BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik partisipan Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Puskesmas Sidorejo Lor diperoleh karakteristik partisipan seperti yang tertera pada tabel 4.1. Karakteristik partisipan dibagi ke dalam kelompok umur, jenis kelamin, pekerjaan dan pendidikan. Tabel 4.1Distribusi karakteristik respoden pada pasien perilaku penderita hipertensi. Karakteristik
Kontrol ∑ %
Eksperimen ∑ %
∑
%
Umur 46 – 60 Tahun
15
50%
15
50%
30
100%
Jenis kelamin Perempuan
15
50%
15
50%
30
100%
11
37%
12
40%
23
77%
4
13%
3
10%
7 30
23% 100%
2
7%
5
17%
7
24%
5 4 4
17% 13% 13%
4 1 5
13% 3% 17%
9 5 9 30
30% 16% 30% 100%
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Buruh
Pendidikan Tidak bersekolah SD SMP SMA
24
Total
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa partisipan diambil dari rentang usiayang sama, yaitu dimulai dari usia 46 sampai 60 tahun.Kelompok kontrol terdiri dari 15 orang dan kelompok eksperimen terdiri dari 15 orang. Semua partisipan penderita hipertensi pada penelitian ini berjenis kelamin perempuan.Saat pengambilan sampel penelitian, tidak ada unsur kesengajaan yang dilakukan oleh peneliti sehingga semua riset partisipan berjenis kelamin perempuan. Hal ini disebabkan, pada saat penelitian yang lebih banyak mengunjungi puskesmas adalah pasien
perempuan.
Pengambilan
sampel
partisipan
yang
mempunyai penyakit hipertensi yaitu dilakukan di Puskesmas Sidorejo, tekanan darah normal pada usia 46-60 tahun yaitu sistol 130 mmHg dan diastol 90 mmHg, partisipan mengidap hipertensi selama 5-10 tahun, selama ini partisipan memang mendapatkan pendidikan
kesehatan
sebagaian
dari
partisipan
tidak
mengaplikasi pendidikan kesehatan yang telah diberikan dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian yang dilakukan Hajar I & Kotchan T. A. (2003) yang menyatakan penderita hipertensi lebih banyak perempuan, Sebagian besar partisipan mempunyai pekerjaan sebagai ibu rumah tangga (77%) dan lainnya adalah buruh (23%).Tingkat pendidikan partisipan dikategorikan dari tidak bersekolah, SD, SMP, dan SMA.Dari tabel di atas yang tidak bersekolah sebagian besarberada dalam kelompok eksperimen
25
(17%).Jika dilihat dari tabel 4.1, karakter kelompok kontrol dan kelompok eksperimen cukup seragam kecuali dalam hal tingkat pendidikan,pada kelompok kontrol lebih tinggi. Setelah pemberian pendidikan kesehatan, pada kelompok eksperimen terjadi peningkatan pemahaman pada pertemuan Ke2 s/d Ke- 4 yang ditandai dengan grafik yang terus meningkat.Hal ini berbeda dengan kelompok kontrol yang tidak menunjukkan perubahan pemahaman dalam setiap pertemuan. Salah satu faktor yang memungkinkan terjadinya hal ini
karena pada
dasarnya memangtidak diberikan intervensi berupa pendidikan kesehatan. Perilaku penderita hipertensi pada kelompok kontrol tidak banyak berubah pada pertemuan 1 – 2 sementara pada pertemuan 3 dan 4 terjadi peningkatan yang tidak jauh jaraknya. Perubahan
perilaku
penderita
hipertensi
pada
kelompok
eksperimen terjadi penurunan pada pertemuan kedua sedangkan pertemuan 3 dan 4 terjadi peningkatan, perubahan perilaku penderita hipertensi dapat dilakukan melalui beberapa terapi diantaranya berhenti merokok, mengurangi kafein, menerapkan pola makan yang baik dan mengurangi stress (Joesoef, 2001).Perubahan yang terjadi dalam hal pemahaman maupun perilaku pada kedua kelompok tampak pada grafik 4.2.
26
25
20
15
10
5
0 I
II
III
IV
Gambar 4.2. Grafik Pemahaman PenKes pada kelompok kontrol dan eksperimen danPerilaku Penderita Hipertensi.1( )PemahamanPenkes Kelompok kontrol, 2 ( ) Pemahaman Penkes Kelompok Eksperimen, 3( )Perubahan perilaku penderita hipertensi pada kelompok kontrol, 4 ( ) Perilaku Penderita Hipertensi Kelompok Eksperimen.
4.2 Pembahasan Dari
hasil
penelitian
didapatkan
bahwa
pemahaman
pendidikan kesehatan yang diberikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengubah kebiasaan gaya hidup. Pada gambar 4.1 terlihat pada hari pertama sampai hari keempat perubahan perilaku pada kelompok eksperimen memiliki garis yang lebih tinggi dan mencapai nilai yang sempurna yaitu 19 dari 11 pertanyaan sedangkan pada kelompok kontrol memiliki nilai yaitu 13, dari total nilai 19. Selisih nilai skor antara kelompok kontrol dan 27
kelompok eksperimen yaitu 6, makin lama makin tinggi dengan semakin banyaknya pertemuan pendidikan kesehatan. Pada pemahaman pendidikan kesehatan pada kelompok eksperimen mengalami perubahan pada pertemuan kedua sampai keempat dengan grafik yang terus meningkat dan mencapai nilai yaitu 7. Hal ini berbeda kelompok kontrol yang tidak mengalami perubahan sejak pertemuan pertama sampai pertemuan keempat. Hasil
penelitian
ini
menunjukkan
bahwa
setelah
diberikan
pendidikan kesehatan secara berkala terlihat adanya perubahan perilaku. Pada kelompok kontrol, tidak selamanya pasien yang berpendidikan dasar tingkat pengetahuannya tentang penyakit hipertensi
rendah
dan
juga
tidak
semuanya
pasien
yang
berpendidikan menengah keatas tingkat pengetahuannya tentang hipertensi tinggi. Hal ini disebabkan karena faktor informasi yang diperoleh dari penyuluhan atau media dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang tanpa latar belakang pendidikan. Hal ini sesuai dengan teori Azrul dalam Effendi(1998)yang menyatakan sering terpapar informasi seperti penyuluhankesehatan seseorang dapat meningkatkan pengetahuan sehingga tahu, mengerti, tetapi juga
mau
dan
bisa
melakukan
hubungannya dengankesehatan.
28
suatu
anjuran
yang
ada
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Priwanci (2010) yang menunjukkan bahwa kelompok yang mendapatkan pendidikan kesehatan mendapatkan efek dalam mengubah kebiasaan gaya hidup khususnya penderita hipertensi dan menjaga kestabilan dalam mengontrol tekanan darah. Hasil penelitian yang serupa juga diperoleh dalam penelitian yang dilakukan Slamet (2002) yang menyebutkan semakin tinggi tingkat pemahaman atas pendidikan kesehatan yang diberikan atau pengetahuan seseorang, semakin menyadari bahwa begitu penting kesehatan bagi kehidupan sehingga termotivasi untuk mengubah kebiasaan gaya hidup dikalangan penderita hipertensi.
29