43
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP PENELITIAN DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Berpikir Di tempat kerja terdapat tiga sumber utama bahaya potensial kesehatan dan keselamatan kerja yaitu : (1) lingkungan kerja, (2) pekerjaan, dan (3) manajemen yang belum terlatih tentang kesehatan dan keselamatan kerja. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas di suatu tempat kerja, perlu menciptakan tempat kerja yang aman. Begitu pula dengan keberadaan bengkel. Dalam bengkel perawatan dan servis sepeda motor para pekerja di bidang mekanik akan menghadapi risiko dan potensi bahaya kerja dari lingkungan kerjanya maupun dari polutan yang dihasilkan lewat emisi yang dihasilkan oleh aktivitas perbaikan dan servis kendaraan. Tentunya hal ini akan menimbulkan suatu ancaman terhadap penurunan kualitas kesehatan para pekerja di sektor ini yang ditandai dengan adanya keluhan atau penyakit akibat kerja. Pengukuran kualitas lingkungan kerja dilakukan di stasiun kerja para mekanik melakukan tugasnya dalam maintenance dan servis kendaraan. Pengukuran ini dilakukan di satu titik pada masing-masing ruang servis kendaraan bengkel dan mengukur gas CO (karbon monoksida), debu, pengukuran bising kerja dan suhu ruangan. Pengukuran polutan yaitu gas CO dan debu dilakukan satu kali pada masing-masing stasiun kerja bengkel pada puncak jam layanan servis. Di lain pihak pengukuran kualitas faktor fisik lingkungan kerja berupa pengukuran kebisingan, suhu lingkungan kerja, dan pencahayaan dilakukan pada saat jam puncak layanan servis berlangsung. Ini dilakukan karena jam layanan puncak
44
memiliki populasi servis terpadat dengan asumsi pada kondisi tersebut memiliki polutan terbanyak dan bising kerja serta suhu tertinggi. Selain
melakukan
pengukuran
kualitas
lingkungan,
dilakukan
juga
identifikasi keluhan karyawan atau para mekanik servis yang selama ini dirasakan atau didapat selama menjalankan pekerjaannya. Identifikasi keluhan ini dilakukan dengan melakukan wawancara dengan para tenaga kerja khususnya yang berkecimpung dalam perawatan dan servis kendaraan dengan menggunakan Nordic Body Map Questionnaire untuk menilai keluhan muskuloskeletal serta panduan cheklist keluhan kelelahan karyawan mekanik bengkel dari IFRC (International Fatigue Research Centre). Profil kesehatan karyawan akan diidentifikasi dengan pemeriksaan kesehatan dasar seperti nadi istirahat, indeks massa tubuh dan pengukuran fungsi paru karyawan dengan menggunakan spirometer. Pelaksanaan standar operasional prosedur dievaluasi dengan menggunakan checklist yang berisikan prosedur standar dasar yang harus dilakukan oleh para mekanik dalam bekerja seperti pemakaian APD (alat pelindung diri), tahapan pekerjaan sesuai dengan SOP pelayanan dari bengkel sekaligus melihat sanitasi lingkungan kerja bengkel tersebut, seperti instalasi penampung limbah, toilet, ruang tunggu, ruang istirahat dan sistem ventilasi ruang kerja bengkel. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan pengukuran langsung dan observasi serta wawancara di lokasi penelitian. Data sekunder diperoleh dari Dinas Perijinan Kota Denpasar maupun Dinas Perindustrian dan Perdagangan berupa jumlah
45
bengkel resmi yang ada di Kota Denpasar, serta dari instansi terkait menyangkut data dan jumlah kendaraan roda dua di Kota Denpasar. Data –data yang diperoleh diolah dan dianalisis untuk mendapatkan berapa nilai konsentrasi gas CO, debu, pencahayaan dan suhu ruangan serta kebisingan yang merupakan nilai kualitas lingkungan kerja yang kemudian dibandingkan dengan baku mutu. Selain itu juga pelaksanaan standar operasional prosedur bengkel, sarana sanitasi tempat kerja, dan keluhan yang dirasakan oleh pekerja mekanik yang mengganggu kesehatannya dideskripsikan di bagian pembahasan. Dilihat apakah nilai kualitas lingkungan tersebut memiliki korelasi dan pengaruh terhadap keluhan pekerjaan yang dirasakan oleh para pekerja mekanik di bengkel yang bersangkutan. 3.2 Konsep Penelitian Skema Konsep penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1 3.3 Hipotesis Penelitian a. Kualitas lingkungan kerja bengkel servis kendaraan sepeda motor di Kota Denpasar memenuhi baku mutu. b. Bengkel servis kendaraan sepeda motor di Kota Denpasar melaksanakan standar operasional prosedur (SOP) yang dimiliki. c. Keluhan kesehatan yang dominan dirasakan oleh pekerja mekanik di bengkel servis kendaraan sepeda motor di Kota Denpasar adalah keluhan pada sistem muskuloskeletal dan pernafasan.
46
d. Ada hubungan antara kualitas lingkungan kerja dan pelaksanaan standar operasional prosedur terhadap keluhan kesehatan para pekerja mekanik di bengkel servis kendaraan sepeda motor di Kota Denpasar. BENGKEL SEPEDA MOTOR Lingkungan Kerja
Pekerjaan/servis
Manajemen
SOP
Hazard Lingkungan
PEKERJA BENGKEL Pengukuran gas CO, debu, iklim kerja, pencahayaan & kebisingan lingk.kerja
Hasil pengukuran dibandingkan dengan baku mutu
Wawancara dg pekerja
Observasi Lingk. Kerja
Keluhan MSD
Kelelahan
Data entry, edit, tabulasi data checklist dan kuesioner
ANALISIS DATA KESIMPULAN PENELITIAN SARAN & REKOMENDASI
Gambar 3.1 Skema Konsep Penelitian
Pemeriksaan Kesehatan Fungsi paru
47