BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PEMBELAJARAN KITAB DI MAK SALAFIYAH SIMBANGKULON BUARAN PEKALONGAN
A. Analisis
Manajemen
Pembelajaran
Kitab
di
MAK
Salafiyah
Simbangkulon Buaran Pekalongan. 1. Analisis Perencanaan Pembelajaran Kitab di MAK Salafiyah Simbangkulon Buaran Pekalongan. a. Tujuan pembelajaran kitab Dalam prakteknya tujuan yang jelas dan sesuai dengan arah yang digariskan akan membuat jalannya proses belajar mengajar menjadi lebih baik dan mampu mencetak anak didik dengan perubahan tingkah laku yang diharapkan bersama. Tujuan pembelajaran kitab di MAK Salafiyah Simbangkulon telah jelas dan sesuai dengan tema kegiatan. b. Jenis kegiatan dan pelaksanaan pembelajaran kitab Jenis dan pelaksanaan sebuah kegiatan, tentunya tidak terlepas dan harus disesuaikan dengan tujuannya agar kegiatan tersebut tidak melenceng dari tujuan yang telah direncanakan. Sesuai dengan pembelajaran kitab di MAK, maka jenis dan pelaksanaannya melalui 2 kegiatan, yaitu kegiatan kurikuler dan kegiatan kokurikuler. Kegiatan kurikuler dilaksanakan dalam bentuk klasikal dan kegiatan kokurikuler dilaksanakan dalam bentuk tutorial. Pembelajaran
kitab
di
MAK
Salafiyah
Simbangkulon
diaktualisasikan dalam 2 kegiatan, yaitu kegiatan kurikuler dan kegiatan kokurikuler. Kegiatan kurikuler dilaksanakan dalam bentuk klasikal dengan menitik beratkan pada pencapaian tujuan pembelajaran secara materi. Sedangkan kegiatan kokurikuler dilaksanakan dalam bentuk klasikal dengan menitik beratkan pencapaian kemampuan membaca dan memahami teks kitab.
51
52
Menurut penulis pembelajaran kitab di MAK Salafiyah Simbangkulon dalam kegiatan kurikuler telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena kegiatan tersebut merupakan bentuk pembelajaran pada suatu bidang studi yang dilaksanakan pada pagi hari, sehingga arah programnya lebih ditekankan pada pencapaian tujuan pembelajaran secara materi. Sedangkan
pembelajaran
kitab
di
MAK
Salafiyah
Simbangkulon dalam kegiatan kokurikuler, masih belum tepat dan tidak sesuai dengan arah programnya. Karena dengan strategi mengajar secara klasikal kemampuan siswa tidak bisa dipantau perindividu. Sedangkan untuk meningkatkan kemampuan membaca dan memahami teks kitab perlu adanya bimbingan perindividu, agar setiap siswa memperoleh kesempatan secara aktif untuk bisa membaca dan memahami teks kitab. c. Materi pembelajaran kitab Materi pembelajaran kitab di MAK Salafiyah Simbangkulon, telah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, yaitu sebagai mana yang tercantum dalam GBPP bidang studi al-Qur’an Hadits, Ilmu Hadits, Ilmu Tafsir, Bahasa Arab, Fiqih, Usul Fiqih dan Aqidah Ahlak. Karena pembelajaran kitab di MAK merupakan bentuk pembelajaran pada bidang studi-bidang studi tersebut, jadi materinya diambilkan dari GBPP bidang studi tersebut. d. Alat pembelajaran kitab Alat
merupakan
sarana
untuk
mewujudkan
proses
pembelajaran yang baik, efektif dan efisien. Dalam bab II telah dijelaskan ada 2 macam alat pembelajaran kitab, yaitu alat material berupa buku (kitab) sumber dan penunjang, serta alat non material berupa perintah, larangan, pujian, nasehat dan lain-lain. Berdasarkan data lapangan dalam bab III bahwa alat pembelajaran material yang digunakan dalam pembelajaran kitab di MAK Salafiyah Simbangkulon adalah buku (kitab) sumber dan
53
penunjang. Sedangkan alat pembelajaran non material yang digunakan berupa nasehat, larangan, perintah dan lain-lain. Sehingga penulis menyimpulkan bahwa alat pembelajaran kitab di MAK Salafiyah Simbangkulon
sudah
tepat,
khususnya
alat
material
karena
menggunakan buku (kitab) sumber berupa buku teks pokok yang disusun oleh Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. Dan menggunakan buku (kitab) penunjang berupa kitab-kitab yang mempunyai pembahasan lebih luas dan sesuai dengan bidang studi al-Qur’an Hadits, Ilmu Hadits, Ilmu Tafsir, Bahasa Arab, Fiqih dan Usul Fiqih, sehingga dapat memperluas pengetahuan siswa dalam kajian keislaman melalui kitab-kitab yang dikarang oleh para ulama. e. Evaluasi Untuk mengetahui hasil dan perkembangan yang telah diperoleh dalam kegiatan belajar mengajar, maka diadakan evaluasi. Dalam bab II telah dijelaskan bahwa evaluasi pembelajaran kitab di MAK antara pembelajaran kitab dalam kegiatan kurikuler dan kegiatan kokurikuler, mempunyai perbedaan satu sama lain. Pembelajaran kitab dalam kegiatan kurikuler menggunakan evaluasi sumatif dan evaluasi formatif, dengan menitikberatkan pada kemampuan siswa dalam penguasaan materi. Sedangkan pembelajaran kitab dalam kegiatan kokurikuler menggunakan evaluasi formatif dengan menjadikan kemampuan siswa dalam membaca dan memahami kitab sebagai standar penilaiannya. Pembelajaran kitab di MAK Salafiyah Simbangkulon juga mempunyai perbedaan evaluasi antara pembelajaran kitab dalam kegiatan kurikuler dan pembelajaran kitab dalam kegiatan kokurikuler. Dalam kegiatan kurikuler evaluasi yang digunakan adalah evaluasi sumatif dan evaluasi formatif, keduanya digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan materi. Walaupun dalam kegiatan kokurikuler tidak menggunakan sistem tutorial, tapi evaluasi
54
yang digunakan adalah evalusi sumatif dengan menitikberatkan pada kemampuan membaca dan memahami teks kitab. Dari uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa evaluasi pembelajaran kitab di MAK Salafiyah Simbangkulon telah sesuai dengan teori dan tujuan kegiatan tersebut. Karena arah program dari kegiatan kurikuler adalah pada penguasaan materi, jadi standar penilaiannya menitikberatkan pada segi materi. Sedangkan dalam kegiatan kokurikuler arah programnya adalah pada pencapaian kemampuan membaca dan memahami kitab, jadi standar penilaiannya lebih ditekankan pada kemampuan membaca dan memahami kitab.
2. Analisis Pengorganisasian Pembelajaran Kitab di MAK Salafiyah Simbangkulon Buaran Pekalongan. a. Penyusunan
jadwal
pembelajaran
kitab
di
MAK
Salafiyah
Simbangkulon Buaran Pekalongan. Pembelajaran kitab yang dilaksanakan dalam 2 kegiatan; kegiatan kurikuler dan kegiatan kokurikuler, mempunyai penjadwalan yang berbeda diantara keduanya. Pembelajaran kitab dalam kegiatan kurikuler dan kegiatan kokurikuler, secara detail telah dijelaskan pada bab II. Bila dilihat dalam penyusunan jadwal pembelajaran kitab di MAK Salafiyah Simbangkulon dalam bab III, masih terdapat ketidaksesuaian, karena dalam penjadwalan secara umum (jadwal kegiatan belajar mengajar pada pagi hari) terkait dengan adanya bidang studi muatan lokal dan adanya bidang studi umum yang berbeda pengalokasian waktunya antara kelas satu, dua dan tiga, misalnya bidang studi IPS Sejarah hanya diajarkan pada kelas satu dan dua, bidang studi sosiologi hanya diajarkan pada kelas tiga dan lain sebagainya. Ketidaksesuaian penjadwalan pembelajaran kitab di MAK Salafiyah Simbangkulon juga terdapat dalam pengalokasian waktunya
55
dan bidang studi yang diajarkan pada sore dan malam hari. Bidang studi yang diterapkan berdasarkan kitab-kitab yang dipakai, yaitu Alfiyah Ibnu Malik, Qowa’idul Lughotul ‘Arobiyah fil ‘Ilmil Halaghoh, Fathul Qorib, Faroidul Bahiyah, Iktishor Mustholah Hadits dan At-Tibyan fil ‘Ulumil Qur’an. Berdasarkan ketetapan dalam buku “Petunjuk Pelaksanaan dan Penyelenggaraan Program Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK)”, yaitu bidang studi dalam kegiatan pembelajaran kitab yang diajarkan pada sore dan malam hari tidak berbeda dengan bidang studi pada pagi hari. Jadi penjadwalan pembelajaran kitab di MAK Salafiyah Simbangkulon belum sesuai dengan ketetapan yang telah ditentukan. b. Pembagian tugas mengajar pada pembelajaran kitab di MAK Salafiyah Simbangkulon Buaran Pekalongan. Pembagian tugas mengajar guru biasanya dilakukan pada awal tahun ajaran dan disesuaikan dengan keahliannya masing-masing. Berdasarkan teori pada bab II, guru pengajar pembelajaran kitab di MAK harus mempunyai kualitas akademik dan profesional, yaitu mempunyai gelar sarjana strata satu (S1) pada bidang-bidang keilmuan Islam dengan dilengkapi ijazah Akta IV dan mempunyai kemampuan membaca kitab. Guru pengajar pembelajaran kitab di MAK Salafiyah Simbangkulon
adalah
tokoh-tokoh
masyarakat
dalam
bidang
keagamaan yang tidak diragukan lagi kemampuan membaca kitabnya dan wawasan keilmuan Islamnya. Dan 70% dari guru-guru tersebut adalah lulusan Pondok Pesantren serta 30%-nya berpendidikan sarjana strata satu (S1) pada bidang-bidang keilmuan Islam dengan dilengkapi ijazah Akta IV. Penulis menyimpulkan bahwa pembagian tugas mengajar pada pembelajaran kitab di MAK Salafiyah Simbangkulon telah sesuai dalam hal kualitas profesional pengajar. Tapi dalam hal kualitas akademik masih terdapat ketidaksesuaian. Menurut penulis hendaknya
56
sering diadakan
pelatihan-pelatihan guru,
guna
meminimalisir
kekurangan-kekurangan yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar dan supaya guru mengetahui tugas-tugas yang harus dilakukannya dalam proses belajar mengajar.
3. Analisis dalam Penggerakan Pembelajaran Kitab di MAK Salafiyah Simbangkulon Buaran Pekalongan. Penggerakan
merupakan
aktualisasi
dari
perencanaan
dan
pengorganisasian secara konkrit. Perencanaan dan pengorganisasian tidak akan mencapai tujuan yang ditetapkan tanpa adanya aktualisasi dalam bentuk kegiatan. Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin instruksional, dalam hal penggerakan bertugas memberi motivasi bekerja kepada guru dan pegawai sekolah agar bersedia dan senang melakukan segala aktivitas dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Dalam bab II dijelaskan, menurut Mulyasa ada 6 tugas kepala sekolah sebagai motivator, yaitu pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan dan pengembangan pusat sumber belajar. Penggerakan yang dilakukan Kepala MA Salafiyah Simbangkulon adalah pengaturan lingkungan fisik, pendekatan, penjadwalan yang ketat, kesesuaian kemampuan dengan tugas yang diemban, kesejahteraan pendidikan dan pengadaan fasilitas belajar. Bila dilihat secara aktivitas di lapangan penggerakan tersebut berbeda dengan teori Mulyasa, namun esensinya mempunyai kesamaan dalam memotivasi tenaga kependidikan, yaitu berupa pengaturan lingkungan kerja secara fisik dan psikis, adanya kedisiplinan dorongan, penghargaan serta pengadaan fasilitas belajar. Dengan kata lain, teori yang diungkapkan Mulyasa adalah kerangka penggerakan sedangkan pengembangannya di lapangan dapat dilaksanakan melalui berbagai alternatif, diantaranya seperti yang dilakukan Kepala MA Salafiyah Simbangkulon, yaitu pengaturan lingkungan fisik, pendekatan, penjadwalan yang ketat, kesesuaian
57
kemampuan dengan tugas yang diemban, kesejahteraan pendidikan dan pengadaan fasilitas belajar.
4. Analisis dalam Pengawasan Pembelajaran Kitab di MAK Salafiyah Simbangkulon Buaran Pekalongan. Pengawasan
merupakan
pengontrol
kegiatan
yang
telah
dilaksanakan, apakah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan atau tidak. Dalam konteks pembelajaran, pengawasan dilakukan oleh kepala sekolah terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan, apakah telah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Pada bab II dijelaskan bahwa pengawasan melalui empat tahap yang dinamakan 4M, yaitu menetapkan standar penilaian, mengukur pelaksanaan, menentukan kesenjangan dan melakukan tindakan perbaikan. Adapun tahap pengawasan yang dilaksanakan di MA Salafiyah Simbangkulon
melalui 3 tahap, yaitu mengevaluasi pelaksanaan
disesuaikan dengan rencana, menentukan penyimpangan dan melakukan tindakan koreksi. Di dalam pengawasan tersebut tidak terdapat tahap penetapan standar penilaian sebagai pisau analisis dalam memantau pelaksanaan kegiatan, tetapi standar penilaiannya menggunakan rencana yang telah ditetapkan pada awal kegiatan. Walaupun tahap penetapan standar penilaian tidak ada dalam pengawasan yang dilakukan di MA Salafiyah Simbangkulon, tapi tujuan dari pengawasan, yaitu mengontrol kegiatan dan melakukan perbaikan jika menyimpang dari tujuan, telah dapat dicapai dengan 3 tahap tersebut. Sehingga penulis menyimpulkan bahwa tahap-tahap pengawasan yang dilakukan di MA Salafiyah Simbangkulon telah sesuai. Tapi aktualisasi upaya perbaikan yang dilakukan masih terbatas dengan ada atau tidaknya sumber daya yang ada, seperti keterbatasan pendanaan, keterbatasan sumber daya personal yang peka terhadap perubahan dan lain-lain. Hal tersebut akan mengakibatkan kurang maksimalnya proses pengawasan yang dilakukan.
58
B. Analisis Penerapan Manajemen Pembelajaran Kitab di MAK Salafiyah Simbangkulon Buaran Pekalongan. Madrasah Aliyah Keagamaan adalah jenis pendidikan menengah keagamaan yang mengutamakan penyiapan siswa dalam penguasaan pengetahuan khusus tentang ajaran agama Islam. Dalam pengembangan kurikulum MAK bobot utamanya terletak pada pendidikan agama. MAK yang didesain dalam pengembangan ilmu keagamaan, bobot kurikulum bidang studi agamanya lebih banyak dari pada kurikulum bidang studi umum, dengan perbandingan 70% agama dan 30% umum.1 Kegiatan kurikulum pada program MAK terdiri dari: 1. Kegiatan kurikuler 2. Kegiatan ekstra kurikuler 3. Kegiatan kokurikuler Adapun pengelolaan kegiatan pembelajaran dan aktivitas pendidikan di MAK dilaksanakan secara bervariasi, yaitu: 1. Kegiatan tatap muka
8. Tadabur alam
2. Pembelajaran kitab
9. Kegiatan ketrampilan
3. Ibadah dan ketrampilan agama
10. Kegiatan olahraga
4. Manasik haji
11. Kegiatan kesenian
5. Khatamul Qur’an
12. Kegiatan perpustakaan
6. Ibadah fardlu kifayah
13. Kegiatan laboratorium
7. Peringatan hari-hari besar Islam
14. Kegiatan kemasyarakatan.
Kegiatan pembelajaran kitab yang merupakan ciri khusus MAK dibanding Madrasah Aliyah (non MAK) dalam proses belajar mengajarnya, bertujuan untuk memberikan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan siswa MAK dalam menguasai Bahasa Arab baik pasif maupun aktif serta memberikan bekal kemampuan yang lebih banyak kepada siswa dalam membaca dan memahami kitab. Selain itu juga dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dibidang agama Islam dan membekali para siswa yang akan terjun ke masyarakat. 1
Lihat Susunan Program Kurikulum MAK pada Tabel I.
59
Pembelajaran kitab di MAK dilaksanakan dalam 2 bentuk kegiatan, yaitu: kegiatan kurikuler dan kegiatan kokurikuler. Pembelajaran kitab dalam kegiatan kurikuler merupakan kegiatan pembelajaran kitab pada bidang studi al-Qur’an Hadits, Ilmu Hadits, Ilmu Tafsir, Bahasa Arab, Fiqih dan Usul Fiqih yang dilaksanakan pada pagi hari dan alokasi waktunya telah ditentukan dalam jadwal. Sedangkan pembelajaran kitab dalam kegiatan kokurikuler adalah pembelajaran kitab pada bidang studi al-Qur’an Hadits, Ilmu Hadits, Ilmu Tafsir, Bahasa Arab, Fiqih dan Usul Fiqih, dalam bentuk bimbingan/tutorial di luar jam pelajaran terstruktur yang dilaksanakan pada sore dan malam hari sebagai pendukung materi kegiatan kurikuler agar siswa mempunyai bekal kemampuan dalam membaca dan memahami kitab. MAK yang mempunyai karakteristik tersendiri dalam bidang kurikulum dan proses belajar mengajarnya, khususnya terkait dengan pembelajaran kitab, dibutuhkan kemampuan profesional dan kreativitas seorang manajer dalam pengelolaan pembelajarannya agar tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Oleh karena itu dalam pengelolaan MAK dibutuhkan adanya manajemen pembelajaran kitab yang dilaksanakan oleh kepala sekolah secara profesional dan kreatif. Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK) Salafiyah adalah salah satu program studi / jurusan pada Madrasah Aliyah Salafiyah Simbangkulon, selain jurusan IPA dan IPS. Bobot kurikulum bidang studi agamanya lebih banyak dari pada kurikulum bidang studi umum, dengan perbandingan 75% agama dan 25% umum.2 Pembelajaran kitab di MAK Salafiyah Simbangkulon dilaksanakan pada bidang studi al-Qur’an Hadits, Ilmu Hadits, Ilmu Tafsir, Bahasa Arab, Fiqih, Usul Fiqih dan Akidah Ahlak. Serta pembelajarannya dilakukan pagi, sore dan malam hari. Pada pagi hari pembelajarannya dilakukan di madrasah dan tergabung dengan bidang studi umum lainnya (pengelolaan kegiatan
2
Lihat Susunan Program Kurikulum MAK pada Lampiran II.
60
pembelajarannya tidak menggunakan pembelajaran) serta alokasi waktunya telah ditentukan dalam jadwal. Sedangkan pembelajaran kitab pada sore dan malam hari dilakukan di asrama dan dilaksanakan di luar jam pelajaran terstruktur sebagai pendukung materi kegiatan kurikuler agar siswa mempunyai bekal kemampuan dalam membaca dan memahami kitab. Bidang studi yang diajarkan pada sore dan malam hari berbeda dengan bidang studi kegiatan pembelajaran kitab pada pagi hari,3 tapi seluruh pembelajarannya dikhususkan dalam bentuk pembelajaran kitab (tidak tergabung dengan bidang studi umum lainnya). Dari uraian di atas dapat diambil pengertian tentang penerapan manajemen pembelajaran kitab di MAK Salafiyah Simbangkulon, karena di MAK Salafiyah Simbangkulon menerapkan kurikulum sesuai dengan landasan dan standar nasional kurikulum pendidikan keagamaan yang telah ditetapkan Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. Selain itu, di MAK Salafiyah Simbangkulon juga, melaksanakan kegiatan pembelajaran kitab dalam 2 kegiatan, yaitu kegiatan kurikuler dan kegiatan kokurikuler. Hal tersebut sesuai dengan pelaksanaan dan penyelenggaraan program Madrasah Aliyah Keagamaan yang telah ditetapkan Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. Dengan sesuainya penerapan kurikulum dan kegiatan pembelajaran kitab tersebut, di MAK Salafiyah Simbangkulon dibutuhkan kemampuan profesional
dan
kreativitas
seorang
manajer
dalam
pengelolaan
pembelajarannya agar tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Oleh karena itu, pengelolaan di MAK Salafiyah Simbangkulon dibutuhkan adanya manajemen pembelajaran kitab yang dilaksanakan oleh kepala sekolah secara profesional dan kreatif.
3
Lihat dalam sub Alat Pembelajaran Kitab pada Bab III.