1 BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan sistem yang bertujuan agar data yang ada ( awal ) dapat dipakai pada p...
BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan sistem yang bertujuan agar data yang ada ( awal ) dapat dipakai pada proses di dalam SIG yang tepat sehingga diperoleh hasil yang optimal dan mudah untuk diimplementasikan.
Informasi ditampilkan melalui web
Peta kawasan bencana dan luasan lumpur terbaru Peta jaringan (air, telpon dan listrik)
output
Input/Request
Peta sungai, Peta jalan, peta jalur kereta api
output
Database Peta jalan alternatif
GIS MOBILE
Input/Request
Peta estimasi luasan lumpur
output
Input/Request
sistem warning alert
SMS Gateway & Web Server
output
Input/Request
Gambar 3.1 Blok diagram Perancangan Sistem
25 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Sistem ini merupakan lanjutan dari sistem sebelumnya dan integrasi dari dua sistem lain yaitu prediksi arah pergerakan lumpur dan warning sistem alert, dokumentasi masing-masing sistem dapat dilihat pada lampiran. Adapun perbedaan antara sistem yang sebelumnya dengan sistem yang akan dibangun adalah : 1. Informasi yang ditampilkan pada sistem sebelumnya o Informasi dampak bencana bulan Nopember 2007 dan bulan Mei 2008 yang meliputi jumlah korban dan kerugian yang diakibatkan oleh bencana. o Informasi umum yang meliputi informasi perumahan, fasilitas kesehatan , sekolah dan industri. o Informasi jalur transportasi. o Informasi luasan kawasan bencana yang meliputi waduk dan infrastruktur yang terendam termasuk ketinggian serta volume lumpur tahun 2007 dan 2008. 2.
Informasi yang ditampilkan pada sistem yang akan dibangun o Informasi titik tanggul dan prediksi luapan lapindo berdasarkan titik tanggul. o Gambar estimasi pergerakan Lumpur bulan Mei 2008 sampai April 2010. o Informasi jalur transportasi (rute alternatif) dan jalur kereta api, jaringan air, jaringan listrik dan jaringan telepon. o Informasi info action (penanganan lumpur Sidoarjo) meliputi informasi bantuan, prosedur evakuasi, pembuatan laporan dan informasi status daerah termasuk dalam bahaya, waspada, siaga dan aman. o Pembagian peta desa ke dalam grid untuk menetukan status desa. o Menu login untuk user o Informasi dampak bencana bulan Juni 2008 dan Juni 2009
Berikut ini adalah Input dari masing-masing sub sistem lumpur Sidoarjo yang saya integrasikan ”Pemodelan dan Simulasi Dampak Bencana Secara Geologi: Prediksi Arah Gerakan Lumpur Panas Menggunakan Neighborhood Moment dalam Cellular Automata”. Sistem ini tidak bisa dintegrasikan dengan GIS karena menggunakan software yang berbeda (OpenGL) sehingga data 26 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
yang diambil berupa print screen dari jalannya program tersebut kemudian disimpan dengan format .bmp, data yang diambil merupakan pergerakan lumpur sidoarjo setiap bulan dari bulan mei 2008 sampai april 2010. Sebelum dimasukkan ke database gambar prediksi luapan lumpur harus didigitasi terlebih dahulu dan skala petanya harus disamakan. ”Sistem Warning Alert Berbasis Gis pada Daerah Bencana Lumpur Sidoarjo” Sistem ini menampilkan Informasi tentang daerah dampak jika salah satu tanggul mengalami kebocoran. Data yang diambil yaitu file .shp dari peta dampak tahun 2006 dan titik tanggul. Sebelum memasukkan ke database harus menyamakan skala dari dampak dan titik tanggul tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar diagram alir 3.2 dan 3.3 dibawah ini. info action
peta sungai
admin
sungai
peta jalan kabupaten
jalan kabupaten input info action input peta sungai
informasi info action informasi sungai
informasi jalur kereta api
1 input peta jalur kereta api peta jaringan air peta jaringan
peta jaringan listrik
informasi jaringan air manajemen bencana lumpur sidoarjo
peta jaringan telepon
informasi jaringan telepon
jaringan
informasi jaringan listrik infromasi jalan alternatif
input peta jalan alternatif surabaya malang
peta jalan alternatif
jalur kereta api
informasi jalan
input peta jalan
peta jalur kereta api
jalan infromasi luapan lumpur bulanjuni2008 sampai juni 2009 alternatif
input luapan lumpur bulan juni 2008 sampai juni 2009
infromasi prediksi pergerakan lumpur infromasi daerah dampak berdasarkan titik tanggul
peta luasan lumpur
sistem prediksi arah pergerakan lumpur
luasan lumpur
titik tanggul input gambar prediksi luapan lumpur
sistem warning alert
daerah dampak berdasarkan titik tanggul
prediksi arah pergerakan lumpur
Gambar 3.2 Blok diagram alir perancangan sistem level 0 27 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
peta jaringan
peta jaringan
peta jaringan
peta sungai
peta jalan kabupaten
peta jaringan telepon peta jaringan listrik peta jaringan air
input peta sungai
peta jalan alternatif
input peta jalan
peta jalur kereta api input peta jalur kereta api
1
2
input peta jalan alternatif surabaya malang
file shp
titik tanggul
menyamakan skala
digitasi
sistem warning alert
input luapan lumpur bulan juni 2008 sampai juni 2009 peta luasan lumpur
file shp
input gambar prediksi luapan lumpur 3
sistem prediksi arah pergerakan lumpur
5
convert keconvert ke postgree database
database lusi
convert ke convert ke map file map file
mengambil data mengolah data desaign interface
6 input info action update info action
admin
+
4 jalan kabupaten
desain web
+
jaringan
jalan alternatif
pemerintah pembagian user
output user1 bpls
informasi gobal
user2 7 pembagian user
informasi penanganan dan evakuasi user5 media user3
infromasi umum
informasi penanganan dan evakuasi satkorlak
user6
informasi jalan informasi jaringan air infromasi jalan alternatif
infromasi luapan lumpur bulanjuni2008 sampai juni 2009 8 infromasi prediksi pergerakan lumpur manajemen bencana lumpur daerah sidoarjo infromasi daerah dampak berdasarkan titik tanggul dampak berdasarkan titik tanggul informasi jalur kereta api
prediksi arah pergerakan lumpur
+
infromasi evakuasi dan bo emergency user4
luasan lumpur
informasi info action
informasi jaringan listrik informasi infrastruktur yang terkena dampak informasi jaringan telepon masyarakat informasi sungai
jalur kereta api
info action swasta jaringan
jaringan
sungai
Gambar 3.3 Blok diagram alir perancangan sistem level 1 28 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Sistem informasi ini juga membagi user ke dalam 7 group user yaitu pemerintah, bpls, satkorlak, swasta, media, masyarakat dan admin, dimana setiap user mendapatkan informasi yang berbedabeda sesuai kebutuhan. Admin memiliki wewenang untuk mengupdate informasi Info Action, sedangkan user yang lain sebagai user biasa hanya bisa mengakses informasi saja. Hak akses pada masing-masing user sebagai berikut: o Admin Merupakan user yang memiliki hak akses penuh dimana dia dapat melihat seluruh informasi lumpur Sidoarjo dan memiliki wewenang untuk melakukan update data penanganan dan pengendalian lumpur Sidoarjo. tab penanganan lumpur sidoarjo peta dampak prosedur evakuasi tab koordinasi bantuan laporan nomor emergency tab kondisi saat ini daerah siaga tambahan uuntuk admin terdapat link untuk membuat user o Bpls dan satkorlak User ini merupakan user yang terjun langsung ke lapangan sehingga informasi yang dibutuhkan harus detail dan spesifik untuk menentukan penanganan evakuasi terhadap korban dan area yang terkena lumpur Sidoarjo. tab penanganan lumpur sidoarjo peta dampak tab koordinasi bantuan laporan nomor emergency tab kondisi saat ini daerah siaga o Pemerintah Pemerintah merupakan user pada strata paling atas yang tidak membutuhkan informasi secara detail jadi informasi yang dibutuhkan adalah seluruh informasi lumpur Sidoarjo secara umum. tab penanganan lumpur sidoarjo peta dampak tab koordinasi bantuan laporan tab kondisi saat ini daerah siaga o Swasta 29 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
tab penanganan lumpur sidoarjo peta dampak tab koordinasi bantuan laporan infrastruktur yang terendam nomor emergency tab kondisi saat ini daerah siaga o Media Media massa merupakan user yang paling berpengaruh dalam hal penyampaian informasi ke publik. Jadi informasi yang dibutuhkan adalah seluruh informasi lumpur Sidoarjo secara umum. tab penanganan lumpur sidoarjo peta dampak tab koordinasi bantuan laporan infrastruktur yang terendam nomor emergency tab kondisi saat ini daerah siaga o Masyarakat tab penanganan lumpur sidoarjo peta dampak prosedur evakuasi tab koordinasi bantuan laporan infrastruktur yang terendam nomor emergency tab kondisi saat ini daerah siaga Proses kerja sistem pada Proyek Akhir ini terbagi menjadi beberapa bagian. Mulai dari installasi software, pre-processing data, perancangan database, pembuatan database PostgreSQL, dan perancangan GUI program berbasis web. Secara garis besar proses-proses yang terjadi di dalam perancangan sistem adalah sebagai berikut :
Gambar 3.4 Proses untuk menampilkan Aplikasi dalam Web Base
30 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
3.1 PRE-PROCESSING Data yang digunakan diperoleh dari hasil sub sistem Lumpur Sidoarjo tahun sebelumnya dan tambahan beberapa peta yaitu peta sungai, jalan alternatif, peta dampak lumpur dan prediksi luapan lumpur. Dalam sistem ini beberapa data yang akan diolah adalah data dalam format shp, karena dapat langsung dimanfaatkan oleh MapServer. Tentu saja semua data tersebut tidak langsung digunakan, tetapi perlu dilakukan penyesuaian dahulu baik mengenai jenis data, atribut yang ada, sampai proses penggabungan data. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemrosesan data awal (preprocessing).
Gambar 3. 5 Blok diagram pre prcessing 3.1.1 Pembentukan Data Keluaran Pengolahan data sungai, jalan alternatif, peta dampak lumpur dan prediksi luapan lumpur dilakukan dengan proses digitasi, overlay, geoprocessing, dan penambahan atribut menggunakan perangkat lunak ArcView versi 3.3. Data yang digunakan pada sitem ini seperti yang terlihat pada tabel 3.1. merupakan hasil digitasi peta kabupaten Sidoarjo, sedangkan untuk peta dampak merupakan hasil digitasi dari peta satelit.
31 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Tabel 3.1 Tambahan data yang digunakan No
Nama
Sumber
1
Peta Sungai
Hasil digitasi
2
Peta Jalan Kabupaten
Hasil digitasi
3
Peta Jalur Kereta Api
Hasil digitasi
4
Peta Jaringan Air Bersih
Hasil digitasi
5
Peta Jaringan Listrik
Hasil digitasi
6
Peta Jaringan Telepon
Hasil digitasi
7 8 9
Peta Luapan Lumpur antara range bulan Juni 2008 - Juni 2009 Gambar Prediksi Luapan Lumpur bulan Mei 2008 - April 2010 Peta Jalan Alternatif
Hasil digitasi Hasil digitasi Hasil digitasi
Setiap data yang diperoleh perlu dilakukan penyesuaian dalam hal atribut yang dimiliki, sehingga tidak semua atribut akan digunakan. Jika dirinci, maka data keluaran 1. Peta sungai Acuan menggunakan peta sungai yang sudah ada, akan tetapi perlu dilakukan penamabahan atribut seperti nama sungai. 2. Peta Jalan Kabupaten Acuan menggunakan peta jalan yang sudah ada, akan tetapi perlu dilakukan penambahan atribut seperti nama jalan dan panjang jalan 3. Peta Jalur Kereta Api Acuan menggunakan peta jaringan air yang sudah ada. 4. Peta jaringan air bersih Acuan menggunakan peta jaringan air yang sudah ada, akan tetapi perlu dilakukan penamabahan atribut seperti desa dan kecamatan. 5. Peta jaringan listrik Acuan menggunakan peta jaringan air yang sudah ada, akan tetapi perlu dilakukan penamabahan atribut seperti desa dan kecamatan. 6. Peta jaringan telepon
32 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
7.
8.
9.
Acuan menggunakan peta jaringan air yang sudah ada, akan tetapi perlu dilakukan penamabahan atribut seperti desa dan kecamatan. Peta Luapan Lumpur antara range bulan Juni 2008 - Juni 2009 Acuan menggunakan peta daerah luapan yang sudah ada, akan tetapi perlu dilakukan penamabahan atribut seperti desa, kecamatan, jumlah korban pengungsi, jumlah kompensasi yang dibayar, volume, ketinggian, serta luasan genangan lumpur. Peta tersebut ditampilkan per bulan. Gambar prediksi luapan lumpur bulan Mei 2008 – April 2010 Acuan menggunakan gambaran prediksi luapan lumpur dari sistem sebelumnya ”Prediksi Arah Gerakan Lumpur Panas Menggunakan Neighborhood Moment dalam Cellular Automata”. Peta Jalan Alternatif Acuan menggunakan peta jalan alternatif yang sudah ada, akan tetapi perlu dilakukan penamabahan atribut seperti jalur dan keterangan keadaan jalan meliputi panjang jalan dan kepadatan jalan. Terdapat 12 jalan alternatif yang ditampilkan.
Semua data yang akan dibuat ini digunakan sebagai visualisasi peta yang akan ditampilkan pada web. Tampilan pada web akan dibagi tiap layer berdasarkan file shp dari peta tersebut, dan dapat ditampilkan atau tidak ditampilkan dengan cara yang mudah bagi user. 3.1.2 Pembuatan Peta Keluaran Bagian ini akan dibahas proses–proses pembuatan peta dalam rancangan peta keluaran. Proses pembuatan peta yang dimaksud adalah dengan melakukan overlays terhadap peta dasar sebagai acuan lokasi dengan peta baru yang akan dibuat dengan proses digitasi. Jenis peta yang akan dibuat bertipe polygon dengan atribut yang mewakili informasi tiap bagian area. 1. Pembuatan Peta Langkah awal untuk memulai proses digitasi pada ArcView 3.3 seperti pada gambar 3.6.
33 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Gambar 3.6 Tampilan Awal ArcView 3.3 Selanjutnya adalah menambah theme (add theme) dapat dilihat seperti pada gambar 3.7, memiilih direktori tempat file shp, klik pada file tersebut. Misalnya yang akan ditampilkan adalah peta Luapan Lumpur yang mempunyai ekstensi .jpg
Gambar 3.7 Add Theme
34 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Setelah itu, tampilan gambar peta akan muncul (Gambar 3.8). Setelah peta Luapan Lumpur Sidoarjo muncul, maka dapat dilakukan proses digitasi
Gambar 3.8 Tampilan Peta Luapan Lumpur Sidoarjo Setelah itu dilakukan proses digitasi peta Luapan Lumpur sidoarjo. a. Pembuatan peta type polygon Langkah – langkah untuk membuat peta ini adalah sebagai berikut : 1. Pertama memilih menu View New Theme. Kemudian pilih tipe data yaitu polygon.
Gambar 3.9 Tipe Theme Polygon 2. 3.
Kemudian beri nama ”dampak0609.shp” dan simpan. Kemudian mengaktifkan layer dampak0609 dan pilih tool ”Draw Polygon”. Tool ini digunakan untuk membuat bentuk polygon. 35 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Tampilan pada ArcView sebagai berikut.
Gambar 3.10 Tampilan Peta hasil digitasi b. Membuat Grid dengan Arcgis 9.0 Untuk proses ini dibutuhkan extension Hawth’s Analysis Tools selanjutnya install extension Hawth’s Analysis Tools for ArcGIS, Anda bisa mengaktifkan extension tersebut melalui menu View –> Toolbar –> Hawth’s Tools.
36 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Gambar 3.11 Mengaktifkan Hawth’s Tools Untuk membuat vector grid, dari dropdown menu Hawth’s Tools pilih Sampling Tools –> Create Vector Grid (line/polygon), seperti di tunjukkan pada gambar dibawah ini
37 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Gambar 3.12 Membuat grid Jendela Create Vector Grid akan terbuka dengan 3 form isian. Form paling atas adalah Form Input. User diminta untuk menentukan batas terluar grid vector yang akan dihasilkan, apakah mengikuti batas terluar dari layer atau mengikuti batas koordinat yang user tentukan sendiri. Gambar dibawah ini sebagai contoh penentuan batas terluar berdasarkan layer (yang aktif di Table of Content).
Gambar 3.13 Form Input
38 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Form kedua adalah penentuan interval antar grid. Secara default grid terbentuk memiliki rasio 1:1 (bujur sangkar). Jika user ingin memiliki rasio yang berbeda, uncheck pilihan Lock Ratio. Gambar dibawah contoh isian dengan interval 100 meter dan rasio 1:1.
Gambar 3.14 Penentuan interval antar grid Terakhir adalah Form Output. Disini user diminta untuk menentukan tipe hasil output layernya, apakah bertipe polyline atau polygon. Tentukan tempat penyimpanan dan system proyeksi output layer tersebut, seperti dicontohkan pada gambar dibawah ini. Klik OK untuk mendapatkan grid vektor dalam format shapefile.
Gambar 3.15 Form Output
39 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Gambar 3.16 Grid yang dihasilkan 2.
Penggabungan beberapa theme Langkah – langkah untuk membuat intersect peta ini adalah sebagai berikut : 1. Memilih menu view GeoProcessing Wizard dan memilih Interect to themes.
Gambar 3.17 Tampilan wizard geoprocessing 40 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
2. Memilih theme yang akan digabung pada kotak select input theme to interect theme pertama merupakan theme yang akan dipotong sedangkan theme yang kedua select an overlay theme merupakan batas pemotongan. Theme yang dihasilkan merupakan penggabungan kedua theme tersebut. Yang terakhir adalah menentukan nama dan lokasi folder tempat penyimpanan hasil penggabungan theme tersebut pada Specify the output file.
Gambar 3.18 Kotak dialog GeoProcessing Intersect to theme
Gambar 3.19 Peta dampak lumpur di kabupaten Sidoarjo, hasil intersect to theme dengan peta desa 41 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
3.2 PROSES Pada proses integrasi sistem terdapat beberapa kendala yaitu proyeksi dan skala peta pada masing-masing sistem tidak sama, sehingga perlu disamakan terlebih dahulu sebelum di masukkan ke dalam database. 3.2.1 Mengganti Proyeksi Peta Langkah awal untuk menyamakan skala adalah mengganti proyeksi peta terlebih dahulu dengan menggunakan MapInfo7 seperti pada gambar 3.20. Jalankan MapInfo7, kemudian openfile file yang akan diganti proyeksinya. Pada combo box File of type pilih ESRI Shapefile (.shp)
Gambar 3.20 Tampilan Awal MapInfo7 Kemudian pilih open, setelah itu secara ototmatis MapInfo7 akan menyimpan file .shp tadi dalam bentuk .tab (table)
42 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Gambar 3.21 Menyimpan file .shp menjadi .tab Selanjutnya terdapat kotak dialog seperti gambar dibawah, pilih projection dan pilih proyeksi sesuai dengan proyeksi file (proyeksi awal) lalu klik ok.
Gambar 3.22 Menentukan proyeksi
43 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Gambar 3.23 Tampilan peta sungai Selanjutnya open table dan pada menu Query pilih select all, lalu klik copy. Kita akan membuat file baru dari tabel file .shp yang akan diganti proyeksinya.
Gambar 3.24 Mengopi isi tabel dari peta sungai 44 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Setelah itu pilih File -> New Table seperti gambar dibawah. Pilih Table Structure -> Using Table pilih table yang akan digunakan. Kemudian pilih Create.
Gambar 3.25 Membuat tabel baru Setelah itu akan muncul kotak dialog seperti gambar dibawah, centang semua field table yang diperlukan lalu pilih proyeksi sesuai dengan proyeksi yang dikehendaki pilih ok lalu create.
Gambar 3.26 Pilih field apa aja yang akan digunakan
45 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Gambar 3.27 Menentukan proyeksi peta yang baru Kemudian pilih paste. Maka file .tab dengan proyeksi yang baru telah dibuat.
Gambar 3.28 Tampilan peta sungai dengan proyeksi yang baru
46 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
3.2.2 Merubah File .tab menjadi . shp Untuk merubah menjadi file .shp menggunakan MapInfo7 pilih menu Tools -> Universal Translator -> Universal Translator. Pada kotak dialog source isi dengan file yang akan dirubah meliputi format dan lokasi file. Sedangkan pada kotak dialog destination isi format dengan format ESRI Shape dan lokasi untuk menyimpan file hasil konversi.
Gambar 3.29 Merubah file .tab menjadi .shp 3.2.3 Merubah (transformasi) Skala Peta di ArcView Menggunakan Extension Register and Transform tool Registrasi peta merupakan langkah awal dalam pemasukan data di ArcView. Sebelum proses digitasi, peta harus diregistrasi dulu untuk menyamakan koordinat peta hasil scan dengan koordinat bumi sebenarnya atau peta yang udah terlanjur di digitasi (.shp). Proses ini biasa disebut koreksi geometric. Di ArcView ada beberapa cara utk meregistrasi peta, seperti memanfaatkan Extensions Register and Transform tool dan Extensions Spasial Anayst. 47 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengaktifkan extension ini dan extensions JPGE (JFIF) Image Support dengan memilih menu file -> extensions.
Gambar 3.30 Menambah extensi Register and Transform Tool Setelah itu di menu view akan muncul sub menu register and transform seperti gambar di bawah. Selanjutnya panggil peta atau file .shp yg akan di register.
48 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Gambar 3.31 Submenu Register and Transform Tool pada menu View Selanjutnya pada menu view pilih sub menu register and tranform dan akan kluar kotak dialog register and transform (Gambar dibawah).
Gambar 3.32 Kotak dialog Register and Transform Tool
49 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Klik tool source point, selanjutnya klik daerah atau titik yg telah diketahui koornditanya. Koordinat tersebut biasanya telah ada pada peta rupa bumi. Seperti pada gambar di bawah. Ulangi hal tersebut minimal pada 4 tempat berbeda sampai menemukan RMS eror terkecil. Kalau belum menemukan RMS eror terkecil lebih baik di ulangi lagi, itu tandanya titik yg dimasukkan tadi belum benar atau tempat penempatan titik belum benar.
Gambar 3.33 Pengisian titik koordinat 3.3 PERANCANGAN DATABASE Perancangan database dilakukan dengan mebuat tabel-tabel untuk menampung data dari format SHP yang digunakan untuk memberikan informasi tentang lumpur Sidoarjo. Data yang digunakan adalah hanya data daerah Sidoarjo. Berikut adalah tabeltabel yang akan dibuat untuk memuat informasi tentang lumpur Sidoarjo berdasarkan data shapefile yang ada. 1.
Tabel daerah dampak Tabel ini berfungsi untuk menyimpan informasi mengenai semua desa yang termasuk pada peta dampak. File data shapefile peta dampak tersebut seperti pada gambar 3.34. Deskripsi dari tabel ini dapat dilihat pada Tabel 3.2.
50 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Gambar 3.34 Data vektor daerah dampak Juni 2009 Tabel 3.2 Struktur table daerah dampak Nama Kolom ID
Tipe Data Integer
Keterangan Primary Key
Fungsi Menyimpan ID Kecamatan
Desa_ID
Character (30)
varying
Menyimpan ID desa
Kec_ID
Character (10)
varying
Menyimpan ID kecamatan
luasan
Character (10)
varying
Menyimpan nilai luas rendaman
tinggi
Character (10)
varying
Menyimpan nilai tinggi rendaman
volume
Character (10)
varying
Menyimpan nilai volume rendaman
The_Geom
Geometry
Menyimpan data spatial peta
51 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Gambar 3.35 Data atribut daerah dampak 2.
Tabel jalan kabupaten Tabel ini berfungsi untuk menyimpan informasi mengenai semua jalan yang digunakan sebagai jalur transportasi. File data shapefile peta jalan tersebut seperti pada gambar 3.36. Deskripsi dari tabel ini dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Gambar 3.36 Data vektor jalan di kabupaten Sidoarjo
52 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Tabel 3.3 Struktur table jalan Nama Kolom ID
Tipe Data Integer
Nama_Jalan
Character (30)
Keterangan Primary Key
varying
Fungsi Menyimpan ID jalan Menyimpan nama jalan
Gambar 3.37 Data atribut jalan 3.
Tabel sungai Tabel ini berfungsi untuk menyimpan informasi mengenai sungai yang ada di sidoarjo. File data shapefile peta sungai tersebut seperti pada gambar 3.38. Deskripsi dari tabel ini dapat dilihat pada Tabel 3.4.
53 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Gambar 3.38 Data vektor sungai di kabupaten Sidoarjo Tabel 3.4 Struktur table sungai Nama Kolom ID
Tipe Data Integer
Nama_sungai
Character (30)
Keterangan Primary Key
varying
54 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Fungsi Menyimpan ID Kecamatan Menyimpan nama sungai
Gambar 3.39 Data atribut sungai 4.
Tabel jaringan telepon Tabel ini berfungsi untuk menyimpan informasi mengenai jaringan telepon, jaringan telepon ini hanya meliputi kecamatan porong, tanggulangin dan jabon. File data shapefile peta jaringan telepon tersebut seperti pada gambar 3.40. Deskripsi dari tabel ini dapat dilihat pada Tabel 3.5.
55 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Gambar 3.40 Data vektor jaringan telepon di kabupaten Sidoarjo Tabel 3.5 Struktur table jaringan telepon Nama Kolom ID
Tipe Data Integer
Panjang
Character (10)
Keterangan Primary Key
varying
Fungsi Menyimpan ID jaringan Menyimpan nilai panjang jaringan
Gambar 3.41 Data atribut jaringan telepon
56 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
5.
Tabel jaringan air bersih Tabel ini berfungsi untuk menyimpan informasi mengenai jaringan telepon, jaringan air ini hanya meliputi kecamatan porong, tanggulangin dan jabon. File data shapefile peta jaringan air tersebut seperti pada gambar 3.42. Deskripsi dari tabel ini dapat dilihat pada Tabel 3.6.
Gambar 3.42 Data vektor jaringan air bersih di kabupaten Sidoarjo Tabel 3.6 Struktur table jaringan air bersih Nama Kolom ID
Tipe Data Integer
Panjang
Character (10)
varying
Keterangan Primary Key
Fungsi Menyimpan ID jaringan Menyimpan nilai panjang jaringan
57 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Gambar 3.43 Data atribut jaringan air bersih 6.
Tabel jaringan listrik Tabel ini berfungsi untuk menyimpan informasi mengenai jaringan listrik, jaringan listrik ini hanya meliputi kecamatan porong, tanggulangin dan jabon. File data shapefile peta jaringan listrik tersebut seperti pada gambar 3.44. Deskripsi dari tabel ini dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Gambar 3.44 Data vektor jaringan listrik di kabupaten Sidoarjo
58 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Tabel 3.7 Struktur table jaringan listrik Nama Kolom ID
Tipe Data Integer
Panjang
Character (10)
varying
Keterangan Primary Key
Fungsi Menyimpan ID jaringan Menyimpan nilai panjang jaringan
Gambar 3. 45 Data atribut jaringan listrik 7.
Tabel jalan alternatif Tabel ini berfungsi untuk menyimpan informasi mengenai jaringan listrik, jaringan listrik ini hanya meliputi kecamatan porong, tanggulangin dan jabon. File data shapefile peta jaringan listrik tersebut seperti pada gambar 3.46. Deskripsi dari tabel ini dapat dilihat pada Tabel 3.8.
59 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Gambar 3.46 Data vektor jalan alternatif Tabel 3.8 Struktur table jalan alternatif Nama Kolom ID
Tipe Data Integer
Keterangan Primary Key
nama_jalan
Character (10)
pjg_jln
Integer
Menyimpan panjang jalan
lbr_jln
Integer
Menyimpan lebar jalan
arus
Integer
Menyimpan kepadatan jalan
varying
60 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Fungsi Menyimpan ID jalan Menyimpan nama jalan
Gambar 3. 47 Data atribut jalan alternatif 8.
Tabel jalur alternatif1 Tabel ini berfungsi untuk menyimpan informasi mengenai jalur alternatif Surabaya – Malang dan Malang – Surabaya terdapat 12 jalur alternatif. File data shapefile peta jalur alternatif1 tersebut seperti pada gambar 3.48. Deskripsi dari tabel ini dapat dilihat pada Tabel 3.9.
61 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Gambar 3.48 Data vektor jalur alternatif1 Tabel 3.9 Struktur table jalur alternatif1 Nama Kolom ID
Tipe Data Integer
Keterangan Primary Key
Fungsi Menyimpan ID jaringan
jalur
Character (116)
varying
Menyimpan jalur alternatif
Details
Character (116)
varying
Menyimpan keterangan dari jalur
Gambar 3.49 Data atribut jalur alternatif1
62 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
9.
Tabel prediksi penyebaran lumpur Tabel ini berfungsi untuk menyimpan informasi mengenai prediksi luapan lumpur terdapat 24 gambar prediksi luapan lumpur. File data shapefile peta prediksi luapan lumpur Mei 2008 tersebut seperti pada gambar 3.50. Deskripsi dari tabel ini dapat dilihat pada Tabel 3.10.
Gambar 3.50 Data vektor prediksi luapan lumpur Mei 2008 Tabel 3.10 Struktur tabel prediksi luapan lumpur Mei 2008 Nama Kolom ID
Tipe Data Integer
nama_desa
Character (30)
kec_id
Integer
varying
Keterangan Primary Key
Fungsi Menyimpan ID Menyimpan nama desa Menyimpan kec_id
63 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Gambar 3.51 Data atribut prediksi luapan lumpur Mei 2008 10. Tabel bantuan Tabel ini berfungsi untuk menyimpan informasi mengenai bantuan yang dibutuhkan ketika bencana lumpur sidoarjo. Deskripsi dari tabel ini dapat dilihat pada Tabel 3.11. Tabel 3.11 Struktur tabel bantuan Nama Kolom id_bantuan
Tipe Data Integer
Keterangan Primary Key
bahan_bantuan
Character varying (25)
Menyimpan bantuan
lokasi
Character varying (20)
Menyimpan lokasi bantuan
jumlah
Integer
Menyimpan jumlah bantuan
satuan
Character varying (10)
Menyimpan satuan bantuan
tanggal
Character varying (20)
Menyimpan tanggal bantuan
asal_bantuan
Character varying (35)
Menyimpan asal bantuan
sumber_data
Character varying (30)
Menyimpan sumber_data bantuan
keterangan
Character varying (45)
Menyimpan keterangan bantuan
64 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Fungsi Menyimpan ID bantuan
Gambar 3.52 Data atribut bantuan 11. Tabel user Tabel ini berfungsi untuk menyimpan informasi mengenai user untuk bisa login. Deskripsi dari tabel ini dapat dilihat pada Tabel 3.12. Tabel 3.12 Struktur tabel user Nama Kolom
Tipe Data
Keterangan Primary Key
Fungsi
id_user
Integer
username
Character varying (25)
Menyimpan username
password
Character varying (20)
Menyimpan password
id_group_user
Integer
Menyimpan ID group user
locked
Integer
alamat
Character varying (30)
email
Character varying (30)
nama
Character varying (30)
tanggal_lahir
date
tanggal_register
date
Menyimpan ID user
Menyimpan user Menyimpan user Menyimpan user Menyimpan lahir user Menyimpan
alamat email nama tanggal tanggal
65 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
registrasi user instansi
Character varying (20)
foto
Character varying (20)
Menyimpan instansi user Menyimpan foto user
Gambar 3.53 Data atribut user 12. Tabel group user Tabel ini berfungsi untuk menyimpan informasi mengenai group user dari masing-masing user untuk bisa login. Deskripsi dari tabel ini dapat dilihat pada Tabel 3.13. Tabel 3.13 Struktur tabel group user Nama Kolom
Tipe Data
id_group_user
Integer
nama
Character (12)
Keterangan Primary Key
varying
66 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Fungsi Menyimpan ID group user Menyimpan group masing-masing user
Gambar 3.54 Data atribut group user 13. Tabel no_telp Tabel ini berfungsi untuk menyimpan informasi mengenai nomor telepon dari instansi-instansi penting seperti rumah sakit, puskesmas dan juga pihak-pihak terkait dengan bencana lumpur Sidoarjo. Deskripsi dari tabel ini dapat dilihat pada Tabel 3.14. Tabel 3.14 Struktur tabel job Nama Kolom
Tipe Data
Keterangan Primary Key
Fungsi
id
Integer
nama_badan
Character varying (30)
Menyimpan nama intansi dari pihak-pihak terkait
no_telp
Character varying (15)
Menyimpan nomor telepon dari pihak-pihak terkait
kecamatan
Character varying (35)
Menyimpan lokasi atau tempat dari intansi
Menyimpan ID
67 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Gambar 3.55 Data atribut no_telp 14. Tabel laporan Tabel ini berfungsi untuk menyimpan informasi mengenai laporan yang dibuat ketika terjadi bencana. Deskripsi dari tabel laporan dapat dilihat pada Tabel 3.15. Tabel 3.15 Struktur tabel laporan Nama Kolom
Tipe Data
Keterangan
id_laporan
Integer
jenis_bencana
Character varying (30)
Menyimpan jenis bencana
waktu_kejadian1
Character varying (30)
Menyimpan waktu terjadinya bencana
waktu_kejadian2
Character varying (30)
Menyimpan waktu sampai kapan bencana terjadi
desa
Character varying (30)
Menyimpan desa
Character varying (30)
Menyimpan kecamatan
kecamatan
Primary Key
Fungsi
68 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Menyimpan ID laporan
kabupaten
Character varying (30)
Menyimpan kabupaten
korban
Character varying (30)
Menyimpan data korban
rusak_bangunan
Character varying (30)
Menyimpan data bangunan yang rusak
rusak_lahan
Character varying (30)
Menyimpan data lahan yang rusak
luas_lumpur
Character varying (30)
Menyimpan data luas lumpur
tinggi_lumpur
Character varying (30)
Menyimpan data tinggi lumpur
kerugian
Character varying (30)
Menyimpan data kerugian
bahaya_mengancam
text
Menyimpan data bahaya
lama_ancaman
text
Menyimpan data lamanya ancaman
penanganan_darurat
text
Menyimpan data penanganan darurat
sebab_bencana
text
Menyimpan data sebab bencana
69 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Gambar 3.56 Data atribut laporan 15. Tabel Grid Desa Tabel ini berfungsi untuk menyimpan informasi mengenai grid desa termasuk di dalamnya status bencana pada masing-masing grid. File data shapefile grid desa tersebut seperti pada gambar 3.57. Deskripsi dari tabel laporan dapat dilihat pada Tabel 3.16.
70 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Gambar 3.57 Data vektor grid desa Tabel 3.16 Struktur tabel grid Nama Kolom id namadesa
Tipe Data Integer
Keterangan Primary Key
Fungsi Menyimpan ID
Character varying (30)
Menyimpan desa
status
Character varying (30)
Menyimpan status desa
penanganan
Character varying (30)
Menyimpan penanganan yang dilakukan
kec_id
Character varying (30)
Menyimpan id kecamatan
71 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Gambar 3.58 Data atribut grid desa Selain tabel-tabel diatas pada sistem ini juga menggunakan tabel-tabel yang digunakan pada sistem sebelumya, yaitu pada sistem “Sistem Warning Alert Berbasis Gis” dan “Visualisasi Sistem Iformasi Bencana Lumpur Sidoarjo Menggunakan Sig Berbasis Web” Tabel 3.17 Tabel pada sistem sebelumnya No
72 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
3
Peta Desa (seluruhnya)
Hasil digitasi
4
Peta Perumahan
Hasil digitasi
5
Peta Jalan negara
Hasil digitasi
6
Peta Sekolah
Hasil digitasi
7
Peta Tempat Umum
Hasil digitasi
8
Peta Instansi Kesehatan
Hasil digitasi
9
Peta Instansi Pemerintahan
Hasil digitasi
10
Peta Industri
Hasil digitasi
11
Peta Luapan Lumpur (Nov 2007 s/d Mei 2008)
Hasil digitasi
12
Peta titik tanggul
Hasil digitasi
PEMBUATAN DATABASE Setelah semua data yang akan digunakan sudah siap, selanjutnya adalah membuat database PostGIS. Namun terlebih dahulu perlu dilakukan instalasi perangkat lunak PostgreSQL. 3.4.1 Instalasi PostgreSQL Database yang digunakan pada proyek akhir ini adalah PostGIS yang merupakan spatial database yang ditambahkan pada PostgreSQL server database relasional. Karena itu sebelum melakukan instalasi PostGIS terlebih dahulu dilakukan instalasi PostgreSQL dengan menjalankan aplikasi postgresql-8.2.msi dan menentukan pilihan bahasa yang akan digunakan seperti yang terlihat pada gambar 3.59. Kemudian mengikuti seluruh intruksi yang ada sampai muncul pilihan instalasi seperti yang terlihat pada gambar 3.60.
73 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Gambar 3.59 Memilih Bahasa
Gambar 3.60 Pilihan Instalasi Memilih pilihan instalalsi yang tersedia dengan menghilangkan tanda silang dan dilanjutkan dengan memasukkan Account Domain dan Account Password yang digunakan untuk menjalankan program database server PostgreSQL. Seperti pada gambar 3.61 di bawah ini.
74 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Gambar 3.61 Memasukkan Account Domain dan Account Password Selanjutnya akan muncul informasi bahwa user yang dimasukkan belum ada dan apakah Account tersebut ingin dibuat seprti gambar 3.62 dan muncul informasi berikutnya yang menanyakan apakah password yang dimasukkan diganti dengan password baru yang disediakan oleh installer, seperti yang terlihat pada gambar 3.63 di bawah ini.
Gambar 3.62 Membuat Account Domain
75 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Gambar 3.63 Membuat Account Password Membuat inisialisai kelompok database dengan memasukkan password. Sebagai contoh passwordnya adalah postgres seperti pada ganbar 3.64 di bawah ini.
Gambar 3.64 Inisialisasi kelompok database Berikutnya memilih modul apa saja yang ingin ditambahkan dengan memberi tanda centang pada checkbox untuk modul yang ingin ditambahkan (Gambar 3.65). Menunggu beberapa saat hingga tampil instruksi yang menyatakan bahwa PostgreSQL sukses diinstalasi maka instalasi PostgreSQL telah berhasil.
76 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Gambar 3.65 Memilih modul yang ingin ditambahkan Mengaktifkan pgAdmin III pada PostgreSQL 8.2 kemudian menekan dua kali pada tanda silang dan memasukkan password. Untuk membuat database baru klik kanan pada Database kemudian memilih New Database. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.66.
Gambar 3.66 Membuat database baru 77 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Setelah itu memasukkan nama database yang akan dibuat misalnya adalah lusi, pilih postgres untuk owner, UTF8 untuk Encoding dan menggunakan template_postgis sebagai template seperti pada gambar 3.67. Selanjutnya adalah membuat tabel-tabel yang telah dirancang. Namun dalam hal ini kita dapat langsung membuat tabel dari file dengan format shapefile (*.SHP) dengan cara import data shapefile ke database PostgreSQL dengan bantuan QuantumGIS. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari memasukkan data satu persatu kedalam database yang tentunya akan memakan waktu cukup lama. Berikut ini adalah langkah-langkah pembuatan tabel baru sekaligus dengan memindahkan datanya: 1. Mengaktifkan QuantumGIS kemudian memilih Plugins Spit Import Shapefile to PostgreSQL seperti yang terlihat pada gambar 3.68. 2. Memilih koneksi database yang diinginkan, jika belum tersedia maka membuat koneksi baru dengan menekan New. Proses ini ditunjukkan oleh gambar 3.69.
Gambar 3.67 Properties dari database 78 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Gambar 3.68 Import Shapefile ke PostgreSQL
Gambar 3.69 Membuat koneksi ke database 79 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
3.
Mengisi nama koneksi, sebaiknya nama koneksi sama dengan nama database untuk memudahkan dalam memilih database mana yang akan dihubungkan. Kemudian menuliskan nama Host dengan localhost, nama Database, Port berapa, User Name dan Passsword dan melakukan tes koneksi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.70
Gambar 3.70 Informasi Koneksi 4.
5.
Setelah terhubung dengan database yang diinginkan selanjutnya adalah menentukan SRID (Spatial Reference ID), karena memakai aturan WGS 84 maka SRID yang digunakan adalah 4326. Jika tidak mengetahui SRID yang digunakan maka defaultnya adalah -1. Kemudian menambahkan data-data dengan format SHP yang ingin di buat tabelnya pada database PostGIS dengan menekan Add dan memilih file mana yang digunakan, seperti terlihat pada gambar 3.71.
80 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Gambar 3. 71 Memilih file yang akan di Import 6.
7.
Menunggu beberapa saat, kemudian pilih Ok. Maka tabel baru sudah dibuat pada database lusi di PostGIS dengan nama tabel sesuai dengan nama pada file SHP. Melakukan langkah 1 sampai 6 untuk membuat tabel-tabel baru pada database lusi beserta datanya denggan melakukan import data ke PostGIS.
81 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Gambar 3.72 Hasil di databasePostgreSQL 3.5 PEMBUATAN APLIKASI WEB Semua data yang ada pada database akan ditampilkan di MapServer untuk itu dilakukan instalasi MapServer terlebih dahulu. 3.5.1 Instalasi MapServer Proses instalasi MapServer tidak memerlukan program instalasi khusus, dalam proyek akhir ini MapServer akan diinstal pada platform windows sehingga yang digunakan adalah bundel MS4W versi 2.2.7. Sebelum melakukan instalasi yang harus dilakukan adalah mengekstrak bundel MS4W karena formatnya dalam bentuk ZIP. Melakukan ekstraksi file ms4w_2.2.7 ke drive C:, pada root direktori. Instalasi pada root direktori merupakan keharusan, karena konfigurasi MS4W sudah diatur sedemikian rupa untuk dijalankan dari direktori [drive:]\ms4w (misalnya C:\ms4w atau D:\ms4w). 82 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Setelah itu menjalankan program ApacheMonitor.exe pada D:\ms4w\Apache\bin untuk mengontrol web server Apche dengan lebih mudah. Dengan ApacheMonitor dapat diketahui apakah dalam sistem windows terdapat Apache yang lain atau web server lain yang sedang aktif, karena Apache atau web server lain tidak dapat berjalan bersamaan dengan Apache MS4W. Ketika menjalankan program ini, akan ternbentuk icon pada sistem tray. Menekan icon tersebut maka akan muncul tampilan sebagai berikut:
Gambar 3.2 Apache Monitor Dari tampilan di atas dapat dilihat bahwa dalam sistem windows terdapat Apache dalam keadaan aktif. Jika tampilan di atas tidak muncul maka Apache belum pernah diinstalasi dalam sistem windows. Untuk keadaan seperti gambar di atas, Apache pada sistem windows harus di nonaktifkan terlebih dahulu setelah itu melakukan instalasi untuk Apache MS4W dengan menjalankan program apache-install.bat. Setelah dijalankan maka pada ApcheMonitor akan tampil seperti gambar di bawah ini:
Gambar 3.74 Apache Monitor – Apache MS4W Web Server Melihat apakah MapServer telah berjalan dengan baik dapat dilakukan dengan cara browsing menggunakan web browser seperti Internet Explorer atau Mozilla Firefox. Ketikkan alamat http://localhost/, akan muncul tampilan berikut:
83 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Gambar 3.75 Tampilan awal MapServer 3.5.2 Desain User Interface Graphical User Interface atau yang sering disebut sebagai GUI adalah tampilan dari program yang bisa dinikmati oleh user. Perancangan User Interface harus dibuat semenarik dan seindah mungkin dengan tetap mengutamakan kenyamanan dalam mengoperasikan program (user friendly). Tampilan User Interface dituangkan dalam sebuah web site yang dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman html, php, javascript dan mapscript. Proyek akhir ini menggunakan framework yang disediakan oleh mapserver yaitu pmapper maka User interface yang digunakan adalah user interface dari pmapper yang telah dimodifikasi. Dalam proses perancangan ini, tampilan web akan dibagi menjadi beberapa menu.
Tampilan utama web Berikut ini adalah tampilan utama dari web site dengan berbagai menu yang disediakan.
84 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Gambar 3.76 Tampilan Utama Web
Menu untuk menampilkan peta Menu ini akan dioperasikan oleh user untuk menampilkan peta pemetaan dan penyebaran yang diinginkan. Secara default, web sudah menampilkan beberapa peta dasar. Akan tetapi, user dapat dengan memudahkan untuk memilih peta yang akan ditampilkan.
Gambar 3.77 Menu Untuk Menampilkan informasi
85 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Gambar 3.78 Menu Untuk Menampilkan Peta
Menu untuk masukan user Menu ini digunakan oleh user untuk mendapatkan informasi secara umum. Menu-menu tersebut adalah : Login, Info Action, Informasi Umum, dan Jalur Transportasi.
86 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Gambar 3.79 Menu login
Gambar 3.80 Menu Informasi Umum
87 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Gambar 3.81 Menu Jalur Transportasi
Menu pencarian Menu ini digunakan untuk mencari lokasi suatu daerah dengan memasukkan parameter sesuai dengan kategori yang dipilih.
Gambar 3.82 Menu Pencarian 3.5.3 Implementasi Pada bagian ini akan dibahas mengenai implementasi sistem berdasarkan hasil perancangan yang telah ditetapkan sebelumnya. Implementasi sistem meliputi lingkungan implementasi dan implementasi program. Pada bagian ini, antarmuka hasil perancangan aplikasi web pada bahasan sebelumnya diimplementasikan dalam script HTML, PHP dan Javascript disimpan dalam file dengan ekstensi .phtml dan .php. Deskripsi dari implementasi aplikasi web dapat dilihat pada Tabel 3.18. 88 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Keterangan Tampilan awal dari web dan men-direct ke halaman map.phtml Halaman ini berisi program untuk menampilkan data, menampilkan menu - menu dan fungsi – fungsi. Halaman ini berisikan program untuk membuat ukuran dari template web Halaman ini berisi setting untuk menampilkan data – data. Halaman ini berisi deklarasi program untuk menampilkan peta Halaman ini berisi kategori jenis peta.
Berikut adalah penggalan dari file map.phtml yang digunakan sebagai file utama dalam sistem. Semua inti proses dilakukan di file ini.
Gambar 3.84 Contoh potongan program untuk menu masukan user-2 Berikut adalah penggalan dari file php_config.php yang digunakan sebagai setting data – data peta yang akan ditampilkan dalam web dan setting tools web yang akan digunakan. Semua inti proses dilakukan di file ini.
90 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Gambar 3.85 Contoh potongan program file php_config.php untuk menampilkan data di wilayah Sidoarjo
91 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Berikut ini adalah penggalan file dari sidoarjo.map yang berisi deklarasi variabel – variabel untuk menampilkan peta beserta informasinya. LAYER NAME 'kecamatan' TEMPLATE "void" TYPE POLYGON CONNECTIONTYPE postgis CONNECTION "host=localhost user=postgres password=postgres dbname=lumpur port=5432" DATA "the_geom from (select the_geom, gid, nama_kec from kecamatan) AS new_table USING UNIQUE gid USING SRID=1" METADATA 'wms_title' 'kecamatan' "DESCRIPTION" "Kecamatan" "RESULT_FIELDS" "nama_kec" "RESULT_HEADERS" "Kecamatan: " "LAYER_ENCODING" "UTF-8" END STATUS DEFAULT TRANSPARENCY 80 PROJECTION 'proj=longlat' 'ellps=WGS84' 'datum=WGS84' 'no_defs' '' END CLASS NAME 'kecamatan' STYLE SYMBOL 0 SIZE 10 OUTLINECOLOR 0 0 0 COLOR 85 176 40 END END END#================== START OF LAYER KABUPATEN ============# LAYER NAME 'kabupaten' TEMPLATE "void"
Gambar 3.86 Contoh potongan program file pio.map untuk menampilkan data kabuapaten di wilayah Sidoarjo
92 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m
Penggalan program pada gambar 3.93 digunakan untuk menampilkan gambar dan data dari wilayah kabupaten di Sidoarjo. Namun untuk dapat tampil di web mapserver perlu ditambahkan script pada file php_config.php dan config_default.ini. allGroups = kecamatan,desa,prambon,wonoayu,taman,krian,tarik,balongb endo,sidoarjo_kota,sukodono,waru,sedati,buduran,candi,ge dangan,krembung,porong,tanggulangin,tulangan,jabon,dampa
Gambar 3.87 Contoh potongan program yang ditambahkan pada file config_default.ini
93 | B a b I I I P e r a n c a n g a n S i s t e m