BAB III METODOLOGI PENELITAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas berikut langkahlangkah/prosedur umum yang dapat dilakukan menurut Lewin dalam buku yang ditulis oleh Kemmis & and Taggart (1988) yaitu:
a. Perencanaan (Planning) b. Tindakan (Action) c. Pengamatan (Observation) d. Refleksi (Reflection)
Yang perlu diketahui dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini bahwa tahapan pelaksanaan dan pengamatan sesungguhnya dilakukan secara bersamaan. Berikut ini adalah penjelasannya:
a. Perencanaan (Planning) Sebelum kegiatan perencanaan ini dilaksanakan, maka diadakan kegiatan observasi, dan wawancara terhadap guru yang bersangkutan terlebih dahulu sehingga dapat mengetahui kondisi yang sebernarnya, Pada penelitian ini khususunya siswa kelas 3 SD Negeri Kaliwungu 03. Dalam survey ini terlihat beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi kurangnya hasil belajar siswa dalam kegiatan Pembelajaran. Kenyataan yang terjadi pada siswa kelas 3 SD Negeri Kaliwungu 03, kurangnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru khususunya pada mata pelajaran Matematika. Selain itu pembelajaran dengan model konvensional yang selalu di terapkan membuat
35
pembelajaran
36
menjadi tidak menarik. Hal itu tentunya mempengaruhi hasil belajar siswa kurang maksimal. Terbukti pada hasil ulangan harian materi sebelumnya. Dengan adanya beberapa kendala yang mempengaruhi hasil belajar siswa tersebut maka persiapan perencanaan pembelajaran yang akan laksanakan dalam penelitian adalah mencakup hal-hal sebagai berikut: (1) Mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa (2) Mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi guru dan siswa dalam pembelajaran. (3) Merumuskan indikator yang akan dicapai. (4) Merancang
pembelajaran
dengan
penerapan
kolaborasi
model
pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share dan Talking Stick dalam pembelajaran Matematika, melalui penyusunan RPP. (5) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan selama proses pembelajaran (6) Membuat lembar observasi, baik observasi guru maupun
lembar
observasi siswa untuk melihat bagaimana kondisi pembelajaran dikelas. (7) Membuat lembar ulangan harian atau tes untuk melihat hasil belajar siswa.
b. Tindakan (Action)
Kegiatan penelitian akan dilaksanakan dalam 2 Siklus, Siklus 1 di laksanakan dalam 3 kali pertemuan, 2 kali pertemuan dilakukan untuk menyampaikan materi lalu pertemuan berikutnya akan dilakukan flash back dan latihan soal atau tes pada Siklus 1 yang mencakup materi pembelajaran dalam Siklus 1. Dalam Siklus 1, terdapat 1 Kompetensi Dasar yaitu “Mengenal Pecahan Sederhana” dan mencakup 5 indikator. Selanjutnya pada Siklus 2 akan ada 3 kali pertemuan, 2 kali pertemuan menyampaikan materi dan 1 kali pertemuan diakhir memberikan latihan soal dan flash back terhadap materi yang telah di pelajari pada Siklus 2. Pada akhir pembelajaran siswa dan guru bersama-sama memberikan refleksi terhadap proses
37
pembelajaran yang selama ini berlangsung. Dalam Siklus 2 ini terdapat 1 Kompetensi Dasar yaitu “Membandingkan Pecahan Sederhana” Dalam 1 Kompetensi Dasar ini terdapat 2 Indikator. Proses pembelajaran yang berlangsung menggunakan 2x35 menit pada tiap pertemuan atau satu kali tatap muka.Adapun proses tindakan Siklus 1 dan Siklus 2 dilaksanakan berdasarkan perencanaan, yaitu: (1) Melaksanakan Kegiatan Pembelajaran Matematika dengan menerapakan kolaborasi model pembelajaran Think Pair Share dan Talking Stick pada siswa kelas 3 semester 2 sesuai dengan rencana pembelajaran. (2) Melakukan penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran oleh Kepala Sekolah
dan Guru kelas terhadap peneliti yang bertindak langsung
sebagai Guru dengan mengisi lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya. (3) Melakukan kegiatan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran itu selesai.
c. Pengamatan (Observation)
Kegiatan pengamatan ini dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Guru kelas, terhadap Peneliti yang bertindak langsung sebagai Guru kelas dalam melaksanakan kegiatan tersebut, baik dalam Siklus 1 maupun Siklus 2. Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa kegiatan pengamatan atau observasi ini berlangsung secara bersamaan dengan tahap tindakan atau pelaksanaan penelitian. Pengamatan atau observasi ini meliputi kegiatan pengumpulan data seputar kegiatan pembelajaran mulai dari bagaimana proses pembelajaran berlangsung, bagaimana aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, hingga bagaimana aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran. Seorang observer melakukan observasi tentunya dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya.
38
d. Refleksi (Reflection)
Kegiatan refleksi merupakan kegiatan peninjauan kembali terhadap kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung. Refleksi ini dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Guru lain terhadap peneliti yang bertindak langsung sebagai guru kelas yang telah melaksanakan pembelajaran dengan melihat segala aktivitas pembelajaran yang telah diamatinya. Dengan refleksi ini segala kegiatan yang sudah baik dapat di pertahankan dan kegiatan yang masih kurang baik dapat di perbaiki agar dalam pembelajaran berikutnya semua kekurangan yang ada dapat dihilangkan.
3.2 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.2.1 Waktu Penelitian Kegiatan penelitaian akan laksanakan selama 3 bulan yaitu mulai bulan Januari, Februari, Maret, di mulai dari bulan Januari untuk persiapan penelitian berupa survei keadaan sekolah, melakukan wawancara terhadap guru kelas mengenai hambatan yang biasanya di temui dalam proses pembelajaran,
uji
validitas instrumen yang akan di ujikan pada kelas yang diteliti. Penelitian ini akan dilaksanakan dalam 2 Siklus berikut rincian mengenai jadwal pelaksanaan penelitian. Tabel 3.1 Tabel Pelaksanaan Penelitian Siklus 1 Waktu
Keterangan
Senin, 10 Februari 2014
Pertemuan Pertama
Senin, 17 Februari 2014
Pertemuan Kedua
Jum’at, 21 Februari 2014
Pertemuan Ketiga (Tes Siklus 1)
39
Tabel 3.2 Tabel Pelaksanaan Penelitian Siklus 2 Waktu
Keterangan
Sabtu, 22 Februari 2014
Pertemuan Pertama
Senin, 24 Februari 2014
Pertemuan Kedua
Jum’at, 26 Februari 2014
Pertemuan Ketiga (Tes Siklus 2)
Jadi minggu ke 5 bulan Januari segala kegiatan persiapan telah selesai dan di lanjutkan pada Minggu ke 2 di bulan Februari maka kegiatan pelaksanaan penelitian ini di laksanakan hingga Minggu ke 5 di bulan Februari dalam pelaksanaan penelitian ini mencangkup Siklus 1 dan Siklus 2. Selanjutnya pada bulan Maret penulis mulai membuat hasil laporan penelitian. 3.2.2 Tempat Penelitian Kegiatan penelitian bertempat di SD Negeri Kaliwungu 03, Dusun Ropoh, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang. Sekolah ini berada di Dusun Ropoh yang tidak begitu jauh dari pusat kota kecamatan. Kondisi geografis disekitar sekolah berupa dataran rendah dengan ddi kelilingi area persawahan yang luas, dan udara nya pun sejuk. 3.2.3 Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa Kelas 3 SD Negeri Kaliwungu 03, semester genap tahun pelajaran 2013/2014 Dusun Ropoh, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang. Adapun
jumlah siswa kelas 3
sendiri ada 14 siswa, yang terdiri atas 8 siswa laki-laki, dan 6 siswa perempuan, mereka rata-rata berumur antara 8-11 tahun. Menurut Piaget siswa yang berada pada usia 8-11 tahun mereka berada pada tahap operasional konkrit, seperti dalam
40
buku yang dituliskan oleh Budiningsih (2004) Sehingga dalam penyampaian pembelajaran Guru di harapkan menggunakan media pembelajaran konkrit untuk membuat siswa lebih mudah memahami materi yang di sampaikan. Sedangkan latar belakang keluarga mereka sebagaian besar berasal dari Petani dan Pedagang. 3.3 Variabel Penelitian Variabel penelitian tindakan kelas ini di kelas 3 SD Negeri Kaliwungu 03 semester 2 pada mata pelajaran Matematika pokok bahasan “Mengenal Pecahan Sederhana” yaitu: 3.3.1 Variabel Bebas (X) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Penerapan Kolaborasi Model Pembelajaran Think Pair Share dan Talking Stick untuk Meningkatkan Hasil Belajar. Berdasarkan kajian teori dan kajian penelitian yang relevan menyatakan bahwa peran model pembelajaran yang di terapkan di dalam kelas memiliki peranan yang cukup besar pada hasil belajar yang di capai siswa. Sehingga memiliki hubungan yang sangat erat antara materi yang di sampaikan guru kepada siswa dan hasil belajar yang siswa peroleh setelah menerima penjelasan dari guru. Melalui kolaborasi model pembelajaran Think Phair Share dan Talking Stick ini guru dapat mengaplikasikan pada pembelajaran Matematika di kelas. Dengan penerapan model pembelajaran tersebut siswa diharapkan akan lebih memahami materi yang disampaikan guru secara optimal, sehingga hasil belajar siswa akan meningkat. Dengan demikian pembelajaran Matematika dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share dan Talking Stick layak untuk digunakan demi meningkatkan mutu di dalam dunia pendidikan.
41
3.3.2. Variabel Terikat (Y) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Hasil Belajar Siswa Kelas 3 Semester 2 Mata Pelajaran Matematika SD Negeri Kaliwungu 03 Tahun Pelajaran 2013/2014. Dengan diterapkannya variabel bebas berupa penerapan kolaborasi model pembelajaran Think Pair Share dan Talking Stick dalam pelajaran Matematika diharapkan dapat meningkatkan motivasi maupun hasil belajar siswa terhadap materi pembelajaran yang di sampaikan, sehingga siswa yang sebelumnya hanya memahami materi pembelajaran secara singkat sekarang dapat berfikir, membuktikan dan mengidentifikasi materi pembelajaran secara langsung. Dampak akhir dari kegiatan tersebut adalah dapat meningkatkan nilai siswa yang semula masih belum mencapai KKM akan mengalami peningkatan hingga mencapai standar KKM yang diterapkan. 3.4 Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan merapkan 2 Siklus, dalam Siklus 1 ada 3 kali pertemuan dan Siklus dua juga terdapat 3 kali pertemuan. Adapun prosedur penelitian yang dilaksanakan meliputi: Siklus 1. 1. Kegiatan Persiapan A. Guru menentukan indikator yang akan dicapai. B. Guru merencanakan kegiatan yang akan dilaksanakan dengan membuat sebuah RPP C. Menyiapkan perlengkapan pembelajaran sesuai dengan materi terkait dengan media alat dan bahan
42
2. Kegiatan Pelaksanaan
A. Kegiatan Awal
(1) Membuka Pelajaran dengan mengucapkan salam (2) Melakukan Absensi siswa a. Mengabsen siswa dengan cara yang berbeda (di panggil hanya nama panggilannya saja, atau di panggil berdasarkan nomor absennya, agar siswa lebih dapat berkonsentrasi) (3) Memberikan Apresepsi dan Motivasi a. Menggambarkan 3 simbol yang berbentuk kolom di papan tulis, simbol :) : untuk siswa yang dapat mendengarkan dengan baik dan simbol “briliant” untuk siswa yang dapat menjawab pertanyaan yang di berikan dari guru dan yang terakhir adalah simbol untuk siswa yang tidak dapat berkonsentrasi dengan baik.
B. Kegiatan Inti
(1) Memberikan permasalahan terkait dengan materi yang akan di sampaikan (2) Meminta peserta didik untuk berfikir bagaimana cara menyelesaikan permasalahan yang di berikan guru (Secara Individu) (3) Melibatkan peserta didik aktif dalam kegiatan berfikir secara individu a. Meminta siswa untuk meletakkan tangan di atas kepala jika mereka telah menemukan jawabannya b. Guru dapat menanyakan jawaban kepada siswa yang telah meletakkan tangannya diatas kepala (4) Memberikan permasalahan baru untuk siswa terkait materi (5) Meminta siswa berfikir penyelesaian masalah bersama teman satu bangkunya.
43
(6) Setelah siswa selesai berdiskusi dengan teman sebangkunya maka guru menunjuk salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya, dengan memberikan Stick yang telah disiapkan sebelumnya. (7) Memberikan penjelasan kepada siswa terkait materi (menggunakan pemanfaatan media yang optimal) (8) Memberikan kesempatan untuk mempelajari ulang dan membaca materi yang telah di sampaikan oleh guru sebelum guru memberikan soal terkait materi pelajaran kepada siswa (9) Memberikan latihan soal kepada siswa (secara individu) : dalam memberikan soal ini siswa dan guru secara bersama sama bermain pada sebuah permainan yang disebut Talking Stick jadi siswa menggulirkan stick yang berisi soal untuk di jawab ketika sebuah lagu yang mengiringi berhenti. Contoh ketika permainan itu berlangsung tiba-tiba guru mematikan musik ketika stick berada di tangan Akbar maka Akbar lah yang berhak untuk menjawab pertanyaan yang di sampaikan guru pada Stick tersebut. (10) Mencocokan jawaban pada latihan soal
C. Kegiatan Penutup (Kegiatan Akhir)
(1) Menyimpulkan materi pembelajaran. (2) Siswa dan guru melakukan pemantapan (Mengkaitkan apa yang telah mereka pelajari dengan kehidupan seharihari, mengambil pesan moral yang dapat di ambil selama proses pembelajaran berlangsung). (3) Melakukan evalusai akhir pertemuan. Dalam tahap observasi atau pengamatan dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Guru kelas mengenai jalannya proses kegiatan belajar mengajar secara menyeluruh untuk melakukan monitoring pelaksanaan pembelajaran.
44
Pada tahap refleksi peneliti dan observer segera menganalisis pelaksanaan PTK setelah kegiatan belajar mengajar berakhir, sebagai bahan refleksi. Selanjutnya peneliti mengadakan refleksi dalam pelaksanaan pembelajaran dan kekurangan serta hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran, dan bila melalui pengajaran penerapan kolaborasi model pembelajaran Think Pair Share dan Talking Stick tingkat pemahaman siswa dengan hasil belajar siswa yang belum meningkat dalam mata pelajaran Matematika mengenai materi “Mengenal Pecahan Sederhana” di Sekolah Dasar Negeri Kaliwungu 03 tahun pelajaran 2013/2014, yang dapat dilihat dari kriteria pencapaian indikator kinerjanya, maka sebagai tindakan dalam merefleksi dilakukan dalam bentuk tindakan pengulangan (remidi), pemantapan (pengayaan) terhadap proses belajar mengajar selanjutnya sampai pada hasil dan tujuan yang telah dirumuskan berhasil. Siklus 2 Pada siklus 2 pun kegiatan pembelajaran akan dilakukan sama seperti pada siklus 1 dengan menggunakan kolaborasi model pembelajaran yang sama dengan siklus 1 hanya saja waktu pelaksanaan akan disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia di SD kemungkinan pembelajaran dilakukan kurang dari 3 kali pertemuan. Siklus 2 merupakan penyempurnaan dari kelemahan dan kekurangan pada siklus sebelumnya.
3.5 Data dan Cara Pengumpulannya
Secara umum data dapat diartikan sebagai suatu fakta yang dapat digambarkan dengan angka, simbol, kode dan lain-lain (Umar, 2001 :6) dalam buku yang di tulis oleh (Widoyoko, 2012). Jadi angka yang diperoleh dapat diolah sebagai catatan penelitian, dan dari data tersebut dapat kita peroleh fakta yang sebenarnya.
45
3.5.1 Jenis Data Berdasarkan Jenisnya data dapat di bagi menjadi 2 yaitu : a. Data Kualitatif Data kualitatif merupakan data yang menunjukkan kualitas atau mutu sesuatu yang ada, baik keadaan, proses, peristiwa/kejadian dan lainnya yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan atau berupa kata-kata. (Widoyoko, 2012). b. Data Kuantitatif Data kuantitatif merupakan data yang berwujud angka-angka sebagai hasil observasi atau pengukuran. (Widoyoko, 2012). 3.5.2
Sumber Data Data yang di butuhkan dalam penelitian dapat dikumpulkan atau diperoleh
dari berbagai sumber data. Sumber data yang di dapat yaitu dari Siswa, Mahasiswa, Guru Kelas dan Kepala Sekolah. a) Siswa : Individu yang dijadikan subjek penelitian. b) Mahasiswa : Individu yang berperan sebagai guru kelas pada kegiatan penelitian atau melaksanakan penelitan, (Peneliti) c) Guru Kelas dan Kepala Sekolah : Individu yang melakukan pengamatan pada proses pembelajaran yang berlangsung dengan mengisi lembar observasi guru dan siswa.
46
3.5.3 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas 3 dalam mata pelajaran Matematika di Sekolah Dasar Negeri Kaliwungu 03, Menggunakan Penerapan Kolaborasi Model Pembelajaran Think Pair Share dan Talking Stick adalah: a. Observasi “Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan
pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari
dekat kegiatan yang dilakukan” (Riduan, 2004). Dalam menggunakan teknik observasi salah satu cara yang efektif adalah melengkapi dengan blangko pengamat sebagai instrument. Teknik ini digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran yang diterapkan guru dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan kolaborasi model pembelajaran Think Pair Share dan Talking Stick. Lembar observasi ini akan di lampirkan pada bagian lampiran. Selain itu Observasi juga dilakukan peneliti sebelum proses pelaksanaan penelitian dilakukan, untuk mengetahui bagaimanakah keadaan yang sebenarnya terjadi di dalam kelas. b. Wawancara Wawancara merupakan suatu proses tanya jawab atau dialog secara lisan antara pewawancara (interviewer) dengan responden atau orang yang di interview dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Wawancara ini dilakukan oleh peneliti kepada guru kelas untuk mengetahui bagaimana latar belakang siswa dan bagaimana proses pembelajaran berlangsung. Adapun transkrip wawancara di lampirkan pada bagian lampiran.
47
b. Tes “Tes merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung yaitu melalui respons seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan” hal ini di ungkapkan oleh Djemari dalam sebuah buku yang di tulis oleh (Widoyoko, 2012), atau bisa di katakan bahwa tes merupakan kumpulan pertanyaan yang harus di jawab sesuai dengan apa yang kita tahu. Dalam tes ini yang digunakan adalah tes tertulis yang berbentuk tes pilihan ganda dan tes uraian. “Tes pilihan ganda adalah tes dimana setiap butir soalnya memiliki jumlah alternatif jawaban lebih dari satu”. (Widoyoko, 2012). Sedangkan Tes uraian adalah butir soal yang mengandung pertanyaan atau tugas yang jawaban atau pengerjaan soal tersebut harus dilakukan dengan cara mengekspresikan pikiran peserta tes (Asmawi Zaenul dan Noehi Nasution (2005:37) dalam buku yang di tulis oleh (Widoyoko, 2012). Namun dalam penelitian kali ini peneliti akan menggunakan tes pilihan ganda ini dan di jadikan sebagai instrument pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas 3 dalam mata pelajaran Matematika di Sekolah Dasar Negeri Kaliwungu 03 dengan menggunakan kolaborasi model pembelajaran Think Pair Share dan Talking Stick. Soal test yang diberikan adalah soal test tertulis yang berbentuk pilihan ganda
digunakan
untuk
mengetahui
tingkat
pemahaman
siswa
dalam
pembelajaran yang dapat terlihat melalui hasil yang diperoleh. Tes ini diberikan dalam 2 siklus tes siklus 1 diberikan setelah 2 kali pembelajaran pada siklus 1 dan tes siklus 2 di berikan setelah 2 kali pembelajaran pada siklus 2 . Sehingga dari hasil tes ini dapat di ketahui apakah setelah di terapkannya kolaborasi model pembelajaran Think Pair Share dan Talking Stick ini hasil belajar siswa akan meningkat. Soal dan Kunci jawaban akan di lampirkan pada bagian lampiran. Adapun kisi-kisi soal tes adalah sebagai berikut :
48
Tabel 3.3 Kisi-kisi soal siklus 1 dan siklus 2 Mata Pelajaran Matematika SD kelas 3 Semester 2 “Pecahan Sederhana” a. No
KD 1. Mengenal Pecahan Sederhana Indikator
Nomor Soal
1
-
Membuktikan Pecahan
2
-
Menulis lambang pecahan
6, 8, 9, 14
3
-
Menyajikan gambar dengan menuliskan pecahannya
2, 3, 5,
4
-
Membilang pecahan dengan kata-kata 1, 7, 26, 27, 29
5
-
Membedakan pembilang dan penyebut
b.
KD 2. Membandingkan pecahan Sederhana No
1
-
2
-
,
,
, 10, 13, 18, 25, 26
4, 28
Indikator
Nomor soal
Membandingkan pecahan dengan mengisikan tanda kurang dari, lebih dari dan sama dengan menggunakan garis bilangan Membandingkan pecahan dengan dengan cara lain atau di kalikan
12, 15, 19, 21, 24, 30 11, 16, 17, 20, 22
49
Siklus 1
: 1 KD (Mengenal Pecahan Sederhana) dengan 5 Indikator
Siklus 2
: 1 KD (Membandingkan Pecahan Sederhana) dengan 2 Indikator
3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrument Tes Untuk mengetahui tingkat kevalitan soal yang akan di ujikan kepada siswa, maka sebelum dibagikan kepada siswa , terlebih dahulu soal evaluasi tertulis diuji coba sehingga diperoleh butir soal yang valid. Uji coba ini dilakukan di sekolah dan kelas yang berbeda namun pada karakteristik siswa yang sama. Validitas berhubungan dengan kemampuan untuk mengukur secara tepat sesuatu yang ingin diukur menunjukkan sejauh mana alat ukur itu mengukur apa yang diinginkan diukur (Purwanto, 2010). Sehingga dikatakan valid apabila instrumen yang mengukur dengan tepat keadaan yang ingin diukur. Adapun reliabilitas dapat diartikan sebagai kepercayaan yang berhubungan dengan ketepatan dan konsistensi. Instrumen dikatakan reliabel apabila memberikan hasil pengukuran yang relatif konsisten. (Purwanto, 2010). Tingkat validitas suatu instrument dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan setiap skor pada butir instrument dengan total skor setelah dikurangi skor butirnya sendiri. Berikut disajikan hasil validitas pada tabel dibawah ini : Tabel 3.4 Hasil Validitas Instrumen Soal Nomor Soal
Kondisi
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 15, Valid 16, 17, 19, 20, 22, 24, 26, 27, 28 13, 14, 18, 21, 23, 25, 29, 30
Tidak Valid
50
Untuk menguji reliabilitas instrument biasanya menggunakan batasan 0,6. Menurut Sekaran dalam buku yang di tulis oleh (Priyatno, 2010) bahwa reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat di terima dan diatas 0,8 adalah baik. Berikut disajikan hasil reliabilitas pada tabel di bawah ini Tabel 3.5 Tabel Reliabilitas Instrumen Tes
Cronbach's Alpha
N of Items
.918
30
Adapun langkah-langkah Uji validitas dilakukan oleh bantuan SPSS 16 for Windows. Menurut Ashari,S.E & Dr. Purboyo Budi Santosa, M.S, (2007) analisis validitas dan reabilitas menggunakan SPSS 16 for windows dilakukan dengan urutan langkah : 1. Membuka program 2. Memasukkan data 3. Mengolah data Untuk menganalisis data dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : a. Klik Menu Analyze dalam toolbar, pilih menu scale kemudian klik Realibility Analysis b. Muncul kotak dialog Reliability Analysis c. Masukan semua variabel ke dalam kotak items yang ada di sebelah kanan d. Pada bagian model, biarkan pada Alpha e. Klik tombol Statistic, hingga pada layar muncul kotak dialog Reliability Analysis : Statistics
51
Pengisian kotak dialog : pada bagian Descriptive for, pilih Scale if item delected. Abaikan yang lain, dan tekan tombol Continue untuk kembali ke kontak dialog sebelumnya. f. Tekan OK 4. Menganalisis Output Untuk mengetahui besarnya indeks korelasi antara skor butir dengan skor total dapat dilihat pada output Item Total Statistics pada kolom Corrected Item Total Correlation. 3.7 Tingkat kesukaran soal Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut tergolong mudah atau sukar. Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukan sukar atau mudahnya sesuatu soal. (Arikunto , 2010). Tingkat kesukaran soal juga dapat dilihat dari banyaknya jumlah siswa yang menjawab benar terhadap butir soal tersebut. Semakin banyak siswa yang menajwab benar maka semakin rendah tingkat kesukaran soalnya. Berikut adalah daftar soal berdasarkan tingkat kesukarannya:
Tabel 3.6 Tabel Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus 1 Tingkat Kesukaran
Nomor Item
Jumlah
Mudah
1, 4, 6, 7, 8, 9
6
Sedang
10, 5, 2
3
Sukar
3,
1
52
Tabel 3.7 Tabel Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus 2 Tingkat Kesukaran
Nomor Item
Jumlah
Mudah
5, 6, 2
3
Sedang
1, 4
2
Sukar
3, 7, 8, 9, 10
5
3.8 Indikator Kinerja Dengan melihat latar belakang permasalahan dan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka dipergunakan indikator sebagai berikut: 1.
≥ 80 % dari jumlah keseluruhan kegiatan Pembelajaran Matematika dengan menerapkan model pembelajaran Kolaborasi Think Pair Share dan Talking Stick dapat dilaksanakan guru minimal dengan kategori baik.
2.
Ketuntasan belajar siswa, peneliti memberi target 80% dari jumlah siswa memperoleh nilai di atas 63.
3.9 Teknik Analis Data Teknik análisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Ketuntasan dan Analisis Dekriptif Komparatif. Analisis ketuntasan dapat dilihat dengan hasil evaluasi pembelajaran yang diperoleh pada tiap siklus nya. Dan Analisis Komparatif digunakan untuk mengetahui perbandingan hasil belajar pra siklus, siklus 1 dan siklus 2.
Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif berupa hasil belajar siklus 1 dan siklus 2 dengan cara persentase yaitu dengan menghitung
53
peningkatan ketuntasan belajar siswa secara individual jika siswa tersebut mampu mencapai skor minimal 63 dan ketuntasan klasikal, jika siswa yang memperoleh nilai >63 ini jumahnya mencapai 80% dari jumlah seluruh siswa dan masingmasing dihitung dengan menggunakan rumus: Analisis tersebut dilakukan dengan menghitung ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal dengan rumus sebagai berikut: Ketuntasan individual =
Ketuntasan klasikal
=
Jumlah nilai x 100% Jumlah nilai maksimal
Jumlah siswa yang tuntas belajar Jumlah seluruh siswa
x 100%