BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Objek dan Tempat Penelitian Penelitian difokuskan pada pelaku usaha agroindustri akar wangi binaan
Chevron Geothermal Indonesia, Ltd. yang terletak di tiga desa di Kecamatan Samarang yaitu Desa Sukakarya, Desa Cisarua, dan Desa Sukalaksana. Selain itu, penelitian juga dilakukan di Chevron Geothermal Indonesia, Ltd. yang bertempat di Jl. Patriot No. 66 Garut 44151. Kemudian penelitian juga dilakukan pada Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) PUPUK Garut. Objek yang diteliti adalah Dampak Pelaksanaan Program Corporate Social Responsibility (CSR) Chevron Geothermal Indonesia, Ltd. Pada Program Local Economic Development (LED) Terhadap Perkembangan Agroindustri Akar Wangi. Pemilihan
lokasi
dilakukan
secara
sengaja
(purposive)
dengan
pertimbangan bahwa Chevron Getohermal Indonesia, Ltd. merupakan perusahaan swasta yang telah dianggap berhasil melakukan program CSR di bidang pemberdayaan ekonomi masyarakat. Selain itu, Chevron Geothermal Indonesia, Ltd. berlokasi di Kabupaten Garut, salah satu kawasan sentra agroindustri usaha kecil dan menengah (UKM) Akar Wangi di Jawa Barat.
3.2
Desain dan Teknik Penelitian Desain penelitian yang dilakukan pada penelitian ini yaitu kualitatif.
Penelitian kualitatif yaitu metode-metode penelitian untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap 48
49
berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan (Creswell, 2009).
Menurut
Sugiyono (2007) menyatakan bahwa penelitian metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Teknik penelitian yang digunakan adalah Studi Kasus (Case Study). Menurut Creswell (2009) studi kasus merupakan strategi penelitian di mana di dalamnya peneliti menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok individu. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan peneliti mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan. Studi kasus merupakan suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci, dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga, atau gejala tertentu. Ditinjau dari wilayahnya, maka studi kasus hanya meliputi daerah atau subjek yang sangat sempit (Arikunto, 2006).
3.3
Data/Informasi yang Diperlukan (Operasionalisasi Variabel) Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Berdasarkan kerangka pemikiran, maka variabel-variabel yang akan digunakan pada penelitian akan dijabarkan pada tabel di bawah ini.
50
Tabel 6. Operasionalisasi Variabel Konsep
Dimensi
Pelaksanaan Pemberian CSR pada modal Program LED
Variabel
Jenis pemberian modal Mekanisme pemberian modal dari masing-masing jenis modal Tingkat penyaluran modal di subsektor industri Pembinaan/ Mekanisme pelatihan pelatihan yang diterapkan Jenis kegiatan pelatihan Pelaksanaan kegiatan pelatihan selama ini Pendampingan Kelompok peserta usaha pendampingan Mekanisme pendampingan Jenis pendampingan Pelaksanaan pendampingan selama ini Pemasaran Lokasi penjualan Cara pembayaran Promosi Dampak Agroindustri- Penyediaan bahan Pelaksanaan alisasi baku CSR Pada Program LED Terhadap Tenaga kerja Perkembangan Agroindustri Akar Wangi Kelembagaan
Indikator
Macam Data Primer
Langsung dan tidak langsung
Primer
Lancar/tidak lancar
Primer
Bertahap
Primer
Belajar bersama
Primer
Efektif dan Efisien
Primer
Mudah diatur
Primer
Terstuktur
Primer Primer
Efektif/efisien
Primer
Tersebar Kredit/cash Tepat sasaran Sumber bahan baku Cara mendapatkan bahan baku Cara pembayaran Kriteria bahan baku Sumber tenaga kerja Kriteria Tenag Kerja Upah tenaga kerja Tingkat penyerapan/jumlah tenaga kerja Kelembagaan Formal Kelembagaan Informal Hubungannya dengan kelembagaan yang diikuti tersebut
Primer Primer Primer Primer Primer Primer Primer Primer Primer Primer Primer
Primer
Primer Primer
51
Tabel 6. Operasionalisasi Variabel (Lanjutan) Konsep
Dimensi
Dampak AgroindustriPelaksanaan alisasi CSR Pada Program LED Terhadap Perkembangan Agroindustri Akar Wangi
Variabel
Indikator
Kelembagaa n
Aturan kelembagan/organisasi Perubahan kelembagaan Keefektifan kelembagaan/keorganisasi an Jenis produk yang dihasilkan Jumlah produk yang dihasilkan Sifat produk Harga produk Jumlah mesin yang digunakan Alat/mesin modern Alat/mesin tradisional Kualitas mesin/alat yang digunakan Harga mesin/alat Waktu proses produksi Kegiatan yg diperlukan Langkah-langkah Hasil Kesulitan Luas daerah Sentra produksi akar wangi Sentra kerajinan akar wangi Jangkaun pasar Tujuan pasar Jangkaun pasar Sifat Pasar Jumlah biaya
Diversifikasi Produk
Teknologi
Pewilayahan
Struktur Pasar
Pendapatan Pelaku Usaha Agroindustri Akar Wangi
Pendapatan
Biaya produksi Penerimaan Pendapatan RC Ratio
Jumlah penerimaan Jumlah pendapatan
Macam Data Primer Primer Primer
Primer Primer Primer Primer Primer Primer Primer Primer Primer Primer Primer Primer Primer Primer Sekunder Primer Primer Primer Primer Primer Primer Primer Primer Primer Primer
52
3.4
Sumber Data/Informasi dan Cara Menentukannya Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis data, yaitu
data primer dan data sekunder dengan rincian sebagi berikut : 1. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada para responden dan informan. Dalam penelitian ini data primer berasal dari : 1) Responden pelaku usaha agroindustri akar wangi binaan CSR Chevron Geothermal Indonesia, Ltd. 2) Pihak CSR Chevron Geothermal Indonesia, Ltd. (Divisi Public Relation). 3) Pihak pelaksana program oleh LSM PUPUK (Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil) Garut. Dalam penelitian, responden adalah orang yang diminta memberikan keterangan tentang suatu fakta atau pendapat. Keterangan tersebut dapat disampaikan berupa tulisan (mengisi angket) atau lisan (wawancara). Informan adalah orang yang memberikan informasi. 2. Data sekunder diperoleh dari buku-buku yang relevan, penelusuran internet, laporan Hupmas Chevron Geothermal Indonesia Ltd, PUPUK dan dari berbagai stakeholder yang terlibat dalam program ini dan tentunya yang berkaitan dengan penelitian ini. Cara penentuan informan dan responden dalam penelitian ini yaitu : 1. Chevron Geothermal Indonesia, Ltd. a. Staf CSR (divisi PR) Chevron Geothermal Indonesia, Ltd. pada program Local Economic Development (LED) – I orang.
53
2. LSM PUPUK Garut a. Direktur PUPUK – 1 orang. b. Koordinator lapangan PUPUK di Kecamatan Samarang – 1 orang. c. Koordinator lapangan PUPUK di Kecamatan Pasirwangi – 1 orang. 3. Pelaku usaha agroindustri akar wangi binaan CSR Chevron Geothermal Indonesia, Ltd. a. Budidaya Akar Wangi di Desa Cisarua: Pemilik Usaha = 1 orang; Pekerja = 2 orang. b. Tenun Akar Wang di Desa Sukakarya: Pemilik Usaha = 1 orang; pekerja = 2 orang. c. Kerajinan Akar Wangi di Desa Sukakalaksana: Pemilik Usaha = 1 orang; pekerja = 2 orang.
3.5
Teknik Pengumpulan Data/Informasi Teknik pengumpulan data yang dilakukan, yaitu :
1. Observasi Teknik observasi yaitu suatu cara untuk memperoleh data atau informasi dengan melakukan pengamatan secara langsung. Observasi digunakan apabila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2007). 2. Wawancara Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
54
harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. teknik pwngumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyainan pribadi (Sugiyono, 2007). Melalui wawancara ini, maka dapat diketahui hal-hal yang lebih mendalam mengenai situasi dan fenomena yang terjadi. Menurut Arikunto (1998) wawancara yaitu teknik pengumpulan data, keterangan dan informasi melalui tanya jawab dengan responden berdasarkan kuisioner sebagai alat bantu. 3. Kuesioner Kuesioner mrupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2007. )Teknik pengumpulan data dengan kuesioner ini dilakukan dengan membuat secara tertulis daftar pertanyaan yang dibutuhkan oleh peneliti dari responden. Kuesioner yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk mengumpulkan informasi atau data dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang dia ketahui (Arikunto, 1998). Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah proses penganalisisan data karena pertanyaan yang diajukan kepada responden sama. 4. Studi kepustakaan atau studi dokumentasi Catatan/dokumen organisasi merupakan bukti unik dalam studi kasus yang tidak ditemui dalam wawancara dan pengamatan.
Informasi yang terkait
55
dengan penelitian digunakan sebagai bahan penunjang dari masalah yang diteliti. Sumber data dapat berupa laporan, catatan administrasi, agenda, atau dokumen lain yang relevan. Selain itu juga studi pustaka dari berbagai literatur yang berkaitan dengan pembahasan penelitian.
3.6
Rancangan dan Analisis Data
3.6.1 Program CSR Chevron Geothermal Indonesia, Ltd. Untuk menjawab idenitifikasi masalah yang pertama mengenai dampak pelaksanaan
program
Corporate
Social
Responsibility
(CSR)
Chevron
Geothermal Indonesia, Ltd. maka akan di analisis secara dekriptif. Analisis deskriptif bertujuan untuk mengubah kumpulan data mentah menjadi bentuk yang mudah dipahami, dalam bentuk informasi yang lebih ringkas. Tujuannya agar peneliti sebagai pengguna mudah memperoleh deskripsi atau gambaran jika hasil informasi diubah menjadi analisis deskriptif (Istijanto, 2005). Metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilaksanakan dengan cara mengumpulkan, menyajikan, dan menganalisis data perusahaan berdasarkan fakta yang ada, atau suatu metode yang bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu (Umar, 2011.) Program CSR Chevron Geothermal Indonesia, Ltd. akan dideskripsikan menjadi beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut : 1. Pemberian modal. Kegiatan ini adalah kegiatan pemberian bantuan modal bagi pelaku usaha agroindustri akar wangi sebagai pelaku usaha binaan
56
untuk meningkatkan produksi dari segi kuantitasnya. Pemberian modal meliputi kegiatan jenis pemberian modal, mekanisme pemberian modal, tingkat pemberian modal dan lain sebagainya. 2. Pembinaan/Pelatihan. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak PUPUK sebagai mitra kerjasama CSR Chevron Geothermal Indonesia, Ltd. dalam proram Local Economic Development (LED) kepada pelaku usaha agroindustri akar wangi sebagai binaan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berwirausaha (kualitas). Variabel ini akan menggambarkan mekanisme pembinaan yang diterapkan kepada pengusaha mitra binaan dan jenis kegiatannya. 3. Pendampingan berwirausaha. Kegiatan ini adalah kegiatan pendampingan pelaku usaha agroindustri akar wangi dari segi teknik produksi. Pendampingan
akan
dilihat
pelaku
usaha
sasaran,
mekanisme
pendampingan, dan jenis pendampingan. 4. Pemasaran produk. Kegiatan ini merupakan bentuk upaya Chevron Geothermal Indonesia, Ltd. terhadap mitra binaan sebagai salah satu kegiatan pemberdayaan ekonomi melalui perluasan jangkauan pemasaran 3.6.2 Perkembangan Agroindustri Untuk
menjawab
identifikasi
masalah
yang
kedua
mengenai
perkembangan agroindustri akar wangi di Kecamatan Samarang maka akan dianalisis secara deskriptif menggunakan Teori Agroindustrialisasi Wilkinson, yaitu:
57
1. Pertumbuhan
perusahaan
agroindustri.
Pertumbuhan
perusahaan
agroindustri Pada pertumbuhan perusahaan agroindustri aspek yang dikaji diantaranya modal, pengadaan bahan baku, dan tenaga kerja. Untuk penjelasannya yaitu : a. Pengadaan bahan baku. Analisis pengadaan bahan baku untuk agroindustri akar
wangi
meliputi sumber
bahan
baku,
cara
mendapatkan bahan baku, cara pembayaran bahan baku, dan kriteria bahan baku. b. Proses produksi. Analisis proses produksi untuk agroindustri akar wangi meliputi waktu per proses produksi, kegiatan-kegiatan yang diperlukan dalam proses produksi tersebut, langkah-langkah proses produksi, hasil produk per proses produksi, dan kesulitan dalam proses produksi. c. Tenaga kerja. Analisis tenaga kerja untuk agroindustri akar wangi meliputi sumber tenaga kerja, kriteria tenaga kerja, upah tenaga kerja, tingkat penyerapan/jumlah tenaga kerja. 2. Perubahan kelembagaan/keorganisasian perusahaan agroindustri. Pada Perubahan kelembagaan/keorganisasian perusahaan agroindustri aspek yang
dikaji
diantaraya
kelembagaan/keorganisasian.
Perubahan
kelembagaan akan dianalisis mengenai kelembagaan formal, kelembagaan informal, hubungannya dengan kelembagaan yang diikuti, aturan kelembagaan, perubahan kelembagaan, dan keefektifan kelembagaan.
58
3. Perubahan di seluruh sektor pertanian. Perubahan di seluruh sektor pertanian Aspek yang akan dikaji diantaranya diversifikasi produk, teknologi, pewilayahan,dan struktur pasar. Untuk penjelasannya yaitu : a. Diversifikasi produk. Untuk diversifikasi produk aspek yang akan dianalisis meliputi jenis produk yang dihasilkan, jumlah produk yang dihasilkan. b. Teknologi. Untuk teknologi analisis yang akan dibahas meliputi jumlah mesin yang digunakan, penggunaan alat/mesin modern, penggunaan alat/mesin tradisional, kualitas alat/mesin yang digunakan, dan harga mesin/alat. c. Pewilayahan. Analisis untuk pewilayahan meliputi luas daerah, sentra produksi akar wangi, sentra kerajinan akar wangi. d. Struktur pasar. Untuk jangkauan pasar analisis yang dikaji meliputi jangkaun pasar, dan tujuan pasar. 3.6.3 Analisis Pendapatan Untuk menganalisis identifikasi masalah yang ketiga menggunakan teori pendapatan. Dampak penerapan program CSR yang dimaksud dalam menganalis tingkat pendapatan pelaku usaha agroindustri yaitu menganalis tingkat pendapatan usaha agroindustri akar wangi binaan sejak bergabung dalam program CSR tersebut hingga saat penelitian berlangsung. Jenis analisis pendapatan yang dihitung adalah sebagai berikut : 1) Menghitung biaya produksi yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya teteap tersebut antara lain : pajak dan penyusutan alat-alat. Sedangkan
59
yang termasuk biaya variabel antara lain : bahan baku, upah, tenaga kerja, dan biaya pemasaran. Rumusnya yaitu : TC = FC + VC Dimana : TC = Total Cost (Biaya Total) FC = Fixed Cost (Biaya Tetap) VC = Variabel Cost (Biaya Variabel Total) 2) Menghitung penerimaan hasil produksi dengan cara mengalikan hasil produksi (unit) yang terjual dalam satuan waktu (per hari) dengan harga jual per unit produk (unit). Rumusnya yaitu : TR = Y x Hy Dimana : TR = Total Revenue (Penerimaan Total) Y = Jumlah hasil produksi yang terjual dalam sehari Hy = Harga jual produk per unit 3) Kemudian menghitung keuntungan. Keuntungan adalah selisih antara penerimaan hasil produksi dan biaya produksi. Rumusnya yaitu : = TR – TC Dimana : = Keuntungan pendapatan TR = Total Revenue (Penerimaan Total) TC = Total Cost (Biaya Total) 4) RC Ratio (R/C) Untuk mengetahui operasionalisasi produksi UKM agroindustri akar wangi tersebut, analisis yang akan dilakukan menggunkan Revenue Cost (RC)
60
Ratio. RC Ratio adalah ukuran efisiensi penerimaan untuk setiap rupiah yang dikeluarkan. Rumusnya yaitu : R/C =
=
Dengan kriteria : 1) R/C > 1 ; maka produksi layak untuk diusahakan (untung) 2) R/C = 1 ; maka produksi tidak untung dan tidak rugi (impas) 3) R/C < 1 ; maka produksi layak untuk diusahakan (rugi)
3.7
Jadual Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan perincian sebagai berikut :
No 1 2 3 4
Fase-fase penelitian Persiapan Pengumpulan Data/Informasi Pengolahan Data/Informasi Penulisan Skripsi
Lamanya 5 - 25 Desember 2011 25 Desember 2011 –29 Februari 2012 1 Maret 2012 - 30 Maret 2012 1 April – sampai selesai