: Hasil Pengamatan Siklus II Persentase Aspek yang Diobservasi Pengamat I
Aktif Mengikuti Pelajaran
Memiliki Keberanian Merangkai Kata KM TM SM M KM TM SM M KM TM SM M KM TM 5 5 40 40 10 10 45 40 10 5 35 40 15 10
Agresif untuk Mencari Tahu
SM M KM TM SM M 45 40 5 0 50 40
Anak Mengingat Kembali
II 45 40 5 0 50 40 5 5 40 40 Rata45 40 5 0 50 40 5 5 40 40 rata Persentasi 95 % 5% 90 % 10 % 80 % Keterangan: SM = Sangat Memuaskan
KM= Kurang Memuaskan
Mengungkapkan Kembali
10
10
45 40 10 5 35 40 15 10
10
10
45 40 10 5 35 40 15 10
20 % 85 % 15 % M= Memuaskan,
TM= Tidak Memuaskan
75 %
25 %
59
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa untuk aspek keaktifan mengikuti pelajaran ada 95 % atau 19 orang anak yang sudah memperlihatkan sesuai kriteria baik, dan 5 % atau 1 orang anak yang belum baik. Untuk aspek agresif untuk mencari tahu tentang benda-benda yang telah dilitanya, 90 % atau 18 orang anak yang sudah baik dan 10 % atau 2 orang anak yang belum baik. Untuk aspek mengingat kembali materi yang pelajaran yang telah diberikan guru, 80 % atau 16 orang anak yang sudah baik dan 20 % atau 4 orang anak yang belum baik. Untuk aspek mengungkapkan kembali materi yang pelajaran yang telah diberikan guru, 85 % atau 17 orang anak yang sudah baik dan 15 % atau 3 orang anak yang belum baik, terakhir aspek memiliki keberanian untuk merangkai katakata sendiri 75 % atau 15 orang anak yang sudah baik dan 25 % atau 5 orang anak yang belum baik. Apabila dilihat, maka persentasi anak di Kelompok A TK Alkhairaat Kota Gorontalo yang kemampuan berimajinasinya mengalami peningkatan sebanyak 85 % atau 17 orang anak dan yang belum baik 15 % atau 3 orang anak. Dari jurnal pengamatan diperoleh beberapa hasil pengamatan tentang kemampuan berimajinasi anak pada siklus II sebagai berikut. 1. Sebagian besar anak telah menunjukkan sikap keinginan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. 2. Sebagian besar anak sudah agresif mencari tahu tentang benda-benda yang dilihatnya.
60
3. Sebagian besar anak sudah mau mengingat kembali materi yang pelajaran yang telah diberikan guru 4. Sebagian besar anak sudah mengungkapkan kembali tentang benda-benda yang dilihatnya atau materi yang pelajaran yang telah diberikan guru dan cara memanfaatkannya. 5. Sebagian besar anak sudah memiliki keberanian untuk merangkai kata-kata sendiri. Tahap Analisis dan Refleksi Siklus II Proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berimajinasi pada Anak Kelompok A TK Alkhairat Kelurahan Dembe II Kota Gorontalo melalui metode bercerita pada siklus II yang dilaksanakan dua kali pertemuan, yakni pada hari Kamis, 3 Mei 2012 dan hari Senin, 7 Mei 2012 berjalan dengan lancar. Anak belajar dengan aktif dan kreatif, kekurangan yang terjadi pada siklus sebelumnya telah diatasi. Anak yang sebelumnya acuh tak acuh mengikuti kegiatan pembelajaran, sekarang sudah aktif dan termotivasi mengikuti kegiatan pembelajaran. Secara kesuluruhan proses pembelajaran telah berjalan dengan lancar. Namun demikian, masih ada sedikit kekurangan yakni masih ada anak yang belum meningkat imajinasinya dengan baik meskipun telah menggunakan metode bercerita. Anak-anak tersebut sebanyak 3 orang yaitu; Rohim, Nurfatma, dan Rabi’atun. Rata-rata ketidak mampuan tersebut terlihat pada aspek kurangnya agresif anak serta belum memiliki keberanian untuk merangkai kata-kata sendiri saat berbicara dengan orang lain.
61
Terhadap kelemahan tersebut, maka peneliti dan guru diharapkan dapat mengopimalkan pembelajarannya melalui pendekatan-pendekatan persuasif dengan tetap menggunakan metode bercerita. Berdasarkan data siklus II, dapat dijelaskan bahwa keberhasilan guru dalam meningkatkan kemampuan imajinasi anak pada Anak Kelompok A TK Alkhairat Kelurahan Dembe II Kota Gorontalo melalui metode bercerita yaitu sudah terdapat 85 % atau 17 orang anak. Selebihnya, tinggal 15 % atau 3 orang anak yang imajinasinya belum meningkat dengan baik. Dengan demikian, apabila diidentifikasi,
maka
indikator
keberhasilan
dalam
penelitian
ini
telah
menunjukkan adanya peningkatan kemampuan imajinasi anak pada Anak Kelompok A TK Alkhairat Kelurahan Dembe II Kota Gorontalo melalui metode bercerita, yaitu dari observasi awal hanya 35 % atau 7 orang anak, setelah diadakan siklus I meningkat menjadi 60 % atau 12 orang anak, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 85 % atau 17 orang anak. Selanjutnya, apabila dibandingkan dengan indikator keberhasilan dalam penelitian yaitu, kemampuan imajinasi anak pada Anak Kelompok A TK Alkhairat Kelurahan Dembe II Kota Gorontalo melalui metode bercerita yaitu sudah terdapat 85 % atau 17 orang anak sebagaimana yang diharapkan, maka penelitian ini dianggap maksimal dan guru tidak lagi melanjutkan pembahasannya pada siklus berikutnya.
62
C. Pembahasan Hasil Penelitian Kegiatan penelitian tindakan kelas di kelompok A TK Alkhairaat melalui metode bercerita memiliki imdikator kinerja; apabila minimal 85 % atau 17 orang anak sudah mampu berimajinasi dengan baik sesuai yang diharapkan, Berdasarkan standar tersebut, penelitian tindakan kelas ini menunjukan hasil, yaitu pada observasi awal kemampuan berimajinasi anak hanya 35 % atau 7 orang anak, pada siklus I meningkat menjadi 60 % atau 12 orang anak, dan pada siklus II terjadi peningkatan yang signifikan hingga mencapai 85 % atau 17 orang anak . Selanjutnya sesuai hasil refleksi bersama dengan guru mitra/pengamat pada observasi awal, terdapat kelemahan-kelemahan seperti; sebagian anak menunjukkan sikap acuh tak acuh ketika pembelajaran berlangsung, tidak agresif untuk mencari tahu yang diberikan guru, tidak mau mengingat kembali materi yang pelajaran yang telah diberikan guru, tidak mau mengungkapkan kembali tentang benda-benda yang dilihatnya dan cara memanfaatkannya, serta tidak memiliki keberanian untuk merangkai kata-kata sendiri. Untuk itu dalam pelaksanakan pembelajaran pada siklus I telah dilaksanakan strategi pembelajaran dengan menggunakan skenario bermain peran sebagai berikut. 1) Guru memotivasi anak untuk belajar 2) Guru memilih dan menyampaikan cerita yang menarik bagi anak
63
3) Guru membimbing dan mendorong anak untuk bersifat mengungkapkan kembali tentang benda-benda yang ada disekitarnya . 4) Guru mengajak anak untuk bercerita dengan menggunakan kata-kata sendiri. 5) Guru memberikan reinforcement kepada anak yang memperlihatkan kemampuan berimajinasi sesuai yang diharapkan . Dari kegiatan tersebut maka pada siklus I terjadi perubahan yaitu meningkatnya jumlah siswa yang menunjukan kemampuan berimajinasinya sesuai yang diharapkan. Meskipun terjadi peningkatan, namun masih ada kelemahankelemahan ,yaitu; 1. Baru sebagian kecil anak yang mencapai kriteria kemampuan berimajinasi sesuai yang diharapkan 2. Belum optimalnya penggunaan metode bercerita yang diberikan oleh guru 3. Belum maksimalnya bimbingan dan motivasi guru kepada anak untuk belajar Untuk itu pada siklus II dilakukan kegiatan-kegiatan berikut sebagai upaya perbaikan terhadap kelemahan yang dialami, yaitu; a. Dalam bercerita, guru memilih cerita yang disukai anak serta disampaikan dengan intonasi dan nada bahasa yang menarik. b. Guru membimbing dan memotivasi anak pada saat melakukan kegiatan dalam bercerita bersama, c. Guru memberikan penguatan positif bagi anak yang memperlihatkan kemampuan berimajinasi sesuai yang diharapkan dan memberikan bimbingan intesif kepada anak yang masih memperlihatkan sikap kurang agresif, dan
64
tidak memiliki keberanian untuk merangkaikan kata-kata saat berbicara dengan orang lain. Dari pelaksanaan kegiatan tersebut, maka hasil yang diperoleh adalah meningkatnya rata-rata persentasi jumlah anak yang memperlihatkan kemampuan berimajinasi sesuai yang diharapkan yaitu dari 60 % atau 12 orang anak menjadi 85 % atau 17 orang anak. Secara keseluruhan peningkatan ini telah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yatu 85 %, sehingganya peneliti tidak melanjutkan ke siklus yang ketiga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tebel berikut ini; Hasil Capaian Anak Memiliki Mengungkapk Rata-rata Mengingat Keberanian an Kembali No Kembali Merangkai Kata Tindakan Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Mampu Mampu Mampu Mampu Mampu Mampu Mampu Mampu Mampu Mampu Mampu Mampu Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Kegiatan
Aktif Mengikuti Pelajaran
Agresif untuk Mencari Tahu
1 Observasi 7 35 13 65 8 40 12 60 7 35 13 65 7 35 13 65 6 30 14 70 7 35 13 65 Awal 2 Siklus I 13 65 7 35 12 60 8 40 12 60 8 40 11 55 9 45 12 60 8 40 12 60 8 40 3 Siklus II 19 95 1 5 18 90 2 10 18 80 2 20 17 85 3 15 17 75 3 25 17 85 3 15
Walaupun sudah mencapai target capaian, namun masih ada 3 orang atau 15 % anak yang belum memperlihatkan kemampuan berimajinasi sesuai yang diharapkan. Mereka masih kurang agresif dan tidak memiliki keberanian merangkan kata-kata sendiri saat berbicara. Untuk itu setelah penelitian tindakan ini selesai, kegiatan bimbingan melalui metode bercerita ini masih akan dilanjutkan untuk membantu anak tersebut.
65
Dari hasil yang dicapai pada siklus kedua, maka dapat disimpulkan hipotesis penelitian tindakan yang menyatakan bahwa: ”jika guru menggunakan metode bercerita, maka kemampuan berimajinasi anak pada Kelompok A TK Alkhairaat Kota Gorontalo dapat dikembangkan dan ditingkatkan.