32
BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI BENSIN ECERAN DI JALAN MEDOHO RAYA KEL. SAMBIREJO SEMARANG
A. Gambaran Umum Jalan Medoho Raya Kel. Sambirejo Semarang 1. Letak Geografi Medoho Raya adalah nama sebuah jalan yang berada di Kelurahan Sambirejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang ini merupakan wilayah kota Semarang. Jarak dari pusat pemerintahan dengan kelurahan 1 km sedangkan jarak dengan kecamatan adalah 2 km. Luas kelurahan Sambirejo 85 Ha yang mana batas wilayahnya adalah sebagai berikut: 1. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Sawah Besar 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Pandean Lamper 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Banjir Kanal Timur 4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Siwalan.1 Penulis melakukan penelitian tentang praktek pengurangan takaran dalam jual beli bensin eceran di Jalan Medoho Raya Kelurahan Sambirejo Semarang karena disekitar Kelurahan tersebut banyak terdapat pedagang, salah satunya adalah pedagang bensin eceran yang menjual bensin eceran.
1
Wawancara dengan Ibu Indri seksi pemerintahan Kelurahan Sambirejo Semarang tanggal 18 Oktober 2012
32
33
2. Kehidupan Keagamaan dan Keadaan Sosial Ekonomi a. Kehidupan Keagamaan Kehidupan
keagamaan
masyarakat
kelurahan
Sambirejo
mayoritas penduduknya beragama Islam dan sebagaian beragama non Islam. Masing-masing agama bebas mengadakan dan mengembangkan agamanya tanpa ada gangguan dari pihak lain. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel berikut: TABEL I Jumlah penduduk Kelurahan Sambirejo menurut pemeluk agama tahun 2012 NO
AGAMA
JUMLAH
1
Islam
8168
2
Kristen
429
3
Katholik
150
4
Hindu
3
5
Budha
15
6
Lain-lain
4
Jumlah
8769
Sumber data: monografi kelurahan Sambirejo tahun 2012 b. Keadaan Sosial Ekonomi Keadaan sosial ekonomi masyarakat kelurahan Sambirejo sebagian besar ditopang oleh pengusaha dan buruh tani. Di samping hal tersebut, keadaan sosial masyarakat kelurahan Sambirejo ditopang
34
oleh sumber-sumber lain seperti PNS, buruh bangunan, pedagang, pensiunan, nelayan, buruh industri dan lain sebagainya. Untuk menggambarkan keadaan sosial ekonomi masyarakat kelurahan Sambirejo, secara lebih jelas tabel berikut ini akan didiskripsikan tentang mata pencaharian mereka sebagai berikut: TABEL II Jumlah penduduk Kelurahan Sambirejo menurut mata pencaharian Tahun 2012 NO
JENIS KEGIATAN
JUMLAH
1
Petani
10
2
Buruh Tani
434
3
Nelayan
3
4
Pengusaha
465
5
Buruh Industri
1
6
Buruh Bangunan
83
7
Pedagang
79
8
PNS
125
9
Pensiunan
19
10
Lain-lain
7550
Sumber data: monografi kelurahan Sambirejo tahun 2012
35
B. Pelaksanaan Praktek Jual Beli Bensin Eceran di Jalan Medoho Raya Kel. Sambirejo Semarang 1. Pengertian Bensin Bensin adalah cairan campuran yang berasal dari minyak bumi dan sebagian besar tersusun dari hidrokarbon serta digunakan sebagai bahan bakar dalam mesin pembakaran dalam. Karena merupakan campuran berbagai bahan, daya bakar bensin berbeda-beda menurut komposisinya. Ukuran daya bakar ini dapat dilihat dari bilangan oktan setiap campuran.2 Bahan bakar bensin (premium) berasal dari bensin yang merupakan salah satu fraksi dari penyulingan minyak bumi yang diberi zat tambahan atau aditif, yaitu Tentra Ethyl Lead (TEL). Premium adalah bahan bakar jenis disilat berwarna kuning akibat adanya zat pewarna tambahan. Pada umumnya digunakan untuk bahan bakar kendaraan bermotor bermesin bensin seperti mobil, sepeda motor, dan lain-lain. Bahan bakar ini juga sering disebut motor gasoline dengan angka oktan adalah 88 dan mempunyai titik didih 300C-2000C.3
2. Praktek Penjualan Bensin Eceran Praktek perdagangan di Jalan Medoho Raya merupakan hal yang sudah biasa terjadi dalam masyarakat karena sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai pedagang, salah satunya adalah pedagang bensin eceran yang menjual bensin eceran. Pelaksanaan jual beli tersebut dilakukan 2 3
http://emmuha.wordpress.com http://www.majalahpendidikan.com
36
antara penjual dan pembeli yang secara tidak langsung telah terjadi kesepakatan anatara kedua belah pihak yaitu penjual dan pembeli saat terjadinya transaksi jual beli. Pelaksanaan jual beli bensin eceran biasanya dalam bentuk eceran yang dimasukkan dalam sebuah botol ukuran liter yang akan dijual kepada pembeli oleh penjual yang sebelumnya ia beli dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Padahal di SPBU sendiri tidak melayani pembelian bensin dalam bentuk derigen, penjual bensin eceran membeli bensin di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dengan cara menggunakan sepeda motor yang biasanya dilakukan di SPBU setiap hari. Sesampainya dirumah bensin dipindahkan ke dalam botol menggunakan selang. Akan tetapi, dalam mengisikannya ke dalam botol penjual tidak menggunakan takaran ukuran satu liter tetapi dengan menggunakan selang yang takarannya memakai perkiraan.4 “Saya membeli bensin di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dengan menggunakan sepeda motor karena di SPBU tidak diperbolehkan pembelian bensin dengan menggunakan dirigen. Biasanya pembelian di SPBU hampir dilakukan setiap hari. Harga beli bensin dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) adalah Rp 4.500,00 per liternya, kemudian dijual dengan harga Rp 5.000,00 per litenya. Kalau dijual dengan harga Rp 5.000,00 per litenya keuntungan yang diperoleh
4
Wawancara dengan Bapak Mintono penjual bensin eceran tanggal 17 September 2012
37
sangat sedikit karena bensin itu menguap secara tidak langsung takarannya berkurang.5 Pelaksanaan jual beli bensin eceran dapat dijelaskan mengenai proses jual beli bensin eceran antara kedua belah pihak yaitu penjual dan pembeli, obyek atau barang dan ijab qabul. a. Proses Jual Beli Bensin Eceran Proses jual beli bensin eceran yang dilakukan antara penjual adalah orang yang menjual bensin eceran (pedagang) dengan pembeli adalah orang yang membeli bensin eceran (konsumen). Seorang pembeli yang ingin membeli bensin karena kehabisan bensin ditengah perjalanan untuk sampai ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) jaraknya cukup jauh dan akhirnya pembeli membeli bensin eceran kepada penjual bensin eceran, maka terjadilah transaksi jual beli antara penjual dan pembeli. Dalam transaksi jual beli bensin eceran biasanya pembeli menggunakan ucapan atau bisa juga dengan menggunakan isyarat. Misalnya dengan menggunakan isyarat yaitu dengan menunjukkan salah satu jari sesuai dengan jumlah yang akan dibeli. Misal, membeli bensin eceran pembeli membutuhkan satu liter bensin maka pembeli menunjukkan satu jari kepada penjual, jika pembeli membeli dua liter maka dengan menggunakan dua jari dan begitu seterusnya. Tempat yang digunakan untuk menaruh bensin adalah dengan menggunakan botol satu liter.
5
Wawancara dengan Bapak Kariman penjual bensin eceran tanggal 17 September 2012
38
Pada saat terjadi transaksi jual beli antara penjual dan pembeli yang mana pembeli membutuhkan bensin untuk berkendara dan penjual menerima uang pembayaran dari pembeli, kemudian penjual mengambil bensin eceran dan mengisikannya ke dalam tangki motor milik pembeli. Agar tidak tumpah biasanya penjual menggunakan alat bantu corong untuk mempermudah pengisian bensin ke dalam tangki motor. Selanjutnya pembeli memberikan uang kepada penjual dan penjual menerima uang tersebut, maka transaksi jual beli tersebut telah terselesaikan. b. Obyek Jual Beli Bensin Eceran Barang yang menjadi obyek jual beli bensin eceran adalah bensin jenis premium. Beberapa faktor pengurangan takaran terhadap praktek jual beli bensin eceran ini adalah pertama, karena di SPBU tidak melayani pembelian bensin menggunakan derigen, tetapi penjual mendapatkan bensin dengan cara menggunakan motor dan untuk ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) sendiri juga membutuhkan bensin. Kedua yaitu karena banyaknya persaingan, sesama pedagang bensin eceran yang sama-sama menjual bensin. Ketiga yaitu bila takaran di isi penuh keuntungan yang diperoleh pedagang bensin eceran sangat sedikit. 6
6
Wawancara dengan Bapak Sudarto penjual bensin eceran tanggal 17 September 2012
39
Demikian juga yang dijelaskan Bapak Joko disamping membuka usaha bengkel juga menjual bensin eceran, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.7 Faktor itulah yang terkadang menjadi salah satu penyebab penjual bensin eceran mengurangi takarannya. Persaingan harga dalam penjualan bensin eceran tersebut memang sangat berpengaruh pada perilaku penjual dalam mengurangi jumlah takaran, karena harga bensin eceran Rp 5.000,00 per liter dengan takaran penuh penjual hanya mendapatkan keuntungan sedikit hanya Rp 500,00 akan tetapi, jika dibandingkan dengan takaran yang dikurangi keuntungan yang diperoleh cukup lumayan. c. Ijab Qabul Jual Beli Bensin Eceran Ijab qabul yang digunakan dalam transaksi jual beli bensin eceran yaitu dengan menggunakan ucapan dan isyarat. Dengan menggunakan ucapan misalnya, pembeli: “Pak, beli bensin satu”, kemudian penjual mengambil bensin tersebut sesuai dengan satuan yang disebutkan oleh pembeli yaitu botol ukuran satu liter dan langsung mengisikannya pada tangki motor pembeli. Setelah itu, pembeli berkata kepada penjual berapa pak harganya? Penjual menjawab Rp 5.000,00 dan kemudian pembeli memberikan uang
7
Wawancara dengan Bapak Joko penjual bensin eceran tanggal 18 September 2012
40
kepada penjual sesuai dengan harga yang disebutkan oleh penjual tersebut.8 Dengan menggunakan isyarat misalnya, pembeli membeli bensin eceran hanya menunjukkan salah satu jari sesuai dengan jumlah yang akan dia beli. Jika pembeli membeli bensin satu liter maka menunjukkan dengan satu jari, dua liter dua jari, tiga liter tiga jari dan begitu seterusnya.9 Pada transaksi jual beli bensin eceran pembayaran dilakukan dengan cara tunai yaitu pembayaran secara langsung oleh pembeli kepada penjual tanpa adanya proses tawar menawar harga terlebih dahulu. Setelah akad jual beli bensin eceran terjadi antara kedua belah pihak yaitu penjual dengan pembeli, dan obyek akad yaitu bensin sudah diserahkan kepada pembeli, kemudian pembeli memberikan uang kepada penjual sesuai dengan
harga yang disebutkan oleh
penjual tersebut. Setelah dilakukan wawancara dan pengamatan langsung di Jalan Medoho Raya Kelurahan Sambirejo Semarang. Ijab qabul yang dilakukan tidak jelas. Yang mana ucapan pembeli itu memang tidak jelas karena hanya mengatakan “beli bensin satu”. Kata “satu” dapat diartikan lebih dari satu, meskipun pembeli mempunyai maksud bahwa satu adalah satu liter. Akan tetapi, penjual mengartikan kata “satu” adalah satu botol. Maka dari itu permasalahan yang muncul adalah 8 9
Wawancara dengan Aya pembeli tanggal 17 September 2012 Wawancara dengan Sugiono pembeli tanggal 18 September 2012
41
karena tidak jelas ijab qabul, yang terkadang membuat pembeli ada yang tidak ikhlas untuk menerimanya dan hanya disimpan di dalam hatinya karena pembeli
merasa tidak enak untuk disampaikan
langsung kepada penjual bensin eceran. Di samping itu, pembeli masih saja mau membeli bensin di penjual bensin eceran karena terkadang pembeli ingin membeli bensin di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) tapi tempatnya cukup jauh, selain itu karena antrian yang panjang. Padahal kenyataan di lapangan jika membeli bensin eceran yang dijual oleh pedagang bensin eceran jumlah takaran yang diterima dalam botol tersebut terkadang tidak sesuai dengan takaran, yaitu kurang dari satu liter. Selain itu, dengan adanya penjual bensin eceran secara tidak langsung dapat memberikan manfaat tersendiri bagi pembeli yaitu pembeli tidak perlu mengantri ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang jaraknya cukup jauh dan bisa menghemat waktu karena tidak perlu mengantri. Pengurangan takaran pada jual beli bensin eceran sengaja dilakukan oleh penjual untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak. Pengurangan takaran yang dilakukan dengan sengaja biasanya terlihat lebih jelas, akan tetapi penjual memberikan berbagai alasan bahwa hal tersebut bukanlah tindakan curang dengan mengurangi takaran. Penjual menjelaskan bahwa mereka memang menjual bensin eceran tersebut bukan atas dasar ukuran literan, tetapi mereka menjual bensin eceran atas dasar ukuran botol. Maka dari itu, penjual dalam
42
menakar bensin ke dalam botol, jumlah takaran bensin yang terdapat di dalam botol tersebut adalah sesuka hati penjual dan tidak harus memenuhi takaran satu liter. Akan tetapi, tidak semua penjual bensin eceran melakukan kecurangan dalam jumlah takaran, masih ada penjual yang jujur dalam menakar karena jual beli itu tidak boleh ada kecurangan dalam takaran. Keuntungan sedikit bukanlah menjadi permasalahan yang terpenting di dalam jual beli itu penjual dan pembeli sama-sama untung dan mendapatkan berkah.10
10
Wawancara dengan Ibu Riyanti tanggal 18 September 2012