26
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada tahun 2015 dengan objek penelitian yaitu Good Corporate Governance, Corporate Social Responsibility dan kinerja perusahaan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) / Indonesia Stock Exchange (IDX) untuk dijadikan subjek penelitian dengan cara mengunduh data dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id. Periode pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah jangka waktu 5 tahun yaitu meliputi data perusahaan tahun 2010 – 2014. B. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kausal yang merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2007 : 11). Penelitian kausal ini merupakan penelitian untuk mengetahui pengaruh antara satu atau lebih variabel bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Good Corporate Governance (GCG) dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap kinerja perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
C. Definisi dan Operasional Variabel 1. Variabel Dependen Variable dependen adalah tipe variable yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variable lain (variable independent). Variable yang digunakan sebagai variable dependen dalam penelitian ini adalah Kinerja Perusahaan. Kinerja Perusahaan Kinerja perusahaan yang merupakan penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba (Sucipto, 2003). Menurut Febryani dan Zulfadin (2003) dalam Cornelius (2006) kinerja perusahaan merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimana pun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Kinerja perusahaan adalah kemampuan perusahaan dalam menjelaskan operasionalnya (Payatma, 2001), dalam penelitian ini kinerja perusahaan diukur dengan menggunakan Return On Asset (ROA) sebagai ukuran kinerja operasional perusahaan (Klapper dan Love, 2002). Peneliti menyesuaikan rumus tersebut dengan kondisi transaksi keuangan perusahaan-perusahaan pertambangan di Indonesia. Dengan demikian, ROA dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: ROA :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
2. Variabel Independen Variabel bebas (independent variabel) adalah tipe variable yang menjelaskan atau mempengaruhi variable yang lain. variable independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Corporate Social Responsibility (CSR) dan Good Corporate Governance (GCG). a. Corporate Social Responsibility (CSR) Pengungkapan Corporate Social Responsibility adalah data yang diungkapkan perusahaan berkaitan dengan aktivitas sosial yang dilakukan perusahaan (Hackston dan Milne, 1996). Sedangkan menurut Sembiring, 2006 pengungkapan Corporate Social Responsibility adalah proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan. Tingkat pengungkapan CSR pada laporan tahunan perusahaan yang akan dinilai dengan membandingkan dengan jumlah pengukapan. Checklist dilakukan dengan melihat pengukapan tanggung jawab sosial perusahaan berdasarkan pedoman Global Reporting Initiative (GRI) G3.1 di dalamnya terkandung 84 indikator yang meliputi tema: economic, environment, labour practices & decent work, human rights, society, dan product responsibility. Pada dasarnya untuk menghitung CSR dapat menggunakan pendekatan yang hanya menggunakan dua pilihan/dikotomi yaitu setiap item CSR dalam instrument penelitian diberi nilai 0 jika tidak diungkapkan, dan nilai 1 jika diungkapkan (Hanafi et al, 2005 dalam
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
Sayekti dan Wondabio, 2007). Perhitungan Index Luas Pengungkapan CSR (CSDI) dirumuskan sebagai berikut (Sembiring, 2005) :
CSDI
=
b. Good Corporate Governance (GCG) Menurut Ishaaq zangina, 2009 corporate governance diproksikan melalui tiga variabel yaitu : 1. Ukuran Dewan Direksi (Board size) Ukuran dewan direksi disini merupakan jumlah anggota dewan direksi dalam perusahaan, yang ditetapkan dalam jumlah satuan.( Isshaq Zangina, 2009), diformulasikan sebagai berikut : BdSize = Jumlah Anggota Dewan 2. Dewan Independen (Board Independence) Dewan independen diukur melalui perbandingan antara jumlah dewan komisaris independen dibandingkan dengan jumlah komisaris dalam perusahaan, dinyatakan dalam bentuk satuan. (Isshaq Zangina, 2009), diformulasikan sebagai berikut :
Dewan Independen =
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
3. Intensitas Dewan (Board Intensity) Diukur dengan menggunakan perhitungan jumlah kehadiran rapat dewan dalam perusahaan, dinyatakan dalam bentuk kali pertemuan.( Isshaq Zangina, 2009), diformulasikan sebagai berikut: Mettings = jumlah kehadiran rapat dewan perusahaan D. Pengukuran Variabel Tabel 3.1 Ringkasan Skala Pengukuran Variabel
No
Variabel
Jenis Variabel
1
Dependen 1
Kinerja Perusahaan
2
Independen 1
Corporate Social Responsibility
3
Independen 2
Ukuran Dewan Direksi
Pengukuran ROA : CSRIj
Skala Rasio
=
Rasio
BdSize = Jumlah Anggota Dewan
Rasio
Dewan Independen = 4 5
Independen 3 Independen 4
Dewan Independen Intensitas Dewan
Rasio Mettings = jumlah kehadiran rapat dewan perusahaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Rasio
31
E. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti karena itu dipandang sebagai sebuah semesta penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010 - 2014 dan menerbitkan laporannya dalam www.idx.co.id. Alasan memilih perusahaan pertambangan untuk penelitian ini karena perusahaan pertambangan dianggap memiliki kontribusi cukup besar dalam masalah-masalah
polusi,
limbah,
keamanan
produk,
dan
tenaga
kerja
dibandingkan perusahaan lainnya. 2. Sampel Penelitian Penyeleksian sampel penelitian menggunakan teknik purposive sampling (teknik pemilihan sampel bertujuan). Tujuan penggunaan teknik purposive sampling adalah agar diperoleh sampel yang mampu mewakili populasi sesuai dengan kriteria yang ditentukan (sekaran,2006). Beberapa kriteria yang diambil dalam menentukan perusahaan-perusahaan yang akan dipilih sebagai sampel adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang masuk kedalam sektor pertambangan tahun 2010 – 2014,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
2. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangan dalam bentuk mata uang rupiah dari tahun 2010 – 2014, 3. Perusahaan pertambangan yang mempublikasikan laporan keuangan tahunan (annual report) secara konsisten selama periode penelitian, 4. Perusahaan pertambangan yang memiliki data lengkap terkait dengan penelitian. F. Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan tahunan (annual report) perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2010 - 2014. Teknik Pengumpulan data melalui metode dokumentasi laporan keuangan dan annual report perusahaan pertambangan go public. Data tersebut diperoleh melalui situs BEI www.idx.co.id dan website perusahaan. G. Metode Analisis Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi ganda. Analisis regresi berganda merupakan suatu analisis untuk mengetahui hubungan pengaruh antara suatu variabel terhadap variabel lainnya dimana terdapat lebih dari suatu variabel independen yang mempengaruhi suatu variabel dependen. Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis tersebut, sehingga dapat diketahui pengaruh Good Corporate Governance (GCG) dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
pengungkapan
Corporate
Social
Responsibility
(CSR)
terhadap
kinerja
perusahaan. Adapun analisis statistic yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Statistik Deskriptif Statistik deskritif digunakan untuk mengetahui tingkat good corporate governance, pengungkapan corporate sosial responsibility dan kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Pengukuran yang digunakan adalah mean, standar deviasi, maximum, minimum. Pengujian ini dilakukan untuk mempermudah memahami variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian. 2. Uji Asumsi Klasik Dalam penelitian ini digunakan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik merupakan prasyarat analisis regresi berganda. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi : a. Uji Normalitas Uji normalisasi bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi, variable dependen dan variable independen mempunyai distribusi yang normal atau tidak. Model regresi yang baik itu adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2009). Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Uji normalitas yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan analisis statistic Kolmogrov-Smirnov Goodness of Fit Test. Uji normalitas ini dilakukan dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
menemukan perbedaan terbesar (nilai absolute) antara dua fungsi kumulatif, yaitu distribusi yang berasal dari data dan distribusi secara teori matematika. Alat yang digunakan dalam uji moralitas dalam penelitian ini dengan menggunakan One Sample Kolmogrov-Smirnov Test. Pengambilan sampel keputusan mengenai normalitas adalah :
Jika p < 0,05 maka distribusi data tidak normal
Jika p > 0,05 maka distibusi data normal b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variancer Inflation Factor) dan nilai tolerance yang dihasilkan melalui pengolahan data dengan SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah apabila nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,10 maka tidak terjadi multikolinearitas. c. Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode tertentu dengan kesalahan pada periode sebelumnya. Menurut Priyatno (2010:71) prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi pada model regresi. Metode pengujian
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
yang digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson (uji D-W) dengan ketentuan sebagai berikut: (1) Jika d lebih kecil dari dl atau lebih besar dari (4-dl), maka hipotesis nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi; (2) Jika du < d < 4-du maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi. d. Uji Heteroskedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedatisitas dan jika beda disebut heterokestisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2009). Uji statistik yang digunakan adalah uji Glejser supaya hasil yang diperoleh akurat. Uji Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolute residual terhadap variabel independen (Ghozali, 2009). Jika dari uji Glejser didapat bahwa tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai absolute Ut (AbsUt) dan profitabilitas signifikansi di atas tingkat kepercayan 5 persen maka dapat diambil kesimpulan model regresi tersebut tidak mengandung heteroskedastitas. 3. Uji Hipotesis Untuk menguji signifikansi dari suatu hipotesis perlu menggunakan analisa regresi linnier berganda, koefisien determinasi (R2), uji F, uji T.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
a. Uji Analisis Regresi Linnier Berganda Penelitian ini menguji hipotesis- hipotesis dengan menggunakan metode analisis regresi berganda (multiple regression). Model regresi berganda menghubungkan satu variabel dependen dengan beberapa variabel independen dalam suatu model preditif tungga. Hipotesis digunakan untuk memprediksi seberapa besarnya pengaruh variable terikat (Dependent Variable) dengan menggunakan variable bebas (Independent Variable). Persamaan regresi berganda adalah : Y = ɑ + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 e Keterangan: Y
= Kinerja Perusahaan
ɑ
= Konstanta
β1,β2,β3,β3
= Koefisien regresi
X1
= CSR
X2
= Ukuran Dewan Direksi
X3
= Dewan Independen
X4
= Intensitas Dewan
e
= error term (variabel penggangu)
b. Uji Koefisien Determinasi (R²) Koefisien determinasi merupakan koefisien yang akan menjelaskan perubahan yang terjadi pada variable yang terkait, sedangkan sisanya berarti dijelaskan oleh faktor –faktor lain. Nilai R2 digunakan untuk mengukur tingkat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
kemampuan model dalam menerangkan variabel independen, tapi karena R2 mengandung kelemahan mendasar, yaitu adanya bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukan ke dalam model, maka dalam penelitian ini menggunakan adjusted R2 berkisar antara 0 dan 1. Jika nilai adjusted R2 semakin mendekati 1 maka semakin baik kemampuan model tersebut dalam menjelaskan variabel dependen. c. Uji Simultan (Uji Stastitik F) Uji F digunakan untuk menguji hubungan regresi secara simultan dari variabel dependen yang bertujuan apakah secara bersama-sama seluruh variabel independen terdapat berpengaruh yang signifikan terhadapat variabel dependen. Uji kesesuaian model digunakan untuk menganalisa pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen dengan tingkat signifikansi yang telah ditentukan sebesar 5%. Apabila tingkat signifikansi uji F lebih kecil dari 5%, maka terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Jika tingkat signifikansi uji F lebih besar dari 5%, maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen. d. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji T) Uji hipotesis dilakukan dengan uji t. Pengujian ini pada dasarnya menunjukan seberapa jauh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2012). Apabila t hitung yang diperoleh lebih besar dari t table berarti t hitung signifikan yang berarti hipotesis diterima.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
Sebaliknya apabila t hitung yang diperoleh lebih kecil dari t table maka berarti hipotesis ditolak. Pengujian ini dilakukan menggunakan significance level 0,05% (ɑ=5%). Penerimaan dan penolakan hipotesis dapat dilihat dari masing-masing variabel. Apabila nilai t > 0,05 maka hipotesis ditolak dan sebaliknya apabila t < 0,05 maka hipotesis diterima (Ghozali, 2012).
http://digilib.mercubuana.ac.id/