BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
III.1. Analisis Masalah Analisis yang berjalan pada sistem ini bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Pegawai Kecamatan baru di Kecamatan Medan Timur Dengan Menggunakan Metode Analytical Hierachy Process (AHP). Sistem pengambil keputusan ini sangat bermanfaat bagi lembaga organisasi dimana dengan adanya sistem pengambil keputusan yang baik ini, maka akan dapat memperlancar kegiatan operasional perusahaan.
Sehubungan
dengan
itu,
penulis
juga
mencoba
untuk
mengidentifikasi masalah sebagai berikut : 1.
Pengambilan keputusan dalam penyeleksian pegawai pada kecamatan Medan Timur seringkali tidak sesuai dengan kriteria-kriteria yang dibutuhkan.
2.
Lamanya proses penyeleksian pegawai pada kecamatan Medan Timur. Adapun beberapa strategi pemecahan masalah yang diusulkan oleh penulis
adalah sebagai berikut : 1.
Melakukan perancangan terhadap sistem pengambil keputusan yang dapat menentukan kualitas pegawai berdasarkan pendidikan seorang pegawai pada kecamatan Medan Timur.
40
41
2.
Melakukan perancangan terhadap sistem pengambil keputusan yang dapat menentukan kualitas kerja berdasarkan pengalaman kerja seorang pegawai pada kecamatan Medan Timur.
3.
Melakukan perancangan terhadap sistem pengambil keputusan yang dapat menentukan kualitas kerja berdasarkan tes tertulis kerja seorang pegawai pada kecamatan Medan Timur.
4.
Melakukan perancangan terhadap sistem pengambil keputusan yang dapat menentukan kualitas kerja berdasarkan tes wawancara kerja seorang pegawai pada kecamatan Medan Timur.
5.
Melakukan perancangan terhadap sistem pengambil keputusan yang berjalan pada kantor kecamatan Medan Timur dalam penyeleksian pegawai kenaikan pada kecamatan Medan Timur dengan menggunakan Metode Analytical Hierachy Process (AHP).
III.1. Penerapan Metode Analytichal Hierarcy Process Menurut Kusrini (2010:134), Metode Analytichal Hierarcy Process secara garis besar merupakan proses membandingkan antara kompetensi individu ke dalam kompetensi kriteria sehingga dapat diketahui perbedaan bobot tiap-tiap karakter. Semakin kecil perbedaan bobot tiap karakter yang dihasilkan, maka bobot nilainya semakin besar yang berarti memiliki peluang lebih besar untuk diterima menjadi pegawai Kecamatan. Adapun proses dari perhitungan Analytichal Hierarcy Process sebagai berikut:
42
1. Membuat Kriteria Dalam membuat menggunakan AHP ini kita harus menentukan kriteria apa yang akan menjadi patokan untuk dijadikan perbandingan nilai tersebut. Misalnya kita ambil saja contoh dalam memilih pegawai. Di dalam pemilihan pegawai tersebut memiliki beberapa kriteria untuk memilih seperti kriteria Pendidikan, Pengalaman, Tes Tertulis, Tes Wawancara, dan mungkin bisa lebih banyak lagi. Dari kriteria ini lah yang akan dijadikan sebagai acuan untuk menentukan output pegawai mana yang terpilih. Untuk bagian Sub Kriteria kita bisa memasukkannya bisa juga tidak diikutkan dalam perhitungannya, itu tergantung anda memilih yang mana. 2. Membuat Matrix Perbandingan Bila kriteria dalam memilih pegawai sudah kita tentukan maka tahap selanjutnya adalah membuat matrik perbandingan. Contoh yang kita gunakan adalah dalam memilih pegawai. (Pendidikan = PD, Pengalaman = PG, Tes Tertulis = TT, Tes Wawancara = TW). Tabel III.2.1. Keterangan Perbandingan Kriteria PD
PG
TT
TW
PD
1
B1
B2
B3
PG
A1
1
B4
B5
TT
A2
A4
1
B6
TW
A3
A5
A6
1
43
Pada bagian A1, A2 dan An adalah tempat input yang kita inputakan berdasarkan perbandingan nilai. Untuk kriteria yang dibandingkan sama maka nilai yang dihasilkan adalah “1”. Misalnya perbandingan kriteria Pendidikan yang bagian atas dengan Pendidikan bagian samping, karena sama-sama Pendidikan maka nilainya adalah 1. Sedangkan pada bagian B1, B2 dan Bn adalah nilai nilai perbandingan kebalikan dari A1, A2 dan An. Misalnya A1 = 2 maka nilai B1 = 1/2, begitu juga dengan A2 = 1/5 maka B2 = 5 semua nilai yang ada pada A akan dibalik untuk daerah B dan terkesan Matrik tersebut berbentuk (L), yakni A1, A2 dan A3 berbanding kebalik dengan B1,B2,B3 begitu juga dengan yang lain. 3. Membentuk matrik Pairwise Comparison Pada proses ini pemilihan pegawai dengan kriteria-kriteria yaitu Pendidikan, Pengalaman, Tes Tertulis, Tes Wawancara. Terlebih dahulu dibuat penilaian perbandingan dari kriteria. ( Perbandingan ditentukan dengan mengamati kebijakan yang dianut oleh penilai ) adalah :
a. Pengalaman 2 kali lebih penting dari pada Pendidikan. b. Tes Tertulis 3 kali lebih besar dari pada Pendidikan. c. Tes Wawancara 5 kali lebih besar dari pada Pendidikan. d. Tes Tertulis 3 kali lebih dipilih dari pada Pengalaman. e. Tes Wawancara 4 dari lebih dipilih dari pada Pengalaman. f. Tes Wawancara 2 kali lebih dipilih dari pada Tes Tertulis.
44
Tabel III.2.2. Keterangan Matrix Perbandingan Penilaian Kriteria PD
PG
TT
TW
PD
1
1/2
1/3
1/5
PG
2/1
1
1/3
¼
TT
3
3
1
½
TW
5
4
2
1
4. Menentukan rangking kriteria dalam bentuk vector prioritas a. Ubah matriks Pairwise Comparison ke bentuk desimal dan
jumlahkan tiap
kolom tersebut. Tabel III.2.3. Matrix Penilaian Kriteria Di ubah menjadi bentuk desimal Pendidikan
Pengalaman
Tes Tertulis
Tes Wawancara
Pendidikan
1
0,5
0,33
0,2
Pengalaman
2
1
0,33
0,25
Tes Tertulis
3
3
1
0,5
Tes Wawancara
5
4
2
1
JUMLAH
11
8,5
3,66
1,95
b. Hitung Eigen Vektor normalisasi dengan cara : jumlahkan tiap baris kemudian dibagi dengan jumlah kriteria. Jumlah kriteria dalam kasus ini adalah 4.
Tabel III.2.4. Perhitungan Jumlah Baris dan Eigen Vektor Pendidikan
Pengalaman
Tes Tertulis
Tes Wawancara
Jumlah Baris
Eigen Vector
45
Pendidikan
0,09090
0,05882
0,09090
0,10256
0,34320
0,08580
Pengalaman
0,18181
0,11764
0,09090
0,12820
0,51857
0,12964
T.Tertulis
0,27272
0,35294
0,27272
0,25641
1,15480
0,28870
T.Wawancara
0,45454
0,47058
0,54545
0,51282
1,98340
0,49585
Keterangan: -
Nilai 0,0909091 di dapat dari 1 / 11, nilai 0,1818182 didapat dari 2/11 begitu pula yang lainnya.
-
Nilai Jumlah
Baris
0,34320
adalah
hasil
dari
penjumlahan 0,09090 + 0,05882 + 0,09090 + 0,10256 -
Kemudian nilai Eigen Vektor 0,08580 didapat dari Jumlah Baris / n matrik , matrik yang digunakan 4 × 4, jadi nilai n = 4.
c. Menghitung rasio konsistensi untuk mengetahui apakah penilaian perbandingan kriteria bersifat konsisten. - Menentukan nilai Eigen Maksimum ( λ maks ). Λmaks diperoleh dengan menjumlahkan hasil perkalian jumlah kolom matrik Pairwise Comparison kebentuk desimal dengan vector eigen normalisasi. Λ maks = ( 11 * 0,08580 ) + ( 8,5 * 0,12964) + ( 3,66 * 0,28870) + (1,95 * 0,49585 ) = 4,0692895 - Menghitung Indeks Konsistensi (CI) CI = ( λmaks – n ) / n - 1 = 0,0230965
46
- Rasio Konsistensi =CI/RI, nilai RI untuk n = 3 adalah 0,58 ( lihat Daftar Indeks random konsistensi (RI) ) Tabel III.2.5. Daftar Indeks random konsistensi (RI) N
1
2
3
4
5
RI
0
0
0,58 0,9
6
7
8
9
10
1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49
CR = CI / RI = 0,0230965 / 0,58 = 0,039821 Karena CR < 0,100 berarti preferensi pembobotan adalah konsisten 5. Menentukan matrik Pairwise Comparison sub kriteria. a. Sub kriteria Pendidikan
- Perhitungan Matriks Perbandingan Alternatif Kriteria Pendidikan Tabel III.2.6. Matriks Perbandingan SubKriteria Pendidikan S2
S1
D3
SMA/SMK
1
2
3
5
0,5
1
2
4
0,33
0,5
1
3
0,2
0,25
0,33
1
2,03
3,75
6,33
13
S2 S1 D3 SMA/SMK Jumlah
-
Perhitungan Matriks Bobot Nilai Dan Prioritas Alternatif SubKriteria Pendidikan:
Tabel III.2.7. Matriks Nilai Dan Prioritas SubKriteria Pendidikan
S2
S2
S1
D3
SMA/SMK
0,49261
O,53333
0,47393
0,38461
Jumlah Baris 1,88448
47
0,24630
0,26666
0,31595
0,30769
1,1366
0,16256
0,13333
0,15797
0,23076
0,69146
0,09852
0,06666
0,05213
0,07692
0,29423
S1 D3 SMA/SMK
b. Sub kriteria Pengalaman - Perhitungan Matriks Perbandingan Subkriteria Pengalaman:
Tabel III.2.8. Matriks Perbandingan SubKriteria Pengalaman > 5tahun
> 3 tahun
> 1tahun
Belum Ada
1
2
3
5
0,5
1
2
4
0,33
0,5
1
3
0,2
0,25
0,33
1
2,03
3,75
6,33
13
> 5tahun > 3 tahun > 1tahun Belum Ada Jumlah
-
Perhitungan Matriks Bobot Nilai Dan Prioritas Alternatif SubKriteria Pengalaman:
Tabel III.2.9. Matriks Bobot Nilai Dan Prioritas SubKriteria Pengalaman: > 5tahun
> 3 tahun
> 1tahun
Belum Ada
Jumlah Baris
0,49261
O,53333
0,47393
0,38461
1,88448
0,24630
0,26666
0,31595
0,30769
1,1366
0,16256
0,13333
0,15797
0,23076
0,69146
0,09852
0,06666
0,05213
0,07692
0,29423
> 5tahun > 3 tahun > 1tahun Belum Ada
48
c. Sub kriteria Tes Tertulis - Perhitungan Matriks Perbandingan Alternatif Kriteria Tes Tertulis
Tabel III.2.10. Matriks Perbandingan SubKriteria Tes Tertulis Sangat Baik 1
Baik
Cukup
Kurang
2
3
5
0,5
1
2
4
0,33
0,5
1
3
0,2
0,25
0,33
1
2,03
3,75
6,33
13
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Jumlah
-
Perhitungan Matriks Bobot Nilai Dan Prioritas Alternatif Kriteria Tes Tertulis:
Tabel III.2.11. Matriks Bobot Nilai Dan Prioritas SubKriteria Tes Tertulis Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Jumlah Baris
0,49261
O,53333
0,47393
0,38461
1,88448
0,24630
0,26666
0,31595
0,30769
1,1366
0,16256
0,13333
0,15797
0,23076
0,69146
0,09852
0,06666
0,05213
0,07692
0,29423
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
d. Sub kriteria Tes Wawancara -
Perhitungan Matriks Perbandingan Alternatif Kriteria Tes Wawancara:
49
Tabel III.2.12. Matriks Perbandingan SubKriteria Tes Wawancara Sangat Baik 1
Baik
Cukup
Kurang
2
3
5
0,5
1
2
4
0,33
0,5
1
3
0,2
0,25
0,33
1
2,03
3,75
6,33
13
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Jumlah
-
Perhitungan Matriks Nilai Dan Prioritas Kriteria Tes Wawancara:
Tabel III.2.12. Matriks Perbandingan SubKriteria Tes Wawancara Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Jumlah Baris
0,49261
O,53333
0,47393
0,38461
1,88448
0,24630
0,26666
0,31595
0,30769
1,1366
0,16256
0,13333
0,15797
0,23076
0,69146
0,09852
0,06666
0,05213
0,07692
0,29423
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
6. Hasil Prioritas Semua Kriteria dan Alternatif SubKriteria Tabel III.2.14. Hasil Prioritas Semua Kriteria dan Alternatif SubKriteria Tabel Prioritas
Pendidikan Pengalaman Tes Tertulis
Eigen Value
PRIORITAS ALTERNATIF SUBKRITERIA Sangat Baik Cukup Kurang Baik
0,08580
1,88448
1,1366
0,69146
0,29423
0,12964
1,88448
1,1366
0,69146
0,29423
0,28870
1,88448
1,1366
0,69146
0,29423
50
Tes Wawancara
0,49585
1,88448
1,1366
0,69146
0,29423
Tabel III.2.15. Normalisasi Nilai Bobot SubKriteria
1 : Sangat Baik 2 : Baik Normalisasi Nilai Bobot Sub Kriteria 3 : Cukup 4 : Kurang
7. Terakhir adalah menentukan rangking dari alternatif dengan cara menghitung eigen vector untuk tiap kirteria dan sub kriteria. No 1 2 3
Kode Tes Tes Pendidikan Pengalaman Hasil Peserta Tertulis Wawancara 0,5968477059 C01 1 3 3 1 1,80712216809 C02 4 1 1 2 0,6611915199 C03 2 3 2 1
- Nilai bobot diperoleh dari kondisi yang dimiliki oleh alternatif. Contoh pada C01, yang memiliki Pendidikan (sangat baik), maka diberikan bobot 1 (2 untuk baik, 3 untuk cukup dan 4 untuk kurang). C01 memiliki nilai Pengalaman (cukup), maka diberikan bobot 3, Tes Tertulis (cukup) sehingga diberikan bobot 1 dan Tes Wawancara (Sangat Baik) sehingga diberikan bobot 1 - Hasil diperoleh dari perkalian nilai vector kriteria dengan vector sub kriteria. Dan setiap hasil perkalian kriteria dan subkriteria masing-masing kolom dijumlahkan. Contoh C01, pada kolom Pendidikan (eigen vector : 0,08580) dikalikan dengan sub kriteria Pendidikan yaitu sangat baik (eigen vector : 1,88448) dst.
51
( Pendidikan x Sangat Baik + Pengalaman x Cukup + Tes Tertulis x Cukup + Tes Wawancara x Sangat Baik ) = ( 0,08580 x 1,88448 ) + ( 0,12964 x 0,69146 ) + ( 0,28870 x 0,69146 )+ ( 0,49585 x 0,29423 ) = = 0,161688384 + 0,0896408744 + 0,199624502 + 0,1458939455 = 0,5968477059 Dari hasil di atas, C02 memiliki nilai paling tinggi sehingga layak menjadi Pegawai Kecamatan.
III.3. Desain Sistem Pada perancangan sistem ini terdiri dari tahap perancangan yaitu : 1. Perancangan Use Case Diagram. 2. Perancangan Class Diagram. 3. Perancangan Sequence Diagram. 4. Perancangan Activity Diagram.
III.3.1. Use Case Diagram Use case adalah rangkaian/uraian sekelompok yang saling terkait dan membentuk sistem secara teratur yang dilakukan atau diawasi oleh sebuah aktor. Umumnya use case digambarkan dengan sebuah elips dengan garis yang solid, biasanya mengandung nama.Use case menggambarkan proses sistem (kebutuhan sistem dari sudut pandang user). Maka digambarlah suatu bentuk diagram Use Case yang dapat dilihat pada gambar berikut.
52
Gambar III.2. Use Case Diagram Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Pegawai Kecamatan baru di Kecamatan Medan Timur Dengan Menggunakan Metode Analytical Hierachy Process (AHP).
III.2. Class Diagram Class Diagram adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus
menawarkan
(metoda/fungsi).
layanan
untuk
memanipulasi
keadaan
tersebut
53
Gambar III.3. Class Diagram Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Pegawai Kecamatan baru di Kecamatan Medan Timur Dengan Menggunakan Metode Analytical Hierachy Process (AHP). III.3.3. Activity Diagram Login Activity Diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity Diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. 1.
Activity Diagram Login Activity Diagram login berfungsi untuk menjelaskan cara masuk kedalam sistem. Pada form login, admin memasukkan data username dan password untuk dapat mengakses sistem, seperti pada gambar berikut:
54
Gambar III.4. Activity Diagram Login
2.
Activity Diagram Data User Activity Diagram data user berfungsi untuk menjelaskan cara melakukan pengolahan data user sesuai dengan kebutuhan, seperti simpan, edit, dan hapus pada tabel admin. Seperti terlihat pada gambar berikut:
Gambar III.5. Activity Diagram Data user
55
3.
Activity Diagram Perhitungan Matriks AHP Activity Diagram berfungsi untuk menjelaskan cara perkalian matriks AHP kriteria dan subkriteria. Seperti terlihat pada gambar berikut :
Gambar III.6. Activity Diagram Perhitungan Matriks AHP
4.
Activity Diagram Nilai Prioritas Kriteria Activity Diagram matrik kriteria utama berfungsi untuk menjelaskan cara melakukan pengolahan data bobot nilai dari matrik kriteria utama. Seperti terlihat pada gambar berikut:
56
Gambar III.7. Activity Diagram Matrik Kriteria Utama
5.
Activity Diagram Matrik SubKriteria Pendidikan Activity Diagram matrik kriteria utama berfungsi untuk menjelaskan cara melakukan pengolahan data bobot nilai dari matrik Subkriteria Pendidikan. Seperti terlihat pada gambar berikut:
Gambar III.8. Activity Diagram Matrik SubKriteria Pendidikan
6.
Activity Diagram Matrik SubKriteria Pengalaman Activity Diagram matrik kriteria utama berfungsi untuk menjelaskan cara melakukan pengolahan data bobot nilai dari matrik subkriteria pengalaman. Seperti terlihat pada gambar berikut:
57
Gambar III.9. Activity Diagram Matrik SubKriteria Pengalaman
7.
Activity Diagram Matrik SubKriteria Tes Tertulis Activity Diagram matrik kriteria utama berfungsi untuk menjelaskan cara melakukan pengolahan data bobot nilai dari matrik subkriteria tes tertulis. Seperti terlihat pada gambar berikut:
Gambar III.10. Activity Diagram Matrik SubKriteria Tes Tertulis
8.
Activity Diagram Matrik SubKriteria Tes Wawancara
58
Activity Diagram matrik kriteria utama berfungsi untuk menjelaskan cara melakukan pengolahan data bobot nilai dari matrik subkriteria tes wawancara. Seperti terlihat pada gambar berikut: Kriteria
APLIKASI
Mulai
Simpan ?
Tampil Form Kriteria
Y
N
Simpan
Simpan
Baru Y N
Input Data Kriteria
Edit N
Y Ubah Data
Hapus Data
Data Dihapus
Gambar III.11. Activity Diagram Matrik SubKriteria Tes Wawancara
9.
Activity Diagram Data Calon Pegawai Activity Diagram data calon Pegawai berfungsi untuk menjelaskan cara melakukan pengolahan data calon Pegawai sesuai dengan kebutuhan, seperti simpan, edit, dan hapus pada tabel calon Pegawai. Seperti terlihat pada gambar berikut:
Gambar III.12. Activity Diagram Data Calon Pegawai 10. Activity Diagram Data Nilai Profile
59
Activity Diagram data nilai profile berfungsi untuk menjelaskan cara melakukan pengolahan data nilai profile sesuai dengan kebutuhan, seperti simpan, edit, dan hapus pada tabel nilai profile. Seperti terlihat pada gambar berikut:
Gambar III.13. Activity Diagram Data Nilai Profile
11. Activity Diagram Proses Penilaian Activity Diagram proses penilaian berfungsi untuk menjelaskan cara melakukan pengolahan proses penilaian sesuai dengan kebutuhan, seperti simpan, edit, dan hapus pada tabel penilaian. Seperti terlihat pada gambar berikut:
60
Gambar III.14. Activity Diagram Proses Penilaian
12. Activity Diagram Proses Perankingan Activity Diagram proses perankingan berfungsi untuk menjelaskan cara melakukan pengolahan proses perankingan sesuai dengan kebutuhan. Seperti terlihat pada gambar berikut:
Gambar III.15. Activity Diagram Proses Perankingan
61
13. Activity Diagram Cetak Laporan Activity Diagram cetak laporan berfungsi untuk menjelaskan cara mencetak laporan sesuai dengan kebutuhan, seperti laporan data calon Pegawai, laporan data penilaian, dan laporan data perankingan. Seperti terlihat pada gambar berikut:
Gambar III.16. Activity Diagram Cetak Laporan
III.3.4. Sequence Diagram Sequence diagram (diagram urutan) adalah suatu diagram yang memperlihatkan atau menampilkan interaksi-interaksi antar objek di dalam sistem yang disusun pada sebuah urutan atau rangkaian waktu. Interaksi antar objek tersebut termasuk pengguna, display, dan sebagainya berupa pesan/message. Sequence Diagram digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai sebuah respon dari suatu kejadian/even untuk menghasilkan output tertentu. Sequence Diagram diawali dari apa yang memicu aktivitas tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output apa yang dihasilkan. Berikut gambar sequence diagram:
62
1.
Sequence Diagram Login Sequence diagram login menjelaskan mengenai serangkaian kinerja sistem yang dilakukan oleh admin untuk masuk ke dalam aplikasi sistem pendukung keputusan yang akan dirancang. Seperti terlihat pada gambar berikut:
Gambar III.17. Sequence Diagram Login
2.
Sequence Diagram Data User Sequence diagram data user menjelaskan mengenai serangkaian kinerja sistem yang dilakukan oleh admin dalam pengolahan data user pada aplikasi sistem pendukung keputusan yang akan dirancang. Seperti terlihat pada gambar berikut:
63
Gambar III.18.Sequence Diagram Data user 3.
Sequence Diagram Perhitungan AHP Sequence
diagram
matrix
perbandingan
kriteria
menjelaskan
mengenai serangkaian kinerja sistem yang dilakukan oleh admin dalam pengolahan data bobot nilai kriteria pada aplikasi sistem pendukung keputusan yang akan dirancang. Seperti terlihat pada gambar berikut:
Gambar III.19. Sequence Diagram Perhitungan AHP
64
4.
Sequence Diagram Data Calon Pegawai Sequence diagram data calon pegawai menjelaskan mengenai serangkaian kinerja sistem yang dilakukan oleh admin dalam pengolahan data calon pegawai pada aplikasi sistem pendukung keputusan yang akan dirancang. Seperti terlihat pada gambar berikut:
Gambar III.20. Sequence Diagram Data Calon Pegawai
5.
Sequence Diagram Nilai Profile Sequence diagram nilai profile menjelaskan mengenai serangkaian kinerja sistem yang dilakukan oleh admin dalam pengolahan data nilai profile pada aplikasi sistem pendukung keputusan yang akan dirancang. Seperti terlihat pada gambar berikut:
65
Gambar III.21. Squence Diagram Nilai Profile
6.
Sequence Diagram Proses Penilaian Sequence
diagram
proses
penilaian
menjelaskan
mengenai
serangkaian kinerja sistem yang dilakukan oleh admin dalam pengolahan proses penilaian pada aplikasi sistem pendukung keputusan yang akan dirancang. Seperti terlihat pada gambar berikut:
Gambar III.22. Sequence Diagram Proses Penilaian
66
7.
Sequence Diagram Proses Perankingan Sequence diagram proses perankingan menjelaskan mengenai serangkaian kinerja sistem yang dilakukan oleh admin dalam pengolahan proses perankingan pada aplikasi sistem pendukung keputusan yang akan dirancang. Seperti terlihat pada gambar berikut:
Gambar III.23. Sequence Diagram Proses Perankingan
8.
Sequence Diagram Cetak laporan Data Calon Pegawai Sequence diagram cetak laporan data calon pegawai menjelaskan mengenai serangkaian kinerja sistem yang dilakukan oleh admin dalam mencetak laporan data calon pegawai pada aplikasi sistem pendukung keputusan yang akan dirancang. Seperti terlihat pada gambar berikut:
67
Gambar III.24. Sequence Diagram Cetak Laporan Data Calon Pegawai
9.
Sequence Diagram Cetak laporan Data Penilaian Sequence diagram cetak laporan data penilaian menjelaskan mengenai serangkaian kinerja sistem yang dilakukan oleh admin dalam mencetak laporan data penilaian pada aplikasi sistem pendukung keputusan yang akan dirancang. Seperti terlihat pada gambar berikut:
Gambar III.25. Sequence Diagram Cetak Laporan Data Penilaian
68
10. Sequence Diagram Cetak laporan Data Perankingan Sequence diagram cetak laporan data perankingan menjelaskan mengenai serangkaian kinerja sistem yang dilakukan oleh admin dalam mencetak laporan data perankingan pada aplikasi sistem pendukung keputusan yang akan dirancang. Seperti terlihat pada gambar berikut:
Gambar III.26. Squence Diagram Cetak Laporan Data Perankingan
III.4. Desain User Interface Desain user interface ini berfungsi untuk memberikan gambaran sistem yang akan diusulkan agar dapat dilihat secara lebih detail.
III.4.1.Desain Input Perancangan input merupakan masukan yang penulis rancang untuk lebih memudahkan dalam entry data. Entry data yang dirancang akan lebih mudah
69
dan cepat serta dapat meminimalisir kesalahan penulisan dan memudahkan perubahan. Perancangan input tampilan yang dirancang adalah sebagai berikut : 1.
Rancangan Form Login Rancangan form login berfungsi untuk verifikasi pengguna yang berhak menggunakan sistem. Adapun rancangan form login dapat dilihat pada berikut: Form Login Hak Akses Sebagai : o Admin oUser USERNAME : PASSWORD : SIGN IN Silahkan registrasi terlebih dahulu, jika belum terdaftar !
Registrasi
Gambar III.27.Rancangan Input Form Login
2.
Rancangan Form Menu Utama Rancangan form menu utama berfungsi untuk menampilkan tampilan utama setelah admin melakukan login. Adapun rancangan menu utama dapat dilihat pada gambar berikut:
Menu Utama
Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Pegawai Kecamatan InputDataCalpeg DataCalpeg Perhitungan AHP Kriteria AnalisisCalpeg
Gambar III.28. Rancangan Form Menu Utama
70
3.
Rancangan Form Data User Rancangan form data user digunakan untuk mengolah data user yang dilakukan oleh admin. Adapun rancangan form data user dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar III.29. Rancangan Form Data User
4.
Rancangan Form Data Calon Pegawai Rancangan form data calon pegawai digunakan untuk mengolah data calon pegawai yang dilakukan oleh admin. Adapun rancangan form data calon pegawai dapat dilihat pada gambar berikut:
No Registrasi Nama Tempat Lahir Tanggal Lahir Usia Jenis Kelamin Telephone/Hp Alamat
No Registrasi
Gambar III.29. Rancangan Form Data Calon Pegawai
71
5.
Rancangan Form Bobot Nilai Kriteria Rancangan form bobot nilai kriteria digunakan untuk mengolah bobot nilai kriteria yang dilakukan oleh admin. Adapun rancangan form bobot nilai kriteria dapat dilihat pada gambar berikut:
Form Bobot Nilai Kriteria Kriteria Hitun
Pendidikan
Simpan
Bersih
g 1.Matrix Perbandingan Kriteria
Menu Utama n
Pengalaman
Tes Tertulis
Tes Wawancara
3.Matrix Nilai Penjumlahan λ maks Tabel Matrix Nilai Penjumlahan λ maks
Tabel Matrix Perbandingan Kriteria Perhitungan rasio konsistensi
2.Matrix Nilai Eigen Value Tabel Matrix Perbandingan Kriteria
Tabel Perhitungan rasio konsistensi
Gambar III.30. Rancangan Form Bobot Nilai Kriteria
6.
Rancangan Form Nilai Profile Rancangan form nilai profile digunakan untuk mengolah nilai profile yang dilakukan oleh admin. Adapun rancangan form nilai profile dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar III.31. Rancangan Form Nilai Profile
72
III.4.2. Desain Output Desain output sistem ini berisi pemilihan menu dan hasil pencarian yang telah dilakukan. Adapun bentuk rancangan output dari sistem pendukung keputusan seleksi pegawai kecamatan pada kecamatan Medan Timur dengan menggunakan metode Analythical Hirearcy Procces adalah sebagai berikut. 1.
Rancangan Output Proses Penilaian Rancangan output proses penilaian digunakan untuk mengolah proses penilaian yang dilakukan oleh admin. Adapun rancangan output proses penilaian dapat dilihat pada gambar berikut:
FORM ANALISA KELAYAKAN PEGAWAI No Registrasi Nama Tempat Lahir Tanggal Lahir Agama Jenis Kelamin Telephone/Hp Alamat
CARI
CETAK
LIHAT HASIL
PENDIDIKAN PENGALAMAN TES TERTULIS
TES WAWANCARA
HITUNG
Gambar III.32. Rancangan Output Proses Penilaian 2.
Rancangan Output Proses Perankingan Rancangan output proses perankingan digunakan untuk mengolah proses perankingan yang dilakukan oleh admin. Adapun rancangan output proses perankingan dapat dilihat pada gambar berikut:
73
Jumlah Calon Pegawai Yang Di butuhkan :
Gambar III.33. Rancangan Form Proses Perankingan 3. Rancangan Laporan Data Calon Pegawai Rancangan laporan data calon pegawai digunakan untuk mencetak laporan data calon pegawai. Adapun rancangan laporan data calon pegawai dapat dilihat pada gambar berikut:
image
Xx/xx/xxxx
Data Data CalonCalon PegawaiSPG
Kode Calon
Nama
Usia
Jenis Kelamin
Alamat
C01
Xxxxxx
Xxxxxx
Xxxxxx
Xxxxxx
C02
Xxxxxx
Xxxxxx
Xxxxxx
Xxxxxx
C03
Xxxxxx
Xxxxxx
Xxxxxx
Xxxxxx
Diketahui Diketahui, Kepala HRD PT. Arta Boga Cemerlang
Camat Medan Timur (Erwin) (……………………….)
Gambar III.34. Rancangan Form Laporan Data Calon Pegawai Kecamatan
4.
Rancangan Laporan Data Hasil Penilaian Calon Pegawai Kecamatan Rancangan laporan data hasil penilaian calon pegawai kecamatan digunakan untuk mencetak laporan data hasil penilaian Pegawai Kecamatan. Adapun rancangan laporan data hasil penilaian calon Pegawai Kecamatan dapat dilihat pada gambar berikut:
74
image
Xx/xx/xxxx
Laporan PenilaianPenerimaan Calon PegawaiSPG Laporan Penilaian
Kode Penilaian
Kode Calon
Nilai 1
Nilai 2
Nilai Akhir
P01
Xxxxxx
Xxxxxx
Xxxxxx
Xxxxxx
P02
Xxxxxx
Xxxxxx
Xxxxxx
Xxxxxx
P03
Xxxxxx
Xxxxxx
Xxxxxx
Xxxxxx
Diketahui Diketahui, Kepala HRD PT. Arta Boga Cemerlang
Camat Medan Timur
(……………………….)
(Erwin)
Gambar III.35. Rancangan Form Laporan Data Hasil Penilaian Calon Pegawai Kecamatan
5.
Rancangan Laporan Data Hasil Perankingan Calon Pegawai. Rancangan laporan data hasil perankingan calon Pegawai Kecamatan digunakan untuk mencetak laporan data hasil perankingan Pegawai Kecamatan. Adapun rancangan laporan data hasil perankingan calon Pegawai Kecamatan dapat dilihat pada gambar berikut:
image
Xx/xx/xxxx
Laporan Penilaian Calon Pegawai Laporan Penilaian Penerimaan SPG
Kode Penilaian
Kode Calon
Nilai 1
Nilai 2
Nilai Akhir
P01
Xxxxxx
Xxxxxx
Xxxxxx
Xxxxxx
P02
Xxxxxx
Xxxxxx
Xxxxxx
Xxxxxx
P03
Xxxxxx
Xxxxxx
Xxxxxx
Xxxxxx
Diketahui Diketahui, Kepala HRD PT. Arta Boga Cemerlang
Camat Medan Timur
(……………………….)
(Erwin)
Gambar III.36. Rancangan Form Laporan Data Hasil Perankingan Calon Pegawai Kecamatan
75
III.5. Desain Database Database adalah sekumpulan data operasional yang saling berhubungan dengan redudansi minimal, yang digunakan secara bersama oleh beberapa aplikasi. Database diterapkan untuk mengatasi masalah pengolahan data dengan cara konvensional, yaitu jika struktur data di rubah, program harus disesuaikan dan jika ada duplikasi file, sulit untuk memelihara integritas data. III.5.1. Desain Tabel Untuk perancangan table sistem penunjang keputusan seleksi pegawai kecamatan dengan Metode AHP pada Kecamatan Medan Timur dapat dilihat dibawah ini. III.5.1.1. Tabel Data Calon Pegawai Tabel Calon Pegawai digunakan untuk menampung record data Calon Pegawai keseluruhan. Struktur Tabel Calon Pegawai dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Tabel III.16. Data Calon Pegawai Field Name No_Registrasi Nama_calpeg tempat_lahir tanggal_lahir agama jenis_kelamin no_tlp alamat
Type Nvarchar Nvarchar Nvarchar Nvarchar Nvarchar Nvarchar Nvarchar Nvarchar
Size 50 50 50 50 50 50 50 50
Description No Registrasi Nama Calpeg Tempat lahir Tanggal lahir Agama Jenis kelamin No tlp Alamat
76
III.5.1.2. Tabel User Tabel User digunakan untuk menampung record data User keseluruhan. Struktur Tabel User dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Tabel III.17. User Field Name User Password Status
Type Nvarchar Nvarchar Nvarchar
Size 50 50 50
Description User Password Status
III.5.1.3. Tabel Subkriteria Tabel Subkriteria digunakan untuk menampung record data Subkriteria. Struktur Tabel Subkriteria dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Tabel III.18. Subkriteria Field Id_kriteria Sub_kriteria Eigen_kriteria Sangat_baik Baik Cukup_baik Kurang_baik
Type Nvarchar Nvarchar Nvarchar Nvarchar Nvarchar Nvarchar Nvarchar
Size 50 50 50 50 50 50 50
Description Id kriteria Sub kriteria Eigen kriteria Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik
III.5.1.4. Tabel Bobot Kriteria Tabel Bobot Kriteria digunakan untuk menampung record data Bobot Kriteria. Struktur tabel Bobot Kriteria dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Tabel III.19. Bobot Kriteria Field Name Kode_kriteria Nama_kriteria Eigen_value
Type Nvarchar Nvarchar Nvarchar
Size 50 50 50
Description Kode kriteia Nama criteria Eigen value
77
III.5.1.5. Tabel Result Tabel Result digunakan untuk menampung record data Result. Struktur tabel Result dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Tabel III.20. Result Field No_reg Nama Tempat_lahir Tanggal_lahir Alamat Pendidikan Pengalaman Tes Tertulis Tes Wawancara Nilai No Status
Type Char Nvarchar Nvarchar Nvarchar Nvarchar Nvarchar Nvarchar Nvarchar Nvarchar Nvarchar Nvarchar Nvarchar(MAX)
Size 30 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 -
Description No reg Nama Tempat lahir Tanggal lahir Alamat Pendidikan Pengalaman Tes Tertulis Tes Wawancara Nilai No Status
III.5.1.6. Tabel Security Tabel Security digunakan untuk menampung record data Security. Struktur tabel Security dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Tabel III.21. Security Field Name User_name Password Status
Type Nvarchar Nchar Nvarchar
Size 50 10 50
Description User name Password Status
III.5.2. Normalisasi Pada tahap ini lakukan normalisasi agar menghasilkan tabel / file yang akan digunakan sebagai penyimpan data minimal 3NF. Bentuk tidak normal dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
78
Tabel III.22. Bentuk Unnormal NO REG
NAMA CALPEG
JENIS KELAMIN
TEMPAT LAHIR
TANGGAL LAHIR
AGAMA
ALAMAT
024
Reza
L
Medan
12/03/1990
Islam
Jl. Pulwosari
025
Safni
P
Medan
12/03/1990
Islam
Jl. Pendidikan
Tabel III.23. Sambungan Pertama Bentuk Unnormal NO.REG
ALAMAT
TELPON
KODE KRITERIA
KRITERIA
NILAI
R001
Medan
087658436788
0001
PENDIDIKAN
80
0002
PENGALAMAN
60
0003
TES TERTULIS
70
0004
TES WAWANCARA
68
0001
PENDIDIKAN
78
0002
PENGALAMAN
68
0003
TES TERTULIS
78
0004
TES WAWANCARA
80
R002
Medan
081367543210
III.5.2.1. First Normal Form (1NF) Untuk menjadi 1NF suatu table harus memenuhi dua syarat. Syarat pertama tidak ada kelompok data atau field yang berulang. Syarat kedua harus ada primary key (PK) atau kunci unik, atau kunci yang membedakan satu bari dengan baris yang lain dalam satu table. Pada dasarnya sebuah table selamat tidak ada kolom yang sama merupakan bentuk table dengan 1NF. Bentuk normal pertama berdasarkan kasus diatas dapat dilihat pada table di bawah ini :
79
Tabel III.24. Bentuk First Normal Form (1NF) NO.REG
NAMA CALPEG
JEN KEL
TEMPAT LAHIR
TANGGAL LAHIR
AGAMA
R001
Reza
L
Medan
12/03/1990
Islam
R001
Reza
L
Medan
12/03/1990
Islam
R001
Reza
L
Medan
12/03/1990
Islam
R001
Reza
L
Medan
12/03/1990
Islam
R002
Safni
P
Medan
12/03/1990
Islam
R002
Safni
P
Medan
12/03/1990
Islam
R002
Safni
P
Medan
12/03/1990
Islam
R002
Safni
P
Medan
12/03/1990
Islam
Tabel III.25. Sambungan Pertama Bentuk Normal Pertama (1NF) NO.REG
ALAMAT
TELPON
KODE KRITERIA
KRITERIA
NILAI
R001
Medan
087658436788
0001
PENDIDIKAN
80
R001
Medan
087658436788
0002
PENGALAMAN
60
R001
Medan
087658436788
0003
TES TERTULIS
70
R001
Medan
087658436788
0004
TES WAWANCARA
68
R002
Medan
081367543210
0001
PENDIDIKAN
78
R002
Medan
081367543210
0002
PENGALAMAN
68
R002
Medan
081367543210
0003
TES TERTULIS
78
R002
Medan
081367543210
0004
TES WAWANCARA
80
III.5.2.2. Second Normal Form (2NF) Untuk menjadi 2NF suatu table harus berada dalam kondisi 1NF dan tidak memilik partial dependencies. Partial dependencies adalah suatu kondisi jika atribut non kunci (Non PK) tergantung sebagian tetapi bukan seluruhnya pada PK.
80
Bentuk normal kedua berdasarkan kasus diatas dapat dilihat pada table di bawah ini : Tabel III.26. Bentuk Second Normal Form (2NF) NAMA
JEN
TEMPAT
TANGGAL
Calpeg
KEL
LAHIR
LAHIR
R001
Reza
L
Medan
R002
Safni
P
Medan
NO.REG
AGAMA
TELPON
ALAMAT
12/03/1990
Islam
087658436788
Jl. Pulwosari
12/03/1990
Kristen
081367543210
Jl. Pendidikan
Tabel III.27. Bentuk Second Normal Form (2NF) Penilaian KODE KRITERIA
KRITERIA
NILAI
0001
PENDIDIKAN
80
0002
PENGALAMAN
60
0003
TES TERTULIS
70
0004
TES WAWANCARA
68
0001
PENDIDIKAN
78
0002
PENGALAMAN
68
0003
TES TERTULIS
78
0004
TES WAWANCARA
80
III.5.2.3. Third Normal Form (3NF) Untuk menjadi 3NF suatu table harus berada dalam kondisi 2NF dan tidak memilik transitive dependencies. Transitive dependencies adalah suatu kondisi dengan adanya ketergantungan fungsional antara 2 atau lebih atribut non kunci
81
(Non PK). Bentuk normal ketiga berdasarkan kasus diatas dapat dilihat pada table di bawah ini : Tabel III.28. Bentuk Third Normal Form (3NF) Calpeg
NAMA
JENIS
TEMPAT
TANGGAL
CALPEG
KELAMIN
LAHIR
LAHIR
2001
Reza
L
Medan
12/03/1990
Islam
087658436788
Jl. Pulwosari
2002
Safni
P
Medan
12/03/1990
Kristen
081367543210
Jl. Pendidikan
NO REG
AGAMA
TELPON
Tabel III.29. Bentuk Third Normal Form (3NF) NO REG
KRITERIA
NILAI
R001
PENDIDIKAN
80
R001
PENGALAMAN
60
R001
TES TERTULIS
70
R001
TES WAWANCARA
68
R002
PENDIDIKAN
78
R002
PENGALAMAN
68
R002
TES TERTULIS
78
R002
TES WAWANCARA
80
Tabel III.30. Bentuk Third Normal Form (3NF) Kriteria KODE KRITERIA
KRITERIA
0001
PENDIDIKAN
0002
PENGALAMAN
0003
TES TERTULIS
0004
TES WAWANCARA
ALAMAT
82