BAB III METODOLOGI PENELITIAN
H. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan
l
PT GKBI berdiri pada tanggal 1 Juli 1957 dengan modal pembangunan
Tr ia
diperoleh dari simpanan wajib anggota Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI). PT GKBI berada di Medari, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Lokasinya strategis karena tidak jauh dari pusat kota Yogyakarta dan berada di pinggir jalan
2 m
yang menghubungkan antara Jawa Tengah dan DIY. Selain itu tempat ini
e o !
merupakan bekas pabrik gula Medari, sehingga tidak terlalu sulit untuk melakukan
co
ijin pembangunan.
ft.
a ca t
Modal awal PT GKBI diperoleh dengan cara yang agak unik, yaitu diambil
ns
r w e
dari simpanan khusus para anggota koperasi batik tersebut dengan cara
.s
membagikan kain mori kepada anggota koperasi dengan ketentuan bahwa tiap-tiap
C w
anggota dihargai sebesar Rp1,00 per yard. Adapun simpanan anggota-anggota
F
w
koperasi tersebut meliputi simpanan wajib, simpanan khusus dan simpanan
PD
sukarela.
Perusahaan ini diresmikan bertepatan dengan Hari Koperasi XV tanggal 17
Juli 1962 oleh Ibnu Soejono selaku Deputi / Pembantu Utama Menteri Urusan Koperasi. Produksi Perdana PT GKBI dengan rencana biaya Rp120.000.000,00 dimulai dengan kemampuan kapasitas : 1. Pemintalan sebanyak 34.000 mata pintal
44
2. Pertenunan dengan 500 mesin tenun 3. Finishing sebesar 18.000 meter/shift Pada saat itu PT GKBI bergerak dalam bidang integreted tekstil meliputi pemintalaan, pertenunan, finishing dengan asset 100% milik GKBI. Dari tahun 1971 sampai dengan 1982, perusahaan ini melakukan perbaikan
l
fasilitas serta kemampuan produksinya dengan menambah mesin pemintalan.
Tr ia
Pertama kali perusahaan melakukan ekspor kain grey adalah pada tahun 1983 dengan tujuan Amerika Serikat, kemudian disusul ke negara Italia, Portugal dan Inggris.
2 m
Sekitar tahun 1985 Indonesia mengalami resesi cukup berat yang berimbas
e o !
pada PT GKBI. Perusahaan ini atas ijin Depnaker terpaksa merumahkan 463
co
orang dari 1.600 karyawannya. Kemudian pada tahun 1987, pertumbuhan dari
ft.
a ca t
pemasaraan dan produksi mulai membaik. Hal ini meningkatkan kegiatan
ns
r w e
perusahaan sehingga semua karyawan yang telah dirumahkan diaktifkan kembali,
.s
bahkan dipandang perlu untuk menambah karyawan produksi sebanyak 350 orang.
C w
Pada tahun 1985 dilakukan pembenahan gedung untuk persiapan pemasangan
F
w
mesin tenun AJL ( Air Jet Loom ). Pembenahan dan pemasangan mesin AJL
PD
tersebut selesai pada tanggal 15 Januari 1994. Pada awalnya bentuk usaha PT GKBI adalah murni koperasi yang semua
kebijaksanaan manajemennya sangat tergantung pada kebijaksanaan pengurus pusat GKBI. Sebelum tahun 1994 bentuknya masih bernama PC GKBI.
45
2. Struktur Organisasi Perusahaan Dalam menjalankan tugasnya, Direktur Utama dibantu oleh beberapa direktur lain yang mengurusi bidang-bidang tertentu. Beberapa direktur tersebut dibagi 3, yaitu : a. Direktur Keuangan dan Umum
l
Mempunyai tugas pokok untuk menyelengarakan akuntansi, kelancaran
Tr ia
administrasi umum dan personalia serta menjalin kerjasama dengan pihak luar yang terkait, seperti bank dan kantor pajak. Direktur ini membawahi beberapa unit yang masing-masing dipimpin oleh Kepala Unit, yang meliputi:
e o !
Unit Umum dan Personalia.
2 m
1) Kepala Unit Umum dan Personalia yang mempunyai dua Wakil Kepala
co
2) Kepala Unit Akuntansi yang mempunyai Wakil Kepala Unit Akuntansi.
ft.
a ca t
3) Kepala Unit PPI yang tidak mempunyai Wakil Kepala Unit.
ns
r w e
b. Direktur Produksi Weaving, Finishing dan Utility
.s
Mempunyai tugas pokok atas tanggung jawab kelancaran proses
C w
produksi, menyusun rencana kerja produksi dan menyelengarakan efisiensi
F
w
proses produksi. Bidang kewenangan Direktur ini dibagi menjadi beberapa
PD
unit yang dipimpin oleh :
1) Kepala Unit Utility yang punya wakil kepala unit bidang diesel, listrik, BBA dan waka unit bidang boiler, AC / compressor / SP.
2) Kepala Unit Weaving yang punya wakil kepala unit weaving AJL bidang QC dan GF serta bidang AJL Loom. Wakil kepala unit lain adalah wakil kepala unit weaving shuttle bidang preparation dan shuttle loom.
46
3). Kepala Unit Finishing yang punya wakil kepala unit finishing bidang operasional dan bidang maintenace. c. Direktur Niaga Mempunyai tugas pokok untuk melakukan pembelian bahan baku, penjualan produk serta penyimpanan bahan baku dan produk. Direktur ini
l
membawahi Kepala Unit Niaga yang mempunyai tiga Wakil Kepala Unit yaitu
Tr ia
Wakil Kepala Unit Niaga Pembeliaan, Wakil Kepala Unit Niaga Penjualan dan Wakil Kepala Unit Gudang.
Bagan Struktur Organisasi Perusahaa secara lebih jelas akan ditampilkan
2 m
didalam lampiran 1.
e o !
3. Proses Produksi
co
PT GKBI memproduksi grey murni (mori yang belum diputihkan) dan grey
ft.
a ca t
yang sudah diputihkan dengan motif. Sebenarnya dahulu produk dari PT GKBI
ns
r w e
ditambah dengan yarn atau benang, tetapi karena ada peristiwa kebakaran
.s
sebagaimana dijelaskan sebelumnya, membuat kemampuan produksi berkurang
C w
yaitu untuk kemampuan memproduksi benang. Kebakaran tersebut telah
F
w
menghanguskan gedung tempat proses produksi bagian spinning, tempat tersebut
PD
adalah untuk merubah kapas menjadi benang. Proses Produksi akan ditampilkan secara Arus Bagan pada Lampiran 2. Untuk proses memproduksi grey tersebut, diperlukan bahan baku yarn dalam
bentuk cheese. Bahan baku tersebut dirubah menjadi grey dengan tahapan proses produksi dibagi dalam unit kegiatan produksi sebagai berikut:
a. Unit Weaving Benang masuk dalam bentuk cheese di bagian produksi yang disebut 47
preparation. Preparation digunakan untuk mempersiapkan cheese pada suatu alat untuk dirubah menjadi berbentuk warper. Warper adalah gulungan benang yang besar yang teratur dengan jumlah yang telah ditentukan. Untuk memperkuat benang, selanjutnya dilakukan penganjian yang prosesnya disebut sizing. Proses berikutnya adalah pengecekan jumlah benang pada setiap
l
gulungan. Setelah jumlah benang diyakini telah sesuai jumlah yang ditentukan,
Tr ia
maka dimasukan kedalam proses selanjutnya pada bagian loom. Pada bagian loom ini, terdapat dua proses yang berbeda mesin tenun yaitu air jet loom atau dengan shuttle. Kedua alat tersebut menghasilkan produk yang agak
2 m
berbeda namun hampir sama kualitasnya. Perbedaan antara produk tersebut
e o !
hanya ukuran serta motif kainnya. Air jet loom mempunyai ukuran kain yang
ft.
ns
r w e
b. Unit Finishing
a ca t
menghasilkan grey murni.
co
lebih beragam dengan sedikit tambahan motif. Dari proses diatas akan
.s
Unit ini adalah unit tambahan dari unit weaving yang berguna untuk
C w
menghasilkan grey lebih putih serta bermotif untuk keperluan fashion. Dalam
F
w
unit ini pula akan didapat kain yang lebih rapi, karena biasanya dalam bagian
PD
ini produk yang dihasilkan lebih siap pakai. Unit ini hanya memakai tipe mesin tenun AJL. Hasil dari kedua unit tersebut, sebelum dikeluarkan ke pasar harus menjalani pemeriksaan dari cacat yang mungkin timbul serta kesesuain dengan standar yang telah ditentukan sebelumnya. Pemeriksaan tesebut dilakukan oleh bagian quality control. Setelah pemeriksaan, disimpan di gudang sebelum keluar dari pabrik. Tanggung jawab dari penyimpanan adalah pada bagian niaga. 48
4. Penetapan Tarif Biaya Overhead Pabrik PT GKBI dalam menghitung tarif biaya overhead mengunakan tarif tunggal, artinya biaya overhead dibebankan ke semua produk dengan perhitungan yang sama. Hal ini karena biaya overhead pabrik diakumulasikan jadi satu pusat biaya (cost center). Tidak ada perincian ke masing-masing departemen dan tidak ada
l
juga pengalokasian dari departemen jasa kepada departemen produksi.
Tr ia
Dalam menghitung biaya overhead pabrik terdapat pemisahaan antara biaya overhead pabrik langsung dan biaya overhead pabrik tidak langsung. Pemisahaan ini
menurut
perusahaan
akan
membantu
mengendalikan
serta
2 m
merencanakan biaya tersebut.
dalam
e o !
PT GKBI menghitung tarif biaya overhead untuk tahun 2006 dengan dasar
co
estimasi jumlah output produk. Cara yang dilakukan dengan membagi jumlah total
ft.
a ca t
biaya overhead pabrik yang dianggarkan dengan jumlah estimasi output produk.
ns
r w e
Sehingga nanti akan diketahui jumlah biaya overhead tiap produk yang dibebankan. Perhitunganya adalah sebagai berikut;
PD
F
w
.s
C w
Tarif Biaya Overhead Pabrik =
Anggaran biaya overhead pabrik Estimasi jumlah output produk
= Rp13. 918.777.167,00 9.600.000 yard = Rp1449,87 per yard
Dari perhitungan di atas diperoleh tarif biaya overhead per yard sebesar
Rp1449,87. Sehingga bila produksi pada tahun 2006 sebesar 8.436.241 yard, maka jumlah biaya overhead yang dibebankan adalah sebesar Rp12.231.452.738,67. Terdapat selisih antara anggaran dan aktual yang diakibatkan perbedaan jumlah produksi yang direncanakan dengan jumlah produksi sebenarnya.
49
I. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode ini digunakan untuk melakukan analisa secara kualitatif yang didukung
Tr ia
l
dengan data kuantitif.
J. Metode Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan Data yang digunakan dalam penelitian ini
2 m
adalah:
co
e o !
1. Penelitian Lapangan (Field Research),
ft.
a ca t
Dilakukan dengan mengumpulkan dan meneliti data-data
r w e
berikut:
ns
primer yang diperoleh langsung dari lapangan dengan cara sebagai
C w
.s
a. Observasi atas obyek penelitian atas permasalahan yang telah
PD
F
w
dirumuskan, dilanjutkan dengan permintaan data langsung dari obyek yang diteliti.
b. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan jalan tanya-jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan kepada tujuan penelitian.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research), Dilakukan berhubungan
dengan
dengan
mempelajari
masalah
yang
literatur-literatur sedang
diteliti
yang untuk
mendapatkan data-data sekunder yang dapat digunakan sebagai
50
landasan teori dalam menunjang proses penelitian dan pembahasan terhadap data aktual.Sedangkan dalam mengumpulkan data, caracara yang digunakan adalah sebagai berikut : 1.
Pengumpulan Data Primer Data primer diperoleh dan dikumpulkan dengan cara melakukan penelitian langsung
Tr ia
l
pada Mahkamah Konstitusi, sedangkan teknik untuk mengumpulkan data primer dilakukan dengan cara sebagai berikut: a)
Melakukan wawancara dengan para pejabat yang berwenang dengan pembuatan Laporan Keuangan, guna mendapatkan keterangan dan data yang diperlukan yang berkaitan dengan
b)
Mendapatkan, mempelajari dan menganalisis dokumen-dokumen dan catatan-catatan yang
co
e o !
berhubungan dengan penelitian. Pengumpulan Data Sekunder
ft.
2.
2 m
masalah penelitian.
a ca t
Data sekunder diperoleh dan dikumpulkan melalui studi literatur atau studi
ns
kepustakaan, sedangkan teknik pengumpulan data sekunder ini adalah dengan mendapatkan
r w e
berbagai literatur dan referensi serta data hasil olahan yang berhubungan dengan akuntansi, akuntansi pemerintahan, maupun literatur lainnya. Data yang telah diperoleh ini lalu diteliti serta
.s
C w
dikaji guna memperoleh dasar-dasar teori yang dapat digunakan untuk mendukung dan
F
w
menunjang penelitian yang dilakukan penulis.
PD
K. Metode Analisis Data Data yang diperoleh dari sumber data akan dianalisis dengan metode Analisis deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif kuantitatif adalah metode penelitian dengan cara menggambarkan atau uraian atas suatu keadaan. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka yang mendukung pehitungan dari teori. Metode diskriptif kuantitatif digunakan dalam menggambarkan perbandingan antara perhitungan
51
dengan cara berbeda untuk mendapatkan perhitungan paling sesuai untuk diterapkan berdasarkan teori yang ada. Dalam melakukan analisa atas masalah dalam skripsi ini adalah dengan cara sebagai berikut : 1. Melakukan studi kepustakaan
Tr ia
l
2. Melaksanakan penelitian dilapangan 3. Prosedur analitis data, dengan cara berikut :
a. Analisis terhadap penyusunan anggaran biaya Overhead Pabrik Perusahaan dan penetapan tarifnya.
2 m
b. Analisa perspektif penerapan tarif biaya overhead ABC.
ns
.s
PD
F
w
C w
r w e
a ca t
ABC.
ft.
co
e o !
c. Pembandingan antara penerapan tarif secara tradisional dan
52