BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1
Hasil Pengujian ini memperoleh hasil dalam uji pendugaan, uji penegasan serta
perhitungan bakteri coliform ikan bandeng (Chanos chanos) yaitu : 1.1.1 Hasil Tabung Reaksi Setelah Uji Pendugaan Tabel 4.1 Hasil Uji Pendugaan Kode Sampel Ikan Bandeng (Chanos chanos)
Pengenceran
01
10-1 10-2 10-3
Coliform Group LTB A B C + + + + + + + + +
02
10-1 10-2 10-3
+ + +
+ + +
+ + +
03
10-1 10-2 10-3
+ + +
+ + +
+ + +
Sumber : Data Primer Hasil Pengamatan yang Diolah, 2012
1.1.2 Hasil Tabung Reaksi Setelah Uji Penegasan Tabel 4.2 Hasil Uji Penegasan Kode Sampel Ikan Bandeng (Chanos chanos)
Pengenceran
01
10-1 10-2 10-3
Coliform Group BGLB A B C 1 1 0 1 1 0 1 1 0
02
10-1 10-2 10-3
1 1 1
1 1 1
1 0 0
03
10-1 10-2 10-3
1 1 1
1 0 0
0 0 1
Sumber : Data Primer Hasil Pengamatan yang Diolah, 2012
Keterangan
: 1 = Tabung positif 0 = Tabung negatif
1.1.3 Perhitungan Tabung Positif Sesuai Indeks MPN (Most Probable Number) Tabel 4.3 Hasil Perhitungan dengan indeks MPN Kode Sampel Ikan Bandeng ( Chanos chanos)
Tingkat Pengenceran
Kombinasi Tabung Positif
MPN/g
01
10-1 2
10-2 2
10-3 2
2, 2, 2
35 g
02
3
2
2
3, 2, 2
210 g
03
2
1
2
2, 1, 2
27 g
Sumber : Data Primer Hasil Pengamatan yang Diolah, 2012
1.2
Pembahasan Pada pengamatan uji penentuan coliform ikan bandeng (Chanos chanos)
sampel yang diuji berasal dari tempat pelelangan ikan di Kelurahan Pohe Kota Gorontalo. Pengambilan sampel diambil secara acak sesuai populasi penjualan ikan bandeng (Chanos chanos) yaitu terdiri dari penjual 1, penjual 2 dan penjual 3. Untuk mengetahui jumlah bakteri coliform yang ada pada sampel ikan masingmasing, digunakan metode MPN (Most Probable Number) atau APM (angka paling memungkinkan) dengan berbagai kombinasi dari 3 seri tabung pengenceran 10-1, 10-2, 10-3 Melalui dua tahapan pemeriksaan yaitu uji dugaan/sangkaan dan uji penegasan/kepastian. Untuk uji dugaan menggunakan media LTB (Lauryl Tryptose Broth), kemudian untuk uji kepastian/penegasan media yang digunakan adalah BGLB (Brilliant Green Lactose Bile Broth). Proses pengambilan sampel dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Pengambilan Sampel
1.2.1
Persiapan Sampel Persiapan sampel ikan bandeng dengan menulis kode yaitu (01, 02 dan 03)
dipotong kecil-kecil menggunakan pisau dengan mengambil bagian perut, punggung dan ekor. Sampel yang akan ditimbang Sesuai dengan preparasi contoh adalah untuk berat ikan sebesar 1 – 4,5 kg, sampel yang akan diuji diambil sebanyak 25 g. Kemudian dimasukkan dalam wadah atau plastik steril yang selanjutnya ditambahkan larutan sebanyak 300 ml dengan komposisi 9 ml BFP (Butterfield’s Phosphate Buffered) yang diencerkan dalam aquades. Teknik sampling ini dilakukan pada 3 sumber bahan baku yaitu penjual 1, penjual 2, penjual 3 yang selanjutnya diberi kode 01, 02 dan 03. Proses penimbangan sampel dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3. Penimbangan Sampel 1.2.2
Uji Pendugaan Media LTB (Lauryl Tryptose Broth) Media LTB (Lauryl Tryptose
Broth) digunakan dalam tahap awal
pengujian yaitu uji pendugaan. Penggunaan LTB bertujuan menumbuhkan bakteri pada setiap tabung reaksi. Media LTB yang digunakan adalah sebanyak 10,86 g. Jumlah ini berdasarkan perhitungan dari tetapan LTB pada kemasan yaitu
35,6/1000 dikali dengan 300 ml aquades. Larutan ini ditempatkan pada wadah erlenmeyer yang dibungkus dengan aluminium foil untuk proses sterilisasi dalam autoclave selama 1 jam. Setelah proses sterilisasi selesai, media dimasukkan dalam waterbath 45,5 °C untuk menstabilkan suhu. Uji dugaan dengan media LTB (Lauryl Tryptose Broth) yaitu pengenceran BFP (Butterfield’s Phosphate Buffered) menggunakan pipet steril sebanyak 1 ml dari setiap pengenceran kedalam setiap tabung Lauryl Tryptose Broth (LTB) yang berisi tabung durham. ( pada setiap seri tabung reaksi terbagi 3 grif yaitu grif A, B dan C setiap tabung 10-1 , 10-2, 10-3 ). Melihat hasil tabung yang sudah di inkubasi selama 48 jam ± 2 jam pada suhu 35 °C ± 1°C, semua tabung ditandai dengan kekeruhan dan gas dalam tabung durham maka semua tabung tersebut positif. Proses pengenceran BFP dalam tabung LTB dapat dilihat pada gambar 4.
Gambar 4. Pengenceran BFP dalam Tabung LTB
1.2.3 Uji Penegasan Media BGLB (Brilliant Green Lactose Bile Broth) Media BGLB (Brilliant Green Lactose Bile Broth) digunakan setelah uji pendugaaan dimana tabung tersebut dikatakan positif. Media BGLB yang digunakan adalah sebanyak 12 g. Jumlah ini berdasarkan perhitungan dari tetapan BGLB pada kemasan yaitu 40/1000 dikali dengan 300 ml aquades. Larutan ini ditempatkan pada wadah erlenmeyer yang dibungkus dengan aluminium foil untuk proses sterilisasi dalam autoclave selama 1 jam. Setelah proses sterilisasi selesai, media dimasukkan dalam waterbath 45,5 °C untuk menstabilkan suhu. Uji untuk penanaman pada uji kepastian/penegasan dengan media BGLB (Brilliant Green Lactose Bile Broth). Penegasan BGLB ini dilakukan dengan menginokulasikan tabung-tabung LTB (Lauryl Tryptose Broth) yang positif ke tabung-tabung BGLB Broth berisi tabung durham dengan menggunakan jarum ose. Setelah dimasukkan ke tabung-tabung BGLB, masukkan ke Inkubasi BGLB Broth yang telah diinokulasi selama 48 jam ± 2 jam pada suhu 35 °C ± 1°C. Hasil inkubasi tabung-tabung BGLB menghasilkan beberapa tabung positif yang ditandai dengan kekeruhan dan gas dalam tabung durham. Proses inokulasi LTB yang positif dalam tabung BGLB dapat dilihat pada gambar 5.
Gambar 5. Inokulasi LTB Positif dalam Tabung BGLB
1.3
Perhitungan Metode MPN (Most Probable Number)
Tabel 4.4 Indeks MPN dengan tingkat kepercayaan 95% untuk berbagai kombinasi hasil positif dari 3 seri tabung pada pengenceran 10 -1, 10-2 dan 10-3 MPN/g Tabung Positif MPN/g Tabung Positif 10-1 10-2 10-3 10-1 10-2 10-3 0 0 0 <3,0 2 2 0 21 0 0 1 3 2 2 1 28 0 1 0 3 2 2 2 35 0 1 1 6,1 2 3 0 29 0 2 0 6,2 2 3 1 36 0 3 0 9,4 3 0 0 23 1 0 0 3,6 3 0 1 38 1 0 1 7,2 3 0 2 64 1 0 2 11 3 1 0 43 1 1 0 7,4 3 1 1 74 1 1 1 11 3 1 2 120 1 2 0 11 3 1 3 160 1 2 1 15 3 2 0 93 1 3 0 16 3 2 1 150 2 0 0 9,2 3 2 2 210 2 0 1 14 3 2 3 290 2 0 2 20 3 3 0 240 2 1 0 15 3 3 1 460 2 1 1 20 3 3 2 1100 3 3 3 >1100 2 1 2 27 Sumber : SNI 01-2332.1-2006. Food and Drug Administration Bacteriological Analytical Manual. 8th edition, 1998. Hasil perhitungan MPN (Most Probable Number) menunjukan bahwa kode sampel 01 untuk pengenceran 10-1 dengan 3 seri tabung terhitung adalah 2 tabung positif, pengenceran 10-2 terhitung adalah 2 tabung positif dan 10-3 terhitung adalah 2 tabung positif. Kode sampel 02 untuk pengenceran 10-1 dengan 3 seri tabung terhitung adalah 3 tabung positif, pengenceran 10-2 terhitung adalah 2 tabung positif dan pengenceran 10-3 terhitung adalah 2 tabung positif. Kode sampel 03 untuk pengenceran 10-1 dengan 3 seri tabung terhitung adalah 2 tabung
positif, pengenceran 10-2 terhitung adalah 1 tabung positif dan pengenceran 10-3 terhitung adalah 2 tabung positif. Jika dilakukan perhitungan dengan sistem indeks MPN , jumlah bakteri coliform ikan bandeng (Chanos chanos) yang terhitung untuk kode sampel 01 sebanyak 35 g, kode sampel 02 sebanyak 210 g dan kode sampel 03 sebanyak 27 g. Berarti sampel ikan bandeng (Chanos chanos) yang didapat dari ketiga penjual ini terkandung bakteri coliform. Hasil bakteri coliform yang didapatkan pada ikan bandeng (Chanos chanos) yaitu mencocokkan dengan melihat tabel indeks MPN (Most Probable Number), artinya perhitungan hasil tabung penegasan media BGLB sudah didapatkan melalui indeks MPN (lihat tabel 4.4 hal.24 indeks MPN). Proses perhitungan bakteri coliform dapat dilihat pada gambar 6.
Gambar 6. Perhitungan Bakteri Coliform Keberadaan bakteri coliform disebabkan cara penanganan yang kurang bersih atau sanitasinya rendah. Sumber bakteri coliform dari pencemaran air yang kotor , kotoran manusia dan hewan. Semakin banyak jumlah bakteri coliform yang dicerna oleh manusia maka dapat mengakibatkan muntaber dan kurang enak badan bahkan menyebabkan kematian. Salah satu faktor yang menyebabkan
adanya bakteri coliform pada ikan yaitu pemakaian air kotor yang biasanya digunakan sebagai tambahan pemakaian es balok. Jika dilakukan perbandingan tingkat sanitasi antara penjual 1, 2 dan 3 dengan hasil penentuan coliform pada ikan bandeng
(Chanos chanos)
ini
menentukan bahwa sistem penanganan tingkat sanitasi penjual 3 cukup baik cara penanganannya dari pada penjual 1 dan 2 tingkat sanitasinya rendah. Sesuai dengan SNI 01-2332.1-2006 bahwa standar keberadaan coliform pada produk perikanan tidak boleh lebih dari >1100 bakteri. Dengan demikian jumlah coliform pada ikan bandeng (Chanos chanos) yang diuji baik kode sampel 01, 02, dan 03 masih dibawah standar keberadaan coliform yang diijinkan susunan SNI (Standar Nasional Indonesia). Oleh sebab itu dapat dinyatakan bahwa ikan bandeng (chanos chanos) yang diuji masih layak untuk dipasarkan dan dikonsumsi.